PENYEBARAN ISLAM DAN TOLERANSI BERAGAMA DI DESA LINGGOASRI KARYA ILMIAH Disusun guna memenuhi tugas Laporan Individu KKN XXXVI STAIN Pekalongan Disusun Oleh : Saidani 2022110069 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PEKALONGAN 0
PENYEBARAN ISLAM DAN TOLERANSI BERAGAMA
DI DESA LINGGOASRI
KARYA ILMIAH
Disusun guna memenuhi tugas
Laporan Individu KKN XXXVI STAIN Pekalongan
Disusun Oleh :
Saidani
2022110069
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2014
0
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Swt atas limpahan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga program Kuliah Kerja
Nyata semester genap tahun 2014 di dusun Sadang ini dapat terlaksana dan
terselesaikan dengan baik.
Laporan KKN ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban tertulis
saya selama pelaksanaan KKN di dusun Sadang pada khususnya dan desa
Linggoasri pada umumnya, dari tanggal 1 April sampai dengan 15 Mei 2014.
Saya menyadari bahwa keberhasilan dan terlaksananya program-program
yang telah saya laksanakan bukanlah keberhasilan individu maupun kelompok.
Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Orang tua saya yang telah memberikan dukungan moral dan material
2. Bapak Dr. Ade Dede Rohayana selaku Ketua Stain Pekalongan
3. Musoffa Basyir, M.A selaku Ketua LP3M Stain Pekalongan
4. DR. Zawawi, M.A. selaku Dosen Pembimbing Lapangan
5. Camat Kajen , Moh.Arifin beserta stafnya
6. Bapak Imam Nuryanto S.E, lurah Linggoasri, beserta seluruh perangkat
desa yang telah membantu memperlancar program-program kerja
7. Bapak Ahmad Fauzan selaku kepala dusun sadang atas segala bantuan dan
arahannya
8. Tokoh-tokoh masyarakat dan warga masyarakat dusun Sadang yang telah
bersedia menerima dan membantu kami selama melaksanakan program
KKN
9. Pemuda Irmas Masjid al-Barokah dusun sadang yang telah memberikan
bantuannya
10. Rekan-rekan KKN satu kelompok atas kerja samanya yang baik selama
kegiatan berlangsung
1
11. Kawan-kawan KKN yang berada di seluruh kecamatan kajen yang telah
membantu
12. Tidak lupa juga kepada semua pihak yang telah mendukung dan
membantu pelaksanaan KKN -36 di Lokasi Linggoasri yang tidak dapat
saya sebutkan satu persatu
Semoga itikad dan amal baik yang telah diberikan mendapatkan balasan
dari Allah Swt. Tak lupa saya haturkan maaf kepada semua pihak atas segala
kesalahan dan kekurangan dalam melaksanakan program-program saya selama
saya melaksanakan KKN di dusun Sadang selama tak kurang 1,5 bulan lamanya.
Pada akhirnya, saya berharap kegiatan KKN ini dapat berguna bagi
masyarakat dusun Sadang pada khususnya dan masyarakat desa Linggoasri pada
umumnya dalam mempercepat proses pembangunan di bidang spiritual
keagamaan khususnya masyarakat dusun Sadang. Amiin..
Pekalongan, 10 Mei 2014
Penyusun
2
PENYEBARAN DAKWAH ISLAM DAN TOLERANSI BERAGAMA DI
DESA LINGGOASRI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah desa linggoasri. Awal terbentuknya desa adalah diperkirakan
sudah ada sejak jaman mataram islam sekitar abad 17 an ini bisa di ketahui
dengan adanya makam kuna mbah cakra manggala yang mana makamnya terletak
di area makam umum dengan di tandai dengan nisan dengan gaya mataram dan
makam singosutho yang terletak di sebelah kali pahingan merekalah yang di
anggap cikal bakal terjadinya adanya pemukiman desa linggoasri. Merujuk dari
bukti prasasti makam tersebut maka Islam sudah ada pada zaman itu. Walaupun
kelak istilah islam tersebut dalam perkembangannya di sebut Islam kejawen
(sinkretisme adat jawa dan Islam) atau di sebut juga Islam abangan.1
Perkembangan Islam, Warga Linggoasri mulai resmi memeluk Hindu
pada 1963. Sebelumnya, mereka penganut Kejawen. Mereka gemar menyepi,
memberikan sesaji sembari berdoa memohon pada Gusti Kang Murbeng Dumadi,
Tuhan Yang Mahaesa. Rupanya apa yang dilakukan oleh warga Desa Linggoasri
tak luput dari perhatian Pandita Wasi Satya Dharma, Sutejo seorang pegawai
Kecamatan Kajen. Pada tahun 1963, Pendeta Wasi Satya Dharma mengundang
pendeta dari Bali. Namanya Pedande Kamenuh. Bertempat di rumah Dipo Taruna,
1 Field Note : wawancara/tokoh/mustasjirin / desa sadang /21/04/2014/jam 08.00-10.00
wib
3
Kepala Desa Linggoasri kala itu, dilakukan pensudihan atau pembabtisan sebagai
penganut Hindu.
