Page 1
5/7/2018 TUGAS UAS PSIKOKES - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-uas-psikokes 1/23
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
BAB I LATAR BELAKANG MASALAH 3
BAB II LANDASAN TEORI
I. DUKUN BERANAK 5
II. FAKTOR PENYEBAB MASYARAKAT MEMILIH DUKUN
BERANAK 8
III. PERILAKU SEHAT 10
IV. MASALAH 14
BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN INTERVENSI
I. ANALISIS KASUS 16
II. RANCANGAN INTERVENSI 19
BAB IV KESIMPULAN 22
BAGAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR 14
DAFTAR PUSTAKA 23
Page 2
5/7/2018 TUGAS UAS PSIKOKES - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-uas-psikokes 2/23
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang telah
dilimpakan kepada kita semua. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Psikologi Kesehatan dengan tema ³Pemilihan Penolong Persalinan´, dengan
tepat waktu.
Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dengan ketulusan
hati kepada : Ibu Dewi Retno Suminar selaku dosen mata kuliah Psikologi Kesehatan,
yang telah memberi bimbingan dan arahan selama perkuliahan dan dalam
penyelesaian tugas ini. Semoga Allah SWT, membalas segala amal ibadah pada
semua pihak yang telah memberi bantuan dan dukungannya.
Dalam menyelesaikan tugas ini penulis berusaha seoptimal mungkin untuk
menyusun yang terbaik. Namun demikian penulis menyadari penyusunan tugas ini
masih banyak kekurangan. Penulis berharap tulisan ini memberikan manfaat bagi
penulis sendiri dan teman-teman se angkatan.
Surabaya, 22 Juni 2011
Penulis
Page 3
5/7/2018 TUGAS UAS PSIKOKES - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-uas-psikokes 3/23
3
BAB I
LATAR BELAKANG MASALAH
Permasalahan kesehatan di Indonesia masih sangat banyak yang harus
dihadapi. Salah satu permasalahan yang masih menjadi perhatian utama bagi dunia
kesehatan adalah kesehatan ibu. Terutama kasus persalinan ibu yang sampai saat ini
masih menggunakan jasa dukun beranak. Pemanfaatan dukun beranak dipandang
menjadi salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kematian ibu di Indonesia.
Sedangkan kita bersama ketahui bahwa tingkat kematian ibu melahirkan di Indonesia
masih sangat tinggi. Pada tahun 2007, tercatat sebesar 247 per 100 ribu per kelahiran.
Hal tersebut juga tak jauh berbeda juga dengan Angka Kematian Bayi (AKB) di
tahun yang sama mencapai 26,9 per seribu kelahiran. Padahal dalam Miliennium
Development Goals (MDGs) ditargetkan tahun 2015 AKI tidak lebih dari 104 per 100
ribu kelahiran.
Tentu saja hal tersebut terjadi tanpa ada sebab. Pasti ada faktor-faktor yang
mempengaruhi tinggi angka kematian ibu. Keterlibatan akses terhadap makanan yang
bergizi dan layanan kesehatan menjadi salah satu faktor rendahnya tingkat kesehatan
masyarakat Indonesia. Keterbatasan ekonomi juga membuat masyarakat tak mampu
memenuhi kebutuhan gizi keluarga dan ditambah dengan layanan kesehatan yang
hingga kini dirasakan amat mahal oleh banyak masyarakat.
Khususnya layanan kesehatan, masyarakat masih beranggapan bahwa layanan
kesehatan yang diberikan kurang memuaskan. Selain itu biayanya mahal, sedangkan
Page 4
5/7/2018 TUGAS UAS PSIKOKES - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-uas-psikokes 4/23
4
tingkat ekonomi masyarakat masih rendah. Hal ini yang membuat masyarakat masih
memilih dukun beranak daripada tenaga kesehatan untuk menolong persalinan.
Meskipun permasalahan akses dan biaya telah mendapatkan perhatian khusus dari
pemerintah, namun pemilihan pertolongan persalinan dengan tenaga nonmedis
masih cukup tinggi di Indonesia. Kepercayaan penduduk terhadap ³orang yang
disepuhkan´ yang diyakini memiliki jampe-jampe tertentu memberikan
pengaruh besar dalam pemilihan tempat persalinan. Hal ini yang membuat
masyarakat merasa lebih sreg menggunakan jasa dukun.
