Tugas Perkerasan Jalan
[Tugas Perkerasan Jalan]January 1, 2013
PERENCANAAN JALAN BARU(KONTRUKSI LANGSUNG)
Rencanakan tebal perkerasan dengan data-data sebagai berikut:1.
Data lalu lintas 2010 : Kendaraan ringan 2 ton: 4000 kendaraan (+2
digit akhir NIM) Bus 8 Ton : 1500 kendaraan (+2 digit akhir NIM)
Truk 2 As 13 Ton : 295 kendaraan (+2 digit akhir NIM) Truk 3 As 20
Ton : 125 kendaraan (+2 digit akhir NIM) Truk 5 As 30 Ton : 78
kendaraan (+2 digit akhir NIM)
2. Data Jalan :Jalan kolektor 2 lajur 2 arahBahan perkerasan
yang digunakan :- Laston (MS 744): a1= 0,40 (nilai roughness >
1000)- Batu Pecah (CBR 100): a2= 0,14- Sirtu (CBR 50): a3= 0,12FR
(Faktor Regional), data lapangan: Kelandaian antara 6 - 10 %
Proporsi kelandaian berat > 30% Curah hujan diatas 900
mm/tahun
Data CBR (dalam %) : 8, 5, 4, 3, 6, 7, 4, 7, 10, 5, 6, 4, 8, 6,
3, 7, 7, 8, 8, 9, 9, 9, 4, 5, 5, 6, 3, 3, 6, 6, 6, 6, 10, 8, 7, 4,
4, 5, 7, 6, 3, 5, 5, 5, 6, 4, 6, 7, 5, 8, 5
Jalan akan dibuka tahun 2013 (angka pertumbuhan lalu lintas
diketahui 8,5 % per tahun). Jalan dirancang dengan umur rencana 10
tahun dan 20 tahun. Angka pertumbuhan lalu lintas: Untuk 10 tahun :
9,2 % Untuk 20 tahun : 9,9 %
PENYELESAIAN
Data lalu lintas 2010 : Kendaraan ringan 2 ton: 4000 kend. + 05
= 4005 kend.Bus 8 Ton : 1500 kend. + 05 = 1505 kend.Truk 2 As 13
Ton : 295 kend. + 05 = 300 kend.Truk 3 As 20 Ton : 125 kend. + 05 =
130 kend.
+Truk 5 As 30 Ton : 78 kend. + 05 = 83 kend. LHR tahun 2010 =
6023 kend./hari/2lajur
Jalan dibuka tahun 2013 (i) selama pelaksanaan = 8,5 %
Perkembangan lalu lintas (i) : untuk 10 tahun = 9,2 % untuk 20
tahun = 9,9 %
Bahan perkerasan yang digunakan :- Laston (MS 744): a1= 0,40
(nilai roughness > 1000)- Batu Pecah (CBR 100): a2= 0,14- Sirtu
(CBR 50): a3= 0,12
1. Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR)
Lalu lintas harian rata-rata (LHR) setiap jenis kendaraan di
tentukan pada awal umur rencana, yang dihitung untuk dua arah pada
jalan tanpa median atau msing-masing arah pada jalan dengan
median.LHR dihitung dengan rumus : LHR = (1+i)n .( 1 )a. LHR pada
tahun 2013 ( awal umur rencana )Tabel 1. LHR pada tahun 2013 ( awal
umur rencana )KapasitasPerhitunganHasil
Kendaraan ringan 2 ton4005 x (1+0,085)35115,54 kend.
Bus 8 ton1505 x (1+0,085)31922,32 kend.
Truck 2 as 13 ton300 x (1+0,085)3383,186 kend.
Truck 3 as 20 ton130 x (1+0,085)3166,04 kend.
Truck 5 as 30 ton 83 x (1+0,085)3106,015 kend.
b. LHR pada tahun ke 10 ( tahun 2023 ) :
Tabel 2. LHR pada tahun ke 10 ( tahun 2023 )
KapasitasPerhitunganHasil
Kendaraan ringan 2 ton5115,54 x (1+0,092)1012334,39 kend.
Bus 8 ton1922,32 x (1+0,092)104635,02 kend.
Truck 2 as 13 ton383,186 x (1+0,092)10923,923 kend.
