Top Banner
PEMBUATAN SISTEM PENERANGAN DENGAN INPUT RFID SEBAGAI PEMBUKA KUNCI PINTU OTOMATIS BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER DAN VISUAL BASIC Dila Resti Wahyuni Mahasiswi angkatan 2011 Program Studi Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta Danang Yuliardi, S.Pd. Wisudawan 2013 Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektro Syufrijal, ST., MT. Dosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektro Aris Sunawar, S.Pd., M.Pd Dosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektro ABSTRAK RFID Reader ID-12 dapat membaca tag card pada jarak 4 cm dan hanya membaca 1 ID tag setiap pembacaan. Simulator kunci pintu otomatis dapat berputar forward-reverse dengan menggunakan dua relai. Lampu dapat menyala ketika kunci pintu dalam kondisi terbuka dan sensor cahaya kurang mendapatkan cukup cahaya. Koneksi RFID dan PLC berjalan baik sehingga sistem tampilan oleh Microsoft Visual Basic dapat mengondisikan output PLC sesuai kondisi nyata. Kesimpulan dari penelitian ini adalah RFID yang digunakan sebagai pembuka kunci pintu otomatis dapat dijadikan input dalam pengontrolan sistem instalasi penerangan berbasis Programmable Logic Controller dan Visual Basic. Kata Kunci : RFID, PLC, Sistem Penerangan, Visual Basic ABSTRACT RFID Reader ID-12 can read tag’s card at a distance of 4 cm and only read 1 ID tag each reading. Automatic door locks simulator can be spin forward- reverse by using two relays. The light can turn on when the door opened and light sensors not getting enough light. RFID and PLC connection work so well and the display system by Microsoft Visual Basic can condition the output of PLC corresponding real conditions. The conclusion of this study is the use of RFID as an automatic door unlock can be used as an input in the installation of lighting control system based on Programmable Logic Controller and Visual Basic. Keywords : RFID, PLC, Lighting System, Visual Basic I. PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG
13

Tugas Jurnal

Dec 08, 2014

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Tugas Jurnal

PEMBUATAN SISTEM PENERANGAN DENGAN INPUT

RFID SEBAGAI PEMBUKA KUNCI PINTU OTOMATIS

BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER DAN

VISUAL BASIC Dila Resti Wahyuni

Mahasiswi angkatan 2011 Program Studi Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta

Danang Yuliardi, S.Pd.

Wisudawan 2013 Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektro

Syufrijal, ST., MT.

Dosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektro

Aris Sunawar, S.Pd., M.Pd Dosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektro

ABSTRAK

RFID Reader ID-12 dapat membaca tag card pada jarak 4 cm dan hanya membaca 1 ID tag setiap pembacaan. Simulator kunci pintu otomatis dapat berputar forward-reverse dengan menggunakan dua relai. Lampu dapat menyala ketika kunci pintu dalam kondisi terbuka dan sensor cahaya kurang mendapatkan cukup cahaya. Koneksi RFID dan PLC berjalan baik sehingga sistem tampilan oleh Microsoft Visual Basic dapat mengondisikan output PLC sesuai kondisi nyata. Kesimpulan dari penelitian ini adalah RFID yang digunakan sebagai pembuka kunci pintu otomatis dapat dijadikan input dalam pengontrolan sistem instalasi penerangan berbasis Programmable Logic Controller dan Visual Basic. Kata Kunci : RFID, PLC, Sistem Penerangan, Visual Basic

ABSTRACT

RFID Reader ID-12 can read tag’s card at a distance of 4 cm and only read 1 ID tag each reading. Automatic door locks simulator can be spin forward-reverse by using two relays. The light can turn on when the door opened and light sensors not getting enough light. RFID and PLC connection work so well and the display system by Microsoft Visual Basic can condition the output of PLC corresponding real conditions. The conclusion of this study is the use of RFID as an automatic door unlock can be used as an input in the installation of lighting control system based on Programmable Logic Controller and Visual Basic. Keywords : RFID, PLC, Lighting System, Visual Basic

I. PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

Page 2: Tugas Jurnal

Penerangan gedung merupakan

penggunaan yang dominan, karena

dibutuhkan oleh semua gedung dan juga

waktu penggunaannya yang panjang.

