LAPORANHygiene Industri Penelitian Risiko Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Di Bengkel Las
Kelompok : 4
Nama Kelompok : Ratna Puspita Sari Tridian Afrilia Elna Mulya
Rosalina Apri Asepta Rozali Akbar Tria Novianto Musa RosadiDosen
Pembimbing : Yennida M.kes PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN
MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH BENGKULU TAHUN AJARAN 2012/2013
KATA PENGANTAR Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan
kepada Dosen serta teman-teman sekalian yang telah membantu, baik
bantuan berupa moril maupun materil, sehingga laporan hygiene
industri ini dapat diselesaikan dalam waktu yang telah
ditentukan.Kami menyadari bahwa didalam penyusunan laporan ini
masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan, olehnya itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
lebih menyempurnakan makalah-makalah kami dilain waktu.Harapan yang
paling besar dari penyusun dalam penyusunan laporan ini ialah,
mudah-mudahan apa yang kami susun ini dapat bermanfaat, baik untuk
pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau
menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari makalah ini sebagai
tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.Bengkulu, Mei
2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Tujuan
2
C. Manfaat
2
D. Rumusan Masalah
2BAB II PEMBAHASAN
A. Kajian teori
3B. Kegiatan lapangan
5C. Analisis
7BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
11
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam setiap pekerjaan selalu terkandung bahaya. Demikian juga
dialami dalam proses penglasan. Bahaya yang akan dihadapi dalam
pengelasan tidak lebih baik juga tidak lebih buruk dibandingkan
pekerjaan pada industri lainya. Ada beberapa beberapa macam bahaya
yang akan dihadapi oleh juru las selama bekerja seperti radiasi,
percikan api, asap-asap beracun, bahaya mekanik dan bahaya
manual.
Secara umum bahaya pengelasan dapat dibedakan berdasarkan proses
pengelasanya. Bahaya ini dapat dibedakan menjadi bahaya karena
sifat sifat pekerjaanya seperti operasi mesin, listrik, api,
radiasi busur las, asap las dan ledakan. Disamping bahaya umum
diatas, masih terdapat bahaya bahaya tersembunyi seperti bekerja
dengan alat yang tidak biasa digunakan, bekerja pada ruang
terbatas, adanya sambungan listrik atau gas yang kurang baik, logam
logam panas dan lain lain.Dalam makalah ini akan dibahas tentang
bahaya bahaya yang berkaitan dengan percikan api las. Dengan
dipahaminya bahaya yang akan dihadapi tersebut maka diharapkan
kesehatan dan keselamatan kerja akan tercapai dengan baik.
Terdapat beberapa segi negatif dari pekerjaan Tukang Las
diantaranya adalah berasal dari faktorzat kimiayang terdiri dari
elektroda, asap, debu dan gas, kemudian darizat biologisyaitu
bakteri,zat fisisyaitu kebisingan dan temperatur serta dari
sisiergonomik.
Pada pekerja las yang diamati akan dilihat mengenai dampak
pneumoconiosis adalah metode pengelasan yang digunakan adalahArc
Weldingatau menggunakan bahanConsumable Electrodes.Material ini
akan dapat membuat pekerja las sering tepapar gas-gas berbahaya dan
partikulat asing. Proses-proses seperti pengelasan denganflux-cored
arc weldingdanshielded metal arc weldingakan menimbulkan asap yang
mengandung partikel-partikel yang terdiri dari berbagai macam
tipe-tipe oksida. Gas-gas berbahaya ini akan dapat mengakibatkan
penyakitMetal Fume Feverbagi pekerja.Metal Fume Feverterjadi akibat
terhisapnya uap atau asap (Fume) dari Zn, Mg, atau Oksida-nya.
