KISTA OVARIUM
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KLASIFIKASI TUMOR OVARIUM[1]Klasifikasi tumor ovarium sampai
sekarang belum ada yang benar-benar memuaskan, baik pembagian
secara klinis maupun secara patologis anatomis. Diantara
tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan ada yang
bersifat nonneoplastik. Tumor-tumor yang bersifat neoplastik belum
ada klasifikasi yang dapat diterima oleh semua pihak. Hal ini
terjadi oleh karena klasifilasi berdasarkan histopatologi dan
embriologi belum bisa dijelaskan. Maka secara praktis tumor-tumor
neoplastik dibagi menjad tumor jinak dan tumor ganas, dan
selanjutnya tumor jinak dibagi dalam tumor kistik dan tumor
solid.
1. Tumor Ovarium Jinak
A. Kistik
Nonneoplastik
Peradangan
Folikel
Lutein
Teka Lutein
Inklusi Germinal
Endometrial
Stein-Leventhal
Neoplastik
Kistadenoma mucinosum
Kistadenoma Serosum
Kista dermoid
2.2 MANIFESTASI KLINIS
Banyak tumor ovarium yang tidak menunjukan gejala dan tanda,
terutama tumor ovarium yang kecil. Sebagian besar gejala dan tanda
adalah akibat dari pertumbuhan, aktivitas endokrin dan komplikasi
tumor-tumor tersebut Akibat Pertumbuhan
Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan
penonjolan perut. Tekanan terhadap alat-alat di sekitarnya
disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya dalam perut. Misalnya
sebuah kista dermoid yang menekan kandung kencing dapat menyebabkan
ganggua miksi, atau sebuah kista yang besar dan terletak bebas di
rongga perut hanya akan menimbulkan gejala rasa berat dalam perut.
Selain gangguan miksi, tekanan tumor dapat mengakibatkan obstipasi,
edema tungkai, tidak nafsu makan, rasa sesak, dan lain-lain.
Akibat Aktivitas Hormonal
Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali
jika tumor itu sendiri mengeluarkan hormon. Beberapa kista
nonneoplastik dapat menyebabkan gangguan mensturasi dan ovulasi.
Kista neoplastik tidak ada pengaruh yang jelas terhadap siklus
haid. Sering kali pada kista neoplastik, gangguan haid disebabkan
oleh rusaknya kedua jaringan ovarium. 2.3 DIAGNOSISApabila
ditemukan tumor-tumor di rongga perut bagian bawah atau di rongga
panggul maka perlu diteliti sifat-sifatnya (besarnya, lokalisasi,
permukaan, konsistensi, dan apakah dapat digerakan atau tidak).
Pada tumor ovarium biasanya uteruus dapat diraba tersendiri,
terpisah dari tumor. Bila tumor terletak di rongga perut bagian
bawah dan tumor konsistensinya kistik, perlu dipikirkan adanya
kehamilan atau kandung kencing penuh.
Apabila sudah ditentukan bahwa tumor yang ditemukan ialah tumor
ovarium, maka perlu diketahui apakah tumor itu bersifat neoplastik
atau nonneoplastik. Tumor nonneoplastik akibat peradangan umumnya
dalam anamnesis menunjukan gejala-gejala ke arah peradangan
genital, dan pada pemeriksaan tumor-tumor akibat peradangan tidak
dapat digerakan karena perlekatan. Kista nonneoplastik umumnya
tidak menjadi besar dan diantaranya pada suatu waktu biasanya
menghilang sendiri.
Jika tumor ovarium tersebut bersifat neoplastik, timbil
persoalan apakah tumornya jinak atau ganas. Tidak jarang tetang hal
ini tidak dapat diperoleh kepastiannya sebelum dilakukan
operasi
Beberapa pemeriksaan penunjang untuk pembuatan diagnosis tumor
adalah[2]:
Laparoskopi
Pemeriskaan ini berguna untuk menilai apakah tumor berasal dari
ovarium atau tidak dan sifat-sifat tumor tersebut. Sering kali
pemeriksaan ini dilajutkan dengan pemeriksaan potongan beku
jaringan tumor ovarium untuk menentukan jenis dan sifat
(ganas/jinak) tumor ovarium. USG
Dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor berasal
dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik
atau solid dan dapat melihat apakah ada cairan dalam rongga perut
yang bebas.
