Top Banner

of 35

tugas pak taupik.pdf

Oct 09, 2015

Download

Documents

Novi Dwi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Madrasah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang bertanggungjawab

    atas keberhasilan dibidang pendidikan. Untuk keberhasilan proses pendidikan

    itu diperlukan adanya keharmonisan kerjasama antar komponen yang ada di

    dalamnya. Komponen tersebut adalah guru, siswa, bahan atau materi, alat atau

    media, dan metode.

    Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan yang setara dengan

    SD (Sekolah Dasar), bedanya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang

    diberikan di SD diperinci menjadi beberapa mata pelajaran di Madrasah

    Ibtidaiyah, seperti Quran Hadits, Fiqih, Aqidah Akhlak, Sejarah Kebudayaan

    Islam, dan beberapa mata pelajaran tambahan lainnya.

    Pembelajaran agama Islam selama ini dirasa membosankan dan kurang

    menarik bagi peserta didik. Sehingga banyak dari mereka yang kurang begitu

    antusias dalam mengikuti proses pembelajaran serta kurang memperhatikan

    materi-materi agama yang disampaikan. Keadaan ini tidak dapat dipungkiri

    juga dapat terjadi pada proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.

    MI Raudlatul Mutaallimin mempunyai 6 kelas yaitu satu kelas untuk

    setiap tingkatannya. Kelas V MI Raudlatul Mutaallimin jumlah muridnya ada

    28 siswa yang terdiri dari 16 siswa perempuan dan 12 siwa laki-laki.

  • 2

    2

    Berdasarkan wawncara dengan guru SKI prestasi keterampilan berceita kelas V

    masih rendah, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa yaitu 52,13 masih

    dibawah KKM sekolah yaitu 70.

    Berdasarkan hasil pengamatan proses pembelajaran yang digunakan di

    MI Raudlatul Mutaallimin adalah pembelajaran berpusat pada guru. Siswa

    masih belum aktif dalam kegiatan pembelajaran, karena selama pembelajaran

    guru banyak memberikan ceramah dengan membaca langsung dari buku.

    Sehingga siswa merasa bosan dalam proses pembelajaran.

    Menurut keterangan guru SKI kelas V MI Raudlatul Mutaallimin

    Lamongan, sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam proses bercerita

    sejarah nabi. Sementara itu proses belajar mengajar pada materi hijrah nabi,

    guru lebih sering membaca materi dari buku, siswa cenderung pasif dan

    aktifitas siswa yang sering dilakukan hanya mnecatat dan menyalin. Siswa

    masih malu bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan dalam proses

    bercerita.

    Berdasrkan maslah tersebut peneliti berpendapat perlunya dilakukan

    perbaikan proses pembelajaran padasiswa kelas V.hal ini dilakukandengan

    tujuan agar siswa dapat ikut berperan aktif selama proses pembelajaran

    berlangsung. Siswa saling bertukar pikiran dalam memahami konsep hijrah

    nabi serta mampu menerangkan kembali materi tersebut. Maka diperlukan

    media pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa selama kegiatan belajar

    mengajar.model pembelajaran yang lebih endorong kaktifan,kemandirian dan

    tanggung jawab dalam diri siswa. Melalui penerapan media pembelajaran buku

  • 3

    3

    gambar tiga dimensi diharapkan dapt meningkatkan keterampilan bercerita

    siswa pada materi hijrah nabi kelas V.

    Sesuai dengan uraian di atas maka peneliti mengadakan penelitian

    dengan judul Peningkatan Kemampuan Bercerita Sejarah Melalui Media

    Buku Cerita Bergambar 3 Dimensi Pada Siswa Mi Kelas V Raudlatul

    Mutaallimin Lamongan pada pokok bahasan hijrah nabi kelas V MI

    Raudlatul Mutaallimin. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah

    media pembelajaran buku bergambar tiga dimensi dapat meningkatkan

    keaktifan dan keterampilan bercerita siswa pada materi hijrah nabi.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian diatas rumusan masalah yang diajukan dalam

    penelitian tindakan kelas ini adalah:

    1. Apakah penerapan media pembelajaran buku gambar tiga dimensi dapat

    meningkatkan keaktifan keterampilan siswa pada materi hijrah nabi di

    kelas V MI RaudlatulMutaallimn Lamongan?

    2. Apakah penerapan media pembelajran buku bergambar tiga dimensi

    dapat meningkatkan prestasi keterampilan bercerita siswa pada materi

    hijrah nabi dikelas V MI RaudlatulMutaallimn Lamongan?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasaran rumusan masalah diatas, tujuan penelitian tindakan kelas ini

    adalah.

  • 4

    4

    1. Meningkatkan keaktifan keterampilan bercerita siswa pada materi

    materi hijrah nabi di kelas V MI RaudlatulMutaallimn Lamongan

    melalui penerapan media pembelajaran buku gambar tiga dimensi.

    2. Meningkatkan prestasi keterampilan bercerita siswa pada materi materi

    hijrah nabi di kelas V MI RaudlatulMutaallimn Lamongan melalui

    penerapan media pembelajaran buku gambar tiga dimensi.

    D. Manfaat Hasil Penelitian

    Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat

    yaitu:

    1. Bagi Guru

    Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan model pembelajaran

    dengan tujuan agar dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi

    keterampilan bercerita siswa.

    2. Bagi siswa

    Sebagai wahana baru dalam proses meningkatkan keaktifan dan

    prestasi keterampilan bercerita sejarah nabi.

    3. Bagi peneliti

    Sebagai pengembangan pengetahuan tentang pnelitian dalam

    pembelajaran SKI.

