Page 1
TUGAS
GEOLOGI BATUBARA
Evaluasi Potensi Batubara Daerah Nunukan,
Kalimantan Timur
Disusunoleh :
Tri Purwanti
Rony Octa Prabowo
Abdul Razak
1107045074
1107045075
1107045076
FISIKA KONSENTRASI GEOFISIKA GEOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2013
Page 2
1. Pendahuluan
1.1. Lokasi dan Kesampaian Daerah
Gambar 1.1 Kecamatan Long Iram – Kabupaten Kutai Barat – Propinsi Kalimantan
Timur
Banyak cara untuk mencapai ke daerah Kutai Barat ini, dari kecamatan Melak
dapat ditempuh dengan kendaraan roda 4 dan roda 2 maupun dengan transportasi
sungai (kapal).
Kutai Barat berjarak + 325 km dari Kota Samarinda, perjalanan dapat
ditempuh melalui jalur darat, sungai maupun udara, waktu tempuh perjalanan + 6 jam
melalui jalan darat.
Page 3
Gambar 1.2 Peta Kesampaian Daerah
Menggunakan Jalan darat : Samarinda – Tenggarong ( Kukar ) – SP3
Kotabangun ( Kukar ) – Muara muntai - Resak ( Kubar) – Bekokong – Jempang –
Muara tae – Sendawar – Barong Tongkok. Dari Barong Tongkok menuju Tering dan
menyeberang di Muara Leban untuk menuju kampung Long Daliq.
Menggunakan Jalan Udara : Dari balikpapan/Samarinda menempuh
perjalanan sekitar 50 menit sampai di bandara sendawar. Dari sendawar dilanjutkan
dengan menggunakan kendaraan roda empat menuju tering dan menyeberang di
Muara Leban langsung menuju Long Daliq. Hotel terdekat dari lokasi berada di
Kecamatan Tering Seberang, adalah hotel IWJ.
Page 4
Gambar 1.3 Kecamatan Long Iram – Kabupaten Kutai Barat – Propinsi Kalimantan
Timur
Blok Longiram secara administratif termasuk Kecamatan Longiram desa
Long Daliq, Kabupaten Kutai Barat; secara geografis terletak antara koordinat
00000’00’’ – 00
007’00’’ LS dan 115
029’00’’ – 115
040’00’’ BT.
Page 5
1.2. Vegetasi, Fauna dan Iklim Daerah
Vegetasi :
Gambar 1.4 Peta Vegetasi Penutup Lahan
Gambar 1.5 Peta Vegetasi Tata Ruang Wilayah
Page 6
Fauna : Walet, Enggang Kepala Putih
Flora Resmi : Anggrek Hitam
Iklim :
Karakteristik iklim Kabupaten Kutai barat termasuk dalam kategori iklim
tropika humida, dengan rata-rata curah hujan tertinggi terdapat pada bulan April dan
terendah di bulan Agustus serta tidak menunjukkan adanya bulan kering atau
sepanjang bulan dalam satu tahun selalu terdapat sekurang-kurangnya tujuh hari
hujan. Namun demikian dalam tahun-tahun terakhir ini, keadaan iklim di Kabupaten
Kutai Barat terkadang tidak menentu. Pada bulan-bulan yang seharusnya turun hujan
dalam kenyataannya tidak hujan, atau sebaliknya pada bulan-bulan yang seharusnya
kemarau bahkan terjadi hujan dengan dengan musim yang lebih panjang. Temperatur
minimum umumnya terjadi pada bulan Oktober sampai dengan Januari sedangkan
temperatur maksimum terjadi antara bulan Juli sampai dengan bulan Agustus. Daerah
beriklim seperti ini tidak mempunyai perbedaan yang jelas antara musim hujan dan
musim kemarau. Pada musim angin barat hujan turun sekitar sekitar bulan Agustus
sampai bulan Maret, sedangkan pada musim timur hujan relatif kurang, hal ini terjadi
pada sekitar bulan April sampai bulan September.
Page 7
1.3. Kependudukan dan Tata GunaLahan
Tabel 1.1 Demografi Kutai Barat
Demografi Kutai Barat
Ibu Kota Kabupaten Sendawar
Penduduk 165.091 jiwa (2010)
APBD Rp 1,4 Trilyun (2010)
Jarak ke Ibu Kota Propinsi 400 Km
Penduduk Miskin 9,9 % (tahun 2010)
Morfologi Bergelombang landai sampai curam
Suku Mayoritas Dayak, Kutai dan Jawa ainnya
Jumlah Kecamatan 21 Kecamatan
Gambar 1.6 Peta Kutai Barat
Page 8
Tabel 1.2 Demografi Kecamatan Long Iram
Demografi Long Iram
Populasi 6.407 Jiwa
Sumber pendapatan Pertanian dan perkebunan, perikanan
Luas Wilayah 1.462, 01 ha
Jarak ke Ibu Kota Kabupaten 84
Curah Hujan 558,4 (rata rata)
Batas wilayah Utara : Kukar
Timur : Kukar
Selatan : Tering
Barat : Laham
Long Hubung
Sarana Kesehatan 1 Puskesmas, 5 puskesmas pembantu
Gambar 1.7 Peta Kecamatan Long Iram
Page 9
Tabel 1.3 Demografi Desa Long Daliq
Demografi Desa Long Daliq
Populasi 600 Jiwa
Luas Wilayah 91.55 ha
Suku Dayak Bahau
Jumlah Keluarga Petani 90%
Elevasi 22
Jarak desa ke Kantor Kecamatan 7KM
Pemukiman Kumuh Tidak ada
1.4. Infrastruktur Daerah
Pembangunan infrastruktur yang bertujuan untuk mengatasi keterisolasian
wilayah, baik fisik maupun komunikasi diarahkan pada peningkatan aksesbilitas
masyarakat Kutai Barat terhadap media komunikasi dan informasi dan penyediaan
jaringan listrik untuk kampung yang belum tersentuh oleh listrik.