Permasalahan tersebut di atas sampai saat ini masih terjadi di Indonesia.
Padahal pelayanan kesehatan yang disediakan di daerah sudah semakin ditingkatkan,
dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Salah
satunya adalah penurunan tingkat kematian ibu melahirkan. Sehingga perlu adanya
tindakan yang dilakukan untuk merubah perilaku masyarakat yang tadinya lebih
percaya pada dukun dalam menolong persalinan. Menjadi memilih layanan kesehatan
yang kompeten dalam menolong persalinan.
Page 5
5/7/2018 TUGAS UAS PSIKOKES - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-uas-psikokes 5/23
5
BAB II
LANDASAN TEORI
I. DUKUN BERANAK
Sebelum melihat
Menurut Kusnada Adimihardja, dukun bayi adalah seorang wanita atau pria
yang menolong persalinan. Kemampuan ini diperoleh secara turun menurun dari
ibu kepada anak atau dari keluarga dekat lainnya. Cara mendapatkan keterampilan ini
adalah melalui magang dari pengalaman sendiri atau saat membantu melahirkan.
Dukun beranak adalah seorang perempuan yang telah berpengalaman dan
seorang perempuan tua yang memberikan pertolongan pada waktu kelahiran atau
dengan hal yang berhubungan dengan pertolongan kelahiran, seperti memandikan
bayi, upacara menginjak tanah, dan upacara serimonial lainya.
Dukun bayi biasanya seorang wanita sudah berumur ± 40 tahun ke atas.
Pekerjaan ini turun temurun dalam keluarga atau karena ia merasa mendapat
panggilan tugas ini. Pengetahuan tentang fisiologis dan patologis dalam kehamilan,
persalinan, serta nifas sangat terbatas oleh karena itu apabila timbul komplikasi ia
tidak mampu untuk mengatasinya, bahkan tidak menyadari akibatnya, dukun tersebut
menolong hanya berdasarkan pengalaman dan kurang professional. Berbagai kasus
sering menimpa seoarang ibu atau bayinya seperti kecacatan bayi sampai pada
kematian ibu dan anak.
Page 6
5/7/2018 TUGAS UAS PSIKOKES - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-uas-psikokes 6/23
6
Pada dasarnya dukun bersalin diangkat berdasarkan kepercayaan masyarakat
setempat atau merupakan pekerjaan yang sudah turun temurun dari nenek moyang
atau keluarganya dan biasanya sudah berumur ± 40 tahun ke atas ( Prawirohardjo,
2005).
Dukun bayi adalah profesi seseorang yang dalam aktivitasnya, menolong proses
persalinan seseorang, merawat bayi mulai dari memandikan, menggendong, belajar
berkomunikasi dan lain sebagainya. Dukun bayi biasanya juga selain dilengkapi
dengan keahlian atau skill, juga dibantu dengan berbagai mantra khusus yang
dipelajarinya dari pendahulu mereka. Proses pendampingan tersebut berjalan sampai
dengan bayi berumur 2 tahunan. Tetapi, pendampingan yang sifatnya rutin sekitar 7 ±
10 hari pasca melahirkan
Suparlan, mengatakan bahwa dukun mempunyai ciri-ciri, yaitu:
1) Pada umumnya terdiri dari orang biasa,
2) Pendidikan tidak melebihi pendidikan orang biasa, umumnya buta huruf,
3) Pekerjaan sebagai dukun umumnya bukan untuk tujuan mencari uang tetapi
karena µpanggilan¶ atau melalui mimpi-mimpi, dengan tujuan untuk menolong
sesama,
4) Di samping menjadi dukun, mereka mempunyai pekerjaan lainnya yang
tetap. Misalnya petani, atau buruh kecil sehingga dapat dikatakan bahwa
pekerjaan dukun hanyalah pekerjaan sambilan,
Page 7
5/7/2018 TUGAS UAS PSIKOKES - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-uas-psikokes 7/23
7
5) Ongkos yang harus dibayar tidak ditentukan, tetapi menurut kemampuan dari
masing-masing orang yang ditolong sehingga besar kecil uang yang diterima
tidak sama setiap waktunya,
6) Umumnya dihormati dalam masyarakat atau umumnya merupakan tokoh
yang berpengaruh, misalnya kedudukan dukun bayi dalam masyarakat.