Foto RongenPemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya
hidrothroaks, pada kista dermoid kadang-kadang ditemukan gigi dalam
tumor.
Parasentesis
Disebutkan bahwa punsi pada asites berguna untuk menentukan
sebab asites.
2.4 DIAGNOSIS BANDING
Pada umumnya diagnosia tumor ovarium mudah, tetapi pada
kasus-kasus tertentu sukar dibedakan dengan keadaan atau penyakit
lainnya:
Kehamilan
Dapat dibedkan dengan pemeriksaan HcG dan rontgen
Asites
Asites kadang-kadang dapat menyerupai kista, terutama bila besar
sekali. Untuk membedakannya, dapat ditanyakan pada penderita,
apakah pernah menderita sirosis hepatis atau Ca peritoneal
sekunder. Pada pemeriksaan perkusi pada tumor ovarium akan
didapatkan pekak di depan dan timpani disamping, sedang pada asites
sebaliknya. Pada asites ada shiftting dullness (kepekakan yang
berpindah). Pemeriksaan parasitensis untuk memeriksaa kimiawi
cairan dan histologi sedimen cairan dapat membantu dalam menegakan
diagnosis.
Peritonitis TBC
Keadaan ini dapat menyerupai kista ovarium. Hal ini disebabkan
karena asites yang dibentuk oleh keadaan ini sering mempunyai
kapsel, yang pada palpasi dan perkusi menyerupai kista. Bila pada
anamnesa ada TBC paru-paru, disertai demam subfebril, maka diagnosa
lebih condong ke arah peritonitis TBC. Juga tumor masanya sering
lebih tinggi dari daerah panggul. Kadang-kadang peritonitis TBC
disertai dengan endometritis TBC, sehingga dapat diketahui pada
waktu kuretase. Myoma Uteri
Bila tumor masih kecil, kadang-kadang sukar dibedakan antara
keduannya. Perbedaanya ialah pada tumor ovarium dapat dirasakan
bahwa tumor tersebut dapat dipisahkan dari uterus. Dengan tangan
kiri kita mendorong tumor ke atas dan tagan kanan meraba porsio.
Pada tumor ovarium maka porsio tidak ikut bergerak. Pada myoma
uteri porsio akan ikut bergerak. Tetapi pemeriksaan ini sukar
menjadi petunjuk apabila tumor ovarium melekat pada uterus.
Diverkulitis
Dapat dibedakan dengan pemeriksaan colonoscopy dan barium
inloop.
2.5 KOMPLIKASI[3] Perdarahan ke dalam kista
Perdarah dalam ke dalam kista biasanya terjadi sedikit-sedikit,
sehingga berangsur-angsur menyebabkan pembesaran kista, dan hanya
menimbulkan gejala-gejala klinik yang minimal. Akan tetapi, kalau
perdarahan terjadi sekonyong-konyong dalam jumlah yang banyak, akan
terjadi distensi cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut
mendadak
Putaran tangkai atau torsi
Torsi sering terjadi pada tumor bertangkai yang memiliki
diameter lebih dari 5 cm. Beberapa faktor seperti gerakan
peristaltik usus dan kehamilan dapat meningkatkan resiko terjadinya
torsi, akibat terjadinya torsi ini akan menyebabkan gangguan
peredaran darah, dan apabila berjalan terus menerus alan menyebabka
nekrosis hemoragik dalam tumor. Sering kali torsi menyebabkan
tarikan pada jaringan sekitar sehingga menyebabkan nyeri. Kadang
akibat torsi tumor dapat lepas dan menjadi tumor parasit ataupun
tumor pengembara. Infeksi
Peradangan kista dapat terjadi setelah atau sebelum terjadinya
torsi. Sering kali infeksi pada tumor ini terjadi apabila disekitar
lokasi tumor ada sumber patogen seperti appendisitis, diverkulitis,
dan salfingitis. Kista dermoid adalah kista yang paling sering
dikenai radang oleh karena isinya yang merangsang dan berat
tumornya yang mengganggu peredaran darah.
