TUGAS MIKROBIOLOGI VETERINER Pnaruh Nutrisi Terhadap Pertumbuhan Mikroorgonisme OLEH Kelompok 1 Nurmauliah S. (O11114001) Suci Sulfiani (O11114002) Lola Adriana (O11114003) Nurfaatimah Azzahrah (O11114506) Sri Ravida (O11114507) Ummu Hani (O11114508)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TUGAS
MIKROBIOLOGI VETERINER
Pnaruh Nutrisi Terhadap Pertumbuhan Mikroorgonisme
OLEH
Kelompok 1
Nurmauliah S. (O11114001)
Suci Sulfiani (O11114002)
Lola Adriana (O11114003)
Nurfaatimah Azzahrah (O11114506)
Sri Ravida (O11114507)
Ummu Hani (O11114508)
Program Studi Kedokteran HewanFakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin 2015
BAB I
Pendahuluan
Untuk keperluan hidupnya, mikroorganisme membutuhkan bahan organik dan
anorganik yang diambil dari lingkungannya. Bahan makanan tersebut dinamakan
nutrien, Nutrien adalah substansi anorganik dan organik yang dalam larutan
melintasi membran sitoplasma (Nutrients is the chemicals from the environment
of which a cell is built). Agar dapat mendapatkan nutrien dari makanan, sel harus
mampu mencerna makanan itu, yaitu mengubah molekul-molekul protein,
karbohidrat dan lipida yang komplek dan besar menjadi molekul yang sederhana
dan kecil yang segera melarut sehingga dapat memasuki sel. Proses
mengasimilasikan makanan itulah yang disebut nutrisi (Imbiardi, 2011).
Seperti halnya jasad hidup pada umumnya, bakteri memerlukan energi dan bahan-
bahan untuk membangun selnya (untuk sintesis protoplasmanya dan bagian-
bagian sel lainnya). Bahan-bahan tersebut dinamakan nutrient.
Untuk dapat menggunakan energi dari bahan-bahan tadi, sel melakukan kegiatan
yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan kimia di dalam sel. Semua
reaksi terarah yang berlangsung di dalam sel itu disebut metabolisme.
Jasad hidup atau organisme sangat bergantung pada suplay zat-zat ekogen (yang
berasal dari luar tubuhnya) untuk tumbuh, berkembang dan mempertahankan
hidup, maka nutrien harus mengandung unsur sumber energi, karbon, nitrogen
dan unsur anorganik lainnya, molekul organik, kompleks, asam-asam lemak,
asam-asam amino, dan vitamin-vitamin.
Makanan (nutrien) yang diperlukan oleh jasad dapat berfungsi sebagai sumber
energi, bahan pembangun sel, juga sebagai aseptor dan donor elektron.
Nutrien atau makanan harus menyediakan cukup energi untuk mempertahankan
fungsi tubuh, aktivitas dan pertumbuhan bagi jasad hidup (Cipto, 2012)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Nutrisi
Nutrisi atau gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk
fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan
(Wikipdia, 2015).
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi
didapatkan dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh.
Untuk keperluan hidupnya, semua makhluk hidup memerlukan bahan makanan.
Bahan makanan ini diperlukan untuk sintesis bahan sel dan untuk mendapatkan
energi. Demikian juga dengan mikroorganisme, untuk kehidupannya
membutuhkan bahan-bahan organik dan anorganik dari lingkungannya. Bahan-
bahan tersebut disebut dengan nutrient (zat gizi), sedang proses penyerapanya
disebut proses nutrisi.
Semua makhluk hidup, baik mikroorganisme, manusia maupun pepohonan,
memerlukan persediaan makanan yang tetap agar dapat teus hidup. Seperti yang
telah dikatakan, sel juga memerlukan sumber energi. Tanpa energi (kemampuan
untuk melakukan pekerjaan), sel tidak dapat mensintesis protoplasma dan
melanjutkan proses kehidupan lain. Mikroorganisme biasanya memperoleh energi
dari oksidasi kimia.
