BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma adalah tumor yang berasal dari jaringan penyambung. Mereka secara umum dibagi kedalam dua kelompok yaitu tulang dan jaringan lunak. Sarkoma jaringan lunak merupakan tumor yang jarang tumbuh dan berkembang dalam jaringan yang diturunkan dari embrionik mesoderm. Sarcoma ini mungkin terjadi dimana-mana tetapi terbesar atau paling sering terjadi pada daerah paha. Sarcoma tulang tidak begitu umum dan hanya sekitar 0,2% dari semua jenis tumor malignansi di Amerika Serikat. Kira-kira ada sekitar 2-100 kasus terdiagnosa setiap tahunnya. Insiden tersebut lebih tinggi terjadi pada orang kulit putih dan diantaranya adalah pria. Sarcoma jaringan lunak merujuk pada satu kelompok lebih dari 50 jenis kanker yang mana berjumlah hanya sekitar 1% dari semua malignansi pada pria dan sekitar 0,6% pada wanita. Ada sekitar 5000 kasus baru terdiagnosis stiap tahunnya di Amerika Serikat dan kira- kira 3000 orang meninggal dari sarcoma ini setiap tahunnya. Tumor ini lebih besar terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa, yang berjumlah sekitar 6% dari semua jenis malignasi sebelum usia 25 tahun. Pasien dengan diameter tumor kurang dari 5 cm mempunyai prognosis yang lebih baik saat didiagnosis pada sarcoma ekstremitas. Pasien tanpa 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karsinoma adalah tumor yang berasal dari jaringan penyambung. Mereka secara
umum dibagi kedalam dua kelompok yaitu tulang dan jaringan lunak. Sarkoma jaringan
lunak merupakan tumor yang jarang tumbuh dan berkembang dalam jaringan yang
diturunkan dari embrionik mesoderm. Sarcoma ini mungkin terjadi dimana-mana tetapi
terbesar atau paling sering terjadi pada daerah paha. Sarcoma tulang tidak begitu umum
dan hanya sekitar 0,2% dari semua jenis tumor malignansi di Amerika Serikat. Kira-kira
ada sekitar 2-100 kasus terdiagnosa setiap tahunnya. Insiden tersebut lebih tinggi terjadi
pada orang kulit putih dan diantaranya adalah pria. Sarcoma jaringan lunak merujuk pada
satu kelompok lebih dari 50 jenis kanker yang mana berjumlah hanya sekitar 1% dari
semua malignansi pada pria dan sekitar 0,6% pada wanita. Ada sekitar 5000 kasus baru
terdiagnosis stiap tahunnya di Amerika Serikat dan kira-kira 3000 orang meninggal dari
sarcoma ini setiap tahunnya. Tumor ini lebih besar terjadi pada anak-anak daripada orang
dewasa, yang berjumlah sekitar 6% dari semua jenis malignasi sebelum usia 25 tahun.
Pasien dengan diameter tumor kurang dari 5 cm mempunyai prognosis yang lebih baik
saat didiagnosis pada sarcoma ekstremitas. Pasien tanpa keterlibatan dari nodus limfa dan
tumor diploid juga mempunyai prognosis lebih baik. Karena kedua kelompok ini begitu
berbeda, maka masing-masing akan didiskusikan secara terpisah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan karsinoma tulang ?
2. Apa sajakah klasifikasi dari karsinoma tulang ?
3. Apa sajakah etiologi dari karsinoma tulang ?
4. Bagaimana patofisiologi karsinoma tulang ?
5. Bagaimana manifestasi klinis dari karsinoma tulang ?
dan jaringan lunak lebih sering terjadi daripada tumor maligna. Beberapa tumor
benigna, seperti tumor sel raksasa, berpotensi mengalami transformasi maligna.
Berikut macam-macam tumor benigna :
1. Osteoma (lvory Exostosis)
Sering terjadi pada usia 20-40 tahun. Bentuk kecil, tetapi dapat menjadi besar
tanpa menimbulkan gejala – gejala yang spesifik. Lokasi pada tulang-tulang
4
tengkorak seperti maksila, mandibula, palatum, sinus paranasalis, dan dapat pula
ditemukan pada tulang panjang seperti tibia, femur, dan falang.
Pemeriksaan radiologi. Pada foto rontgen, osteoma berbentuk bulat dengan
batas tegas tanpa adanya destruksi tulang. Pada pandangan tangensial, osteoma
terlihat seperti kubah.
