Top Banner
TUGAS PENGANTAR AGRIBISNIS BUDIDAYA DAN ASPEK AGRIBISNIS MANGGA Semester Ganjil 2011/2012 OLEH Nama : Yoga Aditia NIM : A1L010259 Kelas : C Dosen Ir. Kabul Setyadji, M.P. KEMENTERIAN PENDIDIDKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
35

TUGAS PENGANTAR AGRIBISNIS

Nov 10, 2015

Download

Documents

Yoga Adhitya

tugas
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

TUGAS PENGANTAR AGRIBISNISBUDIDAYA DAN ASPEK AGRIBISNIS MANGGA

Semester Ganjil 2011/2012

OLEHNama: Yoga AditiaNIM: A1L010259Kelas: C

DosenIr. Kabul Setyadji, M.P.

KEMENTERIAN PENDIDIDKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANPROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIPURWOKERTO2011PENDAHULUAN

Untuk memenuhi permintaan akan buah-buahan segar, Indonesia di samping mengupayakan agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut dari buah-buahan hasil produksi dalam negeri, juga sampai dengan batas-batas tertentu masih harus mendatangkan dari luar negeri. Besarnya permintaan tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor, antara lain besarnya pendapatan per kapita sebagai dampak keberhasilan pembangunan dan harga-harga buah-buahan lainnya di tingkat konsumen. Kebiasaan menurunnya harga pada saat penawaran yang berlimpah-sampai pada tingkat harga keseimbangan yang terjadi, sebenarnya merupakan kondisi yang sangat baik bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia. Karena dengan demikian buah-buahan yang tersedia di pasar eceran dapat dijangkau oleh daya beli sebagian besar masyarakat. Rendahnya harga buah-buahan disamping dikaitkan dengan penawaran yang berlimpah, juga disebabkan karena semakin banyaknya pilihan yang dihadapi oleh para konsumen. Dalam kondisi kelangkaan buah-buahan yang sangat diminati masyarakat, menyebabkan harga buah-buahan yang bersangkutan relatif sangat tinggi. Contoh buah-buahan yang berkecenderungan (berfenomena) seperti tersebut sangat terkait dengan buah-buahan tertentu, misalnya mangga. Pada kondisi dimana penawaran buah mangga relatif banyak dibandingkan dengan buah-buahan lainnya, maka dapat mengakibatkan harga buah yang lain berada pada tingkat harga yang lebih rendah. Periode ketersediaan buah mangga di pasar juga relatif sangat pendek bilamana dibandingkan dengan buah-buahan impor seperti anggur dan apel, yang sebagian besar saat ini masih dipasok/didatangkan dari negara penghasil utama yang berada di belahan atas dan bawah katulistiwa (negara-negara sub tropis). Dorongan pemerintah agar Indonesia mampu memenuhi sebagian besar dari produksinya sendiri, yang sekaligus dengan maksud untuk mengurangi pembelanjaan devisa guna mendatangkan buah-buahan dari luar negeri, perlu mendapatkan tanggapan dari perbankan karena merupakan kesempatan yang sangat strategis bagi upaya-upaya domestik. Dengan tercapainya tujuan tersebut, dapat memberikan dampak ganda yang sangat relevan dengan kondisi perekonomian saat ini. Dampak yang dimaksud yaitu tumbuhnya minat untuk meningkatkan produksi buah-buahan dalam negeri, dan tumbuhnya subsektor perekonomian lainnya yang terkait dengan upaya disisi hulu produksi serta sisi hilir subsektor buah-buahan yang dimaksud. Khususnya untuk buah mangga, perhatian pemerintah dan masyarakat buah-buahan untuk meningkatkan peranan perekonomi buah mangga sangat erat kaitannya dengan maksud tersebut. Maksud untuk meningkatkan peranan buah mangga guna memenuhi permintaan buah tropis di dalam negeri maupun untuk menghadapi pemasaran/pasar global (substitusi impor dan ekspor), tidak lepas dari kondisi yang kondusif saat-saat ini. Disamping untuk perbaikan kondisi perekonomian masyarakat kecil juga untuk menempatkan Indonesia dalam posisi yang relatif lebih kuat pada situasi global. Sehubungan dengan itu, diperlukan upaya yang dapat menyatukan semua unsur yang terkait (Pemda, Bappeda, BPN, Dinas Teknis, Swasta Besar, Para Petani Mangga, Perbankan) agar dapat terpicu untuk mengupayakan keberhasilan peningkatan produktivitas buah mangga.

