Ubi kayu merupakan tanaman andalan bagi kehidupan sebagian besar
masyarakat di daerah lahan kering. Namun kondisi sosial ekonomi
sering memaksa mereka melakukan usahatani dengan teknologi
sederhana sehingga produktivitas yang dicapai juga sangat rendah,
yakni berkisar 10 - 15 t/ha. Penanaman ubi kayu umumnya dilakukan
pada awal musim hujan (bulan Oktober - Desember) dan dipanen pada
umur 8 - 12 bulan. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil sebelum
ubikayu dapat dipanen, petani di Jawa Tengah dan Jawa Timur
menyelipkan tananam palawija (jagung dan kacang-kacangan) di antara
tanaman ubi kayu. Namun pengaturan tanaman selipan tersebut
dilakukan secara asalan, sehingga produktivitas yang dicapai
tanaman ubikayu maupun tanaman sela tersebut tidak optimal.
Teknologi Tumpangsari Baris Ganda Ubikayu dengan Kacang
Tanah
1. Penyiapan lahan hingga siap tanam
2. Kacang tanah ditanam 10 - 14 hari sebelum ubi kayu ditanam
dengan jarak tanam 40 cm x 10 cm
3. Pemupukan tanaman kacang tanah dengan 50 kg Urea dan 250 kg
pupuk Ponska yang diberikan bersamaan tanam
4. Ubi kayu ditanam dengan baris ganda jarak tanam 260 x (60 x
70) cm. Jarak tanam 60 x 70 cm adalah jarak antar baris ganda ubi
kayu dan 260 cm adalah jarak di antara dua baris ganda ubi kayu.
Pada lorong di antara barisan ganda ubikayu terdapat 7 baris
tanaman kacang tanah. Dengan jarak tanam tersebut, diperoleh
populasi ubikayu sekitar 90% populasi monokultur dan populasi
kacang tanah 70 - 75% populasi monokultur
5. Pemupukan ubi kayu dengan dosis pupuk 200 kg Urea dan 300 kg
pupuk Ponska. Pupuk diberikan dua kali, masing-masing setengah
dosis pada saat tanam dan sisanya diberikan bersamaan dengan panen
kacang tanah
6. Setelah kacang tanah dipanen, pada lorong bekas kacang tanah
ditanami 5 baris tanaman kacang tanah. Pada saat tanam kacang
tanahyang kedua ini, ubikayu sudah berumur 3 bulan. Jarak tanam
kacang tanah adalah 40 x 15 cm atau 35 x 20 cm (populasi 70% dari
populasi monokultur). Dosis pemupukan tanaman sela kedua (setelah
tanaman sela pertama dipanen), disesuaikan dengan taraf kerimbunan
tajuk ubi kayu. Namun dosis 50 kg Urea dan 300 kg pupuk Ponska
dapat digunakan sebagai pedoman.
Usaha Tani Tumpangsari Baris Ganda Ubikayu dengan Kacang
Tanah
Di kabupaten Banjarnegara, tumpangsari baris ganda ubi kayu
dengan tanaman kacang tanah menunjukkan bahwa produksi ubi kayu
pada tumpangsari tersebut 56,86% lebih tinggi dibandingkan hasil
ubi kayu yang ditanam secara monokultur oleh petani, sehingga
kekurangan populasi ubikayu masih dapat dikompensasi dengan
kenaikan hasil. Menurut petani dengan pola tanam ganda tersebut,
lebih memudahkan perawatan ubikayu. Sedangkan hasil kacang tanahMT
II berkisar antara 676 kg 924 kg/ ha polong kering. Dengan
mengubahtata letaktanaman ubikayu menjadi baris ganda, maka
memungkinkan kacang tanah ditanam kembali pada MT II di antara
tanaman ubikayu. Hal ini berarti akan terjadi penambahan luas
pertanaman kacang tanah. Denganmenambah intensitas tanam berarti
akan meningkatkan produksi dan sekaligus menambah pendapatan
petani.
Sistem tumpangsari ubikayu dengan kacang tanah mempunyai
beberapa keuntungan, yaitu:
1. Meningkatkan C-organik tanah dan memperbaikisifat kimiatanah
lainnya
2. Tanamankacang tanah dapat menyumbangkan sekitar 30% N yang
merupakan hasil dari proses fiksasi N kepada tanaman ubi kayu dalam
sistem tumpangsari
3. Tambahan dari residu akar tanamanlegume sekitar 5 - 15kg N/
ha
4. Menurunkan erosi sekitar 48% dan hasil umbi 20% lebih tinggi
dibandingkan dengan hasil ubikayu monokultur
5. Meningkatkan efisiensi penggunaan lahan dan pendapatan
petani
6. Menjamin ketersediaan pakan ternak
7. Menjamin kelestarian lahan dan stabilitas hasil.
Disamping mempunyai beberapa keuntungan,sistem tumpangsarijuga
mempunyai kelemahan, sepertiterjadinya kompetisi cahaya dan hara
antara tanaman utama dengantanaman sela. Adanya kompetisi tersebut
dapat menurunkan produktivitas tanaman utama dan tanaman sela.
Dampak negatif dari pengaruh kompetisi tersebut dapat dikurangi
dengan cara:
1. Menyediakan hara sesuai kebutuhan tanaman utama dantanaman
sela
2. Menanam varietas yang daya kompetisinya tinggi
3. Mengatur populasi tanaman agar optimal
4. Memperpendek periode kompetisi, dengan cara mengatur jadwal
tanam antara tanaman utama dengan tanaman sela. Hasil ubikayu dan
kacang-kacangan mencapai 85% dan 90% dibandingkan sistem tanam
monokultur, jika ubikayu ditanam pada1 hingga 2 minggu setelah
tanam kacang-kacangan.
DAFTAR PUSTAKA
Litbang Pertanian. 2008. Tumpangsari Baris Ganda Ubikayu dan
Kacang Tanah Meningkatkan Produktivitas Lahan Kering. Online
(Tersedia pada
http://pangan.litbang.pertanian.go.id/files/4TUMPANGSARIUBIKAYUDANKACANGTANAH.pdf)
Wijanarko, A, A. Taufiq, dan A. A. Rahmianna. 2009. Pengaturan
Jarak Tanam Ubikayu dan Kacang Tanah untuk Meningkatkan Indeks
Pertanaman di Lahan Kering Masam Banjarnegara.