LAPORAN HASIL DISKUSI TUTORIAL KELOMPOK 5TUTOR : dr.Arum
Blok 5 KASUS 1 : Sesak Nafas Disusun oleh: 1.Agri Shafrion
Darwis 2.Anisa Paramitha 3.Deasy Silvia Lestari 4.Dwitari Novalia
5.Ita Purwanti 6.Miftahun Nissa (H2A011004) (H2A011009) (H2A011014)
(H2A011019) (H2A011024) (H2A011029)
7.Osa Sepdila Wahyudiningrum (H2A011034) 8.Rizki Amalia
9.Tajudin Rahmat Surya 10.Winda Wahyu Ikaputri S (H2A011039)
(H2A011044) (H2A011049)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG TAHUN
AJARAN 2011/2012
Skenario 1 Sesak Nafas Seorang laki-laki 25 tahun mengeluh nafas
terengah-engah ketika naik tangga. Setelah beristirahat, sesak
nafas berkurang dan nafas berangsur-angsur seperti semula. Hasil
pemeriksaan tekanan darah normal dan oleh dokter dinyatan sehat.
Step 1 1.Sesak nafas : Perasaan sulit bernafas ditandai dengan
nafas yang pendek dan penggunaan otot-otot bantu pernafasan
2.Tekanan Darah : Tekanan dalam pembuluh darah ketika jantung
memompakan darah keseluruh tubuh 3.Nafas terengah-engah :
Step2 1. Mengapa nafas lelaki tersebut terengah-engah ketika
naik tangga ? 2. Bagaimana mekanisme pernafasan ? 3. Faktor
penyebab sesak nafas ? 4. Mengapa setelah beristirahat nafas
berangsur-angsur normal ? 5.Bagaimana pertolongan pada orang yang
terkena sesak nafas ?
Step 3 1. 3 faktor yang sering menyertai perkembangan sensasi
dispnea yaitu : - Kelainan gas-gas dalam cairan tubuh, terutama
hiperkapnia ( CO2 berlebihan dalam cairan tubuh) dan Hipoksia (O2
yang tidak adekuat dalam tingkat tingkat jaringan) - Jumlah kerja
yang harus dilakukan oleh otot-otot pernapasan untuk menghasilkan
ventilasi yang memindai -Keadaan pikiran orang tersebut Seseorang
menjadi sangat dispnea terutama akibat pembentukan CO2 yang
berlebihan dalam cairan tubuh. Namun, pada suatu waktu kadar CO2
dan O2 dalam batas normal, tetapi untuk mencapai gasgas ini dalam
batas normal orang tersebut harus bernafas dengan kuat. Pada
keadaan seperti ini, aktivitas otot-otot yang kuat sering memberi
sensasi dispnea pada orang tersebut. Pada saat melakukan kegiatan,
tubuh membutuhkan energi yang lebih dari normal sehingga tekanan
PCO2 meningkat karena meningkatnya konsentrasi CO2 dalam tubuh.
Sehingga pengambilan O2 dalam atmosfer itu menjadi lebih banyak ,
sehingga hipotalamus yang mengontrol memerintahkan paru-paru untuk
melakukan hipertensi. Hipertensi yaitu keadaan dimana seorang
melakukan kegiatan yang lebih dari normal. Sehingga orang tersebut
terengah-engah ketika naik tangga.
2. Mekanisme pernapasan (respirasi) eksternal : -Udara secara
bergantian dimasukkan ke paru-paru dan dikeluarkan dari paru
sehingga udara dapat dipertukarkan antara atmosfer (lingkungan
eksternal) dan kantung udara (alveolus) paru. Kecepatan ventilasi
diatur untuk menyesuaikan aliran udara antara atmosfer dan
menyesuaikan aliran udara antara atmosfer dan alveous sesuai dengan
kebutuhan metabolik tubuhh akan penyerapan O2 dan pengeluaran CO2.
-O2 dan CO2 dipertukarkan antara udara di alveolus dan darah
didalam kapiler paru melalui proses difusi -Darah mengangkut O2 dan
CO2 antara paru dan jaringan -Oksigen dan Co2 dipertukarkan antara
jaringan dan darah melalui proses difusi menembus kapiler
sistemik(jaringan).
3. Faktor penyebab sesak nafas : a.Ketinggian suatu tempat
Karena faktor lingkungan. Udara dingin dan lembab dapat menyebabkan
sesak nafas b.Faktor keturunan Pembawaan genetika yang memiliki
paru-paru dan organ pernafasan lemah. Diperberat dengan terfosirnya
tenaga dan rasa gelisah, maka akan menimbulkan efek pada
bagian-bagian tubuh akan memulai fungsi tidak normal. c. Jenis
Latihan Fisik d. Kernoneseptor untuk tegangan CO2 dan O2 e. Ketidak
seimbangan antara kerja pernafasan dengan kapasitas ventisali. f.
Peningkatan kerja/kerja fisik, dimana jumlah O2, yang memasuki
aliran darah di paru meningkat, karena adanya kenaikan jumlah O2
yang ditambahkan pada tiap satuan darah serta bertambahnya aliran
darah pulmonal permenit dan bisa menyebabkan meningkatnya rasa
sesak nafas. e.Hipoksia hipoksik
4. Pernapasan berangsur-angsur normal : Karena pernapasan sudah
teratur, sehingga suplai O2 dalam darah menjadi lancar, karena
jantung berdenyut kira-kira 70 x dalam 1 menit. Pada keadaan
istirahat, sehingga saat beristirahat konerja jantung yang tidak
terlalu berat, dengan kembali normal untuk memompa darah yang
membawa O2 ke seluruh tubuh. Istirahat saat sesak nafas dibutuhkan
untuk pembebasan jalan nafas, dengan pelonggaran yang ditunjang
istirahat/posisi tubuh pasien yang tidak menutup jalan nafas.
Fungsi pernafasan mungkin sudah normal tapi masih mengalami sesak
nafas karena perasaannya masih abnormal. Keadaan ini disebut
dispnea neurogenik atau dispnea emotinal.
5.Pertolongan pada penderita sesak nafas : a) b) c) d) Tenangkan
penderita. Dibawah ketempat yang luas dan sejuk. Posisikan setengah
duduk. Atur nafasnya agar membaik
Step 4 Skema :
AKTIVITAS
KEBUTUHAN ENERGI MENINGKAT
KEBUTUHAN O2 MENINGKTA
FREKUENSI NAFAS MENINGKAT
SESAK NAFAS NORMAL MEKANISME PEMBENTUKAN ENERGI MEKANISME
PERNAFASAN MEKANISME KERJA JANTUNG AKUT KRONIS ABNORMAL
ANATOMI FISIOLOGI HISTOLOG I
ANATOMI FISIOLOGI HISTOLOGI
Step 5 Sasaran belajar: 1. Anatomi sistem respirasi dan sistem
kardiovaskuler 2. Fisiologi sistem respirasi dan sistem
kardiovaskuler 3. Histologi sistem respirasi 4. AIK
Step 6 Belajar Mandiri
Step 7
Anatomi Sistem Respirasi
Selama pernapasan terlibat beberapa otot, yaitu : Otot esensial
untuk inspirasi normal: a. diafragma b. m. Intercostalis externus
otot untuk ekspirasi normal: a. m. Intercostalis internus Otot
pembantu inspirasi dalam: a. Mm. scaleni b. m.
sternocleidomastoideus c. m. serratus posterior superior d. m.
pectoralis minor e. m. Levatores costarum Otot Ekspirasi dalam: a.
m. Intercostalis internus b. m. Transversus abdominis
c. m. Rectus abdominis d. m. Obliuus abdominis externus dan
internus e. m. Transversus thoracis f. m. Serratus posterior
inferior
Secara umum saluran udara pernafasan melalui: hidung faryng
(nasofaring, orofaryng, dan laryngofaring) laryng trachea Bronchus
(bronchus principalis, bronchus lobaris ) bronchus segmentalis
bronchioles (bronchiolus terminalis, bronchiolus respiratorius )
ductus alveolaris atrium sacculus alveolus kemudian berakhir di
alveolus ( tempat pertukaran O2 dan CO2). a. Hidung Hidung terdiri
dari nasus ekternus ( hidung luar ) dan cavum nasi. 1. Nasus
eksternus Mempunyai ujung yang bebas, dilekatkan ke dahi melalui
cadix rasi atau jembatan hidung. Setiap nares ( lubang luar hidung
) di batasi latral oleh ala nasi dan di medial oleh septum nasi.
Rangkanya di bentuk di atas oleh os. nasale, processus frontalis
ossis maxillaries, dan pars nasilis ossis frontalis. Di bawah,
rangka ini di bentuk oleh lempenglempeng tulang rawan, yaitu
cartilage nasi superior dan inferior dan cartilage msepti nasi. 2.
