8/9/2019 Tugas Pa Burjani (Hankam Nas) http://slidepdf.com/reader/full/tugas-pa-burjani-hankam-nas 1/28 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 dikumandangkan, amakan rakyat dan bangsa Indonesia telah menetapkan tujuan nasional dari perjuangan untuk mengisi kemerdekaannya, yaitu sebagaimana tertuang dalam jiwa dan semangat darim pembukaan Undang-undang Dasar 1945 ialah: Masyarakat adil dan makmur berdasarkan apncasila dalam wadah Negara kesatuan Republik Indonesia dan dalam lingkungan suasana persahabatan dan perdamaian dunia. Sejarah menunjukkan bahwa usaha dan kegiatan untuk merealisasikan tujuan nasional yang merupakan perngejawantahan dari seluruh rakyat dan bangsa Indonesia tersebut kurang mencapai hasil karena adanya usaha-usaha yang hendak menyelewengkan perjuangan rakyat dan bangsa Indonesia. Penyelewengan-penyelewengan dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia mencapai puncaknya dengan pecahnya pemberontakan G 30 S/PKI. Penyelewengan ini tidak saja meliputi bidang administrasi, ekonomi, politik, sosial-budaya, hankam, kan tetapi telah lebih jauh daripada itu ialah meyelewengkan falsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Keadaan yang demikian itu menimbulkan reaksi yang spontan dari kekuatan pendukung Pancasila nyang menghendaki dihentikannya penyelewengan-penyelewengan tersebut serta diluruskannya kembali arah perjuangan rakyat dan bangsa Indonesia menuju kepada tujuan nasional yang telah ditetapkan. Pembangunan pertahanan dan keamanan nasional merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Berhasilnya pembangunan nasional akan meningkatkan ketahanan nasional dan selanjutnya ketahanan nasional yang tangguh akan lebih mendorong lagi pembangunan nasional. Pembangunan pertahanan dan keamanan nasional didasarkan pada pandangan hidup bangsa Indonesia yang mencintai perdamaian, tetapi terlebih lagi mencintai kemerdekaan dan kedaulatannya. Hanya dalam suasana kehidupan dunia yang damai dan dalam suasana negara yang merdeka dan berdaulat itu, memungkinkan bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraannya melalui usaha pembangunan.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 dikumandangkan, amakan rakyat dan bangsa Indonesia
telah menetapkan tujuan nasional dari perjuangan untuk mengisi kemerdekaannya, yaitu
sebagaimana tertuang dalam jiwa dan semangat darim pembukaan Undang-undang Dasar 1945
ialah:
Masyarakat adil dan makmur berdasarkan apncasila dalam wadah Negara kesatuan Republik
Indonesia dan dalam lingkungan suasana persahabatan dan perdamaian dunia.
Sejarah menunjukkan bahwa usaha dan kegiatan untuk merealisasikan tujuan nasional yang
merupakan perngejawantahan dari seluruh rakyat dan bangsa Indonesia tersebut kurang mencapai
hasil karena adanya usaha-usaha yang hendak menyelewengkan perjuangan rakyat dan bangsa
Indonesia. Penyelewengan-penyelewengan dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia mencapai
puncaknya dengan pecahnya pemberontakan G 30 S/PKI. Penyelewengan ini tidak saja meliputi
bidang administrasi, ekonomi, politik, sosial-budaya, hankam, kan tetapi telah lebih jauh daripada
itu ialah meyelewengkan falsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Keadaan yangdemikian itu menimbulkan reaksi yang spontan dari kekuatan pendukung Pancasila nyang
menghendaki dihentikannya penyelewengan-penyelewengan tersebut serta diluruskannya kembali
arah perjuangan rakyat dan bangsa Indonesia menuju kepada tujuan nasional yang telah ditetapkan.