Sistem penerangan akan lebih efisien

apabila ketika ruangan tidak terkunci dan

akan digunakan maka sistem penerangan

aktif, ketika ruangan terkunci atau sedang

tidak digunakan maka sistem penerangan

akan mati.

Telah banyak sistem penguncian

pintu otomatis yang dikembangkan saat

ini, salah satunya yang sedang populer

adalah RFID (Radio Frequency

Identification). Salah satu program yang

dapat menampilkan secara visual dan

dapat dijadikan interface antara user

dengan suatu program aplikasi windows

adalah Microsoft Visual Basic.

Maka dengan kelebihan PLC dalam

sistem kontrol, peneliti mencoba untuk

melakukan pengontrolan sistem instalasi

penerangan dengan sinyal input dari RFID

(Radio Frequency Identification) sebagai

pembuka kunci pintu otomatis dengan

pengontrolan PLC (Programmable Logic

Controller) dan Visual Basic.

I.2. PERUMUSAN MASALAH

Bagaimanakah membuat sistem

penerangan dengan input RFID sebagai

pembuka kunci pintu otomatis berbasis

Programmable Logic Controller dan

Visual Basic?

I.3. TUJUAN PENELITIAN

1. Mengkoneksikan RFID Reader dengan

PLC dan Visual Basic.

2. Mengontrol sistem instalasi penerangan

dengan input RFID menggunakan

Programmable Logic Controller dan

Visual Basic.

3. Membuat pembuka kunci pintu

otomatis dengan RFID.

II. KERANGKA TEORITIS

II.1. PLC

PLC adalah sebuah alat kontrol yang

bekerja berdasarkan pada pemrograman

dan eksekusi instruksi logika.

PLC mempunyai fungsi internal

seperti timer, counter dan shift register.

PLC beroperasi dengan cara memeriksa

input guna mengetahui statusnya

kemudian sinyal input ini diproses

berdasarkan instruksi logika yang telah

diprogram dalam memori. Sebagai

hasilnya adalah berupa sinyal output.

Sinyal output inilah yang dipakai untuk

mengendalikan peralatan atau mesin.

Antarmuka (interface) yang terpasang di

PLC memungkinkan PLC dihubungkan

secara langsung ke actuator atau

transducer.

II.2. RFID

RFID adalah proses identifikasi

seseorang atau objek dengan

Page 3: Tugas Jurnal

menggunakan frekuensi transmisi radio.

RFID menggunakan frekuensi radio untuk

membaca informasi dari sebuah perangkat

kecil yang disebut tag atau transponder

(Transmitter + Responder). Teknologi ini

memiliki kelebihan yang tidak dimiliki

oleh teknologi/sistem identifikasi jenis

lain.

Teknologi RFID didasarkan pada

prinsip kerja gelombang elektromagnetik,

bahwa:

Komponen utama dari RFID tag adalah

chip dan tag-antena yang biasa disebut

dengan inlay, dimana chip berisi

informasi dan terhubung dengan tag-

antena.

Informasi yang berada dalam chip ini

akan terkirim melalui gelombang

elektromagnetik setelah tag-antena

menerima pancaran gelombang

elektromagnetik dari reader-antena

(interogator). RFID reader ini yang

sekaligus akan meneruskan infomasi

pada application server.

Perpindahan data terjadi yang terjadi

ketika sebuah tag didekatkan pada sebuah

reader dikenal sebagai coupling.

Perbedaan frekuensi yang digunakan oleh

RFID tag aktif dengan RFID tag pasif

menyebabkan perbedaan metode

perpindahan data yang digunakan pada

kedua tag tersebut. Metode yang

digunakan juga bergantung pada harga,

ukuran, kecepatan, dan jangkauan

pembacaan serta keakuratan. Perpindahan

data pada RFID tag pasif menggunakan

metode magnetik (inductive coupling).

Sedangkan RFID tag aktif menggunakan

metode elektromagnetik (backscatter

coupling).

Standar komunikasi data serial yang

paling populer di dunia komputer dan

industri adalah RS-232 dan variannya.

RS-232 menawarkan komunikasi

asynchronus dengan kombinasi start dan

stop bit yang digunakan untuk

mensinkronkan masing-masing data

frame.