Cavum nasi Terletak dari nares di depan sampai choanae di belakang.
Rongga ini di bagi oleh septum nasi ( belahan kanan dan kiri ).
Setiap belahan mempunyai dasar, atap, dinding lateral dan dinding
medial. o Dasar Dibentuk oleh processus palatines maxillae dan
lamina horizontalis ossis platini, yaotu permukaan atas palatum
durum. o Atap Sempit dan di bentuk ( dari belakang ke depan ) :
corpus ossis sphenoidalis, lamina cribosa ossis ethmoidalis, os.
frontale, os. nasale, dan cartilagines nasi.
o Dinding lateral Di tandai dengan 3 tonjolan ( concha nasalis
superior, media, dan inferior ). Area di bawah setiap concha di
sebut maetus. 1. Recessus sphenoethmoidalis adalah daerah kecil
yang terletak di antara concha nasalis superior dan di depan corpus
ossis sphenoidalis. 2. Maetus nasi superior, terletak di bawah dan
lateral concha nasalis superior. Di sini terdapat muara sinus
ethmoidalis posteriors. 3. Maetus nasi media, terletak di bawah dan
medial concha media. Maetus nasi media dilanjutkan ke depan oleh
sebuah lekukan di sebut atrium. Atrium di batasi oleh sebuah rigi,
disebut agger nasi. Di bawah dan dan depan atrium, dan sedikit di
dalam naris terdapat vesrtibulum. 4. Maetus nasi inferior, terletak
di bawah dan lateral concha inferior dan terdapat muara ductus
nasolacrimalis ( sebuah lipatan membrana mucosa membentuk katup
yang tidak sempurna, yang malindungi muara ductus ). o Dinding
medial atau septum nasi adalah sekat osteoecartilago yang di tutupi
membrana mucosa. Bagian atas di bentuk lamina perpendicularis ossis
ethmoidalis dan bagian posteriornya dibentuk oleh os. vomer. Bagian
anterior di bentuk oleh cartilago septi. Membrana mucosa melapisi
cavum nasi kecuali vestibulum, yang dilapisi oleh kulit yang telah
di modifikasi. Terdapat 2 jenis membrana mucosa, yaitu: o Membrana
mukosa olfaktorius, melapisi permukaan atas concha nasalis superior
dan recessus sphenoetmoidalis dan juga daerah septum nasi yang
berdekatan dengan atap. Fungsinya menerima rangsangan penghidu
khusus. o Membrana mucosa respiratorius, melapisi bagian bawah
cavum nasi. Fungsinya adalah menghangatkan, melembabkan dan
membersihkan udara inspirasi. Persarafan cavum nasi, N. olfactorius
berasal dari sel-sel olfactorius khusus yang terdapat pada membrana
mucosa mucosa. Saraf ini naik ke atas melalui lamina cribosa dan
mencapai bulbus olfactorius.
Saraf-saraf sensasi umum berasal dari divisi opthalmica dan
maxilaris N. trigeminus. Persarafan bagian anterior cavum nasi
berasal dari N. ethmoidalis anterior. Persarafan bagian posterior
berasal dari ramus nasopalatinus dan ramus palatinus ganglion
pterygopalatinum. Pendarahan cavum nasi, suplai arteri terutama
berasal dari cabang-cabang A. maxilaris. Cabang yang terpenting
adalah: A. sphenopalatin. Arteri ini beranastomosis dengan cabang
septalis A. labialis superior yang merupakan cabang dari A.
facialis di daerah vestibulum. Daerah ini sering terjadi
perdarahan. Vena-vena membentuk plexus yang luas di dalam
submucosa. Plexus ini dialirkan oleh vena-vena yang menyertai
arteri. Aliran limfe cavum nasi, pembuluh limfe mengalirkan limfe
dari vestibulum ke nodi submandibulares. Bagian lain dari cavum
nasi mengalirkan limfenya ke nodi cervicales profundi superior.
b. Pharynx Terdapat di belakang cavum nasi, mulut dan laryng.
Dinding pharynx ada 3 lapis: mucosa, fibrosa, muscular.
Otot-ototnya terdiri dari: M. concrictor pharyngis superior, medius
dan inferior (M. cricopharyngeus ), M. stylopharyngeus, dan M.
salphingopharyngeus. Pharyng di bagi menjadi 3: nasopharynx,
oropharynx dan laryngopharynx.
Orofaring dan laringofaring dilapisi epitel berlapis gepeng,
mengandung kelenjar mukosa murni Mukosa nasofaring sama dengan
organ respirasi Mukosa orofaring dan laringofaring sama dengan
saluran cerna Mukosa faring tidak punya muskularis mukosa o
Nasopharynx Terletak di belakang rongga hidung. Mempunyai atap,
dasar, dinding anterior, posterior, dan lateral. Pada atap di
bentuk oleh corpus ossis sphenoidalis dan pars bassilaris ossis
occipitalis. Pada submucosa daerah ini terdapat kumpulan jaringan
limfoid yang di sebut tonsila pharyngealis. Pada dasar dibentuk
oleh permukaan atas palatum molle dan dinding posterior pharynx.
Selama menelan hubungan antara naso dan oropharynx tertutup oleh
naiknya palatum molle dan tertariknya dinding posterior pharynx ke
depan. Pada dinding anterior di bentuk oleh aperture nasalis
posterior, dipisahkan oleh pinggir posterior septum nasi. Dinding
posterior membentuk permukaan miring yang
berhubungan dengan atap. Dinding ini di tunjang oleh arcus
anterior atlantis. Pada dinding lateral tiap-tiap sisi mempunyai
muara tuba auditiva ke pharynx. o Oropharynx Terletak di belakang
cavum oris dan terbentang dari palatum molle sampai ke pinggir atas
epiglottis. Mempunyai atap, dasar, dinding anterior, posterior, dan
lateral. Atap di bentuk oleh permukaan bawah palatum molle dan
isthmus pharyngeus. Dasar di bentuk oleh sepertiga posterior lidah
dan celah antara lidah dan permukaan anterior epiglottis. Dinding
anterior terbuka ke dalam rongga mulut melalui isthmus
oropharynx.
Dinding posterior di sokong oleh corpus vertebra cervicalis ke 2
dan bagian atas disokong oleh corpus vertebra cervicalis ke 3.
Dinding lateral, keduanya terdapat arcus palatoglossus dan arcus
palatopharyngeus dan tonsila palatine di antaranya. o
Laringopharynx Terletak di belakang aditus larynges dan permukaan
posterior larynx, dan terbentang dari pinggir atas epiglottis
sampai pinggir bawah cartilage cricoidea. Mempunyai dinding
anterior, posterior, dan lateral. Dinding anterior dibentuk oleh
aditus laryngis dan membrane mucosa yang meliputi permukaan
posterior larynx. Dinding posterior di sokong oleh corpus vertebra
cervicalis ke 3, 4, 5, dan 6. Dinding lateral di sokong oleh
cartilage thyroidea dan membrane thyroidea.sebuah alur kecil tetapi
penting bagi membrane di sebut fossa piriformis. Persarafan
pharynx, berasal dari plexus pharyngeus yang di bentuk oleh
cabangcabang N. glossopharyngeus, N. vagus dan N. symphaticus.
Persarafan motorik berasal dari pars cranialis N. acessorius yang
berjalan melalui cabang-cabang N. vagus menuju ke plexus pharyngeus
dan mempersarafi semua otot pharynx kecuali M. stylopharyngeus (
oleh N. glossopharyngeus ). Persarafan sensorik membrana mucosa
nasopharynx terutama berasal dari N. maxilaris. Membrana mucosa
oropharynx terutama oleh N. glossopharyngeus. Membrana mucosa di
sekitar aditus laryngeus oleh N. ramus laryngeus internus N. vagus.
Pendarahan pharynx, berasal dari cabang-cabang A. pharyngea
ascendens, A. palatine ascendens, A. fascialis dan A. lingualis.
Vena bermuara ke plexus venosus pharyngeus yang kemudian bermuara
ke vena jugularis interna. Aliran limfe pharynx langsung menuju ke
nodi lymphoidei cervicales profundi atau tidak langsung melalui
nodi retripharyngiales atau paratracheales. c. Laryng Terletak
antara faring dan trakea Fungsi : membentuk suara dan menutup
trakea saat menelan (epiglotis)
Dinding dibentuk oleh tulang rawan tiroid dan krikoid d. Trachea
Terdiri dari 16-20 cincin tulang rawan Celahnya dilapisi jaringan
ikat fibro elastic Struktur : tulang rawan,mukosa, epitel bersilia,
jaringan limfoid, kelenjar
e. Bronkus Otot polos tersusun atas anyaman dan spiral Mukosa
tersusun atas lipatan memanjang Cabang utama trakea disebut bronki
primer atau bronki utama. Bronki primer bercabang menjadi bronki
lobar bronki segmental bronki subsegmental. f. Bronkiolus Merupakan
cabang ke 12-15 bronkus Epitel bronkiolus = epitel kuboid bersilia
Epitel bronkiolus terminal = epitel kuboid rendah Tidak mengandung
lempeng tulang rawan dan kelenjar submukosa
g. Bronkiolus Respiratorius Peralihan bagian konduksi ke bagian
respirasi paru Lapisan : epitel kuboid, kuboid rendah, tanpa silia
Mengandung alveoli
h. Ductus Alveolaris Merupakan kelanjutan dari bronkiolus Banyak
terdapat alveoli Merupakan tempat alveoli bermuara.
