Page 1
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KIRINYU
( Chromolaena odorata ) TERHADAP Staphylococcus aureus
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
Florensia Febrianasari
NIM : 141434020
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 2
i
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KIRINYU
( Chromolaena odorata ) TERHADAP Staphylococcus aureus
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
Florensia Febrianasari
NIM : 141434020
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 3
ii
SKRIPSI
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KIRINYU
( Chromolaena odorata ) TERHADAP Staphylococcus aureus
Oleh :
Florensia Febrianasari
NIM : 141434020
Telah disetujui oleh :
Pembimbing
(Retno Herrani, M.Biotech) Yogyakarta, 20 Juli 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 4
iii
SKRIPSI
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KIRINYU
( Chromolaena odorata ) TERHADAP Staphylococcus aureus
Dipersiapkan dan ditulis oleh :
Florensia Febrianasari
NIM : 141434020
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi
Program Studi Pendidikan Biologi
JPMIPA FKIP Universitas Sanata Dharma
Pada Tanggal : 24 Juli 2018
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia
Nama Lengkap : Tanda Tangan
Ketua : Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd
Sekertaris : Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc.
Anggota : Retno Herrani, M. Biotech
Anggota : Sulistyono, S.Si., M.Si
Anggota : Ika Yuli Listyarini, M.Pd
YogyakarSta, 24 Juli 2018
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan
Dr. Yohanes Harsoyo, M.Si
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 5
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“ Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa
depan.”
“Amsal 19 : 20”
Karya ini dipersembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa membimbing dan menyertai setiap langkah hidup
saya
Bunda Maria atas segala kasihnya
Ibu sebagai tanda Terimakasihku atas segala dukungan dan kasih sayang yang tak
pernah padam
Mas dan mbak yang selalu mensupport dan menyemangati
Semua keluarga besar yang selelu memberikan dukungan
Teman-teman Rempongers yang selalu membantu dan memberikan semangat
Keluarga Besar Pendidikan Biologi 2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 6
v
MOTTO
“ Bekerja keraslah dan bersikap baiklah. Hal luar biasa akan terjadi”
Menuju tak terbatas dan melampauinya
God Always Blessed You
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 7
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat
karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebut dalam kutipan dan daftar
pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 24 Juli 2018
Penulis
Florensia Febrianasari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 8
vii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta :
Nama : Florensia Febrianasari
NIM : 141434020
Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KIRINYU
( Chromolaena odorata ) TERHADAP Staphylococcus aureus
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak
untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet
atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Yogyakarta
Pada Tanggal : 24 Juli 2018
Yang menyatakan,
Florensia Febrianasari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 9
viii
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KIRINYU
( Chromolaena odorata ) TERHADAP Staphylococcus aureus
Florensia Febrianasari
Universitas Sanata Dharma
2018
ABSTRAK
Tumbuhan memiliki banyak komponen kimia. Ada banyak pengobatan
dengan menggunakan bahan alam yang dapat dipilih sebagai solusi mengatasi
penyakit. Salah satu dari sekian banyak tumbuhan yang digunakan sebagai obat
tradisional adalah tumbuhan kirinyu (Chromolaena odorata). Tumbuhan kirinyu
dapat dimanfaatkan untuk terapi penyakit infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji adanya aktivitas antibakteri pada ekstrak daun kirinyu terhadap
Staphylococcus aureus, mengetahui perbedaan aktivitas antibakteri pada berbagai
konsentrasi, dan mengetahui Kadar Hambat Minimum ekstrak.
Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi sumuran. Aktivitas
antibakteri ditandai dengan terbentuknya zona bening di sekitar lubang sumuran yang
disebut dengan zona hambat. Penelitian ini menggunakan 5 perlakuan konsentrasi
yaitu 15%, 30%, 45%, 60%, dan 100%, serta Eritromycin sebagai kontrol positif dan
akuades steril sebagai kontrol negatif.
Berdasarkan hasil uji One Way ANOVA, menunjukkan adanya pengaruh
aktivitas antibakteri pada Staphylococcus aureus dengan nilai signifikansi (α < 0.05).
Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan secara signifikan pada penggunaan
berbagai konsentrasi ekstrak daun kirinyu dalam menghambat pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus. Konsentrasi ekstrak 100% merupakan konsentrasi paling baik
dalam membentuk zona hambat yaitu dengan diameter 7.47 mm. Kadar Hambat
Minimum (KHM) ekstrak daun kirinyu masih belum dapat ditentukan karena
berdasarkan hasil dari uji KHM ekstrak daun kirinyu masih ada koloni bakteri yang
tumbuh pada media.
Kata kunci : antibakteri, Staphylococcus aureus, kirinyu (Chromolaena odorata)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 10
ix
THE TEST OF ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF KIRINYU LEAF
(Chromolaena odorata) EXTRACT ON Staphylococcus aureus
Florensia Febrianasari
Universitas Sanata Dharma
2018
ABSTRACT
Plant have many chemical components. There are many treatments using
natural ingredients that can be selected as a solution to cope with the disease. One of
the many herbs used as a traditional medicine is the kirinyu plant (Chromolaena
odorata). This plant can be used for the treatment of infectious disease. This research
aims to examine the presence of antibacterial activity in kirinyu leaf extract to
Staphylococcus aureus, to know the difference of antibacterial activity at various
concentrations, and to know the Minimum Inhibitory Consentration of the extract.
The antibacterial activity test was performed by agar well diffusion method.
Antibacterial activity is characterized by the formation of a clear zone around the
hole of the well which called an inhibitory zone. This research used 5 consentration
treatments, this is 15%, 30%, 45%, 60%, 100%, Eritromycin as positive control and
sterile distilled as negative control.
Based on the results of One Way ANOVA test, there is an antibacterial activity
on Staphylococcus aureus with significance value (α < 0.05). This shows that there ar
significant differences in the use of various consentrations of the kirinyu leaf extract
in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus bacteria. The consentration of
100% extract is the best consentration in forming the inhibition zone that is with the
diameter of 7.47 mm. Minimum Inhibitory Consentration of kirinyu leaf extract still
can not be determined because based on result of MIC test of kirinyu leaf extract
there are still bacterial colonies growing on the media.
Keywords :antibacterial, Staphylococcus aureus, Kirinyu (Chromolaena odorata)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 11
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terimakasih penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus
dan Bunda Maria yang telah membimbing, memberkati, dan melimpahkan kasih
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “UJI
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KIRINYU (Chromolaena
odorata) TERHADAP Staphylococcus aureus” Penyusunan skripsi ini dapat selesai karena berbagai bantuan dari orang-
orang disekitar yang selalu mendukung, memotivasi dan selalu mendoakan. Oelh
karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelasaikan skripsi ini. Ucapan
terimakasih penulis ucapkan kepada :
1. Ibu Retno Herrani, M.Biotech. selaku dosen pembimbing yang
memberikan masukan, saran, bimbingan, serta selalu memberikan
motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
2. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan yang telah menyetujui dan mengesahkan skripsi
ini.
3. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. selaku Ketua Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang telah
menyetujui dan mengesahkan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc. selaku Ketua Program
Studi Pendidikan Biologi.
5. Dosen-dosen penguji skripsi yang telah banyak memberikan masukan
dalam penyempurnaan naskah skripsi.
6. Dosen Program Studi Pendidikan Biologi (Bu Retno, Bu Nia, Bu
Ratna, Bu Maslichah, Bu Ika, Bu Indri, Romo Wir, Pak Tri, Pak Sulis,
Pak Kris) yang telah memberi dukungan dan memberi bekal selama
perkuliahan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Ibu Y.M. Lauda Feroniasanti, M.Si. selaku Kepala Laboratorium
Pendidikan Biologi yang telah memberi ijin sehingga penulis dapat
melakukan penelitian di Laboratorium.
8. Pak Agus dan Pak Marsono selaku laboran yang selalu membantu
menyediakan alat yang digunakan penulis dalam penelitian skripsi.
9. Ibu yang selalu mendukung, memberikan kasih sayang, memenuhi semua
kebutuhan penulis dan mendoakan sehingga penulis dapat berkuliah dan
memperoleh gelar sarjana.
10. Mas Bimo Ariwibowo dan mbak Yohanita Andriyani yang selalu
mendukung dan memberikan semangat serta keluarga besar yang selalu
memberikan motivasi.
11. Teman-teman Rempongers (Monic, Sekar, Krista, Anggra, dan Maria)
yang selalu memberikan semangat dan membantu dalam proses
mengerjakan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 12
xi
12. Teman-teman Pendidikan Biologi 2014 yang selalu mendukung dan
memberikan semangat hingga saat ini.
13. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih
telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
Oleh karena itu penulis mengharapkan masukan dan kritikan yang membangun dalam
penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga karya skripsi ini dapat
bermanfaat dan memberikan sumbangan dalam Ilmu Pengetahuan.
Yogyakarta, 24 Juli 2018
Penulis
(Florensia Febrianasari)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 13
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………....i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING………………………...ii
HALAMAN
PENGESAHAN………………………………………………………………….iii
HALAMAN
PERSEMBAHAN………………………………………………………………...iv
MOTTO…………………………………………………………………………...v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS……………………………...vii
ABSTRAK……………………………………………………………………...viii
ABSTRACT……………………………………………………………………….ix
KATA PENGANTAR…………………………………………………………....x
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….xii
DAFTAR TABEL………………………………………………………………..xv
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………xvi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………...xvii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 6
A. Kirinyu (Chromolaena odorata) .................................................................... 6
1. Klasifikasi Kirinyu ....................................................................................... 6
2. Morfologi Tumbuhan Kirinyu ..................................................................... 7
3. Kandungan dan Manfaat Kirinyu ................................................................ 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 14
xiii
4. Fitokimia Kirinyu ........................................................................................ 9
B. Bakteri ........................................................................................................... 10
1. Definisi....................................................................................................... 10
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri ........................ 11
3. Peranan Bakteri .......................................................................................... 17
C. Bakteri Staphylococcus aureus ..................................................................... 18
1. Klasifikasi Staphylococcus aureus ............................................................ 19
2. Morfologi ................................................................................................... 19
3. Karakteristik............................................................................................... 20
D. Antibakteri .................................................................................................... 21
1. Pengertian Antibakteri ............................................................................... 21
2. Mekanisme Kerja Antibakteri .................................................................... 25
E. Penelitian Yang Relevan ............................................................................... 26
F. Kerangka Berpikir ......................................................................................... 29
G. Hipotesis ....................................................................................................... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 32
A. Jenis Penelitian ............................................................................................. 32
B. Sampel dan Populasi ..................................................................................... 32
C. Variabel Penelitian ........................................................................................ 33
D. Batasan Penelitian ........................................................................................ 33
E. Desain Penelitian .......................................................................................... 34
F. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 35
G. Alat dan Bahan ............................................................................................. 35
1. Alat............................................................................................................. 35
2. Bahan ......................................................................................................... 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 15
xiv
H. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 36
1. Tahap Persiapan ......................................................................................... 36
2. Tahap Pelaksanaan ..................................................................................... 37
3. Tahap Perlakuan ........................................................................................ 40
I. Analisis Data .................................................................................................. 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 44
A. Uji Aktivitas Antibakteri .............................................................................. 44
B. Kadar Hambat Minimum (KHM) ................................................................. 52
C. Keterbatasan Penelitian ................................................................................ 54
BAB V IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN PADA PEMBELAJARAN
DI SEKOLAH ..................................................................................................... 55
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 56
A. Kesimpulan ................................................................................................... 56
B. Saran ............................................................................................................. 56
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 58
LAMPIRAN ......................................................................................................... 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 16
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Hasil Penapisan Fitokima Ekstrak Daun Kirinyu………………………...10
Tabel 4.1. Diameter zona hambat aktivitas antibakteri ekstrak daun
kiriyu terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus…………...45
Tabel 4.2. Hasil uji Kadar Hambat Minimum (KHM) terhadap bakteri
Staphylococcus aureus …………………………………………………..52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 17
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tumbuhan Kirinyu (Chromolaena odorata)………………………....6
Gambar 2.2. Bakteri Staphylococcus aureus ……………………………………19
Gambar 2.3 Literatur Map Penelitian yang Relevan……………………………..28
Gambar 2.4. Bagan Kerangka Berfikir…………………………………………..30
Gambar 3.1. Perlakuan dengan konsentrasi ekstrak daun kirinyu
(Chromolaena odorata) dengan masing-masing perlakuan
terdapat 3 kali pengulangan terhadap bakteri uji yaitu
Staphylococcus aureus …………………………………………….41
Gambar 4.1. Perbandingan zona hambat yang dihasilkan
oleh masing-masing konsentrasi ekstrak pada pertumbuhan
bakteri Staphylococcus aureus ….....................................................50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 18
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Dokumentasi Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Kirinyu………………………………………………………………63
Lampiran 2 Dokumentasi Uji Kadar Hambat Minimum (KHM) …………….....65
Lampiran 3 Diameter Daerah Hambat Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Daun Kirinyu (Chromolaena odorata) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Staphylococcus aureus ……………………………………..66
Lampiran 4 Hasil Analisis One Way Anova (SPSS 20) Aktivitas
Antibakteri Ekstrak Daun Kirinyu (Chromolaena odorata)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus …………....67
Lampiran 5 Silabus …………………………………………………………….....71
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) ………………………..76
Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa ( LKS ) I ……………………………………....90
Lampiran 8 Lembar Diskusi Siswa I …………………………………………......93
Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa (LKS) II …………………………………….....97
Lampiran 10 Instrumen Penilaian …………………………………………….....102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 19
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keragaman tanaman
obat di dunia. Wilayah hutan tropis Indonesia memiliki keanaekaragaman hayati
tertinggi ke-2 di dunia setelah Brazil. Sebanyak 40.000 jenis flora yang ada di
dunia, terdapat 30.000 jenis dapat dijumpai di Indonesia dan 940 jenis diketahui
berkhasiat sebagai obat dan telah dipergunakan dalam pengobatan tradisional
secara turun-temurun oleh berbagai etnis di Indonesia. Jumlah tumbuhan obat
tersebut sekitar 90% dari jumlah tumbuhan obat yang terdapat di Asia (Masyhud,
2010). Tumbuhan memiliki banyak komponen kimia. Ada banyak pengobatan
dengan bahan alam yang dapat dipilih sebagai solusi mengatasi penyakit yang
salah satunya ialah penggunaan ramuan obat berbahan herbal (Kardinan dan
Kusuma, 2004).
Salah satu dari sekian banyak tumbuhan yang digunakan sebagai obat
tradisional adalah tumbuhan kirinyu (Chromolaena odorata). Tumbuhan kirinyu
dapat dimanfaatkan untuk terapi penyakit infeksi. Ekstrak daun kirinyu
mengandung senyawa flavonoids yang diketahui dapat berfungsi sebagai antivirus
dan antibakteri. Daun tersebut telah digunakan untuk membantu pembekuan darah
akibat luka bisul atau borok (Hadiroseyani, dkk, 2005). Selain itu dapat juga
digunakan sebagai obat luka baru, demam, batuk, dan menghentikan pendarahan
(Purwati, 2003). Namun, tanaman ini masih sangat jarang dimanfaatkan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 20
2
Indonesia karena tanaman ini dianggap sebagai tanaman pengganggu yang sulit
diberantas.
Kemampuan daun tumbuhan kirinyu sebagai antibakteri didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Benjamin dalam Hasnawati dan Prawita (2010)
yang menyatakan bahwa tumbuhan kirinyu mengandung senyawa utama seperti
tannin, fenol, flavonoid, saponin, dan steroid. Selain itu Rungnapa (2003) juga
menyatakan bahwa daun kirinyu kaya akan flavonoid, quersetin, sinensetin,
sakuranetin, padmatin, keampferol, dan salvagenin, isosakuranetin, ramnetin,
tamariksetin, kaempferid, dan ombuin. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Irobi ( 1997 ), ekstrak etanol dari daun Kirinyu menunjukkan aktivitas
antibakteri terhadap Pseudomonas sp, Escherichia coli, B. thuringensis,
Klebsiella sp, dan Streptococcus faecalis. Hanphakphoom, dkk (2016)
menyatakan bahwa ekstrak daun kirinyu lebih efektif dalam menghambat
pertumbuhan bakteri dari golongan gram positif dibandingkan dengan bakteri
gram negatif.
Penyakit infeksi merupakan salah satu penyakit yang pada saat ini masih
serius untuk ditangani. Hal ini dikarenakan penyakit infeksi yang dapat menular
kepada orang lain sehingga harus segera ditangani ( Rostinawati, 2009 ). Salah
satu bakteri penyebab infeksi adalah Staphylococcus aureus. Bakteri ini
merupakan bakteri patogen yang paling banyak menyerang manusia.
Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang hidup sebagai
saprofit di dalam saluran membran tubuh manusia, permukaan kulit, kelenjar
keringat, dan saluran usus ( Nurwahdaniati, 2014 ). Bakteri Staphylococcus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 21
3
aureus dapat menyebabkan beberapa penyakit, yaitu penyakit kulit seperti
impetigo, paronikia, abses, selulitis, dan infeksi kulit. Pada tulang dan sendi dapat
menyebabkan osteomyelitis dan arthritis septik, menyebabkan pneumonia pada
organ pernafasan, dan menyebabkan infeksi pada organ pernafasan, dan
menyebabkan endocarditis infektif pada organ kardiovaskular (Locke et al, 2012).
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah zat antibakteri yang
terdapat dalam daun tumbuhan kirinyu (Chromolaena odorata) berpengaruh
terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus Pelarut yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metanol dengan konsentrasi 96%.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ekstrak daun kirinyu (Chromolaena odorata) memiliki aktivitas
antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus?
2. Apakah terdapat perbedaan aktivitas antibakteri dengan penggunaan berbagai
konsentrasi ekstrak terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus?
3. Konsentrasi berapakah yang memiliki zona hambat yang paling besar dalam
menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus?
4. Berapa konsentrasi minimum ekstrak daun kirinyu (Chromolaena odorata)
untuk menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 22
4
C. Tujuan Penelitian
1. Menguji adanya aktivitas antibakteri pada ekstrak daun kirinyu (Chromolaena
odorata) terhadap bakteri Sthapylococcus aureus.
2. Mengetahui perbedaan aktivitas antibakteri dengan penggunaan berbagai
konsentrasi ekstrak terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
3. Mengetahui konsentrasi ekstrak yang dapat menghasilkan zona hambat paling
besar dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
4. Mengetahui konsentrasi minimum ekstrak daun kirinyu (Chromolaena
odorata) yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Melalui penelitian ini, peneliti mendapat pengetahuan tambahan
bahwa ekstrak daun kirinyu (Chromolaena odorata) memiliki aktivitas
antibakteri terhadap Staphylococcus aureus.
