5/24/2018 Tugas Ijtihad
1/12
Oleh :
Faela MaanaShufa
10/LT 1C
5/24/2018 Tugas Ijtihad
2/12
Beberapa waktu ini kita dibuat bingung dengan hukum bagi kaum muslim
untuk merayakan natal ataupun hanya sekedar mengucapkan selamat natal
untuk teman, kolega, ataupun kerabat mereka yang beragama nasrani. Ada
yang mengatakan melakukan hal itu tidak diperbolehkan, tetapi ada jugayang membolehkan. Karena itulah khalayak umum bingung harus
mempercayai yang mana dan beberapa waktu ini sebagian besar lebih
mempercayai bahwa merayakan ataupun sekedar mangucapkan selamat natal
tidak diperbolehkan.
Dari latar belakang diataslah disini saya memilih ijtihad tentang merayakandan mengucapkan selamat natal bagi kaum muslim. Saya akan memaparkan
pendapat dari beberapa ulama termasuk keputusan MUI dalam menyikapi hal
ini.
5/24/2018 Tugas Ijtihad
3/12
Memperhatikan :
1.Perayaan Natal bersama pada akhir-akhir ini disalah artikan oleh sebagian ummat Islam dandisangka dengan ummat Islam merayakan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW.
2.Karena salah pengertian tersebut ada sebagian orang Islam yang ikut dalam perayaan Natal danduduk dalam kepanitiaan Natal.
3.Perayaan Natal bagi orang-orang Kristen adalah merupakan ibadah.
Menimbang :
1.Ummat Islam perlu mendapat petunjuk yang jelas tentang Perayaan Natal Bersama.2.Ummat Islam agar tidak mencampur adukkan aqiqah dan ibadahnya dengan aqiqah dan ibadah
agama lain.
3.Ummat Islam harus berusaha untuk menambah Iman dan Taqwanya kepada Allah SWT.4.Tanpa mengurangi usaha ummat Islam dalam Kerukunan Antar Ummat Beragama di Indonesia.
Memfatwakan
1.Perayaan Natal di Indonesia meskipun tujuannya merayakan dan menghormati Nabi Isa AS, akantetapi Natal itu tidak dapat dipisahkan dari soal-soal yang diterangkan diatas.
2.Mengikuti upacara Natal bersama bagi ummat Islam hukumnya haram.3.Agar ummat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan larangan Allah SWT dianjurkan untuk tidak
mengikuti kegiatan-kegiatan Natal.
5/24/2018 Tugas Ijtihad
4/12
Menururt MUI, menikuti upacara Natal itu haram hukumnya. Untuk masalah ini para
kaum muslim sudah pasti setuju untuk mengharamkannya karena mengikuti upacara
Natal itu sama saja dengan kita ikut melakukan ibadah yang melakukan dan hal itu
sudah pasti akan merusak kepercayaan kita. Namun, MUI belum memfatwakan bahwamengucapkan selmat Natal itu haram hukumnya karena dalam fatwanya tak ada
kalimat yang menjelaskan hal itu. Dan fatawa diatas yang digunakan oleh sebagian
besar orang adalah fatwa yang disahkan pada 7 Maret 1981. dimana fatwa itu masih
boleh diperbaiki lagi apabila masih ada suatu hal yang masih membingungkan.
5/24/2018 Tugas Ijtihad
5/12
Larangan mengucapkan selamat natal yang selama ini beredar didasarkan pada fatwa ulama
Salafy yang bernama Muhammad Shalih bin Utsaimin dengan alasan bahwa mengucapkan
selamat natal dianggap meniru tradisi orang kafir.