Kondisi dermatitis industri dapat dilihat dari segi zat fisis
yaitu resiko kulit terbakar, zat kimia yaitu terkontaminasi zat-zat
kimia pada benda logam dan benda berukuran kecil saat bekerja,
tenaga mekanis bila zat kimia ini mengakibatkan alergi pada pekerja
yang memiliki efek iritasi pada kulit.B. Tujuan
1. Tujuan umum
Menganalisa pengetahuan tentang risiko bahaya pengelasan pada
pekerja las di Risqi Advertising
2. Tujuan khusus
Mengidentifikasi karakteristik pekerja (umur, masa kerja dan
pendidikan formal), mengidentifikasi potensi bahaya dan mempelajari
pengetahuan pekerja mengenai faktor risiko bahaya yang dihadapi
oleh pekerja pada usaha bengkel las.C. Manfaat
1. Mengetahui penerapan identifikasi bahaya dalam aktivitas
kerja.
2. Memperoleh gambaran mengenai identifikasi bahaya dan upaya
pengendaliannya pada proses pengelasan.D. Rumusan Masalah
1. Bahaya bahaya yang terjadi pada proses pengelasan
2. Bahaya dalam pengelasan dan cara pencegahanya.
3. Alat alat pengaman pada proses pengelasanBAB II
PEMBAHASANA. Kajian teori
Pemerintahan Indonesia masih dalam masa transisi penataan
kehidupan politik dan keamanan nasional. Sementara itu, pergerakan
roda ekonomi nasional baru mulai dirintis oleh pemerintah dan
swasta nasional. K3 baru menjadi perhatian utama pada tahun 70-an
searah
dengan semakin ramainya investasi modal dan pengadopsian
teknologi industri nasional (manufaktur). Perkembangan tersebut
mendorong pemerintah melakukan regulasi dalam bidang
ketenagakerjaan, termasuk pengaturan masalah K3.Hal ini tertuang
dalam UU No. 1 Tahun 1070 tentang Keselamatan Kerja, sedangkan
peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan sebelumnya seperti UU
Nomor 12 Tahun 1948 tentang Kerja, UU No. 14 Tahun 1969 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja tidak menyatakan
secara eksplisit konsep K3 yang dikelompokkan sebagai norma kerja.
Setiap tempat kerja atau perusahaan harus melaksanakan program K3.
Tempat kerja dimaksud berdimensi sangat luas mencakup segala tempat
kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan tanah, dalam
air, di udara maupun diruang angkasa. Pengaturan hukum K3 dalam
konteks di atas adalah sesuai dengan sektor/bidang usaha. Misalnya,
UU No. 13 Tahun 1992 tentang Perkerataapian, UU No. 14 Tahun 1992
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ), UU No. 15 Tahun 1992
tentang Penerbangan beserta peraturan-peraturan pelaksanaan
lainnya.
Menurut peraturan perundang-undangan ditetapkan syarat-syarat
keselamatan kerja sebagai berikut :
1. mencegah dan mengurangi kecelakaan
2. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
3. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan4. memberi kesempatan
atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya
5. memberi pertolongan pada kecelakaan
6. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja
7. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca,
sinar atau radiasi, suara dan getaran
8. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja
baik phisik maupun psychis, keracunan, infeksi dan penularan
9. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai10.
menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik
11. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
12. memeliharan kebersihan, kesehatan dan ketertiban
13. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja,
lingkungan, cara dan proses kerjanya
14. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik
15. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
16. memeliharan kebersihan, kesehatan dan ketertiban
17. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja,
lingkungan, cara dan proses kerjanya mengamankan dan memperlancar
pengangkitan orang, binatang, tanaman atau barang18. mengamankan
dan memelihara segala jenis bangunan
19. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,
perlakuan dan penyimpanan barang20. mencegah terkena aliran listrik
yang berbahaya
21. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan
yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.Ada tiga aspek
utama hukum K3 yaitu norma keselamatan, kesehatan kerja, dan kerja
nyata. Norma keselamatan kerja merupakan sarana atau alat untuk
mencegah terjadinyakecelakaan kerja yang tidak diduga yang
disebabkan oleh kelalaian kerja serta lingkungan kerja yang tidak
kondusif. Konsep ini diharapkan mampu menihilkan kecelakaan kerja
sehingga mencegah terjadinya cacat atau kematian terhadap pekerja,
kemudian mencegah terjadinya kerusakan tempat dan peralatan kerja.
