NAMA : ASHARI BAYU PRASADAN I M : S911408003PRODI : S-2 ILMU
FISIKA
TUGAS I FISIKA MATERIAL 1. Jelaskan Pengertian XRD..?
A. PengertianDifraksi sinar-X (X-ray Difractometer) atau yang
sering dikenal dengan XRD adalah instrumen yang digunakan untuk
mengidentifikasi material kristalit maupun non-kristalit, sebagai
contoh identifikasi struktur kristalit (kualitatif) dan fasa
(kuantitatif) dalam suatu bahan dengan memanfaatkan radiasi
gelombang elektomagnetik sinar-X. Dengan kata lain, teknik ini
digunakan untuk mengidentifikasi fasa kristalin dalam material
dengan cara menentukan parameter struktur kisi serta untuk
mendapatkan ukuran partikel. Sinar-X merupakan radiasi
elektromagnetik yang memiliki energi tinggi sekitar 200 eV sampai 1
MeV. Sinar-X dihasilkan oleh interaksi antara berkas elektron
eksternal dengan elektron pada kulit atom. Spektrum sinar-X memilki
panjang gelombang 10-10 s/d 5-10 nm, berfrekuensi 1017-1020 Hz dan
memiliki energi 103-106 eV. Panjang gelombang sinar-X memiliki orde
yang sama dengan jarak antar atom sehingga dapat digunakan sebagai
sumber difraksi kristal. Sinar-X ditemukan pertama kali oleh
Wilhelm Conrad Rontgen pada tahun 1895, di Universitas Wurtzburg,
Jerman. Karena asalnya tidak diketahui waktu itu, maka disebut
sinar-X. Untuk penemuan ini Rontgen mendapat hadiah nobel pada
tahun 1901, yang merupakan hadiah nobel pertama di bidang fisika.
Sejak ditemukannya, sinar-X telah umum digunakan untuk tujuan
pemeriksaan namun tidak merusak pada material maupun manusia.
Disamping itu, sinar-X dapat juga digunakan untuk menghasilkan pola
difraksi tertentu yang dapat digunakan dalam analisis kualitatif
dan kuantitatif material.B. Prinsip kerja Di dalam XRD terdapat
beberapa komponen yaitu : 1. Slit dan Film, 2. Monokromator, 3.
Tabung X-ray, 4. Detektor, dll. Prinsip dasar XRD adalah
mendifraksi cahaya yang melalui celah kristal. Difraksi cahaya oleh
kisi-kisi atau kristal ini dapat terjadi apabila difraksi tersebut
berasal dari radius yang memiliki panjang gelombang yang setara
dengan jarak antar atom, yaitu sekitar 1 Angstrom. Radiasi yang
digunakan berupa radiasi sinar-X, elektron, dan neutron. Sinar-X
merupakan foton dengan energi tinggi yang memiliki panjang
gelombang berkisar antara 0.5 sampai 2.5 Angstrom. Ketika berkas
sinar-X berinteraksi dengan suatu material, maka sebagian berkas
akan diabsorbsi, ditransmisikan, dan sebagian lagi dihamburkan
terdifraksi. Hamburan terdifraksi inilah yang dideteksi oleh XRD.
Berkas sinar-X yang dihamburkan tersebut ada yang saling
menghilangkan karena fasanya berbeda dan ada juga yang saling
menguatkan karena fasanya sama. Berkas sinar-X yang saling
menguatkan itulah yang disebut sebagai berkas difraksi. Hukum Bragg
merumuskan tentang persyaratan yang harus dipenuhi agar berkas
sinar-X yang dihamburkan tersebut merupakan berkas difraksi.
