6
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangSaat ini, kebutuhan akan bahan bakar
alternatif sangat tinggi karena perannya sebagai pengganti bahan
bakar bahan fosil sangat besar. Tak dapat dipungkiri bahwa minyak
bumi merupakan salah satu sumber energi utama di muka bumi ini,
termasuk di Indonesia. Padahal ia merupakan sumber energi yang tak
terbarukan. Sedangkan, konsumsi masyarakat akan bahan bakar fosil
ini semakin meningkat tiap tahunnya. Hal ini menyebabkan cadangan
minyak bumi di Indonesia akan semakin menipis. Oleh karena itu
dibutuhkan pengembangan energi alternatif yang lebih murah dan
dapat diperbarui untuk menggantikan minyak bumi sebagai sumber
energi utama. Salah satu jenis yang saat ini sedang marak
dikembangkan adalah Biomass Energi, yang merupakan hasil
pemanfaatan bahan biologis telah mati yang dapat digunakan sebagai
sumber bahan bakar.Berbagai macam teknologi pemanfaatan limbah
biomassa telah banyak dikembangkan, seperti gasifikasi, pembakaran,
pirolisis, thermochemical, fermentasi, biochemical dll.
Masing-masing memiliki cara tersendiri dalam memanfaatkan
biomassa.Proses gasifikasi adalah proses pengkonversian biomassa
padat yang mengandung karbon menjadi gas yang combustible yang bisa
dimanfaatkan langsung sebagai bahan bakar mesin. Pada dasarnya
proses gasifikasi biomassa terdiri atas 4 tahapan utama, yaitu
drying (pengeringan), pirolisis, oksidasi parsial dan reduksi
dimana masing-masing memiliki karakteristik tersendiri. Berbagai
macam jenis proses gasifikasi telah dikembangkan seperti downdraft,
updraft, fluidized bed dan lain sebagainya.. Menurut roisul amin
(2013) dalam presentasinya menyatakan bahwa produk dari gasifikasi
berupa campuran gas CO dan H2 (lebih dari 85% berdasarkan volume)
dan karbondioksida dan metana (lebih kecil) dikenal sebagai syngas.
Menurutnya juga, bahwa tiap satu kilogram biomassa, secara
rata-rata setara dengan 0.1 0.25 bahan bakar + 0.3 kW energi
listrik. Sehingga teknologi ini bisa dikembangkan secara intensif
di sebuah desa dengan konsep desa mandiri.Menurut Haifa wahyu dkk
(tanpa tahun) dalam jurnalnya bahwa, Syngas mempunyai komposisi
sekitar 18-20% H2, 18-20% CO, 2-3% CH4, 12% CO2, 2.5% H2O dan
sisanya N2, dengan nilai kalor gas sekitar 4.7-5.0 MJ/Nm3. Jika
produk gasifikasi menggunakan uap air, maka komposisi gas berubah
menjadi CO 50% dan H2 40%, serta 10% gas-gas yang lain (metan,
karbondioksida, nitrogen dan ketakmurnian).Dari data, dapat
disimpulkan bahwa teknologi gasifikasi bisa menghasilkan energi
listrik. Sehingga bisa menjadikan gasifikasi biomassa sebagai
teknologi alternatif dalam membuat bahan bakar gas hanya dengan
bahan yang terbatas seperti oksigen dan udara. Oleh karena itu dari
pemaparan diatas akan dikemukakan gasifikasi biomassa pada makalah
ini.1.2 Rumusan MasalahPermasalahan yang akan dicari adalah
bagaimana proses gasifikasi dan beberapa informasi tentang
gasifikasi bimassa secara keseluruhan1.3 TujuanMakalah ini
mempunyai tujuan yaitu:a. Memberikan pengetahuan tentang definisi,
proses, dan macam alat yang digunakan gasifikasi biomassab.
