BAB I PENDAHULUAN a. Latar belakang Bung Hatta berpendirian teguh Bung Hatta adalah seorang yang teguh pendirian.Ia tidak akan bergeser serambutpun dari sesuatu yang ia yakini benar.Sebaliknya ia pun tidak akan pernah kompromi terhadap sesuatu yang ia yakini tidak benar.Prinsip demikian jugalah yang menjadi pegangannya selama mengayuhkan biduk negara,dan nahkoda bangsa mulai zaman perjuangan hingga Indonesia merdeka. Dalam makalah ini dibahas tentang Bung Hatta berpendirian teguh seperti: 1. Taat dengan hukuman paman 2. Mengarak bola tak mau memasukan sendiri 3. Tak mau menerima honor 4. Tak mau menerima harta karun 5. Tak mau dirayu anak gadis 6. Tak mau membuka rahasia negara 7. Tak mau disogok oleh belanda 8. Merdeka dulu baru menikah. b. Tujuan penulis 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Bung Hatta berpendirian teguh
Bung Hatta adalah seorang yang teguh pendirian.Ia tidak akan bergeser serambutpun
dari sesuatu yang ia yakini benar.Sebaliknya ia pun tidak akan pernah kompromi terhadap
sesuatu yang ia yakini tidak benar.Prinsip demikian jugalah yang menjadi pegangannya
selama mengayuhkan biduk negara,dan nahkoda bangsa mulai zaman perjuangan hingga
Indonesia merdeka.
Dalam makalah ini dibahas tentang Bung Hatta berpendirian teguh seperti:
1. Taat dengan hukuman paman
2. Mengarak bola tak mau memasukan sendiri
3. Tak mau menerima honor
4. Tak mau menerima harta karun
5. Tak mau dirayu anak gadis
6. Tak mau membuka rahasia negara
7. Tak mau disogok oleh belanda
8. Merdeka dulu baru menikah.
b. Tujuan penulis
Tujuan dari penulis makalah ini adalah agar bisa warga masyarakat untuk memahami
contoh Bung Hatta berpendirian teguh ini seperti taat dengan hukuman paman.
c. Manfaat penulis
Penulis sangat berharap mudah-mudahan makalah ini bisa bermanfaat buat masyarakat
setelah melihat Bung Hatta berpendirian teguh ini.
1
BAB II
RUMUSAN MASALAH
1. Taat dengan hukuman paman
2. Mengarak bola tak mau memasukan sendiri
3. Tak mau menerima honor
4. Tak mau menerima harta karun
5. Tak mau dirayu anak gadis
6. Tak mau membuka rahasia negara
7. Tak mau disogok oleh Belanda
8. Merdeka dulu baru menikah.
2
BAB III
PEMBAHASAN
Bung Hatta Berpendirian Teguh
1. Taat dengan hukuman paman
Taat adalah patuh terhadap aturan yang telah ditetapkan.
Hukuman adalah suatu hukuman yang di dapat setelah kita melakukan kesalahan dan
perbuatan yang kita lakukan.sedikit kita buat kesalahan maka hukumannya sedikit pula,itu semua
tergantung dari kesalahan seseorang.
Paman adalah kakak laki-laki dari ibu atau saudara laki-laki dari ibu yang sering kita
memanggilnya dengan sebutan paman.tapi kalu dalam minang kabau kita panggilnya uwan.
Di dalam adat minang kabau sering di panggil dengan sebutan mamak.
B = Berpikir
Saya berpikir bahwa cara baik Bung Hatta dalam mendisiplinkan diri sejak kecil dan
disiplin berlalu lintas bayangkan Bung Hatta diikat oleh neneknya di batang jambu yang diberi
garis melingkar,karena melanggar disiplin.maka datang mamanya ingin menolong
melepaskannya.Bung Hatta tak mau,karena masa waktu hukumannya belum habis.
Bung Hatta dalam mematuhi rambu-rambu lalu lintas.Sopir Bung Hatta bernama
Abdulmadjid disebuah tempat parker tanda terlarang.Spontan Bung Hatta mengatakan kepada
supirnya,”jangan berhenti disini,karena ada tanda larangan berhenti”,walaupun pejabat negara
diberi peraturan untuk melanggar dalam perjalanan dinas.Bung Hatta benar disiplin.
Manusia di mata hokum sama,jangan pejabat melanggar rambu-rambu lalu lintas nanti bisa
dituding pejabat kebal hukum.
Saya berpikir pada saat sekarang banyak orang yang tidak disiplin,apalagi disiplin pada
waktu banyak yang kurang disiplin,dan juga bisa kita pada masyarakat sekarang,apalagi pada
jalur rambu-rambu lalu lintas,pada saat lampu merah dia tidak berhenti,malahan dia terus dan
jalan saja, itu semua tanda tidak mematuhi peraturan yang ada.patuhilah aturan yang telah
ditetapkan.
