TUGAS METODOLOGI PENELITIAN Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Pembelajaran “BAB 1 – BAB III” Oleh: Yogi Eko Nugroho (12.1.01.10.0305) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR TAHUN 2014
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TUGAS METODOLOGI PENELITIANMakalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Pembelajaran
“BAB 1 – BAB III”
Oleh:
Yogi Eko Nugroho (12.1.01.10.0305)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
TAHUN 2014
“PENGARUH METODE THINK PAIR SHARE DALAM KEGIATAN MELAPORKANHASIL PENGAMATAN TENTANG HEWAN TERHADAP MENGIDENTIFIKASI CIRI– CIRI HEWAN PADA SISWA KELAS IV SDN REMBANG 1 TAHUN 2014 –
2015”
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan, dalam
arti usaha sadar dan terencana mewujudkan proses belajar
sepanjang hayat, semua lapisan masyarakat, dan segala usia.
Kesadaran tentang pentingnya pendidikan telah mendorong
berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat
terhadap setiap perkembangan dunia pendidikan, terutama
perkembangan dalam bidang teknologi dan informasi, dimana
pengetahuan tentang ilmu pengethuan alam yang sangat erat
kaitannya dengan IPTEK sangat perlu untuk dikembangkan mulai
dari tingkat dasar untuk dapat bersaing dan dapat bertahan
dengan kondisi jaman yang selalu berkembang seiring
berjalannya waktu, maka dalam proses pembelajaran harus dapat
mengembangkan kemampuan siswa seutuhnya agar memiliki kualitas
sumber daya manusia yang baik untuk menjawab tantangan-
tantangan yang ada.
Dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk bisa
memilih model pembelajaran yang tepat sesuai dengan situasi
dan kondisi siswa agar mencapai keberhasilan dalam belajar.
Keberhasilan yang dimaksud adalah siswa dapat melaporkan hasil
pengamatan tentang hewan dengan bahasanya sendiri, mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, serta mampu
mengidentifikasi ciri – ciri hewan yang ia temukan.
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pelajaran
yang mengajarkan berbagai pengetahuan yang dapat mengembangkan
daya nalar, analisa, sehingga hampir semua persoalan yang
berkaitan dengan alam dapat dimengerti. Untuk dapat mengerti
IPA secara luas, maka harus dimulai dengan kemampuan pemahaman
konsep dasar yang ada pada pelajaran IPA. Berhasil atau
tidaknya seorang siswa dalam memahami tentang pelajaran IPA
sangat ditentukan oleh pemahaman konsep.
Dalam belajar IPA hendaknya fakta konsep dan prinsip-
prinsip fakta tidak diterima secara prosedural tanpa pemahaman
dan penalaran. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja
dari otak seseorang (guru) ke kepala orang lain (siswa). Siswa
sendirilah yang harus mengartikan apa yang telah diajarkan
dengan menyesuaikan terhadap pengalaman-pengalaman mereka.
Pengetahuan atau pengertian dibentuk oleh siswa secara aktif,
bukan hanya diterima secara pasif dari guru mereka.
Kegiatan melaporkan hasil pengamatan merupakan konsep
yang cukup penting dalam kurikulum pembelajaran IPA. Konsep
ini diperkenalkan sejak duduk di bangku sekolah Dasar dan
merupakan konsep yang sangat dekat dengan fenomena yang sering
ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian,
pada kenyataannya tidak sedikit siswa yang mengalami kesulitan
dalam melaporkan hasil pengamatan dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Seorang siswa dalam belajar IPA dikatakan kurang
berhasil apabila perubahan tingkah laku yang terjadi belum
mampu menentukan kebijaksanaannya untuk mencapai suatu hasil
yang telah ditetapkan secara tepat dalam waktu yang telah
ditentukan. Untuk mencapai suatu hasil belajar yang maksimal,
banyak aspek yang mempengaruhinya, di antaranya aspek guru,
siswa, metode pembelajaran dan lain-lain.
Menurut Gage (1984), belajar dapat di definisikan
sebagai suatu proses dimana satu organisme berubah perilakunya
sebagai akibat pengalaman.
Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Tingkat keberhasilan pendidikan tidak terlepas
dari proses belajar dan pembelajaran yang dilakukan oleh
siswa.