• PRASARANA JALAN
Pada bidang pekerjaan umum, yang menjadi tolak ukur utama adalah
kondisi insfrastruktur jalan. kewenangan dalam pembangunan dan
pemeliharaan jalan meliputi jalan Kabupaten, Perkantoran dan jalan tertentu
yang karena fungsinya memiliki peran strategis. Jalan sebagai sarana
penghubung di bidang trasportasi darat merupakan salah satu unsur yang
sangat penting dalam memperlancar kegiatan perekonomian masyarakat.
Prasarana jalan pada hakikatnya menyangkut aspek kehidupan, baik aspek
sisial ekonomi, budaya, maupun ketahana dan keamanan. Prasarana jalan juga
dipandang sangat penting dalam rangka menunjang
pengembangan/peningkatan pembangunan dan mendorong serta menciptakan
keseimbangan pembangunan antar wilayah/daerah yang berbeda, dalam hal
ini penyebap sumber daya yang tidak merata, intensitas kegiatan ekonomi.
Page 10
Memperhatikan luas wilayah Kabupaten Kutai Barat dan jumlah
penduduk yang terbesar tidak merata, maka sangat dibutuhkan prasarana jalan
yang berperan sebagai pendorong pengembangan dan pembangunan di
berbagai sektor. Untuk mewujutkan maksud tersebut di atas, maka perlu
pembangunan dan pemeliharaan prasarana jalan yang berkesinambungan pada
seluruh ruas jalan, baik jalan Negara, jalan Provinsi maupun jalan Kabupaten
/Kota. pembangunan jalan yang dilakukan harus dilakukan harus
memperhatikan dan mempertimbangkan keserasian antara beban kepadatan
lau lintas dan daya dukung jalanmerupakan salah satu upayah strategis untuk
meningkatkan perekonomian.
Status jalan yang ada di Kabupaten Kutai Barat menurut data tahu
2008 terdiri dari jalan Negara/Nasional,Provinsi dan Kabupaten. Dilihat dari
ukuran panjan, jalan di Kabupaten Kutai Barat berupa jalan nasional
sepanjang 48 km, jalan provinsi 402,5 km dan jalan Kabupaten 747,96 km.
Kualitas prasarana jalan sampai tahun 2008, umumnya masih rendah
meski masih terus mengalami peningkatan, diantaranya dari total jaringan
jalan pada tahun 2007 mencapai 1.198,46 km. dari jumlah tersebut jalan yang
masih dalam kategori baik sekitar 354,38 km, kategori sedang 545,47 km dan
rusak 250,10 km. Sedangkan jenis permukaan jalan adalah 1.198,46 km,
permukaan diaspal 335,80 km, permukaan agregat370,50 km dan jalan tanah
492.16 km.
• PERHUBUNGAN DAN TRANSPORTSI
Transportsi dan Perhubungan merupakan sektor pendukung yang
sangat mutlak kebradaannya. sebgai media pemindah barang maupun kegiatan
dari suatu tempat ketempat lain. Tanpa dukungan sektor perhubungan dan
tranportsi aktivitas apapun sulit berkembang, bahkan stagnan. Wilayah yang
tak terjangkau perhubungan dengan baik seringkali mengalami isolasi.
Kabupaten Kutai Barat sebagian besar wilyahnya adalah daratan sehinga
Page 11
sistem tranportasi dan perhubungan darat menjadi sarana sebagian besar
penduduk.
Kebarhasilan pembangunan di Kutai Barat secara nyata meningkatkan
kesejahtraan masyarakat, hal tersebut berdanpak meningkatnya mobilitas
masyarakat dalam memenuhi aktivitasnya yang pada gelirannaya akan
membutuhkan pelayanan jasa tranportsi darat maupun laut dan udara dan pos
telekominkasi yang memadai. Pelayan jasa transportasi yang diharapkan
masyarakat yaitu tingkat keselamatan, keamanan, kelencaran dan kenyamanan
yang lebih tinggi dengan kapasitas yang lebih besar, serta terpadu baik
intermodal maupun antarmodal lainnya Selain itu dalam menghdapi arus
globallisasi, inpormasi dan repormasi sehinga mengakibatkan perubahan yang
sangat cepat dalam kehidupan masyarakat, dimana transportsi adalah sebagai
urat nadi perekonomian pada gelirannya mebutuhkan pelayanan transpotsi
darat yang lebih efisien
Hingga tahun 2008 terdapat 2 (dua) Bandar udara perintis di
Kabupaten Kutai Barat, Bandar Udara Melalan yang terletak di Kecamatan
Barong Tongkok dan Bandar Udara perintis Data Dawai di Long Pahangai
dengan panjang landasan pacu antara 450 meter sampai 500 meter yang hanya
dapat di darati pesawat sekelas Cessna
• LISTRIK
Listrik saat ini sudah merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi
kehidupan manusia. Tampa listrik rasaya hampir pasti dunia usaha, rumah
tangga maupun sektor-sektor lainnya lumpuh karena tyidak adaya pasokan
listrik. Untuk sumber energi listrik di Kabupaten Kuatai Batar masih
mengandalkan pasokan dari Perusahaan listrik Negara (PLN). Saat ini
ketersediaan listrik di Kutai Barat masih belum mencukupi kebutuhan
masyarakat. Dampaknya masih bayak permintaan pemasangan listrik yang
telah diajukan masyarakan belum dapat direalisasi oleh pihak PLN.
