TK4046 Dasar-dasar Metalurgi Proses TUGAS 1 Andi Ahmad Afriady Arista 13010058 PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2013/2014
TK4046
Dasar-dasar Metalurgi Proses
TUGAS 1
Andi Ahmad Afriady Arista
13010058
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2013/2014
1
BAHAN BAKU LOGAM, MINERAL DAN KARAKTERISTIKNYA
1. Aluminium
Mineral Karakteristik Gambar
Diaspore Rumus kimia: AlO(OH)
Molekul relative: 59,99
Kandungan: Al (44,98%), H
(1,6%), O (53,34%)
Sistem Kristal:
Orthorhombic - Dipyramidal
Warna: Putih, abu
kehijauan, coklat keabuan
Densitas: 3,3 – 3,5
Gibbsite Rumus kimia: Al(OH)3
Molekul relative: 78
Kandungan: Al (34,59%),
H(3,88%), O (61,53%)
Sistem Kristal: Monoclinic-
Prismatic
Warna: kebiru-biruan, hijau,
putih kehijuan, abu-abu.
Densitas: 2,3-2,4
Boehmite Rumus kimia: AlO(OH)
Molekul relative: 59,99
Kandungan: Al (44,98%), H
(1,6%), O (53,34%)
Sistem Kristal:
Orthorhombic -
Dipyramidal
Warna: putih, kuning muda,
dan hijau kekuningan
Densitas: 3 – 3,07
2. Tembaga
Mineral Karakteristik Gambar
Chalcopyrite Rumus kimia: CuFeS2
Molekul relative: 183,53
Kandungan: Fe (30,43%),
Cu(34,63%), S(34,94%)
Sistem Kristal:Tetragonal -
Scalenohedral
Warna: kuning, kuning
madu
Densitas: 4,1 – 4,3
2
Bornite Rumus kimia: Cu5FeS4
Molekul relative: 501,84
Kandungan: Fe(11,13%),
Cu (63,31%), S (25,56%)
Sistem
Kristal:Orthorhombic -
Dipyramidal
Warna: kemerahan, unggu,
kecoklatan
Densitas: 4,9 – 5,3
Cuprite Rumus kimia: Cu2O
Molekul relative: 143,09
Kandungan: Cu (88,82%), O
(11,18%)
Sistem Kristal: Isometric -
Hexoctahedral
Warna: Merah kecoklatan,
merah keunguan, merah,
dan hitam
Densitas: 6,1
Malachite Rumus kimia:
Cu2(CO3)(OH)2
Molekul relative: 221,12
Kandungan: Cu(57,48%) H
(0,91%) C (5,43%)
O(36,18%)
Sistem Kristal: Monoclinic -
Prismatic
Warna: hijau, hijau tua, dan
hijau kehitaman
Densitas:3,6 - 4
Azurite
Rumus kimia:
Cu3(CO3)2(OH)2
Molekul relative: 344,67
Kandungan: Cu (55,31%) H
(0,58%) C (6,97%) O
(37,14%)
Sistem Kristal: Monoclinic -
Prismatic
Warna: biru langirt, biru,
biru tua
Densitas: 3,77 – 3,89
3
3. Besi
Mineral Karakteristik Gambar
Hematite Rumus kimia: Fe2O3
Molekul relative: 159,69
Kandungan: Fe (69,94%) O
(30,06%)
Sistem Kristal: Trigonal –
Hexagonal Scalenohedral
Warna: Abu keabuan, hitam,
merah kehitaman
Densitas: 5
Magnetite Rumus kimia:
Fe++Fe+++2O4
Molekul relative: 231,54
Kandungan: Fe (72,36%) O
(27,64%)
Sistem Kristal: Isometric -
Hexoctahedral
Warna: hitam keabuan
Densitas: 5,1-5,2
Goethite
Rumus kimia: Fe+++O(OH)
Molekul relative: 88,85
Kandungan: Fe (62,85%), H
(1,13%) O(36,01%)
Sistem Kristal:
Orthorhombic -
Dipyramidal
Warna: Hitam, coklat
kemerahan, coklat
kekuningan
Densitas:3,3 – 4,3
