PROGRAM STANDARISASI KANDUNGAN AIR MINERAL DARI DALAM TANAH
UNTUK DIKEMAS DALAM AIR MINERAL KEMASAN
Oleh :Wahyu Agung Setiawan / 13031401050ELIN D3B / PENS
Latar Belakang :Air merupakan salah satu komponen lingkungan
yang memiliki peranan penting dalam kehidupan. Air mengandung
banyak mineral penting bagi tubuh seperti kalsium (Ca) dan Garam.
Control ini bertujuan untuk menganalisis kandungan Ca dan garam air
dalam kemasan 200 ml , 300 mL , 400 mL dan 500 mL.
Air tawar bersih yang layak minum, semakin langka di perkotaan.
Sungai-sungai maupun air tanah yang menjadi sumbernya sudah
tercemar berbagai macam limbah, baik dari rumah tangga hingga
limbah beracun dari industri. Itulah salah satu alasan mengapa air
minum dalam kemasan (AMDK) yang menggunakan air pegunungan banyak
dikonsumsi. Namun harga air minum dalam kemasan (AMDK) dari
berbagai merek yang terus meningkat membuat konsumen mencari
alternatif baru yang murah. Air minum isi ulang menjadi jawabannya.
Air minum yang bisa diperoleh di depot-depot isi ulang harganya
bisa sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek.
Karena itu banyak rumah tangga beralih pada layanan ini. Hal inilah
yang menyebabkan depot-depot air minum isi ulang bermunculan
(Widyanti, 2004).
Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga seperti
untuk air minum, air mandi, dan sebagainya harus memenuhi
persyaratan yang sudah ditentukan oleh pemerintah Republik
Indonesia. Dalam hal ini persyaratan kualitas air minum harus
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002, dimana setiap komponen
yang dikandung dalam air minum harus sesuai dengan yang ditetapkan.
Air minum selain merupakan kebutuhan esensial, namun juga
berpotensi sebagai media penularan penyakit, keracunan dan
sebagainya (Widyanti, 2004). Selain dari peraturan pemerintah
standar kualitas air juga harus sesuai dengan standart EDTA yaitu
yaitu untuk 200 mL air harus mengandung 10 mg/mL calcium dan 5
mg/mL garam. 300 mL air harus mengandung 15 mg/mL calcium dan 10
mg/mL garam. 400 mL air harus mengandung 20 mg/mL calcium dan 15
mg/mL garam. 500 mL air harus mengandung 25 mg/mL calcium dan 20
mg/mL garam.
Berdasarkan hal di atas maka pada kesempatan ini penulis ingin
memeriksa kadar mineral garam dan kalsium, pada air dalam tanah
lalu di standarisasi menggunakan alat yang di desain untuk
melakukan standarisasi air tersebut sebelum di kemas dalam kemasan
untuk di jual ke konsumen.
Problem :
Pengemasan air tanpa menghiraukan kontribusi kadungan mineral.
Hal ini menyebabkan kualitas air tidak banyak membaya manfaat untuk
konsumen karena kurangnya kandungan mineral yang bermanfaat untuk
tubuh.
Solusi :
Dari masalah tersebut di buat sebuah alat standarisasi air
mineral dengan metode AOAC sesuai dengan standar yang telah di
tetapkan oleh EDTA. Prinsip kerja alat adalah melakukan pembacaan
data kandungan mineral dalam air yang akan di kemas oleh sensor.
Hasil pembacaan akan di proses oleh sebuah program untuk melakukan
perhitungan penambahan mineral sehingga di dapatkan kandungan
mineral yang sesuai dengan EDTA untuk volume air tertentu, yaitu
200 mL , 300 mL , 400 mL , 500 mL. Setalah kandungan mineral susah
sesuai maka di lakukan pengemasan air mineral sehingga baik untuk
di komsumsi oleh konsumen.