3
Contohlah sikap Bung Hatta yang selalu patuh terhadap aturan,walaupun mamaknya
datang untuk melepaskan ikatannya Bung Hatta,namun Bung Hatta tidak mau karena masa
ikatan nya belum habis.Jadi Bung Hatta benar-benar mematuhi segala aturan yang ada.
M = Merasakan
Saya merasakan kita harus patuh terhadap aturan yang ada,dengan patuhnya kita terhadap
aturan bisa melatih diri kita untuk disiplin seperti disiplin terhadap waktu,apabila kita sudah telah
dari kecil disiplin maka dewasa untuk mengbiasakan diri saja,itu semua juga dirasakan oleh anak
mahasiswa,remaja dan lingkungan masyarakat.
Masalah mematuhi rambu-rambu lalu lintas,saya juga pernah merasakan.Rasanya perlu
juga kita perbaiki di masa yang akan datang seperti yang terjadi pelanggaran dan kita berharap
tidak ada lagi hal seperti itu.yaitu pelanggran yang tidak mau patuh terhadap peraturan lalu
lintas. Patuhi aturan untuk demi kebaikan kita sendiri.
B = Bersikap
Sikap saya tentang taat dengan hukuman paaman ini baik dilaksanakan.Saya harus
mampu menegakkan taat dengan hukuman ini di manapun saya berada,taat dengan hukum
paman akan dilaksanakan misalnya ketika berada di rumah dan lingkungan masyarakat.
Sikap saya terhadap kakak laki-laki dari ibu yang sering di panggil dengan sebutan
paman yaitu hormat,patuh dan taat.
B = Bertindak
Saya akan bertindak tegas bila taat dengan hukuman paman ini tidak dilaksanakan.Baik
ditempat saya berada maupun di tengah-tengah masyarakat.Tindakan itu bisa mentang secara
langsung atau secara diam-diam saja.
Dan saya akan bertindak tegas apabila ada orang sekitar saya tidak senang dengan aturan
taat terhadap paman.karena aturan ini baik untuk dilaksanakan dan saya juga bertindak jika ada
orang yang tidak setuju dengan aturan ini.
4
B = Bertanggung jawab
Saya bertanggung jawab mewariskan taat dengan hukuman paman ini kepada generasi
berikutnya. Taat dengan hukuman paman ini yang dipertanggung jawabkan adalah taat dengan
hukuman paman yang sesuai dengan aturan adat minang karena paman atau mamak apabila ada
acara pernikahan pasti mamak yang paling aktif di dalam acara tersebut,apabila tidak ada mamak
acara tersebut tidak akan berjalan dengan lancer.
Jadi patuhilah aturan paman dan saya juga bisa untuk melestarikan kegiatan ini kepada
semua orang terutama kepada kepada generasi-generasi berikutnya,kita harus patuh terhadap
aturan yang ada. Aturan yang kita patuhi harus sesuai dengan kaidah dan ketetapan yang ada dan
sesuai dengan undang – undang yang ada.
2. Mengarak bola tak mau memasukan sendiri
Permainan bola sangat di sukai oleh semua orang terutama bagi anak cowok, apalagi
pertandingan bola sekarang sering ditanyangkan di tivi.bola bagaikan makanan baginya, bola
juga di sukai oleh anak cewek,orang dewasa dan orang tua. Bung Hatta bermain bola tidak
pernah memasukan sendiri,dia selalu bersama-sama berbeda dengan cara permainan saat
sekarang ini.
B = Berpikir
Saya berpikir bahwa mengarak bola tak mau memasukan sendiri.Cara baik Bung Hatta
bermain bola kaki.Bung Hatta suka main bola kaki.Waktu main bola Bung Hatta tidak simpati
melihat orang mengarak bola sendirian sampai ke gawang lawan.Bung Hatta ingin mengarak
bola itu dengan member kesempatan kepada orang yang berpeluang menguasai bola.
Sempatnya Bung Hatta di dalam bermain bola memiliki sifat demokrasi yaitu selalu
bersama-sama di dalam bermain bola,beliau tidak mau menguasai bola sendirian.
Saya berpikir pada saat sekarang ini orang bermain bola memasukan ke dalam gawang
sendiri-sendiri tidak pernah melihat lawan jenisnya dimana posisi beradanya,berbeda sekali
dengan zaman Bung Hatta yang tidak mau menguasai bola sendiri.
5
M = Merasakan
Saya merasakan Mengarak bola tak mau memasukan sendiri ini pada pertandingan bola
saat sekarang ini dia menguasainya sendiri rasa kebersamaan tidak ada,kekompakan kurang
didalam permainan bola. Itu semua di rasakan pada pertandingan bola.Rasanya tak mau
memasukan bola sendiri ini sangat baik karena bisa untuk melatih kita untuk selalu bersama di
dalam pertandingan.
