Dafatar IsiKata PengantarDaftar IsiDaftar GambarBAB I
Pendahuluan11.1Latar Belakang11.2Batasan
Masalah41.3Tujuan41.4Metode Penulisan5BAB II
Pembahasan62.1Pengertian62.2Simbol Jenis-jenis Transistor72.2.1
Simbol Transistor72.2.2 Jenis-jenis Transistor82.3Fungsi
Transistor92.3.1Penguat Arus102.3.2Saklar
(Switching)122.3.3Stabilisasi132.4Prinsip Kerja
Transistor132.4.1Transistor Bipolar132.4.2Transistor Efek
Medan152.5Aplikasi Transistor152.5.1Penguat Daya System
Audio152.5.2Saklar Lampu Otomatis16KESIMPULAN18DAFTAR PUSTAKA20
7
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar BelakangTransistor adalah alat semikonduktor yang
dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung
(switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai
fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik,
dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya
(FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari
sirkuit sumber listriknya.Russell Ohl menemukan junction pn dan
efek fotovoltaik silikon yang mengarah pada pengembangan dari
transistor junction dan sel surya.Pada pertengahan 1930-an Russell
Ohl, seorang elektrokimiawi di Bell Telephone Labs di Holmdel, NJ,
memulai penyelidikan penggunaan rectifier silikon sebagai detektor
radar. Ia menemukan bahwa peningkatan kemurnian silikon membantu
meningkatkan kemampuan deteksi radar . Pada tanggal 23 Februari
1940, dia menguji lempengan silikon kecil yang mempunyai sifat unik
yg mengejutkan. Ketika terkena cahaya terang, arus yang mengalir
melalui lempengan melonjak lumayan. Dia juga melihat bahwa
bagian-bagian yang berbeda dari kristal menghasilkan efek listrik
berlawanan saat diuji dengan cat whisker sebuah alat probe.
Gambar 1: Penelitian TransistorRussell Ohl dan koleganya Jack
Scaff menggabungkan 2 lempengan terdiri dari jenis silikon
impuritas (silikon yang telah dikotori) yang berbeda.
Ketidakmurnian elemen fosfor, menghasilkan sedikit kelebihan
elektron sementara yang lain, boron, menyebabkan kekurangan sedikit
(kemudian dikenal sebagai lubang). Mereka menyebut daerah tipe-n
(untuk negatif) dan tipe-p (positif), permukaan atau penghalang di
mana daerah ini bertemu dikenal sebagai persimpangan pn. Cahaya
mencolok persimpangan ini merangsang elektron mengalir dari n-sisi
ke sisi p-, sehingga terjadi arus listrik.Konsepsi William Shockley
dari transistor junction di 1948 (1948 Milestone) itu berasal dari
penemuan Russell Ohl yang kebetulan di tahun 1940 itu. Persimpangan
pn menjadi bentuk paling umum dari penyearah digunakan dalam
industri elektronik dan sejak itu menjadi dasar dalam desain
perangkat semikonduktor.
Gambar 2: Pembuatan transistor awal penemuanSebuah transistor
point-contact adalah tipe pertama solid-state transistor elektronik
yang pernah dibangun. Itu dibuat oleh para peneliti John Bardeen
dan Walter Houser Brattain di Bell Laboratories pada Desember 1947.
Mereka bekerja dalam kelompok yang dipimpin oleh fisikawan William
Bradford Shockley. Kelompok ini telah bekerja sama dalam eksperimen
dan teori efek medan listrik dalam bahan solid state, dengan tujuan
menggantikan tabung vakum dengan yang lebih kecil, kurang memakan
daya perangkat.Percobaan kritis, dilakukan pada tanggal 16 Desember
1947, terdiri dari blok germanium, semikonduktor, dengan dua kontak
emas dengan jarak yg sangat dekat yg ditahan oleh pegas. Brattain
menempel strip kecil kertas emas di atas titik segitiga plastik
konfigurasi yang pada dasarnya adalah dioda titik-kontak. Dia
kemudian dengan hati-hati mengiris emas di ujung segitiga. Ini
menghasilkan dua kontak emas elektrik terisolasi sangat dekat satu
sama lain.Potongan germanium digunakan memiliki lapisan permukaan
dengan kelebihan elektron. Ketika sebuah sinyal listrik berjalan
melalui foil emas, disuntikkan lubang (poin yang kekurangan
elektron). Ini menciptakan lapisan tipis yang memiliki kelangkaan
elektron.Sebuah arus positif yang kecil diterapkan pada salah satu
dari dua kontak memiliki pengaruh terhadap arus yang mengalir
antara kontak lainnya dan dasar di mana blok germanium dipasang.
