REFERATDIAGNOSIS ORTOPEDI
Dosen Pembimbingdr Bambang ATK, Sp.OT
Disusun Oleh :\ Khozatin Zuni Firmawati G4A013099Danny Amanati
AisyaG4A014037
SMF ILMU PENYAKIT BEDAH ORTHOPEDIRSUD PROF. DR MARGONO
SOEKARJOFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU ILMU KESEHATANUNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMANPURWOKERTO2015
DIAGNOSIS ORTOPEDIOrtopedi bersangkutan dengan tulang, sendi,
otot, tendon, dan saraf, system skeletal dan yang menghasilkan
gerakan. Kondisi - kondisi yang dapat mempengaruhi struktur
tersebut adalah :a. Kelainan kongenital dan tumbuh kembangb.
Arthritis dan rheumatic disorderc. Endokrin dan metabolic
disorderd. Tumor dan lesi yang mirip dengan tumore. Gangguan
sensorik dan kelemahan ototf. Cedera dan cedera mekanikDiagnosis
ortopedi dapat didapatkan mulai dari anamnesis yang terstruktur
dari pasien, pemeriksaan fisik, gambaran organ dan jaringan. 1.
AnamnesisSetiap tanda atau keluhan ditanyakan tentang :a. Kapan
keluhan tersebut munculb. Keluhan muncul secara tiba tiba atau
bertahapc. Keluhan muncul secara spontan atau karena kejadian
tertentud. Apakah ada perubahan dari awal sakit sampai saat inie.
Apa yang dapat memperberat keluhan f. Apa yang dapat memperingan
keluhanBiasanya pasien mengeluhkan karena terjadi cedera, rasa
nyeri, kaku, bengkak, deformitas, instability, kelemahan, perubahan
sensibilitas, dan kehilangan fungsi dari organ tersebut. a.
NyeriRasa nyeri merupakan keluhan yang sering dikleuhkan. Tingkat
rasa nyeri dari yang nyeri ringan, sedang, berat biasanya dirasakan
secara subjektif oleh pasien. Oleh karena itu dilakukan grading
rasa nyeri, yaitu :a) Grade I (ringan)Rasa nyeri pada grade I
biasanya diabaikan.b) Grade II (sedang)Rasa nyeri pada grade II
sudah mulai mengganggu fungsi dan mulai memerlukan pengobatan.c)
Grade III (berat)Rasa nyeri muncu setiap waktu. d) Grade IV (yang
menyiksa)Nyeri terdiri dari dua, yaitu :a) Nyeri menjalarNyeri yang
timbul pada atau dekat dengan kulit dapat terlokalisasi dengan
benar. Tetapi, nyeri yang berasal dari organ yang dalam biasanya
menyebar dan tidak terduga,contohnya penyakit pada pinggang dapat
bermanifestasi rasa nyeri pada lutut. Hal itu terjadi karena
korteks serebri tidak mampu membedakan antara pesan sensorik pada
tempat embriologis. b) Nyeri otonomNyeri dapat timbul pada saraf
otonom yang myertai pembuluh darah perifer. Nyeri otonom ini lebih
samar, biasanya menyebar dan bersama dengan kelainan vasomotor. b.
KekakuanKekakuan dapat secara generalized ( gangguan sistemik
seperti RA, ankylosing spondilitis) atau lokal pada sendi tertentu.
Pasien biasanya tidak dapat membedakan lokasi rasa kaku pada saat
bergerak. Keterbatasan gerakan tidak dapat diasumsikan sampai
pemeriksaan fisik. c. BengkakBengkak bias terjadi pada jaringan
lunak, sendi dan tulang. Ini penting untuk menentukan apakah pada
pembengkakan diikuti dengan cedera, yang muncul dengan cepat
(hematoma atau hemarthrosis) atau perlahan (inflamasi jarngan
lunak, effusi sendi atau tumor), nyeri (inflamasi akut infeksi atau
tumor), bengkak secara konstan atau hilang timbul apakah terus
membesar. d. DeformitasKelainan bentuk biasanya seperti kelainan
pada kurvatura tulang belakang, bentuk jari kaki seperti burung
dara, kelainan sendi, dan kaki datar. Kelainan pada tulang tunggal
atau pada sendi dapat .e. KelemahanKelemahan biasanaya merupakan
tanda penyakit kronis. Kelemahan pada otot biasanya dapat
disebabkan karena kelainan pada saraf atau pada otot tersebut.
Perlu ditanyakan apakah ada gerakan tubuh yang terganggu untuk
menentukan diagnosis atau tempat lesi. f. KetidakseimbanganPasien
mengeluhkan bahwa sendinya pergi, ini menandakan adanya kelemahan
pada otot atau defisiensi pada ligament karena rupture atau lemah.
Perlu ditanyakan adanya riwayat cedera pada pasien. g. Perubahan
sensibilitasKesemutan atau mati rasa menandakan adanya gangguan
pada fungsi saraf atau karena penekanan saraf oleh struktur yang
disekitarnya (prolaps diskus intervertebralis), iskemik local,
neuropati perifer. Kita dapat menanyakan hal apa yang dapat
memperberat atau memperingan, yang memicu perubahan postur. h.
Hilang fungsiRiwayat penyakitPasien biasanya lupa apda penyakit
atau kejadian yang terjadi sebelumnya. Perlu ditanyakan riwayat
kelainan pada masa kecil cedera, pengobatan yang telah dijalani
sebelumnya (jenis obat, khususnya kortikosteroid), dan konsumsi
alkohol.
Riwayat pada keluargaRiwayat keluarga dapat menentukan apakah
penyakit tersebut merupakan penyakit keturunan atau bukan.
Kehidupan sosialPerlu ditanyakan tentang pekerjaan, sehari hari
mengendarai apa, rekreasi, lingkungan rumah, dan yang menunjang
baik dari keluarga atau teman. 2. PemeriksaanPemeriksaan fisik
dimulai dari postur tubuh dan cara berjalan. Melakukakn pemeriksaan
pada bentuk tubuh yang normal dan yang tidak (dibandingkan).
