BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumah kasus tumor medula spinalis di Amerika Serikat mencapai 15% dari total jumlah tumor yang terjadi pada susunan saraf pusat dengan perkiraan insidensi sekitar 0,5-2,5 kasus per 100.000 penduduk per tahun. Jumlah penderita pria hampir sama dengan wanita dengan sebaran usia antara 30 hingga 50 tahun. Diperkirakan 25% tumor terletak di segmen servikal, 55% di segmen thorakal dan 20% terletak di segmen lumbosakral. Sementara di Indonesia sendiri, belum ada data mengenai tumor medula spinalis. 1,2 Tumor medula spinalis terbagi menjadi dua, yaitu tumor primer dan tumor sekunder. Tumor primer merupakan tumor yang berasal dari medula spinalis itu sendiri sedangkan tumor sekunder merupakan anak sebar (mestastase) dari tumor di bagian tubuh lainnya. Tumor medula spinalis juga dibagi berdasarkan lokasinya 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jumah kasus tumor medula spinalis di Amerika Serikat mencapai 15% dari
total jumlah tumor yang terjadi pada susunan saraf pusat dengan perkiraan
insidensi sekitar 0,5-2,5 kasus per 100.000 penduduk per tahun. Jumlah penderita
pria hampir sama dengan wanita dengan sebaran usia antara 30 hingga 50 tahun.
Diperkirakan 25% tumor terletak di segmen servikal, 55% di segmen thorakal dan
20% terletak di segmen lumbosakral. Sementara di Indonesia sendiri, belum ada
data mengenai tumor medula spinalis.1,2
Tumor medula spinalis terbagi menjadi dua, yaitu tumor primer dan tumor
sekunder. Tumor primer merupakan tumor yang berasal dari medula spinalis itu
sendiri sedangkan tumor sekunder merupakan anak sebar (mestastase) dari tumor
di bagian tubuh lainnya. Tumor medula spinalis juga dibagi berdasarkan lokasinya
menjadi tumor ekstradural, intradural intramedular, dan intradural
ekstramedular.1,3
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Tumor medula spinalis adalah tumor di daerah spinal yang dapat terjadi
pada daerah cervical pertama hingga sacral. Tumor medula spinalis merupakan
tumor yang jarang terjadi dan memiliki onset dan perjalanan penyakit yang
perlahan.4
B. Anatomi
Medula spinalis adalah bagian dari susunan saraf pusat yang seluruhnya
terletak dalam kanalis vertebralis. Medula spinalis dikelilingi oleh struktur-
struktur yang secara berurutan dari luar ke dalam terdiri atas:5
1. Dinding kanalis vertebralis yang terdiri atas tulang vertebrae dan ligamen.
2. Lapisan jaringan lemak ekstradural yang mengandung anyaman pembuluh
darah vena
3. Meninges, yang terdiri atas:
a. duramater (pachymeninx)
b. arachnoid (leptomeninx) yang menempel secara langsung pada duramater,
sehingga di antara kedua lapisan ini dalam keadaan normal tidak dijumpai
suatu ruangan.
c. ruangan subarachnoid yang di dalamnya terdapat cairan serebrospnal (CSF)
d. piamater, yang menempel langsung pada bagian luar medula spinalis.
2
Gambar 2.1 Segmen-segmen medula spinalis
Pada tubuh orang dewasa panjang medula spinalis adalah sekitar 43 cm.
Pada masa tiga bulan perkembangan intrauterin, panjang medula spinalis sama
dengan panjang korpus vertebrae. Pada masa perkembangan berikutnya,
kecepatan pertumbuhan korpus vertebrae melebihi kecepatan pertumbuhan
medula spinalis. Akibatnya pada masa dewasa, ujung kaudal medula spinalis
terletak setinggi tepi kranial korpus vertebrae lumbal II atau intervertebral disk
I/II. Perbedaan panjang medula spinalis dan korpus vertebrae ini
mengakibatkan terbentuknya konus medularis (bagian paling kaudal dari
medula spinalis yang berbentuk kerucut dan terutama terdiri atas segmen-
segmen sakral medula spinalis) dan cauda equina (kumpulan radiks nervus
3
lumbalis bagian kaudal dan radiks nervus sakralis yang mengapung dalam
CSF). Kearah kaudal, ruangan subarachnoid berakhir setinggi segmen sakral II
atau III korpus vertebrae. Dengan demikian, di antara korpus vertebrae lumbal
II sampai korpus vertebrae sakral III tidak lagi terdapat medula spinalis,
melainkan hanya terdapat cauda equina yang terapung-apung di dalam CSF.
Hal ini memungkinkan tindakan punksi lumbal di daerah intervertebral disk
III/IV atau IV/V tanpa mencederai medula spinalis.5
Seperti halnya korpus vertebrae, medula spinalis juga terbagi ke dalam
beberapa segmen, yaitu: cervikal (C1-C8), segmen torakal (T1-T12), segmen
lumbal (L1-L5), segmen sakral (S1-S5) dan 1 segmen koksigeal yang vestigial.