Truck 3 as 20 ton166.04 x (1+0,092)10400,35 kend.
Truck 5 as 30 ton 106,015 x (1+0,092)10255,94 kend.
c. LHR pada tahun ke 20 ( tahun 2033 ) :
Tabel 3. LHR pada tahun ke 20 ( tahun 2033 )
KapasitasPerhitunganHasil
Kendaraan ringan 2 ton5115,54 x (1+0,099)2033794,44 kend.
Bus 8 ton1922,32 x (1+0,099)2012699,29 kend.
Truck 2 as 13 ton383,186 x (1+0,099)202531,14 kend.
Truck 3 as 20 ton166,04 x (1+0,099)201096,89 kend.
Truck 5 as 30 ton 106.015 x (1+0,099)20700,359 kend.
2. Angka Ekivalen Kendaraan (E)Angka ekivalen merupakan angka
untuk mengkonversikan berbagai jenis kendaraan terhadap kendaraan
standar yang diekivalensikan ke beban standar dengan beban sumbu
tunggal beroda ganda seberat 18.000 pon (8,16 ton). Angka ekivalen
masing-masing golongan beban sumbu (setiap kendaraan) ditentukan
menurut rumus :
dimana :E = Angka ekivalenL= Beban sumbu tunggalk= 1: untuk
sumbu tunggal 0,086: untuk sumbu tandem
Gambar 1: Distribusi beban sumbu dari berbagai jenis
kendaraanAngka ekivalen masing-masing kendaraan sebagai berikut
:
Kendaraan ringan 2 ton : Ekend. ringan = = 2(0,0002) =
0,0004
Bus 8 ton : Ebus 8 ton = = 0,0183 + 0,1410 = 0,1593
Truk 2 as ( 13 ton ) : Etruk 2 as 13ton = = 0,1410+0,9238 =
1,0648
Truk 3 as ( 20 ton ) : Etruk 3 as 20ton = = 0,2923+0,7452 =
1,0375
Truk 5 as ( 30 ton ) : Etruk 5 as 30ton = = 1,0375 + 2(0,1410) =
1,3195
3. Lintas Ekivalen Permulaan (LEP)
Lintas Ekivalen Permulaan (LEP) dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
Keterangan :LEP = Lintas Ekivalen PermulaanLHR= Lintas Harian
Rata-rataj = Jenis KendaraanC = Koefisien Distribusi LajurE = Angka
Ekivalen KendaraanUntuk mengetahui koefisien distribusi lajur dapat
dilihat pada tabel berikut : Tabel 4. Jumlah lajur berdasarkan
lebar perkerasan dan faktor distribusi kendaraan
Catatan : *) berat total < 5 ton, misalnya mobil penumpang,
pick up, mobil hantaran **) berat total 5 ton, misalnya bis, truck,
traktor, semi trailler, trailerKarena jalan yang direncanakan
adalah jalan kolektor 2 lajur 2 arah, maka nilai koefisien
distribusi lajur untuk kendaraan ringan dan kendaraan berat adalah
0,5.
Nilai Lintas Ekivalen Permulaan:1. Kendaraan ringan 2 ton1. Bus
8 ton1. Truk 2 as 13 ton1. Truk 3 as 20 ton1. Truk 5 as 30
ton5115,54 x 0,5 x 0,0004 1922,32 x 0,5 x 0,1593383,186 x 0,5 x
1,0648 166,04 x 0,5 x 1,0375 106,05 x 0,5 x 1,3195= 1,23= 153,11=
204,00= 86,13
+= 69,96
LEP = 514,43
4. Lintas Ekivalen Akhir (LEA)Lintas Ekivalen Akhir (LEA)
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
( 4 )
Keterangan :LEA= Lintas Ekivalen AkhirLHR= Lintas Harian
Rata-rataj = Jenis KendaraanC = Koefisien Distribusi Lajuri=
Pertumbuhan Lalu LintasE = Angka Ekivalen KendaraanUR = Umur
Rencana
1. LEA pada umur rencana 10 tahun :1. Kendaraan ringan 2 ton1.
Bus 8 ton1. Truk 2 as 13 ton1. Truk 3 as 20 ton1. Truk 5 as 30
ton12334,39 x 0,5 x 0,0004 4635,02 x 0,5 x 0,1593 923,923 x 0,5 x
1,0648 400,35 x 0,5 x 1,0375 255,94 x 0,5 x 1,3195= 2,46 = 369,18=
491,89= 207,68
+= 168,85
LEA10 = 1240,06 1. LEA pada Umur Rencana 20 tahun1. Kendaraan
ringan 2 ton1. Bus 8 ton1. Truk 2 as 13 ton1. Truk 3 as 20 ton1.