LookKulit (skar atau perubahan warna kulit). Skar menunjukkan
riwayat pada dahulu, bekas operasi. Warna kulit menunjukkan
pigmentasi atau status vascular (sianosis, inflamasi). Benuk kulit
apakah terdapat pembengkakan atau atrofi. Posisi Feel. Kulit apakah
hangat atau dingin, lembab atau kering, rangsang sensibilitas
apakah normal. Jaringan lunak apakah terdapat benjolan, apabila ada
bagaimana pulsasinya. Tulang dan sendi apakah normal, penebalan
synovium, atau cairan sendi yang berlebihan. Nyeri tekan ketika
kita memeriksa nyeri tekan pada pasien maka kita harus melihat
ekspresi wajah dari pasien Move Setiap aktivitas terdapat gerakan
yang berbeda-beda, sperti :a) Gearakan aktifGerakan aktif untuk
menilai tingkat mobilitas apakah gerakan tersebut dapat menimbulkan
rasa sakit atau tidak. Gerakan aktif juga untuk mebilai kekuatan
otot.b) Gearakan pasifROM mulai diukur dari sudut nol derajat,
berdasarkan konvensi, netral atau letak anatomis sendi tersebut.
Untuk akurasi dapat menggunakan alat goniometer. Ketika melakukan
test gerakan dapat diperiksa juga apakah ada krepitasi atau tidak.
c) Gerakan abnormald) Gerakan provokatif
Terminology gerakana. Fleksi/ekstensi. Merupakan gerakan pada
bidang sagital.
b. adduksi/ abduksi. Merupakan gerakan pada bidang koronal.
c. Pronasi, supinasi, gerakan rotatori hanya digunakan untuk
gerakan lengan bawah dan kaki.
d. Sirkumduksi
Kekuan sendi Istlah kekakuan menunjukkan adanya suatu
keterbatasan, kekakuan dapat dibagi menjadi tidak ada gerakan,
keterbatasan pergerakan, atau hanya satu atau dua gerakan yang
terbatas. a. Tidak ada gerakanb. Keterbatasan pada semua gerakanc.
Satu atau dua gerakan yang terbatas
Kelemahan sendi Sendi pada anak anak lebih mobile daripada sendi
pada orang dewasa, kelainan sendi pada anak anak biasanya terjadi
karena diturunkan oleh orang tuanya dengan angka kejadian 5% dari
populasi normal. Gejala yang ditemukan adalah lutut dan siku
hiperekstensi, posisi tangan dan kaki abnormal. Selain itu,
biasanya pasien merasakan atralgia.
DEFORMITASKata deformitas dapat diterapkan pada orang, tulang
atau sendi. Pendeknya postur merupakan jenis cacat; mungkin karena
pendek pada bagian anggota gerak tubuh atau pada badan, atau
keduanya. Tulang sendiri juga dapat mengalami abnormal pendek; hal
ini jarang terjadi pada anggota gerak atas, tetapi anggota gerak
bawah.Jika badan tampak tidak lurus, hal tersebut penting untuk
ditentukan apakah kelainan tersebut pada tulang atau sendi.Sendi
dapat mengalami posisi yang tidak wajar baik karena tidak bisa
sejajar atau karena gerakan yang belum maksimal. Pada cacat lebih
umum disebut dengan istilah khusus.
Varus dan valgus Merupakan nama ilmiah untuk mengganti kata
"kaki berbentuk O" dan "kaki berbentuk X" dengan "genu varum" dan
"genu valgum". Tapi istilah tersebut tidak dapat digunakan untuk
kelainan bentuk siku, pinggul atau jempol kaki; dan, selain itu,
untuk formalitas dibenarkan oleh kebutuhan untuk kejelasan dan
konsistensi. Varus berarti bahwa bagian distal sendi bergeser
menuju garis tengah, sedangkan valgus menjauh dari itu.Kifosis dan
lordosis Dilihat dari samping, tulang belakang memiliki serangkaian
kurva - cembung posterior di daerah dorsal (kifosis), cembung
anterior di daerah servikal (leher) dan daerah lumbar (lordosis).
Kelengkungan berlebihan merupakan deformitas kifosis atau lordosis
(juga kadang-kadang disebut sebagai hiperkifosis dan
hiperlordosis).Skoliosis Dilihat dari belakang, tulang belakang
normal adalah lurus. Setiap kelengkungan pada bidang koronal
disebut skoliosisDeformitas postural Deformitas postural adalah
salah satu yang pasien bisa membenarkan dengan usaha; misalnya,
kifosis postural karena merosot bahu, atau sciatic "scoliosis"
karena kram/kejang pada otot paravertebral.Deformitas struktural
Deformitas yang terjadi akibat dari perubahan permanen dalam
struktur anatomi yang tidak dapat dengan sukarela diperbaiki. Hal
ini penting untuk membedakan skoliosis postural dengan struktural
(tetap) scoliosis. yang pertama adalah non-progresif, jinak dan
tidak membutuhkan perawatan sendiri; yang terakhir ini biasanya
progresif dan mungkin memerlukan pengobatan.Deformitas yang tetap
Istilah ini ambigu. Tampaknya berarti bahwa sendi terdeformasi dan
bergerak. Tidak begitu - itu berarti bahwa satu gerakan tertentu
tidak dapat diselesaikan. Dengan demikian, jika lutut dapat
melenturkan penuh tetapi tidak dapat memperpanjang sepenuhnya dapat
dikatakan memiliki "deformitas tetap fleksi".Deformitas sendiAda
empat penyebab dasar deformitas sendi:1. Kontraktur dari jaringan
lunak di atasnya. Ini terlihat biasanya ketika ada bekas luka yang
parah di seluruh aspek fleksor sendi (misalnya bekas luka bakar)
atau setelah fibrosis otot dan kontraktur.2. Ketidakseimbangan
otot. Kelemahan otot tidak seimbang atau spastisitas akan
mengakibatkan deformitas sendi yang kemudian akan terjadi
poliomyelitis dan kelumpuhan otak. Tendon pecah juga dapat
menyebabkan deformitas.3. Dislokasi. Jika sendi disartikulasi tidak
dapat diasumsikan pada posisi normal.4. Kerusakan sendi. Trauma,
infeksi atau athritis dapat merusak sendi dan menyebabkan
deformitas parah.
