MAKALAHBAHASA INDONESIA MERUPAKAN BAHASA NASIONAL DAN PEMERSATU
BANGSA
Disusun Oleh Regu 1 (R1):FEBRINA R. MELIALAI 1112037ADI NUGROHOI
1113001AGUS IRAWANI 1113002AMANDA DITYA YUDHA A.I 1113006ARDITIYA
PRATAMA S.I 1113013
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS SEBELAS
MARETSURAKARTA2015BAB IPENDAHULUAN
Bahasa adalah alat komunikasi bagi manusia, baik secara lisan
maupun tertulis. Hal ini merupakan fungsi dasar bahasa yang tidak
dihubungkan dengan status dan nilai-nilai sosial. Setelah
dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari yang di dalamnya selalu
ada nilai-nilai dan status bahasa tidak dapat ditinggalkan.Bahasa
mempunyai fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan
kebutuhan seseorang, karena dengan menggunakan bahasa seseorang
juga dapat mengekspresikan dirinya, fungsi bahasa sangat berabagam.
Bahasa digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi, selain itu
bahasa juga digunakan sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan
beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu dan
sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial.Dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, bahasa memang sangat penting digunakan.
Karena bahasa merupakan simbol yang dihasilkan menjadi alat ucap
yang biasa digunakan oleh sesama masyarakat. Dalam kehidupan
sehari-hari hampir semua aktifitas kita menggunakan bahasa. Baik
menggunakan bahasa secara lisan maupun secara tulisan dan bahasa
tubuh. Bahkan saat kita tidur pun tanpa sadar kita menggunakan
bahasa.Sejak dahulu, bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang
multikultural dan sekaligus juga multilingual. Hal ini berarti
bahwa setiap suku atau kelompok etnik mempunyai tradisi dan
kebudayaan sendiri, termasuk keanekaan bahasanya. Bahasa-bahasa
kelompok etnik tersebut, atau lebih dikenal sebagai bahasa daerah,
selain dituturkan dan didukung oleh jumlah kelompok penutur yang
sangat variatif, juga memiliki wilayah yang tersebar
luas.Tersebarnya bahasa daerah tertentu ke wilayah lain di
Nusantara tentunya memungkinkan terjadinya persaingan antarbahasa
daerah tersebut. Hal ini perlu disikapi secara serius oleh para
pengambil kebijakan dalam hal ini pemerintah. Kalau dibiarkan
pergesekan antarbahasa daerah tersebut, dikhawatirkan akan menjadi
pemicu disintegrasi bangsa. Apalagi wilayah Indonesia memiliki
banyak pulau dan memiliki banyak ragam budaya, hal ini tentunya
akan berimbas kepada persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk
mempersatukan bangsa yang berbeda-beda budaya, salah satunya adalah
dengan bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia.Bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional tidak dapat dilepaskan dari masyarakat
Indonesia. Masyarakat Indonesia pada umumnya adalah masyarakat yang
bilingualism. Mereka pada umumnya disamping menguasai bahasa
Indonesia, juga menguasai bahasa daerah. Dengan demikian, situasi
kebahasaan di Indonesia sangat kompleks karena bahasa Indonesia dan
700-an bahasa daerah digunakan oleh masyarakat Indonesia.Bahasa
Indonesia adalah bahasa persatuan yang dijunjung oleh segenap
bangsa Indonesia. Hal ini tercermin pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda
1928 yang berbunyi Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia juga merupakan bahasa
negara yaitu selain sebagai bahasa persatuan (bahasa nasional),
bahasa Indonesia juga sebagai satu-satunya bahasa resmi secara
nasional di Indonesia. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Dasar
1945 pasal 36. Dalam makalah ini akan difokuskan pada pembahasan
Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional dan Alat Pemersatu
Bangsa.
BAB IILANDASAN TEORI
Bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu atau bisa dikatakan
bahasa wajib bagi masyarakat Indonesia. Bahasa Indonesia juga bisa
dikatakan bahasa ibu dari negara Indonesia. Tidak terelakkan bahwa
kedudukan bahasa Indonesia dalam sejarah, sosial, dan politik
sangat penting. Sehingga sudah seharusnya bahasa Indonesia
digunakan dalam berbagai kesempatan atau bahasa keseharian.Awal
mula bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada Kongres
Pemuda, 28 Oktober 1928, para pemuda mengangkat bahasa Melayu
menjadi bahasa Indonesia. Tujuan para pemuda tidak lain adalah
ingin mempersatukan para pemuda Indonesia, dengan menamakan diri
mereka bangsa Indonesia. Para pemuda menganggap perlunya bahasa
pemersatu, bahasa Indonesia, agar bisa mendorong semangat
nasionalisme dalam diri masyarakat, bukan lagi bernama bahasa
Melayu yang berbau bahasa kedaerahan. Walaupun pada kenyataannya
bahasa Indonesia bisa dikatakan modifikasi dari bahasa
Melayu.Bahasa Indonesia mempunyai strata yang sangat penting,
tercantum pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda yang berbunyi, "Kami
Putra dan Putri Indonesia menjujung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia". Ini berarti bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional, dengan kata lain kedudukannya berada di atas bahasa
daerah dan memiliki daya magis.Sebagai bahasa nasional, bahasa
Indonesia befungsi sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, lambang
identitas nasional, sarana komunikasi antar masyarakat di seluruh
Indonesia, dan alat pemersatu berbagai suku bangsa dan ras dari
berbagai latar belakang sosial dan bahasanya masing-masing dalam
satu kesatuan. Dapat kita bayangkan betapa hebatnya bahasa
Indonesia yang kita miliki saat ini.Bahasa Indonesia, sebagai
lambang identitas nasional, kita junjung disamping bendera dan
lambang negara kita yaitu burung Garuda. Bahasa Indonesia dapat
memiliki identitasnya apabila masyarakat pemakainya menggunakan dan
mengembangkannya sedemikian rupa sehingga tidak tercampuri dari
unsur-unsur bahasa lain.Bahasa indonesia juga merupakan alat
penghubung antar warga di seluruh Indonesia. Dengan adanya bahasa
nasional ini interaksi antar warga daerah yang notabene berbeda
bahasa tidak perlu dikhawatirkan.Arus globalisasi yang semakin
gencar di dalam kehidupan sehari-hari akan berdampak pada
pertumbuhan dan perkembangan bahasa sebagai sarana pendukung
kemajuan budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Dalam era
globalisasi, semua negara di dunia, termasuk Indonesia, mau tidak
mau harus turut serta dalam persaingan bebas, baik pada bidang
politik, ekonomi, sosial, maupun komunikasi. Istilah baru yang
muncul karena tumbuh kembangnya ilmu pengetahuan, dan teknologi
semakin menambah kekhasan bahasa Indonesia.