Pembangunan pertahanan dan keamanan nasional merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional. Berhasilnya pembangunan nasional akan meningkatkan ketahanan
nasional dan selanjutnya ketahanan nasional yang tangguh akan lebih mendorong lagi
pembangunan nasional.
Pembangunan pertahanan dan keamanan nasional didasarkan pada pandangan hidup
bangsa Indonesia yang mencintai perdamaian, tetapi terlebih lagi mencintai kemerdekaan
dan kedaulatannya. Hanya dalam suasana kehidupan dunia yang damai dan dalam suasana
negara yang merdeka dan berdaulat itu, memungkinkan bangsa Indonesia untuk
meningkatkan kesejahteraannya melalui usaha pembangunan.
melakukan Perang Rakyat Semesta yang berkepanjangan (berlarut) dari tahun 1959 sampai tahun
1975, berkat kepemimpinan Ho Chi Minh yang kharismatik, People's Army of Vietnam (PAVN)
berhasil mengusir tentara AS yang jauh unggul dalam persenjataan.
Di era globalisasi dimana hakekat ancaman telah berkembang menjadi multidimensi
mencakup semua bidang kehidupan bangsa (Ipoleksosbudhankam), baik yang bersifat kasar
(ancaman militer) maupun yang halus (ancaman terhadap pemikiran dan persepsi). Oleh sebab itu
maka kekuatan yang dikembangkan untuk menghadapi ancaman tersebut juga harus mempunyai
kemampuan yang multi demensi pula, tidak hanya berupa kemampuan militer (Sistek), tetapi juga
juga kemampuan non-militer (Sissos) yang melibatkan seluruh potensi bangsa, baik fisik maupun
psikis.
Beberapa contoh perang terkini yang menjadi bukti keberhasilan Sishanrata antara lain
adalah:
a. Serangan masif yang dilakukan oleh tentara AS yang dilakukan untuk menangkap pemimpin
pemberontak Somalia ternyata gagal, bahkan tentara AS yang unggul dalam persenjataan dan
profesionalisme itu harus ditarik mundur karena besarnya korban dan kerugian yang dialami.
b. Pasukan AS tidak dapat mentuntaskan hasil serangannya ke Irak, bahkan korban besar terus
berjatuhan. Korban tentara AS yang tewas dalam perang Irak dewasa ini telah mendekati angka
3000 orang sebagian besar justru terjadi setelah Saddam Hussein tertangkap. Bahkan dewasa ini
Pemerintah AS dibayangi kegagalan tujuan invasinya ke Irak karena ketidaksanggupannya
mengatasi kekacauan yang terus terjadi.
c. Meskipun pasukan NATO berhasil meruntuhkan pemerintahan Taliban di Afghanistan namun
sisa-sisa pasukan Taliban masih tetap aktif dan merupakan ancaman aktual bagi pasukan NATO
di Afganistan. Bahkan Afganistan berpotensi untuk perang saudara kembali apabila pasukan
NATO ditarik dari Afganistan.
d. Meskipun politis Rusia tetap menguasai Chechnya tetapi gangguan dari gerilyawan Chechnya
yang mengakibatkan korban-korban yang besar di pihak pasukan Rusia terus terjadi.
e.
Kekuatan bersenjata Palestina dari segi persenjataan dan profesionalisme militer (Sistek), kalah jauh dari kekuatan bersenjata Israel, namun perlawanan rakyat semesta Palestina yang berupa
gerakan Intifada (Sissos) masih menyulitkan Israel dalam mengendalikan wilayah Palestina di
West Bank dan Gaza Strip. Di samping korban fisik, dari aspek ekonomi, gerakan intifada yang
berupa ketidakpatuhan masyarakat terhadap hukum penjajah, pemogokan umum, grafitti,
barikade di jalanan, dan pelemparan batu dalam demonstrasi oleh para pemuda serta boikot
terhadap industri mikro, industri jasa dan pariwisata telah menimbulkan kerugian dalam jumlah
yang besar di pihak Israel.