Patologi. Dapat ditemukan lesi pada tulang kompak (compact osteoma) dengan
sistem Haversian atau pada tulang trabekula dengan sumsumnya disebut
spongiostoma.
Penatalaksanaan, bila osteoma kecil dan tidak menimbulkan keluhan, tidak
terdapat tindakan khusus. Pada osteoma yang besar, menimbulkan gangguan
kosmetik, atau terdapat penekanan ke jaringan sekitarnya yang menimbulkan
keluhan, sebaiknya dilakukan eksisi.
A B
Gambar A. Osteoma terutama ditemukan pada tulang tengkorak.
Gambar B. Osteoma tidak jarang ke dalam sinus paranasalis
(dikutip dari Rasjad, C.1998.Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Ujung Pandang: Bintang
Lamumpatue)
2. Osteoma osteoid
Biasanya tejadi pada usia 10 – 15 tahun,
lebih sering terjadi pada pria. Gejala yang
paling menonjol adalah nyeri pada daerah
tertentu dan hilang dengan pemberian
salisilat. Sering terjadi pada femur, tibia,
dan tulang belakang. Pemeriksaan
dilakukan dengan radiologi. Penatalaksanaan yang efektif adalah mengeluarkan
seluruh jaringan nidus disertai eksisi sebagian tulang.
5
3. Osteoblastoma Jinak (Osteoma Osteoid Raksasa)
Tumor ini ditemukan terutama pada usia
dewasa muda. Biasanya terjadi pada tulang
belakang dan tulang – tulang pipih lainnya,
seperti ilium, iga, tulang jari, dan tulang kaki.
Pada pemeriksaan radiologi terdapat bintik –
bintik kalsifikasi. Penatalaksanaan yang
dilakukan adalah eksisi tumor, kemudian rongga yang terjadi diisi dengan tulang
dari tempat lain (bone graft).
4. Osteokondroma
Tumor ini sering ditemukan pada
usia remaja. Sifat tumor soliter,
Dasar lebar-kecil seperti tangkai,
berbatas tegas, dan tampak lebih
kecil saat PF dibandingkan saat
foto rontgen. Gejala yang timbul
adalah nyeri akibat penekanan
jaringan sekitar. Biasanya terjadi pada lokasi metafisis tulang panjang (femur
distal, tibia proximal, humerus proximal) juga pada tulang skapula dan ilieum.
Pada pemeriksaan radiologi ditemukan adanya penonjolan tulang yang berbatas
tegas sebagai eksostosis yang muncul dari metafisis, tetapi terlihat lebih kecil
dibandingkan dengan yang ditemukan pada pemeriksaan fisik karena sebagian
tumor ini diliputi oleh tulang rawan. Penatalaksanaannya diperlukan tindakan
operasi bila terdapat penjepitan pembuluh darah atau saraf.
6
5. Kondroblastoma Jinak
Tumor ini sering terjadi pada usia 10-25
tahun. Pertumbuhan tumor ini sangat
lambat. Timbul gejala yaitu nyeri pada
daerah sendi, batas tumor tidak jelas,
irreguler, terdapat bintik-bintik kalsium.
Tumor dapat berubah menjadi malignan.
Lokasi tumor epifisis ke arah metafisis
menuju tibia proximal, femur distal,
humerus proximal. Penatalaksanaan yang dilakukan adalah kuretase dan Bone
graft.
Lokasi pada metafisis tulang panjang terutama pada femur distal, tibia
proksimal, dan humerus proksimal.
6. Fibroma Kondariomiksoid
Tumor ini terutama ditemukan pada anak –
anak dan dewasa muda. Lokasi tumor terutama
pada tulang panjang atau tulang – tulang kecil
pada tarsal dan metatarsal. Tumor berbatas tegas.
Penatalaksanaannya dengan kuretase dan eksisi
lokal.
7. Enkondarioma/Kondarioma Sentral/Kondarioma
Tumor berkembang selama masa pertumbuhan pada anak-anak atau remaja.
Tumor terdapat pada tangan, kaki, iga dan tulang-tulang panjang. Pada
pemeriksaan radiografi terdapat titik-titik perkapuran dengan batas tegas,
membesar dan menipis. Penatalsanaan yang dilakukan yaitu pembedahan dengan
kuretase dan bone graft.
7
Kiri : lokasi fibroma kondromiksoid sering ditemukan pada daerah metafisis tulang pajang, terutama tulang tibia. Kanan : gambaran radiologis fibroma kondromiksoid pada tibia. Terlihat adanya erosi kortikal pada daerah lesi yang di kelilingi oleh daerah radiolusen.