Gejala-gejala infeksi yaitu seperti peradangan biasa yaitu:
sakit, nyeri tekan, perut tegang, dengan, dan leukositosis. Kalau
dibiarkan dapat menjadi peritonitis.
Robekan atau ruptur dinding kistaRobekan atau ruptur dinding
kista cukup jarang terjadi dan apabila terjadi dapat terjadi secara
spontan, trauma, atau akibat torsi. Ruptur kista yang kecil tidak
menimbulkan gejala dengan segera. Tetapi ruptur ini berbahaya bila
kista yang mengadung musin mengalami robekan dan musin mengisi
rongga peritoneum sehingga mengakibatkan implantasi sel-sel kista
pada peritoneum. Sel-sel tersebut mengeluarkan cairan musin yang
mengisi rongga perut dan menyebabkan perlengketan dalam rongga
perut (pseudomyxoma peritonei) yang dapat menyebabkan kematian.
Bila isi kista hanya mengandung cairan serous rasa nyeri akan
segera menghilang, apabila tidak menghilang merupakan tanda-tanda
perdarahan berlangsung terus menerus sehingga mengakibatkan abdomen
akut. Perubahan keganasan
Perubahan keganasan dapat terjadi pada beberapa kista jinak,
seperti kistadenoma ovarium serosum, kistadenoma ovarium musinosum,
dan kista dermoid. Oleh sebab itu setelah tumor-tumor diangkat pada
operasi, perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopik yang seksama
terhadap kemungkinan perubahan keganasan dan biasanya dilakukan
frozen section (Vries Coupe) atau potongan sediaan beku untuk
menilai sifat jaringan. Adanya asites dapat dicurigai adanya
metastasis sehingga memperkuat diagnosis keganasanKistadenoma
ovarium mucinosum memiliki angka perubahan keganasan sebesar 5-10%.
Angka perubahan keganasan kista dermoid adalah 1.5-3%. Pada
kistadenoma ovarium serosum angga perubahan keganasannya cukup
tinggi yaitu sebesar 25-35% hal ini disebabkan oleh karena
perbedaan histologis benigna dan maligna yang sukar ditentukan.
Sindrom Meigs40% kasus fibroma ovarium ditemukan asites dan
hidrothoraks hal ini dikenal dengan nama sindrom Meigs. Sindrom
Meigs ini juga dapat ditemukan pada beberapa tumor neoplastik
jinak. Dengan pengangkatan tumor, sindrom juga menghilang. Cairan
dari rongga toraks berasal dari cairan dalam rongga perut. Hal ini
dibuktikan dengan penyuntikan tinta india dalam rongga perut, yang
kemudian dapat ditemukan dalam rongga toraks. Pada keganasan, pada
pemeriksaan parasitesis ditemukan sel-sel tumor ganas dalam sedimen
cairan.
2.6 TATALAKSANA[4]Pada tumor ovarium neoplastik membutuhkan
operasi dan tumor ovarium nonneoplastik tidak membutuhkan operasi.
Jika ditemukan tumor ovarium yang tidak menimbulkan gejala atau
keluhan pada penderita dan besarnya tidak melebihi jeruk nipis atau
diameter kurang dari 5 cm, kemungkinan besar tumor tersebut adalah
kista folikel atau kista korpus luteum atau tumor nonneoplastik.
Tumor-tumor nonneoplastik tak jarang akan mengalami pengecilan
secara spontann dan menghilang. Sehingga sering pada pemeriksaan
berulang ditemukan ovarium menjadi normal kembali. Oleh sebab itu,
hendaknya mengambil sikap menunggu selama 2 minggu hingga 3 bulan,
setelah itu dilakukan pemeriksaan genekologi berulang. Bila selama
observasi tersebut tumor makin membesar maka dapat disimpulkan
adalah tumor neoplastik dan dapat dipertimbangkan tindakan
operatif.
