Top Banner
vi UCAPAN TERIMA KASIH Om Swastyastu, Puji Syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) atas berkat anugerahnya disertasi dapat diselesaikan. Disertasi berjudul Analisis Komodifikasi Seni Pertunjukan Pariwisata Bali Agung The Legend Of Balinese Goddesses” merupakan tugas akhir penulis dalam menyelesaikan pendidikan Program Doktor (S3) Kajian Budaya, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana. Sejak menempuh studi hingga terwujudnya disertasi ini penulis mendapatkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Dukungan dari keluarga, sahabat, pengajar, dan Ida Sang Hyang Widi Wasa. Sejak proses studi hingga penulisan disertasi ini ibaratkan sebuah seni pertunjukan yang diwarnai dengan beragam emosi seperti perasaan sedih dan gembira. Dengan selesainya studi ini, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang telah berjasa. Penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada tim promotor dan kopromotor yang memberikan dukungan moral dan mental serta pengetahuan untuk menuntaskan disertasi ini, yaitu Promotor Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M. Litt., Kopromotor I Prof. Dr. Nengah Bawa Atmaja, M.A., dan Kopromotor II Dr. Putu Sukardja, M.Si. Rasa hormat dan ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Anak Agung Raka Sudewi, Sp.S(K)., Dekan Fakultas Sastra dan Budaya Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha, M.A., Ketua Program Studi Doktor (S3) Kajian Budaya, Fakultas Ilmu Budaya Prof. Dr. Phil. I Ketut Ardhana, M.A.. Ucapan terima kasih pula disampaikan kepada Ketua Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) Pusat Dr. Pudentia MPSS, M.Hum. dan Ketua ATL Bali Prof. Dr. I Made Suastika, S.U. Penulis juga mengucapkan terima kasih dan rasa hormat kepada para penguji, yaitu Prof. Dr. A. A. Bagus Wirawan, S.U., Prof. Dr. I Wayan Ardika, M.A., Prof. Dr. I Nyoman Kutha Ratna, S.U., dan Dr. I Gede Mudana, M.Si., atas masukan, kritik, serta sarannya yang konstruktif.
36

UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · negosiasi ide dan gagasan antara seniman Bali dan Barat. Kedua, proses distribusi ... techniques, interviews, and document studies. The problems

May 23, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · negosiasi ide dan gagasan antara seniman Bali dan Barat. Kedua, proses distribusi ... techniques, interviews, and document studies. The problems

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Om Swastyastu,

Puji Syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa

(Tuhan Yang Maha Esa) atas berkat anugerahnya disertasi dapat diselesaikan.

Disertasi berjudul “Analisis Komodifikasi Seni Pertunjukan Pariwisata Bali

Agung – The Legend Of Balinese Goddesses” merupakan tugas akhir penulis

dalam menyelesaikan pendidikan Program Doktor (S3) Kajian Budaya, Fakultas

Ilmu Budaya, Universitas Udayana.

Sejak menempuh studi hingga terwujudnya disertasi ini penulis

mendapatkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Dukungan dari keluarga,

sahabat, pengajar, dan Ida Sang Hyang Widi Wasa. Sejak proses studi hingga

penulisan disertasi ini ibaratkan sebuah seni pertunjukan yang diwarnai dengan

beragam emosi seperti perasaan sedih dan gembira.

Dengan selesainya studi ini, penulis menyampaikan rasa hormat dan

terima kasih kepada semua pihak yang telah berjasa. Penulis menyampaikan rasa

hormat dan terima kasih kepada tim promotor dan kopromotor yang memberikan

dukungan moral dan mental serta pengetahuan untuk menuntaskan disertasi ini,

yaitu Promotor Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M. Litt., Kopromotor I Prof. Dr.

Nengah Bawa Atmaja, M.A., dan Kopromotor II Dr. Putu Sukardja, M.Si.

Rasa hormat dan ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Rektor

Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Anak Agung Raka Sudewi, Sp.S(K)., Dekan

Fakultas Sastra dan Budaya Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha, M.A., Ketua

Program Studi Doktor (S3) Kajian Budaya, Fakultas Ilmu Budaya Prof. Dr. Phil. I

Ketut Ardhana, M.A.. Ucapan terima kasih pula disampaikan kepada Ketua

Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) Pusat Dr. Pudentia MPSS, M.Hum. dan Ketua ATL

Bali Prof. Dr. I Made Suastika, S.U.

Penulis juga mengucapkan terima kasih dan rasa hormat kepada para

penguji, yaitu Prof. Dr. A. A. Bagus Wirawan, S.U., Prof. Dr. I Wayan Ardika,

M.A., Prof. Dr. I Nyoman Kutha Ratna, S.U., dan Dr. I Gede Mudana, M.Si., atas

masukan, kritik, serta sarannya yang konstruktif.

Page 2: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · negosiasi ide dan gagasan antara seniman Bali dan Barat. Kedua, proses distribusi ... techniques, interviews, and document studies. The problems

vii

Penulis mengucapkan terima kasih kepada mahaguru yang telah

membimbing penulis selama menempuh pendidikan Program Doktor (S3) Kajian

Budaya dan Kajian Tradisi Lisan, yaitu: Prof. Dr. Gede Semadi Astra, M.A., Prof.

Dr. I Gde Widja, Prof. Dr. Srhi Eddy Ahimsa Putra, M.A., M.Lit., Prof. Dr. Irwan

Abdullah, Prof. DR. I Nyoman Weda Kusuma, M.S., Prof. Dr. I Wayan Rai S,

M.A., Prof. Dr. Agung Gde Putra Agung, S.U., Prof. Dr. Aron Meko Mbete, Prof.

Dr. I Gede Parimartha, M.A., Prof. Dr. I Ketut Nehen, S.E., M.Sc., Prof. Dr. I

Made Sukarsa, Prof. Dr. Ketut Mertha,M.Hum., Prof. Dr. Made Mertha, Dr.

Wayan Redig, Dr. I Gede Mudana, M.Si., Dr. Muklis Paeni, MA., Dr. Ni Wayan

Wiasti, M.Hum., dan Dr. I Nyoman Dhana, M.Si.

Terima kasih yang tulus dipersembahkan kepada staf administrasi Program

Doktor (S3) Kajian Budaya Universitas Udayana antara lain: Putu Sukaryawan,

ST., Ni Luh Witari, Ni Wayan Ariyati, SE., Cok Istri Murniati, SE., A.A Ayu

Indrawati, Ketut Budi Asra, atas bantuan dan fasilitasinya kepada penulis.

Terima kasih kepada para kolega di Komisioner Komisi Pemilihan Umum

(KPU) RI Periode 2012-2017 dan Periode 2017-2022, Komisioner KPU Provinsi

Bali periode 2013-2018, Komisioner KPU Kabupaten/Kota se-Bali Periode 2013-

2018, Komisioner KPU Kabupaten Buleleng Luh Putu Widyastini, ST., Nyoman

Gede Cakra Budaya, SP., drh. I Made Seriyasa, dan Gede Sutrawan, S.Sn serta

sekretaris dan seluruh staf atas dukungan dan kebersamaannya.

Terima kasih yang tulus juga disampaikan kepada teman-teman kuliah

seperjuangan Program Kajian Budaya Universitas Udayana Angkatan 2011, yaitu

Ni Nyoman Suci Murni, Linggua Sanjaya Usop, A.A Rai Sita Laksmi, I Nyoman

Sudipa, Nyoman Arba Wirawan, I Wayan Mudana, Salman Alfarisi (Mataram), I

Made Suastana, I Ketut Supir, I Ketut Wenten, I Wayan Kandia, A.A Raka, dan

teman-teman. Salam khusus juga disampaikan kepada teman-teman sekelas

Kajian Tradisi Lisan (KTL) angkatan 2011, yaitu: Syahrun, Abdul Alim,

Mustaman, La Batia, Grace Kerli Langi, Ervantia Restulita L. Siagi, Maria Sri

Rahayu, dan I Nyoman Wardi.

Terima kasih yang tulus disampaikan kepada keluarga atas doa, dukungan,

kasih, dan perhatian tulusnya. Kepada orangtua, yaitu mendiang Ayahnda Ketut

Noja dan Ibunda Ketut Muderanis terima kasih setulus-tulusnya atas doa dan

Page 3: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · negosiasi ide dan gagasan antara seniman Bali dan Barat. Kedua, proses distribusi ... techniques, interviews, and document studies. The problems

viii

restunya dalam menyelesaikan studi ini. Dukungan dan doa yang mengalir terus

dari istri tercinta Ni Putu Rahayu yang selalu setia memberikan dukungan serta

mendampingi selama menempuh studi. Ketiga anak terkasih Putu Eva Shanti,

Kadek Kirana Shanti, dan Komang Bintang Saraswati yang telah memberikan

kesempatan untuk berkonsentrasi menyelesaikan disertasi ini. Terima kasih juga

atas doa dari seluruh saudara, yaitu Luh Mudrasih, Luh Masni, Kadek Masmika,

Komang Sukrawan (almarhum), Ketut Widiasih, Putu Ayu Sukerti, Made

Sukrawati, Komang Sariani, serta seluruh keluarga.

Terima kasih penulis sampaikan kepada narasumber yang terlibat dalam

penggarapan pertunjukan Bali Agung – The Legend of Balinese Goddesses, yaitu

Made Sidia, Peter J Wilson, Wellah Hatta Patiori, Wayan Sira, Ni Wayan

Sumariasih, Made Ayu Desiari, Wayan Monalisa, Desi Kristiana, Ni Ketut

Suharti, dan semua pihak yang terlibat dalam penggarapan Bali Agung. Penulis

juga mengucapkan terima kasih kepada semua atas segala bantuan yang telah

diberikan selama menyelesaikan studi ini.

Semoga Ida Sang Hyang Widi Wasa selalu melimpahkan rahmat-Nya

kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian disertasi

ini. Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari disertasi ini

masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penelitian lanjutan yang lebih cermat

dan mendalam diharapkan dapat mengisi kekuarangan tersebut. Semoga karya

yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan masyarakat.

Semoga kebaikan datang dari segala penjuru.