Kiri : lokasi enkondroma terutama pada tulang tangan, kadang-kadang pada tulang panjang seperti femur/tibia, dan sangat jarang pada tulang sternum, iga, dan vertebra. Kanan : gambaran radiologis enkondroma pada falang dan metakarpal jari IV dan V. Daerah lesi terlihat radiolusen dan batasnya dikelilingi oleh tulang yang sklerotik.
B. Tumor Tulang Maligna
Tumor muskuloskeletal maligna primer relatif jarang dan tumbuh dari sel jaringan
ikat dan penyokong (sarkoma) atau dari elemen sumsum tulang (mieloma).
1. Sarcoma Osteogenik
Berasal dari osteoblastik sel-sel mesenkim primitif. Tumor ini menyebar
secara cepat pada periosteum dan jaringan ikat diluarnya. Tumor ini terutama
ditemukan pada usia 10-20 tahun lebih sering pada pria. Keluhan yang dirasakan
yaitu nyeri yang bersifat konstan dan bertambah hebat pada malam hari, bengkak,
keterbatasan gerak badan, penurunan berat badan, anemia, serta anoreksia. Tumor
berlokasi pada metafisis tulang panjang (femur distal dan tibia proximal, radius
distal dan humerus proximal). Gambaran radiologi yang dapat ditemukan
bergantung pada kelainan yang terjadi:
a. Pada tipe osteolitik, proses destruktif yang lebih menonjol.
b. Pada tipe osteoblastik, pembentukan tulang yang lebih menonjol.
c. Pada tipe campuran, terdapat proses osteolitik dan osteoblastik yang seimbang.
Penatalaksanaan yang terbaik pada Sarcoma Osteogenik adalah amputasi tulang
ata disartikulasi. Penatalaksanaan tambahan yaitu dengan kemoterapi atau
radioterapi. Berikut gambaran klinis sarkoma osteogenik pada femur distal dan
humerus proksimal :
Sarkoma osteogenik sering pada tulang panjang, femur distal, dan tibia
Beberapa kelainan genetik dikaitkatan dengan terjadinya keganasan tulang, misalnya
sarkoma jaringan lunak atau soft tissue sarcoma (STS). Dari data penelitian, diduga
mutasi genetik pada sel induk mesenkim dapat menimbulkan sarkoma. Ada beberapa
gen yang sudah diketahui mempunyai peranan dalam kejadian sarkoma, antara lain
gen RB-1 dan p53. Mutasi p53 mempunyai peranan yang jelas dalam terjadinya STS. 14
Gen lain yang juga diketahui mempunyai peranan adalah gen MDM-2 (Murine
Double Minute 2). Gen ini dapat menghasilkan suatu protein yang dapat mengikat
pada gen p53 yang telah mutasi dan menginaktivasi gen tersebut.
2. Radiasi. Keganasan jaringan lunak dapat terjadi pada daerah tubuh yang terpapar
radiasi seperti pada klien karsinoma mamma dan limfoma maligna yang mendapat
radioterapi. Halperin dkk. Memperkirakan resiko terjadinya sarkoma pada klien
penyakit Hodgkin yang diradiasi adalah 0,9%. Terjadinya keganasan jaringan lunak
dan bone sarcoma akibat pemaparan radiasi sudah diketahui sejak 1992. Walaupun
jarang ditemukan, prognosisnya buruk dan umumnya high grade.
Tumor yang sering ditemukan akibat radiasi adalah malignant fibrous histiocytoma
(MFH) dan angiosarkoma atau limfangiosarkoma. Jarak waktu antara radiasi dan
terjadinya sarkoma diperkirakan sekitar 11 tahun.
3. Bahan kimia. Bahan kimia seperti Dioxin dan Phenoxyherbicide diduga dapat
menimbulkan sarkoma, tetapi belum dapat dibuktikan. Pemaparan terhadap torium
dioksida (Thorotrast), suatu bahan kontras, dapat menimbulkan angiosarkoma pada
hepar. Selain itu, abses juga diduga dapat menimbulkan mesotelioma, sedangkan
polovinil klorida dapat menyebaban angiosakoma hepatik.
4. Trauma. Sekitar 30% kasus keganasan pada jaringan lunak mempunyai riwayat
trauma. Walaupun sarkoma timbul pada jaringan sikatriks lama, luka bakar, dan
riwayat trauma, semua ini tidak dapat dibuktikan.