Selain ciri-ciri dukun, terdapat juga, terdapat juga bermacam-macam dukun
sesuai dengan keahliannya masing-masing, yaitu:
1) Dukun pijat yang bekerja untuk menyembuhkan penyakit yang disebabkan
karena kurang berfungsinya urat-urat dan aliran darah (salah urat), sehingga
orang
yang merasa kurang sehat atau sakipun perlu diurut supaya sembuh,
2) Dukun sangkal putung/dukun patah tulang, misalnya akibat jatuh dari pohon,
tergelincir atau kecelakaan,
3) Dukun petungan, yaitu dukun yang dimintai nasihat tentang waktu yang
sebaiknya dipilih melakukan sesuatu usaha yang penting seperti saat mulai
menanam padi, mulai panen, atau mengawinkan anak. Nasihat yang diberikan
berupa perhitungan hari mana yang baik, dan mana yang tidak baik menurut
numerologi Jawa,
4) Dukun-dukun yang pandai mengobati orang-orang yang digigit ular berbisa,
5) Dukun bayi, yaitu mereka yang memberi pertolongan pada waktu kelahiran
atau dalam hal-hal yang berhubungan dengan pertolongan persalinan,
Page 8
5/7/2018 TUGAS UAS PSIKOKES - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-uas-psikokes 8/23
8
6) Dukun perewangan, yaitu dukun yang dianggap mempunyaikepandaian
magis sehingga dapat memberi pengobatan ataupun nasehat dengan
menghubungi alam gaib (mahluk-mahluk halus), atau mereka yang melakukan
whit e mag ic dan black mag ic untuk maksud baik dan maksud jahat.
II. FAKTOR PENYEBAB MASYARAKAT MEMILIH DUKUN BERANAK
Ada berbagai macam faktor yang menyebabkan mengapa masyarakat lebih
memilih dukun beranak daripada petugas kesehatan (bidan) dalam menolong
persalinan, yaitu:
1. Kemiskinan
Kemiskinan menjadi alasan utama mengapa masyarakat lebih memilih
dukun beranak. Karena mereka beranggapan bahwa biaya yang
dikeluarkan lebih sedikit. Jika dibandingkan dengan pelayanan kesehatan
yang disediakan biaya yang harus dikeluarkan untuk persalinan relatif
mahal dan harus tunai. Sedangkan penghasilan masyarakat sangat terbatas.
2. Kultur Budaya
Adat istiadat yang berlaku di masyarakat Indonesia sangat kental. Hal ini
yang menyebabkan masyarakat lebih mempercayai adat istiadat tersebut
karena sudah berlangsung turun menurun. Salah satu yang menonjol
adalah masyarakat sampai saat ini masih sangat percaya pada dukun
beranak. Mereka menganggap bahwa dukun beranak tersebut memiliki
skill dan mampu membantu persalinan. Juga masyarakat begitu percaya
Page 9
5/7/2018 TUGAS UAS PSIKOKES - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-uas-psikokes 9/23
9
bahwa jika persalinan ditolong oleh dukun beranak, maka akan
memperoleh jampi-jampi atau doa yang akan membuat proses persalinan
lancar. Selain itu masih banyak perempuan terutama muslimah yang tidak
membenarkan pemeriksaan kandungan, apalagi persalinan oleh dokter
atau para medis laki-laki. Sikap budaya dan agama seperti itu,
kebanyakan kaum perempuan di pedesaan tetap memilih dukun beranak
sebagai penolong persalinan meskipun dengan resiko sangat tinggi.
3. Tingkat pengetahuan
Karena sebagian besar masyarakat di desa memiliki tingkat pendidikan
yang masih rendah, menyebabkan masyarakat lebih memegang adat
istiadat atau kebiasaan yang diturunkan oleh orang tua.
4. Langkanya tenaga kesehatan
Penyebaran tenaga kesehatan sampai saat ini masih belum merata
terutama di daerah pedalaman. Sehingga pengetahuan masyarakat tentang
pentingnya kesehatan juga belum merata. Hal ini yang menyebabkan
masyarakat masih sangat percaya terhadap dukun beranak.
