BAB I PENDAHULUAN IDENTITAS • Nama : Tn. CS • Usia : 39 thn • Jenis Kelamin : Laki-laki • Status : Menikah • Agama : Islam • Alamat : Cilincing • Pekerjaan : Karyawan • No. RM :1043xx • Tgl. Berobat : 11-08-2015 KELUHAN UTAMA Kulit terkelupas dan bersisik sejak 2 minggu SMRS KELUHAN TAMBAHAN Gatal RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Pasien datang ke RSIJ Sukapura dengan keluhan kulit terkelupas dan bersisik kasar sejak 2 minggu SMRS. Pasien 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
IDENTITAS
• Nama : Tn. CS
• Usia : 39 thn
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Status : Menikah
• Agama : Islam
• Alamat : Cilincing
• Pekerjaan : Karyawan
• No. RM :1043xx
• Tgl. Berobat : 11-08-2015
KELUHAN UTAMA
Kulit terkelupas dan bersisik sejak 2 minggu SMRS
KELUHAN TAMBAHAN
Gatal
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke RSIJ Sukapura dengan keluhan kulit terkelupas dan bersisik kasar
sejak 2 minggu SMRS. Pasien mengatakan awalnya timbul bercak kemerahan disekitar
paha yang disertai dengan rasa gatal, 2 hari kemudian bercak kemerahan menyebar ke
perut, punggung dan tangan, pasien merasakan pada bercak kemerahan tersebut timbul
sisik-sisik halus dan kulit terkelupas diseluruh tubuh.
1
Kemudian bercak-bercak kemerahan timbul hampir pada seluruh tubuhnya kecuali
pada kulit kepala. Pasien mengatakan keluhan ini muncul setelah pasien mengkonsumsi
obat ginjal yang diberikan oleh dokter umum setelah ia di nyatakan mempunyai penyakit
ginjal. Pasien mengatakan ia tidak mengingat nama obat yang diberikan. Keluhan seperti
adanya mata merah maupun bibir sariawan disangkal oleh pasien. Pasien juga mengatakan
mengalami demam namun tidak terlalu tinggi.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien menyangkal pernah mengalami keluhan kulit bersisik dan gatal sebelumnya.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Pasien menyangkal didalam keluarga memiliki keluhan yang sama dengan pasien.
RIWAYAT ALERGI
Pasien menyangkal didalam keluarga memiliki keluhan yang sama dengan pasien.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
Suhu : tidak dilakukan
TD : tidak dilakukan
Frekuensi nadi: 88 x/menit
Frekuensi napas: 18 x/menit
STATUS GENERALIS
Kepala : T.A.K
Leher : T.A.K
Thorax : T. A.K
Abdomen : T.A.K
2
Ekstremitas : T.A.K
Kulit : Lihat di status dermatologi
STATUS DERMATOLOGIS
Regio : Seluruh Tubuh
Karakteristik Lesi :
Lesi multiple, kering, berbatas tegas, sebagian bentuk bulat, sebagian tidak
beraturan, sebagian lentikular dan numular
Efloresensi :
Skuama tebal
3
4
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Laboratorium : 11/08/15
Hb : 13.0 (N)
Trombosit : 522 (↑)
Hematokrit : 40.0 (N)
Leukosit : 19.5 (↑)
Eritrosit : 4.97 (N)
GDS : 106 g/dl)
SGOT : 489 (↑)
SGPT : 465 (↑)
Ureum : 180 (↑)
Creatinin : 8,2 (↑)
RESUME
Pasien datang ke RSIJ Sukapura dengan keluhan kulit terkelupas dan bersisik kasar
sejak 2 minggu SMRS. Pasien mengatakan awalnya timbul bercak kemerahan disekitar
paha yang disertai dengan rasa gatal, 2 hari kemudian bercak kemerahan menyebar ke
perut, punggung dan tangan pasien merasakan bintik-bintik kemerahan ini kemudian
5
timbul sisik-sisik pada bercak-bercak tersebut. Kemudian bercak-bercak kemerahan timbul
hampir pada seluruh tubuhnya kecuali pada kulit kepala. Pasien mengatakan keluhan ini
muncul setelah pasien mengkonsumsi obat ginjal yang diberikan oleh dokter umum setelah
ia di nyatakan mempunyai penyakit ginjal. Pasien mengatakan ia tidak mengingat nama
obat yang diberikan. Status dermatologis :
Regio: Seluruh Tubuh
Karakteristik Lesi : Lesi multiple, kering, berbatas tegas, sebagian bentuk bulat,
sebagian tidak beraturan, sebagian lentikular dan numular
Efloresensi : Skuama tebal sebagian berlapis
DIAGNOSIS
Diagnosis Kerja :
Eritroderma
Diagosis Banding :
Psoriasis
SSJ
PENATALAKSANAAN
Non-Medikamentosa
Edukasi tentang penyakit
Menghentikan konsumsi obat yang memungkinkan memiliki potensi yang
menyebabkan timbulnya keluhan yang ada pada pasien.