Konsep ini juga mencegah pencemaran lingkungan hidup dan masyarakat
sekitar tempat kerja. Norma kesehatan kerja diharapkan menjadi
instrumen yang mampu menciptakan dan memelihara derajat kesehatan
kerja setinggi-tingginya. K3 dapat melakukan pencegahan dan
pemberantasan penyakit akibat kerja, misalnya kebisingan,
pencahayaan (sinar), getaran, kelembaban udara, dan lain-lain yang
dapat menyebabkan kerusakan pada alat pendengaran, gangguan
pernapasan, kerusakan paru-paru, kebutaan, kerusakan jaringan tubuh
akibat sinar ultraviolet, kanker kulit, kemandulan, dan
lain-lain.Struktur kegiatan di bengkel las
B. Kegiatan lapangan
1. Waktu pelaksanaan
Hari / Tanggal : jumat, 3 Mei 2013
Waktu pelaksanaan: pukul 10.00 wib 11.30 wib
2. Lokasi Observasi Bangkel las RISQI ADVERTISING 3. Gambaran
umum lokasi
Bangkel las RISQI ADVERTISING berada di Jl. Merapi Raya Tebeng
kota Bengkulu4. Hasil kegiatan Nama perusahaan : RISQI
ADVERTISING
Nama pemilik: Bpk Hermawan
Mulai berdiri:
Alamat : Jl Merapi Raya, Tebeng
Produksi: membuat baliho, ngelas, trali, pagar, papan merk
Alat alat yang tersedia : mesin las, gerinda tangan, gerinda
potong, jenset, komposer, mesin mor, gunting behel, takel.
Dari hasil wawancara penulis dengan pekerja. Pada saat bekerja
pertama kali, pekerja merasakan kebisingan. Namun seiring waktu hal
ini sudah menjadi hal yang biasa bagi pekerja. Hal ini menunjukkan
bahwa intensitas pendengaran pekerja berkurang seiring dengan waktu
yang telah dihabiskan dalam pekerjaan ini. Efek yang ditimbulkan
oleh kebisingan di lingkungan kerja ini selain penurunan intensitas
pendengaran, yaitu efek psikologis yang terjadi seperti kehilangan
konsentrasi yang dapat mengganggu pekerjaan. Selain itu gangguan
komunikasi juga dapat terjadi yang dapat mengganggu kinerja dan
keamanan pekerja. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan
memindahkan lokasi kerja dan alat pengaman diri.
Dari hasil survey, maka beberapa hal yang menimbulkan ketidak
ergonomisan dalam lingkungan kerja di Rizky Advertising yaitu
ruangan yang sempit yang memicu pekerja bekerja dalam kondisi yang
tidak nyaman seperti terpaksa berjongkok, membungkuk, memiringkan
badan dan sebagainya. Hal ini selain mempengaruhi fisik pekerja
juga mempengaruhi konsentrasi pekerja yang dibutuhkan saat
mengelas. Selain itu penyebab lainnya adalah cara kerja yang salah
yakni umumnya pekerja las ini hanya mengandalkan insting kenyamanan
mereka dan tidak mau ambil repot untuk membentuk prosedur kerja
yang benar. Seringkali mereka juga harus membolak-balikkan benda
kerja sehingga beban yang mereka tanggung selain ketidaknyamanan
kerja akibat posisi kerja juga posisi membawa beban. Pengendalian
yang dapat dilakukan adalah dengan mengubah tata letak ruang kerja,
menambah alat bantu serta prosedur kerja yang baik dan benar.