Deformitas tulangDeformitas tulang pada anak-anak dapat
disebabkan oleh kelainan pertumbuhan karena genetik yang abnormal,
cedera atau penyakit. Contohnya adalah achondroplasia (genetik),
fraktur physeal, dan rickets (defisiensi vitamin D).Pada orang
dewasa lebih banyak disebabkan oleh fraktur malunion, penyakit
Paget dan tumor tulang.BENJOLAN TULANGBenjolan tulang dapat
disebabkan oleh kesalahan perkembangan, cedera, inflamasi atau
tumor. Walaupun pemeriksaan x-ray penting, namun gambaran klinis
dapat menjadi sangat informatif.UkuranBenjolan besar yang melekat
pada tulang, atau benjolan yang semakin besar, hampir selalu adalah
tumorLokasiBenjolan di dekat sendi cenderung sering menjadi tumor
(jinak atau ganas); benjolan di poros mungkin karena ada fraktur
kalus, inflamasi tulang baru atau tumor.Batas Tumor jinak memiliki
suatu batas yang terdefinisi dengan baik; tumor ganas, benjolan
inflamasi dan kalus memiliki tepi yang tidak jelas.KonsistensiTumor
jinak terasa seperti tulang keras; tumor ganas sering memberikan
kesan bahwa tumor tersebut dapat teridentasi.Nyeri tekanBenjolan
karena peradangan aktif, kalus baru atau sarkoma yang berkembang
pesat terasa nyeri.
MultiplisitasMuncul beberapa benjolan tulang yang jarang: hal
itu terjadi dalam beberapa keturunan eksostosis dan penyakit
olliers.
PEMERIKSAAN NEUROLOGISJika gejala meliputi kelemahan atau
diskoordinasi atau perubahan sensibilitas, atau jika menunjuk pada
satu gangguan leher atau punggung, pemeriksaan neurologis lengkap
pada bagian yang terkait adalah wajib.Sekali lagi kita ikuti sebuah
rutinitas yang sistematik, yang pertama dilihat adalah tampilan
secara umum, lalu menilai fungsi motorik (tonus otot, tenaga dan
reflek) dan terakhir memeriksa fungsi sensorik (kepekaan kulit dan
kepekaan yang mendalam).PenampilanBeberapa kelainan neurologis
akibatnya dapat terlihat pada postur yang menjadi begitu khas untuk
diagnostik sementara: claw hand adalah suatu lesi pada saraf os
ulnar; drop wrist adalah suatu lesi pada saraf os radial; atau
waiters tip adalah deformitas lengan karena cedera pada plexus
brachial. Biasanya, bagaimanapun, ketika pasien bergerak kita dapat
mengapresiasi jenis dan tingkat gangguan motorik: lengan
menggantung terjadi karena cedera pleksus brakialis; yang memukul
ekstremitas bawah pada poliomyelitis; kelumpuhan simetris karena
lesi sumsum tulang belakang; ciri drop-foot yaitu gaya berjalannya
sesuai dengan kerusakan saraf ischiadicus atau perineus; dan
menyentak, gerakan "kejang" karena kelumpuhan otak.Memusatkan
perhatian pada bagian yang sakit, kita mencari perubahan trofi yang
secara signifikan kehilangan sensibilitas: halus, kulit berambut
yang kelihatannya meregang terlalu mencolok; atrofi pada ujung jari
dan kuku; bekas luka yang dapat menunjukan kecelakaan terbakar; dan
borok yang sulit untuk menyembuhkan. Atrofi otot itu penting; jika
terlokalisir dan simetris, mungkin menunjukkan disfungsi saraf
motorik tertentu.
Tonus dan kekuatanTonus masing-masing otot dalam sebuah kelompok
diuji dengan menggerakan sendi terdekat untuk meregangkan otot.
Peningkatan tonus (kelenturan/kejang) adalah ciri dari kelainan
upper motor neuron seperti kerusakan otak dan stroke. Hal tersebut
seharusnya tidak dibingungkan dengan kekakuan yang terlihat pada
penyakit Parkinson. Penurunan tonus (dalam keadaan normal) dapat
ditemukan pada lesi lower motor neuron; contohnya, poliomyelitis.
Kekuatan otot berkurang dalam tiga keadaan; penting untuk mengenali
bahwa "kejang" otot mungkin masih ada yang lemahPengujian kekuatan
otot tidak semudah yang dikira; Beberapa pasien telah mempelajari
anatomi, dan kita harus membuat diri kita mengerti. Urutan dari
pemeriksaan itu penting: Anda menempatkan anggota badan - ia
memegang itu - Anda mencoba untuk memaksa gerakan, memintanya untuk
menolak saat Anda menekan ototnya. Ekstremitas yang normal
diperiksa terlebih dahulu, lalu anggota tubuh yang terkena dan
keduanya dibandingkan. Reaksi otot halus, seperti ibu jari dan
jari-jari, dapat direproduksi dengan terlebih dahulu menunjukkan
gerakan sendiri, kemudian mengujinya di tungkai terpengaruh dan
kemudian di salah satu yang terkena dampak. Kita dapat belajar
lebih banyak tentang gerakan komposit dengan meminta pasien untuk
melakukan tugas-tugas tertentu, seperti memegang pulpen atau
mencengkeram tongkat.Kekuatan otot biasanya dinilai pada skala
Medical Research Council:Nilai 0 tidak ada gerakanNilai 1 hanya
sedikit gerakanNilai 2 gerakan mengikuti grafitasiNilai 3 gerakan
melawan grafitasiNilai 4 gerakan melawan tekananNilai 5 gerakan
dengan kekuatan normalHal ini penting untuk menentukan kelemahan
otot disebabkan oleh penyakit otot atau penyakit saraf.
Reflek tendonReflek tendon dalam disebabkan oleh peregangan yang
cepat pada tendon yang dekat dengan insersionya. Pada ekstrimitas
atas kita uji pada bisep, trisep dan brakioradialis; dan pada
ekstrimitas bawah diuji pada tendon patella dan tendon
achilles.Refleks tendon refleks segmental monosynaptic; yaitu,
jalur refleks melewati jalan pintas melalui tulang belakang pada
tingkat segmental. Depresi atau tidak adanya refleks menandakan
gangguan jalur pada akar posterior saraf, sel tanduk anterior, akar
saraf motorik atau saraf perifer. Hal ini dapat bermanifestasi
sebagai klonus pergelangan kaki: tersentak ke atas tajam pada kaki
(dorso-fleksi) yang menyebabkan terjadi berulang, gerakan klonik
'kaki; sama; dorongan ke bawah tajam pada patella dapat menimbulkan
klonus patela.
