Top Banner
TUGAS GEOLOGI REKAYASA ABRASI Disusun Oleh: NAMA : RIENDY NOVIANTO NPM : 10100073 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PROF. DR. HAZAIRIN, SH. BENGKULU 2010/2011
18

TUGAS_GEOLOGI_REKAYASA.pdf

Apr 24, 2015

Download

Documents

abhankr
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: TUGAS_GEOLOGI_REKAYASA.pdf

TUGAS GEOLOGI REKAYASA

ABRASI

Disusun Oleh:

NAMA : RIENDY NOVIANTO

NPM : 10100073

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PROF. DR. HAZAIRIN, SH.

BENGKULU 2010/2011

Page 2: TUGAS_GEOLOGI_REKAYASA.pdf

BAB I

ABRASI

PENDAHULUAN

Kerusakan lingkungan akan semakin bertambah seiring dengan berjalannya

waktu. Contoh yang sering kita jumpai belakangan ini adalah masalah abrasi pantai.

Abrasi pantai ini terjadi hampir di seluruh wilayah di Indonesia.Masalah ini harus

segera diatasi karena dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi makhluk

hidup, tidak terkecuali manusia.

Abrasi pantai tidak hanya membuat garis-garis pantai menjadi semakin

menyempit, tapi bila dibiarkan begitu saja akibatnya bisa menjadi lebih berbahaya.

Seperti kita ketahui, negara kita Indonesia sangat terkenal dengan keindahan

pantainya. Setiap tahun banyak wisatawan dari mancanegara berdatangan ke

Indonesia untuk menikmati panorama pantainya yang sangat indah. Apabila pantai

sudah mengalami abrasi, maka tidak akan ada lagi wisatawan yang datang untuk

mengunjunginya.

Hal ini tentunya sedikit banyak akan mempengaruhi perekonomian di

Indonesia karena secara otomatis devisa negara dari sektor pariwisata akan

mengalami penurunan. Selain itu, sarana pariwisata seperti hotel, restoran, dan juga

kafe-kafe yang terdapat di areal pantai juga akan mengalami kerusakan yang akan

mengakibatkan kerugian material yang tidak sedikit. Demikian juga dengan

pemukiman penduduk yang berada di areal pantai tersebut. Banyak penduduk yang

akan kehilangan tempat tinggalnya akibat rumah mereka terkena dampak dari abrasi.

Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa dampak dari abrasi sangat

berbahaya. Untuk itu kami akan mencoba menjelaskan lebih lanjut mengenai apa itu

abrasi, penyebab abrasi, dan bagaimana solusi untuk menanggulanginya. Kami harap

apa yang akan kami sampaikan ini dapat memberikan pengetahuan pada masyarakat

mengenai abrasi dan menambah rasa kepedulian masyarakat pada lingkungannya.

Page 3: TUGAS_GEOLOGI_REKAYASA.pdf

PENGERTIAN ABRASI

Menurut Para ahli :

a. Menurut (Donahue ,1983) Abrasi merupakan perusakan atau pengikisan

pantai oleh pukulan gelombang laut yang terus menerus terhadap dinding

pantai

b. Menurut (Kodoatie dan Sjarief ,2010) Abrasi adalah suatu proses perubahan

bentuk pantai yang disebabkan oleh gelombang laut, arus laut, dan pasang

surut air laut

c. Menurut Sunarto, Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Muhammadiyah Pontianak, abrasi sebenarnya merupakan

peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut. Pengikisan ini

terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan. Naiknya

permukaan air laut bisa disebabkan mencairnya es di daerah censor akibat

pemanasan global. Selain itu, kurangnya kesadaran masyarakat untuk

melestarikan hutan bakau atau mangrove.

Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya daerah pantai akibat gelombang air

laut/ombak yang terus menerus mengenai daerah pantai. Gelombang ini terjadi karena

permukaan air laut mengalami peningkatan. Naiknya permukaan air laut ini

disebabkan mencairnya es di daerah kutub akibat pemanasan global yang terjadi pada

dunia sekarang ini.