5. Tenaga kesehatan (bidan) kurang proaktif
Penempatan tenaga kesehatan dalam hal ini adalah bidan seharusnya
memiliki dampak yang signifikan terhadap peningkatan derajat kesehatan
masyarakat. Namun karena bidan yang ditempatkan di suatu daerah
kebanyakan kurang mampu untuk menjalin hubungan baik dengan
masyarakat maupun dengan tokoh masyarakat. Keadaan ini menyebabkan
Page 10
5/7/2018 TUGAS UAS PSIKOKES - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-uas-psikokes 10/23
10
hubungan yang kurang sehat antara masyarakat, dukun dan bidan. Dimana
bidan adalah pendatang, sedangkan dukun beranak merupakan bagian dari
masyarakat tersebut.
III. PERILAKU SEHAT
Membahas tentang kesehatan maka perlu kiranya mengkaji perilaku
kesehatan. Kesehatan sendiri berarti keadaan (status) sehat secara fisik, mental dan
sosial (Dewi Retno S). Menurut WHO, kesehatan adalah kondisi keseluruhan dari
kondisi fisik, kondisi mental dan kondisi sosial yang baik. Sehingga kesehatan bukan
merupakan urusan fisik saja namun juga secara psikis (mental) dan juga sosial.
Untuk mempelajari perilaku kesehatan, sangat berkaitan dengan ilmu
psikologi. Bahwa psikologi merupakan ilmu tentang perilaku. Sehingga psikologi
kesehatan adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku sehat (Dewi Retno S).
Perilaku sediri dibagi dua yaitu:
a. Perilaku tampak (overt behaviour)
Merupakan perilaku yang bisa diamati atau dilihat oleh orang lain.
Misalnya seorang ibu yang akan melahirkan pergi ke rumah dukun untuk
meminta bantuannya menolong persalinan.
b. Perilaku tidak tampak (covert behaviour)
Perilaku tak tampak ini merupakan perilaku yang ada dalam diri individu,
namun tidak dapat dilihat oleh orang lain. Yang tahu dan merasakan
adalah individu tersebut sendiri. Misalnya seorang ibu yang akan
Page 11
5/7/2018 TUGAS UAS PSIKOKES - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-uas-psikokes 11/23
11
melahirkan meminta pertolongan dukun beranak untuk menolong
persalinanya. Tentu melalui pertimbangan yang didasari keyakinan,
kepercayaan dan pengetahuan dari si ibu tersebut.
Kesehatan sangat terkait erat dengan faktor sosial dan mental seseorang,
bukan hanya dipengaruhi oleh faktor fisik saja. Menurut biopsychosocial model
terdapat komponen psikologi, yaitu:
a. Behaviour (adaption and maintanance)
Merupakan perilaku seseorang dalam beradaptasi dan menghadapi
keadaan yang dialami.
b. Emotional (feelings)
Berkaitan dengan perasaan seseorang yang akan mempengaruhi dalam
menghadapi sebuah situasi yang berhubungan dengan kesehatan.
c. Cognition (thought, beliefs and attitude)
Setiap individu memiliki sebuah cara berpikir sesuai dengan pengetahuan
yang dimiliki. Serta memiliki keyakinan atau kepercayaan yang sangat
mempengaruhi individu dalam berperilaku. Selain itu juga berkaitan
dengan sikap individu dalam memandang kesehatan.
d. Personality (characteristic way of thingking and feeling)
Tipe kepribadian seseorang berpengaruh dengan bagaimana seseorang
menyikapi masalah kesehatan yang dialaminya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa individu dalam memandang kesehatan
ternyata sangat dipengaruhi faktor psikis. Untuk kasus perilaku seseorang dalam
Page 12
5/7/2018 TUGAS UAS PSIKOKES - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-uas-psikokes 12/23
12
memilih penolong persalinan, sangat dipengaruhi faktor psikologi. Karena perilaku
yang muncul lebih banyak dipengaruhi perilaku yang tidak tampak. Termasuk di
dalamnya adalah keyakinan, kepercayaan serta pengetahuan yang dimiliki
masyarakat.
