Top Banner
A. PENGERTIAN Nutrisi ialah zat penyusun makanan yang diperlukan oleh tubuh untuk metabolism, yaitu air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Melaksanakan pemberian makan yang sebaik-baiknya kepada bayi dan anak, bertujuan sebagai berikut: a) Memberikan nutrisi yang cukup untuk kebutuhan, memelihara kesehatan dan memulihkannyabila sakit, melaksanakan berbagai aktivitas, pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta psikomotor. b) Mendidik kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai, dan menentukan makanan yang diperlukan. B. JENIS – JENIS CAIRAN DAN NUTRISI 1. Cairan  sehari – hari  ASI Pemberian Air Susu Ibu (ASI) sangat penting, mengingat : Air Susu Ibu adalah satu- satunya makanan dan minuman terbaik untuk bayi dalam masa empat bulan pertama kehidupannya. Bayi harus segera disusui setelah lahir. Pada dasarnya setiap ibu dapat menyusui anaknya dan hendak nya disusui secara tepat. Kandungan ASI nyaris tak tertandingi. ASI mengandung zat gizi yang secara khusus diperlukan untuk menunjang proses tumbuh kembang otak dan memperkuat daya tahan alami tubuhnya. Kandungan ASI yang utama terdiri dari: 1. Laktosa merupakan jenis karbohidrat utama dalam ASI yang berperan penting sebagai sumber energi . Selain itu laktosa juga akan diolah menjadi glukosa dan galaktosa yang berperan dalam perkembangan sistem syaraf. Zat gizi ini membantu penyerapan kalsium dan magnesium di masa pertumbuhan bayi.  Laktosa berperan dalam membangun system syaraf dan juga asupan energy bagi bayi untuk beraktifitas. Laktosa akan dioleh oleh tubuh menjadi galaktosa dan glukosa sebagai bahan utama pertumbuhan syaraf. 2. Lemak merupakan zat gizi terbesar kedua di ASI dan menjadi sumber energi  utama bayi serta berperan dalam pengaturan suhu tubuh bayi. Lemak di ASI mengandung komponen asam lemak esensial yaitu: asam linoleat dan asam alda linolenat  yang akan diolah oleh tubuh bayi menjadi AA dan DHA. AA dan DHA sangat penting untuk perkembangan otak bayi.  Lemak sangat penting dalam memberikan asupan energy kepada bayi, dan juga membantu bayi dalam mengatur suhu tubuhnya. Ada dua macam lemak yang terkandung di dalam ASI yaitu lemak linoleat dan asam alda linoleat yang nantinya akan diproses oleh tubuh bayi menjadi AA dan DHA yang dominan membantu pertumbuhan otak bayi. 3. Oligosakarida merupakan komponen bioaktif di ASI yang berfungsi sebagai prebiotik karena terbukti meningkatkan jumlah bakteri sehat yang secara alami hidup dalam sistem pencernaan bayi. 4. Protein Komponen dasar dari protein adalah asam amino, berfungsi sebagai pembentuk struktur otak. Beberapa jenis asam amino tertentu, yaitu taurin, triptofan, dan fenilalanin merupakan senyawa yang
38

Tugas individu ibu fitria masulili

May 16, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Tugas individu ibu fitria masulili

A.     PENGERTIANNutrisi ialah zat penyusun makanan yang diperlukan oleh tubuh untuk metabolism, yaitu air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral.Melaksanakan pemberian makan yang sebaik-baiknya kepada bayi dan anak, bertujuan sebagai berikut:

a)      Memberikan nutrisi yang cukup untuk kebutuhan, memelihara kesehatan dan memulihkannyabila sakit, melaksanakan berbagai aktivitas, pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta psikomotor.

b)      Mendidik kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai, dan menentukan makanan yang diperlukan.

B.       JENIS – JENIS CAIRAN DAN NUTRISI

1.      Cairan  sehari – hari         ASI

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) sangat penting, mengingat : Air Susu Ibu adalah satu-satunya makanan dan minuman terbaik untuk bayi dalam masa empat bulan pertama kehidupannya.Bayi harus segera disusui setelah lahir. Pada dasarnya setiap ibu dapat menyusui anaknya dan hendak nya disusui secara tepat. Kandungan ASI nyaris tak tertandingi. ASI mengandung zat gizi yang secara khusus diperlukan untuk menunjang proses tumbuh kembang otak dan memperkuat daya tahan alami tubuhnya. Kandungan ASI yang utama terdiri dari:

1. Laktosa merupakan jenis karbohidrat utama dalam ASI yang berperan penting sebagai sumber energi . Selain itu laktosa juga akan diolah menjadi glukosa dan galaktosa yang berperan dalam perkembangan sistem syaraf. Zat gizi ini membantu penyerapan kalsium dan magnesium di masa pertumbuhan bayi.  Laktosa berperan dalam membangun system syaraf dan juga asupan energy bagi bayi untuk beraktifitas. Laktosa akan dioleh oleh tubuh menjadi galaktosa dan glukosa sebagai bahan utama pertumbuhan syaraf.

2. Lemak merupakan zat gizi terbesar kedua di ASI dan menjadi sumber energi  utama bayi serta berperan dalam pengaturan suhu tubuh bayi. Lemak di ASI mengandung komponen asam lemak esensial yaitu: asam linoleat dan asam alda linolenat  yang akan diolah oleh tubuh bayi menjadi AA dan DHA. AA dan DHA sangat penting untuk perkembangan otak bayi.  Lemak sangat penting dalam memberikan asupan energy kepada bayi, dan juga membantu bayi dalam mengatur suhu tubuhnya.Ada dua macam lemak yang terkandung di dalam ASI yaitu lemak linoleat dan asam alda linoleat yang nantinya akan diproses oleh tubuh bayi menjadi AA dan DHA yang dominan membantu pertumbuhan otak bayi.

3. Oligosakarida merupakan komponen bioaktif di ASI yang berfungsi sebagai prebiotik karena terbukti meningkatkan jumlah bakteri sehat yang secara alami hidup dalam sistem pencernaan bayi.

4. Protein Komponen dasar dari protein adalah asam amino, berfungsi sebagai pembentuk struktur otak. Beberapa jenis asam amino tertentu, yaitu taurin, triptofan, dan fenilalanin merupakan senyawa yang

Page 2: Tugas individu ibu fitria masulili

berperan dalam proses ingatan. Protein adalah zat utama dalam pembentukan struktur otak bayi sehingga dapat meningkatkan kecerdasan bayi.

Komposisi zat utama dalam ASI: 1. Laktosa- 7gr/100ml.2. Lemak- 3,7-4,8gr/100ml.3. Oligosakarida- 10-12 gr/ltr.4. Protein- 0,8-1,0gr/100ml.Cara meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI:a. Banyak minum dan mengkonsumsi cairan. Jangan lupa mengkonsumsi susu.b. Memakai saputangan handuk yang diletakkan diantara bra dan payudara. Usahakan untuk selalu memakai baju berlengan.c. minum kaldu ayam : 1/2 kg ayam + 1/4 kg jahe (dimemarkan), 4 batang lengkuas (dimemarkan), 1 buah jeruk nipis (ambil airnya), 1 liter air ,garam secukupnya. seluruhnya direbus sampai kira2 10 menit mendidih. diminum sebelum dan sesudah menyusui. hal ini dilakukan setiap harinya minimal selama pemberian asi ekslusif.c. makan makanan yang bergizi. hindari terlambat makan.d. mengkonsumsi sayur daun katuk dan kacang-kacangan.e. istirahat cukup.jaga kestabilan emosi. usahakan selalu ceria, berpikiran positif dan menjaga semangat menyusui.

      PASI dan MP-ASIPASI ( Pengganti Air susu Ibu ) adalah makanan bayi yang secara tunggal dapat

memenuhi kebutuhan gizi bagi per-tumbuhan dan perkembangan bayi sampai berumur antara empat dan enam bulan, contohnya susu.

Cara memberikan PASI:Berikan PASI sesuai petugas kesehatan. Gunakan takaran dalam pengeceran PASI sesuai dengan label yang ada dalam kaleng PASI. Air yang digunakan untuk mengencerkan PASI adalah air yang sudah dimasak mendidih. Peralatan yang digunakan untuk mengencerkan dan memberikan PASI sebaiknya dibilas dengan air panas mendidih. Disamping pemberi an PASI, berikan makanan pendamping ASI setelah bayi berumur empat bulan. Segera setelah ibu sembuh, upayakan me-nyusui kembali. Untuk pemberian PASI sementara ibu sakit, usahakan tidak menggunakan botol dan dot, tapi gunakan gelas dan sendok agar bayi tidak bingung.

Kerugian akibat pemberian PASI:- Bagi Ibu :Tidak ekonomis dan tidak praktis- Bagi Bayi :1. Bayi tidak memperoleh zat kekebalan yang ada pada ASI, dengan demikian dapat meningkatkan resiko infeksi.2. Ancaman kekurangan gizi, apabila diberikan tidak sesuai dengan ketentuan petunjuk penggunaan PASI.3. Ancaman kegemukan, apabila diberikan secara berlebihan.4. Lebih mudah terserang diare dan alergi.5. Pertumbuhan mulut, rahang dan gigi tidak baik.6. Mengurangi hubungan kasih sayang ibu dan anak yang dapat menghambat perkembangan mental selanjutnya.

Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi yang diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya selain ASI setelah umur 6 bulan, pada umur 4 – 6 bulan (masa transisi). Bayi terus minum ASI dan mulai

Page 3: Tugas individu ibu fitria masulili

diperkenalkan dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) (Departemen Kesehatan).

Menurut Departemen Kesehatan RI (2003 : 3), MP-ASI adalah makanan bergizi yang diberikan untuk memenuhi kecukupan gizinya.

Menurut Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia ( 2000 : 5 ):-  Makanan Pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi diberikan kepada bayi / anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya.-  MP-ASI diberikan mulai umur 6 bulan sampai 24 bulan.-  Semakin meningkat umur bayi/anak, kebutuhan zat gizi semakin bertambah untuk tumbuh kembang anak, sedangkan ASI yang dihasilkan kurang memenuhi kebutuhan gizi.-  MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI ke makanan keluarga, pengenalan dan pemberian MP-ASI harus melakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi / anak.-  Pemberian MP-ASI yang cukup kualitas dan kuantitas penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang sangat pesat pada periode ini.

2.      Cairan  yang ada pada RS (Rumah Sakit)Jenis – jenis cairan:ASERINGIndikasi:Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteritis akut, demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma.Komposisi:Setiap liter asering mengandung:

Na 130 mEq K 4 mEq Cl 109 mEq Ca 3 mEq Asetat (garam) 28 mEq

Keunggulan:

Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang mengalami gangguan hati

Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA mengatasi asidosis laktat lebih baik dibanding RL pada neonatus

Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu tubuh sentral pada anestesi dengan isofluran

Mempunyai efek vasodilator Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20 % sebanyak 10 ml pada 1000 ml RA,

dapat meningkatkan tonisitas larutan infus sehingga memperkecil risiko memperburuk edema serebral

KA-EN 1BIndikasi:

Page 4: Tugas individu ibu fitria masulili

Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal pada kasus emergensi (dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam)

< 24 jam pasca operasi Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian secara IV. Kecepatan sebaiknya

300-500 ml/jam (dewasa) dan 50-100 ml/jam pada anak-anak Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari 100 ml/jam

KA-EN 3A & KA-EN 3BIndikasi:

Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas

Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam) Mensuplai kalium sebesar 10 mEq/L untuk KA-EN 3A Mensuplai kalium sebesar 20 mEq/L untuk KA-EN 3B

KA-EN MG3Indikasi :

Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas

Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam) Mensuplai kalium 20 mEq/L Rumatan untuk kasus dimana suplemen NPC dibutuhkan 400 kcal/L

KA-EN 4AIndikasi :

Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak Tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada pasien dengan berbagai

kadar konsentrasi kalium serum normal Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik

Komposisi (per 1000 ml):

Na 30 mEq/L K 0 mEq/L Cl 20 mEq/L Laktat 10 mEq/L Glukosa 40 gr/L

KA-EN 4BIndikasi:

Page 5: Tugas individu ibu fitria masulili

Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak usia kurang 3 tahun Mensuplai 8 mEq/L kalium pada pasien sehingga meminimalkan risiko hipokalemia Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik

Komposisi:

Na 30 mEq/L K 8 mEq/L Cl 28 mEq/L Laktat 10 mEq/L Glukosa 37,5 gr/L

Otsu-NSIndikasi:

Untuk resusitasi Kehilangan Na > Cl, misal diare Sindrom yang berkaitan dengan kehilangan natrium (asidosis diabetikum, insufisiensi

adrenokortikal, luka bakar)

Otsu-RLIndikasi:

Resusitasi Suplai ion bikarbonat Asidosis metabolik

MARTOS-10Indikasi:

Suplai air dan karbohidrat secara parenteral pada penderita diabetik Keadaan kritis lain yang membutuhkan nutrisi eksogen seperti tumor, infeksi berat,

stres berat dan defisiensi protein Dosis: 0,3 gr/kg BB/jam Mengandung 400 kcal/L

AMIPARENIndikasi:

Stres metabolik berat Luka bakar Infeksi berat Kwasiokor Pasca operasi

Page 6: Tugas individu ibu fitria masulili

Total Parenteral Nutrition Dosis dewasa 100 ml selama 60 menit

AMINOVEL-600Indikasi:

Nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI Penderita GI yang dipuasakan Kebutuhan metabolik yang meningkat (misal luka bakar, trauma dan pasca operasi) Stres metabolik sedang Dosis dewasa 500 ml selama 4-6 jam (20-30 tpm)

PAN-AMIN GIndikasi:

Suplai asam amino pada hiponatremia dan stres metabolik ringan Nitrisi dini pasca operasi Tifoid

Pada anak dan bayi :Air : Sesuai dengan berat badan0-10 kg : 100 ml/kgBB11-20 kg : 1000 ml/kgBB + 50 ml/kgBB diatas 10 kgLebih 20 kg : 1500 ml/kgBB + 20 ml/kgBB diatas 20 kgNa+ : 2 mek/kgBBK+ : 2 mek/kgBB

Keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran airAir masuk : Air keluar Minuman : 800-1700 ml Urine : 600-1600 mlMakanan : 500-1000 ml Tinja : 20- 200 mlHasil oksidasi : 200- 300 ml “Insensible loss” : 850-1200 ml

C.     TAHAP-TAHAPPEMBERIAN NUTRISI SESUAI DENGAN USIA1. Umur 0 – 4 Bulan

• Berikan Air Susu Ibu (ASI) sesuai dengan keinginan anak, paling sedikit 8 kali sehari, siang maupun malam.• Jarngan diberikan makanan atau minuman lain selain ASI.

2. Umur 4 – 6 Bulan• Berikan Air Susu Ibu (ASI) sesuai dengan keinginan anak, paling sedikit 8 kali sehari, siang maupun malam.• Beri makanan pendamping ASI 2 kali sehari, tiap kali 2 sendok makan.• Pemberian makanan pendamping ASI dilakukan setelah pemberian ASI.• Makanan pendamping ASI adalah : Bubur tim lumat ditambah kuning telur/ayam/ikan/tempe/tahu/daging sapi/wortel/bayam/kacang hijau/santan/minyak.

Page 7: Tugas individu ibu fitria masulili

3. Umur 6 – 12 Bulan• Berikan Air Susu Ibu (ASI) sesuai dengan keinginan anak• Berikan bubur nasi ditambah telur / ayam / ikan / tempe / tahu / daging sapi/ wortel / bayam / kacang hijau / santan / minyak.• Makanan tersebut diberikan 3 kali sehari. Setiap kali makan diberikan sebagai berikut :Umur 6 Bulan : 6 sendok makanUmur 7 Bulan : 7 sendok makanUmur 8 Bulan : 8 sendok makanUmur 9 Bulan : 9 sendok makanUmur 10 Bulan : 10 sendok makanUmur 11 Bulan : 11 sendok makan• Berikan juga makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan seperti : bubur kacang hijau, pisang, biskuit, nagasari dan sebagainya.

4. Umur 12 – 24 Bulan• Berikan Air Susu Ibu (ASI) sesuai keinginan anak• Berikan nasi lembik yang ditambah telur/ayam/ikan/tempe/tahu/daging sapi/wortel/bayam/kacang hijau/santan/minyak.• Berikan makan tersebut 3 kali sehari• Berikan juga makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan seperti: bubur kacang hijau, pisang, biskuit, nagasari dan sebagainya.

5. Umur 2 Tahun atau Lebih2.       Berikan makanan yang biasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari yang terdiri dari nasi,

lauk,pauk,sayur dan buah.3.       Berikan juga makanan yang bergizi sebagai selingan 2 kali sehari diantara waktu makan

seperti : Bubur kacang hijau Biskuit Nagasari

         Cucilah tangan sebelum menyuapkan makanan anak.         Gunakan bahan makanan yang  baik dan aman, peralatan masak yang bersih dan cara

memasak yang benar.

Anjuran Pemberian Makan untuk anak dengan Diare Persisten :-     Jika masih mendapatkan ASI, berikan lebih sering dan lebih lama, siang dan malam.-    Jika anak mendapat susu selain ASI :

Gantikan dengan meningkatkan pemberian ASI atau Gantikan dengan setengah bagian susu dengan bubur nasi dan ditambah tempe, jangan diberi susu kental manis.

-     Untuk makanan lain, ikuti anjuran pemberian makanan yang sesuai dengan umur anak.

D.     MENENTUKAN JUMLAH CAIRAN DAN NUTRISIKebutuhan cairan relative besar pada anak-anak kecil, dalam hal ini dapat di

kemukakan sebagai berikut:a.       Bagi bayi berumur 3 hari setelah lahir antara 80-100 cc per kg BBb.      Umur 10 hari antara 125-150 cc per kg BBc.       Triwulan I sekitar 175 cc per kg BB

Page 8: Tugas individu ibu fitria masulili

Setelah mencapai maksimum dengan bertambahnya umur kebutuhan mulailah menurun, untuk dewasa misalnya sekitar 40 cc kg BB. Kebutuhan air per 100 cc kal yang dibutuhkananak dan dewasa, di mana dewasa menetabolisme 100 kal perlu air relatif lebih banyak dari bayi, oleh karena itu bayi tidak dapat disamakan dengan dewasa sehubungan dengan metabolismenya. Jadi, kalori pada anak sebagian besar digunakan untuk metabolism.Jumlah kalori yang dibutuhkan :

1.      Pada triwulan I telah terjadi pengurangan, yaitu 120 kal/ kg BB per hari2.      Pada triwulan IV yaitu 100 kal/kg BB per hari3.      Ketika umur 1-3 tahun, yaitu 1300 kal/kg BB 4.      Ketika umur 10-12 tahun, yaitu 2500 kal/kg BB

Pada umumnya makin besar umur maka relative kebutuhan kalori makin kurang per kilogram berat badan, juga kebutuhan akan cairan.

Cairan yang dibutuhkan oleh tubuh adalah air. Air sangat sedikit diabsorbsi dalam lambung, sedikit diabsorbsi di usus, sebagian lagi mulalui vuli-vuli lumphe, sebagian diabsorbsi. Eksresi 50% melalui ginjal, 3-10% melalui usus dan 40-50% melalui pernafasan.

      Skema :Umur BB Air/24 jam Air/kg BB /24 jam

3 hari10 hari3 bulan6 bulan9 bulan1 tahun2 tahun4 tahun6 tahun10 tahun14 tahun18 tahun

3 kg3,2 kg5,4 kg7,3 kg8,6 kg9,5 kg11,8 kg16,8 kg20,0 kg28,7 kg45,0 kg54,0 kg

250-300 cc400-500 cc750-850 cc950-1100 cc1100-1250 cc1150-1300 cc1350-1500 cc1600-1800 cc1800-2000 cc2000-2500 cc2200-2700 cc2200-2700 cc

80-100 cc125-130 cc140-160 cc130-150 cc125-145 cc120-135 cc115-125 cc100-110 cc90-100 cc70-85 cc50-60 cc40-50 cc

Masalah Dan Pemecahannya Dalam Pemberian Makanan Bayi Dan Anak Pada umumnya ibu merasakan kesulitan dalam menyusui bayinya dalam keadaan darurat. Hal ini disebabkan karena keadaan fisik, mental dan sosial yang terganggu atau hilangnya rasa percaya diri untuk mampu menyusui.

Masalah-masalah yang mengganggu pemberian ASI sebenarnya dapat dicegah dan diatasi dengan memahami bahwa ASI selalu tersedia secara alami, ibu mampu menyusui dan ibu perlu menunjukkan rasa kasih sayang terhadap bayinya. Sebagian besar ibu dapat menyusui dengan baik, dengan dukungan semaksimal mungkin dari keluarga maupun petugas kesehatan.

Pemberian makanan lain pengganti ASI, termasuk susu formula dapat merugikan karena:

Mengandung zat gizi yang tidak seimbang, Sulit dicerna oleh bayi,

Page 9: Tugas individu ibu fitria masulili

Penyiapan yang salah, Peralatan tidak steril, Mudah terkena infeksi terutama diare, Harganya mahal, Dapat terjadi alergi.

A. Masalah Pemberian ASI

1. Ibu menyusui

Kebutuhan zat gizi dan cairan kurang, Kondisi kesehatan yang tidak mendukung, Kesulitan fisik, misalnya puting terbenam/datar, puting lecet, payudara bengkak,

mastitis (Infeksi payudara), Kurang pengetahuan dan adanya mitos, Merasa ASI-nya kurang, sehingga tidak percaya diri, Mempunyai waktu yang terbatas, antara lain karena harus mengantri air, dan makanan

di lokasi pengungsian, Kondisi tempat penampungan yang tidak mendukung untuk menyusui sehingga ibu

merasa tidak nyaman, Tidak mendapat dukungan dari keluarga dan lingkungan, Distribusi makanan untuk ibu menyusui tidak tepat waktu, Banyak bantuan susu formula sehingga ibu merasa tidak perlu memberi ASI.

2. Bayi Masalah gizi pada bayi terjadi karena:

Asupan zat gizi kurang karena tidak diberi ASI, Tidak dapat menghisap dengan baik karena bayi bibir sumbing, lidah pendek, Berat

Bayi Lahir Rendah (BBLR), Asupan zat gizi kurang karena tidak diberi MP-ASI tepat waktu, tidak tepat jumlah

dan kualitas yang rendah, Pemberian MP-ASI lokal yang tidak sesuai dengan umur bayi.

3. Petugas

Pengetahuan yang kurang tentang pemberian ASI, MP-ASI pada bayi , Pengetahuan yang kurang tentang pentingnya pemberian ASI yang pertama kali

keluar (kolostrum) walaupun jumlahnya sedikit. Pengetahuan yang kurang tentang komposisi ASI, Belum dilatih tentang konseling menyusui dan tentang cara pemberian makanan pada

bayi, Sarana pelayanan kesehatan tidak mendukung terlaksananya pelayanan rawat gabung

(10 langkah menuju keberhasilan menyusui), Tidak berpengalaman dalam menentukan jenis dan menyiapkan susu formula yang

baik dan higienis untuk bayi.

Page 10: Tugas individu ibu fitria masulili

4. Sumbangan Produk Makanan Bayi

Pemberian susu formula dan botol susu yang datang dari berbagai sumber bahkan akan menambah resiko kesakitan pada bayi dan anak usia di bawah dua tahun,

Susu formula sering tidak disertai label yang jelas, bahasa label tidak dipahami oleh petugas dan mendekati/melewati tanggal kadaluarsa,

Pemberitaan media massa dapat memberi peluang para penyumbang bantuan susu formula,

Jika air bersih dan bahan bakar sulit diperoleh, maka sebaiknya pemberian MP-ASI dalam bentuk biskuit dan sediaan air kemasan.

Susu formula tidak dianjurkan diberikan kepada bayi karena:

susu formula mudah terkontaminasi, pemberian susu formula yang terlalu encer akan membuat bayi kurang gizi, pemberian susu formula yang terlalu kental akan membuat bayi kegemukan.