Bahkan, perubahan kecil dalam arus kontak pertama, menyebabkan
perubahan besar dalam kontak kedua saat ini, sehingga itu adalah
penguat. Kontak pertama adalah emitor dan kontak kedua adalah
kolektor. The-rendah saat terminal input ke transistor titik kontak
emitor, sedangkan output terminal arus tinggi adalah basis dan
kolektor. Ini berbeda dari jenis kemudian bipolar junction
transistor ditemukan pada tahun 1951 yang beroperasi sebagai
transistor masih melakukannya, dengan rendah terminal input saat
ini sebagai dasar dan dua terminal output tinggi saat ini adalah
emitor dan kolektor. Tidak seperti perangkat semikonduktor yg lain,
transistor titik kontakdapat dibuat oleh orang awam , dimulai
dengan germanium titik-kontak dioda sebagai sumber bahan (bahkan
dioda terbakar habis dapat digunakan, dan transistor bisa kembali
terbentuk jika rusak, beberapa kali jika perlu).Transistor titik
kontak yang dikomersialisasikan dan dijual oleh Western Electric
dan lain-lain tapi segera digantikan oleh bipolar junction
transistor, yang lebih mudah untuk diproduksi dan lebih kasar.
Germanium dipekerjakan secara ekstensif selama dua dekade dalam
pembuatan transistor, tetapi kemudian hampir seluruhnya digantikan
oleh silikon dan bahan paduan lainnya. Pada 2012 germanium
titik-kontak dioda terus menjadi tersedia untuk digunakan sebagai
detektor frekuensi radio. Dioda Point-kontak yang terbuat dari
bahan lain, termasuk silikon, dan memiliki sifat microwave yang
baik .Grown junction transistor ditemukan oleh William Shockley di
Bell Labs pada 23 Juni 1948 adalah tipe pertama bipolar junction
transistor yg dibuat (paten yang diajukan 26 Juni 1948), enam bulan
setelah bipolar transistor point-contact dibuat . Pertama prototipe
dari bahan germanium dibuat pada tahun 1949. Bell Labs mengumumkan
Shockley grown junction transistor pada tanggal 4 Juli 1951.Alloy
junction transistors yg pertama dibuat olehRN Hall di General
Electric . Dia menciptakan sebuah persimpangan PNP (atau NPN) dalam
satu wafer satu jenis doping semikonduktor dengan memungkinkan
pelet kecil bahan doping, seperti Indium yang di dopes ke jenis-P,
untuk paduan dengan wafer semikonduktor pada setiap sisi itu.
Sebagai atom Indium menyebar ke semikonduktor, mereka menciptakan
sebuah wilayah semikonduktor jenis-P di kedua sisi wafer, dan di
antara mereka, bahan tipe N yang tersisa membentuk dasar dari
transistor PNP. Lapisan dasar dapat dibuat lebih tipis daripada
grown junction transistor dan ini meningkatkan kinerja frekuensi
tinggi yang tersedia dari transistor.
Gambar 3: Bagian-bagian transistor1.2 Batasan MasalahMakalah ini
membahas sejarah transistor, fungsi transistor, jenis-jenis
transistor, dan aplikasi transistor dalam kehidupan manusia.1.3
Tujuan Mengetahui sejarah transistor. Mengetahui fungsi transistor
Mngetahui symbol dan jenis-jenis transistor Mngetahui aplikasi
transistor dalam kehidupan manusia
1.4 Metode PenulisanPenulisan yang dilakukan adalah dengan
mencari referensi dari media internet dan meggabungkan beberapa
referensi menjadi satu-kesatuan yang utuh dan diskusi dengan
beberapa narasumber yang lain.
BAB II Pembahasan
2.1 PengertianTransistor adalah alat semikonduktor yang dipakai
sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung
(switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai
fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik,
dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya
(FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari
sirkuit sumber listriknya.