Tindakan operatif pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas
ialah pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian
ovarium yang mengandung tumor. Namun apabila tumornya besar dan
terdapat komplikasi maka dapat dipertimbangkan untuk dilakukan
pengangkatan ovariumm biasanya disertai dengan pengangkatan tuba
(salpingo-ooforektomi)
Pada operasi tumor ovarium yang diangkat harus segera dibuka,
untuk mengetahui apakah ada keganasan atau tidak. Jika keadaan
meragukan, perlu pada waktu operasi dilakukan pemeriksaan sediaan
yang dibekukan (frozen section atau Vries coupe) oleh seorang ahli
patologi anatomik untuk mendapatkan kepastian apakah tumor ganas
atau tidak. Apabila pada gambaran mikroskopik ditemukan papil
adalah merupakan tanda adanya keganasan.
Jika terdapat keganasan, operasi yang tepat ialah histerektomi
dan salpingooforektomi bilateral. Bila pasien penderita keganasan
adalah wanita muda yang masih ingin mendapatkan keturunan, maka
dapat dipertimbakan tindakan operasi yang tidak terlalu radikal
apabila tumor memiiki tingkat keganasan yang rendah seperti tumor
sel granulosa). Pada wanita hamil sebaiknya operasi pengangkatan
tumor ovarium ditunda sampai proses kelahiran
2.7 TUMOR OVARIUM NONNEOPLASTIK[5],[6]2.7.1 Tumor Akibat
Radang
Termasuk disini adalah abses ovarium, abses tubo-ovarial, dan
kista tubo-ovarial.
2.7.2 Kista Folikel
Kista ini berasal dari folikel de Graaf yang tidak sampai
berovulasi, namun tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari
beberapa folikel primer yang setelah bertumbuh dibawah pengaruh
estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim, melainkan
membesar menjadi kista. Bisa didapati satu kista atau beberapa
kista. Ukuran kista folikel ini biasanya kecil dengan diameter 1-1
cm dengan besar tidak melebihi jeruk nipis.
Bagian dalam dari dinding kista yang tipid terdiri ari beberapa
lapisan sel granulosa, anak tetapi karena tekanan di dalam kista,
terjadi atrofi pada lapisan ini Cairan dalam kista bewarna jernih
dan sering mengandung estrogen; sehingga kista ini kadang sering
membuat gangguan haid. Kista ini lambat-laun akan mengecil dan
menghilang spontan dalam kurang lebih 2 bulan. Manifestasi Klinis
Kista Folikel
Kista jenis ini tidak memberikan gejala yang kahs, bahkan kadang
tidak menunjukan gejala. Kurve suhu basal bersifat monofasik
(karena terjadi kegagalan ovulasi). Bila mecapai ukuran yang cukup
besar, kista tersebut memberikan rasa penuh dan tidak enak pada
daerah yang dikenai. Seperti pada semua tumor ovarium, kista
folikel dapat mengalami torsi.
Kadang-kadang dinding kista folikel dapat mengalami ruptur
spontan dan disertai tanda-tanda perdarahan intrabdominal. Sering
cairan kista tersebut mengalami resorbsi spontan setelah satu atau
dua siklus.
Diagnosa Kista Folikel
Biasanya dilakukan observasi selama beberapa minggu. Pada kista
folikel bila dilakukan pemeriksaan ulangan beberapa minggu
kemudian, tak jarang kista mengecil atau hilang. Sedangkan pada
kista neoplastik ukurannya tidak akan mengecil, melainkan makin
membesar. Tatalaksana Kista FolikularBiasanya kista folikular tidak
memerlukan terapi karena mengalami resorbsi spontan. Bila dilakukan
operasi pada kista yang kecil hanya dilakukan pungsi atau eksisi
saja. Tetapi pada kista yang agak besar dilakukan enukleasi dengan
meninggalkan jaringan ovarium normal.
Gambar 1: Kista Folikular
mayoclinic.com2.7.3 Kista Korpus Luteum
Kista ini sering terjadi saat kehamilan dan lebih jarang terjadi
bila diluar kehamilan. Dalam keadaan normal korpus luteum lambat
laun mengecil dan menjadi korpus albikans. Kadang-kadang korpus
lutemu mempertahankan diri (korpus luteum presisten), perdarahan
sering terjadi didalamnya dan menyebabkan terjadinya kista, berisi
cairan yang bewarna merah coklat karena darah tua. Frekuensi kista
korpus luteum lebih jarang dibandingkan kista folikular. Dalam
pembelahan ovarium kista korpus luteum terdiri dari lapisan bewarna
kuning, terdiri dari sel-sel luteum yang berasal dari sel-sel teka.