5. Pemberian Makanan Buatan (MP-ASI):

Tidak adanya air bersih, Sanitasi buruk, Alat masak tidak memadai, Kurangnya bahan bakar, Kegiatan penyelamatan menyita waktu dan tenaga, Bantuan pangan yang tidak berkesinambungan, Ketersediaan bahan pangan lokal yang terbatas, Kurangnya pengetahuan dalam penyiapan makanan buatan untuk bayi dan anak  usia

di bawah dua tahun.

6. Mitos yang berhubungan dengan menyusui

Mitos 1 : Ibu stres tidak dapat memproduksi ASI Fakta : Stres ibu membuat aliran ASI berkurang namun bersifat sementara, ASI akan kembali diproduksi bila ibu ada keinginan untuk menyusui bayinya lagi.

Mitos 2 : Ibu kurang gizi tidak mampu menyusui Fakta : Hanya ibu yang mengalami kurang gizi tingkat berat (sangat kurus) yang tidak mampu menyusui. Oleh karena itu upayakan agar ibu tetap sehat dan dapat menyusui bayinya. Ibu menyusui perlu diberi makanan dan minuman tambahan dari biasanya.

Mitos 3 : Bayi diare perlu cairan tambahan Fakta : Bayi kurang dari 6 bulan yang menyusu hanya ASI saja (eksklusif) yang menderita diare tidak perlu diberi cairan lain karena ASI mengandung air 90%. Bila diare berat perlu dirujuk ke puskesmas.

Mitos 4 : Bila ibu berhenti menyusui maka sulit untuk menyusui kembali (relaktasi)

Page 11: Tugas individu ibu fitria masulili

Fakta : Ibu dapat menyusui kembali bayinya apabila ibu mempunyai motivasi yang kuat untuk menyusui.

Mitos 5 : Ibu kurang percaya diri akan kemampuannya untuk menyusui Fakta : Pada hari pertama setelah melahirkan biasanya ASI yang keluar adalah kolostrum, sebanyak 1 sendok makan. Jumlah yang sedikit itu sudah mencukupi kebutuhan bayi baru lahir. Biasanya ASI mulai lancar pada hari ketiga setelah persalinan. Bila ibu jarang menyusui, maka ASI yang diproduksi hanya sedikit, sebaliknya lebih sering menyusui lebih banyak ASI yang dikeluarkan. Oleh karena itu, ibu perlu dukungan dan dibekali teknik menyusui yang benar.

B. Pemecahan Masalah

Untuk memecahkan masalah pemberian makanan bayi dan anak usia di bawah dua tahun yang dihadapi di lapangan, petugas perlu melakukan hal-hal sebagai berikut :

Memahami perasaan ibu terhadap kondisi yang sedang dialami, Memberikan prioritas kepada ibu menyusui untuk mendapatkan distribusi makanan

tepat waktu, Anjurkan ibu agar tenang dan bangkitkan motivasi ibu untuk menyusui bayinya, Anjurkan ibu agar makan makanan bergizi seimbang yang cukup jumlahnya, Memastikan ibu mendapat tambahan makanan dan cairan yang mencukupi, Beri pelayanan dan perawatan kesehatan yang memadai, Memberikan perhatian khusus dan dukungan terus-menerus pada ibu untuk mengatasi

mitos atau kepercayaan yang salah tentang menyusui, Memberikan penyuluhan pada tokoh masyarakat, tokoh agama dan keluarga yang

dapat mendukung ibu untuk menyusui, Menyediakan tempat-tempat untuk menyusui yang memadai atau pojok laktasi, Mengkontrol penggunaan dan penyiapan sumbangan susu formula oleh tenaga

kesehatan, Jika ibu bayi tidak ada (meninggal), ibu sakit berat, atau ibu dapat menyusui lagi,

maka kepada bayi diberikan alternatif lain yaitu:

1. Mencari kemungkinan donasi ASI dari ibu yang sedang menyusui, 2. Khusus untuk bayi 0-6 bulan dapat diberikan susu formula, dengan

menggunakan cangkir dan tidak boleh menggunakan botol atau dot. Susu formula diberikan sesuai dengan petunjuk penggunaan,

3. Susu formula harus dipersiapkan dengan menggunakan air bersih. Apabila tidak tersedia air bersih dapat digunakan air kemasan.

4. Tidak dianjurkan diberikan makanan bentuk lain, 5. Susu kental manis tidak boleh diberikan pada bayi (<1 tahun).

Apabila bayi terpaksa diberikan susu formula, gunakan cangkir/gelas, jangan diberikan dengan botol dan dot, karena:

dalam botol dan dot sering tertinggal sisa susu bayi, sisa susu bayi menjadi tempat yang subur bagi tumbuhnya kuman sehingga membuat

bayi diare, batuk dan demam, bagian dalam botol dan dot sangat sulit sekali dibersihkan.

Page 12: Tugas individu ibu fitria masulili

 

Nutrisi pada Anak

Didalam pertumbuhan dan perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu baik faktor internal maupun faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal yang telah dikemukakan adalah nutrisi yang didapat oleh anak. Orang tua diharapkan mempunyai pemahaman yang tepat tentang nutrisi yang diperlukan anak untuk tumbuh dan berkembang, serta zat gizi yang dibutuhkan anak pada usia tertentu, sehingga dapat diberikan dengan cepat walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa lingkungan dan status social ekonomi keluarga sangat mempengaruhi ketersediaan nutrisi untuk anak.

Untuk itu perawat mempunyai kewajiban untuk membantu orang tua mendapatkan pemahaman dan keterampilan yang tepat dalam memberikan nutrisi pada anak sesuai dengan tahapan usianya. Semua makanan, khususnya untuk bayi dan anak kecil harus memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi. Ini dapat dicapai dengan menggunakan beragam bahan makanan. Perlu diperhatikan banhayak bahan makanan yang mempunyai volume terlalu besar untuk memenuhi energi dan zat gizi yang dibutuhkan, sehingga susunan bahan – bahan makanan tersebut harus seimbang.

Pada petugas kesehatan sebaiknya menganjurkan dan meningkatkan motivasi untuk tetap melestarikan pemberian air susu ibu (ASI) kepada bayinya. Anjurkan bagi pemberian makanan bayi dan motivasi pada keluarga sebaiknya diteruskan sampai si ibu memutuskan menerima atau menolak untuk memberikan ASI. Si ibu perlu mengetahui bagaimana memberikan makanan tambahan yang dapat disediakan di rumah untuk bayinya, paling tidak setelah umur 6 bulan.

Bagi golongan miskin jelas tidak bijaksana menganjurkan suplementasi makanan bayi dengan susu formula komersial. Oleh sebab itu dicarikan alternatif pembuatan makanan bayi yang memenuhi persyaratan gizi, akan tetapi mudah disiapkan di rumah tangga dengan cara yang sederhana dan higienis. Sehubungan dengan bervariasinya pangan yang tersedia serta kebiasaan makanan yang berbeda – beda, anjuran – anjuran sebaiknya disesuaikan dengan kondisi dan situasi setempat.

A.    DEFINISI

Nutrisi adalah keseluruhan berbagai proses dalam tubuh makhluk hidup untuk menerima bahan – bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan – bahan tersebut agar menghasilkan berbagai aktivitas dalam tubuhnya sendiri. Bahan – bahan tersebut dikenal dengan istilah nutrient (unsur gizi, yaitu : air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral) (Mary E. Back, 2000).

Nutrien adalah zat penyusun bahan makanan yang banyak diperlukan oleh tubuh untuk metabolisme, yaitu : air (H2O), protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral (FKUI (Edisi 1), 1985).

Nutrien adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh dan berkembang. Setiap anak mempunyai kebutuhan nutrien yang berbeda – beda dan anak mempunyai karakteristik yang khas dalam mengkonsumsi makanan atau zat gizi tersebut. Oleh karena itu, untuk menentukan makanan yang tepat pad anak, tentukan jumlah kebutuhan dari setiap nutrien,

Page 13: Tugas individu ibu fitria masulili

kemudian tentukan jenis bahan makanan yang dapat dipilih untuk diolah sesuai dengan menu yang diinginkan, tentukan juga jadwal pemberian makanan dan perhatikan porsi yang dihabiskannya (Yupi Supartini, 2004).

 B.     TUJUAN NUTRISI

Dalam melaksanakan pemberian makanan yang sebaik – baiknya kepada bayi dan anak, bertujuan sebagai berikut :

1. Memberikan nutrient yang cukup untuk kebutuhan dalam :

Memelihara kesehatan dan memulihkannya bila sakit.

Melaksanakan berbagai jenis aktivitas.

Pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta psikomotor.

1. Mendidik kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai dan menentukan makanan yang diperlukan (FKUI (Edisi 1), 1985).

2. C.    DAMPAK NUTRISI PADA TUMBUH – KEMBANG ANAK

Pemberian nutrisi pada anak tidak hanya semata – mata untuk memenuhi kebutuhan fisik atau fisiologia anak, tetapi juga berdampak pada aspek psikodinamika, perkembangan psikososial, dan maturasi organik. Berikut ini akan diuraikan dampak nutrisi pada aspek–aspek tersebut.

1. Dampak psikologis 1. Psikodinamika (Freud)

Pada anak usia bayi, pemenuhan kebutuhan yang utama adalah kebutuhan dasar melalui oral. Fase oral berhasil dilalui apabila anak mendapatkan kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan oral saat makan dan minum. Kebutuhan makn dan minum anak dipenuhi lingkungan, khususnya ibu, baik berupa air susu ibu (ASI) pada saat menyusui maupun makanan lumat. Dampak psikodinamika yang diperoleh bayi adalah kepuasaan karena terpenuhinya kebutuhan dasar dan kehangatan saat pemenuhan kebutuhan dasar tersebut.

1. Psikososial (Erikson)

Fase awal dari pertumbuhan dan perkembangan anak menurut pendekatan psikososial adalah tercapainya rasa percaya dan tidak percaya sebagai kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan tersebut. Makanan dapat merupakan stimulus yang dapat meringankan rasa lapar anak, dan memuaskan yang konsisten terhadap rasa lapar dapat mempengaruhi kepercayaan anak pada lingkungannnya, terutama pada keluarga.

1. Maturasi organic (Piaget)

Perkembangan organik yang dialami anak melalui makanan adalah pengalaman mendapatkan beberapa sensoris, seperti rasa atau pengecapan, penciuman, pergerakan, dan perabaan. Dengan demikian dikenalkan berbagai macam makanan, anak akan kaya dengan berbagai macam rasa, demikian juga dengan bertambah kayanya penciuman melalui bahan makanan.

Page 14: Tugas individu ibu fitria masulili

Selain itu, dengan makanan anak akan dapat meningkatkan keterampilan, seperti memegang botol susu, memegang cangkir, sendok, dan keterampilan koordinasi gerakan seperti menyuap dan menyendok makanan.

 

1. Dampak fisiologis

Dampak nutrisi pada anak yang terlihat jelas adalah terhadap pertumbuhan fisik anak. Selama intrauterine (di dalam uterus), asupan nutrisi yang adekuat pada ibu berdampak tidak hanya pada kesehatan ibu, tetapi lebih pada pertumbuhan janin. Dengan asupan nutrisi yang adekuat, dari hari ke hari kehamilan ibu bertambah besar dan sejalan dengan itu janin tumbuh dan berkembangsampai pada usia kehamilan yang matang, maka janin siap dilahirkan dengan berat badan, panjang badan dan pertumbuhan  organ fisik lainnya yang normal.

Terutama pada trimester ke pertama pada saat terjadi pertumbuhan otak, asupan nutrisi yang adekuat terutama protein akan mempengaruhi petumbuhan otak. Sebaliknya, apabila ibu tidak mendapt asupan gizi yang adekuat, bayi dapat lahir dengan berat badan rendah. Diet atau pembatasan makanan pada ibu selama masa kehamilan akan menurunkan berat badan bayi. Begitu juga setelah anak dilahirkan, asupan nutrisi yang tepat untuk bayi, toddler, prasekolah, usia sekolah, dan remaja akan sangat mempengaruhipada pertumbuhan fisik mereka, yaitu anak akan bertambat berat dan bertambah tinggi atau meningkat secara kuantitas.