Gambar 4 : TransistorTransistor through-hole (dibandingkan
dengan pita ukur sentimeter)Pada umumnya, transistor memiliki 3
terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektot (C). Tegangan
yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk
mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input
Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output
Kolektor.Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam
dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor
digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi
pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat
sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor
digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor
juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai
logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian
lainnya.Transistor dibuat dari bahan semikonduktor. Bahan
semikonduktor yang terpenting adalah Silikon dan Germanium. Silikon
lebih banyakdigunakan sebagai bahan semikonduktor dibanding
Germanium,karena Silikon mempunyai sifat-sifat yang lebih disukai
disbandingdengan Germanium. Komponen ini mempunyi banyak fungsi
dalam dunia elektronik, diantaranya sebagai penguat, switching
(saklar), modulasi signal, stabilitas tegangan dll. Bahkan seiring
dengan perkembangan teknologi yang saat ini semakin pesat,
transistor saat ini juga telah mengalami perkembangan di segi
fungsinya, dia sekarang telah dapat digunakan sebagai memory, dan
pemroses isyarat getaran-getaran listrik dalam dunia prosesor
komputer. Bukan hanya itu, transistor juga telah mengalami
perkembangan dilihat dari segi bentuk, karena saat ini satu buah
transistor telah berhasil diciptakan dalam ukuran super kecil,
yaitu hanya dalam ukuran nano mikron (transistor yang dikemas dalam
prosesor komputer).
2.2 Simbol Jenis-jenis Transistor2.2.1 Simbol Transistor
Gambar 5 : Simbol transistorSecara umum, transistor dapat
dibeda-bedakan berdasarkan banyak kategori simbol transistor dari
berbagai tipe, antara lain: Materi semikonduktor: Germanium,
Silikon, Gallium Arsenide. Kemasan fisik: Through Hole Metal,
Through Hole Plastic, Surface Mount, IC, dan lain-lain. Tipe: UJT,
BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET, MESFET,
HEMT, SCR serta pengembangan dari transistor yaitu IC(Integrated
Circuit) dan lain-lain. Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau
P-channel. Maximum kapasitas daya: Low Power, Medium Power, High
Power. Maximum frekuensi kerja: Low, Medium, atau High Frequency,
RF transistor, Microwave, dan lain-lain. Aplikasi: Amplifier,
Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan
lain-lain.2.2.2 Jenis-jenis Transistor Transistor Bipolar (dwi
kutub)Transistor Bipolar adalah jenis transistor yang paling banyak
di gunakan pada rangkaian elektronika. Jenis-Jenis Transistor ini
terbagi atas 3 bagian lapisan material semikonduktor yang terdiri
dari dua formasi lapisan yaitu lapisan P-N-P
(Positif-Negatif-Positif) dan lapisan N-P-N
(Negatif-Positif-Negatif). Sehingga menurut dua formasi lapisan
tersebut transistor bipolar dibedakan kedalam dua jenis yaitu
transistor PNP dan transistor NPN. Masing-masing dari ketiga kaki
jenis-jenis transistor ini di beri nama B (Basis), K (Kolektor),
dan E (Emiter). Fungsi transistor bipolar ini adalah sebagai
pengatur arus listrik (regulator arus listrik), dengan kata lain
transistor dapat membatasi arus yang mengalir dari Kolektor ke
Emiter atau sebaliknya (tergantung jenis transistor, PNP atau
NPN).
Gambar 6: Transistor NPN dan PNP Transistor Efek Medan (FET
Field Effect Transistor)Merupakan jenis transistor yang juga
memiliki 3 kaki terminal yang masing-masing diberi nama Drain (D),
Source (S), dan Gate (G). Cara kerja transistor ini adalah
mengendalikan aliran elektron dari terminal Source ke Drain melalui
tegangan yang diberikan pada terminal Gate.