Refleks superfisialRefleks superfisial disebabkan oleh gerakan
kulit pada berbagai tempat untuk menghasilkan kontraksi otot yang
spesifik; yang biasa dikenal yaitu pada reflek pada abdominal
(T7-T12), cremasteric (L1-L2) dan anal (S4-S5). Hal ini merupakan
reflek kortikospinal (upper motor neuron). Tidak adanya reflek
mengindikasikan terjadi lesi pada upper motor neuron (biasanya pada
medula spinalis).Reflek plantarRangsangan yang kuat pada telapak
kaki normalnya menghasilkan fleksi pada jari kaki (atau tidak ada
respon sama sekali). Respon ekstensi (ekstensi kuat pada jari kaki
di mana pada yang lain terjadi fleksi) adalah ciri dari kelainan
upper motor neuron.Sensibilitas/kepekaanKepekaan untuk sentuhan
halus dan untuk tusukan jarum dapat meningkat (hiperaesthesia) pada
lesi saraf tertentu. Kepekaan yang berlebih (hiperaesthesia) atau
tidak ada kepekaan (anestesi), menandakan tekanan atau gangguan
saraf perifer, akar saraf atau jalur sensorik di sumsum tulang
belakang.Perkusi yang cepat sepanjang perjalanan saraf yang terluka
dapat menimbulkan kesemutan dalam distribusi distal dari saraf
(tanda tinels).Uji untuk menentukan suhu dan perbedaan dua titik
(kemampuan untuk mengetahui dua titik sentuhan dalam beberapa
milimeter) biasanya digunakan dalam penilaian cederan saraf
perifer.Sensibilitas yang dalam dapat diperiksa dalam beberapa
cara, dengan tes vibrasi sebuah suara garpu tala ditempatkan pada
tepi tulang, pasien diminta merasakan getaran dan mengatakan ketika
getaran menghilang. Dengan membandingkan dua sisi, perbedaan dapat
diketahui. Tes posisi dengan meminta pasien mencari bagian khusus
dari badan dengan mata tertutup seperti memegang ujung hidung
dengan jari telunjuk. Tes postur sendi adalah tes dengan meminta
pasien menggenggam jari kaki dan ditempatkan pada berbagai posisi
seperti naik atau turun. Stereognosis adalah kemampuan mengenali
bentuk dan tekstur, dengan memberikan pasien beberapa objek benda
yang familiar untuk dipegang dan disebutkan nama benda
tersebut.Jalur sensibilitas yang dalam terdapat pada columna
posterior dari tulang belakang. Sebuah gangguan dapat ditemukan
dalam neuropati tepi dan lesi tulang belakang seperti cedera tulang
belakang columna posterior. Keseimbangan juga dibawa dalam columna
posterior. Keseimbangan dapat dites dengan meminta pasien berdiri
dengan mata yang tertutup, abnormal apabila goyangan tubuh terjadi
berlebihan (tanda Romberg).Fungsi kortikal dan cerebelumCara
berjalan yang mengejutkan dapat mengakibatkan lutut tidak stabil,
atau kelainan tulang belakang atau cerebellum. Apabila tidak ada
abnormalitas musculoskeletal, diperlukan pemeriksaan saraf pusat
secara lengkap.Pemeriksaan pada kondisi khususMetode ini harusnya
dijadikan panduan. Beberapa tes special hanya cocok pada kondisi
khusus. Pendekatan menyeluruh perlu dimodifikasi saat memeriksa
pasien dengan trauma akut. Jangan memindahkan anggota gerak pasien
dengan suspek fraktur bila sebuah x-ray dapat membuktikan
jawabannya.
PENCITRAAN DIAGNOSTIKRadiografi film polosGambar
radiografiGambar radiografi dihasilkan dengan peredaman x-ray
melewati jaringan sebelum pesawat atau film yang sensitif. Semakin
tebal jaringan, semakin besar peredaman yang terjadi, semakin putih
gambar pada film. Implan logam terlihat putih, diikuti tulang dan
jaringan lunak dalam beberapa gradasi tergantung tingkat ketebalan.
Sebuah tulang di atas tulang lainnya menghasilkan gambar yang
tumpang tindih. Penting untuk mengambil beberapa gambar dari
berbagai proyeksi dalam rangka memisahkan garis anatomi.Bagaimana
membaca x-rayIstilah x-ray menjadi kebiasaan karena penggunaannya.
Radiograf adalah yang lebih benar. Proses interpretasi seharusnya
sesuai prosedur seperti pemeriksaan klinis. Urutan nyaman untuk
pemeriksaan adalah : pasien jaringan lunak tulang diagnosis
terkait.PasienPastikan nama pada film adalah benar nama pasien
Anda. Rincian klinis sangat penting. Ketika meminta sebuah
pemeriksaan x-ray, berikan ahli radiologi informasi yang cukup
tentang klinis pasien.Jaringan lunakLihat variasi bentuk dan
densitasnya.BentukOtot seringkali terlihat dan mengungkapkan atrofi
atau pembengkakan.DensitasDensitas meningkat pada jaringan lunak
mengikuti kalsifikasi pada tendon, pembuluh darah, hematom, atau
abses. Densitas menurun pada jaringan lunak seperti jaringan lemak
atau gas.TulangBentukIdentifikasi struktur anatomi dan pelajari
masing-masing bagian dengan teliti. Contoh untuk tulang belakang,
amati kesegarisan vertebra, jarak diskus, pedikel, sendi facet, dan
prosesus spinosus. Pada pelvis, lihat kesimetrisan bentuk tulang
pada posisi normal, selalu bandingkan kedua sisi.Tulang dapat
bengkok atau terlalu lebar seperti penyakit Paget. Deformitas local
atau pembengkakan dapat berasal dari dalam (kista atau lesi
radiolusen lainnya) atau pertumbuhan tulang baru (tumor). Periksa
periosteum untuk menilai permukaan periosteum (periosteum tulang
baru adalah tanda infeksi, fraktur, atau malignansi), korteks
(destruksi atau fraktur), dan endosteum (bersih dan tajam atau
berlubang).DensitasHati-hati pada densitas tulang yang meningkat
atau berkurang. Struktur trabecular biasanya terlihat. Defek lokal
dengan tepi tajam biasanya jinak, defek dengan tepi kabur biasanya
infeksi atau lesi ganas, dan penampilan moth-eaten hamper selalu
ganas. Lokasi dari lesi sangat penting. Kista biasanya timbul pada
metafisis, tumor sel raksasa biasanya timbul pada ujung akhir dari
tulang.SendiRadiografi sendi menggambarkan tulang sendi dan jarak
di antaranya. Jarak antar sendi terlihat lebih lebar pada anak-anak
dibandingkan orang dewasa karena epifisisnya masih kartilago yang
terlihat radiolusen. BentukOrientasi umum dari sendi dan
keharmonisannya dengan akhiran tulang, diperlukan perbandingan sisi
abnormal dengan yang normal. Kemudian liat pemendekan atau asimetri
dari jarak antar sendi, penipisan menandakan artritis.