Leventhal et.al (1985) memprediksi faktor yang mempengaruhi perilaku
kesehatan, yaitu :
1. Faktor sosial, seperti pembelajaran, penguatan (reinfor cement ), modeling
dan norma sosial
2. Genetik, ada beberapa penyakit yang muncul karena menurun.
3. Faktor emosional, seperti kecemasan, ketakutan, tertekan
4. P er ceived symptoms, persepsi yang dimiliki seseorang akan sakit yang
dideritanya
5. T
he bel ie f s of the patient , setiap orang memiliki keyakinan dan
kepercayaan yang dianut atau diyakini
6 . T he bel ie f s of the heal th pr of esional, keyakinan yang dimiliki oleh seorang
tenaga kesehatan yang akan mempengaruhi kinerjanya dalam melayani
pasien.
T heory of Reasoned Action dan T heory of P lanned Behavior yang
dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen (1975), teori ini menyediakan suatu kerangka
untuk mempelajari sikap terhadap perilaku. Berdasarkan teori tersebut, penentu
terpenting perilaku seseorang adalah intensi untuk berperilaku. Intensi individu untuk
menampilkan suatu perilaku adalah kombinasi dari sikap untuk menampilkan
Page 13
5/7/2018 TUGAS UAS PSIKOKES - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-uas-psikokes 13/23
13
perilaku tersebut dan norma subjektif. Intensi bisa berubah karena waktu. Semakin
lama jarak antara intensi dan perilaku, semakin besar kecenderungan terjadinya
perubahan intensi.
Sikap individu terhadap perilaku meliputi kepercayaan mengenai suatu
perilaku, evaluasi terhadap hasil perilaku, norma subjektif, kepercayaan-kepercayaan
normatif dan motivasi untuk patuh. Sikap dianggap sebagai anteseden pertama dari
intensi perilaku. Sikap adalah kepercayaan positif atau negatif untuk menampilkan
suatu perilaku tertentu. Kepercayaan-kepercayaan atau bel ie f s ini disebut dengan
behavioral bel ie f s.
Untuk menganalisis perilaku seseorang dalam memilih penolong persalinan
maka dapat digunakan the theory of reasoned action and planned action. Dalam teori
tersebut dinyatakan bahwa teori ini membahas tentang peramalan perilaku yang
muncul dan hubungan antara sikap dan perilaku seseorang.T heory of Reasoned
Action dan T heory of P lanned Behavior yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen
(1975) yang menurut penulis merupakan teori yang lebih komprehensif karena sudah
memasukkan faktor-faktor, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar diri
individu. Di samping itu juga Ajzen & Fishbein (1980) tidak hanya mencantumkan
elemen pembentuk sikap sebagaimana dengan pendekatan struktur, tetapi secara jelas
mereka membuat model untuk menggambarkan proses dari keterkaitan antara bel ie f ,
sikap, dan perilaku. T heory of P lanned Behavior dapat digambarkan melalui bagan
sebagai berikut:
Page 14
5/7/2018 TUGAS UAS PSIKOKES - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-uas-psikokes 14/23
14
Source: Ajzen, I. (1991). The theory of planned behavior. Organizational Behavior
and Human Deci sion P r ocesses, 50, p. 179-211.
IV. MASALAH
Kepercayaan masyarakat terhadap dukun beranak dalam rangka menolong
persalinan merupakan akar dari permasalahan. Dimana jika hal ini masih dibiarkan,
maka tidak menutup kemungkinan peningkatan angka kemataian ibu terus berlanjut.
Maka diperlukan sebuah pendekatan untuk merubah cara pandang masyarakat
terhadap jasa penolong persalinan.
Meski saat ini telah ada program kemitraan bidan dan dukun bayi, namun jika
persepsi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan masih ragu. Maka perilaku
masyarakat tidak akan berubah. Masyarakat akan tetap memilih dukun beranak
ketimbang memilih pelayanan kesehatan. Hal yang wajar terjadi, karena kepercayaan
yang mereka anut sudah melekat atau telah mendarah daging secara turun temurun.
Page 15
5/7/2018 TUGAS UAS PSIKOKES - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-uas-psikokes 15/23
15
Perilaku yang muncul di masyarakat tentang pemilihan penolong persalinan,
sangat erat kaitannya dengan sikap, keyakinan dan pengertahuan masyarakat.