Menjaga kebersihan dan menghindari stress
Diet tinggi protein
Medica – Mentosa
Karena obat = Prednison 4x10 mg
Perluasan pnykit kulit = 4x10/15 mg/ hr
Pnykit leiner = 3x1-2 mg/hr
Sindrom sezary = prednison 30 mg/hr
PROGNOSIS
6
Quo ad vitam: ad bonam
Quo ad functional: ad bonam
Quo ad sanationam: dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Eritroderma adalah kelainan kulit yang ditandai dengan adanya kemerahan
atau eritema yang bersifat generalisata yang mencakup 90% permukaan tubuh yang
berlangsung dalam beberapa hari sampai beberapa minggu.Bila eritemanya antara 50-
90% dinamakan pre-eritroderma.3 Dermatitis eksfoliativa dianggap sinonim dengan
7
eritroderma.2,4Bagaimanapun, kedua istilah ini adalah berbeda, karena pada gambaran
klinik dapat menghasilkan penyakit yang berbeda. Pada banyak kasus, eritroderma
umumnyadisebabkan kelainan kulit yang ada sebelumnya (misalnya psoriasis atau
dermatitis atopik), cutaneous T-cell lymphoma (CTCL) atau reaksi obat. Identifikasi
penyakit yang menyertai menggambarkan satu dari sekian banyak kelainan kulit.5
Epidemiologi
Insidens eritroderma sangat bervariasi, menurut penelitian dari 0,9-70 dari
100.000 populasi. Penyakit ini dapat mengenai pria ataupun wanita namun paling
sering pada pria dengan rasio 2 : 1 sampai 4 : 1, dengan onset usia rata-rata > 40 tahun,
meskipun eritroderma dapat terjadi pada semua usia.Insiden eritroderma makin
bertambah. Penyebab utamanya adalah psoriasis. Hal tersebut seiring dengan
meningkatnya insidens psoriasis.3,6
Penyakit kulit yang sedang diderita memegang peranan penting lebih dari
setengah kasus dari eritroderma. Identifikasi psoriasis mendasari penyakit kulit lebih
dari seperempat kasus. Didapatkan laporan bahwa terdapat 87 dari 160 kasus adalah
psoriasis berat.6
Abraham et al. menyatakan bahwa dari 101 kasus eritroderma didapatkan 75%
adalah pria dengan usia rata-rata 50 tahun, dengan durasi penyakit adalah 5 tahun.
Anak-anak bisa menderita eritroderma diakibatkan alergi terhadap obat. Alergi
terhadap obat bisa karena pengobatan yang dilakukan sendiri ataupun penggunaan obat
secara tradisional.2
Etiologi
Eritroderma dapat disebabkan oleh akibat alergi obat secara sistemik, perluasan
penyakit kulit, penyakit sistemik termasuk keganasan.6 Penyakit kulit yang dapat
menimbulkan eritroderma diantaranya adalah psoriasis 23%, dermatitis spongiotik
20%, alergi obat 15%, CTCL atau sindrom sezary 5%.7
Secara morfologis gambaran eritroderma menyerupai beberapa kelainan kulit
dan penyakit sistemik, begitu pula akibat alergi obat-obatan tertentu (Tabel 1).
