PERENCANAAN REVITALISASI MUSEUM KERETA API AMBARAWA Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester Genap Mata Kuliah Perencanaan Pembangunan Dosen Pengampu : Drs. Bambang Sunaryo, SU., M.Sc Disusun Oleh : Tri Nugrahani Novita Sari 09/283063/SP/23663 JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
perencanaan pembangunan yang berusaha saya buat disemester 2.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERENCANAAN REVITALISASI MUSEUM KERETA API AMBARAWA
Disusun Untuk Memenuhi
Tugas Akhir Semester Genap Mata Kuliah Perencanaan Pembangunan
Dosen Pengampu : Drs. Bambang Sunaryo, SU., M.Sc
Disusun Oleh :
Tri Nugrahani Novita Sari
09/283063/SP/23663
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2010
ABSRAK
Trains Museum of Ambarawa every year recorded fluctuation the number
of tourism who came to museum. Fluctuation happened because of under
communication promotion of museum and facilities of museum which unworthy
so people had little mind to come back again. Trains Museum of Ambarawa
popular because of there are touring train with toothed wheel which using for
touring train from Ambarawa station until Bedono Station collect in this
museum. When took a ride a touring train, people will see a good scenery of
mountain and village in throughout of trip. But, it not supporting by facilities of
the museum. To trip with tour train, we must pay though the nose. So it can’t
interest a lot of people, especially destitute class. Because if they came they only
can see, can’t do trip with tour train. So revitalization must do for interested
people to come to museum. So this article will try to explain it.
Keywords: museum, Ambarawa, tourism, tour train
PENDAHULUAN
Indonesia kaya akan kekayaan alamnya yang begitu elok. Indonesia
dengan keaadaan alam yang terdiri dari dataran rendah, dataran tinggi,
pegunungan, laut juga kekayaan flora dan fauna yang begitu benaneka ragam.
Selain itu, Indonesia juga mempunyai peninggalan benda – benda bersejarah
yang memiliki nilai historis yang tinggi. Semua potensi itu pun dimanfaatkan
secara baik oleh pemerintah dengan mengembangkan sektor pariwisata yang
dapat mendatangkan devisa bagi negara.
Sektor pariwisata Indonesia berkembang pesat setidaknya hingga tahun
1997 dan memberikan kontribusi yang tak sedikit untuk devisa negara dan
pendapatan daerah. Pariwisata mampu memberikan dampak berganda (multiplier
effect) pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, baik langsung maupun tidak
langsung khususnya didaerah tujuan wisata yang telah berkembang.1
Namun kejayaan pariwisata Indonesia itu berakhir. Akibat krisis yang
melanda Indonesia tahun 1998, wisatawan yang datang ke Indonesia terus
mengalami penurunan. Kondisi ini menuntut pemerintah mengambil tindakan
dalam rangka pembangunan pariwisata untuk menaikkan pendapatan devisa
melalui sektor pariwisata. Salah satunya usaha memperbaiki sektor pariwisata
dapat dilakukan dengan memperbaiki infrastruktur agar meningkatkan jumlah
wisatawan ke daerah wisata.
Museum merupakan salah satu bentuk wisata yang dibuat oleh manusia
yang memajang benda – benda dengan nilai sejarah yang tinggi. museum dapat
menjadi tempat bagi orang – orang yang ingin mengenang dan mengingat serta
bernostalgia tentang masa lalu. Di Indonesia sendiri banyak terdapat museum
yang masing – masingnya memajang benda – benda yang memiliki nilai historis
yang tinggi. Salah satunya adalah Musuem Kereta Api Ambarawa yang
menyimpan kereta api peninggalan jaman kolonial.
Kereta api di Indonesia masuk ketika zaman penjajahan Belanda di
Indonesia. Kereta api menjadi alat transportasi dan alat angkut barang yang
dibawa masuk ke Indonesia oleh bangsa Belanda. Belanda membangun rel kereta
api di hampir semua pulau Jawa dan sebagian Sumatra, bahkan hingga kini rel
tersebut masih dipakai sebagai jalur kereta api antar daerah di Pulau Jawa dan
sebagian Sumatra. Kereta api peninggalan zaman Belanda pun hingga kini masih
ada yang dipakai sedangkan yang lain kini masih dapat dijumpai di museum –
museum kereta api. Kereta – kereta peninggalan zaman Belanda itu kini memang
banyak yang sudah tak bisa digunakan namun tetap bisa menjadi hal yang
menarik yang bisa ditawarkan untuk para wisatawan sebagai tempat pariwisata.