Manifestasi Klinis Kista Korpus Luteum
Kista korpus luteum dapat menyebabkan gangguan haid, berupa
amenorea dan mensturasi yang tidak teratur. Torsi atau ruptur
mendadak dari kista korpus luteum memberikan rasa nyeri yang berat
pada bagian abdomen sehingga gejala amenorea disertai dengan nyeri
perut ini memiliki gejala yang mirip dengan kehamilan ektopik
terganggu.
Diagnosis Kista Korpus Luteum
Sukar untuk mendiagnosis kista korpus luteum apabila tidak
menimbulkan gejala dan ukurannya kecil. Bila kista ini menimbulkan
gejala yang mirip dengan kehamilan ektopik maka dapat dibedakan
dari test kehamilan.
Tatalaksana Kista Korpus LuteumUmumnya kista korpus luteum akan
mengalami pengecilan setelah 1 atau 2 siklus mensturasi. Kalau
kista sudah besar sekali maka dapat dilaukan ekstirpasi.
Gambar 2: Kista Korpus Luteum
mayoclinic.com2.7.4 Kista Teka Lutein
Pada mola hidatidosa, koriokarsinoma, dan kadang-kadang tanpa
adanya kelainan tersebut ovarium dapat membesar dan menjadi kistik.
Kista teka lutein biasanya bilateral dan bisa menjadi sebesar
tinju. Tumbuhnya kista ini akibat pengaruh hormon koriogonadotropin
yang berlebihan. Dengan hilangnya mola hidatidosa dan
koriokarsinoma maka kista ovarium akan mengecil dan menghilang
dengan spontan.
2.7.5 Kista Inklusi Germinal
Kista ini sering kali ditemukan secara tidak sengaja pada saat
pemeriksaan histologi ovarium yang diagkat saat operasi. Kista ini
sering ditemukan pada wanita yang sudah lanjut usiannya. Kista ini
terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari
epitel germinativum pada permukaan ovarium. Dinding dari kista ini
terdiri dari satu lapisan epitel kubik dan berisi cairan jernih dan
serous. Kista inklusi germinal tidak peranh memberi gejala-gejala
yang bearti2.7.6 Kista Endometrial
Kista ini berasal dari jaringan endomterium yang berada pada
ovarium (endometriosis). Kista endometriosis yang terdapat di
ovarium membesar hingga beberapa sentimeter maka dia disebut
endometriomas atau kista cokelat. Pada endometriosis yang berat
dapat mengakibatakan erosi dan distorsi jaringan disekitarnya
akibat perlengketan yang semakin meluas.
Pada gambaran histologi mikroskopik jaringan endometrium
terdapat kelejar endometrium dan stroma. Pada jaringan
endometriosis yang abnormal dapat ditemukan formasi kista dan
fibrosis, diding disekitar jaringan implantasi dikelilingi oleh sel
monolayer, ditemukan darah dalam kista, dan ditemukan
hemosiderin-laden macrophages didalam dinding kista.
Gambar 3: Endometrioma
papermed.com2.7.6 Kista Stein-Leventhal
Kista ini terjadi pada penderita Polycystic Ovarian Syndrome
(PCOS) dengan karakteristik presistent anovulasi sehingga
bermanifestasi terjadi pembersaran polycystic ovaries, amenorea
sekunder atau oligomenora, dan infertilitas. 50% dari penderita
PCOS mengalami hirsutisme dan 30-75% mengalami obesitas. PCOS
disebabkan oleh hyperpasi dari tunika interna yang menghasilkan zat
androgenik. Kelainan ini merupaka penyakit herediter yang bersifat
autosomal dominan. Manifestasi Klinis Stein-Leventhal Syndrome
Secara klinis memberikan gejala yang disebut: Stein-Leventhal
Syndorom, yang terdiri dari: hirsutisme, sterilitas, obesitas, dan
oligomenorea, kadang-kadang disertai dengan klitoris yang
membesar.