Ilustrasi difraksi sinar-X pada XRD dapat dilihat pada Gambar 1 dan
Gambar 2. Gambar 1 : Ilustrasi difraksi sinar-X pada XRD Gambar 2 :
Ilustrasi difraksi sinar-X pada XRD Dari Gambar 2 dapat
dideskripsikan sebagai berikut. Sinar datang yang menumbuk pada
titik pada bidang pertama dan dihamburkan oleh atom P. Sinar datang
yang kedua menumbuk bidang berikutnya dan dihamburkan oleh atom Q,
sinar ini menempuh jarak SQ + QT bila dua sinar tersebut paralel
dan satu fasa (saling menguatkan). Jarak tempuh ini merupakan
kelipatan (n = 1,2,.) panjang gelombang (), sehingga persamaan
menjadi : Persamaan diatas dikenal juga sebagai Braggs law, dimana,
berdasarkan persamaan di atas, maka kita dapat mengetahui panjang
gelombang sinar-X () dan sudut datang pada bidang kisi (), maka
dengan ini kita akan dapat mengestimasi jarak antara dua bidang
planar kristal (d001).2. Bagaimana cara mengetahui struktur kristal
dari informasi XRD..?
Difraksi sinar-X merupakan suatu teknik yang digunakan untuk
menentukan sistem kristal (kubus, tetragonal, ortorombik,
rombohedral, heksagonal, monoklin, triklin), kualitas kristal
(kristal tunggal, polikristalin, dan amorf), simetri kristal,
menentukan cacat kristal, mencari parameter kristal (parameter
kisi, jarak antar atom, jumlah atom per unit sel), identifikasi
campuran dan analisis kimia. Difraksi tergantung pada struktur
kristal dan panjang gelombangnya. Jika panjang gelombangnya
mendekati atau lebih kecil dari ukuran atom atau kristal maka akan
terjadi peristiwa difraksi.Teknik difraksi memanfaatkan radiasi
yang terpantul dari berbagai sumber seperti atom dan kelompok atom
dalam kristal. Ada beberapa macam difraksi yang dipakai dalam studi
material yaitu: difraksi sinar-X, difraksi neutron dan difraksi
elektron. Namun yang sekarang umum dipakai adalah difraksi sinar X
dan elektron. Metode yang sering digunakan untuk menganalisa
struktur kristal adalah metode Scherrer. Ukuran kristallin
ditentukan berdasarkan pelebaran puncak difraksi sinar-X yang
muncul. Metode ini sebenarnya memprediksi ukuran kristallin dalam
material, bukan ukuran partikel. Jika satu partikel mengandung
sejumlah kritallites yang kecil-kecil maka informasi yang diberikan
metode Schrerrer adalah ukuran kristallin tersebut, bukan ukuran
partikel. Untuk partikel berukuran nanometer, biasanya satu
partikel hanya mengandung satu kristallites. Dengan demikian,
ukuran kristallinitas yang diprediksi dengan metode Schreer juga
merupakan ukuran partikel. Berdasarkan metode ini, makin kecil
ukuran kristallites maka makin lebar puncak difraksi yang
dihasilkan, seperti diilustrasikan pada Gambar 3. Kristal yang
berukuran besar dengan satu orientasi menghasilkan puncak difraksi
yang mendekati sebuah garis vertikal. Kristallites yang sangat
kecil menghasilkan puncak difraksi yang sangat lebar. Lebar puncak
difraksi tersebut memberikan informasi tentang ukuran kristallites.