DIAFRAGMA Lubang2 diafragma Mempunyai 3 lubang utama : 1. Hiatus
Aorticus Dilalui oleh aorta, ductus thoracicus dan vena azygos 2.
Hiatus Oespophagus
Dilalui oleh oeshofagus, n.vagus dextra, rami oesofagus arteria,
v. Gastrica sinistra dan pembuluh limfatik dari 1/3 bagian bwh
esofagus 3. Foramen Vena Cava Dilalui oleh vena cava inferior dan
cabang2 terminal nervus phrenicus dextra
Kerja diafragma Keadaan kontraksi, diafragma menarik centrum
tendineum ke bawah dan memperpanjang diameter ventrikel thorax
Persyarafan diafragma Motoris : n. Frenikus Sensoris : 1. Bagian
perifer : serabut sensoris n. Intercostalis bawah 2. Bagian sentral
: n. Frenikus Fungsi Otot 1. Otot inspirasi :mrupakan otot
inspirasi paling penting 2. Otot peregangan perut 3. Otot
perangkatan beban berat : menarik nafas dalam dan mempertahankan
diafragma yg memungkinkan meningkatkan tekanan intra-abdominal
sehingga membantu menyongkong columna vertebralis dan mencegah
gerakan fleksi 4. Pompa thoraco-abdominalis Penurunan diafragma
mengurangi tekanan intratorakal dan dlm wktu bersamaan meningkatkan
tekanan intra abdominalis. Perubahan membuat tekanan vena cava
inferior dan mendorongnya ke atas masuk kedalam atrium dextra
cor.
Anatomi Sistem Kardiovaskuler
Jantung mempunyai tiga permukaan: 2. Facies sternocostalis:
dibentuk oleh atrium dextra dan ventrikulus dextra yang dipisahkan
satu sama lain oleh sulcus atrioventricularis. Pinggir kanan oleh
atirum dextrum, kirinya oleh ventriculus sinister dan sebagian
auricula sinistra. Pemisah antara ventriculus dextra dan sinistra
adalah sulcus interventricularis anterior. 3. Facies diafragmatica:
dibentuk venrticulus dextra dan sinistra, dipisahkan oleh sulcus
interventricularis posterior. 4. Basis cordis: oleh atrium
sinistra, tempat muara empat venae pulmonalis, berlawanan dengan
apex cordis. Apex cordis dibentuk oleh ventriculus sinistra
mengarah kebawah, depan dan kiri. Terletak pada ICS V linea
midclavicularis 1-2 cm ke medial. Terdapat denyutan yang disebut
ictus cordis. Ruangan jantung 1. Atrium dextra, menerima darah
dari: Vuna cava inferior dan superior Sinus coronarius Vena cordis
minima
2. Ventrikel dextra Menerima darah dari atrium dextra melalui
katup trikuspidal Mengalirkan darah ke A.pulmonalis melalui katup
pulmonalis
3. Atrium sinistra Menerima darah dari keempat vena pulmonalis
Mengalirkan darah ke ventrikel sinistra melalui katup mitral
4. Ventrikel sinistra Menerima darah dari atrium sinistra
Mengalirkan darah ke aorta melalui katup aorta
Katup-katup jantung terdiri dari: a. Katup/valva bicuspidalis
Disebut juga valva mitralis. Terletak di atrara atrium sinistra dan
ventrikel sinistra. Terdiri dari 2 cuspis ( anterior dan posterior
), cuspis anterior lebih besar. Mengatur aliran darah dari atrium
kiri menuju ventrikel kiri Katup ini menutup pada saat kontraksi
ventrikel.
b. Katup/valva tricuspidalis Terdiri dari 3 cuspis yang di
bentuk oleh lipatan endocardium di sertai sedikit jaringan fibrosa
( anterior, septalis, dan posterior ). Terletak di antara atrium
dextra dengan ventrikel dextra. Berfungsi mencegah kembalinya
aliran darah menuju atrium kanan dengan cara menutup pada saat
kontraksi ventrikel. Katup ini melindungi ostium
atrioventriculare.
c. Katup/valva pulmonalis Terdiri dari 3 daun katup ( anterior,
dextra, sinistra ) yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi
dan menutup bila ventrikel kanan relaksasi. Sehingga
memungkinkan mengalirkan darah menuju A. pulminalis. Melindungi
ostium trunci pulmonalis
d. Katup/ valva aortae Terdiri dari 3 daun katup ( sinistra,
dextra, posterior ) Terdapat pada pangkal aorta.
Melindungi ostium aortae dan mempunyai struktur yang sama dengan
valve pulmonalis. Katup ini membuka pada saat ventrikel kiri
berkontraksi maka darah akan mengalir ke seluruh tubuh. Katup akan
menutup pada saat ventrikel kiri relaksasi sehingga mencegah darah
masuk ke dalam ventrikel kiri.
Pendarahan jantung 1. A. Coronaria dextra berasal dari sinus
anteriir aorta dan berjalan kedepan antara truncus pulmunalis dan
auricula dextra. Cabangnya: Ramus coni arteriosi Rami ventrikularis
posterior Ramus interventricularis posterior Rami atriales
2. A. Coronaria sinistra, lebih besar dibanding arteri coronaria
dextra. Berasal dari posterior kiri sinius atreri aortae aorta
ascendens kedepan di antara truncus pulmonalis dan auricula
sinistra. Cabangnya: Ramus intervetricularis(descendens )anterior
Ramus circumflexus
ARTERI
Aorta Ascenden
A. Coronaria Cordis
A. Coronaria Dextra
A. Coronaria Sinistra
r. Intery Antrikularis Posterior
r. Marginalis
r. Circumflexa Cantrium
r. Interventricularis Anterior
VENA
V. Cordis Magna
V. Cordis Magna
V. Cordis Parva
V. Cordis Parva
V. Cordis Media
V. Cordis Media
Ventriculi Sinistra Posterior
V. Obligus Atrii Sinistra Marshalii bermuara Sinus
Coronaries
V. Cardiaca Anterior
V. Cordis Minimi
Atrium Dextra
Fisiologi sistem respirasiSistem respirasi bekerja melalui 3
tahapan yaitu :
1.Ventilasi 2.Difusi 3. Transportasi Ventilasi Ventilasi
merupakan proses pertukaran udara antara atmosfer dengan alveoli.
Proses ini terdiri dari inspirasi (masuknya udara ke paru-paru) dan
ekspirasi (keluarnya udara dari paru-paru). Ventilasi terjadi
karena adanya perubahan tekanan intra pulmonal, pada saat inspirasi
tekanan intra pulmonal lebih rendah dari tekanan atmosfer sehingga
udara dari atmosfer akan terhisap ke dalam paru-paru. Sebaliknya
pada saat ekspirasi tekanan intrapulmonal menjadi lebih tinggi dari
atmosfer sehingga udara akan tertiup keluar dari paru-paru.
Perubahan tekanan intrapulmonal tersebut disebabkan karena
perubahan volume thorax akibat kerja dari otot-otot pernafasan dan
diafragma. Pada saat inspirasi terjadi kontraksi dari otototot
insiprasi (muskulus interkostalis eksternus dan diafragma)sehingga
terjadi elevasi dari tulangtulang kostae dan menyebabkan
peningkatan volume cavum thorax (rongga dada), secara bersamaan
paru-paru juga akan ikut mengembang sehingga tekanan intra pulmonal
menurun dan udara terhirup ke dalam paru-paru.
Setelah inspirasi normal biasanya kita masih bisa menghirup
udara dalam-dalam (menarik nafas dalam), hal ini dimungkinkan
karena kerja dari otot-otot tambahan isnpirasi yaitu muskulus
sternokleidomastoideus dan muskulus skalenus. Ekspirasi merupakan
proses yang pasif dimana setelah terjadi pengembangan cavum thorax
akibat kerja otot-otot inspirasi maka setelah otot-otot tersebut
relaksasi maka terjadilah ekspirasi. Tetapi setelah ekspirasi
normal, kitapun masih bisa menghembuskan nafas dalam-dalam karena
adanya kerja dari otot-otot ekspirasi yaitu muskulus interkostalis
internus dan muskulus abdominis.