Diagnosis Stein-Leventhal Syndrome
Menurut International Concensus Stein-Leventhal syndrome dapat
ditegakan bila ada kondisi: oligomenorea atau amenorea,
hiperandrogenism, dan ditemukan polycystic ovaries pada USG.
Polycytic ovaries disebut oyster ovaris karena ovarium tampak
membesar, permukaan rata, bewarna keabu-abuan (pearly gray), dan
berdinding tebal. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan level
serum androgen yang meningkat, meningkatnya rasio LH/FSH,
abnormalitas kadar lipid, dan resistensi insulin. Anovulasi
diditeksi pada wanita yang memiliki kadar konsentrasi LH yang
presisten tinggi dan kadar konsentrasi FSH yang rendah.
Tatalaksana Kista Stein-Leventhal Syndrome
Tindakan BedahDengan menggunakan teknik wedge resection (1/3-2/3
jaringan ovarium dibuang) ada 2 teori mengenai teknik ini. Teori
yang pertama berpendapat reseksi sebagian dari kapsul yang tebal
dibuang, sehingga penghalang ovulasi dihilangkan. Tetapi teori ini
banyak penentangnya karena setelah reseksi kedua sisinya akan
disatukan kembali sehingga timbul kapsul baru. Teori yang kedua
mengatakan bahwa pengangkatan sebagian dari jaringan ovarium,
mungkin menyebabkan berkurangnya pengaruh estrogen hal ini akan
diikuti oleh penambahan rangsangan gonadotropin sehingga terjadi
ovulasi.
Farmakologi
Dapat diberian clomiphene citrate (clomide) 50 mg tiap hari
selama 5-10 hari dan gonadotrpin 4500 i.u (1500 iu tiap 3
hari).
Gambar 4: Kista Stein-Leventhal
nlm.nih.gov2.8 TUMOR OVARIUM NEOPLASTIK JINAK[7],[8]2.8.1
Kistadenoma Mucinosum
Asal dari tumor ini masih belum diketahui dengan pasti.
Dikatakan kista ini berasal dari teratoma dengan sifat-sifat
entodermik yang menonjol. Jenis kista ini biasanya berukuran besar
dengan beratnya bisa mencapai 70 kilogram. Kista ini merupakan
kista terbesar diantara semua jenis kista. Bila ditemukan kista
dalam ukuran yang sangat besar hampir dipastikan kista tersebut
adalah kistadenoma mucinosum. Kista ini biasanya muncul pada wanita
berusia 20-50 tahun dan seringnya timbul unilateral dan hanya 8-10%
muncul secara bilateral. Epidemiologi Kistadenoma Mucinosum
Kista ini sering ditemukan pada wanita usia 20-50 tahun. Angka
kejadian di Indonesia adalah sebesar 29% dari seluruh jenis tumor
ovarium. Kista ini jarang ditemukan pada masa prapubertas.
Manifestasi Klinis Kistadenoma Mucinosum
Secara umum kista ini bersifat asimtomatik. Bila ukurannya besar
akan menimbulakan gejala nyeri perut yang tidak spesifik. Kista ini
menerima darahnya melalui suatu tangkai,dan kadang-kadang dapat
terjadi torsi pada tangkai kista tersebut sehingga mengakibatkan
gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapat menyebabkan perdarahn dalam
kista dan perubahan degeneratif dari kista yang memudahkan
timbulnya perlengketan kista dengan omentum, usus-usus dan
peritoneum parietale.
Diding kista agak tebal dan bewarna putih keabu-abuan. Isi kista
berisi cairan lendir khas yang kental seperti gelatin, melekat dan
bewarna kuning sampai coklat tergantung dari percampurannya dengan
darah.
Histologis
Kista memiliki dinding yang halus dan jarang memiliki papil
(tidak seperti kistadenoma serousa). Lapisan epitel kista bersifat
adenomateus, menyebabkan invaginasi sehingga dapat timbul anak
kista yang kemudian berkembang menjadi kista baru.