2. Bagi Pendidikan
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam
pembelajaran Biologi di jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas
(SMA) kelas X, khususnya pada materi Archaebacteria dan
Eubacteria.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 23
5
b. Dapat diketahui potensi tanaman yang memiliki kandungan antibakteri
serta efektivitas zat antibakteri tersebut dalam menghambat
pertumbuhan bakteri. Kegiatan ini dapat dimasukkan dalam kegiatan
pembelajaran praktikum.
3. Bagi Masyarakat
Melalui penelitian ini, masyarakat dapat memperoleh informasi
tambahan bahwa daun Kirinyu memiliki kandungan anti bakteri yang dapat
dimanfaatkan untuk mengobati infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri
Staphylococcus aureus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 24
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kirinyu (Chromolaena odorata)
1. Klasifikasi Kirinyu
Chromolaena odorata atau disebut juga dengan Eupatorium
odoratum telah banyak menyebar ke banyak negara di benua Afrika.
Status C. odorata sebagai gulma pada lahan pertanian dan lingkungan
telah menjadi perhatian utama selama empat dekade terakhir di Afrika
barat dan Afrika Selatan. Hal ini terjadi kemungkinan karena invasinya di
agro-ekosistem dan kawasan konservasi (Omokhua, 2015). Tumbuhan
kirinyu dapat dilihat pada gambar 2.1.
Gambar 2.1. Tumbuhan Kirinyu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 25
7
Klasifikasi tumbuhan kirinyu adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Asterale
Famili : Asteraceae
Genus : Chromolaena
Spesies :Chromolaena odorata (L.) R.M. King & H. Rob (ITIS,
2010)
Di Indonesia terutama Jawa Barat C. odorata lebih dikenal dengan
nama bebanjaran atau kirinyu, di Jawa Tengah dikenal dengan krinyo atau
kirinyu, dan di Flores dengan nama sensus (Pradana, 2015). Daun kirinyu
dapat dimanfaatkan untuk terapi infeksi. Selain itu, di Indonesia tumbuhan
ini digunakan sebagai obat luka baru, demam, batuk, dan menghentikan
pendarahan. Namun, tumbuhan ini masih sangat jarang dimanfaatkan oleh
masyarakat Indonesia karena dianggap sebagai tanaman penganggu yang
sulit diberantas (Hasnawati dan Prawita, 2010).
2. Morfologi Tumbuhan Kirinyu
Tumbuhan kirinyu dikenal sebagai gulma dan merupakan tanaman
yang semak menahun yang termasuk ke dalam golongan Aster yang
memiliki batang yang lurus dan rapuh serta bercabang banyak (Omokhua,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 26
8
2015). Batang ditumbuhi rambut-rambut halus, bercorak garis-garis, tinggi
mencapai 100-200 cm. Daunnya berbentuk oval, bagian bawahnya lebih
lebar dan semakin ke ujung semakin meruncing. Panjang daun 6-10 cm
dan lebarnya 3-6 cm. Tepi daun bergerigi dan susunan daun berhadap-
hadapan. Sistem perakarannya tunggang, berbentuk fosiformis (tombak)
dan menjalar pada pangkalnya (Pradana, 2015).
Karangan bunganya terletak di ujung cabang dan setiap karangan
terdiri dari 20-35 bunga. Warna bunga pada saat muda kebiru-biruan
semakin tua menjadi coklat. Waktu berbunga serentak pada musim
kemarau selama 3-4 minggu. Buahnya hanya berupa kelopak yang
tertinggal sebagai pappus (jambul), sehingga kirinyu dianggap tidak
berbuah (Pradana, 2015). Spesies ini dapat bekembangbiak secara apodik
dan merupakan penghasil biji yang mudah menyebar. Setiap tumbuhan
dewasa dapat menghasilkan 80.000 biji pada satu musim. Pada awal
musim penghujan, tumbuhan ini akan menumbuhkan tunas-tunas baru
pada bagian ujung atau pada tunas aksilar yang tidak rusak. Sementara biji
yang tersebar ditanah, yang dihasilkan sebelum musim panas mulai
berkecambah (Omokhua, 2015).
Tumbuhan kirinyu terdiri dari dua varietas yaitu varietas Afrika
Selatan (SAB) dan varietas Asia dan Afrika Barat (AWAB). Kedua
varietas ini memiliki sedikit perbedaan pada morfologi, seperti pada warna
daun muda, ukuran daun, warna batang, ukuran batang, warna bunga, dan
juga bau yang dihasilkan oleh daunnya (Omokhua,2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 27
9
3. Kandungan dan Manfaat Kirinyu
Studi fitokimia pada ekstrak kirinyu telah menunjukkan adanya
kandungan tanin, terpenoid, saponin, anthraquinon, cardiac glycosides,
fenol, dan alkaloid. Adanya kandungan fitokimia ini menyebabkan
tumbuhan ini dinyatakan sebagai anthelmintik, antioksidan, analgesik dan
anti inflamasi, antipiretik, antipasmodik, anti malaria, antibakteri, dan
memiliki sifat menyembuhkan luka (Omokhua, 2015). Rungnapa (2003)
juga menyatakan bahwa daun kirinyu kaya akan flavonoid, quersetin,
sinensetin, sakuranetin, padmatin, kaempferol, dan salvagenin,
isosakuranetin, rametin, tamariksetin, kaempferid, dan ombuin.
Tumbuhan kirinyu juga menghasilkan minyak atsiri yang
merupakan suatu substansi alami yang dikenal memiliki efek sebagai
antibakteri. Komposisi senyawa minyak atsiri dalam daun kirinyu yaitu α-
pinene, cadinene, camphore, limonene, β-caryophyllene, isomer cadinol,
β-pinene, germacrene, β-copaen-4α-ol, geijerene, α-humulene, γ-
muurolene, bicyclogermacrene, vinylchroman-4-one, dan 2-senecioyl-4-
vinylphenol (Hasnawati dan Prawita, 2010).
4. Fitokimia Kirinyu
Penelitian yang telah dilakukan oleh Omokhua (2015) tentang
kandungan fitokimia pada ekstrak daun kirinyu dengan pelarut metanol,
didapatkan bahwa ekstrak daun kirinyu baik pada varietas Southern Africa
Biotype (SAB) maupun Asian West African Biotype (AWAB) positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 28
10
mengandung flavonoid, fenol, dan saponin. Hal ini dibuktikan dari hasil
penapisan fitokimia ekstrak daun kirinyu.
Tabel 2.1. Hasil Penapisan Fitokima Ekstrak Daun Kirinyu
Fitokimia AWAB SAB
Alkaloid + -
Saponin ++ ++
Fenol +++ +++
Flavonoid +++ +++
Tanin + ++
B. Bakteri
1. Definisi
Bakteri merupakan organisme uniseluler yang relatif sederhana karena
materi genetik tidak diselubungi oleh selaput inti. Bakteri memiliki bentuk
dan ukuran yang sangat beragam. Sebagian besar bakteri memiliki diameter
0,2-2 μm dan panjang 2-8 μm. Secara umum, sel bakteri terdiri atas beberapa
bentuk, yaitu basil atau batang, bulat, dan spiral. Dinding sel bakteri
mengandung kompleks karbohidrat dan protein yang disebut peptidoglikan.
Bakteri umumnya bereproduksi dengan cara membelah diri menjadi dua sel
yang berukuran sama. Ini disebut dengan pembelahan biner. Untuk nutrisi,
bakteri umumnya menggunakan bahan kimia organik yang dapat diperolah
secara alami dari organisme hidup atau organisme yang sudah mati. Beberapa
bakteri dapat membuat makanan sendiri dengan proses biosintesis, sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 29
11
beberapa bakteri yang lain memperoleh nutrisi dari substansi organik ( Radji,
2011).
Berdasarkan struktur selnya, bakteri termasuk dalam golongan
prokariot. Sel prokariot memiliki struktur sel yang lebih sederhana
dibandingkan dengan sel eukariot. Sel prokariot adalah sel yang tidak
memiliki membran inti sel. Ciri-ciri sel prokariot, yaitu materi genetik (DNA)
sel ini tidak terstruktur dalam bentuk nukleus, tetapi dalam bentuk nukleoid
yang tidak diselubungi oleh membrane plasma.
Menurut Radji ( 2011 ), struktur sel terdiri atas tiga bagian penting, yaitu:
a. Struktur eksternal yang meliputi glikokaliks, flagel, fimbria, dan pili
b. Struktur dinding sel
c. Struktur internal yang terdiri atas membran sitoplasma, sitoplasma, area
nucleus, ribosom, mesosom, dan inklusi.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri
Menurut Radji (2011), faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan bakteri yaitu :
a. Suhu
Sebagian besar bakteri tumbuh optimal pada suhu tubuh
manusia. Akan tetapi, beberapa bakteri dapat tumbuh dalam
lingkungan ekstrem yang berada diluar batas pertahanan organisme
eukariot. Menurut Radji ( 2011 ), bakteri digolongkan menjadi tiga
bagian besar berdasarkan perbedaan suhu tubuh, yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 30
12
1) Bakteri Psikrofil
Bakteri psikrofil adalah bakteri yang hidup di udara bersuhu
dingin. Bakteri psikorofil terdiri dari dua jenis yaitu bakteri psikrofil
dan bakteri psikrofil fakultatif. Bakteri psikrofil adalah bakteri yang
tumbuh pada suhu 0o
C dengan suhu optimum 15o
C dan tidak tumbuh
pada suhu kamar (25o
C). Bakteri ini sering di temukan di laut dalam
dan di daerah kutub, serta sering menimbulkan masalah pada
pengawetan makanan.
Sedangkan bakteri psikrotrof atau psikotrofil fakultatif
adalah bakteri yang tumbuh pada suhu 0o C dengan suhu optimum
20-30o C dan tidak tumbuh pada suhu lebih dari 40
o C. bakteri ini
sering terdapat dalam makanan yang disimpan pada suhu rendah
karena dapat tumbuh di lemari es.
2) Bakteri Mesofil
Bakteri mesofil adalah bakteri yang tumbuh optimal pada
suhu 25-40o C dan merupakan bakteri yang paling banyak
ditemukan. Bakteri ini dapat beradaptasi untuk hidup dan tumbuh
pada suhu optimum di sekitar suhu inangnya. Suhu optimum
bakteri patogen umumnya sekitar 37o C dan suhu inkubator untuk
menginkubasi biakan bakteri ini diatur sekitar 37o C. bakteri
mesofil termasuk sebagian besar bakteri yang menyebabkan
kerusakan dan penyakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 31
13
3) Bakteri Termofil
Bakteri termofil adalah bakteri yang dapat tumbuh pada
suhu tinggi. Sebagian besar bakteri ini dapat tumbuh pada suhu 50-
60o C. Suhu seperti ini terjadi di dalam tanah yang disinari
matahari dan dalam sumber air panas. Bakteri termofil tidak dapat
tumbuh di bawah suhu 45o C. Endospora bakteri ini biasanya tahan
terhadap pemanasan dan dapat bertahan di dalam makanan kaleng.
Sebagian besar bakteri tumbuh hanya di dalam kisaran suhu
pertumbuhan minimum dan maksimum. Bakteri biasanya tidak
dapat tumbuh optimal diluar suhu tersebut.
b. pH
pH adalah derajat keasaman suatu larutan. Kebanyakan bakteri
tumbuh subur pada pH 6,5-7,5. Sangat sedikit bakteri yang dapat
tumbuh pada pH asam (di bawah pH 4). Hal inilah yang menyebabkan
makanan tertentu dapat diawetkan dengan penambahan suasana asam
atau secara fermentasi. Beberapa bakteri disebut dengan asidofil
karena dapat menoleransi asam. Salah satu tipe bakteri kemoautotrof
yang ditemukan di dalam drainase air di tambang tembaga dan pabrik
oksidasi sulfur dari asam sulfat dapat bertahan pada pH 1.
Ketika dibiakkan di laboratorium, bakteri sering memproduksi
asam yang biasanya berpengaruh pada pertumbuhan bakteri itu sendiri.
Untuk menetralkan asam dan mempertahankan pH, dapar kimia
(larutan buffer) dapat ditambahkan ke dalam media. Pepton dan asam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 32
14
amino dapat bekerja dalam beberapa media pembenihan. Banyak
media yang mengandung garam fosfat sebagai dapar. Garam fosfat
tidak mempengaruhi bakteri bahkan mengandung fosfor sebagai
nutrisi.
c. Tekanan Osmotik
Bakteri memperoleh semua nutrisi dari cairan di sekitarnya.
Bakteri membutuhkan air untuk pertumbuhan. Tekanan osmotik yang
tinggi dapat menyebabkan air keluar dari dalam sel. Penambahan
garam dalam larutan yang akan meningkatkan tekanan osmotik dapat
digunkan untuk pengawetan makanan. Konsentrasi garam dan gula
yang tinggi menyebabkan air keluar dari sel bakteri sehingga
menghambat pertumbuhan atau menyebabkan plasmolisis.
Beberapa organisme disebut halofil ekstrem karena dapat
beradaptasi dengan baik pada kadar garam yang tinggi. Beberapa
bakteri bahkan membutuhkan garam untuk pertumbuhannya. Bakteri
yang seperti ini digolongkan sebagai halofil obligat. Organisme yang
hidup di dalam air bergaram tinggi seperti Laut Mati membutuhkan
hampir 30% garam. Halofil fakultatif tidak membutuhkan konsentrasi
garam tinggi, tetapi dapat tumbuh dalam larutan garam 2%. Pada
konsentrasi ini, bakteri-bakteri lain kemungkinan mati atau terhambat
pertumbuhannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 33
15
d. Faktor Kimia
Selain air, unsur penting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
mikroorganisme adalah unsur kimia, antara lain karbon, nitrogen, sulfur,
fosfor, dan unsur kelumit (misalnya, Cu, Zn, dan Fe).
Karbon merupakan unsur penting dalam setiap makhluk hidup.
Setengah berat kering suatu bakteri adalah karbon. Kemoheterotrof
mendapatkan sebagian besar karbon dari sumber energi yang
diperoleh, seperti protein, karbohidrat, dan lemak, sedangkan
kemoheterotrof atau fotoheterotrof mendapatkan unsur karbon dari
CO2.
Beberapa unsur lain yang diperlukan oleh bakteri untuk sintesis
materi seluler, yaitu nitrogen dan sulfur untuk sintesis protein, nitrogen
dan fosfor untuk sintesis DNA, RNA, dan ATP. Molekul ATP sangat
penting untuk penyimpanan dan transfer energi kimia di dalam sel.
Bakteri menggunakan nitrogen terutama untuk membentuk gugus
amino berupa asam amino dan protein. Sulfur digunakan untuk sintesis
asam amino dan vitamin (misalnya tiamin dan biotin). Fosfor
merupakan unsur penting untuk sintesis asam nukleat dan fosfolipida
untuk membran sel.
Bakteri juga membutuhkan sejumlah kecil unsur mineral
seperti K, Mg, Ca, Fe, Cu, Zn, dan Mo. Unsur mineral ini digunakan
sebagai kofaktor, yang merupakan unsur penting untuk memfungsikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 34
16
beberapa jenis enzim. Unsur-unsur ini terdapat dalam air dan
komponen media lain secara alamiah.
e. Oksigen
Mikoorganisme yang menggunakan oksigen menghasilkan
lebih banyak energi dari nutrien yang diperoleh daripada mikroba yang
tidak menggunakan oksigen (anaerob). Bakteri yang membutuhkan
oksigen untuk hidup disebut bakteri aerob obligat. Bakteri aerob
obligat memiliki kelemahan, yaitu oksigen sangat sedikit terlarut di
dalam media dan air di lingkungan bakteri tersebut. Oleh sebab itu,
kebanyakan bakteri aerob telah berkembang sehingga mempunyai
kemampuan untuk bertumbuh tanpa oksigen. Mikroorganisme ini
disebut dengan anaerob fakultatif. Bakteri anaerob fakultatif dapat
menggunakan oksigen bila ada oksigen, tetapi dapat terus tumbuh
dengan menggunakan proses fermentasi atau respirasi anaerob apabila
oksigen tidak cukup tersedia. Walaupun demikian, efisiensi produksi
energi berkurang apabila oksigen tidak cukup tersedia. Contoh bakteri
anaerob fakultatif adalah Escherichia coli yang dapat ditemukan di
dalam usus manusia dan bakteri pada beberapa jenis ragi.
Bakteri anaerob obligat adalah bakteri yang tidak menggunakan
oksigen untuk menghasilkan energi. Sebagian besar bakteri ini bahkan
akan mati bila ada oksigen. Contoh bakteri anaerob obligat adalah
genus Clostridium yang dapat menyebabkan tetanus dan botulisme.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 35
17
3. Peranan Bakteri
Berbagai jenis bakteri yang terdapat di alam ada yang
menguntungkan serta yang merugikan. Bakteri yang menguntungkan
biasanya digunakan dalam dunia industri, pangan serta
kesehatan/kedokteran (Rosihan,2015). Pemanfaatan mikroorganisme
dalam bidang pangan dilakukan dengan beberapa cara, antara lain
memanfaatkan aktivitas metabolisme spesifik mikroorganisme yang dapat
mengubah senyawa tertentu menghasilkan suatu produk yang lebih
bermanfaat dan mempunyai nilai gizi tinggi. Contoh pemanfaatan
mikroorganisme dalam bidang pangan yaitu, fermentasi susu, fermentasi
beras, ketan, dan singkong, pembuatan nata de coco, serta pembuatan
protein sel tunggal (Radji, 2011).
Pemanfaatan bakteri dalam kesehatan digunakan sebagai penghasil
antibiotik. Antibiotik merupakan zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme
dan mempunyai daya hambat terhadap kegiatan mikroorganisme lain dan
senyawa ini banyak digunakan dalam menyembuhkan penyakit (Rosihan,
2015). Di era modern penggunaan antibioti untuk mengatasi infeksi
penyakit dimulai ketika Alexander Fleming pada tahun 1928 menemukan
penisilin yang dihasilkan oleh Penicillium notatum. Sejak saat itu,
berbagai upaya pencarian antibiotik baru telah dilakukan dan beberapa
jenis antibiotik baru telah ditemukan dan diproduksi. Saat ini sebagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 36
18
besar antibiotik didapatkan dari golongan Streptomyces yang hidup di
dalam tanah, Bacillus, dan dihasilkan oleh jamur, terutama genus
Penicillium, dan Cephalosporium (Radji, 2011).
Namun beberapa bakteri juga dikenal sebagai agen penyebab
infeksi dan penyakit (bakteri patogen). Bakteri patogen adalah bakteri
yang dapat menyebabkan penyakit infeksi pada manusia. Bakteri-bakteri
patogen dikelompokkan berdasarkan kriteria bakteriologisnya, yaitu
berdasarkan hasil pewarnaan gram, metabolisme, morfologi, pembentukan
spora, serta kekerabatan secara filogenetik dan genetik. Pada dasarnya,
bakteri patogen dibagi dalam kelompok bakteri gram positif dan gram
negatif. Bakteri-bakteri tersebut dapat menyebabkan infeksi.