Terdapat beberapa metoda pengamanan umum yang dilakukan terhadap
pekerjaan dari seorang Tukang Las, tetapi untuk keamanan diri
secara standard adalah penggunaanPersonal Protective
EquipmentStandar yang mudah dioperasikan yang terdiri atas:
1. Helm dengan filter cahaya
2. Topi
3. Kacamata (Google)
4. Baju keselamatan
5. Celemek
6. Sarung tangan
7. Sepatu dengan cap baja
8. Proteksi pendengaranC. Analisis1. Bahaya bahaya dalam
pengelasan
BahayaLedakan.Untuk mencegah terjadinya ledakan sebelum
pengelasan harus dilakukan pemeriksaan lebih dahulu untuk
memastikan bahwa tidak akan terjadi ledakan. Karena pemerikasaan
tidak boleh hanya berdasarkan atas perkiraan saja tetapi harus
dengan alat deteksi untuk gas yang mudah terbakar. Bahaya
kebakaranUntuk mencegah terjadinya kebakaran, bahan bahan yang
mudah terbakar seperti siolar, bensin, gas, cat kertas dan bahan
lanya harus ditempatkan ditempat khusus yang tidak akan terkena
percikan las.Bahaya kebakaran juga dapat terjadi karena kabel yang
menjadi panas yang disebabkan karena hubungan yang kurng baik,
kabel yang tidak sesuai atau adanya kebocoran listrik karena
isolasi yang rusak. BahayaJatuhDidalam pengelasan dimana ada
pengelasan ditempat yang tinggi akan selalu ada bahaya terjatuh dan
kejatuhan. Bahaya ini dapat mnimbulkan luka luka berat atau
kematian karena itu usaha pencegahanya harus betul betul
diperhatikan, Untuk menghindari bahaya tersebut hal hal berikut
yang harus dilakukan:a. Pekerja ditempat tinggi harus memakai tali
pengaman.b. Semua pekerja harus memakai topi pengaman untuk
melindungi kepala terhadap bahaya jatuh atau kejatuhan.c. Harus ada
kepastian keamanan terhadap pelataran kerja tinggi, tangga dan alat
pembantu lainya.d. Alat dan bahan yang digunakan pada pengerjaan
tinggi harus diikat dan diletakkan ditempat yang aman.e. Tidak
membebani pelataran kerja melebihi batas kemampuan yang
diizinkan.2. Bahayadalam pengelasan dan pencegahanya
Bahaya karena adanya kontak dengan listrik meningkat pada
kondisi panas, basah atau lembab. Kontak antara kulit dengan
elektroda las harus dihindari dengan menggunakan sarung tangan
kering yang baik kondisinya. Konsekuensinya kontak dengan listrik
ini akan meningkat bila bekerja pada tempat yang sempit atau pada
suatu keitnggian dimana terdapat kemungkinan terjatuhnya juru las.
Cahaya dari busur pengelasan dapat mengakibatkan kerusakan pada
mata. Kondisi sakit ini tidak secara langsung terasakan tetapi akan
timbul satu atau dua hari sebelum kemudian menghilang. Orang orang
disekitar juru las juga akan menerima resiko walaupun tidak secara
langsung menatap busur tersebut. Untuk itu siapa saja yang akan
mendekati daerah kerja pengelasan harus mengingatkan orang orang
yang ada disekitarnya sebelum memulai pemeriksaan busur. Cahaya
yang menyilaukan dapat dikurangi dengan menggunakan permukaan
dinding atau tirai yang tidak memantulkan cahaya dan dengan tidak
menggunakan pakaian berwarna putih. Proses pengelasan dengan
pelindung gas harus lebih dicermati daripada proses pengelasan
manual karena dalam pengelasan manual busur listrik akan terlindung
oleh fluks. Pelindung mata dengan menggunakan kacamata baca yang
memiliki warna gelap sangat berbahaya bila digunakan mengelas
sekalipun hal ini digunakan oleh pengawas las. Bahaya tersebut ada
karena cahaya yang sangat menyilaukan yang masuk melalui sisi
samping kacamata masih dapat mengakibatkan kerusakan pada mata.