  • 5

    5

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. TINJAUAN TENTANG KETERAMPILAN

    1. PENGERTIAN KETERAMPILAN

    Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata terampil adalah

    kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Kata keterampilan sama artinya

    dengan kata kecekatan. Terampil atau cekatan adalah kepandaian

    melakukan sesuatu dengan cepat dan benar. Seseorang yang dapat

    melakukan sesuatu dengan cepat tetapi salah tidak dapat dikatakan

    terampil. Demikian pula apabila seseorang dapat melakukan sesuatu

    dengan benar tetapi lambat, juga tidak dapat dikatakan terampil

    (Soemarjadi, Muzni Ramanto, Wikdati Zahri,1991:2).1

    Sedangkan ruang lingkup keterampilan sendiri cukup luas, meliputi

    kegiatan berupa perbuatan, berpikir, berbicara, melihat, mendengar, dan

    sebagai. Dalam pembelajaran, keterampilan dirancang sebagai proses

    komunikasi belajar untuk mengubah perilaku siswa menjadi cekat, cepat, dan

    tepat dalam melakukan atau menghadapi sesuatu.

    Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah suatu

    bentuk kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan dalam

    mengerjakan sesuatu secara efektif dan efisien.

    1 Li

  • 6

    6

    B. TINJAUAN TENTANG BERCERITA

    1. PENGERTIAN BERCERITA

    Bercerita merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat produktif.

    Artinya, dalam bercerita seseorang melibatkan pikiran, kesiapan mental,

    keberanian, perkataan yang jelas sehingga dapat dipahami oleh orang lain.

    Menurut Burhan Nurgiyantoro (2001: 278), ada beberapa bentuk tugas

    kegiatan berbicara yang dapat dilatih untuk meningkatkan dan

    mengembangkan keterampilan bercerita pada siswa, yaitu (1) bercerita

    berdasarkan gambar, (2) wawancara, (3) bercakap-cakap, (4) berpidato, (5)

    berdiskusi. Bercerita merupakan salah satu kebiasaan masyarakat sejak

    dahulu sampai sekarang. Hampir setiap siswa yang telah menikmati suatu

    cerita akan selalu siap untuk menceritakannya kembali, terutama jika

    cerita tersebut mengesankan bagi siswa.

    Menurut Burhan Nurgiyantoro (2001: 289), bercerita merupakan salah

    satu bentuk tugas kemampuan berbicara yang bertujuan untuk

    mengungkapkan kemampuan berbicara yang bersifat pragmatis. Ada dua

    unsur penting yang harus dikuasai siswa dalam bercerita yaitu linguistik

    dan unsur apa yang diceritakan. Ketepatan ucapan, tata bahasa, kosakata,

    kefasihan dan kelancaran, menggambarkan bahwa siswa memiliki

    kemampuan berbicara yang baik. 9Tarigan (1981: 35) menyatakan bahwa

    bercerita merupakan salah satu keterampilan berbicara yang bertujuan

    untuk memberikan informasi kepada orang lain. Dikatakan demikian

    karena bercerita termasuk dalam situasi informatif yang ingin membuat

  • 7

    7

    pengertian-pengertian atau maknamakna menjadi jelas. Dengan bercerita,

    seseorang dapat menyampaikan berbagai macam cerita, ungkapan

    berbagai perasaan sesuai dengan apa yang dialami, dirasakan, dilihat,

    dibaca dan ungkapan kemauan dan keinginan membagikan pengalaman

    yang diperolehnya. Dengan kata lain, bercerita adalah salah satu

    keterampilan berbicara yang bertujuan untuk memberikan informasi

    kepada orang lain dengan cara menyampaikan berbagai macam ungkapan,

    berbagai perasaan sesuai dengan apa yang dialami, dirasakan, dilihat, dan

    dibaca.

    2. Tujuan Bercerita

    Pada dasarnya, tujuan utama dari bercerita adalah untuk

    berkomunikasi atau bertukar informasi dengan orang lain. Agar dapat

    menyampaikan pikiran secara efektif, seorang yang bercerita harus

    memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan. Hal ini

    sejalan dengan pendapat Burhan Nurgiyantoro (2001: 277), yang

    mengemukakan bahwa tujuan bercerita adalah untuk mengemukakan

    sesuatu kepada orang lain.

    Sementara itu, Tarigan (1981: 17) mengungkapkan tiga tujuan umum

    dari kegiatan bercerita yaitu sebagai berikut:

    Memberitahukan dan melaporkan (to inform),

    Menjamu dan menghibur (to entertain),

    Membujuk, mengajak, mendesak, dan meyakinkan (to persuade).

  • 8

    8

    Mudini dan Salamat Purba (2009: 4) menjelaskan tujuan bercerita, sebagai

    berikut:

    a. Mendorong atau menstimulasi.

    Maksud dari mendorong atau menstimulasi yaitu apabila pembicara

    berusaha memberi semangat dan gairah hidup kepada pendengar.

    Reaksi yang diharapkan adalah menimbulkan inpirasi atau

    membangkitkan emosi para pendengar. Misalnya, pidato Ketua

    Umum Koni di hadapan para atlet yang bertanding di luar negeri

    bertujuan agar para atlet memiliki semangat bertanding yang cukup

    tinggi dalam rangka membela Negara.

    b. Meyakinkan

    Maksud dari meyakinkan yaitu apabila pembicara berusaha

    mempengaruhi keyakinan, pendapat atau sikap para pendengar. Alat

    yang paling penting dalam meyakinkan adalah argumentasi. Untuk itu,

    diperlukan bukti, fakta, dan contoh konkret yang dapat memperkuat

    argumentasi untuk meyakinkan pendengar.

    c. Menggerakkan

    Maksud dari menggerakkan apabla pembicara menghendaki adanya

    tindakan atau perbuatan dari para pendengar. Misalnya, berupa seruan

    persetujuan atau ketidaksetujuan, pengumpulan dana,

    penandatanganan suatu resolusi, mengadakan aksi sosial. Dasar dari

    tindakan atau perbuatan itu adalah keyakinan yang mendalam atau

    terbakarnya emosi.