Gambar 7: Simbol dan transistor FET2.3 Fungsi TransistorFungsi
tansistor sangat menentukan kinerja dari sebuah rangkaian
elektronika. Dalam sebuah sirkuit/rangkaian elektronika, transistor
berfungsi sebagai jangkar rangkaian. Secara fisik, Transistor
adalah sebuah komponen elektronika semi konduktor yang memiliki 3
kaki, yang masing-masing kakinya diberi nama basis (B), colector
(C) dan emitor (E). Dalam sebuah sirkuit, fungsi Transistor dapat
digunakan sebagai sebuah penguat (amplifier), sirkuit pemutus dan
penyambung (switching), stabilisasi tegangan (stabilisator),
modulasi sinyal dan berbagai fungsi lainnya. Berdasarkan susunan
semi konduktor, Penggunaan transistor dalam sebuah rangkaian analog
adalah sebagai amplifier, switch, stabilitas tegangan, dan
lain-lain. Dalam rangkaian digital selain di gunakan sebagai saklar
yang memiliki kecepatan tinggi juga dapat digunakan sebagai
pemroses data yang akurat dan sebagai memory. Cara kerja transistor
yang tidak serumit komponen penguat lainnya, seperti tabung
elektronik, dan kemampuannya yang berkembang secara berkala, dan
juga bentuk fisiknya yang semakin berkembang, membuat transistor
menjadi pilihan utama para penghobi elektronika dalam menyusun
suatu konsep rangkaian elektronika. Bahkan saat ini bentuk fisik
dan fungsi transistor telah berada satu tahap diatas sebelumnya.
Sekarang fungsi transistor banyak yang sudah terintegrasi dan
disatukan dari beberapa jenis transistor menjadi satu buah komponen
yang lebih kompak yang dalam dunia elektronika biasa disebut dengan
Integrated Circuit (IC). Integrated Circuit mempunyai cara kerja
dan kemampuan yang lebih kompleks, tetapi mempunyai bentuk fisik
yang ringkas sehingga tidak banyak memakan tempat.Namun tidak dapat
dipungkiri, walaupun fisiknya berkembang menjadi satu komponen
baru, namun fungsi transistor tetap memegang peranan vital dalam
sebuah rangkaian elektronika.2.3.1 Penguat ArusPenguat arus,
tegangan, dan daya baik bagi arus bolak balik atau searah.Fungsi
komponen semikonduktor ini dapat kita temukan pada rangkaian
Pree-Amp Mic, Pree-Amp Head, Mixer, Echo, Tone Control, Amplifier
dan lain-lain. Prinsip kerja transistor pada contoh rangkaian di
bawah adalah, arus kecil pada basis (B) yang merupakan input
dikuatkan beberapa kali setelah melalui Transistor. Arus output
yang telah dikuatkan tersebut diambil dari terminal Collector (C).
Besar kecilnya penguatan atau faktor pengali ditentukan oleh
beberapa perhitungan resistor yang dihubungkan pada setiap terminal
transistor dan disesuaikan dengan tipe dan karakteristik
transistor. Signal yang diperkuat dapat berupa arus DC (searah) dan
arus AC (bolak-balik) tetapi maksimal tegangan output tidak akan
lebih dari tegangan sumber (Vcc)
Gambar 8: Rangkaian transistor sebagai penguat
Gambar 9: Signal perubahan.Penguatan pada transistor dapat
dilakukan antara lain. Penguatan Common BasePenguat Common Base
digunakan sebagai penguat tegangan. Pada rangkaian ini Emitor
merupakan input dan Collector adalah output sedangkan Basis
di-ground-kan/ ditanahkan.
Gambar 10: Penguatan Common BaseSifat-sifat Penguat Common Base
antara lain isolasi input dan output tinggi sehingga Feedback lebih
keci, cocok sebagai Pre-Amp karena mempunyai impedansi input tinggi
yang dapat menguatkan sinyal kecil, dapat dipakai sebagai penguat
frekuensi tinggi, dapat dipakai sebagai buffer. Penguatan
EmitorPenguat Common Emitor digunakan sebagai penguat tegangan.
Pada rangkaian ini Emitor di-ground-kan/ ditanahkan, Input adalah
Basis, dan output adalah Collector.
Gambar 11: Penguatan EmitorSifat-sifat Penguat Common Emitor
antara lain signal output berbeda phasa 180 derajat, memungkinkan
adanya osilasi akibat feedback, untuk mencegahnya sering dipasang
feedback negatif, sering dipakai sebagai penguat audio (frekuensi
rendah), stabilitas penguatan rendah karena tergantung stabilitas
suhu dan bias transistor. Pengutan CollectorPenguat Common
Collector digunakan sebagai penguat arus. Rangkaian ini hampir sama
dengan Common Emitor tetapi outputnya diambil dari Emitor. Input
dihubungkan ke Basis dan output dihubungkan ke Emitor. Rangkaian
ini disebut juga dengan Emitor Follower (Pengikut Emitor) karena
tegangan output hapir sama dengan tegangan input.