Pyrite
Rumus kimia: FeS2
Molekul relative: 119,98
Kandungan: Fe (46,55%),
S(53,45%)
Sistem Kristal: Isometric -
Diploidal
Warna: Kuning pucat
Densitas: 5 – 5,02
4
4. Silika
Mineral Karakteristik Gambar
Quartz
Rumus kimia: SiO2
Molekul relative: 60,08%
Kandungan: Si (46,74%) O
(53,26%)
Sistem Kristal:Trigonal -
Trapezohedral
Warna: Coklat, ungu, abu-
abu, kuning
Densitas:2,6 – 2,65
5. Timah
Mineral Karakteristik Gambar
Cassiterite
Rumus kimia: SnO2
Molekul relative: 150,71
Kandungan: Sn (78,77%), O
(21,23%)
Sistem Kristal: Tetragonal –
Ditetragonal Dipyramidal
Warna: Coklat, hitam
kecoklatan, hijau, abu-abu
Densitas: 6,8 - 7
6. Magnesium
Mineral Karakteristik Gambar
Dolomite
Rumus kimia: CaMg(CO3)2
Molekul relative: 184,40
Kandungan: Ca(21,73%)
Mg (13,18%) C (13,03%) O
(52,06%)
Sistem Kristal: Trigonal -
Rhombohedral
Warna: Putih, abu-abu,
putih kemerahan, putih
kecoklatan
Densitas: 2,8 – 2,9
5
7. Timbal
Mineral Karakteristik Gambar
Galena
Rumus kimia: PbS
Molekul relative: 239,27
Kandungan: Pb (86,60%) S
(13,40%)
Sistem Kristal:Isometric -
Hexoctahedral
Warna: abu-abu muda, abu-
abu tua
Densitas: 7,2-7,6
Anglesite
Rumus kimia: PbSO4
Molekul relative: 303,26
Kandungan: Pb(68,32%), S
(10,57%), O (21,20%)
Sistem Kristal:
Orthorhombic -
Dipyramidal
Warna:Biru, hijau, abu-abu,
kuning
Densitas:6,3
Cerrusite
Rumus kimia: PbCO3
Molekul relative: 267,21
Kandungan: Pb (77,54%), C
(4,49%), O (17,96%)
Sistem Kristal: Orthorombic
- Dipyramidal
Warna: putih, Abu-abu,
biru, hijau
Densitas: 6,58
Jamesonite
Rumus kimia:Pb4FeSb6S14
Molekul relative: 2064,07
Kandungan: Fe (2,71%), Sb
(35,39%), Pb(40,15%),
S(21,75%)
Sistem Kristal: Monoclinic -
Prismatic
Warna: Abu-abu
Densitas: 5,5 – 5,63
6
8. Nikel
Mineral Karakteristik Gambar
Nickeline Rumus kimia: NiAs
Molekul relative: 133,61
Kandungan: Ni (43,93%),
As (56,07%)
Sistem Kristal: Hexagonal –
Dihexagonal Dipyramidal
Warna: Abu-abu, hitam
Densitas: 7,78 – 7,8
Bunsenite Rumus kimia:NiO
Molekul relative: 74,69
Kandungan: Ni (78,58%), O
(21,42%)
Sistem Kristal: Isometric -
Hexoctahedral
Warna: hijau kekuningan
gelap
Densitas: 6,4 – 6,8
Perryite
Rumus kimia:
(Ni,Fe)8(Si,P)3
Molekul relative: 550,26
Kandungan: Fe(20,30%), Si
(11,48%), Ni(64%), P
(4,22%)
Sistem Kristal: Trigonal –
Ditrigonall Pyramidal
Warna: Putih keabuan
Tetrataenite
Rumus kimia: FeNi
Molekul relative: 57,27
Kandungan: Fe (48,76%),
Ni (51,24%)
Sistem Kristal: Tetragonal –
Ditetragonal Dipyramidal
Warna: Putih keabuan
Densitas: 8,275
7
Pentlandite
Rumus kimia: (Fe,Ni)9S8
Molekul relative: 771,94
Kandungan: Fe (32,56%),
Ni (34,21%), S(33,23%)
Sistem Kristal: Isometric -
Hexoctahedral
Warna: coklat
Densitas: 4,6 - 5
9. Titanium