Contoh-contoh tersebut di atas membuktikan bahwa keunggulan persenjataan dan
profesionalisme bukan satu-satunya faktor penentu kemenangan. Pengalaman menunjukkan bahwa
ternyata keunggulan teknologi persenjataan dan profesionalisme dapat diimbangi oleh strategi
perlawanan rakyat semesta yang dilengkapi dengan patriotisme, daya juang dan semangat tidak
mengenal menyerah serta taktik dan strategi yang tepat dan cerdik. Menghadapi kenyataan tersebut
di atas, bagi Indonesia yang dalam jangka pendek masih belum mampu mengembangkan sistek
yang modern mengungguli negara-negara adidaya, bahkan negara-negara jiran, doktrin Hankamrata
bukan hanya relevan, tetapi telah diyakini oleh TNI kebenarannya.
Sishankamrata erat kaitannya dengan jatidiri TNI sebagai kekuatan utama. Bahwa
pengalaman TNI dengan ke-khas-an jatidirinya dalam merebut, mempertahankan dan mengisikemerdekaan secara bersamaan telah melahirkan suatu sistem pertahanan yang sesuai dengan
kondisi geografi, demografi dan budaya bangsa Indonesia yang dikenal dengan Pertahanan
Keamanan Rakyat Semesta (Hankamrata). Dengan demikian maka pada dasarnya antara jatidiri
TNI dengan doktrin Hankamrata terdapat kaitan timbal balik yang erat, karena doktrin Hankamrata
disusun dengan memperhatikan jatidiri TNI sebagai komponen utama sistem, dan sebaliknya
keberhasilan doktrin Hankamrata tergantung kepada kadar komitmen TNI terhadap jatidirinya
sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional dan tentara profesional.
Oleh sebab itu maka Sishankamrata yang dilaksanakan melalui Sistem Perang Berlarut yang
mengkombinasikan penggunaan Sistem Senjata Teknologi (Sistek) didukung oleh sikap politik
seluruh rakyat yang anti agressor sebagai Sissos, diyakini mempunyai prospek untuk dapat
digunakan menghadapi musuh yang kuat yang berhasil menduduki bagian-bagian tertentu dari
wilayah darat NKRI.
B. Kebijaksanaan dan Langkah-langkah
Pokok-pokok kebijaksanaan dalam Repelita III berlandaskan pada :
Pertama : KEPENTINGAN HANKAMNAS adalah mengamankan jalannya Pembangunan
Nasional.
Kedua : TUJUAN HANKAMNAS adalah menjamin keamanan dalam negeri dan turut serta
memelihara perdamaian dunia, khususnya di kawasan Asia Tenggara.
dirumuskan suatu sistem cadangan, yang mencakup kekuatan lapangan beserta segenap
unsur, sarana dan sumber daya yang diperlukan untuk mendukung nya.
2. Mencukupi kebutuhan sendiri
Dalam rangka modernisasi penyelenggaraan pertahanan dan keamanan nasional
hendaklah digunakan perlengkapan yang disesuaikan dengan tingkat kemajuan teknologi
bangsa Indonesia. Hasil produksi dalam negeri harus diutamakan. Keharusan untuk
mengurangi ketergantungan pada luar negeri menuntut dibangunnya industri pertahanan dan
keamanan nasional ataupun industri umum yang dapat digunakan untuk itu, setidak-tidaknya
untuk memproduksi perlengkapan dan bekal yang paling vital.
Suatu penelitian nasional perlu dilaksanakan untuk membuat inventarisasi
kemampuan industri dalam negeri guna mendukung penyelenggaraan pertahanan dan
keamanan dan direncanakan cara-cara pemanfaatannya dalam keadaan darurat.
Pemeliharaan dan perawatan mempunyai peranan yang sangat panting dalam menjamin
kesiapan peralatan yang juga menentukan tingkat kemampuan pertahanan dan keamanan.