Pemerintah Kabupaten Kutai Barat telah mengambil langkah konkret berupa
Page 12
pemberian subsidi mesin genset namun masalah ini masi belum bisa teratasi.
Untuk mengatasi keterbatasan listrik Pemerintah Kutai Barat direncanakan
bekerjasama dengan pihak investor untuk membangun Pembangkit Listrik
Tenaga Uap. namun hinga sekarang belum menemui titik terang kapan akan
segera dibangun.
Menurut data dari PLN Cabang Samarinda diketahui bahwa jumlah
pelanggan listrik PLN di Kutai Barat tahun 2007 sebanyak 12.372 dengan
daya tersambung sebesar 12.301.890 VA. dimana jumlah pelanggan
terbanyak berasal dari rumah tangga dengan jumlah sebesar 11.473 pelanggan
kemudian diikuti oleh pelanggan dari sosial yaitu 408
• AIR MINUM
Kegiatan subsektor ini mencakup proses pembersiha,permurnian dan
peroses kimiawi lainnya yang menghasil kan air minum serta pendistribusian
dan penyaluran ke rumah tangga, instansi pemerintah dan intansi suasta baik
yang di lakukan oleh perusahaan Air minum (PAM) maupun bukan PAM .
kegiatan inimencangkup usaha air bersih melalui sumur artesis yang di
komersilkam. Pembotolan air mineral dan air yang mengandung karbonat
tidak termasuk dalam subsektor ini tetapi dimasukan dalam sektor industri
Pengolahan. Data produksi,harga dan biyaya antar sub sekjtor ini di peroleh
dari Perusahahan Daerah air Minum (PDAM) dan perusahaan lainnya yang
mengusahakan air minum .
Kebutuhan air bersih di penuhi dengan sistem perpipaan. Penyediaan
air bersih perpipaan dilayai oleh PDAM Kutai Barat baik untuk konsumen
rumah tangga, perkatoran, sarana umum, sarana sosial maupun industri.
Banyaknya jumlah sambungan dan jumlah penduduk yang dilanyani oleh
PDAM di Kabupaten Kutai Barat sampai tahun 2008 adalah 5.217 sambungan
yang terbesar dibeberapa Kecamatan. namun demikian daerah pelayanannya
belum rata di seluruh Kabupaten Kutai Barat. dengan demikian masyarakat
yang secara geografis dekat dengan sungai secara umum masih
Page 13
memamfaatkan aliran sungai dalam pemenuhan kebutuhan air sehari-hari.
Kecamaatan Melak merupakan daerah yang palig banyak terdapat sambungan
PDAM yaitu sebanyak 2.318 sambungan. hingga tahun 2008 PDAM yang
saat ini bersetatus sebagai PERUSDA air minum baru mampu menjangkau
pemasangan di 9 (sembilan) Kecamatan yaitu Melak, Barong Tongkok,
Bongan, Jempang, Penyinggahan, Muara Pahu, Muara Lawa, Damai &
Tering. sedangkan kapasitas produksi yang bisa dihasilkan adalah sebesar
1.296.726 m3, dengan rata-rata produksi setiap bulannya 108.060 m3.
Untuk meningkatkan pelayanan penyediaan air bersih Pemerintah
kabupaten Kutai Barat tahun 2009 tentang membangunan Proyek Water Treat
Plan (WTP) I dan II yang berlokasi di Kampung Royok Kecamatan Sekolaq
Darat. Proyek ini merupakan bagian kegiatan Multy Years yang mulai
dikerjakan sejak tahun 2008 dan diperkirakan bisa terselesaikan tahun 2010.
diharapkan dengan terbangunnya WTP mampu mendistribusikan kebutuhan
air bersih di tiga Kecamatan yaitu Melak, Sekolaq Darat dan Barong
Tongkok. sedangkan WTP II berlokasi di Kecamatan Linggang Bigung
dengan kapasitas produksi yang lebih kecil dan nantinya mendistribusikan
kebutuhan air minum untuk 2 Kecamatan yaitu Linggang Bigung dan Tering.
2. Geologi Regional
2.1. Geomorfologi
Secara umum daerah penyelidikan dapat dibagi menjadi 3 Satuan morfologi,
yaitu satuan morfologi pedataran, satuan morfologi perbukitan bergelombang dan
satuan morfologi perbukitan curam.