Mineral Karakteristik Gambar
Rutile
Rumus kimia: TiO2
Molekul relative: 79,88
Kandungan: Ti (59,94%),
O(40,06%)
Sistem Kristal: Tetragonal –
Ditetragonal Dipyramidal
Warna: Merah darah,
kuning kecoklatan, merah
kecoklatan
Densitas: 4,25
Titanite
Rumus kimia: CaTiSiO5
Molekul relative: 197,76
Kandungan: Ca (19,25%),
Ti(18,16%), Si(14,20%),
O(39,64%)
Sistem Kristal: Monoclinic -
Prismatic
Warna: Coklat kemerahan
,abu-abu, kuning, hijau,
merah
Densitas: 3,4 – 3,56
10. Perak
Mineral Karakteristik Gambar
Argentite
Rumus kimia: Ag2S
Molekul relative: 247,80
Kandungan: Ag (87,06%), S
(12,94%)
Sistem Kristal: Isometric -
Hexoctahedral
Warna: hitam, abu-abu
Densitas: 7,2 – 7,4
8
11. Seng
Mineral Karakteristik Gambar
Sphalerite
Rumus kimia: (Zn,Fe)S
Molekul relative: 96,98
Kandungan: Zn(64,06%),
Fe(2,88%), S (33,06%)
Sistem Kristal: Isometric -
Hextetrahedral
Warna: Coklat, kuning,
merah, hijau, hitam
Densitas: 3,9 – 4,2
Wurtzite
Rumus kimia: (Zn,Fe)S
Molekul relative: 96,50
Kandungan: Zn(60,98%),
Fe(5,79%), S (33,23%)
Sistem Kristal: Hexagonal –
Dihexagonal Pyramidal
Warna: hitam kecoklatan,
coklat keorenan, coklat
kemerahan
Densitas: 3,98 – 4,08
Zincite
Rumus kimia: (Zn,Mn)O
Molekul relative: 80,34
Kandungan: Mn(6,84%), Zn
(73,25%), O(19,91%)
Sistem Kristal: Hexagonal –
Dihexagonal Pyramidal
Warna: Kuning, kuning tua,
merah tua, dan oren
Densitas: 5,43 – 5,7
12. Platina
Mineral Karakteristik Gambar
Sperrylite
Rumus kimia: PtAs2
Molekul relative: 344,92
Kandungan: As (43,44%),
Pt (56,56%)
Sistem Kristal: Isometric -
Diploidal
Warna: putih
Densitas: 10,58
9
PERSEBARAN MINERAL DI INDONESIA
Gambar 1. Peta persebaran mineral di Indonesia
Mineral yang ada di Indonesia sangat beragam jenisnya. Ada yang berbentuk logam seperti
bauksit, timah, seng, emas, perak, dll. Selain itu ada pula yang berbentuk nonlogam seperti
fosfor, garam, dan asbes.
1. Bauksit
Bauksit merupakan bahan yang heterogen, yang mempunyai mineral dengan susunan
terutama dari oksida aluminium, yaitu berupa mineral buhmit (Al2O3H2O) dan mineral
gibsit (Al2O3H2O). Secara umum bauksit mengandung Al2O3 sebanyak 45-65%, SiO2 1-
12%, Fe2O3 2-25%, TiO2 > 3% dan H2O 14-36%.
Bijih bauksit terjadi di daerah tropika dan subtropika dengan memungkinkan pelapukan
sangat kuat. Bauksit terbentuk dari batuan sedimen yang mempunyai kadar Al nisbi tinggi,
kadar Fe rendah, dan kadar kuarsa (SiO2) bebasnaya sedikit atau bahkan tidak
mengandung sama sekali. Batuan tersebut (misalnya sienit dan nefelin yang berasal dari
batuan beku, batu lempung, lempung dan serpih). Batuan-batuan tersebut akan mengalami
proses lateritisas yang kemudian oleh proses dehidrasi akan mengeras menjadi bauksit.