Gambar. Abrasi Pesisir Kabupaten

Mukomuko,Bengkulu)

Sumber: Harian Rakyat Bengkulu

Page 4: TUGAS_GEOLOGI_REKAYASA.pdf

Abrasi disebabkan oleh naiknya permukaan air laut diseluruh dunia karena

mencairnya lapisan es di daerah kutub bumi. Mencairnya lapisan es ini merupakan

dampak dari pemanasan global yang terjadi belakangan ini. Seperti yang kita ketahui

semakin banyaknya rumah kaca dan karena gas-gas CO2 yang berasal dari asap dari

pabrik-pabrik dan kenalpot kendaraan bermotor menghalangi keluarnya gelombang

panas dari matahari yang dipantulkan oleh bumi, sehingga panas tersebut akan tetap

terperangkap di dalam atmosfer bumi dan mengakibatkan suhu di permukaan bumi

meningkat. Suhu di kutub juga akan meningkat dan membuat es di kutub mencair, air

lelehan es itu mengakibatkan permukaan air di seluruh dunia akan mengalami

peningkatan dan akan menggerus daerah yang permukaannya rendah. Hal ini

menunjukkan bahwa terjadinya abrasi sangat erat kaitannya dengan pencemaran

lingkungan.

Gambar: Jalan Rusak akibat Abrasi

Sumber : Harian Rakyat Bnegkulu

Bukan Cuma karna pemanasan global yang menyebabkan abrasi, abrasi juga

disebabkan oleh semakin gundulnya hutan bakau akibat tangan manusia yang tidak

bertanggung jawab yang seenaknya menebang pohon bakau yang dapat mengatasi

atau menahan gelombang air laut langsung kepantai sehingga terjadinya pengikisan

oleh air laut bisa diatasi, tapi karena hutan bakaunya juga sudah tidak ada maka air

laut pun sangat mudah menembus daerah pantai dan mengikisnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, garis pantai di beberapa daerah di Indonesia

mengalami penyempitan yang cukup memprihatinkan. Contoh seperti yang terjadi di

daerah pesisir pantai wilayah kabupaten Indramayu. Abrasi yang terjadi mampu

menenggelamkan daratan antara 2 hingga 10 meter pertahun dan sekarang dari

Page 5: TUGAS_GEOLOGI_REKAYASA.pdf

panjang pantai 114 kilometer telah tergerus 50 kilometer. Dari 10 kecamatan yang

memiliki kawasan pantai, hanya satu wilayah kecamatan yakni kecamatan Centigi

yang hampir tidak memiliki persoalan abrasi. Hal ini karena di wilayah kecamatan

Centigi kawasan hutan mangrove yang ada masih mampu melindungi kawasan pantai

dari abrasi. Tingkat abrasi yang cukup tinggi juga terjadi di kecamatan Pedes dan

Cibuaya Kabupaten Karawang.

Meskipun abrasi pantai dinilai belum pada kondisi yang membahayakan

keselamatan warga setempat, namun bila hal itu dibiarkan berlangsung, dikhawatirkan

dapat menghambat pengembangan potensi kelautan di kabupaten Karawang secara

keseluruhan, baik pengembangan hasil produksi perikanan maupun pemanfaatan

sumber daya kelautan lainnya. Abrasi yang terjadi di kabupaten Indramayu dan

kabupaten Karawang merupakan contoh kasus abrasi yang terjadi di Indonesia. Selain

di kedua tempat tadi, masih banyak daerah lain yang juga mengalami abrasi dengan

tingkat yang tergolong parah. Apabila hal ini tidak ditindaklanjuti secara serius, maka

dikhawatirkan dalam waktu yang tidak lama beberapa pulau yang permukaannya

rendah akan tenggelam.

Selain abrasi, masalah yang terjadi di daerah pesisir pantai adalah masalah

pencemaran lingkungan pantai. Beberapa pantai mengalami pencemaran yang cukup

parah seperti kasus yang terjadi di daerah Balikpapan, dimana pada tahun 2004

tercemar oleh limbah minyak. Tumpukan kerak minyak atau sludge berwarna hitam

yang mirip dengan gumpalan aspal tersebut beratnya diperkirakan mencapai 300 ton.