Di karenakan antara agama hindu dan kepercayaan penduduk setempat
hampir sama, Mereka gemar menyepi, memberikan sesaji sembari berdoa
memohon pada Gusti Kang Murbeng Dumadi, Tuhan Yang Maha Esa.
Masyarakat setempat dalam ritual kepercayaan menyukai tempat yang hening
sepi dalam ajaran hindu juga ada yoga sama dengan ajaran leluhur untuk
berkomtemplasi (manunggal kawulo gusti) dengan sanghyang widi wasa, dan
ajaran hindu tentang berbagai upacara–upacara penghormatan kepada para leluhur
leluhur, Maka semua itu memudahakan bagi penyebaran agama hindu dengan
baik, Agama hindu berkembang dengan baik terlebih lagi pada sekitar tahun 1965
terjadi peristiwa G 30 S/PKI yang mana terjadi peristiwa yang meresahakan
masyarakat, penangkapan – penangkapan orang /kelompok yang secara langsung
dan tidak langsung terlibat kedalam organisasi PKI secara besar besaran. Atas
anjuran seorang tokoh desa / kepala desa yang bernama Dipo taruno maka agar
selamat tidak terlibat sebagai afiliasi dari PKI maka penduduknya di anjurkan
masuk agama hindu. maka hindu berkembanglah sampai hampir penduduk
setempat beragama hindu sekitar 80 % sampai pada tahun 1987. Islam masuk ke
linggoasri di kisahkan Islam masuk melalui kejadian seorang da’i yang bernama
Kyai Lugni dari perjalanan dakwah ke paninggaran yang berasal dari pekalongan
singgah di tepi jalan kemudian memberi salam kepada penduduk setempat yang
mana penduduk setempat tidak menjawab salam beliau, selidik punya selidik
ternyata penduduk tersebut agamanya hindu. Setelah dari kejadian tersebut maka,
diangkat menjadi topik bahwa wilayah linggo termasuk kabupaten pekalongan
yang masih notabene wilayah penyebaran agama islam, masih belum tersentuh
oleh dakwah islam /penyebaran islam. Kemudian pihak MUI kabupaten dan kota
di beri tahu. Kemudian MUI menawarkan kepada relawan yang bersedia
mengemban misi dakwah tersebut, setelah berlangsung satu tahun maka di bentuk
4
yayasan IRZADIN 2 yang di ketuai oleh H.Kamaludin dengan tujuan mewadahi
para da’i yang akan terjun kedaerah daerah yang terpencil dari sasaran dakwah,
dengan susunan kepenguruasan yang melibatkan MUI kota dan kabupaten dan
NU kab. Dan Muhammadiyah kab. Kemudian datang para pendakwah diantaranya
karena tantangan hambatan medan kegiatan dakwah ini kemudian berlanjut silih
berganti. Pada tahun 1991 dari ponpes Al-Arifiyah Medono Pekalongna
mengirimkan da’i diantaranya adalah bapak ustad M.Nasori Noor kemudian yang
sekarang menetap di dusun rejosari desa linggoasri dan sekarang menjadi tokoh
sentral kegiatan dakwah /masyarakat, perkembangan agama islam yang di anut
oleh penduduk semakain siginifikan yang penduduknya sudah banyak yang
memeluk agama islam. Diantaranya di tandai dengan adanya ikrar bersama untuk
memeluk agama islam pada tahun sebelum 1991 melihat perkembangan islam
yang baik ini maka PHDI bergerak secara intensif dengan mengelola
mendidirikan sarana pendidikan diantaranya PAUD saraswati dan pembiayaan
bea siswa sampai ke perguruan tinggi oleh sebab karena dan dengan adanya faktor
ini dan faktor lain banyak anak yang dulu sudah muslim kembali memeluk agama
hindu.