Satuan morfologi daerah pedataran, berada di bagian Timur Laut daerah
penyelidikan, di sekitar aliran sungai Mahakam. Pola alirannya dendritik sampai
anastomatik. Satuan ini terutama tersusun oleh alluvium, sebagian Formasi
Kampungbaru dan Formasi Meragoh. Memiliki ketinggian antara 25 -75 meter diatas
muka air laut rata-rata. Satuan ini menempati sekitar 20 % dari daerah penyelidikan.
Page 14
Satuan Morfologi Perbukitan Bergelombang berada di bagian tengah sampai
selatan daerah penelitian. Umumnya memiliki pola aliran sungai dendritik. Satuan ini
terutama disusun oleh Formasi Meragoh, Kampungbaru, dan Wahau. Ketinggian dari
satuan ini antara 25 - 100 m dari permukaan laut rata-rata. Satuan ini menempati
sekitar 55 % daerah penyelidikan.
Satuan Morfologi Perbukitan Curam berada di bagian Utara sampai Barat
Laut daerah penelitian. Umumnya memiliki pola aliran sungai dendritik. Satuan ini
terutama disusun oleh Formasi Toyu, Ujohbilang, dan Meragoh. Ketinggian dari
satuan ini antara 50 - 100 m dari permukaan laut rata-rata. Satuan ini menempati
sekitar 25 % daerah penyelidikan.
Gambar 2.1 Peta Morfologi
2.2. Stratigrafi Daerah
Berdasarkan pada peta geologi yang dikeluarkan oleh P3G, daerah
penyelidikan tersusun oleh formasi batuan dengan urutan dari tua ke muda yaitu
Page 15
Batuan Gunungapi Nyaan, Formasi Haloq, Formasi Tuyu, Formasi Ujohbilang,
Formasi Pamaluan, Intrusi Sintang, Formasi Warukin, Formasi Meragoh dan
Aluvium.
Batuan Gunungapi Nyaan (Ten), terdiri dari tuf, aglomerat, tuf terlaskan;
bersusunan asam. Tidak selaras diatas Kelompok Selangkai dan tidak selaras dibawah
Batupasir Haloq.
Formasi Haloq (Teh), terdiri dari batupasir kuarsa, sedikit konglomerat dan
batulumpur, jarang batugamping; berlapis sedang sampai tebal. Diperkirakan
diendapkan pada laut dangkal yang berenergi kuat. Umur Formasi ini Eosen Akhir.
Formasi Tuyu (Toty), tersusun atas Napal kelabu tua kehitaman, batulempung
dengan sisipan batugamping. Diperkirakan berumur Oligosen Awal bagian tengah.
Diendapkan pada lingkungan laut dangkal – paparan luar.
Formasi Ujohbilang (Tou), terdiri dari batulumpur, sedikit batupasir, sebagian
gampingan dan karbonan, setempat tufan. Diendapkan pada lingkungan pengendapan
laut terbuka – paparan luar. Berumur Oligosen Awal.
Formasi Pamaluan (Tomp), tersusun oleh batupasir dengan sisipan
batulempung, serpih, napal, batulanau, tuf, batubara, oksida besi dan lensa
batugamping. Diendapkan pada lingkungan peralihan dengan pemasukan unsur laut.
Kisaran umurnya antara Oligosen Akhir – Miosen Awal. Formasi ini merupakan
formasi pembawa batubara.
Intrusi Sintang (Toms), terdiri dari andsit dan diorit, setempat dasit berupa
stok, retas dan retas lempeng.
Formasi Warukin (Tmw), terdiri dari batupasir kuarsa berbutir sedang, kurang
padat, mengandung sisipan batulempung karbonan, batulanau karbonan, berlapis
tebal. Formasi ini berumur Miosen Tengah – Miosen Akhir dan diendapkan pada
lingkungan transisi.
Formasi Meragoh (Tmm), tersusun atas lava, tuf, breksi gunungapi dan
aglomerat, bersusunan basalt – andesit. Umur diperkirakan Miosen Awal – Miosen
Tengah, tapi mungkin pula Oligosen. Batuan ini diduga berasal dari kegiatan Gunung
Meragoh.
Page 16
Aluvium (Qa), tersusun atas kerikil, kerakal, pasir lumpur dan sisa-sisa
tumbuhan.
Tetapi setelah dilakukan interpretasi data lapangan lebih lanjut dan ditambah
dengan data analisa batubara hasil laboratorium, kemungkinan besar Formasi
Pamaluan tidak tersingkap di daerah penyelidikan, tetapi yang tersingkap adalah
Formasi Kampungbaru. Berdasarkan peneliti terdahulu, Formasi Kampungbaru
(Tpkb) tersusun atas batupasir kuarsa, sisipan batulempung, batulanau, konglomerat
aneka bahan, lignit, gambut dan oksida besi. Umur diperkirakan Miosen Akhir –
Pliosen.
Bila dilihat dari keadaan litologi, di daerah penyelidikan tidak ditemukan
gamping yang biasa terdapat di Formasi Pamaluan. Di daerah penyelidikan litologi
yang ditemukan secara umum terdiri dari batupasir, batulempung, batulanau, batubara
dan setempat kongomerat aneka bahan dengan komponen basal dan kuarsa berukuran
0,5 cm – 4 cm. Kemiringan lapisan batuan berkisar antara 5° – 15°.