BAB IIIPELAKSANAAN
1. Kenyataan Di lapanganBahasaIndonesia adalah bangsa yang
terkenal ramah dan santun.Penutur bahasa Melayu-Indonesia adalah
bangsa yang memiliki keluhuran budi dan keagungan budaya yang
tinggi. Mereka tidak pernah dan tidak akan pernah menjadi
imperialis.Bahasa Indonesia memiliki peran penting di dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Peran terlihatdi
dalam kehidupan bermasyarakat di berbagai wilayah
tanahairIndonesia. Komunikasi perhubungan pada berbagai kegiatan
masyarakat telah memanfaatkan bahasa Indonesia disamping bahasa
daerah sebagai wahana untuk membangun kesepahaman, kesepakatan dan
persepsi yang memungkinkan terjadinya kelancaran pembangunan
masyarakat di berbagai bidang Bahasa Indonesia sebagai milik
bangsa, dalam perkembangan dari waktu ke waktu telah teruji
keberadaannya, baik sebagai bahasa persatuanrakyat Indonesiamaupun
sebagaibahasaresmi negara. Adanyamasalahdankecuranganyang mengancam
kerukunan dan kesatuan bangsa Indonesia bukanlah dari bahasa
Indonesia yangkitamiliki melainkan bersumber daribeberapa hal
lainterutamadalam bidangkrisis ekonomi, hukum, dan politik, serta
pengaruh globalisasi.Bahasa Indonesia hingga kini menjadi pemersatu
bangsa yang belum pernah dijadikan sumber permasalahan oleh
masyarakat yang berasal dari berbagai ragam suku dan daerah. Hal
ini dapat terjadi, karena bahasa Indonesia dapat menempatkan
dirinya sebagai sarana komunikasi efektif, berdampingan dan
bersama-sama dengan bahasa daerah yang ada di Nusantara dalam
mengembangkan dan melancarkan berbagai aspek kehidupan dan
kebudayaan, termasuk pengembangan bahasa-bahasa daerah. Dengan
demikian bahasa Indonesia memiliki peran penting di dalam memajukan
pembangunan masyarakat di dalam berbagai aspek kehidupan.Banyak hal
yang perlu juga untuk meningkatkan kualitas bahasa Indonesia agar
tetap dikembangkan sampai generasi selanjutnya bermula dari bagian
pemerintahan pusat sendiri dalam meningkatkan kualitas bahasa
Indonesia dengan berupa menyajikan penyediaan standar, pedoman,
fasilitas dan bimbingan dalam rangka pengembangan bahasa dan
sastra. Sedangkan untuk meningkatkan kajian sejarah dan nilai
tradisional serta pengembangan bahasa dan budaya daerah merupakan
bagian tugas bagian provinsi sendiri untuk membantu mengembangkan
di bagian yang lain.Oleh karena bahasa dan sastra daerah pada
dasarnya berkembang dari masyarakat di desa-desa, kampung-kampung
serta kelompok masyarakat tradisional yang secara wilayah berada
dalam sekitar kabupaten/kota, maka dimulai dari kabupaten/kota
dilakukan kegiatan operasional pengembangan bahasa dan sastra
daerah sendiri. Di tingkat nasional sudah ada Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional sebagai lembaga yang mendapat amanat
dari pemerintah untuk melakukan perencanaan bahasa. Pada tingkat
provinsi dan kabupaten/kota dibentuk lembaga perpanjangan
penyelenggaraan Pusat Bahasa berupa balai atau kantor bahasa yang
berfungsi untuk membina dan mengembangkan bahasa dan sastra.
Penyelenggaraan kegiatan pada lembaga bahasa di tingkat
provinsi/kabupaten ini terkait langsung dengan rangkaian
penyelenggaraan pendidikan dan kebudayaan yang diwujudkan melalui
sistem otonomi daerah memberikan peluang dan tantangan bagi upaya
pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia.Bahasa mengalami
perubahan sejalan dengan perubahan yang terjadi di dalam masyarakat
penuturnya. Bahasa digunakan sebagai sarana ekspresi dan komunikasi
dalam kegiatan kehidupan manusia, seperti dalam bidang kebudayaan,
ilmu, dan teknologi. Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan
dan ilmu serta teknologi berkembang sedemikian rupa. Bahasa
Indonesia pun berkembang mengikuti perkembangan tersebut.Pesatnya
perkembangan kebudayaan, ilmu dan teknologi di dunia Barat membawa
pengaruh terhadap perkembangan bahasa Indonesia, khususnya di
bidang kosakata/peristilahan. Disamping itu, luas wilayah pemakaian
(tersebar di pulau-pulau yang secara geografis terpisahkan dengan
oleh laut) dan besarnya jumlah penutur yang berlatar belakang
(bahasa daerah dan kebudayaannya), memungkinkan terjadinya
perubahan-perubahan di tiap-tiap daerah yang lama-kelamaan akan
berkembang menjadi dialek tersendiri. Oleh karena itu, perlu
diadakan kontak terus menerus antara daerah yang satu dengan daerah
yang lainnya untuk menjaga keutuhan bahasa Indonesia.Perkembangan
bahasa Indonesia itu harus diarahkan menuju ragam bahasa baku.