Contoh lain adalah kasus yang terjadi di sekitar teluk Jakarta.

Berbagai jenis limbah dan ribuan ton sampah yang mengalir melalui 13 kali di

Jakarta berdampak pada kerusakan Pantai Taman Nasional Kepulauan Seribu. Pada

tahun 2006, kerusakan terumbu karang dan ekosistem taman nasional itu diperkirakan

mencapai 75 kilometer. Tahun lalu saja telah terjadi kerusakan serius sepanjang 40

kilometer. Kali Ciliwung, Banjir Kanal Barat (BKB), Kali Sunter, dan Kali

Pesanggrahan merupakan penyumbang pencemaran terbesar ke Teluk Jakarta. Setiap

hari Kali Ciliwung, BKB, dan Kali Sunter mengalirkan sampah yang berton-ton

banyaknya.

Page 6: TUGAS_GEOLOGI_REKAYASA.pdf

Sampah berbagai jenis itu mengalir ke Teluk Jakarta, dan sampai ke Pantai

Taman Nasional Kepulauan Seribu. Kondisi ini memerlukan penanganan segera.

Terkait dengan itu, pencemaran teluk Jakarta harus segera diatasi, terutama dengan

melakukan pengurangan limbah sampah di sungai. Pencemaran yang terjadi di pesisir

pantai merupakan sesuatu yang sangat merugikan bagi manusia. Selain itu, sebagian

besar objek wisata di Indonesia merupakan wisata pantai.

Keindahan panorama pantai membuat wisatawan dari mancanegara

berdatangan ke Indonesia. Hal ini seharusnya membuat pemerintah lebih

mempedulikan kebersihan dan keasrian pantai, karena apabila keadaan pantai tidak

bersih dan dipenuhi sampah, wisatawan tidak akan mau lagi mengunjungi pantai di

Indonesia yang akibatnya dapat mengurangi devisa negara. Rusaknya lingkungan

pantai juga dapat merusak ekosistem yang ada disana. Biota yang hidup di daerah

pantai seperti terumbu karang dan ikan-ikan kecil akan mati bila tingkat

pencemarannya tinggi. Untuk itu diperlukan upaya dari pemerintah maupun

masyarakat untuk menjaga keindahan dan keasrian pantai.

Gambar : Kerusakan

ekosistem pesisir

berpengaruh

terhadap abrasi

Gambar : Pengikisan Tebing

akibat hantaman

gelombang terus

menerus

Page 7: TUGAS_GEOLOGI_REKAYASA.pdf

BAB II

PENYEBAB DAN PENANGGULANGAN ABRASI

PENYEBAB

Ditinjau dari berbagai macam peruntukan, wilayah pesisir dan lautan

merupakan wilayah yang sangat produktif, seperti untuk estuaria, hutan mangrove,

padang lamun dan terumbu karang. Tingginya produktivitas primer di wilayah pesisir

memungkinkan tingginya produktivitas sekunder seperti ikan dan hewan-hewan laut

lainnya, sehingga wilayah ini mampu menyumbangkan devisa yang tidak sedikit

kepada negara.

Di balik potensi tersebut, secara realistis pembangunan juga dikembangkan di

wilayah pesisir, sehingga di samping dampak positif dari pembangunan itu sendiri,

juga sering menimbulkan dampak negatif terhadap potensi sumber daya di sekitarnya

(Supriharyono, 2000).

Menurut (Gilman et el, 2006) Abrasi adalah peristiwa pengikisan lapisan

permukaan bumi/daratan pantai oleh air dan angin. Factor penyebabnya antara lain

iklim, topografi pantai, sifat sedimen atau pasir pantai dan kondisi vegetasi, sebagaian

besar kerusakan pantai terjadi karena vvegetasi pantai tidak berfungsi untuk

mencegah terjadinya pengikisan pantai atau abrasi.