Selain itu berdasarkan hasil analisis laboratorium, nilai kalori batubaranya
dominan antara 4.500 kal/gr - 4700 kal/gr.
Data diatas lebih menunjukkan ciri-ciri Formasi Kampungbaru dibanding
Formasi Pamaluan.
Page 17
Gambar 2.2 Stratigrafi Daerah Long Iram
Page 18
• Litologi Batuan
Formasi Haloq litologinya berupa batupasir berlapis tebal, keras
sedikit konglomerat (di bagian bawah) dan batulumpur; sisipan tipis batubara
membentu suatu perlipatan (Antiklin) dengan kemiringan relati landai 50 –
250.
Terdapat 1 lapisan batubara yang tidak berkembang dengan baik, yaitu
Lapisan Haloq (lokasi LD-03, 04 dan 05) tebal 0,30–2,00m, kemiringan 240 –
250. Batubara berwarna hitam mengkilap, konkoidal, keras berat, sisipan batu
lempung, mengandung pirit yang tersebar.
Litologinya terdiri dari batupasir kuarsa dan batulempung bersisipan
batulanau, serpih batugamping dan batubara. Ditemukan 5 lapisan batubara
tebal 0,75 – >4,75m, kemiringan 140 – 370. Diperkirakan terdapat 5 lapisan
batubara:
o Lapisan 1, LD-08A, 09 dan 18 tebal >0,75 - >4,75m. Batubara wara
berwarna hitam kusam, menyudut, mengotori tangan, sisipan batu
lempung.
o Lapisan 2, LD-15 dan 17 tebal >1,10 - >1,50m. Batubara wara berwarna
hitam kusam, menyudut, mengotori tangan, sisipan batu lempung.
o Lapisan 3, LD-12 tebal >2,00m. Batubara wara berwarna hitam kusam,
menyudut, mengotori tangan, sisipan batu lempung.
o Lapisan 4, LD-02, 22 dan 23 (diluar wilayah) tebal>1,00 – 2,15m.
Batubara wara berwarna hitam kusam, menyudut, mengotori tangan,
sisipan batu lempung.
o Lapisan 5, LD-24 dan 25 tebal >1,20m. Batubara berwarna hitam kusam,
menyudut, mengotori tangan, sisipan batu lempung.
2.3. Struktur Geologi
Struktur geologi yang berkembang di daerah penyelidikan adalah struktur
lipatan dan sesar. Struktur lipatan berupa antiklin dan sinklin yang sumbunya berarah
relatif Barat laut – Tenggara sedangkan struktur sesar berarah relatif Utara – Selatan.
Page 19
Salah satu unsur struktur yang dominan di daerah ini adalah struktur sinklin.
Sinklin-sinklin tersebut umumnya terlipat lemah dengan kemiringan kedua sayap
yang cukup landai yaitu bervariasi dari 5° hingga 20°. Lapisan-lapisan batubara pada
Formasi Kampungbaru umumnya mengikuti pola struktur sinklin tersebut.
3. Geologi Batubara Daerah Penelitian
3.1. Singkapan Batubara Daerah Penelitian
Selama kegiatan penyelidikan, ditemukan singkapan batubara sebanyak 110
lokasi dan beberapa lokasi singkapan batuan lain serta 14 lokasi pemboran.
Berdasarkan data singkapan dan data pemboran tersebut kemudian dilakukan
rekonstruksi untuk dapat mengetahui jumlah lapisan batubara yang terdapat di daerah
ini. Hasil rekonstruksi lapisan batubara diketahui bahwa lapisan batubara yang
terdapat di daerah ini cukup banyak. Tapi yang memiliki ketebalan lebih dari 1 m
berjumlah 9 lapisan dengan ketebalan antara 1,2 – 3,4 m.
Lapisan-lapisan batubara ini terdapat pada Formasi Kampungbaru dan
membentuk struktur sinklin dan antiklin yang memiliki kemiringan antara 50 - 150,
berarah hampir utara – selatan.
Berikut lapisan-lapisan batubara yang ada di daerah penyelidikan :
• Lapisan Batubara IA, singkapannya ditemukan di lokasi LI 14, LI 6, dan LI
5. Selain itu lapisan ini juga ditembus oleh bor ML 02. Ketebalan berkisar
antara 1,6 – 3,05 m. Kemiringannya cukup landai antara 50 – 90. Pelamparan
lateral diperkirakan sejauh 2,3 km. Secara megaskopis batubaranya berwarna
hitam kecoklatan, kilap kusam, keras, getas, struktur kayu masih terlihat.
• Lapisan Batubara IB, singkapannya ditemukan di lokasi LI 11, LI 12, dan
LI 5. Selain itu lapisan ini juga ditembus oleh bor ML 06. Ketebalan sekitar
2,00 m. Kemiringannya cukup landai antara 90 - 120. Pelamparan lateral
diperkirakan sejauh 2,7 km. Secara megaskopis batubaranya berwarna hitam
kecoklatan, kilap kusam, keras, getas.
