Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan merupakan salah satu prasarana perhubungan darat yang mengalami perkembangan pesat. Oleh sebab itu pembangunan sebuah jalan haruslah dapat menciptakan keadaan yang aman bagi pengendara dan pejalan kaki yang memakai jalan tersebut. Untuk membuat jalan, agar jalan tersebut dapat dipakai hingga umur yang direncankan diperlukan suatu perkerasan tertentu. Berdasarkan bahan pengikatnya konstruksi perkerasan jalan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu perkerasan lentur, perkerasan kaku, dan perkerasan komposit. Sejak dibukanya untuk lalu lintas, perkerasan akan menerima beban lalu lintas. Akibat beban tersebut, perkerasan akan mengalami penurunan kinerja dan kualitas, yang berarti perkerasan mengalami kerusakan dan diperlukanlah kegiatan perbaikan . Dampak pada konstruksi jalan yaitu perubahan bentuk lapisan permukaan jalan berupa lubang (potholes), bergelombang (rutting), retak-retak dan pelepasan butiran (ravelling) serta gerusan tepi yang menyebabkan kinerja jalan menjadi menurun. Komperhensifitas perencanaan prasarana jalan di suatu wilayah mulai dari tahapan prasurvey, perencanaan dan perancangan teknis, pelaksanaan pembangunan fisiknya hingga pemeliharaan harus integral dan tidak terpisahkan sesuai kebutuhan saat ini dan prediksi umur
35

Tugas Ppj Paper

Feb 19, 2016

Download

Documents

Reyhanalmira

civil
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Tugas Ppj Paper

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jalan merupakan salah satu prasarana perhubungan darat yang mengalami

perkembangan pesat. Oleh sebab itu pembangunan sebuah jalan haruslah dapat

menciptakan keadaan yang aman bagi pengendara dan pejalan kaki yang memakai

jalan tersebut.

Untuk membuat jalan, agar jalan tersebut dapat dipakai hingga umur yang

direncankan diperlukan suatu perkerasan tertentu. Berdasarkan bahan pengikatnya

konstruksi perkerasan jalan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu perkerasan lentur,

perkerasan kaku, dan perkerasan komposit.

Sejak dibukanya untuk lalu lintas, perkerasan akan menerima beban lalu lintas.

Akibat beban tersebut, perkerasan akan mengalami penurunan kinerja dan kualitas,

yang berarti perkerasan mengalami kerusakan dan diperlukanlah kegiatan perbaikan .

Dampak pada konstruksi jalan yaitu perubahan bentuk lapisan permukaan

jalan berupa lubang (potholes), bergelombang (rutting), retak-retak dan pelepasan

butiran (ravelling) serta gerusan tepi yang menyebabkan kinerja jalan menjadi

menurun. Komperhensifitas perencanaan prasarana jalan di suatu wilayah mulai dari

tahapan prasurvey, perencanaan dan perancangan teknis, pelaksanaan pembangunan

fisiknya hingga pemeliharaan harus integral dan tidak terpisahkan sesuai kebutuhan

saat ini dan prediksi umur pelayanannya di masa mendatang agar tetap terjaga

ketahanan fungsionalnya.

Setiap perkerasan jalan mempunyai lapisan-lapisan yang berfungsi untuk

menerima beban lalu-lintas dan menyebarkannya ke lapisan di bawahnya terus ke

tanah dasar. Lapisan-lapisan tersebut mempunyai kontribusi yang sangat besar

terhadap kekuatan jalan, sehingga diperlukan material penyusun lapisan yang bermutu

serta ketebalan yang tepat.

Jika kita kaji secara teori dan realita yang sudah berjalan selama ini, dalam

pembangunan jalan ada banyak hal yang harus diperhatikan lebih mendetail dan teliti

baik itu dari perencanaan jalan itu sendiri maupun pelaksanaan tentunya. Kita sebagai

pengguna jalan pastinya menginginkan jalan yang kita pakai itu aman, nyaman, bersih

dll. Maka dari itu kerusakan yang terjadi dijalan tersebut harus ditanggulangi dan

diperbaiki dengan sungguh-sungguh.

Page 2: Tugas Ppj Paper

1.2 Tujuan

1. Menjelaskan jenis-jenis kerusakan yang terjadi pada jalan.

2. Mengetahui jenis dan lapisan perkerasan jalan.

3. Mengetahui lapisan-lapisan yang terdapat jalan.

4. Mengetahui jenis kerusakan yang terjadi pada Jalan Abdul Wahab Syahrani

5. Mengetahui penyebab kerusakan yang terjadi pada jalan.

6. Mengetahui metode perbaikan jalan yang harus dilakukan.

Page 3: Tugas Ppj Paper

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Jenis dan Fungsi Lapisan Perkerasan

Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan ikat yang digunakan

untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai antara lain adalah batu pecah,

batu belah, batu kali dan hasil samping peleburan baja. Sedangkan bahan ikat yang

dipakai antara lain adalah aspal, semen dan tanah liat.

Berdasarkan bahan pengikatnya, konstruksi perkerasan jalan dapat dibedakan atas :

a. Konstruksi perkerasan lentur (Flexible Pavement), yaitu perkerasan yang

menggunakan aspal sebagai bahan pengikatnya. Lapisan-lapisan perkerasan

bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar.

b. Konstruksi perkerasan kaku (Rigit Pavement), yaitu perkerasan yang

menggunakan semen (Portland Cement) sebagai bahan pengikatnya. Pelat beton

dengan atau tanpa tulangan diletakkan diatas tanah dasat dengan atau tanpa lapis

pondasi bawah. Beban lalu lintas sebagian besar dipikul oleh pelat beton.

c. Konstruksi perkerasan komposit (Composite Pavement), yaitu perkerasan kaku

yang dikombinasikan dengan perkerasan lentur dapat berupa perkerasan lentur

diatas perkerasan kaku atau perkerasan kaku diatas perkerasan lentur.

