Tutorial 1 Farah Alvira (121610101029) Arie Puspa N. (141610101003) Nanik R. (141610101006) Russela Try S. (141610101007) Erfika Arifanti (141610101009) Darmawan D. (141610101082) Sepma V. (141610101084) Nur Qum I. (141610101086) Rudy R. P. (141610101088)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Tutorial 1 Farah Alvira (121610101029) Arie Puspa N. (141610101003) Nanik R. (141610101006) Russela Try S. (141610101007) Erfika Arifanti (141610101009) Darmawan D. (141610101082) Sepma V. (141610101084) Nur Qum I. (141610101086) Rudy R. P. (141610101088)
Penyakit degeneratif sendi TM
Seorang perempuan berusia 56 tahun dating ke klinik dokter gigi dikarenakan dia sering mengalami kaku otot pipi dan menjalar sampai dengan telinga, gangguan pada saat membuka dan menutup mulut, dan kadang terasa nyeri pada daerah depan telinga. Hasil pemeriksaan auskultasi ekstraoral adanya bunyi krepitus pada daerah sendi rahang dan pada sat pemeriksaan membuka dan menutup mulut tampak deviasi mandibular ke arah kiri. Pemeriksaan intraoral menunjukkan gigi 18, 28, 38, 36 hilang; restorasi inlay pada 46; resesi gingival pada 15, 14, 13, 25, 26, 36, 35, 34, 33, 32, 31, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48; mobilitas gigi derajat 3 pada 31, 32, 45; mobiliats derajat 2 pada 44, 46, 47; dan tampak kontak premature. Hasil pemeriksaan foto panoramic menunjukkan adanya perubahan dimensi/ ukuran pada condilus mandibular sebelah kanan, dan adanya penyempitan ruang articular pada daerah sendi temporo mandibular.
STEP I• Krepitus : suara yang dihasilkan oleh gangguan TMJ kara tidak
berada pada tempat normal, awalnya berbunyi klik, bila keadaan ini diperparah dapat berupa krepitasi.
• Aukultasi : pemeriksaan menggunakan stetoscop pada TMJ
• Restorasi inlay : restorasi yang hanya melibatkan sebagian dari cups, restorasi tidak sampai puncak cups
• Kontak prematur : oklusi dimana diakibatkan karna keadaan gigi yang tidak normal sehingga tidak mengalami oklusi dengan baik
• Ruang artikular : beberapa tulang rawan yang ditempati oleh duscus artikularis.
• Deviasi mandibula : kondisi abnormal mandibula dimana disaat dilakukan pemeriksaan pembukaan dan menutup mulut, posisi mandibula tida pada garis lurus.
STEP II1. Apa penyebab krepitus dan dampak yang dihasilkan pada RM?
2. Apa penyebab kaku pada pipi menjalar ke telinga? Apa bisa mengalami pembengkakan?
3. Apa hasil pemeriksaan panoramik yang menunjang pada skenario tersebut?
4. Apa dampak yang disebabkan pada kelianan TMJ pada siste stomatognasi?
5. Apa dampak penyempitan ruang artikular?
6. Apa saja etiologi yang menyebabkan kelainan pada skenario tersebut?
7. Apa saja penyakit degenatif dapat menyerang RM?
8. Bagaiman proses suatu penyakit degenaratif?
9. Mengapa Perubahan dimensi pada kondilus sebelah kanan tetapi terjadi deviasi arah kiri?
10. Bagaimana struktur normal dari TMJ
11. Bagaiman letak normal dari TMJ?
12. Bagaimana pergerakan normal dari TMJ.
13. Apa pengaruh restorasi inlay terhadap degeneratif TMJ
14. Apakah definisi dari krepitus?
15. Apakah defisi dari deviasi mandibula?
STEP III1 Apa penyebab krepitus dan dampak yang dihasilkan pada RM?