  • 9

    9

    d. Menginformasikan

    Maksud dari menginformasikan yaitu apabila pembicara ingin

    memberi informasi tentang sesuatu agar para pendengar dapat

    mengerti dan memahaminya. Misalnya seorang guru menyampaikan

    pelajaran di kelas, seorang dokter menyampaikan masalah kebersihan

    lingkungan, seorang polisi menyampaikan masalah tertib berlalu

    lintas, dan sebagainya.

    e. Menghibur

    Maksud dari menghibur yaitu apabila pembicara bermaksud

    menggembirakan atau menyenangkan para pendengarnya.

    Pembicaraan seperti ini biasanya dilakukan dalam suatu resepsi, ulang

    tahun, pesta, atau pertemuan gembira lainnya. Dari penjelasan yang

    telah dikemukakan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

    tujuan dari kegiataan bercerita adalah untuk berkomunikasi dengan

    orang lain dengan cara melaporkan, membujuk, mengajak dan

    meyakinkan.

    3. Jenis-jenis Cerita

    Berdasarkan ciri-cirinya, cerita dibagi menjadi 2, yaitu sebagai

    berikut:

    a. Cerita Lama

    Cerita lama umumnya mengisahkan kehidupan klasik yang

    mencerminkan struktur kehidupan manusia di zaman lama. Jenis-

  • 10

    10

    jenis cerita lama menurut Desy (Taningsih, 2006: 7) adalah

    sebagai berikut:

    1) Dongeng

    Cerita tentang sesuatu yang tidak masuk akal, tidak benar

    terjadi dan bersifat fantastis atau khayal. Macam-macam

    dongeng adalah sebagai berikut:

    a. Mite

    Adalah cerita atau dongeng yang berhubungan dengan

    kepercayaan masyarakat setempat tentang adanya

    makhluk halus.

    b. Legenda

    Adalah dongeng tentang kejadian alam yang aneh dan

    ajaib.

    c. Fabel

    Adalah dongeng tentang kehidupan binatang yang

    diceritakan seperti kehidupan manusia.

    d. Sage

    Adalah dongeng yang berisi kegagahberanian seorang

    pahlawan yang terdapat dalam sejarah, tetapi cerita

    bersifat khayal.

    2) Hikayat

    Adalah cerita yang melukiskan raja atau dewa yang bersifat

    khayal.

  • 11

    11

    3) Cerita Berbingkai

    Adalah cerita yang didalamnya terdapat beberapa cerita

    sebagai sisipan.

    4) Cerita Panji

    Adalah bentuk cerita seperti hikayat tapi berasal seperti

    kesusastraan jawa.

    5) Tambo Adalah cerita mengenai asal-usul keturunan, terutama

    keturunan raja-raja yang dicampur dengan unsur khayal.

    b. Cerita Baru

    Cerita baru adalah bentuk karangan bebas yang tidak berkaitan

    dengan sistem sosial dan struktur kehidupan lama. Cerita baru

    dapat dikembangkan dengan menceritakan kehidupan saat ini

    dengan keanekaragaman bentuk dan jenisnya. Contoh dari cerita

    baru adalah novel, cerita pendek, cerita bersambung dan

    sebagainya. Jenis cerita yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah jenis cerita lama yaitu berupa fabel. Peneliti memilih fabel

    karena fabel merupakan cerita tentang binatang yang banyak

    disukai oleh anak-anak. Selain itu, alur cerita dalam fabel mudah

    dipahami dan dekat dengan kehidupan sehari-hari anak.

    4. Manfaat Bercerita

    Tadkiroatun Musfiroh (2005: 95) ditinjau dari beberapa aspek,

    menyatakan bahwa manfaat bercerita, adalah sebagai berikut:

    a. Membantu pembentukan pribadi dan moral anak

  • 12

    12

    b. Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi

    c. Memacu kemampuan verbal anak

    d. Merangsang minat menulis anak

    e. Membuka cakrawala pengetahuan anak

    Sedangkan, Bachtiar S. Bachri (2005: 11), mengatakan bahwa

    manfaat bercerita adalah dapat memperluas wawasan dan cara berfikir

    anak, sebab dalam bercerita anak mendapat tambahan pengalaman

    yang bisa jadi merupakan hal baru baginya. Dari uraian yang telah

    dikemukakan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa manfaat

    bercerita adalah menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi

    sehingga dapat memperluas wawasan dan cara berfikir anak.

    5. Faktor-faktor Penunjang dan Penghambat Keefektifan Bercerita

    Bercerita merupakan kegiatan untuk menyampaikan pesan atau

    informasi kepada orang lain secara lisan. Dalam menyampaikan pesan

    atau informasi seorang pembicara harus memperhatikan faktor-faktor

    yang dapat menunjang keefektifan bercerita. Adapun faktor yang

    harus diperhatikan adalah faktor kebahasaan dan nonkebahasaan.