Perbedaan utama antara perkerasan kaku dan lentur diberikan pada tabel 2.1 di bawah ini.

Sesuai dengan pembatasan masalah, maka untuk pembahasan selanjutnya hanya akan dibahas

tentang konstruksi perkerasan lentur saja.

Page 4: Tugas Ppj Paper

Konstruksi Perkerasan Lentur Jalan

Konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement), adalah perkerasan yang menggunakan aspal

sebagai bahan pengikat dan lapisan-lapisan perkerasannya bersifat memikul dan

menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar. Aspal itu sendiri adalah material berwarna

hitam atau coklat tua, pada temperatur ruang berbentuk padat sampai agak padat. Jika aspal

dipanaskan sampai suatu temperatur tertentu, aspal dapat menjadi lunak / cair sehingga dapat

membungkus partikel agregat pada waktu pembuatan aspal beton. Jika temperatur mulai

turun, aspal akan mengeras dan mengikat agregat pada tempatnya (sifat termoplastis). Sifat

aspal berubah akibat panas dan umur, aspal akan menjadi kaku dan rapuh sehingga daya

adhesinya terhadap partikel agregat akan berkurang. Perubahan ini dapat diatasi / dikurangi

jika sifat-sifat aspal dikuasai dan dilakukan langkah- langkah yang baik dalam proses

pelaksanaan.

Konstruksi perkerasan lentur terdiri atas lapisan-lapisan yang diletakkan diatas tanah dasar

yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk

menerima beban lalu lintas dan menyebarkan ke lapisan yang ada dibawahnya, 4

sehingga beban yang diterima oleh tanah dasar lebih kecil dari beban yang diterima oleh

lapisan permukaan dan lebih kecil dari daya dukung tanah dasar.

Konstruksi perkerasan lentur terdiri dari :

Lapisan Permukaan ( Surface )

Lapisan permukaan terletak paling atas pada suatu jalan raya. Lapisan yang biasanya kita

pijak, atau lapisan yang bersentuhan langsung dengan ban kendaraan.

Lapisan ini berfungsi antara lain sebagai berikut :

1. Lapisan perkerasan penahan beban roda, dengan persyaratan harus mempunyai

stabilitas tinggi untuk menahan beban roda selama masa pelayanan.

Page 5: Tugas Ppj Paper

2. Lapisan kedap air, sehingga air hujan yang jatuh di atasnya tidak teresap ke lapisan

di bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut

3. Lapis aus (wearing course), lapisan yang langsung menderita gesekan akibat rem

kendaraan sehingga mudah menjadi aus.

4. Lapis yang menyebarkan beban ke lapisan bawah, sehingga dapat dipikul oleh

lapisan lain dengan daya dukung yang lebih buruk

Untuk dapat memenuhi fungsi tersebut di atas, pada umumnya lapisan permukaan dibuat

dengan menggunakan bahan pengikat aspal sehingga menghasilkan lapisan kedap air dengan

stabilitas yang tinggi dan daya tahan yang lama.

Jenis lapis permukaan yang umum digunakan di Indonesia antara lain :

1. Lapisan bersifat nonstruktural, berfungsi sebagai lapisan aus dan kedap air.

- Aspal campuran panas (Hot Mix) dengan jenis A TB, A TS8, HRS, HRSS I AC

- Aspal campuran dingin (Cold Mix) dengan jenis slurry seal, DGEM, OGEM dan

Macadam Emulsion

- Burtu (laburan aspal satu lapis), merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal

yang ditaburi dengan satu lapis agregat bergradasi seragam, dengan tebal maksimum 2 cm

- Burda (laburan aspal dua lapis), merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal

ditaburi agregat yang dikerjakan dua kali secara berurutan dengan tebal padat maksimum 3,5

cm

- Latasir (lapis tipis aspal pasir), merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal dan

pasir alam bergradasi menerus dicampur, dihampar dan dipadatkan pada suhu tertentu dengan

tebal padat 1 – 2 cm

- Buras (laburan aspal), merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal taburan

pasir dengan ukuran butir maksimum 3/8 inch

- Latasbum (lapis tipis asbuton murni), merupakan lapis penutup yang terdiri dari campuran

asbuton dan bahan pelunak dengan perbandingan tertentu yang dicampur secara dingin

dengan tebal padat maksimum 1 cm

- Lataston (lapis tipis aspal beton), dikenal dengan hot rolled sheet (HRS) merupakan lapis

penutup yang terdiri dari campuran antara agregat bergradasi timpang, mineral pengisi (filler)

dan aspal keras dengan perbandingan tertentu, yang dicampur dan dipadatkan dalam keadaan

panas. Tebal padat antara 2,5 – 3,0 cm

Page 6: Tugas Ppj Paper

Jenis lapis permukaan di atas walaupun bersifat nonstruktural, namun dapat menambah daya

tahan perkerasan terhadap penurunan mutu, sehingga secara keseluruhan menambah masa

pelayanan dari konstruksi perkerasan. Jenis perkerasan ini terutama digunakan untuk

pemeliharaan jalan.

2. Lapisan bersifat struktural, berfungsi sebagai lapisan yang menahan dan menyebarkan

beban roda kendaraan.