Om Shanti, Shanti, Shanti, Om

Singaraja, Januari 2018

penulis

Page 4: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · negosiasi ide dan gagasan antara seniman Bali dan Barat. Kedua, proses distribusi ... techniques, interviews, and document studies. The problems

ix

ABSTRAK

Pariwisata Bali mengalami perkembangan dalam beberapa dekade

terakhir. Perkembangannya ditandai dengan meningkatnya jumlah kunjungan

wisatawan, bertambah dan beragamnya akomodasi wisata, daya tarik wisata, dan

atraksi wisata. Perkembangan pariwisata menyebabkan semakin banyak seni

pertunjukan yang bersifat komersial dan profit oriented. Salah satu pertunjukan

komersial adalah seni pertunjukan pariwisata bertajuk Bali Agung – The Legend

of Balinese Goddesses (Bali Agung – Legenda Dewa-Dewi Bali), kisah tentang

mitos pernikahan Jayapangus dan Kang Cing Wei.

Penelitian ini mengkaji komodifikasi seni pertunjukan pariwisata Bali

Agung yang memfokuskan pada tiga persoalan, yaitu: bagaimana proses produksi,

distribusi dan konsumsi, serta implikasinya terhadap pariwisata budaya Bali.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data dikumpulkan dengan teknik

obervasi, wawancara, dan studi dokumen. Permasalahan dianalisis menggunakan

teori komodifikasi, teori semiotika, dan teori pariwisata budaya.

Hasil penelitian menunjukkan tiga hal sebagai berikut. Pertama,

komodifikasi seni pertunjukan pariwisata Bali Agung tampak pada proses

produksi, distribusi, dan konsumsi. Proses produksi diawali dengan pemilihan

mitos pernikahan Jayapangus dan Kang Cing Wei sebagai inti cerita pertunjukan

karena memiliki daya tarik bagi wisatawan. Dalam proses penggarapannya terjadi

negosiasi ide dan gagasan antara seniman Bali dan Barat. Kedua, proses distribusi

dengan melakukan promosi melalui penyebaran iklan pada media konvensional

dan media sosial. Iklan pada kedua media tersebut menayangkan bahasa, gambar,

dan video. Promosi bertujuan untuk menarik minat wisatawan menyaksikan seni

pertunjukan pariwisata Bali Agung. Ketiga, komodifikasi berimplikasi, yaitu

terciptanya seni pertunjukan pariwisata hybrid yang mengandung unsur budaya

Bali, Cina, dan Barat. Bali Agung kini menjadi ikon seni pertunjukan pariwisata

yang modern, canggih, kolosal, dan spektakuler. Terjadinya praktik seni pseudo-

tradisional di mana pertunjukan menampilkan seni tradisi yang nilai

kesakralannya telah dihilangkan atau semu. Terjadi desakralisasi mitos

pernikahan Jayapangus dan Kang Cing Wei dari yang bersifat sakral menjadi

profan. Desakralisasi terjadi pada unsur cerita, tokoh, dan pementasan.

kata kunci: mitos pernikahan Jayapangus dan Kang Cing Wei, komodifikasi,

hybrid, pariwisata budaya

Page 5: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · negosiasi ide dan gagasan antara seniman Bali dan Barat. Kedua, proses distribusi ... techniques, interviews, and document studies. The problems

x

ABSTRACT

Bali Tourism has developed since some decades ago. Its development is

marked by the increasing number of tourist visits, increased and varied tourist

accommodations, beautiful sceneries, and tourist attractions. The development of

tourism causes more and more performing arts which are commercial and profit

oriented. One of the commercial performances is the art of tourism performances

entitled Bali Agung - The Legend of Balinese Goddesses, the story of Jayapangus

and Kang Cing Wei’s marriage myth.

This study examined the commodification of the art of Bali Agung tourism

performances that focused on three issues, namely: the process of production,

distribution and consumption, and its implications to cultural tourism of Bali. This

study used a qualitative method. The data were collected through observation

techniques, interviews, and document studies. The problems were analyzed using

commodification theory, semiotic theory, and cultural tourism theory.

The results showed three things as follows. First, the commodification of

the art of Bali Agung tourism performances appeared in the process of production,

distribution and consumption. The production process began with the selection of

Jayapangus and Kang Cing Wei marriage myths as the core of the show's story as

it has a fascination for tourists. In the process of its arrangement, there was a

negotiation of ideas between Balinese and Western artists. Second, there was a

distribution process by promoting through the dissemination of advertisement on

conventional and social media. Advertisements on both media displayed

language, images, and videos. The promotion aimed to attract tourists to see the

art of Bali Agung tourism performances. Third, the commodification had

implications, namely the creation of hybrid tourism show art that contains

elements of Balinese, Chinese and Western cultures. Bali Agung is now an icon of

modern, sophisticated, colossal, and spectacular tourism performing arts. The

occurrence of pseudo-traditional art practice in which the show displayed a

tradition art whose sacred value had been eliminated or artificial. There was

profanity of Jayapangus and Kang Cing Wei's marriage myths. Profanity occurs in

the elements of story, characters, and staging.

Keywords: Jayapangus and Kang Cing Wei wedding myth, commodification,

hybrid, cultural tourism

Page 6: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · negosiasi ide dan gagasan antara seniman Bali dan Barat. Kedua, proses distribusi ... techniques, interviews, and document studies. The problems

xi

RINGKASAN

Pariwisata Bali mulai mengalami perkembangan pada tahun 1920-an.

Selanjutnya pariwisata massal masuk ke Bali pada tahun 1970-an. Perkembangan

industri pariwisata makin pesat sejak tahun 1990-an. Perkembangannya ditandai

dengan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara setiap tahunnya,

yaitu sebanyak 4,9 juta orang di tahun 2016. Kunjungan wisatawan domestik pada

tahun 2016 sebanyak 7,1 juta orang. Bertambahnya akomodasi wisata, daya tarik,

dan atraksi wisata yang semakin beragam. Perkembangan pariwisata

menyebabkan semakin banyak seni pertunjukan yang bersifat komersil dan profit

oriented. Perkembangan pariwisata tersebut mengakibatkan pergeseran seni dan

tradisi budaya Bali yang sebelumnya dimanfaatkan untuk kepentingan upacara

adat dan agama kemudian menjadi seni pertunjukan pariwisata yang memberikan

keuntungan ekonomi.

Pertumbuhan pariwisata Bali memberikan pengaruh terhadap

perkembangan seni dan tradisi budaya Bali. Dalam perkembangannya, Bali tradisi

dan budaya dikelompokkan secara artifisial, yaitu sakral (wali), tontotan pada

upacara (bebali), dan tontonan untuk pariwisata (balih-balihan). Perkembangan

pariwisata yang semakin modern menyebabkan seni dan tradisi budaya Bali

menjadi komoditas pariwisata. Seni dan tradisi budaya Bali otentik yang bersifat

sakral (wali) di mana pementasannya dilakukan di ruang-ruang ritual seperti pura

atau tempat suci lainnya, juga juga banyak dilangsungkan di jalan-jalan (street

culture). Contohnya prosesi melasti, pawai ogoh-ogoh, ngaben, dan ngelawang.

Seni sakral tersebut kemudian dikelola oleh industri pariwisata menjadi seni

pertunjukan pariwisata (staged culture). Seni, adat, dan tradisi budaya Bali

dijadikan sebuah layanan estetik (kesenian Bali) untuk diberikan kepada

wisatawan.

Bali Safari and Marine Park memanfaatkan seni dan tradisi budaya Bali

sebagai komoditas untuk memenuhi hasrat pariwisata. Seni dan tradisi budaya

Bali yang dijadikan komoditas adalah mitos pernikahan Jayapangus dan Kang

Cing Wei. Mitos ini dijadikan sebagai inti cerita dalam seni pertunjukan

Page 7: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · negosiasi ide dan gagasan antara seniman Bali dan Barat. Kedua, proses distribusi ... techniques, interviews, and document studies. The problems

xii

pariwisata yang bertajuk Bali Agung – The Legend of Balinese Goddesses.

Pertunjukan ini menceritakan tentang pernikahan Jayapangus dan Kang Cing Wei.

Penelitian ini mengkaji tentang analisis komodifikasi seni pertunjukan

pariwisata Bali Agung – The Legend of Balinese Goddesses, yaitu: bagaimana

proses produksi, distribusi dan konsumsi, serta implikasinya terhadap pariwisata

budaya Bali.

Tujuannya untuk mengetahui dan mengkaji secara kritis proses

komodifikasi seni pertunjukan pariwisata Bali Agung di Bali Safari and Marine

Park. Manfaat dari penelitian, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat

teoritis memberikan manfaat dan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan yang

berkaitan dengan seni dan tradisi budaya Bali. Bermanfaat sebagai pengembangan

kajian budaya dan tradisi lisan tentang mitos yang berkembang di Bali. Manfaat

praktis ada tiga hal sebagai berikut. Pertama, bagi masyarakat Bali, hasil

penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan proses produksi, distribusi dan

konsumsi, serta implikasi seni pertunjukan pariwisata Bali Agung - The Legend of

Balinese Goddesses terhadap pariwisata budaya Bali. Kedua, bagi pemerintah

hasil penelitian diharapkan dapat menentukan kebijakan yang tepat dalam

pelestarian budaya Bali dalam perkembangan pariwisata. Ketiga, bagi peneliti

diharapkan melakukan penelitian yang mengkaji tentang praktik komodifikasi

budaya Bali lainnya yang dijadikan komoditas pariwisata.

Teori relevan yang digunakan untuk mengkaji masalah penelitian secara

kritis sebagai berikut. Teori komodifikasi digunakan untuk mengkaji dan

menganalisis proses produksi, distribusi, dan konsumsi seni pertunjukan

pariwisata Bali Agung. Teori semiotika yang digunakan untuk mengkaji dan

menganalisis promosi Bali Agung melalui penyebaran iklan pada media

konvensional dan media sosial. Teori pariwisata budaya digunakan untuk

mengkaji dan menganalisis implikasi komodifikasi seni pertunjukan pariwisata

Bali Agung terhadap pariwisata budaya Bali.

