Peranan British Dalam Pembentukan Negara Israel
Sejarah Bangsa Yahudi dan Negara Israel
Siapakah bangsa Yahudi ini ??
Menurut studi sejarah yang didasarkan penggalian arkeologi dan
lembaran-lembaran kitab suci, awal bangsa Yahudi erat hubungannya
dengan kisah nabi Ibrahim AS yang ditengarai terjadi kurang lebih
3800 tahun yang lalu atau 1800 tahun SM.
Tafsir Al-Qur'an menunjukkan bahwa Ibrahim (Abraham) AS,
diperkirakan tinggal di daerah Palestina yang dikenal saat ini
sebagai Al-Khalil (Hebron), tinggal di sana bersama Nabi Luth (Lot)
(QS, 21:69-71). Putra nabi Ibrahim adalah nabi Ismail dan nabi
Ishak kemudian putra nabi Ishak adalah nabi Jakub. 12 putra nabi
Yakub ini yang kemudian dikenal sebagai 12 suku Israel.
Putra bungsu nabi Yakub AS adalah nabi Yusuf AS, yang dikenal
dari sejarah, setelah ditinggalkan di padang pasir oleh
kakak-kakaknya, berhasil menjadi kepala bendahara di Mesir. Karena
itu ayahnya, nabi Yakub, serta kakak-kakaknya menyusul nabi Yusuf
AS ke Mesir dan hidup damai di sana sampai suatu hari Firaun yang
berkuasa memperbudak keturunan mereka yang dikenal dengan bani
Israel.
Karena kekejaman Firaun yang tak terkira terhadap bani Israel,
Allah SWT telah mengirim nabi Musa (Moses) AS masa itu, dan
memerintahkannya untuk membawa bani Israel keluar dari Mesir. Musa
AS dan kaumnya meninggalkan Mesir, dengan pertolongan mukjizat
Allah, sekitar tahun 1250 SM. Mereka tinggal di Semenanjung Sinai
dan timur Kanaan. Dalam Al-Qur'an, Musa memerintahkan Bani Israel
untuk memasuki Kanaan, (Qur'an, 5:21).
Setelah Musa AS, bangsa Israel tetap berdiam di Kanaan
(Palestina). Menurut ahli sejarah, Daud (David) menjadi raja Israel
dan membangun sebuah kerajaan berpengaruh. Selama pemerintahan
putranya Sulaiman (Solomon), batas-batas Israel diperluas dari
Sungai Nil di Selatan hingga sungai Eufrat di negara Siria sekarang
di utara.
Ini adalah sebuah masa gemilang bagi kerajaan Israel dalam
banyak bidang, terutama arsitektur. Di Yerusalem, Sulaiman
membangun sebuah istana dan biara yang luar biasa. Setelah
wafatnya, Allah mengutus banyak lagi nabi kepada Bani Israel
meskipun dalam banyak hal mereka tidak mendengarkan mereka dan
mengkhianati Allah.
Setelah kematin Sulaiman, kerajaan yahudi terbelah di utara
Israel dengan ibukota Samarria dan Di Selatan Juda dengan ibukota
Yerrusalem. Dengan berlalunya waktu Suku yahudi jatuh di bawah
Assyurriea dan Babilon atau pergi ke Mesir sebagai pelarian. Ketika
raja Perrsia Kyros 539 SM mengizinkan orang Yahudi kembali dari
pelarian mereka, banyak orang Yahudi yang tidak kembali, di sinilah
mulainya Diaspora.
63 SM Juda dan Israel jatuh ke tangan ornag Romawi dan tahun 70
berhasil menghancurkan pemberontakan Yerusalem dan menghancurkan
biara dan Juda.
Awal terbentuknya Israel
Setelah itu kehidupan orang Yahudi hanya ada dalam pelarian dan
pengejaran, baru di kekalifahan Usman, orang Yahudi dapat merasakan
kehidupan yang damai dengan membayar pajak perlindungan. Akhir abad
ke 19, ditunjang oleh Jewish Colonization Assocation Baron Hirsch,
Yahudi dari Eropa Timur berreimigrasi ke Argentina dan membentuk
Kolonialisme pertanian, untuk kembali ke Palestina. Ini dimulai
tahun 1881.
1896 Theodor Herzl kelahiran Budapest membuat Negara Yahudi.
Tujuannya untuk membuat negara untuk orang Yahudi di Palestina,
didukung oleh uang hasil sumbangan dari seluruh orang Yahudi di
dunia. Herzl ini juga dikenal pendiri zionisme, yang juga tidak
disetujui oleh orang Yahudinya sendiri.
1914 Di Palestina hidup 1200 orang Yahudi. Setelah kekalahan
kekalifahan Usman di perang dunia ke-1, Palestina menjadi bola
permainan para penguasa. Para Zionis ada di sisi Inggris dan
Amerika.
1917 Tanggal 2 November mentri luar negri Inggris Lord Balfour
menandatangani Deklarasi Balfour untuk membangun negara yahudi.
Sebulan kemudian masuklah tentara Inggris ke Yerusalem.
1920 Gabungan Negara-negara menyerahkan mandat Palestina ke
Inggris. Akibatnya datanglah 75.000 lagi orang Yahudi ke Palestina.
Negara-negara Arab tidak menyetujui didirikannya negar Yahudi di
Palestina.
1922 Transjordania dipisahkan dari daerah mandat. Sebagai
perwakilan orang Yahudi dibuatlah Jewish Agency. Di tahun ini hidup
kurang lebih 80.000 orang Yahudi di Palestina
1933 Di Jerman dimulailah pengejaran secara sistematis orang
Yahudi.
1936 Masyarakat Arab menentang politik masuknya orang Yahudi ke
Palestina, tapi orang Yahudi dibantu oleh tentara Inggris.
1937 Sesudah pemerintah Mandat membatasi imigrasi dan pembelian
tanah oleh orang Yahudi, timbullah ketegangan yang dilakukan oleh
organisasi bawah tanah Yahudi terhadap orang Inggris.
1939 Pendidikan sebuah brigade Yahudi untuk memasukkan orang
Yahudi ke Palestina
1945 Komisi Inggris Amerika menganjurkan penerimaan 100.000
orang Yahudi di Palestina, tapi kemudian ditolak oleh Inggris
sehingga menyebabkan kerusuhan di antara Yahudi - Palestina.
1947 UNO menganjurkan pemisahan Palestina dan pembentukan negara
Yahudi dan Arab. Perang antara Yahudi dan Arab menghindarkan
dilanjutkannya rencana itu.
1948 Inggris mengakhiri Mandatnya atas Palestina dan tanggal 14
Mei meninggalkan Palestina. Tentara Yahudi memasuki Palestina dan
mengusir orang Palestina yang didukung oleh negara-negara Arab. Di
hari yang sama Ben Gurion menyerukan kemerdekaan Israel di kota
yang dibentuk mereka, Tel Aviv, sehingga kemudian menyebabkan
perang hari pertama Timur Tengah.
1949 Setelah perang, Israel diakui sebagai negara oleh UNO.
Karena itu hiduplah ratusan ribu orang Palestina di pengasingan
terutama di Gaza. Pemerintah Israel mengumumkan Yerusalem sebagai
ibukota. Di Palestina ada sekitar 650.000 orang Yahudi.
Sumber dari :
http://cahayahati.multiply.com/journal/item/192
Diposkan oleh jA 'Blog di Selasa, Oktober 04, 2011
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke
Facebook12 Rahasia Kejahatan Yahudi
Ide mendirikan negara Yahudi dalam perkembangan gerakan Zionis,
sebenarnya banyak dipengaruhi oleh Theodore Herzl. Dalam
tulisannya, Der Jadenstaat (Negara Yahudi), dia mendorong
organisasi Yahudi dunia untuk meminta persetujuan Turki Usmani
sebagai penguasa di Palestina agar diizinkan membeli tanah di sana.