DensitasGaris pada peningkatan densitas dalam jarak antar sendi
dapat berupa kalsifikasi dari kartilago atau meniskus
(kondrokalsinosis). Diagnostis terkaitMeskipun fitur x-ray telah
diamati secara teliti, diagnosis tidak akan langsung siap hanya
dari x-ray. Bahkan sebuah fraktur tidak selalu jelas. Lihatlah
abnormalitas lainnya yang terakit, mungkin diperlukan teknik
pencitraan lainnyaa. Pemendekan rongga sendi + kista subartikular +
osteofit = osteoarthritisb. Pemendekan rongga sendi + osteoporosis
+ erosi periartikular = inflamasi artritis c. Destruksi tulang +
pembentukan tulang baru periosteal = infeksi atau malignansi sampai
terbukti hal lainnyaX-ray dengan media kontrasMedia kontras yang
biasa digunakan dalam ortopedi seringnya adalah cairan iodine yang
diinjeksikan ke sinus, rongga sendi, atau ke teka spinal. Udara
atau gas dapat juga diinjeksikan ke sendi untuk menghasilkan gambar
negatif yang menguraikan rongga sendi.SinografiSinografi adalah
bentuk paling sederhana dari radiografi dengan kontras. Mediumnya
(komponen ion larut air) diinjeksikan ke sinus yang terbuka;
filmnya akan menunjukkan jalur dan melihat akan tepat mengarah ke
tulang atau sendi yang menjadi tujuan.ArtrografiJaringan longgar
intraartikular akan menghasilkan opak pada medium kontras. Jaringan
lutut, robekan meniscus, robekan ligament, ruptur kapsul dapat
terlihat. Pada tulang belakang dapat melihat degenerasi diskus dan
abnormalitas sendi facet.MyelografiMyelografi dahulu digunakan
untuk mendiagnosis prolapse diskus dan lesi kanalis spinalis.
Sekarang telah digantikan oleh CT dan MRI. Namun myelografi masih
digunakan untuk mengamati lesi saraf cervical dan penunjang pasien
dengan nyeri punggung.TomografiTomografi menghasilkan gambar yang
fokus pada pesawat khusus. Ini berfungsi untuk mendiagnosis
nekrosis tulang segmental dan fraktur depresi tulang trabecular.
Lesi radiolusen kecil seperti osteoma osteoid dan abses tulang juga
dapat diperiksa.Tomografi terkomputasi (CT)Seperti tomografi
sederhana, prosedur CT memotong gambar transaxial melalui pesawat
jaringan terpilih dengan resolusi yang jauh lebih tinggi. Potongan
melalui sendi atau jaringan mungkin terpisah 5-10 mm, dan sendi
yang kecil atau diskus intervertebralis harus lebih tipis. Dengan
resolusi kontras yang hebat, CT dapat menampilkan ukuran dan bentuk
tulang dan jaringan dalam potongan transversal. Ini sangat membantu
mengetahui ukuran tumor dan penyebarannya, meskipun tidak dapat
mengetahui jenis tumornya. Selain itu CT juga berfungsi dalam hal
intravaskular, intraartikular, atau intrateka. CT sebagai pemandu
prosedur operasi seperti biopsi tumor juga sangat membantu.
MAGNETIC RESONANCE IMAGINGTidak seperti pada x-ray. MRI
mempercayakan emisi radiofrekuensi dari atom dan molekul pada
jaringan yang terekspose ke lapangan magnetic yang statis. Gambar
pada MRI diproduksi oleh sinyal yang sama dengan Ct-Scan, akan
tetapi mempunyai resolusi kontras yang lebih bagus dan perbedaan
jaringan yang lebih halus. Lebih dari itu, slide dari gambar dapat
diperoleh dari banyak bidang dan dapat direkonstruksi untuk
mendapatkan gambar tiga dimensi serta menambahkan informasi yang
tersedia.Semua nukleus atom dengan nomer proton yang ganjil sebagai
bahan resonansi magnetic, akan tetapi itu sangat berlimpah di
jaringan manusia dan mudah untuk dideteksi, nukleus hydrogen yang
sering digunakan untuk gambar MRI. Intensitas sinyal MRI tergantung
dari densitas nukleus hidrogen pada jaringan yang diteliti dan
bagian dari putaran karakteristik dan rasio pengendoran yang
mengikuti eksitasi proton. Fenomena pengendoran didefinisikan oleh
2 kebebasan waktu yang konstan, T1 dan T2, yang mana memberikan 2
sinyal yang simultan.Jaringan berisi banyak hydrogen (lemak, tulang
dan sum-sum tulang) yang memancarkan intensitas dengan sinyal
tinggi dan memproduksi gambar yang cerah, sedikit berisi hydrogen
(tulang kortikal, ligamen, tendon, dan udara) yang memunculkan
gambar gelap, setengah keabauan ditunjukkan oleh kartilago, canalis
spinal, dan otot. Lebar gambar T1 menunjukkan definisi yang hebat
dan menyediakan banyak gambar anatomi. Lebar gambar T2 menceritakan
banyak karakteristik physiologikal jaringan. Rangkaian denyutan
banyak menggunakan densitas proton dan Short Tau Inversion Recovery
(STIR), yang mana dapat menekan lemak, dan dapat meningkatkan
kontras untuk air yang berisi jaringan. Dengan seleksi banyak
bidang anatomi, tipe gulungan, irisan yang tebal, perbesaran,
rangkaian denyutan, jaringan yang berbeda, dan organ dapat
digantikan dengan kecerahan yang bagus. Tumor pada tulang dapat
ditunjukkan secara tranversal dan longitudinal dan penyebaran
extraosseous dapat secara akurat dinilai. Lebih dari itu, untuk
menentukan karakteristik yang potensial yaitu dengan mengikuti
kelainan yang sesuai dengan diagnosis anatominya.Area lain yang
tidak banyak digunakan adalah diagnosis dini pada iskhemik tulang
dan nekrosis, investigasi nyeri punggung, dan spinal disorder, dan
menjelaskan kartilago, dan luka ligamen. Pada lutut, spesialnya MRI
adalah akurat sebagai arthroscpy untuk diagnosis meniscal tearsdan
luka ligamen yang penting. Selanjutnya, dapat mendeteksi lesi
ostechondral yang mana tidak tampak pada arthroscopy. MRI sekarang
juga digunakan untuk mendiagnosis rotator cuff tears dan labral
injuries di pundak dan luka ligamen sekitar pergelangan kaki. MRI
bagus untuk berbagai hal dan bebas dari resiko radiasi. Hal ini
mengingatkan bahwa masih ada satu metode diagnostik dintara banyak
metode lain.DIAGNOSTIC ULTRASOUNDFrekuensi gelombang suara yang
tinggi diteruskan oleh tranduser yang dapat dimasukkan beberapa
centimeter dalam jaringan. Seperti mereka melewati hubungan
jaringan yang dalam beberapa gelombang di refleksikan belakang
untuk tranducer yang mana mereka di daftarkan sebagai sinyal
elektrik dan mempertunjukkan sebagai gambar pada screen atau plate.