Kerja dari otot-otot pernafasan disebabkan karena adanya
perintah dari pusat pernafasan (medula oblongata) pada otak. Medula
oblongata terdiri dari sekelompok neuron inspirasi dan ekspirasi.
Eksitasi neuron-neuron inspirasi akan dilanjutkan dengan eksitasi
pada neuron-neuron ekspirasi serta inhibisi terhadap neuron-neuron
inspirasi sehingga terjadilah peristiwa inspirasi yang diikuti
dengan peristiwa ekspirasi. Area inspirasi dan area ekspirasi ini
terdapat pada daerah berirama medula (medulla rithmicity) yang
menyebabkan irama pernafasan berjalan teratur dengan perbandingan 2
: 3 (inspirasi : ekspirasi).
Ventilasi dipengaruhi oleh :
1. Kadar oksigen pada atmosfer 2. Kebersihan jalan nafas 3. Daya
recoil & complience (kembang kempis) dari paru-paru 4. Pusat
pernafasan
Fleksibilitas paru sangat penting dalam proses ventilasi.
Fleksibilitas paru dijaga oleh surfaktan. Surfaktan merupakan
campuran lipoprotein yang dikeluarkan sel sekretori alveoli pada
bagian epitel alveolus dan berfungsi menurunkan tegangan permukaan
alveolus yang disebabkan karena daya tarik menarik molekul air
& mencegah kolaps alveoli dengan cara membentuk lapisan
monomolekuler antara lapisan cairan dan udara. Energi yang
diperlukan untuk ventilasi adalah 2 3% energi total yang dibentuk
oleh tubuh. Kebutuhan energi ini akan meningkat saat olah raga
berat, bisa mencapai 25 kali lipat. Saat terjadi ventilasi maka
volume udara yang keluar masuk antara atmosfer dan paru-paru dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Volume tidal adalah volume udara yang diinspirasi dan
diekspirasi dalam pernafasan normal. IRV (volume cadangan
inspirasi) adalah volume udara yang masih bisa dihirup paru-paru
setelah inspirasi normal. ERV (volume cadangan ekspirasi) adalah
volume udara yang masih bisa diekshalasi setelah ekspirasi normal.
Sedangkan RV (volume sisa) adalah volume udara yang masih tersisa
dalam paru-paru setelah ekspirasi kuat. Difusi Difusi dalam
respirasi merupakan proses pertukaran gas antara alveoli dengan
darah pada kapiler paru. Proses difusi terjadi karena perbedaan
tekanan, gas berdifusi dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Salah
satu ukuran difusi adalah tekanan parsial.
Difusi terjadi melalui membran respirasi yang merupakan dinding
alveolus yang sangat tipis dengan ketebalan rata-rata 0,5 mikron.
Di dalamnya terdapat jalinan kapiler yang sangat banyak dengan
diameter 8 angstrom. Dalam paru2 terdapat sekitar 300 juta alveoli
dan bila dibentangkan dindingnya maka luasnya mencapai 70 m2 pada
orang dewasa normal.
Saat difusi terjadi pertukaran gas antara oksigen dan
karbondioksida secara simultan. Saat inspirasi maka oksigen akan
masuk ke dalam kapiler paru dan saat ekspirasi karbondioksida akan
dilepaskan kapiler paru ke alveoli untuk dibuang ke atmosfer.
Proses pertukaran gas tersebut terjadi karena perbedaan tekanan
parsial oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler
paru.
Volume gas yang berdifusi melalui membran respirasi per menit
untuk setiap perbedaan tekanan sebesar 1 mmHg disebut dengan
kapasitas difusi. Kapasitas difusi oksigen dalam keadaan istirahat
sekitar 230 ml/menit. Saat aktivitas meningkat maka kapasitas
difusi ini juga meningkat karena jumlah kapiler aktif meningkat
disertai dDilatasi kapiler yang menyebabkan luas permukaan membran
difusi meningkat. Kapasitas difusi karbondioksida saat istirahat
adalah 400-450 ml/menit. Saat bekerja meningkat menjadi 1200-1500
ml/menit.
Difusi dipengaruhi oleh : 1. Ketebalan membran respirasi 2.
Koefisien difusi 3. Luas permukaan membran respirasi* 4. Perbedaan
tekanan parsial Transportasi Setelah difusi maka selanjutnya
terjadi proses transportasi oksigen ke sel-sel yang membutuhkan
melalui darah dan pengangkutan karbondioksida sebagai sisa
metabolisme ke kapiler paru. Sekitar 97 - 98,5% Oksigen
ditransportasikan dengan cara berikatan dengan Hb
(HbO2/oksihaemoglobin,) sisanya larut dalam plasma. Sekitar 5- 7 %
karbondioksida larut dalam plasma, 23 30% berikatan dengan
Hb(HbCO2/karbaminahaemoglobin) dan 65 70% dalam bentuk HCO3 (ion
bikarbonat).
Saat istirahat, 5 ml oksigen ditransportasikan oleh 100 ml darah
setiap menit. Jika curah jantung 5000 ml/menit maka jumlah oksigen
yang diberikan ke jaringan sekitar 250 ml/menit. Saat olah raga
berat dapat meningkat 15 20 kali lipat. Transportasi gas
dipengaruhi oleh : 1. Cardiac Output 2. Jumlah eritrosit 3.
Aktivitas 4. Hematokrit darah Setelah transportasi maka terjadilah
difusi gas pada sel/jaringan. Difusi gas pada sel/jaringan terjadi
karena tekanan parsial oksigen (PO2) intrasel selalu lebih rendah
dari PO2 kapiler karena O2 dalam sel selalu digunakan oleh sel.
Sebaliknya tekanan parsial karbondioksida (PCO2) intrasel selalu
lebih tinggi karena CO2 selalu diproduksi oleh sel sebagai sisa
metabolisme.
Regulasi Kebutuhan oksigen tubuh bersifat dinamis, berubah-ubah
dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah aktivitas. Saat
aktivitas meningkat maka kebutuhan oksigen akan meningkat sehingga
kerja sistem respirasi juga meningkat. Mekanisme adaptasi sistem
respirasi terhadap perubahan kebutuhan oksigen tubuh sangat penting
untuk menjaga homeostastis dengan mekanisme sebagai berikut :
Sistem respirasi diatur oleh pusat pernafasan pada otak yaitu
medula oblongata. Pusat nafas terdiri dari daerah berirama medulla
(medulla rithmicity) dan pons. Daerah berirama medula terdiri dari
area inspirasi dan ekspirasi. Sedangkan pons terdiri dari
pneumotaxic area dan apneustic area. Pneumotaxic area menginhibisi
sirkuit inspirasi dan meningkatkan irama respirasi. Sedangkan
apneustic area mengeksitasi sirkuit inspirasi. Daerah berirama
medula mempertahankan irama nafas I : E = 2 : 3. Stimulasi neuron
inspirasi menyebabkan osilasi pada sirkuit inspirasi selama 2 dan
inhibisi pada neuron ekspirasi kemudian terjadi kelelahan sehingga
berhenti. Setelah inhibisi hilang kemudian sirkuit ekspirasi
berosilasi selama 3 dan terjadi inhibisi pada sirkuit inspirasi.
Setelah itu terjadi kelelahan dan berhenti dan terus menerus
terjadi sehingga tercipta pernafasan yang ritmis. Pengaturan
respirasi dipengaruhi oleh : Korteks serebri yang dapat
mempengaruhi pola respirasi. Zat-zat kimiawi : dalam tubuh terdapat
kemoresptor yang sensitif terhadap perubahan konsentrasi O2, CO2
dan H+ di aorta, arkus aorta dan arteri karotis.
Gerakan : perubahan gerakan diterima oleh proprioseptor. Refleks
Heuring Breur : menjaga pengembangan dan pengempisan paru agar
optimal. Faktor lain : tekanan darah, emosi, suhu, nyeri, aktivitas
spinkter ani dan iritasi saluran nafas
Fisiologi Kardiovaskuler Gambaran Anatomis Jantung pada dasarnya
adalah suatu pompa ganda yang menghasilkan tekanan pendorong agar
darah mengalir melalui sirkulasi paru dan sirkulasi sistemik.
Jantung memiliki 4 bilik : setiap belahan terdiri dari sebuah
atrium, atau bilik masukan vena, dan sebuah ventrikel atau bilik
keluaran arteri. 4 katup jantung mengalirkan darah dalam arah yang
sesuai dan mencegah darah mengalir dalam arah yang berlawanan.