http://samardi.wordpress.com/2012/12/24/fatwa-fatwa-tentang-selamat-natal/utsaimin/5/24/2018 Tugas Ijtihad
6/12
Mayoritas ulama kontemporer membolehkan mengucapkan selamat Natal
pada umat Nasrani termasuk di antaranya adalah Dr. Yusuf Qardhawi di mana diamengatakan bahwa perbedaan situasi dan kondisi dunia telah membuat Qardhawiberbeda pendapat dengan Ibnu Taimiyah atas bolehnya mengucapkan selamat pada hariraya Nasrani. Ucapan selamat dibolehkan apabila berdamai dengan umat Islamkhsusnya bagi umat Kristen yang memiliki hubungan khusus dengan seorang muslimseperti hubungan kekerabatan, bertetangga, berteman di kampus atau sekolah, kolegakerja, dan lain-lain. Mengucapkan selamat termasuk kebaikan yang tidak dilarang olehAllah bahkan termasuk perbuatan yang disenangi Allah sebagaimana sukanya pada sikap
adil (Allah memyukai orang-orang yang bersikap adil). Apalagi, apabila mereka jugamemberi ucapan selamat pada hari raya umat Islam. Allah berfirman: Apabila kaliandihormati dengan suatu penghormatan, maka berilah penghormatan yang lebih baik.
Qardhawi juga menjelaskan bahwa tidak ada hal yang mencegah untukmengucapkan selamat pada perayaan non-muslim akan tetapi jangan ikutmemperingati ritual agama mereka juga jangan ikut merayakan. Kita boleh hidupbersama mereka (nonmuslim) dengan melakukan sesuatu yang tidak bertentangan
dengan syariah Allah. Maka tidak ada larangan bagi muslim mengucapkan selamat padanonmuslim dengan kalimat yang biasa yang tidak mengandung pengakuan atas agamamereka atau rela dengan hal itu. Ucapan selamat itu hanya kalimat keramahtamahanyang biasa dikenal.
5/24/2018 Tugas Ijtihad
7/12
Kami membolehkan umat Islam mengucapkan selamat pada hari raya nonmuslim
dengan syarat memakai kata-kata yang tidak bertentangan dengan akidah Islam.Perbuatan (ucapan selamat) ini termasuk dalam kategori ihsan (berbuat kebaikan) yang
diperintahkan oleh Allah untuk dilakukan kepada semua manusia, tanpa perbedaan.
Berangkat dari firman Allah QS Al-Baqarah 2:83 "...serta ucapkanlah kata-kata yang
baik kepada manusia"
Dalil kami dalam memberi fatwa ini adalah nash (firman) Allah dalam QS An-Nahl 16:90
"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan..." Ini adalahdalil yang jelas yang menguatkan bahwa Allah tidak melarang kita untuk berbuat baik
kepada nonmuslim: silaturrahmi, memberi hadiah, dan menerima hadiah, dan lain-lain.
Allah juga berfirman dalam QS Al-Mumtahanah 60:8 "Allah tidak melarang kamu untuk
berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena
agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukaiorang-orang yang berlaku adil."
Sementara itu, dalil yang diungkapkan oleh Ibnu Taimiyah untuk
melarang/mengharamkan ucapan selamat pada nonmuslim semuanya bersifat dalil
dhanni(dhanniyah dalalah) atau dalil yang bersifat praduga; bukan dalil yang qath'i
(pasti/eksplisit). Isi dalil bersifat umum; sama sekali tidak khusus pada masalah yang
dibahas contohnya seperti QS Al-Furqan 25:72 "Dan orang-orang yang tidak memberikanpersaksian palsu.."
5/24/2018 Tugas Ijtihad
8/12
Banyak pertanyaan akhir-akhir ini tentang hukum mengucapkan selamat (tahniah) pada hari
raya umat Kristiani, sebagai jawaban dari hal tersebut inilah jawaban saya: Hukum asal dalam
hal ini adalah boleh. Tidak ada dalil teks (Quran dan hadits Nabi) yang melarang hal itu. Seluruh
pendapat yang saya dengar dan baca dari mereka yang melarang ucapan selamat Natal bahwa
dalam ucapan selamat itu terkandung pengakuan pada agama mereka. Padahal yang benar
adalah bahwa dalam ucapan selamat tidak terkandung pengakuan apapun dengan dasar sebagai
berikut:
Pertama, karena kita tidak pernah menganggap ucapan selamat Hari Raya mereka pada kita
sebagai pengakuan mereka atas kebenaran Islam. Ucapan selamat Natal seorang Muslim tidak
bermaksud sebagai pengakuan yang terkait agama. Juga bukan berarti mereka faham pada
agama kita.
Kedua, karena Allah menyuruh kita untuk memperlakukan mereka dengan baik seperti tersebutdengan jelas dalam QS Al-Mumthanah 60:8. Makna al-birr adalah berbuat baik secara umum.