Modus asinkron lebih aman

dibandingkan dengan modus sinkron. Di

dalam komputer terdapat 2 port

komunikasi serial yaitu COM 1 dan COM

2 yang merupakan komunikasi asinkron.

Interface komunikasi serial yang

digunakan adalah UART (Universal

Asynchronous Receiver/Transmitter).

Parity bit digunakan oleh penerima untuk

menentukan jika angka ganjil bit telah

rusak pada saat transmisi.

III. METODOLOGI PENELITIAN

III.1. TEMPAT DAN WAKTU

PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Laboratorium

PLC Jurusan Teknik Elektro Fakultas

Teknik Universitas Negeri Jakarta.

Penelitian dilakukan selama 4 bulan pada

bulan Oktober 2012 sampai Januari 2013.

Page 4: Tugas Jurnal

III.2. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan adalah

metode eksperimen laboratorium yaitu

membuat dan melakukan uji program

mengkoneksikan RFID dengan Visual

Basic dan PLC kemudian menerapkannya

pada simulator kunci pintu otomatis dan

instalasi penerangan.

III.3. PERANCANGAN RANGKAIAN

KUNCI PINTU OTOMATIS

Rangkaian simulator kunci pintu

otomatis menggunakan dua buah relai 12

VDC dalam mengatur arah putaran dari

motor.

Gambar 3.1. Rangkaian Modul Relai pada

Simulator Kunci Pintu Otomatis

Rangkaian pada gambar 3.1 akan

dihubungkan dengan output dari PLC.

Apabila com pada PLC dihubungkan

dengan -12 VDC, maka ujung-ujung relai

yang di-jumper dihubungkan dengan +12

VDC. Sumber tegangan DC diperoleh dari

transformator yang diberi dioda bridge

sebagai penyearah. Pada bagian ujung-

ujung dari motor DC dihubungkan dengan

common dari masing-masing relai. NO

(Normally Open) pada masing-masing

relai dihubungkan dengan +12 VDC,

sedangkan NC (Normally Close) pada

masing-masing relai dihubungkan dengan

-12 VDC.

III.4. PERANCANGAN RANGKAIAN

SENSOR CAHAYA

Sensor cahaya dibuat dengan

menggunakan LDR sebagai penerima

cahaya, yang akan digunakan untuk

mengaktifkan relai sebagai input pada

PLC.

Gambar 3.2. Rangkaian Sensor Cahaya

Rangkaian ini digunakan untuk

mendeteksi permukaan gelap atau terang.

Prinsip kerjanya adalah menggunakan

prinsip bahwa permukaan yang terang

cenderung untuk memantulkan cahaya

lebih banyak. Jika mengenai permukaan

yang gelap maka cahaya yang dipantulkan

akan sedikit, resistansi LDR akan menjadi

tinggi, sehingga picu basis transistor kecil

dan arus kolektor-pun menjadi kecil.

Akibatnya tegangan kolektor-emitor

menjadi besar. Dan relai akan

mendapatkan tegangan dan mengaktifkan

koil relai maupun sebaliknya.

Page 5: Tugas Jurnal

III.5. PERANCANGAN ALAT PADA PLC

Pengawatan rangkaian PLC dapat dilihat pada gambar 3.3:

Gambar 3.3. Pengawatan Rangkaian PLC

Pada diagram ladder PLC yang dibuat

akan memiliki 2 input utama berupa

Holding Relay yang akan diinstruksikan

oleh RFID melalui visual basic. Masing-

masing input dituntut untuk dapat

mengaktifkan 2 output relai secara

bergantian. Penggunaan fungsi DIFU dan

DIFD dipasang dengan Temporary Relay

dapat dimanfaatkan dalam mengaktifkan 2

output PLC, dimana jika sebuah IR

(Internal Relay) yang digunakan sebagai

NO menjadi NC, maka relai pada DIFU

aktif sementara. Kemudian buat pula NO

dari relai pada DIFU untuk mengaktifkan

output 1 PLC, dengan ditambahkan

latching akan membuat output 1 PLC

menyala terus, maka diberikan NC dari

input berupa limit switch 1 untuk

mematikan output 1 PLC.