- Penetrasi Macadam (Lapen), merupakan lapis perkerasan yang terdiri dari agregat pokok

dan agregat pengunci bergradasi terbuka dan seragam yang diikat oleh aspal dengan cara

disemprotkan di atasnya dan dipadatkan lapis demi lapis. Di atas lapen ini biasanya diberi

laburan aspal dengan agregat penutup. Tebal lapisan satu lapis dapat bervariasi antara 4 – 10

cm.

- Lasbutag, merupakan suatu lapisan pada konstruksi jalan yang terdiri dari campuran antara

agregat, asbuton dan bahan pelunak yang diaduk, dihampar dan dipadatkan secara dingin.

Tebal pada tiap lapisannya antara 3 – 5 cm.

- Laston (Lapis aspal beton), merupakan suatu lapisan pada konstruksi jalan yang terdiri dari

campuran aspal keras dan agregat yang mempunyai gradasi menerus, dicampur, dihampar

dan dipadatkan pada suhu tertentu.

Lapisan pondasi Atas ( Base Course)

Lapisan perkerasan yang terltak di antara lapis pondasi bawah dan lapis permukaan

dinakamakan lapis pondasi atas(base course). Karena terletak tepat di bawah permukaan

perkerasan, maka lapisan ini amenerima pembebanan yang berat dan paling menderita akibat

muatan, oleh karena itu material yang digunakan harus berkualitas sangat tinggi dan

pelaksanaan konstruksi harus dilakukan dengan cermat. Secara umum base course

mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban aroda dan menyebarkannya ke

lapisan di bawahnya.

2. Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah.

3. Bantalan terhadap lapisan permukaan.

Sebagaimana disebutkan di depan bahwasannya material yang digunakan untuk lapis pondasi

atas (base course) adalah material yang cukup kuat. Untuk lapis pondasi atas tanpa bahan

pengikat umumnya menggunakan material dengan CBR > 50% Palstisitas Index (PI) < 4%.

Page 7: Tugas Ppj Paper

Bahan-bahan alam seperti batu pecah, kerikil pecah, stabilitas tanah dengan semen dan kapur

dapat digunakan sebagai base course. Jenis lapis pondasi atas yang umum digunakan di

Indonesia antara lain :

1. Agregat bergradasi baik, dapat dibagi atas batu pecah kelas A, batu pecah kelas B dan batu

pecah kelas C. Batu pecah kelas A mempunyai gradasi 7 yang lebih kasar dari batu pecah

kelas B, dan batu pecah kelas B lebih kasar dari batu pecah kelas C. Kriteria dari masing-

masing jenis lapisan di atas dapat diperoleh pada spesifikasi yang diberikan.

Sebagai contoh diberikan persyaratan gradasi dari lapisan pondasi atas kelas B.

2. Lapisan bersifat struktural, berfungsi sebagai lapisan yang menahan dan menyebarkan

beban roda kendaraan.

- Penetrasi Macadam (Lapen), merupakan lapis perkerasan yang terdiri dari agregat pokok

dan agregat pengunci bergradasi terbuka dan seragam yang diikat oleh aspal dengan cara

disemprotkan di atasnya dan dipadatkan lapis demi lapis. Di atas lapen ini biasanya diberi

laburan aspal dengan agregat penutup. Tebal lapisan satu lapis dapat bervariasi antara 4 – 10

cm.

- Lasbutag, merupakan suatu lapisan pada konstruksi jalan yang terdiri dari campuran antara

agregat, asbuton dan bahan pelunak yang diaduk, dihampar dan dipadatkan secara dingin.

Tebal pada tiap lapisannya antara 3 – 5 cm.

- Laston (Lapis aspal beton), merupakan suatu lapisan pada konstruksi jalan yang terdiri dari

campuran aspal keras dan agregat yang mempunyai gradasi menerus, dicampur, dihampar

dan dipadatkan pada suhu tertentu.

Lapis pondasi kelas B terdiri dari campuran kerikil dan kerikil pecah atau batu pecah dengan

berat jenis yang seragam dengan pasir, lanau atau lempung dengan persyaratan di bawah ini :

Page 8: Tugas Ppj Paper

Partikel yang mempunyai diameter kurang dari 0,02 mm harus tidak lebih dari 3% dari berat

total contoh bahan yang diuji.

2. Pondasi Macadam

3. Pondasi Telford

4. Penetrasi Macadam (Lapen)

5. Aspal Beton Pondasi (Asphal Concrete Base / Asphalt Treated Base)

6. Stabilisasi, yang terdiri dari :

- Stabilisasi agregat dengan semen (Cement Treated Base)

- Stabilisasi agregat dengan kapur (Lime Treated Base)

- Stabilisasi agregat dengan aspal (Asphalt Treated Base)

Lapis Pondasi Bawah (Sub-Base Course)

Lapis perkerasan yang terletak antara lapis pondasi atas dan tanah dasar dinamakan lapis

pondasi bawah (sub-base course) yang berfungsi sebagai :

1. Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke tanah dasar. Lapisan

ini harus cukup kuat, mempunyai CBR < 20% dan Plastisitas Indeks (PI) > 10%.

2. Efisiensi penggunaan material. Material pondasi bawah relatif murah dibandingkan dengan

lapisan perkerasan di atasnya.

3. Mengurangi tebal lapisan di atasnya yang lebih mahal.

4. Lapisan peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.

5. Lapisan pertama, agar pekerjaan dapat berjalan lancer. Hal ini sehubungan dengan kondisi

lapangan yang memaksa harus segera menutup tanah dasar dari pengaruh cuaca, atau

lemahnyas daya dukung tanah dasar menahan roda-roda alat berat.