Oleh karena itu kemampuan pemeliharaan yang tinggi meliputi keahlian, bahan-bahan dan
alat-alat pemeliharaan, perlu mendapat perhatian. Keterbatasan jumlah peralatan yang
dimiliki agar diimbangi dengan kemampuan pemeliharaan yang tinggi.
3. Dislokasi kekuatan
Kekuatan-kekuatan lapangan menurut sifat dan tugas khasnya masing-masing, harus
direncanakan menempati posisi strategis yang memungkinkan dilakukannya reaksi yang
cepat terhadap ancaman yang datang. Daerah-daerah perbatasan, alur-alur pelayaran dan
selat-selat yang penting, perlu dinilai tingkat kemungkinan menjadi arah pendekat
potensiil bagi berbagai bentuk ancaman, untuk kemudian digunakan seba gai dasar penentu
dislokasi kekuatan atau pangkalan yang sesuai.
Perhatian yang lebih besar harus diberikan kepada kekuatan pemukul, yang perlumemperoleh latihan-latihan terus-menerus dengan dukungan fasilitas yang sebaik
mungkin. Daerah-daerah latihan yang cukup luas di luar Jawa yang sekaligus dijadikan
pangkalan bagi satuan-satuan, perlu memperoleh prioritas yang tinggi dalam pembangunan
Hak, kewajiban dan kehormatan turut serta dalam pembelaan negara dari setiap
warganegara Indonesia, harus dilaksanakan dalam bentuk keadilan dan pemerataan
menjalankan tugas pertahanan dan keamanan. Peranan rakyat sebagai sasaran maupun
pelaku dalam perang total, menghendaki pembinaan mental dengan mendapatkan prioritas
yang tinggi. Ideologi Pancasila dan nilai-nilai bangsa harus tertanam dengan teguh
dalam alam pikiran, sehingga mewujudkan suatu ketahanan mental yang tangguh. Keahlian
dan ketrampilan melakukan pekerjaan harus dibina agar setiap orang dapat menjalankan.
tugasnya dengan sempurna.
Berbagai hal dalam penyelenggaraan pertahanan dan keamanan, karena menyangkut
kepentingan berbagai pihak dan rakyat banyak, harus diatur melalui undang-undang atau per-
aturan pemerintah. Undang-undang Pokok Pertahanan dan Keamanan Nasional yangmenetapkan aturan-aturan pokok yang dilandasi oleh falsafah bangsa, Undang-Undang Dasar
1945 dan Doktrin Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semes ta, perlu segera diwujudkan.
5. Ilmu Pengetahuan, Penelitian dan Teknologi
Penelitian dan pengembangan yang tertuju pada perwujud an perlengkapan,
umumnya memerlukan dana, daya dan waktu yang sangat banyak. Penghematan dalam
bidang ini dapat dicapai melalui kerjasama yang erat dengan lembaga lain di luar ABRI.
Hendak-nya selalu dicegah kegiatan-kegiatan yang bersifat duplikasi; pengalihan pengetahuan
dan teknologi dari luar negeri melalui berbagai cara dapat dimanfaatkan untuk mempercepat
penguasaan dan usaha pengembangan.
Keberhasilan tugas pertahanan dan keamanan nasional banyak tergantung pada
dukungan yang diberikan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, upaya
pertahanan dan keamanan nasional harus dapat memanfaatkan hasil perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
6. Kekaryaan
Hubungan timbal balik yang sangat erat antara bidang keamanan dan kesejahteraan
nasional, menghendaki agar pembangunan ABRI tidak semata-mata diarahkan kepada
pembentukan kekuatan pertahanan dan keamanan. Pembangunan ABRI hendaknya juga
diarahkan agar memiliki kemampuan untuk berfungsi sebagai kekuatan sosial, yang bersama
Untuk dapat mencapai sasaran kemampuan tersebut maka dalam Repelita III akan dilaksanakan
program-progam seba- gai berikut:
1) Program Utama Kekuatan Pertahanan.