Kita harus saling mengingatkan atau melihat dimana posisi lawan permainan kita satu
lagi. Supaya kita tidak menguasai bola sendirian.
B = Bersikap
Sikap saya tentang mengarak bola tak mau memasukan sendiri tidak menantang di dalam
pertandingan.Saya harus mampu menegakkan mengarak bola tak mau sendiri dimana pun saya
berada terutama di dalam pertandingan bola.Saya merasakan mengarak bola tak mau memasukan
sendiri belum sesuei dengan keinginan bangsa Indonesia.
Mengarak bola tak mau memasukan sendiri harus dilaksanakan pada anak siswa,dan
masyarakat. Sikap Bung Hatta harus di taati yang tidak egois di dalam bermain bola. Kalau di
dalam bermain bola kita mempunyai sikap yang tidak mau menguasai bola sendiri di dalam
pertandingan tersebut.
B = Bertindak
Saya akan bertindak tegas bila mengarak bola tak mau memasukan ini tidak
dilaksanakan.Baik ditempat saya apabila ada pertandingan bola maupun di tengah-tengah
masyarakat.Tindakan tegas ini bisa dalam bentuk menantang secara langsung atau saya secara
diam-diam untuk turun memperbaikinya.Dst…
Saya akan bertindak jika apabila ada orang yang tidak suka terhadap mengarak bola tak
mau sendiri karena tindakan ini memang patut untuk di bawa ke dalam pertandingan.
B = Bertanggung jawab
Saya bertanggung jawab untuk melestarikan sistem menguasai bola yang tak mau sendiri
ini kepada generasi berikutnya untuk di jadikan sebagai pedoman baginya,karena tanpa orang
lain kita tidak bisa bermain sendirinya intinya kebersamaan di perlukan di dalam permainan ini.
6
Mengarak bola tak sendiri mau sendiri ysng kita pertsnggung jawabkan adalah mengarak
yang sesuai dengan aturan yang ada di dalam permainan bola tersebut.
3. Tak mau menerima honor
B = Berpikir
Saya berpikir bahwa Bung Hatta tak mau menerima honor atau gaji dari apa yang dia
kerjakan,dia melakukan itu semua ikhlas tanpa ada menerima honor dari siapa pun. Tenaga yang
di keluarkan Bung Hatta tak pernah mengharapkan suatu imbalan atau pamrih kepada
masyarakat.Dia memang betul-betul ikhlas melakukannya tak mau menerima honor.
Saya berpikir bahwa pada saat sekarang ini mana ada orang yang melakukan suatu
pekerjaan tak dibayar, kebanyakan orang melakukan pekerjaan pasti di tanya berapa gajinya
perbulan. Sangat berbeda sekali pada masa Bung Hatta yang tak mau menerima honor dari apa
yang dilakukannya,kalau dibanding dengan zaman sekarang semua orang membutuhkan
uang,masalahnya uang segala-galanya bagi mereka.
M = Merasakan
Saya merasakan tak mau menerima honor ini pada masa Bung Hatta,makanya pada masa
Bung hatta masyarakatnya sejahtera dan damai,karena mereka tak mau menerima honor,mereka
membantu atau menolong sesama tak pernah mengharapkan imbalan atau pamrih.
Dan saya juga merasakan pada zaman saat sekarang tak mau menerima honor atau gaji
ini tidak berlaku lagi pada zaman sekarang ini,karena sekarang istilah tak mau menerima honor
tidak berlaku lagi,makanya orang sekarang tidak ada sejahtera karena semuanya dibeli dengan
uang.
B = Bersikap
Sikap saya tentang tak mau menerima honor menantang kebatilan kalau di bawa pada
zaman sekarang,sulit mencari orang yang tak mau menerima honor.Saya harus mampu
menegakkan yang tak mau menerima honor di manapun saya berada.
7
Pada masa Bung Hatta sikap yang tak mau menerima honor berjalan dengan baik
dilaksanakan, karena orangnya tak mau menerima honor apa yang dikerjakannya.
B = Bertindak
Saya akan bertindak tegas bila tak mau menerima honor ini tidak dilaksanakan.Baik
ketika saya berada di rumah atau di tengah-tengah masyarakat.Tindakan tegas bisa bersifat
langsung atau secara diam-diam harus saya perbaiki,walaupun butuh waktu agak lama.
Tindakan ini perlu dilaksanakan supaya apa yang dikerjakan tidak terlalu mengharapkan
uang, dan saya akan bertindak tegas apabila ada orang yang tidak setuju atau merasa tidak
senang,tapi ini semua juga demi kebaikan supaya tidak ada orang apa yang dilakukan ditanya
dulu berapa gaji perbulannya.