M A N G G A( Mangifera spp. )

Mangga merupakan tanaman buah tahunan berupa pohon yang berasal dari negara India. Tanaman ini kemudian menyebar ke wilayah Asia Tenggara termasuk Malaysia dan Indonesia Jenis yang banyak ditanam di IndonesiaMangifera indicaL. yaitu mangga arumanis, golek gedong, manalagi dan cengkir danMangifera foetidayaitu kemang dan kweni. Masing-masing jenis mangga memiliki kekhasan baik dari aroma, daging atau tekstur buah serta rasa. Pemintaan beragam jenis buah mangga dipasaran cukup tinggi, sehinggabudidaya buah manggamasih memilikiprospek yang cerahuntuk ditingkatkan.Untuk memulai budidaya mangga, dipelukan beberapa persiapan agar usaha agrobisnis mangga ini berjalan dengan baik. Penguasaan pengetahuan dan teknik budidaya yang baik serta penerapannya di lapangan mendukung budidaya ini memperoleh hasil yang optimal.

1. Aspek Pemasaran a. Permintaan Permintaan Dalam Negeri Sebagian besar (kalau tidak dapat dikatakan seluruhnya) buah mangga yang masak segar, didistribusikan dan dipasarkan guna memenuhi permintaan dalam negeri. Permintaan dalam negeri tersebut cenderung meningkat sepanjang tahun. Data pada tahun 1990 menunjukkan bahwa total konsumsi terhadap buah mangga mencapai 12 ribu ton. Besaran konsumsi ini diperkirakan akan terus meningkat sepanjang tahun dan sampai tahun 2000 besaran konsumsi tersebut diperkirakan akan mencapai 533 ribu ton.Bila dibandingkan dengan angka perkiraan FAO pada tahun 2000 yaitu bahwa konsumsi buah-buahan akan mencapai 60 kg per kapita per tahun, maka konsumsi buah-buahan di Indonesia masih relatif sangat rendah yaitu baru akan mencapai 36 kg per kapita dengan 2.5 kg di antaranya berasal dari buah mangga. Faktor penentu peningkatan permintaan terhadap buah-buahan khususnya buah mangga, adalah peningkatan jumlah penduduk terutama penduduk perkotaan dan wilayah industri, semakin membaiknya pendapatan masyarakat pada umumnya, serta meningkatnya arus kedatangan wisatawan mancanegara serta pemintaan yang datang dari industri olah lanjut yang cenderung memerlukan pasokan bahan baku yang tepat jumlah dan waktu serta kepastian kesinambungan pasokannya. Besaran konsumsi tersebut dipenuhi langsung melalui para produsen, pedagang pengumpul, pedagang ditingkat pasar eceran baik di pasar-pasar tradisional, maupun melalui pasar supermarket, hotel, restoran dan melalui bentuk produk olahan. Permintaan Luar Negeri Dari hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Pusat Kajian Buah-buahan Tropika IPB (Maret, 1998), Indonesia berpotensi dan berpeluang untuk melakukan ekspor komoditas buah-buahan. Secara garis besar terdapat tiga kawasan yang berpotensi untuk pemasaran buah-buahan tropis termasuk yang dari Indonesia, yaitu : 1) Kawasan Eropa yang terdiri dari Jerman, Perancis, Inggris, dan Benelux yang menyerap sebesar 58% dari pasar dunia; 2) Kawasan Amerika yang terdiri dari Amerika Serikat dan Kanada yang menyerap sebesar 10,2% dari pasar dunia; 3) Kawasan Asia Pasifik yang terdiri dari Jepang, Hongkong, Singapura dan Australia yang menyerap sebesar 9,3% pasar dunia. Andil Indonesia sebagai salah satu negara pemasok buah tropis segar dunia masih sangat kecit yakni kurang dari 1%. Sebenarnya buah-buahan tropis asal Indonesia telah mampu memenuhi pasaran dunia termasuk Eropa Barat. Tetapi jumlah pasokan masih sangat kecil/terbatas akibat kemampuan untuk memasok yang masih rendah dan belum mampu menjamin kesinambungan pasokan. Bilamana