Pada perlengkapan yang modern jaringan dengan berbagai macam
densitas dapat digambar kan dalam gradasi abu-abu yang dijinkan
secara definisi anatomi. Waktu yang tepat menunjukkan di monitor
bahwa memberikan gambar yang dinamis, yang mana bergunae dari pada
gambar statis biasanya pada gambar transparan. Satu keuntungan
besar pada tekhnik ini yaitu perlengkapan yang simpel dan portable
dan dapat digunakan dimanapun. Selain itu tidak menyebabkan
kerugian diberbagai banyak efek.Tergantung dari struktur, perbedaan
jaringan adalah mengarah ke echogenic yang tinggi, echogenic
sedang, atau bebas echo. Kista yang berisi cairan adalah bebas
echo, lemak adalah echogenic yang tinggi, dan semi solid organ
bermanifestasi pada berbagai macam derajat echo.Sebagai hasil tanda
kontras echogenic diantara kista dan massa solid, ultrasonography
adalah alat yang digunakan untuk identifikasi kista yang sulit
teridentifikasi seperti abses, hematom, kista popliteal, dan
aneurisma. Ini juga mampu untuk mengidentifikasi cairan
intraarticular dsn juga mungkin dapat mengidentifikasi efusi
sinovial atau memonitor proses iritasi pinggul. Selain itu, sering
juga untuk memonitor bayi yang baru lahir dengan dislokasi
kongenital (dysplasia) pinggul, kepala kartilago femur dan
acetabular labrum dapat secara jelas diidentifikasi, dan hubungan
mereka setiapnya menunjukkan pinggul norma atau tidak normal.
Ultrasound juga dapat digunakan untuk diagnosis rotator cuff tears
di pundak, interpretasi gambar dapat menjadi sulit.
RADIONUCLIDE IMAGINGEmisi photon oleh radionuklida diambil dalam
jaringan yang dapat direkam oleh scanner bunjursangkar atau kamera
gamma, untuk memproduksi gambar yang mana merefleksikan
aktivitasyang terjadi pada jaringan atau organ. Ideal isotop untuk
tujuan tchnetium-99m (99mTc): yang mempunyai karakteristik yang
tepat untuk gambar kamera gama. Itu mempunyai hubungan pendek dalam
masa paruh (6 jam) dan cepat untuk dikeluarkan. Aktivitas
dibelakang yang meningkatkan pengambilan menunjukkan terlihat.
Ketika 99mTc terikat dengan senyawa phosphat pada tlang, maka
konsentrasi selektif pada jaringan sekeletal.Bone Seeking
IsotopeTechnetium labelled hydroxymthilene diphosphosphonate
(99mTcHDP) diijeksikn secara intravena dan aktivitasnya direkam
menjadi 2 stase: 1) ktivitas jangka pendek setelah injeksi,
sementara masih di aliran darah, atau di perivascular space
(perfusi atau fase kolam darah) dan 2) 3 jam setelah isotop diambil
oleh tulang (the bone phase). Normalnya, fase perfusi dini kedalam
jaringan lunak pembuluh darah sekitar sendi memproduksi gambaran
lebih gelap (lebih aktif), 3 jam setelah aktivitas telah luntur dan
bagan tulang dapat ditunjukkan secara jelas, aktivitas yang besar
menunnjukkan di cancellous tissue pada akhir tulang
panjang.Perubahan radioctivity sangat signifikan ketika lokasi
mereka tajam dn asimetris. 4 tipe abnonormal yang terlihat, antara
lain dijelaskan di bawah ini.Peningkatan aktivitas pada fase
perfusi. Ini meningkatkan aliradan darah jaringan lunak-salah satu
tanda inflamasi, contoh akut atau kronik sinovitis.Penurunan
aktivitas pada fase perfusi. Ini sanagt jarang dan signifikan
insufisiensi lokl vaskular.Peningkatan aktivitas pada fase tulang.