2) Program Utama Kekuatan Keamanan
3) Program Utama Kekuatan Keamanan.
4) Program Utama Dukungan Umum.
5) Program Utama Bakti ABRI.
a. Program Utama Kekuatan Pertahanan
Program Utama Kekuatan Pertahanan menjadi titik perhatian utama dari segenap upaya
pembinaan pertahanan di masa yang akan datang. Pertimbangan segi ekonomi dan efisiensi,
dihadapkan pada efektivitas pelaksanaan tugas- tugas umum, menuntut agar TNI-AD
memberikan perhatian yang lebih besar terhadap peningkatan kemampuan Bala Pertahanan
Wilayah, sedangkan TNI-AL dan TNI AU meningkatkan kemampuan Bala Pertahanan
Terpusat Dan Angkutan Terpusat. Peningkatan kemampuan Kekuatan Pertahanan ini
disertai upaya untuk meningkatkan kemampuan organisasi komando dan pengendalian antar
Angkatan. Untuk seluruh Kekuatan Pertahanan ini perlu dibangun atau ditingkatkan fasilitas-
fasilitas pangkalan, baik yang berupa pangkalan operasi maupun asrama kesatuan, yang
lokasinya sedapat mungkin disesuaikan dengan rencana pengembangan wilayah. Program
Utama ini terdiri dari Program Bala Pertahanan Wilayah, Program Bala Pertahanan
Terpusat, Program Angkutan Terpusat, Pro-gram Bala Cadangan dan Program Intelijen,
dan Komunikasi Terpusat.
b. Program Bala Pertahanan Wilayah
Program ini meliputi kegiatan sebagai berikut:
1) Pembinaan TNI-AD diprioritaskan pada peningkatan pembinaan teritorial sampai ke
pelosok-pelosok wilayah Nasional untuk dapat mencipta kan kondisi teritorial yangmantap serta dapat menumbuhkan desa sebagai pangkal kekuatan per tahanan rakyat
semesta; meningkatkan kemampuan kekuatan pemukul wilayah termasuk kemampuan
pembekalan dan pemeliharaan wilayah serta meningkatkan kemampuan aparatur intelijen
dari tingkat Kodam sampai dengan t ingkat Koramil, s ehingga dapat melaksanakan
penginderaan sedini mungkin, menghambat, melokalisasikan dan menetralisasikan
militer cadangan dalam rangka membangun satuan-satuan, cadangan. Untuk itu, perlu
segera disiapkan ketentuan-ketentuan serta petunjuk-petunjuk tentang bala cadangan.
f. Program Intelijen dan Komunikasi Terpusat. Program ini meliputi kegiatan:
a) Peningkatan kemampuan intelijen strategis melalui peningkatan kemampuan personil yang
ada dan penambahan tenaga-tenaga ahli, serta meningkat-kan penginderaan dan
apresiasi terhadap lingkungan strategis di dalam negeri maupun di luar negeri, yang
meliputi bidang-bidang politik, ekonomi, sosial-udaya, psychologi dan militer, sehingga
perubahan-perubahan tersebut dapat diidentifikasikan dengan teliti dan cermat serta
dapat member ikan cukup waktu untuk bertindak.
b) Peningkatan pelaksanaan kegiatan topografi dan hidrografi untuk melengkapkan data bumi
dan perairan wilayah Nusantara, yang punya art i penting bagi upaya pertahanan dan
keamanan maupun kesejahteraan nasional.c) Peningkatan kemampuan komunikasi strategis yang meliputi pendayagunaan segenap
peralatan modern yang sudah ada.
g. Program Utama Kekuatan Keamanan
1) Program Kepolisian Daerah
Program ini meliputi kegiatan peningkatan kemampuan kepolisian daerah untuk dapat
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, mampu memberikan pelayanan dan
penyelenggaraan penyelamatan masyarakat, penanggulangan gangguan terhadap ke-
amanan dan ketertiban masyarakat serta kemampuan penegakan hukum yang dapat
menindak, membuktikan di depan pengadilan dan melaksanakan putusan pengadilan atas
perbuatan penyimpangan terhadap hukum.