Hubungan antara ukuran ksirtallites dengan lebar puncal difraksi
sinar-X dapat diproksimasi dengan persamaan Schrerrer. Gambar 3 :
Puncak XRD Gambar. 3 mengindikasikan bahwa makin lebar puncak
difraksi sinar-X maka semakin kecil ukuran kristallites. Ukuran
kristallites yang menghasilkan pola difraksi pada gambar bawah
lebih kecil daripada ukuran kristallites yang menghasilkan pola
difraksi atas.Puncak difraksi dihasilkan oleh interferensi secara
kontrukstif cahaya yang dipantulkan oleh bidang-bidang
kristal.Hubungan antara ukuran ksirtallites dengan lebar puncal
difraksi sinar-X dapat diproksimasi dengan persamaan
Schrerrer.Persamaan Schrerrer. D = Dimana : Crystallite size
(satuan: nm) dinotasikan dengan symbol (D) FWHM (Line broadening at
half the maximum intensity), Nilai yang dipakai adalah nilai FWHM
setelah dikurangi oleh the instrumental line broadening (satuan:
radian) dinotasikan dengan symbol (B) Braggs Angle dinotasikan
dengan symbol () X-Ray wave length dinotasikan dengan symbol ()
KAdalah nilai konstanta Shape Factor (0.8-1) dinotasikan dengan
symbol (K)Perlu diingat disini adalah, untuk memperoleh hasil
estimasi ukuran kristal dengan lebih akurat, maka nilai FWHM harus
dikoreksi oleh "Instrumental Line Broadening" berdasarkan persamaan
berikut:
Dimana :FWHMsample adalah lebar puncak difraksi puncak pada
setengah maksimum dari sampel benda uji dan FWHMstandard adalah
lebar puncak difraksi material standard yang sangat besar puncaknya
berada di sekitar lokasi puncak sampel yang akan kita hitung.Bila
sampel dianalisis dengan menggunakan XRD, maka setelah data hasil
uji sampel diperoleh, data hasil analisa yang dperoleh tersimpan
dalam format RAW data, yang kemudian data tersebut dianalisa
menggunakan software EVA.
Contoh 1. Hasil Pengujian dengan XRD untuk serbuk WO3 dengan
fasa Tungsten trioxide
Analisa dengan Software Match Pembahasan1. XRD yang digunakan
diffractometer system XPERT-PRO dengan posisi awal (Th) sebesar
9.9994, dengan step size (Th) sebesar 0.0170 dan berakhir pada (Th)
sebesar 89.98442. Analisa hasil uji XRD menggunakan software Match!
Untuk mengetahui fasa yang terkandung, sistem kristal serta ukuran
Kristal dalam sampel uji. Dari hasil uji XRD didapatkan 21 peak.
Untuk menganalisa cukup memasukkan 3 data dari letak dan intensitas
puncak tertinggi, sehingga dengan fitting dalam software Match!
Didapatkan hasil bahwa sampel uji berupa WO3 dengan fasa Tungsten
trioxide dengan sistem kristal Triclinic (anorthic). Ukuran sel
parameter dari kristal sebesar a= 7.2800 b= 7.4800 , c= 3.8200 .
Densitas dari Kristal sebesar 7.40300 g/cm3.3. Tungsten (VI)
oksida, juga dikenal sebagai tungsten trioksida atau anhidrida
tungstic, WO3 adalah senyawa kimia yang mengandung oksigen dan
logam transisi tungsten. Senyawa ini diperoleh sebagai hasil
sampingan dalam pemurnian Tungsten dari mineralnya. (1) bijih
Tungsten direaksikan dengan alkali untuk menghasilkan WO3. Reaksi
selanjutnya dengan karbon atau gas hydrogen untuk mereduksi
tungsten trioksida menjadi logam murni.2 WO3 + 3C + heat 2W + 3
CO2WO3 + 3 H2 + heat W + 3 H2O
4. Tungsten (VI) oksida terjadi secara alami dalam bentuk hidrat
yang meliputi mineral: tungstite WO3. H2O, meymacite WO3 . 2H2O dan
hydrotungstite (komposisi yang sama dengan meymacite, namun
kadang-kadang ditulis sebagai H2WO4). Gambar 4.4. Sistem Kristal