Mengetahui hasil keluaran produk gasifikasi biomassac. Mengetahui
semua informasi tentang gasifikasi biomassad. Menambah pengetahuan
kepada penulis dan pembaca
BAB IIPEMBAHASAN2.1 Definisi Gasifikasi BiomassaGasifikasi
biomassa adalah proses konversi termokimia dari biomassa padat
menjadi gas bakar. Gas bakar tersebut mengandung karbon monoksida
(CO), hydrogen (H2) dan sedikit kandungan metan (CH4). Rata-rata
efisiensi konversi untuk gasifikasi biomassa 60-70%. Memanfaatkan
gasifikasi biomassa sebagai pengganti minyak tanah untuk industry
dapat menghemat sekitar 60 juta/bulan/industry, dimana rata-rata
pemakaian minyak tanah industry 8 ton/minggu (anonim, --)Produksi
syngas atau producer gas dari biomassa melalui dekomposisi termal
(gasifikasi) merupakan proses alternatif sebagai pengganti dari
proses pembakaran sempurna yang biasa digunakan dalam system
pembangkit daya. Syngas mempunyai komposisi sekitar 18-20% H2,
18-20% CO, 2-3% CH4, 12% CO2, 2.5% H2O dan sisanya N2, dengan nilai
kalor gas sekitar 4.7-5.0 MJ/Nm3. Jika proses dekomposisi biasa
diubah menggunakan teknik dekomposisi termal menggunakan uap air,
maka komposisi gas berubah menjadi CO 50% dan H2 40%, serta 10%
gas-gas yang lain (metan, karbondioksida, nitrogen dan
ketakmurnian). Gas yang dihasilkan mempunyai kualitas yang lebih
tinggi dengan nilai kalor antara 8000-9000 kJ/Nm3 (Haifa Wahyu dkk,
--)Sintesis gas yang dihasilkan dari gasifikasi biomassa mengandung
hydrogen (H2), karbonmonoksida (CO), karbondioksida (CO2), air
(H2O), nitrogen (N2), metana (CH4) dan melacak sejumlah hidrokarbon
lainnya. Proporsi relative dari masing-masing komponen dalam syngas
tergantung pada kondisi operasi gasifikasi, yaitu temperatur,
tekanan, jenis biomassa, dll dan diantara mereka, agen gasifikasi
disebutkan dalam literature sebagai yang paling berpengaruh.
Teknologi gasifikasi biomassa yang berbeda termasuk yang
menggunakan udara, uap atau campuran uap-O2 merupakan bahan paling
utama dalam proses gasifikasi biomassa (Eny Apriyanti, --)2.2
Faktor yang Mempengaruhi GasifikasiProses gasifikasi memiliki
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses dan kandungan syngas
yang dihasilkannya, faktor-faktor tersebut ialah: (Gita, 2009)2.2.1
Properties BiomassaTidak semua biomassa dapat dikonversikan dengan
proses gasifikasi, karena ada beberapa klasifikasi dalam
mendefinisikan bahan baku yang dipakai pada system gasifikasi
berdasarkan kandungan dan sifat yang dimilikinya. Pendefinisian
bahan baku gasifikasi ini dimaksudkan untuk membedakan antara bahan
baku yang baik dan tidak baik. Adapun beberapa parameter yang
dipakai untuk mengklasifikasikannya yaitua. kandungan energiSemakin
tinggi kandungan energi yang dimiliki biomassa, maka syngas hasil
gasifikasi biomassa tersebut semakin tinggi, karena energi yang
dapat dikonversi juga semakin tinggi.b. MoistureBahan baku yang
digunakan untuk proses gasifikasi umumnya diharapkan bermoisture
rendah. Karena kandungan moisture yang tinggi menyebabkan heat loss
yang berlebihan. Selain itu kandungan moisture yang tinggi juga
menyebabkan beban pendinginan semakin tinggi karena pressure
dropyang terjadi meningkat. Idealnya kandungan moisture yang sesuai
untuk bahan baku gasifikasi kurang dari 20%.c. DebuSemua bahan baku
gasifikasi menghasilkan dust (debu). Adanya debu ini sangat
mengganggu karena berpotensi menyumbat saluran sehingga membutuhkan
maintenance lebih. Desain gasifier yang baik setidaknya
menghasilkan kandungan dust yang tidak lebih dari 2-6 g/m3.d.