Kaum Yahudi hanya diizinkan memasuki Palestina untuk melaksanakan
ibadah, bukan sebagai komunitas yang punya ambisi politik (lihat:
Palestine and The Arab-Israeli Conflict, 2000: 95). Keputusan ini
memicu gerakan Zionis radikal. Bersamaan dengan semakin melemahnya
pengaruh Turki Usmani, para imigran Zionis berdatangan setelah
berhasil membeli tanah di Palestina utara. Imigrasi besar-besaran
ini pun berubah menjadi penjajahan tatkala mereka berhasil
menguasai ekonomi, sosial dan politik di Palestina dengan dukungan
Inggris (Israel, Land of Tradition and Conflict, 1993:27).
Berakhirnya Perang Dunia I, Inggris berhasil menguasai Palestina
dengan mudah. Sherif Husein di Mekah yang dilobi untuk memberontak
kekuasaan Turki juga meraih kesuksesan. (1948 and After: Israel and
Palestine, 1990:149). Rakyat Palestina semakin terdesak dan menjadi
sasaran pembantaian. (2000:173). Agresi Zionis terus berlanjut, 360
desa dan 14 kota yang didiami rakyat Palestina dihancurkan dan
lebih 726.000 jiwa terpaksa mengungsi. Akhirnya pada Jumat, 14 Mei
1948, negara baru Israel dideklarasikan oleh Ben Gurion, bertepatan
dengan 8 jam sebelum Inggris dijadwal meninggalkan Palestina. Untuk
strategi mempertahankan keamanannya di masa berikutnya, Israel
terus menempel AS hingga berhasil mendapat pinjaman 100 juta U$D
untuk mengembangkan senjata nuklir.
Elisabeth Diana Dewi dalam karya ilmiahnya, The Creation of The
State of Israel menguraikan bahwa secara filosofi, negara Israel
dibentuk berdasarkan tiga keyakinan yang tidak boleh dipertanyakan:
(a) tanah Israel hanya diberikan untuk bangsa pilihan Tuhan sebagai
bagian dari Janji-Nya kepada mereka. (b) pembentukan negara Israel
modern adalah proses terbesar dari penyelamatan tanah bangsa
Yahudi. (c) pembentukan negara bagi mereka adalah solusi atas
sejarah penderitaan Yahudi yang berjuang dalam kondisi tercerai
berai (diaspora). Maka, merebut kembali seluruh tanah yang
dijanjikan dalam Bibel adalah setara dengan penderitaan mereka
selama 3000 tahun. Oleh sebab itu, semua bangsa non-Yahudi yang
hidup di tanah itu adalah perampas dan layak untuk dibinasakan.
Yahudi dalam Al-Quran
Fakta fenomenal saat ini yang menggambarkan arogansi,
kecongkakan dan penindasan Yahudi terhadap kaum muslimin adalah
hikmah yang harus diambil dari Firman-Nya: Dan telah Kami tetapkan
terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: "Sesungguhnya kamu akan
membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan
menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar. (QS.17:4). Dalam
tafsir Jalalayn dijelaskan bahwa maksud fil ardhi dalam ayat itu
adalah bumi Syam yang meliputi Suriah, Palestina, Libanon, Yordan
dan sekitarnya.
Pembunuhan bukan hal asing dalam sejarah Yahudi. Bahkan
nabi-nabi mereka, seperti Nabi Zakariya dan Nabi Yahya pun dibunuh.
Mereka juga mengira telah berhasil membunuh Nabi Isa dan bangga
atas usahanya. Tapi Al-Quran membantahnya (QS.4:157). Inilah di
antara makna bahwa yang paling keras permusuhannya terhadap kaum
beriman ialah orang Yahudi dan musyrik (QS. 5:82).
Penolakan janji Allah (QS. 5:21-22) yang memastikan kemenangan
jika mau berperang bersama Nabi Musa, membuktikan sebenarnya Yahudi
adalah bangsa penakut, pesimis, tamak terhadap dunia dan lebih
memilih hidup hina daripada mati mulia. Bahkan QS. 5:24
menggambarkan bahwa mereka tidak butuh tanah yang dijanjikan dan
tidak ingin merdeka selama masih ada sekelompok orang kuat yang
tinggal di sana. Lalu mereka meminta Nabi Musa dan Tuhannya
berperang sendiri.
Oleh karena itu Al-Quran menggambarkan bahwa kerasnya batu tidak
bisa mengimbangi kerasnya hati kaum Yahudi. Sebab masih ada batu
yang terbelah lalu keluar mata air darinya dan ada juga yang
meluncur jatuh karena takut kepada Allah (QS. 2:74). Keras hati
kaum Yahudi ini di antaranya disebabkan hobi mereka mendengarkan
berita dusta dan makan dari usaha yang diharamkan (QS. 5:24).
Dua Belas Kejahatan Yahudi
Dalam buku Qabaih al-Yahud dijelas 12 kejahatan Yahudi yang
termaktub dalam Al-Quran. Kejahatan itu adalah sebagai berikut:
Menuduh Nabi Musa punya penyakit kusta karena tidak mau mandi
bersama mereka. (QS. 33:69)
Enggan melaksanakan Taurat, sehingga Allah mengangkat gunung
Tursina untuk mengambil perjanjian yang teguh. (QS.2:93)
Tidak mau beriman kecuali jika melihat Allah langsung. (QS. 2:55
dan 4:153)
Merubah perintah agar masuk negeri yang dijanjikan seraya
bersujud dan mengucapkan hithah, yakni memohon ampunan. Tapi mereka
mengganti perintah itu dengan cara melata di atas anusnya dan
mengatakan hinthah, yakni sebutir biji di rambut. (QS. 2:58-59
Menuduh Nabi Musa mengolok-olok mereka saat mereka disuruh
menyembelih sapi betina. (QS. 2:67)
Menulis Alkitab dengan tangan mereka, lalu mengatakan ini dari
Allah. (QS. 2:79)
Memutar-mutar lidahnya untuk menyakinkan bahwa yang dibacanya
itu adalah wahyu yang asli. (QS. 3:78)
Merubah Firman Allah. (QS.2:75)
Menyembah patung sapi saat ditinggal Nabi Musa mengambil Taurat.
(QS.2: 51 dan 92)
Mengatakan Tangan Allah terbelenggu. (QS.5:64)
Menuduh Allah itu faqir. (QS. 3:181)
Menyuruh Nabi Musa dan Tuhannya berperang untuk mereka
(QS.5:24)
Di samping itu, sosok nabi yang seharusnya dijadikan suri
tauladan, justru dinistakan. Nabi Ibrahim dalam Kejadian pasal
12:10-16 dan 20:1-14, dikisahkan sebagai orang yang hina,
menjijikkan dan rakus harta benda. Beliau dituduh menjual isterinya
yang cantik demi meraih keuntungan. Kitab suci mereka tidak pernah
menceritakan beliau sebagai Nabi pemberani yang menghancurkan
patung meskipun harus dilemparkan kedalam api, menyeru ayah dan
kaumnya meninggalkan kemusyrikan. Kisah memilukan juga menimpa Nabi
Luth. Dalam Kejadian Pasal 19:30-38, beliau dikisahkan menzinahi
kedua putrinya dalam keadaan mabuk.