Sebaliknya ketika IR yang

sebelumnya NC kembali menjadi NO,

maka relai pada DIFD aktif sementara.

Kemudian buat pula NO dari relai pada

DIFD untuk mengaktifkan output 2 PLC,

dengan ditambahkan latching akan

membuat output 2 PLC menyala terus,

Page 6: Tugas Jurnal

maka diberikan NC dari input berupa limit

switch 2 untuk mematikan output 2 PLC.

Namun IR yang akan digunakan perlu

diaktfikan terlebih dahulu dengan

gabungan fungsi DIFU dan KEEP.

Dengan mengaktifkan NO dari HR

(Holding Relay), maka akan mengaktifkan

relai pada DIFU, dengan garis temporary

relay ditambahkan NO dari relai DIFU

yang akan masuk ke IR dari KEEP.

Sebelumnya pada set KEEP ditambahkan

NC dari IR dan pada reset KEEP

ditambahkan NO dari IR. Sehingga ketika

NO dari HR berubah menjadi NC, maka

DIFU mengaktifkan relai sementara, NO

dari DIFU akan masuk ke set pada KEEP.

Maka IR pada KEEP akan aktif terus

hingga di reset. NC yang dipasang

sebelum set dari KEEP akan menjadi NO,

dan NO yang dipasang sebelum reset dari

KEEP akan menjadi NC. Sehingga ketika

HR kembali aktif, KEEP akan reset.

III.6. PERANCANGAN PROGRAM

SISTEM MONITORING

Dengan menggunakan software

Hyperterminal Windows data pada Tag

Card dapat dilihat. Diperlukan konfigurasi

yang sesuai antara RFID Reader dengan

PC dengan kabel serial RS-232.

Menyediakan antarmuka yang

memiliki tombol connect, disconnect,

buka ruang 1, kunci ruang 1, buka

ruang 2, kunci ruang 2, tutup operator,

dan tutup program; label judul, ruang

1, ruang 2, RFID Tag, dan jam;

MSComm RFID dan PLC; Timer jam,

pembacaan fungsi RFID, dan

pembacaan fungsi PLC; Text kartu dan

ID Tag Card; Image ruang 1 terkunci,

ruang 1 terbuka, ruang 1 lampu

menyala, ruang 2 terkunci, ruang 2

terbuka, dan ruang 2 lampu menyala

yang akan diatur visible berdasarkan

output PLC.

Comport RFID dan PLC akan open

apabila tombol connect ditekan,

sebaliknya bila tombol disconnect

ditekan akan false.

Saat kartu 1 terbaca, maka akan

ditampilkan pada text beserta ID tag

card, maka image berubah menjadi

image ruang 1 terbuka dan apabila

sensor LDR mendeteksi kurangnya

cahaya, maka image berubah menjadi

image ruang 1 lampu menyala.

Begitupun pada ruang 2 jika kartu 2

terbaca.

Tombol buka ruang 1, kunci ruang 1,

buka ruang 2, kunci ruang 2, dan tutup

operator akan muncul saat kartu 3

terbaca.

Atur enabled tombol buka ruang 1,

kunci ruang 1, buka ruang 2, dan kunci

ruang 2 sesuai image.

Membuat visible tombol buka ruang 1,

kunci ruang 1, buka ruang 2, dan kunci

Page 7: Tugas Jurnal

ruang 2 kembali false saat tombol tutup

operator ditekan.