Truk 5 as 30 ton33794,44 x 0,5 x 0,0004 12699,29 x 0,5 x 0,1593
2531,14 x 0,5 x 1,0648 1096,89 x 0,5 x 1,0375 700,359 x 0,5 x
1,3195= 6,76= 1011,49= 1375,57= 569,01
+= 462,06
LEA20 = 3424,89
5. Lintas Ekivalen Tengah (LET) Lintas Ekivalen Tengah (LET)
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
( 5 )
Keterangan :
LET = Lintas Ekivalen TengahLEP = Lintas Ekivalen PermulaanLEA =
Lintas Ekivalen Akhir
1. LET pada umur rencana 10 tahun :LET10 = ( LEP + LEA10 ) =
(514,43 + 1240,06) = 877,2451. LET pada umur rencana 20 tahun
:LET20 = ( LEP + LEA20 ) = (514,43 + 3424,89) = 1969,66
6. Lintas Ekivalen Rencana (LER) Lintas Ekivalen Rencana (LER)
dihitung dengan rumus berikut :
LER = LET x UR/10 .. ( 6 )
Keterangan :
LER : Lintas Ekivalen RencanaLET : Lintas Ekivalen TengahUR :
Umur Rencana
1. LER pada umur rencana 10 tahun
LER10 = LET10 x UR/10 = 877,245 x 10/10 = 877,2451. LER pada
umur rencana 20 tahun
LER20 = LET20 x UR/10 = 1969,66 x 20/10 = 3939,32
7. Mencari Indeks Tebal Perkerasan (ITP)
ITP adalah Indeks Tebal Perkerasan untuk keadaan lingkungan dan
daya dukung sesuai lokasi jalan dan indeks permukaan akhir umur
rencana yang dipilih. Adapun yang termasuk di dalam indeks tebal
perkerasan, yaitu :
California Bearing Ratio (CBR)Data CBR di lapangan (dalam %) :
8, 5, 4, 3, 6, 7, 4, 7, 10, 5, 6, 4, 8, 6, 3, 7, 7, 8, 8, 9, 9, 9,
4, 5, 5, 6, 3, 3, 6, 6, 6, 6, 10, 8, 7, 4, 4, 5, 7, 6, 3, 5, 5, 5,
6, 4, 6, 7, 5, 8, 5
Tabel 5. Tabel Frekuensi Kumulatif CBR
CBR JUMLAHFREKUENSI (%)
351100
44690
53976
62957
71835
81122
9510
1024
Grafik 1. Grafik Frekuensi Kumulatif untuk mencari nilai CBRCBR
dengan perhitungan persentil 90 = 4 %
Daya Dukung Tanah (DDT)DDT adalah Daya Dukung Tanah yang
besarnya merupakan nilai korelasi dengan CBR (California Bearing
Ratio)Perhitungan DDT didapat dari rumus :
DDT = 4,3 log (CBR) + 1,7.( 7 )
DDT = 4,3 log (4) +1,7 = 4,29
Indeks Permukaan Akhir (IPt)Ketentuan :Jenis jalan yang
digunakan adalah jalan kolektor Nilai LER10 aladalah 100 1000 dan
nilai LER20 > 1000
Tabel 6. Indeks Permukaan Akir ( IPt)
*) LER dalam satuan angka ekivalen 8,16 ton beban sumbu
tunggalCatatan : pada proyek penunjang jalan, JAPAT (jalan murah),
atau jalan darurat maka IPt dapat diambil 1,0
Dengan ketentuan data IPt, maka indeks permukaan akhir jika
dilihat dari tabelnya adalah :
Untuk Umur Rencana 10 tahun nilai IPt = 2,0Untuk Umur Rencana 20
tahun nilai IPt = 2,0 2,5 , diambil nilai 2,0
Indeks Permukaan Awal (IP0)Ketentuan :Bahan perkerasan yang
digunakan :- Laston (MS 744): a1= 0,40 (nilai roughness > 1000)-
Batu Pecah (CBR 100): a2= 0,14- Sirtu (CBR 50): a3= 0,1
Tabel 7. Indeks Permukaan Awal (IP0)
*) Alat pengukur roughness yang dipakai adalah roughmeter
NAASRA, yang dipasang pada kendaraan standar Datsun 1500 station