Pelindung mata yang mempunyai kaca dengan kemampuan mengubah warna
kaca secara cepat dengan mengubah intensitas cahaya yang masuk
sangat baik. Dengan hal ini disebabkan karena pada penggunaan
pelindung mata yang permanen kegelapanya, pada awal awal pengelasan
khususnya yang menuntut ketepatan yang tinggi akan sangat sulit
melakukanya tanpa adanya cahaya awal yang masuk kemata, yang secara
umum dikenal dengan istilah tercuri cahaya. Asap las terdiri dari
bermacam macam zat dalam bentuk gas atau partikel halus yang dapat
merusak kesehatan jika terhirup, Tingkatan resiko terhadap juru las
tergantung pada komposisi asap. Konsentrasinya dalam udara yang
terhirup dan paparan asap terhadap ventilasi yang kurang baik dapat
terasakan pada saat pengelasan atau beberapa saat setelah
pengelasan. Pada keadaan khusus pelindung pernafasan harus
digunakan tetapi masker filter tidak akan menolong pada kondisi
kekurangan oksigen.Cara yang sangat mungkin dilakukan untuk
menghindari resiko yang berhubungan dengan asap las ada beberapa
hal antara lain.
a. Tidak membiarkan asap mengepul khususnya pada daerah terbatas
(sempit)
b. Terjaminya ventilasi untuk udara segar
c. Lapisan permukaan harus dibuang sebelum pengelasan dan
pemotongan
d. Menghindari posisi kepala tepat diatas asap yang berasal dari
pengelasan
e. Sedapatmungkindiusahakanmelakukanpengelasandiluarruangan
Resiko yang akan ditanggung akibat paparan asap yang berlebihan
dapat dirangkum sebagai berikut:
Iritasi pada saluran pernafasan Sakitseperti flu yang
diakibatkan asap logam Keracunan sistematik Fibrosis Efek efek
jangka panjang yang diakibatkan oleh kromium heksavalen dan
nikel.
Cara untuk mengurangi bahaya kebakaran yang lebih besar dapat
dilakukan sebelum memulai pekerjaan selama bekerja, dan setelah
bekerja. Pada pengelasan saluran pipa, arus listrik akan melewati
struktur yang dilas. Adanya kondisi ini harus dijamin bahan dalam
pipa tidak dapat cairan atau gas yang mudah tebakar. Suara yang ada
dalam ruang terbatas dapat mempengaruhi konsentrasi pekerja. Suara
tersebut dapat berasal dari orang yang berbicara, pemukulan benda
kerja dan suara yang berasal dari mesin dan proses pengelasan.
Suara yang melewati batas ambang kemampuan pendengaran tentu saja
akan mengurangi kemampuan pendengaranya dan akibat yang lebih parah
adalah hilangnya pendengaran secara total.Untuk mengatasi bahaya
kebisingan maka dianjurkan pada juru las untuk menggunakan
pelindung telinga. Pelindung ini akan terasa sekali kegunaanya bila
bekerja pada tempat yang terbatas. Misalnya dalam tangki atau
bejana tekan. Disamping itu pada pekerja pembongkaran las yang
tidak baik yang dilakukan dengan proses penggrindaan atau arc
gauging, harus digunakan pelindung telinga, karena tingkat
kebisinganya yang sangat tinggi.Beberapa keadaan darurat disebabkan
karena kurangnya pengetahuan tentang pengelasan dan pemotongan yang
melibatkan bermacam macam gas atau tentang cara penanganan
peralatan dan bagaimana seharusnya menggunakanya. Untuk memperbesar
tingkat keselamatan pada diri pekerja dan sekitarnya perlu
diberikan informasi atau pelatihanBAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum untuk menghindari agar terhindar dari percikan terak
dan bunga api dalam pengelasan sehingga keselamatan dan kesehatan
kerja dapat terjaga dengan baik yaitu dapat dilakukan dengan
cara:
1. Memakai baju pengelasan agar seluruh badan terhindar dari
percikan api dalam proses pengelasan.
2. Memakai kaca mata las agar waktu proses pengelasan mata
terjaga dari percikan api dan bahaya silau.