5. Limfedema kronis. Limfedema kronis akibat operasi atau radiasi dapat menimbulkan
limfangiosakoma dan kasus limfangiosarkoma pada ekstremitas superior ditemukan
pada klien karsinoma mamma yang mendapat radioterapi pasca-masektomi.
6. Infeksi. Keganasan pada jaringan lunak dan tulang dapat juga disebabkan oleh infeksi
parasit, yaitu filariasis. Pada klien limfedema kronis akibat obstruksi, filariasis dapat
menimbulkan limfangiosarko
2.4 Patofisiologi
15
2.5 Manifestasi Klinik
Secara umum gambaran yang terjadi pada klien dengan tumor tulang (benigna
ataupun maligna):
1. Nyeri dan atau pembengkakan ekstremitas yang terkena (biasanya menjadi semakin
parah pada malam hari dan meningkat sesuai dengan progresivitas penyakit).
2. Fraktur patologik.
3. Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian serta pergerakan yang terbatas
(Gale, 1999).
4. Teraba masa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas masa serta adanya pelebaran
vena.
5. Gejala-gejala penyakit metastatic meliputi nyeri dada, batuk, demam, berat badan
menurun, dan malaise. (Smeltzer, 2001).
2.6 Grading
1. Grade Tumor Tulang Ganas (system grading AJCC)
16
2. System grading menurut UICC
3. System Grading sera Histologis dan Biologis
a. Grade Tumor Ganas Tulang (system grading AJCC)
(G) Grading Histopatologis
Gx
G1
G2
G3
G4
Grade tumor tidak dapat diketahui
Grade dapat dibedakan dengan baik (well
differentiated)
Grade perbedaan tingkat sedang (moderately
differentiated)
Grade perbedaan sangat sulit (poorly differentiated)
Grade tidak dapat dibedakan (undifferentiated)
b. Grade Tumor Ganas
Grade Grading Histologis Grading Biologis
Tingkat 1
Tingkat 2
Tingkat 3
Anaplasia sangat minimal dan
sangat sulit dibedakan dengan
jaringan normal. Harus
dibandingkan dengan
pemeriksaan kliniko-radiologis.
Anaplasia dengan tingkat sedang.
Di sini dapat diketahui tingkat
anaplasia sebagai suatu tumor
ganas hanya dengan pemeriksaan
sitologi.
Anaplasia yang hebat, terlihat
banyak perubahan sel dengan sel
besar pula serta mitosis yang
Pertumbuhan dan metastase
tumor lambat
Pertumbuhan tumor cepat
Pertumbuhan tumor sangat
cepat
17
banyak.
2.7 Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Radiologi
a. Meliputi foto sinar-X ataupun Bone Survey.
b. Pemindaian radionuklida, diperuntukkan pada lesi yang kecil seperti osteoma.
c. CT-scan.
d. MRI.
Pemeriksaan ini berfungsi untuk mengetahui:
Keakuratan lokasi.
Sifat tumor.
Jenis tulang yang terkena.
2. Pemeriksaan Laboratorium
Cek darah: LED, Hb, Fosfatase Alkali Serum, Elektroforesis Protein Serum,
Fosfatase Asam Serum.
Cek urine: Pemeriksaan Protein Bence-Jones.
3. Biopsi
Berfungsi dalam menentukan “Grade” tumor
a. Biopsi Tertutup
Menggunakan jarum halus FNA (Fine Needle Aspiration). Pemeriksaan ini pada
tumor ganas tulang primer. Keuntungan:
Tidak memerlukan perawatan klien.
Menghindari risiko komplikasi, seperti perdarahan dan infeksi.
Mencegah penyebaran tumor.
Hasil awal dapat diketahui dalam 15-20 menit setelah biopsy.
Indikasi:
Tumor sumsum tulang (myeloma multiple).
Untuk konfirmasi metastasis suatu tumor.
Untuk mendiagnosis kista tulang yang sederhana.
Membedakan infeksi dan penyakit granuloma eosinofilik.
Konfirmasi penemuan histologist sarcoma.
18
b. Biopsi Terbuka
Melalui metoda operasi. Keuntungan:
Dapat mengambil jaringan yang lebih besar untuk pemeriksaan histologist
dan pemeriksaan ultramikroskopik.
Mengurangi kesalahan pengambilan jaringan.
Mengurangi kecenderungan perbedaan diagnostic tumor jinak dan tumor
ganas (seperti antara enkondarioma-kondariosarkoma; osteoblastoma-
osteosarkoma).