Bauksit dapat ditemukan dalam lapisan mendatar tetapi kedudukannya di kedalaman
tertentu. Pemanfaatannya untuk pembuatan alat dapur, kendaraan, pesawat terbang, dll.
Potensi dan cadangan endapat bauksit di Indonesia terdapat di Pulau Bintan (Kepulauan
Riau), Pulang Bangka (Bangka Belitung), Pulau Galang Besar, dan Singkawang
(Kalimantan Barat)
10
2. Nikel
Nikel biasanya terbentuk bersama-sama dengan kromit dan platina dalam batuan ultrabasa
seperti peridotit, baik termetamorfkan maupun tidak. Terdapat dua jenis endapan nikel
yang bersifat komersial, yaitu sebagai hasil konsentrasi residual silica dan pada proses
pelapukan batuan beku ultrabasa serta sebagai endapan nikel-tembaga sulfide, yang
biasanya berasosiasi dengan pirit, pirotit, dan kalkopirit. Pemanfaatan nikel digunakan
untuk campuran besi menjadi baja, pelapisan logam serta campuran kuningan atau
perunggu. Potensi dan cadangan nikel di Indonesia terdapat di Sulawesi Selatan wilayah
Pomala, Danau Tawoti, , Kalimantan bagian tenggara, Maluku Utara, dan Pegunungan
Cylops di Papua.
Gambar 2. Peta persebaran cadangan nikel di Indonesia
3. Bijih Besi
Bijih besi berasal dari bijih silikat pada batuan ultrabasa yang telah mengalami
penghancuran. Besi terwujud dalam berbagai jenis oksida besi, seperti magnetit,
titaniferous magnetit, ilmenit, lomonit, dan hemati. Titaniferous magnetit adalah bagian
yang cukup penting yang merupakan perubahan dari magnetit dan ilmenit. Mineral bijih
pasir besi terutama berasal dari batuan basaltic dan andesitic volkanik. Besi banyak
dimanfaatkan untuk campuran semen dan pada industry logam. Potensi dan cadangan
bijih besi di Indonesia terdapat di Cilacap (Jawa Tengah), Kotawaringin (Kalimantan
Tengah), Cilegon (Jawa Barat), dan Pulau Obi (Maluku).
11
Gambar 3. Peta persebaran cadangan besi di Indonesia
4. Timah
Timah merupakan bahan endapan pada batuan granit, banyak terdapat di dasar-dasar
sungai purba. Terbentuknya timah sebagai endapan primer pada batuan granit dan pada
daerah sentuhan batuan endapan metamorf yan biasanya berasosiasi dengan turmalin dan
urat kuarsa timah, serta sebagai endapan sekunder yang di dalamnya terdiri dari endapan
alluvium, alluvial, dan kolovium.
Mineral yang terkandung di dalam bijih timah pada umumnya mineral utama yaitu
kasiterit, sedangkan pirit, kuarsa, zircon, ilmenit, plumbum, bismuth, arsenic, stibnite,
kalkopirit, kuprit, xenotim, dan monasit merupakan mineral ikatan.
Pemanfaatan timah di antaranya digunakan untuk peluru, pelapis kalneg, pembungkus
rokok, campuran kuningan dan perunggu. Di Indonesia, bijih timah tersebar di Pulau
Bangka, Pulau Belitung, Pulai Singkep, dan Pulau Karimun.
5. Tembaga
Unsur tembaga terdapat pada hampir 250 mineral, namun hanya sedikit saja yang
komersial. Pada endapan sulfide primer mineral terbesar adalah endapan kakopirit
(CuFeS2), diikuti oleh kalkosit (Cu2S), bornit (Cu5FeS4), kovelit (CuS), dan enargit
12
(Cu3AsS4). Mineral tembaga utama dalam bentuk deposit oksida adalah krisokola
(CuSiO32HO), malasit (Cu2(OH)2CO3) dan azurite (Cu3(OH)2(CO)3).