    Arsjad dan Mukti (1993: 17-22) mengemukakan faktor-faktor

    kebahasaan dan nonkebahasaan yang dapat menunjang kekefektifan

    bercerita sebagai berikut: faktor kebahasaan meliputi : (a) ketepatan

    ucapan, (b) penekanana tekanan nada, sendi dan durasi, (c) pilihan

    kata, (d) ketepatan penggunaan kalimat, (e) ketepatan sasaran

    pembicaraan; faktor nonkebahasaan meliputi: (1) sikap yang wajar,

  • 13

    13

    tenang, dan tidak kaku, (2) pandangan harus diarahkan pada lawan

    bicara, (3) kesediaan menghargai pendapat orang lain, (4) gerak-gerik

    dan mimik yang tepat, (5) kenyaringan suara, (6) relevansi/penalaran,

    (7) penguasaan topik.

    Sedangkan, faktor yang menghambat dalam keefektifan

    keterampilan bercerita yaitu: (a) faktor fisik, merupakan faktor yang

    ada dalam partisipan sendiri dan faktor yang berasal dari luar

    partisipan, (b) faktor media, terdiri dari faktor linguistik dan faktor

    nonlinguistik (misalnya tekanan, lagu, irama, ucapan dan isyarat gerak

    tubuh), (c) faktor psikologis, merupakan kondisi kejiwaan partisipan

    dalam keadaan marah, menangis, dan sakit.

    C. TINJAUAN TENTANG SEJARAH

    1. PENGERTIAN SEJARAH

    Sejarah merupakan kejadian masa lampau yang tak boleh kita

    lupakan, karena tanpa adanya sejarah kita tidak akan ada pada zaman

    seperti sekarang ini. Oleh karena itu disini akan dibagikan sedikit

    informasi tentang pengertian sejarah.

    Pengertian Sejarah Menurut para Ahli, Patrick Gardiner

    Sejarah adalah ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh

    manusia. Roeslan Abdulgani, Ilmu sejarah adalah salah satu cabang

    ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis

    keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa

    lampau beserta kejadian-kejadian dengan maksud untuk kemudian

  • 14

    14

    menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya tersebut, untuk

    selanjutnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan

    penentuan keadaan sekarang serta arah proses masa depan.

    Moh. Yamin Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun

    atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan

    dengan bahan kenyataan. Ibnu Khaldun (1332-1406) Sejarah

    didefinisikan sebagai catatan tentang masyarakat umum manusia atau

    peradaban manusia yang terjadi pada watak/sifat masyarakat itu.

    J.V. Bryce, Sejarah adalah catatan dari apa yang telah dipikirkan,

    dikatakan, dan diperbuat oleh manusia. Dan menurut W.H. Walsh

    Sejarah itu menitikberatkan pada pencatatan yang berarti dan penting

    saja bagi manusia. Catatan itu meliputi tindakan-tindakan dan

    pengalaman-pengalaman manusia di masa lampau pada hal-hal yang

    penting sehingga merupakan cerita yang berarti.

    Moh. Ali dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia,

    mempertegas pengertian sejarah sebagai berikut:

    1. Jumlah perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam

    kenyataan di sekitar kita.

    2. Cerita tentang perubahan-perubahan, kejadian, atau peristiwa

    dalam kenyataan di sekitar kita.

    3. Ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian,

    dan atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita

  • 15

    15

    Dari beberapa uraian di atas dibuat kesimpulan sederhana bahwa

    sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala

    peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam

    kehidupan umat manusia. Dalam kehidupan manusia, peristiwa

    sejarah merupakan suatu peristiwa yang abadi, unik, dan penting.

    1. Peristiwa yang abadi

    2. Peristiwa sejarah tidak berubah-ubah dan tetap dikenang sepanjang

    masa.

    3. Peristiwa yang unik

    4. Peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali dan tidak pernah terulang

    persis sama untuk kedua kalinya.

    5. Peristiwa yang penting

    6. Peristiwa sejarah mempunyai arti dalam menentukan kehidupan

    orang banyak.

    Pengertian Sejarah Secara Etimologi

    Kata sejarah secara harafiah berasal dari kata Arab ( :

    ajaratun) yang artinya pohon. Dalam bahasa Arab sendiri, sejarah

    disebut tarikh ( ). Adapun kata tarikh dalam bahasa Indonesia

    artinya kurang lebih adalah waktu atau penanggalan. Kata Sejarah

    lebih dekat pada bahasa Yunani yaitu historia yang berarti ilmu atau

    orang pandai. Kemudian dalam bahasa Inggris menjadi history, yang

  • 16

    16

    berarti masa lalu manusia. Kata lain yang mendekati acuan tersebut

    adalah Geschichte yang berarti sudah terjadi.

    Dalam istilah bahasa-bahasa Eropa, asal-muasal istilah sejarah

    yang dipakai dalam literatur bahasa Indonesia itu terdapat beberapa

    variasi, meskipun begitu, banyak yang mengakui bahwa istilah sejarah

    berasal-muasal,dalam bahasa Yunani historia. Dalam bahasa Inggris

    dikenal dengan history, bahasa Prancis historie, bahasa Italia storia,

    bahasa Jerman geschichte, yang berarti yang terjadi, dan bahasa

    Belanda dikenal gescheiedenis.

    Melihat pada makna secara kebahasaan dari berbagai bahasa di atas

    dapat ditegaskan bahwa pengertian sejarah menyangkut dengan waktu

    dan peristiwa. Oleh karena itu masalah waktu penting dalam

    memahami satu peristiwa, maka para sejarawan cenderung mengatasi

    masalah ini dengan membuat periodisasi.

    D. Tinjauan tentang media gambar tiga dimensi

    1. Pngertian tentang media gambar

    Menurut Yusuf Hadi Miarso seperti dikutip Dwi Rianarwati (2006:

    8), media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

    merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga bisa

    mendorong terjadinya proses belajar pada siswa.