Masalah yang di hadapi oleh siswa dalam proses belajar
mengajar yaitu kesulitan siswa dalam memahami materi yang di
ajarkan guru dengan menggunakan model pembelajaran yang belum
mengaktifkan seluruh siswa. Selama ini guru masih menggunakan
model pembelajaran kelompok yang konvensional. Model
pembelajaran seperti ini menyebabkan keterlibatan seluruh
siswa dalam aktivitas pembelajaran yang sangat kecil, karena
kegiatan pembelajaran di dominasi oleh siswa yang memiliki
kemampuan tinggi sementara yang memiliki kemampuan rendah
hanya menonton saja (pasif). Hal ini berarti dalam suatu
kelompok belajar masih banyak siswa yang belum melakukan
keterampilan kooperatif. Hal ini menyebabkan sebagian besar
siswa terutama yang memiliki kemampuan rendah enggan berpikir,
sehingga timbul perasaan jenuh dan bosan dalam mengikuti
pelajaran IPA.akibat dari sikap siswa tersebut, maka hasil
belajarpun kurang memuaskan, dalam arti tidak memenuhi batas
tuntas yang di tetapkan sekolah.
Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian
rupa sehingga siswa mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi
satu sama lain. Dalam interaksi ini, siswa akan membentuk
komunitas yang memungkinkan mereka mencintai proses belajar
dan mencintai satu sama lain.
Dalam proses belajar mengajar melibatkan berbagai macam
aktivitas yang harus dilakukan, terutama jika menginginkan
hasil yang optimal. Salah satu cara yang dapat dipakai agar
mendapatkan hasil yang optimal seperti yang diinginkan adalah
memberi tekanan dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat
dilaksanakan dengan memilih salah satu model pembelajaran yang
tepat karena pemilihan model pembelajaran yang tepat pada
hakikatnya merupakan salah satu upaya dalam mengoptimalkan
hasil belajar siswa.
Salah satu model pembelajaran yang memungkinkan siswa
untuk berinteraksi satu sama lain adalah model pembelajaran
kooperatif. Model pembelajaran kooperatif dapat memotivasi
siswa, memanfaatkan seluruh energi sosial siswa, saling
mengambil tanggung jawab. Model pembelajaran kooperatif
membantu siswa belajar mulai dari keterampilan dasar sampai
pemecahan masalah yang kompleks. Ironisnya, model pembelajaran
kooperatif belum banyak diterapkan dalam pendidikan walaupun
orang indonesia sangat membanggakan sifat gotong-royong dalam
kehidupan bermasyarakat.
Model Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tipe.
Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang dapat
membangun kepercayaan diri siswa dan mendorong partisipasi
mereka dalam kelas adalah model pembelajaran kooperatif tipe
Think-Pair-Share. Model Pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share
membantu siswa mengintepretasikan ide mereka bersama dan
memperbaiki pemahaman. Dalam hal ini, guru sangat berperan
penting untuk membimbing siswa melakukan diskusi, sehingga
terciptanya suasana belajar yang lebih hidup, aktif, kreatif,
efektif dan menyenangkan. Dengan demikian jelas bahwa melalui
model pembelajaran Think-Pair-Share, siswa secara langsung dapat
memecahkan masalah, memahami suatu materi secara berkelompok
dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya, membuat
kesimpulan (diskusi) serta mempresentasikan di depan kelas
sebagai salah satu langkah evaluasi terhadap kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan model pembelajaran Think-Pair-Share sebagai salah satu
upaya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Model
pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share cocok digunakan di
Sekolah Dasar karena kondisi siswa Sekolah Dasar yang masih
dalam masa bermain membuat mereka menyukai hal baru dan lebih
terbuka dengan teman sebaya dalam memecahkan permasalahan yang
mereka hadapi.