8
1. Eritroderma yang disebabkan oleh alergi obat secara sistemik
Keadaan ini banyak ditemukan pada dewasa muda. Obat yang dapat
menyebabkan eritroderma adalah arsenik organik, emas, merkuri (jarang), penisilin,
barbiturat. Insiden ini dapat lebih tinggi karena kebiasaan masyarakat orang sering
melakukan pengobatan sendiri dan pengobatan secara tradisional.2Waktu mulainya
obat ke dalam tubuh hingga timbul penyakit bervariasi dapat segera sampai 2
minggu. Gambaran klinisnya adalah eritema universal. Bila ada obat yang masuk
lebih dari satu yang masuk ke dalam tubuh diduga sebagai penyebabnya ialah obat
yang paling sering menyebabkan alergi.3,13
2. Eritroderma yang disebabkan oleh perluasan penyakit kulit
Eritroderma et causa psoriasis, merupakan eritroderma yang paling banyak
ditemukan dan dapat disebabkan oleh penyakit psoriasis maupun akibat pengobatan
psoriasis yang terlalu kuat.3
Dermatitis seboroik pada bayi juga dapat menyebabkan eritroderma yang
juga dikenal sebagai penyakit Leiner. Etiologinya belum diketahui pasti. Usia
penderita berkisar 4-20 minggu.Ptyriasis rubra pilaris yang berlangsung selama
beberapa minggu dapat pula menjadi eritroderma. Selain itu yang dapat
menyebabkan eritroderma adalah pemfigus foliaseus, dermatitis atopik dan liken
planus.2,3
3. Eritroderma akibat penyakit sistemik
Berbagai penyakit atau kelainan alat dalam termasuk infeksi fokal dapat
memberi kelainan kulit berupa eritroderma. Jadi setiap kasus eritroderma yang
tidak termasuk akibat alergi obat dan akibat perluasan penyakit kulit harus dicari
penyebabnya, yang berarti perlu pemeriksaan menyeluruh (termasuk pemeriksaan
laboratorium dan sinar X toraks), untuk melihat adanya infeksi penyakit pada alat
dalam dan infeksi fokal. Ada kalanya terdapat leukositosis namun tidak ditemukan
penyebabnya, jadi terdapat infeksi bakterial yang tersembunyi (occult infection)
yang perlu diobati.3
Tabel 1. Proses yang Berkaitan dengan Timbulnya Eritroderma
Penyakit Kulit Penyakit Sistemik Obat-obatan
Dermatitis atopik Mikosis fungoides Sulfonamid
9
Dermatitis kontak
Dermatofitosis
Penyakit Leiner
Liken planus
Mikosis fungoides
Pemfigus foliaceus
Pitiriasis rubra
Psoriasis
Sindrom Reiter
Dermatitis seboroik
Dermatitis statis
Penyakit Hodgkin
Limfoma
Leukemia akut dan kronis
Multipel mieloma
Karsinoma paru
Karsinoma rektum
Karsinoma tuba falopii
Dermatitis
papuloskuamosa pada
AIDS
Antimalaria
Penisilin
Sefalosporin
Arsen
Merkuri
Barbiturat
Aspirin
Kodein
Difenilhidantoin
Yodium
Isoniazid
Kuinidin
Kaptopril
Sumber: Fitzpatrick et all. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine.
Patofisiologi
Dalam mempelajari patogenis dari eritroderma membutuhkan pengetahuan
biologi normal dari epidermis. Seperti pada jaringan lainnya, epidermis melakukan
regenerasi secara rutin yang terjadi pada membrana basalis, dan sel-sel ini berubah
menjadi struktur keratin yang utuh melalui proses selama 10-12 hari. Pada umumnya,
sel-sel ini membutuhkan tambahan sekitar 12-14 hari lagi di stratum korneum sebelum
sel ini dilepaskan.6
Berdasarkan penelitian, jumlah skuama yang hilang pada manusia normal
antara 500-1000 mg/hari. Pengelupasan keratin paling banyak terjadi pada telapak
tangan, kulit kepala, dan dahi (kurang lebih 2-3,5 gr/m2 per 24 jam) dan paling sedikit
pada dada, lengan bawah dan tungkai bawah (0,1 gr/m2 per 24 jam). Karena Tubuh
mengkatabolisme 50-60 gr protein per hari, pengelupasan kulit yang fisiologis ini
berperan penting dalam metabolisme protein secara keseluruhan.6
Pada eritroderma terjadi peningkatan laju pengelupasan epidermis. Meskipun
beberapa peneliti memperkirakan sekitar 100 gr epidermis hilang setiap harinya, tetapi
pada beberapa literatur menyatakan bahwa hanya 20-30 gr yang hilang. Pada skuama
penderita eritroderma ditemukan peningkatan jumlah asam nukleat dan hasil
10
metabolismenya, penurunan jumlah asam amino, dan peningkatan jumlah protein
bebas.6
Reaksi tubuh terhadap suatu agen dalam tubuh (baik itu obat-obatan, perluasan
penyakit kulit dan penyakit sistemik)adalah berupa pelebaran pembuluh darah kapiler
(eritema) yang generalisata.Eritema berarti terjadi pelebaran pembuluh darah yang
menyebabkan aliran darah ke kulit meningkat sehingga kehilangan panas bertambah.
Akibatnya pasien merasa dingin dan menggigil. Pada eritroderma kronis dapat terjadi
gagal jantung. Juga dapat terjadi hipotermia akibat peningkatan perfusi kulit.
Penguapan cairan yang makin meningkat dapat menyebabkan dehidrasi. Bila suhu
badan meningkat, kehilangan panas juga meningkat. Pengaturan suhu terganggu.
Kehilangan panas menyebabkan hipermetabolisme kompensatoar dan peningkatan laju
metabolisme basal. Kehilangan cairan oleh transpirasi meningkat sebanding laju
metabolisme basal.1,6
Kehilangan skuama dapat mencapai 9 gram/m2 permukaan kulit atau lebih
sehari sehingga menyebabkan kehilangan protein Hipoproteinemia dengan
berkurangnya albumin dan peningkatan relatif globulin terutama gammaglobulin
merupakan kelainan yang khas. Edema sering terjadi, kemungkinan disebabkan oleh
pergesaran cairan ke ruang ekstravaskuler.1
Eritroderma akut dan kronis dapat menganggu mitosis rambut dan kuku berupa
kerontokan rambut dan kuku berupa kerontokan rambut difus dan kehilangan kuku.