proses pasca panen dapat menjamin mutu buah mangga yang diminta pasar dunia maka peluang ekspor dari Indonesia akan lebih besar.b. Penawaran/Peluang Penawaran Secara geografis, mangga (Mangifera indica) terdapat di semua propinsi di Indonesia. Namun pulau Jawa merupakan tempat produksi dan pasar yang paling dominan. Dari total luas tanaman 160.000 ha, sebesar 50,32% dari total luas tanam berada di pulau Jawa dan Madura. Sementara itu berturut-turut diikuti oleh Bati dan Nusa Tenggara sebesar 32,8%, Sulawesi sebesar 12%, dan sisanya terdapat di Sumatra (3%), Maluku dan Irian Jaya (1.88%) dan Kalimantan sebesar 1%. Perkebunan Mangga secara komersial telah berkembang di beberapa kota di Jawa Timur yaitu di Gresik, Pasuruan dan Probolinggo, sedangkan di daerah Jawa Barat terletak di kota-kota Cirebon, Indramayu, dan Majalengka.Peluang Pengembangan Peluang pengembangan tanaman mangga dapat dipicu oleh adanya potensi. Dermintaan terhadap buah ini, baik yang datang dari permintaan dalam negeri sendiri maupun yang datang dari luar negeri. Adanya peluang permintaan terhadap buah mangga dapat di cerminkan dari kecenderungan peningkatan nilai ekspor buah mangga selama 5 tahun terakhir semenjak tahun 1991. Nilai ekspor tertinggi dicapai pada tahun 1995 yaitu sebesar US $ 1.311.728. Dan nilai ekspor yang terendah pada kurun waktu lima tahun tersebut terjadi pada tahun 1993 yaitu sebesar US $ 586.123. Kecenderungan eskpor mangga dari Indonesia, sekalipun berjalan secara "erratic", tetapi kecenderungannya menggambarkan peningkatan sepanjang tahun. Dalam situasi perekonomian seperti saat-saat ini, maka peningkatan peranan mata dagangan berpotensi ekspor yang dalam pelaksanaan proses produksinya sebagian besar menggunakan komponen lokal, akan mendapat tempat dan prioroitas yang sangat tinggi dari Pemerintah. Salah satu fasilitas yang disediakan pemerintah untuk menunjang pengembangan budidaya tanaman mangga yaitu kredit dengan tingkat bunga yang disubsidi sehingga dapat dimanfaatkan oleh proyek-proyek dengan jangka waktu yang relatif lama karena tingkat bunganya rendah.1) Upaya untuk meningkatkan ekspor/substitusi impor buah mangga secara riil akan sangat tergantung dari beberapa faktor pelaksanaan suatu proyek budidaya yang ditunjang dengan skim kredit diatas, yaitu : Perlunya kehadiran perusahaan dan atau koperasi yang mampu melaksanakan ekspor buah mangga; 2) Adanya kemampuan dan kesungguhan perusahaan dan atau koperasi tersebut, dengan cara bermitra usaha, dapat bekerjasama dan membantu para petani mangga pada total luasan tertentu (300-500 ha), untuk melaksanakan proses produksi dan proses panen serta proses pasca panen yang baik dan benar; 3) Bahwa dengan perencanaan penyediaan produksi dari total luasan tertentu tersebut, diduga dapat menjamin kesinambungan pasokan untuk ekspor; 4) Produksi mangga pada areal tersebut harus dapat dilaksanakan dengan unit biaya yang menyebabkan produk mangga dari Indonesia mampu bersaing di pasar global; 5) Diusahakan agar rantai distribusi dan pemasaran dapat dilaksanakan sependek mungkin sehingga dengan demikian harga buah dari tingkat produsen s/d tingkat pasar eceran di dalam negeri, dapat dijangkau oleh para konsumen dengan berbagai tingkat pendapatan;6) Sedangkan untuk menunjang ekspor, disamping penanganan pasca paner yang baik dan benar, juga memerlukan komitmen untuk menjamin kesinambungan ketepatan penyampaian dan jumlah serta harga pasokannya.