    Menurut Oemar Hamalik (1986:43) berpendapat bahwa Gambar

    adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua

    dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran. Sedangkan dalam

  • 17

    17

    Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 329) Gambar adalah tiruan

    barang, binatang, tumbuhan dan sebagainya.

    Menurut Arief Sadiman, Dkk (2003: 28-29): Media grafis visual

    sebagimana halnya media yang lain. Media grafis untuk menyalurkan

    pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai

    menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampikan

    dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Simbol-simbol

    tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampian pesan

    dapat berhasil dan efisien.

    Menurut Sudjana (2007: 68), pengertian media gambar adalah

    media visual dalam bentuk grafis. Media grafis didefinisikan sebagai

    media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan

    kuat melalui suatu kombinasi pengungkapan kata-kata dan gambar-

    gambar. Sedangkan Azhar Arsyad (1995: 83), mengatakan bahwa

    media gambar adalah berbagai peristiwa atau kejadian, objek yang

    dituangkan dalam bentuk gambar-gambar, garis, katakata, simbol-

    simbol, maupun gambaran.

    Secara khusus gambar berfungsi untuk menarik perhatian,

    memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang

    mungkin cepat akan dilupakan atau diabaikan tidak digambarkan.

    Gambar termasuk media yang relatif mudah ditinjau dari segi

    biayanya.

  • 18

    18

    Menurut Arief S. Sadiman (2009: 99-187), langkah-langkah

    pengembangan media adalah sebagai berikut:

    a. Penyusunan Rancangan

    Urutan dalam mengembangkan program media itu dapat

    diutarakan sebagai berikut:

    1. Analisis Kebutuhan Dan Karakteristik Siswa

    Dalam proses belajar mengajar yang dimaksud dengan

    kebutuhan adalah kesenjangan antara kemampuan,

    keterampilan dan sikap siswa yang kita inginkan

    dengan kemampuan, keterampilan, dan sikap siswa

    yang mereka miliki sekarang.

    Dari kesenjangan itu dapat diketahui apa yang

    diperlukan atau dibutuhkan siswa. Sebagai perancang

    program media guru harus dapat mengetahui

    pengetahuan atau keterampilan awal siswa. Suatu

    program media akan dianggap terlalu mudah bagi siswa

    bila siswa tersebut telah memiliki sebagian besar

    pengetahuan atau keterampilan yang disajikan oleh

    program media itu (Arief S. Sadiman, 2009:103).

    2. perumusan tujuan

    Dalam proses belajar mengajar, tujuan instruksional

    merupakan faktor yang sangat penting. Tujuan ini

    merupakan pernyataan yang menunjukkan perilaku

  • 19

    19

    yang harus dapat dilakukan siswa setelah ia mengikuti

    proses instruksional tertentu. Dengan tujuan seperti itu,

    baik guru maupun siswa dapat mengetahui dengan pasti

    perilaku apa yang harus dapat dilakukan siswa setelah

    proses instruksional selesai. Dalam perumusan tujuan

    ada dua jenis tujuan intruksional, yaitu tujuan

    intruksional umum dan tujuan instruksional khusus.

    Tujuan instruksional umum adalah tujuan akhir dari

    suatu kegiatan instruksional. Tujuan instruksional

    khusus merupakan penjabaran dari tujuan instruksional

    umum.

    3. Pengembangan Materi Sebagai Pendukung

    Pengembangan Media Pembelajaran Pengembangan

    materi disini maksudnya adalah bahan pelajaran apa

    yang harus dipelajari oleh siswa atau pengalaman

    belajar apa yang harus dilakukan oleh siswa agar tujuan

    instruksional tercapai. Untuk dapat mengembangkan

    bahan instruksional yang mendukung tercapainya

    tujuan itu, tujuan yang telah dirumuskan tadi harus

    dianalisis lebih lanjut. Dengan cara ini akan diperoleh

    sub kemampuan dan sub keterampilan, serta sub-sub

    kemampuan dan sub-sub keterampilan (Arief S.

    Sadiman, 2009: 112).

  • 20

    20

    4. Perumusan Alat Pengukur Keberhasilan

    Alat pengukur keberhasilan dapat berupa tes,

    penugasan, ataupun daftar cek perilaku. Alat pengukur

    keberhasilan harus dikembangkan sesuai dengan tujuan

    yang akan dicapai dan pokok-pokok materi

    pembelajaran yang akan disajikan kepada siswa (Arief

    S. Sadiman, 2009: 114). Hal yang diukur atau

    dievaluasi adalah kemampuan, keterampilan, atau sikap

    siswa yang dinyatakan dalam tujuan yang diharapkan

    dapat dimiliki siswa sebagai hasil kegiatan instruksional

    itu.

    b. Penulisan Naskah Media

    Media grafis (gambar) adalah media yang dihasilkan

    dengan cara dicetak melalui teknik manual atau dibuat

    dengan cara menggambarkan atau melukis, printing, dan

    sablon(http://meretasmasadepan.blogspot.com/2011/03/lan

    gkah-langkah-pengembangan-media.html).

    Cara menyusun media grafis (gambar) sebagai berikut:

    1. Mengidentifikasi program, yaitu tentukan nama mata

    pelajaran, pokok bahasan, dan sub pokok bahasan, tujuan

    pembelajaran, dan sasaran (siswa yang akan menggunakan

    (kelas dan semester))

  • 21

    21

    2. Mengkaji literatur, yaitu menentukan isi materi yang

    akan disajikan. Dalam menentukan isi yang akan disajikan

    pada media cetak, bukan berarti memindahkan semua isi

    dalam buku teks, namun dikemas sedemikian rupa sehingga

    dapat divisualisasikan dengan tepat.