B = Bertanggung jawab
Saya bertanggung jawab melestarikan sistem yang tak mau menerima honor ini kepada
generasi berikutnya,supaya bisa mencontoh sikap Bung Hatta yang tak mau menerima honor.
Tak mau menerima honor yang pertanggung jawabkan adalah tak mau menerima honor yang
sesuai dengan aturan yang ada.supaya bisa untuk di pahami oleh semua orang bahwa tak mau
menerima honor ini baik untuk di terapkan.
4. Tak mau menerima harta karun
Harta adalah harta yang tidak bisa dinilai harganya
Harta ada yang berupa benda dan barang seperti:harta sawah,emas yang penting barang-
barang yang berharga,kalu orang tua bilang harta yang paling berharga menurut mereka adalah
anak-anak mereka,kalau diminang harta untuk anak perempuan masalahnya anak perempuan
sangat berharga,dengan harta semua orang tergila-gila.dengan harta bisa terjadi pertengkaraan
antara adik dan kakak hanya untuk merebutkan harta.Itu semua sering terjadi diminang sekarang.
Karun adalah harta yang sudah lama tersimpan misalnya di dalam tanah atau di
manapun,ketika menyimpannya orang tidak tahu dimana keberadaannya,jadi jika ada orang yang
menemukan maka berbahagialah.
8
Jadi harta karun adalah harta yang sudah lama tersimpan sulit untuk menemukannya,bagi
yang mendapatkannya orang tersebut merasa senang dan bahagia.Harta karun itu milik Allah swt
dan hak orang banyak,tidak boleh diambil tapi disimpan oleh negara.
B = Berpikir
Saya berpikir bahwa cara baik Bung Hatta berpendirian teguh dalam memelihara harta
negara dan bangsa.Kata staf kepada Bung Hatta,”Ada harta karun ditemui masyarakat
Pak,sebaiknya kita panggil masyarakat itu diam-diam nanti kita simpan”.Jawab Bung
Hatta ,”harta milik Allah dan hak orang banyak,tidak boleh diambil,sebaiknya disimpan oleh
negara tetapi seluruh rakyat tahu dan melihatnya.
Dan saya berpikir untuk pada zaman sekarang harta karun sulit orang untuk
memdapatkannya,kalau untuk sekarang banyak orang yang meperebutkan harta,tapi kalau harta
karun masyarakat hanya dapat untuk melihat karena harta karun adalah milik negara.
M = Merasakan
Saya merasakan tak mau menerima harta karun ini baik untuk dilaksanakan supaya
masyarakat tidak mengambil barang yang bukan jadi miliknya.karena mereka tahu bahwa harta
karun itu milik negara.Saya merasakan itu baik pada mahasiswa,anak remaja dan masyarakat.
Saya merasa tak mau menerima harta karun ini belum sesuai dengan keinginan bangsa
Indonesia karena semua pasti ingin mendapatkan harta tersebut.Rasanya perlu kita perbaiki di
masa yang akan datang.
B = Bersikap
Sikap saya tentang tak mau menerima harta karun baik karena bersikap untuk
mewujudkan masyarakat yang jujur dan cinta pada negara.Supaya tidak ada sifat yang
mengambil harta karun milik negara.
Saya harus mampu menegakkan tak mau menerima harta karun dimana pun saya berada
pada masyarakat,karena untuk melatih kita menjadi orang yang jujur dan disiplin.harta bukanlah
milik kita melainkan milik Allah swt.Jadi semua yang ada ini akan sirna semuanya seperti rumah
yang kita miliki ini akan sirna dan habis itu semua bersifat sementara.
9
B = Bertindak
Saya akan bertindak tegas bila harta karun ini dilaksanakan karena mengambil harta
karun itu tidak baik,harta karun sesengguhnya milik Allah swt.Baik di tempat saya maupun di
tengah-tengah masyarakat.Tindakan tegas bisa bersifat langsung atau secara diam-diam
dilaksanakan. Tindakan tegas harus mampu ditegakkan supaya harta karun milik negara ini tidak
habis,Bung Hatta bilang kalau harta karun itu milik negara dan tidak boleh di ambil oleh
masyarakat.
B = Bertanggung jawab
Saya akan bertanggung jawab mewariskan sistem tak mau menerima harta karun ini
kepada generasi saya berikutnya.Saya akan mengajarkan kepada mereka apa itu harta karun
kepada mereka dan bilang kepadanya tidak boleh di ambil.
Harta karun yang kita pertanggung jawabkan adalah harta karun yang sesuai dengan harta
karun adat Minang,harta karun ajaran syara’,dan harta karum juga menurut pancasila dan
undang-undang.