2. Aspek Produksia. Umum Berkebun mangga dalam skala usaha yang cukup besar, perlu sekali melihat kondisi lahan yang akan ditanami yaitu harus memperhatikan kesesuaian lahan. Hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu jenis tanah, ketebalan lapisan tanah, kondisi air tanah, pH tanah, serta derajat kemiringan tanah. Berdasarkan jenis tanahnya, tanaman mangga dapat tumbuh dengan baik pada macam-macam jenis tanah, baik pada tanah vulkanis tua, vulkanis muda, tanah aluvial, tanah dengan struktur ringan maupun berat. Lahan untuk budidaya tanaman mangga sebaiknya merupakan satu hamparan yang cukup luas, sehingga pengolahannya dapat dilakukan secara mekanis dan serempak. Namun kenyataan di lapangan untuk mendapatkan hamparan lahan seperti itu cukup sulit, terutama untuk daerah di Pulau Jawa. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka dalam analisa baik teknik, maupun finansial disajikan model dengan luasan 1 (satu) ha. Tanaman mangga yang akan dibudidayakan adalah tanaman mangga jenis unggul, seperti arumanis dan gadung klon 143,210 dan Gedong Gincu. Varietas mangga komersial di Indonesia diantaranya mangga arumanis, manalagi jenis besar dan manalagi jenis kecil, goiek, gedong gincu, gedong biasa, dan cengkir. Adapun beberapa varietas mangga eks-import, diantaranya namdokmai, thongdam, nangkiawan (semuanya dari Thailand), irwin, julie, haden (Amerika), dan lain-lain. Pengadaan bibit sangat penting sekali dan merupakan faktor penentu keberhasilan usaha. Bibit mangga yang tidak baik akan diketahui setelah memakan waktu cukup lama, dan kalau diganti tentunya akan memakan biaya dan tidak efisien. Maka atas dasar pertimbangan tersebut pengadaan bibit mangga sepenuhnya menjadi tangung jawab INTI, petani plasma hanya menerima bibit yang sudah siap tanam.b. Lahan dan Tanah Persiapan Lahan Pemilihan lokasi untuk kebun mangga hendaknya diusahakan tidak terlalu jauh dari jangkauan jalan yang dapat dilalui kendaraan roda empat, agar memudahkan pengangkutan baik pada saat panen maupun dalam pengangkutan bibit dan sarana produksi lainnya. Di samping itu dilokasi tersebut dekat dengan sumber air, baik dari air irigasi, ataupun dari airtanah, sehingga pada musim kemarau air untuk keperluan tanaman tetap cukup tersedia. Dalam persiapan lahan ini termasuk penyuluhan, pengorganisasian proyek di tingkat petani dan inventarisasi lahan, serta pelatihan. Pengolahan Tanah Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan cangkul, bajak, garu, ataupun secara mekanis dengan traktor. Pengolahan tanah hendaknya dilakukan pada musim kemarau atau awal musim hujan, dimana pada saat itu tanah tersebut masih berupa gumpalan yang mudah untuk dihancurkan/digemburkan dengan penambahan air. Setelah pencangkulan/pembajakan/pentraktoran, tanah dibiarkan beberapa hari untuk memberikan kesempatan tumbuh bagi rerumputan, yang akhirnya rerumputan tersebut dikumpulkan, ditumpuk pada tempat tertentu, kemudian dibenam atau dibakar. Pada tanah yang derajat keasamannya tinggi (pH rendah), maka pada tanah yang telah dicangkul tersebut disebarkan kapur/dolomit secara merata.Dalam pengolahan tanah mulai dari pembukaan lahan, pencangkulan, pembajakan, penggaruan, pembuatan bedengan, guludan, pembuatan saluran irigasi dan pembuangan/drainase, serta pembuatan lobang tanam, sampai dengan siap tanam memerlukan tenaga kerja kurang lebih 200 HOK.c. Penanaman Lubang tanam dibuat/disediakan sesuai dengan jarak tanam, di mana jarak tanam tersebut diantaranya ditentukan oleh kesuburan tanah dan lapangan. Jarak tanam bervariasi yaitu diantaranya 4 x 6 m, 6 x 6 m, 10 x 10m. Pada lobang tanam yang telah tersedia dimasukan pupuk kandang dan dicampur