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan teknik obervasi,

wawancara, dan studi dokumen. Penulis melakukan obervasi sebanyak 33 kali

sejak tahun 2014 hingga 2017. Observasi dilakukan dengan cara diantaranya

menonton secara penuh dari kursi penonton sebanyak 16 kali, menonton dari

Page 8: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · negosiasi ide dan gagasan antara seniman Bali dan Barat. Kedua, proses distribusi ... techniques, interviews, and document studies. The problems

xiii

ruangan stage manager sebanyak lima kali, menyaksikan proses pertunjukan dari

belakang panggung sebanyak satu kali, melakukan observasi ke Pura Dalem

Balingkang, Desa Pinggan, Kecamatan Kintamani sebanyak empat kali,

mendokumentasikan foto-foto yang terpajang di lokasi pertunjukan, dan

wawancara. Obervasi sebanyak 33 kali dilakukan penulis agar dapat mencatat

secara detail pertunjukan Bali Agung karena terkendala jika hanya mencatat

dengan detail hanya dalam satu kali menonton pertunjukan serta tidak dapat

menyaksikan pertunjukan tersebut melalui media lain. Hal ini disebabkan

pertunjukan Bali Agung tidak direkam serta tidak boleh direkam oleh penonton

dalam bentuk gambar atau video.

Peneliti melakukan wawancara di lokasi pertunjukan dengan para pemain

utama. Wawancara juga dilakukan di rumah Made Sidia. Sementara wawancara

dengan seniman Peter J Wilson dilakukan melalui surat elektronik (email), serta

wawancara menggunakan sarana komunikasi media sosial Whatsapp dengan

beberapa narasumber lainnya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seni pertunjukan pariwisata Bali

Agung – The Legend of Balinese Goddesses mengalami komodifikasi melalui

tahap produksi, distribusi, dan konsumsi. Ketiga tahapan tersebut berimplikasi

pada pariwisata budaya Bali.

Tahapan komodifikasi dijelaskan sebagai berikut. Pertama, tahap produksi

diawali dengan pemilihan mitos pernikahan Jayapangus dan Kang Cing Wei

sebagai inti cerita pertunjukan. Mitos ini dijadikan sebagai inti cerita pertunjukan

karena memiliki daya tarik, yaitu mengisahkan tentang keagungan raja yang

pernah berkuasa di Bali, mengisahkan akulturasi budaya Bali dan Cina,

pernikahan yang berujung tragis di mana Jayapangus dan Kang Cing Wei dibunuh

oleh Dewi Danu. Setelah meninggal Jayapangus dan Kang Cing Wei dipercaya

sebagai perwujudan Barong Landung. Produksi seni pertunjukan ini

menggunakan teknologi yang modern, canggih, dan kolosal agar memiliki nilai

estetika untuk dijual kepada wisatawan.

Seni pertunjukan pariwisata Bali Agung diproduksi melalui kolaborasi

antara seniman Bali I Made Sidia dan seniman asal Australia Peter J Wilson.

Dalam proses produksinya terjadi negosiasi ide dan gagasan antara Sidia dengan

Page 9: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · negosiasi ide dan gagasan antara seniman Bali dan Barat. Kedua, proses distribusi ... techniques, interviews, and document studies. The problems

xiv

Peter J Wilson. Mereka bernegosiasi tentang ide dan gagasan dalam menentukan

karakter tokoh utama, yaitu Jayapangus, Kang Cing Wei, dan Dewi Danu.

Negosiasi tersebut menghasilkan tokoh Jayapangus dan Kang Cing Wei

dimodifikasi dari tokoh sakral menjadi profan yang ditampilkan dalam

berkarakter modern. Tokoh Dewi Danu dimodifikasi dari tokoh sakral yang

merupakan simbol dewi kesuburan menjadi profan yang ditampilkan agak

seksual. Negosiasi ide dan gagasan dari kedua seniman juga terjadi dalam

menentukan kostum pemain, properti, tata cahaya, tata panggung, dan tata musik.

Kolaborasi dan negosiasi ide seniman Bali dan Barat menghasilkan seni

pertunjukkan Bali Agung yang lebih dominan bernuansa modern, canggih, dan

kolosal daripada tradisional. Hal ini menunjukkan bahwa proses negosiasi ide dan

gagasan tersebut didominasi oleh seniman Barat Peter J Wilson.

Modifikasi terhadap mitos, karakter tokoh utama, dan penggunaan

teknologi yang modern serta canggih bertujuan agar pertunjukan ini memberikan

kepuasan bagi wisatawan. Seni pertunjukan pariwisata Bali Agung kemudian

dijual secara komersial untuk mendapatkan keuntungan finansial.

Kedua, tahap distribusi dan konsumsi seni pertunjukan pariwisata Bali

Agung. Tahap distribusi pertunjukan meliputi promosi dengan menyebarkan iklan

pada media konvensional dan media sosial. Promosi melalui media konvensional

dilakukan dengan cara menyebarkan iklan melalui media cetak, seperti koran,

majalah, brosur, flyer, aneka suvenir, dan memanfaatkan biro perjalanan wisata.

Iklan yang didistribusikan tersebut memiliki makna tingkat denotasi (denotative)

dan makna tingkat konotasi (connotative meaning). Iklan melalui media

konvensional menggunakan permainan logika, bahasa, dan citra. Tujuannya

adalah untuk menyampaikan pesan kepada konsumen bahwa seni pertunjukan

pariwisata Bali Agung adalah pertunjukan modern, canggih, kolosal, dan

spektakuler yang mengangkat kisah tentang seni dan tradisi budaya Bali.

Promosi melalui media sosial dengan menyebarkan iklan berupa berita,

foto, dan video di Instagram, Youtube, Twiter, dan Facebook. Iklan pada media

sosial tersebut bertujuan untuk menjalin komunikasi sosial antar wisatawan agar

lebih intens secara virtual (online). Iklan di media sosial sangat efektif karena

terjadi ikatan relasi virtual yang kuat di antara konsumen. Media sosial

Page 10: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · negosiasi ide dan gagasan antara seniman Bali dan Barat. Kedua, proses distribusi ... techniques, interviews, and document studies. The problems

xv

menumbuhkan kepercayaan antara produsen dan konsumen (contact comfort)

sehingga memberikan kepuasan serta kenyamanan untuk berafiliasi atau

bersosialisasi di antara kegiatan memproduksi dan mendistribusikan sebuah

konten iklan Bali Agung secara online. Penyebaran iklan pada media sosial

mampu meningkatkan minat dan keinginan (need) wisatawan menyaksikan

pertunjukan melebihi kebutuhan (want) berwisatanya. Pemanfaatan iklan melalui

kedua media tersebut berhasil menarik minat wisatawan yang sangat tinggi untuk

menyaksikan pertunjukan. Hasilnya, jumlah wisatawan yang menyaksikan

pertunjukan selama tujuh tahun yaitu sejak tahun 2010 hingga 2017 tetap tinggi.

Tahap konsumsi, yaitu seni pertunjukan pariwisata Bali Agung dinikmati

oleh wisatawan sebagai seni pertunjukan modern yang bersumber dari tradisi dan

budaya Bali. Bali Safari and Marine Park memproduksinya secara modern

kemudian dipentaskan di panggung yang canggih dan kolosal. Melibatkan satwa

liar serta menggunakan properti yang realistik untuk mendukung pertunjukan.

Seni pertunjukan tersebut berhasil memberikan kesenangan kepada produsen dan

wisatawan. Bali Safari and Marine Park yang menguasai berbagai modal yaitu

ekonomi, sosial, budaya, dan teknologi terus berupaya memperbaharui dan

menggugah hasrat wisatawan agar menyaksikan pertunjukan. Sedangkan

wisatawan yang menyaksikan pertunjukan dapat memproduksi makna terhadap

pertunjukan yang dikonsumsinya sesuai dengan kepentingannya.

Tahap ketiga, yaitu implikasi komodifikasi seni pertunjukan pariwisata

Bali Agung terhadap pariwisata budaya Bali sebagai berikut. Implikasi pertama,

yaitu kolaborasi seniman Bali dan Barat dalam modifikasi seni pertunjukan

pariwisata Bali Agung seni pertunjukan pariwisata hybrid. Hibriditas pertunjukan

ini tampak pada diadopsinya tiga unsur, yaitu budaya Bali, budaya Cina, yang

digarap menggunakan teknologi Barat. Seni pertujukan pariwisata Bali Agung

menjadi salah satu pertunjukan yang pementasannya sangat megah, kolosal, dan

spektakuler karena ditunjang tata cahaya, tata musik, tata busana, dan tata

panggung berkelas internasional.

Seni pertunjukan pariwisata hibyrd Bali Agung memberikan harapan akan

munculnya seni pertunjukan pariwisata yang dikelola secara modern, ditampilkan

pada panggung yang nyaman dan modern pada masa mendatang. Bali Agung

Page 11: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · negosiasi ide dan gagasan antara seniman Bali dan Barat. Kedua, proses distribusi ... techniques, interviews, and document studies. The problems

xvi

tampaknya berhasil menjadi ikon seni pertunjukan pariwisata hibryd serta

memberikan warna baru tujuan wisata dari beragam wisata yang telah ada di Bali.

Bali telah memiliki pengalaman panjang membangun seni rupa (visual

arts) dan seni pertunjukan (performing arts) sebagai bagian dari pariwisata (Putra,

2015). Bali Safari and Marine Park dapat menjadi rujukan bagi pelaku wisata

untuk secara kreatif mengembangkan seni pertunjukan pariwisata, bukan saja

untuk melestarikan seni budaya itu sendiri tetapi untuk menjadikannya sebagai

sumber kesejahteraan masyarakat.

Implikasi kedua, terjadi praktik seni pseudo-tradisional dalam seni

pertunjukan pariwisata Bali Agung. Seni pertunjukan ini menampilkan beragam

seni tradisional Bali yang sakral namun dipentaskan secara profan. Seni sakral

misalnya Tari Legong, Tari Barong, Topeng Sidakarya ditampilkan hanya

beberapa bagian gerakan dalam durasi yang sangat singkat selama 15 detik.

Upaya ini bertujuan untuk memenuhi selera estetis seniman dan selera estetis

wisatawan. Seniman berupaya memasukkan unsur seni tradisi dan sakral dalam

pertunjukan modern sehingga memiliki nilai estetik sekaligus memenuhi

keinginan wisatawan yang ingin menyaksikan beraneka ragam seni tradisi dan

budaya Bali dalam satu pertunjukan. Untuk itu, seni pertunjukan pariwisata Bali

Agung disebut sebagai seni pseudo-tradisional karena seni tradisi yang

ditampilkan bentuknya masih tetap mengacu kepada bentuk serta kaidah-kaidah

tradisional akan tetapi nilai-nilai sakral dan magis dibuat semu atau dihilangkan.

