KISI - KISI UAS 1. pengertian sistem minimum. 2. perbedaan at-mega 8 dengan atmega 32. 3. implementasi rangkaian LCD dalam software ISIS 4. penampilan kata-kata melalui LCD(CVAVR) 5. programming perangkat modul melalui usb asp. 6. Uji Coba Program Jam digital . 7. Interfacing 7 segment. Pengertian sistem minimum. Minimum sistem mikrokontroler adalah sebuah rangkaian paling sederhana dari sebuah mikrokontroler agar IC mikrokontroler tersebut bisa beroprasi dan deprogram. Dalam aplikasinya minimum sistem sering dihubungkan dengan rangkaian lain untuk tujuan tertentu. Ada beberapa yang harus diperhatikan dalam membuat minimum sistem mikrokontroler, yaitu; 1. Power supply Semua komponen elektronika membutuhkan power supply atau sering juga disebut catu daya. Mikrokontroler beroprasi pada tegangan 5 volt. Biasanya pembuatan catu daya mikrokontroler menggunakan IC regulator 7805 agar tegangannya bisa stabil. 2. Osilator (pembangkit frekuensi) Pada dasarnya mikrokontroler memiliki sifat seperti manusia. Kalau manusia memiliki jantung untuk bisa hidup maka
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KISI - KISI UAS
1. pengertian sistem minimum.
2. perbedaan at-mega 8 dengan atmega 32.
3. implementasi rangkaian LCD dalam software ISIS
4. penampilan kata-kata melalui LCD(CVAVR)
5. programming perangkat modul melalui usb asp.
6. Uji Coba Program Jam digital .
7. Interfacing 7 segment.
Pengertian sistem minimum.
Minimum sistem mikrokontroler adalah sebuah rangkaian paling sederhana dari sebuah
mikrokontroler agar IC mikrokontroler tersebut bisa beroprasi dan deprogram. Dalam
aplikasinya minimum sistem sering dihubungkan dengan rangkaian lain untuk tujuan tertentu.
Ada beberapa yang harus diperhatikan dalam membuat minimum sistem mikrokontroler, yaitu;
1. Power supply
Semua komponen elektronika membutuhkan power supply atau sering juga disebut catu
daya. Mikrokontroler beroprasi pada tegangan 5 volt. Biasanya pembuatan catu daya
mikrokontroler menggunakan IC regulator 7805 agar tegangannya bisa stabil.
2. Osilator (pembangkit frekuensi)
Pada dasarnya mikrokontroler memiliki sifat seperti manusia. Kalau manusia memiliki
jantung untuk bisa hidup maka mikrokontroler memiliki osilator untuk bisa beroprasi.
Mikrokontroler sendiri sudah memiliki osilator internal yaitu sebesar 8Mhz tetapi kadang
kala agar kinerja mikronkontroler lebih cepat osilator internal tidak bisa menangani kasus
tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan osilator eksternal (kristal) yang nilainya lebih dari
8Mhz. Perlu diperhatikan mikrokontroler hanya bisa beroprasi sampai 16 Mhz. jadi kalau
memilih krsital untuk avr tidak boleh lebih dari 16Mhz.
3. ISP
Minimum sistem mikrokontroler dibuat untuk di program. Prinsipnya mikrokontroler
bisa diprogram secara parallel atau secara seri. Pemograman mikrokontroler secara seri
atau lebih dikenal dengan ISP tidak perlu memerlukan banyak jalur data. Tapi ISP
memiliki kelemahan, jika salah setting fuse bit yang memiliki fungsi fital misal pin reset
di disable maka alamat DEH sudah tidak bisa digunakan lagi. Untuk mengembalikan
settingan fuse bit tadi, harus menggunakan pemograman tipe parallel (high voltage
programming).
4. Rangkaian reset
Rangkaian reset sama fungsinya dengan rangkaian reset pada komputer. Fungsi reset di
mikrokontroler yaitu untuk merestart program, sehingga kembali ke program awal.
Penggunaan reset pada mikrokontroler opsional, bisa di pake atau nggak tergantung si
pengguna.