Selanjutnya, ada beberapa dasar pembinaan bahasa Indonesia yang
diharapkan memberikan semangat dan motivasi tinggi dalam membina
dan mengembangkan bahaasa Indonesia. Landasan tersebut bersifat
keagamaan (religius), kesejarahan (historis, politis), kecendekian
(intelektual), bersifat kemasyarakatan (sosial). Dengan landasan
tersebut, pembinaan bahasa Indonesia yang dilakukan pada era
otonomi daerah menjadi kuat, tidak tergoyahkan oleh kondisi yang
bersifat memecah-belah, dan dapat dijadikan referensi dalam menjaga
kesatuan dan persatuan demi keutuhan bangsa Indonesia.Landasan yang
bersifat keagamaan adalah bahwa bahasa Indonesia itu karunia Tuhan
yang harus kita syukuri. Membina dan mengembangkan bahasa Indonesia
berarti mensyukuri nikmat karunia Tuhan. Sebaliknya, mengabaikan
pemeliharaan bahasa Indonesia adalah sama dengan tidak mensyukuri
karunia Tuhan. Landasan kedua bersifat kesejarahan, yaitu bahasa
Indonesia merupakan amanat para pejuang atau pahlawan bangsa. Butir
ke-3 Sumpah pemuda tahun, 1928 menyatakan bahwa Kami putra-putri
Indonesia, menjunjung tinggi bahasa Persatuan, bahasa Indonesia.
Demikian pula Pasal 36 UUD 1945 menyatakan bahwa Bahasa Negara
adalah bahasa Indonesia. Generasi penerus harus mengamalkan amanat
itu. Menghargai bahasa Indonesia dengan jalan menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar dalam suasana resmi berarti
mengamalkan amanat para pahlawan tersebut.Dasar berikutnya adalah
landasan kecendekiaan. Bahasa Indonesia adalah bahasa yang mampu
mengembangkan konsep, mutu, dan dan keilmiahan, karena dikembangkan
oleh intelektualisme para orang-orang terpelajar, bukan awam.
Kemampuan intelektual orang terpelajar jauh lebih tinggi daripada
orang awam. Pengalaman intelektual mereka pun jauh lebih banyak
daripada orang awam. Atas dasar itu, bahasa Indonesia orang
terpelajar harus lebih bermutu daripada orang awam. Bahasa
Indonesia beragam. Dasar ini juga merupakan landasan dalam
pembinaan bahasa Indonesia, karena secara sosial, penutur bahasa
Indonesia berasal dari berbagai strata dan kelompok masyarakat.
Ragam bahasa Indonesia diantaranya: ragam baku, nonbaku, ragam
ilmiah, dan ragam lainnya. Fokus dan Arah Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Indonesia.Pada prinsipnya, pembinaan dan
pengembangan bahasa adalah upaya dan penyelenggaraan kegiatan yang
ditujukan untuk memelihara dan mengembangkan bahasa Indonesia,
bahasa daerah, dan pengajaran bahasa asing. Hal ini supaya dapat
memenuhi fungsi dan kedudukannya. Pembinaan dan pengembangan bahasa
Indonesia difokuskan melalui usaha-usaha pembakuan agar tercapai
pemakaian yang cermat, tepat dan efisien dalam berkomunikasi.
Karena itu perlu diciptakannya kaidah atau aturan dalam bidang
ejaan, kosakata/istilah, dan tata bahasa. Dalam usaha pembinaan
bahasa Indonesia perlu diarahkan dan didahulukan pada bahasa
Indonesia ragam tulis karena coraknya lebih tetap dan batas
cakupannya lebih jelas. Disamping itu, pembakuan lafal perlu
dilakukan sebagai pegangan guru, penyiar televisi/radio dan
masyarakat luas. Untuk kepentingan praktis, telah diambil sikap
bahwa:1. Pembinaan terutama difokuskan kepada penuturnya, yaitu
masyarakat pemakai bahasa Indonesia.2. Pengembangan terutama
difokuskan kepada bahasa dalam segala aspeknya. Pembinaan dan
pengembangan bahasa mencakup dua arah, yaitu:a. Pengembangan bahasa
mencakup dua masalah pokok (masalah bahasa dan masalah
kemampuan/sikap).b. Pembinaan yang mencakup dua arah (masyarakat
luas dan generasi muda).Pengembangan aspek bahasa meliputi ragam
bahasa lisan dan bahasa tulisan. Ragam bahasa lisan mencakup lafal,
tata bahasa, dan kosakata/istilah, dan ejaan. Dalam ragam bahasa
tulis yang digarap lebih dahulu adalah ejaan, dengan peresmian
penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan oleh Presiden Republik
Indonesia tahun 1972. Kemudian, disusul dengan usaha pembakuan di
bidang kosakata/istilah yang pemakaiannya diresmikan oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1975. Disamping itu, dilakukan
pula pengolahan kembali Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan M.J.S.
Poewadarminta oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa yang
terbit mulai cetakan V tahun 1976. Kemudian, pada tahun 1988 terbit
Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan disempurnakan dalam edisi kedua
yang terbit pertama tahun 1991. Usaha pembakuan dalam bidang tata
bahasa secara resmi telah dirintis dengan diadakannya Seminar
Penyusunan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia 1988.Dalam hal
pengembangan kemampuan dan sikap, telah ditempatkan dasar yang
kuat, yaitu dicantumkannya di dalam GBHN bahwa pembinaan dan
pengembangan bahasa dilakukan dengan mewajibkan peningkatan mutu
pengguna bahasa Indonesia sehingga penggunaan bahasa Indonesia
secara baik dan benar dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Disamping itu, telah dan terus dilakukan pengembangan kemampuan dan
sikap positif pemakai bahasa Indonesia dengan media televisi dan
radio. Ada pula upaya penyuluhan kebahasaan secara langsung bagi
para pelaku ekonomi dan pembangunan, baik ditingkat pusat maupun
ditingkat daerah, di berbagai propinsi.Berawal dari pembinaan
kepada generasi muda, termasuk pelajar dan mahasiswa yang merupakan
generasi penerus bangsa. Seterusnya dengan pembinaan kepada
generasi sekarang, yaitu masyarakat luas tanpa generasi muda. Pada
masyarakat generasi sekarang diutamakan pembinaan ragam bahasa
tulis, karena merekalah yang akan mewariskan penggunaan bahasa yang
baik dan benar kepada generasi penerusnya.Berdasarkan bahasan
tersebut di atas, dapat dipahami bahwa pembinaan dan pengembangan
bahasa pada era sekarang ini meliputi usaha pengembangan bahasa
(yang salah satu sasarannya berupa pembakuan bahasa) dan usaha
meningkatkan kemampuan dan sikap penutur bahasa Indonesia agar
dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Beberapa
masalah pada pembinaan Bahasa Indonesia sudah lama dilakukan,
bahkan sejak zaman Pejangga Baru (1933). Tetapi, sampai sekarang
masih banyak kendala yang dihadapi dan dialami, khususnya di era
sekarang ini. Masalah utama adalah persoalan sikap terhadap
pembinaan bahasa Indonesia. Ada sebagian masyarakat pengguna bahasa
Indonesia yang meremehkan bahasa Indonesia. Sikap mereka terhadap
pembinaan bahasa Indonesia acuh tak acuh. Mereka menilai:1.