Masyarakat Indonesia dikenal dengan adat istiadat yang sangat kental dan melekat
pada setiap individu. Ditunjang dengan tingkat pendidikan yang masih rendah
terutama masyarakat di pedesaan. Sehingga pemakaian jasa dukun beranak masih
dipakai sampai saat ini. Mengakibatkan tingkat kematian ibu bersalin sangat sulit
untuk diturunkan.
Page 16
5/7/2018 TUGAS UAS PSIKOKES - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-uas-psikokes 16/23
16
BAB III
ANALISIS DAN RANCANGAN INTERVENSI
I. ANALISIS KASUS
Menurut kasus yang dijelaskan di bab sebelumnya, hal tersebut terkait dengan
pola perilaku masyarakat. Seperti yang telah dipelajari di mata kuliah Psikologi
Kesehatan, bahwa perilaku yang ada pada masyarakat terdiri dua yaitu perilaku
tampak (overt behaviour) dan perlaku tertutup (covert behaviour). Dalam kasus di
atas perilaku yang tampak pada masyarakat adalah dalam memilih penolong
persalinan. Masyarakat lebih memilih dukun beranak daripada tenaga kesehatan
terlatih seperti bidan.
Sedangkan perilaku tertutup yang bisa diperkirakan adalah kepercayaan yang
dianut oleh masyarakat secara turun temurun tentang keberadaan dukun beranak.
Selain itu tingkat pengetahuan masyarakat yang masih minim tentang kesehatan.
Pemilihan dukun beranak dalam menolong persalinan, tanpa mempertimbangkan
resiko yang akan dialami jika terjadi ketidaknormalan.
Dari faktor-faktor yang diungkapkan oleh Laventahal tersebut, maka dapat
dianalisa bahwa perilaku masyarakat yang lebih memilih dukun beranak sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor sosial, yang bahwa masyarakat di Indonesia
sangat kental dengan rasa kekeluargaan. Dalam keluarga akan terjadi sebuah
pembelajaran yang diturunkan tentang kebiasaan, keyakinan dan kepercayaan.
Page 17
5/7/2018 TUGAS UAS PSIKOKES - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-uas-psikokes 17/23
17
Sehingga penggunaan jasa dukun memang sudah digunakan sejak lama dan diyakini
sebagai orang yang mampu menolong persalinan dengan baik.
Faktor emosional juga merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada
perilaku masyarakat dalam kasus ini. Karena sudah ada ikatan secara emosi bahwa
jika yang menolong persalinan adalah dukun bayi maka baik dari ibu maupun
keluarga akan merasa lebih tenang.
Kemudian faktor selanjutnya yang juga mempengaruhi adalah keyakinan dan
kepercayaan yang dipegang oleh masyarakat. Hal ini yang merupakan tantangan
terberat untuk sedikit demi sedikit merubah keyakinan dan kepercayaan masyarakat.
Dimana keyakinan tersebut justru akan merugikan bagi kesehatan ibu dan bayi.
Namun untuk merubah perilaku masyarakat yang dilandasi dari keyakinan tidak
mudah. Apalagi jika petugas kesehatan yang ditugaskan memiliki keyakinan dan
kepercayaan yang berbeda dan memaksakan kehendak. Sehingga akan terjadi
hubungan yang tidak harmonis antara masyarakat, dukun beranak dan bidan.
T heory of P lanned Behavior dikembangkan untuk memprediksi perilaku-
perilaku yang sepenuhnya tidak di bawah kendali individu. Artinya perilaku yang
muncul pada masyarakat mengenai pemilihan dukun beranak sebagai penolong
persalinan, menurut teori ini berdasarkan norma, kepercayaan dan motivasi untuk
patuh.
Dari bagan pada bab sebelumnya dapat dijelaskan berkaitan dengan
permasalahan dari pemilihan dukun beranak untuk membantu persalinan. Bahwa
perilaku yang muncul di masyarakat berasal dari kepercayaan. Kepercayaan yang
Page 18
5/7/2018 TUGAS UAS PSIKOKES - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-uas-psikokes 18/23
18
diyakini atau dianut oelh individu akan menimbulkan sebuah perilaku (behavioral
bel ie f s). Selain itu, perilaku yang muncul juga dipengaruhi oleh normative bel ie f ,
yang artinya kepercayaan-kepercayaan yang berlaku di masyarakat memberi
pengaruh terhadap seseorang dalam berperilaku. Dalam hal ini pemilihan dukun
beranak, karena keberadaan dukun beranak tersebut telah turun temurun.