Karna tekanan yang berlebihan pada gigi menyebabkan pengunyahan tidak seimbang
karna faktor usia, sehingga kondil mengalami proses degenerasi
dampak pada RM Adalah : terasa sakit dan menyebabkan terganggunya fungsi bicara
7. Apa saja penyakit degenatif yang dapat menyerang RM?Hiposekresi saliva
disebabkan karna faktor usia yang menyebabkan penurunan fungsi dari kelenjar saliva.Atropi lidah yang menyebabkan papila mengecil sehingga
mengganggu fungsi taste budOsteoporosis
didominasi oleh wanita saat menopouse sehingga hormon estrogen menurun, dampaknya yaitu menurunnya penyerapan kalsium dari darah ke tulang. Sehingga keseimbangan antara resorpsi dan aposisi tidak seimbang
8. Bagaimana proses suatu penyakit degenaratif?
Contoh penyakit degeneratif pada tulang :Penurunan fungsi osteoblast tidak diimbangi oleh
penurunan osteoklas karna faktor nutrisi dan usia. Osteoklas menyebabkan pelepasan matrik osteosit sehingga osteosit terlepas. Sedangkan osteoblas membentuk osteosit. Pembentukan osteosit tidak diimbangi oleh pelepasannya
osteoporosis. Akibatnya tulang bersifat fragil.
STEP IV
Step VLearning Objective
1. Mampu memahami definisi krepitasi
2. Mampu memahami anatomi dan fisiologi Temporo Mandibular Joint
3. Mampu memahami etiologi penyakit degeneratif
4. Mampu memahami patogenesis penyakit degeneratif fisiologis pada jaringan keras dan jaringan lunak
5. Mampu memahami patogenesis penyakit degeneratif patologis pada jaringan keras dan jaringan lunak
6. Mampu memahami pemeriksaan penunjang
7. Mampu memahami dampak klinis penyakit degenerasi
1. Mampu memahami definisi krepitasi
Krepitasi : bunyi yang dihasilkan dari gesekan 2 buah segmen. Krepitasi dapat berupa clicking, popping, dll.
2. Mampu memahami anatomi dan fisiologi normal TMJ
Anatomi Komponen utama dari TMJ :
1. fossa glenoid
2. Diskus artikularis Anterior: Serabut M. Pterigoideus Lateralis Pars Superior
Posterior: Retrodiscal tissue
Superior: kartilago artikular permukaan fossa glenoid
Posterior: kartilago artikular permukaan condyl
3. Processus condylaris Mediolateral : 20mm
Antreroposterior: 8-10mm
Komponen pendukung TMJ :
1. Capsular
2. Rongga sinovial : Superior: kartilago artikular permukaan fossa glenoid dan diskus artikularis
Inferior: kartilago artikular permukaan condyl dan diskus artikularis
3. ligamen : Ligamen temporomandibular
Ligamen sphenomandibular
Ligamen stylomandibular
3. Musculus-musculus:
M. Temporalis
M. Masseter
M. Pterigoideus Medialis
M. Pterigoideus Lateralis (Pars superior dan inferior)
M. Digastricus
M. Geniohyoid
M. Mylohyoid
Inervasi TMJ :
Nervus Mandibularis.
Nervus Aurikutemporal.
Nervus maseterikus.
Nervus Fascialis
Vaskularisasi TMJ :
A. aurikularis
A. maksilaris
Fisiologi
Membuka mulut
1. Relaksasi serabut posterior M. temporalis, M. masseter, serabut anterior M. temporalis dan M. pterygoideus medialis -> M. pterygoideus lateralis -> menarik prosessus kondiloideus -> menuju eminensia artikularis -> translasi-> angulus mandibula ke belakang-> dagu terdepresi
2. Keadaan ini juga berlangsung dengan kontraksi M. digastricus, M. geniohyoideus dan M. mylohyoideus terhadap os hyoid.
Menutup mulut
Penggerak utama adalah muskulus masseter, muskulus temporalis, dan muskulus pterygoideus medialis.
Gerak menutup mandibula: kontraksi M. pterygoideus lateralis dan M. pterygoideus medialis -> caput mandibula masih pada eminensia artikularis-> kontraksi serabut posterior M. Temporalis dan M. masseter -> mengembalikan prosesus kondiloideus -> ke fosa glenoidalis -> gigi geligi saling berkontak pada oklusi normal.