Gambar 3.4. Antarmuka Program

pada Visual Basic

IV. HASIL PENGUJIAN DAN

ANALISIS

IV.1. HASIL PENGUJIAN

Tabel 4.1. Hasil Pengujian Jarak Baca RFID Reader

No Jarak Terbaca Keterangan

Baca (Ya/Tidak) 1 13 cm

– 5 cm Tidak -

2 4 cm Ya Kartu 1 dan 2

3 3,5 cm Ya Kartu 1, 2 dan 3

4 3 cm Ya Kartu 1, 2 dan 3

5 2 cm Ya Kartu 1, 2 dan 3

6 1 cm Ya Kartu 1, 2 dan 3

Tabel 4.2. Hasil Pengujian Kondisi Relai dan Tegangan pada Motor

No Nama Kartu Kondisi V motor 1 Kondisi V motor 1 Relai 1 Relai 2

1 Kartu 1 Nyala 10,72 V

Nyala 10,72 V

10,67 V 10,67 V 10,71 V 10,67 V

Rata-Rata 10,7 V Rata-Rata 10,68 V Kondisi V motor 2 Kondisi V motor 2

Relai 3 Relai 4

2 Kartu 2 Nyala 10,75 V

Nyala 10,75 V

10,76 V 10,82 V 10,79 V 10,80 V

Rata-Rata 10,77 V Rata-Rata 10,79 V Tabel 4.3. Hasil Pengujian Rangkaian Sensor Cahaya

No Kriteria Pengujian Nilai Terukur

Kondisi Gelap Kondisi Terang 1 2 1 2

1 Tegangan pada LDR 2,80 V 2,20 V 1,94 V 1,62 V 2,76 V 2,08 V 1,93 V 1,64 V 2,82 V 2,16 V 1,92 V 1,63 V

Rata-rata 2,79 V 2,15 V 1,93 V 1,63 V

2 Tegangan pada Relai 12,54 V 12,63 V 0,0 V 0,1 V 12,55 V 12,62 V 0,1 V 0,0 V 12,56 V 12,62 V 0,0 V 0,0 V

Rata-rata 12,55 V 12,62 V 0,03 V 0,03 V

Tabel 4.4. Hasil Pengujian Nyala Lampu No Kondisi Tag Card Kondisi Cahaya Lampu 1 Lampu 2

Page 8: Tugas Jurnal

1 Kartu 1 Terbaca Gelap on off 2 Terang off off 3 Kartu 2 Terbaca Gelap off on 4 Terang off off

Tabel 4.5. Hasil Pengujian Pembacaan Tag Card

No Nama Kartu Nomor Tag pada Hyperterminal

Nomor Tag pada Visual Basic 6.0 Keterangan

1 Kartu 1 4C00DEBB2900 4C00DEBB2900 benar 2 Kartu 2 4C00DE9ACDC5 4C00DE9ACDC5 benar 3 Kartu 3 0500ADA91514 0500ADA91514 benar

Tabel 4.6. Hasil Pengujian Pembacaan Lebih dari Satu Tag Card No Jumlah Tag Card Nama Kartu Data Terbaca Keterangan 1 1 buah Kartu 1 4C00DEBB2900 Terbaca 2 2 buah Kartu 1 dan 2 4C00DEBB2900

atau 4C00DE9ACDC5

Tidak Terbaca (Terbaca ketika

posisi kartu terbalik, sesuai dengan letak antena pada

kartu) 3 3 buah Kartu 1, 2 dan 3 4C00DEBB2900

atau 4C00DE9ACDC5

atau 0500ADA91514

Tidak Terbaca (Terbaca ketika

posisi kartu terbalik, sesuai dengan letak antena pada

kartu)

Tampilan pada program Visual Basic 6.0

seperti gambar 4.1:

Gambar 4.1. Tampilan Utama Program

Monitoring Ruangan

Dari gambar 4.1, indikator ruang 1

dan/atau ruang 2 akan berubah apabila tag

card yang diinginkan didekatkan pada

RFID Reader. Seperti pada gambar 4.2

hingga gambar 4.8.

Gambar 4.2. Tampilan Kunci Pintu

Terbuka pada Ruang 1

Page 9: Tugas Jurnal

Gambar 4.3. Tampilan Lampu Penerangan

ON pada Ruang 1

Gambar 4.4. Tampilan Kunci Pintu

Terbuka pada Ruang 2

Gambar 4.5. Tampilan Lampu Penerangan

ON pada Ruang 2

Gambar 4.6. Tampilan Kunci Pintu

Terbuka pada Ruang 1 dan Ruang 2

Gambar 4.7. Tampilan Lampu Penerangan

ON pada Ruang 1 dan Ruang 2

Gambar 4.8. Tampilan saat Tag Card

Penjaga Aktif

Listing program Visual Basic dan

Diagram Ladder terdapat pada lampiran.