2) Program Kepolisian Pusat
Program ini meliputi kegiatan, peningkatan kemampuan untuk penanggulangan gangguan-
gangguan terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat yang bersifat khusus, berintensitastinggi dan memerlukan pencegahan serta penindakan secara khusus.
3) Program Angkutan Terpusat
Kebutuhan pemindahan strategis Polri dipenuhi oleh Angkutan Terpusat dari Program
TNI-AD sebagai bagian tidak terpisahkan dari TNI sebagai Komponen Utama dalam
Sishan(kam)rata harus dapat mengambil peran dalam persiapan dan operasional Sishan(kam)rata
tersebut sesuai dengan tugas pokoknya. Tugas pokok TNI-AD adalah ³mempertahankan wilayah
daratan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Peran yang dapat dilakukan oleh TNI-AD baik sebagai kekuatan pertahanan, kekuatan
moral maupun kekuatan kultural dalam melaksanakan Sishan(kam)rata dalam tahap persiapan
maupun tahap operasional adalah sebagai berikut:
1) Pada tahap persiapan peran TNI-AD lebih bersifat membantu Departemen yang
bertanggung jawab untuk menghadapi ancaman yang akan dihadapi oleh bangsa Indonesia
2) Dalam tahap operasional Sishan(kam)rata peran TNI-AD dapat sebagai pelaku operasi
pertahanan dan ofensif (sebagai kekuatan Pertahanan) dan dapat juga berperan membantu
departemen atau instansi yang bertanggung jawab untuk mengatasi ancaman yang masuk kewilayah Indonesia.
Untuk dapat melaksanakan tugas pokoknya dalam pelaksanaan sishan(kam)rata maka TNI-
AD harus membangun posturnya secara memadai yang berlandaskan kepada jatidiri TNI-AD
sebagai Tentara Pejuang, Tentara Rakyat dan Tentara Nasional yang profesional dengan
melakukan penambahan kekuatan dan peningkatan kemampuan serta memoderenisasi
persenjataan, perlengkapan dan transportasinya.
Untuk dapat membangun postur TNI-AD yang memadai agar dapat melaksanakan tugas
pokoknya dalam pelaksanaan sishan(kam)rata, maka harus didukung oleh sistem pembinaan jatidiri
TNI (AD) yang baik, sistem pendidikan yang baik, kesejahteraan prajurit yang memadai dan sistem
pembinaan kemanunggalan TNI-Rakyat yang baik.
1) Sistem pembinaan jatidiri TNI-AD
Penghayatan terhadap Jatidiri TNI sebagai Tentara Rakyat, Tentara Pejuang dan
Tentara Nasional akan mempengaruhi profesionalisme prajurit tersebut baik peroranganmaupun dalam kesatuan,yang akan tercermin dalam pengamalan Sapta Marga dan Sumpah
prajurit dalam pelaksanaan tugasnya sehari hari. Dengan demikian nilai nilai dalam jati diri
TNI tersebut harus dipelihara dan dibina agar tetap dapat memberikan dorongan moril dan
moral kepada prajurit dalam melaksanakan tugasnya. Pembinaan jati diri dapat dilakukan
Untuk mendapatkan prajurit yang selalu menjunjung nilai yang terkandung dalam
jatidiri TNI sebagai Tentara Rakyat, Pejuang dan nasional dapat dimulai dari perekrutan
(terutama rekrut calon perwira), pendidikan pembentukan (terutama pendidikan calon
perwira) dan pembinaan selanjutnya.