3. Etiologi Penyakit degenerasi: Faktor umum: usia bertambah,hormon,jenis
Serbukan sel radangSusunan kartilago tidak teratur
OA
Osteoporosis mandibula
7. Mampu memahami dampak klinis penyakit degenerasi
xerostomia Gejala
Individu yang menderita xerostomia sering mengeluhkan masalah dalam makan, berbicara, menelan, dan pemakaian gigitiruan. Makanan yang kering biasanya sulit dikunyah dan ditelan. Pemakaian gigitiruan mengalami masalah dengan retensi gigitiruan, lesi akibat gigitiruan, dan lidah juga lengket pada palatum
Tanda
Pasien yang menderita xerostomia dapat mengeluhkan gangguan pengecapan (dysgeusia), rasa sakit pada lidah (glossodynia) dan peningkatan kebutuhan untuk minum air, terutama pada malam hari. Xerostomia dapat mengakibatkan peningkatan karies dental, erythema mukosa oral, pembengkakan kelenjar parotid, angular cheilitis, mukositis, inflamasi atau ulser pada lidah dan mukosa bukal, kandidiasis, sialadenitis, halitosis, ulserasi pada rongga mulut
Atrofi lidah perubahan lidah :
mengalami penurunan tonus otot
ukuran tidak berubah kecuali kehilangan gigi
papila lidah berkurang juga ukurannya, biasanya dimulai dari ujung dan sisi lateral lidah
dapat terjadi pengurangan taste bud dan penurunan sensifitas
osteoarthritis nyeri sendi
nyeri ini berasal dari tulang kartiago, karena kartilagi tidak mengandung serabut saraf. Sumber dari nyeri berasal dari peradangan sendi (sinofitis)
hambatan gerak sendi
biasanya gangguan ini semakin bertambah berat sejalan dengan pertambahan nyeri.
Krepitasi
Pembesaran sendi
Tanda tanda keradangan
8. Macam-macam Penyakit Degeneratif
A. Jaringan Keras
1. Osteoporosis : berkurangnya kepadatan tulang karena ketidakseimbangan penimbunan dan resorpsi.
Meningkatnya usia-> perubahan hormonal-> hormon estrogen menurun & hormon PTh meningkat-> penyerapan kalsium tulang meningkat oleh hormon PTh-> aposisi kalsium dalam tulang berkurang-> kalsium dalam tulang menurun -> resorpsi meningkat secara berlebihan -> kepadatan tulang berkurang hebat-> pengeroposan tulang -> tulang mudah fraktur -> nyeri
Osteoatritis: Usia-> gangguan metabolisme kartilago oleh sel
kondrosit -> perubahan susunan kolagen tipe 1 dan 3 menjadi lebih padat-> proteoglikan menurun-> perlekatan diskus kurang -> kehilangan gigi, gigi yoyang-> mengunyah pada satu sisi-> beban TMJ menjadi lebih berat->beban besar beulang-ulang pada sendi menyebabkan remodelling tulangdaerah subkondral-> kepadatan tulang -> terjadi pertumbuhan tulang osteofit yang menyimpang sebagai respon tubuh -> dimensi tulang berubah menjadi lebih besar-> persendian kaku
Osteoarthrosis
osteoarthrosis adalah kondisi kartilago dari sendi yang mengalami degenerasi karena pemakaian sehingga mengalami aus. Arthrosis adalah kondisi degeneratif yang berhubungan dengan usia. Hal tersebut akan mengakibatkan tulang kartilago menjadi kasar dan tidak rata. Pemakaian dari kartilago ini akan menyebabkan rasa sakit dan kehilangan kekuatan tulang dan pergerakan
B. Pada jaringan lunak Xerostomia: sel sel pada kelenjar saliva yang terus
mensekresi saliva karena pertambahan usia mengalami penurunan fungsi>> Atropi pada kelenjar saliva>>produksi saliva turun>>jejas dengan mudah menginfeksi yang menyebabkan sel asinar bekerja lebih keras,padahal sel asinar sudah mengalami degenerasi>>bisa memicu penyakit degenerasi lainya.
saraf parasimpatis pada taste buds tidak berfungsi dengan baik-> penghantaran rangsangan pengecap ke kelenjar saliva berkurang-> sekresi saliva menurun-> xerostomia