Pengujian komunikasi data dilakukan

dengan instrumen penelitian adalah PLC

dan Software Microsoft Visual Basic

Tabel 4.7. Hasil Pengujian Komunikasi Data

No Data yang Dikirim ke PLC

Output PLC yang Menyala Keterangan

1 @00WH00020001 (Pertama)

10.02 dan 11.00 Kondisi ruang 1 tidak terkunci, 11.00 akan off kembali saat input 00.02 on (Limit Switch 1)

2 @00WH00020001 (Kedua)

10.03 dan 11.01 Kondisi ruang 1 terkunci, 11.01 akan off kembali saat input 00.03 on (Limit Switch 2).

3 @00WH00030001 (Pertama)

10.04 dan 11.02 Kondisi ruang 2 tidak terkunci, 11.02 akan off kembali saat input 00.04 on (Limit Switch 3).

4 @00WH00030001 (Kedua)

10.05 dan 11.03 Kondisi ruang 2 terkunci, 11.03 akan off kembali saat input 00.05 on (Limit Switch 4).

Tabel 4.8. Hasil Pengujian Output PLC terhadap Kondisi Visual Basic

Page 10: Tugas Jurnal

o

Kondisi pada Visual Basic

Alamat Output PLC

10.06 10.01 10.02 10.03 10.04 10.05 11.00 11.01 11.02 11.03

0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1

1 Indikator Ruang 1 Terkunci

- - - - √ - - √ - - - - √ - - √ - - - -

2 Indikator Ruang 1 Terbuka

- - - - - √ √ - - - - - - √ √ - - - - -

3

Indikator Ruang 1 Lampu Menyala

- √ - - - √ √ - - - - - - - - - - - - -

4 Indikator Ruang 2 Terkunci

- - - - - - - - √ - - √ - - - - √ - - √

5 Indikator Ruang 2 Terbuka

- - - - - - - - - √ √ - - - - - - √ √ -

6

Indikator Ruang 2 Lampu Menyala

- - - √ - - - - - √ √ - - - - - - - - -

IV.2. ANALISIS

Jarak baca RFID Reader hasil

pengujian adalah 4 cm untuk tag card 1

(4C00DEBB2900) dan tag card 2

(4C00DE9ACDC5), sedangkan untuk tag

card 3 (0500ADA91514) terbaca pada

jarak 3,5 cm. Hasil pengujian pada tabel

4.6 menunjukkan tegangan rata-rata

sebesar 10,7 Volt pada koil relai 1, 10,68

Volt pada koil relai 2, 10,77 Volt pada

koil relai 3 dan 10,79 Volt pada koil relai

4. Berarti relai 12 VDC dapat aktif dengan

toleransi sebesar ±10,5%.

Pada motor 1, ketika koil relai 1 aktif,

dan NO pada relai 1 akan menjadi NC

sehingga com mendapat +12 Volt dan

com pada relai 2 mendapat -12 Volt,

sehingga motor berputar forward.

Kemudian apabila koil relai 2 aktif, dan

NO pada relai 2 akan menjadi NC

sehingga com mendapat +12 Volt dan

com pada relai 1 mendapat -12 Volt,

sehingga motor berputar reverse. Terdapat

lampu led merah sebagai indikator pintu

terkunci dan lampu led hijau sebagai

indikator pintu terbuka.

Saat kondisi gelap, koil pada relai

menerima tegangan 12,55 Volt pada relai

1 dan tegangan 12,62 Volt pada relai 2.

dan saat kondisi terang koil relai

menerima tegangan mendekati 0, sebesar

0,03 Volt dan tidak dapat mengaktifkan

relai. Maka sesuai dengan tabel 4.8, lampu

1 dan 2 akan menyala saat kondisi gelap.

Sedangkan saat kondisi terang, lampu

tidak menyala.

Karakter yang diambil adalah data

dalam format ASCII dalam bentuk

hexadecimal dan diberikan label konstanta

HexIt dengan menghilangkan start bit dan

stop bit pada masing-masing karakter

yang diterima [HexIt = HexIt &

Hex$(Asc(Mid(stext, a, 1))) &

Space$(1)].

