Top Banner
TUGAS MIKROBIOLOGI VETERINER Pnaruh Nutrisi Terhadap Pertumbuhan Mikroorgonisme OLEH Kelompok 1 Nurmauliah S. (O11114001) Suci Sulfiani (O11114002) Lola Adriana (O11114003) Nurfaatimah Azzahrah (O11114506) Sri Ravida (O11114507) Ummu Hani (O11114508)
32

Tugas Mikrobiologi

Apr 09, 2016

Download

Documents

Ummu Hani

Pengaruh Nutrisi terhadap petumbuhan mikroba
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Tugas Mikrobiologi

TUGAS

MIKROBIOLOGI VETERINER

Pnaruh Nutrisi Terhadap Pertumbuhan Mikroorgonisme

OLEH

Kelompok 1

Nurmauliah S. (O11114001)

Suci Sulfiani (O11114002)

Lola Adriana (O11114003)

Nurfaatimah Azzahrah (O11114506)

Sri Ravida (O11114507)

Ummu Hani (O11114508)

Program Studi Kedokteran HewanFakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin 2015

Page 2: Tugas Mikrobiologi

BAB I

Pendahuluan

Untuk keperluan hidupnya, mikroorganisme membutuhkan bahan organik dan

anorganik yang diambil dari lingkungannya. Bahan makanan tersebut dinamakan

nutrien, Nutrien adalah substansi anorganik dan organik yang dalam larutan

melintasi membran sitoplasma (Nutrients is the chemicals from the environment

of which a cell is built). Agar dapat mendapatkan nutrien dari makanan, sel harus

mampu mencerna makanan itu, yaitu mengubah molekul-molekul protein,

karbohidrat dan lipida yang komplek dan besar menjadi molekul yang sederhana

dan kecil yang segera melarut sehingga dapat memasuki sel. Proses

mengasimilasikan makanan itulah yang disebut nutrisi (Imbiardi, 2011).

Seperti halnya jasad hidup pada umumnya, bakteri memerlukan energi dan bahan-

bahan untuk membangun selnya (untuk sintesis protoplasmanya dan bagian-

bagian sel lainnya). Bahan-bahan tersebut dinamakan nutrient.

Untuk dapat menggunakan energi dari bahan-bahan tadi, sel melakukan kegiatan

yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan kimia di dalam sel. Semua

reaksi terarah yang berlangsung di dalam sel itu disebut metabolisme.

Jasad hidup atau organisme sangat bergantung pada suplay zat-zat ekogen (yang

berasal dari luar tubuhnya) untuk tumbuh, berkembang dan mempertahankan

hidup, maka nutrien harus mengandung unsur sumber energi, karbon, nitrogen

dan unsur anorganik lainnya, molekul organik, kompleks, asam-asam lemak,

asam-asam amino, dan vitamin-vitamin.

Makanan (nutrien) yang diperlukan oleh jasad dapat berfungsi sebagai sumber

energi, bahan pembangun sel, juga sebagai aseptor dan donor elektron.

Page 3: Tugas Mikrobiologi

Nutrien atau makanan harus menyediakan cukup energi untuk mempertahankan

fungsi tubuh, aktivitas dan pertumbuhan bagi jasad hidup (Cipto, 2012)

Page 4: Tugas Mikrobiologi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Nutrisi

Nutrisi atau gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk

fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan

(Wikipdia, 2015).

Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi

normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi

didapatkan dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh.

Untuk keperluan hidupnya, semua makhluk hidup memerlukan bahan makanan.

Bahan makanan ini diperlukan untuk sintesis bahan sel dan untuk mendapatkan

energi. Demikian juga dengan mikroorganisme, untuk kehidupannya

membutuhkan bahan-bahan organik dan anorganik dari lingkungannya. Bahan-

bahan tersebut disebut dengan nutrient (zat gizi), sedang proses penyerapanya

disebut proses nutrisi.

Semua makhluk hidup, baik mikroorganisme, manusia maupun pepohonan,

memerlukan persediaan makanan yang tetap agar dapat teus hidup. Seperti yang

telah dikatakan, sel juga memerlukan sumber energi. Tanpa energi (kemampuan

untuk melakukan pekerjaan), sel tidak dapat mensintesis protoplasma dan

melanjutkan proses kehidupan lain. Mikroorganisme biasanya memperoleh energi

dari oksidasi kimia.