• Lapisan Batubara II , singkapannya ditemukan di lokasi LI 11, LI 12, dan LI
5. Selain itu lapisan ini juga ditembus oleh bor ML 05. Ketebalan sekitar 3,05
Page 20
m. Kemiringannya cukup landai antara 90 - 120. Pelamparan lateral
diperkirakan sejauh 2,2 km. Secara megaskopis batubaranya berwarna hitam
kecoklatan, kilap kusam, keras, getas, struktur kayu masih terlihat.
• Lapisan Batubara III , singkapannya ditemukan di lokasi LI 38, dan LI 36.
Selain itu lapisan ini juga ditembus oleh bor ML 07. Ketebalan sekitar 3,40 m.
Arah jurus batubara 700 dengan kemiringannya cukup landai yaitu 150.
Pelamparan lateral diperkirakan sejauh 2,0 km. Lapisan ini mempunyai
pengapit bagian atas berupa coally clay berwarna, coklat kehitaman dan
pengapit bagian bawah berupa batulempung abu-abu. Secara megaskopis
batubaranya berwarna hitam kecoklatan, kilap kusam, keras, getas, setempat
mengandung resin.
• Lapisan Batubara IVA, singkapannya ditemukan di lokasi LI 19, dan LI 20.
Selain itu lapisan ini juga ditembus oleh bor ML 08. Ketebalan sekitar 2,30 m.
Arah jurus batubara antara 1800 - 2150 dengan kemiringannya cukup landai
yaitu 50 - 70. Pelamparan lateral diperkirakan sejauh 2,0 km. Lapisan ini
mempunyai pengapit bagian atas berupa batulempung abu-abu tua dan
pengapit bagian bawah berupa batulempung abu-abu. Secara megaskopis
batubaranya berwarna hitam kecoklatan, kilap kusam, keras, getas.
• Lapisan Batubara IVB, singkapannya ditemukan di lokasi LI 57, dan LI 26.
Selain itu lapisan ini juga ditembus oleh bor ML 09. Ketebalan sekitar 2,00 m.
Arah jurus batubara sekitar 2550 dengan kemiringannya cukup landai yaitu 50
- 110. Pelamparan lateral diperkirakan sejauh 3,2 km. Lapisan ini mempunyai
pengapit bagian atas berupa batulempung abu-abu dan pengapit bagian bawah
berupa batulempung abu-abu. Secara megaskopis batubaranya berwarna hitam
kecoklatan, kilap kusam, keras, getas.
• Lapisan Batubara V, singkapannya ditemukan di lokasi LI 49. Ketebalan
sekitar 2,20 m. Arah jurus batubara sekitar 2000 dengan kemiringannya cukup
landai yaitu 60. Pelamparan lateral diperkirakan sejauh 2,0 km. Secara
megaskopis batubaranya berwarna hitam kecoklatan, kilap kusam, keras,
getas.
Page 21
• Lapisan Batubara VI, singkapannya ditemukan di lokasi LI 30, dan LI 31.
Ketebalan sekitar 1,20 m. Arah jurus batubara sekitar 3500 dengan
kemiringannya cukup landai yaitu 70. Pelamparan lateral diperkirakan sejauh
2,9 km. Secara megaskopis batubaranya berwarna hitam kecoklatan, kilap
kusam, keras, getas.
• Lapisan Batubara VII , singkapannya ditemukan di lokasi LI 32, LI 33 dan
LI 34. Selain itu lapisan ini juga ditembus oleh bor ML 10 dan ML 11.
Ketebalan sekitar 2,20 m. Arah jurus batubara berkisar antara 1000 - 1150
dengan kemiringannya cukup landai yaitu antara 110 - 140. Pelamparan
lateral diperkirakan sejauh 3,4 km. Secara megaskopis batubaranya berwarna
hitam kecoklatan, kilap kusam, keras, getas, setempat mengandung resin.
• Lapisan Batubara VIII , singkapannya ditemukan di lokasi MLA, CT 1 dan
CT 3. Selain itu lapisan ini juga ditembus oleh bor ML 12 dan ML 13.
Ketebalan sekitar 3,30 m. Arah jurus batubara sekitar 3550 dengan
kemiringannya cukup landai yaitu antara 160. Pelamparan lateral diperkirakan
sejauh 2,6 km. Secara megaskopis batubaranya berwarna hitam kecoklatan,
kilap kusam, keras, getas.
• Lapisan Batubara IX, singkapannya ditemukan di lokasi CT 7 dan CT 8.
Selain itu lapisan ini juga ditembus oleh bor ML 14. Ketebalan sekitar 3,20 m.
Arah jurus batubara sekitar 3400 dengan kemiringan 50. Pelamparan lateral
diperkirakan sejauh 2,0 km. Secara megaskopis batubaranya berwarna hitam
kecoklatan, kilap kusam, keras, getas.