wagon, dengan kecepatan kendaraan 32 km/jamdarurat maka IP0 dapat
diambil 1,0
Dengan ketentuan data IP0 , maka indeks permukaan awal jika
dilihat dari tabelnya adalah 3,9 - 3,5
Faktor Regional (FR)FR adalah Faktor Regional yang besarnya
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dimana jalan tersebut
berada.Ketentuan : Kelandaian antara 6 - 10 % Proporsi kelandaian
berat > 30% Curah hujan diatas 900 mm/tahun
Tabel 8. Menentukan Faktor Regional Landai Jalan I (10%)
% Kendaraan Berat% Kendaraan Berat% Kendaraan Berat
30%> 30% 30%> 30% 30%> 30%
Curah Hujan I0,51,0 - 1,51,0 1,5 - 2,01,52,0 - 2,5
(900 mm/thn)
Curah Hujan II1,52,0 - 2,52,02,5 - 3,02,53,0 - 3,5
(>900 mm/thn)
Catatan :Pada bagian bagian jalan tertentu, seperti
persimpangan, pemberhentian atau tikungan tajam (jari-jari < 30
m) nilai FR ditambah dengan 0,5; sedangkan pada daerah rawa-rawa
nilai FR ditambah dengan 1,0.
Dengan ketentuan data FR, maka factor regional dilihat pada
tabelnya didapat angka 2,5 3,0
Data-data ITP yang didapat : CBR= 4% DDT= 4,29 IPt= 2,0 - 2.5 =
2,0 IP0= 3,9 - 3,5 FR= 2,5 3,0 = 3,0
Nomogram Desain
Dengan IPt = 2,0 dan IP0 = 3,9-3,5, maka jenis nomogram yang
dipakai adalah nomogram 4.
Gambar 2. Nomogram untuk mencari nilai ITP
Dari nomogram berikut didapat nilai ITP sebagai berikut :
ITP10 = 13 ITP20 = 15Dengan UR = 10 tahun dan ITP = 13, maka
tebal lapis pondasi (D2) didapat minimal 25 cm dan lapis pondasi
bawah (D3) didapat minimal 10 cmDengan UR = 20 tahun dan ITP = 15,
maka tebal lapis pondasi (D2) didapat minimal 25 cm dan lapis
pondasi bawah (D3) didapat minimal 10 cm
8. Menetapkan Tebal Perkerasana. Umur rencana 10 tahunUntuk umur
rencana 10 tahun , diambil nilai lapisan D2 25 cm dan lapisan D3 45
cmITP = a1D1 + a2D2 + a3D313 = 0,4 D1 + 0,14 . 25 + 0,12 . 40= 0,4
D1 + 8,9D1 = (13 8,9) / 0,4= 10,25 = 10 cm
Tebal Masing masing lapisan :
Tebal Lapisan Permukaan (D1) = 10 cm Tebal Lapisan Pondasi Atas
(D2) = 25 cm Tebal Lapisan Pondasi Bawah (D3) = 45 cm
Konstruksi perkerasan :
b. Umur rencana 20 tahunUntuk umur rencana 20 tahun , diambil
nilai lapisan D2 30 cm dan lapisan D3 40 cm ITP = a1D1 + a2D2 +
a3D315 = 0,4 D1 + 0,14 . 30 + 0,12 . 40 = 0,4 D1 + 9D1 = (15 - 9)/
0,4 = 15cm Tebal Masing masing lapisan : Tebal lapisan permukaan
(D1) = 15 cm Tebal Lapisan pondasi atas (D2 ) = 30 cm Tebal Lapisan
pondasi bawah ( D3 ) = 40 cm
Konstruksi perkerasan :
PERENCANAAN PERKUATAN JALAN LAMA(PELAPISAN TAMBAHAN/
OVERLAY)
DIKETAHUI :Data lalu lintas tahun 2013 :Kendaraan ringan 2 ton:
2900 kendaraan ( + 2 digit akhir NIM)Bus 8 ton : 1200 kendaraan ( +
2 digit akhir NIM)Truk 2 as 13 ton : 300 kendaraan ( + 2 digit
akhir NIM)Truk 3 as 20 ton : 170 kendaraan ( + 2 digit akhir
NIM)Truk 5 as 30 ton: 100kendaraan ( + 2 digit akhir NIM)Angka
