Afta Hanifan Zakiyyan12/334673/PA/14906TUGAS SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS (SIG)PENGGUNAAN METODE OVERLAY YANG DIPILIH BERDASARKAN
SALAH SATU PAPER
1. PAPERJudul artikel: Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) Sampah Kabupaten Bangkalan Dengan Bantuan Sistem Informasi
GeografisPenulis: Siti Maulidah, Yuswanti Ariani Wirahayu, Bagus
Setiabudi WiwohoAbstrak: Tersedianya tempat pembuangan akhir (TPA)
sampah yang memadai merupakan salah satu kebutuhan yang harus
dipenuhi oleh suatu daerah, termasuk Kabupaten Bangkalan. Kabupaten
Bangkalan hanya memiliki satu lokasi TPA Sampah yaitu TPA Buluh di
Kecamatan Socah yang sudah mengindikasikan diperlukannya lokasi TPA
baru. Pemilihan lokasi TPA akan terbantu dari segi waktu, biaya dan
tenaga dengan proses yang efektif dan efisien serta hasil yang
optimal dengan bantuan Sistem Informasi Geografis (SIG) jika
dibandingkan dengan menggunakan metode pengukuran langsung
lapangan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memberikan
rekomendasi lokasi TPA Sampah di Kabupaten Bangkalan dengan bantuan
SIG. Manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai pertimbangan
pembangunan lokasi TPA baru oleh dinas terkait Kabupaten Bangkalan.
Metode yang digunakan yaitu skoring yang dibantu oleh aplikasi SIG
untuk mencari daerah layak sebagai lokasi TPA. Proses pemilihan
lokasi TPA sampah terdiri dari 3 tahap yaitu tahap regional dengan
bantuan ArcGIS 9.3, tahap penyisih dan tahap penetapan. Pada tahap
regional, analisis variabel umum menggunakan bantuan SIG pada
teknik overlay. Peta yang disiapkan yaitu peta administrasi, peta
kawasan lindung, peta hidrologi, peta jenis tanah, peta kemiringan
lereng, peta penggunaan lahan, dan peta RTRW Kabupaten Bangkalan
skala 1:210.000 tahun 2009-2029. Tahap penyisih merupakan
kelanjutan dari tahap regional. Analisis tahapan penyisih ini
dilakukan berdasarkan variabel umum dengan menggunakan metode
skoring berdasarkan hasil penilaian dan pembobotan menggunakan data
wawancara, observasi maupun data sekunder yang didapat. Hasil
penelitian menunjukkan penilaian kelayakan dan calon lokasi TPA.
Pada tahap regional dengan menggunakan aplikasi SIG, didapat enam
calon lokasi TPA dengan nilai tertinggi hasil overlay. Enam calon
lokasi TPA Kabupaten Bangkalan tersebut tersebar di Kecamatan
Kamal, Kecamatan Socah, Kecamatan Labang, dan Kecamatan Kwanyar.
Dua lokasi di Kecamatan Kamal, satu lokasi di Kecamatan Socah, satu
lokasi diantara Kecamatan Kamal Kecamatan Socah, satu lokasi
diantara Kecamatan Kamal dan Kecamatan Labang, dan lokasi di
Kecamatan Kwanyar. Dari keenam calon lokasi tersebut, dilanjutkan
pada tahap penyisih sehingga didapat satu lokasi yang nilainya
paling tinggi dari yang lain. Rekomendasi lokasi yang sesuai untuk
TPA Sampah di Kabupaten Bangkalan menggunakan bantuan SIG adalah di
Lokasi V yaitu berada di Desa Pandabah Kecamatan Kamal dengan Desa
Sendanglaok dan Desa Sendangdajah Kecamatan Labang dengan luas
0,18954 Km2 atau 189,54 Ha didasarkan pada SK SNI T-11-1991- 03
tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA. Hasil penelitian bersifat
pengenalan (reconnaissance) karena input peta yang digunakan
berskala 1:210.000. Untuk tahap detail, dilakukan penelitian
lanjutan dengan skala detail.Kata Kunci : Pemilihan lokasi, TPA,
SIG.