3. Memakai pelindung muka agar melindungi muka dari percikan api
pada proses pengelasan yang pada dasarnya dengan kaca mata tidak
cukup membantu.
4. Menggunakan tabir pada proses pengelasan agar percikan api
tidak mengenai bahan bahan lainya yang mudah terbakar.
5. Melakukan inspeksi pada seluruh kabel listrik agar tidak
terkena percikan api.
6. Menggunakan pelindung telinga untuk menghindari dari
kebisingan yang tinggi.
7. Menggunakan udara bebas sebagai udara bukan oksigen.
8. Mengetahui arah angin untuk meminimalisir terkena percikan
bunga api pada waktu pengelasan.Disamping itu hal terpenting yang
harus benar benar diperhatikan sebelum dilakukanya pengelasan agar
terhindar dari percikan bunga api dan mengurangi terjadinya
kecelakaan adalah tersedianya prosedur penanganan keadaan darurat
yang tertulis.
B. Saran
Hendaknya dalam setiap melakukan proses pengelasan las listrik
selalu memperhatikan dan mengutamakan keselamatan kesehatan kerja
baik bagi welder itu sendiri maupun orang lain yang ada
disekitarnya karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap suatu
proses produksi. Apabila terdapat oknumoknum tertentu yang dengan
sengaja melakukan tindakan melanggar tentang keselamatan kesehatan
kerja yang dapat membahayakan dirinya sendiri atau orang lain
supaya dikenakan sanksi yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
Susanto, Arif. 2006. KEBISINGAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP
KESEHATAN DAN LINGKUNGAN. Binary moon:
BandungBlog.wordpress.com
Welding Guideline Manitoba Labour Workplace Safety and Health
Juni 2000
NoSumber bahayaResiko yang mungkin terjadi
1Mesin alat mekanik atau peralatan tangan misalnya gergaji, bor,
gerinda dan mesin las yang tidak dilindungi bagian-bagian
berbahayanya. Tergencet, terpotong, tergores, terjerat, terjepit,
tertusuk, terkena gerakan mesin, tertimpa radiasi dll.
2Bahan kimia debu, asap, uap, dan bahan kimia padatDermatitis,
asma, terbakar, keracunan, kebakaran, peledakan
3Dataran kerja yang tidak rapi, lantai terbuka, licin dan sisa
bahan berserakan.Tersandung, terjatuh, terjepit, tertusuk,
terantuk, terpeleset.
4Jaringan kabel lstrik yang terbuka, steker yang berlebihan,
penggunaan peralatan listrik yang tidak standar.Kesetrum, terbakar
kebakaran, peledakan
5Mesin atau proses yang mengeluarkan kebisingan tinggi, getaran
tinggi.Tuli sementara, tuli permanen, stress meningkat, sakit
kepala, efek psikologis, mengurangi konsentras.
DAFTAR AKTIFITAS PEKERJAAN PADA PROSES PRODUKSI
NAMA INDUSTRI :
NoPROSES DAN LOKASIURAIAN AKTIFITAS PEKERJAAN
1Pemesanan Sebelum menentukan akan membuat apa pihak pemilik
usaha menunggu pemesanan dari konsumen
2PengukuranSetelah menerima pesanan baru mengukur sesuai dengan
pemesanan.
3Pemotongan Pipa atau besi yang sudah di ukur dipotong
menggunakan gerinda.
4Pengelasan Setelah dipotong pipa di sambungkan dengan pipa yang
lainya sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
5Pembersihan sisa-sisa lasPipa yang telah dilas dirapikan
sisa-sisa lasnya
6Pengecatan Setelah rapi tidak ada sisa-sisa lasnya, kemudian
dicat dan dikeringkan.
7Pengangkutan dan pengirimanSetelah selesai atau barang telah
jadi kemudian dikirim atau diangkut ke pelanggan dengan alat
transportasi.
GAMBAR
Pemesanan
Mengukur pipa
Dipotong
Pengelasan
Pembersihan sisa-sisa las
Pengecatan dan Pengeringan
Pengangkutan dan pengiriman
ii