Nilai sejarah yang ada pada kereta api itu dapat ditawarkan sebagai tempat
pembelajaran serta tempat rekreasi bagi yang ingin mengenag kembali sejarah
1 I Putu Gelgel, 2006, Industri Pariwisata Indonesia dalam Globalisasi Perdagangan Jasa. Bandung : Refika Aditama, hlm.2
masa lampau. Dari semua kereta peninggalan Belanda masih ada beberapa kereta
yang hingga kini masih bisa digunakan, salah satunya kereta api uap dengan roda
gerigi yang terdapat di Museum Kereta Api Ambarawa.
Museum Kereta Api Ambarawa merupakan satu dari total 21 obyek
wisata yang berada di Kabupaten Semarang. Museum Kereta Api Ambarawa
merupakan sebuah stasiun yang dialih fungsikan sebagai museum di Ambarawa,
Jawa Tengah. Stasiun itu dulu dikenal dengan nama Stasiun Willem I. Gedung
bekas peninggalan kantor Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij atau
Perusahaan Kereta Api Hindia - Belanda kala itu, menyimpan sekitar 24
lokomotif kuno buatan tahun 1891-1966, dimana tiga kereta tersebut masih dapat
berjalan dan digunakan sebagai kereta wisata karena ketiga kereta tersebut
merupakan kereta api uap dengan roda gerigi yang tinggal tersisa tiga di dunia
sementara yang lainnya terpajang di halaman museum.
Namun, dengan koleksi yang tersimpan dimana semuanya memiliki nilai
historis yang tinggi tersebut nampaknya tak dapat dimanfaatkan sepenuhnya
keunikan yang dimiliki semua koleksi barang langka tersebut. Hal ini terlihat
dengan tidak dipelihara dengan baik koleksi lokomotif yang terdapat di museum
tersebut. Lokomotif yang sudah tidak digunakan dibiarkan berkarat di halaman
stasiun tanpa diberi penutup seperti layaknya sebuah museum. Lokomotif dengan
nilai sejarah yang tinggi tersebut dibiarkan saja berada di luar dan tidak
dilindungi dari perubahan cuaca. Hanya kereta yang dapat berjalan dan
digunakan sebagai kereta wisata saja yang dirawat dengan baik.
Selain itu, fasilitas – fasilitas lain yang disediakan juga kurang memadai.
Hal itu sudah terlihat dari jalan masuk menuju museum tersebut yang sudah
rusak dan tidak menujukkan jalan masuk menuju museum dengan nilai sejarah
begitu tinggi. Banyak pula fasilitas lain yang kurang memadai di museum ini,
mulai kamar mandi, mushola, hingga halaman museum yang ditumbuhi rumput
tinggi yang menandakan tidak pernah dirawat.
Oleh karena itu, pembangunan dan perbaikan fasilitas – fasilitas
hendaknya harus dilakukan. Mengingat nilai historis kereta uap di museum ini
mampu menjadi potensi pariwisata yang menarik bagi wisatawan. Sehingga
dimungkinkan dengan perbaikan infrastruktur museum akan terjadi peningkatan
kunjungan secara berkesinambungan. Kunjungan wisatawan di destinasi ini
memang mengalami fluktuasi, dimana terkadang mengalami peningkatan dan
lain waktu terdapat penurunan jumlah kunjungan wisatawan. Hal ini jelas
berbeda dengan museum – museum bersejarah lainnya, seperti Museum
Dirgantara, Museum Fatahillah, dan museum lainnya yang ramai didatangi
wisatawan. Padahal museum ini juga memiliki koleksi benda – benda dengan
nilai sejarah yang tak kalah pentingnya. Peningkatan kunjungan ke destinasi
tersebut dapat terus ditingkatkan apabila fasilitas yang disediakan oleh museum
semakin memadai. Apabila fasilitas yang disediakan museum tidak segera
diperbaiki bukan tidak mungkin gaung museum ini akan semakin hilang dan
dilupakan sehingga kunjungan di museum mengalami penurunan. Perbaikan
untuk Museum Kereta Api Ambarawa ini sesegera mungkin haru dilakukan
untuk manarik wisatawan agar berkunjung kesana sehingga dapat membantu
kenaikan devisa dari sektor pariwisata dan juga untuk peningkatan pendapatan
daerah.
PROFIL AMBARAWA
Kecamatan Ambarawa adalah salah satu kecamatan di Kabupaten
Semarang, Jawa Tengah dan terletak di antara Semarang dan Salatiga. Pada era
kerajaan Mataram (Amangkurat II) kawasan ini bernama Limbarawa.
Ambarawa adalah lokasi penguburan 15.000 orang Eropa yang terbunuh
selama masa penjajahan Jepang. Setelah Jepang menyerah dan ketika Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia, pertempuran pecah di daerah Ambarawa pada tanggal
20 November 1945 antara pasukan Inggris yang mengevakuasi di tanah jajahan
Eropa dan Republik Indonesia.
Dulu Ambarawa pernah menjadi ibu kota Kabupaten Semarang.
Ambarawa juga disebut sebagai kota Palagan Ambarawa, dan terdapat beberapa