Gambar 12: Penguatan CollectorSifat-sifat Penguat Common
Collector antara lain signal output dan sigal input satu phasa
(tidak terbalik seperti Common Emitor), penguatan tegangan kurang
dari 1 (satu), penguatan arus tinggi (sama dengan HFE transistor),
impedansi input tinggi dan impedansi output rendah sehingga cocok
digunakan sebagai buffer.2.3.2 Saklar (Switching)Transistor daya
memiliki karakteristik kontrol untuk menyala dan mati. Transistor
digunakan sebagai elemen saklar, dioperasikan dalam wilayah
saturasi, menghasilkan dalam drop tegangan kondisi-ON yang rendah.
Kecepatan pensaklaran transistor modern lebih tinggi daripada
thyristor dan transistor tersebut sering dipakai dalam konverter
DC-DC dan DC-AC, dengan diode terhubung paralel terbalik untuk
menghasilkan aliranarus dua arah. Meskipun begitu, tingkat tegangan
dan arusnya lebih rendah daripada thyristor dan transistor secara
normal digunakan dalam aplikasi daya randah sampai menengah.Pada
umumnya transistor berfungsi sebagai suatuswitching(kontakon-off).
Adapun kerja transistor yang berfungsi sebagaiswitchingini, selalu
berada pada daerah jenuh (saturasi) dan daerahcut off.
Gambar 13: Transistor sebagai saklar
2.3.3 StabilisasiStabilisasi tegangan semacam kran listrik,
dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atautegangan inputnya (FET).
Tansisitor sebagai stabilisasi adalah banyak digunakan pada
rangkaia adaptor perangkata yang membutuhkan tegangan yang
stabil.
2.4 Prinsip Kerja Transistor2.4.1 Transistor BipolarTransistor
Bipolar -Bipolar Junction Transistor (BJT)memiliki 3 terminal,
yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor (C).Bipolar Junction
Transistor (BJT)dibentuk dari 2 buah P-N Junction, sehingga
transistor ini dapat dianalogikan sebagai penggabungan 2 buah
dioda. P-N Junction pertama adalah Emiter-Basis dan P-N junction
kedua adalah Basis-Kolektor. Seperti pada dioda, arus hanya akan
mengalir hanya jika diberi bias positif (forward bias). Jadi untuk
bekerja transistor juga membutuhkan arus bias. Jadi prinsip kerja
transistor adalah arus bias basis-emiter yang kecil mengatur besar
arus kolektor-emiter.Ada dua jenis konstruksi transistor bipolar
yaitu PNP dan NPN, beda keduanya terletak pada susunan
semikonduktor tipe-P dan tipe-N transistor tersebut. Dengan
perbedaan susunan ini maka operasi kedua transistor ini juga
berbeda. Simbol antara BJT jenis PNP dan NPN juga berbeda, PNP
mempunyai symbol dengan tanda panah pada emitter ke arah dalam
sedangkan NPN sebaliknya panah pada emitter berarah keluar.Bipolar
Junction Transistor (BJT)merupakan current-amplifying device,
artinya BJT mengontrol jumlah arus yang mengalir pada basis dengan
cara mengatur arus yang mengalir pada kolektor.
Gambar 14: Kontruksi Transistor PNP dan NPN
Gambar 15: Kurva Hubungan VCE, ICdan IBBerdasarkan kurva
Hubungan VCE, ICdan IBada beberapa region yang menunjukkan daerah
kerja transistor. Pertama adalah daerah saturasi, lalu daerah
cut-off, kemudian daerah aktif dan seterusnya daerah breakdown.