Islam adalah musuh permanen bagi Yahudi dan Nasrani. Sebab Islam
adalah satu-satunya agama yang kitab sucinya mengoreksi langsung
kesalahan dua agama itu. Ibarat seorang adik, ia berani membongkar
kejahatan kedua kakaknya. Oleh sebab itu, kedengkian mereka tidak
akan padam dan masih eksis dalam kajian-kajian mereka. Contoh
kedengkian intelektual ini seperti klaim bahwa Al-Quran banyak
dipengaruhi kosa kata Ibrani, seperti diungkapkan Adnin Armas dalam
bukunya Metodologi Bibel dalam Studi Al-Quran. Klaim ini dicetuskan
oleh Abraham Geiger (1810-1874), seorang rabi dan pendiri Yahudi
Liberal di Jerman dalam karyanya, Apa yang telah Muhammad pinjam
dari Yahudi?
Jauh sebelumnya, Imam Syafii telah menolak tudingan semisal itu
dan menguatkan bahwa Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab. Sebab
semua lafadz dalam Al-Quran mustahil tidak dipahami oleh semua
orang Arab, meskipun sebagian lafadz itu ada yang tidak dimengerti
oleh sebagian orang Arab. Hal ini mengingat luasnya samudera bahasa
Arab, bukan karena kata itu tidak berasal dari bahasa Arab. Karena
kata-kata yang dituduhkan asing itu telah menjadi bahasa Arab,
dikenal dan telah digunakan oleh masyarakat Arab sebelum turunnya
Al-Quran.
Anehnya, virus Geiger kini berkembang subur di sebagian umat.
Pengacauan studi Islam dan maraknya franchise-franchise
hermeneutika untuk menafsirkan Al-Quran di sebagian institusi
pendidikan tinggi Islam sangat potensial melemahkan akidah dan
ukhuwah. Fenomena ini perlu dipertimbangkan para tokoh umat di
samping fatwa tentang pemboikotan produk Israel dan Amerika
Posted by Admin at 16:29
Email ThisBlogThis!Share to TwitterPeranan British Dalam
Pembentukan Negara Israel
1.0 Pendahuluan
Sejak 3500 tahun Sebelum Masehi, Palestin telah didiami oleh
orang-orang Arab Palestin. Ia terletak berhampiran dengan Laut
Mediterranean di sebelah barat, Lubnan di utara, Syria dan Jordan
di sebelah timur dan Laut Merah serta Semenanjung Sinai di sebelah
selatan. Kedudukannya amat strategik kerana ia terletak di
tengah-tengah Semenanjung Tanah Arab iaitu kawasan yang banyak
telaga minyak terkaya di dunia. Ia juga sebagai batu loncatan ke
Benua Asia dan Afrika. Oleh itu banyak negara barat mengidam-idam
untuk menguasainya terutamanya dalam aspek ekonomi dan
kolonial.
Oleh sebab-sebab di atas maka pendudukan kaum zionis Israel ke
atas wilayah suci Palestin bukanlah satu perkara yang kebetulan,
melainkan sudah lama dirancangkan secara rapi oleh kaum Zionis
Yahudi. Gerakan ini bermula dari tahun-tahun 1890-an dan memakan
masa setengah abad lamanya dengan mendapat sokongan daripada
sesetengah negara barat khasnya imperialis British dan imperialis
Amerika Syarikat.
Kerana sebab-sebab sejarah, bangsa Yahudi tinggal bertaburan di
dunia khasnya di Jerman, Amerika, Russia dan lain-lain. Kaum Zionis
sudah lama berangan-angan hendak mendirikan sebuah negara Yahudi
agar semua orang Yahudi di seluruh dunia menetap di situ. Palestin
adalah negara yang dipilihnya. Ini telah mendapat sokongan kuat
daripada British kerana ia ingin mempertahankan kedudukan
imperialisnya di Timur Tengah serta mengawal Terusan Suez. Manakala
imperialis Amerika Syarikat juga ingin menguasai kawasan Timur
Tengah yang kaya dengan sumber alamnya. Demi mencapai kepentingan
masing-masing, British dan Amerika telah memberi sokongan yang kuat
dan saling bersubahat dalam komplotan mewujudkan negara Zionis
Israel.
Demi mencapai cita-cita untuk mewujudkan sebuah Negara Israel,
bangsa Yahudi yang berfahaman Zionis telah menggunakan
bermacam-macam cara yang sangat licik dengan perancangan yang
sungguh rapi dengan memperdayakan serta mengelirukan masyarakat
dunia bagi meraih rasa belas simpati bahawa kaum Yahudi adalah
merupakan satu kaum yang tertindas. Rasa belas simpati kepada kaum
Yahudi ini sangat terkesan sekali akibat daripada peristiwa
Halocaust dengan membawa konsep pembersihan bangsa ke atas kaum
Yahudi oleh kekejaman Adolf Hitler pada tahun 1939 1945 di
Jerman.
Malahan rancangan golongan Yahudi untuk mendapatkan hak
kenegaraan yang hanya eksklusif kepada kaun Yahudi sahaja telah
bermula lebih awal pada zaman Kerajaan Islam Uthmaniyah lagi. Iaitu
dengan membuat propaganda pembentukkan sebuah negara sendiri.
Artikel ini akan mengupas bagaimana dengan bantuan dan campurtangan
pihak kerajaan British telah membantu golongan Zionis ini membentuk
sebuah Negara Israel ini.
1.1 Perbezaan Yahudi , Zionis dan Israel
Sebelum kita mengupas peranan kerajaan British dalam
pembentukkan Negara Israel ini, kita mestilah memahami apakah
perbezaan di antara Yahudi dan Zionis. Umumnya, ramai khalayak
merasakan apabila bercakap soal Yahudi, Zionis, Israel dan
keyahudian, terdapat banyak stereotyping dan misnoma yang dikaitkan
dengan frasa-frasa ini. Jadi, sebelum mana-mana di antara kita
ingin berdiskusi secara lebih lanjut tentang Yahudi, Israel,
Zionisme dan keyahudian secara menyeluruh perlulah kita fahami akan
terminologi-terminologi ini dahulu, agar sekurang-kurangnya
dapatlah kita elakkan mengecam dan mengutuk sesuatu bangsa secara
membuta tuli.
Menurut Dr. Heazar Ismail, beliau mendapati bahawa kebanyakan
masyarakat menganggap frasa-frasa ini membawa maksud dan mewakili
kumpulan masyarakat yang sama, yang tentu sekali anggapan ini amat
besar khilafnya.[1]
Perkataan Yahudi itu sendiri melambangkan suatu bangsa, yang
jika dikaji susur galurnya di dalam kitab-kitab samawi menunjukkan
bahawasanya bangsa ini lahir dari keturunan Nabi Ibrahim A.S
melalui anaknya Nabi Yaakub A.S. Manakala agama Yahudi itu atau
Judaism merupakan agama amalan bangsa itu sendiri secara eksklusif.