Di alam banyak bahan yang merupakan makanan yang potensial bagi

mikroorganisme tidak larut dalam air. Masalah ini dapat langsung dipecah dengan

bantuan enzim mikroorganisme, apabila semua nutrien yang diperlukan

disediakan bagi mikroorganisme, maka mikroorganisme ini akan berkembang

dengan baik. Pertumbuhan itu sendiri bagi sel adalah berarti meningkatnya jumlah

sel tubuh, meningkatnya jumlah bakteri ini disebut pembelahan biner

(Nurmayanti, 2013)

Page 5: Tugas Mikrobiologi

B. Peran Nutrisi Bagi Mikroorganisme

Setiap unsur nutrisi mempunyai peran tersendiri dalam fisiologi sel. Unsur

tersebut diberikan ke dalam medium sebagai kation garam anorganik yang

jumlahnya berbeda-beda tergantung pada keperluannya. Beberapa golongan

mikroorganisme misalnya diatomae dan alga tertentu memerlukan silika (Si) yang

biasanya diberikan dalam bentuk silikat untuk menyusun dinding sel. Fungsi dan

kebutuhan natrium (Na) untuk beberapa jasad belum diketahui jumlahnya.

Natrium dalam kadar yang agak tinggi diperlukan oleh mikroorganisme tertentu

yang hidup di laut. Natrium tersebut tidak dapat digantikan oleh kation

monovalen yang lain. Jasad hidup dapat menggunakan makanannya dalam bentuk

padat maupun cair (larutan). Jasad yang dapat menggunakan makanan dalam

bentuk padat tergolong tipe holozoik, sedangkan yang menggunakan makanan

dalam bentuk cair tergolong tipe holofitik. Jasad holofitik dapat pula

menggunakan makanan dalam bentuk padat, tetapi makanan tersebut harus

dicernakan lebih dulu di luar sel dengan pertolongan enzim ekstraseluler.

Pencernaan di luar sel ini dikenal sebagai extracorporeal digestion (Nurmayanti,

2013).

Persyaratan nutrisi bagi organisme secara umum adalah sebagai berikut

(Nurmayanti, 2013):

1. Nutrisi sebagai sumber energi. Semua organisme hidup membutuhkan sumber

energi. Beberapa bentuk kehidupan, seperti tumbuhan hijau, dapat

menggunakan energi pancaran atau cahaya dan dinamakan fototrof. Yang lain,

seperti hewan bergantung pada oksidasi atau kehilangan elektron dari suatu

atom. Senyawa-senyawa kimia untuk memperoleh energinya. Makhluk–

makhluk ini disebut kemotrof.

2. Semua organisme membutuhkan karbon, semua membutuhkan sedikitnya

sejumlah kecil karbon dioksida, tetapi kebanyakan diantaranya juga

Page 6: Tugas Mikrobiologi

membutuhkan beberapa senyawa karbon organik, seperti gula-gulaan dan

karbohidrat lain

3. Semua organisme yang hidup memerlukan nitrogen. Tumbuhan menggunakan

nitrogen dalam bentuk garam nitrogen anorganik seperti kalium nitrat

(KNO3), sedangkan hewan membutuhkan senyawa nitrogen organik seperti

protein dan produk-produk hasil peruraiannya Yaitu peptida dan asam-asam

amino tertentu.

4. Semua organisme hidup membutuhkan belerang (sulfur) dan fosfot.

5. Semua organisme hidup membutuhkan beberapa unsur logam, natrium,

kalium, kalsium, magnesium, mangan, besi, seng, tembaga dan kobalt untuk

pertumbuhannya yang normal.

6. Semua organisme hidup membutuhkan air untuk fungsi-fungsi metabolisme

dan pertumbuhannya.

Nutrisi bagi pertumbuhan bakteri, seperti halnya nutrisi untuk organisme lain

mempunyai kebutuhan akan sumber nutrisi, yaitu (Anonim, 2010):

1. Bakteri membutuhkan sumber energi yang berasal dari energi cahaya

(fototrof) dan senyawa kimia(kemotrof).

2. Bakteri membutuhkan sumber karbon berupa karbon anorganik (karbon

dioksida dan karbon organik (seperti karbohidrat).