    3. Membuat naskah, naskah untuk media grafis berisi sketsa

    visual yang akan ditampilkan berisi objek gambar dalam

    bentuk teks.

    4. Kegiatan produksi, dapat dibuat secara manual atau

    komputer.

    Manfaat Pengembangan Media Gambar.

    Menurut Azhar Arsyad (2009: 25-27), manfaat praktis

    pengembangan media gambar dalam proses pembelajaran

    adalah sebagai berikut:

    a. Media gambar dapat memperjelas penyajian pesan dan

    informasi sehingga dapat memperlancar dan

    meningkatkan proses dan hasil belajar.

    b. Media gambar dapat meningkatkan dan mengarahkan

    perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi

    belajar.

    c. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan indra,

    ruang, dan waktu, maksudnya yaitu:

  • 22

    22

    1. Objek atau benda yang terlalu besar untuk

    ditampilkan langsung diruang kelas dapat diganti

    dengan gambar.

    2. Objek atau benda yang terlalu kecil, yang tidak

    tampak oleh indera dapat disajikan dengan gambar.

    3. Kejadian langka yang terjadi dimasa lalu atau terjadi

    sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui

    gambar atau foto.

    4. Objek atau proses yang amat rumit dapat ditampilkan

    secara konkret melalui gambar

    5. Kejadian atau percobaan yang membahayakan dapat

    disimulasikan melalui gambar.

    6. Peristiwa alam yang memakan waktu lama dapat

    disajikan melalui gambar.

    Kelebihan dan Kekurangan Hasil Pengembangan Media Gambar.

    Kelebihan dari hasil pengembangan media gambar dalam

    pembelajaran matematika pada materi penjumlahan dan

    pengurangan adalah sebagai berikut:

    a. Media gambar merupakan media yang umum dipakai. Media

    gambar merupakan bahasa yang paling umum sering dipakai

    dalam proses pembelajaran. mengingat banyak sekalih manfaat

    yang bisa didapatkan dari media gambar, yaitu lambang visual

  • 23

    23

    atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk

    memahami dan mengingat informasi atau pesan yang

    terkandung dalam gambar. Media gambar juga bisa

    meningkatkan konsentrasi dan motivasi siswa untuk mengikuti

    proses pembelajaran.

    b. Hasil Pengembangan media gambar disesuaikan dengan taraf

    berpikir siswa dari sederhana ke kompleks. Kegiatan

    pembelajaran pada siswa SD menuntut guru untuk memberikan

    materi setahap demi setahap dari yang sederhana sampai yang

    kompleks (Sugihartono, dkk., 2007: 112).

    c. Melibatkan siswa untuk mengoprasikan media pembelajaran,

    sehingga pembelajaran lebih bermakna. Menurut Conny R.

    Semiawan (1998: 295), keterlibatan siswa dalam kegiatan

    pembelajaran akan mengikat siswa untuk menjaga keberadaan

    program dan partisipasinya dalam kegiatan pembelajaran, tentu

    saja posisi guru tetap menempatkan dirinya sebagai fasilitator,

    pendorong serta pendukung yang mampu menjadikan kegiatan

    pembelajaran itu sebagai aktifitas yang produktif dan media

    untuk berlatih dalam memecahkan permasalahan akademik

    khususnya, dan persoalan kehidupan pada umumnya. Dengan

    demikian keterlibatan siswa dalam mengoprasikan hasil

    pengembangan media gambar menjadikan pembelajaran lebih

    bermakna.

  • 24

    24

    d. Warna dari media media gambar yang bervariasi dapat

    memotivasi belajar siswa. Gagne (Abdul Majid, 2008: 69),

    menyatakan bahwa fase dalam kegiatan pembelajaran adalah

    fase motivasi, fase menaruh perhatian (attention, alertness),

    fase pengolahan, fase umpan balik (feedback reinforcement).

    Berdasakan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

    pembelajaran menggunakan media harus dikembangkan. Media

    yang digunakan harus menarik dan sesuai dengan karakteristik

    siswa sehingga dapat memotivasi belajar. Aspek kemenarikan

    ini dapat dilihat dari warna gambar yang bervariasi.

    e. Bahan pembuatan media mudah didapat dan tahan lama. Hasil

    dari pengembangan media gambar berupa media yang terbuat

    dari bahan dasar karton. Hasil pengembangan media gambar

    disini termasuk dalam media yang sederhana, yaitu media yang

    bahan dasarnya mudah diperoleh, harganya murah, cara

    membuatnya mudah, penggunaannya tidak sulit, dan dapat

    digunakan dalam jangka waktu yang lama (Syaiful Bahri

    Djamarah, 1997: 213). Dengan demikian hasil pengembangan

    media gambar dapat memenuhi salah satu kriteria pemilihan

    media yaitu bahan pembuatnya mudah diperoleh dan tahan

    lama.

    Selain kelebihan yang dimiliki, hasil pengembangan media gambar

    juga memiliki kelemahan yaitu, untuk bisa menggunakan hasil

  • 25

    25

    pengembangan media gambar ini, siswa harus memiliki

    pengetahuan prasyarat terlebih dahulu. Pengetahuan prasyarat yang

    harus dimiliki adalah siswa harus terlebih dahulu mengetahui

    konsep materi nilai tempat satuan dan puluhan. Apabila siswa

    belum memiliki pengetahuan prasyarat tersebut, maka siswa akan

    mengalami kesulitan dalam mengoprasikan hasil pengembangan

    media tersebut (Arief S. Sadiman, 2009: 103).