Bangsa Yahudi itu semestinya beragama Yahudi dan penurunan
keturunan di kalangan bangsa Yahudi ini berlaku dari sebelah ibu,
yang bererti sekiranya seseorang itu ibunya adalah Yahudi, maka dia
secara automatik akan diiktiraf sebagai seorang yang berbangsa
Yahudi oleh komunitinya. Masyarakat Yahudi secara amnya mengamalkan
agama mereka secara introvert dan tidak cuba untuk mengembangkan
fahaman mereka kepada bangsa-bangsa lain, dan jarang kita dengar
akan individu dari subset bangsa lain masuk agama Yahudi.[2]
Zionisme pula atau fahaman Zionis adalah satu gerakan dan
fahaman ultra-nasionalis Yahudi yang menginginkan penubuhan sebuah
negara bangsa sendiri atau promised land yang diasaskan oleh
seorang wartawan Yahudi berkerakyatan Austria bernama Theodor
Herzl. Dan hasilnya,tertubuhlah sebuah negara yang tidak diiktiraf
oleh masyarakat Islam sedunia dengan nama Israel. Dan dasar Israel
ini adalah mudah - negara ini menganggap semua orang Yahudi, tidak
mengira dari mana asal negaranya merupakan penduduknya yang sah dan
dibenarkan untuk berhijrah pulang ke Israel untuk menetap secara
tetap sebagai rakyatnya.Inilah punca utama pergeseran yang kita
saksikan saban hari di Asia
Barat apabila kerajaan Zionis Israel terus menerus merampas
tanah hak rakyat Palestin untuk memperbesarkan komuniti Zionisnya
secara kejam dan tidak berperikemanusiaan. [3] Fuad Sayid Abdul
Rahman al-Rifa dalam bukunya Hakikat al-Yahud menjelaskan bahawa
orang Yahudi ialah pengikut nabi yang mulia iaitu Nabi Musa a.s.
dan Nabi Musa ialah keturunan Nabi Yaakub bin Ishaq bin Ibrahim
a.s. Manakala nama Israel ialan nama gelaran yang diberi oleh Allah
swt kepada Nabi Yaakub. [4]
Perbezaaan besar di antara Yahudi dan Zionis ialah; penganut
fahaman itu tentunya orang yang beragama Yahudi dan berbangsa
Yahudi, tetapi bukannya semua penganut dan bangsa Yahudi tersebut
berfahaman Zionis. Sebagai contoh, pengikut kepada mazhab ortodox
Yahudi yang dikenali dengan nama Naturei Karta misalnya merupakan
sekelompok masyarakat Yahudi yang menentang secara habis-habisan
ideologi Zionisme dan juga penubuhan Israel yang dianggap gerakan
itu sebagai satu dosa besar bagi bangsa Yahudi. Malah terdapat juga
pertubuhan-pertubuhan anti Zionism lain di kalangan masyarakat
Yahudi di peringkat antarabangsa, antaranya ialah seperti
International Jewish Anti Zionism Network (IJAN) dan Satmar.
Gerakan-gerakan ini, sama ada berbentuk sekular mahupun secara
keagamaan, semuanya membenci dan menolak gerakan sekular Zionisme
yang mereka anggap sebagai satu gerakan haram yang menggadaikan
maruah bangsa Yahudi itu sendiri di mata dunia[5].
1.2 Cara Hidup Masyarakat Yahudi
Rata-rata masyarakat Yahudi hidup dengan mengasingkan diri
daripada masyarakat. Oleh yang demikian, keturunan mereka tidak
bercampur gaul dengan masyarakat daripada bangsa lain. Orang Yahudi
selalu berwasiat dalam kalangan mereka bahawa mereka semua mesti
mewujudkan cara hidup yang tersendiri dan berbeza dengan manusia
lain. Tujuannya supaya mereka boleh berbangga dengan kelebihan
keturunan mereka berbanding keturunan lain, kerana Yahudi
menganggap diri mereka adalah keturunan para nabi.
Keadaan ini telah memberi kesan yang mendalam dalam cara mereka
berfikir, perasaan dan pandangan mereka terhadap golongan lain di
dunia ini sehingga terbentuklah personaliti di dalam diri mereka
sebagai satu bangsa pendendam dan pembunuh terhadap bangsa mana
sekalipun[6].
2.0 Hubungan Yahudi Dengan Zionis
Professor Ahmad Syalabi menyebut Zionisme pada asalnya
dinisbahkan kepada sebuah buki bernama Zion yang terletak di
selatan Baitul Maqdis. Sewaktu Nabi Daud a.s masih hidup dikatakan
baginda dapat menguasai kawasan itu dari bangsa Yabus. Dengan itu
Nabi Daud menjadikan bukit itu sebagai kubu tenteranya. Selepas itu
Zion menjadi tempat suci bagi orang Yahudi kerana dikatakan Tuhan
mereka menduduki di situ. Orang-orang Yahudi percaya Tuhan mereka
Yahuah (Yahwah) bersemayam di bukit itu dan di lembahnya lahir
al-Masih Nabi Isa a.s.
Sempena dengan nama di atas, Zionis bermaksud satu gerakan
keagamaan bercampur politik berbentuk penjajahan yang melampau
ditaja oleh orang-orang Yahudi yang esktrim. Ia ditubuhkan dengan
tujuan supaya orang-orang Yahudi dapat menguasai dan memerintah
dunia sehingga semua kekuasaan dan pemerintahan di dunia tunduk dan
patuh kepada kuasa mereka. Dan sebelum mereka dapat menguasai
dunia, mereka mahu menguasai Palestin terlebih dahulu, khususnya
kawasan di sekitar bukit Zion sebagaimana yang tersebut di
atas.
2.1 Gerakan Freemason
Pada tahun 1895 M, seorang ketua besar gerakan Zionis bernama
Thedeore Hetzle telah meminta supaya orang-orang Yahudi ditempatkan
di satu kawasan khas dan tempat itu dijadikan negeri mereka.
Perkara ini beliau sebut di dalam bukunya Kerajaan Yahudi. Thedeore
menulis:
Memadai supaya orang ramai (dunia) member kita mana-mana satu
kawasan di dunia yang sesuai dengan keperluan bangsa kita, dan
tempat itu kita menguasainya.
Cadangan penubuhan negara khas untuk orang-orang Yahudi telah
dibuat oleh Theodore Hertzl yang merupakan pengasas gerakan Zionis
Freemason di dalam gagasannya yang kemudiannya dibukukan di dalam
Die Judem Stat (Negara Israel) pada 1896.
Gerakan Freemason yang telah diasaskan oleh Theodore Hertzl
Setelah pertama kali dicetuskan dalam persidangan Zionis
Internasional di Swiss pada tahun 1897M yang matlamat akhirnya
untuk mendirikan negara zionis Israel di wilayah Islam Palestin
baru terwujud pada 1948[7].
Sebenarnya Freemason adalah pertubuhan sulit yang dibentuk oleh
orang Yahudi untuk menghasilkan kepentingan mereka serta
mengembalikan hak orang-orang Yahudi. Kenyataan ini dibuktikan oleh
Thedeore Hetzle:
Seseungguhnya tempat-tempat perjumpaan suit golongan Freemason
yang bertebaran di seluruh dunia bekerja dalam keadaan orang ramai
leka sebagai satu saluran untuk mencapai tujuan kita, dan
orang-orang Nasrani yang rendah akal membantu kita mencapai
kemerdekaan, juga wakil-wakil kita yang bukan Yahudi akan
menghasilkan kebahagian yang banyak bagi kita.
Pada tahun 1866 seorang pendita Yahudi Dr. Lacacwise menjelaskan
tentang Freemason, katanya:
Freemason adalah organisasi Yahudi sama ada di lihat dari segi
sejarahnya, pengajarannya, kalimah-kalimah rahsia yang ada di
dalamnya dan lain-lain lagi. Dari awal hingga akhir semuanya
Yahudi.
Gerakan ini telah membuat perancangan-perancangan sulit dan
jahat yang juga dikenali sebagai Protokol Zionis. Mereka juga telah
menubuhkan Kelab Rotary dan Kelab Lions bagi mencari ahli-ahli baru
yang terdiri dari golongan muda dan bagi mengumpulkan maklumat
pihak musuh kaum Yahudi iaitu Islam.