Jantung bersifat self-excitable : mencetuskan sendiri kontraksi
beriramanya. Kontraksi otot-otot jantung yang tersusun seperti
spiral menghasilkan efek memeras yang penting agar pemompaan
efektif adalah kenyataan bahwa seratserat otot di setiap bilik
bekerja sebagai sebuah sinsitium fungsional, berontraksi sebagai
satu kesatuan. Aktivitas Listrik Jantung Impuls jantung berasal
dari nodus SA, pemacu jantung, yang memiliki kecepatan spontan ke
ambang yang tertinggi. Setelah dicetuskan, potensial aksi menyebar
ke seluruh atrium kanan dan kiri, sebagian dipermudah oleh jalur
penghantar khusus, tetapi sebagian besar melalui penyebaran impuls
dari sel melalui gap junction. Impuls berjalan dari atrium ke dalam
ventrikel melalui nodus AV. Satu-satunya titik kontak listrik
antara kedua bilik tersebut. Potensial aksi berhanti di nodus AV,
untuk memastikan bahwa kontraksi atrium mendahului kontraksi
ventrikel agar pengisian ventrikel berlangsung sempurna. Impuls
kemudian dengan cepat berjalan ke septum antar ventrikel melalui
berkas His dan secara cepat disebarkan ke seluruh miokardium
melalui serat-serat Purkinje. Sel-sel ventrikel lainnya diaktifkan
melalui penyebaran impuls dari sel ke sel melalui gap junction.
Dengan demikian, atrium berontraksi sebagai satu kesatuan, diikuti
oleh kontraksi sinkron ventrikel setelah suatu jeda singkat.
Penyebaran aktivitas listrik ke seluruh jantung dapat direkam dari
permukaan tubuh. Rekaman ini, EKG, dapat memberi informasi penting
mengenai status jantung. Terdapat dua jenis khusus sel otot
jantung:
Sel kontraktil, yang membentuk 99% dari sel-sel otot jantung,
melakukan kerja mekanis memompa darah. Sel-sel ini dalam keadaan
normal tidak membentuk sendiri potensial aksinya.
Sebaliknya, sel-sel jantung sisanya yang sediki tetapi sangat
penting, sel otoritmik, tidak berkontraksi tetapi khusus memulai
dan menghantarkan potensial aksi yang menyebabkan kontraksi sel-sel
jantung kontraktil.
Sel otoritmik jantung memperlihatkan aktivitas pemacu. Berbeda
dari sel saraf dan sel otot rangka, yang membrannya berada pada
potensial istirahat yang konstan kecuali jika sel dirangsang, sel
otoritmik jantung tidak memiliki potensial istirahat. Sel-sel ini
malah memperlihatkan aktivitas pemacu, yaitu potensial membrannya
secara perlahan terdepolarisasi atau bergeser antara
potensial-potensial aksi sampai ambang tercapai, saat membran
mengalami potensial aksi. Pergeseran lambat potensial membran sel
otoritmik ke ambang disebut potensial pemacu. Melalui siklus
berulang tersebut, sel-sel otoritmik tersebut memicu potensial
aksi, yang kemudian menyebar ke seluruh jantung untuk memicu denyut
berirama tanpa rangsangan saraf apapun. Setelah dimulai di nodus
SA, potensial aksi menyebar ke seluruh jantung. Agar fungsi jantung
efisien maka penyebaran eksitasi harus memenuhi tiga kriteria : 1.
Eksitasi dan kontraksi atrium harus selesai sebelum kontraksi
ventrikel dimulai. Agar ventrikel terisi sempurna maka kontraksi
atrium harus mendahului kontraksi ventrikel. Sewaktu relaksasi
jantung, katup AV membuka sehingga darah vena yang masuk ke atrium
terus mengalir langsung ke dalam ventrikel. Hampir 80% pengisian
ventrikel terjadi melalui cara ini sebelum atrium berkontraksi.
Ketika kemudian atrium berkontraksi, lebih banyak lagi darah yang
diperas ke dalam ventrikel untuk menuntaskan pengisian ventrikel.
Kontrasi ventrikel kemudian terjadi untuk menyemprotkan darah dari
jantung ke arteri-arteri. Jika atrium dan ventrikel berkontraksi
bersamaan maka katup AV akan segera tertutup, karena tekanan
ventrikel akan jauh melebihi tekanan atrium. Ventrikel memiliki
dinding yang jauh lebih tebal dan kerenanya dapat menghasilkan
tekanan yang lebih besar. Kontraksi atrium akan kurang produktif
karena atrium tidak dapat memeras darah ke dalam ventrikel melalui
katup yang tertutup. Karena itu, untuk menjamin
pengisian ventrikel yang sempurna untuk memperoleh sisa 20% dari
pengisian ventrikel yang terjadi selama kontraksi atrium-atrium
harus tereksitasi dan berkontraksi sebelum ventrikel tereksitasi
dan berkontraksi. Selama denyut jantung normal, kontraksi atrium
terjadi sekitar 160 mdet sebelum kontraksi ventrikel. 2. Eksitasi
serat otot jantung harus terkoordinasi untuk menjamin bahwa setiap
rongga jantung berkontraksi sebagai satu kesatuan agar pemompaan
efisien. Jika serat otot dalam suatu rongga jantung tereksitasi dan
berkontraksi secara acak dan bukan berkontraksi secara simultan
terkoordinasi, maka serat-serat tersebut tidak akan mampu
menyemprotkan darah. Kontraksi ventrikel yang mulus dan seragam
merupakan hal esensial untuk memeras darah keluar. 3. Pasangan
atrium dan pasangan ventrikel harus terkoordinasikan secara
fungsional sehingga kedua anggota pasangan tersebut berkontraksi
secara simultan. Koordinasi ini memungkinkan darah terpompa secara
sinkron ke dalan sirkulasi paru dan sistemik.
Proses Mekanisme Siklus Jantung Sistolik Kontraksi atrium
mendorong tambahan darah masuk ke dalam ventrikel, tetapi kira-kira
70% pengisian ventrikel terjadi secara pasif selama diastolik.
Sistolik ventrikel -Bagian permulaan sistolik ventrikel berakhir
dengan terbukanya katup aorta dan katup pulmonal. -Terbukanya
katup-katup ini karena kenaikan tekanan pada ventrikel kiri
melebihi tekanan diastolik dalam aorta dan tekanan ventrikel kanan
melebihi tekanan diastolik arteri pulmonalis. Awal Diastolik Waktu
otot ventrikel berkontraksi penuh, tekanan ventrikel yang sudah
turun lebih turun lagi dengan cepat. Sebagian besar pengisian
ventrikel terjadi waktu diastolik. Diastolik Pada akhir diastolik
katup mitral dan katup tricuspidal antara atrium dan ventrikel
terbuka dan katup aorta dan katup pulmonal tertutup. Darah mengalir
ke dalam jantung selama diastolik, mengisi atrium dan
ventrikel-ventrikel.
Denyut Arteri Kekuatan darah masuk ke dalam aorta selama
sistolik tidak hanya menggerakkan darah dalam pembuluh ke depan
tetapi juga menyusun suatu gelombang tekanan yang berjalan
sepanjang arteri. Gelombang tekanan mendorong dinding arteri
seperti berjalan, ini teraba sebagai nadi. Bunyi Jantung Dua bunyi
jantung normal terdengar melalui stetoskop selama setiap siklus
jantung: bunyi lub yang rendah, sedikit lama (bunyi pertama)
disebabkan oleh penutupan katup mitral dan tricuspidal dan bunyi
dup yang lebih pendek dan nyaring (bunyi kedua) disebabkan oleh
berakhir. Bunyi jantung yang ke iga yang lemah, bertepatan dengan
masa pengisian cepat ventrikel dan oleh karena desakan darah. Curah
Jantung Curah jantung, jumlah darah yang disemprotkan oleh
masing-maisng ventrikel setiap menit, ditentukan oleh kecepatan
jantung kali isi sekuncup. Kecepatan jantung bervariasi sesuai
perubahan keseimbangan pengaruh parasimpatis dan simpatis pada
nodus SA. Stimulasi parasimpatis memperlambat kecepatan jantung,
dan stimulasi simpatis mempercepatnya. Isi sekuncup bergantung
pada: Tingkat pengisian ventrikel, dengan peningkatan volume
diastolik akhir menyebabkan peningkatan isi sekuncup melalui
hubungan panjang tegangan (hukum Fran-Starling untuk jantung, suatu
bentuk kontrol instrinsik) Tingkat stimulasi simpatis, dengan
peningkatan stimulasi simpatis menyebabkan peningkatan
kontraktilitas jantung, yaitu peningkatan kekuatan kontraksi dan
peningkatan isi sekuncup pada volume diastolik akhir yang sama
(kontrol ekstrinsik).