3. Bakteri membutuhkan sumber nitrogen dalam bentukm garam nitrogen

anorganik (seperti kalium nitrat) dan nitrogen organik (berupa protein dan

asam amino).

4. Bakteri membutuhkan beberapa unsur logam (seperti kalium, natrium,

magnesium, besi, tembaga dsb).

5. Bakteri membutuhkan air untuk fungsi-fungsi metabolik dan

pertumbuhannya.

Page 7: Tugas Mikrobiologi

C. Jenis Nutrisi Yang dibutuhkan Mikroorganisme

Bahan makanan yang digunakan oleh jasad hidup dapat berfungsi sebagai sumber

energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor atau donor elektron. Dalam

garis besarnya bahan makanan dibagi menjadi tujuh golongan yaitu air, sumber

energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor tumbuh,

dan sumber nitrogen (Nasyif, 2010).

1. Sumber karbon

Bakteri heterotrof membutuhkan karbon organik untuk pertumbuhan, dan

harus dalam bentuk yang dapat diasimilasi. Beberapa organisme

menggunakan karbon dioksida sebagai sumber karbon. Karbon dioksida

dibutuhkan untuk beberapa reaksi biosintesis. Banyak organisme pernapasan

menghasilkan karbon dioksida lebih dari cukup untuk memenuhi

kebutuhannya, tetapi organisme lain membutuhkan sumber karbon dioksida

dalam perbenihan tempat tumbuhnya.

2. Sumber Nitrogen

Nitrogen adalah komponen utama dari protein dan asam nukleat, umumnya

sekitar 10% dari bobot kering sel bakteri. Nitrogen dapat dipasok dalam

beberapa bentuk yang berbeda dari udara seperti nitrat (NO3), nitrit (NO2),

N2, NH4+, NH3, R-NH2, dan kemampuan mikroorganisme dalam

mengasimilasi nitrogen berbeda-beda pula.

Banyak mikroorganisme memiliki kemampuan mengasimilasi NO3 dan NO2

lewat reduksi dengan mengubah ion ini menjadi ammonia (NH3).

Kemampuan mengasimilasi N2 dengan reduksi lewat NH3, yang disebut

penambatan (fiksasi) nitrogen, merupakan sifat unik bagi prokariotik yang

hanya sedikit bakteri yang memiliki kemampuan metabolisme ini.

Page 8: Tugas Mikrobiologi

Sebagian besar mikroorganisme dapat menggunakan NH4+ sebagai sumber

nitrogen satu-satunya dan banyak organisme memiliki kemampuan

menghasilkan NH4+ dari amina (R-NH2).

3. Sumber Belerang

Belerang merupakan bagian struktur beberapa koenzim dan ditemukan pada

rantai samping sistein dan metionin pada protein. Sebagian besar

mikroorganisme dapat menggunakan sulfat (SO42-) sebagai sumber belerang

dan mereduksi sulfat itu sampai tingkat hidrogen sulfida (H2S). beberapa

mikroorganisme dapat mengasimilasi H2S langsung dari perbenihan, tetapi

senyawa ini bersifat toksik bagi banyak organisme.

4. Sumber Fosfor

Fosfat (PO4 3-) dibutuhkan untuk komponen ATP, asam nukleat, dan

berbagai koenzim seperti NAD, NADP, dan flavin. Selain itu, banyak

metabolit dan beberapa protein mengandung fosfor. Fosfor selalu diasimilasi

sebagai fosfat anorganik bebas (Pi).

5. Sumber Mineral

Banyak mineral dibutuhkan untuk fungsi enzim. Ion magnesium (Mg2+) dan

ion ferro (Fe2+) ditemukan pada turunan porfirin, magnesium dalam molekul

klorofil, dan besi sebagai bagian dari koenzim sitokrom dan peroksidase.

Mg2+ dan K+ merupakan mineral esensial untuk fungsi dan integritas

ribosom. Ca2+ dibutuhkan sebagai unsur dalam dinding sel Gram positif,

tetapi mineral ini kadang-kadang tidak dibutuhkan oleh bakteri Gram

negative. Bila membuat formula perbenihan untuk membiakkan sebagian

besar mikroorganisme, perlu disediakan sumber kalium, magnesium, kalsium,

dan besi dalam bentuk ion (K+, Mg2+, Ca2+, dan Fe2+). Berbagai mineral

Page 9: Tugas Mikrobiologi

lain seperti Mn2+, Mo2+, Co2+, Cu2+, dan Zn2+ juga dibutuhkan yang

sering terdapat dalam air sebagai pencemar bahan-bahan perbenihan yang

lain.