TarMerupakan salah satu kandungan yang paling merugikan dan harus
dihindari karena sifatnya yang korosif. Sesungguhnya tar adalah
cairan hitam kental yang terbentuk dari destilasi destruktif pada
material organic. Selain itum tar memiliki bau yang tajam dan dapat
mengganggu pernapasan. Desain gasifier yang baik setidaknya
menghasilkan tar tidak lebih dari 1 g/m3.e. Ash dan SlaggingAsh
adalah kandungan mineral yang terdapat pada bahan baku yang tetap
berupa oksida setelah proses pembakaran. Sedangkan slag adalah
kumpulan ash yang lebih tebal. Pengaruh adanya ash dan slag pada
gasifier adalah menimbulkan penyumbatan pada gasifier dan pad titik
tertentu dapat mengurangi respon pereaksian bahan baku.2.2.2 Desain
ReaktorTerdapat berbagai macam bentuk gasifier yang pernah dibuat
untuk proses gasifikasi. Untuk gasifier bertipe imbert yang
memiliki neck didalam reaktornya, ikuran dan dimensi neck amat
sangat mempengaruhi proses pirolisis, pencampuran, heatloss dan
nantinya akan mempengaruhi kandungan gas yang dihasilkannya.2.2.3
Jenis Gasifying AgentYang digunakan dalam gasifikasi umumnya adalah
udara dan kombinasi oksigen dan uap. Penggunaan jenis gasifying
agent mempengaruhi kandungan gas yang dimiliki oleh syngas.
Berdasarkan penelitian, perbedaan kandungan syngas yang mencolok
terlihat pada kandungan nitrogen yang pekat didalam syngas,
berlawanan dengan penggunaan oksigen/uap yang memiliki kandungan
nitrogen yang relative sedikit. Sehingga penggunaan gasifying agent
oksigen/uap memiliki nilai kalor syngas yang lebih baik disbanding
gasfying agent udara.2.2.4 Rasio Bahan Bakar dan UdaraPerbandingan
bahan bakar dan udara dalam proses gasifikasi mempengaruhi reaksi
yang terjadi dan tentu saja pada kandungan syngas yang dihasilkan.
Kebutuhan udara pada proses gasifikasi berada diantara batas
konversi energi pirolisis dan pembakaran. Karena itu dibutuhkan
rasio yang tepat jika menginginkan hasil syngas yang maksimal. Pada
gasifikasi biomassa, rasio yang tepat untuk proses gasifikasi
berkisar pada angka 1.25-1.5.2.3 GasifierGasifier adalah sebuah
alat yang digunakan untuk membuat gas dari bahan-bahan yang
merupakan energi alternatif. Bahan-bahan yang digunakan bisa
berasal dari sisa tumbuhan yang kering, misalnya sekam padi,
cangkang kelapa sawit, bungkil jagung, kayu-kayu kering,
rumput-rumputan dan lain-lain. Dan bisa juga menggunakan batu bara
(Jonathan Tanone, 2010)2.4 Klasifikasi GasifierKlasifikasi gasifier
jika berdasarkan pada medium gasifikasi, dapat diklasifikasikan
menjadi tiga kelompok yaitu:a. Aliran udaraUdara sebagai medium
gasifikasinyab. Aliran oksigenOksigen murni sebagai medium
gasifikasinyaJika glasifier di klasifikasikan berdasarkan metode
kontak antara gas dan bahan bakar, maka dapat dibagi menjadi tiga
yaitu :a. Entrained bedMerupakan bejana horizontal yang beroperasi
pada tekanan atmosfer atau sedikit lebih tinggi dari tekanan
atmosferik. Pengoperasian pada tekanan tinggi menyebabkan kandungan
tar dan minyak dalam gas hasil produksi sedikit atau tidak ada sama
sekali. Dapat dioperasikan pada temperatur rendah untuk menjaga abu
agar tetap dalam keadaan padatan kering atau juga dapat
dioperasikan pada temperatur diatas titik lebur abu sehingga abu
yang dihasilkan berbentuk lelehan cairb. Fluidized bed (bubbling
atau circulating)Menggunakan unggun yang terdiri dari inert (pasir
atau arang atau kombinasi keduanya). Inert yang digunakan berfungsi
sebagai pegatur panas agar temperatur operasi tetap. Bahanbakar
yang digunakan berupa padatan yang berukuran kurang dari 8 mesh
(0.5-5 mm). bahan baku tersebut dimasukkan pada bagian tasa unggun
atau langsung pada unggun, kemudian dialirkan dengan bantuan gas
sehingga bergerak seperti fluida dan membentuk unggun gasc. Fixed
atau moving bedMerupakan reaktor gasifikasi unggun tetap terbentuk
vertical. Gasifier jenis ini digunakan untuk mempertahankan aliran
padatan dengan kecepatan gas rendah. Aliran bahan bakar adalah
counter current, bahan bakar dimasukkan dari bagian atas dan gas
dimasukkan dari bagian bawah gasifier
Gambar 1. Gasifier berdasarkan metode kontak antara gas dan
bahan bakarTabel kelebihan dan kekurangan dari metode kontak antara
gas dan bahan bakarKLASIFIKASIKELEBIHANKEKURANGAN
Fixed Bed Mudah dibuat Mudah pengoperasian Temperatur gasifikasi