Deposit tembaga dapat diklasifikasikan dalam lima tipe, yaitu deposit porfiri, urat, dan
replacement, deposit stratabound dalam batuan sedimen, deposit masif pada batuan
vulkanik, deposit tembaga nikel dalam instrusi/mafik, serta deposit native. Umumnya
bijih tembaga di Indonesia terbentuk secara magmatic. Pembentukan endapan magmatic
dapat berupa proses hidrotermal atau metasomatisme.
Logam tembaga banyak digunakan dalam industri peralatan listrik. Kawat tembaga dan
paduan tembaga digunakan dalam pembuatan motor listrik, generator, kabel transmisi,
instalasi listrik rumah dan industry, kendaraan bermotor, konduktor listrik, kabel dan
rabung coaxial, tabung microwave, sakelar, reaktifier transistor, bidang telekomunikasi,
dan bidang-bidang yang membutuhkan sifat konduktivitas listrik dan panas yang tinggi.
Potensi tembaga terbesar yang dimilikii Indonesia terdapat di Papua, Jawa Barat,
Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan.
Gambar 4. Peta persebaran cadangan tembaga di Indonesia
6. Emas
Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya berkisar
antara 2,5 -2 (sakal Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan
logam lain yang berpadu dengannya. Mineral pembawa emas biasanya berasosiasi dengan
mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut umumnya kuarsa, karbonat,
turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam. Mineral pembawa emas juga
13
berasosiasi dengan endapan sulfide yang telah teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri
dari emas native, electrum, emas terulida, sejumlah paduan dan senaywa emas dengan
unsure-unsur belerang, antimony, dan selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas
native, hanya kandungan perak di dalamnya > 20%.
Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa
endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan hidrotermal,
sedangkan pengkonsentrasia secara mekanis menghasilkan endapat letakan (placer).
Ganesa emas dikategorikan menjadi dua yaitu endapan primer dan endapan plaser.
Emas banyak digunakan sebagai perhiasa dan cadangan devisa. Potensi tambang emas
sangat banyak dan tersebar merata diseluruh kepulauan Indonesia yaitu Sumatera (antara
lain : Miwah, Muara sipongi, Puau Punjung, Ulusemung, Kedondong), Jawa (antara lain:
Purwakerta dan Subang), Kalimantan (antara lain di Pontianak dan Banjarmasin),
Sulawesi (Palu, Menado), Terate dan Irian Jaya. Potensi ini masih perlu dibuktikan lagi
agar cadangan yang tersedia dapat terukur dengan jelas.
7. Perak
Perak merupakan logam yang terbentuk dan selalu bersama-sama dengan logam emas,
yang mempunyai warna putih. Mineral-mineral yang terpenting yang mengandung perak
adalah Perak alam (Ag), Argentite (Ag2S), Cerrargyrite (AgCl), Polybasite (Ag16 Sb2
S11), Proustite (Ag2 As S3) dan Pyrargyrite (Ag3 Sb S3).
Kebanyakan perak di dunia berasal dari cebakan hydrothermal yang mengisi rongga-
rongga. Kegunaannya adalah untuk perhiasan, cindera mata, logam campuran, dll.
Potensinya selalu berasosiasi dengan logam lainnya seperti emas dan tembaga.
Gambar 5. Peta persebaran cadangan perak dan emas di Indonesia
14
8. Batu Kapur
Batuan kapur berasal dari endapan marine (laut) yang berupa terumbu karang terbentuk
berjuta-juta tahun yang lalu. Akibat tenaga endogen terjadi pengangkatan ke daratan atau
kapur (gamping) dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu secara organik, secara
mekanik, atau secara kimia. Sebagian besar batu kapur yang terdapat di alam terjadi
secara organik, jenis ini berasal dari pengendapan cangkang/rumah kerang dan siput,
foraminifera atau ganggang, atau berasal dari kerangka binatang koral/ kerang. Batu
kapur dapat berwarna putih susu, abu muda, abu tua, cokelat bahkan hitam, tergantung
keberadaan mineral pengotornya. Pemanfataan kapur digunakan untuk bahan bangunan
merupakan bahan baku semen , teraso, keramik. Batu kapur tersebar di Pegunungan
Seribu (DIY), Kebumen, Cilacap (Jawa Tengah), Gresik (Jawa Timur), Cibinong, dan
Pelimanan (Jawa Barat).