(Yupi Supartini, 2000)

1. D.    JENIS – JENIS KEBUTUHAN NUTRIEN YANG DIPERLUKAN BAYI DAN ANAK

1. 1.      Air (H2O)

Air merupakan nutrien yang berfungsi menjadi medium untuk nutrien lainnya. Berikut ini adalah tabel kebutuhan anak usia bayi untuk pemenuhan kebutuhan terhadap air :

No. Usia Air per kg BB per hari (ml)1 3 hari 80 – 1002 10 hari 125 – 1503 3 bulan 140 – 1604 6 bulan 130 – 1555 9 bulan 125 – 1456 1 tahun 120 – 135

(Yupi Supartini, 2004)

 

Sekitan 65% dari bobot tubuh adalah air. Air ini merupakan unsur paling penting diantara semua nutrient dan terdapat baik dalam makanan padat maupun dalam minuman. Sejumlah kecil air dihasilkan oleh metabolisme. Air merupakan media tempat semua proses metabolisme berlangsung. Kehilangan air terjadi melalui udara pernafasan disamping itu

Page 15: Tugas individu ibu fitria masulili

lewat keringat, urine dan feses. Manusia dapat hidup berminggu – minggu tanpa makanan, namun tanpa air hidupnya hanya beberapa hari saja (Mery E. Beck, 2000).

 

1. 2.      Protein

Nilai gizi protein ditentukan oleh kadar asam amino esensial. Tedapat dua jenis protein, yaitu :

1)      Protein hewani : yang didapat dari daging hewan.

2)      Protein nabati : yang didapat dari tumbuh – tumbuhan.

Nilai gizi protein hewani lebih besar dari pada protein nabati dan lebih mudah diserap oleh tubuh. Walaupun demikian, kombinasi penggunaan protein hewani dan protein nabati sangat dianjurkan dalam pemenuhan protein yang seimbang (Yupi Supartini, 2004).

Fungsi protein merupakan konstituen penting bagi semua jaringan tubuh, yaitu :

1. Protein menggantikan protei yang hilang selama proses metabolisme yang normal dan proses pengauasan yang normal. Protei akan hilang dalam pembentukan rambut serta kuku, dan sebagai sel – sel mati yanfg lepas dari permukaan kulit serta traktus alimentarius, dan dan dalam sekresi pencernaan.

2. Protein menghasilkan jaringan yang baru. Jaringan baru terbentuk selama masa pertumbuhan, kesembuhan dari cidera, kehamilan dan laktasi.

3. Protein diperlukan dalam pembuatan protein – protein yang barudengan fungsi khusus didalam tubuh, yaitu : sebagai enzim, hormone dan hemoglobin.

4. Protein dapat dipakai sebagai sumber energi.

(Mary E. Beck, 2000)

 

1. 3.      Lemak

Pada dasarnya, lemak tidak banyak dibutuhkan dalam jumlah besar kecuali lemak esensial, yaitu asam linoleat dan asam arakidonat. Pada anak usia bayi sampai kurang lebih 3 bulan, lemak merupakan sumber gliserida dan kolesterol yang tidak dapat dibuat dari karbohidrat. Lemak berfungsi untuk mempermudah absorsi vitamin yang larut dalam lemak, yaitu vitamin A, D, E, dan K (Yupi Supartini, 2004).

Fungsi dari lemak, sebagai berikut (Mery E. Beck, 2000):

1)      Sumber energi, lemak dioksidasi di dalam tubuh untuk memberikan energi bagi aktivitas jaringan dan guna mempertahankan suhu tubuh.

2)      Ikut serta membangun jaringan tubuh., sebagian lemak masuk ke dalam sel – sel tubuh dan merupakan bagian esensial dari strutur sel tersebut.

Page 16: Tugas individu ibu fitria masulili

3)      Perlindungan. Endapan jaringan lemak di sekitar organ tubub yang penting akan mempertahankan organ tubuh dalam posisiny dan melindunginya terhadap rudapaksa.

4)      Penyekat (isolasi). Jaringan lemak subkutan akan mencegah kehilangan panas dari tubuh.

5)      Perasaan kenyang. Adanya leamak di dalam chime ketika lewat dalam duodenum mengakibatkan penghambatan peristaltis lambung dan sekresi asam, sehingga menunda waktu pengosongan lambung dan mencegah timbulnya rasa lapar.

6)      Vitamin larut – lemak. Membantu proses penyerapan dari dalam usus dan melarutkan vitamin – vitamin yang larut dalam lemak.

 

1. 4.      Karbohidrat

Karbohidrat adalah sumber tenaga pada anak. Bayi yang baru mendapat asupan makanan dari ASI akan mendapatkan 40% kalori dari laktosa yang dikandung dalam ASI. Pada anak yang lebih besar yang sudah mendapatkan makanan yang banyak mengandung tepung, seperti bubur susu, sereal, nasi tim, atau nasi. Apabila tidak mendapatkan asupan karbohidrat yang memadai untuk menghasilkan energi, tubuh akan memecah protein dan lemak cadangan dalam tubuh (Yupi Supartini,2004).

 

Dibawah  ini kebutuhan kalori untuk bayi dan anak (marlow, D.R dan Reeding, B.A, 1988) :

No. Usia Berat badan (kg)

Permukaan tubuh (m2)

Cal/kg

(kg)1 Neonatus 2,5 – 4 0,2 – 0,23 502 1mgg – 6bln 3 – 8 0,23 – 0,35 60 – 703 6 bln – 12 bln 8 – 12 0,35 – 0,45 50 – 604 12 bln – 24 bln 10 – 15 0,45 – 0,55 45- 505 2 thn – 5 thn 15 – 20 0,6 – 0,7 456 6 thn – 10 thn 20 – 35 0,7 – 1,1 40 – 457 11 thn – 15 thn 30 – 60 1,5 – 1,7 25 – 408 Dewasa 70 1,75 15 – 20

 

Fungsi karbohidrat dioksidasi di dalam tubuh agar menghasilkan panas dan energi bagi segala bentuk aktivitas tubuh.

1. 5.      Vitamin

Vitamin adalah sejumlah zat yang terdapat dalam makanan, yang berfungsi untuk mempertahankan fungsi tubuh (Marlow, D.R dan Reeding, B.A, 1988). Vitamin terbagi

Page 17: Tugas individu ibu fitria masulili

dalam dua bagian besar, yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak :

1)      Vitamin yang larut dalam air

Vitamin yang larut dalam air adalah vitamin B dan C yang tidak disimpan dalam tubuh, melainkan harus dikonsumsi melalui makanan tertentu., vitamin B mencakup vitamin B1, B2 dan B12. Berikut ini adalah fungsi – fungsi dari vitamin tersebut :

B1 :atau tiamin diperlukan tubuh untuk metabolisme karbohidrat dalam pembentukan energi (sebagai koenzim). Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan tubuh cepat merasa lelah, kurang nafsu makan, kerusakan pembuluh darah dan sel saraf.

B2 : atau riboflavin penting dalam metabolisme karbohidrat, asam amino, dan asam lemak yaitu sebagai koenzim dari flavin enzim. Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan tubuh merasa lelah sehingga kurang aktif dalam bekerjaserta dapat mengurangi ketajaman penglihatan.

      B12 : kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan anemia

 

2)      Vitamin yang larut dalam lemak

Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan K. Berikut ini peranan penting vitamin A,D, E, dan K dalam tubuh :

A : untuk pertumbuhan, penglihatan, reproduksi, dan pemilihan sel epitel

D : untuk penyerapan dan metabolisme kalsium dan fosfor, pembentukan tulang dan gigi.

E : untuk berbagai senyawa yang larut dalam lemak dan berperan dalam fetilisasi manusia.

K : untuk proses pembentukan darah dan mineral yang dibutuhkan tubuh adalah mineral makro, yaitu Ca, P, Mg, Na, dam K serta mineral mikro yaitu Fe dan Zn.

(Yupi Supartini, 2004)

 

1. 6.      Mineral

Unsur – unsur mineral terdapat di dalam jaringan tulang, gigi dan protein. Mineral merupakan unsur esensial bagi fungsi normal sebagian enzim dan sangat penting dalam pengendalian komposisi cairan tubuh. Unsur – unsur mineral di dalam tubuh kurang lebih 3% dari keseluruhan bibot tubuh. Sejumlah mineral yang terlibat dalam pelbagai proses tubuh : kalsium, fosfor, kalium/ potassium, sulfur/ belerang, natrium/ sodium, klor, besi fluor, tembaga, seng, yodium, kobalt, mangan, magnesium, kromium dan selenium.

 

Page 18: Tugas individu ibu fitria masulili

Fungsi mineral dalam tubuh ada 3, yaitu :

1)      Mineral merupakan konstituen tulang dan gigi, yang memberikan kekuatan serta rigiditas kepada jaringan tersebut, misalnya : kalsioum, fosfor dan magnesium.

2)      Mineral membentuk garam – garam yang dapat larut dan dengan demikian mengendalikan komposisi cairan tubuh.

3)      Mineral turut membangun enzim dan protein.

(Mery E. Beck, 2000)

1. E.     NUTRISI SESUAI TUMBUH KEMBANG ANAK 1. 1.      Kebutuhan nutrisi pada bayi

Bayi (0 sampai 24 bulan) memerlukan jenis makanan air susu ibu (ASI), susu formula, dan makanan padat. Kebutuhan kalori bayi antara 100–200 kkal/kgBB. Pada 4 bulan pertama, bayi lebih baik hanya mendapatkan ASI saja (ASI eksklusif) tanpa diberikan susu formula. Usia lebuh dari 4 bulan baru dapat diberikan makanan pendamping ASI atau susu formula, kecuali pada beberapa kasus tertentu ketika anak tidak bias mendapatkan ASI, seperti ibu dengan komplikasi postnatal, wanita hamil, menderita penyaki menular dan sedang dalam terapi steroid atau morfin.

(Yupi Supartini, 2004)

Berikut ini adalah pemberian nutrisi sesuai umur pada bayi dari lahir sampai12 bulan ( Menurut : FKUI, 1985 ):

1. Bayi baru lahir sampai umur 4 bulan

Bayi mulai disusukan sedini mungkin, langsung setelah lahir. Waktu dan lama menyusui disesuaikan dengan kebutuhan bayi (on demand). Hindarkanlah pemberian makanan tambahan seperti madu, air, larutan glukosa dan makanan prelakteal lainnya. Jika setelah disusukan kemidian ternyata bayi menjadi kebiruan dan sesak nafas, perlu difikirkan terhadap kemungkinan adanya kelainan seperti obstruksi atau fistula esophagus.

Selanjutnya bayi dapat diberikan buah–buahan (pisang) atau biscuit sejak usia 2 bulan sedangkan pemberian makanan lumat sampai lembik (bubur susu) pada usia 3 – 4 bulan, sesuai keperluan bayi masing – masing. Bayi akan lapar dan menangis terus bila ASI kurang dan hal ini juga akan terlihat dari pertumbuhan bayi yang tidak memuaskan.

Untuk mengatasi pertumbuhan, bayi perlu ditimbang secara berkala, yaitu bila mungkin dilakukan stiap hari pada munggu pertama, selanjutnya setiap minggu sampai akhir bulan pertama, kemudian setiap 2 minggu dalam bulan kedua dan ketiga dan seterusnya setiap bulan. Pada bulan keempat biasanya dimulai pemberian makanan padat, yaitu makanan lumat, misalnya bubur susu yang dapat dibuat dari tepung (beras, jagung atau  havermouth), susu dan gula.

Waktu yang untuk memberikan makanan lumat dapat dipilih yang sesuai, misalnya sekitar jam 09.00 dengan memperhatikan bahwa kira – kira 2 jam sebelumnya tidak diberikan apa –

Page 19: Tugas individu ibu fitria masulili

apa. Dengan demikian bayi menyusui dengan kebutuhannya, diberi bubur susu satu kali dan buah – buahan satu kali. Pada umur ini dapat pula diberikan telur ayam, akan tetapi perlu waspada terhadap kemungkinan alergi dengan gejala urtikaria. Bila terjadi hal ini, pemberian telur ditangguhkan. Biasanya setiap bayi sudah tahan terhadap telur pada usia 7 bulan keatas.