Pelaksanaan pembinaan bahasa Indonesia kurang menarik.2. Hasilnya
kurang nyata.3. Bahasa Indonesia dianggap mudah.Karena dianggap
mudah, orang Indonesia tidak perlu mempelajari bahasa Indonesia.
Persoalan sikap tersebut semakin menjadi masalah, karena sikap
negatif itu bukan berasal dari kelompok yang tidak mengerti,
melainkan kelompok cendekiawan atau yang terpelajar. Mereka itu
sebagian adalah pelaku utama dan pemegang peranan penting dalam
roda otonomi daerah Jika orang awam bersikap negatif terhadap
bahasa Indonesia, itu dapat dipahami. Tetapi, jika orang terpelajar
bersikap seperti orang awam itu, tampaknya tidak berterima.
Masalahnya orang awam berbeda dengan orang terpelajar. Orang awam
tidak banyak berkaitan dengan dunia pemikiran. Kegiatannya terbatas
pada memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sedangkan seorang
terpelajar berkaitan erat dengan dunia pemikiran. Karena orang
terpelajar pencetus konsep, perencana kegiatan, dan pembuat
kebijakan, orang terpelajar selalu bergulat dengan masalah mutu
sumber daya manusia. Dalam pergulatan itulah bahasa Indonesia
tampil sebagai piranti yang penting karena bahasa Indonesia
merupakan bahasa resmi yaitu bahasa negara.Berdasarkan hal tersebut
di atas, dapat dipahami bahwa orang terpelajar (kita semua) pada
hakikatnya berkepentingan dengan pembinaan bahasa Indonesia. Bahkan
orang terpelajar dengan sendirinya menjadi pembina Bahasa
Indonesia. Sebabnya, orang terpelajar terlibat dalam dunia
pemikiran. Sebab lain, orang terpelajar sering terlibat dalam
suasana resmi, suasana kenegaraan, dan yang terakhir, orang
terpelajar berpengaruh kuat terhadap orang lain (anak buah atau
bawahan).Alasan tersebut di atas yang menjadikan kelompok
terpelajar. Kita semua harus berperan sebagai pembina bahasa
Indonesia. Konsekuensi logisnya adalah mau tak mau, kita haruslah
menjadi contoh, teladan, anutan, model bagi orang lain. Setidaknya,
bahasa Indonesia kita harus bermutu. Apakah bahasa Indonesia yang
bermutu itu? Bahasa Indonesia yang bermutu ialah bahasa Indonesia
yang bersih dari kesalahan, baik kesalahan kaidah, kesalahan
logika, maupun kesalahan budaya. Kesalahan kaidah sudah sering
dibahas. Jadi pembicaraannya tidak perlu untuk sementara. Kesalahan
logika tampak pada penggunaan pola seperti: Dalam seminar itu
membicarakan masalah pengentasan kemiskinan. Beberapa seniman
diberikan penghargaan, dan yang lain. Kesalahan budaya terlihat
pada penggunaan kata-kata asing seperti oke, sorry, point,
complain, no comment, morning, dan yang lain. Begitu pula
penggunaan pola-pola seperti: tujuan daripada pembangunan, banyak
teori-teori, tidak masalah, dan yang lain. Itulah yang selalu
membuat bahasa Indonesia terlihat tidak penting di mata sebagian
orang terpelajar itu sendiri.Padahal Bahasa Indonesia memiliki
peran penting di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Peran tampak di dalam kehidupan bermasyarakat di
berbagai wilayah tanah air Indonesia. Komunikasi perhubungan pada
berbagai kegiatan masyarakat telah memanfaatkan bahasa Indonesia
disamping bahasa daerah sebagai wahana dan piranti untuk membangun
kesepahaman, kesepakatan dan persepsi yang memungkinkan terjadinya
kelancaran pembangunan masyarakat di berbagai bidang Bahasa
Indonesia sebagai milik bangsa, dalam perkembangan dari waktu ke
waktu telah teruji keberadaannya, baik sebagai bahasa persatuan
maupun sebagai resmi negara.Adanya gejolak dan ketakutan yang
mengancam kerukunan dan kesatuan bangsa Indonesia bukanlah dari
bahasa persatuannya, bahasa Indonesia yang dimilikinya, melainkan
bersumber dari krisis mutidimensional terutama krisis ekonomi,
hukum, dan politik, serta pengaruh globalisasi. Justru bahasa
Indonesia hingga kini menjadi suatu kekuatan pemersatu bangsa yang
belum pernah dijadikan sumber permasalahan oleh masyarakat
Indonesia yang berasal dari berbagai ragam suku dan daerah. Hal ini
dapat terjadi, karena bahasa Indonesia dapat menempatkan dirinya
sebagai sarana komunikasi efektif, berdampingan dan bersama-sama
dengan bahasa daerah yang ada di Nusantara dalam mengembangkan dan
melancarkan berbagai aspek kehidupan dan kebudayaan, termasuk
pengembangan bahasa-bahasa daerah.Dengan demikian bahasa Indonesia
dan juga bahasa daerah memiliki peran penting di dalam memajukan
pembangunan masyarakat di dalam berbagai aspek kehidupan. Peran
bahasa Indonesia dan bahasa daerah semakin penting di zaman modern
seperti sekarang ini. Justru bahasa Indonesia ini dibutuhkan atau
untuk diingat kembali beberapa caranya agar bisa berbahasa
indonesia yang baik dan benar agar tidak terpengaruh akan budaya
asing untuk itu di mulai dari hal kecil seperti penyelenggaraan
otonomi daerah yang dilaksanakan dengan prinsip-prinsip demokrasi,
peran serta masyarakat, agar mendorong dan menumbuhkan prakarsa dan
kreativitas daerah. Hal ini tercermin dari kewenangan-kewenangan
yang telah diserahkan ke daerah dalam wujud otonomi yang luas,
nyata, dan tanggung jawab. Dengan prinsip tersebut diharapkan dapat
mengakselarasi pencapaian tujuan yang telah direncanakan dalam
pembangunan masyarakat.
