Sejarah Tektonik Pegunungan Himalaya
Lebih dari 250 juta tahun yang lalu, India, Afrika, Australia
dan Amerika Selatan berada dalam satu kesatuan sebagai sebuah benua
yang disebut Pangea. Beberapa juta tahun setelahnya, benua raksasa
ini mulai pecah, dan pada akhirnya membentuk benua-benua yang kita
kenal saat ini. Pangea terpecah dan sisi-sisi dari benua yang lama
menjadi zona tabrakan antar benua-benua yang baru. Afrika, Amerika
Selatan, dan Antartika mulai terbentuk.Gunung Everest terbentuk
sekitar 60 juta tahun yang lalu akibat gerakan India ke arah Utara
dan menabrak Benua EuroAsia. India bergerak menyeberangi equator
dengan kecepatan 15 cm/tahun, dimana pada saat yang bersamaan
lautan bernama Tethys yang memisahkan bagian-bagian benua Pangea
berangsur-angsur menghilang. Lautan Tethys ini tidak ada lagi di
masa sekarang, akan tetapi sedimen batuan yang ada di dasar lautnya
dan penyelidikan gunung yang terletak di sisi lautan telah
memberikan bukti yang sangat jelas mengenai keberadaanya dahulu
kala.
Gambar 1. Proses Pergerakan Lempeng India ke Arah Utara dan
menabrak Benua Euro Asia.
Tidak kurang selama 80 juta tahun, lempeng laut India
terus-menerus menabrak Asia bagian selatan, termasuk Tibet. Dasar
laut lempeng India yang berat berfungsi sebagai angkur raksasa,
menujam dengan cepat ke dalam mantel bumi yaitu ke bawah lempeng
Asia dan menarik lempeng benua India ke arah Utara yaitu ke arah
Tibet.
Gambar 3. Proses Tabrakan India dengan Asia yang Mengangkat
Dataran Tinggi Tibet
Ketika lempeng bertubrukan, dasar lautan yang tenggelam
melahirkan pegunungan di selatan Tibet. Friksi dan tekanan yang
besar mengakibatkan bebatuan yang ada di atas lempeng yang menujam
melebur. Lebih kurang 25 juta tahun yang lalu lautan yang ada di
antara dua lempeng yang bertabrakan semakin mengecil dan
benar-benar hilang akibat benua India terus menekan dan menekan
sedimen di atas dasar lautan. Dikarenakan sedimen adalah sedimen
ringan, alih-alih ikut tenggelam dengan lempeng India, sedimen
tersebut menekuk menjadi rangkaian pegunungan, yakni Pegunungan
Himalaya.Sepuluh juta tahun yang lalu akhirnya kedua lempeng atau
kerak benua akhirnya bertubrukan secara langsung. Dikarenakan Benua
India secara dominan terbentuk dari batuan kuarsa ringan, maka
penujaman ke bawah mengikuti lempeng India tidak bisa terjadi lagi.
Akhirnya pengangkuran yang mengakibatkan penujaman retak.
Kemungkinannya, lempeng India yang menujam sudah jatuh dan terbenam
ke dalam mantel bumi.
Interpretasi struktur
Pada daerah pegunungan Himalaya yang mana terbentuk dari
tumbukan antara dua lempeng benua akan menimbulkan banyak struktur
atau struktur pada daerah ini bisa dibilang sangat kompleks.
Struktur pada daerah ini dapat berupa struktur miring, struktur
lipatan, dan struktur patahan.1. Struktur MiringSuatu landform yang
terbentuk karena proses angkatan atau lipatan dan patahan,
merupakan perbukitan dan atau pegunungan, terbentuk karena adanya
pemiringan (dipping). Morfologinya dapat berupa hogback, yang
terbentuk karena adanya pemiringan (dipping) yang curam, umumnya
lebih dari 35%, dan disertai dengan terjadinya patahan sehingga
terbentuk gawir pada lereng belakangnya. Dan dapat juga berupa
cuesta, yang merupakan pertemuan dua permukaan yang melereng
dibentuk oleh dengan landai memiringkan strata batuan sedimen pada
suatu struktur. cuesta punya bidang yang terjal, dimana lapisan
batu diekspos di tepi, separti tebing curam atau bahkan terjal.
2. Struktur LipatanStruktur lipatan terbentuk karena adanya gaya
kompresi atau gaya tekan, dimana gaya ini akan membengkokkan
lempeng namun tidak sampai patah sehingga membentuk lipatan. Jenis
lipatan kemungkinan dijumpai pada daerah pegunungan Himalaya adalah
lipatan antiklin, yaitu jenis lipatan yang memiliki punggung di
atas. Pada lipatan mayor, kemungkinan dapat membentuk pegunungan
seperti pegunungan himalaya.
3. Struktur PatahanStruktur patahan terbentuk juga karena adanya
pengaruh gaya kompresi, dimana gaya kompresi dalam hal ini
ditimbulkan oleh adanya tumbukan antara dua lempeng benua. Struktur
patahan yang kemungkinan banyak terdapat pada daerah pegunungan
himalaya adalah sesar. Sesar merupakan suatu patahan yang mana
salah satu bagian patahannya naik atau turun. Sesar naik
kemungkinan dominan pada daerah ini, hal ini karena sesar naik
dengan skala besar akibat tumbukan dua lempeng benua ini
kemungkinan dapat membentuk pegunungan seperti pegunungan himalaya.
Morfologinya dapat berupa triangular facet. Triangular facet
merupakan salah satu penampakan oleh proses bentang alam
struktural. Dimana dicirikan adanya aliran-aliran air atau aliran
gletser pada suatu bidang miring, dimana aliran tersebut membentuk
segitiga. Proses dimana terjadinya suatu struktur aliran seperti
itu diakibatkan oleh awal mula terkbentuknya suatu bidang miringa
dimana pada permukaan bidang miring tersebut adanya garis gerus
akibat proses sesar. Gerus hasil sesar itu merupakan saluran bagi
air untuk mengalir. Akibat adanya aliran air terjadinya pengikisan
dan terbentuknya suatu aliran yang akhirnya membentuk kenampakan
segitiga.
FOTO
Referensi
http://strukturawam.wordpress.com/2011/02/02/kelahiran-himalaya/http://alfaruka.wordpress.com/2012/03/26/bentang-alam-struktural/