6. Lapisan untuk mencegah partikel-parikel halus dari tanah dasar naik ke lapis pondasi atas.

Untuk itu lapisan pondasi bawah haruslah memenuhi syarat filter yaitu :

Dimana :

D15 : diameter nutir pada keadaan banyaknya persen yang lolos = 15%

D85 : diameter butir pada keadaan banyaknya persen yang lolos = 85%

Jenis lapisan pondasi bawah yang umum digunakan di Indonesia adalah :

Page 9: Tugas Ppj Paper

a) Agregat bergradasi baik, dibedakan atas sirtu/pitrun yang terbagi dalam kelas A, kelas B

dan kelas C. sirtu kelas A bergradasi lebih kasar dari sirtu kelas B, yang masing-masing dapat

dilihat pada spesifikasi yang diberikan.

b) Stabilisasi, yang terdiri dari :

Stabilisasi agregat dengan semen (Cement Trreated Subbase)

Stabilisasi agregat dengan kapur (Lime Treated Subbase)

Stabilisasi tanah dengan semen ( Soil Cement Stabilization)

Stabilisasi tanah dengan kapur (Soil Lime Stabilization)

Lapisan tanah dasar (Subgrade)

Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung pada sifat- sifat dan

daya dukung tanah dasar. Dalam pedoman ini diperkenalkan modulus resilien (MR) sebagai

parameter tanah dasar yang digunakan dalam perencanaan Modulus resilien (MR) tanah dasar

juga dapat diperkirakan dari CBR standar dan hasil atau nilai tes soil index. Korelasi

Modulus Resilien dengan nilai CBR (Heukelom & Klomp) berikut ini dapat digunakan untuk

tanah berbutir halus (fine-grained soil) dengan nilai CBR terendam 10 atau lebih kecil.

MR (psi) = 1.500 x CBR

Persoalan tanah dasar yang sering ditemui antara lain :

• Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) dari jenis tanah tertentu sebagai akibat beban

lalu-lintas.

• Sifat mengembang dan menyusut dari tanah tertentu akibat perubahan kadar air.

• Daya dukung tanah tidak merata dan sukar ditentukan secara pasti pada daerah dan jenis

tanah yang sangat berbeda sifat dan kedudukannya, atau akibat pelaksanaan konstruksi.

• Lendutan dan lendutan balik selama dan sesudah pembebanan lalu-lintas untuk jenis tanah

tertentu.

• Tambahan pemadatan akibat pembebanan lalu-lintas dan penurunan yang

diakibatkannya, yaitu pada tanah berbutir (granular soil) yang tidak dipadatkan secara baik

pada saat pelaksanaan konstruksi.

1.   Retak ( Crack )

Retak adalah suatu gejala kerusakan permukaan perkerasan sehingga akan menyebabkan air

pada permukaan perkerasan masuk ke lapisan dibawahnya dan hal ini merupakan salah satu

factor yang akan membuat luas/parah suatu (DepartemenPekerjaan Umum, 2007). Didalam

Page 10: Tugas Ppj Paper

pendekatan mekanika retak diasumsikan ada bagian yang lemah pada setiap material. Ketika

pembebanan terjadi, ada konsentrasi tegangan yang lebih tinggi disekitar bagian tersebut,

sehingga material tersebut tidak lagi memiliki distribusi tegangan yangseragam dan terjadilah

kerusakan/ retak pada bagian tersebut dan berkembang ke bagian yang lainnya. Mekanika

retak juga menggambarkan perkembangan retak tergantung pada sifat material tersebut

(Roque, 2010).

Retak/craking yang umum diikenal dapat dibedakan atas :

A. Retak Halus (Hair Cracking)

Yang dimaksud retak halus adalah retak yang terjadi mempunyai lebar celah ≤ 3 mm. Sifat

penyebarannya dapat setempat atau luas pada permukaan jalan.

Kemungkinan penyebab:

1. Bahan perkerasan/ kualitas material kurang baik.

2. Pelapukan permukaan.

3. Air tanah pada badan perkerasan jalan.

4. Tanah dasar/ lapisan dibawah permukaan kurang stabil.

Akibat lanjutan:

1. Meresapnya air pada badan jalan sehingga mempercepat kerusakan dan menimbulkan

ketidak-nyamanan berkendaraan.

A. Berkembang menjadi retak buaya (alligator cracks).

Dalam tahap perbaikan, sebaiknya dilengkapi dengan sitem aquaproof. diman jika dibiarkan

berlarut-larut retak rambut dapat berkembang menjadi retak buaya.

B. Retak Kulit Buaya (Alligator Cracks)

Lebar celah retak ≥ 3 mm dan saling berangkai membentuk serangkaian kotak-kotak kecil

yang menyerupai kulit buaya atau kawat untuk kandang ayam. Umumnya daerah dimana

terjadi retak kuliat buaya tidak luas. Jika daerah terjadi retak kulit buaya luas, mungkin hal ini

disebabkan oleh repetisi beban lalulintas yang melampaui beban yang dapat dipikul oleh

lapisan permukaan tersebut.

Kemungkinan penyebab:

1. Bahan perkerasan/ kualitas material kurang baik.

2. Pelapukan permukaan.

3. Air tanah pada badan perkerasan jalan

4. Tanah dasar/ lapisan dibawah permukaan kurang stabil.

Akibat lanjutan:

a. Kerusakan setempat/ menyeluruh pada perkerasan.

Page 11: Tugas Ppj Paper

b. Berkembang menjadi lubang akibat dari pelepasan butir-butir.