9. Marmer
Marmer terbentuk dari batu kapur yang mengalami metamorfosa sehingga berubah sifat
akibat pemanasan magma. Pengaruh suhu dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen
menyebabkan terjadi rekristalisasi pada batuan tersebut membentuk berbagai foliasi
mapun nonfolias.
Akibat rekristalisasi struktur asal batuan membentuk tekstur baru dan keteraturan butir.
Marmer Indonesia diperkirakan berumur sekitar 30–60 juta tahun atau berumur Kuarter
hingga Tersier. Marmer akan selalu berasosiasi keberadaanya dengan batu gamping.
Setiap ada batu marmer akan selalu ada batu gamping, walaupun tidak setiap ada batu
gamping akan ada marmer. Karena keberadaan marmer berhubungan dengan proses gaya
endogen yang memengaruhinya baik berupa tekanan maupun perubahan temperatur yang
tinggi. Pemanfaatan marmer sebagai bahan lantai, furniture, dinding, patung, dan lain-
lain. Tersebar di Trenggalek dan Tulungagung (Jawa Timur), Banjarnegara (Jawa
Tengah), dan Citatah (Jawa Barat).
10. Belerang
Belerang merupakan endapan gas belerang yang membatu. Terbentuknya belerang karena
aktifitas vulkanisme. Pemanfaatannya penggunaan Belerang banyak digunakan di
industry pupuk, kertas, cat, plastik, bahan sintetis, pengolahan minyak bumi, industri
karet dan ban, industri gula pasir, accu, industry kimia, bahan peledak, pertenunan, film
dan fotografi, industry logam dan besi baja, bahan korek api, obat-obatan dan lain-lain.
Belerang tersebar di Pegunungan Ijen (Jawa Timur), Pegunungan Dieng (Jawa Tengah),
dan Tangkuban Perahu (Jawa Barat).
15
11. Fosfat
Fosfat merupakan bahan endapan dari kotoran kelelawar dan burung. Fosfat terdapat di
daerah karst terutama di dalam gua-gua. Pemanfaatannya digunakan untuk bahan utama
pupuk fosfat. Tersebar di Bojonegoro (Jawa Timur), Ajibarang (JawaTengah), dan Bogor
(Jawa Barat).
12. Intan
Intan, dalam tingkatan kekerasan batuan, merupakan batuan yang mempunyai tingkatan
kekerasan paling tinggi, sehingga intan bisa digunakan untuk mengiris kaca dan marmer.
Intan berasal dari endapan tumbuhan jenis pakis-pakisan yang telah mengalami proses
yang sangat panjang dan lama. Pemanfaatan utama intan ialah digunakan sebagai
perhiasan. Mineral intan tersebar di Martapura (Kalimantan Selatan), Longiram
(Kalimantan Timur), Sei Pinang (Kalimantan Tengah), dan Muara Mengkiang
(Kalimantan barat).
13. Yodium
Keberadaan yodium di Indonesia dikarenakan kondisi geologi Indonesia. Hal tersebut
berkaitan dengan keberadaan air dan minyak bumi, yaitu merupakan air konat atau air
purba yang mengandung yodium dengan berbagai variasi dalam suatu endapan permeabel
yang terjebak bagian atas dan bawahnya oleh lapisan impermeabel. Yodium biasa
digunakan untuk campuran garam dapur yang berupa bahan kimia berwarna kelabu
kehitaman dan mengkilat. Selain sebagai campuran garam, yodium juga sebagai bahan
obat-obatan antiseptik. Mineral yodium tersebar di Semarang dan Mojokerto.