rendah Membutuhkan oksigen yang rendah Menghasilkan kandungan metan
yang tinggi Mahal untuk ukuran kapasitas yang relative kecil
Fluidized Bed Kemampuan memproses bahan bakar yang memiliki
kandungan abu tinggi (bahan bakar berkualitas rendah), khususnya
abu dengan titik lebur tinggi Kontak antara padatan dan gas sangat
baik (efisien) Luas permukaan lebih besar, sehingga reaksi
berlangsung cepat Temperatur dapat dikontrol dengan perbandingan
antara udara dan bahan bakar sehingga kondisi operasi mudah
diubah-ubah Gas yang dihasilkan kandungan tarnya tinggi (. 5 mg/m3)
Tidak cocok untuk umpan dalam wujud cair
Entrained Bed Tidak terlalu memperhatikan karakteristik bahan
baku Sesuai untuk bahan baku yang berukuran kecil Gas produser
mengandung sedikit tar Abu diambil dalam bentuk slag Produk dengan
suhu tinggi memerluakan quenching untuk pembersihan Pendinginan
dapat dilakukan dengan cara perukaran panas (reuse) sehingga panas
yang dihasilkan lebih efisien Oksigen yang dibutuhkan lebih banyak
Bahan baku berukuran besar memerlukan pengolahan awal agar dapat
memenuhi spesifikasi umpan gasifier Pengoperasian rumit
Tabel 1. kekurangan dan kelebihan fixed, fluidized dan entrained
bedJika diklasifikasikan berdasarkan arah aliran dari medium
gasifikasi sepanjang lapisan bahan bakar, fixed atau moving bed
gasifier dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu:a. UpdraftArah aliran
padatan kebawah sedangkan arah aliran gas mengalir ke atasb.
DowndraftArah gas dan arah aliran padatan adalah sama-sama ke
bawahc. CrossdraftArah aliran gas dijaga mengalir mendatar dengan
aliran padatan ke bawahSkema gasifier :
Gambar 2. Skema gasifier updraft, downdraft dan crossdraftTabel
kelebihan dan kekurangan dari updraft, downdraft dan
crossdraftKLASIFIKASIKELEBIHANKEKURANGAN
DOWNDRAFT Biaya pembuatan lebih murah Gas yang dihasilkan lebih
panas dibandingkan pada system updraft Teknik pembersihan gas lebih
sederhana karean tar yang relative rendah Syngas yang dihasilkan
memiliki temperatur yang sangat tinggi (sekitar 400oC, sehingga
membutuhkan system secondary heat recovery agar tidak merusak
komponen di sekitarnya Hanya dapat digunakan oleh bahan bakar
(biomassa) tertentu karena sangat sensitive terhadap kelembaban
biomassa, umumnya gasifier tipe ini dapat bekerja dengan efektif
bila kandungan moisture biomassanya yang sangat rendah (, 20%)
Kadar karbon pada abu relative lebih tinggi dari system updraft
UPDRAFT Mekanismenya sederhana Arang (charcoal) habis terbakar
Suhu keluaran rendah Efisiensi tinggi Tingginya jumlah tar yang
terkandung di dalam gas keluaran Kemungkinan gas produser membawa
muatan rendah Kemungkinan terjadi channeling, sehingga ditribusi
panas tidak merata dan dapat meurunkan efisiensi gasifier
CROSSDRAFT Waktu yang dibutuhkan untuk start up lebih singkat
dari downdraft dan updraft, yaitu sekitar 5-10 menit Cocok untuk
aliran udara dan bahan bakar yang kering Cocok dioperasikan pada
skala kecil Proses hanya ditunjukkan untuk arang berkualitas tinggi
Temperatur gas keluaran gasifier tinggi CO2 yang tereduksi rendah
Kecepatan gas tinggi
Tabel 2. kelebihan dan kekurangan updraft, downdraft dan
crossdraftMenurut Samsudin Anis dkk (tanpa tahun) faktor temperatur
membedakan gasifikasi dengan proses lainnya. Temperatur gasifikasi
yang dibutuhkan minimal 650 oC. dibawah temperatur tersebut
biasanya merupakan fase pembakaran dan pirolisis. Selain
temperatur, tekanan juga merupakan faktor yang penting dalam proses
gasifikasi. Tekanan berdampak pada kebutuhan suplai udara. Jika
kerugian tekanan dalam reaktor gasifikasi terlalu tinggi maka
energi yang dibutuhkan untuk mensuplai udara pun semakin
besar.Faktor kecepatan fluidisasi akan berdampak terhadap dimensi
gasifier dan jenis fluidisasi yang digunakan. Sebagaimana diketahui
bahwa gasifier yang dioperasikan pada kecepatan di atas kecepatan
minimum fluidisasi temasuk kategori circulating fluidized bed
sedangkan jenis lainnya yaitu bubbling fluidized bed beroperasi
pada kecepatan minimal fluidisasi. Faktor lain adalah equivalence
ratio dan sifat bahan bakar. Kedua faktor ini menentukan kualitas
gas atau syngas yang dihasilkan. Beberapa hasil penelitian
menunjukkan bahwa equivalence ratio optimum berada pada rentang 0,2
0,4 (Anis dkk, --)2.5 Proses Gasifikasi BiomassaMenurut Prof. Dr.