B. Identitas Masalah
Berdasarkan latar belakang terjadinya masalah yang telah
dipaparkan, penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
a) Siswa masih menganggap Kegiatan Melaporkan hasil pengamatan
tentang hewan sebagai kegiatan yang sulit.
b) Kemampuan pemahaman siswa terhadap mengidentifikasi ciri –
ciri hewan yang masih kurang.
c) Proses kegiatan melaporkan hasil pengamatan tentang hewan
lebih menekankan pada pencapaian tuntutan kurikulum dan
penyampaian materi semata, sehingga menyebabkan rendahnya
hasil belajar siswa.
d) Guru belum menerapkan model pembelajaran yang mampu
menciptakan suasana pembelajaranan yang menarik dan
menyenangkan.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan,
terdapat berbagai masalah yang harus dihadapi. Sehingga
pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Pengaruh metode think pair share (TPS) dalam kegiatan melaporkan
hasil pengamatan hewan terhadap mengidentifikasi ciri – ciri
hewan.
b. Hasil pengamatan tentang hewan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah hasil tes kognitif.
c. Peneliti akan memfokuskan pada penggunaan metode think
pair share (TPS).
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah
diuraikan, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian
sebagai berikut:
a. Apakah Terdapat Pengaruh metode think pair share dalam
kegiatan melaporkan hasil pengamatan tentang hewan
terhadap mengidentifikasi ciri – ciri hewan pada siswa
kelas IV ?
b. Apakah penerapan metode think pair share pada siswa
mempengaruhi kegiatan pencapaian indikator pengamatan
tentang hewan ?
c. Apakah penggunaan metode think pair share mempengaruhi
pokok bahasan mengidentifikasi ciri – ciri hewan ?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui Hasil pengamatan siswa tentang hewan dengan
metode Think-Pair-Share.
b. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mencapai indikator
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan metode
Think-Pair-share pada pokok bahasan mengidentifikasi ciri –
ciri hewan.
c. Untuk mengetahui respon siswa terhadap metode Think - Pair –
Share pada pokok bahasan mengidentifikasi ciri – ciri hewan.
F. Manfaat penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini sebagai berikut:
a. Merupakan sumbangan yang berharga bagi lembaga pendidikan
SDN REMBANG 1 dalam rangka memperbaiki dan mengembangkan
proses belajar mengajar terutama untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA.
b. Dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share
siswa akan terbiasa untuk belajar mandiri dan berdiskusi tanpa
harus di dekte oleh guru.
c. Mendorong guru untuk pro-aktif dalam menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share dan memotivasi
siswa dalam meningkatkan prestasi belajar.
d. Menambah pengalaman dan wawasan berpikir bagi penulis
terutama tentang penelitian ilmiah.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
2.1.1 Pengertian Belajar
Pengertian belajar menurut Aqib (2002: 42), “suatu bentuk
pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang
dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat
pengalaman dan latihan”. Perubahan yang di maksud adalah
sebuah perubahan yang di tunjukkan dalam berbagai bentuk
seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah laku
dan sebagainya yang merupakan aspek yang ada pada diriindividu
bersangkutan.
Menurut Ahmadi (1997: 17-18), “ Belajar adalah perubahan
prilaku berkat pengalaman dan latihan”. Artinya yang menjadi
tujuan belajar secar aumum adalah perubahan tingkah laku baik
yang besifat afektif, kognitif ataupun psikomotorik. Hal
senada di ungkapkan oleh Winkel (1004:59), “belajar adalah
suatu aktifitas mental/psikis yang berlangsung dalam intraksi
yang aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap”.
Berdasarkan pemaparan tadi seseorang di katakan belajar jika
terjadi perubahan pada diri orang yang bersangkutan baik
perubahan yang menyangkut sikap, pengetahuan, ataupun tingkah
lakunya.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang
karena usahanya untuk memiliki sesuatu kecakapan ilmu
pengetahuan atau perubahan-perubahan yang dicapai seseorang
dalam usahanya untuk memiliki suatu kecakapan maupun
keterampilan (skill) tertentu, yakni aspek pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Sedangkan pendapat lain mengatakan
bahwa prestasi belajar bisa disebut sebagai kecakaan aktual
(actualability) yang diperoleh sesorang setelah ia belajar suatu
kecakapan atau pengetahuan. Sementara itu Djamarah (1994: 21)
menjelaskan prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh
berupa kesan-kesan atau pengalaman yang mengakibatkan
perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas
dalam mengajar.