2. Peranan Bahasa Indonesia Dalam Penulisan Karya IlmiahSeperti
yang diketahui bahwa setiap karangan ilmiah diwajibkan untuk
menggunakan bahasaIndonesiayang baik dan benar sesuai dengan
kaidah-kaidah yang telah ditentukan dan bersifatbaku. Baik ejaan,
struktur bahasanya, maupun pilihan kata. Misalnya untuk karya
ilmiah diharapkan penulis tidak menggunakan kata-kata yang
berkonotasi hal tersebut dapat berpengaruh kepada inti penulisan
masalah sehingga lebih baik apabilai diksi yang digunakan sesuai
dengan arti yang sebenarnya.Karya ilmiah menuntut kecermatan dalam
penalaran bahasa karena karya tulis semacam itu harus memenuhi
ragam bahasa standar yang formal bukan bahasa pergaulan. Ragam
bahasa itu sendiri terdiri atas ragam bahasa lisan dan tulis. Ragam
bahasa untuk karya ilmiah hendaknya mengikuti ragam bahasa yang
mencerminkan bahwa penulis adalah seseorang yang terpelajar di
dalam bidang tertentu. Ragam bahasa yang sesuai dengan kaidah
bahasabakuinilah yang dapat mengidari kita dari keambiguan makna
(bermakna ganda) karena karya ilmiah itu tidak terikat oleh waktu.
Dengan demikian, ragam bahasa untuk karya tulis ilmiah sebisa
mungkin tidak mengandung bahsa yang sifatnya kontekstual seperti
ragam bahsa jurnalistik. Tujuannya agar karya tersebut dapat tetap
dipahami oleh pembaca yang tidak berada dalam situasi atau konteks
saat karya tersebut diterbitkan.Kadang masalah ilmiah itu sulit
dicari alat peraganya dikeadaan nyata karena bersifat abstrak. Oleh
karena itu diperlukan struktur bahasa yang canggih. Aspek yang
harus diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah yang berupa
penelitian adalah isinya harus bermakna, uraiannya jelas, memiliki
kesatuan yang bulat, singkat dan padat, serta memenuhi kaidah
kebahasaan yang berlaku.Pemenuhan kaidah kebahasaan merupakan ciri
utama dari bahsa keilmuan. Oleh sebab itu, aspek kebahasaan dalm
karya ilmiah sebenarnya adalah memanfaatkan kaidah kebahasaan untuk
mengungkapkan gagasan secara cermat. Kaidah ini menyangkut struktur
kalimat, diksi (pilihan kata), peristilahan, ejaan, dan tanda
baca.Di perguruan tinggi, kaidah bahasa Indonesia menjadi masalah
karena sebagian besar buku ilmu pengetahuan dan teknologi berbahasa
Inggris sementara proses belajar menggunakan bahasaIndonesia. Oleh
sebab itu, peranan dosen dalam menguasai pengetahuan yang masih
sangat dominan menjadi sangat penting dan dosen diharapkan mampu
berbahasa Inggris. Jadi, dosen mampu dengan baik menyerap
pengetahuan dalam bahasa Inggris dan mampu menyampaikanny ke dalam
bahasa Indonesia kepada para mahasiswanya. Hal ini menyebabkan
pembentukan istilah baru oleh dosen ,tapi sayangnya para dosen
menganggap bahasa Indonesiatidak cukup kaya dan mampu sehingga
dosen menyembunyikan istilah baru ini karena takut diperolok.
Padahal seharusnya, dosen menjelaskan penalarannya dalam
menggunakan istilah baru tersebut.Ragam bahasa tulis harus patuh
secara ketat pada aturan baku tata bahasa, kosakata, dan ejaan.
Sementara itu ragam bahasa ilmiah menuntut penulisan yang nalar,
lugas, formal, obyektif, dan ajeg (konsisten). Oleh karenanya ragam
bahasa tulis ilmiah bercirikan:1.
Nalar(logis),artinyamampumembentukpernyataanyangdapatditerima akal,
terutama mengenai isi yang diungkapkan, seperti logisnya hubungan
kausal intra kalimat (hubungan subyek dan predikat) dan logisnya
hubungan antar kalimat dalam suatu paragraph.Kasus: Telah diteliti
pada beberapa siswa SMUN kelas 1 di kota Bandung terhadap sikapdan
minat pada pelajaran kimia dalam pokok bahasan laju reaksi. Dengan
penelitian ini dapat meningkatkan kreativitas mahasiswa.