Sedangkan cont r ol bel ie f s, berkaitan dengan kemampuan seseorang
mengendalikan kepercayaan yang dimiliki individu. Sehingga akan memunculkan
per ceived behavioral cont r ol , mengindikasikan bahwa motivasi seseorang
dipengaruhi oleh bagaimana ia mempersepsi tingkat kesulitan atau kemudahan untuk
menampilkan suatu perilaku tertentu. Jika seseorang memiliki cont r ol bel ie f s yang
kuat mengenai faktor-faktor yang ada yang akan memfasilitasi suatu perilaku, maka
seseorang tersebut memiliki persepsi yang tinggi untuk mampu mengendalikan suatu
perilaku. Sebaliknya, seseorang tersebut akan memiliki persepsi yang rendah dalam
mengendalikan suatu perilaku jika ia memiliki cont r ol bel ie f s yang kuat mengenai
faktor-faktor yang menghambat perilaku. Persepsi ini dapat mencerminkan
pengalaman masa lalu, antisipasi terhadap situasi yang akan datang, dan sikap
terhadap norma-norma yang berpengaruh di sekitar individu.
Dalam hal kasus ini sebenarnya dapat dilakukan dengan melalui pendekatan
teori P lanned behavior . Melalui pendekatan teori ini, dapat diterapkan untuk merubah
perilaku masyarakat dalam memilih dukun beranak guna menolong persalinan. Hal
yang bisa dilakukan adalah membuat peran aktif tenaga kesehatan terutama bidan
dalam rangka perubahan perilaku masyarakat.
Page 19
5/7/2018 TUGAS UAS PSIKOKES - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-uas-psikokes 19/23
19
Menurut teori P lanned Behavior , bahwa kepercayaan yang diyakini bisa
dirubah jika sikap untuk berperilaku dan norma subyektif berubah. Untuk merubah
sikap individu bisa melalui memberi pengetahuan, informasi, serta pemahaman
tentang keberadaan pelayanan tenaga kesehatan yang kompeten. Pemberian
pengetahuan tersebut harus berlangsung secara kontinyu atau berkesinambungan.
Tidak lupa tetap melakukan hubungan yang baik dengan dukun beranak dengan
program kemitraan. Sehingga diharapkan ada pemahaman baru tentang penolong
persalinan yang lebih kompeten dan paham akan resiko yang mungkin terjadi selama
proses persalinan. Pemahaman baru tentang peran tenaga kesehatan(bidan) yang
memiliki kemampuan lebih dalam menolong persalinan, lambat laun akan
mempengaruhi pola pikir masyarakat dalam memutuskan dan memilih penolong
persalinan. Demi keselamatan ibu dan bayi.
II. RANCANGAN INTERVENSI : OPERANT CONDITIONING
Setelah masyarakat memiliki pemahaman atau cara pandang baru tentang
penolong persalinan, maka menurut teori di atas akan memunculkan sebuah
kepercayaan baru. Kepercayaan tersebut akan mempengaruhi individu memiliki sikap
untuk berperilaku. Jika kepercayaan yang baru tentang penolong persalinan yang
lebih baik adalah bidan, maka perlu intervensi yang bisa dilakukan adalah dengan
menggunakan pendekatan o perant cond itionin g . Pendekatan O perant C ond itionin g
pertama kali di kemukakan oleh B.F Skinner. Untuk kasus pemilihan penolong
Page 20
5/7/2018 TUGAS UAS PSIKOKES - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-uas-psikokes 20/23
20
persalinan, jika pemahaman baru sudah mulai diterima oleh masyarakat maka perlu
diberikan penguatan. Sehingga perilaku baru yang ingin dimunculkan akan berhasil.
Sebelum intervensi dilakukan perlu bagi bidan untuk melakukan pendekatan
secara personal dengan tokoh masyarakat (k ey person) yang ada di daerah tersebut.