Implikasi ketiga, yaitu seni pertunjukan pariwisata Bali Agung

menyebabkan terjadinya desakralisasi mitos pernikahan Jayapangus dan Kang

Cing Wei. Desakralisasi mitos pernikahan Jayapangus dan Kang Cing Wei dari

mitos yang bersifat sakral menjadi mitos bersifat profan di mana nilai

kesakralannya menjadi hilang. Struktur yang dominan dalam mempengaruhi

terjadinya desakralisasi adalah kekuasaan ekonomi. Semakin pesatnya kehidupan

pariwisata di Bali menyebabkan mitos sakral tersebut dimodifikasi menjadi mitos

profan oleh seniman dan industri pariwisata untuk menghibur wisatawan.

Kelompok masyarakat yaitu adat, agama, dan pemerintah menggunakan mitos

pernikahan Jayapangus dan Kang Cing wei sebagai mitos sakral untuk

kepentingan ritual sedangkan kelompok seniman dan pelaku serta industri

Page 12: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · negosiasi ide dan gagasan antara seniman Bali dan Barat. Kedua, proses distribusi ... techniques, interviews, and document studies. The problems

xvii

pariwisata memanfaatkan mitos profan sebagai sebuah pementasan untuk

wisatawan. Pementasan mitos Jayapangus dan Kang Cing Wei profan untuk

kepentingan pasar telah menyebabkan terjadinya pergeseran simbolis mitos

tersebut. Mitos yang semula sebagai salah satu simbol sakral kemudian menjadi

simbol profan yang identik dengan komoditas pariwisata.

Mitos sakral Jayapangus dan Kang Cing Wei diyakini sebagai perwujudan

Barong Landung yang di-sungsung oleh sebagian masyarakat Bali. Mitos ini

dikonstruksi oleh akademisi serta seniman sebagai mitos profan kemudian

diproduksi untuk kepentingan seni tari atau seni pertunjukan pariwisata.

Selanjutnya seiring perkembangan pariwisata, Bali Safari and Marine Park

mengkonstruksi mitos sakral sebagai komoditas berupa seni pertunjukan

pariwisata modern. Seni pertunjukan tersebut bersifat komersial untuk dijual

kepada wisatawan agar mendapatkan keuntungan finansial. Penggunaan mitos

Jayapangus dan Kang Cing Wei sakral menjadi seni pertunjukan pariwisata

menyebabkan terjadinya desakralisasi mitos.

Mengacu pada hasil penelitian di atas, maka terdapat dua temuan dalam

penelitian yang dirumuskan sebagai berikut. Temuan pertama, tercipta seni

pertunjukan pariwisata hybrid yang kolosal hasil kolaborasi antara seniman Bali

dan Barat. Pada awal perkembangan pariwisata terdapat seni pertunjukan yang

diciptakan dari kolaborasi antara seniman Bali dan Barat. Misalnya, seni

pertunjukan Tari Kecak yang diciptakan dari kolaborasi antara seniman Bali

Wayan Limbak yang bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter Spies. Tari

Kecak diciptakan berdasarkan tradisi Tari Sanghyang dan bagian-bagian kisah

Ramayana. Wayan Limbak memopulerkan tarian ini saat berkeliling dunia

bersama rombongan penari Bali-nya. Selanjutnya, seni pertunjukan Janger

merupakan hasil kolaborasi antara unsur tradisi Bali yang dipengaruhi oleh unsur

Barat, yaitu Stamboel. Kedua kesenian ini kemudian berkembang sehingga

populer sebagai seni pertunjukan pariwisata yang dikelola dan dipentaskan secara

tradisional oleh masyarakat Bali.

Namun, seni pertunjukan pariwisata Bali Agung merupakan seni

pertunjukan yang berbeda meskipun juga tercipta dari kolaborasi seniman Bali

dan Barat. Bali Agung merupakan seni pertunjukan pariwisata hybrid yang

Page 13: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · negosiasi ide dan gagasan antara seniman Bali dan Barat. Kedua, proses distribusi ... techniques, interviews, and document studies. The problems

xviii

tercipta dari hasil kolaborasi antara seniman Bali Made Sidia dengan seniman

Barat Peter J Wilson. Kolaborasi kedua seniman ini berhasil menciptakan seni

pertunjukan modern, canggih, dan kolosal. Seni pertunjukan pariwisata Bali

Agung menampilkan beragam seni dan budaya Bali dan Cina yang dikemas

secara modern menggunakan teknologi canggih. Melibatkan ratusan pemain dan

satwa, kostum yang glamour, tata cahaya, tata musik yang dikemas secara

modern, serta dipentaskan di panggung yang megah dan nyaman. Pertunjukan

yang dipentaskan di Bali Safari and Marine Park ini menjadi warna baru

pertunjukan pariwisata serta telah disaksikan ribuan wisatawan selama tujuh tahun

pementasaan sejak tahun 2010 hingga 2017.

Temuan kedua, proses komodifikasi seni pertunjukan pariwisata Bali

Agung – The Legend of Balinese Goddesses merupakan kegiatan kapitalisme yang

mengubah mitos Jayapangus dan Kang Cing Wei menjadi komoditas yang bisa

dijual. Namun, komodifikasi juga telah menyebabkan terjadinya desakralisasi

mitos pernikahan Jayapangus dan Kang Cing Wei yang bersifat sakral menjadi

profan.

Pada saat belum masuknya pariwisata ke Bali, mitos pernikahan

Jayapangus dan Kang Cing Wei bersifat sakral karena dimanfaatkan untuk

kepentingan kultural. Mitos sakral ini diyakini sebagai cikal bakal Barong

Landung yang dijadikan sebagai simbolisme berupa benda suci (pralingga) oleh

masyarakat Bali. Seiring perkembangan pariwisata, mitos pernikahan Jayapangus

dan Kang Cing Wei tak lagi dikaitkan dengan fungsi sakral namun telah

difungsikan sebagai komoditas pariwisata. Unsur-unsur mitos pernikahan

Jayapangus dan Kang Cing Wei yang mengalami desakralisasi adalah cerita

mitos, proses pembuatan mitos, penokohan, fungsi dan tujuan pementasan, waktu

dan tempat pementasan, ritualisme pementasan, struktur pementasan, organisasi

pendukung, daya magis, dan penonton.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka saran yang disumbangkan

sebagai berikut. Pertama, bagi masyarakat Bali yang berprofesi di bidang seni dan

pariwisata diharapkan agar lebih memperhatikan batasan seni wali, seni bebali,

dan seni balih-balihan agar tidak menggunakan budaya Bali yang sakral dalam

memroduksi seni pertunjukan pariwisata. Selanjutnya, seniman dan pelaku

Page 14: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · negosiasi ide dan gagasan antara seniman Bali dan Barat. Kedua, proses distribusi ... techniques, interviews, and document studies. The problems

xix

industri pariwisata diharapkan dalam memroduksi seni pertunjukan pariwisata

agar mengelola lebih profesional sehingga dapat meningkatkan mutu kuantitas

dan kualitas produk pariwisata, pelayanan, dan pengelolaan kepariwisataan.

Pelaku wisata diharapkan dapat mengemas kekayaan budaya Bali dan kekayaan

seni pertunjukan Bali menjadi bagian dari seni pertunjukan pariwisata yang

menguntungkan secara sosial kultural dan ekonomi.

Kedua, pemerintah telah membuat kebijakan berupa Peraturan Daerah

(Perda) Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2012 tentang Kepariwisataan Bali pasal 28

ayat 2 yang melarang memanfaatkan upacara keagamaan, menggunakan simbol-

simbol keagamaan, benda-benda yang disakralkan, dengan tujuan semata-mata

sebagai daya tarik wisata. Dalam menghadapi perkembangan pariwisata di era

modern dan digital diharapkan agar pemerintah Bali memberikan batasan simbol

keagamaan, benda sakral yang tidak boleh dimanfaatkan sebagai daya tarik

wisata. Pemerintah juga diharapkan lebih intens melakukan pengembangan

sumber daya manusia (SDM) dengan memberikan pelatihan dan bimbingan

kepada seniman dan pelaku industri pariwisata sehingga dapat meningkatkan

sumber daya manusia dan kompetensinya. Upaya tersebut diharapkan dapat

memberikan dampak di mana Bali mampu menyelaraskan kehidupan budaya

sakral dengan seni pertunjukan pariwisata, yang pertama merupakan sumber

kebahagian kultural religius, sedangkan yang kedua sumber kesejahteraan sosial

ekonomi. Upaya tersebut akan dapat mendorong seniman dan pelaku pariwisata

dalam memproduksi seni pertunjukan pariwisata tetap berperan menjaga,

mengembangkan, dan menyelaraskan budaya pariwisata dan pariwisata budaya.

Serta saran ketiga bagi peneliti agar ke depannya mengkaji praktik-praktik

komodifikasi budaya Bali yang dijadikan komoditas untuk kepentingan pariwisata

dalam rangka memberikan pendidikan yang baik bagi seniman, pelaku industri

pariwisata, serta memberikan konstribusi kemanfaatan bagi pariwisata Bali.

Penelitian yang dilakukan penulis hanya difokuskan pada modifikasi seni

pertunjukan pariwisata yang bersumber dari mitos pernikahan Jayapangus dan

Kang Cing Wei. Di luar praktik ini, masih banyak terjadi praktik komodifikasi

terhadap seni dan budaya Bali untuk kepentingan pariwisata yang terjadi tanpa

disadari oleh masyarakat Bali.

