KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT. Penulis ucapkan karena dengan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas tutuorial ini tepat pada waktunya. Tutorial ini penulis susun untuk memenuhi tugas pada kepaniteraan klinik stase mata di Rumah Sakit Islam Pondok Kopi. Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu tersusunnya tutorial ini terutama dr. Ratna M, Sp.M selaku pembimbing di Rumah Sakit Islam Pondok Kopi. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan tutorial ini masih jauh dari sempurna dan memiliki banyak kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak yang membaca ini, agar penulis dapat mengoreksi diri dan dapat membuat laporan tutorial yang lebih sempurna di lain kesempatan. Semoga tutorial ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, sekarang maupun masa yang akan datang. Jakarta, 3 Juni 2013
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Penulis ucapkan karena dengan rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas tutuorial ini tepat pada waktunya.
Tutorial ini penulis susun untuk memenuhi tugas pada kepaniteraan klinik stase mata di
Rumah Sakit Islam Pondok Kopi.
Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu tersusunnya
tutorial ini terutama dr. Ratna M, Sp.M selaku pembimbing di Rumah Sakit Islam Pondok
Kopi.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan tutorial ini masih jauh dari sempurna
dan memiliki banyak kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak yang membaca ini, agar penulis dapat mengoreksi diri dan
dapat membuat laporan tutorial yang lebih sempurna di lain kesempatan.
Semoga tutorial ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, sekarang maupun masa yang
akan datang.
Jakarta, 3 Juni 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Katarak dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana penglihatan seperti tertutup air
terjun akibat lensa yang keruh. Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan
progresif ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama. Katarak
umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga akibat kelainan
kongenital, atau penyulit penyakit mata lokal menahun. Selain itu, katarak dapat disebabkan
bahan toksik khusus juga kelainan sistemik atau metabolik seperti diabetes melitus,
galaktosemi, dan ditrofi miotonik.
1.2 Tujuan
Tujuan dari dibuatnya laporan ini adalah untuk metode pembelajaran mengenai katarak,
sekaligus untuk melengkapi salah satu tugas kepaniteraan klinik di bagian mata.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Anatomi dan Fisiologi mata
Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata
yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya
adalah terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan
pengertian visual. Mata manusia sebagai alat indra penglihatan dapat dipandang
sebagai alat optik yang sangat penting bagi manusia. Struktur dan fungsi mata sangat
rumit dan mengagumkan. Secara konstan mata menyesuaikan jumlah cahaya yang
masuk, memusatkan perhatian pada objek yang dekat dan jauh serta menghasilkan
gambaran yang kontinu yang dengan segera dihantarkan ke otak.
OTOT, SARAF & PEMBULUH DARAH
Beberapa otot bekerja sama menggerakkan mata. Setiap otot dirangsang oleh saraf kranial
tertentu. Tulang orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai saraf lainnya.
Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina ke otak
Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata
Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan merangsang otot
pada tulang orbita.
Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata kanan,
sedangkan darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis.
STRUKTUR PELINDUNG
Struktur di sekitar mata melindungi dan memungkinkan mata bergerak secara bebas ke segala
arah. Struktur tersebut melindungi mata terhadap debu, angin, bakteri, virus, jamur dan
bahan-bahan berbahaya lainnya, tetapi juga memungkinkan mata tetap terbuka sehingga
cahaya masih bisa masuk.
Orbita adalah rongga bertulang yang mengandung bola mata, otot-otot, saraf,
pembuluh darah, lemak dan struktur yang menghasilkan dan mengalirkan air mata.
Kelopak mata merupakan lipatan kulit tipis yang melindungi mata. Kelopak mata
secara refleks segera menutup untuk melindungi mata dari benda asing, angin, debu
dan cahaya yang sangat terang.
Ketika berkedip, kelopak mata membantu menyebarkan cairan ke seluruh permukaan
mata dan ketika tertutup, kelopak mata mempertahankan kelembaban permukaan
mata. Tanpa kelembaban tersebut, kornea bisa menjadi kering, terluka dan tidak
tembus cahaya.
Bagian dalam kelopak mata adalah selaput tipis (konjungtiva) yang juga membungkus
permukaan mata.
Bulu mata merupakan rambut pendek yang tumbuh di ujung kelopak mata dan
berfungsi membantu melindungi mata dengan bertindak sebagai barrier (penghalang).
Kelenjar kecil di ujung kelopak mata menghasilkan bahan berminyak yang mencegah
penguapan air mata.
Kelenjar lakrimalis terletak di puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan
menghasilkan air mata yang encer. Air mata mengalir dari mata ke dalam hidung
melalui 2 duktus lakrimalis; setiap duktus memiliki lubang di ujung kelopak mata atas
dan bawah, di dekat hidung. Air mata berfungsi menjaga kelembaban dan kesehatan
mata, juga menjerat dan membuang partikel-partikel kecil yang masuk ke mata.
Selain itu, air mata kaya akan antibodi yang membantu mencegah terjadinya infeksi.