  • 26

    26

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    B. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di MI Raudlatul Mutaallimin Lamongan pada

    semester genap bulan Maret sampai april 2010. Dengan menyesuaikan jam

    pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas V MI Raudlatul Mutaallimin

    Lamongan.

    C. Subyek dan Obyek Penelitian.

    Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V MI Raudlatul Mutaallimin,

    yaitu 28 siswa yang terdiri dari 16 siswa putri dan 12 siswa putra. Obyek

    penelitian ini adalah penerapan media pembelajaran gambar 3 dimensi.

    D. Desain Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara

    kolaboratif, pihak yang melakukan tindakan adalah guru itu sendiri. Sedangkan

    yang diminta melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan

    adalah peneliti. (suharsimi Arikunto, 2002:17). Menurut Kemmis dan Taggart ada

    beberapa tahapan dalam penelitian ini (Rochiati Winaatmaja, 2005:66) yaitu:

    1. Perencanaan ( plan)

    2. Tindakan (act)

    3. Pengamatan (observe)

    4. Refleksi (reflect)

  • 27

    27

    Dalam penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus. Siklus dihentikan apabila

    kondisi kelas sudah stabil dalam hal ini guru sudah mampu menguasai

    keterampilan belajar yang baru dan siswa terbiasa dengan media pembelajaran

    gambar 3 dimensi, serta data yang ditampilkan di kelas sudah jenuh dalam arti

    sudah ada peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa.

    E. Tahapan Penelitian

    1. Tahapan penelitian siklus I

    a. Perencanaan

    Pada tahap ini peneliti mempersiapkan silabus, rencana

    pelaksanaan pembelajaran, hand out, lembar kerja siswa, lembar

    observasi keaktifan, lembar angket respon siswa, lembar

    observasi pelaksanaan media pembelajaran gambar 3 dimensi dan

    pedoman wawancara yang kemudian dikonsultasikan dengan

    dosen pembimbing.

    b. Tindakan

    Pelaksanaan tindakan pada siklus pertama dilakukan dalam tiga

    kali pertemuan. Tahap tindakan dilakukan oleh guru dengan

    menerapkan media pembelajaran gambar 3 dimensi. Proses

    pembelajaran dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran sejarah

    kebudayaan islam kelas V MI. Materi yang akan dibrikan adalah

    materi peristiwa hijrah nabi ke yatsrib. Adapun tindakan yang

    dilakukan pada siklus I yaitu:

    1) Pendahuluan

  • 28

    28

    Guru menyampaikan presentsi kelas dengan memberikan

    apersepsi dan motivasi kepada siswa dalam mempelajari

    materi hijrah nabi

    2) Kegiatan Inti

    a. Siswa belajar dalam kelompok

    b. Guru memberikan penekanan dari hasil diskusi

    dalam kelompok.

    c. Siswa mngerjakan kuis secara individu

    d. Peningkatan nilai

    e. Pemberian penghargaan kelompok atau individu.

    3) Penutup

    Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang

    telah berhasil mencapai kriteria keberhasilan tertentu.

    c. Observasi

    Dilakukan selama proses pembelajaran dengan menggunakan

    lembar observasi yang telah disiapkan dan mencatat kejadian-

    kejadian yang tidak terdapat dalam lembar observasi dengan

    membuat catatan lapangan. Hal-hal yang diamati selama

    proses pembelajaran adalah kegiatan pembelajaran dan

    aktivitas guru maupun siswa selama pelaksanaan

    pembelajaran.

    d. Refleksi

  • 29

    29

    Pada tahap ini peneliti bersama guru melakukan evaluasi dari

    pelaksanaan tindakan pada siklus I yang digunakan sebagai

    bahan pertimbangan perencanaan pembelajaran siklus

    berikutnya. Jika hasil yang diharapkan belum tercapai maka

    dilakukan perbaikan yang telah dilaksanakan pada siklus

    kedua dan seterusnya.

    2. Tahapan Penelitian Siklus II dan Siklus III

    Rencana tindakan siklus II dimaksudkan sebagai hasil refleksi dan

    perbaikan terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Sedangkan

    kegiatan pada siklus III dimaksudkan sebagai hasil refleksi dan

    perbaikan terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Tahapan

    tindakan siklus II dan siklus III mengikuti tahapan tindakan siklus I.

    F. Teknik Pengumpulan Data.

    Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

    1. Observasi

    Dalam penelitian ini terdapat dua pedoman observasi, yaitu observasi

    keaktifan siswa dan observasi pelaksanaan media pembelajaran

    gambar tiga dimensi. Observasi keaktifan siswa difokuskan pada

    pengamatan keaktifan siswa selama proses pembelajaran pada materi

    hijrah nabi. Sedangkan observasi pelaksanaan media pembelajran

    gambar tiga dimensi difokuskan pada aktivitas guru maupun siswa

    selama proses pembelajaran. Pengamatan yang belum terdapat pada

    pedoman observasi dituliskan pada lembar catatan lapangan.

  • 30

    30

    2. Angket

    Angket dibagikan dan diisi oleh siswa yang fungsinya untuk

    mengetahui respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran sejarah

    kebudayaan islam dengan penerapan media pembelajaran buku gambar

    tiga dimensi.

    3. Wawancara

    Wawancara dilakukan dengan cara bertanya kepada guru dan siswa

    mengenai proses pembelajaran dengan menggunakan media

    pembelajaran buku gambar tiga dimensi.

    4. Tes

    Tes digunakan berupa kuis individu yang fungsinya untuk mengetahui

    tingkat pemahaman siswa setelah mempelajari materi hijrah nabi

    dengan menggunakan media pembelajaran buku gambar tiga dimensi.