Komplikasi
Oleh sebab sel-sel epitel yang terletak pada dinding kista
memiliki potensi untuk tumbuh seperti struktur kelenjar dan dapat
menimbulkan anak kista yang kemudian dapat berkembang menjadi kista
baru, bila terjadi sobekan pada dinding kista, maka sel-sel epitel
tersebut akan tersebar pada permukaan peritoneum rongga perut
sehingga menyebabkan peseudomiksoma peritonei.
Akibat pseudomiksoma peritonei adalah timbulnya penyakit
menahundengan musin yang terus bertambah dan menyebabkan banyak
perlengketan. Hal ini dapat berbahaya karena penderita dapat
meninggal oleh karena ileus.
Angka perubahan menjadi keganasan pada kistadenoma mucinosum
kira-kira 5 -10%.
Tatalaksana
Bila tumor sudah sangat besar hingga tidak tampak sisa ovarium
yang normal, biasanya dilakukan pengangkatan ovarium beserta tuba
(salpingo-ooforektomi). Pada waktu pengangkatan usahakan melalui
teknik in toto (tanpa pungsi terlebih dahulu) karena ditakutkan isi
kista keluar sehingga mengakibatkan pseudomiksoma peritonei. Bila
ukuran tumor sangat besar maka sebaiknya dilakukan pungsi terlebih
dahulu dan setelah dilakukan pungsi lubang pungsi harus ditutup
dengan rapi sebelum mengeluarkan kista dari rongga perut. Setelah
kista diangkat maka dilakukan pemeriksaan histologi untuk menilai
kemungkinan keganasan.
Gambar 5: Kistadenoma Musinosum
pt.wikipedia.org2.8.2 Kistadenoma Serosum
Jenis kista ini lebih sering terjadi dibandingkan dengan
kistadenoma mucinosum, tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil
dibandingkan dengan kistadenoma mucinosum. Jenis kista ini
dikatakan berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal
epithelium). Permukaan diding kista biasanya licin dan bewarna
putih abu-abu. Ciri khas dari kista ini adalah adanya pertumbuhan
papiler kedalam maupun luar rongga kista, meskipun pertumbuhan
papiler keluar ronggakista lebih jarang. Isi kista bewarna kuning
dan kadang coklat akibat campuran darah. Kista kadang berukuran
kecil tetapi permukaannya tertutup oleh papil (solid papiloma).
Epidemiologi
Angka kejadiannya adalah sekitar 28-36% dari seluruh tumor
ovarium di Indonesia. Sering timbul pada wanita usia 20-30 tahun.
Bila timbul pada wanita yang perimenopause maupun menopause
memiliki potensi perubahan keganasan yang lebih besar. 10-15%
timbul secara bilateral.
Histologi
Dinding kistanya menyerupai dinding kistadenoma musinosum.
Tetapi pada kistadenoma serosum ditemukan adanya papiloma didalam
maupun diluar dinding kista yang menyerupai kembang kol. Kadang
sukar dibedakan antara bentuk jinak dan ganas pada kista ini. Bila
ditemukan adanya perkapuran atau yang disebut psamoma dan sel
epitel terdiri dari satu lapis maka kista ini dinyatakan jinak.
Apabila ditemukan sel epitel yang berlapis-lapis, proliferasi,
stratifikasi, dan anaplasia epitel maka sangat mungkin adalah tanda
keganasan Komplikasi
Karena sukarnya membedakan anyara kistadenoma serosum dengan
keganasan maka potensi keganasan dilaporkan berbeda-beda dan lebih
tinggi dibandigkan dengan jenis kista yang lainnya. Dilaporkan
potensi perubahan keganasan pada kitsa ini adalah sebesar
30-35%.
Tatalaksana
Umumnya sama dengan penanganan kistadenoma mucinosum. Dilakukan
pemeriksaan sediaan yang dibekukan (frozen section) saat operasi,
untuk menentukan tindakan selanjutnya pada waktu operasi.