Di alam banyak bahan yang merupakan makanan yang potensial bagi
mikroorganisme tidak larut dalam air. Masalah ini dapat langsung dipecah dengan
bantuan enzim mikroorganisme, apabila semua nutrien yang diperlukan
disediakan bagi mikroorganisme, maka mikroorganisme ini akan berkembang
dengan baik. Pertumbuhan itu sendiri bagi sel adalah berarti meningkatnya jumlah
sel tubuh, meningkatnya jumlah bakteri ini disebut pembelahan biner
(Nurmayanti, 2013)
B. Peran Nutrisi Bagi Mikroorganisme
Setiap unsur nutrisi mempunyai peran tersendiri dalam fisiologi sel. Unsur
tersebut diberikan ke dalam medium sebagai kation garam anorganik yang
jumlahnya berbeda-beda tergantung pada keperluannya. Beberapa golongan
mikroorganisme misalnya diatomae dan alga tertentu memerlukan silika (Si) yang
biasanya diberikan dalam bentuk silikat untuk menyusun dinding sel. Fungsi dan
kebutuhan natrium (Na) untuk beberapa jasad belum diketahui jumlahnya.
Natrium dalam kadar yang agak tinggi diperlukan oleh mikroorganisme tertentu
yang hidup di laut. Natrium tersebut tidak dapat digantikan oleh kation
monovalen yang lain. Jasad hidup dapat menggunakan makanannya dalam bentuk
padat maupun cair (larutan). Jasad yang dapat menggunakan makanan dalam
bentuk padat tergolong tipe holozoik, sedangkan yang menggunakan makanan
dalam bentuk cair tergolong tipe holofitik. Jasad holofitik dapat pula
menggunakan makanan dalam bentuk padat, tetapi makanan tersebut harus
dicernakan lebih dulu di luar sel dengan pertolongan enzim ekstraseluler.
Pencernaan di luar sel ini dikenal sebagai extracorporeal digestion (Nurmayanti,
2013).
Persyaratan nutrisi bagi organisme secara umum adalah sebagai berikut
(Nurmayanti, 2013):
1. Nutrisi sebagai sumber energi. Semua organisme hidup membutuhkan sumber
energi. Beberapa bentuk kehidupan, seperti tumbuhan hijau, dapat
menggunakan energi pancaran atau cahaya dan dinamakan fototrof. Yang lain,
seperti hewan bergantung pada oksidasi atau kehilangan elektron dari suatu
atom. Senyawa-senyawa kimia untuk memperoleh energinya. Makhluk–
makhluk ini disebut kemotrof.
2. Semua organisme membutuhkan karbon, semua membutuhkan sedikitnya
sejumlah kecil karbon dioksida, tetapi kebanyakan diantaranya juga
membutuhkan beberapa senyawa karbon organik, seperti gula-gulaan dan
karbohidrat lain
3. Semua organisme yang hidup memerlukan nitrogen. Tumbuhan menggunakan
nitrogen dalam bentuk garam nitrogen anorganik seperti kalium nitrat
(KNO3), sedangkan hewan membutuhkan senyawa nitrogen organik seperti
protein dan produk-produk hasil peruraiannya Yaitu peptida dan asam-asam
amino tertentu.
4. Semua organisme hidup membutuhkan belerang (sulfur) dan fosfot.
5. Semua organisme hidup membutuhkan beberapa unsur logam, natrium,
kalium, kalsium, magnesium, mangan, besi, seng, tembaga dan kobalt untuk
pertumbuhannya yang normal.
6. Semua organisme hidup membutuhkan air untuk fungsi-fungsi metabolisme
dan pertumbuhannya.
Nutrisi bagi pertumbuhan bakteri, seperti halnya nutrisi untuk organisme lain
mempunyai kebutuhan akan sumber nutrisi, yaitu (Anonim, 2010):
1. Bakteri membutuhkan sumber energi yang berasal dari energi cahaya
(fototrof) dan senyawa kimia(kemotrof).
2. Bakteri membutuhkan sumber karbon berupa karbon anorganik (karbon
dioksida dan karbon organik (seperti karbohidrat).
3. Bakteri membutuhkan sumber nitrogen dalam bentukm garam nitrogen
anorganik (seperti kalium nitrat) dan nitrogen organik (berupa protein dan
asam amino).
4. Bakteri membutuhkan beberapa unsur logam (seperti kalium, natrium,
magnesium, besi, tembaga dsb).
5. Bakteri membutuhkan air untuk fungsi-fungsi metabolik dan
pertumbuhannya.