6. Faktor pertumbuhan

Faktor pertumbuhan adalah suatu senyawa organik yang harus ada dalam sel

agar sel dapat tumbuh, tetapi sel tersebut tidak dapat mensintesisnya.

Mikroorganisme heterotrof tidak dapat tumbuh kecuali diberikan substansi

faktor pertumbuhan dalam media, sehingga dapat mensintesis pembangun

makromolekul: asam amino (purin, pirimidin, dan pentoat), karbohidrat

tambahan, asam lemak, dan vitamin B kompleks.

7. Sumber nitrogen

Mikroba dapat menggunakan nitrogen dalam bentuk amonium, nitrat, asam

amino, protein, dan sebagainya. Jenis senyawa nitrogen yang digunakan

tergantung pada jenis jasadnya. Beberapa mikroba dapat menggunakan

nitrogen dalam bentuk gas N2 (zat lemas) udara. Mikroba ini disebut mikrobia

penambat nitrogen.

Tabel

D.1.

Tipe-tipe

nutrisi

utama

bakteri

(Zaifbio,

2009)

Page 10: Tugas Mikrobiologi

Tabel D.2. Unsur utama, sumber dan fungsinya dalam sel bakteri (Zaifbio, 2009)

D. Penggolongan Mikroba Berdasarkan Nutrisi Dan Oksigen

Penggolongan Mikroba Berdasarkan Nutrisi Dan Oksigen, yaitu (Luthfiani, 2013)

(Zaifbio, 2009)

1. Berdasarkan sumber karbon

Berdasarkan atas kebutuhan karbon jasad dibedakan menjadi jasad ototrof dan

heterotrof. Jasad ototrof ialah jasad yang memerlukan sumber karbon dalam

bentuk anorganik, misalnya CO2 dan senyawa karbonat. Jasad heterotrof ialah

Page 11: Tugas Mikrobiologi

jasad yang memerlukan sumber karbon dalam bentuk senyawa organik. Jasad

heterotrof dibedakan lagi menjadi jasad saprofit dan parasit. Jasad saprofit

ialah jasad yang dapat menggunakan bahan organik yang berasal dari sisa

jasad hidup atau sisa jasad yang telah mati. Jasad parasit ialah jasad yang

hidup di dalam jasad hidup lain dan menggunakan bahan dari jasad inang

(hospes)-nya. Jasad parasit yang dapat menyebabkan penyakit pada inangnya

disebut jasad patogen.

2. Berdasarkan sumber energi

Berdasarkan atas sumber energi jasad dibedakan menjadi jasad fototrof, jika

menggunakan energi cahaya; dan khemotrof, jika menggunakan energi dari

reaksi kimia. Jika didasarkan atas sumber energi dan karbonnya, maka dikenal

jasad fotoototrof, fotoheterotrof, khemoototrof dan khemoheterotrof.

Perbedaan dari keempat jasad tersebut sebagai berikut:

Tabel E.1. Perbedaan fotoototrof, fotoheterotrof, khemoototrof dan khemoheterotrof (Zaifbio, 2009)

3. Berdasarkan sumber donor elektron

Berdasarkan atas sumber donor elektron jasad digolongkan manjadi jasad

litotrof dan organotrof. Jasad litotrof ialah jasad yang dapat menggunakan

donor elektron dalam bentuk senyawa anorganik seperti H2, NH3, H2S, dan

S. jasad organotrof ialah jasad yang menggunakan donor elektron dalam

bentuk senyawa organik.