Page 15: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · negosiasi ide dan gagasan antara seniman Bali dan Barat. Kedua, proses distribusi ... techniques, interviews, and document studies. The problems

xx

GLOSARIUM

Arkaja lancana

Akulturasi

:

: kelahiran yang melambangkan putra matahari

percampuran dua unsur budaya atau lebih yang

menghasilkan budaya baru tanpa menyebabkan

hilangnya unsur aslinya

Balih-balihan : seni pertunjukan yang diperuntukkan untuk

masyarakat

Bebali : tari yang dipentaskan pada saat upacara di pura

diperuntukkan untuk penonton manusia

Budaya massa : kategori kebudayaan yang diciptakan untuk massa

yang luas sehingga menghasilkan selera massal

Cihna : lambang, tanda

Citra : sesuatu yang dapat ditangkap secara perseptual akan

tetapi tidak memiliki eksistensi substansial

Cacangkajacihna : kelahiran yang melambangkan putri bulan

Dekonstruksi : membongkar dengan tujuan mencari dan mengungkap

asumsi-asumsi, strategi-strategi retorikasebuah teks

Denotasi : hubungan eksplisit antara tanda dengan referensi atau

realitas dalam pertandaan

Desakralisasi : proses menghilangkan nilai sakral

Diskursus : cara menghasilkan pengetahuan beserta praktik sosial

dan relasi kekuasaan yang ada di baliknya

Ekonomi libido : sistem ekonomi yang cenderung melepas katup nafsu

kekuasaan dan produksi objek yang tanpa batas

Estetika : filosofi mengenai sifat dan persepsi tentang

keindahan, khususnya di dalam seni

Gaya hidup : pola penggunaan ruang, waktu, dan objek yang khas

kelompok masyarakat tertentu

Globalisasi : hubungan global multiarah di bidang ekonomi, sosial,

kultural, dan politik di seluruh dunia

Hasrat : mekanisme psikis berupa gejolak rangsangan terhadap

objek atau pengalaman yang menjanjikan kepuasan

Hegemoni : kelas penguasa menggunakan otoritas sosial dan

kepemimpinan pada kelas-kelas subordinat melalui

kombinasi paksaan dan persetujuan sadar

Hibriditas : percampuran berbagai elemen kultural yang berbeda

sehingga tercipta makna dan identitas-identitas baru

Ideologi : sistem kepercayaan dan sistem nilai serta

representasinya dalam berbagai media dan tindakan

sosial

Identitas : karakter pribadi yang khas pada diri seorang individu

dalam relasinya dengan individu-individu lain secara

sosial

kajian budaya : bidang penyelidikan interdisipliner atau

pascadisipliner yang memperlajari produksi dan

penanaman peta-peta makna

Page 16: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · negosiasi ide dan gagasan antara seniman Bali dan Barat. Kedua, proses distribusi ... techniques, interviews, and document studies. The problems

xxi

Kapitalisme : sistem produksi dan pertukaran yang dinamis dan

mengglobal yang didasarkan dan pencarian

keuntungan

Kebijakan budaya : berbagai prosedur, strategi, dan taktik yang bertujuan

mengatu distribusi produk dan praktik-praktik kultural

Kebudayaan : produksi dan pertukaran makna, atau praktik-praktik

pemaknaan, yang membentuk apa yang khas tentang

suatu cara hidup

Kekuasaan : kekuatan yang digunakan individua tau kelompok

tertentu untuk mencapai atau kepentingan tertentu

Kerauhan : seseorang yang jiwanya dipengaruhi/dirasuki oleh roh

atau mahluk halus atau dewa

Kitsch : segala bentuk seni yang berkaitan dengan selera

rendah, yaitu rendahnya bakuan estetika yang

dimilikinya

Kode (kultural) : sistem representasi di mana tanda-tanda dan

maknanya ditata berdasar konvensi kultural menjadi

pemaknaan

Komodifikasi : proses kapitalisme di mana objek, kualitas, dan tanda-

tanda diubah menjadi komoditas dengan tujuan terjual

di pasar

Komoditi : segala sesuatu yang diproduksi dan dipertukarkan

dengan sesuatu yang lain dalam rangka memproleh

keuntungan

Konotasi : aspek makna dalam semiotika yang secara khusus

berkitan dengan perasaan dan emosi serta nilai-nilai

kebudayaan dan ideologi

Konsumersime : manipulasi tingkah laku para konsumen melalui

berbagai aspek komunikasi pemasaran

Libido : setiap energi seksual, emosional, dan psikis, yang

cenderung memilih objek kepuasan terlarang (incest),

dengan mendobrak setiap tabu atau konvensi sosial

Marxisme : suatu pemikiran yang menekankan pada peran

determinatif kondisi-kondisi eksistensi material yang

terfokus pada perkembangan kapitalisme

Masyarakat

kapitalis

: masyarakat yang pola kehidupan dan budayanya

dilandasi oleh pondasi ideologi ekonomi kapitalisme

Masyarakat

konsumer

: masyarakat yang menjadikan konsumsi sebagai pusat

aktivitas kehidupan

Mitos : pengalamiahan level konotatif makna

Modernism : pengalaman kultural modernitas yang dicirikan oleh

adanya perubahan, ambiguitas, keraguan, risiko,

ketidakpastian, dan keterpecahan

Modernitas : periode historis pascatradisional yang dicirikan oleh

industrialisme, kapitalisme, negara bangsa dan

bentuk-bentuk pengawasan

Narasi : penceritaan atau pencatatan kejadian yang tertata

secara sekuensial

Page 17: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · negosiasi ide dan gagasan antara seniman Bali dan Barat. Kedua, proses distribusi ... techniques, interviews, and document studies. The problems

xxii

Lancana : lambang, tanda

Legong : gerak tari yang terikat, luwes

Maharaja : raja agung

Manusa yadnya : upacara keagamaan yang dipersembahkan kepada

manusia

Ngaben : upacara pembakaran mayat

Ngelawang : barong yang diarak keliling desa pada saat hari raya di

sebuah wilayah desa

Niskala : perwujudan atau kejadian di alam tidak nyata

Odalan : upacara atau ritual keagamaan

Paduka : sri atau raja

Pejati : persembahan kepada dewa

Pemaknaan

(signification)

: proses-proses penciptaan makna melalui sebuah

sistem tanda

Penanda (signifier) : bentuk atau medium tanda, seperti bunyi, gambar,

coretan yang berbentuk huruf di sebuah kertas

Pendet : tari persembahan pada upacara keagamaan

Petanda (singnified) : konsep, ide, pemahaman, nilai penting (significance),

makna

Pralingga : simbol sakral dari perwujudan Tuhan

Pratima : benda berwujud patung sakral yang disucikan di pura

Representasi : praktik-praktik pemaknaan yang membentuk

kebudayaan, makna, dan pengetahuan

Sekaa : kelompok yang terdiri dari satu komunitas di Bali

Semiotika : kajian tanda dan pemaknaan dan kode-kodenya serta

penggunaannya dalam masyarakat

Sesajen : persembahan kepada Tuhan

Sosial : masyarakat dipahami sebagai organisasi asosiasi dan

hubungan manusia lewat interaksi-interaksi yang

diatur berbagai peraturan

Spiritualitas : sesuatu yang mempunyai kekuatan otonom dan

mampu menggerakkan sesuatu yang lain di luar

dirinya, baik yang bersifat ketuhanan maupun yang

bukan

Taksu : pancaran sakti sebagai kekuatan kharisma dalam diri

seseorang

Tanda : coretan atau bunyi-bunyi yang menghasilkan atau

mengandung makna karena relasinya dengan tanda-

tanda lain

Tari wali : sebuah tari persembahan kepada Tuhan

Teks : segala sesuatu yang menghasilkan makna melalui

praktik pemaknaan

Teori : diskursif yang bersifat sadar diri (self-reflexive) yang

bertujuan menafsirkan

Wali : sakral atau suci

Wayang : seni pertunjukan berupa drama yang meliputi seni

suara, seni sastra, seni musik, seni tutur

Yadnya : sebuah persembahan suci kepada Tuhan

Page 18: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · negosiasi ide dan gagasan antara seniman Bali dan Barat. Kedua, proses distribusi ... techniques, interviews, and document studies. The problems

xxiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL…………………………………………………..….. i

PRASYARAT GELAR…...………………………………………….…… ii

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………….…… iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI……………………………………... iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT…………………………... v

UCAPAN TERIMA KASIH……………………………………………... vi

ABSTRAK……………………………………………………………...... ix

ABSTRACT……………………………………………………………….. x

RINGKASAN………………………………………………………......... xi

GLOSARIUM……………………………………………………………. xx

DAFTAR ISI……………………………………………………………... xxiii

DAFTAR TABEL………………………………………………………... xxvii

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………….. xxviii

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………............... xxx

BAB I PENDAHULUAN..……………………………………………...... 1

1.1 Latar Belakang…………………………………………………..... 1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………... 9

1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………..... 10

1.3.1 Tujuan Umum……………………………………………… 10

1.3.2 Tujuan Khusus……………………………………….……. 10

1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………...... 10

1.4.1 Manfaat Teoritis…………………………………………… 10

1.4.2 Manfaat Praktis……………………………………………. 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN

MODEL PENELITIAN…………………………………………..

12

2.1 Kajian Pustaka………….…………………………………….…. 12

2.2 Konsep……………………….…………………………………. 24

Page 19: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · negosiasi ide dan gagasan antara seniman Bali dan Barat. Kedua, proses distribusi ... techniques, interviews, and document studies. The problems

xxiv

2.2.1 Mitos Pernikahan Jayapangus dan Kang Cing Wei……….. 24

2.2.2 Seni Pertunjukan Pariwisata..............………………….…... 27

2.2.3 Bali Agung….…….……………………………………….. 31

2.3 Landasan Teori…………………………………………………… 34

2.3.1 Teori Komodifikasi ..……….……………………………... 34

2.3.2 Teori Semiotika..........…………………….……………….. 38

2.3.3 Teori Ideologi Pariwisata Budaya ...…………………..…... 41

2.4 Model Penelitian.............................................................................. 48

BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 51

3.1 Rancangan Penelitian...................................................................... 51

3.2 Lokasi dan Subyek Penelitian.......................................................... 52

3.3 Jenis dan Sumber Data..………….…………………………….… 52

3.4 Teknik Penentuan Informan..…………………………….........… 53

3.5 Instrumen Penelitian............……………………………………… 54

3.6 Teknik Wawancara Mendalam…………………………………… 54

3.7 Teknik Observasi......................………………………………….. 56

3.8 Teknik Analisis Data.......………………………………………… 57

3.9 Teknik Penyajian Hasil Analisis Data..………………………….. 59

BAB IV FAKTA SEJARAH, MITOS, DAN LOKASI PENELITIAN..… 61

4.1 Fakta dan Sejarah Jayapangus…………….……………………… 61

4.1.1 Masa Pemerintahan Jayapangus…….……………………… 64

4.1.2 Sistem Pemerintahan Jayapangus……….…………………. 66

4.1.3 Kehidupan Agama Siwa-Budha…………………………… 68

4.1.4 Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Kesenian………………… 70

4.2 Mitos Pernikahan Jayapangus dan Kang Cing Wei……….………. 74

4.2.1 Mitos Versi Akademisi…………………………....….……. 76

4.2.2 Mitos Versi Purana Pura Dalem Balingkang………………. 79

4.2.3 Mitos Perwujudan Barong Landung….……………………. 80

4.3 Lokasi Pertunjukan Bali Agung....………………………………... 84

Page 20: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · negosiasi ide dan gagasan antara seniman Bali dan Barat. Kedua, proses distribusi ... techniques, interviews, and document studies. The problems

xxv

BAB V PRODUKSI SENI PERTUNJUKAN BALI AGUNG…………… 87

5.1 Praproduksi Bali Agung……………….……………………..…... 88

5.1.1 Daya Tarik Mitos Pernikahan Jayapangus dan Kang Cing

Wei………………………………………………………….

