CARDIOVASCULAR FITNESS
Setiap orang perlu hidup sehat dan bugar sehingga dapat menjaga
produktivitasnya. Untuk menjaga kebugaran seseorang dapat melakukan
aktivitas fisik secara teratur untuk memperbaiki cardiorespiratory
fitness (kebugaran kardiorespirasi).
Jika anda ingin melakukan aktivitas fisik yang sangat berat dan
jauh lebih berat dari pada biasanya maka perlu mengetahui apakah
kita boleh melakukannya. Di sini peranan kita sebagai dokter untuk
melakukan screening sebelum dilakukannya aktivitas fisik.
Screening awal dilakukan dengan memeriksakan tekanan darah dan
denyut nadi. Pemeriksaan tambahan dapat dilakukan dengan memeriksa
EKG dan kolesterol darah.
Langkah selanjutnya baru dapat dilakukan exercise test; bisa di
laboratorium atau di lapangan. Ada dua jenis exercise test,
yaitu:
1. Submaximal GXT (Graded Exercise Test), HR is measured at each
stage that progresses from light work to a predetermined end point
such as 70-85% of predicted MHR (maximal heart rate),or where
specific signs (ECG or BP changes) or symptoms like chest pain or
dyspnea occur
2. Field test for estimating CRF
Maximal run test
Some field test involve a measurement of how far a person can
run in a set of time (twelve to fifteen minutes) or how fast a
person can run a set distance (one to two miles)
Advantages: moderately high correlation with VO2max, natural
activity, large number of people who can be tested, low cost
Disadventages: difficulty of monitoring physiological responses,
motivation plays in the outcome, maximal effort
Coopers 12 minute or 1.5 mile run
Coopers:
The aim: to determine the average velocity that can be
maintained over the time or distance Correlation to VO2max (
VO2max= 0.2 ml.kg-1.min-1/m.min-1 x speed m.min-1 + 3.5
(ml.kg-1.min-1) (Powers and Howley, 2004) VO2 max = d12 -505
45
d12 is distance (in metres) covered in 12 minutesTable Mens and
womens Aerobic Fitness Classification
Harvard Step Up Test (HST) The idea is to step up and down on a
bench continuously for maximal 5 minutes at the rate of 30
steps/minute (1 step every 2 seconds) or until the person can no
longer maintain the rate of 30 steps/minute.
At the end of the 5 minutes, record the heart rate at three
different times.
The change in heart rate at Time 1, Time 2 and Time 3 shows the
person's recovery time after the exercise.
That is how quickly the person's heart rate returns to its
normal resting rate after exercise. The step test is based on the
premise that someone with a higher fitness level will have a
smaller increase in heart rate and a faster recovery time
The Harvard Step Test is conducted as follows Step up on to a
standard gym bench (45cm high) once every two seconds for five
minutes (~150 steps). Start with one foot (right or left ) and use
that same foot as the starting "step up" foot throughout the
exercise. Have someone help you keep to the required pace. One
minute after finishing the test take your pulse rate for 30
seconds. Have the person refrain from talking any unnecessary
movement when heart rates are being counted since any activity can
skew the heart rate and influence the results - Pulse 1 Two minutes
after finishing the test take your pulse rate for 30 seconds -
Pulse 2 Three minutes after finishing the test take your pulse rate
for 30 seconds - Pulse 3 RESULT: Fitness Index = 30000 (pulse1 +
pulse2 + pulse3)
NB:Pulse=beat per minute Fitness Index (short form) = (100 x
test duration in seconds) divided by (5.5 x pulse 1).
Fitness Index (long form) = (100 x test duration in seconds)
divided by (2 x sum of heart beats in the recovery periods).