Dari pendapat di atas dapat diindikasikan bahwa prestasi
belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang
mengakibatkan perubahan tingkah laku dalam diri individu
sebagai hasil aktivitas belajar mengajar yang berupa
pengetahaun, keterampilan (skill), pengalaman, dan sikap. Jadi,
dapat diketahui bahawa perubahan tingkah laku itu merupakan
salah satu indikator yang dijadikan pedoman untuk mengetahui
kemajuan individu dalam segala hal yang diperolehnya di
sekolah.
2.2.2 Prinsip-prinsip Prestasi Belajar
Proses belajar dapat diperincikan dalam beberapa prinsip
dasar. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip belajar,
maka akan lebih mudah, lebih cepat serta berhasil dalam
belajar. Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip belajar
tersebut, maka siswa akan menemukan metode belajar yang
efektif. Adapun prinsip-prinsip belajar tersebut adalah:
1) Belajar harus berorientasi pada tujuan yang jelas
Setiap orang akan dapat menentukan arah dan tujuannya masing-
masing termasuk dalam menuntut ilmu dan belajar, karena dengan
adanya tujuan yang jelas, maka keberhasilan belajar seseorang
dapat dilihat dari seberapa ia mampu mencapai tujuan
belajarnya.
2) Proses belajar akan terjadi bila seseorang dihadapkan pada
situasi problematik
Dalam menuntut ilmu tentu saja banyak dihadapkan pada masalah,
rintangan, dan tantangan. Namun dengan adanya masalah
tersebut, maka siswa akan lebih untuk berpikir agar bagaimana
masalah itu bisa terselesaikan dengan baik atau bisa diartikan
bahwa dengan adanya masalh itu, maka siswa akan lebih
termotivasi untuk belajar.
3) Belajar dengan pengertian akan lebih bermakna daripada
belajar dengan mengahapal.
Belajar dengan cara memahami dan menelaah suatu pelajaran akan
lebih bermakna dan tetap diingat daripada belajar dengan cara
menghafal yang sifatnya sementara dan cepat dilupakan apa yang
sudah dihafal tersebut.
4) Belajar merupakan proses kontinyu
Belajar merupakan suatu proses yang sifatnya kontinyu dalam
artian bahwa belajar itu harus dikerjakan secara terus menerus
tanpa batas demi mendapatkan ilmu pengetahuan.
5) Belajar memerlukan kemampuan yang kuat
Keberhasilan seseorang akan terlihat jelas dari seberapa
kemampuannya dalam menyerap dan mengembangkan suatu ilmu yang
sudah dicapainya daslam belajar.
6) Belajar memerlukan metode yang tepat
Proses belajar memerlukan metode yang tepat agar masalah
tersebut dapat dihindari, dengan metode yang tepat akan
memungkinkan siswa lebih belajar lebih efektif dan efesien,
serta lebih cepat untuk mencapai tujuan belajar yang
diinginkan.
7) Belajar memerlukan kesesuaian antara guru dan siswa
Dalam melakukan proses belajar mengajar harus ada timbal balik
(feed back) antara guru dengan siswa, karena itu akan lebih
mempermudah dan memperlancar proses belajar mengajar serta
siswa akan lebih cepat paham dengan penjelasan gurunya.
Jadi, berdasarkan pendapat para ahli ini maka peneliti
mendefinisikan pengertian belajar adalah suatu proses yang
dialami oleh seseorang (peserta).
2.2.3 Metode
Dapat dipahami bahwa metode adalah cara yang tersusun dan
teratur untuk mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
Metode sebagai alat mencapai tujuan adalah bila menjadikan
tujuan sebagai pedoman yang memberi arah kemana proses
pembelajaran akan dilaksanakan. Widarwati (2007 :6). Metode
sangat penting peranannya dalam proses pembelajaran karena
melalui pemilihan metode tertentu dapat mengarahkan guru pada
kualitas tertentu.
Jika dianggap bahwa metode sebagai suatu
proses, maka akan terdiri dari beberapa langkah. Berbagai
langkah atau bagian dari suatu metode juga digunakan dan
terdapat dalam metode lainnya. Kombinasi antara bagian-bagian
tersebut merupakan tanggung jawab guru. Guru dapat
menggabungkan atau memisahkan bagian-bagian itu dalam
memfungsikannya secara keseluruhan. Oleh sebab itu, maka
metodemerupakan salah satu asfek pokok dalam pendidikan dan
merupakan masalah sentral dalam mengajar.