2. PENJELASAN METODE OVERLAY YANG DIGUNAKAN DALAM PAPER INII.
LATAR BELAKANG DIPILIHNYA METODE OVERLAYPada lokasi penelitian yang
dijelaskan oleh paper ini, dikatakan bahwa Imam Safri selaku
Kasubid Kebersihan BLH Kabupaten Bangkalan, mengatakan bahwa
Kabupaten Bangkalan hanya memiliki satu lokasi TPA Sampah yaitu TPA
Buluh yang berada di Kecamatan Socah. TPA ini memiliki luas kurang
lebih 2,25 hektar dengan intensitas sampah yang di buang ke TPA
Socah sebesar 214,03 m3/hari. Oleh karena banyaknya supply sampah
yang berdatangan secara terus menerus, akibatnya kapasitas lahan
yang digunakan untuk TPA sampah di Kabupaten Bangkalan ini semakin
menyempit dan berkurang. Disisi lain total timbunan sampah yang
masuk ke TPA tidak sepenuhnya terkelola. Berangkat dari hal
tersebut lokasi untuk dibuatnya TPA yang baru menjadi salah satu
cara untuk mengurangi timbunan sampah yang semakin lama semakin
menjadi-jadi.Melihat dari alternatif yang diberikan penulis pada
paper ini beranggapan bahwa pemilihan lokasi TPA yang baru akan
memakan waktu yang lama dan biaya yang besar apabila dilakukan
dengan cara terjun ke lapangan (langsung mengukur dilapangan).
Namun apabila menggunakan prinsip SIG yaitu dengan pemanfaatan data
berupa peta terkait kriteria-kriteria lahan penentuan lokasi TPA
yang baik dan kemudian menggabungkan informasi-informasi tersebut
menjadi satu (meng-overlay-kan) maka justru akan mempermudah untuk
penentuan titik yang dipilih.
II. TUJUANTujuan utama dari paper dan penelitian ini yaitu untuk
menentukan titik yang nantinya akan dijadikan sebagai TPA Kabupaten
Bangkalan yang baru dengan menggunakan prinsip SIG.
III. METODE DAN LANGKAH YANG DIGUNAKANPada paper ini dijelaskan
bahwa untuk mencapai tujuan yang diinginkan penulis memilih
menggunakan metode scoring dan overlay.Metode overlay pada peta
merupakan teknik analisis dalam SIG untuk mengetahui dan melakukan
analisis keruangan yang dilakukan dengan cara menggabungkan
beberapa peta dengan tema berbeda. Penggabungan tersebut dapat
dilakukan dengan bantuan software salah satunya yaitu dengan Arc
View. Dari overlay (tumpang tindih /penggabungan) peta-peta
tematik, maka akan diperoleh informasi dari suatu lahan menurut
klasifikasi dan nilainya. Penetapan arahan fungsi pemanfaatan lahan
dilakukan dengan menjumlahkan nilai atau score dari ketiga faktor
yang terdapat pada setiap satuan lahan. Dari jumlahan nilai yang
diperoleh maka akan diketahui kemampuan dari suatu lahan terhadap
parameter tertentu. Dari hal tersebut maka akan diperoleh arahan
fungsi pemanfaatan lahan dari masing-masing satuan lahan
berdasarkan besar kecilnya score total yang diperoleh tiap
lahannya.Pemberian skor pada tahapan dari overlay merupakan bagian
dari metode scoring yang sebenarnya dilakukan untuk memberikan
bobot dari poligon-poligon wilayah yang memiliki kesamaan
karakteritik pada peta tematik. Selain itu, scoring juga dilakukan
untuk memberikan bobot pada wilayah-wilayah yang didapatkan dari
hasil overlay yang tadi dilakukan.Data primer yang digunakan pada
paper ini yaitu : Data observasi lapangan (lokasi penelitian)
Sedangkan data sekunder yang digunakan yaitu : Peta administrasi
Kabupaten bangkalan Peta topografi Kabupaten Bangkalan Peta
hidrogeologi Kabupaten Bangkalan Peta jenis tanah Kabupaten
Bangkalan Peta penggunaan lahan Kabupaten BangkalanSecara umum
metode overlay dan scoring yang dilakukan pada paper kali ini yaitu
berada pada tahap awal yaitu analisis tahapan regional dengan gari
besar konsep atau lagkah-langkah dalam meng-overlay-kan peta yaitu
:a. Layer peta Membuat layer peta enam variabel analisis tahapan
regional dengan Project Coordinat System - WGS 1984 UTM Zone 49S.b.