Histologi sistem respirasi
HIDUNG Hidung merupakan organ yang berongga dengan dinding yang
tersusun oleh jaringan tulang, cartilage, otot dan jaringan
pengikat. Pada kulit yang menutupi bagian luar hidung diketemukan
Kulit ini Glandula melanjutkan diri sebacea melalui nares dan untuk
rambut-rambut melapisi vestibulum halus. nasi.
Di daerah vestibulum nasi ini banyak rambut yang bersifat kaku
yang berfungsi untuk menghalangi debu dan kotoran yang ikut
dihirup. Pada sisa cavum nasi yang lain dilapisi oleh epitel
silindris semu berlapis bersilia dengan banyak kelenjar mucosa (
sel piala). Di indera pembau terdapat epitel khusus , yang pada
bagian bawahnya terdapat membrane basalis yang memisahkan epitel
dengan jaringan pengikat yang banyak mengandung kelenjar
serosa-mukosa. Di bawah epitel yang menutupi concha nasalis
inferior banyak plexus fenosus yang berguna untuk memanasi udara
yang lewat. Organon olfactorius Merupakan reseptor rangsang bau
yang terletak pada ephitelium olfactorius. Epitelnya merupakan
epitel silindris semu berlapis dengan 3 macam sel: Sel penyokong
Sel ini berbentuk langsing, di dalam sitoplasmanya tampak adanya
berkas-berkas tonofibril dan jelas tampak terminal bar. Pada
permukaannya tampak banyak mikrovili yang panjang yang terpendam
dalam lapisan lender. Kompleks golgi yang kecil terdapat pada
bagian puncak sel. Di dalamnya juga terdapat pigmen coklat yang
memberi warna pada epitel olfactory tersebut.
SEL BASAL Sel ini berbentuk kerucut rendah dengan tonjolan
tersusun selapis dan berinti gelap. Sel Olfactoori. Sel ini
terdapat diantara sel-sel penyokong sebagai sel syaraf yang
berbentuk bipolar. Bagian puncak sel olfactory membulat dan
menonjol merupaka dendrite yang meluas sebagai tonjolan silindris
pada permukaan epitel. Bagian basal mengecil menjadi lanjutan sel
halus yang tidak berselubung myelin. Bagian yang membulat di
permukaan disebut vesicular olfactorius, dari bagian yang menonjol
ini timbul tonjolan yang berpangkal pada corpuscullum basale
sebagai cilia olfactory yang tidak dapat bergerak. Ujung cilia
inilah yang merupakan komponen indra pembau dan dapat menerima
rangsang. Dalam lamina propria terdapat sel-sel pigmen dan sel
limfosit. Selain itu, dalam lamina propria terdapat banyak sekali
anyaman pembuluh darah. Di dalam lamina proproia area olfactory
terdapat pula kelenjar tubulo-alveolar sebagai Glandula Olfactorius
Bowmani, yang berfungsi
menghasilkan sekrit yang menjaga agar epitel olfactory tetap
basah dan bersih. Sinus paranasal Merupakan ruangan yang dibatasi
tulang dan berhubungan dengan cavum nasi. Sinus paranasal ini kita
kenal: sinus paranasal, sinus ethmoidale, sinus maxilla dan sinus
spenoidalis yang terdapat dalam tulang-tulang yang bersangkutan.
LARYNX Larynx berbentuk sebagai pipa yang irregular dengan dinding
yang terdiri atas cartilage hyaline, cartilage elastis, jaringan
pengikat dan otot bercorak. Larynx menghubungkan antara pharynx
dengan trachea. Fungsinya adalah menyokong, mencegah
makanan/minuman untuk masuk ke dalam trachea. Rangka larynx terdiri
dari beberapa potong kartilago: Cartilage thyrooidea, cartilage
cricoidea dan epiglotis yang terdapat tunggal Cartilage
arythenoidea, Cartilago corniculata, dan cartilage cuneiformis yang
terdapat sepasang. Otot bercorak dari larynx dapat dibagi menjadi:
Otot ekstrinsik, yang berfungsi untuk menopang dan menghubungkan
sekitarnya. Kontraksinya terjadi pada proses digulatio(menelan).
Otot instrinsik, yang berfungsi menhubungkan masing-masing
cartilage larynx . kontraksinya berpereran dalam proses
bersuara.
Epiglottis. Merupakan cartilage elastis yang berbentuk seperti
sendok pipih. Permukaan depan, bagian atas permukaan belakang
epiglotia (plica aryepiglotica) dan plica vokalis dilapisi oleh
epitel gepeng berlapis. Plica vokalis merupakan lipatan membrane
mukosa yang didalamnya mengandung ligamentum vokalis yang merupakan
pengikat elastis. Epitel yang menutupi merupakan epitel gepeng
berlapis. TRACHEA Merupakan lanjutan dari larynx yang lebarnya
2-3.5 cm dan panjangnya sekitar 11 cm. trachea berakhir dengan
cabang dua yang disebut sebagai bronchus. Epitel yang melapisi
sebelah dalam ialah epitel silindris semu berlapis bersilia dan
bertumpu pada membrane basalis yang tebal. Di antara sel-sel
tersebar sel-sel piala. Dibawah membrane basalis terdapat lamina
propria yang banyak mengandung serabut elastis. Di lapisan dalam
lamina propria serabut elastis membentuk anyaman padat sebagai
suatu lamina elastica, maka jaringan pengikat dibawahnya
kadang-kadang disebut tunica submukosa. Di dalam tunica submukosa
inilah terdapat kelenjar-kelenjar kecil seperti pada dinding larynx
yang bermuara pada permukaan epitel. Yang merupakan ciri khas dari
trachea adalah adnya kerangka cincin-cincin cartilago hyaline yang
berbentuk huruf C sebanyak 16-20 buah yang berderet mengelilingi
lumen dengan bagian yang terbuka di bagian belakang( pars
cartilaginea). Masing-masing cincin dibungkus oleh serabut fibro
elastis. Bagian belakan tidak memiliki cincin cartilage (pars
membranacea) diisi oleh serabut-serabut otot polos yang sebagian
berjalan melintang dan berhubungan dengan jaringan fibro elastis
disekitarnya. BRONCHUS DAN CABANG-CABANGNYA Trachea bercabang
menjadi 2 bronchus primaries yang masuk ke jaringan paru-paru
melalui hilus pulmonalis dengan arah ke bawah dan lateral. Bronchus
yang sebelah kana bercabang menjadi 3 dan yang sebelah kiri
becabang menjadi 2, dimana setiap cabang tersebut merupakan
percabangan dari bronchus primaries. Lamina propria terdiri dari
jaringan pengikat yang banyak mengandung serabut elastis dan
serabut kolagen dan retikuler serta beberapa limfosit. Di bawah
membrane mocosa terdapat stratum musculare yang tidak merupakan
lapisan tertutup. Banyaknya serabut elastis berhubungan erat dengan
sel-sel otot polos dan serabut elastis ini sangat penting dalam
proses respirasi. Di dalam anyaman muskuloelastis ini terdapat
banyak jalinan pembuluh darah kecil. Perbedaan struktur antara
trachea serta bronchus extrapulmonalis serta intrapulmonalis.
Bentuk cincin cartilage. Susunan serabut otot pada trachea hanya
dibagian dorsal sedangkan pada bronchus terdapat disekeliling
dinding. Kontraksi lapisan otot ini akan menimbulkan lipatan
memanjang pada membrane mukosa. Suatu lapisan anyaman elastis yang
membatasi membrane mukosa seperti pada trachea tidak ada, tetapi
terdapat serabut-serabut elastis yang berjalan sejajar sepanjang
bronchus dengan percabangannya. Perbedaan Bronchus dan Bronchiolus
Dengan bercabangnya bronchus, maka kalibernya akan semakin
mengecil, yang menyebabkan gambaran stukturnya akan semakin berbeda
karena lempeng-lempeng cartilage yang makin berkurang.Kalau
struktur pulmo disamakan seperti kelenjar, maka bronchus merupakan
ductus extraloburalis, sebab terdapat diluar lobuli. Cabang
bronchus yang memasuki lobulus pada puncaknya disebut bronchiolus
yang sesuai dengan ductus intralobularis pada kelenjar. Biasanya
dinding brochiolus berdiameter lebih kecil dari 1mm dengan epitel
silindris selapis bercilia dan tanpa cartilago. PULMO Paru-paru
pada manusia terdapat sepasang yang menempati sebagian besar dalam
cavum thoracis. Kedua paru-paru dibungkus oleh pleura yang terdiri
atas 2 lapisan yang saling berhubungan sebagai pleura visceralis
dan pleura parietalis. Stuktur Pulmo Unit fungsional dalam
paru-paru disebut lobulus primerius yang meliputi semua struktur
mulai bronchiolus terminalis, bronchiolus respiratorius, ductus
alveolaris, atrium, saccus alveolaris, dan alveoli bersama-sama
dengan pembuluh darah, limfe, serabut syaraf, dan jarinmgan
pengikat. Lobulus di daerah perifer paru-paruberbentuk pyramidal
atau kerucut didasar perifer, sedangkan untuk mengisi celah-celah
diantaranya terdapat lobuli berbentuk tidak teratur dengan dasar
menuju ke sentral. Cabang terakhir bronchiolus dalamlobulus
biasanya disebut bronchiolus terminalis. Kesatuan paru-paru yang
diurus oleh bronchiolus terminalis disebut acinus.