2. Perbedaan at-mega 8 dengan atmega 32.
Pertanyaan ini sering ditanyakan oleh beberapa teman, yuk kita lihat apa sebenarnya perbedaan
dari AVR mikrokontroler buatan Atmel tersebut? mari kita lihat :
Spesifikasi :
ATmega32 ATmega8535 ATmega8
RAM 2 KB 512 B 1 KB
Flash 32 KB 8 KB 8 KB
EEPROM 1 KB 512 B 512 B
Jml. I/O 32 32 23
JTAG ada tidak tidak
Dari spesifikasi di atas dapat kita lihat, IC mikrokontroler mana yang cocok untuk project yg
akan kita buat, kalau coding kalian beribu-ribu line saya sarankan menggunakan ATmega32, tapi
kalau hanya sedikit, bisa menggunakan ATmega8535 ataupun ATmega8.
Kalau dibutuhkan I/O yg hanya sedikit, bisa digunakan ATmega8, lebih kecil dan lebih irit di
dompet.. hehehe
Sebenarnya masih banyak seri-seri mikrokontroler AVR buatan Atmel, tapi yang sering
digunakan dan gampang dicari di toko ya tiga IC itu.
Deskripsi Pin ATmega8
December 11, 2008 Chandra MDE 2 comments
Deskripsi yang disampaikan di sini hanyalah tentang fungsi-fungsi dasar pin-pin ATmega8.
Fungsi-fungsi alternatif/khusus akan dibahas pada tulisan lain.
Konfigurasi Pin
VCC
Suplai tegangan digital. Besarnya tegangan berkisar antara 4,5 – 5,5V untuk ATmega8 dan 2,7 –
5,5V untuk ATmega8L.
GND
Ground. Referensi nol suplai tegangan digital.
PORTB (PB7..PB0)
PORTB adalah port I/O dua-arah (bidirectional) 8-bit dengan resistor pull-up internal yang dapat
dipilih. Buffer keluaran port ini memiliki karakteristik yang simetrik ketika digunakan sebagai
source ataupun sink. Ketika digunakan sebagai input, pin yang di pull-low secara eksternal akan
memancarkan arus jika resistor pull-up-nya diaktifkan. Pin-pin PORTB akan berada pada kondisi
tri-state ketika RESET aktif, meskipun clock tidak running.
PORTC (PC5..PC0)
PORTC adalah port I/O dua-arah (bidirectional) 7-bit dengan resistor pull-up internal yang dapat
dipilih. Buffer keluaran port ini memiliki karakteristik yang simetrik ketika digunakan sebagai
source ataupun sink. Ketika digunakan sebagai input, pin yang di pull-low secara eksternal akan
memancarkan arus jika resistor pull-up-nya diaktifkan. Pin-pin PORTC akan berada pada kondisi
tri-state ketika RESET aktif, meskipun clock tidak running.
PC6/RESET
Jika Fuse RSTDISBL diprogram, maka PC6 berfungsi sebagai pin I/O akan tetapi dengan
karakteristik yang berbeda dengan PC5..PC0. Jika Fuse RSTDISBL tidak diprogram, maka PC6
berfungsi sebagai masukan Reset. Sinyal LOW pada pin ini dengan lebar minimum 1,5
mikrodetik akan membawa mikrokontroler ke kondisi Reset, meskipun clock tidak running.
PORTD (PD7..PD0)
PORTD adalah port I/O dua-arah (bidirectional) 8-bit dengan resistor pull-up internal yang dapat
dipilih. Buffer keluaran port ini memiliki karakteristik yang simetrik ketika digunakan sebagai
source ataupun sink. Ketika digunakan sebagai input, pin yang di pull-low secara eksternal akan
memancarkan arus jika resistor pull-up-nya diaktifkan. Pin-pin PORTD akan berada pada
kondisi tri-state ketika RESET aktif, meskipun clock tidak running.
RESET
Pin masukan Reset. Sinyal LOW pada pin ini dengan lebar minimum 1,5 mikrodetik akan
membawa mikrokontroler ke kondisi Reset, meskipun clock tidak running. Sinyal dengan lebar
kurang dari 1,5 mikrodetik tidak menjamin terjadinya kondisi Reset.