88

5.1.2 Negosiasi Gagasan dalam Produksi Bali Agung………..…. 93

5.2 Produksi Bali Agung……………..………………………………. 99

5.2.1 Modifikasi Karakter Tokoh Utama dari Tradisi ke Profan… 100

5.2.1.1 Jayapangus: antara Budaya, Spiritual, dan

Modernisasi…………………………………………

102

5.2.1.2 Kang Cing Wei: Representasi Bali dan Cina….…… 104

5.2.1.3 Dewi Danu: Modifikasi Tubuh Dewi Kesuburan

Menjadi Simbol Seksual…….………………………

110

5.2.2 Modifikasi Budaya Bali untuk Kepuasan Wisatawan…........ 115

5.3 Pascaproduksi Bali Agung………………………….……….......... 121

5.3.1 Spiritualitas Bali Agung: Realitas dan Kitsch……………… 121

5.3.2 Seniman di antara Keterbatasan dan Kebebasan Kreasi...…. 126

BAB VI DISTRIBUSI DAN KONSUMSI SENI PERTUNJUKAN

BALI AGUNG…….............................………………………….

132

6.1 Praktik Distribusi dan Pemasaran Bali Agung melalui Media…..... 133

6.1.1 Iklan Konvensional: Logika Bahasa, Citra, dan Makna……. 134

6.1.2 Media Sosial Meningkatkan Minat Wisatawan…..………… 147

6.1.3 Representasi: Praktik Pemaknaan Bali Agung dalam Iklan.. 158

6.2 Praktik Konsumsi Bali Agung oleh Wisatawan………..………… 162

6.2.1 Cerita Lokal dengan Teknologi Modern….………………... 163

6.2.2 Seni Tradisional di Panggung Modern…...………………… 166

6.2.3 Estetika Bali Agung…………………..……………………. 169

6.2.3.1 Atraksi Satwa dalam Bali Agung….……....………. 170

6.2.3.2 Properti Realistik Penunjang Bali Agung…….….…. 175

6.2.4 Produksi Makna Penonton terhadap Bali Agung….…...................... 176

6.2.5 Bali Agung Dikonsumsi sebagai Budaya Pariwisata…..…………… 179

Page 21: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · negosiasi ide dan gagasan antara seniman Bali dan Barat. Kedua, proses distribusi ... techniques, interviews, and document studies. The problems

xxvi

BAB VII IMPLIKASI SENI PERTUNJUKAN BALI AGUNG

TERHADAP PARIWISATA BALI……………………………

184

7.1 Bali Agung Sebagai Seni Pertunjukan hybrid………...………….. 184

7.1.1 Harmonisasi Musik Bali, Cina, dan Barat…………………... 185

7.1.2 Seni Pertunjukan Kombinasi Budaya Bali, Cina, dan Barat... 191

7.1.3 Tokoh Tradisional dengan Kostum Modern…...………..…. 196

7.1.4 Wayang sebagai Narasi Pertunjukan Hybrid……..…………. 200

7.1.5 Bali Agung sebagai Ikon Seni Pertunjukan Pariwisata

Hybrid………………………………………………………..

204

7.2 Bali Agung sebagai Seni Pseudo-tradisional…………….…….…. 212

7.3 Desakralisasi Mitos Jayapangus dan Kang Cing Wei…….………. 217

7.3.1 Unsur Mitos Jayapangus dan Kang Cing Wei yang

Mengalami Desakralisasi…………………………………….

220

7.3.1.1 Desakralisasi Cerita Mitos Jayapangus dan Kang

Cing Wei……………………………………………..

221

7.3.1.2 Desakralisasi Penokohan dan Pementasan Mitos

Jayapangus dan Kang Cing Wei……………………..

226

7.3.2 Desakralisasi Mitos Jayapangus dan Kang Cing Wei Sebuah

Realitas dalam Masyarakat Bali…………………………….

229

BAB VIII PENUTUP………..……………………………………………. 232

8.1 Simpulan..…………………………………………………………. 232

8.2 Temuan ..………………..………………………………………… 236

8.3 Saran..……………………………………………………………... 239

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 241

LAMPIRAN………..……………………………………………………... 248

Page 22: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · negosiasi ide dan gagasan antara seniman Bali dan Barat. Kedua, proses distribusi ... techniques, interviews, and document studies. The problems

xxvii

DAFTAR TABEL

Halaman

5.1 Seniman yang Terlibat dalam Produksi Pertunjukan Bali Agung….. 93

5.2 Daftar Nama Pemain dan Tokoh dalam PertunjukanBali Agung…… 101

7.1 Track Pertunjukan Bali Agung………………………………………. 187

7.2 Paket Wisata Bali Safari and Marine Park…………………………..

208

Page 23: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · negosiasi ide dan gagasan antara seniman Bali dan Barat. Kedua, proses distribusi ... techniques, interviews, and document studies. The problems

xxviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Model Penelitian…………………………………………………… 48

4.1 Peta Lokasi Kabupaten Gianyar, Bali……………………………… 84

4.2 Peta Lokasi Bali Safari and Marine Park…………………………. 85

5.1 Sutradara Made Sidia (kiri) dan Peter J Wilson (kanan)…………… 94

5.2 Wayan Sira sebagai Pemeran Utama Jayapangus…………………. 103

5.3 Pemeran Kang Cing WeiNi Wayan Sumariasih…..……………… 106

5.4 Dewi Danu dalam Adegan Pertunjukan Bali Agung……………… 113

5.5 Pelinggih (Pura) di kajakanginBali Theatre……….……………... 123

6.1 Desain Iklan Bali Agung dalam Bentuk Flyer…………………….. 137

6.2 Brosur Bergambar Dewi Danu…………………………………….. 141

6.3 Brosur Bergambar Jayapangus, Kang Cing Wei, Dewi Danu,

dan Satwa……………………………………………………………

143

6.4 Flyer yang Bergambar Seorang Anak Kecil Menunggang Gajah….

6.5 Promosi Bali Agung Melalui Akun Sosial Instagram………………

144

150

6.6 Follower Menjadi Pengiklan bagi Konsumen Lainnya…………….. 152

6.7 Artis Dian SastrowardoyoBerwisata di Bali Safari and Marine

Park………………………………………………………………….

154

6.8 Promosi yang Dilakukan Melalui Akun FanpageBali Safari and

Marine Park………………………………………………………...

155

6.9 Desain Gedung Bali Theatre………..……………………………. 167

6.10 Tujuh Ekor Gajah Dilibatkan Dalam Pertunjukan………………… 170

6.11 Properti Berupa Perahu Cina yang Membawa Saudagar Cina ke

Bali Bersama Kang Cing Wei……………………………………..

175

7.1 Komposer Chong Lim Membuat Instrumen Musik Pertunjukan….. 186

7.2 Tata Lampu Pertunjukan yang Diatur Secara Detail……………….. 188

7.3 Rancangan Kostum yang Ditampilkan dalam Pertunjukan………… 195

7.4 Dalang Pertunjukan dengan Bahasa Kawi dan Inggris…………….. 202

Page 24: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · negosiasi ide dan gagasan antara seniman Bali dan Barat. Kedua, proses distribusi ... techniques, interviews, and document studies. The problems

xxix

7.5 Ritual penyucian Barong Landung pada acara melasti. Sosok wajah

Barong Landung yang diusung sejumlah kelompok masyarakat di

Bali……………………………………………………………………

218

7.6 Gedong Linggih Ayu Mas Subandar Berada di dalam Halaman

Mandala Utama Pura Penataran Agung Dalem Balingkang, Desa

Pinggan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Pelinggih ini

Diyakini Berstana Kang Cing Wei……..…………………………….

222

7.7 Adegan Jayapangus dan Kang Cing Wei pada Pertunjukan

Pariwisata, Bali Agung – The Legend of Balinese Goddesses...........

224

Page 25: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · negosiasi ide dan gagasan antara seniman Bali dan Barat. Kedua, proses distribusi ... techniques, interviews, and document studies. The problems

xxx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Mitos Versi Akademisi Prof. Dr. I Made Bandem…………………… 248

2 Mitos Versi Purana Pura Dalem Balingkang…………………………. 251

3 Mitos Versi Pertunjukan Bali Agung – The Legend of Balinese

Goddesses………………………………………………………………

254

4 Adegan Pertunjukan Bali Agung.……………………………………... 255

5 Durasi Penampilan Tokoh Utama dalam Pertunjukan Bali Agung…… 258

6 Narasi Dalang dalam Pertunjukan Bali Agung………………………... 259

7 Pedoman Wawancara…………………………………………………. 262

8 Daftar Informan………………………………………………………. 265

9 Foto-foto Riset…………………………….………………………….. 271

10 Struktur Organisasi Bali Safari and Marine Park……..…….………… 274

11 Daftar Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Bali…………………. 275

12 10 Besar Kunjungan Objek Wisata di Bali Tahun 2008 s/d 2012…….. 276

Page 26: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · negosiasi ide dan gagasan antara seniman Bali dan Barat. Kedua, proses distribusi ... techniques, interviews, and document studies. The problems

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pariwisata Bali mulai mengalami perkembangan pada tahun 1920-an.