Menurut (Wibisono, 2005) ada bebrapa factor yang memicu terjadinya abrasi

adalah karena efek dari refraksi gelombang. Factor lain diantaranya :

a. Eksploitasi alam berupa penambangan pasir disepanjang pesisir pantai

secara serampangan

b. Rusaknya ekosistem hutan mangrove dipesisir pantai

c. Pembuangan sampah dan limbah ke daerah bantaran sungai dan esisir

pantai

Page 8: TUGAS_GEOLOGI_REKAYASA.pdf

d. Pembuatan tambak tambak yang tidak sesuai dengan ketentuan yang

berlaku

e. Factor lam seperti, karakteristik ombak, vegetasi penutup lahan

disekitar pantai, angin, curah hujan dan lain sebagainya.

Gambar : Rusaknya ekosistem hutan

mangrove dipesisir pantai

Sumber : http://wikipedia.com

Menurut (Kodoatie dan Sjarief, 2010) ada dua factor yang menjadi penyebab

abrasi diantaranya factor alam dan factor manusia. Faktor alam disebabkan oleh angin

yang bertiup diatas lautan yang menimbulkan gelombang dan arus laut yang

mempunyai kekuatan untuk mengikis daerah pantai. Gelombang yang tiba di pantai

dapat menggetarkan tanah atau batuan yang lama kelamaan akan terlepas dari daratan

Faktor Manusia misalnya penambangan pasir, kegiatan reklamasi.

Penambangan pasir sangat berperan bayak terhadap abrasi pantai, baik didaerah

tempat penambangan pasir maupun di daerah sekitarnya karena terkurasnya pasir laut

akan berpengaruh terhadap kecepatan dan arah arus laut yang menghantam pantai.

Abrasi disebabkan oleh naiknya permukaan air laut diseluruh dunia karena

mencairnya lapisan es di daerah censor bumi. Mencairnya lapisan es ini merupakan

dampak dari pemanasan global yang terjadi belakangan ini. Seperti yang kita

ketahui,pemanasan global terjadi karena gas-gas CO2 yang berasal dari asap pabrik

maupun dari gas buangan kendaraan bermotor menghalangi keluarnya gelombang

panas dari matahari yang dipantulkan oleh bumi, sehingga panas tersebut akan tetap

terperangkap di dalam atmosfer bumi dan mengakibatkan suhu di permukaan bumi

meningkat. Suhu di censor juga akan meningkat dan membuat es di censor mencair,

air lelehan es itu mengakibatkan permukaan air di seluruh dunia akan mengalami

Page 9: TUGAS_GEOLOGI_REKAYASA.pdf

peningkatan dan akan menggerus daerah yang permukaannya rendah. Hal ini

menunjukkan bahwa terjadinya abrasi sangat erat kaitannya dengan pencemaran

lingkungan.

Dalam beberapa tahun terakhir, garis pantai di beberapa daerah di Indonesia

mengalami penyempitan yang cukup memprihatinkan. Seperti yang terjadi di daerah

pesisir pantai wilayah kabupaten Indramayu. Abrasi yang terjadi mampu

menenggelamkan daratan antara 2 hingga 10 meter pertahun dan sekarang dari

panjang pantai 114 kilometer telah tergerus 50 kilometer. Dari 10 kecamatan yang

memiliki kawasan pantai, hanya satu wilayah kecamatan yakni kecamatan Centigi

yang hampir tidak memiliki persoalan abrasi. Hal ini karena di wilayah kecamatan

Centigi kawasan hutan mangrove yang ada masih mampu melindungi kawasan pantai

dari abrasi

Tingkat abrasi yang cukup tinggi juga terjadi di kecamatan Pedes dan Cibuaya

Kabupaten Karawang. Meskipun abrasi pantai dinilai belum pada kondisi yang

membahayakan keselamatan warga setempat, namun bila hal itu dibiarkan

berlangsung, dikhawatirkan dapat menghambat pengembangan potensi kelautan di

kabupaten Karawang secara keseluruhan, baik pengembangan hasil produksi

perikanan maupun pemanfaatan sumber daya kelautan lainnya.