dengan pupuk dasar lainnya seperti TSP, Urea, dan KCI, setelah itu barulah bibit ditanam. Tenaga kerja untuk penanaman cukup 6 - 8 HOK, tergantung dari jumlah bibit yang akan ditanam. PemeliharaanPemeliharaan tanaman meliputi kegiatan penyulaman tanaman, penyiangan/pembumbunan, pemupukan, penyiraman/pengairan, pemangkasan, penanggulangan hama dan penyakit.1) Tanaman mangga yang mati dan yang pertumbuhannya tidak baik/kerdil diganti dengan tanaman baru yang telah disiapkan sebelumnya. Hal ini dilakukan agar pertumbuhan tanaman lebih seragam;2) Penyiangan rumput liar dilakukan pada saat pengerjaan penggemburan tanah dan pembumbunan tanaman, serta kalau diperlukan sekalian dengan mengerjakan penyulaman bagi tanaman yang mati atau pertumbuhannya kurang baik. Tenaga kerja untuk ini diperlukan sekitar 20 HOK; 3) Pemupukan susulan dilakukan dengan cara membenamkan campuran pupuk susulan yang terdiri dari TSP/SP 36, KCI, dan Urea di sekitar tegakan, persis dibawah tajuk tanaman tersebut. Dosis pemupukan disesuaikan dengan umur dan pertumbuhan tanaman. Pada saat tanaman memasuki fase pembungaan dan pembuahan, maka pupuk ekstra untuk merangsang dan memantapkan bunga dan buah perlu diberikan. Untuk aplikasi pemupukan dalam tiap tahun memerlukan tenaga kerja sekitar 20 HOK; 4) Pemangkasan dilakukan untuk mendapatkan bentuk tanaman yang baik, sehingga didapatkan bentuk tajuk yang dikehendaki, yaitu dahan/cabang tanaman seimbang ke segala arah. Tenaga kerja untuk memangkas dalam satu tahun pemeliharaan adalah pada kisaran 6 - 9 HOK; 5) Penyiraman/pengairan merupakan unsur yang cukup penting dalam berkebun mangga, terutama pada musim kemarau. Pada waktu tanaman masih kecil dan hujan kurang, maka penyiraman diperlukan, sedangkan pada musim hujan dimana air berlebihan, maka drainase/pembuangan air harus mendapat perhatian, sehingga aerasi dan drainase tanah tetap terpelihara. Rata-rata dalam tiap tahun diperlukan tenaga kerja 5 HOK; 6) Penanggulangan hama dan penyakit, baik yang menyerang akar, batang, daun, bunga dan buah perlu diperhatikan. Pemberantasan dilakukan apabila hama dan penyakit tersebut sudah merusak di atas ambang batas. Penggunaan pestisida dilakukan seminim mungkin, dan dilakukan dalam keadaan yang memaksa. Tenaga kerja untuk penanggutangan hama dan penyakit adalah 4 HOK/tahun. 7) Selama pemeliharaan, kebun perlu diamati pertumbuhannya, dan untuk itu pemilik kebun harus mengamatinya paling tidak 3 kali dalam seminggu. d. Panen Dan Pasca Panen Ciri dan Umur PanenMangga cangkokan mulai berbuah pada umur 4 tahun, mangga okulasi pada umur 5-6 tahun. Banyaknya buah panen pertama hanya 10-15 buah, pada tahun ke 10 jumlah buah dapat mencapai 300-500 buah/pohon. Panen besar biasanya jatuh di bulan September-Oktober. Tanda buah sudah dapat dipanen adalah adanya buah yang jatuh karena matang sedikitnya 1 buah/pohon, warna buah arumanis/manalagi berubah menjadi hijau tua kebiruan, warna buah mangga golek/gedok berubah menjadi kuning/merah. Buah yang dipetik harus masih keras.a) Cara PanenPada saat pemetikan, buah jangan sampai terpotong, tercongkel atau jatuh sampai memar. Buah dipetik di sore hari dengan menggunakan pisau tajam atau dengan galah yang diujungnya terdapat pisau dan keranjang penampung buah.b) Periode PanenDi Indonesia pohon mangga berbunga satu tahun sekali sehingga panen dilakukan satu periode dalam satu tahun. Dari satu pohon, buah tidak akan masak bersamaan sehingga dilakukan beberapa kali panen.c) Perkiraan ProduksiPohon muda okulasi menghasilkan 50-100 buah/tahun, meningkat sampai 300-500 buah pada umur 10 tahun, 1.000 buah pada umur 15 tahun dan 2.000 buah pada waktu produksi maksimum di umur 20 tahun.