Page 12: Tugas Mikrobiologi

4. Berdasarkan sumber energi dan donor elektron

Berdasarkan atas sumber energi dan sumber donor elektron jasad dapat

digolongkan menjadi jasad fotolitotrof, fotoorganotrof, khemolitotrof, dan

khemoorganotrof. Perbedaan keempat golongan jasad tersebut sebagai

berikut:

Tabel E.2. Perbedaan fotolitotrof, fotoorganotrof, khemolitotrof, dan khemoorganotrof (Zaifbio, 2009)

5. Berdasarkan kebutuhan oksigen

Berdasarkan akan kebutuhan oksigen, jasad dapat digolongkan dalam jasad

aerob, anaerob, mikroaerob, anaerob fakultatif, dan kapnofil. Pertumbuhan

mikroba di dalam media cair dapat menunjukkan sifat berdasarkan kebutuhan

oksigen.

Obligat aerob Fakultatif anaerob Obligat anaerob Aerotoleran/Anaerob

Mikroaerofil Jasad aerob ialah jasad yang menggunakan oksigen bebas (O2)

sebagai satusatunya aseptor hidrogen yang terakhir dalam proses respirasinya.

Jasa anaerob, sering disebut anaerob obligat atau anaerob 100% ialah jasad

yang tidak dapat menggunakan oksigen bebas sebagai aseptor hidrogen

terakhir dalam proses respirasinya. Jasad mikroaerob ialah jasad yang hanya

Page 13: Tugas Mikrobiologi

memerlukan oksigen dalam jumlah yang sangat sedikit. Jasad aerob fakultatif

ialah jasad yang dapat hidup dalam keadaan anaerob maupun aerob. Jasad ini

juga bersifat anaerob toleran. Jasad kapnofil ialah jasad yang memerlukan

kadar oksigen rendah dan kadar CO2 tinggi.

E. Transport Nutrien

Bervariasi antar mikroba.

Membran sebagai fasilitas transport bersifat selektifpermiabel (Umniyatie, 2012).

1. Penyerapan pasif : hanya berdasar pada. Perbedaan konsentrasi (hanya zat yg

konsentrasi di luar sel lebih besar dibanding di dalam sel).Ex: CO2, O2 dan

lemak terlarut.

2. Difusi dipermudah/ dengan fasilitas : dibantu adanya karier protein,untuk

molokul polar, masing‐masing mol. Memiliki binding‐site yang khusus,

binding‐site akan mengalami perubahan konfigurasi sehingga menyebabkan

terlepasnya molokul yg diangkut. Ex: gula, as. Amino berbagai ion logam.

3. Penyerapan aktif : menggunakan ATP. Hidrolisis ATP yg terjadi di dlm. Sel

akan menghasilkan energi yg akan digunakan untuk memompoa H+ keluar sel

sehingga H+ di luar sel akan mempengaruhi konfigurasi protein karier dan

afinitas terhadap substrat.

4. Translokasi gugus : molokul mengalami modifikasi selama diangkut misalnya

glukosa menjadi glukosa –phosphate Melibatkan 1 komponen spesifik

(HPr=protein tahan panas) dan enzim (E1= terletak di sitoplasma), komponen

ke 2 adalah Enzim2 yang spesifik untuk masing‐masing gula (terletak dalam

Membran) PEP + HPr → HPr-P + piruvat (oleh enzim 1) HPr-P + gula →

Gula –P + HPr (enzim 2)

5. Transport zat besi : menggunakan sistem siderofor, siderofor merupakan

senyawa yg diekskresi dalam Nutrien dan akan mengikat besi (Fe3+) dan

Page 14: Tugas Mikrobiologi

dimasukkan kembali sebagai ferikrom(yg memiliki afinitas rendah terhadap

Fe2+ sehingga Fe2+akan segera dilepaskan dalam Sel.

F. Medium Pertumbuhan Mikroorganisme

Medium pertumbuhan (disingkat medium) adalah tempat untuk menumbuhkan

mikroorganisme. Mikroorganisme memerlukan nutrisi untuk memenuhi

kebutuhan energi dan untuk bahan pembangun sel, untuk sintesa protoplasma dan

bagian-bagian sel lain. Setiap mikroorganisme mempunyai sifat fisiologi tertentu,

sehingga memerlukan nutrisi tertentu pula. Susunan kimia sel mikroorganisme

relatif tetap, baik unsur kimia maupun senyawa yang terkandung di dalam sel.