Pada eritroderma yang telah berlangsung berbulan – bulan dapat terjadi perburukan
keadaan umum yang progresif.2
Manifestasi Klinis
Gambaran klinis eritroderma beraneka ragam dan bervariasi tiap individu.
Kelainan yang paling pertama muncul adalah eritema, yang disebabkan oleh pelebaran
pembuluh darah, yang umumnya terjadi pada area genetalia, ekstremitas, atau kepala.
Eritema ini akan meluas sehingga dalam beberapa hari atau minggu seluruh permukaan
kulit akan terkena, yang akan menunjukan gambaran yang disebut “red man
syndrome”.6
Skuama muncul setelah eritema, biasanya setelah 2-6 hari.Skuama adalah
lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit. Skuama berkonsistensi mulai dari
11
halus sampai kasar.6 Ukuran skuama bervariasi; pada proses akut akan berukuran besar,
sedangkan pada proses kronis akan berukuran kecil. Warna skuama juga bervariasi,
dari putih hingga kekuningan. Deskuamasi yang difus dimulai dari daerah lipatan,
kemudian menyeluruh. Dapat juga mengenai membran mukosa, terutama yang
disebabkan oleh obat. Bila kulit kepala sudah terkena, dapat terjadi alopesia, perubahan
kuku, dan kuku dapat lepas. Pada eritroderma, skuama tidak selalu terdapat, misalnya
eritroderma karena alergi obat sistemik, pada mulanya tidak disertai skuama, skuama
kemudian timbul pada stadium penyembuhan timbul.6,10
Gambar 1. Eritema disertai Skuama
Sumber: www.your-doctor.net/dermatology_atlas
Kulit kepala dapat terlibat, yang akan meluas ke folikel rambut dan matriks
kuku. Kurang lebih 25% dari pasien mengalami alopesia, dan pada banyak kasus, kuku
akan mengalami kerapuhan sebelum lepas seluruhnya. Telapak tangan dan kaki
biasanya ikut terlibat, namun jarang mengenai membran mukosa. Sering terjadi pula
bercak hiper dan hipopigmentasi.Pada eritroderma kronis, eritema tidak begitu jelas
karena bercampur dengan hiperpigmentasi.2,6
Epidermis berukuran tipis pada awal proses penyakit dan akan terlihat dan
terasa tebal pada stadium lanjut. Kulit akan terasa kering dengan krusta berwarna
kekuningan yang disebabkan serum yang mengering dan kemungkinan karena infeksi
sekunder. Pada beberapa kasus, manifestasi klinis yang muncul pada eritroderma yang
akut menyerupai nekrolisis epidermal toksik, walaupun secara patofisiologi sangat
berbeda.6
12
Pada eritroderma karena penyakit kulit, penyakit sistemik dan obat-
obatan,sering dijumpai kelainan-kelainan yang mendasarinya, yang membantu dalam
menegakan diagnosis. Sering ditemukan plak psioriasis yang masih tersisa; papul atau
lesi oral likenplanus; gambaran pulau yang khas dari pitiriasis rubra; dan lesi papular
dari drug eruption.6 Gejala dari penyakit yang mendasari ini sering sulit ditemukan dan
harus diperiksa dengan cermat.3
Pasien mengeluh kedinginan. Pengendalian regulasi suhu tubuh menjadi hilang,
sehingga sebagai kompensasi terhadap kehilangan panas tubuh, sekujur tubuh pasien
menggigil untuk dapat menimbulkan panas metabolik. Eritroderma akibat alergi obat
secara sistemik diperlukan anamnesis yang teliti untuk mencari obat penyebabnya.
Umumnya alergi timbul akut dalam waktu 10 hari. Pada mulanya kulit hanya eritem
saja, setelah penyembuhan barulah timbul skuama.2,3 Pada eritroderma akibat alergi
obat, dapat disertai edema pada wajah dan leher.12,13
Gambar 2. Eritroderma karena alergi obat (gambar kiri); Red Man Syndrome (gambar
kanan)
Sumber: www.your-doctor.net/dermatology_atlas
Eritroderma akibat perluasan penyakit kulit seringkali pada psoriasis dan
dermatitis seboroik bayi. Psoriasis dapat menjadi eritroderma karena dua hal yaitu:
karena penyakitnya sendiri atau karena pengobatan yang terlalu kuat. Psoriasis yang
menjadi eritroderma tanda khasnya akan menghilang. Pada eritroderma et causa