Bagian-bagian mata berperan sebagai media penglihatan, antara lain:
1. Kornea
Kornea adalah selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya,
merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah depan.
Lapisan pada kornea terdiri dari:
- Epitelium
- Membran Bowmann
- Stroma
- Membran Descement
- Endotelium
2. Bilik Mata Depan
Sudut bilik mata yang dibentuk jaringan korneosklera dengan pangkal iris.
Pada bagian ini terjadi pengaliran keluar cairan bilik mata. Bila terdapat hambatan
aliran keluar cairan mata (aquos humor) maka akan terjadi penimbunan cairan bilik
mata di dalam bola mata sehingga tekanan bola mata (TIO) akan meningkat atau
glaukoma. Berdekatan dengan sudut ini akan ditemukan jaringan trabekulum, kanal
Schlemm, baji sklera, garis Schwalbe, dan jonjot iris.
Sudut bilik mata depan sempit terdapat pada mata berbakat glaukoma sudut
tertutup, hipermetropia, blokade pupil, katarak intumesen, dan sinekia posterior
perifer.
3. Iris dan Pupil
Pangkal iris melekat pada corpus siliaris yang akan berperan dalam proses
akomodasi. Iris mempunyai celah di bagian tengahnya dan disebut pupil. Pupil ini
akan mengatur jumlah cahaya yang masuk yang dibutuhkan oleh mata dan kemudian
membiaskannya pada lensa.
4. Lensa Mata
Lensa berbentuk lempeng cakram bikonveks yang terletak di dalam bilik mata
belakang. Lensa dibentuk oleh sel epitel lensa yang membentuk serat lensa di dalam
kapsul lensa. Epitel lensa akan membentuk serat lensa terus menerus sehingga
mengakibatkan memadatnya serat lensa di bagian sentral lensa sehingga terbentuk
nukleus lensa. Bagian sentral lensa merupakan serat lensa yang paling dini dibentuk
atau serat lensa yang tertua di dalam kapsul lensa. Di dalam lensa dapat dibedakan
nukleus embrional, fetal, dan dewasa. Dibagian luar nukleus ini terdapat serat lensa
yang lebih muda dan disebut korteks. Korteks yang terletak di sebelah depan lensa
disebut korteks anterior, sedang di belakangnya korteks posterior. Nukleus lensa
mempunyai kepadatan lebih keras dibanding korteks lensa yang lebih muda. Di
sekitar serat lensa ini terdapat kapsul lensa. Dibagian perifer kapsul lensa terdapat
Zonula Zinn yang menggantungkan lensa di bidang ekuatornya pada corpus siliaris.
Secara fisiologik, lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu:
a. Kenyal atau lentur karena berperan penting dalam proses akomodasi
b. Jernih atau transparan karena berfungsi sebagai media penglihatan
Sedangkan secara patologik, sifat lensa dapat berubah, antara lain:
a. Tidak kenyal atau tidak lentur, sehingga proses akomodasi menjadi terganggu,
keadaan ini disebut presbiopia
b. Tidak jernih atau keruh, sehingga visual pathway atau jalannya penglihatan
menjadi terganggu, keadaan ini disebut katarak
5. Corpus Vitreus
Corpus vitreus atau disebut juga badan kaca merupakan bahan gelatin yang
mengandung sel leukosit. Bersifat semi cair yang mengandung air sebanyak 90%
sehingga tidak dapat lagi menyerap air. Sifat lainnya adalah bening atau transparan,
tidak berwarna, dan dengan konsistensi lunak. Berfungsi untuk mempertahankan
bentuk bola mata, hal ini disebabkan karena corpus viterus mengisi sebagian besar
bola mata. Peranannya mengisi ruang untuk meneruskan sinar dari lensa ke retina.
Corpus vitreus tidak mempunyai pembuluh darah, menerima nutrisi dari jaringan di
sekitarnya seperti corpus siliaris, koroid, dan retina.
6. Retina
Retina merupakan membran tipis yang terdiri atas saraf sensorik penglihatan
dan serat saraf optik. Retina merupakan jaringan saraf mata yang dibagian luarnya
berhubungan erat dengan koroid. Koroid memberikan nutrisi pada retina luar atau sel
kerucut dan sel batang. Bagian koroid yang memegang peranan penting dalam
metabolisme retina adalah membran Bruch dan sel epitel pigmen. Retina bagian
dalam mendapat metabolisme dari arteri retina sentral. Dari luar ke dalam secara
histologik, retina dibagi dalam 10 lapisan, yaitu:
a. Lapisan epitel pigmen, yang merupakan bagian koroid
b. Lapisan sel batang dan kerucut (sel fotoreseptor)
c. Lapisan membran pembatas luar
d. Lapisan inti luar
e. Lapisan pleksiform luar
f. Lapisan inti dalam
g. Lapisan pleksiform dalam
h. Lapisan sel ganglionik
i. Lapisan serabut sel saraf
j. Lapisan membran pembatas dalam
Pada bagian sumbu aksial posterior, retina tidak terdiri atas 10 lapisan. Hal ini
untuk memudahkan sinar dari luar mencapai sel kerucut dan sel batang. Bagian ini
disebut makula lutea atau bintik kuning. Daerah ini merupakan penglihatan sentral
dimana ketajaman penglihatan maksimal. Makula lutea pada pemeriksaan funduskopi
akan terlihat lebih jelas karena ketipisannya dan karena adanya refleks fovea yang
merupakan sinar yang dipantulkan kembali. Pada saat ini akan terasa silau sekali.