Pasca Panena) PengumpulanBuah hasil panen dikumpulkan di tempat yang teduh.b) Penyortiran dan PenggolonganMangga yang rusak dipisahkan dengan mangga yang mulus. Setelah sortasi buah mangga dilap untuk menghilangkan getah yang dapat menurunkan mutu terutama jika buah akan dipasarkan ke pasar swalayan atau luar negeri. Buah yang akan dipasarkan di dalam negeri dapat diperam untuk mempercepat pemasakan. Sortasi didasarkan berat buah atau ukuran buah. Kelas berdasarkan berat buah antara lain: Kelas I: > 320 gram/buah Kelas II: 270 - 320 gram/buah Kelas III: 200 - 270 gram/buahSedangkan berdasarkan ukuran buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Klasifikasi Besar: arum manis > 17,5 cm, golek > 20 cm Klasifikasi Sedang: arum manis 15 - 17,5 cm, golek 17,5 - 20 cm Klasifikasi Kecil: arum manis < 15 cm, golek < 17,5 cmc) PenyimpananBuah mangga yang telah dipetik disimpan ditempat yang kering, teduh dan sejuk.3. Analisis Ekonomi a. Analisis Usaha BudidayaAnalisis biaya budidaya tanaman mangga dengan luas lahan 1 hektar selama 10 tahun di daerah Jawa Barat pada tahun 1999.1) Biaya produksia) Sewa lahan kebun 10 tahun @ Rp. 1.500.000,- Rp. 15.000.000,-b) Bibit 121 batang @ Rp.10.000,- Rp. 1.210.000,-c) Pupuk Pupuk kandang 3 ton/tahun @ Rp. 60.000,-Rp. 1.800.000,- Urea 28 kg @ Rp. 1.115Tahun ke 1 dan 2 @ Rp. 31.220,- Rp. 62.440,-Tahun ke-3 Rp. 49.060,-Tahun ke-4 Rp. 61.325,-Tahun ke-5 s/d ke-10 @ Rp. 92.545,- Rp. 555.270, TSP 11 kg @ Rp. 1.600,-Tahun ke-1 Rp. 17.600,-Tahun ke-2 Rp. 26.400,-Tahun ke-3 Rp. 52.800,-Tahun ke-4 Rp. 61.600,-Tahun ke-5 s/d ke-10 @ Rp. 88.000,- Rp. 528.000,- KCl 11 kg @ Rp. 1.650,-Tahun ke-1 Rp. 18.150,-Tahun ke-2 Rp. 27.225,-Tahun ke-3 Rp. 36.300,-Tahun ke-4 Rp. 45.305,-Tahun ke-5 s/d ke-10 @ Rp. 72.600,- Rp. 435.600,-1) Pestisida Furadan 3 kg @ Rp. 12.500,- Rp. 370.500,-2) Peralatan Cangkul 2 buah @ Rp. 10.000,- Rp. 20.000,- Koret 2 buah @ Rp. 5.000,- Rp. 10.000,- Parang 1 buah @ Rp. 7.000,- Rp. 7.000,- Sprayer 0,1 buah @ Rp. 25.000,- Rp. 