Dalam pendidikan kata metode digunakan untuk menunjukkan
serangkaian kegiatan guru yang terarah yang menyebabkan
peserta didik giat belajar. Metode dapat pula dianggap sebagai
cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah didalam
belajar, atau sebagai alat yang menjadikan mengajar sebagai
efektif ( Wahab,2008 :36 ).
2.2.4 Think Pair Share
Strategi Think Pair Share (TPS) atau berpikir pasangan
berbagi adalah merupakan jenis koperatif yang di rancang untuk
memengaruhi pola intraksi siswa. Strategi Think Pair Share di
kembangkan oleh Prang Lyman dan Koleganya di universitas
Maryland sesuai yang di kutipnya Arend (1997), menyatakan
bahwa Think Pair Share merupakan suatu cara yang efektif untuk
membuat variasi suasana pola diskusi di kelas. Dengan asumsi
bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk
mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur Think
Pair Share dapat memberi siswa banyak waktu berpikir, untuk
saling merespon, dan saling membantu. Guru memperkirakan hanya
melengkapi penyajian singkat atau siswa membaca tugas, atau
situasi yang menjadi tanda tanya.
MetodeThink Pair Share merupakan salah satu dari teknik-
teknik pembelajaran kooperatif ( Cooperative Learning ). Think Pair
Share memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk
memberi peserta didik lebih banyak waktu untuk
berpikir,menjawab dan membantu satu sama lain. Trianto
(2010 :4). Metode Think Pair Share berarti berpikir berpasangan
berempat. Dimana teknik yang dikembangkan oleh Frank Lyman ini
memberi peserta didik kesempatan delapan kali lebih banyak
kepada peserta didik untuk dikenali dan menunjukkan
partisipasinya kepada orang lain (Trianto, 2010 : 81). “Think”
berarti berpikir, dimana dalam tahap ini guru mengajukan
pertanyaan yang berhubungan dengan materi pelajaran, kemudian
peserta didik diminta untuk memikirkan pertanyaan tersebut
secara mandiri beberapa saat. “Pairing (berpasangan ), dalam
tahap ini guru meminta peserta didik berpasangan untuk
mendiskusikan apa yang telah dipikirkan. “Share” ( berbagi ),
pasangan diminta untuk berbagi apa yang yang telah mereka
bicarakan.
B.Dasar Pemikiran
Penggunaan metode pembelajaran berarti cara yang
dilakukan dalam proses pembelajaran sehingga dapat
diperoleh hasil yang optimal. Dalam metode
pembelajaran terdapat berbagai jenis metode
pembelajaran. Masing-masing metode memiliki kelebihan
dan kelemahan. Menurut Darwyn Syah (2007:133), bahwa
metode mengajar merupakan cara-cara yang digunakan
guru untuk menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa
untuk mencapai tujuan. Menurut Nana Sudjana yang
dikutip Darwyn Syah (2007:133), metode pembelajaran
adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan
hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya
pengajaran. Dari beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa metode belajar adalah cara atau
upaya guru dalam menyampaikan pelajaran kepada peserta
didik dengan menggunakan pendekatan tertentu.
Penggunaan metode pembelajaran dalam proses kegiatan
belajar mengajar bertujuan agar materi pelajaran yang
diberikan guru dapat diserap oleh peserta didik dengan
baik. Kedudukan metode pembelajaran sebagaimana
diungkapkan Djamarah dan Aswan Zain (1997:82) :
1. Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik.
2. Metode sebagai strategi pengajaran
3. Metode pembelajaran sebagai alat untuk mencapai
tujuan
Faktor yang mempengaruhi penggunaan metode
pembelajaran :
1. Tujuan yang bermacam-macam jenis dan fungsinya.
2. Anak didik yang bermacam-macam tingkat kematangannya
3. Fasilitas yang bermacam-macam kualitas dan
kuantitasnya.
4. Situasi yang bermacam-macam
5. Pribadi guru serta kemampuan profesional yang
berbeda-beda.