1. Bayi umur 5 – 6 bulan

Dapat diberikan 2 kali makanan bubur susu sehari, buah – buahan dan telur.

1. Bayi umur 6 – 7 bulan

Bayi dapat mulai diberikan nasi tim yang merupakan makanan lunak dan juga merupakan makanan campuran yang lengkap karena dapat dibuat dari beras, bahan makanan sumber protein hewani (hati, daging cincang, telur atau tepung ikan) dan bahan makanan sumber protein nabati yaitu tahu, tempe, sayuran hijau (bayam), buah tomat dan wortel. Dengan demikian nasi tim merupakan makanan yang mengandung nutrien yang lengkap bila dibuat dengan bahan – bahan tersebut.

Selama masa bayi makan nasi tim harus disaring terlebih dahulu untuk memudahkan menelannya dan tidak banyak mengandung serat – serat yang dapat mempersulit pencernaan.

1. Bayi umur 8 – 12 bulan

Bubur susu sudah dapat diganti seluruhnya dengan nasi tim, yaitu, pada pagi hari sebagai makan pagi, misalnya jam 09.00, pada siang hari sebagai makan siang sekitar jam 13.00 dan pada sore hari sebagai makan malam sekitar jam 17.00 – 18.00.

Bila bayi disusukan sesuai dengan anjuran yaitu melebihi masa 1 tahun, perlu diperhatikan kemingkinan timbulnya anoreksia terhadap makanan lin, sehingga anak akan kekurangan protein dan kalori, dan pada akhirnya menderita penyakit Malnutrisi Energi Protein (MEP). Pengaturan makan bayi yang berhasil pada masa bayi akan mempermudah kelancaran pengaturan makan pada usia selanjutnya.

Pada akhir masa bayi telah dibiasakan bayi menerima makanan 3 kali sehari,m yaitu pada waktu pagi (makan pagi), siang (makan siang), dan sore atau malam (makan malam). Selama masa bayi telur cukup diberikan sekali sehari, bila bayi tidak alergi. Telur dapat dimakan tersendiri setelah dimasak matang atau setengah matang atau dimakan bersama – sama dengan nasi tim.

 

Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada masa bayi meliputi Air Susu Ibu (ASI), susu formula, dan MP – ASI :

1)      Air susu ibu (ASI)

Dalam ASI terkandung antibody, pemberiannya mudah, murah dan praktis. Dengan pemberian ASI maka kebutuhan psikologis anak sekaligus terpenuhi karena saat memberikan ASI ibu dapat memelu dan mendekap anak sehingga anak merasa dan nyaman dalam pelukan ibunya.

Page 20: Tugas individu ibu fitria masulili

Manfaat ASI untuk bayi adalah melindungi dari penyakit infeksi, diare, dan alergi, mempererat hubungan dengan ibu, dan meningkatkan daya tahan ibu, sedangkan manfaat untuk ibu adalah memberikan kepuasan, lebih praktis, murah dan dapat menunda masa subur. Walaupun demikian, ada beberapa kendala dalam pemberian ASI, yaitu putting susu masuk ke dalam dan perasaan nyeri yang hebat karena putting susu terluka.

 

Kandungan zat gizi ASI (setiap 100 gram) :

Kalori              : 68 kalori

Protein             : 1,4 gram

Lemak             : 3,7 gram

Karbohidrat     : 7,2 gram

Zat kapur         : 30 gram

Fosfor              : 20 gram

Vitamin A       : 60 gram

Tiamin             : 30 gram

 

Zat kekebalan yang terdapat dalam ASI :

Immunoglobulin yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari infeksi.

Losozim yang dapat menghancurkan dinding sel bakteri.

Laktoperiksidase yang dapat membunuh Streptococcus.

Laktoferin yang dapat membunuh beberapa jenis organisme.

Sel darah putih yang dapat berfungsi sebagai fagositosis.

Zat anti staphylococcus yang dapat manghambat pertumbuhan staphylococcus.

 

Cara menilai kecukupan ASI dalam tubuh adalah dengan menilai komponen sebagai berikut :

a)      Berat badan lahir telah tercapai kembali sekurang – kurangnya pada akhir minggu kedua setelah lahir dan selama itu tidak terjadi penurunan berat badan lebih dari 10%.

Page 21: Tugas individu ibu fitria masulili

b)      Kurva pertumbuhan berat badan memuaskan dan menunjukkan kenaikan sebagai berikut :

Triwulan I                      : 150 – 250 gr/bulan Triwulan II                     : 500 – 600 gr/bulan Triwulan III                   : 350 – 450 gr/bulan Triwulan IV                   : 250 – 350 gr/bulan Atau usia 4 – 5 bulan     : dua kali berat badan lahir dan pada usia 1 tahun tiga kali

berat badan lahir.

c)      Penilaian subjektif, yaitu bayi tampak puas dan tidur nyenyak setelah disusui dan ibu merasakan tegangan payudara sebelum dan sesudah menyusui serta merasakan aliran ASI cukup deras.

(Yupi Supartini, 2004)

2)      Susu formula

Walaupun ASI adalah makanan utama pada bayi teritama usia 0 – 6 bulan, susu formula dapat dianjurkan untuk diberikan pada bayi di atas 6 bulan. Ada 4 klasifikasi susu formula, yaitu :

a)      Starting formula. Formula ini diberikan pada 6 bulan pertama usia bayi sampai dengan usia 1 tahun tahun sebagai pelengkap jenis makanan lain.

b)      Formula adaptasi. Formula ini diberikan dengan kompssosisi mendekati ASI sebagai adaptasi.

c)      Formula lanjutan. Formula ini diberikan setelah bayi berusia di atas 6 bulan sebagai makanan tambahan.

d)     Medical formula (formula khusus). Formula ini khusus diberikan untuk bayi dengan kondisi khusus, seperti bayi premature, bayi dengan kelainan metabolik kongenital atau bayi dengan intoleransi terhadap formula biasa.

(YupiSupartini, 2004)

3)      Makanan Pendamping – ASI

Saat mulai diberikan MP – ASI tersebut harus disesuaikan dengan maturitas saluran pencernaan bayi dan kebutuhannya. Sebaiknya MP – ASI mulai diberikan pada umur 4 – 6 bulan. Pada bulan pertama sebaiknya bayi hanya mendapat ASI (Exclusive Breast Feeding = ASI ekslusif). Hal ini erat dengan 4 – 6 bulan, abyi sudah mampu malakukan koordinasi mengisap, menelan, dan  siap mengisap makanan yang cair saja. Disamping itu ASI masih mencukupi kebutuhan bayi asampai 4 – 6 bulan pertasma kehidupan.

Alasan pemberian MP – ASI dimulai sejak pada umur 4 – 6 bulan (menurut : Soetjiningsih, 2002), adalah :

Page 22: Tugas individu ibu fitria masulili

1. Kebutuhan energi bayi untuk pertumbuhan dan aktivitas dan aktivitas makin beratambah, sedangkan produiksi ASI relative tetap. Sehingga diperlukan tambahan makanan selain ASI yang dumulai pada umur 4 – 6 bulan untuk membiasakan bayi makan makanan lain selain ASI.

2. Pada umur 4 bulan tersebut, bayi sudah mengeluarkan air liur lebih banyak dan produksi enzim amilase lebih banyak pula. Sehingga bayi siap menerima makanan lain selain ASI.

3. Bayi sudah bisa menutup mulutnya dengan rapat dan menggerakkan lidah ke muka belakang. Apabila makanan disuapkan ke dalam mulutnya, maka lidah bayi dapat memindahkan makanan tersebut ke arah belakang dan menelannya. Pada saat bayi diberi kesempatan mempraktekkan kepandaiannya tersebut dengan memberikan makanan lumat.

Dengan bertambah matangnya kemampuan oromotor, bayi umur 6 – 9 bulan mulai belajar mengunyah dengan menggerakkan rahang ke atas dan kebawah, sehingga dapat diberikan makanan yang lebih kasar.  Dengan kemampuan motorik halus dimana pada awalnya bayi memegang dengan kelima jari tangannya kemudian umur 9 bulan bayi sudah dapat menjimpit, maka untuk mengembangkan kemampuan tersebut, bayi dapat diberikan makanan yang dapat dipegang sendiri atau makanan kecil yang dapat dijimpit.

Pada umur 6 – 7 bulan bayi sudah dapat duduk, sehingga dapat diberikan makanan dalam posisi duduk. Pada umur 6 – 9 bulan bibir bayi sudah dapat mengatup rapat pada cangkir, sehingga dapat dilatih minum memakai cangkir/ gelasyang dipegang oleh orang lain.

4)      Pengaturan makanan untuk bayi dan anak sehat

Berikut ini adalah beberapa pengaturan makanan untuk bayi dan anak sehat :

1. Untuk bayi, makanan utama adalah ASI ditambah makanan pelengkap.

Pada usia 0 – 4 bulan, ASI harus langsung diberikan sesaat setelah melahirkan hindari pemberian makanan tambahan seperti madu, glukosa dan makanan pralakteal lainnya. Pada usia di atas 4 bulan boleh diberikan makanan luamat berupa bubur susu 1 kali dan buah 1 kali.

Untuk bayi usia 5 – 6 bulan diberikan 2 kali bubur susu, buah – buahan dan telur.

Untuk bayi usia 6 – 7 bulan dapat dimulai dengan pemberian nasi tim dengan campuran antara beras, sayuran dan daging atau ikan.

Bayi umur 8 – 12 bulan diberikan nasi tim dengan frekuensi 3 kali sehari, dan bubur susu tidak diberikan lagi.

1. Makanan padat. Makanan padat mulai diberikan pada usia di atas 4 bulan, saat bayi mulai belajar duduk, kuat menahan leher dan kepalanya, serta dapat menyatakan keinginannya.

 

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian makanan padat :

Page 23: Tugas individu ibu fitria masulili

Bayi telah siap menerima makanan dalam bentuk padat

Berikan makanan padat sesuai dengan kemampuan anak mengunyah.

Observasi tanda alergi makanan (misalnya : kulit merahflatus terus, perubahan konsistensi feses).

Kenalkan jenis makanan untuk satu waktu.

Bila bayi berasal dari keluarga vegetarian atau hanya memakan sayuran saja, maka tambahkan zat besi (Fe).

Apabila jumlah makanan yang dikonsumsi lebih banyak, asupan susu harus dikurangi.

Biarka bayi mencoba mengenal cara makan (misalnya memainkan sendoknya)

Jangan terburu – buru dalam memberikan makanan, terutama makanan padat.

Berikan makanan secara bertahap (misalnya 1 atau 2 sendok di hari pertama kemudian meningkat menjadi 3 – 4 sendok pada hari berikutnya dan seterusnya).

Berikan makanan pada saat anak lapar.

 

1. 2.      Kebutuhan nutrisi pada anak usia toddler

Anak usia toddler mempunyai karakteristik yang khas, yaitu bergerak terus, tidak bisa diam dan sulit untuk diajak duduk dalam waktu yang relatif lama. Selain itu, pada usia 12 sampai 18 bulan pertumbuhan sedikit lambat sehingga kebutuhan nutrisi dan kalori. Kebutuhan kalori kurang lebih 100 kkal per kg berat badan (BB).

Karakteristik terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak usia toddler :

a)      Anak sukar atau kurang mau makan.

b)      Nafsu makan anak sering kali berubah yang mungkin pada hari ini makannya cukup banyak dan pada hari berikutnya makannya sedikit.

c)      Biasanya anak menyukai jenis makanan tertentu.

d)     Anak cepat bosan dan tidak tahan makan sambil duduk dalam waktu lama.

 

Anjurkan untuk orang tua dalam kaitannya dengan karakteristik tersebut :

1)      Ciptakan lingkungan makan yang menyenangkan, misalnya memberi makan sambil mengajaknya bermain.

Page 24: Tugas individu ibu fitria masulili

2)      Beri kesempatan anak untuk belajar makan mandiri. Jangan berharap anak dapat makan dengan rapi sebagaimana anak yang lebih besar karena usia toddler belum mampu melakukannya.

3)      Jangan menuruti kecenderungan anak untuk hanya menyukai satu jenis makanan tertentu. Kenalkan selalu dengan jenis makanan baru.