Dari hasil analisis kimia diketahui bahwa penyusun utama sel adalah unsur kimia

C, H, O, N, dan P, yang jumlahnya + 95 % dari berat kering sel, sedangkan

sisanya tersusun dari unsure unsur lain (Lihat Tabel). Apabila dilihat susunan

senyawanya, maka air merupakan bagian terbesar dari sel, sebanyak 80-90 %, dan

bagian lain sebanyak 10-20 % terdiri dari protoplasma, dinding sel, lipida untuk

cadangan makanan, polisakarida, polifosfat, dan senyawa lain (Nurmayanti,

2013).

1. Kumpulan unsur organik

Tubuh mayat merupakan tempat hidup, sumber makanan, serta tempat

berkembang biak mikroorganisme, karena tubuh terdiri dari kumpulan protein,

karbohidrat, lemak, atau senyawa organik dan anorganik lain. Secara biologis,

tubuh makhluk hidup (khususnya manusia) kumpulan dari unsur-unsur organik

seperti C, H, N, O, P, S, atau unsur anorganik seperti K, Mg, Ca, Fe, Co, Zn, Cu,

Mn, atau Ni. Keseluruhan unsur tersebut dibutuhkan mikroorganisme heterotrof

sebagai sumber nutrisi alias makanan utama mereka. Sementara cairan-cairan

dengan pH (tingkat keasaman suatu larutan) tertentu yang berada dalam tubuh

manusia adalah media kultur (lingkungan) pertumbuhan yang baik bagi

mikroorganisme. Tidak semua mikroorganisme mampu mendegradasi mayat.

Kebanyakan mereka berasal dari jenis mikroorganisme heterotrof.

Page 15: Tugas Mikrobiologi

Mikroorganisme ini membutuhkan molekul-molekul organik dari organisme lain

sebagai nutrisi agar ia dapat bertahan hidup dan berkembang biak. Berbeda

dengan mikroorganisme autotrof yang mampu menghasilkan makanan sendiri

dengan CO2 sebagai nutrisi makro serta bantuan dari cahaya matahari atau

sumber energi kimia lainnya.

Jenis mikroorganisme heterotrof biasanya hidup dan berkembang biak pada

organisme mati. Mereka mendapatkan energi dengan menguraikan senyawa

organik pada organisme mati. Molekul-molekul besar seperti protein, karbohidrat,

lemak, atau senyawa organik lain didekomposisi metabolisme tubuh bakteri

tersebut menjadi molekul-molekul tunggal seperti asam amino. metana, gas CO2,

serta molekul-molekul lain yang mengandung enam nutrisi utama

mikroorganisme, yaitu senyawa-senyawa karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N),

oksigen (O), fosfor (P), serta sulfur (S).

2. Bau busuk

Bau busuk dari tubuh mayat tidak hanya mengganggu, namun juga

membahayakan. Pembusukan dimulai dengan pemutusan ikatan protein-protein

besar pada jaringan tubuh oleh bakteri fermentasi menggunakan enzim protease.

Kumpulan hasil pemutusan ikatan protein yang disebut asam amino ini dicerna

berbagai jenis mikroorganisme, misalnya bakteri acetogen. Bakteri ini

mereaksikan asam amino dengan oksigen dalam tubuhnya untuk menghasilkan

asam asetat, hidrogen, nitrogen, serta gas karbon dioksida. Produk asam asetat ini

menimbulkan bau.

Asam asetat yang dihasilkan ini diproses kembali oleh mikroorganisme jenis

methanogen, misalnya Methanothermobacter thermoautotrophicum yang biasa

hidup di lingkungan kotor seperti selokan dan pembuangan limbah (septic tank).

Asam asetat direaksikan dalam sel methanogen dengan gas hidrogen dan karbon

Page 16: Tugas Mikrobiologi

dioksida untuk menghasilkan metana, air, dan karbon dioksida. Metana dalam

bentuk gas juga menghasilkan bau busuk.

Proses nutrisi pada mikroorganisme secara umum dan mendasar dibagi

menjadi dua cara yaitu Fototrof dan Heterotrof. Fototrof terjadi apabila

mikroorganisme memanfaatkan cahaya sebagai sumber energinya, sedang

heterotrof adalah mikroorganisme yang mensyaratkan senyawa organic sebagai

sumber karbonnya. Sumber makanan atau nutrien yang di perlukan

mikroorganisme banyak macamnya antara lain: sumber karbon, sumber nitrogen,

ion-ion organik dan metabolit penting lainnya.