Hal ini dimaksudkan agar antara bidan dan tokoh masyarakat memiliki persepsi yang
sama tentang pentingnya merubah perilaku masyarakat dalam pemilihan penolong
persalinan. Jika pemahaman sudah tercapai maka selanjutnya melakukan pendekatan
kepada dukun beranak yang ada di daerah tersebut. Disampaikan bahwa antara dan
bidan bisa terjalin kemitraan. Artinya mereka bisa melakukan kerjasama, saling
menguntungkan. Selanjutnya bersama-sama memberikan intervensi penguatan
kepada masyarakat. Bisa dalam bentuk pemberian hadiah jika ada ibu yang akan
melahirkan dan yang menolong persalinan adalah bidan. Hadiah atau reward yang
diberikan harus selalu diperbarui sampai perilaku yang dinginkan muncul. Sehingga
diharapkan muncul sebuah kepercayaan baru bahwa penolong persalinan yang
kompeten adalah bidan. Sedangkan dukun beranak memiliki peran yang berbeda,
yaitu hanya membantu merawat ibu dan bayi yang baru lahir.
Intervensi yang dilakukan harus secara berkelanjutan. Pemberian penguatan
juga bisa berupa biaya persalinan yang tidak terlalu mahal. Apalagi pemerintah saat
ini memberlakukan kebijakan baru yang disebut Jaminan persalinan (Jampersal).
Sehingga pemahaman masyarakat tentang penolong persalinan diharapkan berubah.
Kalau melahirkan di bidan sudah tidak mahal lagi, ditambah bonus diberi bingkisan
sebagai sarana penguat perilaku masyarakat.
Page 21
5/7/2018 TUGAS UAS PSIKOKES - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-uas-psikokes 21/23
21
Jika kasus tersebut memakai pendekatan yang disampaikan di atas, maka
kemungkinan akan terjadi penurunan angka kematian ibu saat melahirkan. Sehingga
tujuan dari MDG¶s di Indonesia tentang penurunan angka kematian ibu bersalin akan
terwujud.
Page 22
5/7/2018 TUGAS UAS PSIKOKES - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-uas-psikokes 22/23
22
BAB IV
KESIMPULAN
Dari uraian di atas tentang pemilihan penolong persalinan, dapat diambil
kesimpulan bahwa :
1. Proses pemilihan penolong persalinan pada masyarakat dipengaruhi oleh
keyakinan atau keprcayaan yang dipegang oleh masyarakat tersebut.
2. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan, terutama
keselamatan saat proses persalinan.
3. Perlunya memberikan pemahaman baru kepada masyarakat melalui
pemberian informasi secara kontinyu tentang penolong persalinan yang
kompeten. Sehingga diharapkan memunculkan kepercayaan baru yang
akan mempengaruhi sikap dalam menghasilkan perilaku yang baru.
4. Dengan memberikan intervensi melalui pendekatan operant conditioning,
bekerjasama dengan tokoh masyarakat dan dukun beranak. Melalui
pemberian hadiah jika mau bersalin di bidan. Pemberian hadiah harus
kontinyu atau berkelanjutan.
Page 23
5/7/2018 TUGAS UAS PSIKOKES - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-uas-psikokes 23/23
23
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal penelitian; Anggoridi, Rini; Dukun Bayi Dalam Persalinan Oleh Masyarakat
Indonesia, Makara, Kesehatan, Vol 13 No 1, Juni 2009: 9-14
Jurnal penelitian; Setyawati, Gita; Alam,Meredian; Modal Sosial Dan Pemilihan
Dukun Dalam Proses Persalinan: Apakah Relevan?, Makara, Kesehatan, Vol 14, No
1, Juni 2010: 11-16
http://www.vhrmedia.com/vhr-news/berita-
detail.php?.e=87&.g=news&.s=berita, diakses pada tanggal 19 Juni 2011
http://eco-mreco.blogspot.com/2010/11/kemitraan-bdd-dan-dukun-bayi.html,
diakses pada tanggal 19 Juni 2011
http://stumath.wordpress.com/2010/02/19/dukun-bayi-bidan-antara-rivalitas-
dan-kemitraan/, diakses pada tanggal 19 Juni 2011