Karakter yang diambil adalah dari

data pertama hingga data terakhir sesuai

Page 11: Tugas Jurnal

panjang data dikurangi 1, [HexIt =

Mid$(HexIt, 1, Len(HexIt) - 1)]. Maka

akan ditampilkan pada text1.text sebanyak

16 data, dengan 2 data awal dan 2 data

akhir berupa karakter synchronous idle.

Namun data yang akan ditampilkan adalah

12 data dari data ke-3 hingga data ke-14.

Hal itu agar data dapat dibaca dalam

fungsi string dalam pemilihan pengiriman

data ke PLC.

Pengujian selanjutnya adalah

pengujian pembacaan lebih dari satu tag

card, dilakukan untuk mengetahui RFID

Reader yang digunakan apakah dapat

membaca beberapa tag secara simultan

sekaligus. Dari hasil pengujian pada tabel

4.2, maka RFID Reader ID-12

Innovations tidak dapat membaca satu tag

card dalam satu waktu (bila kartu dalam

posisi yang sama).

Diagram ladder yang telah dibuat,

kemudian di-transfer ke PLC, diagram

ladder yang digunakan sebagai input dari

Microsoft Visual Basic adalah HR2.00

untuk ruang 1 dan HR3.00 untuk ruang 2.

Masing-masing input digunakan untuk

meng-on-kan dan meng-off-kan 2 output

yang berbeda. Digunakan fungsi DIFU,

DIFD, dan KEEP seperti gambar 4.9

Gambar 4.9. Diagram Ladder untuk ON/OFF Output dengan Satu Input Prinsip kerja dari diagram ladder pada

gambar 4.9 adalah ketika HR2.00 on,

200.00 (dalam fungsi DIFU) akan aktif

dalam satu scan time dan mengalir melalui

NC IR2.00 dan set IR2.00 (dalam fungsi

KEEP), kemudian meng-on-kan IR2.00

yang akan on terus, karena fungsi KEEP

menahan IR2.00 dalam posisi on. NC

IR2.00 akan menjadi NO, sebaliknya NO

IR2.00 akan menjadi NC. IR2.00 akan

menyalakan 200.01 (dalam fungsi DIFU),

kemudian output 11.00 akan on, karena

telah di-latching dan akan off ketika Limit

Switch 0.02 menyala.

Selanjutnya ketika HR2.00 on

kembali, 200.00 (dalam fungsi DIFU)

akan aktif dalam satu scan time dan

mengalir melalui NC IR2.00 dan reset

IR2.00 (dalam fungsi KEEP), kemudian

meng-off-kan IR2.00. NC IR2.00 akan

menjadi NO, sebaliknya NO IR2.00 akan

menjadi NC. IR2.00 akan menyalakan

200.02 (dalam fungsi DIFD), yaitu akan

aktif dalam satu scan time ketika IR2.00

off, kemudian output 11.01 akan on,

Page 12: Tugas Jurnal

karena telah di-latching dan akan off

ketika Limit Switch 0.03 menyala.

Dari hasil pengujian komunikasi data

pada tabel 4.7, menunjukkan bahwa

komunikasi data telah berhasil. Data yang

dikirimkan dapat men-set on-kan HR2.00

dan HR3.00 yang selanjutnya diproses

sesuai diagram ladder pada PLC.

Monitoring pada Microsoft Visual Basic

diharuskan sesuai dengan output pada

PLC. Agar Microsoft Visual Basic dapat

membaca/read (R) output relay (R) pada

PLC, maka [Data = "@00RR00100001"],

isi data akan dibaca oleh Microsoft Visual

Basic dan diletakkan pada text, kemudian

[Call Kirim]. Setiap Data Input maupun

Output pada Microsoft Visual Basic untuk

melakukan komunikasi dengan PLC,

maka digunakan fungsi seperti listing

kode program berikut. Private Sub Kirim( ) Dat$ = Data 'data yang akan

dikirim L = Len(Dat$) 'untuk menghitung

jumlah karakter dari data a = 0 For I = 1 To L Opo$ = Mid$(Dat$, I, 1) 'untuk mengambil 1 karakter dari

karakter ke I yang telah ditetapkan a = Asc(Opo$) Xor a 'Pengubahan ke

ASCII dengan di XOR kan Next I FCS$ = Hex$(a) If Len(FCS$) = 1 Then 'Jika hasil

perhitungan karakter dari FCS$ = 1 FCS$ = "0" + FCS$ 'FCS$ (Hasil konversi 8-bit data ke 2

digit karakter ASCII) End If DatTX$ = Dat$ + FCS$ + "*" + Chr$(13) MSComm2.Output = DatTX$ End Sub

Indikator pada PLC adalah berupa

gambar, terdiri dari enam gambar, 3

gambar untuk ruang 1 dan 3 gambar untuk

ruang 2, yaitu gambar ruangan terkunci,

gambar ruangan tidak terkunci dan

gambar ruangan saat lampu menyala.