Teknik :
Diambil secara longitudinal untuk menghindari terputusnya saraf dan
pembuluh darah.
Sekecil mungkin, tetapi jaringan yang diambil tepat.
Cara:
Biopsy insisional: pengambilan sebagian jaringan tumor.
Biopsy eksisional: pengambilan seluruh jaringan tumor ataupun dengan
mengamputasinya sekaligus.
4. Mikroskop Elektron
19
5. Diagnosis Banding
a. Osteomielitis.
b. Miositis oksifikans, arthritis gout.
c. Hematoma sub-periosteal atau pada jaringan lunak yang akan menimbulkan
benjolan yang disertai nyeri.
d. Fraktur stress.
2.8 Penatalaksanaan Medis
1. Operasi.
Cara dan Kombinasi Penggunaan:
Eksisi Bedah
Intralesional atau Intraskapular.
Eksisi MarginalàPengangkatan Kapsul.
Eksisi LuasàKombinasi Kemoterapi dan Radioterapi Pre-Post Operasi.
Operasi Radikal àAmputasiàGrafting.
Restoratif dengan bone graft fiksasi internal
2. Radioterapi.
3. Kemoterapi. Contoh jenis Obat (Metotreksat, Adariiamisin, Siklofosfamid, Vinkristin
Sisplatinum)
20
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TUMOR TULANG
3.1 PENGKAJIAN UMUM
1. Anamnesa
Identitas klien.
Keluhan utama.
Riwayat Penyakit Sekarang.
Riwayat Penyakit Dahulu.
Kaji riwayat:
o Farktur terbuka.
o Infeksi kelenjar limfe.
o Konsumsi rokok.
o Paparan radiasi dan bahan kimia à Rentang waktu ± 11 tahun.
o Riwayat penyakit serupa.
Riwayat Penyakit Keluarga
2. Pemeriksaan Fisik
B1 (Breathing)
21
Kaji à Kesimetrisan rongga dada normal , tidak ada sesak napas, tidak
menggunakan otot bantu pernapasan, bentuk tulang belakang, keseimbangan taktil
fremitus, bunyi mengi/ronchi.
B2 (Blood)
Kaji à Keringat dingin, CRT < dari 1 detik (anemia), pusing.
B3 (Brain)
Kaji à Keluhan pusing dan gelisah.
à Kepala dan wajah: kaji sianosis.
à Mata: ikterik, konjungtiva anemis.
à Leher: kaji JVP biasanya dalam batas normal.
B4 (Bladder)
Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada sistem
perkemihan
B5 (Bowel)
Kaji à frekuensi, konsistensi, warna, bau feses. Eliminasi urine : frekuensi,
kepekatan, warna, bau dan jumlah urine. Klien biasanya mengalami mual nyeri
lambung dan tidak nafsu makan.
B6 (Bone)
Kaji à Nyeri
à Keterbatasan Gerak
à Pembesaran Jaringan
à Kelemahan Fisik
à Tanda-tanda Peradangan
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri yang berhubungan dengan ekspansi tumor yang cepat dan penekanan ke
jaringan sekitarnya, perdarahan, atau degenerasi.
2. Risiko tinggi trauma yang berhubungan dengan keterbatasan dan kelemahan
ketahanan fisik, penurunan kemampuan pergerakan.
3. Ketidakefektifan koping individu b/d rasa takut tentang ketidaktahuan, persepsi
tentang proses penyakit dan system pendukung tidak adekuat
4. Gangguan citra diri berhubungan dengan perubahan dan ketergantungan fisik serta
psikologis yang disebabkan oleh penyakit atau terapi.
22
23
NODIAGNOSA KEPERAWATAN
PERENCANAANTUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1. Nyeri yang berhubungan dengan
ekspansi tumor yang cepat dan
penekanan ke jaringan
sekitarnya, perdarahan, atau
degenerasi.
nyeri tidak ada atau terkontrol
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
2. Kaji adanya nyeri fantom, adanya perasaan terbakar, kram atau kaku dimana anggota tubuh tersebut berada
3. Berikan analgesik sesuai kebutuhan untuk nyeri
1. Memberikan informasi untuk membuat perencanaan
2. Meningkatkan identifikasi nyeri fantom dan memberikan informasi untuk membuat perencanaan
3. Meningkatkan rasa nyaman dan meningkatkan mobilisasi
2. Risiko tinggi trauma yang
berhubungan dengan
keterbatasan dan kelemahan
ketahanan fisik, penurunan
kemampuan pergerakan.