C. Jenis Nutrisi Yang dibutuhkan Mikroorganisme
Bahan makanan yang digunakan oleh jasad hidup dapat berfungsi sebagai sumber
energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor atau donor elektron. Dalam
garis besarnya bahan makanan dibagi menjadi tujuh golongan yaitu air, sumber
energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor tumbuh,
dan sumber nitrogen (Nasyif, 2010).
1. Sumber karbon
Bakteri heterotrof membutuhkan karbon organik untuk pertumbuhan, dan
harus dalam bentuk yang dapat diasimilasi. Beberapa organisme
menggunakan karbon dioksida sebagai sumber karbon. Karbon dioksida
dibutuhkan untuk beberapa reaksi biosintesis. Banyak organisme pernapasan
menghasilkan karbon dioksida lebih dari cukup untuk memenuhi
kebutuhannya, tetapi organisme lain membutuhkan sumber karbon dioksida
dalam perbenihan tempat tumbuhnya.
2. Sumber Nitrogen
Nitrogen adalah komponen utama dari protein dan asam nukleat, umumnya
sekitar 10% dari bobot kering sel bakteri. Nitrogen dapat dipasok dalam
beberapa bentuk yang berbeda dari udara seperti nitrat (NO3), nitrit (NO2),
N2, NH4+, NH3, R-NH2, dan kemampuan mikroorganisme dalam
mengasimilasi nitrogen berbeda-beda pula.
Banyak mikroorganisme memiliki kemampuan mengasimilasi NO3 dan NO2
lewat reduksi dengan mengubah ion ini menjadi ammonia (NH3).
Kemampuan mengasimilasi N2 dengan reduksi lewat NH3, yang disebut
penambatan (fiksasi) nitrogen, merupakan sifat unik bagi prokariotik yang
hanya sedikit bakteri yang memiliki kemampuan metabolisme ini.
Sebagian besar mikroorganisme dapat menggunakan NH4+ sebagai sumber
nitrogen satu-satunya dan banyak organisme memiliki kemampuan
menghasilkan NH4+ dari amina (R-NH2).
3. Sumber Belerang
Belerang merupakan bagian struktur beberapa koenzim dan ditemukan pada
rantai samping sistein dan metionin pada protein. Sebagian besar
mikroorganisme dapat menggunakan sulfat (SO42-) sebagai sumber belerang
dan mereduksi sulfat itu sampai tingkat hidrogen sulfida (H2S). beberapa
mikroorganisme dapat mengasimilasi H2S langsung dari perbenihan, tetapi
senyawa ini bersifat toksik bagi banyak organisme.
4. Sumber Fosfor
Fosfat (PO4 3-) dibutuhkan untuk komponen ATP, asam nukleat, dan
berbagai koenzim seperti NAD, NADP, dan flavin. Selain itu, banyak
metabolit dan beberapa protein mengandung fosfor. Fosfor selalu diasimilasi
sebagai fosfat anorganik bebas (Pi).
5. Sumber Mineral
Banyak mineral dibutuhkan untuk fungsi enzim. Ion magnesium (Mg2+) dan
ion ferro (Fe2+) ditemukan pada turunan porfirin, magnesium dalam molekul
klorofil, dan besi sebagai bagian dari koenzim sitokrom dan peroksidase.
Mg2+ dan K+ merupakan mineral esensial untuk fungsi dan integritas
ribosom. Ca2+ dibutuhkan sebagai unsur dalam dinding sel Gram positif,
tetapi mineral ini kadang-kadang tidak dibutuhkan oleh bakteri Gram
negative. Bila membuat formula perbenihan untuk membiakkan sebagian
besar mikroorganisme, perlu disediakan sumber kalium, magnesium, kalsium,
dan besi dalam bentuk ion (K+, Mg2+, Ca2+, dan Fe2+). Berbagai mineral
lain seperti Mn2+, Mo2+, Co2+, Cu2+, dan Zn2+ juga dibutuhkan yang
sering terdapat dalam air sebagai pencemar bahan-bahan perbenihan yang
lain.
6. Faktor pertumbuhan
Faktor pertumbuhan adalah suatu senyawa organik yang harus ada dalam sel
agar sel dapat tumbuh, tetapi sel tersebut tidak dapat mensintesisnya.
Mikroorganisme heterotrof tidak dapat tumbuh kecuali diberikan substansi
faktor pertumbuhan dalam media, sehingga dapat mensintesis pembangun
makromolekul: asam amino (purin, pirimidin, dan pentoat), karbohidrat
tambahan, asam lemak, dan vitamin B kompleks.