Herri Susanto (2013), tahapan proses gasifikasi melalui reaksi
kimia pada temperature tinggi antara biomassa dengan udara. Berikut
adalah tahapan proses gasifikasi biomassaa. Tahap pengeringanAkibat
pengaruh panas, biomassa mengalami pengeringan pada temperatur
sekitar 100 oCb. Tahap pirolisisBila temperatur mencapai 250C,
biomassa mulai mengalami proses pirolisis yaitu perekahan molekul
besar menjadi molekul-molekul kecil akibat pengaruh temperatur
tinggi. Proses ini berlangsung sampai temperatur 500C. Hasil proses
pirolisis ini adalah arang, uap air, uap tar, dan gas-gas.c. Tahap
PereduksiPada temperatur di atas 600C arang bereaksi dengan uap air
dan karbon dioksida. Untuk menghasilkan hidrogen dan karbon
monoksida sebagai komponen utama gas hasil.d. Tahap
OksidasiSebagian kecil biomassa atau hasil pirolisis dibakar dengan
udara untuk menghasilkan panas yang diperlukan oleh ketiga tahap
tersebut di atas. Proses oksidasi (pembakaran) ini dapat mencapai
temperatur 1200C, yang berguna untuk proses perekahan tar lebih
lanjut.
Gambar 3. Proses gasifikasi2.6 Hasil Keluaran GasifikasiProduk
yang dihasilkan dapat dikategorikan menjadi tiga bagian utama,
yaitu padatan, cairan (termasuk gas yang dapat dikondensasikan) dan
gas permanen. Gas yang dihasilkan dari gasifikasi dengan
menggunakan udara mempunyai nilai kalor yang lebih rendah tetapi
disisi lain, proses operasi menjadi lebih sederhana.2.7 Keuntungan
dan Kerugian Menggunakan GasifikasiKeunggulan dari teknologi
gasifikasi adalah:1. Mampu menghasilkan produk gas yang konsisten
yang dapat digunakan sebagai pembangkit listrik.2. Mampu memproses
beragam input bahan bakar termasuk batu bara, minyak berat,
biomassa, berbagai macam sampah kota dan lain sebagainya.3. Mampu
mengubah sampah yang bernilai rendah menjadi produk yang bernilai
lebih tinggi.4. Mampu mengurangi jumlah sampah padat.5. Gas yang
dihasilkan tidak mengandung furan dan dioxin yang berbahaya.6.
Tingkat efisiensi lebih bagus7. Polusi yang dihasilkan lebih
rendahKekurangan sistem gasifikasi dengan pembakaran langsung yaitu
1. peralatan lebih rumit dan lebih mahal2. serta memerlukan
ketrampilan yang lebih tinggi.
BAB IIIKESIMPULAN3.1. KesimpulanGasifikasi biomassa merupakan
proses konversi termokimia dari biomassa padat menjadi gas bakar.