Penyederhaan Program :
Dari solusi dan probem di atas di buat sebuah program yang dapat
menvisualisasikan cara kerja alat. Dalam program ini user dapat
memilih volume air yang akan di oleh lalu software akan menampilkan
kandugan standart untuk volume yang sudah di pilih. Untuk pembacaan
sensor di ubah dengan input edit box berupa kandungan mineral yang
terbaca oleh sensor mineral. Lalu terdapat tombol prosses untuk
menampilkan system kerja alat melakukan standarisasi air.
Analisa System :
Dari abstrak di dapatkan data standar mineral untuk volume air
tertentu :200 mL air harus mengandung 10 mg/mL calcium dan 5 mg/mL
garam.300 mL air harus mengandung 15 mg/mL calcium dan 10 mg/mL
garam.400 mL air harus mengandung 20 mg/mL calcium dan 15 mg/mL
garam.500 mL air harus mengandung 25 mg/mL calcium dan 20 mg/mL
garam
Alat akan melakukan standarisasi apabila kandungan air tidak
sesuai dengan standar yang telah di tetapkan dengan cara menambhkan
kandungan garam dan calcium 1 mG dalam di 1 kali siklus proses
standarisasi.
FLOWCHART PROGRAM
DESAIN LAYOUT SISTEM KONTROL STANDARISASI
Keterangan :1. Menu Dropdown pilih volume air : Digunakan untuk
memilih volume air yang akan di standarisasi2. Edit teks volume air
: untuk menampilakn pilihan volume air3. Edit teks di bawah static
teks Kandungan Mineral Standar a. Edit teks calcium: Menampilkan
nilai kandungan calcium standar untuk volume air yang telah di
pilihb. Edit Garam: Menampilkan nilai kandungan garam standar untuk
volume air yang telah di pilih4. Edit teks di bawah static teks
Kandungan Air dari pembacaan sensor a. Edit teks calcium:
Menampilkan nilai kandungan calcium hasil pembacaan sensor
kandungan mineralb. Edit Garam: Menampilkan nilai kandungan calcium
hasil pembacaan sensor kandungan mineral5. Tombol check: Untuk
menampilkan kandungan standar mineral sesuai volume air yang di
pilih6. Tombol proses: Untuk melakukan proses standarisasi
kandungan mineral dalam air sesuai volume pilihan.
SYSTEM KERJA
Disini terdapat menu dropdown untuk memilih volume air yang akan
dipilih , list program menggunakan
m_air.AddString("200");m_air.AddString("300");m_air.AddString("400");m_air.AddString("500");
Setelah memilih volume terdapat tombol check untuk melihat nilai
standar kandungan dari air dengan volume yang telah di pilih
tadi.Karean nilai menu volume bernilai string maka perlu dilakukan
konversi dar string ke float dengan statement :
vair=atof(m_volume);
m_volume adalah variable untuk menyimpang hasil pilihan berupa
string lalu di konversi ke float dan di simpan dalam variable vair.
Hal ini dilakukan agar nilai dapat di bandingkan.
if(vair==200){fcalsium=10;fgaram=5;sprintf(calsium1,"%.0f",fcalsium);sprintf(garam1,"%.0f",fgaram);SetDlgItemText(IDC_F1,calsium1);SetDlgItemText(IDC_G1,garam1);
}
if(vair==300){fcalsium=15;fgaram=10;sprintf(calsium1,"%.0f",fcalsium);sprintf(garam1,"%.0f",fgaram);SetDlgItemText(IDC_F1,calsium1);SetDlgItemText(IDC_G1,garam1);}
if(vair==400){fcalsium=20;fgaram=15;sprintf(calsium1,"%.0f",fcalsium);sprintf(garam1,"%.0f",fgaram);SetDlgItemText(IDC_F1,calsium1);SetDlgItemText(IDC_G1,garam1);}
if(vair==500){fcalsium=25;fgaram=20;sprintf(calsium1,"%.0f",fcalsium);sprintf(garam1,"%.0f",fgaram);SetDlgItemText(IDC_F1,calsium1);SetDlgItemText(IDC_G1,garam1);}
Setelah di dapatkan volume pilihan terdapat tombol check untuk
melihat nilai standar dari volume pilihan yang telah di pilih. Niai
standar tersebut di cetak dengan statement :
SetDlgItemText(IDC_F1,calsium1);SetDlgItemText(IDC_G1,garam1);
Lalu user melakukan input data sebagai hasil pembacaan sensor
mineral terhadap kandungan mineral yang telah misalkan oleh
user.