5. Tak mau dirayu anak gadis
B = Berpikir
Saya berpikir bahwa Bung Hatta tak mau dirayu anak gadis,Bung Hatta tidak suka
dirayu-rayu oleh anak gadis.Karena Bung Hatta orangnya tidak suka melihat anak gadis merayu
anak laki-laki.
Kalau dibanding pada fenomena sekarang tak mau di rayu anak gadis ini sudah berlaku di
kalangan remaja karena anak gadis yang sering merayu anak laki-laki semuanya sudah terbalik.
Pada masa Bung Hatta tak ada dikenal dengan rayu-rayuan karena tidak mau dirayu.
M = Merasakan
Saya merasakan tak mau dirayu anak gadis pada masa Bung Hatta.Karena membuatnya
merasa gelisah dirayu oleh anak gadis,belum masanya untuk dirayu-rayu.Kalau Bung Hatta suka
sama seorang anak gadis maka langsung untuk mengatakannya,dan sangat berbeda sekali pada
soekarno,soekarno apabila sedang berceramah ada yang suka sama anak gadis maka beliau akan
10
menunjuknya dengan tongkat sambil berceramah.Dan apabila sudah selesai beliau maka akan
memanggil anak gadis tersebut.
Saya merasakan pada dikalangan remaja dan dilingkungan masyarakat.Rasanya perlu
untuk kita perbaiki di masa yang akan datang supaya menjadi yang lebih baik kedepannya.
B = Bersikap
Sikap saya tentang tak mau dirayu anak gadis ini baik untuk di jadikan sebagai contoh
bagi anak remaja sekarang terutama bagi anak gadis,supaya tidak ada sikap untuk merayu anak
laki-laki. Kebanyakan anak gadis yang mengatakan suka kepada anak laki-laki,kalau menurut
agama itu dilarang karena yang merayu itu hanyalah anak laki-laki.
Saya harus mampu untuk menegakkan tak mau dirayu anak gadis di manapun saya
berada. Seperti didekat keramaian dan dikalangan masyarakat.
B = Bertindak
Saya akan bertindak tegas bila tak mau dirayu anak gadis ini tidak dilaksanakan karena
contoh dari Bung Hatta ini baik untuk di contoh bagi kita,baik di tempat saya berada maupun
ditengah-tengah masyarakat. Tindakan tegas itu kadang kala ada bersifat langsung dan ada
dilaksanakan secara diam-diam.
Itu semua harus diperbaiki.
B = Bertanggung jawab
Saya bertanggung jawab untuk mewariskan kepada generasi yang berikutnya,supaya
tidak sifat yang suka merayu,contoh dari Bung Hatta yang harus dikembangkan bagi kelangan
remaja. Tak mau dirayu anak gadis yang kita pertanggung jawabkan adalah sesuai dengan ajaran
islam,adat minang dan sesuai dengan aturan undang-undang yang ada.
6. Tak mau membuka rahasia negara
Rahasia adalah suatu dokumen yang tidak boleh di bukak karena itu sangat rahasia.
Seperti kita lihat pada lembaran ujian nasional kita membukaknya pasti dilihatkan.
Negara adalah suatu wilayah yang terdiri dari rakyat,pemerintahan dan masyarakat. Jadi rahasia
negara adalah suatu rahasia negara yang tidak boleh tahu orang karena itu sangat rahasia,karena
11
kita mendirikan negara baru di atas dasar gotong royong danhasil usaha .bersama,akan tetapi kita
mendirikan negara yang baru. Hendaklah kita memperhatikan syarat-syarat yang kita bikin
jangan menjadi negara kekuasaan.
Kita menghendaki negara pengurus,kita membnagunkan masyarakat baru yang berdasar
kepada gotong royong,usaha bersama,tujuan kita ialah membaharui masyarakat. Kedaulatan
rakyat dilaksanakan oleh negara,menurut undang-undang Dasar sekarang ini yang menghendaki
kedaulatan rakyat yang dilakukan di dalam majelis permusyawaratan Rakyat dan penyerahan
kekuasaan kepada presiden,jangan sanggup menimbulkan suatu negara kekuasaa. Jadi
bagaimanapun juga,kita menghargai tinggi keyakinan atas kemauan kita untuk menyusun negara
baru.
B = Berpikir
Saya berpikir bahwa tak mau membuka rahasia negara.menurut Bung Hatta,ia tidak akan
mencampur adukkan suatu kebijaksanaan pemerintah dengan hal-hal yang bersifat keluarga.Ia
tidak akan membocorkan suatu rahasia negara,kendati hal itu akan merugikan keluarganya.
Ketika Bung Hatta pejabat sebagai Bapak presiden yaitu sebagai wakilnya dan ketuanya
Bapak Soekarno.Beliau berdua mempunyai prinsip yang tidak mau melibatkan masalah negara
dengan urusan pribadinya.Prinsip itulah yang di tegakkan Bung Hatta ketika memimpin suatu
negara, ketika itulah Bung Hatta yang memimpin rakyat menjadi damai dan sejahtera.