pertumbuhan lalu lintas untuk umur rencana 10 tahun adalah 8% dan
umur rencana 15 tahun adalah 10%.Hasil penilaian kondisi jalan
menunjukan bahwa pada lapis permukaan laston terlihat crack sedang,
beberapa deformasi pada jalur roda (kondisi 60%) akibat jumlah lalu
lintas melebihi perkiraan semula.Susunan perkerasan jalan lama
:Laston (MS 744) = 11,0 cm Batu pecah ( CBR 100) = 20 cmSirtu (CBR
50) = 10 cm
Faktor Regional = 2 (tambah 2 digit akhir NIM dibelakang
koma)Bahan lapis tambahan adalah Laston (MS 744)CBR tanah dasar = 6
%
PERSOALAN :Rencanakan tebal lapis tambahan jalan lama untuk
jalan kolektor 2 lajur 2 arah, untuk umur rencana 10 tahun dan 15
tahun!
PENYELESAIANData Jalan Jalan Kolekter 2 lajur 2 arah CBR Tanah
Dasar 6% ; FR = 2,24 dengan umur rencana 10 tahun dan 15 tahun.
Data Lalu Lintas tahun 2012 : Kendaraan ringan 2 Ton
.......................: 2900 + 05 = 2905 kend/hr Bus 8 Ton
............................................ : 1200 + 05 = 1205
kend/hr Truk 2 As 13 Ton .................................: 300 +
05 = 305 kend/hr Truk 3 As 20 Ton
.................................: 170 + 05 = 175 kend/hr +Truk 5
As 30 Ton .................................: 100 + 05 = 105
kend/hr
LHR tahun 2013 : 4695 Kend./ hari/ 2 lajur
Asumsi Perkembangan lalu lintas (i) : untuk 10 tahun = 8 %untuk
15 tahun = 10 %Bahan-bahan Perkerasan : LASTON (MS 744): D1 = 11 cm
Batu Pecah (CBR 100): D2 = 20 cm SIRTU (CBR 50): D3 = 10 cm
1. Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR)Lalu lintas Harian
Rata-rata (LHR), setiap jenis kendaraan di tentukan pada awal umur
rencana, yang dihitung untuk dua arah pada jalan tanpa median atau
msing-masing arah pada jalan dengan median.LHR dihitung dengan
rumus : LHR = (1+i)n ( 1 )
a. LHR pada tahun ke 10 :Tabel 9. LHR pada tahun ke
10KapasitasPerhitunganHasil
Kendaraan ringan 2 ton2905 x (1+0,08)106271,6 kend/hr
Bus 8 ton 1205 x (1+0,08)102601,5 kend/hr
Truck 2 as 13 ton 305 x (1+0,08)10 658,5 kend/hr
Truck 3 as 20 ton 175 x (1+0,08)10 377,8 kend/hr
Truck 5 as 30 ton 105 x (1+0,08)10 226,7 kend/hr
Dari perhitungan diatas didapat angka LHR pada tahun 2023 pada
setiap kendaraan rencana. Hasil diatas menunjukan bahwa jalan
tersebut diperkirakan dilalui sejumlah kendaraan tersebut pada
tahun 2023b. LHR pada tahun ke 15 :Tabel 10. LHR pada tahun ke -
15KapasitasPerhitunganHasil
Kendaraan ringan 2 ton2905 x (1+0,1)1512134,9 kend/hr
Bus 8 ton 1205 x (1+0,1)15 5033,5 kend/hr
Truck 2 as 13 ton 305 x (1+0,1)15 1274,0 kend/hr
Truck 3 as 20 ton 175 x (1+0,1)15 731,0 kend/hr
Truck 5 as 30 ton 105 x (1+0,1)15 438,6 kend/hr
Dari perhitungan diatas didapat angka LHR pada tahun 2028 pada
setiap kendaraan rencana. Hasil diatas menunjukan bahwa jalan
tersebut diperkirakan dilalui sejumlah kendaraan tersebut pada
tahun 2028.