3.0 Hubungan Rapat Regim Zionis Dengan Barat
Zionis Israel mempunyai strategi agar semua tanah di Palestin
diperintah oleh mereka[8]. Perbincangan mengenai hak milik tanah
mesti berpihak pada Israel. Keengganan akan berakhir dengan
kesengsaraan. Awal abad ke-20 Zionis adalah rakan rapat Great
Britain yang membantu terciptanya negara Israel. Apabila AS menjadi
super power, pada pertengahan abad ke-20, Zionis mengubah rakannya
kepada AS dan turut mempengaruhi negara itu.
Selepas Perang Dunia Pertama iaitu pada tahun 1917, Britain
telah mengisytiharkan apa yang disebut Pengumuman Balfour yang
membenarkan orang Yahudi bermastautin di Palestin. Dan pada tahun
1922 pula, Palestin dikuasai oleh imperialis British. Dengan ini ia
membenarkan seramai 16,500 orang Yahudi masuk ke Palestin tiap-tiap
tahun. Pada tahun 1946, Jumlah penduduk Yahudi di Palestin
meningkat menjadi 678,000 orang manakala penduduk Arab Palestin
1,269,000 orang[9]. Justeru dengan mendapat sokongan imperialis
British, maka kaum Yahudi yang berfahaman zionis sangat berani
dalam setiap tindakan mereka untuk merampas rakyat Palestin dalam
memperluaskan kependudukan Yahudi di bumi Palestin. Mereka bahkan
telah menubuhkan sebuah organisasi pengasas bernama Haganah[10]
yang bertugas mengusir rakyat Palestin serta merampas tanah-tanah
rakyat Arab yang sudah turun temurun bercucuk tanam di situ.
Lanjutan daripada itu ianya telah menyebabkan sedikit demi sedikit
dijajah secara tidak sah oleh Regim Zionis.
Tahun 1897, kumpulan intelektual Yahudi di Eropah bermesyuarat
di Basle, Switzerland dipimpin oleh seorang peguam Austria yang
juga berketurunan Yahudi, Theodore Herzel membincangkan agar Yahudi
di Eropah mendapat tempat tinggal. Antara dicadangkan adalah di
Argentina dan Uganda namun kedua-duanya telah ditolak. Akhirnya
mereka mencadangkan tanah suci Palestin dan ia diterima sebulat
suara di dalam mesyuarat tersebut.
Tanah Palestin inilah merupakan replika kolonialis Eropah. Dan
pertukaran orang Yahudi dibuat secara besar-besaran masuk ke tanah
Palestin. Projek ini mendapat bantuan besar daripada golongan
Zionis di Great Britain, Amerika Syarikat dan Eropah.
4.0 Pembentukan Negara Israel 1948
British merupakan sekutu kuat gerakan Zionis telah sentiasa
menyebelahi mereka dengan mengisytiharkan Deklarasi Balfour pada
2hb November 1917 apabila kerajaan British telah memberi jaminan
untuk mewujudkan sebuah negara khusus untuk bangsa Yahudi di
Palestin. Ini merupakan usaha yang paling jahat dalam sejarah
peradaban dunia kerana dengan jelas ianya mencabuli perjanjian
antarabangsa. Dengan angkuhnya deklarasi ini telah menidakkan hak
dan aspirasi penduduk bumi Palestin yang sah yang kemudiannya telah
diikuti dengan penjajahan Palestin oleh tentera British. Deklarasi
Balfour telah termeterai yang mana kerajaan British dan Amerika
Syarikat mempengaruhi Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu (PBB) untuk
meluluskan cadangan bahawa setengah daripada bumi Palestin akan
dihuni oleh bangsa Yahudi. Maka lahirlah negara Yahudi Zionis
Israel pada tahun 1948.
4.1 Peristiharan Balfour 1917
Peristiharan Balfour 1917 (bertarikh 2 November 1917) merupakan
kenyataan rasmi dasar kerajaan British yang menyokong penubuhan
negara orang Yahudi di Palestin dengan syarat tidak merugikan
hak-hak sivil dan agama masyarakat bukan Yahudi di Palestin atau
hak-hak dan status yang dinikmati oleh bangsa Yahudi di negara
lain.
Deklarasi ini dibuat melalui surat daripada Setiausaha Luar
British Arthur James Balfour kepada pemimpin Yahudi British Lord
Rothschild untuk dikirimkan kepada Persekutuan Zionis iaitu sebuah
organisasi zionis persendirian. Surat ini menggambarkan kedudukan
yang diambil oleh Kabinet British seperti yang dipersetujui semasa
mesyuarat pada 31 Oktober 1917. Ia juga menyatakan deklarasi ini
sebagai isyarat "simpati kepada aspirasi Zionis Yahudi."
Deklarasi Balfour kemudian dimasukkan ke dalam Perjanjian Damai
Svres dengan Turki dan Mandat British Palestin[11].
Surat itu juga menyatakan polisi yang dipersetujui dalam
mesyuarat kabinet Inggeris pada 31 Oktober 1917 iaitu antara lain
menyebut bahawa pemerintah Inggeris menyokong rancangan-rancangan
Zionis mewujudkan negara Yahudi di Palestin. Dalam erti kata lain,
deklarasi tersebut telah memberikan hak kepada Yahudi menduduki dan
menjajahi bumi Palestin serta membentuk negara haram Israel. Ia
merupakan batu asas penjajahan ke atas bumi Palestin yang
diletakkan oleh Britain dan bermulanya dengan rasminya penafian hak
kewujudan rakyat Palestin ke atas bumi dan tanah air mereka
sendiri.
Arthur James Balfour
Mandat Palestin, juga dirujuk sebagai Mandat British atas
Palestin merupakan Mandat Liga Bangsa-bangsa yang dirangka oleh
kuasa Bersekutu dan sekutunya selepas Perang Dunia Pertama dan
secara rasmi diluluskan oleh Liga Bangsa-Bangsa pada tahun 1922.
Dengan kuasa yang diberikan dibawah mandat tersebut, Britain
memerintah Palestin pada tahun 1920-1948 dan dalam sejarah kawasan
itu dirujuk sebagai Mandat British [12].
Salah satu tokoh utama Yahudi yang merundingkan kerangka
(framework) terhadap deklarasi ini ialah Dr. Chaim Weizmann,
seorang jururunding terkemuka di organisasi Zionisme di Britain
yang juga merupakan seorang ahli kimia. Setelah pertemuan pertama
antara Chaim Weizmann dan Balfour pada tahun 1906, pemimpin
Persatuan itu telah mengesan kepribadian Weizman. Balfour telah
bertanya kepada Weizmann mengapa Palestin yang dipilih untuk
dijadikan tanahair kaum Yahudi dan hanya Palestin saja yang
diinginkan menjadi tapak Zionisme. Weizman menjawab:
"Semua tempat yang lain akan menjadi pemberhalaan", Weizmann
memprotes, lalu menambahkan: "Tuan Balfour, andai saya menawarkan
Anda Paris sebagai ganti London, akankah Anda mengambilnya?"
Balfour menjawab kembali: "Namun Dr. Weizmann, "kami memiliki
London",
Lalu Weizmann menjawab, "Itu benar, namun kami memiliki
Jerusalem dulu manakala London merupakan rawa."
Weizmann ialah seorang ahli kimia yang telah mencipta sintesis
aseton melalui fermentasi. Aseton diperlukan dalam menghasilkan
cordite, bahan pembakar yang diperlukan untuk digunakan untuk
membuat peluru. Jerman merupakan pusat pengeluar yang juga telah
memonopoli ramuan aseton kunci iaitu kalsium asetat. Tanpa kalsium
asetat, Britain tidak boleh menghasilkan aseton dan tanpa aseton
tidak akan ada ada cordite. Jadi, tanpa cordite, Kerajaan Inggeris
pada ketika itu mungkin akan kalah dalam Perang Dunia Pertama dan
Kedua. Ketika kerajaan British bertanya kadar bayaran apa yang
dikenakan oleh Weizmann, Weizmann telah menjawab, "Hanya ada satu
hal yang saya inginkan. Tanah air buat orang-orang saya." Beliau
menerima pembayaran untuk penemuan ini ianya telah menjadi
liku-liku catatan dalam sejarah awal pembentukan negara Israel
[13].