Table. Mode Operasi Transistor
BipolarModeJunctionEmitter-BaseJunctionCollector-BaseFunction
AktifForward biasReverse biasNormal Amplifier (Sering
digunakan)
Cut-offReverse biasReverse biasOpen switch
SaturationForward biasForward biasClose switch
BreakdownReverse biasForward biasLow gain amplifier
2.4.2 Transistor Efek MedanTransistoreffect ( FET ) Sedikit
berbeda dengan cara kerja pada transistor bipolar. Dimana pada
transistor effect ( FET ) ini hanya menggunakan satu jenis
polaritar atau pembawa muatan arus listrik. Hal ini jelas berbeda
dengan transistor bipolar yang memiliki dua polaritas pembawa
muatan. Untuk transistor effect ( FET ), arus yang masuk tidak akan
terbagi menjadi dua aliran seperti pada transistor bipolar. Karena
posisi letak depletion zone dari resistor effect terdapat di kedua
sisi bukan berada di tengah-tengah. Sebenarnya untuk tipe atau
jenis transistor dari BJT dan FET sendiri sama saja fungsinya, yang
membedakan adalah dari cara kerja transistornya saja.
2.5 Aplikasi Transistor2.5.1 Penguat Daya System AudioRangkaian
penguat akhir pada system audio berfungsi sebagai penguat daya,
maka dari itu penguat akhir juga disebut sebagai penguat daya.
Rangkaian penguat daya terdiri dari penguat tegangan dan penguat
arus. Bagian Penguat akhir pada sistem audio terdiri dari dua
bagian yaitu Pengemudi (driver), berupa rangkaian penguat tegangan
dengan penguatan yang besar. Pengaturan titik kerja penguat pada
klasifikasi kelas A. Penguat arus, berupa rangkaian penguat daya
dengan penguatan yang tidak terlalu besar, bahkan penguatannya
mendekati satu. Agar mencapai effisiensi kerja yang besar, maka
pengaturan kerjanya pada klasifikasi kelas AB mendekati kelas
B.
Gambar 16: System audioRangkaian penguat OCL (Output Condensator
Less) termasuk rangkaian penguat Push-pull Complementer. Transistor
Q2 dan Q3 membentuk rangkaian Push-pull Complementer. Sinyal output
dihasilkan lewat pertemuan elektroda emitter pada transistor
penguat push-pull Q2 dan Q3, dengan demikian penguat Q2 dan Q3
membentuk konfigurasi Common Colllector yang penguatannya mendekati
satu. Output penguat akhir ini adalah tanpa condensator output,
berarti koplingnya adalah langsung. Oleh karena itu disebut juga
penguat DC (DC Ampifier), DC berarti Direct Coupling artinya
tegangan output harus tidak mengandung tegangan DC (Vdc output =
0). Agar tegangan output = 0 maka syaratnya adalah : Transistor Q2
dan Q3 harus komplemen (NPN dan PNP). Tegangan antara
Collector-emitter (VCE) Q2 dan Q3 sama besar. Tegangan sumber dc
+Vcc dan Vcc harus sama besar. 2.5.2 Saklar Lampu OtomatisRangkaian
lampu malam otomatis berfungsi untuk mengendalikan nyala lampu pada
malam hari secara otomatis. Lampu otomatis yang dapat menyala pada
malam hari yang dapat kita temui adalah lampu taman, lampu jalan
dan lainnya. Lampu tersebut dapat menyala secara otomatis pada
malam hari karena dikontrol menggunakan rangkaian yang dapat
membedakan siang dan malam, salah satu contoh rangkaian yang dapat
digunakan untuk mengontrol lampu malam secara otomatis adalah
rangkaian lampu malam otomatis seperti pada gambar berikut.
Gambar 17: Lampu OtomatisRangkaian malam otomatis pada gambar
diata merupakan aplikasi dari sebuah photo transistor yang
digunakan sebagai sensor cahaya. Photo transistor pada rangkaian
lampu otoatis tersebut di set untuk mengidera cahaya, dimana pada
saat intensitas cahaya rendah (malam) maka akan memberikan bias
maju pada transistor untuk mengaktifkan relai. Dan pada saat
intensitas cahaya yang diterima photo transistor maka tidak akan
memberikan bias maju ke transistor, sehingga relai tidak mendapat
energi dan berada pada kondisi Off. Pada rangkaian lampu malam
otomatis diatas dilengkapi dengan dioda yang dipasang secara
reverse terhadap sumber tegangan relai, hal ini bertujuan untuk
menghindari terjadinya arus balik dari kumparan induksi relai pada
saat terjadi perubahan kondisi pada relai.