Inilah dinamika permasalahan keagamaan penduduk setempat walaupun
terjadi seperti itu pada tatanan masyarakat terjalin toleransi yang tinggi kehidupan
beragama di Desa Linggoasri menunjukkan harmoni hingga tingkat terkecil. Di
antara 7 anak mbah Supardi, 80 tahun pemangku adat hindu Dharma ada yang
beragama Islam Yang menjadi menantu pak wasito mantan lurah. Ada pula
Martono, 65 tahun, sekretaris Desa Lingga Asri yang beragama Budha. Istrinya,
Daifah, 55 tahun beragama Hindu. Mereka mempunyai 3 anak berbeda keyakinan.
Anak pertamanya Sunarko, 36 tahun, memeluk Islam. Putri kedua mereka, Dian
Setyarini menikah dengan Caswono, yang menjadi pemangku muda Hindu
Dharma, jelas beragama Hindu. Begitu pula putra ketiga mereka, Tri Haryana, 24
tahun. Kemudian keturunan dari keluarga Dipotaruno yang hindu dari 2 Field Note : wawancara/tokoh/M.Nasori.Nor/desa Linggo/21/04/2014/jam11.00-
12.00 wib
5
keturunanya diantaranya sudah muslim yang hindu bapak Kartono, 52 tahun yang
sekarang menjabat kadus. Di Linggoasri untuk hubungan kemasyarakatan berjalan
dengan baik tidak ada konflik semua rukun – rukun dan berjalan normal saling
menghargai satu sama lain.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Dakwah Islam ?
2. Apa pengertian Toleransi ?
3. Islam dan toleransi beragama ?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
1. Menjelaskan tentang penyebaran islam di suatu daerah dan bagaimana
kronologis cara-cara penyebaranya dan metode apa yang di jadikan untuk
menyebarkan agama sehingga sampai terjadi adanya toleransi dalam
masyarakat di suatu daerah.
2. Diharapkan dapat menambah pengetahuan para pembaca Karya Tulis
Ilmiyah.
Tujuan khusus
3. Untuk memenuhi tugas individual tugas akhir KKN di linggoasri
kabupaten Pekalongan , Jawa Tengah .
4. Untuk mendidik kepada diri pribadi sendiri agar tidak melupakan
perjuangan sejarah para leluhur yang telah mendahului dan selanjutnya
meneladani dan melanjutkan amal perjuanganya sebagaimana para
pendahulu telah berbuat baik.
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Dakwah islam
A. Definisi Dakwah
Definisi dakwah menurut etimologi (bahasa) berasal dari bahasa arab berasal
dari isim masdar yaitu dari fi'il da'a- yad'u- du'aan wa dakwatan yang artinya
panggilan, ajakan, Sedangkan Dakwah menurut istilah (terminologi) sebagaimana
disimpulkan oleh para pakar dakwah, ialah meliputi pengertian yang bersifat
pembinaan dan pengembangan yakni upaya mengajak umat manusia ke jalan
Allah Swt., memperbaiki situasi untuk lebih baik demi kebahagiaan di dunia dan
akhirat. Di samping itu ada juga istilah-istilah yang mengandung dakwah, yakni
tadzkirah atau indzar (memberi peringatan), nasihat, wasiat atau taushiyah,
mau'izhah, tabligh, tabyin, dan amar ma'ruf nahi munkar.
Dakwah secara syar’i adalah “Sebuah usaha baik perkataan maupun
perbuatan yang mengajak manusia untuk menerima islam, mengamalkan dan
berpegang teguh terhadap prinsip-prinsipnya, meyakini aqidahnya serta berhukum
dengan syari’at-Nya.”. Terdapat beberapa pengertian dakwah menurut :
1. Drs. Ya'kub dalam bukunya publistik dakwah islam adalah
mengajak umat manusia ke jalan Allah dengan cara ynag
bijaksana, nasehat yang baik serta berdebat dengan cara yang baik
pula. 3
2. Syeikh Ali mahmud dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin
memberikan definisi bahwa dakwah adalah mendorong manusia
agar berbuat kebaikan, dan menurut petunjuk menyeru mereka
3 Dasar-dasar strategi dakwah karya Asmuni Syukir.hal :197
berbuat kebaikan dan melarang mereka dari perbuatan yang
mungkar, agar mereka mendapat kebahagiaan didunia dan akhirat.
3. Muhammad Natsir. Dakwah adalah usaha-usaha menyerukan
kepada perorangan manusia dan seluruh umat tentang pandangan
perikehidupan manusia didunia ini, yang meliputi amar ma'ruf
nahi mungkar dengan berbagai macam media dan cara yang
diperbolehkan akhlaq perkehidupan perorangan, perikehidupan
berumah tangga, perikehidupan bermasyaarakat, dan
perikehidupan bernegara.4
4. Kitab Al-Qur’anul Karim, menerangkan ayat-ayat yang
menunjukkan pengertian dakwah sebagai ajakan ke jalan Allah
SWT (syariat Islam), ajakan kepada kebaikan, serta mencegah
kemunkaran atau kebatilan.