2. Angka ekivalen masing-masing kendaraanAngka ekivalen
merupakan angka untuk mengkonversikan berbagai jenis kendaraan
terhadap kendaraan standar yang diekivalensikan ke beban standar
dengan beban sumbu tunggal beroda ganda seberat 18.000 pon (8,16
ton). Angka ekivalen masing-masing golongan beban sumbu (setiap
kendaraan) ditentukan menurut rumus : . ( 2 )
dimana :FE = Angka ekivalenL= Beban sumbu tunggalk= 1: untuk
sumbu tunggal 0,086: untuk sumbu tandem
Angka ekivalen ini akan berbeda pada setiap jenis kendaraan
sesuai dengan jumlah sumbu dan beban di setiap sumbu tersebut.
Angka ekivalen ini berguna untuk mencari nilai LEP (lintas ekivalen
Permulaan) yang akan dijelaskan pada perhitungan selanjutnya. Angka
ini sangat penting untuk mengetahui sebesar apakah muatan kendaraan
yang akan lewat, hal tersebut tentu berakibat pada ketebalan dan
kualitas dari tebal lapisan perkerasan tersebut. Semakin
besar/banyak sumbu/berat muatan yang lewat maka semakin tebal dan
baik kondisi dari jalan yang akan direncanakan atau ditambah.Tabel
11: Angka ekivalen (E) beban sumbu kendaraan
Gambar 3. Distribusi beban sumbu dari berbagai jenis
kendaraan
Berdasarkan Tabel 11 dan Gambar 3, angka ekivalen
masing-masingkendaraan sebagai berikut :
Kendaraan ringan 2 ton : Ekend. ringan = = 0,0002 + 0,0002 =
0,0004
Bus 8 ton : Ebus 8 ton = = 0,0183 + 0,1410 = 0,1593
Truk 2 as ( 13 ton ) : Etruk 2 as 13ton = = 0,1410+0,9238 =
1,0648
Truk 3 as ( 20 ton ) : Etruk 3 as 20ton =
= 0,2923+0,7452 = 1,0375Truk 5 as ( 30 ton ) : Etruk 5 as 30ton
= 1,0375+2(0,1 = 1,3195
Dapat disimpukan dari perhitungan diatas bahwa semakin
besar/berat muatan yang bekerja akan semakin besar pula angka
ekivalen yang dimiliki kendaraan tersebut. 3. Lintas Ekivalen
Permulaan (LEP)Lintas Ekivalen Permulaan (LEP) dihitung dengan
rumus sebagai berikut : .( 3 )Keterangan :J = jenis kendaraanC =
koefisien distribusi lajurE = angka ekivalen kendaraan
Untuk mengetahui koefisien distribusi lajur dapat dilihat pada
tabel berikut :Tabel 12. Jumlah lajur berdasarkan lebar perkerasan
dan faktor distribusi kendaraan
Catatan : *) berat total < 5 ton, misalnya mobil penumpang,
pick up, mobil hantaran**) berat total 5 ton, misalnya bis, truck,
traktor, semi trailler, trailer
Karena jalan direncanakan 2 lajur 2 arah, maka nilai koefisien
lajur untukkendaraan ringan dan kendaraan berat ialah 0,5. Sehingga
nilai Lintas Ekivalen Permulaan sebagai berikut : Kendaraan ringan
2 ton Bus 8 ton Truk 2 as 13 ton Truk 3 as 20 ton Truk 5 as 30
ton0,5 x 2905 x 0,0004 0,5 x 1205 x 0,15930,5 x 305 x 1,06480,5 x