Penyakit infeksi masih merupakan jenis penyakit yang paling
banyak diderita oleh penduduk di negera berkembang, termasuk Indonesia
(Radji, 2011). Contoh infeksi yang disebabkan oleh bakteri adalah
Staphylococcus aureus. Bakteri ini merupakan penyebab penyakit infeksi
kulit yang terutama dapat menimbulkan penyakit pada manusia. Bakteri
St.aureus merupakan bakteri patogen yang telah lama bermutasi menjadi
kebal terhadap berbagai jenis antibiotik sehingga membutuhkan
penanganan serius dalam pengendaliannya (Misnadiarly dkk, 2014).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 37
19
C. Bakteri Staphylococcus aureus
1. Klasifikasi Staphylococcus aureus
Klasifikasi bakteri Staphylococcus aureus adalah sebagai berikut :
Kindom : Eubacteria
Filum : Firmicutes
Classis : Bacilli
Ordo : Bacillales
Family : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
Species : Staphylococcus aureus Rosenbach (ITIS, 2012).
2. Morfologi
Gambar 2.2. Bakteri Staphylococcus aureus
(Anonim, 2018)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 38
20
Bakteri St. aureus berbentuk bulat. Koloni mikroskopik cenderung
berbentuk menyerupai buah anggur. Menurut bahasa Yunani, Staphyle
berarti anggur dan coccus berarti bulat atau bola. Salah satu spesies
menghasilkan pigmen warna kuning emas sehingga dinamakan aureus (
berarti emas, seperti matahari). Bakteri ini dapat tumbuh dengan atau
tanpa bantuan oksigen.
3. Karakteristik
Bakteri St. aureus bersifat patogen pada manusia. St. aureus
merupakan bakteri Gram-positif berbentuk bulat dan berdiameter 0,8-1,0
mikron, tidak bergerak, dan tidak berspora (Radji, 2011). Bakteri ini
merupakan bakteri gram positif yang memiliki dinding sel luar yang tebal
yang terbuat dari polimer kompleks yang disebut peptidoglikan. Bakteri
gram positif memiliki lapisan kandungan lipid yang rendah yaitu hanya
sebesar 1-4% (Pelczar dan Chan, 2005).
Kisaran suhu pertumbuhan St. aureus 15-400
C dan suhu optimum
adalah 350
C. St. aureus membentuk koloni besar berwarna agak kuning
dalam media yang baik. St.aureus bersifat anaerob fakultatif dan dapat
tumbuh karena melakukan respirasi aerob atau fermentasi yang
menghasilkan asam laktat. Diantara semua bakteri yang tidak membentuk
spora, St. aureus termasuk bakteri yang memiliki daya tahan paling kuat
(Radji, 2011).
Menurut Locke et al (2012), bakteri St. aureus menyebabkan
beberapa penyakit, yaitu penyakit kulit seperti impetigo, paronikia, abses,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 39
21
selulitis, dan infeksi kulit. Pada tulang dan sendi dapat menyebabkan
osteomyelitis dan arthritis septik, menyebabkan pneumonia pada organ
pernafasan, dan menyebabkan endocarditis infektif pada organ
kardiovaskular. St. aureus merupakan salah satu penyebab utama
nosocomial akibat luka tindakan operasi dan pemakaian alat-alat
perlengkapan perawatan rumah sakit (Radji, 2011).
Menurut Chiller, dkk (2001), hampir setiap orang akan mengalami
beberapa tipe infeksi St. aureus sepanjang hidupnya. Setiap jaringan
ataupun organ tubuh dapat terinfeksi dan menimbulkan penyakit dengan
tanda-tanda khas, yaitu perdangan, nekrosis, dan pembentukan abses.
Bakteri ini juga dapat menyebabkan penyakit kulit yang dapat menyerang
bayi yang baru lahir hingga orang dewasa. Beberapa antibiotik antibiotik
dapat digunakan untuk memghambat St.aureus antara lain ampisilin,
penisilin, tetrasiklin, kloksasilin, sefalosporin, vankomisin, dan metisilin
(Tirta, 2010).
D. Antibakteri
1. Pengertian Antibakteri
Antibakteri merupakan zat yang dapat mengganggu pertumbuhan
atau bahkan mematikan bakteri dengan cara mengganggu metabolisme
mikroba yang merugikan (Dwidjoseputro, 1980 dalam Maulida, 2010).
Mikroorganisme dapat menimbulkan penyakit pada makhluk hidup lain
karena memiliki kemampuan menginfeksi, mulai dari infeksi ringan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 40
22
sampai infeksi berat bahkan kematian. Oleh karena itu, pengendalian yang
tepat perlu dilakukan agar mikroorganisme tidak menimbulkan kerugian
(Radji, 2011).
Beberapa agen antimikroba merupakan antibiotik. Walaupun
semua antibiotik merupakan agen antimikroba, namun tidak semua agen
anti mikroba merupakan antibiotik (Burton dan Engelkirk, 2004).
Antibiotik adalah suatu metabolit yang diperoleh atau dibentuk oleh
berbagai jenis mikroorganisme, yang dalam konsentrasi rendah mampu
menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain. Menurut Burton dan
Engelkirk (2004), antibakteri yang ideal harus memiliki kualitas sebagai
berikut :
a. Membunuh atau menghambat pertumbuhan patogen
b. Tidak menyebabkan kerusakan pada inang
c. Tidak menyebabkan reaksi alergi pada inang
d. Tetap stabil saat disimpan baik dalam bentuk padatan maupun cair
e. Bertahan pada jaringan khusus pada tubuh dalam waktu yang cukup
lama sehingga menjadi efektif
f. Membunuh patogen sebelum mengalami mutasi dan menjadi resisten
Antibakteri harus dapat menghambat atau membunuh patogen
tanpa merugikan inang. Oleh karena itu, antibakteri harus menyasar pada
proses metabolisme atau struktur yang dimiliki oleh patogen tapi tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 41
23
dimiliki oleh inang. Menurut Radji (2011), berdasarkan mekanisme
kerjanya dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme, antibakteri
digolongkan sebagai berikut:
a. Antibakteri yang dapat menghambat sintesis dinding sel
Dinding sel bakteri sangat penting untuk mempertahankan
struktur sel bakteri. Oleh karena itu, zat yang dapat merusak dinding
sel akan melisiskan dinding sel sehingga dapat mempengaruhi bentuk
dan struktur sel, yang pada akhirnya dapat membunuh sel bakteri
tersebut.
b. Antibakteri yang dapat menganggu atau merusak membran sel
Membran sel mempunyai peranan penting dalam mengatur
transportasi nutrisi dan metabolit yang dapat keluar masuk sel.
Membran sel juga berfungsi sebagai tempat berlangsungnya respirasi
dan aktivitas biosintesis dalam sel. Beberapa jenis antibakteri dapat
mengganggu membran sel sehingga dapat mempengaruhi kehidupan
sel bakteri.
c. Antibakteri yang dapat menganggu biosintesis asam nukleat
Proses replikasi DNA di dalam sel merupakan siklus yang sangat
penting bagi kehidupan sel. Beberapa jenis antibakteri
dapatmengganggu metabolisme asam nukleat tersebut sehingga
mempengaruhi seluruh fase pertumbuhan sel bakteri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 42
24
d. Antibakteri yang menghambat sintesis protein
Sintesis protein merupakan suatu rangkaian proses yang terdiri atas
proses transkripsi (yaitu DNA ditranskripsi menjadi mRNA) dan
proses translasi (yaitu mRNA ditranslasi menjadi protein). Antibakteri
dapat menghambat proses-proses tersebut akan menghambat sintesis
protein.
Daya antibakteri dapat ditentukan berdasarkan nilai KHM dan
KBM terhadap pertumbuhan suatu bakteri. Konsentrasi minimal yang
diperlukan untuk menghambat pertumbuhan banteri dikenal sebagai
konsentrasi/ kadar hambat minimal (KHM). Konsentrasi minimal yang
diperlukan untuk membunuh 99,9% pertumbuhan bakteri dikenal sebagai
konsentrasi bunuh minimal (KBM) (Forbes, 2007).
Suatu zat aktif dikatakan memiliki potensi yang tinggi sebagai antibakteri
jika pada konsentrasi rendah memiliki daya hambat yang besar. Menurut
Nasri (2011) dalam Hapsari (2015), kriteria kekuatan antibakteri adalah
sebagai berikut:
a. Diameter zona hambat > 20 mm : daya hambat sangat kuat
b. Diameter zona hambat 10-20 mm : daya hambat kuat
c. Diameter zona hambat 5-10 mm : daya hambat sedang
d. Diameter zona hambat 0-5 mm : daya hambat lemah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 43
25
2. Mekanisme Kerja Antibakteri
Komponen kimia yang dihasilkan oleh tanaman berperan dalam
menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen. Aktivitas
penghambatan antibakteri yang dilakukan oleh tumbuhan kirinyu
kemungkinan berhubungan dengan adanya kandungan fitokimia seperti
fenol, flavonoid, dan tanin (Hanphakphoom, dkk, 2016).
Zat aktif ini memiliki aktivitas antibakteri dengan spektrum yang luas.
Hal ini telah dibuktikan di dalam banyak penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya, bahwa tumbuhan kirinyu memiliki aktivitas antibakteri yang
cukup baik dalam melawan berbagai macam bakteri . Namun berdasarkan
penelitian tersebut, ekstrak kirinyu memiliki aktivitas antibakteri lebih baik
dalam menghambat bakteri gram positif dibandingkan dengan bakteri gram
negatif. Hal ini diduga terjadi karena membran luar yang dimiliki oleh bakteri
gram negatif berperan sebagai penangkal antibiotik. Akibatnya, bakteri gram
negatif menjadi sangat resisten (Omokhua, 2015).
Membran luar fosfolipid dari bakteri gram negatif memiliki
komponen lipopolisakarida (LPS) yang membuatnya menjadi tidak
impermeabel terhadap larutan lipofilik. Sedangkan dinding sel pada
bakteri gram positif hanya memiliki lapisan luar petidoglikan yang mana
bukan merupakan lapisan permeabilitas yang efektif (Hanphakphoom,dkk,
2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 44
26
E. Penelitian Yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Hasnawati dan Prawita (2010) yang
berjudul Isolasi dan Identifikasi Senyawa Antibakteri dari Daun
Eupatorium odoratum L. Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus
ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 25922, menyatakan bahwa
isolat aktif yang terkandung dalam ekstrak daun kirinyu memiliki
aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia
coli pada konsentrasi terkecil 250μg dengan diameter masing-masing
9,5 mm dan 7,2 mm. Dalam penelitian ini, ekstraksi dilakukan dengan
menggunakan pelarut washbenzen dan metanol serta menggunakan
metode Soxhlet bertingkat. Sebelum digunakan untuk uji aktivitas
antibakteri, ekstrak daun kirinyu yang berbentuk serbuk ditimbang
sebanyak 100, 50, dan 25 mg dilarutkan menggunakan klorofom
sebanyak 1 mL, kemudian masing-masing sampel uji dipipet 10 μL
sehingga diperoleh konsentrasi 1000, 500, dan 250 μg.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Hanphankphoom, dkk (2016) yang
berjudul Antimicrobial Activity of Chromolaena odorata Extracts
against Bacterial Human Skin Infections, menemukan bahwa ekstrak
tumbuhan kirinyu baik akar, batang, dan daun memiliki aktivitas
antibakteri pada bakteri gram positif maupun bakteri gram negatif.
Konsentrasi kadar hambat minimal (KHM) dari ekstrak etanol daun
kirinyu yaitu 0,81mg/mL terhadap Staphylococcus aureus, sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 45
27
ekstrak metanol dan heksana daun kirinyu memiliki konsentrasi kadar
hambat yang sama yaitu 1,62 mg/mL terhadap Staphylococcus aureus
dan Streptococcus pyrogens. Dalam penelitian ini, ekstrak daun
kirinyu yang berbentuk serbuk dilarutkan terlebih dahulu
menggunakan DMSO 10% sebelum digunakan untuk melakukan uji
aktivitas antibakteri. Konsentrasi yang digunakan untuk melakukan uji
aktivitas antibakteri yaitu 100 mg/mL, sedangkan konsentrasi yang
digunakan untuk melakukan uji KHM dan KBM yaitu dari 0 mg/mL
hingga 100 mg/mL. Pengujian Kadar Hambat Minimal dan Kadar
Bunuh Minimal dilakukan dengan metodi dilusi pada media TSB
(Trypticase Soy Broth).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 46
28
Gambar 2.3. Literatur Map Penelitian yang Relevan
Hasnawati dan Prawita (2010) menyatakan
bahwa :
Ekstrak washbenzen + metanol daun kirinyu
memiliki aktivitas antibakteri terhadap
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
dengan berbagai konsentrasi yaitu 1000, 500,
dan 250 μg
Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan
metode Soxhlet bertingkat
Hanphakphoom dkk (2016) menyatakan bahwa :
Ekstrak tumbuhan kirinyu baik akar, batang,
dan daun memiliki aktivitas antibakteri pada
bakteri gram positif maupun bakteri gram
negatif dengan konsentrasi 100 mg/mL.
Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi
dan menggunakan pelarut campuran antara
metanol 96% dan akuades steril
Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi dan menggunakan pelarut metanol 96% +
akuades steril dengan perbandingan 2 : 3
Penguapan ekstrak dilakukan hingga diperoleh ekstrak 100%
Ekstrak daun kirinyu memiliki konsentrasi 15%, 30%, 45%, 60%, dan 100%
Kontrol positif yang digunakan adalah eritromycin 500 mg dan kontrol negatif menggunakan
akuades steril
Pengujian Kadar Hambat Minimal (KHM) dilakukan dengan metode pour plate
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 47
29
F. Kerangka Berpikir
Daun kirinyu secara tradisional digunakan untuk terapi penyakit
infeksi kulit seperti bisul, kurap, kadas, dan infeksi kulit lainnya.
Berdasarkan hal tersebut maka daun kirinyu memungkinkan memiliki
aktivitas antibakteri. Dalam penelitian ini, peneliti menguji apakah zat
antibakteri yang terdapat dalam daun kirinyu mempunyai pengaruh
terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini
menggunakan bakteri tersebut karena Staphlococcus aureus merupakan
bakteri patogen yang paling banyak menyerang manusia. Ekstrasi yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode maserasi
dengan pelarut campuran metanol 96% dengan akuades dengan
perbandingan 3: 2. Penggunaan metanol sebagai pelarut bertujuan agar
kandungan flavonoid dan fenol yang terdapat dalam daun kirinyu dapat
terlarut secara maksimal. Flavonoid dan fenol yang terdapat dalam ekstrak
daun akan digunakan untuk mengahambat pertumbuhan bakteri dengan
melihat hasil Kadar Hambat Minimal (KHM). Berdasarkan latar belakang
ini dapat disusun suatu kerangka berfikir yang disajian dalam bentuk
bagan di bawah ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 48
30
Gambar 2.4. Bagan Kerangka Berfikir
Infeksi kulit, infeksi
saluran pernafasan,
osteomyelitis, arthritis
septik, dan endocarditis
infektif pada organ
kardiovaskular
Daun Kirinyu
(Chromolaena odorata)
dimanfaatkan untuk
terapi penyakit infeksi
karena mengandung
senyawa flavonoid
Ekstrak dengan pelarut
metanol + akuades
Flavonoid dan Fenol
Maserasi
Zat antibakteri
Zona hambat
Uji Antibakteri
Staphylococcus aureus
Kadar Hambat
Minimal (KHM)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 49
31
G. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu :
1. Ekstrak daun kirinyu (Chromolaena odorata) memiliki potensi
antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
2. Terdapat perbedaan aktivitas antibakteri dengan penggunaan berbagai
konsentrasi ekstrak yaitu 15%, 30%, 45%, 60%, dan 100% terhadap
pertumbuhan Staphylococcus aureus
3. Konsentrasi ekstrak daun kirinyu 100% memiliki zona hambat yang
paling besar dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus
4. Kadar Hambat Minimum (KHM) zat anti bakteri ekstrak daun kirinyu
yang mampu menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus yaitu
konsentrasi 15%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 50
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan model
rancangan penelitian eksperimental. Penelitian eksperimen merupakan salah
satu jenis penelitian kuantitatif yang mengukur sebab akibat yaitu
membandingkan efek variasi variabel bebas terhadap variabel tergantung
melalui manipulasi atau pengendalian variabel bebas tersebut (Taniredja dan
Mustafidah, 2011)
B. Sampel dan Populasi
Sampel yang digunakan ialah daun tumbuhan kirinyu yang dipetik dari
lahan-lahan kosong di sekitar Kampus III Universitas Sanata Dharma Paingan,
Maguwoharjo, Yogyakarta. Ekstrak daun kirinyu ialah hasil ekstraksi yang
dibuat dari daun kirinyu sehingga dihasilkan ekstrak daun kirinyu. Metode
ekstraksi yang digunakan ialah dengan cara dimaserasi dengan pelarut
campuran antara akuades dan metanol konsentrasi 96%.
Populasi dari penelitian ini ialah bakteri Staphylococcus aureus.
Biakan murni bakteri ini didapatkan dari Balai Laboratorium Kesehatan
(BLK) Yogyakarta. Sebelum digunakan bakteri diencerkan (didilusi) terlebih
dahulu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 51
33
C. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
Variabel bebas : konsentrasi ekstrak daun kirinyu ( Chromolaena
odorata )
Variabel terikat : kadar hambat minimal ( KHM )
Variabel terkendali : pelarut ekstraksi, volume media, ukuran lubang
sumuran, volume suspensi bakteri yang
diinokulasikan pada media, kepadatan suspensi
bakteri, volume antibakteri yang diinokulasikan
ke dalam lubang sumuran, suhu inkubasi, waktu
inkubasi.
D. Batasan Penelitian
1. Daun kirinyu yang digunakan untuk membuat ekstrak adalah daun yang
berwarna hijau, utuh dan tidak berlubang, tidak ada bagian yang busuk, usia
daun tidak dibedakan, dan diambil 5 daun dari bagian ujung
2. Konsentrasi ekstrak daun kirinyu ( Chromolaena odorata ) yang digunakan
yaitu 15%, 30%, 45%, 60%, dan 100% dengan waktu inkubasi yang sama
yaitu 24 jam pada suhu 35o C
3. Media yang digunakan yakni media Mueller-Hilton Agar dalam cawan petri
dengan volume per petri sebanyak 10 mL
4. Metode pengujian aktivitas antibakteri yang digunakan adalah difusi sumuran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 52
34
5. Keefektifan ekstrak daun kirinyu dilihat dari Kadar Hambat Minimal
6. Metode yang digunakan untuk dalam menentukan Kadar Hambat Minimal
adalah metode dilusi padat
7. Pelarut metanol yang digunakan dalam membuat ekstrak daun kirinyu
(Chromolaena odorata) merupakan metanol dengan konsentrasi 96%.
E. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain Rancangan Acak Lengkap ( RAL )
dengan menggunakan 7 perlakuan, yaitu :
1. Kontrol negatif (PƟ) : media + bakteri + pelarut (akuades steril )
2. Kontrol positif (PO) : media + bakteri + eritromycin
3. Perlakuan 1 (P1) : media + bakteri + ekstrak 15%
4. Perlakuan 2 (P2) : media + bakteri + ekstrak 30%
5. Perlakuan 3 (P3) : media + bakteri + ekstrak 45%
6. Perlakuan 4 (P4) : media + bakteri + ekstrak 60%
7. Perlakuan 5 (P5) : media + bakteri + ekstrak 100%
Setiap perlakuan dilakukan tiga kali pengulangan dan pada setiap unit
perlakuan terdiri dari tiga lubang sumuran. Konsentrasi yang dipilih mulai
15% hingga 100% bertujuan untuk mengetahui kadar hambat dari ekstrak
daun kirinyu terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 53
35
F. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret hingga Mei 2018 di
Laboratorium Biologi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma sebagai lokasi pembuatan ekstrak dan
lokasi kultur bakteri dan uji antibakteri.
G. Alat dan Bahan
1. Alat
Keseluruhan alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : neraca
analitik, loyang alumunium, tampah, oven, blender, erlenmeyer, shaker,
waterbath, autoklaf, inkubator, cawan petri, tabung reaksi, rak tabung reaksi,
jarum ose, pipet volum, gelas ukur, hot plate, bunsen, wadah, jangka sorong,
vortex stirrer, corong kaca, gelas kimia, magnetic stirrer, batang pengaduk,
palu sumuran, mikropipet, yellow tip, Mc. Farland Standart 108 CFU.
2. Bahan
Keseluruhan bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : bakteri
Staphylococcus aureus, metanol 96%, akuades steril, Mueller-Hilton Agar
(MHA), alkohol 70%, alumunium foil, kertas saring, kapas, kain kasa, ketas
payung, Eritromycin, NaCl fisiologis, Bayclin, cotton bud.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 54
36
H. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan penelitian yang meliputi
tahap persiapan, tahap pelaksanaan, yang terdiri dari pembuatan ekstrak daun
kirinyu ( Chromolaena odorata ), pembuatan media uji Mueller-Hilton Agar
(MHA), sterilisasi alat dan media, penyiapan mikroorganisme uji, dan tahap
perlakuan yang terdiri dari uji aktivitas antibakteri, dan uji Kadar Hambat
Minimum (KHM). Berikut ini tahapan yang dilakukan dalam penelitian :
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini peneliti mendata alat dan bahan yang digunakan
dalam penelitian. Sampel daun kirinyu diambil dari lahan-lahan kosong
disekitar Kampus III Universitas Sanata Dharma sesuai dengan jumlah
yang diperlukan dalam penelitian. Populasi mikroorganisme uji diperoleh
dari Balai Laboratorium Kesehatan (BLK) Yogyakarta dikultur ulang
terlebih dahulu pada agar miring Mueller-Hilton Agar (MHA) untuk
memperbanyak populasi mikroorganisme uji. Langkah kerja yang
dilakukan untuk melakukan rekultur mikroorganisme uji yaitu
menyiapkan media MHA miring di tabung reaksi lalu menggoreskan
secara zig-zag (streak) mikroorganisme uji kemudian diinkubasi selama
24 jam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 55
37
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pembuatan Ekstrak Daun Kirinyu ( Chromolaena odorata )
Daun kirinyu yang telah dipetik dipisahkan antara daun dengan
bagian-bagian yang tidak diperlukan seperti batang dan tangkai daun, dan
dilakukan penyortiran. Daun yang digunakan adalah daun yang bagus,
utuh dan tidak ada bagian yang busuk, lalu daun dicuci menggunakan air
mengalir hingga benar-benar bersih. Kemudian direndam menggunakan
larutan bayclin 20% selama 10 menit dan dibilas menggunakan akuades
steril. Setelah dicuci, daun diletakkan di tampah dan diangin-anginkan
sampai air bekas cucian tuntas. Selanjutnya daun dipindahkan ke loyang
alumunium dan dioven pada suhu 600 C hingga kering. Setelah kering
daun diblender namun tidak terlalu halus. Serbuk daun ini kemudian di
timbang sebanyak 20 gram kemudian direndam dengan 500mL larutan
campuran antara akuades steril dan metanol 96% dengan perbandingan 2 :
3 di dalam labu Erlenmeyer. Selama proses maserasi, labu erlemeyer
diletakkan pada shaker. Hal ini bertujuan untuk melakukan pengadukan
secara perlahan agar proses maserasi menjadi lebih cepat. Kecepatan
pengadukan yang digunakan yaitu sebesar 150 rpm selama 24 jam.
Kemudian larutan ekstrak disaring menggunakan kertas saring Whatman
nomer 1 dan filtrat dipekatkan menggunakan waterbath dengan suhu 600C
sehingga di dapatkan ekstrak dengan konsentrasi 100%.
Setelah didapatkan ekstrak dengan konsentrasi 100%, ekstrak
diencerkan lagi untuk mendapatkan ekstrak dengan konsentrasi 15%, 30%,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 56
38
45%,60%, dan 100% dengan menambahkan pelarut akuades steril. Hasil
pengenceran ekstrak dapat digunakan dalam uji aktivitas antibakteri.
b. Pembuatan Media Mueller-Hilton Agar (MHA)
MHA sebanyak 19 gram dilarutkan ke dalam 500 mL akuades lalu
dipanaskan dan dihomogenkan dengan menggunakan alat pemanas dan
magnetic strirer. Media MHA harus benar-benar homogen terlihat dari
warna kuning bening yang menunjukkan bahwa MHA telah tercampur
secara baik dengan akuades. Sebelum digunakan media disterilisasi
terlebih dahulu menggunakan autoklaf pada suhu 1210C dengan tekanan 1
atm selama 15 menit.
c. Sterilisasi Alat dan Media
Alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian disterilisasi
untuk menghindari terjadinya kontaminasi dalam pengujian. Pertama, alat-
alat yang akan digunakan didetoks terlebih dahulu lalu dikeringkan.
Selanjutnya alat yang telah didetoks bersama dengan bahan media
disterilisasi menggunakan autoklaf dengan suhu 1210C selama 15 menit.
Alat-alat yang disterilkan menggunakan autoklaf biasanya alat-alat yang
terbuat dari kaca seperti tabung reaksi, Erlenmeyer, dan cawan petri.
Sedangkan alat yang lain dapat disterilisasi dengan dipijarkan pada lampu
bunsen atau dicelupkan ke dalam alkohol dan dilewatkan di api bunsen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 57
39
d. Penyiapan Mikroorganisme Uji
Mikroorganisme uji yang akan digunakan dalam penelitian
direkultur terlebih dahulu di dalam tabung reaksi. Hal ini bertujuan untuk
memperbanyak populasi dari mikroorganisme. Kultur murni dari bakteri
Staphylococcus aureus secara aseptis menggunakan jarum ose lalu
digoreskan secara zig-zag dalam agar miring MHA lalu diinkubasi selama
24 jam. Selain direkultur pada agar miring, bakteri juga di rekultur di
cawan petri secara streak plate, hal ini bertujuan untuk memperoleh koloni
bakteri yang terpisah.
Sebelum digunakan dalam melakukan uji antibakteri,
mikroorganisme harus diencerkan terlebih dahulu. Tujuan dari
pengenceran yaitu untuk mengurangi jumlah populasi bakteri.
Pengenceran mikroorganisme dilakukan dengan mengambil 2-3 koloni
bakteri terkecil pada cawan petri kemudian dimasukkan ke dalam tabung
reaksi yang berisi 10 mL larutan NaCl fisiologis, kemudian dihomogenkan
menggunakan vortex stirrer. Penggunaan larutan NaCl fisiologis pada
pengenceran yaitu agar mikroorganisme yang digunakan tidak mengalami
lisis. Setelah dihomogenkan, kekeruhan suspensi bakteri dibandingkan
dengan larutan Mc. Farland Standart dengan tingat kepadatan 108 CFU.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 58
40
3. Tahap Perlakuan
a. Uji Aktivitas Antibakteri
Penelitian ini menggunakan metode difusi sumuran. Difusi
sumuran adalah pembuatan lubang pada media padat yang telah
diinokulasi bakteri. Lubang diinjeksikan dengan ekstrak yang diujikan.
Parameter dari metode ini adalah dengan mengukur zona hambat yang
terbentuk disekeliling sumuran.
Stok media yang telah disterilkan, dituang ke dalam cawan
petri. Setiap cawan petri berisi 10mL MHA. Setelah agar menjendal,
ambil cotton bud yang telah disterilkan kemudian masukkan ke dalam
tabung reaksi yang berisi suspensi bakteri. Kemudian cotton bud
diusapkan di seluruh permukaan agar pada cawan petri secara merata.
Pada media MHA padat yang telah diinokulasi dengan bakteri
dibuat lubang sumuran. Pada masing-masing cawan petri dibuat
lubang sumuran dengan diameter 6 mm. Pada masing-masing cawan
petri dibuat 3 lubang sumuran (3 kuadran). 50 μl ekstrak dari masing-
masing konsentrasi (15%, 30%, 45%, 60%, 100%) diinjeksikan ke
lubang sumuran pada cawan petri. Akuades steril digunakan sebagai
kontrol negatif dan larutan Eritromycin sebagai kontrol positif.
Kemudian agar sumuran diinkubasi selama 24 jam pada suhu 350C.
Berbagai konsentrasi ekstrak pada tiap perlakuan dapat dilihat pada
gambar berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 59
41
Gambar 3.1. Perlakuan dengan konsentrasi ekstrak daun kirinyu
(Chromolaena odorata) dengan masing-masing perlakuan terdapat 3
kali pengulangan terhadap bakteri uji yaitu Staphylococcus aureus
Ekstrak yang digunakan dikatakan efektif apabila terlihat daerah yang
dihambat oleh ekstrak tersebut. Daerah hambat akan terlihat lebih bening
daripada daerah di sekitarnya. Daerah hambat diukur menggunakan jangka
sorong manual. Daerah hambat dihitung dengan mengkurangkan diameter
zona hambat dengan diameter lubang sumuran. Setelah didapatkan diameter
zona hambat dari masing-masing kuadran, lalu nilainya dirata-rata sehingga
15% 30%
PƟ
45% 60%
PO
15% 30%
PƟ
45% 60%
PO
15% 30%
PƟ
45% 60%
PO
100% 100%
100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 60
42
diperoleh diameter zona hambat pada masing-masing konsentrasi ekstrak
daunkirinyu. Menurut Hanphakphoom, 2015, nilai zona hambat yang ≥10 mm
dapat digunakan untuk melakukan uji Kadar Hambat Minimal (KHM).
b. Uji Kadar Hambat Minimal ( KHM )
Pengujian Kadar Hambat Minimum (KHM) dilakukan setelah
didapatkan konsentrasi terendah pada pengujian aktivitas antibakteri
dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Pengujian KHM bertujuan
untuk mengetahui konsentrasi ekstrak terkecil yang mampu
menghambat pertumbuhan bakteri.
Proses pengujian KHM dilakukan dengan metode pour plate.
Bakteri yang akan digunakan harus diencerkan terlebih dahulu untuk
mengurangi populasi bakteri. Pengenceran bakteri dilakukan dengan
menambahkan suspensi bakteri ke dalam larutan NaCl fisiologis dan
dibandingkan dengan larutan Mc. Farland standart 0,5 (108 CFU).
Suspensi bakteri yang telah diencerkan, diambil sebanyak 1 mL yang
dituang ke dalam cawan petri dan ditambahkan ekstrak sampel yang
digunakan lalu dituang media yang masih panas dengan suhu sekitar
450C ke dalam cawan petri tersebut. Perbandingan antara ekstrak
dengan suspensi bakteri yaitu 1 : 1, 1 ml suspensi bakteri ditambahkan
dengan 1 ml ekstrak daun kirinyu. Kemudian diinkubasi selama 24
jam. Penentuan nilai KHM dilihat dari konsentrasi terendah yang tidak
ditumbuhi bakteri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 61
43
I. Analisis Data
Data dianalisis dan diolah menggunakan Uji Analysis of Variance
(Anova) dengan Program SPSS versi 20. Data diuji terlebih dahulu dengan
pengujian normalitas kemudian homogenitas sebagai prasyarat analisis data
sebelum melakukan uji ANOVA. Uji normalitas bertujuan untuk
memperlihatkan bahwa data yang dilakukan memiliki distribusi normal atau
tidak. Normalitas dipenuhi jika hasil uji signifikan dengan taraf signifikansi
(α = 0,05). Apabila nilai signifikan lebih besar dari α, maka data tersebut
terdistribusi normal. Sebaliknya apabila nilai signifikansi lebih kecil dari α,
maka data tersebut tidak terdistribusi normal.
Selanjutnya dilakukan uji homogenitas, bertujuan untuk mengetahui
varian dari beberapa populasi menunjukkan sama atau tidak. Apabila nilai
signifikan pada uji homogenitasnya lebih kecil dari α, maka varian dari dua
atau lebih kelompok populasi data adalah tidak sama. Kebalikannya, apabila
nilai signifikan lebih besar dari α, maka varian dari dua atau lebih kelompok
populasi data adalah sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 62
44
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Uji Aktivitas Antibakteri
Daun kirinyu memiliki permukaan yang berbulu sehingga lebih sulit
dibersihkan jika dibandingkan dengan daun yang permukaannya licin, oleh
karena itu sebelum digunakan untuk membuat ekstrak harus terlebih dahulu
disterilkan dengan merendam daun ke dalam larutan bahan kimia, misalnya
bayclin. Pensterilan daun dengan metode ini bertujuan untuk menghilangkan
kontaminan-kontaminan yang terdapat pada daun sehingga ekstrak terhindar
dari kontaminasi. Pelarut yang digunakan dalam pembuatan ekstrak yaitu
metanol. Pemilihan metanol sebagai pelarut pengekstrak dalam penelitian ini
karena metanol dapat melarutkan seluruh golongan metabolit sekunder,
sehingga secara umum digunakan dalam isolasi senyawa organik bahan alam.
Hasil penelitian Erlyani (2012) menyatakan bahwa hasil ekstraksi dengan
menggunakan pelarut metanol menunjukkan kadar metabolit sekunder yang
maksimal dibandingkan pelarut organik lainnya.
Zona hambat yang terbentuk dari hasil pengujian diukur
menggunakan jangka sorong manual dengan ketelitian millimeter (mm). Hasil
pengukuran zona hambat ekstrak daun kirinyu terhadap pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 63
45
Tabel 4.1. Diameter zona hambat aktivitas antibakteri ekstrak daun kiriyu
terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
Bakteri Konsentrasi
Ekstrak
Diameter
(mm)
Kriteria
Kekuatan
Antibakteri
Staphylococcus
aureus
15% 0 Tidak ada zona
hambat
30% 0.42 Lemah
45% 2.13 Lemah
60% 6.78 Sedang
100% 7.47 Sedang
Kontrol positif 39.38 Sangat kuat
Kontrol negatif 0 Tidak ada zona
hambat
Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa zona hambat yang dihasilkan dari
berbagai konsentrasi ekstrak daun kirinyu yaitu 15%, 30%, 45%, 60%, dan
100% terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus memiliki nilai
diameter yang berbeda dan memiliki kriteria kekuatan antibakteri yang
berbeda pula. Ada yang berkekuatan lemah dan sedang, karena rentang zona
hambat yang terbentuk hanya 0,42 mm hingga 7, 47 mm namun ada pula
konsentrasi yang tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini
menunjukkan bahwa ekstrak daun kirinyu mengandung zat antibakteri yang
dapat menghambat pertumbuhan bakteri walaupun daya hambatnya lemah dan
sedang.
Hasil dari penelitian ini cukup berbeda jika dibandingkan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Hanphakphoom (2016) yang menyatakan
bahwa daya hambat ekstrak metanol daun kirinyu terhadap pertumbuhan
bakteri S. aureus sangat kuat karena diameter zona hambat yang terbentuk >20
mm. Hal ini kemungkinan disebabkan karena adanya perbedaan kadar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 64
46
senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada daun kirinyu yang digunakan
dalam membuat ekstrak. Perbedaan kadar senyawa metabolit sekunder dapat
terjadi kemungkinan karena perbedaan lingkungan tempat tumbuh kirinyu,
usia tumbuhan saat dipanen, dan usia daun yang digunakan untuk membuat
ekstrak.
Senyawa metabolit sekunder berfungsi untuk mempertahankan diri
atau untuk mempertahankan eksistensinya di lingkungan tempatnya berada
(Ergina, dkk). Oleh karena itu, lingkungan tempat tumbuh tumbuhan sangat
mempengaruhi kadar metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tumbuhan
tersebut. Tumbuhan kirinyu merupakan tumbuhan yang hidup liar di lahan
terbuka, sehingga lingkungan tempat tumbuhnya memiliki kondisi yang tidak
terkontrol. Lingkungan yang tidak terkontrol tersebut rentan menyebabkan
berbagai kondisi stress pada tanaman, salah satunya yang sering terjadi yaitu
cekaman kekeringan. Pada saat tumbuhan mengalami cekaman kekeringan
tanaman akan mengaktifkan berbagai mekanisme pertahanan termasuk induksi
biosintesis metabolit sekunder. Selmar dan Kleinwachter (2013) menunjukkan
bahwa pada tanaman Hypericum brasiliense, konsentrasi dan jumlah total
senyawa fenolik secara drastis ditingkatkan pada tanaman yang tumbuh dalam
kondisi cekaman kekeringan dibandingkan dengan tanaman kontrol. Selain itu
unsur hara yang terdapat dalam tanah juga berpengaruh terhadap kandungan
metabolit sekunder pada tanaman. Salim, dkk (2016) menyatakan bahwa unsur
hara tanah makro seperti N, K, bahan organik, dan C mempunyai hubungan
linear dengan pembentukan metabolit sekunder pada tumbuhan. Hal ini berarti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 65
47
semakin banyak unsur hara yang terkadung dalam tanah akan menyebabkan
tumbuhan memiliki kualitas metabolit sekunder yang lebih baik dan kuantitas
metabolit sekunder yang lebih banyak. Usia tumbuhan dan usia daun juga
berpengaruh terhadap kandungan metabolit sekunder pada tumbuhan.
Tanaman yang usianya masih muda memiliki kandungan metabolit sekunder
yang rendah karena sintesis metabolit sekunder yang belum optimal.
Sedangkan pada daun, kandungan metabolit sekunder pada daun yang sudah
tua akan lebih banyak jika dibandingkan dengan daun yang masih muda
karena jumlah metabolit sekunder yang ditimbun pada daun yang sudah tua
lebih banyak dibandingkan dengan jumlah metabolit sekunder yang ditimbun
pada daun yang masih muda.