tidak adanya trauma
1. Sangga tulang yang sakit dan tangani dengan lembut selama pemberian asuhan keperawatan
2. Gunakan sanggahan eksternal (mis. Splint) untuk perlindungan tambahan
3. Ikuti pembatasan penahanan berat badan yang dianjurkan
4. Ajarkan bagaimana cara untuk menggunakan alat ambulatory dengan aman dan bagaimana untuk menguatkan ekstremitas yang tidak sakit
1. Tumor tulang akan melemahkan tulang sampai ke titik dimana aktivitas normal atau perubahan posisi dapat mengakibatkan fraktur
2. Penyangga luar (mis. bidai) dapat dipakai untuk perlindungan tambahan
3. Adanya pembatasan akan membantu klien dalam penahanan berat badan yang tidak mampu ditahan oleh tulang yang sakit
4. Penggunaan alat ambulatory dengan aman mampu menguatkan ekstremitas yang sehat
23
3. Ketidakefektifan koping individu b/d rasa takut tentang ketidaktahuan, persepsi tentang proses penyakit dan system pendukung tidak adekuat
Ansietas, kekhawatiran, dan kelemahan menurun pada tingkat yang dapat diatasi: mendemonstrasikan kemandirian yang meningkat dalam aktivitas dan proses pengambilan keputusan
1. Gunakan pendekatan yang tenang dan berikan satu suasana lingkungan yang dapat diterima
2. Evaluasi kemampuan pasien dalam pembuatan keputusan
3. Kaji sikap harapan yang realistis4. Dukung penggunaan mekanisme
pertahanan diri yang sesuai5. Nilai kebutuhan atau keinginan
pasien terhadap dukungan social6. Kenalkan pasien pada seseorang
atau kelompok yang telah memiliki pengalaman penyakit yang sama
7. Berikan sumber-sumber spiritual jika diperlukan
1. Membantu pasien dalam membangun kepercayaan kepada tenaga kesehatan
2. Membantu pengkajian terhadap kemandirian dalam pengambilan keputusan
3. Meningkatkan kedamaian diri4. Meningkatkan kemampuan
untuk menguasai masalah5. Memenuhi kebutuhan pasien
6. Memberikan informasi dan dukungan dari orang lain dengan pengalaman yang sama
7. Untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien
4. Gangguan citra diri berhubungan
dengan perubahan dan
ketergantungan fisik serta
psikologis yang disebabkan oleh
penyakit atau terapi.
Mengalami
perbaikan citra diri.
1. Dukung keluarga dalam mengupayakan melewati penyesuaian yang harus dilakukan; kenali perubahan dalam citra diri akibat pembedahan dan kemungkinan amputasi
2. Berikan kepastian yang realistis tentang masa depan dan perjalanan kembali aktivitas yang berhubungan dengan peran; beri dorongan untuk perawatan mandiri dan sosialisasi
3. Libatkan pasien dan keluarga sepanjang pengobatan untuk
1. Kemandirian versus ketergantungan merupakan isu pada pasien yang menderita keganasan. Gaya hidup akan berubah secara dramatis, paling tidak sementara
2. Peyakinan yang masuk akal mengenai masa depan dan penyesuaian aktivitas yang berhubungan dengan peran harus dilakukan untuk memandirikan pasien
3. Keterlibatan pasien dan keluarganya sepanjang terapi
24
meningkatkan rasa tetap memiliki control dalam kehidupan seseorang
dapat mendorong kepercayaan diri, pengembalian konsep diri, dan perasaan dapat mengontrol hidupnya sendiri
25
3.3 EVALUASI
1. Nyeri berkurang atau hilang dan terjadi perbaikan tingkat kenyamanan.
2. Dapat dihindarinya resiko trauma agar tidak terjadi fraktur patologis.
3. Ansietas, kekhawatiran, dan kelemahan menurun
4. Mengalami perbaikan citra diri.
26
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan menurut kelompok kami, jadi tumor tulang adalah kelainan pada
sistem muskuloskeletal yang bersifat neoplastik yang dapat timbul pada jaringan tulang.
Banyak sekali jenis tumor yang terdapat dalam tulang yang di sebabkan oleh banyak
faktor, salah satunya yaitu faktor keturunan.
4.2 Saran
1. Sebaiknya perawat mampu melakukan asuhan keperawatan pada klien tumor tulang
dengan kompeten.
2. Sebaiknya perawat mampu menjelaskan pencegahan tumor tulang pada pasien.