25.000,3) Tenaga kerja Pembersihan lahan 30 HOK @ Rp. 7.500,-Rp. 225.000,- Pembuatan drainase 25 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 187.500,- Pengajiran 4 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 30.000,- Pembuatan teras piringan 20 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 150.000,- Pembuatan lubang tanam 15 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 112.500,- Pemupukan dasar 5 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 37.500,- Penanaman 7 HOK @ RP. 7.500,- Rp. 52.500,- Penyulaman 6 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 45.000,- Penyiangan 20 HOK/tahun @ Rp. 7.500,- Rp.1.500.000, Pemupukan 10 HOK/tahun @ Rp. 7.500,- (ke 2 -10) Rp. 675.000,- Perlindungan tanaman 4HOK/tahun @ Rp. 7.500,- Rp. 300.000,- Perbaikan drainase 12 HOK/tahun @ Rp. 7.500,- (2-9) Rp. 810.000,- Pemangkasan 10 HOK/th @ Rp. 7.500,- (ke-5 - 10) Rp. 450.000,-4) Panen dan pasca panen PemanenanTahun ke-5, 22 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 165.000,-Tahun ke-6, 35 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 264.000,-Tahun ke-7, 48 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 363.000,-Tahun ke-8, 62 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 462.000,-Tahun ke-9, 75 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 561.000,-Tahun ke-10, 84 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 627.000,- Kemasan dan pemasaranTahun ke-5 Rp. 330.000,-Tahun ke-6 Rp. 528.000,-Tahun ke-7 Rp. 686.000,-Tahun ke-8 Rp. 892.000,-Tahun ke-9 Rp. 1.160.000,Tahun ke-10 Rp. 1.508.000,Jumlah biaya produksi dalam 10 tahun Rp. 32.479.675,-5) PendapatanTahun ke-5: 5.500 buah @ Rp. 500,- Rp. 2.750.000,-Tahun ke-6: 8.800 buah @ Rp. 500,- Rp. 4.400.000,-Tahun ke-7: 12.100 buah @ Rp. 500,- Rp. 6.050.000,-Tahun ke-8: 15.400 buah @ Rp. 500,- Rp. 7.700.000,-Tahun ke-9: 18.700 buah @ Rp. 500,- Rp. 9.350.000,-Tahun ke-10: 20.900 buah @ Rp. 500,- Rp. 10.450.000,-Jumlah Pendapatan Rp. 40.700.000,-