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui,
segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal
(mata pelajaran) (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2002). Hal yang mempengaruhi supaya
pengetahuan dapat diketahui dengan baik oleh peserta
didik salah satunya yaitu penggunaan metode
pembelajaran yang telah dipilih oleh guru dalam
membantu proses pembelajarannya. Maka dari itu
penggunaan dan pemilihan metode yang tepat sangat
penting dalam berlangsungnya proses pembelajaran.
Metode pembelajaran Think Pair Share dalam hal ini
sangat berpengaruh terhadap melaporkan hasil pengamatan
tentang hewan, karena dengan menggunakan gambar-gambar
yang menarik dan pada gambar tersebut maka hal itu akan
menarik perhatian siswa dalam mengikuti proses
pembelajarannya. Kalau perhatian siswa sudah tertuju
pada pelajaran, maka materi yang diajarkan pada saat
itu pun akan diserap oleh siswa dengan baik dan siswa
akan mudah memahami materi tersebut.
C.Rumusan Hipotesis
Penerapan metode Think Pair Share pada siswa mempunyai
pengaruh terhadap pencapaian prestasi mengenai
melaporkan hasil pengamatan tentang hewan SDN REMBANG 1
Tahun Ajaran 2014-2015.
Penggunaan media dalam pembelajaran mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap pencapaian prestasi pada siswa
kelas IV SDN REMBANG 1 tentang melaporkan hasil
pengamatan.
Kualitas tenaga pendidik dalam pembelajaran mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap pencapaian pestasi
pada siswa SDN REMBANG 1 Tahun Ajaran 2014-2015 tentang
mengidentifikasi ciri – ciri hewan pada kelas IV.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. IDENTIFIKASI VARIABEL
1. Penentuan Variabel yang diteliti, kedudukan serta fungsi
Berdasar rumusan hipotesis : “Ada pengaruh model
pembelajaran think pair share dalam melaporkan hasil
pengamatan tentang hewan terhadap mengidentifikasi ciri –
ciri hewan pada siswa kelas IV SDN REMBANG 1”, variabel
dapat di identifikasikan sebagai berikut.
Rumusan hipptesisVariabel yang
ditelitiKedudukan variabel
Ada pengaruh model
pembelajaran think
pair share dalam
melaporkan hasil
pengamatan tentang
hewan terhadap
mengidentifikasi
ciri – ciri hewan
pada siswa kelas IV
SDN REMBANG 1
- Think Pair Share
- Kemampuan
mengidentifikasi
- Variabel bebas
(berfungsi
mempengaruhi)
- Variabel terikat
(berfungsi
dipengaruhi)
2.Definisi operasional Variabel
Variabel yang diteliti Definisi OperasionalThink Pair Share Thin pair share adalah
pembelajaran yang membantu
siswa mengintepretasikan ide
mereka bersama dan
memperbaiki pemahaman. Dalam
hal ini, guru sangat berperan
penting untuk membimbing
siswa melakukan diskusi,
sehingga terciptanya suasana
belajar yang lebih hidup,
aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkanKemampuan mengidentifikasi Kemampuan : adalah
kesanggupan, dapat, bisa,
lihai
Identifikasi : kegiatan mengurai,
menyebutkan apa saja yang
terlihat, terasa, dan
terdengar dari obyek tertentu
sehingga menunjukan ciri khas
dari obyek tertentu.
Kemampuan mengidentifikasi :
kesanggupan, kecakapan untuk
mebgurai, dan menyebutkan apa
saja yang terlihat,
terdengar, dan terasa.
Sehingga menunjukan ciri khas
dari obyek tertentu.
B. TEKNIK PENELITIAN
Berdasar data variabel yang ada tidak memungkinkan
dikuantifikasikan, maka teknik penelitian yang digunakan
adalah pendekatan Kualitatif.