Hal ini didukung oleh Erlyani (2012) yang menyatakan bahwa
kandungan metabolit sekunder pada tanaman dapat bervariasi tergantung
faktor lingkungan dan faktor dalam tumbuhan itu sendiri. Tingkat usia dan
kematangan tanaman mempengaruhi tingkat metabolit sekunder yang aktif
secara maksimal dalam tanaman. Rahayu dkk (2006) menyatakan bahwa usia
daun mempengaruhi kekuatan kandungan dan kemelimpahan metabolit
sekunder serta aktivitas bioaktif senyawa tersebut. Jumlah metabolit sekunder
dalam suatu simplisia sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, umur
tanaman sewaktu dipanen, dan waktu panen. Waktu panen sangat
berhubungan dengan waktu pembentukan metabolit sekunder sehingga
pemanenan lebih baik dilakukan pada saat kandungan metabolit sekunder
dalam kadar maksimum (Tunjung, 2013). Selain itu, faktor stress lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 66
48
dan kecukupan unsur hara dalam tanah juga dapat mempengaruhi tingkat
metabolit sekunder (Mariska, 2013).
Berdasarkan analisis diatas, maka dapat diketahui bahwa ada
beberapa kemungkinan yang menyebabkan ekstrak daun kirinyu yang
digunakan dalam penelitian ini memiliki daya hambat yang lemah. Pada saat
dilakukan pemanenan, banyak ditemukan tumbuhan kirinyu yang daunnya
berwarna kekuningan, namun daun yang berwarna kuning tidak ikut dipanen.
Hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan besar kandungan unsur hara dalam
tanah tempat tumbuh tumbuhan tersebut rendah sehingga tumbuhan
mengalami kekurangan unsur hara. Kekurangan unsur hara pada tumbuhan
dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas metabolit sekunder yang
dihasilkan jika dibandingkan dengan tumbuhan yang memperoleh unsur hara
yang cukup. Selain itu pemanenan juga dilakukan secara random, sehingga
tidak diketahui usia tumbuhan yang dipanen dan tidak dilakukan pemisahan
antara daun yang tua dan yang muda.
Kemampuan ekstrak daun kirinyu dalam menghambat pertumbuhan
bakteri St.aureus karena adanya kandungan senyawa metabolit sekunder
berupa flavonoid, tanin, fenol, dan saponin. Senyawa-senyawa fitokimia inilah
yang berperan penting dalam kemampuan antibakteri suatu tumbuhan.
Mekanisme kerja flavonoid sebagai antibakteri adalah dengan membentuk
senyawa komplek dengan protein ekstraseluler dan terlarut sehingga dapat
merusak membrane sel bakteri dan diikuti dengan keluarnya senyawa
intraseluler (Ngajow, dkk, 2013). Tanin merupakan polimer dari senyawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 67
49
fenol yang memiliki kemampuan untuk menginaktifkan adhesion sel bakteri,
menginaktifkan enzim, dan mengganggu transport protein pada lapisan dalam
sel. Selain itu tanin juga menyerang polipeptida dinding sel sehingga
pembentukan dinding sel menjadi kurang sempurna. Hal ini menyebabkan sel
bakteri menjadi lisis karena tekanan osmotik dan tekanan fisik sehingga sel
bakteri akan mati (Hridhya dan Kulandhaivel, 2017). Mekanisme kerja
saponin sebagai antibakteri adalah dengan menurunkan tegangan permukaan
sehingga mengakibatkan naiknya permeabilitas atau kebocoran sel dan
menyebabkan senyawa intraseluler akan keluar. Senyawa ini berdifusi melalui
membran luar dan dinding sel yang rentan, lalu mengikat membran sitoplasma
dan mengganggu kestabilan sel. Hal ini menyebabkan sitoplasma bocor keluar
dari sel dan mengakibatkan kematian sel (Ngajow, 2013). Senyawa-senyawa
fitokimia ini bekerja secara sinergis sehingga dapat menghambat pertumbuhan
bakteri.
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa konsentrasi yang
memiliki nilai diameter zona hambat yang paling besar yaitu pada konsentrasi
ekstrak 100% dengan diameter zona hambat 7,47 mm, sedangkan rata-rata
zona hambat terkecil yang terbentuk yaitu dengan diameter 0,42 mm pada
ekstrak konsetrasi 30%. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang menyatakan
bahwa semakin besar atau tinggi konsentrasi ekstrak maka zona hambat yang
terbentuk akan semakin besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 68
50
Perbandingan zona hambat yang dihasilkan oleh masing-masing konsentrasi
ekstrak daun kirinyu terhadap pertumbuhan bakteri S. aureus dapat dilihat pada
Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Perbandingan zona hambat yang dihasilkan oleh masing-masing
konsentrasi ekstrak pada pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus
Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dianalisis secara statistik.
Pengujian statistik yang dilakukan ialah uji One Way ANOVA. Uji One Way
ANOVA dipilih karena hanya ada satu variabel penguji yang akan diuji yaitu
konsentrasi ekstrak daun kirinyu. Syarat dalam uji One Way ANOVA data
yang akan diuji harus berdistribusi normal serta data memiliki varian yang
sama (homogen). Oleh karena itu sebelum dilakukan pengujian dengan uji
ANOVA, data harus diuji normalitas Kalmogorov smirnov dan uji
homogenitas terlebih dahulu dengan menggunakan SPSS versi 20.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 69
51
Berdasarkan uji normalitas, data zona hambat yang diuji berdistribusi
normal. Hal ini dibuktikan nilai signifikansi 0.057 > 0.05 sehingga terbukti
bahwa data berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas.
Berdasarkan uji homogenitas, data yang diperoleh ternyata memiliki varian
yang tidak sama, karena nilai signifikansi 0.001 < 0.05 sehingga terbukti
bahwa data tidak homogen. Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas,
kemudian dilakukan uji One Way ANOVA. Dari pengujian One Way ANOVA
diperoleh nilai signifikansi 0.000 < 0.05 sehingga hasilnya signifikan.Hal ini
menyatakan bahwa penggunaan ekstrak daun kirinyu berpengaruh terhadap
pertumbuhan bakteri S. aureus. Mengingat data yang diuji tidak homogen,
maka dilakukan uji pembanding dengan mengunakan uji Kruskal-Wallis. Nilai
signifikansi dari hasil pengujian Kruskal-Wallis ini akan dibandingkan dengan
nilai signifikansi yang diperoleh dari uji Anova. Uji Kruskal-Wallis
merupakan uji non parametrik berbasis peringkat yang bertujuan untuk
menentukan adanya perbedaan signifikan secara statitik antara 2 atau lebih
variabel independen pada variabel dependen. Pengujian Kruskal-Wallis ini
dipilih sebagai uji pembanding karena uji ini hampir mirip dengan uji Anova,
namun data yang diuji tidak harus memiliki variansi yang sama (homogen).
Dari pengujian Kruskal-Wallis diperoleh nilai signifikansi 0.007 < 0.05 yang
berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap penggunaan
berbagai konsentrasi ekstrak daun kirinyu. Output data uji statistik aktivitas
antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri S.aureus dapat dilihat pada
lampiran 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 70
52
B. Kadar Hambat Minimum (KHM)
Pengujian Kadar Hambat Minimum perlu dilakukan untuk mengetahui
kekuatan suatu zat antibakteri dalam menghambat pertumbuhan bakteri.
Konsentrasi 45% merupakan konsentrasi yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri dengan cukup baik apabila dibandingkan dengan
konsentrasi 30%. Hal tersebut menjadi dasar untuk menentukan konsentrasi
yang akan digunakan dalam melakukan pengujian Kadar Hambat Minimum
yaitu konsentrasi 43%, 41%, 39%, dan 37%. Hasil pengujian Kadar Hambat
Minimal dapat dilihat dalam tabel 4.2.
Tabel 4.2. Hasil uji Kadar Hambat Minimum (KHM) terhadap bakteri
Staphylococcus aureus
Bakteri Konsentrasi
Ekstrak
Keterangan
Staphylococcus
aureus
43% Belum mampu menghambat
pertumbuhan bekteri karena masih
ada koloni bakteri yang tumbuh
pada media
41% Belum mampu menghambat
pertumbuhan bakteri karena masih
ada koloni bakteri yang tumbuh
pada media
39% Belum mampu menghambat
pertumbuhan bakteri karena masih
ada koloni bakteri yang tumbuh
pada media
37% Belum mampu menghambat
pertumbuhan bakteri karena masih
ada koloni bakteri yang tumbuh
pada media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 71
53
Berdasarkan tabel 4.2 diatas, dapat dilihat bahwa konsentrasi ekstrak
yang digunakan untuk melakukan uji Kadar Hambat Minimum (KHM) belum
dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Hal ini dapat ditunjukkan dengan
masih adanya koloni bakteri yang tumbuh pada media. Ketidakmampuan
ekstrak dalam menghambat pertumbuhan bakteri dalam uji KHM ini
kemungkinan karena daya hambat ekstrak yang lemah. Daya hambat ekstrak
yang lemah dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kurangnya unsur hara yang
terdapat di dalam tanah tempat tumbuhnya kirinyu, pemanenan yang
dilakukan secara random sehingga tidak diketahui usia tumbuhan yang
dipanen, dan tidak dilakukan pemisahan antara daun yang tua dan yang muda.
Faktor-faktor tersebut dapat mengurangi kualitas dan kuantitas metabolit
sekunder yang terkandung di dalam ekstrak sehingga daya hambat ekstrak
menjadi lemah.
Selain itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil pengujian
KHM ini, yaitu volume suspensi bakteri, volume ekstrak, dan homogenisasi
ekstrak dan suspensi bakteri. Pada pengujian KHM yang telah dilakukan
setiap cawan petri mendapat perlakuan yang sama. Namun dapat terjadi
beberapa ketidaktelitan dalam melakukan langkah-langkah pengujian KHM,
seperti kurangnya ketelitian pada saat mengambil suspensi bakteri dan ekstrak
sehingga volume suspensi bakteri atau ekstrak tidak sesuai dengan takaran
volume yang ditentukan. Selain itu pada proses homogenisasi, kurang
homogen sehingga dapat mempengaruhi hasil uji KHM.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 72
54
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang telah dilakukan memiliki beberapa keterbatasan, yakni :
1. Pengambilan daun kirinyu yang digunakan sebagai bahan ekstrak dalam
penelitian ini dilakukan secara random, sehingga tidak diketahui usia dari
tumbuhan yang digunakan.
2. Morfologi daun kirinyu yang permukaannya berbulu menjadi kendala dalam
melakukan sterilisasi permukaan daun.
3. Penelitian ini hanya terbatas mengetahui aktivitas antibakteri pada ekstrak
daun kirinyu tanpa melakukan skrining fitokimia. Oleh karena pengujian
fitokimia tidak dilakukan maka perkiraan kandungan senyawa metabolit
sekunder hanya mengacu pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
4. Pada penelitian ini belum dilakukan pengujian Kadar Bunuh Minimal (KBM)
karena dari hasil pengujian Kadar Hambat Minimal (KHM) dari berbagai
konsentrasi ekstrak kirinyu yang digunakan belum ada yang benar-benar
menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 73
55
BAB V
IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN PADA PEMBELAJARAN DI
SEKOLAH
Berbagai aspek dalam penelitian aktivitas antibakteri ekstrak daun kirinyu
ini dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di sekolah. Aplikasi dalam dunia
pendidikan khususnya terkait dengan pembelajaran di SMA kelas X semester I
pada materi Archaebacteria dan Eubacteria. Materi yang dapat disampaikan pada
pembelaran mengenai bab ini yaitu karakteristik Archaebacteria dan Eubacteria,
penggolongan bakteri berdasarkan bentuk dan alat geraknya, perkembangbiakan
bakteri, peranan bakteri dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bakteri yang
menyebabkan penyakit serta pengaruh antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri.
Materi tentang Archaebacteria dan Eubacteria terdapat dalam Kompetensi
Dasar (KD) 3.5 yang berbunyi “Menganalisis struktur dan cara hidup bakteri
serta perannya dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat” dan Kompetensi
Dsar 4.5 yang berbunyi “Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran bakteri
dalam kehidupan berdasarkan hasil studi literature dalam bentuk laporan tertulis”.
Dalam mempelajari materi tentang Archaebacteria dan Eubacteria ini, siswa
diharapkan dapat mengamati secara langsung struktur morfologi koloni dan sel
bakteri sehingga proses pembelajaran menjadi lebih bermakna. Instrumen
pembelajaran secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 5 sampai 10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 74
56
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Ekstrak daun kirinyu memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri
Staphylococcus aureus
2. Berbagai konsentrasi ekstrak yang digunakan 15%, 30%, 45%, 60%, dan
100% berbeda secara signifikan dalam menghambat pertumbuhan
Staphylococcus aureus
3. Konsentrasi 100% memiliki zona hambat paling besar dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Stahpylococcus aureus
4. Dalam pengujian Kadar Hambat Minimal (KHM), berbagai konsentrasi
ekstrak yang digunakan belum dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Staphlococcus aureus
B. Saran
1. Perlu dilakukan penentuan stadar terhadap usia tumbuhan kirinyu yang
akan digunakan sebagai sampel dalam penelitian.
2. Perlu dilakukan sterilisasi pada daun dengan menggunakan bahan kimia
karena morfologi daun yang berbulu sehingga lebih sulit disterilkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 75
57
3. Perlu dilakukan pengujian fitokimia terhadap ekstrak daun kirinyu untuk
mengetahui kandungan senyawa antibakteri yang terdapat di dalamnya.
4. Perlu dilakukan pengujian Kadar Bunuh Minimal (KBM) untuk
mengetahui kemampuan ekstrak daun kirinyu dalam membunuh bakteri
Staphylococcus aureus.
5. Perlu dilakukan pengujian antibakteri menggunakan bagian lain dari
tumbuhan kirinyu (Chromolaena odorata).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 76
58
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2018, Vrsa = Vancomycin-Resistant Staphylococcus aureus, diunduh
dari http://www.bacteriainphotos.com/VRSA.html, diakses pada tanggal 18
Maret 2018
Burton, G. R. W., dan Engelkirk, P.G., 2004, Microbiology for the Health
Sciences 7th
Edition, USA: Crawfordsville
Chiller, K., Selkin, B.A., Murakawa, G.J., 2001, Skin Microflora and Bacterial
Infection of Skin, Journal of Investigative Dermatology Symposium
Proceeding.