Fovea sentral merupakan bagian retina yang sangat sensitif dan yang akan
menghasilkan ketajaman penglihatan maksimal atau 6/6. Bila terjadi kerusakan pada
fovea sentral ini maka ketajaman penglihatan akan sangat menurun karena pasien
akan melihat dengan bagian perifer makula lutea.
Sel fotoreseptor terdiri atas sel kerucut yang mempunyai 6 juta sel pada setiap
mata, berperan dalam penglihatan warna (pigmen warna). Sedangkan sel batang
mempunyai 12 juta sel pada setiap mata, mempunyai peran dalam penglihatan dalam
gelap (rodopsin). Sel kerucut 500 kali lebih sensitif terhadap cahaya dibanding sel
batang.
2.2 Katarak
Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan gangguan penglihatan.
Gambar 2. Lensa yang
mengalami katarak
Penyebab
1. Penyebab paling banyak adalah akibat proses lanjut usia/ degenerasi, yang mengakibatkan
lensa mata menjadi keras dan keruh. ( Katarak Senilis )
2. Dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok, sinar ultraviolet, alcohol , kurang
vitamin E , radang menahun dalam bola mata , polusi asap motor / pabrik karena
mengandung timbal
3. Cedera mata , misalnya pukulan keras , tusukan benda ,panas yang tinggi , bahan kimia
yang merusak lensa ( Katarak Traumatik )
4. Peradangan / Infeksi pada saat hamil , penyakit yang diturunkan ( Katarak Kongenital )
5. Penyakit infeksi tertentu dan penyakit metabolik misalnya diabetes mellitus ( Katarak
komplikata )
6. Obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid ,klorokuin ,klorpromazin ,ergotamine,
pilokarpin
Patomekanisme
Dengan bertambah lanjut usia seseorang maka nucleus lensa mata akan menjadi lebih
padat dan berkurang kandungan airnya , lensa akan menjadi keras pada bagian tengahnya
( optic zone ) sehingga kemampuan memfokuskan benda berkurang.
Dengan bertambah usia lensa juga mulai berkurang kebeningannya. ( Katarak Senilis )
Penderita kencing manis (diabetes mellitus) yang gagal merawat penyakitnya akan
mengakibatkan Kandungan gula dalam darah menjadikan lensa kurang kenyal dan bisa
menimbulkan katarak( Katarak Komplikata )
Gejala Klinis
Katarak berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan nyeri disertai gangguan
penglihatan yang muncul secara bertahap.
1. Penglihatan kabur dan berkabut
2. Fotofobia
3. Penglihatan ganda
4. Warna manik mata berubah / putih
5. Kesulitan melihat di waktu malam
6. Sering berganti kacamata
7. Perlu penerangan lebih terang untuk membaca
8. Seperti ada titik gelap didepan mata
9. Melihat dekat jelas ( bersifat sementara )
gambar 3. Perbandingan lensa mata
Gejala Klinis katarak menurut tempat terjadinya sesuai anatomi lensa :
1. Katarak Inti / Nuclear
a. Menjadi lebih rabun jauh sehingga mudah melihat dekat ,dan untuk melihat dekat
melepas kaca mata nya.
b. Penglihatan mulai bertambah kabur atau lebih menguning , lensa akan lebih coklat
c. Menyetir malam silau dan sukar
2. Katarak Kortikal
a. Kekeruhan putih dimulai dari tepi lensa dan berjalan ketengah sehingga
mengganggu penglihatan
b. Penglihatan jauh dan dekat terganggu
c. Penglihatan merasa silau dan hilangnya penglihatan kontra
3. Katarak Subscapular
a. Kekeruhan kecil mulai dibawah kapsul lensa , tepat jalan sinar masuk
b. Dapat terlihat pada kedua mata
c. Mengganggu saat membaca
d. Memberikan keluhan silau dan ” halo ” atau warna sekitar sumber cahaya
e. Mengganggu penglihatan
Pembagian
1. Katarak kongenitalis
Adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera bayi lahir dan bayi berusia
kurang dari 1 tahun
Gambar 4. Katarak kongenital
Katarak kongenitalis bisa merupakan penyakit keturunan (diwariskan secara autosomal
dominan) atau bisa disebabkan oleh:
- Infeksi kongenital, seperti campak Jerman
- Berhubungan dengan penyakit metabolik, seperti galaktosemia.