Rektifikasi/Georeferensing Memasukkan koordinat dan arah pada peta
enam variabel analisis tahapan regional agar koordinatnya sama dan
benar.c. Digitasi On Screen Mengkonversi peta enam variabel
analisis tahapan regional (data analog) ke dalam format
digital.
d. Mengolah Data Atribut Pemberian keterangan nama dan nilai
pada tiap-tiap layer peta enam variabel analisis tahapan regional.
e. Overlay Menggabungkan layer peta enam variabel analisis tahapan
regional untuk memperoleh data grafis baru yang memiliki satuan
pemetaan. Tool yang digunakan : ArcToolbox Analisis Tools Overlay
Intersect.f. Buffer Membuat jarak minimal pada layer mata air,
pemukiman, cagar alam, dan cagar budaya. Tool yang digunakan :
ArcToolbox Analisis Tools Proximity Buffer.g. Layout Peta Tatanan
hasil akhir pada peta sehingga peta menjadi menarik dan mudah
dibaca.
IV. HASIL DAN PEMBAHASANDalam penentuan lokasi TPA baru pada
Kabupaten Bangkalan berdasarkan paper ini, dilakukan dalam tiga
tahapan yaitu tahap regional, tahap penyisih, dan tahap penetapan.
Dalam hal ini metode SIG (khususnya overlay dan scoring) hanya
sebatas pada tahap regional saja, sedangkan tahap penyisih dan
penetapan menggunakan bantuan dari data wawancara dan observasi.
Akan tetapi tahap regional menjadi tahap tolak ukur dan pondasi
untuk dilakukannya tahapan selanjutnya sehingga SIG (overlay
scoring) menjadi faktor yang utama dilakukannya penelitian
ini.Hasil dari overlay daerah rawan bencana, hidrologi, jenis
tanah, topografi, dan daerah lindung/cagar alam dan jarak terhadap
pemukiman yang menghasilkan peta lokasi daerah layak dan tidak
layak TPA dengan nilai- nilai yang bervariasi. Peta hasil nilai
overlay pemilihan lokasi TPA Kabupaten Bangkalan tahap regional
dapat dilihat pada Peta Hasil Overlay Tahap Regional Pemilihan TPA
Kabupaten Bangkalan. Dari peta tersebut, diketahui bahwa terdapat
79 nilai berbeda. Nilai tersebut didapat dari score masing-masing
variabel yang sudah dikalikan bobot nilai. Pada tahap regional ini
nilai paling rendah yaitu 125 dan nilai paling tinggi yaitu
300.Nilai 125 atau nilai paling kecil menyatakan bahwa lokasi
tersebut tidak layak untuk dijadikan TPA sedangkan nilai 300 atau
paling tinggi menyatakan bahwa lokasi tersebut merupakan lokasi
paling memungkinkan untuk dilakukannya pembuatan TPA. Semakin kecil
nilai overlay, maka semakin tidak layak lokasi tersebut untuk
dilangsungkannya pembuatan TPA, begitu pula sebaliknya. Kriteria
dari tiap calon lokasi TPA adalah kawasan tidak rawan bencana,
akuifer air tanah rendah dan berjarak minimal > 1 Km dari mata
air, jenis tanah alluvial, kemiringan lereng 0-5% (datar), tidak
berpengaruh terhadap daerah lindung (berjarak minimal 500 m), dan
berjarak minimal 500 meter dari pemukiman yang semua itu telah
diplotkan pada Peta Calon Lokasi TPA Tahap Regional Kabupaten
Bangkalan.
Setelah dilakukannya tahap pencocokan dengan parameter lainnya
diperoleh kesimpulan bahwa lokasi yang paling cocok untuk dijadikan
TPA adalah pada lokasi V dengan informasi sebagai berikut :
Dengan hanya menggunakan overlay dan scoring dari beberapa peta
yang digunakan, penelitian (paper) ini dapat merekomendasikan
lokasi untuk dibangunnya TPA dengan alasan yang kuat.