Untuk pemeliharaan dapat digunakan lapis burda, burtu, ataupun lataston. Jika celah≤ 3mm,

sebaiknya bagian perkerasan yang telah mengalami retak kulit buaya akibat rembesan air ke

lapis pondasi dan tanah dasar diperbaiki dengan cara dibongkar dan dibuang bagian-bagian

yang basah, kemudian dilapis kembali dengan bahan yang sesuai. Perbaikan harus disertai

dengan perbaikan drainase disekitarnya. Kerusakan yang disebabkan oleh beban lalulintas

harus diperbaiki dengan memberi lapisan tambahan.

C. Retak Pinggir  (edge crack)

Retak ini disebut juga dengan retak garis (lane cracks) dimana terjadi pada sisi

tepi perkerasan/ dekat bahu dan berbentuk retak memanjang (longitudinal cracks) dengan

atau tanpa cabang  yang  mengarah  ke bahu. Retak ini dapat terdiri atas beberapa celah yang

saling sejajar.

Kemungkinan penyebab:

1. Bahan dibawah retak pinggir kurang baik atau perubahan volume akibat jeni sekspansif

clay pada tanah dasar .

2. Sokongan bahu samping kurang baik.

3. Drainase kurang baik.

4. Akar tanaman yang tumbuh ditepi perkerasan dapat pula menjadi sebab terjadinya retak

tepi

Akibat lanjutan:

a Kerusakan menyeluruh atau setempat pada perkerasan jalan sehingga mengganggu

kenyamanan berkendaraan.

b. Retak akan berkembang menjadi besar yang diikuti oleh pelepasan butir padatepi retak.

Cara perbaikan dengan mengisi celah dengan campuran aspal cair & pasir. Perbaikan

drainase harus dilakukan, bahu diperlebar, dan dipadatkan, jika pinggir perkerasan

mengalami penurunan, elevasi dapat diperbaiki dengan mempergunakan hotmix.

D. Retak Sambungan Bahu Perkerasan (edge joint crack)

Sesuai dengan namanya retak ini umumnya terjadi pada daerah sambungan perkerasan

dengan bahu yang beraspal. Retak ini berbentuk retak memanjang (longitudinal cracks) dan

biasanya terbentuknya pada permukaan bahu beraspal. Retak ini dapat terdiri atas beberapa

celah yang saling sejajar.

Kemungkinan penyebab:

1. Perbedaan ketinggian antara bahu beraspal dengan perkerasan, akibat penurunan bahu.

2. Penyusutan material bahu/ badan perkerasan jalan

Page 12: Tugas Ppj Paper

3. Drainase kurang baik.

4. Roda kendaraan berat yang menginjak bahu beraspal.

5. Material pada bahu yang kurang baik/ kurang memadai.

Akibat lanjutan:

a. Menimbulkan kerusakan menyeluruh atau setempat pada perkerasan jalan akibat

meresapnya air pada badan jalan dan mengganggu kenyamanan berkendaraan.

b. Berkembang menjadi besar yang diikuti oleh pelepasan butir pada tepi retak.

Perbaikan dapat dilakukan dengan mengisi celah dengan campuran aspal cair dan pasir.

E. Retak Sambungan Jalan (lane joint crack)

Sesuai dengan namanya retak ini terjadi pada sambungan dua jalur lalu lintas

dan berbentuk retak memanjang (longitudinal cracks). Retak ini dapat terdiri atas beberapa

celah yang saling sejajar.

Kemungkinan penyebabnya adalah ikatan sambungan kedua jalur yang kurang baik.

Akibat lanjutan:

a. Kerusakan menyeluruh atau setempat pada perkerasan jalan dan akanmengganggu

kenyamanan berkendaraan.

b. Lepasnya butir pada tepi retak dan bertambah lebar.

Perbaikan dapat dilakukan dengan memasukkan campuran aspal cair dan pasir kedalam

celah-celah yang terjadi.

F. Retak Sambungan Pelebaran Jalan (widening crack)

Bentuk retak ini adalah retak memanjang (longitudinal cracks) yang akan terjadi pada

sambungan antara perkerasan lama dengan perkerasan pelebaran. Retak ini dapat terdiri atas

beberapa celah yang saling sejajar dan akan meresapkan air pada lapisan perkerasan.

Kemungkinan penyebab:

1. Ikatan sambungan yang kurang baik.

2. Perbedaan kekuatan/ daya dukung perkerasan pada jalan pelebaran dengan jalanlama.

Akibat lanjutan:

a. Menimbulkan kerusakan menyeluruh atau setempat pada perkerasan jalan danakan

mengganggu kenyamanan berkendaraan.

b. Lepasnya butir pada tepi retak sehingga kerusakan akan bertambah parah.

Perbaikan dilakukan dengan mengisi celah-celah dengan campuran aspal cair dan pasir.

G. Retak Refleksi (reflection crack)

Kerusakan ini terjadi pada lapisan tambahan (overlay), dapat berbentuk

memanjang(longitudinal cracks), diagonal (diagonal cracks), melintang (transverse cracks),

Page 13: Tugas Ppj Paper

ataupun kotak (blocks cracks) yang menggambarkan pola retakan perkerasandibawahnya.

Retak ini dapat terjadi bila retak pada perkerasan lama tidak diperbaikisecara benar sebelum

pekerjaan pelapisan ulang (overlay) dilakukan.

Kemungkinan penyebab:

1. Pergerakan vertikal/ horizontal di bawah lapis tambahan (lapisan overlay)sebagai akibat

perubahan kadar air pada tanah dasar yang ekspansif.

2. Perbedaan penurunan ( settlement  ) dari timbunan/ pemotongan badan jalandengan

struktur perkerasan.