Abrasi yang terjadi di kabupaten Indramayu dan kabupaten Karawang

merupakan contoh kasus abrasi yang terjadi di Indonesia. Selain di kedua tempat tadi,

masih banyak daerah lain yang juga mengalami abrasi dengan tingkat yang tergolong

parah. Apabila hal ini tidak ditindaklanjuti secara serius, maka dikhawatirkan dalam

waktu yang tidak lama beberapa pulau yang permukaannya rendah akan

tenggelam.Selain abrasi, masalah yang terjadi di daerah pesisir pantai adalah masalah

pencemaran lingkungan pantai. Beberapa pantai mengalami pencemaran yang cukup

parah seperti kasus yang terjadi di daerah Balikpapan, dimana pada tahun 2004

tercemar oleh limbah minyak. Tumpukan kerak minyak atau sludge berwarna hitam

yang mirip dengan gumpalan aspal tersebut beratnya diperkirakan mencapai 300 ton.

Contoh lain adalah kasus yang terjadi di sekitar teluk Jakarta. Berbagai jenis

limbah dan ribuan ton sampah yang mengalir melalui 13 kali di Jakarta berdampak

pada kerusakan Pantai Taman Nasional Kepulauan Seribu. Pada tahun 2006,

Page 10: TUGAS_GEOLOGI_REKAYASA.pdf

kerusakan terumbu karang dan ekosistem taman nasional itu diperkirakan mencapai

75 kilometer. Tahun lalu saja telah terjadi kerusakan serius sepanjang 40 kilometer.

Kali Ciliwung, Banjir Kanal Barat (BKB), Kali Sunter, dan Kali Pesanggrahan

merupakan penyumbang pencemaran terbesar ke Teluk Jakarta. Setiap hari Kali

Ciliwung, BKB, dan Kali Sunter mengalirkan sampah yang berton-ton banyaknya.

Sampah berbagai jenis itu mengalir ke Teluk Jakarta, dan sampai ke Pantai Taman

Nasional Kepulauan Seribu. Kondisi ini memerlukan penanganan segera.

Terkait dengan itu, pencemaran teluk Jakarta harus segera diatasi, terutama dengan

melakukan pengurangan limbah sampah di sungai. Pencemaran yang terjadi di pesisir

pantai merupakan sesuatu yang sangat merugikan bagi manusia. Selain itu, sebagian

besar objek wisata di Indonesia merupakan wisata pantai. Keindahan panorama pantai

membuat wisatawan dari mancanegara berdatangan ke Indonesia. Hal ini seharusnya

membuat pemerintah lebih mempedulikan kebersihan dan keasrian pantai, karena

apabila keadaan pantai tidak bersih dan dipenuhi sampah, wisatawan tidak akan mau

lagi mengunjungi pantai di Indonesia yang akibatnya dapat mengurangi devisa

negara.

Rusaknya lingkungan pantai juga dapat merusak ekosistem yang ada disana.

Biota yang hidup di daerah pantai seperti terumbu karang dan ikan-ikan kecil akan

mati bila tingkat pencemarannya tinggi. Untuk itu diperlukan upaya dari pemerintah

maupun masyarakat untuk menjaga keindahan dan keasrian pantai.

DAMPAK AKIBAT ABRASI

Menurut (Dahuri, 2008) kerusakan perairan sebenarnya tidak dapat dihindari

di setiap wilayah pesisir Negara manapun. Salah satunya adalah kerusakan akibat

abrasi. Abrasi menimbulkan dampak yang sangat merugikan bagi siapapun, dampak

negative yang diakibatkan oleh abrasi antara lain :

a. Penyusutan lebar pantai sehingga menyempitnya lahan bagi penduduk yang

tinggal di pinggir pantai.

b. Kerusakan hutan bakau disepanjang pantai, karena terpaan ombak yang

didorong angin kencang begitu besar

Page 11: TUGAS_GEOLOGI_REKAYASA.pdf

c. Kehilangan tempat berkumpulnya ikan ikan perairan pantai karena terkikisnya

hutan bakau.