Berdasarkan uraian di atas menunjukkan pentingnya pendidikan orang
dewasa.2. Lugas, artinya paparan langsung mengenai pokok persoalan
(to the point), tidak mengandung kata atau kalimat yang tidak
menambah penjelasan, sehingga terhindar dari kesalahpahaman pembaca
tentang substansi yang dikomunikasikan.Kasus: Para pendidik yang
kadang-kala atau bahkan sering kena getahnya oleh ulah sebagaian
siswa yang nakal mempunyai tugasyang tidak dapat begitu saja
dikatakanberat.3. Jelas, dapat segera dipahami karena dituangkan
dalam kalimat-kalimat yang singkat namun padat makna.Kasus:
Kegiatan belajar-mengajar di sekolah ini cukup lancar pasalnya
keadaan sekolah tersebut kondusif dan nyaman bagi terselenggaranya
kegiatan belajar-mengajar, meskipun terdapat sedikit masalah tetapi
hal itu tidak terlalu mempengaruhi aktivitasbelajar mengajar di
sekolah tersebut, karena masalahnya hanya berkisar padabeberapa
siswa yang terlambat masuk sekolahdan yang bolos tidak masuk
matapelajaran kimia dan itu pun juga tidak terlalu mempengaruhi
pada kegiatanbelajar-mengajar bidang studi kimia.4. Beorientasi
gagasan, artinya penonjolan diarahkan pada gagasan atau hal-hal
yang diungkapkan, bukan penulis.Kasus: Kurdi (2004) menyatakan
bahwa guru adalah faktor yang paling berpengaruh pada mutu
pendidikan. Dari uraian di ataspenulis dapat menyimpulkan bahwa pH
optimum untuk reaksi tersebut adalah 9,0.5. Formal, artinya secara
selektif menggunakan kata, bentukan kata, dan istilah teknis yang
baku, sesuai aturanyang berlaku.Kasus: Untuk membikin larutan
fenolptalin diperlukan campuran etanol-air 50 v/v sebagaipelarut.
Oksida besi lebih efektif ketimbangbesi sebagai katalis dalam
reaksi tersebut.6. Obyektif, yakni tidak menggunakan kata-kata yang
mengungkapkanpandangan subyektif dan emosional penulis.Kasus: Hasil
penelitian ini menunjukkan betapa besar peran guru dalam menunjang
keberhasilan pendidikan yang sangat kita dambakan di negeri
tercinta ini. Grafik diatas dengan jelas menggambarkan bahwa
variasi konsentrasi activator laktoperoksidase telah mempengaruhi
nilai rata-rata warna pada tes resasurin yangberarti semakin besar
konsentrasi activator laktoperoksidase maka semakin kecil nilai
rata-rata warna larutan sample hasil tes resasurin, yang
menunjukkan bahwa nilai kandungan bakterinya semakin rendah
sehingga sehingga susu tahan lama.7. Ringkas dan padat, artinya
tulisan (kata, kalimat, paragraf) tidak mengandung unsur-unsur yang
mubadzir. Apabila suatu unsur dihilangkan dan ternyata tidak
mengubah makna, hal itu berarti bahwa unsur tadi tidak berguna.
Agar tidakboros, kata-katayang keberadannya tidak memberikan
tambahan maknayangberarti dapat dihilangkan.Kasus: Menurut Douglas
Goff, seorang dairy scientist dari University of Guelph, Kanada
dalam harian Pikiran Rakyat tanggal 16 Desember 2004 menyatakan
komposisi susu terdiri atas air (water) sekitar 87%, lemak susu
(milk fat) dan bahan kering tanpa lemak (Solid NonFat / SNF). Data
yang digunakan untuk menjawab semua permasalahan yang ada dalam
penelitian ini dapat dipilah menjadi dua, yaitu data utama dan data
penunjang.8. Ajeg (konsisten), artinya unsur bahasa dan ejaan
digunakan secara taat azas. Sekali sebuah unsur bahasa, tanda baca,
atau istilah digunakan, selanjutnya digunakan secara taat
azas.Kasus: Penelitian ini bermasud mengungkap
efektivitaspenggunaan pendekatan
lingkunganbagisiswadengankecerdasannaturaltinggidalam pembelajaran
kimia di SMA. Studi serupa pernah dilakukan oleh Oman (1995)
terhadap siswa SMP dalam pengajaran IPA.9. Menggunakan kosa kata,
tata kata, serta istilah secara cermat, sehingga pembaca mempunyai
tafsiran sama dengan penulis, dan kesalahpahaman dapat
terhindarkan. Oleh karenanya penulis perlu memilih kata yang tepat,
sehingga keberadaannya dalam tulisan dapat mengungkapkan gagasan
yang dikomunikasikan secara cermat. Dalam kaitan ini penulis perlu
melengkapi dirinya dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Pedoman
Pembentukan Istilah.10. Menggunakan ejaan secara benar, artinya
menaati Pedoman EYD, baik dalam penulisan huruf dan kata,
pemenggalan kata, singkatan, penulisan unsur serapan, maupun
penggunaan tanda baca.Kasus: Penelitian ini dilakukan di S.M.A.
Negeri 20 bandung pada smester ke 2 Tahun Pelajaran 2000-2001.11.
Menggunakan kalimat efektif, yakni kalimat yang mudah dipahami,
atau memiliki kemampuan untuk menimbulkan gagasan yang sama
tepatnya dalampikiran pembaca seperti yang dipikiranpenulisnya.
Kalimatefektif bercirikan kelengkapan, kesatuan gagasan, nalar,
kesejajaran bentuk, kehematanpenggunaan kata, serta keragaman
penggunaa struktur kalimat.12. Menggunakan paragraf yang runtut dan
padu, dalam pengertian mengandungsatu gagasan pokok yang dinyatakan
dalam kalimat topik, serta rangkaiankalimat penjelas (penunjang)
yang terjalin secara runtut (sistematik) danberpautan, sehingga
pesan yangdikomunikasikan mudah ditangkap pembaca.
BAB IVPEMBAHASAN
1. Bahasa Indonesia Merupakan Bahasa NasionalJanganlah
sekali-kali disangka bahwa berhasilnya bangsa Indonesia mempunyai
bahasa Indonesia ini bagaikan anak kecil yang menemukan kelereng di
tengah jalan. Kehadiran bahasa Indonesia mengikuti perjalanan
sejarah yang panjang. (Untuk meyakinkan pernyataan ini, silahkan
dipahami sekali lagi Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia.)