Deklarasi Balfour sebenarnya dikeluarkan oleh pihak yang tidak
memiliki apa-apa hak ke atas bumi Islam Palestin iaitu Inggeris
kepada pihak yang tidak berhak menerimanya iaitu Yahudi untuk
membina negara haram Israel. Ia adalah semata-mata untuk
kepentingan Inggeris bagi menyelesaikan masalah Yahudi di Eropah,
ingin memecahbelahkan kesatuan umat Islam di dunia Arab serta
bermatlamat memudahkan negara-negara Barat membuat percaturan
politik mereka di Timur Tengah dan merealisasikan kepentingan
mereka setelah wujudnya negara Yahudi iaitu Israel.
4.2 Kesan Daripada Deklasari Balfour
Sewaktu Britain mengambil alih pentadbiran Palestin jumlah
penduduk Yahudi ialah 60,000 orang iaitu kira-kira 10% dari
keseluruhan penduduk yang mana sebahagian besarnya orang Arab
beragama Islam.
Kerajaan British yang sememangnya sehaluan dengan
objektif-objektif zionis telah menerima dan meluluskan satu
deklarasi yang terkenal di dalam sejarah sebagai 'Deklarasi
Balfour'. Deklarasi ini merupakan satu inisiatif yang menggalakkan
bangsa Yahudi di Eropah untuk berhijrah ke bumi Palestin secara
besar-besaran.
Pada bulan November 1947, Bangsa-bangsa Bersatu di bawah
pengaruh Amerika Syarikat dan British telah membahagikan Palestin
menjadi dua 42.88% tanah Palestin diberika kepada Arab Palestin,
manakala kira-kira 57% diserahka kepada kaum Zionis. Pada bulan Mei
1948, kaum Zionis Yahudi pun mengisytiharkan penubuhan negara
Israel. Tapi ini masih tidak memuaskan hatinya lagi. Demi mencapai
cita-cita, mereka terus menggunakan taktik keganasan dan kekerasan
untuk mengusir penduduk Arab dari Palestin serta memperluaskan
wilayahnya dengan mencapluk wilayah Arab Palestin.
Setelah itu penaklukan terhadap kawasan orang Palestin dilakukan
berperingkat-peringkat menerusi peperangan tahun 1948, 1956, 1967,
1978, 1982 dan 2002. Tahun 1948 pengambilan kawasan Galilee,
kawasan Auja dan koridor Jerusalem di mana kawasan ini adalah milik
Palestin menerusi Resolusi PBB 181.
Oleh karena itu para Zionis mulai terlibat dalam
kegiatan-kegiatan khusus untuk mendorong berpindahnya orang Yahudi
dari Eropah terutamanya Russia dan Amerika Syarikat ke Palestin,
bahkan memaksa jika diperlukan, seperti mengganggu orang-orang
Yahudi di negara-negara asalnya dan bekerja sama dengan para
anti-Yahudi untuk meyakinkan bahawa pemerintah akan mengusir
orang-orang Yahudi[14]. Dengan demikian, Zionisme telah berkembang
sebagai gerakan yang mengganggu dan menzalimi rakyat Palestin.
4.3 Peranan Bangsa-Bangsa Bersatu (PBB)
Isu Palestin semakin panas dan mula dibawa ke peringkat
antarabangsa di atas tuntutan British yang meminta supaya PBB
memasukkan isu tersebut ke dalam agendanya. Laporan Badan
Penyelidik Antarabangsa Palestin (UNSCOP) milik PBB telah mengakui
tentang ketidak adilan pengambilan tanah serta cadangan pembahagian
bumi Palestin kepada dua buah negara yang berasingan iaitu Palestin
dan Yahudi. Namun rentetan duka Palestin semakin berpanjangan
apabila sidang pleno PBB yang dipengaruhi Yahudi telah mengeluarkan
`Ketetapan 181' yang malang pada 29hb November 1947 dengan
membahagikan 2/3 tanah Negara Palestin kepada pendatang Yahudi
manakala bakinya yang hanya 1/3 keluasan tanah pula diberikan
kepada penduduk asal Palestin yang sah.
Ketetapan ini sangat bercanggah dengan prinsip PBB sendiri iaitu
untuk melaksanakan ketetapan hak-hak bangsa dari segi kebebasan dan
penentuan nasib mereka sendiri. Rakyat Palestin yang terlibat
dengan isu ini tidak langsung diminta pendapat dan keizinan malahan
mereka mengalami kezaliman dan penindasan yang amat dahsyat.
Laporan Badan Penyelidik Antarabangsa Palestin (UNSCOP) milik
PBB telah mengakui tentang ketidak-adilan pengambilan tanah serta
cadangan pembahagian bumi Palestin kepada dua buah negara yang
berasingan iaitu Palestin dan Yahudi.
4.4 Kelemahan Liga Arab
Rakyat Palestin adalah antara bangsa yang paling malang di dunia
kerana dilupakan oleh PBB, negara-negara Arab dan juga umat Islam
sendiri. Ketika Yahudi Zionis erat bekerjasama dengan British dan
PBB demi mencapai cita-cita mereka, Liga Negara Arab pula gagal
membantu perjuangan rakyat Palestin bagi mempertahankan hak-hak
asasi mereka dalam mempertahankan kedaulatan Negara Palestin yang
telah mereka diami sejak 4500 tahun lamanya. Penglibatan tentera
dari Liga Negara Arab yang digembar-gemburkan itu hanyalah
merupakan tragedi apabila mereka telah ditewaskan dengan mudah oleh
angkatan tentera pengganas Yahudi yang juga telah meresap ke dalam
pimpinan tentera Liga Negara Arab.
Dengan kekalahan yang mengaibkan tentera Arab di dalam
peperangan ini dan diikuti dengan penaklukan 78% bumi Palestin,
Yahudi Zionis telah mengumumkan Negara "Israel" pada petang 14hb
Mei 1948. British mengundurkan tentera dan pemerintahannya ke atas
Palestin apabila Negara Israel yang merdeka diistiharkan secara
resminya pada 15hb Mei 1948[15].
Manakala Nakbah[16] Palestin merujuk kepada penubuhan Negara
Haram Israel yang telah diistiharkan secara resminya pada 15hb Mei
1948. Peristiwa ini berlaku selepas terlaksananya kependudukan dan
penjajahan haram oleh rejim Yahudi Zionis ke atas tanah dan
penduduk asal Negara Palestin secara sistematik dengan bantuan
British dan PBB. Tarikh penting tersebut adalah detik hitam buat
penduduk asal bumi Palestin, orang-orang Arab dan dunia Islam
secara keseluruhannya. Negara Palestin yang selama ini telah
dinaungi kedamaian dan keadilan untuk ribuan tahun itu semakin
merasai keperitan, kepedihan dan derita yang berpanjangan apabila
mereka berada di bawah jajahan dan kongkongan Yahudi Zionis sejak
enam dekad yang lalu.
4.5 Runtuhnya Kerajaan Islam Uthmaniyah di Turki
Pada masa yang sama, pemerintahan Kerajaan Islam Uthmaniyah ke
atas Palestin dan Timur Tengah menjadi kian lemah. Sebuah
konsortium Perancis- British membina Terusan Suez, menerusi Mesir.