d. Dampak dampak negative pada awalnya muncul karena tidak seimbangnya

ekosistem yang ada dipesisir

USAHA PENANGGULANGAN ABRASI

Menurut (Rais, 1994) pengaruh abrasi perlu diperkecil secara sederhana,

diantaranya :

a. Penanaman kembali hutan bakau. Yaitu melalui rehabilitasi lingkungan pesisir

yang hutan bakaunya sudah punah baik akibat dari abrasi itu sendiri maupun

dari pembukaan lahan tambak

Gambar : Penanaman

Mangrove

(Vegetasi

pencegah abrasi)

b. Pelarangan penggalian pasir pantai. Perlu peraturan baik tingkat pemerintah

daerah maupun pusat yang mengatur pelarangan penambangan pasir pantai

sevara besar besaran yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan

c. Pembuatan pemecah gelombang. Pemecah gelombang perlu dibuat di pesisir

pesisir karena dapat mengurangi kekuatan gelombang yang menerjang pantai

Gambar : Pemecah Gelombang

Page 12: TUGAS_GEOLOGI_REKAYASA.pdf

d. Pelestarian terumbu karang. Terumbu karang juga berfungsi mengurangi

kekuatan gelombang yang sampai ke pantai, oleh karena itu perlu pelestarian

terumbu karang dengan membuat peraturan untuk melindungi habitatnya

Menurut (Kodoatie dan Sjarief, 2010) ada banyak hal yang dapat dilakukan

dalam penanggulangan abrasi diantaranya :

a. Revetment.

Revetment adalah strutur pelindung pantai yang dibuat sejajar pantai dan

biasanya memiliki permukaan miring. Strukturnya biasa terdiri beton, timbunan

batu, karung pasir, dan beronjong (gabion). Karena permukaannya terdiri dari

timbunan batu/blok beton dengan rongga rongga diantaranya, maka revetment

lebih efektif untuk meredam energy gelombang.

Gambar : Revetment

b. SeaWall.

Seawall hamper serupa dengan revetment, yaitu dibuat sejajar pantai tapi seawall

memiliki dinding relative tegak atau lengkung. Seawall pada umumnya dibuat dari

konstruksi padat seperti beton, turap baja/kayu, pasangan batu atau pipa beton

sehingga seawall tidak meredam energy gelombang, tetapi gelombang yang

memukul permukaan seawall akan dipantulkan kembali menyebabkan gerusan

pada bagian tumitnya.

Page 13: TUGAS_GEOLOGI_REKAYASA.pdf

Gambar : Seawall

c. Groin (Groyne).

Groin adalah struktur pengaman pantai yang dibangun menjorok relative tegak

lurus terhadap arah pantai. Bahan konstruksinya umumnya kayu, baja, beton (pipa

beton), dan batu.

Gambar : Groyne

Page 14: TUGAS_GEOLOGI_REKAYASA.pdf

d. Pemecah Gelombang sejajar pantai.

Pemecah gelombang sejajar pantai ini dibuat terpisah kearah lepas pantai, tetapi

masih didalam zona gelombang pecah (breaking zone). Bagian sisi luar pemecah

gelombang memberikan perlindungan dengan meredam energy gelombang

sehingga gelombang dan arus dibelakangnya dapat dikurangi. Pantai dibelakang

struktur akan stabil dengan terbentuknya endapan sedimen.

Gambar : Breaking Zone

e. Stabilitasi Pantai.

Stabilitasi pantai dilakukan dengan membuat bangunan pengarah sedimen seperti

tanjung buatan, pemecah gelombang sejajar pantai, dan karang buatan yang

dikombinasikan dengan pengisian pasir. Metode ini dilakukan apabila suatu pantai

terdapat deficit sedimen yang sangat besar sehingga dipandang perlu untuk

mengembalikan kawasan pantai yang hilang akibat abrasi

Page 15: TUGAS_GEOLOGI_REKAYASA.pdf

Menurut (Soemaryo, 2004) penanggulangan abrasi pesisir pantai dapat

melakukan hal hal berikut :

1. Memprioritaskan pembangunan konstruksi pengaman pantai untuk :

a.Menanggulangi kerusakan di daerah padat penduduk guna mencegah,

mengurangi korban jiwa

b. Menanggulangi kerusakan yang mengancam pemukiman dan fasilitas

umum

c. Mencegah kerugian material lain seperti kerusakan areal pertanian, tambak,

hutan mangrove dan perkebunan

2. Menyusun dan menerapkan program pemeliharaan yang

berkelanjutan(pemantauan, evaluasi, perbaikan, rehabilitasi)