4)      Berikan makanan pada saat masih hangat dengan porsi yang tidak terlalu lancer.

5)      Kurangi frekuensi minum susu. Dianjurkan untuk memberikan 2 kali sehari saja.

 

1. 3.      Kebutuhan nutrisi pada anak usia pra sekolah

Anak usia Pra Sekolah mengalami pertumbuhan sedikit lambat. Kebutuhan kalorinya adalah 85 kkal/kgBB. Beberapa karakteristik yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang perlu diperhatikan pada anak Prasekolah adalah sebagai berikut :

1)      Nafsu makan berkurang.

2)      Anak lebih tertarik pada aktivitas bermain dengan teman atau lingkungannya dari pada makan.

3)      Anak mulai senang mencoba jenis makanan baru.

4)      Waktu makan merupsksn kesempatan yang baik bagi anak untuk belajar dan bersosialisasi dengan keluarga.

 

Anjuran untuk orang tua dalam kaitannya dengan karakteristik tersebut  :

a)      Pertahankan kebiasaan makan yang baik dengan cara mengajarkan anak mengenal nutrisi, misalnya dengan menggambar atau melakukan aktivitas bermain yang lain.

b)      Apabila makanan yang dikonsumsi cenderung sedikit, berikan dengan frekuensi lebih sering, yaitu 4 sampai 5 kali sehari. Apabila memberikan makanan padat, seperti nasi  3 kali sehari, berikan makanan ringan di antara waktu makan tersebut. Susu cukup diberikan 1 – 2 kali sehari.

c)      Izinkan anak untuk membentu orang tua menyiapkan makanan dan jangan terlalu banyak berharap anak dapat melakukannya dengan tertib dan rapi.

d)     Fasilitasi anak untuk mencoba jenis makanan baru. Makanan baru tidak harus yang berharga mahal, yang penting memenuhi gizi seimbang.

e)      Fasilitasi anak untuk dapat mengekspresikan ide, pikiran, serta peraasaannya saat makan bersama dan fasilitasi anak untuk berinteraksi secara efektif dengan Anda atau anggota keluarga lainnya.

Page 25: Tugas individu ibu fitria masulili

 

1. 4.      Kebutuhan nutrisi pada anak usia sekolah

Anak usia sekolah mempunyai lingkungan social yang lebih luas selain keluarganya, yaitu lingkungan sekolah tempat anak belajar mengembangkan kemampuan kognitif, interaksi social, nilai moral dan budaya dari lingkungan kelompok teman sekolah dan guru. Bahkan bermain dengan teman sekolah dirasakan anak sebagai sesuatu yang lebih menyenangkan dari pada bermain di lingkungan rumah. Pertumbuhan anak tidak banyak mengalami perubahan yang berarti, sehingga kebutuhan kalori anak usia sekolah adalah 85 kkal/kgBB.

Beberapa karakteristik yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang perlu diperhatikan pada anak usia sekolah adalah sebagai berikut :

1)      Anak dapat mengatur pola makannya sendiri.

2)      Adanya pengaruh teman atau jajanan di lingkungan sekolah dan di lingkungan luar rumah serta adanya reklame atau iklan makanan tertentu di televisi yang dapat mempengaruhi pola makan atau keinginannya untuk mencoba makanan yang belum dikenalnya.

3)      Kebiasaan menyukai satu makanan tertentu berangsur – angsur hilang.

4)      Pengaruh aktivitas beramain dapat menyeababkan keinginan yang lebih besar pada aktivitas bermain dari pada makan.

 

Anjuran untuk orang tua dalam kaitannya dengan karakteristik tersebut :

a)      Motivasi orang tua untuk membiasakan anak dengan pola makan yang baik.

b)      Motivasi anak untuk tetap menyukai jenis makanan yang baru.

c)      Jelasakan pada anak bahwa waktu makan bersama keluarga adalah lebih baik dari pada bermain karena saat itu dapat menjadi kesempatan bagi anak untuk berkonsultasi dengan orang tua dan bagi orang tua untuk mengetahui pengalaman yang diperoleh anak di sekolah dan di lingkungannya.

d)     Fasilitasi orang tua untuk tidak membiasakan anak mendapat jajanan di sekolah ataupun di lingkungan luar rumah karena belum tentu sehat dan hal itu bukan pola kebiasaan yang baik bagi anak. Anjurkan untuk selalu menyediakan makanan kecil untuk dibawa ke sekolah maupun disediakan di rumah.

 

1. 5.      Kebutuhan nutrisi pada anak usia remaja

Usia remaja adalah fase anak tumbuh dan berkembang sangat cepat. Anak perempuan usia 11 tahun sudah memasuki prapubertas dan anak laki – laki pada usia 12 tahun. Untuk memenuh kebutuhan perkembangan yang sangat cepat tersebut, anak membutuhkan nutrisi esensial,

Page 26: Tugas individu ibu fitria masulili

yaitu lebih banyak protein, karbohidrat, vitamin, danm mineral. Apabila pemenuhan kebutuhan nutrisi anak kurang, hal itu akan mempengaruhi pertumbuhan dan kematangan seks anak.

Kebutuhan kalori anak dipengaruhi oleh waktu pencapaian anak untuk masuk fase prapubertas. Jadi, anak perempuan lebih dini memerlukan peningkatan kalori dibandingkan dengan anak laki – laki, sedangkan untuk aktivitas fisik, anak laki – laki memerlukan 60 kkal per kg BB dan anak perempuan 50 kkal per kg BB.

Beberapa karakteristik yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang perlu diperhatikan pada anak usia remaja adalah sebagai berikut :

1)      Besarnya pengaruh kelompok atau geng akan mempengaruhi pola kebiasaan makan anak.

2)      Anak sering kali tidak sempat makan di rumah karena banyak aktivitas di luar rumah baik di sekolah, kelompok, klub olahraga, maupun kegiatan kelompok lainnya.

3)      Kareana perubahan aktivitas yang lebih banyak memakan waktu di luar ruamah, biasanya anak lebih menyukai makanan ringan.

4)      Anak memasuki fase pubertas sehingga mereka mulai memperhatian bentuk badannya. Pada beberapa anak perempuan, hal ini akan mempengaruhi pola makannya yang diatur dan dibatasi karena takut kegemukan. Sebaliknya, stress yang dialami dapat juga menyebabkan anak mencari pelarian pada makanan, sehingga mengkonsumsi makanan secara berlebihan apabila anak tidak mempunyai kemampuan koping yang positif.

 

Anjuran untuk remaja dalam kaitannya dengan karakteristik tersebut adalah :

a)      Motivasi anak remaja untuk tetap mempunyai pola makan yang teratur.

b)      Fasilitasi orang tua untuk cermat mengamati pemenuhan kebutuhan nutrisi anak remaja terutama apabila anak terlalu banyak beraktivitas di luar rumah untuk mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler atau aktivitas sosial.

c)      Apabila anak menyukai makanan ringan, anjurkan orang tua untuk dapat memilihkan jenis makanan ringan yang bergizi.

d)     Kalau diperlukan, anjurkan orang tua berkonsultasi kepada ahli yang berkaitan dengan masalah nutrisi anak remaja.

(Yupi Supartini, 2004)

1. F.     NUTRISI PADA WAKTU ANAK SAKIT

Para perawat harus memperhatikan berapa banyak makanan yang dimakan oleh anak. Anak yang tidak menghiraukan jumlah makannya, suka memilih-milih makanan atau tidak dapat makan dengan jumlah memadai sering tidak diketahui oleh perawat. Pasien-pasien ini harus

Page 27: Tugas individu ibu fitria masulili

segera di kenali harus  diawasi setiap makanan yang masuk dan diberikan diet yang sesuai dengan suplementasi nutrient yang diperlukan.

Perawat harus memberikan perhatian pada penyajian suatu hidangan maupun pada kandungan nutrient dalam hidangan tersebut. Anak yang selera makannya jelek cenderung memakan hidangan yang tampak menarik dan menggoda selera. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan yaitu :

1. Makanan dihidangkan pada saat-saat yang tepat2. Menu rumah sakit harus memberikan hidangan yang gizinya memadai dan memenuhi

selera anak3. Peralatan makan harus menarik perhatian anak4.  Penyajian harus menarik5. Pasien yang selera makannya kurang diberikan hidangan dengan porsi kecil-kecil.6. Pertimbangkan kesenangan dan ketidaksukaan pasien terhadap jenis-jenis makanan

tertentu7. Makanan harus dapat dimakan dengan mudah jangan yang keras/alot.

 

1. 1.      Gambaran Umum

Tingkat morbiditas anak 0 – 24 bulan sangat tinggi di kedua lokasi studi. Pada setiap saat sepertiga sampai separuh dari anak umur 0 – 24 bulan menderita diare, ISNA atau penyakit lainnya.

Meskipun semua kelompok umur anak 0 – 24 bulan menderita berbagai penyakit tersebut, tetapi angka morbiditas tertinggi ditemui pada kelompok usia 9  –  24 bulan.

Di lokasi studi, anak – anak dari kelompok gizi kurang menderita sakit lebih sering dari pada anak – anak kelompok gizi baik.

Keadaan gizi anak mulai menurun pada saat anak menderita sakit berulang hal ini karena tidak tepatnya pemberian makanan pada waktu dan setelah anak sembuh dari sakit.

 

1. 2.      Pemberian ASI (Air susu ibu)

Pemberian ASI ditemukan pada waktu menderita diare dan penyakit lainnya. Hal ini disebabkan karena ASI dianggap dapat membantu penyembuhan penyakit anak.

Di Jawa Timur, ibu menyusui minum jamu bila anak sakit, karena ibu beranggapan bahwa jamu tersebut selain dapat memperlancar ASI juga mempengaruhi terhadap kesembuhan anak.

 

1. 3.      Pemberian MP (Makanan pendamping) – ASI

Page 28: Tugas individu ibu fitria masulili

Bila anak yang menderita sakit keras masih menyusu, ibu–ibu hampir selalu tidak memberikan MP–ASI kepada anak tersebut karena :

Ibu beranggapan anak tidak mau makan. Ibu percaya MP–ASI, khususnya makanan yang digoreng  dan makanan yang pedas

dapat memperburuk kondisi anak.

 

Anak yang lebih tua (dalam usia menjelang 2 tahun) kadang–kadang diberikan makanan yang sangat lunak waktu anak tersebut menderita diare, tetapi porsinya sedikit sekali dan bila anak tersebut sudah memperlihatkan tanda – tanda kesembuhan. “Ibu – ibu menyadari bahwa perlu upaya untuk nenperbaiki makanan selama dan setelah anak sembuh dari sakit. Untuk menghindari kondisi anak menjadi semakin lemah dan anak menjadi kuat kembali”.

Seringnya penyakit yang menyerang anak pada umur 0 – 24 bulan, merupakan suatu factor penyebab yang penting terjadinya keadaan gizi yang kurang. Cara yang terbaik adalah ibu perlu melanjutkan pemberian ASI, memberikan makanan minimal makanan yang berlemak dan kalori tinggi, selain itu menambah jumlah makanan ssesudah anah sembuh. Pemberian ASI, MP – ASI perlu diteruskan dengan catatan bentuknya lebih lunak dan diberikan sering,

Hambatan untuk hal tersebut tidak begitu berat kecuali hanya dari ibu yang tidak berusaha agar anak mau makan selama anak sakit anjurkan dilakukan dengan memperhatikan perlunya mencegah menjadi lemah dan diusahakan agar anak menjadi lebih kuat. (Suhardjo,1992).

 

1. G.    TOTAL PARENTERAL NUTRITION ( TPN )

Nutrisi parenteral diberikan hanya kalau pasien tidak dapat menerima makanannya lewat jalur enteral (pemberian nutrisi ke dalam saluran pencernaan lewat selang lambung, jejunostomi atau gastrostomi).

TPN diberikan pada kondisi bayi yang lahir dengan berat badan rendah, atau kondisi lain seperti yang mengalami chronic intestinal obstruction, diare, irradiation, penyakit terminal (Thompson’s, 2001).