Ergina, Nuryanti,S., Pursitasari, I.D., 2014, Uji Kualitatif Senyawa Metabolit
Sekunder pada Daun Palado (Agave angustifolia) yang Diekstrak Dengan
Pelarut Air dan Etanol, Jurnal Akademi Kimia Universitas Tadulako Palu
Erlyani, 2012, Identifikasi Kandungan Metabolit Sekunder dan Uji Antioksidan
Ekstrak Metanol Tandan Bunga Jantan Enau (Arenga pinnata Merr.),
Jurnal Skripsi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Unhalu Kendari
Forbes, B.A., Sahm, D.F., dan Weissfeld, A.S., 2007, Bailey and Scott’s
Diagnostic Microbiology 12th
Edition, Missouri
Hadiroseyani, Y., Hafifuddin., Alifudin, M., dan Supriyadi, H., 2005, Potensi
Daun Kirinyu ( Chromolaena odorata) Untuk Pengobatan Penyakit Cacar
Pada Ikan Gurame (Osphronemus gourami) yang disebabkan Aeromonas
Hydrophilla, Jurnal Akuakultur Indonesia, 4 (2) : 139-144
Hanphakphoom, S., Thophon, S., Waranusantigul, P., Kangwanrangsan, N., and
Krajangsan, S., 2016, Antimicrobial Activity of Chromolaena odorata
Extracts Agains Bacterial Human Skin Infections, Research Journal by
National Research Council of Thailand and Suandusit University, 159-168
Hapsari, Endah, 2015, Uji Anti Bakteri Ekstrak Herba Meniran (Phyllanthus
niruri) terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus dan Escherichia coli,
Skripsi, Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma : Yogyakarta
Hasnawati, dan Prawita, E., 2010, Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Antibakteri
dari Daun Eupatorium odoratum L. terhadap Bakteri Staphylococcus aureus
ATCC 25923 dan Escherichia coli ATCC 25922, Majalah Obat
Tradisional, 41-50.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 77
59
Hridya, K.V., dan Kulandhaivel, M., 2017, Antimicrobial Activity of
Chromolaena odorata Against Selected Pyogenic Pathogens, International
Journal of Pharmacognosy and Phytochemical Research
Irobi, O.N., 1997, Antibotik Properties of Ethanol Extract of Chromolaena
odorata (Asteraceae), International Journal of Pharmacognosy, 111-115
ITIS, 2010, Chromolaena odorata (L.) R.M. King & H. Rob : Taxonomic Serial
No.: 37034, diunduh dari
https://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt#null, diakses pada tanggal
25 Juli 2018
ITIS, 2012, Staphylococcus aureus Rosenbach, 1884: Taxonomic Serial No: 369,
diunduh dari
https://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&searc
h_value=369#null, diakses pada tanggal 25 Juli 2018
Kardinan, A., dan Kusuma, F.R., 2004, Meniran Penambah Daya Tahan Tubuh
Alami, Jakarta : Agromedia Pustaka
Locke, Thomas, Keat, S., Walker, A., dan Mackinnon, R., 2012, Microbial and
Infectious Diseases on the Move, diterjemahkan oleh Akbarini, Rizqi, 99-
111, Jakarta : Indeks
Mariska, Ika, 2013, Metabolit Sekunder: Jalur Pembentukan dan Kegunaannya,
diunduh dari http://biogen.litbang.pertanian.go.id/2013/08/metabolit-
sekunder-jalur-pembentukan-dan-kegunaannya/, diakses pada tanggal 6 Juni
2018
Masyhud, 2010, Tanaman Obat Indonesia,
http://www.dephut.go.id/indexphp?=id/node/54 , diakses pada tanggal 16
Desember 2017
Maulida, Dewi, 2010, Ekstraksi Antioksidan (Likopen) dari Buah Tomat dengan
Menggunakan Solven Campuran N-Heksana, Aseton, dan Etanol, Skripsi,
Universitas Diponegoro : Semarang
Misnadiarly, dan Djajaningrat, H., 2014, Mikrobiologi Untuk Klinik dan
Laboratorium, Jakarta : Rineka Cipta, pp. 12-14
Ngajow, Mercy, Jemmy Abidjulu, Vanda S.K., 2013, Pengaruh Antibakteri
Ekstrak Kulit Batang Matoa ( Pometia pinnata) terhadap bakteri
Staphylococcus aureus secara In Vitro, Jurnal MIPA UNSRAT Manado
Nurwahdaniati, 2014, Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol 70% Daun Kirinyuh
(Chromolaena odorata) Dengan Metode Bioautografi Terhadap Bakteri
Stahylococcus aureus, Skripsi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Malang, Malang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 78
60
Omokhua, A.G., 2015, Phytochemical and Pharmacological Investigations of
Invasive Chromolaena odorata (L.) R.M. King & H. Rob. (Asteraceae),
Thesis, Agriculture, Engineering, and Science University of KwaZulu-Natal
: South Africa
Pelczar dan Chan, E.C.S, 2015, Dasar-dasar Mikrobiologi, Terjemahan
Hadioetomo, Universitas Indonesia Press : Jakarta
Pradana, S., 2015, Laporan Pengendalian Gulma : Identifikasi Gulma
(Chromolaena odorata) , diunduh dari
https://www.academia.edu/23636182/LAPORAN_PENGENDALIAN_GUL
MA_IDENTIFIKASI_GULMA_CHROMOLAENA_ODORATA_, diakses
pada tanggal 15 Maret 2018
Purnama, W.B., 2013, Aktivitas Antibakteri Glukosa terhadap Bakteri
Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, dan
Escherichia coli, Naskah Publikasi, Fakultas Farmasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Purwati, 2003, Isolasi dan Identifikasi Senyawa Organik Dalam dau Eupatorium
odoratum L., Tesis, Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta
Radji, Maksum, 2011, Buku Ajar Mikrobiologi : Panduan Mahasiswa Farmasi
dan Kedokteran, Jakarta : EGC, pp.10-12, 179-199
Rahayu, D.S., Dewi Kusrini, Enny Fachriyah, 2006, Penentuan Aktivitas
Antioksidan dari Ekstrak Etanol Daun Ketapang (Terminalia catappa L)
dengan Metode 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH), Jurnal Jurusan Kimia
FMIPA Universitas Diponegoro
Rosihan, Amha, 2015, Peranan Bakteri Di Bidang Kedokterani, diambil dari
www.astalog.com, diakses pada tanggal 28 Maret 2018
Rungnapa, O., 2003, Phytochemistry and Antimalarial Activity of Eupatorium
odoratum L., Thesis, Pharmaceutical Chemistry and Phytochemistry,
Mahidol University, Bangkok
Rostinawati, Tina, 2009, Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Bunga Rosela
(Hibiscus sabdariffa L.) Terhadap Escherichia coli, Salmonella typii, dan
Staphylococcus aureus dengan Metode Difusi Agar, Laporan Penelitian
Mandiri, Universitas Padjadjaran, Jatinagor
Salim, M., Yahya, Sitorus, H., Marini, T.N., 2016, Hubungan Kandungan Hara
Tanah Dengan Produksi Senyawa Metabolit Sekunder pada Tanaman Duku
(Lansium domesticum Corr var Duku) dan Potensinya Sebagai Larvasida,
Jurnal Vektor Penyakit Badan Litbang Kesehatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 79
61
Selmar, D., dan Kleinwachter, M., 2013, Stress Enhances the Synthesis of
Secondary Plant Products : The Impact of Stress- Related Over- Reduction
on the Accumulation of Natural Products, Journal of Plant and Cell
Physiology Oxford University Press
Taniredja,T., dan Mustatidah, Hi, 2011, Penelitian Kuantitatif. Alfabeta :
Bandung
Tirta, R., 2010, Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etil Asetat Kelopak Rosella
(Hibiscus sabdariffa Linn) terhadap Propionibacterium acne, S. aureus, dan
Escherichia coli serta Uji Bioautografi, Skripsi, Fakultas Farmasi
Universitas Muhammadiyah: Surakarta
Tunjung, W.A.S., 2013, Obat Tradisional (Herbal) dan Metabolit Sekunder,
diunduh dari http://majalah1000guru.net/2013/08/obat-tradisional-metabolit-
sekunder/, diakses pada tanggal 6 Junin 2018
Wikipedia, 2018, Chromolaena odorata, diunduh dari
https://en.wikipedia.org/wiki/Chromolaena_odorata , diakses pada tanggal
25 Maret 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 80
62
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 81
63
Lampiran 1
DOKUMENTASI HASIL UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK
KIRINYU (Chromolaena odorat) TERHADAP Staphylococcus aureus
Gambar 7.1. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak daun kirinyu terhadap bakteri
Staphylococcus aureus pada konsentrasi 15%, 30%, dan kontrol negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 82
64
Gambar 7.2. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak daun kirinyu terhadap
Staphylococcus aureus pada konsentrasi 45%, 60%, dan kontrol
positif
Gambar 7.9. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak daun kirinyu terhadap
Staphylococcus aureus pada konsentrasi 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 83
65
Lampiran 2
DOKUMENTASI UJI KADAR HAMBAT MINIMUM (KHM) BAKTERI
Staphylococcus aureus
Gambar 7.4. Hasil Uji Kadar Hambat Minimum (KHM) pada konsentrasi 43%,
41%, 39%, dan 31% terhadap bakteri Staphylococcus aureus
37%
%
39%
41% 43%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 84
66
Lampiran 3
DIAMETER DAERAH HAMBAT AKTIVITAS ANTIBAKTERI
EKSTRAK DAUN KIRINYU (Chromolaena odorata) TERHADAP
Staphylococcus aureus
Tabel 7.1. Diameter Daerah Hambat Ekstrak Antibakteri dari Daun Kirinyu
(Chromolaena odorata) terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus
Konsentrasi
Ekstrak Daun
Kirinyu
Ulangan 1
(mm)
Ulangan 2
(mm)
Ulangan 3
(mm)
Rata-rata
Diameter
Zona
Hambat
(mm)
15% 0 0 0 0
30% 1.25 0 0 0.42
45% 3.3 0 3.1 2.13
60% 4.3 14.5 1.55 6.78
100% 8.65 7.6 6.15 7.47
K+
(Eritromycin)
36 41.05 41.1 39.38
K-
(Akuades steril)
0 0 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 85
67
Lampiran 4
HASIL ANALISIS ONE WAY ANOVA (SPSS 20) AKTIVITAS
ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KIRINYU (Chromolaena odorata)
TERHADAP Staphylococcus aureus
Tabel 7.2. Hasil Uji Normalitas Kalmogorov-Smirnov terhadap Diameter Zona
Hambat Aktivitas Antibakteri
Tabel 7.3. Hasil Uji Homogenitas Levene Test terhadap Diameter Zona Hambat
Aktivitas Antibakteri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 86
68
Tabel 7.4. Hasil Uji One Way Anova Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kirinyu
(Chromolaena odorata) terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus
Tabel 7.5. Hasil Uji Kruskal-Wallis Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kirinyu
(Chromolaena odorata) terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 87
69
Tabel 7.6. Hasil Uji Duncan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kirinyu
(Chromolaena odorata) terhadap Staphylococcus aureus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 88
70
Lampiran 5
SILABUS PEMINATAN MATEMATIKA DAN ILMU-ILMU ALAM
MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas/ Semester : X (SEPULUH)/ I
Alokasi Waktu : 12 JP x 45 menit
Materi : Archaebacteria dan Eubacteria
Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 89
71
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradabanterkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan sesuai kaidah keilmuan
ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA, CIRI, KARAKTER, DAN PERANANNYA
Kompetensi dasar Materi pelajaran Kegiatan pembelajaran Indikator pencapaian
kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk
instrumen
Alokasi
waktu
Sumber
belajar
1.1 Mengagumi
keteraturan
dan
kompleksitas
ciptaan Tuhan
tentang
keanekaragam
an hayati,
ekosistem, dan
lingkungan
hidup
Kingdom Monera:
1. Pengertian
Archaebacteria,
Eubacteria, dan
bakteri
2. Karakteristik
dan
perkembangbiak
kan bakteri
Pertemuan 1 :
Mengamati
Mengamati berbagai
gambar bakteri yang
memiliki bentuk
morfologi sel yang
berbeda-beda
Menanya
- Mengapa bakteri
memiliki bentuk
1.1.1. Menunjukkan
rasa syukur kepada
Tuhan atas ciptaan-
Nya yang
mengagumkan
1.2.1.
Mengembangkan
pola pikir ilmiah
dengan mengamati
hasil percobaan
1.3.1. Peduli terhadap
Sikap :
-Sikap teliti,
rasa ingin
tahu, jujur
Pengetahuan
-Non tes
- Tes
- Lembar
observasi
- Daftar
cek
-
Portofolio
-Ulangan
harian
(Pilihan
12 JP x
45
menit
-Buku
Biologi Kelas
X
-Lembar
Kerja Siswa
-Sumber-
sumber lain
di Internet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 90
72
ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA, CIRI, KARAKTER, DAN PERANANNYA
Kompetensi dasar Materi pelajaran Kegiatan pembelajaran Indikator pencapaian
kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk
instrumen
Alokasi
waktu
Sumber
belajar
1.2 Menyadari dan
mengagumi
pola pikir
ilmiah dalam
kemampuan
mengamati
bioproses
1.3 Peka dan
perduli
terhadap
permasalahan
lingkungan
hidup,
menjaga dan
menyayangi
lingkungan
sebagai
manifestasi
pengalaman
ajaran agama
yang
dianutnya
2.1 Berperilaku
ilmiah, teliti,
tekun, jujur,
terhadap data
dan fakta,
3. Dasar
pengelompokan
bakteri
4. Koloni bakteri
5. Menginokulasi
bakteri/ pour
plate/ streak
plate
6. Pengamatan sel
bakteri
7. Peranan bakteri
dalam
kehidupan
8. Pengaruh
antibakteri
terhadap
petumbuhan
bakteri
yang berbeda-beda?
Apa yang menjadi
dasar
pengelompokan
bakteri?
- Bagaimana cara
bakteri berkembang
biak?
Mencoba
- Melakukan
percobaan isolasi
bakteri dengan
menggunakan metode
pour plate dan streak
plate
- Melakukan
pengamatan pada
koloni bakteri pada
media agar dan
mengamati morfologi
bakteri menggunakan
mikroskop
Menalar
- Mendiskusikan hasil
lingkungan
sekitarnya dan
menjaga kebersihan
diri
2.1.1. Menunjukkan
perilaku teliti dalam
melakukan praktikum
2.1.2. Menunjukkan
perilaku rasa ingin
tahu pada saat
melakukan praktikum
2.1.3. Menunjukkan
perilaku kerja sama
saat melakukan
praktikum
3.5.1 Menjelaskan
pengertian
Archaebacteria dan
Eubacteria
3.5.2
Mengidentifikasi
karakteristik bakteri
3.5.3 Menentukan
pengelompokan
bakteri
Keterampilan
-Melakukan
Presentasi
-Menggunakan
alat praktikum
Ganda)
-Soal
Uraian
- Lembar
Observasi
Kinerja
- Daftar
cek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 91
73
ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA, CIRI, KARAKTER, DAN PERANANNYA
Kompetensi dasar Materi pelajaran Kegiatan pembelajaran Indikator pencapaian
kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk
instrumen
Alokasi
waktu
Sumber
belajar
disiplin,
tanggung
jawab, dan
peduli dalam
observasi dan
eksperimen,
berani dan
santun dalam
mengajukan
pertanyaan dan
berargumentasi
, peduli
lingkungan,
gotong royong,
bekerjasama,
cinta damai,
berpendapat
secara ilmiah
dan kritis,
responsif dan
proaktif dalam
setiap tindakan
dan dalam
melakukan
pengamatan
dan percobaab
di dalam kelas/
laboratorium
maupun di luar
percobaan dan
pengamatan bakteri
- Mendiskusikan
pengelompokan
bakteri berdasarkan
hasil pengamatan
morfologi bakteri
- Menyimpulkan hasil
diskusi
Mengkomunikasikan
- Melaporkan hasil
pengamatan secara
tertulis menggunkan
format laporan sesuai
kaidah
Pertemua Kedua
Mengamati
Mengamati video
berbagai penyakit
yang disebabkan oleh
bakteri dan cara
3.5.4 Menjelaskan
berbagai macam cara
perkembangbiakan
bakteri
3.5.5 Menemukan
peranan bakteri yang
menguntungkan dan
merugikan dalam
kehidupan sehari-hari
3.5.6 Mengkaitkan
pengaruh antibakteri
terhadap
pertumbuhan bakteri
4.5.1 Menyajikan
data dalam bentuk
laporan tertulis
tentang pengaruh
antibakteri terhadap
pertumbuhan bakteri
4.5.2
Mempresentasikan
data hasil diskusi
peranan bakteri
dalam kehidupan
sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 92
74
ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA, CIRI, KARAKTER, DAN PERANANNYA
Kompetensi dasar Materi pelajaran Kegiatan pembelajaran Indikator pencapaian
kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk
instrumen
Alokasi
waktu
Sumber
belajar
kelas/
laboratorium
2.2 Peduli terhadap
keselamatan diri
dan lingkungan
serta
menerapkan
prinsip
keselamatan
kerja saat
melakukan
pengamatan dan
percobaan di
laboratorium
dan di
lingkungan
sekitar
3.5 Menganalisis
struktur dan
cara hidup
bakteri serta
perannya dalam
berbagai aspek
kehidupan
masyarakat
4.5 Menyajikan
penularannya
Menanya
- Apakah bakteri
hanya memiliki
peranan negatif
bagi makhluk hidup
lain?
- Bagaimana cara
menanggulangi
peran negatif
bakteri?
Mencoba
- Mendiskusikan
peranan bakteri
dalam kehidupan
sehari-hari baik yang
positif maupun yang
negatif
Menalar
- Mengkaji berbagai
kasus penyakit
akibat bakteri dari
berbagai sumber dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 93
75
ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA, CIRI, KARAKTER, DAN PERANANNYA
Kompetensi dasar Materi pelajaran Kegiatan pembelajaran Indikator pencapaian
kompetensi
Penilaian
Teknik Bentuk
instrumen
Alokasi
waktu
Sumber
belajar
data tentang
ciri-ciri dan
peran bakteri
dalam
kehidupan
berdasarkan
hasil studi
literature dalam
bentuk laporan
tertulis
cara
menanggulanginya
- Menyimpulkan hasil
diskusi
Mengkomunikasikan
- Mempresentasikan
hasil diskusi
Pertemuan Ketiga
-Ulangan Harian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 94
76
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Nama Sekolah : Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/semester : X ( Sepuluh )/ 1 ( satu )
Materi Pokok : Archaebacteria dan Eubacteria
Alokasi Waktu : 4 pertemuan ( 12 JP )
A. Kompetensi Inti
KI-1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI-2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI-3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 95
77
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator
1.1 Mengagumi keteraturan dan
kompleksitas ciptaan Tuhan
tentang keanekaragaman hayati,
ekosistem, dan lingkungan
hidup
1.2 Menyadari dan mengagumi pola
pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses
1.3 Peka dan perduli terhadap
permasalahan lingkungan
hidup, menjaga dan menyayangi
lingkungan sebagai manifestasi
pengalaman ajaran agama yang
dianutnya
1.1.1. Menunjukkan rasa syukur
kepada Tuhan atas ciptaan-Nya
yang mengagumkan
1.2.1. Mengembangkan pola pikir
ilmiah dengan mengamati hasil
percobaan
1.3.1. Peduli terhadap lingkungan
sekitarnya dan menjaga kebersihan
diri
2.1 Berperilaku ilmiah, teliti, tekun,
jujur, terhadap data dan fakta,
disiplin, tanggung jawab, dan
peduli dalam observasi dan
eksperimen, berani dan santun
dalam mengajukan pertanyaan
dan berargumentasi, peduli
lingkungan, gotong royong,
bekerjasama, cinta damai,
berpendapat secara ilmiah dan
kritis, responsif dan proaktif
dalam setiap tindakan dan
dalam melakukan pengamatan
dan percobaab di dalam kelas/
laboratorium maupun di luar
2.1.1. Menunjukkan perilaku teliti
dalam melakukan praktikum
2.1.2. Menunjukkan perilaku rasa
ingin tahu pada saat melakukan
praktikum
2.1.3. Menunjukkan perilaku kerja
sama saat melakukan praktikum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 96
78
Kompetensi Dasar Indikator
kelas/ laboratorium
3.5 Menganalisis struktur dan cara
hidup bakteri serta perannya
dalam berbagai aspek kehidupan
masyarakat
3.5.1 Menjelaskan pengertian
Archaebacteria dan Eubacteria
3.5.2 Mengidentifikasi karakteristik
bakteri
3.5.3 Menentukan pengelompokan
bakteri
3.5.4 Menjelaskan berbagai macam
cara perkembangbiakan bakteri
3.5.5 Menemukan peranan bakteri
yang menguntungkan dan
merugikan dalam kehidupan sehari-
hari
3.5.6 Mengkaitkan pengaruh
antibakteri terhadap pertumbuhan
bakteri
4.5 Menyajikan data tentang ciri-
ciri dan peran bakteri dalam
kehidupan berdasarkan hasil
studi literature dalam bentuk
laporan tertulis
4.5.1 Menyajikan data dalam bentuk
laporan tertulis tentang pengaruh
antibakteri terhadap pertumbuhan
bakteri
4.5.2 Mempresentasikan data hasil
diskusi peranan bakteri dalam
kehidupan sehari-hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 97
79
C. Tujuan Pembelajaran
1.1.1.1. Siswa dapat menghargai ciptaan Tuhan yang mengagumkan
melalui kegiatan refleksi dengan baik
1.1.2.1 Siswa mampu mengembangkan pola pikir ilmiah dalam
mengamati hasil percobaan melalui kegiatan praktikum dengan
benar
1.1.3.1 Siswa dapat memiliki rasa perduli terhadap lingkungan sekitar dan
menjaga kebersihan diri melalui kegiatan pembelajaran dengan
baik
2.1.1.1 Siswa dapat menunjukkan sikap teliti pada saat melakukan
praktikum dengan baik
2.1.1.2 Siswa dapat menunjukkan perilaku rasa ingin tahu saat melaporkan
hasil praktikum dengan antusias
2.1.1.3 Siswa dapat menunjukkan perilaku kerjasama saat melakukan
praktikum dengan antusias
3.5.1.1 Siswa mampu menjelaskan pengertian Archaebacteria dan
Eubacteria melalui kegiatan pengamatan dengan jelas
3.5.2.1 Siswa dapat mengidentifikasi karakteristik bakteri melalui kegiatan
diskusi dengan rinci
3.5.3.1 Siswa dapat menentukan pengelompokan bakteri melalui kegiatan
pengamatan morfologi sel bakteri dengan benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 98
80
3.5.4.1 Siswa dapat menjelaskan berbagai macam cara perkembangbiakan
bakteri melalui kegiatan studi pustaka dengan jelas
3.5.5.1 Siswa dapat menemukan peranan bakteri yang menguntungkan dan
merugikan dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan diskusi
dengan tepat
3.5.6.1 Siswa dapat mengkaitkan pengaruh antibakteri terhadap
pertumbuhan bakteri melalui kegiatan studi kasus dengan tepat
4.5.1.1 Siswa dapat menyajikan data dalam bentuk laporan tertulis tentang
pengaruh antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri setelah
melakukan kegiatan praktikum dengan lekap dan jelas
4.5.2.1 Siswa dapat mempresentasikan data hasil diskusi peranan bakteri
dalam kehidupan sehari-hari setelah melakukan kegiatan diskusi
dengan jelas
D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Archaebacteria dan Eubacteria
2. Karakteristik Archaebacteria dan Eubacteria
3. Perkembangbiakan bakteri
4. Pengelompokan bakteri berdasarkan bentuk bakteri dan alat geraknya
5. Peranan bakteri dalam kehidupan sehari-hari
6. Pengaruh antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 99
81
E. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran
- Pendekatan : Kooperatif dan Saintifik
- Model : Saintifik 5M
- Metode : Praktikum, diskusi, presentasi, studi pustaka, dan
ceramah
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media
- Gambar berbagai bakteri
- Video penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan cara penularannya
- Power point
- Alat dan bahan praktikum
2. Sumber Belajar
- Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok
Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Erlangga :
Jakarta
- Jurnal Penelitian “ Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kirinyu
(Chromolaena odorata) terhadap bakteri Stahpylococcus aureus”
- Lembar kerja siswa
- Sumber dari internet :
a. Anonim. Jenis Bakteri Penyebab Diare Itu Apa?. Diunduh dari
https://cepatsembuh.id/jenis-bakteri-penyebab-penyakit-diare-itu-
apa/, pada tanggal 28 Juli 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 100
82
b. Karomah, A.S. 2015. Bakteri dan Usus Manusia. Diunduh dari
http://anna-syafrotul.blogspot.com/2015/04/bakteri-di-dalam-
kehidupan-sehari-hari.html, diakses pada tanggal 28 Juli 2018
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama ( 3 x 45 menit )
Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan Orientasi
Memberi salam dan memeriksa kesiapan
siswa dalam mengikuti pembelajaran
Mengecek kehadiran siswa
Apersepsi
Mengaitkan materi/ tema/ kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya
Mengingat kembali materi prasyarat dengan
bertanya
Mengajukan pertanyaan yang ada
keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan:
- Pada pertemuan sebelumnya telah dipelajari
tentang virus, virus dan bakteri sama-sama
bersifat mikroskopik mengapa tidak berada
dalam golongan yang sama?