Perjalanan itu dimulai sebelum kolonial masuk ke bumi Nusantara,
dengan bukti-bukti prasasti yang ada, misalnya yang didapatkan di
Bukit Talang Tuwo dan Karang Brahi serta batu nisan di Aceh, sampai
dengan tercetusnya inpirasi persatuan pemuda-pemuda Indonesia pada
tanggal 28 Oktober 1928 yang konsep aslinya berbunyi:1. Kami
poetera dan poeteri Indonesia mengakoe bertoempah darah satoe,
Tanah Air Indonesia.2. Kami poetera dan poeteri Indonesia mengakoe
berbangsa satoe, Bangsa Indonesia.3. Kami poetera dan poeteri
Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, Bahasa Indonesia.Dari
ketiga butir di atas yang paling menjadi perhatian pengamat (baca:
sosiolog) adalah butir ketiga. Butir ketiga itulah yang dianggap
sesuati yang luar biasa. Dikatakan demikian, sebab negara-negara
lain, khususnya negara tetangga kita, mencoba untuk membuat hal
yang sama selalu mengalami kegagalan yang dibarengi dengan
bentrokan sana-sini. Oleh pemuda kita, kejadian itu dilakukan tanpa
hambatan sedikit pun, sebab semuanya telah mempunyai kebulatan
tekad yang sama. Kita patut bersyukur dan angkat topi kepada
mereka.Kita tahu bahwa saat itu, sebelum tercetusnya Sumpah Pemuda,
bahasa Melayu dipakai sebagai lingua franca di seluruh kawasan
tanah air kita. Hal itu terjadi sudah berabad-abad sebelumnya.
Dengan adanya kondisi yang semacam itu, masyarakat kita sama sekali
tidak merasa bahwa bahasa daerahnya disaingi. Di balik itu, mereka
telah menyadari bahwa bahasa daerahnya tidak mungkin dapat dipakai
sebagai alat perhubungan antar suku, sebab yang diajak komunikasi
juga mempunyai bahasa daerah tersendiri. Adanya bahasa Melayu yang
dipakai sebagai lingua franca ini pun tidak akan mengurangi fungsi
bahasa daerah. Bahasa daerah tetap dipakai dalam situasi kedaerahan
dan tetap berkembang. Kesadaran masyarakat yang semacam itulah,
khusunya pemuda-pemudanya yang mendukung lancarnya inspirasi sakti
di atas.Apakah ada bedanya bahasa Melayu pada tanggal 27 Oktober
1928 dan bahasa Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928? Perbedaan
ujud, baik struktur, sistem, maupun kosakata jelas tidak ada. Jadi,
kerangkanya sama. Yang berbeda adalah semangat dan jiwa barunya.
Sebelum Sumpah Pemuda, semangat dan jiwa bahasa Melayu masih
bersifat kedaerahan atau jiwa Melayu. Akan tetapi, setelah Sumpah
Pemuda semangat dan jiwa bahasa Melayu sudah bersifat nasional atau
jiwa Indonesia. Pada saat itulah, bahasa Melayu yang berjiwa
semangat baru diganti dengan nama bahasa Indonesia.Hasil Perumusan
Seminar Politik Bahasa Nasional yang diselenggarakan di Jakarta
pada tanggal 25-28 Februari 1975 antara lain menegaskan bahwa dalam
kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi
sebagai: 1. Lambang kebanggaan nasional. 2. Lambang identitas
nasional.3. Alat pemersatu berbagai-bagai masyarakat yang
berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan bahasanya.4. Alat
perhubungan antar budaya antar daerah.Sebagai lambang kebanggaan
nasional, bahasa Indonesia memancarkan nilai-nilai sosial budaya
luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan
bangsa Indonesia, kita harus bangga dengannya; kita harus
menjunjungnya; dan kita harus mempertahankannya. Sebagai realisasi
kebanggaan kita terhadap bahasa Indonesia, kita harus memakainya
tanpa ada rasa rendah diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita harus
bngga memakainya dengan memelihara dan mengembangkannya.Sebagai
lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan lambang
bangsa Indonesia. Ini beratri, dengan bahasa Indonesia akan dapat
diketahui siapa kita, yaitu sifat, perangai, dan watak kita sebagai
bangsa Indonesia. Karena fungsinya yang demikian itu, maka kita
harus menjaganya jangan sampai ciri kepribadian kita tidak
tercermin di dalamnya. Jangan sampai bahasa Indonesia tidak
menunjukkan gambaran bangsa Indonesia yang sebenarnya.Dengan fungsi
yang ketiga memungkinkan masyarakat Indonesia yang beragam latar
belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan
bersatu dalam kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang sama.
Dengan bahasa Indonesia, bangsa Indonesia merasa aman dan serasi
hidupnya, sebab mereka tidak merasa bersaing dan tidak merasa lagi
dijajah oleh masyarakat suku lain. Apalagi dengan adanya kenyataan
bahwa dengan menggunakan bahasa Indonesia, identitas suku dan
nilai-nilai sosial budaya daerah masih tercermin dalam bahasa
daerah masing-masing. Kedudukan dan fungsi bahasa daerah masih
tegar dan tidak bergoyah sedikit pun. Bahkan, bahasa daerah
diharapkan dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia.Dengan fungsi
keempat, bahasa Indonesia sering kita rasakan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari. Bayangkan saja apabila kita ingin
berkomunikasi dengan seseorang yang berasal dari suku lain yang
berlatar belakang bahasa berbeda, mungkinkah kita dapat bertukar
pikiran dan saling memberikan informasi? Bagaimana cara kita
seandainya kita tersesat jalan di daerah yang masyarakatnya tidak
mengenal bahasa Indonesia? Bahasa Indonesia lah yang dapat
menanggulangi semuanya itu. Dengan bahasa Indonesia kita dapat
saling berhubungan untuk segala aspek kehidupan. Bagi pemerintah,
segala kebijakan dan strategi yang berhubungan dengan ideologi,
politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan kemanan
(disingkat: ipoleksosbudhankam) mudah diinformasikan kepada
warganya. Akhirnya, apabila arus informasi antarkita meningkat
berarti akan mempercepat peningkatan pengetahuan kita. Apabila
pengetahuan kita meningkat berarti tujuan pembangunan akan cepat
tercapai.