1.  Nutrisi Parenteral Jangka Pendek & Jangka Panjang :

Nutrisi parenteral sebaiknya dimulai seawal mungkin: Bila saluran cerna harus diistirahatkan untuk waktu singkat, maka dapat diberikan nutrisi parenteral jangka. pendek. Tapi bila diperlukan, dapat diberikan nutrisi parenteral jangka panjang yang penting jangan biarkan tubuh dalam keadaan “puasa” terlalu lama.

Pada keadaan puasa, baik sengaja atau tidak, akan terjadi mekanisme pengaturan tubuh untuk mempertahankan fungsi-fungsi vital selama mungkin. Penyesuaian ini menjamin penyediaan dari bahan nutrisi yang penting, walaupun dalam jumlah terbatas

 

Page 29: Tugas individu ibu fitria masulili

 

2.  Tujuan utama pemberian nutrisi secara parenteral ialah :

Mempertahankan sirkulasi Mencukupi dan mempertahankan keseimbangan air, asam amino, dextrose, vitamin,

mineral dan elektrolit Mencegah dan mengganti kehilangan jaringan tubuh (katabolisme) dan Mengurangi morbiditas dan mortalitas

                                                   

3.  Cara pemberian nutrisi parenteral :

1. Pada bayi

–        Dapat diberikan melalui vena – vena perifer pada kepala atau pada ekstremitas.

–        Bila terpaksa, pada anak yang agak besar dapat juga diberikan melalui vena subklavia.

1. Pada orang dewasa

–        Dapat diberikan melalui vena perifer, lemak glukosa dan asam amino dapat diberikan secara terpisah maupun digabungkan. Infuse sebaiknya tidak lebih lama dari 8 – 12 jam/hari, untuk mencegah terjadinya infeksi mekanis dan thromboflebitis.

–        Dapat juga diberikan melalui vena sentral, biasanya dipakai vena subklavia. Bila tidak ada komplikasi maka infuse dapat dipakai  terus selama 4 minggu.

Pasien yang sedang diberikan TPN harus sering dievaluasi karena bisa terlepas. Komplikasi dari terapi ini sangat serius, sehingga setiap 24 jam bagian bag, IV tubing, filter (jika digunakan) harus diganti untuk mencegah infeksi. Kontaminasi dari selang dapat mengakibatkan trombosis, extravasation, metabolic complications (ex : Hyperglikemia, osmotic diuresis), azotemia (Thompson’s, 2001).

 

1. 4.      Nutrisi Parenteral Total (TPN) pada Bayi Prematur

Bayi prematur masih merupakan masalah yang penting dalam bidang perinatologi, karena berkaitan dengan kejadian mortalitas dan morbiditas masa neonatus. Bayi prematur adalah bayi yang dilahirkan dengan usia kehamilan di bawah 37 minggu. Berdasarkan kurva pertumbuhan intrauterin dan Lubchenko, maka kebanyakan bayi prematur akan dilahirkan dengan berat badan yang rendah (BBLR). BBLR dibedakan atas berat lahir sangat rendah (BLSR), yaitu bila < 1500 gram, dan berat lahir amat sangat rendah (BLASR), yaitu bila < 1000 gram.

Tujuan pemberian NPT adalah memberikan nutrien yang cukup untuk menyokong pertumbuhan ekstrauterin tanpa menyebabkan efek yang merugikan terhadap pertumbuhan

Page 30: Tugas individu ibu fitria masulili

dan fungsi sistem organnya. Pemberian nutrisi parenteral baik total maupun parsial bukanlah tindakan yang rutin dilakukan pada bayi prematur.

NP (Nutrisi Parenteral) harus diberikan untuk pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi dengan adekuat secara enteral. NPT diberikan bila saluran cerna tidak dapat digunakan karena malformasi intestinal, bedah saluran cerna, sangkaan enterokolitis nekrotikan, distress pernapasan, atau keadaan dimana saluran cerna tidak mampu melakukan fungsi digesti dan absorbsi. Bayi prematur dengan BLSR diberikan NPT dengan pertimbangan sebagai berikut:

a)      Sebagian besar BBLSR dilahirkan dengan usia kehamilan < 32 minggu. Mereka mempunyai kebutuhan gizi yang khusus karena cepatnya laju pertumbuhan dan fungsi yang belum matang.

b)      Cadangan energi terbesar tubuh adalah bentuk lemak yang memberikan energi sebesar 9 kal/gram. Sesuai dengan pola pertumbuhan intra uterin dimana pembentukan otot dan jaringan lemak bawah kulit pada trimester akhir kehamilan, maka energi dalam bentuk hidrat arang dan lemak pada bayi prematur cenderung akan kurang. Demikian juga pada bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah10. Tubuh bayi matur mengandung 15% lemak dan bayi prematur dengan berat 1 kg hanya mengandung 2,3%.

c)      Memberikan nutrisi yang optimal pada bayi-bayi ini sangat penting dan menentukan bagi keberhasilan tumbuh kembang selanjutnya. Bayi yang mendapat nutrisi tidak adekuat akan mengalami penghentian pertumbuhan otak dan berisiko untuk kerusakan otak permanen. Ini telah dibuktikan dengan hasil otopsi terhadap otak bayi kurang gizi yang memperlihatkan berkurangnya jumlah sel dan defisiensi kandungan lipid serta phospholipid. NPT dapat menyokong pertumbuhan bayi BBLSR dengan adekuat.

d)     Proses pemberian makanan melalui mulut memerlukan pengisapan yang kuat, kerjasama antara menelan dan penutupan epiglotis serta uvula dari laring maupun saluran hidung, juga gerak esophagus yang normal1. Bayi yang dilahirkan pada usia kehamilan 29 – 30 minggu akan mulai mengisap beberapa hari setelah lahir. Koordinasi yang baik antara mengisap dan menelan biasanya tidak tampak sampai usia kehamilan 33 – 34 minggu.

e)      Aktivitas esofagus yang terorganisir belum berkembang sampai usia kehamilan 34 minggu. Gelombang tekanan lambung adalah lanjutan dari peristaltik esofagus. Pemeriksaan gerakan lambung difokuskan pada pengosongan lambung. Kombinasi tekanan yang rendah dan relaksasi esofagus yang panjang memudahkan terjadinya refluks esofagus.

f)       Saluran cerna bayi baru lahir harus mampu untuk melaksanakan fungsinya, antara lain fungsi digesti dan absorbsi nutrien, mempertahankan keseimbangan cairan, serta fungsi proteksi terhadap toksin dan alergen. Tergantung dari tingkat prematuritasnya, kemampuan ini terbatas. Aktivitas amilase yang diperlukan untuk digesti karbohidrat belum terdeteksi pada prematur dan masih rendah sampai bayi berusia 4 bulan.

 

 

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian NPT:

Page 31: Tugas individu ibu fitria masulili

1. Energi

Kebutuhan nutrisi pada neonatus diketahui bervariasi menurut berat lahir dan usia kehamilan, cara pemberian, serta perubahan metabolik yang disebabkan oleh penyakit. Bayi prematur hanya mempunyai sedikit cadangan energi karena kurangnya cadangan glikogen pada hati dan lemak bawah kulit. Dengan demikian, jika dibandingkan dengan bayi yang matur maka kebutuhan energinya jauh lebih besar, terutama karena pertumbuhannya yang pesat dan imaturitas fisiologiknya.

Kebutuhan energi BBLSR dibagi menjadi dua komponen penting, yaitu kebutuhan untuk pemeliharaan fungsi tubuh dan kebutuhan untuk tumbuh. Kebutuhan untuk pemeliharaan fungsi tubuh antara lain meliputi metabolisme basal, aktivitas otot, regulasi suhu tubuh SDA (Spesific Dynamic Action), dan ekskresi. Kebutuhan energi untuk tumbuh berhubungan dengan kandungan energi dari jaringan dan tergantung pada komposisi jaringan baru yang disintesa. Bayi yang mendapat NPT tumbuh pada masukan energi yang lebih rendah, karena kehilangan energi fekal dan SDA lebih sedikit, sehingga mengurangi pelepasan energi.

Pemberian energi parenteral 50 kkal/hari telah cukup untuk memenuhi kebutuhan pemeliharaan. Untuk sintesa jaringan, diperlukan 10 – 35 kkal/kgbb/hari, sedangkan untuk cadangan nutrien jaringan 20 – 30 kkal/kgbb/hari tergantung dari komposisi jaringan baru tersebut.

 

1. Jumlah cairan:

Volume cairan ekstraseluler pada bayi prematur lebih tinggi dibandingkan dengan bayi cukup bulan. Bayi prematur pada minggu pertama sesudah lahir akan kehilangan carian ekstraseluler dengan cepat yang menyebabkan penurunan berat badannya. Kebutuhan cairan pada bayi prematur dapat meningkat atau menurun, tergantung pada lingkungannya. Kebutuhan meningkat pada keadaan seperti: memerlukan perawatan dengan radiant warmer, inkubator, fototerapi, mengalami distres pernapasan, keadaan hipermetabolik, diare, atau mendapat pengobatan furosemid.

Kebutuhan menurun pada keadaan bayi dirawat dengan doble walled incubator, di ruangan dengan kelembaban tinggi, atau mengalami oliguria. Tubuh kehilangan cairan melalui jalur renal dan ekstrarenal. Jalur ekstrarenal terdiri atas kehilangan air yang tidak terasa (kehilangan air insensibel) melalui kulit (transpidermal) dan melalui paru. Kehilangan ini meningkat karena aktivitas, stres respirasi, kelembaban udara rendah, atau temperatur tinggi.

Penelitian pada BBLSR 26 – 29 minggu kehilangan berat rata-rata pada minggu pertama berkisar 12 – 15% dari berat lahirnya. Hal ini karena kehilangan cairan transepidermal, sekunder terhadap stratum korneum yang belum terbentuk sempurna. Masa gestasi maupun masa pascanatal mempunyai efek pada cairan transepidermal.

Cara efektif mengurangi kehilangan cairan insensibel dengan membungkus bayi, ruangan dengan kelembaban tinggi, memakai incubator dobel walled. Apabila bayi dirawat dalam inkubator dengan kelembaban maksimal maka kebutuhan cairannya sama dengan bayi cukup bulan, yaitu 60 – 80 ml/kgbb/hari, yang bertambah secara bertahap sampai 100 – 120 ml/kgbb/hari sesudah minggu pertama4. Cairan parenteral awal dapat diberikan Dekstrose

Page 32: Tugas individu ibu fitria masulili

5% atau Dekstrose 10%. Sebagai acuan pemenuhan kebutuhan cairan pada BBLR dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

 

Tabel : Rekomendasi Kebutuhan Cairan Parenteral Awal untuk Bayi BBLR

Tipe tempat tidur

Berat badan600-800801-10001001-1500 1501-2000

Radiant warmer

120 90 75 65

Incubator 90 75 65 55Lain-lain 70 55 50 45

Penatalaksanaan Nutrisi Parenteral

Ada dua macam rute pemberian NPT yang sudah dikenal luas, yaitu rute perifer dan rute sentral, namun pada bayi ada satu rute lagi yang bisa diberikan, yaitu rute arteri umbilikalis. Pada pemberian melalui rute periferal, biasa digunakan vena di tungkai atau di kepala. Jalur ini dipilih bila pemberian dalam waktu singkat (< 2 minggu), status hemodinamik baik, osmolalitas cairan yang diberikan tidak tinggi, dan tidak ada pembatasan pemberian cairan.