    5. Dokumentasi

    Dokumen diperoleh dari hasil kuis siswa, lembar observasi, lembar

    wawancara, catatan lapangan, daftar kelompok siswa, dan foto-foto

    selama proses pembelajaran.

    G. Instrumen Penelitian

    1. Peneliti

    Peneliti merupakan instrumen karena peneliti sekaligus sebagai

    perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis, penafsir data dan

    pada akhirnya menjadi pelapor penelitiannya (Lexy J. Moleong

    2007:168)

  • 31

    31

    2. Lembar observasi

    Dalam penelitian ini digunakan dualembar obseri yaitu lembar

    observasi pelaksanaan media pembelajaran buku gambar tiga dimensi

    dan lembar keaktifan siswa. Lembar observasi pelaksanaan media

    pembelajaran buku gambr tiga dimensi idgunakan sebagai pedoman

    peneliti dalam melakukan observasi pelaksanaan pembelajaran.

    Sedangkan lembar observasi keaktifan siswa digunakan pada setiap

    pembelajaran sehingga kegiatan observasi tidak terlepas dari konteks

    permaslahan dan tujuam penelitian. Observasi dapat dilakukan dengan

    dua cara yaitu :

    1) Observasi non sistematis, observasi yang dilakukan oleh pengamat

    dengan tidak menggunakan instrument pengamatan.

    2) Observasi sistematis, observasi yang dilakukan oleh pengamat

    dengan menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatan.

    Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tehnik observasi

    sistematis dalam mengamati proses pembelajaran siswa pada pelajaran

    sejarah kebuadayaan islam materi hijrah nabi. Adapun sistematika

    observasi yang diamati oleh peneliti adalah untuk mengamati proses

    pembelajaran di kelas dan melihat metode yang digunakan oleh guru

    bidang studi.

    3. Pedoman Wawancara

  • 32

    32

    Pedoman wawancara ini digunakan untuk mngetahui respon atau

    tanggapan guru dan siswa mengenai pembelajaran dengan

    menggunakan media pembelajaran buku gambar 3 dimensi.

    4. Angket Respon Siswa

    Angket yang akan digunakan adalah angket tertutup dengan alternatif

    jawaban yaitu selalu, sering, kadang-kadang dan tidak pernah.

    Kisi-kisi angket respon siswa

    No Aspek yang diamati Butir

    1 Motivasi dalam mengikuti pelajaran 1, 3, 5,6,7,11,16

    2 Interaksi

    a. Interaksi depan guru

    b. Interaksi dengan teman atau siswa lain

    4,7

    6,13

    3 Kerja sama dengan teman sekolah

    4. Mengerjakan soal dan tugas

    a. Mengerjakan soal dan tugas kelompok

    b. Mengerjakan soal dan tugas individu.

    12

    17, 18, 19

    4. Dalam media pembelajaran buku gambar tiga dimensi digunakan pre test,

    post test, dan kuis individu. Tes ini digunakan untuk mengetahui

    sejauhmana prestasi siswa mngenai materi himpunan dengan penerapan

    media pembelajaran buku gambar tiga dimensi.

    G. Tehnik Analisis Data

  • 33

    33

    Untuk mengetahui kefektifan suatu media dalam kegiatan

    pembelajaran perlu dilakukan analisis data. Analisis yang digunakan adalah

    analisis deskriptif yaitu memaparkan data hasil pengamatan, hasil evaluasi

    siswa pada setiap akhir siklus dengan membandingkan hasil belajar yang

    dicapai pada setiap siklus.

    Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau presentase keberhasilan

    siswa setelah proses belajar mengajar setiap siklusnya dilakukan dengan cara

    memberikan evaluasi berupa tes praktek bercerita tanpa teks pada setiap akhir

    siklus atau pembelajaran.

    Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu :

    1. Untuk Menilai Tes Formatif

    Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang

    selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut

    sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan :

    X =

    Keterangan :

    X = Nilai rata-rata

    = Jumlah semua nilai

    = Jumlah siswa

    2. Untuk menilai tes praktek bercerita tanpa teks

  • 34

    34

    Adapun untuk menghitung nilai praktek bercerita tanpa teks digunakan

    rumus sebagai berikut :

    Nilai Akhir = Jumlah skor diperoleh X 100

    Skor maksimal (12)

    3. Untuk Ketuntasan Belajar

    Apapun untuk menghitung presentase ketuntasan belajar digunakan

    rumus sebagai berikut :

    P =

    x 100 %

    4. Untuk menilai observasi guru

    Nilai akhir =

    8

    5. Untuk menilai observasi siswa

    Nilai akhir =

    4

    H. Indikator Kinerja

    Dalam PTK ini yang akan dilihat indikator kinerjanya selain siswa

    adalah guru, karena guru merupakan fasilitator yang sangat berpengaruh

    terhadap kinerja siswa.

    Hasil penelitian tindakan kelas ini tercapai sesuai dengan harapan bila

    dalam penelitian ini:

    1. Penguasaan materi shalat kelas V MI Raudlatul Mutaallimin pada akhir

    penelitian ini meningkat hingga mencapai 90%. Siswa telah mencapai nilai

    diatas batas ketuntasan minimal.

  • 35

    35

    2. Penerapan media buku gambar tiga dimensi sebagai media pembelajaran

    merupakan metode yang efektif untuk mengajarkan materi hijrah nabi,

    dalam hal ini ditandai dengan peningkatan keterampilan bercerita siswa.

    DAFTAR PUSTAKA

    Lexy J Moleong, 2007. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja

    Rosdakarya.

    Oemar Hamalik, 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi

    Aksara.