Akibat lanjutan:

a. Kerusakan menyeluruh atau setempat pada perkerasan jalan dan akanmengganggu

kenyamanan berkendaraan.

b. Lepasnya butir pada tepi retak sehingga kerusakan akan bertambah parah.Untuk retak

memanjang, melintang dan diagonal perbaikan dapat dilakukan denganmengisi celah-celah

dengan campuran aspal cair dan pasir.

Untuk retak berbentuk kotak, perbaikan dilakukan dengan membongkar dan melapis kembali

dengan bahan yang sesuai.

H. Retak Susut (shrinkage crack)

Retak yang terjadi tersebut saling bersambungan membentuk kotak besar dengan sudut tajam

atau dapat dikatakan suatu interconnected cracks yang membentuk suatu seri blocks cracks.

Umumnya penyebaran retak ini menyeluruh pada perkerasan jalan.

Kemungkinan penyebab:

1. Perubahan volume perkerasan yang mengandung terlalu banyak aspal dengan penetrasi

rendah.

2. Perubahan volume pada lapisan pondasi dan tanah dasar.

Akibat lanjutan:

. Retak ini akan menyebabkan meresapnya air pada badan jalan sehingga akan menimbulkan

kerusakan setempat atau menyeluruh pada perkerasan jalan danmengganggu kenyamanan

berkendaraan.

b. Lepasnya butir pada tepi retak sehingga timbul lubang (  potholes ).

Perbaikan dapat dilakukan dengan mengisi celah dengan campuran aspal cair dan pasir, dan

dilapis dengan burtu.

I. Retak Selip (slippage crack)

Kerusakan ini sering disebut dengan  parabolic cracks, shear cracks, atau crescent  shaped

cracks. Bentuk  retak lengkung menyerupai bulan sabit atau berbentuk seperti jejak mobil

Page 14: Tugas Ppj Paper

disertai dengan beberapa retak. Kadang-kadang terjadi bersama denganterbentuknya sungkur

( shoving ).

Kemungkinan penyebab:

1.Ikatan antar lapisan aspal dengan lapisan bawahnya tidak bail yang disebabkan kurangnya

aspal/ permukaan berdebu

2. Pengunaan agregat halus terlalu banyak.

3. Lapis permukaan kurang padat/ kurang tebal

4. Penghamparan pada temperature aspal rendah atau tertarik roda penggerak olehmesin

penghampar aspal/ mesin lainnya.

Akibat lanjutan:

a. Kerusakan setempat atau menyeluruh pada perkerasan jalan dan akanmengganggu

kenyamanan berkendaraan.

b. Lepasnya butir pada tepi retak sehingga timbul lubang ( potholes).

Perbaikan dapat dilakukan dengan membongkar bagian jalan yang rusak dan

menggantikannya dengan lapisan yang lebih baik.

2.   DISTORSI ( DISTORTION )

Jenis kerusakan lentur atau flexible berupa distorsi dapat terjadi atas lemahnyatanah dasar,

pemadatan yang kurang pada lapis pondasi sehingga terjadi tambahan pemadatan akibat

beban lalu lintas. Untuk kerusakan jalan yang satu ini dibagi atas beberapa jenis diantaranya:

A. Alur (ruts)

Terjadi pada lintasan roda sejajar dengan as jalan, dapat merupakan tempatmenggenangnya

air hujan yang jatuh di atas permukaan jalan, mengurangi tingkat kenyamanan dan akhirnya

timbul retak-retak. Kemungkinan disebabkan oleh lapis perkerasan yang kurang padat,

dengan demikian terjadi penambahan pemadatan akibat repetisi beban lalu lintas pada

lintasanroda. Campuran aspal stabilitas rendah dapat pula menimbulkan deformasi plastis.

Perbaikan dapat dilakukan dengan memberi lapisan tambahan yang sesuai.

B. Keriting (corrugation)

Kemungkinan penyebab:

1.Rendahnya stabilitas campuran yang dapat berasal dari terlalu tingginya kadar aspal

2.Banyak menggunakan agregat halus, agregat bulat dan licin

3.Aspal yang dipakai mempunyai penetrasi yang tinggi

4.Lalu lintas dibukia sebelum perkerasan mantap.

Keriting dapat diperbaiki dengan cara :

Page 15: Tugas Ppj Paper

a. Jika lapisan memiliki pondasi agregat, digaruk kembali, dicampur dengan lapis pondasi,

dipadatkan dan diberi lapis perkerasan baru.

b. Bahan pengikat mempunyai ketebalan >5cm, lapis tersebut diangkat dan diberi lapisan

baru.

C. Sungkur (shoving)

Deformasi plastis yang terjadi setempat di tempat kendaraan sering berhenti, kelandaian

curam, dan tikungan tajam. Kerusakan dapat terjadi dengan atau tanpa retak.Penyebab

kerusakan sama dengan keriting. Perbaikan dilakukan dengan dibongkar dan dilakukan

pelapisan kembali.

D. Amblas (grade depression)

Terjadi setempat/tertentu dengan atau tanpa retak, terdeteksi dengan adanya air yang

tergenang. Amblas disebabkan oleh beban kendaraan yang melebihi apa yang

direncanakan, pelaksanaan yang kurang baik, atau penurunan bagian perkerasan dikarenakan

tanah dasar mengalami settlement.

Perbaikan dapat dilakukan dengan cara:

a. Untuk amblas yang ≤ 5cm, bagian yang pernah diisi dengan bahan yang sesuai lapen,

lataston, laston.

b. Untuk amblas yang ≥ 5cm, bagian yang amblas dibongkar dan dilapis kembali dengan

lapis yang sesuai

E. Jembul (upheaval)

Jenis kerusakan Jembul terjadi setempat dengan atau tanpa retak. Hal ini terjadi akibat adanya

pengembangan tanah dasar ekspansip. Perbaikan dilakuan dengan membongkar bagian yang

rusak dan melapisinya kembali.