Selanjutnya pariwisata massal masuk ke Bali pada tahun 1970-an. Perkembangan

industri pariwisata makin pesat sejak tahun 1990-an. Perkembangannya ditandai

dengan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara setiap tahunnya,

yaitu sebanyak 2.756.579 orang pada tahun 2011 dan meningkat menjadi

sebanyak 4.927.937 orang di tahun 2016. Kunjungan wisatawan nusantara juga

mengalami peningkatan, yaitu sebanyak 6.394.307 orang pada tahun 2014

kemudian meningkat pada tahun 2016, yaitu sebanyak 7.147.100 orang

(Disparda.Baliprov, 2017) (lihat lampiran 11).

Pertumbuhan pariwisata Bali yang sangat pesat memberikan pengaruh

terhadap budaya Bali. Pulau Bali terkenal kekayaan budaya, seperti seni tari, seni

gamelan, drama, bangunan, dan seni ukirnya. Seni dan budaya Bali

diklasifikasikan secara artifisial, yaitu sakral (wali), tontotan (bebali), dan

tontotan untuk pariwisata (balih-balihan). Dalam perkembangan pariwisata yang

semakin modern, seni dan budaya lokal Bali otentik yang bersifat sakral (street

culture) dikelola oleh industri pariwisata menjadi sebuah seni pertunjukan

pariwisata (staged culture). Budaya Bali menjadi komoditas bagi industri

pariwisata.

Seiring perkembangan tersebut, pemerintah Provinsi Bali mengeluarkan

Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2012 tentang Kepariwisataan Bali dan

Page 27: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · negosiasi ide dan gagasan antara seniman Bali dan Barat. Kedua, proses distribusi ... techniques, interviews, and document studies. The problems

2

Perda Nomor 10 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan

Kepariwisataan Daerah Provinsi Bali 2015-2029. Kedua regulasi mengatur

tentang kebudayaan sebagai daya tarik dan tuntutan dalam mengantisipasi

perkembangan pariwisata di Bali yang mulai mengkreasi seni dan budaya Bali

sebagai komoditas pariwisata serta larangan memanfaatkan upacara keagamaan,

menggunakan simbol-simbol keagamaan, benda-benda yang disakralkan, dengan

tujuan semata-mata sebagai daya tarik wisata.

Pengembangan kekayaan budaya Bali menjadi komoditas pariwisata, salah

satunya seni pertunjukan pariwisata merupakan salah satu bagian dari program

pembangunan ekonomi kreatif. Seni dan budaya Bali menjadi objek untuk

menghasilan pundi-pundi dolar dari wisatawan bagi masyarakatnya. Kondisi ini

telah terjadi sejak pariwisata masuk ke Bali. McKean (1974) menyatakan bahwa

dalam industri pariwisata di Bali, masyarakat lokal Bali memberikan wisatawan

layanan estetik (kesenian Bali) sembari, pada saat yang sama, wisatawan

memberikan kepuasan ekonomi (uang) kepada tuan rumah. McKean (1974: 34)

menyatakan bahwa:

Salah satu dari antara transaksi-transaksi yang penting bagi orang Bali

sudah jelas, yaitu segi ekonomi berapakah penghasilan pada malam

pertunjukan itu. Sebagai pengganti uangnya yang keluar, tamu-tamu asing

diperkenankan memasuki alam mitos orang Bali, menjadi penonton serta

mengalami sendiri seni budayanya itu.

Seiring kemajuan industri pariwisata semakin banyak budaya sakral (street

culture) yang dikomodifikasi menjadi tontotan (staged culture) untuk

dipertunjukkan kepada wisatawan. Dalam kondisi tersebut Bali diharapkan

mampu menyelaraskan kehidupan street culture dengan staged culture yang

merupakan kebahagiaan kultural religius sebagai sumber yang pertama,

Page 28: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · negosiasi ide dan gagasan antara seniman Bali dan Barat. Kedua, proses distribusi ... techniques, interviews, and document studies. The problems

3

sedangkan yang kedua sebagai sumber kesejahteraan sosial dan ekonomi (Putra,

2015).

Namun dalam perkembangannya, interaksi kehidupan seni budaya dengan

budaya pariwisata bersifat resiprokal paradoksal. Menurut (Putra, 2015) bahwa

hubungan harmonis yang selaras, serasi, seimbang sekaligus hubungan yang

penuh curiga karena yang satu, dalam hal ini pariwisata, juga dianggap ancaman

terhadap seni budaya. Keuntungan ekonomi dari pariwisata telah memungkinkan

masyarakat Bali untuk melaksanakan ritual yang megah, memungkinkan mereka

untuk menggali kekayaan seni tradisi, arsitektur yang khas Bali, dan

menemukembangkan kekayaan kuliner. Di samping dampak positifnya,

pariwisata juga dianggap sebagai ancaman (threat). Lewat kekuatan kapital dan

globalnya, pariwisata sering dicurigai atau dilihat sebagai musuh dalam selimut

yang diam-diam dianggap dapat menghancurkan seni budaya lokal. Kekhawatiran

ini tentu saja tidak berlebihan tetapi tidak sepenuhnya negatif karena

resiprokalitas - paradoksal ini bermuara menjadi kekuatan tunggal untuk membela

(nindihin) supaya seni budaya Bali tetap ajeg, agar hidup secara berkelanjutan.

Keberlanjutan kehidupan seni budaya Bali akan menjadi pilar dan daya tarik

utama pariwisata.

Bali memiliki kekayaan budaya sakral (street culture) yang tampak pada

beragam aktivitas kehidupan kultural masyarakatnya, seperti melaksanakan

upacara keagamaan, arsitektur khas Bali, dan kebanggaan terhadap adat dan

budayanya. Banyak contoh semaraknya street culture yang berkembang sejak

tahun 1990-an hingga kini, seperti prosesi ogoh-ogoh, prosesi penyucian diri dan

benda sakral (melasti)¸ mengarak barong berkeliling desa (ngelawang) sebagai

Page 29: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · negosiasi ide dan gagasan antara seniman Bali dan Barat. Kedua, proses distribusi ... techniques, interviews, and document studies. The problems

4

penolak Bala. Prosesi ini dapat dinikmati wisatawan secara gratis saat mereka

melakukan tur ke berbagai penjuru Bali.

Kekayaan street culture dimanfaatkan oleh masyarakat Bali sebagai seni

pertunjukan pariwisata (staged culture). Namun perkembangan stage culture

mengalami fase naik turun yang memprihatinkan. Panggung pementasan hilang

tumbuh berganti, seperti panggung kecak dan barong tidak langgeng sesuai

dengan kebutuhan, misalnya tutupnya panggung kecak di Art Centre, Denpasar

yang digantikan panggung kecak di Uluwatu atau Garuda Wisnu Kencana;

tutupnya panggung barong di Singapadu digantikan dengan panggung barong di

Kesiman (Putra, 2015).

Dalam setengah abad perkembangan pariwisata Bali hingga tahun 2010

belum ada seni pertunjukan pariwisata Bali yang maju, nyaman, inovatif, dan

dikelola secara modern disertai dengan manajemen yang profesional. Kondisi ini

berbeda jika dibandingkan dengan pertunjukan pariwisata di Cina yang

pertunjukannya digelar spektakuler, kolosal, inovatif, dan modern. Gedung

pertunjukannya besar dengan pendingin yang nyaman, inovasi tata panggung, dan

estetika tari menjadi perpaduan yang mengaggumkan. Ribuan wisatawan mengalir

ke Perkampungan Cina di Zhensen untuk menikmati pertunjukan dan keindahan

taman-taman. Seni pertunjukan itu menghasilkan devisa yang sangat besar.

Wisatawan merasa puas menikmati pertunjukan otentik rakyat Cina dalam

kemasan modern. Popularitas dan kualitas itu hanya dimungkinkan karena

pengelolaan staged culture yang profesional.

Keberhasilan Cina mengelola pertunjukan otentik menjadi sebuah seni

pertunjukan pariwisata tampaknya menjadi inspirasi munculnya seni pertunjukan

Page 30: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · negosiasi ide dan gagasan antara seniman Bali dan Barat. Kedua, proses distribusi ... techniques, interviews, and document studies. The problems

5

pariwisata modern, yaitu seni pertunjukan pariwisata bertajuk Bali Agung – The

Legend of Balinese Goddesses (Bali Agung – Legenda Dewi - Dewi dari Bali).

Pertunjukan pariwisata modern yang selanjutnya disebut Bali Agung digagas oleh

pemilik Bali Safari and Marine Park, Gianyar, Bali. Bali Safari and Marine Park

tampaknya meniru sukses staged culture ala Cina dengan mengemas sebuah street

culture menjadi staged culture, yaitu sebuah seni pertunjukan yang bersumber

pada mitos sakral pernikahan Jayapangus dan Kang Cing Wei. Mitos sakral ini

diyakini sebagai seni sakral dalam perwujudan Barong Landung. Seni pertunjukan

pariwisata Bali Agung dikemas menjadi sebuah seni pertunjukan pariwisata yang

modern. Pertunjukan ditampilkan dengan tata cahaya, tata panggung, properti, tata

busana, melibatkan ratusan penari, serta atraksi puluhan satwa, seperti gajah,

macan, dan unta. Pertunjukan ini menjadi sebuah pertunjukan pariwisata (staged

culture) yang megah, modern, kolosal, inovatif, dan spektakuler.

Direktur Eksekutif Bali Safari and Marine Park, Hans Manansang

menyatakan bahwa Bali Safari and Marine Park memiliki komitmen untuk

menjaga seni dan budaya dalam perkembangan pariwisata Bali. Ia juga

berkomitmen melakukan konservasi terhadap kehidupan liar (satwa) dan budaya

Bali. Atas pemikiran itulah, Ia membuat seni pertunjukan pariwisata yang berakar

dari seni dan budaya Bali, yaitu mitos kehidupan dan kisah cinta Jayapangus dan

Kang Cing Wei. Ia mengatakan visinya menampilkan seni pertunjukan Bali

Agung adalah untuk menciptakan sebuah karya kolosal dengan alur cerita yang

merangkum keseluruhan esensi dari Bali – sebuah pencitraan akan evolusi dalam

perspektif budaya Bali. Bali Safari and Marine Park sukses memanfaatkan seni

dan budaya sakral menjadi sebuah komoditas pariwisata.