Page 22
Tabel 3.1 Lokasi singkapan hasil penyelidikan di wilayah Long Daliq
No OC X Y Tebal N…E/…. 1 Ld-12 346.206,9 10.002.130,6 2.00 Terendam air 2 Ld-02 347.973,4 10.000.037,3 2,15 25/37 3 Ld-15 348.188,4 10.009.386,0 > 1.50 45/17 4 Ld-08A 345.371,5 10.010.337,6 >4,75 20/14 5 Ld-24 359.909,3 10.005.579,7 14.20 - 6 Ld-22 357.832,6 10.009.552,2 >1.00 35/17 7 Ld-09 350.886,3 10.015.903,8 >2.00 20/15 8 Ld-17 356.209,7 10.016.688,5 >1,10 35/21 9 Ld-18 358.668,7 10.021.350,6 >0.75 - 10 Ld-03 333.625,7 10.003.415,4 >1.00 45/24 11 Ld-05 333.506,5 10.003.177,5 >0.50 35/25 12 Ld-04 333.387,1 10.002.939,6 >2.00 35/24
Gambar 3.1 Foto Singkapan
Page 23
Gambar 3.2 Foto Singkapan
Gambar 3.3 Foto Singkapan
oc X Y Ld 08A 345.371,5 10.010.337,6
Page 24
Gambar 3.4 Foto Singkapan
oc X Y LD 04 333.387,1 10.002.939,6
Page 25
Gambar 3.5 Foto Singkapan
3.2. Data Pengeboran Daerah Penelitian
Potensi endapan batubara di daerah penelitian secara umum cukup baik.
Batubara ditemukan di 2 formasi, yaitu Formasi Kampungbaru dan Formasi Toyu.
Kemudian untuk mengetahui potensi secara lebih lanjut, dilakukan
penghitungan sumber daya. Penghitungan sumber daya batubara diperoleh dari data
lapangan dan data laboratorium. Data lapangan yang diperlukan antara lain adalah
tebal, kemiringan dan panjang sebaran lapisan batubara, sedangkan data laboratorium
yang diperlukan adalah berat jenis batubara (Specific Gravity, SG). Berdasarkan
Klasifikasi Sumber daya dan Cadangan Batubara Standar Nasional Indonesia (SNI)
amandemen 1–SNI 13–5014–1998 dari Badan Standarisasi Nasional, sumber daya
batubara di daerah Longiram dapat dikelompokan kedalam sumber daya tereka
(inferred resource) dengan kriteria perhitungan adalah sebagai berikut :
Page 26
Tebal lapisan batubara yang dihitung adalah tebal terukur dari lokasi batubara
pada titik informasi dengan kriteria untuk batubara energi rendah ketebalan minimal
1.00 m dan untuk batubara energi tinggi ketebalan minimal 0.4 m.
Panjang sebaran ke arah jurus atau jarak terjauh dari titik informasi dibatasi
sampai 1.000 m, sehingga total panjang sebaran kedua arah yang berlawanan dari
satu titik informasi mencapai 2.000 m.
Besar sudut kemiringan lapisan yang dipakai adalah besar sudut kemiringan
yang terukur pada masing-masing titik informasi.
Apabila besar sudut kemiringan pada titik informasi kurang jelas maka
digunakan sudut kemiringan dari titik informasi lain yang terdekat.
Lebar yang dihitung kearah kemiringan dibatasi sampai kedalaman 50 m,
rumus yang digunakan untuk menghitung lebar adalah L = 50/sinα ( L = lebar; 10 =
batas kedalaman sampai 50 m; α = besar sudut kemiringan lapisan batubara ).
Berat jenis yang digunakan adalah berat jenis dari hasil analisis, dengan
catatan apabila berat jenis di titik informasi tidak diketahui, digunakan berat jenis dari
titik informasi lain yang terdekat.
Rumus untuk menghitung sumber daya adalah :
Sumber Daya = Panjang (m) x Tebal (m) x Lebar (m) x Berat Jenis ( ton/m3).
Berdasarkan hal diatas, sumber daya batubara daerah Longiram adalah sebanyak
30.538.562,27 ton.
3.3. Geokimia/ HasilAnalisis Batubara Daerah Penelitian
Analisa kimia yang dilakukan terdiri dari analisa proksimat dengan dasar
kering udara dan analisa ultimat yang dilakukan dengan dasar bebas abu dan
komposisi abu serta penentuan nilai kekerasan batubara atau HGI.
Untuk mengetahui hasil analisa kimia batubara daerah Longiram dapat dilihat
pada tabel 3.2 dan tabel 3.3.
Page 27
Tabel 3.2 Kualitas lapisan batubara daerah Longiram
Formasi Kampungbaru
Lapisan FM
%
(ar)
TM
%
(ar)
IM
%
(adb)
VM
%
(adb)
FC
%
(adb)
Ash
%
(adb)
Stot
%
(adb)
SG
Ton/m3
CV
kal/gr
(adb)
IA 22.40 36.45 18.10 33.61 23.52 24.77 0.36 1.52 3649
II 28.37 41.95 18.96 43.78 33.03 4.23 0.19 1.38 5144
IB 21.15 41.14 25.35 39.84 31.36 3.45 0.21 1.34 4736
III 28.13 42.20 19.58 42.38 32.87 5.17 0.21 1.38 4953
IVA 28.62 40.94 17.26 44.57 36.08 2.09 0.27 1.38 5272
IVB 22.07 42.63 26.38 38.18 30.62 4.82 0.18 1.32 4613
V 24.47 44.28 26.23 41.29 31.05 1.43 0.16 1.29 4787
VI 28.20 46.48 25.46 37.74 33.71 3.09 0.19 1.35 4399
VII 29.75 39.48 13.85 50.37 34.22 1.56 0.13 1.33 5849
VIII 27.88 44.95 23.68 40.73 29.27 6.32 0.14 1.34 4599
IX 29.68 45.33 22.25 41.05 33.69 3.01 0.16 1.37 4554
Formasi Toyu
No.