3.   CACAT PERMUKAAN ( DISINTEGRATION )

Jenis kerusakan yang satu ini mengarah pada kerusakan secara kimiawi &mekanis dari

lapisan permukaan, yang termasuk cacat permukaan adalah sebagai berikut:

A. Lubang ( Potholes )

Kerusakan jalan berbentuk lubang (potholes) memiliki ukuran yang bervariasi dari kecil

sampai besar. Lubang-lubang ini menampung dan meresapkan air sampaike dalam lapis

permukaan yang dapat menyebabkan semakin parahnya kerusakan jalan.

Proses pembentukan lubang dapat terjadi akibat :

1. Campuran lapis permukaan yang buruk seperti :

a)      Kadar aspal rendah, sehingga film aspal tipis dan mudah lepas.

Page 16: Tugas Ppj Paper

b)      Agregat kotor sehingga ikatan antar aspal dan agregat tidak baik.

c)      Temperature campuran tidak memenuhi persyaratan.

2.  Lapis permukaan tipis sehingga lapisan aspal dan agregat mudah lepas akibat pengaruh

cuaca.

3. System drainase jelek sehingga air banyak yang meresap dan mengumpul dalam lapis

perkerasan.

4. Retak-retak yang terjadi tidak segera ditangani sehingga air meresap masuk dan

mengakibatkan terjadinya lubang-lubang kecil.

Untuk perbaikan maka lubang-lubang tersebut harus dibongkar dan dilapis kembali dimana

pembongkaran berfungsi untuk meningkatkan daya cengkram antar sambungan perkerasan

yang baru dan perkerasan yang lama.

B. Pelepasan butir (raveling)

Dapat terjadi secara meluas dan mempunyai efek serta disebabkan oleh halyang sama dengan

lubang. Dapat diperbaiki dengan meberikan lapisan tambahan di atas lapisan yang mengalami

pelepasan butir setelah lapisan tersebut dibersihkan dan dikeringkan

C. Pengelupasan Lapisan Permukaan (stripping)

Setelah itudilapis dengan buras. Disebabkan oleh kurangnya ikatan antar lapis permukaan dan

lapis bawahnya atau terlalu tipisnya lapis permukaan. Dapat diperbaiki dengan cara digaruk,

diratakan, dan dipadatkan. Setelah itu dilapis dengan buras. Disebabkan oleh kurangnya

ikatan antar lapis permukaan dan lapis bawahnya

4. PENGAUSAN ( POLISHED AGGREGATE )

Pengausan terjadi karena agregat berasal dari material yang tidak tahan aus terhadap roda

kendaraan / agregat yang digunakan berbentuk bulat dan licin.Dapat diatasi dengan latasir,

buras, latasbum.

5.   KEGEMUKAN ( BLEEDING / FLUSHING )

Pada temperature tinggi, aspal menjadi lunak, dan akan terjadi jejak roda, dapatdisebabkan

pemakaian kadar aspal yang tinggi pada campuran aspal, pemakaian terlalu banyak aspal

pada pengerjaan prime coat / teak coat. Dapat diatasi dengan menaburkan agregat panas dan

kemudian dipadatkan, atau lapis aspal diangkat dan diberi lapisan penutup.

Klasifikasi Kualitas Perkerasan

Page 17: Tugas Ppj Paper

Nilai PCI untuk masing-masing unit penelitian dapat mengetahui kualitas lapis perkerasan unit segmen berdasarkan kondisi tertentu yaitu sempurna (excellent), sangat baik (very good), baik (good), sedang (fair), jelek (poor), sangat jelek (very poor) dan gagal (failed).

Kualifikasi Kualitas Perkerasan Menurut nilai PCI

Page 18: Tugas Ppj Paper

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian

Obyek yang diambil pada paper ini adalah Jalan Abdul Wahab Syahranie, Samarinda

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian pada Paper ini adalah Ibukota Kalimantan Timur, Samarinda.

3.3 Bagan Alir Penelitian

Mulai

Studi Pustaka

Survey

Pengumpulan data

Data Pengumpulan:- Lebar Jalan- Lebar Kerusakan- Panjang kerusakan- Kedalaman kerusakan

Pembahasan:- Jenis Kerusakan- Cara Penanganan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Page 19: Tugas Ppj Paper

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Jadi, setelah kita teliti jenis kerusakan diatas adalah Jenis-jenis distorsi dan

termasuk Jenis kerusakan Alur . Dan untuk mengatasi kerusakan jalan jenis Alur yaitu

dengan seluruh kedalaman atau penambahan lapis tambahan (overlay) campuran

aspal panas (hot mix) dengan perataan dan pelapisan permukaan. Perbaikan alur

dengan menambal permukaan, umumnya hanya untuk perbaikan sementara dan Jika

penyebabnya adalah lemahnya lapis pondasi (base) atau tanah-dasar, pembangunan

kembali perkerasan secara total mungkin diperlukan, tennasuk juga penambahan

drainase,terutama jika air menjadi salah satu faktor penyebab kerusakan

Dari kerusakan tersebut di dapat data bahwa tebal perkerasan jalan yaitu 6 cm

dan tebal kerusakannya adalah 3 cm , Setelah kita marking lebar dan panjangnya

kerusakan yang terdapat pada Jalan Ahmad Wahab Syahrani yaitu 30 cm dan 40 cm .