1) "Serulah (manusia) kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan
cara yang lebih baik". [QS. An-Nahl:125].
2) "Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang
yang menyeru menuju Allah, mengerjakan amal yang shalih
dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang
yang berserah diri". [QS. Fushshilat:33].
3) "Dan hendaklah ada dari kamu satu umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan
mencegah dari yang munkar; mereka adalah orang-orang
yang beruntung". [QS. Ali Imran:104].
4) "Dan janganlah sekali-kali mereka dapat menghalangimu
dari (menyampaikan) ayat-ayat Allah, sesudah ayat-ayat itu
4 Fiqhud-Dakwah jejak Risalah dan dasar-dasar dakwah karya M. Natsir hal: hal 7 8
diturunkan kepadamu, dan serulah mereka ke (jalan) Rabb-
mu, dan janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang
yang mempersekutukan Rabb". [QS. Al Qashshash:87].
5) "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah
dari yang munkar, dan beriman kepada Allah". [QS. Ali
Imran:110].
Dari beberapa definisi tersebut dapat diambil suatu kesimpulan sebagai
berikut:
a. Dakwah itu adalah peroses penyelenggaraan suautu usaha atau
aktivitas yang dilkukan dengan dasar sengaja.
b. Usaha yang diselenggarakan itu berupa: mengajak orang untuk
beriman dan mentaati Allah atau memeluk agama islam. Amar
ma'ruf perbaikan dan pembangunan masyarakat (Ishlah) dan Nahi
Mungkar.
c. Proses penyelenggaraan usaha tersebut dilakukan untuk mencapai
tujuan tertentu yaitu kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang
diridhaoi Allah SWT.
B. Definisi Dakwah Islam
Islam adalah agama risalah untuk manusia keseluruhannya. Umat Islam
berkewajiban mendukung amanah tanggungjawab yang dipanggul oleh setiap
individu untuk meneruskan risalah dengan dakwah sebagai umat kepada umat-
umat yang lain ataupun sebagai perseorangan ke perseorangan, ditempat
manapun mereka berada menurut kemampuannya masing-masing. Didalam
sebuah hadits Bukhari kita diperintahkan untuk menyampaikan walaupun satu
ayat:5
ل�و� آي�ة ) رواه البخاري ( ب�ل�غ�وا ع�ن�ي و�
5 Fiqhud-Dakwah Jejak Risalah dan Dasar-Dasar Dakwah karya M. Natsir hal: 105.
9
Artinya: Sampaikanlah ajaran ku kepada orang lain walaupun satu ayat. (HR.
Bukhari).
Dakwah Islam, sebagai sarana atau media pembumian nilai-nilai Islam,
sebagaimana diuraikan oleh banyak pakar dakwah, mengambil bentuk dalam tiga
karakteristik. Pertama, rabbaniyah (ketauhidan). Kedua, syumuliyah
(komperehenship). Ketiga, alamiyah (universal).6
Kakteristik dakwah pertama Rabbaniyah, sejatinya diderivasi langsung
dari prinsip monoteisme yang sering disinggung dalam banyak bagian kitab suci
al-Qur’an. Monoteisme (tauhid) sebagai pondasi dari Islam juga menjadi pondasi
dari dakwah itu sendiri. Ini misalnya, dapat dilihat dari Ayat suci al-Qur’an (QS.
Al-A’raf: 172) sebagai berikut :
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari
sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya
berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau
Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari
kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-
orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)". (QS. Al-A’raf: 172).
Dalam hal ini, monoteisme (tauhid) sebagai pondasi dari Islam juga menjadi
pondasi dari dakwah itu sendiri. Tauhid dalam paradigma dakwah menjadi
orientasi segala bentuk kebijakan-kebijakan dakwah. Dakwah yang menyimpang
dari fitrah berarti menyimpang dari kemanusiawian manusia (the humanisties of
humankind).
Karakteristik dakwah yang kedua syumuliyah/comprehensive. berangkat
dari pondasi Islam yaitu tauhid, sebagai sebuah konsep Ilahiah yang bermaksud
menuntun kehidupan manusia sesuai dengan kehendak Tuhan, yang memiliki
karakteristik serba meliputi (syumuliyah/comprehensive). Dakwah karakteristik
ini berorientasi bagaimana caranya menderivasikan konsep ilahiah tersebut dalam
semua aspek kehidupan. Karakteristik syumuliyah lebih layak dimaknai sebagai
penetrasi nilai-nilai moral atau – meminjam bahasa yurisprudensi Islam –
6 Abdullah Nasih Ulwan, Silsilah Madrasah al- Du’at, (Kairo: Dar al- Hadits, 2004), cet. Ke-1,
vol. 1, h.16.10
maqashid al-syari’ah -tujuan Syariat di buat yaitu membuat tatanan hidup baru
masyarakat.
Karakteristik dakwah ketiga ‘Alamiiyah (universalisme) sebagai
karakteristik dakwah bermakna bahwa dakwah itu memiliki cakupan luas yang
tidak terbatasi baik oleh waktu maupun teritorial. Karakteristik ini sejatinya lahir
dari watak dasar universalisme Islam itu sendiri dalam banyak teks-teks kitab suci
maupun hadis dijelaskan bahwa tujuan kehadiran Nabi Muhammad Saw. dan
ajaran Islamnya tidak ditujukan hanya untuk ras manusia tertentu saja,. Dalam hal
ini al-Qur’an menegaskan; “Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada
umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi
peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.” (QS. Saba’: 28)
Jadi dakwah Islam adalah mengajak umat manusia dengan hikmah dan
kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya.mengajak manusia
kepada risalah agama Tauhid menanamkan nilai-nilai Islam, yang dalam
pengertian yang integralistik dakwah merupakan suatu proses yang
berkesinambungan yang ditangani oleh para da’i untuk mengubah sasaran dakwah
agar bersedia masuk ke jalan Allah SWT. secara bertahap menuju perikehidupan
yang Islami dengan cara memberi keteladanan memotivasi manusia melakukan
kebaikan menurut petunjukNya, menyuruh mereka berbuat kebajikan dan
melarang mereka berbuat kemungkaran agar mereka mendapat kebahagian dunia
dan akhirat.
2.2 Pengertian Toleransi
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, toleransi berasal dari kata
“toleran” (Inggris: tolerance; Arab: tasamuh) yang berarti batas ukur untuk
penambahan atau pengurangan yang masih diperbolehkan. Secara etimologi,
toleransi adalah kesabaran, ketahanan emosional, dan kelapangan dada.
Sedangkan menurut istilah (terminology), toleransi yaitu bersifat atau bersikap
menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat,
pandangan, kepercayaan, kebiasaan) yang berbeda dan atau yang bertentangan
dengan pendiriannya.
11
Toleransi sejajar dengan ajaran fundamental yang lain, seperti kasih
sayang (rahmah) kebijaksanaan (hikmah), kemaslahatan universal (al-Maslahah
al-ammah), dan keadilan. Toleransi merupakan salah satu kebajikan fundamental
demokrasi, namun ia memiliki kekuatan ambivalen yang termanivestasi dalam
dua bentuk: bentuk solid dan bentuk demokratis. Menjadi toleran adalah
membiarkan atau membolehkan orang lain menjadi diri mereka sendiri,
menghargai orang lain, dengan menghargai asal-usul dan latar belakang mereka.
Toleransi mengundang dialog untuk mengkomunikasikan adanya saling
pengakuan.
Dalam hadis disebutkan; ة م�ح� ي�ة� الس� ن"ي�ف" إ"لى� الله" الح� الد�ي�ن" ب( أ�ح�
(Agama yang paling dicintai di sisi Allah adalah agama yang berorientasi pada
semangat mencari kebenaran secara toleran dan lapang). Makna as-samhah,
dalam konteks ini mengandung afinitas linguistik dengan tasâmuh atau samâha,
sebuah terminologi Arab modern untuk merujuk pada toleransi. Hadis Nabi
Muhammad saw. ini seringkali dipakai sebagai rujukan Islam untuk mendukung
toleransi atas agama-agama lain, di mana beliau diutus Allah swt. untuk
menyebarkan ajaran toleransi tersebut.
Hakikat toleransi pada intinya adalah usaha kebaikan, khususnya pada
kemajemukan agama yang memiliki tujuan luhur yaitu tercapainya kerukunan,
baik intern agama maupun antar agama. Mengakui eksistensi suatu agama
bukanlah berarti mengakui kebenaran ajaran agama tersebut. Kaisar Heraklius
dari Bizantium dan al-Mukaukis penguasa Kristen Koptik dari Mesir mengakui
kerasulan Nabi Muhammad saw, namun pengakuan itu tidak lantas menjadikan
mereka muslim. al-Syahrastani teolog Islam dan ahli terkemuka dalam
perbandingan agama menyampaikan pendapatnya, bahwa agama adalah ketaatan
dan penghitungan pada hari akhir (al-Jaza). Menurutnya, al-Mutadayyin (orang
yang beragama) adalah orang Islam yang taat, yang mengakui adanya balasan dan
perhitungan amal pada hari akhir.
Kesimpulan toleransi adalah perbuatan yang mengarah kepada sikap
terbuka dan mau mengakui adanya berbagai macam perbedaan. toleran ini bukan
12
berarti membenarkan pandangan orang lain itu karena toleransi itu mempunyai
tiga macam sisi yaitu :
1. Sisi Positif yaitu isi ajaran di tolak, tetapi penganutnya di terima serta di hargai
2. Sisi Negatif yaitu isi ajaran dan penganutnya tidak di hargai, tapi di biarkan
saja karena terpaksa
3. Sisi Eukumenis yaitu isi ajaran dan penganutnya di hargai karena karena dalam
ajaran mereka itu terdapat unsur-unsur kebenaran yang berguna untuk
memperdalam pendirian dan kepercayaan sendiri. Landasan dasar pemikiran ini
adalah firman Allah dalam QS. Al-Hujurat ayat 13: “Hai manusia, Sesungguhnya
kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi
Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha Mengenal”.
2.3. Islam dan Toleransi Beragama
Toleransi antar umat beragama yang berbeda termasuk ke dalam salah satu
risalah penting yang ada dalam system teologi Islam. Karena tuhan senantiasa
mengingatkan kita akan keragaman manusia, baik dilihat dari sisi agama, suku,
warna kulit, adapt-istiadat, dsb. Toleransi beragama harus dipahami sebagai
bentuk pengakuan kita akan adanya agama-agama lain selain agama kita dengan
segala bentuk system, dan tata cara peribadatannya , memberikan kebebasan
untuk menjalankan keyakinan agama masing-masing. Keyakinan umat Islam
kepada Allah SWT tidak sama dengan keyakinan para penganut agama lain
terhadap tuhan-tuhan mereka demikian juga dengan tata cara ibadahnya. Bahkan
Islam melarang penganutnya mencela tuhan-tuhan dalam agama manapun, kata
tasamuh atau toleransi dalam Islam bukanlah “barang baru”, tetapi sudah
diaplikasikan dalam kehidupan sejak agama Islam itu lahir.
Al-Qur’an juga menganjurkan agar mencari titik temu dan titik singgung
antar pemeluk agama. Al-Qur’an menganjurkan agar dalam interaksi sosial, bila
13
tidak ditemukan persamaan, hendaknya masing-masing mengakui keberadaan
pihak lain dan tidak perlu saling menyalahkan. (QS. Saba:24-26):
24. Katakanlah: "Siapakan yang memberi rezeki kepadamu dari langit
dan dari bumi?" Katakanlah: "Allah", dan Sesungguhnya kami atau kamu (orang-
orang musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata.
25. Katakanlah: "Kamu tidak akan ditanya (bertanggung jawab) tentang
dosa yang kami perbuat dan kami tidak akan ditanya (pula) tentang apa yang
kamu perbuat".
26. Katakanlah: "Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, Kemudian
dia memberi Keputusan antara kita dengan benar. dan Dia-lah Maha pemberi
Keputusan lagi Maha Mengetahui".
Dalam Alquran, Islam mengajarkan kita toleransi dengan membiarkan
ibadah dan perayaan selain muslim, Karena Islam mengajarkan prinsip toleransi,
Itulah prinsip yang ditunjukan kepada kafir Quraisy di masa silam, dan Allah
SWT pun menurunkan ayat sebgaia berikut :
ا أ�ع�ب�د�. و�ال� . و�ال� أ�نت�م� ع�اب"د�ون� م� ا ت�ع�ب�د�ون� . ال� أ�ع�ب�د� م� ون� ا ال�ك�اف"ر� �ي:ه� ل� ي�ا أ ق�
ل"ي� د"ين" ا أ�ع�ب�د�. ل�ك�م� د"ين�ك�م� و� . و�ال� أ�نت�م� ع�اب"د�ون� م� ا ع�ب�دت:م� �ن�ا ع�اب"د< م� .أ
“Katakanlah (wahai Muhammad kepada orang-orang kafir), “Hai orang-orang
yang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan
penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah
apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah
Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku”. (QS.
Al-Kafirun: 1-6)
اك"ل�ت"ه" ق�ل� ك�ل( ي�ع�م�ل� ع�ل�ى ش�
“Katakanlah: “Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing.”
(QS. Al Isra’: 84)
ل�ون� ا ت�ع�م� م� �ن�ا ب�ر"يء< م" أ ا أ�ع�م�ل� و� م� �ن�ت�م� ب�ر"يئ�ون� م" أ
14
“Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri
terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Yunus: 41)
ال�ك�م� ل�ك�م� أ�ع�م� ال�ن�ا و� ل�ن�ا أ�ع�م�
“Bagi kami amal-amal kami dan bagi kalian amal kalian
Prinsip di atas disebutkan pula dalam ayat lain,
ى م�ن� آم�ن� ب"اللCه" ار� الن�ص� اب"ؤ�ون� و� اد�وا� و�الص� ال�ذ"ين� ه� ن�وا� و� إن� ال�ذ"ين� آم�
ن�ون� ز� م� و�ال� ه�م� ي�ح� و�ف< ع�ل�ي�ه" ال� خ� ال"حا ف� ر" وع�م"ل� ص� ال�ي�و�م" اآلخ" و�
“Sesungguhnya orang-orang mu'min, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-
orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar saleh, maka tidak
ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati].
(Q.S..) Ayat al-Qur’an ini menegaskan bahwa yang mendapatkan perlindungan
dari Allah swt nanti tidak semata-mata penganut agama tertentu saja, Sebab
turunnya ayat tersebut pada mulanya Rasulullah saw. mempunyai keyakinan
sebagaimana umat Islam pada umumnya, yang menganggap bahwa semua orang-
orang non-Muslim akan masuk neraka, Tetapi Allah swt. dengan cepat dan tegas
menurunkan ayat ini, bahwa umat agama-agama lain mempunyai kesempatan
yang sama untuk masuk surga sejauh mereke beriman kepada Allah, hari akhirat,
dan beramal saleh. Asbab an-nuzul ayat ini menjelaskan, pada suatu hari Salman
al-Farisi mendatangi Rasulullah saw. dan menceritakan keadaan penduduk al-
Dayr, yang mana mereka melakukan shalat, puasa, beriman dan bersaksi tentang
kenabian Muhammad saw. Lalu Rasulullah saw. berkata kepada Salman,
“Mereka adalah penduduk neraka”. Kemudian Allah swt menegur Rasulullah saw.
dan menurunkan ayat tersebut, bahwa sesungguhnya orang-orang Muslim,
Yahudi, Nasrani, Sabiin dan Majusi, terutama mereka yang beriman kepada Allah,
hari akhir dan melakukan amal saleh, mereka akan mendapatkan surga-Nya.
Sebab turunnya ayat tersebut hendak menjelaskan bahwa pada mulanya
Rasulullah saw. mempunyai keyakinan sebagaimana umat Islam pada umumnya,
yang menganggap bahwa semua orang-orang non-Muslim akan masuk neraka.
15
Toleransi beragama harus dipahami sebagai bentuk pengakuan akan
adanya agama-agama lain dengan segala bentuk sistem dan tata cara
peribadatannya dan memberikan kebebasan untuk menjalankan keyakinan agama
masing-masing. Sikap penerimaan dan pengakuan terhadap yang lain, sebagai
ajaran toleransi yang ditawarkan Islam, sebagaimana disebutkan dalam hadis-
hadis maupun ayat Alquran cukup rasional dan praktis. Namun, dalam
hubungannya dengan keyakinan (akidah) dan ibadah, tidak bisa disamakan dan
dicampuradukkan, yang berarti bahwa keyakinan Islam kepada Allah swt tidak
sama dengan keyakinan para penganut agama lain terhadap tuhan-tuhan mereka,
dan juga tatacara ibadahnya. Walaupun demikian, Islam tetap melarang
penganutnya mencela tuhan-tuhan dalam agama manapun
BAB III
PENUTUP
16
A. KESIMPULAN
Berdasarkan apa yang sudah dijelaskan pada pembahasan, maka dapat
dikemukakan beberapa kesimpulan, antara lain:
1. Secara istilah dakwah Islam bermakna ajakan untuk memahami,
mempercayai (mengimani), dan mengamalkan ajaran Islam, juga
mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran (amar ma'ruf nahyi
munkar)
2. Dakwah secara syar’i adalah Sebuah usaha baik perkataan maupun
perbuatan yang mengajak manusia untuk menerima islam, mengamalkan
dan berpegang teguh terhadap prinsip-prinsipnya, meyakini aqidahnya
serta berhukum dengan syari’at-Nya.
3. Toleransi adalah sikap memberikan kemudahan, berlapang dada,
mendiam-kan, dan menghargai sebagaimana yang didefenisikan oleh para
pakar leksikograf baik Inggris maupun Arab.
4. Toleransi beragama adalah sikap sabar dan menahan diri untuk tidak
mengganggu dan tidak melecehkan agama atau sistem keyakinan dan
ibadah penganut agama-agama lain. bersifat atau bersikap menghargai,
membiarkan, membolehkan pendirian (pendapat, pandangan kepercayaan)
yang berbeda dengan pendirian sendiri.
5. Islam merupakan agama yang menjadikan sikap toleransi sebagai bagian
yang terpenting, sikap ini lebih banyak teraplikasi dalam wilayah interaksi
sosial sebagaimana yang ditunjukkan dari sikap Rasulullah saw. terhadap
non muslim pada zaman beliau masih hidup.
6. Sikap toleransi dalam beragama adalah menghargai keyakinan agama lain
dengan tidak bersikap sinkretis yaitu dengan menyamakan keyakinan
agama lain dengan keyakinan Islam itu sendiri, menjalankan keyakinan
dan ibadah masing-masing.
7. Sikap toleransi tidak bisa dipahami secara terpisah dari bingkai syariat,
sebab jika terjadi, maka akan menimbulkan kesalah pahaman makna yang
berakibat tercampurnya antara yang hak dan yang batil.
17
8. Ajaran toleransi merupakan suatu yang melekat dalam prinsip-prinsip
ajaran Islam sebagaimana terdapat pada iman, islam, dam ihsan.
Sesesungguhnya toleransi merupakan salah satu diantara sekian ajaran
inti dari Islam. Sebagaimana firman Allah SWT:
“Bahkan, barangsiapa aslama (menyerahkan diri) kepada
Allah, sedang ia berbuat kebaikan, maka baginya pahala di
sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak pula bersedih hati” (Q.S. 2:112).
9. Budaya toleransi yang di pahami dan berlangsung di
penduduk linggoasri dalam masalah kebebasan
beragama.yang pada kenyataan sejarah juga pernah
dicontohkan oleh baginda Rosulullah SAW. Dengan
mendirikan negara yang beradab yaitu Madinah (artinya
Negara yang beradab yang melindungi hak-hak setiap
warganya dan bebas menjalankan kepercayaan dan
ibadahnya ) karena dalam prinsip amal peribadatan
tentang keyakinan adalah sudah ada prinsip lakum
dienukum wa liyadin, berbeda dalam keyakinan bekerja
sama dalam bingkai persatuan negara untuk satu tujuan
kemaslakhatan, (maqashid al-syari’ah ).
B. SARAN
Program KKN STAIN PEKALONGAN ke-36 di harapkan mampu
mengembangkan diri bergaul kedalam masyarakat yang dinamis, perlu di bekali
dengan pengetahuan agama yang luas mengetahui tentang penyebaran keagamaan
dan misi-misi penyebar generasi pendahulu dulu sehingga dalam menyingkap
sejarah baik sejarah lokal daerah sampai pada yang lebih luas teritorialnya akan
lebih mempunyai visi berfikir yang lebih integral hal ini untuk menyikapi keadaan
sejarah / legenda desa karena dengan berfikir yang integral komprehensif maka
akan mempunyai wawasan yang lebih mengarah kedalam kesimpulan analisis
kesimpulkan yang otentik menurut standart keilmuan dapat di
pertangungjawabkan secara akademis.18
DAFTAR PUSTAKA
1. Abdul fatah, Drs, Rohadi MA, Manajemen Dakwah di Era Global, (Jakarta:
CV Fauzan Inti Kreasi , 2003.)
2. Syukir, Asmuni, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam (Al-Ikhlas-Indonesia,
1983.)
3. Natsir, M, Fiqhud-Dakwah, I.I.F.O, (Jejak Risalah dan Dasar-Dasar Dakwah
1981.)
4. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa
Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005).
5. Abdul Malik Salman. al-Tasâmuh Tijâh al-Aqaliyyât ka Darûratin li al-
Nahdah.( Kairo: The International Institute of Islamic Thought, 1993.)
6. Al-Asqalany, Ahmad bin Ali bin Hajar, Fath al-Bary, Cet. I; Madinah al-
Munawarah, 1417 H / 1996 M.
10. Abdul Moqshit Ghazali, Argumntasi Pluralisme Agama: Membangun
Toleransi Berbasis Al-Qur’an, (Jakarta: Kata Kita, 2009) h. 275-277
11. Abdullah Nasih Ulwan, Silsilah Madrasah al- Du’at, (Kairo: Dar al- Hadits,
2004), cet. Ke-1, vol. 1, h.16.
12. http://download-aplikasi-gratisbanyumas.blogspot.com/2014/05/sejarah-dan-
budaya- -orang-jawa.html
19