- Bakteri dan virus sama-sama menyebabkan
penyakit, mengapa bakteri tidak termasuk
dalam virus?
- Apa ciri khusus yang membedakan bakteri
dengan virus?
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 101
83
Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi
Waktu
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila materi/tema/projek ini dikerjakan
dengan baik dan sungguh-sungguh dikuasai
dengan baik, maka peserta didik diharapkan
dapat menjelaskan tentang materi :
Karakteristik bakteri dan penggolongan
bakteri berdasarkan bentuknya
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai
Guru mengelompokkan siswa menjadi beberapa
kelompok
Inti Mengamati
Guru menampilkan gambar tangan yang bersih
dan tangan yang kotor
Menanya ( identifikasi masalah )
Diharapkan siswa bertanya “ Apakah bakteri
hanya terdapat ditangan yang kotor? Apakah
ditangan yang terlihat bersih tidak ada bakteri?
Bagaimanakah cara agar bakteri dapat diamati?“
Mencoba ( bereksperimen )
Siswa melakukan praktikum mengenai
pengecatan negatif
Menalar
Siswa mendiskusikan dan menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang terdapat dalam LKS
Mengkomunikasikan
Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil
praktikum dan hasil diskusi
Kelompok lain mengajukan pertanyaan kepada
110
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 102
84
Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi
Waktu
kelompok yang melakukan presentasi apabila
ada yang belum jelas
Guru memverifikasi apabila ada konsep yang
kurang tepat
Masing-masing kelompok membuat kesimpulan
untuk hasil diskusi
Penutup Siswa bersama guru menyimpulkan
pembelajaran
Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilakukan
Siswa diberi tugas untuk mempelajari cara
perkembangbiakan bakteri
Siswa menyimak informasi mengenai rencana
tindak lanjut pembelajaran
15 menit
Pertemuan Kedua (3 x 45 menit)
Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan Orientasi
Memberi salam dan memeriksa kesiapan siswa
dalam mengikuti pembelajaran
Mengecek kehadiran siswa
Apersepsi
Mengaitkan materi/ tema/ kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya, yaitu :
- Karakteristik bakteri dan penggolongan
bakteri berdasarkan bentuknya
Mengingatkan kembali materi prasyarat
dengan bertanya.
Mengajukan pertanyaan yang ada
keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
- Virus dan bakteri sama-sama menginfeksi
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 103
85
Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi
Waktu
makhluk hidup, apakah cara
perkembangbiakan antara virus dan bakteri
sama? Bagaimana cara bakteri berkembang
biak?
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan
baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan
baik, maka peserta didik diharapkan dapat
menjelaskan tentang materi :
- Perkembangbiakan bakteri
- Peranan bakteri dalam kehidupan
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai
Guru mengelompokkan siswa menjadi beberapa
kelompok
Inti Mengamati
Guru menampilkan video tentang penyakit yang
disebabkan oleh bakteri
Menanya ( identifikasi masalah )
Diharapkan siswa bertanya “ Apakah bakteri
hanya memiliki peran negatif saja bagi
kehidupan manusia? Apakah bakteri memiliki
peran positif?“
Mencoba ( bereksperimen )
Siswa melakukan studi pustaka mengenai
peranan bakteri yang menguntungkan dan
merugikan dalam kehidupan sehari-hari
110
menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 104
86
Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi
Waktu
Menalar
Siswa mendiskusikan tentang jenis-jenis
perkembangbiakan bakteri dan mengidentifikasi
perbedaannya
Siswa mendiskusikan tentang peranan bakteri
yang menguntungkan dan merugikan dalam
kehidupan sehari-hari
Mengkomunikasikan
Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil
diskusi
Kelompok lain mengajukan pertanyaan kepada
kelompok yang melakukan presentasi apabila
ada yang belum jelas
Guru memverifikasi apabila ada konsep yang
kurang tepat
Masing-masing kelompok membuat kesimpulan
untuk hasil diskusi
Penutup Siswa bersama guru menyimpulkan
pembelajaran
Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilakukan
Siswa diberi tugas untuk membawa tanaman
yang mengandung antibakteri
Siswa diminta untuk membuat rangkuman
mengenai faktor-faktor yang mendukung proses
pembiakan bakteri dan akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 105
87
Pertemuan Ketiga ( 3 x 45 menit )
Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan Orientasi
Memberi salam dan memeriksa kesiapan siswa
dalam mengikuti pembelajaran
Mengecek kehadiran siswa
Apersepsi
Mengaitkan materi/ tema/ kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan
materi/tema/kegiatan sebelumnya, yaitu :
Perkembangbiakan bakteri dan peranan
bakteri dalam kehidupan
Mengingatkan kembali materi prasyarat
dengan bertanya.
Mengajukan pertanyaan yang ada
keterkaitannya dengan pelajaran yang akan
dilakukan.
- Apakah kalian pernah terserang pilek?
Apakah yang menyebabkan kalian
mengalami pilek?
- Saat terserang pilek apa yang kalian
lakukan?
- Bagaimana mekanisme kerja obat yang
kalian minum dalam mengobati pilek
tersebut?
Motivasi
Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila materi tema/projek ini kerjakan dengan
baik dan sungguh-sungguh ini dikuasai dengan
baik, maka peserta didik diharapkan dapat
menjelaskan tentang materi :
- Metode pembiakan bakteri
- Pengaruh antibakteri terhadap pertumbuhan
bakteri
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 106
88
Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi
Waktu
ingin dicapai
Guru mengelompokkan siswa menjadi beberapa
kelompok
Inti Mengamati
Guru menampilkan gambar beberapa hasil
pembiakan bakteri pada cawan petri dan hasil uji
aktivitas antibakteri
Menanya (identifikasi masalah)
Diharapkan siswa bertanya “ Mengapa kepadatan
koloni pada cawan petri berbeda-beda? Apakah
zona bening itu? Apa yang menyebabkan zona
bening terbentuk?“
Mencoba ( bereksperimen )
Siswa melakukan praktikum pembiakan bakteri
secara aseptis sesuai dengan panduan yang
tertera di LKS
Menalar
Siswa mendiskusikan dan menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang terdapat dalam LKS
Mengkomunikasikan
Masing-masing kelompok menyajikan hasil
praktikum dalam bentuk laporan tertulis
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya apabila
ada yang kurang jelas
Guru memverifikasi apabila ada konsep yang
kurang tepat
110
menit
Penutup Siswa bersama guru menyimpulkan
pembelajaran
Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilakukan
Siswa diberi tugas untuk mempelajari materi
yang telah disampaikan pada Pertemuan I, II, dan
III untuk mempersiapkan Ulangan Harian pada
pertemuan selanjutnya
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 107
89
Pertemuan Keempat ( 3 x 45 menit )
Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi
Waktu
Tes Tertulis Ulangan Harian 120
menit
H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Aspek Teknik Instrumen
Sikap Observasi
Penilaian sesama
teman
Lembar observasi
Daftar cek
Pengetahuan Non Tes
Tes
Laporan Hasil
Praktikum
Ulangan harian
Keterampilan Observasi kinerja
Lembar Observasi
Kinerja
Daftar cek
I. Lampiran
1. Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Instrumen Penilaian
Yogyakkarta, Juni 2018
Guru Biologi
Florensia Febrianasari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 108
90
Lampiran 7
LEMBAR KERJA SISWA ( LKS ) I
Judul Kegiatan : Pengamatan Morfologi Bakteri dengan Teknik
Pewarnaan Negatif
Tujuan :
1. Mampu memahami prosedur kerja teknik pengecatan negatif
2. Mampu mendeskripsikan bentuk sel bakteri
Alat dan Bahan :
1. Nasi basi 6. Kaca benda 11. Minyak emersi
2. Larutan yeast 7. Pipet tetes 12. Botol semprot
3. Akuades 8. Bunsen
4. Alkohol 9. Mikroskop
5. Tinta cina 10. Tusuk gigi
Cara Kerja :
1. Kaca benda dibersihkan menggunakan alkohol dan dikering anginkan
2. Ambil satu tetes sampel (air nasi basi dan larutan yeast) menggunakan
tusuk gigi dan oleskan di ujung kaca benda!
3. Kemudian teteskan tinta cina pada ujung kaca benda yang berisi sampel!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 109
91
4. Homogenisasikan tinta cina dengan mikrobia menggunakan tusuk gigi!
5. Dibuat apusan dengan cara meratakan tinta cina + mikrobia dengan
menggunakan kaca benda yang lainnya. Dibuat apusan dengan sudut 450
dan ditarik dengan cepat secara spontan!
6. Ditunggu sampai kering kemudian ditutup dengan kaca penutup!
7. Kemudian diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 40x, 100x,
1000x!
8. Jika belum terlihat jelas, teteskan dengan minyak emersi!
Hasil Pengamatan :
No. Sampel Gambar Keterangan
1 Larutan nasi basi
2 Larutan yeast
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 110
92
Pertanyaan Diskusi!
1. Apa fungsi dari tinta cina dalam pengecatan negatif?
2. Mengapa harus dibuat apusan?
3. Apa saja jenis bakteri hasil pengecatan negatif?
4. Bagaimana warna bakteri hasil pengecatan negatif? Mengapa demikian?
Kesimpulan :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Nama Anggota Kelompok :
1. …………………………………..
2. …………………………………..
3. …………………………………..
4. …………………………………..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 111
93
Lampiran 8
LEMBAR DISKUSI SISWA I
Judul : Peranan Bakteri Dalam Kehidupan Sehari-hari
Tujuan :
1. Mengetahui peranan bakteri dalam kehidupan sehari-hari
2. Mengetahui bakteri penyebab Abses pada kulit, proses infeksi,
karekteristik, dan morfologi koloni bakteri penyebab abses
Alat dan Bahan :
1. Alat tulis
2. Sumber referensi
3. Jurnal penelitian “ Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kirinyu
(Chromolaena odorata) terhadap Staphylococcus aureus ”
Cara Kerja :
1. Bacalah artikel tentang “ Bakteri dan Usus Manusia” dan “ Jenis Bakteri
Penyebab Diare Itu Apa?” yang telah diberikan!
2. Diskusikan dengan teman kelompokmu dan tulislah ke dalam tabel!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 112
94
3. Analisislah gambar di bawah ini dan diskusikan dengan teman
kelompokmu!
A. Peranan Bakteri dalam Kehidupan
Tabel 1.4 Peranan Bakteri dalam Kehidupan Sehari-hari
No Peranan Bakteri Nama Bakteri Manfaat Bakteri
1 Positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 113
95
2 Negatif
B. Siapakah aku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 114
96
Pertanyaan Diskusi :
1. Apa yang menyebabkan orang pada gambar tersebut terserang abses?
2. Bagaimana karakteristik bakteri penyebab abses?
3. Berdasarkan gambar diatas coba deskripsikan bagaimana bentuk koloni
dari bakteri penyebab abses!
4. Bagaimana proses terjadinya infeksi yang disebabkan oleh bakteri?
Kesimpulan
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 115
97
Lampiran 9
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) II
Judul Kegiatan : Teknik Isolasi Pour Plate dan Pengamatan Koloni
Bakteri
Tujuan :
1. Mempelajari teknik mengisolasi bakteri secara pour plate dengan aseptis
2. Menghitung koloni bakteri pada media agar hasil pour plate
3. Menganalisis pengaruh larutan antibakteri dan antibiotik terhadap
pertumbuhan bakteri
Alat dan Bahan :
a. Alat :
1. Cawan petri 7. Korek api
2. Tabung reaksi 8. Rak tabung reaksi
3. Vortex mixer 9. Erlenmeyer
4. Pipet ukur 10. Hot plate
5. Pump 11. Jarum ose
6. Bunsen 12. Gelas beker
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 116
98
b. Bahan
1. Kertas payung
2. Media MHA (Mueller-Hilton Agar
3. Akuades steril
4. Ekstrak daun Kirinyu (Chromolaena odorata)
5. Antibiotik Eritromycin
6. Suspensi bakteri Staphylococcus aureus
7. Alkohol 70%
Cara Kerja :
1. Siapkan alat-alat yang telah disterilkan
2. Media MHA (Mueller-Hilton Agar) beku di panaskan menggunakan hot
plate hingga mencair
3. Siapkan ekstrak daun kirinyu, larutan antibiotik Eritromycin dan suspensi
kultur murni bakteri Staphylococcus aureus
4. Ambil 1 ml suspensi bakteri menggunakan pipet ukur secara aseptis
kemudian tuang ke dalam tabung reaksi
5. Ambil 1 ml ekstrak daun kirinyu menggunakan pipet ukur secara aseptis
kemudian dituang ke dalam tabung reaksi yang berisi suspensi bakteri
lakukan hal yang sama untuk larutan antibiotik dan akuades steril (NB:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 117
99
setiap akan mengambil larutan yang berbeda pipet ukur harus dibilas
menggunakan akuades steril)
6. Setelah suhu media MHA menjadi hangat (sekitar 450 C), tuang media ke
dalam cawan petri.
7. Tuang campuran suspensi bakteri dan ekstrak daun kirinyu pada cawan
petri yang berisi media MHA kemudian digesek membentuk angka 8.
Lakukan hal yang sama pada campuran suspensi bakteri dengan larutan
antibiotik dan akuades steril pada cawan petri yang berbeda
8. Tunggu hingga media MHA menjendal kemudian inkubasi dalam keadaan
terbalik dan dibungkus menggunakan kertas payung dengan suhu 350 C
selama 24 jam
9. Amati pertumbuhan bakteri setelah 24 jam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 118
100
Hasil Pengamatan :
Tabel 1.5 Hasil Pengamatan Koloni Bakteri
No Gambar Jumlah Koloni
Bakteri
Keadaan Cawan
Petri (*)
1
2
3
* : terjadi kontaminasi atau tidak
Pertanyaan Diskusi :
1. Berdasarkan pengamatan, cawan petri manakah yang terdapat jumlah
koloni bakteri terbanyak? Mengapa demikian?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri?
3. Bagaimana mekanisme kerja antibakteri dan antibiotik dalam menghambat
pertumbuhan bakteri?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 119
101
Kesimpulan :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Nama Anggota Kelompok :
1. …………………………………..
2. …………………………………..
3. …………………………………..
4. …………………………………..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 120
102
Lampiran 10
INSTRUMEN PENILAIAN
A. Penilaian Sikap Ilmiah dan Sosial
Indikator :
2.1.1. Menunjukkan perilaku teliti dalam melakukan praktikum
2.1.2. Menunjukkan perilaku rasa ingin tahu pada saat melakukan
praktikum
2.1.3. Menunjukkan perilaku kerja sama saat melakukan praktikum
Teknik Penilaian : Observasi kinerja dan Penilaian sesama teman
Instrumen Penilaian : Lembar Observasi/ Daftar Cek
a. Instrumen Penilaian Sikap Teliti dan Rasa Ingin Tahu
Kelompok Teliti Rasa Ingin Tahu
1 2 3 1 2 3
1
2
3
4
5
6
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 121
103
Rubrik Penilaian
Sikap 3 ( Baik ) 2 ( Cukup ) 1 ( Kurang )
Teliti Semua langkah-
langkah praktikum
dilakukan tepat
Ada langkah-
langkah
praktikum yang
kurang tepat
Lebih dari
separuh langkah-
langkah
praktikum yang
kurang tepat
Rasa
ingin
tahu :
-kritis
bertanya
-antusias
-mencari
sumber
lain
yang
relevan
Memenuhi ketiga
indikator
Hanya dua
indikator yang
terpenuhi
Hanya satu
indikator yang
terpenuhi
b. Instrumen Penilaian Sesama Teman Untuk Sikap Kerjasama
Berilah tanda √ pada kolom yang sesuai untuk menilai kerjasama
masing-masing teman dalam kelompokmu dengan panduan lembar
observasi dibawah ini
Nama Teman
dalam
Kelompok
Kerjasama
Baik (3) Cukup (2) Kurang (2)
1.
2.
3.
4.