BEBAN KERJABeban kerja jantung dapat dilihat dari jumlah darah
yang dipompa oleh jantung dalam setiap menitnya atau apa yang
dikenal sebagai cardiac output (COP). COP dipengaruhi oleh besarnya
volume darah yang dipompa oleh masing-masing ventrikel setiap kali
berkontraksi (stroke volume) dan frekuensi denyut jantung (Guyton
dan Hall, 2006). Dalam keadaan normal frekuensi denyut jantung
dapat direpresentasikan sebagai denyut nadi.
Denyut nadi menggambarkan besarnya aktivitas tubuh yang berarti
pula menggambarkan aktivitas metabolisme (Adiputra, 2002).
Peningkatan aktivitas tubuh baik fisik maupun mental akan disertai
dengan peningkatan metabolisme. Peningkatan aktivitas tubuh akan
disertai dengan peningkatan konsumsi oksigen dan zat-zat nutrisi
oleh jaringan. Hal ini juga diikuti dengan meningkatnya produksi
sisa-sisa metabolisme. Penyediaan oksigen dan zat nutrisi serta
pengangkutan sisa metabolisme dimungkinkan dengan adanya
peningkatan aliran darah ke jaringan yang aktif sehingga denyut
nadi seseorang akan meningkat.
Denyut nadi merupakan salah satu cara untuk memperkirakan laju
metabolisme. Hal tersebut berarti juga bahwa denyut nadi bisa
dijadikan sebagai prediktor beban kerja. Kategori beban kerja juga
bisa didasarkan atas konsumsi oksigen, ventilasi, dan suhu rektal
(Christensen, 1991) seperti Tabel 1.
Tabel 1.
Kategori Beban Kerja Berdasarkan Denyut Jantung, Konsumsi
Oksigen, Ventilasi, dan suhu rectal (Christensen, 1991)
NoKategori beban KerjaKonsumsi O2 (lt/mnt)Denyut Jantung
(x/mnt)Ventilasi (lt/mnt)Suhu rektal (oC)
1
2
3
4
5
6Sangat Ringan
Ringan
Sedang
Berat
Sangat Berat
Sangat Berat sekali2,560-70
75-100
100-125
125-150
150-175
>1756-7
11-20
20-31
31-43
43-56
60-10039
DENYUT NADI SEBAGI PARAMETER BEBAN KERJA
Nadi istirahat adalah frekuensi denyut nadi dalam keadaan
istirahat yang dihitung dengan menghitung denyut nadi arteri
radialis kanan selama satu menit. Nadi kerja adalah frekuensi
denyut nadi arteri radialis kanan saat bekerja yang dihitung dengan
teknik ten pulse method di mana denyut nadi dihitung selama sepuluh
detik mulai detik pertama sampai detik kesebelas. Hasilnya dapat
digunakan rumus sebagai berikut.
Denyut Nadi (Denyut /Menit)= (10 /waktu) x 60
TUGAS MAHASISWA
1. Setiap kelompok melakukan cooper test (@4 orang) dan
interpretasikan hasilnya. 2. Setiap kelompok menghitung beban kerja
pada sekelompok orang pada suatu kegiatan tertentu, untuk itu
hitunglah denyut nadi istirahat (hitung 60 detik) dan saat mereka
bekerja (ten pulse method) kemudian buat dan lengkapi seperti table
berikut
Tabel Denyut nadi istirahat dan denyut nadi kerja pada
mahasiswa, pekerja kebersihan, dan pedagangNoNamaDNIDNKKriteria
beban kerja
1I Gede Bagus Bhaskara Wijaksana (mahasiswa)100 kali/menit150
kali/menitSedang
2Andrew Valentinus P (mahasiswa)120 kali/menit150
kali/menitSedang
3Ayu Gita Bhagawanti (mahasiswa) 120 kali/menit150
kali/menitSedang
4Gusti Ayu Suteni (40 years old, tukang sapu)100 kali/menit100
kali/menitRingan
5Desak (30 years old, dagang lumpia)120 kali/menit120
kali/menitRingan
6
7
8
9
10
_1429932631.unknown