Gambar yang muncul akan disesuaikan

dengan output PLC. Value pada PLC yang

terbaca akan diambil 4 karakter dari

karakter ke-8. Text2.Text = MSComm2.Input plc$ = Mid(Text2.Text, 8, 4) Text3.Text = plc$

Data tersebut akan muncul pada

text3.text, namun pada layar Microsoft

Visual Basic text3.visible = False. Dari

hasil pembacaan output PLC kemudian

disesuaikan dengan output PLC yang

diinginkan. Seperti hasil pengujian pada

tabel 4.4. Hingga tahap pengujian output

PLC terhadap kondisi Visual Basic 6.0,

maka software dapat dikatakan telah

sesuai dengan tujuan dari penelitian.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian dan

pembahasan pengujian yang telah

dilakukan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. RFID Reader dapat dikoneksikan

dengan PLC melalui Microsoft Visual

Basic dengan komponen Ms. Comm

Page 13: Tugas Jurnal

Control 6.0 untuk mengakomodir

komunikasi asinkron dan transfer data.

2. Sistem instalasi penerangan dapat

dikontrol dengan PLC dan Microsoft

Visual Basic dengan input dari RFID

berdasarkan cahaya yang diterima oleh

sensor cahaya.

3. Rangkaian kontrol pembuka kunci

pintu otomatis menggunakan rangkaian

forward-reverse dapat dibuka/dikunci

secara otomatis dengan Microsoft

Visual Basic dan PLC setelah

mendapat input dari RFID reader.

4. Program monitoring dapat

mengondisikan output PLC sesuai

kondisi nyata yang merupakan hasil

pembacaan pada microsoft visual basic

dengan fungsi Select Case.

5. Pemanfaatan Microsoft Visual Basic

dan PLC, dengan tag card jenis

EM4001 pada Reader type GK4001,

dapat mengaktifkan command button

pada Microsoft Visual Basic untuk

memberikan perintah mengaktifkan

output PLC.

V.2. SARAN

Berdasarkan tujuan penelitian dan

kekurangan alat, maka saran-saran yang

diberikan peneliti antara lain:

1. Lakukan validasi Microsoft Visual

Basic dan PLC sebelum digunakan

pada kondisi nyata.

2. Gunakan RFID Reader dengan

frekuensi yang lebih tinggi untuk

mendapatkan jarak pembacaan tag

yang lebih jauh, sehingga seseorang

tidak perlu mendekatkan tag card pada

RFID reader.

3. Peneliti mendorong penelitian lebih

lanjut untuk pengembangan sistem

RFID menggunakan Microsoft Visual

Basic dan PLC dengan batasan masalah

yang lebih luas, seperti keamanan dan

proses lain yang memanfaatkan

kombinasi dengan sistem identifikasi

lain.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Antarmuka IED dengan PC melalui MsComm VB6.0. http://ari-sty-blog.blogspot.com/2009/11/antarmuka-ied-dengan-pc-melalui-mscomm.html [diunduh pada 22 November 2012]

Atmadja, Usadi Sastra. RFID (Radio Frequency Identification). http://www.solper.com/pic/content_48_vol_2.pdf. [diunduh pada tanggal 2 Oktober 2012]

Bolton, William. Programmable Logic Controller (PLC):Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Halvorson, Michael. 2002. Microsoft Visual Basic 6.0 Professional, Step by Step. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Loveday, George. 1986. Electronics Sourcebook for Engineers. London: Pitman.

Syufrijal. 2012. PLC : Konsep, Aplikasi dan Komunikasi Jaringan PLC. Jakarta : Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta.