TUGAS MANAJEMEN MUTU DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN KECEMASAN SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN OLEH : NURHADI ( 131141030 ) SYIDDATUL BUDURY ( 131141035 ) DEWA KADEK ADI SURYA A ( 131141044 ) M. ABDUL ROUF ( 131141047 ) KHAMIDA ( 131141051 )
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TUGAS MANAJEMEN MUTU DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN
KECEMASAN SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR
MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN
OLEH :
NURHADI ( 131141030 )
SYIDDATUL BUDURY ( 131141035 )
DEWA KADEK ADI SURYA A ( 131141044 )
M. ABDUL ROUF ( 131141047 )
KHAMIDA ( 131141051 )
PROGRAM STUDI S2 ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2011/2012
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
bimbinganNya kami dapat menyelesaikan tugas mata ajar Manajemen mutu dalam
pelayanan keperawatan dengan topik ” Kecemasan sebagai salah satu indikator
mutu pelayanan keperawatan”
Makalah ini merupakan tugas mata ajar manajemen mutu dalam pelayanan
keperawatan Program Magister Keperawatan Universitas Airlangga. Bersama ini
perkenankan kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr.Nursalam,M Nurs (Hons). selaku PJMK MA manajemen mutu dalam
pelayanan keperawatan, yang berkenan memberikan bimbingan dan
materi pendidikan, atau penyuluhan kepada pasien yang
diberikan diulang atau review oleh pasien, materi pendidikan
atau penyuluhan direview kembali oleh perawat dan dilakukan
Tanya jawab, infromais yang cukup diberikan untuk
mengurangi cemas) yang dirawat disarana kesehatan selama
periode waktu tertentu setiap bulan .
Analisa :
Kelemahan :
Jika melihat identifikasi dari aspek penilaian kecemasan
pada definisi operasional hanya menitikberatkan bahwa
kecemasan terjadi karena faktor pengetahuan.padahal
kecemasan pasien dapat disebabkan karena berbagai faktor
antara lain:
Adanya Ancaman terhadap integritas diri, meliputi
ketidakmampuan fisiologis atau gangguan dalam
melakukan aktivitas harian guna pemenuhan terhadap
28
kebutuhan dasarnya.
Adanya Ancaman terhadap sistem diri yaitu adanya
sesuatu yang dapat mengancam terhadap identitas diri,
harga diri, kehilangan status atau peran diri, dan
hubungan interpersonal.
Numerator /
pembilang
Jumlah pasien cemas adalah total / jumlah pasien cemas
berdasarkan hasil identifikasi pasien cemas (dari rata-rata
identifikasi aspek : materi pendidikan / penyuluhan kepada
pasien yang diberikan diulang/ direview kembali oleh perawat
dan dilakukan Tanya jawab , infromasi yang cukup diberikan
untuk mengurangi cemas) yang dirawat di sarana kesehatan
selama waktu tertentu setiap bulan
Analisa
Kesesuaian : jumlah pasien cemas berdasarkan hasl
identifikasi
Kelemahan :
Jumlah numerator tidak membedakan tingkat kecemasan
Denumerator Jumlah pasien yang dirawat adalah total atau jumlah pasien
dirawat di sarana kesehatan selama periode waktu tertentu
setiap bulan
Analisa :
29
Kesesuaian :
Jumlah pasien yang dirawat adalah total atau jumlah pasien
dirawat di sarana kesehatan selama periode waktu tertentu
Kelemahan : batasan waktu bisa saja setiap minggu untuk
evaluasi mutu pelayanan dan dasar perencanaan intervensi,
untuk waktu bisa dilakukan tiap minggu atau bulan sesuai
kondisi ruang pelayanna perawatan
30
BAB 4
INSTRUMEN KECEMASAN
4.1 HAMILTON ANXIETY SCALE (HAM-A)
The Hamilton Anxiety Scale (HAM-A) merupakan instrumen penilaian
dikembangkan untuk mengukur tingkat kecemasan, yang terdiri dari 14 item,
masing-masing didefinisikan oleh serangkaian gejala. Setiap item dinilai pada
skala 5-titik, mulai dari 0 (tidak ada gejala/keluhan) sampai 4 (gejala berat sekali)
No Parameter Score
1 ANXIOUS MOOD
Worries Anticipates worst Chest Pain Sensation of feeling faint
2 TENSION
Startles Cries easily Restless Trembling
3 FEARS
Fear of the darkFear of strangersFear of being aloneFear of animal
4 INSOMNIA
Difficulty falling asleep or staying asleep Difficulty with Nightmares
31
5 INTELLECTUAL
Poor concentration Memory Impairment
6 DEPRESSED MOOD
Decreased interest in activities Anhedoni Insomnia
7 SOMATIC COMPLAINTS: MUSCULAR
Muscle aches or pains Bruxism
8 SOMATIC COMPLAINTS: SENSORY
Tinnitus Blurred vision
9 CARDIOVASCULAR SYMPTOMS
Tachycardia Palpitations Chest Pain Sensation of feeling faint
10 RESPIRATORY SYMPTOMS
Chest pressure Choking sensation Shortness of Breath
11 GASTROINTESTINAL SYMPTOMS
Dysphagia Nausea or Vomiting Constipation Weight loss Abdominal fullness
12 GENITOURINARY SYMPTOMS
Urinary frequency or urgency Dysmenorrhea Impotence
13 AUTONOMIC SYMPTOMS
Dry Mouth Flushing Pallor Sweating
14 BEHAVIOR AT INTERVIEW
Fidgets
32
Tremor Paces
HAMILTON ANXIETY RATING SCALE (HAM-A)
Nilai utama dari HAM-A adalah untuk menilai respon pasien terhadap
pengobatan, bukan sebagai alat diagnostik atau skrining. Dikembangkan tahun
1959 oleh Dr M. Hamilton, skala telah terbukti berguna tidak hanya dalam
mengikuti pasien individu tetapi juga dalam penelitian yang melibatkan banyak
pasien. Derajat/tingkatan kecemasan menurut HAM-A :
14 – 17 = Kecemasan ringan
18 – 24 = Kecemasan sedang
25 – 30 = Kecemasan berat
4.2 THE CLINICAL ANXIETY SCALE (CAS)
The Clinical Anxiety Scale (CAS) of Snaith et al merupakan instrumen
mengukur tingkat kecemasan pasien. Instrumen ini merupakan hasil
pengembangan dari Skala Hamilton Anxiety. Penulis dari University of Leeds.
Parameters - based on how the patient has felt during the past 2 days:
(1) psychic tension
(2) ability to relax (muscular tension)
(3) startle response (hyperarousability)
(4) worrying
(5) apprehension, with groundless anticipation of disaster
(6) restlessness
Parameter Finding Points
psychic within population norms 0
33
tensiona slight feeling of being tense without distress
a definite experience of being tense which is sufficient to cause some although not severe distress
marked feelings of being tense that fluctuate during the course of the day
very marked and distressing, with little change throughout the waking hours
1
2
3
4
ability to relax (muscular tension)
no subjective muscular tension, or tension that can be easily controlled at will
slight recurrent muscular tension but which does not cause distress
muscular tension in some part of the body to cause some but not severe distress
severe tension limited to certain muscles and which may fluctuate in severity throughout the day
severe tension throughout much of the body's skeletal muscles most of the waking day, with no ability to relax the muscles at will
0
1
2
3
4
startle response (hyperarousability)
within population norms
slightly "jumpy" but not distressed
unexpected noises may cause definite but not severe distressunexpected noise causes severe distress that is either psychic or somatic but not both
unexpected noise causes severe distress that has both psychic and somatic components
0
1
2
3
4worrying within population norms
worries a little more than necessary about minor matters but does not cause much distress
painful thoughts out of proportion to the patient's situation keep intruding into consciousness but the patient is able to dispel or dismiss them
painful thoughts that fluctuate in intensity throughout the waking hours, and the distressing thoughts may cease for an hour or two, especially if the patient is distracted by an
0
1
2
3
34
activity requiring attention
continuous preoccupation with painful thoughts which cannot be stopped voluntarily and the distress is out of proportion to the subject matter of the thoughts
4
apprehension, with groundless anticipation of disaster
none
slight but does not cause distress
sensation that is not severe but which causes some distress
feels on the brink of disaster but no more than once a day
feels on the brink of some disaster that cannot be explained; the experience need not be continuous and may occur in short bursts several times a day
0
1
2
3
4
restlessness none
slight, does not cause distress
feeling a "need to be on the move" which causes some, but not severe, distress
restless, but able to keep still for an hour or so at a time
unable to keep still for more than a few minutes and engages in restless pacing or other purposeless activities
0
1
2
3
4
Additional parameter (scored separately):
(1) panic attacks: sudden experience of groundless terror accompanied by marked
autonomic symptoms, feelings of imminent collapse or loss of control over reason
and self-integrity
Parameter Finding Points
panic attack no episodic sudden increase in the level of anxiety
episodic slight increases in the level of anxiety which are only precipitated by definite events or activities
episodes occurring once or twice a week; generally less severe but can still cause distress
0
1
2
35
episodes occurring no more than once a day
episodes occurring several times a day, very severe
3
4clinical anxiety scale =
= SUM(points for all 6 parameters)
Interpretation: • minimum score: 0
• maximum score: 24
• maximum points for panic attacks: 4
The higher the score, the greater the degree of anxiety.
4.3 ANALISIS KELOMPOK
Hasil analisis kelompok dari kedua instrument (HAM-A dan CAS) diatas
dapat dipergunakan sebagai mengukur skala kecemasan pasien. Kedua instrument
tersebut sesuai dengan indikator kecemasan yang diterbitkan oleh Depkes tahun
2008.