Nutrien-nutrien tersebut akan di manfaatkan mikroorganisme untuk

pertumbuhannya. Banyaknya jumlah nutrien akan mempengaruhi

perkembangbiakan mikroorganisme selain syarat-syarat pertumbuhan lainnya.

Fase pertumbuhan pada mikroorganisme diawali dengan fase tenggang yaitu

periode penyesuaian pada lingkungan. Periode ini kemudian di ikuti oleh

pembelahan sel dengan laju yang tetap. Fase pertumbuhan ini dinamakan fase log,

karena peningkatan jumlah bersifat logaritma. Akhirnya pertumbuhan cenderung

mendatar sampai ke fase stasioner, dan apabila laju kematian lebih besar dari pada

laju perkembangbiakan, bakteri memasuki fase akhir yaitu fase kematian. Cepat

lambatnya pertumbuhan mikroorganisme akan tergantung pada banyak faktor,

terutama banyaknya zat makanan.

Zat makanan tersebut meliputi:

a. Sumber karbon (karbihidrat dan lemak)

b. Sumber nitrogen (protein atau amoniak)

c. Ion-ion anorganik tertentu

d. Metabolit penting (vitamin)

e. Air

Bentuk, susunan dan sifat media

Page 17: Tugas Mikrobiologi

Bentuk media ditentukan oleh ada tidaknya penambahan zat pemadat seperti

agar, gelatin dsb . Dikenal tiga bentuk media (Suyanto, 2013):

1. Media cair (kaldu cair), tidak ditambahkan zat pemadat, dipergunakan

untuk bakteri atau ragi

2. Media padat : menggunakan agar, merupakan media umum yang

dipergunakan untuk pertumbuhan bakteri heterotrof, ragi dan jamur

3.Media semi padat atau semi cair: penambahan zat padat 50%, dipergunakan

untuk pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan air, anaerobik atau

fakultatif

Susunan Media (Suyanto, 2013):

Mengandung air, protein, asam amino, energi dan vitamin dapat berbentuk :

1. Media alami : disusun oleh bahan alami, kentang, daging, susu, telur dll

2. Media sintetik, disusun dari senyawa kimia

3. Media semi sintetis, media yang disusun berdasarkan campuarn bahan

alami dan bahan sintetis

Mikroorganisme sebagai sel juga memerlukan sumber energi. Tanpa energi

(kemampuan untuk melakukan pekerjaan), sel itu tidak dapat mensintesis

protoplasma dan melanjutkan proses kehidupan lain, misalnya bakteri dapat

memperoleh energi dari oksidasi kimia. Kebanyakkan bakteri memperoleh bahan-

bahan tersebut dari bahan organik yaitu dengan merombaknya dan menggunakan

apa yang diperlukannya.

Proses perombakan ini melewati tiga tahap (Nurmayanti, 2013) :

1. Perombakan bahan yang mengandung protein, karbohidrat dan lipida

(Pencernaan ekstra seluler dengan menggunakan enzim ekstraseluler

mikroorganisme).

2. Penyerapan bentuk material tersebut yang sedehana.

3. Bioenergi dan Biosintensi (protein, karbohidrat dan lipida dalam sel).

Page 18: Tugas Mikrobiologi

Terdapat satu perbedaan yang besar antara nutrisi hewan dan bakteri, kebanyakan

manusia, hewan, hingga protozoa mampu menelan makanan padat. Banyak

amoeba misalnya dapat menelan partikel makanan padat kedalam vakuolanya,

partikel-partikel ini dirombak oleh enzim organisme itu dan diserap protoplasma

untuk pengadaan energi dan pembentukan protoplasma baru. Nutrisi yang khas

bagi hewan, yang di dalamnya makanan padat yang ditelan organisme itu disebut

nutrisi holozoik sebaliknya bakteri tidak dapat menelan makanan padat. Bakteri

dan jamur mendapatkan nutrisi dalam larutan air yang berarti bahwa pencernaan

berlangsung diluar organisme, nutrisi semacam ini dinamakan nutrisi holofit.

Sedangkan nutrisi sangat bermanfaat dalam proses pertumbuhan mikroorganisme.

Karena jika nutrisi terhambat atau kurang memenuhi syarat, maka proses untuk

tumbuh pada bakteripun terganggu dan terhambat.