14. Kaolin
Proses pembentukan kaolin (kaolinisasi) dapat terjadi melalui proses pelapukan dan
proses hidrotermal alterasi pada batuan beku felspartik. Endapan kaolin ada dua macam,
yaitu endapan residual dan sedimentasi. Mineral yang termasuk dalam kelompok kaolin
adalah kaolinit, nakrit, dikrit, dan halloysit (Al2(OH)4SiO5.2H2O), yang mempunyai
kandungan air lebih besar dan umumnya membentuk endapan tersendiri.
Kaolin merupakan bahan untuk pembuatan cat dan keramik karena mempunyai warna
putih mengkilat. Pemanfaatan lain yaitu digunakan dalam campuran produk kosmetik.
Potensi dan cadangan kaolin yang besar di Indonesia terdapat di Kalimantan Barat,
Kalimantan Selatan, dan Pulau Bangka dan Belitung, serta potensi lainnya tersebar di
Pulau Sumatra, Pulau Jawa, dan Sulawesi Utara.
16
15. Asbes
Asbes adalah istilah pasar untuk bermacam-macam mineral yang dapat dipisah-pisahkan
hingga menjadi serabut yang fleksibel. Berdasarkan komposisi mineralnya, asbes dapat
digolongkan menjadi dua bagian. Golongan serpentin; yaitu mineral krisotil yang
merupakan hidroksida magnesium silikat dengan komposisi Mg6(OH)6(Si4O11) H2O,
Golongan amfibol; yaitu mineral krosidolit, antofilit, amosit, aktinolit dan tremolit.
Walaupun sudah jelas mineral asbes terdiri dari silikat-silikat kompleks, tetapi dalam
menulis komposisi mineral asbes terdapat perbedaan. Semula dianggap bahwa silikatnya
terdiri dari molekul Si11O12. Akan tetapi berdasarkan hasil penyelidikan sinar-X,
sebenarnya silikat-silikat itu terdiri dari molekul-molekul Si4O11. Asbes banyak
dimanfaatkan sebagai bahan eternit dan pakaian tahan api, terdapat di Pulau Halmahera
dan Pulau Seram (Maluku), dan Kuningan (Jawa Barat).
16. Zirkon
Mineral utama yang mengandung unsur zirkonium adalah zirkon/zirkonium silika
(ZrO2.SiO2) dan baddeleyit/zirkonium oksida (ZrO2). Kedua mineral ini dijumpai dalam
bentuk senyawa dengan hafnium. Pada umumnya zirkon mengandung unsur besi, kalsium
sodium, mangan, dan unsur lainnya yang menyebabkan warna pada zirkon bervariasi,
seperti putih bening hingga kuning, kehijauan, coklat kemerahan, kuning kecoklatan, dan
gelap, sisitim kristal monoklin, prismatik, dipiramida, dan ditetragonal, kilap lilin sampai
logam, belahan sempurna – tidak beraturan, kekerasan 6,5 – 7,5, berat jenis 4,6 – 5,8,
indeks refraksi 1,92 – 2,19, hilang pijar 0,1%, dan titik lebur 2.5000C.
Zirkon terbentuk sebagai mineral asseccories pada batuan yang mengandung Na-feldspa
(batuan beku asam dan batuan metamorf). Jenis cebakannya dapat berupa endapan primer
atau endapan sekunder. Kegunaan zirkon adalah untuk bahan baku elektronik, keramik.
Potensi zirkon menyebar di Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, dan
Kalimantan bagian barat. Potensi ini mengikuti penyebaran kasiterit, yang dikenal dengan
nama tin belt.
17. Garam
Garam (NaCl) terjadi dari air laut yang memiliki salin yang cukup tinggi yang kemudian
terevaporasi membentuk endapan garam. Di Indonesia garam diproduksi dengan cara
mengalirkan air laut ke petakan-petakan dan ditampung. Akibat terik matahari air tersebut
menguap dan akhirnya menyisakan garam waluapun masih berkualitas rendah.
Komposisi mineral ini adalah NaCl (Na = 39,34 %, CI2 60,66 %), dengan ciri fisik
diantaranya adalah : warna : putih, putih kotor, bentuk kristal isometrik, hexagonal, Ref.