Berbeda sekali dengan pada masa saat sekarang di banding pada masa Bung Hatta.
Kepentingan negara tidak ada sangkut pautnya dengan usaha memupuk kepentingan keluarga.
Rahasia neggara tetap rahasia tehadap siapapun.Walaupun Kak Hatta amat percaya padamu.
Tetapi rahasia negara adalah rahasia yang tidak pantas dibocorkan.Biarlah kita rugi sedikit, Demi
kepentingan negara keseluruhan
M = Merasakan
Saya merasakan tak mau membuka rahasia negara itu baik untuk dilaksanakan supaya
tidak ada rahasia negara yang terbuka oleh masyarakat,rahasia wajib untuk tidak di beritahu
semua orang. Ini di rasakan pada anak mahasiswa dan dikalangan remaja dan juga pada
pemimpin-pemimpin kita pada saat sekarang ini.
12
Saya merasa tak mau membuka rahasia negara banyak juga yang belum terlaksana
dengan sepenuhnya karena rahasia negara untuk saat sekarang belum bisa terjaga dengan baik.
Rasanya perlu untuk kita perbaiki di masa yang akan datang.
B = Bersikap
Sikap saya tentang tak mau membuka rahasia negara ini sangat bertentangan dengan
hukum, apabila rahasia negara terbongkar maka orang tersebut akan beurusan dengan hukum.
Dan saya akan bersikap supaya rahasia negara ini tetap terjaga dengan baik dan akan berusaha
untuk mencontoh sikap dari Bung Hatta tersebut. Saya harus mampu untuk menegakkan tak mau
membuka rahasia negara di manapun saya berada
Tak mau membuka rahasia pada jamaah mesjid,tak mau membuka rahasia pada siswa,tak
mau membuka rahasia dalam masyarakat dan terhadap rahasia negara.
B = Bertindak
Saya akan bertindak tegas bila tak mau membuka rahasia negara ini tidak dilaksanakan
dengan baik. Baik di tempat saya maupun ditengah-tengah masyarakat karena itu merupakan
suatu rahasia bagi negara kita.
Tindakan tegasnya kadang-kadang bisa dalam bentuk menantang seperti berhubungan
dengan masalah hokum secara langsunga atau saya yang akan melakukan secara diam-diam
harus saya perbaiki untuk demi negara.
B = Bertanggung jawab
Saya bertanggung jawab untuk melestarikan kepada generasi berikutnya,dengan cara
mencontoh sifat yang dimiliki Bung Hatta yaitu tidak mau melibatkan masalah negara yang ada
dengan urusan pribadinya ketika Bung Hatta pejabat sebagai wakil presiden Republik Indonesia.
Tak mau membuka rahasia negara yang kita pertanggung jawabkan adalah rahasia yang
sesuai dengan peraturan adat Minang,rahasia yang sesuai dengan undang-undang yang berlaku
pada Saat sekarang dan juga pancasila.
13
7. Tak mau disogok oleh Belanda
Belanda orang yang pernah menjajah negara Indonesia, ketika dia menjajah negara
Indonesia rakyat di buatnya menjadi sengsara,rakyat disuruh-suruh oleh belanda.Rakyat disuruh
menanam rempah-rempah lalu dijual ke Belanda. Orang Belanda membelinya dengan
harga,rakyat tidak di perbolehkan menjualnya kepada orang lain,rakyat harus menjual hasil
tanamnya kepada orang Belanda.Belanda mempunyai prinsip yaitu hasil tanam paksa atau
monopoli.
B = Berpikir
Saya berpikir bahwa Bung Hatta orangnya tak mau disogok oleh Belanda.Bung Hatta
tidak mau disogok oleh apapun baik itu sogok itu berupa uang atau benda Bung Hatta tidak
mau.karena menerima uang sogok itu tidak baik menurut Bung Hatta.
Mereka membeli dengan harga rempah-rempah murah kepada rakyat itu sifat Belanda,
Negara Indonesia sekarang ada juga yang namanya sogok,bisa kita lihat ketika ingin masuk PNS
saja tidak ada yang murni,sebagian orang mempergunakan uang sogok supaya bisa untuk lulus
untuk saat sekarang sogok merajaleleh bagi negara Indonesia kalau tidak disogok tidak lulus.
Tapi itu semua tidak bagi PNS saja ketika masuk sekolah pengguruan tinggi juga seperti itu.
Tidak ada dengan benar-benar dengan pikiran atau secara murni.
M = Merasakan
Saya merasakan tak mau disogok oleh belanda supaya negara Indonesia ini bisa membuat
rakyat menjadi semakin sejahtera. Saya merasa tak mau disogok Belanda ini sudah sesuai dengan
keadaan perubahan zaman.