Ini juga daat dikarenakan kelebihan pengambilan isotop di ciaran
ekstra sellular osseus atau banyak keranjingan dalam penggabungan
pembentukan jaringan tulang, hal ini bisa juga seperti fraktur,
infeksi, lokal tumor, tau penyembuhan setelah nekrosis, atau tidak
ada keanehan scan tulang itu sendiri diantara erbagai
kondisi.Pengurangan aktivitas pada fase tulang. Hal ini dikarenakan
tidak ada suplai darah contoh fraktur kaput femur pada collum
femur) atau perubahan tempat tulang karena patologi jaringan.Jenis
aplikasi klinik antara lain: 1) diagnosis stres fraktur (atau
dislokasi fraktur) yang mana tidak muncul pada x-ray. 2) deteksi
abses tulang yang kecil atau osteoid osteoma. 3) investigasi
kehilangan atau infeksi sekitar protese. 4) diganosis iskhemik
kaput femur pada penyakit Perthes atau nekrosis karena avaskular di
remaja 5) diagnosis dini metastasis.Other radionuclides
compoundTechnetium labelled sulphur colloid (99Tm-Sc) diambil olef
fagosit di retikuloendotelial sistem dan oleh karena itu bagus
untuk mendeteksi perdarahan sum sum tulang dari pada bone-seeking
compound. Ini juga digunakan untuk diagnosis iskemik kaput femur,
tetapi ini belum cukup sensitif untuk digunakan secara rutin pada
fraktur panggul atau suspek kaput fmur nekrosis.Gallium-67 (67 Ga)
ada pada sel yang inflamasi dan telah digunakan untk
mengidentifikasi infeksi yang tersembunyi, contoh: investigasi
Prosthetic loosening setelah dislokasi sendi. Bagaimanapun juga,
ini memberikan infrmasi yang lebih jeas daripada scan 99mTc
tulang.Indium-111-labelled leucocytes dapat juga digunakan sebagai
marker untuk infeksi. Leukosit dari darah pasien itu sendiri
ditandai dengan 111In dan kemudan dienjeksi ulang pada aliran
darah. Area yang mengalami peningkatan aktivitas yang mana mereka
akan terkonsentrasi.BLOOD TESTNon spesific blood test Abnormal
darah yang tidak spesifik adalah sering pada tulang atau sendi yang
mengalami penyakit. Mereka diinterpretasikan secara klinik dan
X-ray. Hyprocromic anemia adalah sering pada Reumatoid arthritis.
Tetapi ini mungkin konsekuensi terjadinya perdarahn
gastrointestinal yang disebabkan obat anti inflamasi.Leukositosis
secara umum ada ketika terjadi infeksi. Tetapi leukositosis yang
sedang sangat jarang pada rheumatid arthritis dan selama terjadi
encok. Rasio sedimen eritrisit (ESR) adalah ering meningkat pada
akut atau kronik inflamasi atau setelah luka pada jaringan.
Bagaimanapun juga, pasien dengan infesi rendah mempunyai ESR yang
normal dan tidak dijadikan sebagi tanda. ESR muncul tinggi ketika
pada monoclonal immunoglobulin, selain itu pada myelomatosis.
C-reactive protein (and oter acute phase proteins) mungkin
meningkat abnormal pada arthritis dan sementara setelah luka. Tes
sering kali digunakan untuk memonitor proses dan aktivitas
rheumatoid arthriris dan infeksi yang kronik. Plasma gamma-globulin
dapat diukur melalui protein elektroporesis. Mereka berharga dalam
membantu mendiagnosis Rheumatic disorder dan leih digunakan untuk
mendiagnosis mylomatosis.Rheumatoid Factor TestFaktor reumatoid
adalah autoimun (untuk antiglobulin) yang mana dipresentasikan pada
pasien dengan RA. Meskipun begitu hal ini bukan untuk diagnostik
dan beberapa pasien ternyata seronegtive. Faktor reumatoid juga
absen pad ankilosing spondilitis, penyekit reiter, psriatic
arthritis, dan gangunag-ganggguan lain yang dikelompokkan sebagai
seronegatifdarthrides.Jenis jaringanAntigen HLA dapat dideteksi
dengan sel darah putih dan mereka digunakan untuk menentkan
karakteristik jaringan seronegatif spondhatritides berhubunan dekat
dengan HLA-B27 pada kromosom 6, ini sering digunakan untuk
konfirmasi pasien dengan suspek ankilosing spondilitisatau penyakit
reiter tetapi ini bukan tes yang spesifik karena itu positiv pada
8% suku kaukasia yang normal.BiochemestryTes biochemical adalah
esensial untuk monitor pasien dengan luka yang serius. Ini juga
rutin untuk dijadikan tes gangguan rheumatoid dan abnormalitas
metabolisme tulang. Mereka signifikan untuk mendiskusikan kondisi
terebutSYNOVIAL FLUID ANALYSISArtroentasis adalah banyak diabaikan
sebagai prosedur, padahal ini memberikan informasi yang valuable
yang mana mengikuti kondisi tabel 1.1Pembengkakan sendi akut
setelah luka. Perbedaan synovitis dan perdarahan adalah susah,
aspirasi adalah jalah untuk mendapatkan jawaban yang cepat.Suspek
infeksi. Pemeriksaan fisik dan labortaorium akan memberikan jawaban
akan tetaoi memerlukan waktu. Aspirasi sendi merupakan esensial
untuk diagnosis dini.Synovits akut pada orang dewasa. Analisis
cairan sinovial merupakan satu-satunya cara untuk membedakan
infeksi, gout, pseudogout.Sinovitis kronik. Aspirasi sendi sedikit
penting karena satu-satunya cara dari bayak prosedur diagnostik
untuk menentukan suspek tuberkulosis dan gangguan rheumatoid yang
tidak spesifik.TekhnikAspirasi sendi yang sebelumnya sudah
dilakukan tindkan asepsis. Ambil cairan kurang dari 0,5
ml.Pemeriksaan KotorNormal cairan sinovial adalah jernih dn
berwarna kuning. Tidak jernih dan keruh diakrenakan adanya sel
menunjukkan adanya inflamasi. Adanya darah menunjukkan adanya luka
tetapi juga bisa karena adanya infamasi akut dan pigmen dari
villonodular sinovitis.Pemeriksaan Microscopic Tetesan cairan
sinovial yang jernih ditaruh diatas objek glass kemudian diamati
dibawah mikrosop. Sel darah mudah untuk diidentifikasi, banyak
leukosit menunjukkan adanya infeksi, kristal harus diteleti secara
cermat, kristal lebih jelas terlihat dengan mengginakan polarized
light microscopy.Dry smears disiapkan dengan cairan heparin, banyak
konsentrat didapatkan apabila cairan disentrifugasi. Setelah
pewarnaan (wright dan gram), smear digunakan untuk menetukan sel
dari pus dan organisme. Ingat, apabila setelah dilakukan
pemeriksaan dengan hasil negatif jangan mengeluarkan infeksi.Tes
laboratoriumMembandingkan sinovial dengan konsentarasi glukos
darah, reduksi glukosa papda sinovial menunjukkan tanda infeksi.