175 x 1,03750,5 x 105 x 1,3195= 0,58 kend/hr= 92,7 kend/hr= 162,4
kend/hr= 90,8 kend/hr
+= 69,2 kend/hr
LEP = 415,6 kend/hari
4. Lintas Ekivalen Akhir (LEA)
Lintas Ekivalen Akhir (LEA) dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
.. ( 4 )Keterangan :j = jenis kendaraanC = koefisien distribusi
lajuri = perkembangan lalu lintas
E = angka ekivalen kendaraanUR = umur rencanab. Umur Rencana 10
tahun : Kendaraan ringan 2 ton Bus 8 ton Truk 2 as 13 ton Truk 3 as
20 ton Truk 5 as 30 ton0,5 x 6271,6 x 0,0004 0,5 x 2601,5 x
0,15930,5 x 658,5 x 1,06480,5 x 377,8 x 1,0375
LEA10 = 897,40 kend/hari0,5 x 226,7 x 1,3195= 1,25 kend/hr=
200,20 kend/hr= 350,50 kend/hr= 195,90 kend/hr
+= 149,50 kend/hr
c. Umur Rencana 15 tahun Kendaraan ringan 2 ton Bus 8 ton Truk 2
as 13 ton Truk 3 as 20 ton Truk 5 as 30 ton0,5 x 12134,9 x0,00040,5
x 5033,5 x0,15930,5 x 1274,0 x1,06480,5 x 731 x1,03750,5 x 438,6
x1,3195= 2,4 kend/hr= 387,3 kend/hr= 678,2 kend/hr= 379,2
kend/hr
+= 289,4 kend/hr
LEA15 = 1736,5 kend/hr 5. Lintas Ekivalen Tengah (LET) Lintas
Ekivalen Tengah (LET) dihitung dengan rumus sebagai berikut :.( 5
)
Keterangan : LET : Lintas Ekivalen TengahLEP : Lintas Ekivalen
PermulaanLEA : Lintas Ekivalen Akhira. LET pada umur rencana 10
tahun :LET10 = ( LEP + LEA10 ) = (415,6+ 897,4) = 656,5 kend/hrb.
LET pada umur rencana 15 tahun :LET15 = ( LEP + LEA15 ) = (415,6 +
1736,5) = 1076 kend/hr
6. Lintas Ekivalen Rencana (LER) :
Lintas Ekivalen Rencana (LER) dihitung dengan rumus berikut
:
LER = LET x UR/10 .. ( 6 )
Keterangan :LER : Lintas Ekivalen RencanaLET : Lintas Ekivalen
TengahFP : Faktor PenyesuaianUR : Umur Rencana
a. LER pada umur rencana 10 tahunLER10 = LET10 x UR/10 = 656,5 x
10/10 = 656,5 kend/harib. LER pada umur rencana 15 tahunLER15 =
LET15 x UR/10 = 1076 x 15/10 = 1614 kend/hari7. Mencari ITP :CBR
tanah dasar = 6 %DDT= 4,3 log(6) + 1,7 = 5,05IPt 10 tahun= 2,0
(didapat pada tabel 13 )IPt 15 tahun= 2,5 (didapat pada tabel 13
)FR= 2,24IP0= 3,9 3,5 Keterangan :a. ITP adalah Indeks Tebal
Perkerasan untuk keadaan lingkungan dan daya dukung sesuai lokasi
jalan dan indeks permukaan akhir umur rencana yang dipilih.
b. DDt adalah Daya Dukung Tanah yang besarnya merupakan nilai
korelasi dengan CBR (California Bearing Ratio)DDT didapat dari
rumus :
DDT = 4,3 log (CBR) + 1,7.( 7 )
c. IPt adalah Indeks Permukaan Akhir. Nilai IPt didapat dari
tabel 3.
d. FR adalah Faktor Regianal yang besarnya dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan dimana jalan tersebut berada.
e. IP0 adalah Indeks Permukaan pada Awal Umur Rencana. Nilai IP0
didapat dari tabel 4.