Lalu di lanjutkn dengan button proses
Dalam program di buat 4 inisialisaicalsium1 = meruapakan nilai
standar untuk kandungan mineral calcium volume air pilihancalsium2
= meruapakan nilai inputan user sebagai hasil pembcaan sensor
mineral calciumgaram1 = meruapakan nilai standar untuk kandungan
mineral garam volume air pilihangaram2 = meruapakan nilai inputan
user sebagai hasil pembcaan sensor mineral garam
untuk proses standarisasi di ganti dengan looping tanpa
batas
for(i=0;;i++)
dalam proses looping di buat beberapa kondisi keadaan
perbandingan antara input dan nilai standar, seperti berikut :
if(calsium2>calsium1&&garam2>garam1)
a. Karena nilai calsium2 lebih besar dari garam1 maka calsium2
di lakukan proses penurunan kandungan hingga nilainya sama dengan
calsium1Rumus yang di gunakan adalah calsium2= calsium2-1;Dan pada
output di cetak Kadungan calcium diturunkan menjadi . . . mg
b. Karena nilai garam2 lebih besar dari garam1 maka garam2 di
lakukan proses penurunan kandungan hingga nilainya sama dengan
garam1Rumus yang di gunakan adalah garam2= garam2-1;Dan pada output
di cetak Kadungan garam diturunkan menjadi . . . mg
if(calsium2>calsium1&&garam2calsium1&&garam2==garam1)
a. Karena nilai calsium2 lebih besar dari garam1 maka calsium2
di lakukan proses penurunan kandungan hingga nilainya sama dengan
calsium1Rumus yang di gunakan adalah calsium2= calsium2-1;Dan pada
output di cetak Kadungan calcium diturunkan menjadi . . . mg
b. Karena nilai garam2 sudah sama dengan nilai garam1 maka garam
tidak dilakukan proses apapun.Dan pada output di cetak Kadungan
garam sudah standar . . . mg
if(calsium2garam1)
a. Karena nilai calsium2 lebih kecil dari calsium1 maka calsium2
di lakukan proses pnaikkan kandungan hingga nilainya sama dengan
calsium1Rumus yang di gunakan adalah calsium2= calsium2+1;Dan pada
output di cetak Kadungan calcium dinaikkan menjadi . . . mg
b. Karena nilai garam2 lebih besar dari garam1 maka garam2 di
lakukan proses penurunan kandungan hingga nilainya sama dengan
garam1Rumus yang di gunakan adalah garam2= garam2-1;Dan pada output
di cetak Kadungan garam diturunkan menjadi . . . mg
if(calsium2calcium1 && garam2 >garam1)
calcium2=-1Garam2=-1
If (calcium2>calcium1 && garam2 calcium1 &&
garam2 =garam1)
calcium2=-1
If (calcium2garam1)
calcium2=+1garam2=-1
A
Cetak Proses ke- IKadar calcium di turunkan , %f calcium2Kadar
garam di turunkan , %f garam2
Cetak Proses ke- IKadar calcium di turunkan , %f calcium2Kadar
garam di naikkan , %f garam2
Cetak Proses ke- IKadar calcium di turunkan , %f calcium2Kadar
garam sudah standar , %f garam2
Cetak Proses ke- IKadar calcium di naikkan , %f calcium2Kadar
garam di turunkan , %f garam2
If (calcium2