7. Sumber nitrogen
Mikroba dapat menggunakan nitrogen dalam bentuk amonium, nitrat, asam
amino, protein, dan sebagainya. Jenis senyawa nitrogen yang digunakan
tergantung pada jenis jasadnya. Beberapa mikroba dapat menggunakan
nitrogen dalam bentuk gas N2 (zat lemas) udara. Mikroba ini disebut mikrobia
penambat nitrogen.
Tabel
D.1.
Tipe-tipe
nutrisi
utama
bakteri
(Zaifbio,
2009)
Tabel D.2. Unsur utama, sumber dan fungsinya dalam sel bakteri (Zaifbio, 2009)
D. Penggolongan Mikroba Berdasarkan Nutrisi Dan Oksigen
Penggolongan Mikroba Berdasarkan Nutrisi Dan Oksigen, yaitu (Luthfiani, 2013)
(Zaifbio, 2009)
1. Berdasarkan sumber karbon
Berdasarkan atas kebutuhan karbon jasad dibedakan menjadi jasad ototrof dan
heterotrof. Jasad ototrof ialah jasad yang memerlukan sumber karbon dalam
bentuk anorganik, misalnya CO2 dan senyawa karbonat. Jasad heterotrof ialah
jasad yang memerlukan sumber karbon dalam bentuk senyawa organik. Jasad
heterotrof dibedakan lagi menjadi jasad saprofit dan parasit. Jasad saprofit
ialah jasad yang dapat menggunakan bahan organik yang berasal dari sisa
jasad hidup atau sisa jasad yang telah mati. Jasad parasit ialah jasad yang
hidup di dalam jasad hidup lain dan menggunakan bahan dari jasad inang
(hospes)-nya. Jasad parasit yang dapat menyebabkan penyakit pada inangnya
disebut jasad patogen.
2. Berdasarkan sumber energi
Berdasarkan atas sumber energi jasad dibedakan menjadi jasad fototrof, jika
menggunakan energi cahaya; dan khemotrof, jika menggunakan energi dari
reaksi kimia. Jika didasarkan atas sumber energi dan karbonnya, maka dikenal
jasad fotoototrof, fotoheterotrof, khemoototrof dan khemoheterotrof.
Perbedaan dari keempat jasad tersebut sebagai berikut:
Tabel E.1. Perbedaan fotoototrof, fotoheterotrof, khemoototrof dan khemoheterotrof (Zaifbio, 2009)
3. Berdasarkan sumber donor elektron
Berdasarkan atas sumber donor elektron jasad digolongkan manjadi jasad
litotrof dan organotrof. Jasad litotrof ialah jasad yang dapat menggunakan
donor elektron dalam bentuk senyawa anorganik seperti H2, NH3, H2S, dan
S. jasad organotrof ialah jasad yang menggunakan donor elektron dalam
bentuk senyawa organik.
4. Berdasarkan sumber energi dan donor elektron
Berdasarkan atas sumber energi dan sumber donor elektron jasad dapat
digolongkan menjadi jasad fotolitotrof, fotoorganotrof, khemolitotrof, dan
khemoorganotrof. Perbedaan keempat golongan jasad tersebut sebagai
berikut:
Tabel E.2. Perbedaan fotolitotrof, fotoorganotrof, khemolitotrof, dan khemoorganotrof (Zaifbio, 2009)
5. Berdasarkan kebutuhan oksigen
Berdasarkan akan kebutuhan oksigen, jasad dapat digolongkan dalam jasad
aerob, anaerob, mikroaerob, anaerob fakultatif, dan kapnofil. Pertumbuhan
mikroba di dalam media cair dapat menunjukkan sifat berdasarkan kebutuhan
5. Transport zat besi : menggunakan sistem siderofor, siderofor merupakan
senyawa yg diekskresi dalam Nutrien dan akan mengikat besi (Fe3+) dan
dimasukkan kembali sebagai ferikrom(yg memiliki afinitas rendah terhadap
Fe2+ sehingga Fe2+akan segera dilepaskan dalam Sel.