Page 31: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · negosiasi ide dan gagasan antara seniman Bali dan Barat. Kedua, proses distribusi ... techniques, interviews, and document studies. The problems

6

Seniman Bali juga memiliki keinginan membuat karya seni modern yang

bersumber dari filosofi budaya Bali untuk disajikan kepada wisatawan. I Made

Sidia seorang seniman wayang Bali kenamaan terlibat dalam penggarapan seni

pertunjukan pariwisata Bali Agung. I Made Sidia mengatakan seni pertunjukan

yang ditampilkan untuk publik luas merupakan pentas seni dan kultural yang

paling megah yang pernah dilakukan di Indonesia. Seni pertunjukan Bali Agung

menonjol dalam hal konsep dan filosofi dibandingkan seni pertunjukan lainnya,

sebuah mega teater ultra modern namun tetap menunjukkan sisi klasiknya. Teater

ini merupakan yang pertama kali terjadi di Bali, hadir untuk menjamu para

penonton internasional (wisatawan mancanegara).

Manager Bali Safari and Marine Park Hans Manansang dan I Made Sidia

memroduksi seni pertunjukan pariwisata bertajuk Bali Agung – The Legend of

Balinese Goddeses. Seni pertunjukan pariwisata Bali Agung dipentaskan pertama

kali di Bali Teater, Bali Safari and Marine Park pada tanggal 31 Agustus 2010

(Taman Safari, 2015). Pertunjukan perdana tersebut juga sebagai tanda dibukanya

panggung Bali Theatre, milik Bali Safari and Marine Park. Sebelum dipentaskan

secara komersil, dilakukan pembukaan awal pada tanggal 29 Agustus 2010 (Bali

Safari Marine Park, 2011).

Bali Safari and Marine Park juga mempekerjakan seniman-seniman

terkenal dunia yang dipadukan dengan seniman Bali serta para pemain seni

pertunjukan dari Bali dalam memroduksi seni pertunjukan tersebut. Pertunjukan

seni teater dan tari ini disutradarai dan diproduseri tokoh seni teater bertaraf

internasional Peter J Wilson yang berkolaborasi dengan seniman dan dalang Bali I

Made Sidia. Peter J Wilson seorang sutradara, komposer, dan desainer produksi

Page 32: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · negosiasi ide dan gagasan antara seniman Bali dan Barat. Kedua, proses distribusi ... techniques, interviews, and document studies. The problems

7

dari teater spektakuler ini telah berpengalaman terlibat dalam berbagai produksi

skala besar termasuk Olimpiade Sydney dan Doha serta perhelatan Asian Games

(Taman Safari, 2015).

Seni pertunjukan pariwisata Bali Agung selanjutnya dipentaskan di atas

panggung terbesar di Bali Theatre yang megah berkapasitas 1.200 tempat duduk.

Bali Theatre didesain khusus dengan dilengkapi sarana multimedia yang canggih,

peralatan suara serta tata lampu panggung dengan teknologi tinggi, menjadikan

fasilitas ini sebagai gedung pertunjukan terbesar yang ada di Bali (Bali Safari

Marine Park, 2011). Pertunjukan ini melibatkan 170 orang pemain, 40 macam

properti, lebih dari 30 satwa yang menghuni kebun binatang Bali Safari and

Marine Park, seperti macan tutul, sapi, ayam, ular, burung, unta, dan gajah.

Semua ditampilkan di atas panggung besar berukuran 60 x 40 meter.

Untuk mencapai target konsumen, Bali Safari and Marine Park

melakukan promosi yang sangat masif. Promosi dilakukan dengan cara

penyebaran brosur, pemasangan baliho, iklan di media masa cetak, iklan di media

online serta promosi melalui media soisla hingga mendapatkan peliputan yang

luar biasa dari media massa. Bali Safari and Marine Park juga mengundang tokoh

penting, seperti Presiden Republik Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono

bersama ibu Negara Republik Indonesia, juara MotoGP Championship tahun 2010

asal Spanyol Jorge Lorenzo, duta-duta besar serta kepala negara yang mengikuti

konferensi APEC di Bali untuk menyaksikan pertunjukan Bali Agung (Detikcom,

2012; Okezone, 2013). Kepala negara dan tokoh olah raga MotoGP menyaksikan

pertunjukan merupakan sebagai sebuah strategi promosi karena kehadirannya

mendapatkan liputan dari berbagai media massa cetak dan elektronik.

Page 33: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · negosiasi ide dan gagasan antara seniman Bali dan Barat. Kedua, proses distribusi ... techniques, interviews, and document studies. The problems

8

Seni pertunjukan pariwisata Bali Agung menjadi salah satu contoh ideal

sebuah staged culture yang mampu bertahan dalam waktu yang lama, sejak

rentang waktu tahun 2010 hingga tahun 2017. Pertunjukan sudah ditampilkan

sebanyak lebih dari 1.500 kali. Jika dibandingkan dengan staged culture, yaitu

panggung pertunjukan tari kecak dan tari barong yang hilang silih berganti karena

dikelola dengan manajemen tradisional, seni pertunjukan pariwisata Bali Agung

mampu bertahan dalam jangka waktu yang lama serta kunjungan penonton yang

stabil karena dikelola secara modern dan profesional.

Seni pertunjukan Bali Agung dikemas secara kreatif menjadi sebuah

industri pariwisata agar menguntungkan secara ekonomi sehingga mampu

bertahan dalam durasi waktu yang lama. Untuk menjadi sebuah seni pertunjukan

pariwisata yang modern yang berakar dari budaya otentik Bali, dibutuhkan upaya

komodifikasi yang kreatif dan inovatif serta promosi oleh Bali Safari and Marine

Park (kaum kapital). Proses komodifikasinya meliputi proses produksi, distribusi,

kemudian dikonsumsi oleh wisatawan, baik mancanegara maupun domestik. Jika

dibandingkan dengan staged culture berupa panggung pertunjukan tari kecak dan

tari barong yang dikomodifikasi secara tradisional, seni pertunjukan Bali Agung

merupakan sebuah proses komodifikasi yang modern dan profesional.

Namun, harapan pemerintah Bali agar pariwisata mampu menyelaraskan

kehidupan street culture dan staged culture sehingga bisa menjadi sumber

kebahagiaan kultural religius dan sumber kesejahteraan sosial ekonomi

tampaknya belum terpenuhi. Komodifikasi seni dan budaya sakral yaitu mitos

pernikahan Jayapangus dan Kang Cing Wei menjadi seni pertunjukan pariwisata

Bali Agung tampaknya belum selaras. Komodifikasi ini menyebabkan terjadi

Page 34: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · negosiasi ide dan gagasan antara seniman Bali dan Barat. Kedua, proses distribusi ... techniques, interviews, and document studies. The problems

9

komersialisasi budaya Bali sehingga wisatawan tidak lagi mendapatkan suguhan

seni dan budaya sakral yang otentik berupa prosesi ngelawang Barong Landung

yang bisa dijumpai di jalan-jalan desa atau perkotaan di Bali.

Dalam perspektif Kajian Budaya, seni dan budaya Bali yaitu mitos

pernikahan Jayapangus dan Kang Cing Wei yang bersifat sakral telah mengalami

komodifikasi menjadi seni pertunjukan pariwisata yang bersifat profan. Untuk itu,

penulis mengkaji ideologi yang melatarbelakangi produksi seni pertunjukan

pariwisata Bali Agung. Menganalisis bagaimana proses komodifikasi baik dari

tahap produksi, distribusi, maupun konsumsi. Serta mengkaji implikasi

komodifikasi seni pertunjukan pariwisata Bali Agung – The Legend of Balinese

Goddeses terhadap pariwisata budaya Bali.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah dalam penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimana proses produksi seni pertunjukan pariwisata Bali Agung - The

Legend of Balinese Goddesses?

2. Bagaimana proses distribusi dan konsumsi seni pertunjukan pariwisata

Bali Agung - The Legend of Balinese Goddesses?

3. Bagaimana implikasi komodifikasi seni pertunjukan pariwisata Bali Agung

- The Legend of Balinese Goddesses terhadap pariwisata budaya Bali?

Page 35: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · negosiasi ide dan gagasan antara seniman Bali dan Barat. Kedua, proses distribusi ... techniques, interviews, and document studies. The problems

10

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum tujuan penelitian ini adalah menganalisis proses

komodifikasi seni pertunjukan pariwisata Bali Agung - The Legend of Balinese

Goddesses di Bali Safari and Marine Park.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini, sebagai berikut:

1. untuk mengetahui proses produksi seni pertunjukan pariwisata Bali Agung

- The Legend of Balinese Goddesses,

2. untuk mengetahui proses distribusi dan konsumsi seni pertunjukan

pariwisata Bali Agung - The Legend of Balinese Goddesses, dan

3. untuk mengetahui bagaimana implikasi komodifikasi seni pertunjukan

pariwisata Bali Agung - The Legend of Balinese Goddesses terhadap

pariwisata budaya Bali.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dibedakan atas dua hal, yaitu

manfaat teoritis dan manfaat praktis.

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan memperkaya

khazanah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan seni dan tradisi budaya

masyarakat Bali serta bermanfaat sebagai pengembangan kajian budaya dan

Page 36: UCAPAN TERIMA KASIH - sinta.unud.ac.id · negosiasi ide dan gagasan antara seniman Bali dan Barat. Kedua, proses distribusi ... techniques, interviews, and document studies. The problems

11

tradisi lisan tentang seni pertunjukan pariwisata yang bersumber dari mitos

masyarakat Bali.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang ingin dicapai dalam penelitian ini, sebagai berikut:

pertama, bagi masyarakat Bali. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

penjelasan proses produksi, distribusi dan konsumsi, serta implikasi seni

pertunjukan pariwisata Bali Agung - The Legend of Balinese Goddesses terhadap

pariwisata budaya Bali; kedua, bagi pemerintah, khususnya pemerintah daerah

dapat menentukan kebijakan yang tepat dalam pelestarian budaya Bali; ketiga,

bagi peneliti, dengan kajian ini diharapkan memberikan motivasi melakukan

penelitian terhadap praktik komodifikasi seni dan tradisi budaya Bali lainya

menjadi seni pertunjukan pariwisata.