SISTEM KENDALI PNEUMATIK Aplikasi Sistem Pneumatik Alat Pemindah Barang Ototmatis Berbasis PLC Disusun Oleh : Nama : Hendra Suherman No. Reg : 5115127099 Prodi : Pend. Teknik Elektro Non. Reguler UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
Aplikasi Sistem Pneumatik Alat Pemindah Barang Ototmatis Berbasis PLC
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
SISTEM KENDALI PNEUMATIK
Aplikasi Sistem Pneumatik Alat Pemindah Barang
Ototmatis Berbasis PLC
Disusun Oleh :
Nama : Hendra Suherman
No. Reg : 5115127099
Prodi : Pend. Teknik Elektro Non. Reguler
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah serta Inayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul
“Aplikasi Sistem Pneumatik Alat Pemindah Barang Ototmatis Berbasis PLC”. Makalah ini
disusun sebagai tugas mata kuliah Sistem Kendali Pneumatik Program Studi Pend. Teknik
Elektro di Universitas Negeri Jakarta.
Penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
baik materi, moral, maupun spiritual. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Syufrijal selaku dosen mata kuliah sistem kendali pneumatik
2. Semua pihak baik yang secara langsung maupun tidak langsung telah banyak
membantu kelancaran penyelesaian makalah ini yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Semoga Allah SWT memberikan yang terbaik untuk selalu dapat berbuat baik bagi
semua, dan semoga penulisan makalah ini dapat menjadi persembahan yang membawa
manfaat baik bagi penulis secara khusus maupun masyarakat secara umum.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, untuk itu demi kesempurnaan
dari makalah ini, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun.
Jakarta, 15 September 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
Ramah lingkungan / bersih (jika terjadi kebocoran dalam sistem perpipaan).
Udara sebagai tenaga penggerak memiliki jumlah yang tak terbatas
Lebih cepat dan responsif jika dibandingkan dengan hidrolik
Harganya yang murah
2.1.3 Kekurangan pada sistem pneumatik:
Daya mekanik yang dihasilkan kecil.
Membutuhkan perawatan yang lebih tinggi, karena udara sebagai penggeraknya biasanya
kotor dan mengandung air sehingga gesekan antara piston cylinder dan rumah cylinder
besar dan mempercepat kerusakan pada air cylinder.
2.1.4 Kelebihan pada sistem hidrolik:
Memiliki daya mekanik yang besar
Cylinder hidrolik lebih awet bila dibandingkan dengan cylinder pneumatik (air cylinder).
Oli sebagai tenaga penggeraknya tidak akan habis/berkurang bila tidak terjadi kebocoran.
Sehingga hanya diperlukan investasi diawal.
2.1.5 Kekurangan pada sistem hidrolik:
Tidak ramah lingkungan (jika terjadi kebocoran dalam sistem perpipaan).
Harga oli yang cukup mahal.
Kurang responsif bila dibandingkan dengan pneumatik.
2.1.6 Cara kerja sistem pneumatik
Udara disedot oleh kompresor dan disimpan pada reservoir air ( tabung udara) hingga
mencapai tekanan kira-kira sekitar 6 – 9 bar.
Kenapa harus 6 – 9 bar?? Karena bila tekanan hanya dibawah 6 bar akan menurunkan
daya mekanik dari cylinder kerja pneumatik dan sedangkan bila bertekanan diatas 9 bar akan
berbahaya pada sistem perpipaan atau kompresor.
Baca berapa standar tekanan maksimal yang terdapat pada nameplate reservoir air
dari kompresor. Selanjutnya udara bertekanan itu disalurkan ke sirkuit dari pneumatik dengan
pertama kali harus melewati air dryer (pengering udara) untuk menghilangkan kandungan air
pada udara.
Dan dilanjutkan menuju ke katup udara (shut up valve), regulator, selenoid valve dan
menuju ke cylinder kerja. gerakan air cylinder ini tergantung dari selenoid. Bila selenoid
valve menyalurkan udara bertekanan menuju ke inlet dari air cylinder maka piston akan
bergerak maju sedangkan bila selenoid valve menyalurkan udara bertekanan menuju ke outlet
dari air cylinder maka piston akan bergerak mundur.
Jadi dari selenoid valve inilah penggunaan aplikasi pneumatik bisa juga di
kombinasikan dengan elektrik, seperti PLC ataupun rangkaian kontrol listrik lainnya.
Sehingga mempermudah dalam pengaplikasiannya.
2.2 Alat Penunjang Pneumatik2.2.1 Silinder Pneumatik
Silinder pneumatic merupakan salah satu komponen pneumatik yang banyak dipergunakan sebagai actuator utama dalam suatu rangkaian otomatis, sebab dalam silinder ini dapat difungsikan sebagai pengangkat dan penarik benda, yang mana gaya angkatnya mempunyai perbandingan sebesar tekanan input standar yang dipakai dibagi luas penampang silinder
Maksud dari persamaan diatas merupakan perhitungan dari kapasitas gaya benda yang akan diangkat dan ditarik oleh silinder.
Silinder selain mempunyai kapasitas kekuatan dari gaya angkatnya yang tergantung pada komponen konstruksi bagian dalam silinder. Secara umum
komponen tersebut adalah :
1. Spring atau pegas2. Tube3. Tube seal4. Cylinder head5. Piston6. Piston rod7. Hollow piston rod
a. Single Acting Cylinder
Gambar : Single Acting Cylinder
Silinder single acting mempunyai spring yang berfungsi sebagai pembalik dari keadaan piston rod yang pada saat tekanan pneumatik tidak aktif akan membalikkan piston pada posisi
awal. Prinsip kerja dari silinder ini berdasarkan perbedaan gaya yang diterima oleh piston dengan gaya dari spring, yang mana pada saat piston rod maju maka gaya yang diterima oleh piston rod lebih besar dari gaya spring dan pada saat piston rod mundur gaya yang diterima oleh spring lebih besar dari gaya yang diterima oleh piston, yang memiliki persamaan :
1. F = K . X (gaya spring) > F = P . A (gaya silinder) maka silinder mundur
2. F = K . X (gaya spring) < F = P . A (gaya silinder) maka silinder maju
b. Double Acting Cylinder
Silinder double acting memiliki dua saluran input dan setiap inputnya
berfungsi sebagai pengendali dari piston, baik pada saat maju ataupun pada saat mundur. Pada saat piston maju input pertama yang berfungsi dan pada saat piston mundur input kedua yang berfungsi.
Prinsip kerja utama dari silinder jenis ini tergantung pada gaya yang
diterima oleh piston, yang mana pada saat piston rod maju, tekanan yang masuk badalah supply 1 dan memberikan tekanan pada bagian piston yang ada didalam silinder. Pada saat piston rod mundur, tekanan yang masuk adalah supply 2 dan memberikan tekanan pada bagian piston yang ada dalam silinder dan silinder ini tidak ada perbedaaan gaya dalam prinsip kerjanya.
Gambar : Double Acting Cylinder dan Simbolnya
2.2.2 Katub Selenoid
Solenoid valve merupakan katup yang dikendalikan dengan arus listrik baik AC
maupun DC melalui kumparan / selenoida. Solenoid valve ini merupakan elemen kontrol
yang paling sering digunakan dalam sistem fluida. Seperti pada sistem pneumatik, sistem
hidrolik ataupun pada sistem kontrol mesin yang membutuhkan elemen kontrol otomatis.