Bronchiolus Respiratorius Memiliki diameter sekitar 0.5mm.
saluran ini mula-mula dibatasi oleh epitel silindris selapis
bercilia tanpa sel piala, kemudian epitelnya berganti dengan epitel
kuboid selapis tanpa cilia. Di bawah sel epitel terdapat jaringan
ikat kolagen yang berisi anyaman sel-sel otot polos dan serbut
elastis. Dalam dindingnya sudah tidak terdapat lagi cartilago. Pada
dinding bronchiolus respiratorius tidak ditemukan kelenjar.
Disana-sini terdapat penonjolan dinding sebagai alveolus dengan
sebagian epitelnya melanjutkan diri. Karena adanya alveoli pada
dinding bronchiolus inilah maka saluran tersebut dinamakan
bronchiolus respiratorius. Ductus Alveolaris Bronchiolus
respiratorius bercabang menjadi 2-11 saluran yang disebut ductus
alveolaris. Saluran ini dikelilingi oleh alveoli sekitarnya.
Saluran ini tampak seperti pipa kecil yang panjang dan
bercabang-cabang dengan dinding yang terputus-putus karena
penonjolan sepanjang dindingnya sebagai saccus alveolaris. Dinding
ductus alveolaris diperkuat dengan adanya serabut kolagen elastis
dan otot polos sehingga merupakan penebalan muara saccus
alveolaris. Saccus alveolaris dan Alveolus Ruangan yang berada
diantara ductus alveolaris dan saccus alveolaris dinamakan atrium.
Alveolus merupakan gelembung berbentuk polyhedral yang berdinding
tipis. Yang menarik, dindingnya penuh dengan anyaman kapiler darah
yang saling beranastomose. Kadang ditemukan lubang yang disebut
porus alveolaris dan terdapat sinus pemisah(septa) antara 2
alveoli. Fungsi lubang tersebut belum jelas, namun dapat diduga
untuk mengalirkan udara apabila terjadi sumbatan pada salah satu
bronchus. Pelapis Alveolaris Epitel alveolus dengan endotil kapiler
darah dipisahkan oleh lamina basalis. Pada dinding alveolus
dibedakan atas 2 macam sel: sel epitel gepeng ( squamous pulmonary
epitheal atau sel alveolar kecil atau pneumosit tipeI). Sel kuboid
yang disebut sel septal atau alveolar besar atau pneumosit tipe II.
Sel alveolar kecil membatasi alveolus secara kontinyu, kadang
diselingi oleh alveolus yang besar. Inti sel alveolus kecil ini
gepeng. Bentuk dan ketebalan sel alveolar kecil
tergantung dari derajat perkemangan alveolus dan tegangan sekat
antara alveoli. Sel alveolar besar ialah sel yang tampak sebagai
dinding alveolus pada pengamatan dengan mikroskop cahaya. Sel ini
terletak lebar ke dalam daripada pneumosit typeI. Kompleks golginya
sangat besar disertai granular endoplasma reticulu m dengan ribosom
bebas. Kadang-kadang tampak bangunan ini terdapat dipermukaan sel
seperti gambaran sekresi sel kelenjar. Diduga benda-benda ini
merupakan cadangan zat yang berguna untuk menurunkan tegangan
permukaan dan mempertahankan bentuk dan besar alveolus. Secret
tersebut dinamakan Surfactant Udara di dalam alveolus dan darah
dalam kapiler dipisahkan oleh: Sitoplasma sel epitel alveolus.
Membrana basalis epitel alveolus. Membrane basalis yang meliputi
endotel kapiler darah Sitoplasma endotel kapiler darah. Fagosit
Alveolar, Sel Debu Hampir pada setiap sediaan paru-paru ditemukan
fagosit bebas. Karena mereka mengandung debu maka disebut sel debu.
Pada beberapa penyakit jantung sel-sel tersebut mengandung
butir-butir hemosiderin hasil fagositosis pigmen eritrosit.
Pembuluh Darah Sebagian besar pulmo menerima darah dari arteri
pulmonalis yang bertripe elastis. Cabang arteri ini masuk melalui
hilus pulmonalis dan bercabang-cabang mengikuti percabangan
bronchus sejauh bronchioli respiratorius. Dari sini arteri tersebut
memberi percabangan menuju ke ductus alveolaris, dan memberi
anyaman kapiler di sekeliling alveolus. Venula menampung darah dari
anyaman kapiler di pleura dan dinding penyekak alveolus. Vena yang
menampung darah dari venula tidak selalu seiring dengan arterinya,
tetapi melalui jaringan pengikat di antara lobulus dan segmen.
Pulmonalis dan vena pulmonalis terutama untuk pertukaran gas dalam
alveolus. Disamping itu terdapat arteri bronchialis yang lebih
kecil, sebagai cabang serta mengikuti bronchus dengan
cabangcabangnya. Arteri ini diperlukan untuk nutrisi dinding
bronchus termasuk kelenjar dan jaringan pengikat sampai di bawah
pleura. Darah akan kembali sebagian besar melalui vena pulmonalis
disamping vena bronchialis. Terdapat anastomosis dengan kapiler
dari arteri pulmonalis. Pembuluh Limfe Terdapat 2 kelompok besar,
sebagian dalam pleura dan sebagian dalam jaringan paruparu.
Terdapat hubungan antara 2 kelompok tersebut dan keduanya
mengalirkan limfa ke arah nodus limfatikus yang terdapat di hilus.
Pembuluh limfe ada yang mengikuti jaringan
pengikat septa interlobularis dan ada pula yang mengikuti
percabangan bronchus untuk mencapai hilus. Pleura Seperti juga
jantung paru-paru terdapat didalam sebuah kantong yang berdinding
rangkap, masing-masing disebut pleura visceralis dan pleura
parietalis. Kedua pleura ini berhubungan didaerah hilus. Sebelah
dalam dilapisi oleh mesotil. Pleura tersebut terdiri atas jaringan
pengikat yang banyak mengandung serabut kolagen, elastis, fibroblas
dan makrofag. Di dalamnya banyak terdapat anyaman kapiler darah dan
pembuluh limfe. HISTOGENESIS Perkembangan pulmo terdiri dari 3
fase: Fase glanduler(12-16 minggu) Mula-mula sebagai tonjolan yang
akan menjadi trachea yang kemudian bercabang menjadi 2 sebagai
calon bronchus. Tonjolan ini dengan cepat tumbuh memanjang dan
mencapai kelompok sel-sel mesenkhim sehingga akhirnya menyerupai
kelenjar. Pars conductoria tractus respiratorius telah dilengkapi
selama kehidupan intrauterin bersama pula dengan sistem pembuluh
darah. Fase kanalikuler(bulan ke-4-7) Terjadi pertumbuhan cepat
sel-sel mesenkim di sekitar percabangan bronchus. Sel-sel tersebut
dan serabut jaringan pengikat sangat menonjol disamping anyaman
kapiler darah. Pada tingkat ini belum tumbuh alveolus.
Kelenjar-kelenjar timbul sebagai tonjolan dinding bronchus. Fase
alveolar(6,5 bulan sampai lahir) Paru-paru kehilangan bentuk
kelenjarnya karena sekarang banyak sekali pembuluh darah.
Ujung-ujung bronchus yang mengembang akan tumbuh bercabang-cabang
hingga terbentuk alveoli. Epitel alveoli menipis sehingga terjadi
hubungan yang erat dengan kapiler darah. Sesudah lahir masih
terjadi perkembangan pars respiratoria untuk penyempurnaan yang
meliputi bronchiolus respiratorius sampai alveoli.
AIKDarah dan Sistem Sirkulasi Dalam surat Al-Qaaf: 16 kita bisa
lihat bagaimana deskripsi tentang dekatnya Allah dengan manusia.