Rasanya perlu untuk kita perbaiki dimasa yang akan datang supaya negara kita bebas dari
sogok-sogoan.Kita perbaiki untuk juga demi kedamaian negara kita.Itu semua di rasakan kita
mengikuti tes seperti masuk pengguruan tinggi dan ikut tes PNS. Dan semua orang juga
merasakan baik itu bagi anak mahasiswa ataupun masyakarat.
14
B = Bersikap
Sikap saya tentang tak mau disogok oleh Belanda ini baik untuk dilaksanakan dan di
terapkan buat negara kita untuk saat sekarang,supaya negara Indonesia menjadi negara yang
murni dan bebas dari uang sogok.
Saya harus mampu menegakkan tak mau disogok ini di manapun saya berada,ini juga
demi untuk kita semua supaya apa yang kita lakukan tidak ada yang namanya sogoan.Baik ketika
saya berada dimanapun.
B = Bertindak
Saya akan bertindak tegas untuk demi kebaikan kita semua untuk menghapus yang
namanya sogok,itu tidak baik untuk diterapkan buat negara kita.Bila tak mau disogok ini
dilaksanakan akan terjadi negara yang tidak aman atau kekacauan.
Itu akan diterapkan baik di tempat saya berada maupun ditengah-tengah masyarakat.
Tindakan tegas itu bisa dalam bentuk menantang secara langsung atau saya yang akan turun
tangan secara diam-diam harus di perbaiki masalah sogok tersebut
B = Bertanggung jawab
Saya akan bertanggung jawab untuk mewariskan kepada generasi berikutnya.Dan
menjelaskan kepda semua orang kalau sogok itu tidak baik untuk dilaksanakan dan akan
menimbulkan suatu negara yang tidak akan damai.
Kita pertanggung jawabkan adalah yang sesuai dengan ajaran yang ada dan menurut
ajaran agama,kalau di bawa ke ajaran agama namanya sogok itu tidak baik karena sangat
bertentangan dengan ajaran agama.Dan juga harus sesuai dengan ketetapan undang-undang yang
ada.
8. Merdeka dulu baru menikah
Bung Hatta pernah berikrar untuk tidak menikah sebelum kemerdekaan
Indonesia,dibenarkan oleh Bu Rahmi.Beliau memang menepati kaulnya. Bung Hatta dan Bu
Rahmi baru menikah 18 november 1945,persis tiga bulan setelah proklamasi kemerdekaan RI.
Bung Hatta berjanji pada Bu Rahmi baru menikah setelah kemerdekaan teruwujud, namun
15
hubungan keduanya sudah berlangsung sejak zaman jepang.Jadi memang ada”tenggang waktu”
antara pertemuan pertama sampai menghadap penghulu nikah untuk melafazkan ijab-kabul.
Tetapi Bung Hatta orangnya serius,apalagi situasi waktu itu merupakan situasi
perjuangan,membuat kami tidak sempat bercintaan sebagai lazimnya anak-anak generasi
muda,kata Bu Rahmi pada kesempatan wawancara 10 tahun silam. Namun keduanya sempat
sempat surat-suratan.
Dan, yang menjadi “kurir” menyampaikan surat timbal balik adalah Bung
Karno.Walaupun sudah menjadi presiden RI,ia tetap menyatakan kesedian dan memperlihatkan
kebahagian luar biasa,atas sudah adanya titik terang kemungkinan pernikahan Bung Hatta.
Karno dan Bung Hatta waktu itu lebih akrab dari dua orang bersaudara.Sudah sejak lama Bung
Karno merasa prihatin atas kesendirian Bung Hatta.Ialah yang selalu mendesak agar agar Bung
Hatta segera kawin.Waktu itulah ia mengucapkan janji,bahwa belum akan menikah sebelum
terwujudnya kemerdekaan Indonesia.
Pada tanggal 18 November 1945,keduanya resmi menjadi suami istri.Akad nikah
berlangsung di rumah peristirahatan Mega Mendung,Puncak dalam suatu upacara yang amat
sederhana di kalangan terbatas.Berakhirlah masa bujang Bung Hatta dalam usia 43 tahun.Ia
memang menepati janjinya ,melaksanakan pernikahan setelah terwujudnya kemerdekaan
Indonesia. Dalam usia perkawinan tiga bulan, pemerintah RI sudah harus hijrah dan boyong ke
Yogyakarta.Tak berarti ditempat yang baru ini lebih tenang.Ternyata disini pun muncul
tantangan-tantangan baru. Seperti meletusnya Agresi Belanda I.Bu Rahmi sendiri diungsi ke
Sarangan dekat Madium.