F. Medium Pertumbuhan Mikroorganisme
Medium pertumbuhan (disingkat medium) adalah tempat untuk menumbuhkan
mikroorganisme. Mikroorganisme memerlukan nutrisi untuk memenuhi
kebutuhan energi dan untuk bahan pembangun sel, untuk sintesa protoplasma dan
bagian-bagian sel lain. Setiap mikroorganisme mempunyai sifat fisiologi tertentu,
sehingga memerlukan nutrisi tertentu pula. Susunan kimia sel mikroorganisme
relatif tetap, baik unsur kimia maupun senyawa yang terkandung di dalam sel.
Dari hasil analisis kimia diketahui bahwa penyusun utama sel adalah unsur kimia
C, H, O, N, dan P, yang jumlahnya + 95 % dari berat kering sel, sedangkan
sisanya tersusun dari unsure unsur lain (Lihat Tabel). Apabila dilihat susunan
senyawanya, maka air merupakan bagian terbesar dari sel, sebanyak 80-90 %, dan
bagian lain sebanyak 10-20 % terdiri dari protoplasma, dinding sel, lipida untuk
cadangan makanan, polisakarida, polifosfat, dan senyawa lain (Nurmayanti,
2013).
1. Kumpulan unsur organik
Tubuh mayat merupakan tempat hidup, sumber makanan, serta tempat
berkembang biak mikroorganisme, karena tubuh terdiri dari kumpulan protein,
karbohidrat, lemak, atau senyawa organik dan anorganik lain. Secara biologis,
tubuh makhluk hidup (khususnya manusia) kumpulan dari unsur-unsur organik
seperti C, H, N, O, P, S, atau unsur anorganik seperti K, Mg, Ca, Fe, Co, Zn, Cu,
Mn, atau Ni. Keseluruhan unsur tersebut dibutuhkan mikroorganisme heterotrof
sebagai sumber nutrisi alias makanan utama mereka. Sementara cairan-cairan
dengan pH (tingkat keasaman suatu larutan) tertentu yang berada dalam tubuh
manusia adalah media kultur (lingkungan) pertumbuhan yang baik bagi
mikroorganisme. Tidak semua mikroorganisme mampu mendegradasi mayat.
Kebanyakan mereka berasal dari jenis mikroorganisme heterotrof.
Mikroorganisme ini membutuhkan molekul-molekul organik dari organisme lain
sebagai nutrisi agar ia dapat bertahan hidup dan berkembang biak. Berbeda
dengan mikroorganisme autotrof yang mampu menghasilkan makanan sendiri
dengan CO2 sebagai nutrisi makro serta bantuan dari cahaya matahari atau
sumber energi kimia lainnya.
Jenis mikroorganisme heterotrof biasanya hidup dan berkembang biak pada
organisme mati. Mereka mendapatkan energi dengan menguraikan senyawa
organik pada organisme mati. Molekul-molekul besar seperti protein, karbohidrat,
lemak, atau senyawa organik lain didekomposisi metabolisme tubuh bakteri
tersebut menjadi molekul-molekul tunggal seperti asam amino. metana, gas CO2,
serta molekul-molekul lain yang mengandung enam nutrisi utama
mikroorganisme, yaitu senyawa-senyawa karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N),
oksigen (O), fosfor (P), serta sulfur (S).
2. Bau busuk
Bau busuk dari tubuh mayat tidak hanya mengganggu, namun juga
membahayakan. Pembusukan dimulai dengan pemutusan ikatan protein-protein
besar pada jaringan tubuh oleh bakteri fermentasi menggunakan enzim protease.
Kumpulan hasil pemutusan ikatan protein yang disebut asam amino ini dicerna
berbagai jenis mikroorganisme, misalnya bakteri acetogen. Bakteri ini
mereaksikan asam amino dengan oksigen dalam tubuhnya untuk menghasilkan
asam asetat, hidrogen, nitrogen, serta gas karbon dioksida. Produk asam asetat ini
menimbulkan bau.
Asam asetat yang dihasilkan ini diproses kembali oleh mikroorganisme jenis
methanogen, misalnya Methanothermobacter thermoautotrophicum yang biasa
hidup di lingkungan kotor seperti selokan dan pembuangan limbah (septic tank).
Asam asetat direaksikan dalam sel methanogen dengan gas hidrogen dan karbon
dioksida untuk menghasilkan metana, air, dan karbon dioksida. Metana dalam
bentuk gas juga menghasilkan bau busuk.