Terusan yang dibuka pada 1869 ini menjadi jalan pintas ke jajahan
Perancis dan jajahan British,dan menjadi cukup penting hinggakan
England menggabungkan Mesir ke dalam empayarnya pada tahun 1882.
Terusan Suez dan kedudukan Timur Tengah yang strategik membuat
kawasan ini amat diperlukan oleh penjajah.
Pada tahun 1908, telaga minyak ditemui buat kali pertama di
Timur Tengah oleh orang Birtish di Iran. Pada tahun 1914 hingga
1916 Perang Dunia Pertama meletus. Kerajaan Islam Uthmaniyah di
Turki bimbang dengan pengaruh British dan Perancis yang semakin
kuat di Timur Tengah, lantas mereka bersekutu dengan Jerman. Zionis
bekerjasama dengan Britain dan menyarankan Britain menyokong
penghijrahan orang Yahudi di Palestin. Sebagai balasan, mereka
menjanjikan negara Yahudi yang terbentuk nanti akan melindungi
kepentingan British di Terusan Suez.
Pada masa yang sama, Britain berjanji orang Arab akan diberikan
kemerdekaan jika mereka bangun menentang orang Turki. Justeru orang
Arab memulakan pemberontakan. Sementara itu, Britain dan Perancis
bertemu secara sulit. Dengan menjangkakan bahawa orang Turki akan
ditewaskan, kedua-dua kuasa ini merancangkan pembahagian Timur
Tengah.
Pada tahun 1918 orang-orang Arab yang terdiri daripada para
keluarga Saud telah membebaskan Damsyik daripada pemerintahan
Uthamaniyah. Walaupun mereka telah dijanjikan kemerdekaan, namun
sebulan kemudian Britain menguasai Damsyik. Ketika itu, Britain,
Perancis dan Amerika Syarikat memenangi Perang Dunia Pertama.
Pada tahun 1920 hingga 1939 Liga Bangsa dibentuk, dan jelas
sekali sebahagian besar negara ahlinya merupakan negara Eropah.
Liga memberi Perancis mandat ke atas Syria, manakala Britain
dberikan mandat ke atas Iraq, Jordan, dan Palestine. Di sini mandat
ringkasnya membawa makna bahawa Britain dan Perancis mentadbir
kawasan-kawasan ini sebagai jajahan de facto. Pada 1 September
1920, Perancis membentuk Lubnan Besar, merangkumi Gunung Lubnan dan
beberapa bahagian Syria.
Maka sedikit demi sedikit Kerajaan Islam Uthmaniyah di Turki
menjadi semakin lemah akibat faktor-faktor dalaman dan ancaman
daripada luar yang mengakibatkan kuasa dan pengaruhnya semakin
lumpuh dan akhirnya runtuhlah Kerajaan Islam di Turki yang pada
satu ketika memerintah dunia.
4.6 Holocaust
Keadaan berterusan, sehinggalah munculnya seorang pemerintah
Jerman ketika itu, iaitu Adolf Hitler. Ketika tercetusnya perang
dunia kedua oleh beberapa sebab, Hitler melaksanakan pelan
pemusnahan kaum yang dikenali sebagai Action T4. Pelan ini
merencanakan pembunuhan euthanasia beramai-ramai keatas golongan
tertentu, majoritinya Yahudi. Setelah tamat Perang Dunia Kedua,
dianggarkan seramai hampir 6 juta Yahudi di seluruh Eropah mati
dibunuh. Setelah mengalami kerugian yang besar, Britain berundur
dari Palestin dan tanah-tanah jajahannya yang lain pada 1948.
4.7 Penglibatan Amerika Syarikat
Amerika Syarikat, selaku kuasa besar dunia setelah Perang Dunia
Kedua, memainkan peranan penting dalam penubuhan negara Israel.
Pada asalnya, Israel tidaklah wujud sebagai sebuah negara yang
hakiki. Setelah peristiwa Holocaust yang dilakukan oleh Hitler
tamat, jumlah penduduk Yahudi yang ada adalah sedikit, serta mereka
hidup dalam kesusahan dan ketakutan. Pada ketika itulah, Persatuan
Yahudi Amerika mengutuskan tuntutan kepada Presiden US ketika itu,
Harry Truman. Pada November 1947, tuntutan tersebut dibawa ke
persidangan PBB lalu PBB mendeklarasi pemisahan Palestin. Pada 16
May 1948, kerajaan sementara Israel ditubuhkan di Palestin, dengan
sokongan dari PBB. Presiden Harry Truman menyokong sepenuhnya
penubuhan Israel, maka wujudlah penempatan Israel di tanah Palestin
sehingga kini. Presiden Israel yang pertama iaitu Dr. Chaim
Weizmann.
5.0 Imperialisme Zionisme
Zionis tidak dibentuk atas dasar agama. Zionisme adalah dasar
imperialis yang membuat keuntungan melalui dasar kapitalis.
Setengah abad peperangan di Timur Tengah adalah dasar untuk
mengawal kekuatan dunia yakni minyak di Arab, yang dianggarkan
berjumlah AS$15 trilion (dengan harga AS$25 setong pada tahun
2002).Justeru dengan cara-cara inilah, akhirnya penduduk Arab
Palestin hanya tinggal 300,000 orang sahaja, manakala lebih
daripada 2 juta lainnya telah kehilangan tempat tinggal dan 80%
tanah Palestin juga telah dirampas. Meraka yang kehilangan tempat
kediaman kebanyakannya menjadi pengungsi di negara-negara lain,
khasnya di khemah-khemah pelarian Jordan, Lubnan, Mesir dan
negara-negara Arab lainnya. Inilah latar belakang bagaimana kaum
Zionis Israel selangkah demi selangkah mencapluk negara Palestin.
Pendek kata negara Israel didirikan di atas tulang belulang rakyat
Palestin dan rakyat Yahudi yang dipergunakan kaum Zionis dengan
kerjasama British dan Amerika Syarikat. Selama kekuasaan Inggeris,
lebih dari 1500 orang Palestin yang berjuang untuk kemerdekaannya
terbunuh dalam pertempuran yang dilakukan oleh tentara-tentara
Inggris. Di samping itu, ada pula beberapa orang Palestina yang
ditahan oleh Inggeris karena menentang pendudukan Yahudi. Tekanan
pemerintah Inggris menyebabkan kekerasan serius terhadap mereka.
Namun, terorisme Zionis tidak terbandingkan kekejamannya. Kekejaman
Zionis, yang pecah begitu berakhirnya Kekuasaan Inggeris, meliputi
pembakaran penempatan orang Arab Islam di desa-desa, penembakan
wanita, anak-anak, dan orang tua seolah sebuah hukuman mati,
penyiksaan korban-korban yang tidak berdosa dan pemerkosaan
wanita-wanita dewasa dan remaja.
6.0 Kesimpulan
Bumi Palestin adalah negara nenek moyang bangsa Arab dan umat
Islam. Oleh karena itu, siapapun tidak boleh menyerahkan walau satu
jengkal pun tanah yang sudah menjadi milik bangsa Arab dan umat
Islam secara turun temurun sejak ribuan tahun yang lalu.
Kesepakatan apapun dalam rangka menghapus hak rasmi bangsa Arab
adalah tidak sah. Pihak Inggeris dan Amerika Syarikat wajib
dipersoalkan dan mesti bertanggungjawab di atas segala bentuk
kekejaman, pengusiran, penjajahan, pembunuhan dan seumpamanya
terhadap bumi Palestin kerana pihak mereka yang telah menempatkan
Israel di bumi Palestin tersebut. Begitu juga, dunia antarabangsa
harus sama-sama bertanggungjawab dari sudut sejarah dan moral di
atas apa yang terjadi akibat deklarasi Balfour itu.
