7/21/2019 Tugas Ergomomi_Pengaruh Kerja Gilir (shift work) Terhadap Kanker Payudara_dr Ratih Sumirat(1506692913) http://slidepdf.com/reader/full/tugas-ergomomipengaruh-kerja-gilir-shift-work-terhadap-kanker-payudaradr 1/24 i Pengaruh Kerja Gilir (Shift Work) Terhadap Angka Kejadian Kanker Payudara pada Pekerja Dis usun se bagai salah satu tugas makalah mata kuliah “Ergonomi – Shift Work ”Dosen Mata Kuliah : Ambar W. Roestam, SKM, MOH Oleh : dr. Ratih Nurdiany Sumirat 1506692913 MAGISTER KEDOKTERAN KERJA SUB DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN OKUPASI DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA JAKARTA DESEMBER 2015
24
Embed
Tugas Ergomomi_Pengaruh Kerja Gilir (shift work) Terhadap Kanker Payudara_dr Ratih Sumirat(1506692913)
Makalah ergonomi pengaruh shift work terhadap angka kejadian kanker payudar pada pekerja
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
7/21/2019 Tugas Ergomomi_Pengaruh Kerja Gilir (shift work) Terhadap Kanker Payudara_dr Ratih Sumirat(1506692913)
1.4.1 Manfaat bagi pe nulis .................................................................................7
1.4.2 Manfaat bagi pemilik usaha ......................................................................7
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................8
2.1 Kerja Gilir (Shif t Work ) ...................................................................................8
2.1.1 Definisi Kerja Gilir (Shif t Work ) ................................................................8
2.1.2 Tipe Kerja Gilir (Shif t Work ) .....................................................................8
2.1.3 Komponen Kerja Gilir (Shif t Work )...........................................................9
2.1.4 Mekanisme Patofisiologis Sistem Kerja Gilir terhadap Tubuh Manusia . 13
2.1.5 Gangguan Kesehatan akibat Shif t Work .................................................. 14
2.2 Pengaruh Kerja Gilir terhadap Angka Kejadian Kanker Payudara PadaPekerja ................................................................................................................ 15
Selain pembagian tipe kerja gilir menjadi sistem permanen atau rotasi,
terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan di dalam pemahaman sistem kerjagilir yang dapat berpengaruh terhadap status kesehatan pekerja, diantaranya
adalah5:
Berapa lama waktu kerja dalam satu shift
Berapa shift yang dilewati sebelum sampai ke waktu istirahat
Berapa banyak hari istirahat dalam 1 minggu
Apakah ada lembur
Berapa banyak waktu istirahat yang dimiliki diantara shift
Berapa banyak waktu istirahat saat bekerja dalam shift
Apakah waktu kerja regular dan dapat diperkirakan atau tidak.
Untuk dapat meningkatkan pemahaman mengenai shift work , maka poin
diatas akan dibahas lebih lanjut dibawah ini5:
2.1.3.1 Lamanya Waktu Kerja
Pada jenis usaha yang beroperasi selama 24 jam non-stop, biasanya shift
kerja dibagi menjadi dua atau tiga shift. Waktu mulai dan berakhir kerja tergantung
terhadap panjang shift. Shift pagi atau shift pertama biasanya dimulai berkisar
antara pukul 5-8 pagi dan berakhir pada pukul 2-6 sore. Shift petang atau shift kedua
biasanya dimulai pada pukul 2-6 sore dan berakhir pukul 10 malam-2 pagi. Shift
malam biasanya dimulai pukul 10 malam-2 pagi dan berakhir pukul 5-8 pagi.
Waktu kerja gilir perlu untuk diperhatikan karena pekerja yang bekerja pada
larut malam atau pagi hari cenderung merasa mengantuk dan lelah pada shift nya.
Hal ini terjadi karena ritme tubuh (irama sirkadian) individu secara fisiolo gis
memerintahkan tubuh untuk tidur dan beristirahat, Sebaliknya, pada siang hari,
dimana pekerja shift malam perlu untuk tidur, irama sirkadian berada pada posisi
“alert”, akibatnya tidur pada siang hari terasa tidak memuaskan bagi pekerja shift
7/21/2019 Tugas Ergomomi_Pengaruh Kerja Gilir (shift work) Terhadap Kanker Payudara_dr Ratih Sumirat(1506692913)
Backward atau Counter Clockwise Rotation : Shift kerja berlawanan dengan
arah jarum jam, missal Shift Malam- Sore-Pagi.
Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa forward rotation dinilai lebih baik
bagi kesehatan karena sesuai atau mendekati irama sirkadian tubuh, sehingga
memberikan kesempatan bagi tubuh untuk tidur dan beristirahat. Sedangkan
backward rotation diketahui dapat menimbulkan lebih banyak masalah kesehatan
karena berlawanan dengan konsep fisiologis tubuh.
2.1.3.4 Rasio Kerja - Istirahat
Semakin lama seseorang bekerja, semakin sedikit waktu yang dimilik i
untuk beristirahat. Pekerja yang bekerja dalam 8-jam kerja shift akan memiliki 16
jam waktu luang di luar jam kerja, termaasuk untuk beristirahat. Sedangkan pekerja
yang bekerja selama 12 jam, hanya akan memiliki 12 jam untuk beristirahat. Pada
situasi seperti ini, dapat disimpulkan bahwa makin banyak waktu bekerja, makin
lelah seseorang dan makin berkurang waktu istirahat dan waktu untuk sosialisas i
individu.
Saat menilai rasio kerja dan istirahat, seorang praktisi kesehatan kerja juga
harus dapat menilai waktu istirahat pekerja saat bekerja. Tergantung kepada tipe
pekerjaan, beberapa waktu istirahat pendek di tengah pekerjaan mungkin akan jauh
lebih efisien dibandingkan dengan satu waktu istirahat panjang, misalnya pada
pekerja fisik berat.