Pada bayi prematur, pemberian melalui rute perifer sulit untuk memenuhi kebutuhan kalori karena cairan dibatasi tidak melebihi 130 ml/kgbb/hari; konsentrasi dextrose kurang atau sama dengan 12,5%, sehingga kalori yang dapat diberikan adalah 80 kkal/kgbb/hari. Komposisi nutrien yang  diberikan melalui jalur perifer dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel . Komposisi pemberian NPT melalaui vena periferKomponen Jumlah per hari (per kgbb)Sumber Nitrogen: protein 2,5–3,0 gKristalin hidrolisatAsam amino campuranKalori sekitar 75Glukosa 10-15gLemak 0,5-3,0gMineral dan elektrolitNatrium 3-4 mEqKalium 2-4 mEqKalsium 1-4 mEqMagnesium 0,25 mEqFosfor 1,36 mEqZinc 150-300 mEqCopper 20-40 ugVitamin: Multivitamin 1-3 ml/hariVolume 150 ml

 

Page 33: Tugas individu ibu fitria masulili

Untuk mendapatkan masukan kalori yang tinggi harus digunakan cairan infus dengan konsentrasi yang tinggi, dengan risiko osmolalitas yang tinggi, lebih dari 1000 mmol Osmol/l. Ini dapat dilakukan dengan jalur vena sentral. Komposisi yang diberikan melalui vena sentral dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

 

Tabel 5. Komposisi pemberian NPT melalui vena sentralKomponen Jumlah per hari (per kgbb)Sumber Nitrogen: protein 2,5-3,0 gKristalin hidrosatAsam amino campuranKalori 115-125Glukosa 20–30 gLemak 0,5–3,0 gMineral dan elektrolitNatrium 3–4 mEqKalium 2–4 mEqKalsium 1–4 mEqMagnesium 0,25 mEqFosfor 1,36 mmolZinc 150–300 mEqCopper 20–40 ugVitamin: Multivitamin 1–3 ml/hariVolume 120 ml

 

Untuk mencapai vena sentral dapat dengan cara perkutan atau dengan cara pemotongan vena. Venajugularis dan vena subclavia adalah yang paling sering digunakan. Cara perkutan untuk vena subclavia tidak dianjurkan pada bayi karena sering terjadi komplikasi. Perawatan yang teratur dan berhati-hati sangat penting pada pemakaian kateter vena sentral agar terhindar dari komplikasi, aman, dan dapat digunakan dalam jangka panjang. Tidak dibolehkan memberikan selain cairan nutrien melalui kateter ini, seperti memberikan darah atau mengambil sampel darah.

Pemakaian jalur arteri umbikal masih kontroversial, sebagian setuju dan sebagian tidak. Pada kelompok yang setuju, penggunaannya praktis karena lebih mudah melakukannya, terutama pada bayi kecil. Pada kelompok yang tidak setuju, mengemukakan alasan karena banyak terjadi trambosis aorta dan arteri iliaca serta hipertensi portal. Penggunaan heparin 1 U/ml pada cairan infus mengurangi kejadian phlebitis dan thrombosis pada vena sentral serta perifer.

 

Komplikasi

Pada pemberian NPT sering dijumpai komplikasi. Komplikasi dapat berupa infeksi mekanik dan metabolik. Komplikasi infeksi terjadi sehubungan dengan terkontaminasinya bahan infusan saat pencampuran atau akibat kurangnya tindakan aseptik pada saat pemasangan

Page 34: Tugas individu ibu fitria masulili

kateter intravena. Komplikasi infeksi adalah yang paling umum dan potensial serius (1-5%). Komplikasi mekanik berupa pneumotoraks, hidrotoraks, emboli, trombosit, ataupun perforasi pembuluh darah akibat teknik pemasangan yang kurang terampil. Komplikasi mekanik ini lebih sering daripada komplikasi metabolik.

Komplikasi metabolik seperti hiperglikemia ataupun hipoglikemia dapat dihindari dengan pemberian glukosa dosis yang tepat. Hiperamonemia dan azotemia juga bisa ditemukan. Hiperlipidemia dan defisiensi asam lemak essensial sering dijumpai karena pemberian lemak. Komplilasi paling sering dijumpai pada BBLSR yang mendapat NPT jangka panjang adalah kholestatik jaundice dan osteopenia. Tabel dibawah ini memperlihatkan komplikasi yang mungkin terjadi pada NPT :

Tabel 7. Komplikasi NPTBerhubungan dengan kateterVena cava superiorThromboemboli paruHipertensi paruPneumothoraksEfusi pleure atau pericardial (ekstravasari cairan)Aritmia jantungTrombosis mural (cardial)Infus intraokardialKulit terkelupasPerdarahanFlokulasi, prepitasi nutrienInfeksiSepsis staphylococcusSepsis CandidaMalassezia furfurDiphteroidsSepsis gram negatifPhlebitis lokalKontaminasi cairanEndokarditisElektrolit/mineralHiponatremiaHipernatremiaHipokalemiaHipofospatemiaDefisiensi trace mineral (Zn, Cu, Mg, Fe)Komplikasi MetabolikHipoglikemiaHiperglikemiaHiperaminocidemiaAzotemiaDefiseiensi asam lemak esensialAsidosis metabolikHipertrigliseridemiaHiperphospholipedemiaKomplikasi Sistemik

Page 35: Tugas individu ibu fitria masulili

Kolestasis (disfungsi hepar)Infiltrasi lemak (liver, monosit, paru, intrapilid)Perubahan fungsi miokard (penurunan PO4)Atropi mukosa ususDisfungsi platelet (intrapilid)Hemolisis? (intrapilid)Diuresis osmotik (glucose)RicketsiaKoma isosmolar (protein)Hipoksia (intrapilid)Toksisitas Aluminium

                                                         (Markum AH, 1991)

 

Pemberian Larutan Nutrisi Parenteral

Larutan yang diberikan dengan resep dokter dapat dialirkan lewat 2 – 3 perangat infus yang dihubungkan dengan beberapa botol infus, yang berisikan anrata lain : larutan asam amino, elektrolit, dekstrosa dan larutan lipid secara sekaligus. Namun, cara pemberian yang sekaligus ini menyulitkan pengelolaan dan pemantauannya.

Metode yang jauh lebih praktis adalah dengan menggunakan sebuah kantong berukuran 3 liter yang berisikan campuran semua larutan nutrisi diatas. Kantong ini setiap hari harus dibuat dalam keadaan steril. Isi kantong lalu diinfuskan melalui selang infus selama 24 jam. Selanjutnya system tersebut dipermudah dengan penggunaan sebuah pompa volumetrik untuk menginfuskan larutan dengan jumlah yang terukur dan tetap untuk tiap – tiap jam. Lihat gambar 2

Untuk pemasanga set infuse vena sentralis dilakukan dengan dibuat kanula pada vena subklavia. Satu – satunya perbedaan adalah pemasangan selang infuse yang dilewatkan dalam terowongan pada kulit untuk kemudian keluar dari dinding toraks. Dengan menggunakan metone ini, tempat keluar infuse akan terpisah dengan tempat masuknya kedalam vena sehingga mengurangi resiko infeksi, lihat gambar 1.

Sterilisasi pada pemasangan set infus sentral untuk nutrisi parenteral harus terjamin dengan perawatannya yang baik dan seksama. Tempat keluarnya selang infus harus dibersihkan dan diganti kasanya setiap 2 – 5 hari, sedangkan semua selang intravena yang ada di luar tubuh pasien sebaiknya diganti setiap hari.

 

Pemberian makanan secara intravena digunakan jika penderita tidak dapat menerima sejumlah makanan yang cukup melalui pipa nasogastrik. penderita yang mendapatkan makanan melalui intravena adalah:

v  Penderita yang mengalami malnutrisi yang sangat berat dan akan menjalani pembedahan, terapi penyinaran atau kemoterapi

Page 36: Tugas individu ibu fitria masulili

v  Penderita luka akar  berat

v  Kelumpuhan saluran pencernaan

v  Diare atau muntah yang menetap.

 

Pemberian makanan melalui selang infus ini dapat memasok sebagian dari zat makanan yang dibutuhkan penderita atau seluruhnya (nutrisi parenteral total). Tersedia sejumlah cairan yang bisa diberikan dan dapat dimodifikasi untuk penderita penyakit ginjal atau hati. nutrisi parenteral total memerlukan selang intravena yang lebih besar (kateter). Karena itu digunakan pembuluh balik (vena) yang lebih besar, misalnya vena subklavia.

Seseorang yang menjalani nutrisi parenteral total dipantau secara ketat terhadap perubahan berat badan, pengeluaran air kemih dan tanda-tanda infeksi. bila kadar gula darahnya menjadi terlalu tinggi, bisa ditambahkan insulin ke dalam cairan yang diberikan. Infeksi merupakan resiko karena kateter biasanya digunakan untuk waktu yang lama dan cairan yang mengalir di dalamnya memiliki kadar gula yang tinggi, dimana bakteri bisa tumbuh dengan mudah.

nutrisi parenteral total bisa menyebabkan komplikasi lainnya:

v  Jika terlalu banyak kalori, terutama lemak, hati bisa membesar.

v  Lemak yang berlebihan di dalam vena bisa menyebabkan sakit punggung, demam, menggigil, mual dan berkurangnya jumlah trombosit. tetapi hal ini terjadi pada kurang dari 3% penderita.

v  Penggunaan jangka panjang bisa menyebabkan nyeri tulang

 

Indikasi Total Parenteral Nutrision

Dalam pemberian nutrisi parenteral terdapat beberapa indikasi yang harus diperhatikan sebagai berikut :

1)      Malformasi intestinal

2)      Bedah saluran cerna

3)      Sangkaan enterokolitis nekrotikan

4)      Distress pernafasan

5)      Tidak mampu melakukan fungsi digesti dan absorbsi.

 

Kontra indikasi Total Parenteral Nutrision

Page 37: Tugas individu ibu fitria masulili

Dalam pemberian nutrisi parenteral terdapat kontra indikasi, yaitu Selang infus untuk nutisi parenteral hanya dapat digunakan dalam pemberian larutan nutrisi saja, lewat selang ini tidak boleh diambil darah atau pun diberikan transfusi darah. Pengukuran desakan vena sentralis juga tidak boleh dilakukan lewat selang tersebut, karena dapat meningkatkan resiko infeksi.

 

Kesimpulan

Telah dibahas kebutuhan nutrisi atau gizi bayi, anak toddler, anak prasekolah, anak sekolah dan remaja. Kebutuhan akan zat–zat makanan, jenis makanan dan masalah–masalah yang timbul akibat pemberian makanan tergantung berdasarkan pada masing–masing kelompok umur. Pada masa bayi perlu ditekankan pemberian ASI dan MP–ASI yang bergizi, karena pada masa bayi pertumbuhan anak sangat pesat dan merupakan masa transisi dari ASI ke makanan dewasa.

Demikian pula dengan pada masa remaja pertumbuhan anak juga sangat pesat, tetapi pada masa ini masalahnya sudah lain karena anak sudah dapat memilih makanannya sendiri yang sering kali tidak mengandung zat–zat makanan yang seimbang. Oleh kareana itu diperlukan berbagai upaya untuk meningakatkan nutrisi atau gizi anak, agar dapat tumbuh dan berkembang  dengan optimal dan menjadi generasi penerus yang sehat jasmani, mental dan social serta berguna bagi nusa dan bangsa.

                   

Saran dan Kritik

Pada makalah yang telah kami susun sedemikian rupa dengan judul “Nutrisi Pada Anak” dapat bermanfaat bagi seluruh komponen masyarakat, khususnya makalah ini kami tujukan untuk perawat dalam menangani masalah kesehatan yang tertuju nutrisi pada anak. Makalah ini tidak luput akan kesalahan baik dari segi bahasa, penyusunan maupun referensi yang kami buat, untuk itu kami harap masukan saran guna dalam memperbaiki makalah ini.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Hassan, Rusepno. 1985. Ilmu Kesehatan Anak (Jilid 1). Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak (FKUI).

 

Hendrotomo dan Muhardi. 2006. Pemeberian Nutrisi Parenteral pada Penderita Gangguan Pencernaan (http//.www. google. Com). Jakarta : FK-UI

Page 38: Tugas individu ibu fitria masulili

 

Mary E. Beck.. 2000. Ilmu Gizi dan Diet (Nutrition and Dietetics for nurses). Yogyakarta : Yayasan Essentia Medica

 

Markum AH, Monintja HE, Boetjang RF. Prematuritas dan retardasi pertumbuhan (Dalam: penyunting. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1). Jakarta :BIKA FKUI

 

Soetjiningsih. 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja (Edisi Pertama). Jakarta: Sagung Seto

 

Suhardjo. 1992. Pemberian Makanan Pada Bayi dan Anak. Yogyakarta : Kanisius

 

Supartini, Yupi. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Anak (Editor : Monica Ester ). Jakarta : EGC

 

Thompson’s. 2001. Pediatric Nursing (Edisi 8). Printed in the United States of America : W. B. Saunders Company