Serabut saraf yang kembali ke medula spinalis diberi nama sesuai lokasi
masuk/keluarnya dari kanalis vertebralis pada korpus vertebrae yang
bersangkutan. Saraf dari C1-C7 berjalan di sebelah atas korpus vertebrae yang
bersangkutan, sedangkan dari saraf C8 ke bawah berjalan di sebelah bawah
korpus vertebrae yang bersangkutan.5
Diameter bilateral medula spinalis selalu lebih panjang dibandingkan
diameter ventrodorsal. Hal ini terutama terdapat pada segmen medula spinalis
yang melayani ekstremitas atas dan bawah. Pelebaran ke arah bilateral ini
disebut intumesens, yang terdapat pada segmen C4-T1 (intumesens cervikalis)
dan segmen L2-S3 (intumesens lumbosakral). Pada permukaan medula spinalis
dapat dijumpai fisura mediana ventalis, dan empat buah sulkus, yaitu sulkus
medianus dorsalis, sulkus dorsolateralis, sulkus intermediodorsalis dan sulkus
ventrolateralis.5
4
Pada penampang transversal medula spinalis, dapat dijumpai bagian
sentral yang berwarna lebih gelap (abu-abu) yang dikenal dengan gray matter.
Gray matter adalah suatu area yang berbentuk seperti kupu-kupu atau huruf H.
Area ini mengandung badan sel neuron beserta percabangan dendritnya. Di
area ini terdapat banyak serat-serat saraf yang tidak berselubung myelin serta
banyak mengandung kapiler-kapiler darah. Hal inilah yang mengakibatkan area
ini berwarna lebih gelap.5
Di bagian perifer medula spinalis, tampak suatu area yang mengelilingi
grey matter yang tampak lebih cerah dan dikenal dengan white matter. White
matter terdiri atas serat-serat saraf yang berselubung myelin dan berjalan
dengan arah longitudinal.5
C. Epidemiologi
Di Indonesia. jumlah penderita tumor medula spinalis belum diketahui
secara pasti. Jumah kasus tumor medula spinalis di Amerika Serikat mencapai
15% dari total jumlah tumor yang terjadi pada susunan saraf pusat dengan
perkiraan insidensi sekitar 0,5-2,5 kasus per 100.000 penduduk per tahun. Jumlah
penderita pria hampir sama dengan wanita dengan sebaran usia antara 30 hingga
50 tahun. Diperkirakan 25% tumor terletak di segmen servikal, 55% di segmen
thorakal dan 20% terletak di segmen lumbosakral.1
Tumor intradural intramedular yang tersering adalah ependymoma,
astrositoma dan hemangioblastoma. Ependimoma lebih sering didapatkan pada
orang dewasa pada usia pertengahan (30-39 tahun) dan jarang terjadi pada usia
5
anak-anak. Insidensi ependidoma kira-kira sama dengan astrositoma. Dua per tiga
dari ependydoma muncul pada daerah lumbosakral.6
Diperkirakan 3% dari frekuensi astrositoma pada susunan saraf pusat
tumbuh pada medula spinalis. Tumor ini dapat muncul pada semua umur, tetapi
yang tersering pada tiga dekade pertama. Astrositoma juga merupakan tumor
spinal intramedular yang tersering pada usia anak-anak, tercatat sekitar 90% dari
tumor intramedular pada anak-anak dibawah umur 10 tahun, dan sekitar 60% pada
remaja. Diperkirakan 60% dari astrositoma spinalis berlokasi di segmen servikal
dan servikotorakal. Tumor ini jarang ditemukan pada segmen torakal,
lumbosakral atau pada conus medularis. Hemangioblastoma merupakan tumor
vaskular yang tumbuh lambat dengan prevalensi 3% sampai 13% dari semua
tumor intramedular medula spinalis. Rata-rata terdapat pada usia 36 tahun, namun
pada pasien dengan von Hippel-Lindau syndrome (VHLS) biasanya muncul pada
dekade awal dan mempunyai tumor yang multipel. Rasio laki-laki dengan
perempuan 1,8 : 1.4,5
Tumor intradural ekstramedular yang tersering adalah schwanoma, dan
meningioma. Schwanoma merupakan jenis yang tersering (53,7%) dengan
insidensi laki-laki lebih sering dari pada perempuan, pada usia 40-60 tahun dan
tersering pada daerah lumbal. Meningioma merupakan tumor kedua tersering pada
kelompok intradural-ekstramedullar tumor. Meningioma menempati kira-kira
25% dari semua tumor spinal. Sekitar 80% dari spinal meningioma terlokasi pada
segmen thorakal, 25% pada daerah servikal, 3% pada daerah lumbal, dan 2% pada
foramen magnum.4,5
6
Tumor didaerah ekstradural pada umumnya terdiri dari tumor primer dan
metastasis. Pada tumor medula spinalis ektradural, yang lebih banyak ditemukan
adalah tumor metastasis dibanding tumor primer dengan rasio kurang lebih 3-4:1.1
D. Klasifikasi
Berdasarkan asal dan sifat selnya, tumor pada medula spinalis dapat dibagi
menjadi tumor primer dan tumor sekunder. Tumor primer dapat bersifat jinak
maupun ganas, sementara tumor sekunder selalu bersifat ganas karena merupakan
metastasis dari proses keganasan di tempat lain seperti kanker paru-paru,
payudara, kelenjar prostat, ginjal, kelenjar tiroid atau limfoma. Tumor primer
yang bersifat ganas contohnya adalah astrositoma, neuroblastoma, dan kordoma,
sedangkan yang bersifat jinak contohnya neurinoma, glioma, dan ependimoma.1
Berdasarkan lokasinya, tumor medula spinalis dapat dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu tumor intradural dan ekstradural, di mana tumor intradural itu
sendiri dibagi lagi menjadi tumor intramedular dan ekstramedular. Macam-macam
tumor medula spinalis berdasarkan lokasinya dapat dilihat pada Tabel 1.
7
Gambar 2.2 (A) Tumor intradural-intramedular, (B) Tumor intradural-
ekstramedular, dan (C) Tumor Ekstradural
Tabel 1. Tumor Medula Spinalis Berdasarkan Gambaran Histologisnya