Sistem pengadaan personil (Rekrutmen) Calon Taruna Akmil merupakan titik kritis
dalam proses pembentukan perwira di lingkungan TNI-AD , oleh karena itu Calon Taruna
Akmil harus bersumber dari rakyat yang berkualitas melalui kampanye ke seluruh daerah
dan bersaing dengan perguruan tinggi, selanjutnya melalui sistem seleksi yang baik yang
jauh dari politik uang maupun ³model sponsorship´ dari pihak tertentu
Sistem pendidikan perwira akan menentukan hasil didik dari lembaga tersebut, oleh
karena itu sistem pendidikan perwira harus mendapat perhatian dari pimpinan TNI-AD
sehingga pendidikan harus didukung oleh tenaga pendidik, kurikulum, sarana pendukung
dan lingkungan yang memadai,dan methode yang baik sesuai tuntutan kebutuhan di
lapangan.
Kurikulum pendidikan perwira TNI-AD (khususnya di Akmil) harus mampu
membentuk hasil didik (perwira) sebagai prajurit sejati yang memiliki jati diri sebagai
Tentara Rakyat, Pejuang dan nasional, dengan demikian kurikulum di pendidikan perwira
titik beratnya harus ³military science³ di samping materi sosial dan materi kejuangan
sebagai materi pendukung untuk kepentingan pengembangan diri setelah lulus namun
jumlahnya tidak lebih dari 30% dari keseluruhan kurikulum pendidikan pembentukan
perwira.
3) Kesejahteraan yang memadai
Perwira hasil didik dari pendidikan Perwira adalah sebagai prajurit sejati yang
memiliki jati diri sebagai Tentara Rakyat, pejuang dan nasional dengan dedikasi yang
tinggi, namun dedikasi yang tinggi saja tidak akan cukup untuk melaksanakan tugas apabila
tidak ditunjang dengan kesejahteraan yang memadai.
Kondisi faktual kesejahteraan prajurit masih sangat memprihatinkan masih belum
dapat memenuhi kebutuhan minimal baik kebutuhan biologis maupun psychologisnyasehingga masih sering dijumpai prajurit TNI-AD yang tidak dapat maksimal dalam
pengabdiannya.
Memperhatikan kondisi aktual tersebut diharapkan negara dapat memperhatikan
kesejahteraan prajurit dengan memenuhi kebutuhan biologis secara minimal. Sedangkan
organisasi TNI-AD dapat memberikan dan mengusahakan kebutuhan lainnya seperti
kebutuhan harga diri/martabat dan kebutuhan aktualisasi diri dari prajurit melalui
a. Hakikat Sishankamrata adalah sistem pertahanan dengan membagi wilayah Indonesia
menjadi beberapa ³wilayah pertahanan³ yang selanjutnya dikembangkan dan dilaksanakan
dalam Pola Operasi Pertahanan dan Pola Operasi Keamanan Dalam Negeri (Opskamdagri)
dengan menggunakan perpaduan Sistek dan Sissos.
b. Potensi dan kekuatatan Hankamrata adalah ketahanan nasional yaitu kemampuan dan
ketangguahan bangsa Indonesia di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan
hankam untuk dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia yang berdasar
Pancasila dan UUD 1945.
c. Hankamrata bersifat total dalam subyek (pelaksana/pelaku), obyek (sasaran bukan hanya
militer tapi juga non-militer), dan metode dengan TNI sebagai komponen utama dan rakyat
sebagai komponen dasar untuk menghadapi segala bentuk ancaman.
B. Saran
Diharapkan TNI-AD bersama kekuatan komponen bangsa lainnya bersatu-padu dalammengambil peran untuk menyelamatkan bangsa dan negara dari aneka ancaman tersebut
untuk menyelamatkan NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 demi mencapai
tujuan nasional.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan selalu bersama dengan TNI-AD dalam
melaksanakan tugas dan perannya demi kepentingan seluruh rakyat, bangsa dan Negara