Triclinic (anorthic)Perhitungan untuk ukuran Kristal dapat dilihat
dari puncak tertinggi, yaitu menggunakan ketika (Th) sebesar 23,78
dan menggunakan persamaan Schrerrer, dengan mengolah data FWHM dan
sudut 2. Besar ukuran Kristal pada peak tertinggi adalah 2,83
Contoh 2. Hasil Pengujian dengan XRD Lapisan Tipis PZT Metodologi
PenelitianKarakterisasi struktur kristal lapisan tipis PZT
diobservasi dengan XRD pada sudut 2 = 15o 800, dengan sumber sinar
X dari logam tembaga (Cu) dengan panjang gelombang () K1 sebesar
0,15406 nm. Hasil XRD diperoleh difraktogram yang hasilnya
dibandingkan dengan difraktogram PZT standar dari JCPDS no. 33-784
untuk PZT. Perhitungan ukuran kristal dihitung dengan menggunakan
persamaan (1.3) dengan nilai panjang gelombang, intensitas, 2, dan
FWHM yang dihasilkan dari uji XRD. Pembahasan 1. Gambar 1
menunjukkan difraktogram lapisan tipis PZT. Puncak-puncak yang
muncul semua teridentifikasi dan terdapat kesesuaian dengan data
standar dari JCPDS No. 33-784 yang mengindikasikan bahwa struktur
perovskit dari PZT dengan orientasi bidang kristal (001), (110),
(111), (200), (201) & (210), (211), (002), dan (310) yang
spesifik untuk struktur kristal perovskit PZT. Munculnya sebaran
orientasi bidang kristal menunjukkan bahwa serbuk PZT yang
dihasilkan memiliki struktur polikristalin.2. Ukuran kristal dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan Schrerrer dengan nilai
panjang gelombang, intensitas, 2, dan FWHM yang telah dihasilkan
dari uji XRD. Persamaan modifikasi Debye Schrerrer pada tabel 1
dibuat grafik hubungan ln (1/cos ) sebagai sumbu x dan ln sebagai
sumbu y sehingga diperoleh nilai intersep yang nilainya sama dengan
ln (K/D) seperti ditunjukkan pada Gambar 2, dan nilai ukuran
kristal (D) didapatkan hubungan D = (K /e(nilai intersep)). Dari
grafik diperoleh nilai intersep sebesar -5,088 dan nilai K = 0,89
serta = 0,15406 nm.
Gambar 2. Grafik hubungan ln (1/cos ) versus ln 3. Dari hubungan
nilai intersep, nilai K dan maka dapat dihitung ukuran Kristal.
Ukuran Kristal (D) = = = = 22,22 nm4. Hasil perhitungan ukuran
kristal lapisan tipis PZT menghasilkan ukuran kristal sebesar 22,22
nm. Persamaan Debye Schrerrer menunjukkan bahwa nilai ukuran
kristal yang dihasilkan akan berbanding terbalik dengan nilai FWHM,
sedangkan nilai FWHM dipengaruhi oleh intensitas masing-masing
bidang kristal, dimana semakin tinggi intensitas maka nilai FWHM
semakin kecil
Referensi :1. Cullity, B.D. dan Stock, S.R, 2001. Element of
X-Ray Diffraction. Third Edition, New Jersey : Prentice Hall. 2.
Monshi, Ahmad., Mohammad, R. F., Mohammad, R. M., 2012. Modified
Scherrer Eqquation to Estimate More Accurately Nano-Crystallite
Size Using XRD. World Journal of Nano Science and Engineering, Vol.
2, pp. 154-160.3. Callister,Jr, W.D., Rethwisch, D.G,. Materials
Science and Engineering An Introduction 8Th, John Wiley & Sons,
Inc. 2009.4. J.I. Langford and A.J.C. Wilson, Scherrer after Sixty
Years: A Survey and Some New Results in the Determination of
Crystallite Size, J. Appl. Cryst. 11 (1978) pp 102-113.5. Sartono,
A.A., 2006. Difraksi sinarX (XRD). Tugas Akhir Mata kuliah proyek
Laboratorium. Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Indonesia. http://www.doitpoms.ac.uk
/tlplib/xraydiffraction/ single crvstal.php. Download 12 Maret
2008.