Berdasarkan indikator Depkes tahun 2008 cemas di bagi dalam tingkatan
sedang, ringan, berat dan panik yang dimanifestasikan dengan:
Instrumen CAS merupakan pengembangan dari instrumen HAM-S pada
CAS sudah lebih spesifik clinical anxiety, sehingga lebih mudah diterapkan pada
pengukuran cemas pasien.
Namun pada penggunaan instrumen HAM-S dan CAS di rumah sakit masih
perlu dimodifikasi atau disesuaikan dengan kondisi pasien, misalnya disesuaikan
dengan kasus,karakteristik pasien.
Kualitas pelayanan yang diberikan oleh perawat akan memepengaruhi
kecemasan pasien, sehingga pengukuran tingkat kecemasan pasien sebaiknya
mempertimbangkan aspek waktu lama perawatan. Maka dalam hal ini pengukuran
37
cemas lebih cocok dengan menggunakan instrumen CAS, karena CAS
memperhatikan aspek waktu, sedangkan indikator yang dikeluarkan oleh depkes
tidak memperhatikan waktu, padahal terkait dengan mutu suatu pelayanan
seharuskan memperhatikan aspek waktu. Namun pada instrumen CAS tidak bisa
mengklasifikasikan tingkat kecemasan secara spesifik,hanya mengklasifikasikan
berdasarkan skor minimum dan skor maksimum.
38
BAB 5
KESIMPULAN
Cemas merupakan kondisi psikologis yang dialami pasien, dimana bisa
berdampak pada kondisi fisiologis, yang juga bisa memberi implikasi pada status
kesehatan pasien. Kondisi cemas bisa terjadi karena banyak hal, salah satunya
adalah kurangnya pengetahuan, ancaman integritas fisik dan atau ancaman sistem
diri, kondisi cemas jika tidak diberi intervensi yang tepat akan bisa menambah
lama perawatan.
Cemas menjadi salah satu indikator mutu pelayanan keperawatan di sarana
kesehatan (Depkes, 2008) sehingga bisa diambil hubungan bahwa angka kejadian
cemas pasien di rumah sakit, bisa berpengaruh terhadap mutu pelayanan. Peran
perawat dalam hal ini adalah bekerja sama dengan tim pengendali mutu untuk
melakukan intervensi yang dapat mengurangi cemas pasien dengan cara
melakukan penyuluhan (health education) ataupun penerapan discharge planning
yang baik. Sehingga diharapkan kecemasan pasien berkurang dan bahkan tidak
merasa cemas lagi. Namun tidak hanya pada perihal cemas saja, karena
penerapan atau implementasi dari semua indikator mutu harus dilaksanakan secara
komprehensif, holistik guna mendapat mutu pelayanan yang baik.
Indikator mutu kecemasan yang telah diterbitkan oleh Depkes (2008),
masih perlu ditelaah dan dimodifikasi untuk menyempurnakan draft yang sudah
ada. Supaya lebih bisa di aplikasikan pada pelayanan keperawatan. Kemungkinan
yang perlu dipertimbangkan adalah angka kejadian cemas harus diklasifikasikan
menurut tingkatannya dan lama rawat pasien.
39
DAFTAR PUSTAKA
AL Assaf, A.F, 2009: Mutu Pelayanan Kesehatan: Perspektif Internasional, Penerbit Buku Kedokteran: EGC, Jakarta
Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan (2008). Pedoman Indikator Mutu Pelayanan Keperawatan Klinik Di Sarana Kesehatan, Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Depkes RI : Jakarta
Dossey. (2005). Holistic Nursing: A hanbook for Practice. massachusetts: Jones and bartlett Publisher.
Govier. (2007). Diakses April 17, 2012, dari http://www.nursing-standard.co.uk
Haskel, C. (2009, maret 4). Diakses April 17, 2012, dari http://proquest.umi.com/pqdweb
Kozier, e. a. (2004). Fundamentals of nursing: Concepts, proses, and practice (7 th ed ed.). New Jersey: Person Prentice Hall.
Pohan, Imbalo S, 2007: Jaminan Mutu Layanan Kesehatan: Dasar-dasar Pengertian dan Penerapan, Jakarta : EGC
Pudjirahardjo, W. J. (2011). Manajemen Keperawatan. New York: University Press.
Rahmat, R. S. (2011). Perkembangan Ilmu Keperawatan. Ilmu Keperawatan , IV (II), 24.
Seaward, B. (2006). Managing Stress (5th ed ed.). Sudbury: Jones&bartlett.
Stuart, gail W. : 2006, buku saku keperawatan jiwa. Jakarta : EGC
Subekti Heru, 2008: Indikator Kinerja, diakses dari http://subektiheru.blogspot.com/2008/03/indikator-kinerja.html, tanggal 17 April 2012, jam 19.00
Yampolsky, M. (2008, Februari 2). Diakses April 19, 2012, dari http://proquest.umi.com/pqdweb