1. Prosedur penelitian
a. Perencanaan
Kegiatan pembelajaran direncanakan dimulai dengan
perkenalan antara peneliti dengan siswa. Pembelajaran
berlangsung seperti biasa hingga pada akhir
pembelajaran guru memberikan soal kepada siswa sebagai
soal awal. Sementara itu guru mempersiapkan instrumen
yang akan digunakan untuk mengambil data penelitian
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan menerapkan
model kooperatif example non example yang diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan megidentifikasi pada
siswa.
c. Pengamatan atau observasi
Pengamatan merupakan kegiatan mengamati jalanya
pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan oleh
observer. Observer melakukan pengamatan terhadap
tindakan seperti ketertarikan siswa terhadap proses
pembelajaran yang menggunakan model example non
example. Lembar pengamatan ini terdiri dari lembar
pengamatan pengetahuan siswa dan lembar pengamatan
kinerja guru.
d. Refleksi
Kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang
terjadi pada siswa, guru dan kondisi pembelajaran di
kelas. Data observasi yang diperoleh dianalisis dan
direfleksikan bersama untuk mengetahui perubahan yang
terjadi selama tindakan penerapan model think pair
share.
2.Metode pengumpulan data
“dokumentasi adalah teknik penelaahan terhadap referensi-
referensi yang berhubungan dengan fokus permasalahan
penelitian (Iskandar, 2011:73)”.
3. Metode Observasi
“Sutrisno dalam Sugiyono (2008: 45) observasi merupakan
suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun
dari proses biologis dan psikologis”. Metode ini
digunakan untuk mengetahui pengetahuan siswa dan kinerja
guru dalam melaksanakan pembelajaran example non
example.
4.Metode tes
“Tes merupakan teknik yang digunakan peneliti untuk
menguji subyek untuk mendapatkan data tentang hasil
belajar peserta didik dengan menggunakan butir-butir soal
atau instrumen soal yang mengukur hasil belajar sesuai
dengan bidang mata pelajaran yang diteliti (iskandar,
2011:73)”. Tes ini diberikan oleh guru setiap akhir
pembelajaran menggunakan model think pair share. Tes ini
untuk mengukur pengetahuan (Kognitif) siswa.
C. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SDN REMBANG 1, pada tahun
ajaran 2015/2016. Dengan sasaran penelitian ini diarahkan
pada siswa kelas IV. Dengan menekankan pada aspek pengaruh
model pembelajaran think pair share dan sarana di sekolah.
Penelitian ini membutuhkan ini membutuhkan waktu 6 bulan (1
semester) terhitung sejak pengajuan proposal penelitian
hingga terselesaikannya penyusunan laporan penelitian,
terhitung mulai awal bulan januari sampai dengan bulan juni.
Rencana jadwal pelaksanaan penelitian adalah sebagai
berikut.
N
O
KEGIATAN
PENELITIANJAN FEB MAR APR MEI JUN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1Pengajuan
judul√ - - -
2Pengajuan
Proposal- √ √ -
3Penyusunan
Instrument√ √ √ √
4
Pengurusan
ijin
penelitian
√ - - -
5
Penyebaran
Kuesioner/Te
s
√ √ √ √ √ √ - -
6Skoring &
Tab. Data√ √ √ -
7 Analisis - - - √ √ √ - -
Data
8Penyusunan
Laporan- - √ √ √ √ - -
9
Penggandaan
dan
publikasi
- - √ √
D. SAMPEL DAN POPULASI
Populasi merupakan Keseluruhan dari latar penelitian dimana
penelitian tersebut dilaksanakan. Di SDN REMBANG 1.
Sementara Sampel adalah gambaran kecil dari Populasi. Yakni
perwakilan dari SDN REMBANG 1 yang diteliti kelas IV.
E. ISTRUMEN PENILAIAN
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa
instrumen tes dan nontes. Instrumen tes adalah untuk
mengetahui kemampuan kognitif dan psikomotor siswa. Tes ini
diberikan kepada siswa yang diteliti dan hasil pengolahan
datanya digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.
Instrumen nontes digunakan untuk mengetahui sejauh mana
perubahan perilaku dan sikap dalam pembelajaran kearsipan
menggunakan model example non example. Data nontes diperoleh
melalui kegiatan observasi yang dilakukan untuk mengetahui
keterampilan siswa dan hasil belajar siswa terhadap
pembelajaran kearsipan dengan penerapan model. Observasi
dilakukan dengan menggunakan lembar observasi.
F. TEKNIK ANALISIS DATA
Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif
dengan membandingkan hasil belajar siswa sebelum tindakan