Gambar 6: Kistadenoma Serosum
pathguy.com2.8.3 Kista Dermoid
Kista dermoid ialah suatu teratoma kistik yang jinak dimana
struktur-struktur yang menonjol adalah struktur ektodermal dengan
deferensiasi sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi, produk
glandula sebasea, dan lemak. Struktur ektodermal lebih menonjol
dibandingkan dengan struktur entoderm dan mesoderm. Beberapa teori
mengenai perkembangan kista ini disebabkan oleh perkembangan tidak
sempurna pada akhir stadium blastomer. Tumor ini dapat mencapai
ukuran yang sangat besar sehingga beratnya mencapai beberapa
kilogram.
Epidemiologi Kista Dermoid
Tumor ini 10% dari seluruh neoplasma ovarium kistik. Sering
ditemukan pada wanita yang masih muda. 25% dari seluruh kista
dermoid tumbuh bilateral, dan sering ditemukan pada masa
reproduksi. Kadang kista dermoid dapat ditemukan pada anak kecil.
Angka kejadian kista dermoid diseluruh Indonesia adalah 3-11% dari
seluruh tumor ovarium. Manifestasi Klinis Kista Dermoid
Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala
nyeri mendadak di perut bagian bawah. Tidak ada gejala yang
bersifat khas. Terhadap siklus haid tidak ada pengaruh yang jelas.
Kadang terjadi hypomenorea bila kedua ovarium membesar. Hal ini
disebabkan rusaknya kedua jaringan ovarium.
Histologi
Diding dari kista tebal dan berwarna putih abu-abu. Bila dibua
akan tampak rambut, cairan kental dan licin. Kadang juga ditemukan
gigi, tulang rawan, dan butir-butir tulang pada dindingnya. Kandang
ditemukan struktur entodermal seperti jaringan tiroid pada ovarium
yang disebut dengan struma ovarium. Secara histologi bentuk dari
kista dermoid dapat menyerupai struma ovarium (tetapi struma tidak
berfungsi), kistadenoma ovarii musinosum, kistasenoma ovarii
serosum, dan koriokarsinoma. Komplikasi
Perubahan kearah keganasan cukup jarang pada kista dermoid
dibandingkan dengan kista neoplastik lainnya yaitu hanya sebesar
1.5-3%. TatalaksanaTerapi dari kista dermoid adalah dengan
pengangkatan, dilanjutkan dengan pemeriksaan sediaan beku (vries
coup/freze section). Biasanya diangkat dengan seluruh ovarium.
Gambar 7: Kista Dermoid Ovarium
sciencephoto.co
DAFTAR PUSTAKA1. Ginekologi. Tumor Ovarium. Prof. R. Sulaeman
Sastrawinata . Ginekologi. Edisi Pertama. Bagian Obstetri dan
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Bandung;
1984, pp.176
2. Ilmu Kandungan. Tumor Jinak Pada Alat Genital. Bantuk
Hadijanto. Ilmu Kandungan. Edisi Kedua. BT Bina Pustakan Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta; 2008, pp. 350
3. Ilmu Kandungan. Tumor Jinak Pada Alat Genital. Bantuk
Hadijanto. Ilmu Kandungan. Edisi Kedua. BT Bina Pustakan Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta; 2008, pp. 348-349
4. Ilmu Kandungan. Tumor Jinak Pada Alat Genital. Bantuk
Hadijanto. Ilmu Kandungan. Edisi Kedua. BT Bina Pustakan Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta; 2008, pp. 350-351
5. Obstetrics&Gynecology. Benign Disorder of the Ovaries and
Oviducts. In: Current. Diagnosis & Treatment. 10th Edition.
McGraw Hill. United States of America; 2007, pp.654-656
6. Ginekologi. Tumor Ovarium. Prof. R. Sulaeman Sastrawinata .
Ginekologi. Edisi Pertama. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran. Bandung; 1984, pp.178-182
7. Ilmu Kandungan. Tumor Jinak Pada Alat Genital. Bantuk
Hadijanto. Ilmu Kandungan. Edisi Kedua. BT Bina Pustakan Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta; 2008, pp. 355-361
8. Ginekologi. Tumor Ovarium. Prof. R. Sulaeman Sastrawinata .
Ginekologi. Edisi Pertama. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran. Bandung; 1984, pp.182-188
3