Index: 1,554, kekerasan sekitar 2, BJ 2,168. Penggunaannya untuk berbagai keperluan,
selain untuk dikonsumsi secara langsung oleh manusia, juga dimanfaatkan oleh industri
17
diantaranya ada1ah oleh industri kimia mencapai sekitar 22,70 %,industri pulp dan kertas
: 8 %, industri makanan ternak 7 %, industri plastik /fiber: 5 -6 %, industry sabun : 5 -6,
dan untuk keperluan industri-industri lainnya.
18. Pasir Kuarsa
Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silika (SiO2) dan
mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan. Pasir kuarsa
juga dikenal dengan nama pasir putih merupakan hasil pelapukan batuan yang
mengandung mineral utama, seperti kuarsa dan feldspar. Hasil pelapukan kemudian
tercuci dan terbawa oleh air atau angin yang terendapkan di tepi-tepi sungai, danau atau
laut. Pasir kuarsa mempunyai komposisi gabungan dari SiO2, Fe2O3, Al2O3, TiO2, CaO,
MgO, dan K2O, berwarna putih bening atau warna lain bergantung pada senyawa
pengotornya, kekerasan 7 (skala Mohs), berat jenis 2,65, titik lebur 17150C, bentuk
kristal hexagonal, panas sfesifik 0,185, dan konduktivitas panas 12 – 1000C.
Dalam kegiatan industri, penggunaan pasir kuarsa sudah berkembang meluas, baik
langsung sebagai bahan baku utama maupun bahan ikutan. Sebagai bahan baku utama,
misalnya digunakan dalam industri gelas kaca, semen, tegel, mosaik keramik, bahan baku
fero silikon, silikon carbide bahan abrasit (ampelas dan sand blasting). Sedangkan sebagai
bahan ikutan, misal dalam industri cor, industri perminyakan dan pertambangan, bata
tahan api (refraktori), dan lain sebagainya. Cadangan pasir kuarsa terbesar terdapat di
Sumatera Barat, potensi lain terdapat di Kalimantan Barat, Jawa Barat, Sumatera Selatan,
Kalimantan Selatan, dan Pulau Bangka dan Belitung.
19. Gipsum
Gipsum (CaSO4.2H2O) mempunyai kelompok yang terdiri dari gypsum batuan, gipsit
alabaster, satin spar, dan selenit. Gipsum umumnya berwarna putih, namun terdapat
variasi warna lain, seperti warna kuning, abu-abu, merah jingga, dan hitam, hal ini
tergantung mineral pengotor yang berasosiasi dengan gypsum. Gipsum umumnya
mempunyai sifat lunak, pejal, kekerasan 1,5 – 2 (skala mohs) dan berat jenis 2,31 – 2,35.
Gipsum terbentuk dalam kondisi berbagai kemurnian dan ketebalan yang bervariasi.
Gipsum merupakan garam yang pertama kali mengendap akibat proses evaporasi air laut
diikuti oleh anhidrit dan halit, ketika salinitas makin bertambah. Sebagai mineral evaporit,
endapan gypsum berbentuk lapisan di antara batuan-batuan sedimen batugamping, serpih
merah, batupasir, lempung, dan garam batu, serta sering pula berbentuk endapan lensa-
lensa dalam satuan-satuan batuan sedimen. Gipsum dapat diklasifikasikan berdasarkan
tempat terjadinya (Berry, 1959), yaitu: endapan danau garam, berasosiasi dengan
belerang, terbentuk sekitar fumarol volkanik, efflorescence pada tanah atau goa-goa
kapur, tudung kubah garam, penudung oksida besi (gossan) pada endapan pirit di daerah
batu gamping.
18
Sumber:
Direktorat Statistika Ekonomi dan moneter bank Indonesia “laporan pemetaan sector
ekonomi (sector pertambangan)”. 2006
http://mindat.org (diakses pada 4 Februari 2014 pukul 10.00 WIB)
http://psdg.bgl.esdm.go.id (diakses pada 4 Februari 2014 pukul 10.30 WIB)
http://webmineral.com (diakses pada 4 Februari 2014 pukul 11.00 WIB)