Sample
FM
%
(ar)
TM
%
(ar)
IM
%
(adb)
VM
%
(adb)
FC
%
(adb)
Ash
%
(adb)
Stot
%
(adb)
SG
Ton/m3
CV
kal/gr
(adb)
ML 04 1.34 7.80 6.54 41.22 49.96 2.28 0.64 1.52 7075
UCI 16 27.84 35.11 10.07 41.40 47.29 1.24 1.60 1.34 6326
UCI 23 0.80 6.39 5.64 43.90 47.05 3.41 2.41 1.31 7140
UCI 02 0.80 6.35 5.59 39.87 46.05 8.49 0.64 1.36 6666
Page 28
Tabel 3.3 Hasil analisa ultimat lapisan batubara daerah Longiram
Formasi Kampungbaru
Lapisan C%
(daf)
H%
(daf)
N%
(daf)
S%
(daf)
O%
(daf)
IA 70.18 5.52 0.9 0.63 22.75
IB 72.25 5.29 0.63 0.24 21.58
II 72.61 5.24 0.84 0.29 21.01
III 71.50 5.19 0.80 0.28 22.23
IVA 72.17 5.18 0.75 0.66 21.26
IVB 72.09 5.47 0.77 0.26 21.41
V 72.3 5.59 1.06 0.29 22.12
VI 69.84 4.74 0.77 0.26 24.39
VII 73.17 5.75 0.59 0.15 20.31
VIII 71.86 5.36 0.7 0.2 21.88
IX 73.43 4.8 0.92 0.23 20.86
Formasi Toyu
No
Sample
C%
(daf)
H%
(daf)
N%
(daf)
S%
(daf)
O%
(daf)
ML 04 80.39 5.72 1.73 0.70 11.45
UCI 16 75.77 1.94 1.30 1.80 19.19
UCI 23 79.93 6.05 1.11 2.65 20.26
UCI 02 79.61 5.88 1.65 0.75 12.11
Page 29
3.4. Sumberdaya Batubara Daerah Penelitian
Perhitungan sumberdaya batubara berdasarkan singkapan yang ditemukan
(terindikasi) dan data hasil pemboran inti, dengan kriteria sebagai berikuti :
• Sebaran ke arah jurus perlapisan batubara didasarkan atas singkapan batubara dan
bor yang dapat dikorelasikan, dibatasi sampai 1.000 meter dari singkapan.
• Sebaran ke arah kemiringan dihitung sampai kedalaman 50m tegak lurus (vertikal)
dari permukaan singkapan / pemboran atau dengan kata lain lebar kearah kemiringan
50m/sinα, α adalah sudut kemiringan lapisan batubara.
• Berat jenis batubara berdasarkan hasil analisa batubara 1,30
• Tebal batubara yang dihitung lebih dari 0,50 meter.
Tabel 3.4 Sumber Daya Batubara
Lapisan Haloq 1.108.771 ton Lapisan Balikpapan Lapisan 1 sebesar 8.925.715 ton
Lapisan 2 sebesar 2.672.874 ton Lapisan 3 sebesar 2.207.920 ton Lapisan 4 sebesar 1.046.876 ton Total = 16.628.256 ton
Page 30
Gambar 3.6 Peta Geologi dan Struktur Sebaran Sumber Daya Batubara
Page 31
Gambar 3.7 Peta Geologi dan Sebaran Batubara Daerah Long Daliq
Page 32
Gambar 3.8 Gambar Tabel Sebaran Sumber Daya Batubara
Page 33
Daftar Pustaka
Geoservice Report No.10.151, 1980; Recent Development in Indonesia Coal
Geology, (Unpublished).
Koesoemadinata, R.P., dan Hardjono., 1977; Kerangka sedimenter endapan batubara
Tersier Indonesia. Pertemuan Ilmiah Tahunan ke VI, IAGI.
Roberson Research ; Coal Resources of Indonesia, volume 1 Report, Australia.
N. Suwarna dan T. Apandi, 1994; Peta Geologi Lembar Longiram skala 1 : 250.000,
Kalimantan, PPPG, Bandung.
S. Supriatna dkk, 1995; Peta Geologi Lembar Muaratewe skala 1 : 250.000,
Kalimantan, PPPG, Bandung.
Eddy RS, 2005; Inventarisasi dan Evaluasi Endapan Batubara Daerah Longiram
dan Mentawir, Kalimantan Timur, (Unpublished), PMG, Bandung.
Badan Standarisasi Nasional, 1998, Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Batubara,
BSN, Jakarta.
http://psdg.bgl.esdm.go.id/kolokium%202007/BATUBARA/Proseding%20Longiram
.pdf
http://id.scribd.com/doc/108022928/Study-Literature-Potensi-PT-GBE-Kutai-Barat-
Kirim
http://www.kubarkab.go.id