Beberapa bulan Bung Hatta mengadakan perjalanan ke Sumatra meninggalkan
keluarganya.Dari Bukittinggi langsung terbang ke India,sehingg keluarga yang baru dihina
terpaksa ditinggal beberapa bulan. Itu makanya Bu Rahmi mengatakan,pada beberapa tahun
pertama perkawinannya,penuh dengan pristiwa yang mencekam dan memegangkan.
Tetepi wanita pendamping Bung Hatta ini tak pernah kecil hati dan selalu tabah.Iaamat
memahami situasi perjuangan di saat-saat yang amat kritis.Ia siap menghadapi keadaan yang
bagaimanapun.Ia amat sadar bahwa Bung Hatta bukan hanya sekedar suaminya,tetapi seorang
pemimpin bangsa yang tengah bergalut antara hidup dan mati,dalam mempertahankan
kemerdekaan dan menegakkan harga diri sebagai bangsa yang terhomat. Bung Hatta mencintai
ilmu dan istri.Bung Hatta menyerahkan hadiah perkawinannya sebuah buku karangan Sokrates.
16
B = Berpikir
Saya berpikir bahwa merdeka dulu baru menikah itulah yang dilakukan Bung Hatta,Bung
Hatta tidak mau menikah sebelum merdeka tapi ketika itu Bung Hatta sudah menemui pilihannya
yaitu Bu Rahmi.Bung Hatta mempunyai prinsip sebelum merdeka negara Indonesia maka beliau
belum mau menikah karena itu sudah menjadi tanggung jawab Bung Hatta selaku pemimpin,Bu
Rahmi sabar dan tabah apa yang dilakukan Bung Hatta.Bung Hatta lebih mementingkan
kepentingan rakyat dari pada dirinya sendiri.
Dan saya berpikir kalau untuk mencari pemimpin yang memiliki hati baik seperti Bung
Hatta untuk saat sekarang sulit mana mau pemimpin sekarang mempunyai prinsip merdeka dulu
baru menikah,kebanyakan menikah dulu.pemimpin sekarang banyak mementingkan diri
pribadinya sendiri.
M = Merasakan
Saya merasakan pada masa Bung Hatta merdeka dulu baru menikah karena itu semua
prinsip dari Bung Hatta,kepentingan rakyat sangat penting bagi Bung Hatta.Ketika itu pula
rakyat merasa sejahtera.
Saya sangat merasa pada masa Bung Hatta,tapi pada masa untuk saat sekarang belum ada
menemukan pemimpin yang seperti pada masa Bung Hatta yang mempunyai sifat merdeka dulu
baru menikah.Rasanya perlu kita perbaiki hal yang seperti itu dimasa yang akan datang.
B = Bersikap
Sikap saya tentang merdeka dulu baru menikah baik untuk dilaksanakan berarti ini sangat
mencerminkan sikap peduli terhadap bangsa dan negara kita.sikap seperti ini yang dijadikan
sebagai pedoman untuk pemimpin rakyat yaitu memerlukan kepentingan rakyat di banding
kepentingan pribadi.
Saya harus mampu menegakkan merdeka dulu baru menikah di mana pun saya berada
baik itu di tengah-tengah masyarakat demi untuk mewujudkan negara Indonesia yang damai.
17
B = Bertindak
Saya akan bertindak tegas bila tindakan yang dilakukan Bung Hatta membuat orang lain
menjadi yang paham atau tidak setuju maka saya akan bertindak karena contoh dari Bung Hatta
ini baik. Tindakan bisa dilaksanakan secara langsung dan bisa secara diam-diam.
B = Bertanggung jawab
Saya bertanggung jawab melestarikan sistem ini kepada generasi saya yang
berikutnya,karena merdeka dulu baru menikah yang kita pertanggung jawab adalah yang sesuai
dengan undang-undang yang ada.
18
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bung Hatta Berpendirian Teguh
Semua contoh yang dilakukan Bung Hatta sangat baik untuk dijadikan sebagai pedoman
atau patokan untuk menjadikan rakyat yang sejahtera,damai dan rukun.Mudah-mudahan contoh
atau sikap Bung Hatta bisa dilestarikan buat generasi yang berikutnya seperti:
1. Taat dengan hukuman paman
2. Mengarak bola tak mau memasukan sendiri
3. Tak mau menerima honor
4. Tak mau menerima harta karun
5. Tak mau dirayu anak gadis
6. Tak mau membuka rahasia negara
7. Tak mau disogok oleh Belanda
8. Merdeka dulu baru menikah.
19
Daftar Pustaka
Dt.Rajo Pengulu,M.Sayuti.2002.Bung Hatta Suri Tauladan Kita; Cara Baik Bung Hatta.Padang:
Mega Sari
Hatta,Muhammad.1972.Muhammad Hatta Memoar – Tinta Mas.Jakarta.Mutiara.