Selain itu perlu diperhitungkan juga lama kerja shift sebelum waktu istirahat
atau waktu off. Kelelahan akan terakumulasi setelah bekerja berturut-turut beberapa
hari. Apabila seseorang bekerja terus menerus dalam waktu yang panjang, missal6-7 hari, maka waktu tidur yang hilang akan semakin lebih banyak, sehingga dapat
menimbulkan kelelahan dan masalah psikologis lainnya.
2.1.3.5 Apakah Waktu Kerja Regular dan Dapat Diperkirakan?
Sebagian besar pekerjaan memiliki jadwar kerja regular dan sudah terjadwal
dengan baik, dimana pekerja sudah mengetahui jadwal kerja sebelumnya.
7/21/2019 Tugas Ergomomi_Pengaruh Kerja Gilir (shift work) Terhadap Kanker Payudara_dr Ratih Sumirat(1506692913)
Data eksperimental yang kuat yang menunjukkan adanya hubunga n
antara gangguan irama sirkadian dengan insidensi tumor malignan
3. Bukti epidemiologi bahwa terdapat peningkatan risiko kanker payudara
pada pekerja yang bekerja pada shift malam hari.
Berdasarkan analisis dan klasifikasi IARC tersebut, dapat diketahui bahwa bekerja
dengan sistem kerja gilir, terutama pada malam hari dapat mengakibatkan resiko
terjadinya kanker payudara pada pekerja.3
Menurut Akerstedt, et al (2015), asosiasi antara kerja gilir dan kejadian
kanker payudara, meningkat setelah masa kerja lebih dari 20 tahun. Pada masa kerja
kurang dari 15 tahun, penelitian mengenai hubungan antara shift work dan kejadiankanker payudara tidak dapat menggambarkan hubungan asosiasi yang kuat.7
2.2.3 Patofisiologi Sistem Kerja Gilir dan Kanker Payudara
Bekerja di luar jam kerja yang normal (malam hari) merupakan salah satu
pajanan yang sering ditemukan di tempat kerja. Pada saat bekerja di malam hari,
terdapat pajanan cahaya yang dapat mengakibatkan hambatan sekresi melatonindan gangguan irama sirkadian tubuh.4
Teori melatonin pertama kali dipostulasikan pada tahun 1987 dan hingga
saat ini terus mengalami perkembangan. Teori ini dianggap berhubungan dengan
kejadian angka kanker payudara akibat sistem kerja gilir, terutama pada shift
malam. Melatonin merupakan hormone pineal yang berhubungan dengan irama
sirkadian. Produksi dan pelepasan hormone ini diregulasi melalui rangsanga n
cahaya terhadap retina dan dalam keadaan normal, meningkat kadarnya pada
malam hari. Penelitian terbaru mengindikas ikan bahwa pajanan cahaya minima l
pada malam hari, dapat menghambat sekresi melatonin dan merubah fungsi
fisiologis tubuh secara keseluruhan.
Terdapat bukti yang kuat pada hewan mencit bahwa pinealectomy dapat
meningkatkan pertumbuhan tumor dan pertumbuhan kanker payudara dapat
7/21/2019 Tugas Ergomomi_Pengaruh Kerja Gilir (shift work) Terhadap Kanker Payudara_dr Ratih Sumirat(1506692913)
Salah satu strategi alternatif untuk mengurangi gangguan irama sirkadian
adalah dengan meminimalkan jumlah (hari) kerja gilir berurutan agar pekerja dapat
beradaptasi dengan baik terhadap ritme tidur/bangun.
Berdasarkan hasil studi dan penelitian lebih lanjut, diketahui bahwa sistem kerja
gilir forward dan cepat (1-2 hari kerja) merupakan sistem kerja gilir yang paling
baik dalam kaitannya dengan waktu tidur, produktivitas dan sistem sosial
dibandingkan dengan sistem kerja gilir yang lebih lambat (3-5 hari kerja).
Suatu penelitian epidemiologis menunjukkan bahwa sustem kerja gilir yang
lebih lambat (4-5 hari kerja) memiliki risiko lebih tinggi terhadap peningkatan
angka kejadian kanker payudara pada pekerja. Selain itu pada penelitian lain,ditemukan pula hal serupa, bahwa perawat yang bekerja dengan shift permanen
malam dan sistem rotasi, memiliki kecenderungan untuk menderita kanker
payudara lebih tinggi dibandingkan dengan perawat yang hanya bekerja dengan
sistem rotasi saja.
2.2.4.1.3 Jumlah Shift Kerja Malam per Bulan3
Salah satu studi mengindikasikan bahwa semakin banyak jumlah kerja
malam yang ditempuh seorang pekerja, maka kemungkinan untuk terkena kanker
akan semakin besar dibandingkan dengan pekerja dengan jumlah shift malam yang
lebih sedikit.
2.2.4.1.4 Intensitas Pencahayaan3
Studi eksperimental menunjukkan bahwa cahaya putih memberikan sinyal
yang kuat ke Suprachiasmatic Nucleus dalam mensupresi produksi melatonin dari
kelenjar pineal. Sehingga, pajanan terhadap cahaya putih yang sangat terang (efek
maksimum pada spectrum biru, panjang gelombang 440-480 nm) dapat digunakan
untuk menstimulasi adapatasi pada pekerja malam, jika diinginkan (misal : pada
pekerja shift sistem permanen), akan tetapi cahaya putih terang harus dihindari
7/21/2019 Tugas Ergomomi_Pengaruh Kerja Gilir (shift work) Terhadap Kanker Payudara_dr Ratih Sumirat(1506692913)