3. Mendukung upaya peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang

kelestarian ekosistem pantai

4. Menggunakan atau memanfaatkan bahan atau material ramah lingkungan

5. Meningkatkan anggaran di bidang Pengamanan Pantai

6. Dalam desain mencantumkan komponen peningkatan kenaikan muka air laut

sebesar 0,5 m (contoh : penanganan reklamasi Pulau Nipah)

Page 16: TUGAS_GEOLOGI_REKAYASA.pdf

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

Abrasi dan pencemaran pantai merupakan masalah pelik yang dihadapi oleh

masyarakat. Dari penjelasan kami di atas kami dapat menyimpulkan beberapa hal.

Adapun beberapa kesimpulan yang dapat kami sampaikan adalah sebagai berikut :

1. Abrasi diakibatkan oleh maiknya permukaan air laut karena mencairnya

lapisan es yang ada di daerah kutub bumi. Es tersebut mencair akibat

terjadinya pemanasan global.

2. Masalah abrasi maupun pencemaran lingkungan ini sangat sulit untuk

diatasi karena kurangnya kesadaran masyarakat akan lingkungannya.

Masih banyak orang yang membuang sampah pada sembarang tempat

yang nantinya dapat mencemari lingkungan.

3. Dampak yang diakibatkanoleh abrasi ini sangat besar. Garis pantai akan

semakin menyempit dan apabila tidak diatasi lama kelamaan daerah-

daerah yang permukaannya rendah akan tenggelam.

4. Dampak dari abrasi dapat dikurangi dengan membangun alat pemecah

ombak dan juga menanam pohon bakau di pinggir pantai. Alat pemecah

ombak dapat menahan laju ombak dan memecahkan gelombang air sehingga

kekuatan ombak saat mencapai bibir pantai akan berkurang. Demikian juga

dengan pohon bakau yang ditanam di pinggiran pantai. Akar-akarnya yang

kokoh dapat menahan kekuatan ombak agar tidak mengikis pantai.

Dari kesimpulan tersebut dapat kita lihat penyebab abraasi dan juga beberapa

cara untuk mengatasinya. Kita juga dapat mengetahui dampak yang dapat ditimbulkan

apabila hal ini tidak segera diatasi. Menurut kami permasalahan ini harus diselesaikan

bukian hanya oleh pemerintah, tapi juga memerlukan partisipasi dari masyarakat.

Page 17: TUGAS_GEOLOGI_REKAYASA.pdf

Selain kesimpulan tadi, saya juga memiliki beberapa saran yang akan kami

sampaikan. Adapun saran-saran yang akan kami sampaikan adalah sebagai berikut :

1. Masyarakat harus mengambil peran dalam mengatasi masalah abrasi dan

pencemaran pantai, karena usaha dari pemerintah saja tidak cukup berarti

tanpa bantuan dari masyarakat.

2. Pemerintah harus memberikan hukuman yang tagas bagi setiap orang yang

merusak lingkungan.

3. Pembangunan alat pemecah ombak dan penanaman pohon bakau harus

segera dilakukan agar abrasi yang terjadi di beberapa daerah tidak

bertambah parah.

4. Bagi para pemilik pabrik maupun usaha apapun yang ada di sekitar pantai

agar tidak membuang limbah atau sampah ke laut. Mereka harus menyediakan

sarana kebersihan agar limbah atau sampah yang mereka hasilkan tidak

mencemari pantai.

Demikianlah saran-saran yang dapat kami sampaikan,semoga apa yang telah

kami sampaikan dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat agar mau menjaga

keasrian dan kebersiha lingkungan. Semua orang harus ikut berperan serta dalam

menanggulangi masalah yang sangat berbahaya yang bernama ABRASI.

Penulis

Riendy Novianto NPM : 10100073

Page 18: TUGAS_GEOLOGI_REKAYASA.pdf