Proses nutrisi pada mikroorganisme secara umum dan mendasar dibagi
menjadi dua cara yaitu Fototrof dan Heterotrof. Fototrof terjadi apabila
mikroorganisme memanfaatkan cahaya sebagai sumber energinya, sedang
heterotrof adalah mikroorganisme yang mensyaratkan senyawa organic sebagai
sumber karbonnya. Sumber makanan atau nutrien yang di perlukan
mikroorganisme banyak macamnya antara lain: sumber karbon, sumber nitrogen,
ion-ion organik dan metabolit penting lainnya.
Nutrien-nutrien tersebut akan di manfaatkan mikroorganisme untuk
pertumbuhannya. Banyaknya jumlah nutrien akan mempengaruhi
perkembangbiakan mikroorganisme selain syarat-syarat pertumbuhan lainnya.
Fase pertumbuhan pada mikroorganisme diawali dengan fase tenggang yaitu
periode penyesuaian pada lingkungan. Periode ini kemudian di ikuti oleh
pembelahan sel dengan laju yang tetap. Fase pertumbuhan ini dinamakan fase log,
karena peningkatan jumlah bersifat logaritma. Akhirnya pertumbuhan cenderung
mendatar sampai ke fase stasioner, dan apabila laju kematian lebih besar dari pada
laju perkembangbiakan, bakteri memasuki fase akhir yaitu fase kematian. Cepat
lambatnya pertumbuhan mikroorganisme akan tergantung pada banyak faktor,
terutama banyaknya zat makanan.
Zat makanan tersebut meliputi:
a. Sumber karbon (karbihidrat dan lemak)
b. Sumber nitrogen (protein atau amoniak)
c. Ion-ion anorganik tertentu
d. Metabolit penting (vitamin)
e. Air
Bentuk, susunan dan sifat media
Bentuk media ditentukan oleh ada tidaknya penambahan zat pemadat seperti
agar, gelatin dsb . Dikenal tiga bentuk media (Suyanto, 2013):
1. Media cair (kaldu cair), tidak ditambahkan zat pemadat, dipergunakan
untuk bakteri atau ragi
2. Media padat : menggunakan agar, merupakan media umum yang
dipergunakan untuk pertumbuhan bakteri heterotrof, ragi dan jamur
3.Media semi padat atau semi cair: penambahan zat padat 50%, dipergunakan
untuk pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan air, anaerobik atau
fakultatif
Susunan Media (Suyanto, 2013):
Mengandung air, protein, asam amino, energi dan vitamin dapat berbentuk :
1. Media alami : disusun oleh bahan alami, kentang, daging, susu, telur dll
2. Media sintetik, disusun dari senyawa kimia
3. Media semi sintetis, media yang disusun berdasarkan campuarn bahan
alami dan bahan sintetis
Mikroorganisme sebagai sel juga memerlukan sumber energi. Tanpa energi
(kemampuan untuk melakukan pekerjaan), sel itu tidak dapat mensintesis
protoplasma dan melanjutkan proses kehidupan lain, misalnya bakteri dapat
memperoleh energi dari oksidasi kimia. Kebanyakkan bakteri memperoleh bahan-
bahan tersebut dari bahan organik yaitu dengan merombaknya dan menggunakan
apa yang diperlukannya.
Proses perombakan ini melewati tiga tahap (Nurmayanti, 2013) :
1. Perombakan bahan yang mengandung protein, karbohidrat dan lipida
(Pencernaan ekstra seluler dengan menggunakan enzim ekstraseluler
mikroorganisme).
2. Penyerapan bentuk material tersebut yang sedehana.
3. Bioenergi dan Biosintensi (protein, karbohidrat dan lipida dalam sel).
Terdapat satu perbedaan yang besar antara nutrisi hewan dan bakteri, kebanyakan
manusia, hewan, hingga protozoa mampu menelan makanan padat. Banyak
amoeba misalnya dapat menelan partikel makanan padat kedalam vakuolanya,
partikel-partikel ini dirombak oleh enzim organisme itu dan diserap protoplasma
untuk pengadaan energi dan pembentukan protoplasma baru. Nutrisi yang khas
bagi hewan, yang di dalamnya makanan padat yang ditelan organisme itu disebut
nutrisi holozoik sebaliknya bakteri tidak dapat menelan makanan padat. Bakteri
dan jamur mendapatkan nutrisi dalam larutan air yang berarti bahwa pencernaan
berlangsung diluar organisme, nutrisi semacam ini dinamakan nutrisi holofit.