Kejayaan Yahudi melaksanakan deklarasi tersebut bukan bererti
kekuatan yang ada pada mereka tetapi kerana bangsa Arab khususnya
pemimpin-pemimpin dunia Arab tidak bersatu, masalah bangsa Arab
yang tidak memanfaatkan sumber daya yang ada pada diri mereka
sendiri dan tidak memiliki keimanan yang mendalam dan mereka juga
tidak serius dalam melakukan penentangan terhadap Israel.
Pada ketika tempoh tersebut juga, Kerajaan Turki Uthmaniyyah
telah mengalami konflik dari aspek politik, ekonomi dan masalah
dalaman serta ancaman luaran yang semakin hebat yang akhirnya telah
menumbangkan Kerajaan Islam Uthmaniyah di Turki serta semua kawasan
Islam yang diperintahnya termasuklah Mesir, Semenjanjung Tanah
Arab, dan sebahagian daripada Eropah. Britain melalui perisiknya
yang dikenali sebagai Lawrence of Arabia, menyuburkan semangat
nasionalisma di negara-negara Arab. Pejuang kebangsaan/nasionalisma
Arab pula menyerang kerajaan Turki Uthmaniyyah. Pemerintah Arab
ketika itu, Emir Faisal 1, berpaling tadah dan memihak kepada
Britain. Sejak dari itulah kerajaan Arab menjadi tali barut
Britain. Rententan itu wujudkan Negara-negara seperti Iran, Iraq,
Arab Saudi, Lubnan, Palestin dan Israel. Pada tahun 1915, Britain
mula menduduki kawasan Iraq. Akhirnya pada 1917, Britain menduduki
semula kawasan Palestin. Tentera Britain, diketuai General Allenby,
memasuki Palestin pada 9 Disember 1917 lalu memberi ucapan hari
ini, perang salib sudah berakhir.
Pada 1917, Britain mengisytiharkan Deklarasi Balfour, iaitu
perjanjian antara kerajaan Britain dengan ketua persatuan Yahudi
Britain ketika itu, yang mana antaranya menjanjikan tanah Palestin
kepada Yahudi. Penempatan Yahudi di Palestin meningkat, dari 50,000
sebelum itu kepada mencecah setengah juta, manakalan penduduk Islam
Palestin ketika itu hampir mencecah 1.4 juta.
Wakil dari Yahudi ketika deklarasi tersebut, merupakan seorang
Yahudi bernama Chaim Weizzmann. Weizzman juga merupakan seorang
saintis, malahan saintis pertama yang menghasilkan bahan kimia
acetone, seterusnya acetone digunakan sebagai cordite, iaitu
sejenis bahan letupan yang menyumbang besar kepada kejayaan Britain
dalam perang tersebut. Weizzman mendesak setiausaha luar Britain
ketika itu, Arthur Balfour, supaya diadakan Deklarasi tersebut.
Kerana terhutang budi ke atas sumbangan Weizzman, kerajaan Britain
telah bersetuju dengan tuntutan kaum Yahudi untuk mewujudkan Negara
Israel pada tahun 1948.
Lampiran 1: Deklarasi Balfour
Rujukan
1. Era Kebangkitan Kerajaan Uthmaniyah (2010), Muhammad Fikri
Che Hussain, Hijjaz Record Publishing, Kuala Lumpur, 2010
2. Imperialisme Zionis, Prof. Dr. Bukhory Ismail, Fakulti
Komunikasi dan Pengajian Media, UITM Shah Alam, Utusan Malaysia, 16
Januari 2009
3. Islam Di Asia Barat Moden, Penjajahan dan Pergolakan,
Fadhlullah Jamil, Karima Publications Sdn BHd, Shah Alam, 2007
4. Palestin Tak Pernah Gentar, Zulkifli Mohamad Al-Bakri,
Fatimah Syarna Mohd. Noordin, Kuala Lumpur, 2009
5. Pemikiran Islam Masa Kini, Abdul Rahman Haji Abdullah, Dewan
Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur, 1987
6. Tamadun Islam dan Tamadun Asia, Universiti Malaya, Kuala
Lumpur, 2001
[1] Lihat rencana yang ditulis oleh Dr. Heazar Ismail bertajuk
Yahudi, Zionis dan Israel: Apa bezanya? di http://mstar.com.my
bertarikh 18/5/2010
[2] Ibid
[3] Ibid
[4] Lihat Palestin tak pernah gentar, fatwa kotemporari dan
penyelesainya Sejarah Yahudi bab 1, ms 1
[5] Opcit
[6] Di dalam Al-Quran Allah swt telah menggambarkan bahawa kaum
Yahudi telah diseksa ketika di zaman Firaun menjadi pemerintah
Mesir. Allah telah mengutuskan Nabi Musa a.s dan Nabi Harun a.s
untuk menyelamatkan kaum Yahudi dari terus ditindas dan dizalimi
oleh Firaun
[7] Rujuk artikel Pluralisme Agama dan Gerakan Freemason yang
ditulis oleh (Adnin Armas seorang calon Phd di ISTAC-IIUM dan
peneliti pada The Study of Islamic Thought and Civilization
(INSISTS), Beliau berpendapat bahawa Freemason telah tersebar di
benua Eropah. Salah satu fakta awal yang tertulis menunjukkan
bahawa cabang Freemason telah ada di British pada tahun 1641.
[8] Rujuk rencana di tulis oleh Bukhory Ismail, bertajuk
Impelialisme Zionisme Utusan Malaysia 16 Januari 2009
[9] Ibid
[10] Ibid
[11] Dokumen asal kini disimpan di Perpustakaan British.
[12] Liga Bangsa-bangsa merupakan sebuah perbadanan antarabangsa
yang ditubuhkan selepas Persidangan Keamanan Paris 1919.
Matlamat-matlamatnya termasuk gencatan senjata; mengelak peperangan
melalui keselamatan kolektif; menyelesaikan perselisihan antara
negara-negara melalui perundingan dan diplomasi; dan meningkatkan
taraf hidup di seluruh dunia. Falsafah diplomasi Liga merupakan
sebuah perubahan besar dalam cara berfikir mengenai diplomasi.
[13]Lihat :
http://www.kedah.edu.my/kewangan/images/dmdocuments/sejarah%20palestin.doc?
[14] Lihat Harun Yahya, Soykirim Vahseti (The Holocaust
Violence,), Vural Yayincilik, Istanbul, 2002
[15] Lihat rencana Bentuk ketenteraan Negara oleh Dr. Mohd. Noor
di Utusan Malaysia pada 3 Jun 2010
[16] Lihat Kamus Bahasa Arab Al-Farid, Nakbah bermaksud
malapetaka atau bencana besar.
Posted by mak andak at 09:09
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook
No comments:
Post a Comment
Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)
MyTime
MyCalendar
MySolat
About Me
My Photo
mak andak
View my complete profile
Blog Archive
2013 (15)
2012 (50)
December (4)
November (3)
October (3)
September (3)
August (3)
July (4)
June (4)
May (5)
April (7)
Arkeologi sebagai ilmu bersifat rentas disiplin, b...
Perbezaan Antara Ekonomi Islam Dan Ekonomi Kapital...
Konsep Negara Islam Dan Perbezaannya Dengan Negara...
Me and myself
Ujian Dakwah
Pemikiran dan Falsafah Modenisme Islam dan Islam L...
Peranan British Dalam Pembentukan Negara Israel
March (5)
February (3)
January (6)
2011 (10)
Followers
Sim