Page 19: Tugas Mikrobiologi

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal

dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi didapatkan dari

makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh. Untuk keperluan

hidupnya, semua makhluk hidup memerlukan bahan makanan. Bahan makanan

ini diperlukan untuk sintesis bahan sel dan untuk mendapatkan energi. Demikian

juga dengan mikroorganisme, untuk kehidupannya membutuhkan bahan-bahan

organik dan anorganik dari lingkungannya. Bahan-bahan tersebut disebut dengan

nutrient (zat gizi), sedang proses penyerapanya disebut proses nutrisi.

Setiap unsur nutrisi mempunyai peran tersendiri dalam fisiologi sel. Unsur

tersebut diberikan ke dalam medium sebagai kation garam anorganik yang

jumlahnya berbeda-beda tergantung pada keperluannya. Beberapa golongan

mikroorganisme misalnya diatomae dan alga tertentu memerlukan silika (Si) yang

biasanya diberikan dalam bentuk silikat untuk menyusun dinding sel. Fungsi dan

kebutuhan natrium (Na) untuk beberapa jasad belum diketahui jumlahnya.

Natrium dalam kadar yang agak tinggi diperlukan oleh mikroorganisme tertentu

yang hidup di laut.

Mikroorganisme memerlukan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan energi dan

untuk bahan pembangun sel, untuk sintesa protoplasma dan bagian-bagian sel

lain. Setiap mikroorganisme mempunyai sifat fisiologi tertentu, sehingga

Page 20: Tugas Mikrobiologi

memerlukan nutrisi tertentu pula. Susunan kimia sel mikroorganisme relatif tetap,

baik unsur kimia maupun senyawa yang terkandung di dalam sel.

Nutrisi sangat berpengaruh dalam proses pertumbuhan mikroorganisme. Karena

jika nutrisi terhambat atau kurang memenuhi syarat, maka proses untuk tumbuh

pada bakteri pun terganggu dan terhambat.

Page 21: Tugas Mikrobiologi

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Pertumbuhan Bakteri. (http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/140/jtptunimus-gdl-muhammadbi-6961-3-babii.pdf . Diakses pada tanggal 18 September 2015)

Cipto. 2012. Nutrisi Bakteri. (http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/140/jtptunimus-gdl-muhammadbi-6961-3-babii.pdf . Diakses pada tanggal 18 September 2015)

Imbiardi. 2011. Makalah Nutrisi Mikroorganisme.(http://imbiardi-makalahnutrisimikroorganisme.blogspot.co.id/ . Diakses pada tanggal 24 September 2015)

Luthfiani, Antia. 2013. Nutrisi Mikroba. (http://antialutfiani.blogspot.co.id/2013/09/nutrisi-mikroba.html Diakses pada tanggal 24 September 2015)

Nasyif. 2010. Nutrisi Bakteri. (http://biologi-nasyif.blogspot.co.id/2010/11/nutrisi-bakteri.html.Diakses pada tanggal 24 September 2015)

Nurmayanti, 2013. Makalah Nutrisi Untuk Pertumbuhan Mikroorganisme. (https://queenuya.wordpress.com/2013/10/30/makalahnutrisi-untuk-pertumbuhan-mikroorganisme/ . Diakses pada tanggal 24 September 2015)

Suyanto, Agus. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri. (http://tekpan.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2013/10/Kuliah-3-Pertumbuhan-bakteri.pptx Diakses pada tanggal 24 September 2015)

Umniyatie, Siti. 2012. Nutrisi Mikroba. (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/NUTRISI%20MIKROBA%20A.pdf . Diakses pada tanggal 18 September 2015)

Wikipedia. 2015. Nutrisi.

Page 22: Tugas Mikrobiologi

(https://queenuya.wordpress.com/2013/10/30/makalahnutrisi-untuk-pertumbuhan-mikroorganisme/ . Diakses pada tanggal 24 September 2015)

Zaifbio. 2009. Nutrisi Mikroba, Sebuah Esensi Dasar Untuk Kehidupan Mikroba. (https://zaifbio.wordpress.com/2009/01/31/nutrisi-mikroba-sebuah-esensi-dasar-untuk-kehidupan-mikroba/ . Diakses pada tanggal 24 September 2015)