Sedangkan nutrisi sangat bermanfaat dalam proses pertumbuhan mikroorganisme.
Karena jika nutrisi terhambat atau kurang memenuhi syarat, maka proses untuk
tumbuh pada bakteripun terganggu dan terhambat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal
dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi didapatkan dari
makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh. Untuk keperluan
hidupnya, semua makhluk hidup memerlukan bahan makanan. Bahan makanan
ini diperlukan untuk sintesis bahan sel dan untuk mendapatkan energi. Demikian
juga dengan mikroorganisme, untuk kehidupannya membutuhkan bahan-bahan
organik dan anorganik dari lingkungannya. Bahan-bahan tersebut disebut dengan
nutrient (zat gizi), sedang proses penyerapanya disebut proses nutrisi.
Setiap unsur nutrisi mempunyai peran tersendiri dalam fisiologi sel. Unsur
tersebut diberikan ke dalam medium sebagai kation garam anorganik yang
jumlahnya berbeda-beda tergantung pada keperluannya. Beberapa golongan
mikroorganisme misalnya diatomae dan alga tertentu memerlukan silika (Si) yang
biasanya diberikan dalam bentuk silikat untuk menyusun dinding sel. Fungsi dan
kebutuhan natrium (Na) untuk beberapa jasad belum diketahui jumlahnya.
Natrium dalam kadar yang agak tinggi diperlukan oleh mikroorganisme tertentu
yang hidup di laut.
Mikroorganisme memerlukan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan energi dan
untuk bahan pembangun sel, untuk sintesa protoplasma dan bagian-bagian sel
lain. Setiap mikroorganisme mempunyai sifat fisiologi tertentu, sehingga
memerlukan nutrisi tertentu pula. Susunan kimia sel mikroorganisme relatif tetap,
baik unsur kimia maupun senyawa yang terkandung di dalam sel.
Nutrisi sangat berpengaruh dalam proses pertumbuhan mikroorganisme. Karena
jika nutrisi terhambat atau kurang memenuhi syarat, maka proses untuk tumbuh
pada bakteri pun terganggu dan terhambat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Pertumbuhan Bakteri. (http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/140/jtptunimus-gdl-muhammadbi-6961-3-babii.pdf . Diakses pada tanggal 18 September 2015)
Cipto. 2012. Nutrisi Bakteri. (http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/140/jtptunimus-gdl-muhammadbi-6961-3-babii.pdf . Diakses pada tanggal 18 September 2015)
Imbiardi. 2011. Makalah Nutrisi Mikroorganisme.(http://imbiardi-makalahnutrisimikroorganisme.blogspot.co.id/ . Diakses pada tanggal 24 September 2015)
Luthfiani, Antia. 2013. Nutrisi Mikroba. (http://antialutfiani.blogspot.co.id/2013/09/nutrisi-mikroba.html Diakses pada tanggal 24 September 2015)
Nasyif. 2010. Nutrisi Bakteri. (http://biologi-nasyif.blogspot.co.id/2010/11/nutrisi-bakteri.html.Diakses pada tanggal 24 September 2015)
Nurmayanti, 2013. Makalah Nutrisi Untuk Pertumbuhan Mikroorganisme. (https://queenuya.wordpress.com/2013/10/30/makalahnutrisi-untuk-pertumbuhan-mikroorganisme/ . Diakses pada tanggal 24 September 2015)
Suyanto, Agus. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri. (http://tekpan.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2013/10/Kuliah-3-Pertumbuhan-bakteri.pptx Diakses pada tanggal 24 September 2015)
Umniyatie, Siti. 2012. Nutrisi Mikroba. (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/NUTRISI%20MIKROBA%20A.pdf . Diakses pada tanggal 18 September 2015)
(https://queenuya.wordpress.com/2013/10/30/makalahnutrisi-untuk-pertumbuhan-mikroorganisme/ . Diakses pada tanggal 24 September 2015)
Zaifbio. 2009. Nutrisi Mikroba, Sebuah Esensi Dasar Untuk Kehidupan Mikroba. (https://zaifbio.wordpress.com/2009/01/31/nutrisi-mikroba-sebuah-esensi-dasar-untuk-kehidupan-mikroba/ . Diakses pada tanggal 24 September 2015)