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa
yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya
daripada urat lehernya. Urat leher yang dimaksudkan dalam ayat
tersebut ialah pembuluh darah yang terdapat di leher yaitu Vena
Jugular. Jika kita lihat secara anatomis, vena jugular membawa
darah dari bagian kepala (otak, kranium/tempurung kepala, wajah)
dan leher untuk kembali ke jantung jadi bisa disimpulkan betapa
penting dan vitalnya pembuluh ini. Bisa kita lihat dari ayat ini
kalau pencipta Al-Quran (Allah SWT) benar-benar mengetahui betapa
pentingnya darah, pembuluh darah, serta sirkulasi darah di seluruh
tubuh. Jika Allah tidak mengetahui pentingnya darah, pasti analogi
yang digunakan bukanlah pembuluh darah yang notabenenya berfungsi
untuk mengalirkan darah. Lalu jika Allah tidak mengetahui sirkulasi
darah di seluruh tubuh, buat apa Allah men-spesifikasi-kan
analoginya dengan pembuluh darah di leher? Pembuluh darah besar
lainnya yang disebutkan dalam Quran ialah Al-Aatiin (aorta). Aorta
merupakan pembuluh darah besar yang mengalirkan darah langsung dari
jantung untuk disebarkan ke seluruh tubuh. Dalam Surat Al Haqqah
ayat 45 dan 46 Allah berfirman: Niscaya benar-benar Kami pegang dia
pada tangan kanannya. Kemudian benar-benar Kami potong urat tali
jantungnya. Maksud dari ayat tersebut ialah jika Rasulullah SAW
berdusta terhadap Allah maka sanksi yang akan diberikan ialah
pemotongan pembuluh darah yang keluar dari jantungnya (aorta)
sehingga kematian adalah hasil akhirnya. Aorta memiliki aliran
darah yang cepat karena tekanannya langsung berasal dari kontraksi
jantung, selain itu volume darahnya masih sangat banyak (hanya
punya 1 percabangan kecil yaitu koroner) oleh karena itu ketika
aorta dipotong maka konsekuensinya ialah akan terjadi pendarahan
yang sangat hebat lalu syok dan dengan mudahnya dapat menimbulkan
kematian. Ayat ini menjelaskan bahwa: 1. Darah dipandang sebagai
suatu kendaraan untuk hidup, 2. Arteri yang langsung berasal dari
jantung (aorta) penting untuk mempertahankan hidup. Jantung
Al-Quran dan hadits menganalogikan jantung sebagai pengatur
emosi sehingga menjadikan jantung memiliki banyak karakteristik
yang pada kedokteran modern dianggap berasal dari otak. Selain
memandang jantung dari sisi psikologis, Islam juga memandang
jantung dari segi anatomis dan fisiologis. There is in the body a
clump of flesh if it becomes good, the whole body becomes good and
if it becomes bad, the whole body becomes bad. And indeed it is the
heart. -Ingatlah, dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging.
Kalau segumpal daging itu baik, maka akan baiklah seluruh tubuhnya.
Tetapi, bila rusak, niscaya akan rusak pula seluruh tubuhnya.
Segumpal daging itu bernama qolbu!- (HR. Bukhari dan Muslim). Dari
hadits diatas dapat diketahui bahwa ternyata jantung merupakan
kumpulan otot (segumpal daging) dan bukannya cair seperti darah
ataupun padat dan keras seperti tulang. Terdapat juga hadits yang
menggambarkan tentang proses operasi jantung, ekstraksi
(pengeluaran) gumpalan darah/trombus, dan juga penanganan penyakit
jantung. Ketika aku sedang berada di belakang rumah bersama
saudaraku (saudara angkat) menggembalakan anak kambing, tiba-tiba
aku didatangi dua orang lelaki-mereka mengenakan baju putih- dengan
membawa baskom yang terbuat dari emas penuh dengan es (zam-zam).
Kedua orang itu menangkapku, lalu membedah dadaku. Keduanya
mengeluarkan hatiku dan membedahnya, lalu mereka mengeluarkan
gumpalan hitam darinya dan membuangnya. Kemudian keduanya
membersihkan dan menyucikan hatiku dengan air itu sampai bersih.
Pendeskripsian mengenai proses operasi ini membutuhkan keilmuan di
bidang anatomi jantung, fisiologi jantung, dan efek buruk
trombus/gumpalan darah. Penyakit kardiovaskular Walaupun tidak
dijelaskan secara eksplisit di Al-Quran dan hadits, gaya hidup yang
diajarkan disana dapat menurunkan secara drastis kemungkinan
seseorang mendapatkan penyakit kardiovaskular seperti penyakit
jantung, penggumpalan darah, atherosklerosis, maupun
arteriosklerosis dengan cara meningkatkan aktivitas spiritual,
makan tidak berlebihan (cukup), kegiatan fisik yang cukup,
mengurangi marah dan dengki, menghindari sifat rakus, dan tidak
memakan makanan dan minuman yang diharamkan. Muslim melakukan
shalat wajib 5x sehari, terdiri dari gerakan berdiri, sujud, dan
duduk. Ketika melakukan shalat, Allah menyuruh kita untuk tidak
melakukannya dengan bermalas-malasan. Orang yang melakukan shalat
secara bermalas-malasan tidak akan mendapatkan keuntungan apapun
baik
dari sisi spiritual maupun fisik untuk kesehatannya. Jumlah
sujud bervariasi dari waktu sahalat satu dengan yang lain sehingga
jumlah gerakan fisik pun menjadi turut berbeda. Terdapat
peningkatan jumlah sujud dari pagi-malam sesuai dengan aktivitas
yang dilakukan manusia. Ketika siang-sore seseorang biasanya makan
dengan porsi lebih banyak, dengan melakukan aktivitas yang cukup
pada saat tersebut dapat membantu mempercepat pencernaan makanan
dan dalam jangka panjang dapat mengurangi peluang terbentuknya
trombus. Rasulullah SAW menasehati kita untuk tidak segera tidur
dan melakukan aktivitas yang berlebihan setelah makan. Gerakan
ketika shalat juga dapat mencegah terjadinya pembentukan thrombosis
pada vena dalam (Deep Vein Thrombosis). Gerakan berdiri dan duduk
yang dilakukan berulang-ulang sepanjang hari dapat mengaktifkan
muscle pump (otot rangka yang membantu memberikan tekanan ke
pembuluh darah untuk mengembalikan darah ke jantung) di bagian kaki
(seperti gastrocnemius dan soleus) yang mampu meningkatkan venous
return (kembalinya darah dari vena ke jantung) ketika berdiri dan
memindahkan darah dari vena perifer (tepi) ke vena sentral sehingga
dapat mencegah terjadinya edema (pembengkakan) dan pembentukan
trombus. Selain itu Rasulullah SAW juga menyarankan kepada kita
untuk mengkonsumsi makanan-makanan seperti ikan yang rendah lemak
dan dapat membantu menurunkan kadar kolesterol, dan juga bijibijian
yang memiliki serat yang tinggi. Kolesterol yang tinggi dapat
memicu timbulnya kerusakan pada pembuluh darah, seperti penyakit
jantung koroner akibat atherosklerosis. Allah melarang kita untuk
memakan daging babi dan alkohol. Dengan mengkonsumsi daging babi,
seseorang beresiko terkena penyakit seperti trichinella dan
taeniasis, selain itu kandungan lemak dan kalorinya juga tinggi.
Walaupun Allah mengakui adanya manfaat dari alkohol, tapi Allah
menyatakan bahwa mudharat/keburukannya lebih banyak daripada
manfaatnya jika dikonsumsi. Alkohol dapat mengakibatkan efek buruk
pada banyak organ, seperti liver, usus, lambung, pankreas, jantung,
dan otak. Jadi, dengan mengikuti gaya hidup yang disarankan oleh
Quran dan hadits dapat mengurangi kemungkinan terjadinya berbagai
penyakit kardiovaskular.
Kesimpulan yang dapat diambil ialah: Al-Quran dan hadits tidak
hanya bersifat religious dan spiritual tapi juga keilmiahan.
Jantung digambarkan di Quran dan hadits sebagai organ secara
psikologi dan fisik.
-
Jantung, darah dan pembuluhnya, dan sistem sirkulasi sudah
tercantum dengan begitu baiknya
dengan pemahaman tingkat tinggi di Al-Quran jauh sebelum
penelitian para ilmuwan. Banyak terdapat cara untuk menghindari
penyakit kardiovaskular yang sudah diketahui sejak dulu
kala bahkan sebelum para ilmuwan mengetahui penyakit tersebut
terlebih patomekanisme penyakit itu.
Daftar Pustaka Guyton and hall.2007.Buku ajar Fisiologi
Kedokteran.Ed.11.Jakarta:EGC Eroschenko,Victor P.2010.Atlas
Histologi di Fiore.Ed.11.Jakarta :EGC http:/wikipedia.com Buku
Praktik Panduan Praktik Kerja Lapangan Keperawatan Ganong,William F
/Brahm U.2002.Buku Ajar Fisiologi kedokteran Ed.20.Jakarta:EGC
Laboratorium histologi FK UNS.2009.Lesson 1996