2. Bahasa Indonesia merupakan Alat Pemersatu BangsaIndonesia
adalah bangsa yang besar beraneka ragam suku bangsa ada di sini
mulai dari sabang sampai merauke. 748 bahasa dari bermacam-macam
daerah juga ada di negara ini, setiap orang yang berasal dari
setiap suku memiliki karakternya masing-masing mulai dari adat,
kebiasaan dan bahasa. Dalam bersosialisasi dibutuhkan peran bahasa
untuk memberi pengertian terhadap apa yang kita ucapkan. Karena
bangsa kita memiliki ratusan bahasa harus ada bahasa Negara yang
berperan sebagai alat pemersatu sebagai sarana percakapan yang
digunakan oleh orang dari berbagai macam suku bangsa untuk
berkomunikasi. Sebagai contoh orang medan yang berasal dari suku
batak ingin bertanya kepada orang Madura karena tak tau bahasa
Madura digunakanlah bahasa Indonesia dan terjadilah komunikasi yang
saling mengerti terhadap apa yang dibicarakan. Disitulah fungsi
bahasa Indonesia sebagai lambang pemersatu. Berikut sejarah singkat
Bahasa Indonesia sebagai Alat Pemersatu Bangsa:Bahasa Indonesia
berasal dari bahasa melayu riau-johor kalau sekarang kepulauan
riau. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat
penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi
kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20.
Penamaan Bahasa Indonesia diawali sejak dicanangkannya Sumpah
Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan imperialisme
bahasa apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan. Proses ini
menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa
Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Bahasa
Indonesia dalam perjalanannya banyak menyerap dari bahasa asing,
maupun daerah. Peran penjajah sangat mempengaruhi pengunaan bahasa
yang bercampur bahkan juga ada yang sama dengan bahasa asli nya di
Negara asal misalkan: bendera di portugis, yang kini Portugal juga
disebut bendera.Itu bukti bahwa bahasa Indonesia menyerap dari
berbagai macam bahasa mulai dari portugis, belanda, arab, india
(sansekerta), sampai bahasa dari berbagai macam daerah di
Indonesia. Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu juga digunakan
dimedia-media nasional, pemerintahan, dsb. Bahasa sebagai bahasa
pemersatu juga diikrarkan oleh para pemuda masa lalu yang salah
satu bunyi sumpah pemuda berisikan Kami pemuda Indonesia mengaku
berbahasa yang satu bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan
pengunaanya pada saat proklamasi kemerdekaan sehari saat konstitusi
mulai berlaku. Sekarang ini banyak orang yang bersosilasi baik di
kantor, sekolah, maupun lingkungan sekitar memakai bahasa Indonesia
utuk mempersatukan walaupun asal suku mereka berbeda sebagai bangsa
yang besar fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu sangat
penting untuk menyambungkan bahasa-bahasa lain dari berbagai
daerah.Tetapi bahasa asal daerah jangan sampai punah untuk tetap
menjaga bahasa asli daerah tetap ada dan tetap menjaga kemajemukan
bangsa Indonesia sebagai bangsa yang beraneka ragam budaya.
Persatuan bahasa digunakan untuk tetap menjaga bangsa dari ancaman
arus globalisasi untuk menunjukan jati diri bangsa Indonesia.
Karena semboyan bangsa Indonesia Bhineka Tunggal Ika, walaupun
berbeda tetap satu jua. Rakyat Indonesia harus bangga terhadap
bahasanya sendiri karena selain bahasa pemersatu, bahasa Indonesia
juga sebagai simbol Negara.Bukti bahwa rakyat Indonesia walaupun
dari berbagai macam suku dipersatukan dengan bahasa. Selain itu
bahasa Indonesia masuk ke dalam bahasa yang paling rumit di dunia
dan warga Negara asing juga sudah mendunia banyak yang belajar
bahasa Indonesia bahkan di Australia bahasa Indonesia masuk kedalam
kurikulum sekolah. Bahasa Indonesia yang baik dan harus tetap
lestari sebagai bahasa nasional dan bahasa pemersatu.BAB
VKESIMPULAN DAN SARAN
1. KesimpulanDari uraian di atas kita dapat disimpulkan bahwa
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa melayu riau-johor kalau
sekarang kepulauan riau, Penamaan Bahasa Indonesia diawali sejak
dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928.Sebagai bahasa resmi,
Bahasa Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di
lembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai
dengan perguruan tinggi. Hanya saja untuk kepraktisan, beberapa
lembaga pendidikan rendah yang anak didiknya hanya menguasai bahasa
ibunya (bahasa daerah) menggunakan bahasa pengantar bahasa daerah
anak didik yang bersangkutan. Hal ini dilakukan sampai kelas tiga
Sekolah Dasar.
2. SaranKarena bangsa kita memiliki ratusan bahasa, harus ada
bahasa Negara yang berperan sebagai alat pemersatu sebagai sarana
percakapan yang digunakan oleh orang dari berbagai macam suku
bangsa untuk berkomunikasi. Bahasa Indonesia fungsinya memang
penting sangat penting untuk menyambungkan bahasa-bahasa lain dari
berbagai daerah. Namun bahasa asal daerah jangan sampai punah untuk
tetap menjaga bahasa asli daerah tetap ada dan tetap menjaga
kemajemukan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang beraneka ragam
budaya.
BAB VIDAFTAR PUSTAKA
http://rudichum.blogspot.com/2013/10/makalah-bahasa-indonesia-sebagai-bahasa.htmlhttp://sumberinforma.blogspot.com/2012/10/makalah-bahasa-indonesia-sebagai-bahasa.htmlhttp://lydiasyamnelbotan.blogspot.com/2012/10/bahasa-indonesia-di-antara-bangsa.htmlhttp://www.academia.edu/9451158/Kaidah_Bahasa_Indonesia_dalam_Penulisan_Karya_Ilmiahhttp://elebelle-cups.blogspot.com/2009/10/peranan-bahasa-indonesia-dalam-karya.html