Tabel 13 : Indeks Permukaan pada Akhir Umur Rencana (IPt)
*) LER dalam satuan angka ekivalen 8,16 ton beban sumbu
tunggalCatatan : pada proyek penunjang jalan, JAPAT/Jalan Murah,
atau jalan darurat maka IP dapat diambil 1,0Tabel 14 : Indeks
Permukaan pada Awal Umur Rencana (IP0)
*) Alat pengukur roughness yang dipakai adalah roughmeter
NAASRA, yang dipasang pada kendaraan standar Datsun 1500 station
wagon, dengan kecepatan kendaraan 32 km/jamdarurat maka IP dapat
diambil 1,0
Gambar 4 : Mencari ITP Menggunakan Nomogram 4
Mencari ITP menggunakan Nomogram 4 berdasarkan ketentuan bahwa
Faktor Regional (FR) yang digunakan 2,05 , IPt = 2 (untuk UR 10
tahun) dan IPt = 2,5 ( untuk UR 15 tahun) serta nilai IPo = 3,9.
Dari pembacaan nomogram diatas didapat data :
LER10 = 715,53....................................... ITP10 =
10.5LER15 = 2345,41..................................... ITP15 =
12
8. Menetapkan Tebal Perkerasan a. Kekuatan Jalan Lama LASTON (MS
744) BATU PECAH (CBR 100) SIRTU (CBR 50)= 60% x 11 x 0,40= 100% x
20 x 0,14= 100% x 10 x 0,12
ITP ada = 6,64
= 2,64= 2,80
+= 1,20
b. Umur rencana 10 tahun ITP = ITP10 ITP = 10,5 6,64 = 3,863,86
= 0,4 x D0D0 = 3,86/ 0,4 = 9,6 cm
Gambar 3. Tebal Perkerasan Overlay Umur Rencana 10 tahunDari
gambar.3 tersebut dapat dijelaskan bahwa tebal lapisan perkerasan
Overlay adalah 11,5 cm Surface (laston) yang digunakan untuk jalan
Kolektor 2 jalur 2 arah yang direncanakan adalah 11 cm kemudian
tebal lapisan Base (batu pecah) adalah 20 cm serta untuk Subbase
(sirtu) tebalnya 10 cm. Dalam kasus init bal lapisan kebawahnya
tidak semakin tebal karena sudah ditentukan dalam soal ketebalan
masing-masing lapisan dari lapisan pondasi, lapisan Base dan
Surfacenya. Kegiatan overlay ini dilakukan setelah jalan tersebut
ITP nya berkurang dan mendekati atau sama dengan ITP minimal yang
direncanakan. Mengapa hal ini di perhatikan, karena jalan tersebut
setiap tahun akan mengalami pembebanan yang selalu bertambah, jika
tidak dilakukan overlay maka jalan tersebut akan rusak dan membuat
jalan tersebut semakin sulit untuk diperbaiki.
c. Umur rencana 15 tahun ITP = ITP15 ITP = 12 6,64 = 5,365,36 =
0,4 x D0D0 = 5,36/ 0,4 = 13,4 cm
Gambar.4 Tebal Perkerasan Overlay Umur Rencana 15 tahunDari
gambar.3 tersebut dapat dijelaskan bahwa tebal lapisan perkerasan
Overlay adalah 18,4 cm Surface (laston) yang digunakan untuk jalan
Kolektor 2 jalur 2 arah yang direncanakan adalah 11 cm kemudian
tebal lapisan Base (batu pecah) adalah 20 cm serta untuk Subbase
(sirtu) tebalnya 10 cm. Dalam kasus init bal lapisan kebawahnya
tidak semakin tebal karena sudah ditentukan dalam soal ketebalan
masing-masing lapisan dari lapisan pondasi, lapisan Base dan
Surfacenya. Kegiatan overlay ini dilakukan setelah jalan tersebut
ITP nya berkurang dan mendekati atau sama dengan ITP minimal yang
direncanakan. Mengapa hal ini di perhatikan, karena jalan tersebut
setiap tahun akan mengalami pembebanan yang selalu bertambah, jika
tidak dilakukan overlay maka jalan tersebut akan rusak dan membuat
jalan tersebut semakin sulit untuk diperbaiki.
REFERENSI :
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 378/KPTS/1987.1987.
PETUNJUK PERENCANAA PERKERASAN LENTUR JALAN RAYA DENGAN METODE
ANALISA KOMPONEN. Departemen Pekerjaan Umum, diterbitkan oleh
Yayasan Badan Penerbit PU.Wikrama, A.A.N.A Jaya. 2012. Presentasi
Kuliah Perkerasan Jalan. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Udayana.
Teknik Sipil Universitas UdayanaPage 1