6) Keuntungan :Dalam 10 tahun Rp. 8.220.325,-7) Parameter kelayakan usahaB/C rasio = 1,258) Gambaran Peluang AgribisnisDi dalam negeri mangga tetap menjadi buah favorit pada saat musimnya. Buah yang berkualitas tetap memiliki harga yang jauh lebih baik dan dapat menembus pasar untuk kalangan menengah atas. Di luar negeri mangga adalah buah eksotik yang banyak penggemarnya dan termasuk buah impor yang mahal. Potensi Indonesia untuk mengekspor mangga begitu besar, tetapi pemanfaatannya tidak maksimal. Untuk mensuplai kebutuhan mangga luar negeri yang harus kontinyu dan standard mutu tidak berubah, diperlukan pengembangan agribisnis mangga yang mencakup areal tanam luas dengan kultur teknis dan pasca panen yang terkendali.4. Standar Produksia. Ruang LingkupStandar produksi ini meliputi: klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan dan pengemasan.b. DiskripsiStandar mutu mangga tercantum dalam standar Nasional Indonesia SNI 01-3164-1992.c. Klasifikasi dan Standar MutuMangga digolongkan dalam 4 ukuran menurut kultifarnya yaitu besar sedang kecil dan sangat kecil yang masing-masing digolongkan dalam 2 jenis mutu yaitu mutu I dan mutu IIa) Arum manis: besar>400 gram, sedang 350-400 gram, kecil 300-349 gram, sangat kecil 250-299 gramb) Golek: besar>500 gram, sedang 450-500 gram, kecil 400-449 gram, sangat kecil 350-399 gramc) Gedog: besar>250 gram, sedang 200-250 gram, kecil 150-199 gram, sangat kecil 100-149 gramd) Manalagi: besar>400 gram, sedang 350-400 gram, kecil 300-349 gram, sangat kecil 250-299 gramSyarat mutu yang diterapkan untuk keempat golongan tersebut:a) Karakteristik keasaman sifat varietas: mutu I seragam; mutu II seragamb) Karakteristik tingkat ketuaan: mutu I tua tapi tidak terlalu matang; mutu II tua tapi tidak terlalu matangc) Karakteristik kekerasan: mutu I=keras; mutu II=cukup kerasd) Karakteristik ukuran: mutu I=seragam; mutu II=kurang seragame) Karakteristik kotoran: mutu I=bebas; mutu II=bebasf) Karakteristik kerusakan: mutu I=5%; mutu II=10 %g) Karakteristik busuk : mutu I=1%; mutu II=1%d. Pengambilan ContohSatu partai/lot mangga terdiri dari maksimum 1000 kemasan. Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan dalam 1 partai/lot seperti terlihat dibawah ini:a) Jumlah kemasan dalam 1 partai/lot sampai dengan 100 : contoh yang diambil 5.b) Jumlah kemasan dalam 1 partai/lot 101 300: contoh yang diambil 7.c) Jumlah kemasan dalam 1 partai/lot 301 500: contoh yang diambil 9.d) Jumlah kemasan dalam 1 partai/lot 501 1000: contoh yang diambil 10.e. PengemasanPengemasan buah manga dalam peti kayu, berat bersih setiap peti kayu maksimum 25 kg, susunan buah dalam peti kayu kompak dengan setiap buah yang diberi pembungkus/ penyekat, atau kotak kotoran diberi penyekat dan lobang udara, susunan buah dalam kotak karton satu lapis dengan berat bersih kotak karton maksimum 10 kg.Untuk pemberian merek di bagian luar kotak kayu di beri label yang dituliskan antara lain :a) Nama barang.b) Jenis mutu.c) Nama/kode perusahaan/eksportir.d) Berat bersih.e) Produksi Indonesia.f) Tempat/nega

KESIMPULANDari penjelasan di atas, dapat disimpulkkan bahwa permintaan mangga di dalam maupun di luar negeri cukup tinggi. Potensi Indonesia untuk mengekspor mangga begitu besar, tetapi pemanfaatannya tidak maksimal. Untuk mensuplai kebutuhan mangga luar negeri yang harus kontinyu dan standard mutu tidak berubah, diperlukan pengembangan agribisnis mangga yang mencakup areal tanam luas dengan kultur teknis dan pasca panen yang terkendali.

DAFTAR PUSTAKAMarhijanto, Bambang & Setiyo Wibowo. 1994. Bertanam Mangga. Arkola. Surabaya.Bonus Trubus No. 345. 1998. Celah-celah Usaha Terpilih.Pracaya. 1998. Bertanam Mangga. Penebar Swadaya. Jakarta.Rismunandar. 1990. Membudayakan Tanaman Buah-buahan. Sinar Baru. Bandung.Trubus No. 345. 1998. Memperbanyak Mangga di Pohon.http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/mangga.pdf. Diakses 10 Oktober 2011.http://www.mitraahmad.net/bukuagribisnis_mangga_budidaya_usaha_pengolahan _ps-4609.html. Diakses 10 Oktober 2011.