Dan hasil dari volume kerusakan jalan adalah 3.600 cm3 .

4.2 Pembahasan

Alur adalah deformasi permukaan perkerasan aspal dalam bentuk turunnya

perkerasan ke arah memanjang pada lintasan roda kendaraan Distorsi permukaan jalan

yang membentuk alur-alur terjadi oleh akibat beban lalu-lintas yang berulang-ulang

pada lintasan roda sejajar dengan as jalan. Gerakan ke atas perkerasan dapat timbul di

Page 20: Tugas Ppj Paper

sepanjang pinggir alur. Alur biasanya banyak nampak jelas ketika hujan dan terjadi

genangan air di dalamnya. Menurut Asphalt Institute MS-17, sebab-sebab terjadiya

alur adalah disebabkan oleh pemadatan (deformasi tanah dasar) atau perpindahan

campuran aspal yang tidak stabil.

• Faktor penyebab.kerusakan

1) Pemadatan lapis permukaan dan pondasi (base) kurang,sehingga akibat beban

lalu lintas lapis pondasi memadat lagi.

2) Kualitas campuran aspal rendah, ditandai dengan gerakan arah lateral dan ke bawah

dari campuran aspal di bawah beban roda berat

3) Gerakan lateral dari satu atau lebih dari komponcn pembentuk lapis perkerasan

yang kurang padat. Contoh terjadinya alur pada lintasan roda yang disebabkan oleh

deformasi dalam lapis pondasi atau tanah-dasar

4) Tanah-dasar lemah atau agregat pondasi (base) kurang tebal,periadatan atau

terjadi pelemahan akibat infiltrasi air tanah

• Resiko lanjutan

1) Terjadi kenaikan perkerasan secara berlebihan di sepanjang sisi alur.

2) Mengurangi kenyamanan dan keselamatan kendaraan.

3) Alur apabila diuenangi air, selain kerusakan lebih meluas, juga dapat

mengakibatkan kecelakaan kendaraan.

Data yang diperlukan untuk perbaikan

1) Kedalaman maksimum dibawah straight-edge yang panjangnya 1,2 m, dan

dipasang melintang.

2) Panjang alur.

• Cara perbaikan

1) seluruh kedalaman atau penambahan lapis tambahan (overlay) campuran aspal

panas (hot mix) dengan perataan dan pelapisan permukaan. Perbaikan alur dengan

menambal permukaan, umumnya hanya untuk perbaikan sementara.

2) Jika penyebabnya adalah lemahnya lapis pondasi (base) atau tanah-dasar,

pembangunan kembali perkerasan secara total mungkin diperlukan, tennasuk juga

penambahan drainase,terutama jika air menjadi salah satu faktor penyebab kerusakan.

Page 21: Tugas Ppj Paper

Perhitungan :

TAMPAK SAMPING

TAMPAK ATAS

Tebal perkerasan jalan = 6 cm

3 cm

30 cm

40 cm

Page 22: Tugas Ppj Paper

Jadi, untuk mencari volume kerusakan jalan untuk dapat menutupi jenis kerusakan alur tersebut pada jalan yaitu dengan menggunakan rumus :

Dimana :

V = Volume P = Panjang L = Lebar T = Tinggi

V = 40 cm x 30 cm x 3 cm = 3.600 cm3

V = P X L X T

Page 23: Tugas Ppj Paper

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

Jenis-jenis  kerusakan  perkerasan  lentur  (aspal) ialah sebagai berikut:

1.  Deformasi bergelombang, alur, ambles, sungkur, mengembang, benjol dan turun.

2.  Retak memanjang, melintang diagonal, reflektif, blok, kulit buaya dan bentuk bulan

sabit.

3.  Kerusakan  tekstur  permukaan  butiran  lepas,  kegemukan,  agregat  licin,  terkelupan

dan stripping

4.  Kerusakan lubang, tambalan dan persilangan jalan rel.

5.  Kerusakan di pinggir perkerasan: pinggir-pinggir mengalami retak/pecah dan bahu

turun.

Konstruksi perkerasan jalan dibedakan menjadi 3 jenis yaitu konstruksi perkerasan lentur

(Flexible Pavement), Konstruksi perkerasan kaku (Rigit Pavement), serta konstruksi

perkerasan komposit (Composite Pavement).

Jenis-jenis lapisan pada jalan ialah lapisan permukaan (surface cource), lapisan pondasi

atas (base course), lapisan pondasi bawah (sub base course) dan lapisan tanah dasar

(subgrade)

Jenis kerusakan yang terjadi di jalan A. Wahab Syahranie adalah jenis kerusakan alur

yang termasuk dalam jenis kerusakan distorsi. Alur adalah deformasi permukaan

perkerasan aspal dalam bentuk turunnya perkerasan ke arah memanjang pada lintasan

roda kendaraan.

Penyebab kerusakan yang terjadi pada jalan A. Wahab Syahranie ialah akibat intensitas

kendaraan yang melewati jalan tersebut melebihi perkiraan sehingga jalan menerima

beban yang melebihi kapasitasnya serta lemahnya lapisan permukaan (surface cource)

pada jalan tersebut.

Page 24: Tugas Ppj Paper

Metode perbaikan yang baik pada jalan A. Wahab Syahranie adalah dengan cara

penambalan aspal pada badan jalan yang mengalami kerusakan. Jika perbaikan tersebut

tidak dilakukan dalam jangka waktu yang lama yang akhirnya menyebabkan kerusakan

yang lebih besar, maka perlu dilakukan pembangunan kembali perkerasan secara

total.

Page 25: Tugas Ppj Paper

DAFTAR PUSTAKA