Jumlah sel darh putih yang tinggi ( > 100.000/mm3) adalah
biasanya mengidentifikasi adanya infeksi, leukositosis sedang juga
menunjukkan adanya gout dan tipe inflamasi artritis. Kultur
bacteriological dan tes untuk sensitivitas antibiotik esensial
untuk beberapa kasu yang susek dengan infeksi.
BONE BIOPSYBiopsi tulang adalah sangat penting untuk menunjukkan
diagnosis atau membedakan kondisi yang menyerupai dengan yang lain.
Investigasi penyakit mtabolisme tulang seperti kebijaksanaan,
jarang penuh tanpa biopsi menunjukkan 1) tipe abnormalitas
(osteoporosis, osteomalasia, paratiroidisme) dan 2) beberapa
gangguan berat.
Terbuka atau tertutup?Biopsi yang terbuka dengan paparan lesi,
eksisi sesuai dengan porsi ukuran tulang, tampk menyenangkan, akan
tetapi mempunyai beberapa kekurangan, anatara lain: 1)nmembutuhkan
tindakan operasi yag mana mempunyai resiko terhadap anestesi dan
infeksi. 2) jariangn baru dibuka yang dapat menyebabkan penyebaran
infeksi dan tumor. 3) insisi biopsi mungkin membahayakan pada
eksisi lesi yang lebar berikutnya 4) banyak tidak tercapai ke
bagian lesi contoh tumour of acetabupar floor) yag mana hanya bisa
dicapai dengan pemotongan yang lebar dan dalam pada jaringan yang
sehat.Biopsi yang tertutup menggunakan jarum atau trephine yang
tepat untuk mengambil jaringan, ini merupakan pilihan kecuali
apabila lokasi lesi tidak akurat atau ketika konsistensi jaringan
tidak cukup untuk didapatkan. Solid atau semi solid jaringan dapat
diambil secara intak melalui jarum atau trphine, sedangkan cairan
dapat diaspirasi dengan biopsi jarum.PencegahanUkuran jarum dan
pemotong trephine yang tepat seharusnya diseleksi. Tumor yang
lembut dan fokus infeksi, mengambil smpel dengan menggunkan jarum
yang tipis (diameter 1-2 mm), biopsi puncak ilaca untuk
histomorphomtry pada penyakit metabolime tulang dengan menggunkan
trephine sekurang-kurangnya diameter 5 mm.ARTHROSCOPYArtroscopi
menunjukkan diagnosis dan hasil terapi. Banyak digunakan pada
lutut, pergelangan tangan, dan panggul. Jika suspek lesi menerima
untuk dilakukan pembedahan, itu dapat hanya dtangani dengan duduk
tanpa melakukan operasi terbuka. Akan tetapi meskipun begit,
arthoscopy adalah tindakan yang invasif dan sangat membutuhkan
kemampuan dan praktek. Ini tidak seharusnya dijadikan simpek
pemeriksaan sebagai alternatif pemeriksaan klinik dan
gambar.TekhnikProsedur lebih baik dilakukan dibawah pengaruh
anestesi: ini memberikan relaksasi otot yang bagus, mengijinkan
untuk manipulasi, dan membuka kompartemen sendi. Sendi melebar
karean adanya cairan dan artroscopi diperkenalkan secara perkutan.
Peralatn yang lain(probes, curretes dan forcep) dimasukkan pada
portal kulit, mereka digunakan apabila kurang bisa untuk mencapai
sendi atau untuk mendapatkan biopsi. Arahan berdasarkan gambar dari
monitor, manipulasi yaitu sat tangan memegang artroscope dan tangan
yang lain memegang probe atau forcep atau yang lainnya. Akhirnya
yang terkahir sendi dibersihkan dan luka kulit kecil dijahit.
Pasien biasanya pulang kerumah hari berikutnya.DiagnosisLutut
adalah sendi yang paling mudah untuk diakses. Sinovium dan permukan
articular dapat menunjukkan perbedaan inflamasi dan non inflamasi,
lesi yang destruksi dan non destruksi. Meniscal tears dapat
didiagnosis dan diterapi secara cepat. Defisiensi ligamen, fraktur
osteokartilago, carilaginous loose bodies dan tumor sinovial dapat
terlihat.Artroscopy pada pundak lebih sulit tetapi permukaan
articular dan glenoid dapat dipaparkan. Lesi rotatir cuff sering
didiagnosis dan diterapi dalam waktu yang sama.Artroscopy pada
pergelangan untuk diagnosis torn triangular fibrocartilago dan
ruptur ligaen interosseous. Artroscopy pada panggul kurang lebar
untuk digunakan, tapi bsa untuk diagnosis pada panggung yang nyeri
tanpa ada penjelasan. Labral tears, synovial lesion, loose bodies
dan kerusakan articular kartilago dapat didianosis dengan laporan
akurasi sampai 50%.KomplikasiDiagnosis artroscopy itu aman, akan
tetapi tidak bebas terhadap komplikasi, sering nya dengan
haemarthosis, thromboplebitis, infection, joint stiffnrss. Bisa
juga timbul algodystrophy (sindrom nyeri regional yang
kompleks).ELECTRODIAGNOSISFungsi saraf dan otot dapat diteliti dari
berbagai metode elektrik. Informasi aktivitas psikologikal tidak
valuable dalam mendiagnosis gangguan neuromuskular. Tapi ini
digunakan untuk pengganti, tidak digantikan, pemeriksaan klinik
sistematik. Dua tipe untuk investigasi : penelitian saraf konduksi
dan elektromiography.Konduksi saraf motorikStimulasi elektrik saraf
motorik normalnya diproduksi oleh kotraksi otot yang disuplai oleh
saraf. Stimulus diaplikasikan ke kulit mealui saraf, respon unit
motorik yang diukur oleh jarum elektroda yang dimasukkan ke otot.
Elektrik dinyalakan, potensial aksi motorik (MAP) menjelaskan dan
mempertontonkan di oscilloscope.Konduksi saraf sensoryJika saraf
sensory terstimulasi pada bagain distal, sensory nerve action
potential (SNAP) dapat direkam pada proximal. Disini lagi,
pengukuran jarak stimulasi dan elektroda, dan waktu antara stimulus
dan respon.ELEKTROMYOGRAPHYElektromyography (EMG) bukan berhubungan
dengan stimulasi saraf dengan elektrik. Jaru konsentris pada otot
dignakan untuk merekam aktivitas unit motorik pada saat
istirahatdan ketika otot berkontraksi.