Artinya, Allah memerintahkan kita untuk memperlakukan mereka dengan kebaikan. Maka,
perlakukan baik kepada non-Muslim bukan hanya boleh bahkan dianjurkan. Bagaimana mungkin
mengucapkan selamat saja dilarang? Sudah pasti kita berharap mereka dalam keadaan baik-baik
saja. Dan Allah menyuruh kita melakukan hal itu.
5/24/2018 Tugas Ijtihad
9/12
Ketiga, karena Allah mensyariatkan kita untuk tahaluf (berkoalisi) dengan merekasebagaimana yang dilakukan Nabi saat beliau datang ke Madinah Al-Munawwaroh.Keempat, karena Allah memerintahkan kita untuk mengunjungi rumah mereka danmenyambut kedatangan mereka di rumah kita. Memakan makanan mereka dan menikahi
perempuan mereka padahal dalam perkawinan terdapat mawaddah wa rahmah (rasa kasihdan sayang). Tidak ada yang mengatakan hal itu sebagai ikrar atau pengakuan bahwa agamamereka itu benar. Bagaimana semua hal itu dibolehkan sedangkan mengucapkan selamat sajadilarang?
5/24/2018 Tugas Ijtihad
10/12
Dalam rangka interaksi sosial dan keharmonisan hubungan, Al-Quran memperkenalkan satu bentuk redaksi,
dimana lawan bicara memahaminya sesuai dengan pandangan ataukeyakinannya, tetapi bukan seperti yang dimaksud oleh pengucapnya. Karena,
si pengucap sendiri mengucapkan dan memahami redaksi itu sesuai dengan pandangan dan keyakinannya.
Salah satu contoh yang dikemukakan adalah ayat-ayat yang tercantum dalam QS 34:24-25. Kalaupun non-
Muslim memahami ucapan Selamat Natal sesuai dengan
keyakinannya, maka biarlah demikian, karena Muslim yang memahami akidahnya akan mengucapkannya
sesuai dengan garis keyakinannya. Memang, kearifan dibutuhkan dalam rangka interaksi sosial. Tidak
kelirulah, dalam kacamata ini, fatwa dan larangan itu, bila ia ditujukan kepada mereka yang dikhawatirkan
ternodai akidahnya. Tetapi, tidak juga salah mereka yang membolehkannya, selama pengucapnya bersikaparif bijaksana dan tetap terpelihara akidahnya, lebih-lebih jika hal tersebut merupakan tuntunan keharmonisan
hubungan.
Pendapat tersebut dapat diperiksa di dalam bukunya Membumikan Al Quran. Menurut ulama Islam asal Indonesia
ini, titik tekan pengucapan selamat natal pada keharmonisan hubungan antar pemeluk agama di masyarakat.
Menurutnya jika mengucapkan selamat natal untuk menjaga keharmonisan hubungan, sepanjang itu tidak
melunturkan akidah, tidaklah apa.
5/24/2018 Tugas Ijtihad
11/12
Seorang muslim yang mengucapkan Selamat Natal kepada pemeluk Nasrani hukumnya
boleh menurut mayoritas ulama. Yang haram adalah apabila mengikuti ritual atau
sakramen natal. Mengucapkan Selamat Natal itu perlu bagi umat Muslim yang memiliki
tetangga, teman kuliah/sekolah, kolega kerja, atau rekan bisnis yang beragama Nasrani
sebagai sikap mutual respect.
Bagi yang tidak punya hubungan apapun dengan orang Nasrani, tentu saja ucapan itutidak diperlukan.
Adapun pendapat yang tidak membolehkan adalah pendapat sebagian kecil ulama
umumnya yang berlatarbelakang faham Wahabi Salafiyang memang dikenal ekstrim
dan intoleran bahkan kepada kelompok lain dalam Islam sendiri.
http://www.alkhoirot.net/2011/12/nama-ulama-wahabi-salafi.htmlhttp://www.alkhoirot.net/2011/12/nama-ulama-wahabi-salafi.htmlhttp://www.alkhoirot.net/2011/12/nama-ulama-wahabi-salafi.htmlhttp://www.alkhoirot.net/2011/12/nama-ulama-wahabi-salafi.html5/24/2018 Tugas Ijtihad
12/12