KESIMPULAN
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai
penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching),
stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya.
Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan
arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan
pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber
listriknya.Transistor sangat banyak sekali manfaatnya dalam dunia
elektro, khususnya dalam rangkaian elektronika. Fungsi yang sangat
dirasakan oleh masyarakat transistor sebagai berikut:1. Sebagai
penguatPrinsip kerja transistor pada contoh rangkaian di bawah
adalah, arus kecil pada basis (B) yang merupakan input dikuatkan
beberapa kali setelah melalui Transistor. Arus output yang telah
dikuatkan tersebut diambil dari terminal Collector (C). Besar
kecilnya penguatan atau faktor pengali ditentukan oleh beberapa
perhitungan resistor yang dihubungkan pada setiap terminal
transistor dan disesuaikan dengan tipe dan karakteristik
transistor. Signal yang diperkuat dapat berupa arus DC (searah) dan
arus AC (bolak-balik) tetapi maksimal tegangan output tidak akan
lebih dari tegangan sumber (Vcc)2. Sebagai SaklarTransistor daya
memiliki karakteristik kontrol untuk menyala dan mati. Transistor
digunakan sebagai elemen saklar, dioperasikan dalam wilayah
saturasi, menghasilkan dalam drop tegangan kondisi-ON yang rendah.
Kecepatan pensaklaran transistor modern lebih tinggi daripada
thyristor dan transistor tersebut sering dipakai dalam konverter
DC-DC dan DC-AC, dengan diode terhubung paralel terbalik untuk
menghasilkan aliranarus dua arah.Kalau kita melihat dari jenis-
jenisnya transistor terbagai 2 macam, yaitu:1. Transistor
Bipolarjenis transistor yang paling banyak di gunakan pada
rangkaian elektronika. Jenis-Jenis Transistor ini terbagi atas 3
bagian lapisan material semikonduktor yang terdiri dari dua formasi
lapisan yaitu lapisan P-N-P (Positif-Negatif-Positif) dan lapisan
N-P-N (Negatif-Positif-Negatif).2. Transistor Efek Medan ( Field
Effect Transistor)jenis transistor yang juga memiliki 3 kaki
terminal yang masing-masing diberi nama Drain (D), Source (S), dan
Gate (G). Cara kerja transistor ini adalah mengendalikan aliran
elektron dari terminal Source ke Drain melalui tegangan yang
diberikan pada terminal Gate.
DAFTAR PUSTAKA1. TRANSISTOR (Elektronika Dasar),
http://charis7512.blogspot.com/2014/04/transistor-elektronika-dasar.html#sthash.PAXDdhqs.dpuf,
diakses tanggal 15 Oktober 20142. Transistor,
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=0CC8QFjAC&url=http%3A%2F%2Fhsantoso.files.wordpress.com%2F2008%2F08%2Ftransistor.doc&ei=2l02VNTMOc-IuAT0w4K4Dg&usg=AFQjCNGZJEse9Txeoig_rXbg5UyOIrklkQ&bvm=bv.76943099,d.c2E,
diakses 16 Oktober 20143. TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR (SAKLAR
ELEKTRONIK),
http://wwwelektrondasarnika.blogspot.com/2013/06/transistor-sebagai-saklar-saklar.html,
diakses 23 Oktober 20144. Perbedaan transistir NPN dan PNP,
http://tifaje.blogspot.com/2013/04/perbedaan-transistor-npn-dan-pnp.html#sthash.L8Rjr07m.dpuf,
diakses 23 Oktober 20145. Cara Kerja Transistor,
http://komponenelektronika.biz/cara-kerja-transistor.html, diakases
23 Oktober 20146. Transistor Sebagai Penguat,
http://www.linksukses.com/2012/03/transistor-sebagai-penguat.html,
diakses 23 Oktober 20147. Definisi Dan Prinsip Kerja Penguat
Akhir//elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/definisi-dan-prinsip-kerja-penguat-akhir-final-amplifier/,
diakses 23 Oktober 20148. Transistor Sebagai Saklar, dikutip dari
elektrondasarnika.blogspot.com/2013/06/transistor-sebagai-saklar-saklar.html,
diakses pada 24 Oktober 2014
1