AVCC
AVCC adalah pin suplai tegangan untuk ADC, PC3..PC0, dan ADC7..ADC6. Pin ini harus
dihubungkan dengan VCC, meskipun ADC tidak digunakan. Jika ADC digunakan, VCC harus
dihubungkan ke AVCC melalui low-pass filter untuk mengurangi noise.
AREF
Pin Analog Reference untuk ADC.
ADC7..ADC6
Analog input ADC. Hanya ada pada ATmega8 dengan package TQFP dan QFP/MLF.
Sedikit saya ulas tentang pembahasan saya pada tulisan sebelumnya, bahwa mikrokontroler
ATMega8 merupakan mikrokontroler keluarga AVR 8bit. Beberapa tipe mikrokontroler yang
“berkeluarga” sama dengan ATMega8 ini antara lain ATMega8535, ATMega16, ATMega32,
ATmega328, dll. Yang membedakan antara mikrokontroler yang saya sebutkan tadi antara lain
adalah, ukuran memori, banyaknya GPIO (pin input/output), peripherial (USART, timer,
counter, dll). Dari segi ukuran fisik, ATMega8 memiliki ukuran fisik lebih kecil dibandingkan
dengan beberapa mikrokontroler yang saya sebutkan diatas. Namun untuk segi memori dan
periperial lainnya ATMega8 tidak kalah dengan yang lainnya karena ukuran memori dan
periperialnya relatif sama dengan ATMega8535, ATMega32, dll, hanya saja jumlah GPIO lebih
sedikit dibandingkan mikrokontroler yang saya sebutkan diatas. Untuk pemahaman lebih lanjut
akan saya bahas di bawah ini.
Fungsi dan Kebutuhan Pin
Pinout IC mikrokontroler ATMega8 yang berpackage DIP dapat dilihat di bawah ini.
Seperti yang kita lihat ATMega8 memiliki 3 buah PORT utama yaitu PORTB, PORTC, dan
PORTD dengan total pin input/output sebanyak 23 pin. PORT tersebut dapat difungsikan sebagai
input/output digital atau difungsikan sebagai periperial lainnya.
1. Mikrokontroler ATMega8
Nah ini dia komponen yang paling utama pada minimum system kita, namanya juga belajar
mikrokontroler masa gak ada mikrokontrolernya. ATMega8 merupakan mikrokontroler keluarga
AVR 8 bit yang banyak digunakan oleh pemula seperti saya. Seperti yang terbaca pada
datasheet, mikrokontroler yang kita gunakan ini memiliki ukuran flash memori sebesar 8KB,
SRAM sebesar 1KB, dan memori EEPROM sebesar 512 Bytes. Bingung apa bedanya dari ketiga
memori tersebut. Baik, saya akan jelaskan sedikit tentang perbedaannya.
Jenis dan ukuran memori pada ATMega8
Flash memori merupakan lokasi penyimpanan program yang kita buat. File hex hasil kompilasi
program nantinya akan dimasukkan ke mikrokontroler melalui alat yang disebut
downloader/programmer. Nah, file hex tersebut nantinya akan disimpan pada sebuah memori
yang disebut flash memori. Pada saat melakukan proses pemograman (coding) biasanya kita
memerlukan apa yang disebut dengan variabel atau tempat menampung data. Pada saat program
dijalankan oleh mikrokontroler, kemudian terdapat proses yang melibatkan variabel tersebut
( misalnya operasi aritmatika ) maka data dari variabel tersebut akan disimpan pada memori yang
bernama SRAM. Kemudian jika ingin menyimpan sebuah data seperti halnya pada flashdisk
( data tidak hilang ketika tidak ada aliran listrik ) dimanakah kita harus menyimpan data
tersebut ? Jawabannya adalah pada sebuah memori yang bernama EEPROM. EEPROM sama
halnya seperti hardisk, flashdisk yang ada pada komputer yaitu sebagai tempat penyimpanan data