Sintesis gas yang dihasilkan dari gasifikasi biomassa mengandung
hydrogen (H2), karbonmonoksida (CO), karbondioksida (CO2), air
(H2O), nitrogen (N2), metana (CH4) dan melacak sejumlah hidrokarbon
lainnya. Faktor yang mempengaruhi adalah properties biomassa,
desain reaktor, jenis gasifying agent dan rasio bahan bakar dan
udara. Alat yang digunakan sebagai proses gasifikasi adalah
gasifier. Gasifier adalah sebuah alat yang digunakan untuk membuat
gas dari bahan-bahan yang merupakan energi alternatif.Gasifier
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu berdasarkan medium,
berdasarkan metode kontak antara gas dan bahan bakar dan
berdasarkan arah aliran dari medium gasifikasi sepanjang lapisan
bahan bakar, fixed atau moving bed gasifier. Berdasarkan medium
yaitu aliran udara dan oksigen. Berdasarkan metode kontak antara
bahan bakar dan gas adalah entrained bed, fluidized bed dan fixed
bed. berdasarkan arah aliran dari medium gasifikasi sepanjang
lapisan bahan bakar, fixed atau moving bed gasifier adalah updraft,
downdraft dan crossdraft.Proses atau tahapan gasifikasi ada empat
yaitu terdiri dari pembakaran yang menggunakan suhu sekitar 100 oC,
tahap pirolisis yang mencapai temepratur maksimum yaitu 500 oC.
Selanjutnya tahap pereduksi dengan suhu diatas 600 oC dan yang
tahap terakhir adalah tahap oksidasi dengan suhu mencapai 1200 oC.
Produk yang dihasilkan dapat dikategorikan menjadi tiga bagian
utama, yaitu padatan, cairan (termasuk gas yang dapat
dikondensasikan) dan gas permanen. Keunggulan dari system ini salah
satunya adalah Mampu mengubah sampah yang bernilai rendah menjadi
produk yang bernilai lebih tinggi. Sedangkan kekurangan dari system
ini yaitu peralatan yang rumit dan biaya yang sangat tinggi.
DAFTAR PUSTAKAAmin, roisul. Tanpa tahun. Gasifikasi.
Presentasi.-.-Anis, samsudin dkk. Tanpa tahun. Studi Eksperimen
Pemanfaatan Sekam Padi Sebagai Bahan Bakar Gasifikasi Penghasil
Syngas. Jurnal. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Semarang. SemarangAnonim. Tanpa tahun. Gasifikasi Biomassa.
http://www.litbang.esdm.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=77:gasifikasi-biomasa&catid=80:ketenagalistrikan-dan-ebtke&Itemid=93.
Diakses tanggal 2 april 2014 jam 10.00Anonim.2012.
Gasifikasi-Pyrolisi-Pembakaran.
http://santosorising.blogspot.com/2012/07/gasifikasi-pyrolysis-pembakaran.html.
diakses tanggal 5 maret 2014 jam 09.00Anonim.tanpa tahun.
Pengolahan Limbah Padat : Minggu 9 : Pirolisis dna Gasifikasi.
Presentasi bahan ajar.-.-Apriyanti, Eny. Tanpa tahun. Pembuatan Gas
Hidrogen dari Gasifikasi Biomassa dengan Katalis Oksidasi
Menggunakan Katalis Water Gas Shift (WGS). Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Pandanaran. SemarangAstari Putri, Gita.
2009. Pengaruh Variasi Temperatur Gasifying Agent II Media
Gasifikasi Terhadap Warna dan Temperatur Api Pada Gasifikasi
Reaktor Downdraft dengan Bahan Baku Tongkol Jagung. Tugas Akhir.
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri. Institur
Teknologi Sepuluh November. SurabayaSusanto, herri. Tahapan Proses
Gasifikasi Biomassa Untuk Bioenergi.
http://pengertian-definisi.blogspot.com/2013/11/tahapan-proses-gasifikasi-biomassa.html.
diakses tanggal 3 april 2014 jam 20.00Tanone, Jonathan. 2010.
Gasifier. http://gasifierelcogreenenergy.blogspot.com/. Diakses
tanggal 2 april 2014 jam 12.00Tricahyandaru, Fikri dan Yudho Danu
Priambodo. 2008. Pengembangan dan studi karakteristik gasifikasi
batubara Sub - Bituminous menggunakan reaktor jenis FIX bed
downdraft gasifier. Skripsi. Program studi teknik mesin, Fakultas
Teknik, Universitas Indonesia. JakartaWahyu, Haifa dkk. Tanpa
tahun. Perancangan dan Pengembangan Reaktor Circulating Fluidized
Bed untuk Gasifikasi Biomassa. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Bandung