5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 122
104
Rubrik Penilaian
Nama Teman Dalam
Kelompok
Kerjasama
3 ( Baik ) 2 ( Cukup ) 1 ( Kurang )
Kerja sama
1. Berbagi tugas
2. Memberi
kesempatan
kepada teman
kelompok untuk
berpartisipasi
3. Bersedia
membantu teman
yang
membutuhkan
Memenuhi
ketiga aspek
yang
ditentukan
Memenuhi 2
aspek dari 3
aspek yang
ditentukan
Memenuhi 1
aspek dari 3
aspek yang
ditentukan
B. Penilaian Pengetahuan
Indikator :
3.5.1 Menjelaskan pengertian Archaebacteria dan Eubacteria
3.5.2 Mengidentifikasi karakteristik bakteri
3.5.3 Menentukan pengelompokan bakteri
3.5.4 Menjelaskan berbagai macam cara perkembangbiakan bakteri
3.5.5 Menemukan peranan bakteri yang menguntungkan dan merugikan
dalam kehidupan sehari-hari
3.5.6 Mengkaitkan pengaruh antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 123
105
Teknik Penilaian :
- Non Tes : Portofolio ( Pengisian LKS, Laporan Diskusi ), dan
Latihan Soal
- Tes : Soal Uraian
Instrumen Penilaian :
a. Portofolio
1. Laporan Praktikum Teknik Isolasi Pour Plate dan Pengamatan Koloni
Bakteri
Format Laporan Hasil Pengamatan Praktikum
A. Acara Praktikum
- Judul :
- Hari, Tanggal :
- Waktu :
- Tempat :
B. Tujuan
C. Dasar Teori
D. Alat dan Bahan
E. Cara Kerja
F. Tabel Hasil Pengamatan
G. Pembahasan
H. Kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 124
106
I. Daftar Pustaka
J. Lampiran
Lembar Penilaian Laporan Praktikum
Nama :
Kelas :
Berilah tanda √ pada kolom yang sesuai untuk menilai kelengkapan dan
kesesuaian laporan praktikum dengan panduan lembar observasi di bawah ini
No Aspek Yang Dinillai Skor
1 2 3 4
1
2
3
4
5
Jumlah Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 125
107
Rubrik Penilaian Laporan Praktikum
No Aspek Penialaian Kriteria Penilaian Skor
1 Penulisan acara
praktikum
Acara praktikum meliputi judul; hari,
tanggal; waktu; dan tempat yang
dituliskan dengan tepat
4
2 indikator terpenuhi 3
1 indikator tepenuhi 2
Tidak ada indikator yang terpenuhi 1
2 Penulisan tujuan
praktikum
Penulisan tujuan singkat, spesifik, dan
sesuai dengan topic
4
2 indikator terpenuhi 3
1 indikator terpenuhi 2
Tidak ada indikator yang terpenuhi 1
3 Penulisan dasar teori Penulisan dasar teori sesuai dengan
tujuan praktikum, mencantumkan
sitasi, mencantumkan daftar pustaka,
teori berasal dari sumber yang dapat
dipertanggung jawabkan
4
3 indikator terpenuhi 3
1 indikator terpenuhi 2
Tidak ada indikator yang terpenuhi 1
4 Penulisan alat dan
bahan, cara kerja
Menuliskan alat dan bahan serta cara
kerja dengan tepat dan lengkap
4
2 indikator terpenuhi 3
1 indikator terpenuhi 2
Tidak ada indikator yang terpenuhi 1
5 Pengisian tabel hasil
pengamatan
Menggambar kondisi cawan petri,
menuliskan jumlah koloni bakteri,
menuliskan keadaan cawan petri
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 126
108
No Aspek Penialaian Kriteria Penilaian Skor
setelah inkubasi
2 indikator terpenuhi 3
1 indikator terpenuhi 2
Tidak ada indikator yang terpenuhi 1
6 Penulisan pembahasan Penulisan pembahasan tepat dan sesuai
dengan hasil pengamatan, lengkap,
serta menggunakan bahasa yang mudah
dipahami
4
2 indikator terpenuhi 3
1 indikator terpenuhi 2
Tidak ada indikator yang terpenuhi 1
7 Penulisan kesimpulan Penulisan tujuan singkat, jelas, dan
sesuai dengan tujuan praktikum
4
2 indikator terpenuhi 3
1 indikator terpenuhi 2
Tidak ada indikator yang terpenuhi 1
8 Penulisan daftar
pustaka
Mencantumkan minimal 3 daftar
pustaka dari sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan, tata penulisan
daftar pustaka tepat
4
2 indikator terpenuhi 3
1 indikator terpenuhi 2
Tidak ada indikator yang terpenuhi 1
9 Ketepatan waktu
pengumpulan laporan
Tepat waktu 4
Terlambat 1 hari 3
Terlambat 2 hari 2
Terlambat 3 hari 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 127
109
Nilai siswa = X 10
Kriteria Penilaian :
Nilai Kriteria
X ≥ 80 A ( Baik Sekali )
66 ≤ X ≤ 79 B ( Baik )
56 ≤ X ≤ 65 C ( Cukup )
50 ≤ X ≤ 55 D ( Kurang )
X < 50 E ( Kurang Sekali )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 128
110
KISI-KISI SOAL ULANGAN
Jenjang Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/ I
Jumlah Soal : 15 soal Pilihan Ganda dan 5 soal uraian
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
NO KOMPETENSI
DASAR
MATERI
POKOK
INDIKATOR C1 C2 C3 C4 C5 C6 JUMLAH
SOAL
KUNCI
JAWABAN
BENTUK
SOAL
1 3.5 Menganalisis
struktur dan cara
hidup bakteri
serta perannya
dalam berbagai
aspek kehidupan
masyarakat
Archaebacteria
dan Eubacteria
3.5.1 Menjelaskan
pengertian
Archaebacteria
dan Eubacteria
1 1 Uraian
3.5.2
Mengidentifikasi
karakteristik
1,
11,
12
4 1.D
11.A
1.Pilgan
11. Pilgan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 129
111
NO KOMPETENSI
DASAR
MATERI
POKOK
INDIKATOR C1 C2 C3 C4 C5 C6 JUMLAH
SOAL
KUNCI
JAWABAN
BENTUK
SOAL
bakteri 12.E 12. Pilgan
3.5.3 Menentukan
pengelompokan
bakteri
2,
4.
5
3,
6,
2
6 2.E
3.A
4.B
5.B
6.E
2. Terlampir
2.Pilgan
3.Pilgan
4.Pilgan
5.Pilgan
6. Pilgan
2. Uraian
3.5.4 Menjelaskan
berbagai macam
cara
perkembangbiakan
bakteri
7,
8,
10
3 4 7.A
8.C
10. D
3. Terlampir
7. Pilgan
8. Pilgan
10. Pilgan
3. Uraian
3.5.5 Menemukan
peranan bakteri
yang
menguntungkan
dan merugikan
13,
15,
4
14 4 13.B
14.A
13. Pilgan
14.Pilgan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 130
112
NO KOMPETENSI
DASAR
MATERI
POKOK
INDIKATOR C1 C2 C3 C4 C5 C6 JUMLAH
SOAL
KUNCI
JAWABAN
BENTUK
SOAL
dalam kehidupan
sehari-hari
15.D
4. Terlampir
15.Pilgan
4. Uraian
3.5.6 Mengkaitkan
pengaruh
antibakteri
terhadap
pertumbuhan
bakteri
9 5 2 9. C
5. Terlampir
9. Pilgan
5. Uraian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 131
113
b. Soal Ulangan Harian
A) Pilihan Ganda
1. Karakteristik paling penting dari kelompok makhluk hidup
prokariot adalah….
A. Mempunyai sel
B. Selnya bermembran
C. Berperan dalam siklus materi
D. Belum memiliki selaput inti
E. Dapat melakukan fotosintesis
2. Ciri yang membedakan antara Arcahebacteria dan Eubacteria,
yaitu…
A. Struktural
B. Biokimia
C. Fisiologi
D. Struktural dan fisiologi
E. Biokimia dan fisiologi
3. Kelompok metanogen dari Archaebacteria hanya dapat melakukan
proses pembentukan metana dalam kondisi…
A. Tanpa oksigen (anaerobik absolut)
B. Harus ada oksigen (aerobik absolut)
C. Anaerobik dan aerobik
D. Harus ada sulfur (belerang)
E. Harus ada klorofil
4. Anggota Archaebacteria yang hidup di lingkungan berkadar garam
tinggi…
A. Methanosarcina
B. Haloferax
C. Pyrococcus
D. Sulfolobulus
E. Thermoplasma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 132
114
5. Bakteri yang tidak memerlukan oksigen bebas disebut dengan…
A. Bakteri aerob
B. Bakteri anaerob obligat
C. Bakteri anaerob fakultatif
D. Bakteri mikroaerofil
E. Bakteri termofil
6. Susunan sel bakteri seperti pada gambar dinamakan…
A. 1 streptobasilus, 2 streptokokus
B. 1 streptokokus, 2 streptobasilus
C. 1 stafilokokus, 2 streptobasilus
D. 1 stafilokokus, 2 streptokokus
E. 1stafilokokus, 2 diplobasilus
7. Bakteri disebut dapat berkembang biak secara paraseksual
karena…
A. Dapat membelah diri
B. Dapat berkonjugasi
C. Dapat melakukan peleburan sel kelamin
D. Dapat melakukan perkembangbiakan seksual
E. Dapat melakukan pertukaran materi genetik
8. Yang dimaksud dengan heterokista pada sianobakteria adalah…
A. Bagian filament yang membentuk individu baru
B. Spora yang berdinding tebal
C. Sel khusus yang mengandung enzim nitrogenase
D. Sel-sel kelamin
E. Sel-sel yang mengandung klorofil
9. Suatu anti bakteri dapat bekerja lebih efektif menghambat
pertumbuhan bakteri gram… karena…
A. Bakteri gram positif karena dinding sel memiliki membran
plasma ganda
B. Bakteri gram negatif karena dinding sel memiliki membran
plasma tunggal
C. Bakteri gram positif karena dinding sel memiliki membrane sel
tunggal
D. Bakteri gram negatif karena dinding sel memiliki membran sel
ganda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 133
115
E. Bakteri gram positif karena dinding sel tidak memiliki
membran plasma
10. Berikut ini yang bukan merupakan cara perkembangbiakan
sianobakteria yaitu…
A. Fragmentasi
B. Pembelahan sel
C. Membentuk spora
D. Konjugasi
E. Membentuk akinet
11. Dinding sel siaonobakteri tersusun dari zat…
A. Peptidoglikan D. Kitin
B. Protein E. lipoprotein
C. Membran sel
12. Beberapa bakteri mempunyai lapisan pelindung yang disebut
kapsul. Lapisan ini berfungsi sebagai…
A. Sebagai tempat melekatkan diri pada sel inang
B. Untuk menyeleksi zat-zat yang akan masuk ke dalam sel
C. Sebagai penyimpan cadangan makanan
D. Meningkatkan kemampuan menginfeksi sel inang
E. Jawaban C dan D benar
13. Bakteri yang digunakan dalam pembuatan susu fermentasi
adalah…
A. Saccharomyces cerevisiae
B. Lactocillus bulgaricus
C. Acetobacter xylinum
D. Rhizopus oligosporus
E. Aspergillus oryzae
14. Makanan kaleng yang sudah kadaluarsa berbahaya jika dikonsumsi
karena mengandung racun yang dihasilkan oleh bakteri…
A. Clostridium botulinum
B. Pseudomonas cocovenenans
C. Bacillus anthraxis
D. Salmonella typhi
E. Escherichia coli
15. Bakteri yang paling banyak digunakan dalam rekayasa genetik
adalah…
A. Rhizobium
B. Pseudomonas aeruginosa
C. Bacillus subtilis
D. Escherichia coli
E. Clostridium tetani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 134
116
B) Soal Uraian
1. Makhluk hidup bersel paling sederhana disebut kelompok
prokariot dan dibagi menjadi Archaebacteria dan Eubacteria.
Jelaskan perbedaan mendasar dari keduanya!
2. Kelompok Archaebacteria dibedakan menjadi 3 jenis. Jelaskan
dengan singkat perbedaan ketiganya dan berilah contohnya!
3. Jelaskan perbedaan cara reproduksi transformasi dan transduksi!
4. Banyak bakteri yang menguntungkan, namun ada juga yang
merugikan. Sebutkkan masing-masing 3 contoh bakteri yang
menguntungkan dan merugikan!
5. Analisislah perbedaan cawan petri di bawah ini
Ketiga cawan petri ini diberi perlakuan menggunakan 3 larutan
yang berbeda. Cawan petri manakah yang diberi perlakuan dengan
larutan akuades steril, ekstrak daun kirinyu, dan larutan
eritromycin? Jelaskan alasannya!
A B C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 135
117
Kunci Jawaban dan Panduan Skoring
A) Pilihan Ganda
1. D 6. E 11. A
2. E 7. A 12. E
3. A 8. C 13. B
4. B 9. C 14. A
5. B 10. D 15. D
B) Soal Uraian
1. Perbedaan Archaebacteria dan Eubacteria
Ciri-ciri Archaebacteria Eubacteria
Dinding sel Tidak terdapat
peptidoglikan
Terdapat
peptidoglikan
Lipid membrane Beberapa hidrokarbon
bercabang
Hidrokarbon tak
bercabang
Enzim RNA
polymerase
Beberapa jenis Satu jenis
Intron (bagian gen
yang bukan untuk
pengodean)
Ada beberapa gen Tidak ada
Asam amino inisiator
untuk permulaan
sintesis protein
Metionin Formil metionin
Respon terhadap
antibiotic
Pertumbuhan tidak
terhambat
Pertumbuhan
terhambat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 136
118
2. Archaebacteria dibagi menjadi 3 jenis :
a. Metanogen : hidup di tempat dengan kadar metana tinggi.
Contoh : Ruminococcus albus
b. Halofil ekstrem : hidup pada lingkungan dengan kadar garam
tinggi. Contoh : Holobacterium
c. Thermofil ekstrem : hidup pada tempat bersuhu tinggi dan bersifat
asam. Contoh : Sulfolobus
3. Perbedaan transformasi dan transduksi
a. Transformasi : pemindahan potongan materi genetik atau DNA
dari luar ke sel bakteri penerima. Dalam proses ini tidak terjadi
kontak langsung antara bakteri pemberi DNA dan penerima.
b. Transduksi : pemindahan DNA dari sel pemberi ke sel penerima
dengan perantaraan virus (bakteriofage). Dalam hal ini, protein virus
yang berfungsi sebagai cangkang digunakan untuk membungkus dan
membawa DNA pemberi menuju sel penerima
4. Peranan bakteri yang menguntungkan dan merugikan
a. Peran menguntungkan :
- Rhizobium leguminosae : bersimbiosis dengan akar tanaman
polong-polongan membantu mengikat nitrogen bebas (N2)
- Acetobacter xylinum : berperan dalam proses pembuatan nata de
coco
- Pseudomonas denitrificans : menghasilkan vitamin B12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 137
119
b. Peran merugikan :
- Salmonella typhosa : penyebab penyakit tifus
- Bacillus anthracis : penyebab penyakit anthrax
- Clostridium botulinum : menghasilkan racun botuli pada makanan
kaleng yang telah rusak
5. Hasil analisis
- Cawan petri A : cawan petri A merupakan cawan petri yang diberi
perlakuan dengan menggunakan akuades karena akuades tidak
memiliki kemampuan sebagai antibakteri sehingga pada cawan petri A
terdapat banyak koloni bakteri yang tumbuh
- Cawan petri B : cawan petri B merupakan cawan petri yang diberi
perlakuan dengan menggunakan ekstrak daun kirinyu karena ekstrak
daun kirinyu memiliki kemampuan sebagai antibakteri namun lemah
sehingga masih ada beberapa koloni bakteri yang tumbuh
- Cawan petri C : cawan petri C merupakan cawan petri yang diberi
perlakuan menggunakan larutan antibiotik karena larutan antibiotik
memiliki kemampuan sebagai antibakteri yang kuat sehingga sama
sekali tidak terdapat koloni bakteri yang tumbuh di cawan petri B.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 138
120
Panduan Skoring
No Soal Skor Keterangan
1 Makhluk hidup bersel paling
sederhana disebut kelompok
prokariot dan dibagi menjadi
Archaebacteria dan
Eubacteria. Jelaskan
perbedaan mendasar dari
keduanya!
5
4
3
2
1
Menyebutkan 6 perbedaan
karakteristik
Menyebutkan 4 karakteristik
lengkap
Menyebutkan 2 karakteristik
Menyebutkan 1 karakteristik
Menyebutkan karakteristik
namun kurang tepat
2 Kelompok Archaebacteria
dibedakan menjadi 3 jenis.
Jelaskan dengan singkat
perbedaan ketiganya dan
berilah contohnya!
5
3
2
1
Menjelaskan 3 jenis beserta
contohnya dengan tepat
Menjelaskan 2 jenis beserta
contohnya dengan tepat
Menjelaskan 1 jenis beserta
contohnya dengan tepat
Menjelaskan dan
menyebutkan contoh namun
kurang tepat
3 Jelaskan perbedaan cara
reproduksi transformasi dan
transduksi!
5
3
1
Menjelaskan perbedaan
dengan lengkap dan tepat
Hanya menjelaskan salah
satu
Menjelaskan perbedaan
namun kurang tepat
4 Banyak bakteri yang
menguntungkan, namun ada
juga yang merugikan.
Sebutkkan masing-masing 3
contoh bakteri yang
menguntungkan dan
merugikan!
5
4
3
1
Menyebutkan 3 peran
menguntungkan dan 3 peran
merugikan dengan tepat
Menyebutkan 2 peran
menguntungkan dan 2 peran
merugikan dengan tepat
Menyebutkan 1 peran
menguntungkan dan 1 peran
merugikan dengan tepat
Menyebutkan peran
menguntungkan dan peran
merugikan namun kurang
tepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 139
121
No Soal Skor Keterangan
5 Analisislah perbedaan cawan
petri dibawah ini
Ketiga cawan petri ini diberi
perlakuan menggunakan 3
larutan yang berbeda. Cawan
petri manakah yang diberi
perlakuan dengan larutan
akuades steril, ekstrak daun
kirinyu, dan larutan
eritromycin? Jelaskan
alasannya!
10
7
5
2
Menjelaskan tiga kondisi
cawan petri dengan tepat
Menjelaskan dua kondisi
cawan petri dengan tepat
Menjelaskan satu kondisi
cawan petri dengan tepat
Menjelaskan kondisi cawan
petri namun kurang tepat
Nilai siswa = X 10
Kriteria Penilaian :
Nilai Kriteria
X ≥ 80 A ( Baik Sekali )
66 ≤ X ≤ 79 B ( Baik )
56 ≤ X ≤ 65 C ( Cukup )
50 ≤ X ≤ 55 D ( Kurang )
X < 50 E ( Kurang Sekali )
A B C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 140
122
C. Penilaian Keterampilan
Indikator :
4.5.1 Menyajikan data dalam bentuk laporan tertulis tentang pengaruh
antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri
4.5.2 Mempresentasikan data hasil diskusi peranan bakteri dalam kehidupan
sehari-hari
Teknik Penilaian : Observasi
Instrumen Penilaian : Lembar Observasi
No Nama siswa Penilaian
1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 141
123
Rubrik Penilaian :
Kriteria Baik Sekali
(4)
Baik (3) Cukup (2) Kurang (1)
Ketrampilan
mensimulasikan:
1. Langkah
praktikum benar
dan urut
2.Langkah
praktikum
dilakukan dengan
lancar
3. Mantap/ tidak
ragu- ragu
4. Suara cukup
jelas
Memenuhi
ke 4 aspek
yang
ditentukan
Memenuhi
3 aspek
dari 4
aspek yang
ditentukan
Memenuhi
2 aspek
dari 4
aspek yang
ditentukan
Memenuhi
1 aspek
dari 4
aspek yang
ditentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI