Page 1
Dinar & Dirham di-Era Modern Page 1
MAKALAH
TERKAIT DINAR & DIRHAM
di – ERA MODERN
Guru Pembimbing : Ranny F.W, A.Md
Disusun Oleh :
1. Diah Dwi Ammarwati (05)
2. Enggar Kartika Sari (07)
3. Idha Rizqiyantie (11)
4. Itsnaini Laili Safitri (14)
5. Tri Eki Sunafika (26)
6. Zahida Zahro’ (31)
Kelas : X Perbankan Syariah II
SMK NEGERI 1 BATANG
TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015
Page 2
Dinar & Dirham di-Era Modern Page 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-
Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan Makalah ini.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Dinar & Dirham di Era
modern, yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di
susun oleh Saya dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penulis maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya
Makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga Makalah yang penulis buat ini dapat bermanfaat bagi para siswa-siswi Umumnya
dan Khususnya pada diri saya sendiri dan semua yang membaca dan mudah mudahan juga
dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca . kami sadari makalah ini memiliki
kelebihan dan kekurangan. Penulis mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih
Batang, September 2014
Penulis
Page 3
Dinar & Dirham di-Era Modern Page 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5
C. Tujuan ........................................................................................... 5
D. Manfaat ......................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Perjalanan Dinar & Dirham Dari Waktu ke Waktu ..................... 6
B. Penggunaan Dinar & Dirham Sekarang ....................................... 6
C. Optimisme Yang Harus Dimiliki Oleh Bangsa ............................. 10
D. Manfaat Dinar & Dirham .............................................................. 11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................... 12
3.2 Saran ............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA
Page 4
Dinar & Dirham di-Era Modern Page 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem moneter dalam perekonomian merupakan salah satu pilar terbesar dalam
memajukan pemerintahan. Mustahil sebuah bangsa dapat mengembangkan diri tanpa didasari
perkembangan sistem moneter ekonomi yang memadai pula. Namun sistem yang digunakan
harus sesuai dengan tuntutan syariah dan tentunya ditujukan hanya untuk mendapat ridha illahi
semata.
Dewasa ini, kesenjangan semakin melebar ketika krisis ekonomi datang bertubi-tubi.
Bencana ekonomi seolah menjadi kemestian. Era baru ekonomi dan keuangan dunia yang
ditandai oleh kemapanan fiat money, fractional reserve requirement, dan interest dianggap
sebagai tiga pilar penting dalam sistem moneter konvensional. Disebut era baru karena
penggandaan uang begitu dahsyatnya sehingga pertumbuhan sektor riil akan selau tertinggal dari
lompatan pertumbuhan sektor moneter.
Salah satu dari pilar yang menjadi kekuatan sistem moneter konvensional yaitu: uang
kertas, dengan cara dibolehkannya bank melakukan pencetakan uang dan sistem riba. Uang
kertas yang sekarang menjadi alat tukar kita, sebenarnya uang yang dipaksakan karena tidak
mempunyai nilai dari uang itu sendiri.
Maka dari itu melalui tulisan ini saya ingin menggugah kesadaran baru betapa krusialnya
peran dinar dan dirham dalam menstabilkan sekaligus memakmurkan ekonomi umat, maka uang
hampa dianggap sebagai musuh asasi ekonomi Islam. Operasional institusi keuangan Islam tanpa
kehadiran dinar dan dirham sangat sukar membebaskan dirinya dari praktek-praktak riba, gharar,
dan gambling. Itulah sebabnya, upaya pendaulatan dinar dan dirham sebagai mata uang tunggal
harus segera diwujudkan. Pada saat itulah Bangsa Indonesia harus sudah siap dengan Dinar dan
Dirham. Jika tidak, ekonomi Bangsa ini akan terus terpuruk. Semua akan diungkap secara lugas
dan transparan melalui tulisan yang sederhana ini.
Page 5
Dinar & Dirham di-Era Modern Page 5
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana penerapan dinar dan dirham sebagai solusi pengganti sistem moneter
konvensional dalam mewujudkan kemakmuran bangsa?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui formulasi penerapan
dinar dan dirham sebagai solusi pengganti sistem moneter konvensional dalam mewujudkan
kemakmuran bangsa.
D. MANFAAT
Manfaat dari penulisan karya tulis ini adalah:
1. Hasil penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah, akademisi,
praktisi maupun masyarakat umum sebagai fasilitator sekaligus pelaku dalam penerapan
dinar dan dirham sebagai solusi pengganti sistem moneter konvensional dalam mewujudkan
cita-cita founding father Bangsa Indonesia.
2. Penulisan makalah ini diharapkan sebagai sumbangan pemikiran dan referensi yang
diharapkan dapat berguna bagi penulisan karya tulis selanjutnya.
Page 6
Dinar & Dirham di-Era Modern Page 6
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERJALANAN DINAR & DIRHAM DARI WAKTU KE WAKTU
Pada awalnya umat Islam menggunakan emas dan perak berdasarkan tiruan dari bangsa
Persia di masa pemerintahan Yezdigird III Raja Dinasti Sassan, yang dicetak dimasa khalifah
Utsman, ra. Yang membedakan dengan koin aslinya adalah adanya lafaz “Basmalah”. Sejak saat
itu tulisan “Basmalah” dan bagian dari Al-Qur’an manjadi suatu hal yang lazim ditemukan pada
koin yang dicetak oleh umat Islam. Seri yang diterbitkan berikutnya, berdasarkan Drachma
Khusru II, yang kepingannya mewakili sebagian besar uang yang beredar.
Dalam perkembangan selanjutnya, kepingan seri cetakan nama Khusru diganti dengan
nama amir Arab setempat atau nama Khalifah. Bukti sejarah menunjukkan bahwa kebanyakan
kepingan ini bertanggalkan Hijriah. Kepingan tembaga muslim tertua tidak dibubuhi nama
pencetak dan tanggal, tetapi ada seri yang kemungkinan telah diterbitkan semasa kekhalifan
Utsman atau Ali r.a. Kepingan ini merupakan tiruan tidak sempurna dari bentuk kepingan
Romawi Timur 12-nummi yangdicetak oleh Heraclius dari Alexandria.
Standarisasi dinar-dirham ditentukan oleh Khalifah Umar bin Khattab, berat dari 10
Dirham setara dengan 7 Dinar (1mithqal). Pada tahun 75 Hijriah (695 Masehi) Khalifah Abdul
Malik memerintahkan Al-Hajjaj untuk mencetak Dirham untuk pertama kalinya, dan secara
resmi beliau menggunakan standar yang ditentukan oleh Khalifah Umar bin Khattab. Khalifah
Abdul Malik memerintahkan bahwa pada tiap koin yang dicetak terdapat tulisan : “Allahu ahad,
Allahu samad”. Beliau juga memerintahkanpenghentian cetaka dengan gambar wujud manusia
dan binatang dan menggantinya dengan huruf-huruf.
Tradisi ini diteruskan sepanjang sejarah Islam. Dinar dan Dirham berbentuk bundar
dengan tulisan yang melingkar. Lazimnya disatu sisi terdapat kalimat tahlil dan tahmid
sedangkan sisi lainnya terdapat nama amirdan tanggal pencetakan. Masa selanjutnya menjadi
suatu kelaziman juga untuk menuliskan shalawat atau ayat Qur’an. Dinar-Dirham menjadi mata
uang resmi hingga jatuhnya kekhalifahan.
Mata uang emas Dinar dan uang perak Dirham telah mulai digunakan kembali oleh
sebagian masyarakat Muslim dan non Muslim sejak lima belas tahun terakhir, terutama sejak
Page 7
Dinar & Dirham di-Era Modern Page 7
Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Muhammad, menyatakan hendak menggunakan Dinar
sebagai alat tukar perdagangan negaranya dengan nagara-negara muslim. Bahkan jauh hari
sebelum terjadi krisis moneter yang melanda Negara-negara di Asia, pada 18 Agustus 1991
sebuah komunitas Muslim di Eropa mengeluarkan fatwa tentang “larangan pemakaian uang
kertas sebagai alat tukar”. Mereka kemudian mencetak mata uang emas Dinar serta mata uang
perak Dirham sebagai pengganti uang kertas yang telah mereka haramkan.
Pencetakan Dinar dan Dirham pertama kali dilakukan di Granada, Spanyol, tahun 1992.
Dari salah satu kota dibekas wilayah kekhalifahan Islam di Andalusia tersebut Dinar dan Dirham
kemudian disebar ke 22 negara oleh jamaah Murabitun. Di Indonesia Murabitun Nusantara
menerbitkan Dinar-Dirham sejak 1999 melalui PT Logam Mulia. Uang emas dan perak itu
kemudian disebarluaskan oleh para jamaah Murabitun Nusantara ke berbagai wilayah di
Indonesia dan ke luar negeri melalui jaringan Murabitun International.
Jika Dinar dan dirham sudah dikenal oleh masyarakat luas, kebutuhan terhadap mata
uang tersebut akan terus besar, mengingat konsumsi logam mulia masyarakat Indonesia yang
cukup lumayan. Berdasar data terakhir, kebutuhan konsumsi masyarakat Indonesia terhadap
emas setiap tahunnya tidak kurang dari 25 ton emas, setara dengan 5,88 juta Dinar.
B. Penggunaan Dinar & Dirham Sekarang Dan Prospeknya Kedepan
Telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya problem yang dihadapai oleh uang kertas,
problem tersebut sudah terjadi di berbagai belahan dunia dari berbagai rentang waktu. Kitapun di
Indonesia pernah mengalaminya secara pahit di tahun 1965 ketika harus ada pemotongan uang
kertas atau Sanering Rupiah, juga di tahun 1997-1998 ketika kita harus kehilangan kedaulatan
ekonomi kita dengan menyerah kepada seluruh kemauan IMF.
Disisi lain kita juga menyadari bahwa kembali ke Dinar dan Dirham tidaklah semudah
membalik telapak tangan. Meskipun demikian apabila kita memiliki niat yang lurus untuk
mencari solusi dari problematika umat zaman ini dengan meneladani Uswatun Hasanah kita
Rasulullah SAW, kemudian kita beristiqomah dijalan ini, insyaallah umat ini akan kembali
berjaya seperti yang pernah ditunjukkannya selama 14 abad lamanya mulai dari zaman
Kenabian, jaman Kalifah ur- Rasyidin sampai kejatuhan kekalifahan Usmaniah di Turki 82 tahun
lalu (1924).
Page 8
Dinar & Dirham di-Era Modern Page 8
Ada pelajaran lain yang kita bisa tiru dari sisi semangat dan lurusnya niat, yaitu
pengalaman anak-anak kecil di Palestina yang hanya bersenjatakan ketapel dan lemparan batu,
mereka menggetarkan tank-tank modern Israel sehingga tidak sedikit diantara tank-tank tersebut
harus mundur. Hal ini karena bukanlah mereka yang melempar ketika mereka melempar tetapi
Allah-lah yang melempar :
“Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allah-lah yang
membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah
yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi
kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.(Al-Anfal: 17)
Inilah situasi dimana kita mulai memperkenalkan kembali Dinar dan Dirham bagi umat
muslimin di Indonesia. Perlu diperkenalkan kembali karena bahkan dikalangan umat Islam
sendiri banyak yang belum mengetahui tentang Dinar dan Dirham, padahal perhitungan zakat
mal mereka di qiyaskan dengan Dinar dan Dirham. Lebih banyak lagi yang belum mengetahui
bahwa Dinar dan Dirham adalah hal yang nyata yang sekarangpun bisa dibeli bebas di berbagai
tempat di Jakarta di Gerai Dinar atau agen-agennya.
Lantas apa yang bisa kita lakukan dengan mata uang yang belum diakui sebagai uang oleh
pemerintah dan belum dikenal pula oleh masyarakat luas ?
1. Dinar dan Dirham saat ini memang belum diakui oleh pemerintah sebagai mata uang, namun
karena mata uang ini berharga bukan karena pengakuan pemerintah (legal tender)
sebagaimana mata uang kertas, melainkan karena benda-nya sendiri memang berharga (emas
22 karat atau perak murni) maka pemegang mata uang ini – memegang nilai tukar yang
sesungguhnya – yang dia bisa tukarkan dengan barang berharga lain apapun dan kapanpun
dia mau.
2. Karena nilai mata uang Dinar dan Dirham melekat pada barangnya sendiri, tidak ada pihak
luar yang bisa merusak atau menghancurkan nilainya. Oleh karenanya mata uang Dinar dan
Dirham dapat digunakan sebagai simpanan yang paling aman nilainya debandingkan dengan
nilai mata uang Rupiah, Dollar Amerika dan uang fiat lainnya di seluruh dunia. Nilainya
yang terus terappresiasi terhadap mata uang kertas – seperti contoh grafik berikut –
membuktikan keperkasaan Dinar selama ini.
Page 9
Dinar & Dirham di-Era Modern Page 9
3. Karena daya belinya yang tetap tinggi sepanjang massa, Dinar dan Dirham sangat cocok
untuk transaksi muamalah yang bersifat jangka menengah sampai panjang – dikala mata
uang kertas tidak bisa digunakan sebagai alat transaksi yang adil karena nilainya yang terus
berubah. Pinjam-meminjam, investasi bagi hasil (Qirad dan Mudharabah) ataupun kerjasama
usaha (Musyarakah) dengan berbasis Dinar dan Dirham akan bisa lebih adil baik bagi yang
menyediakan modal maupun yang menjalankan usaha. Umat Islam tidak dianjurkan untuk
menumpuk harta yang tidak produktif, oleh karenanya investasi yang aman dan adil sesuai
syariah akan menjadi solusi yang efektif bagi surplus pendapatan yang ada di kaum
muslimin.
4. Dinar dan Dirham dapat digunakan untuk perencanaan keuangan yang aman, misalnya untuk
merencanakan biaya pendidikan anak, pengobatan kesehatan di hari tua, persiapan pensiun
dlsb. Penggunaan Dinar dan Dirham untuk keperluan ini dapat menggunakan jasa perusahaan
asuransi syariah yang memiliki produk Dinar dan Dirham atau kalau belum ada dapat
dilakukan dengan cara swa kelola. Contoh kalau kita punya anak baru lahir dan kita ingin
pendidikannya terjamin sampai perguruan tinggi, maka kita dapat menabung 1 Dinar untuk
anak tersebut setiap bulan. Pada saat anak yang bersangkutan masuk perguruan tinggi umur
18 tahun, maka akan terkumpul dana 158 Dinar (bukan 216 yang berasal dari 1 Dinar x 12
bulan x 18 tahun – karena setiap tahun akan terkena zakat 2.5% setelah mencapai nisab 20
Dinar). Perlunya dana ini diinvestasikan adalah untuk menjaga minimal agar Dinar tidak
hanya disimpan sehingga tidak produktif dan tergerus oleh zakat, itulah sebabnya dalam
Islam bahkan ketika kita mendapat amanah untuk mengelola harta anak yatim-pun sangat
dianjurkan untuk mengelola dana tersebut untuk kepentingan yang produktif – agar tidak
habis terkena zakat .
5. Secara fisik Dinar dan Dirham untuk kepentingan tabungan, investasi , muamalah atau
bahkan untuk ibadah (membayar zakat misalnya) dapat dibeli di Unit Usaha Logam Mulia
atau melalui wakalah-wakalah yang ada. Meskipun demikian mungkin masih ada masalah
ketika umat mau mencairkan atau menukarkan Dinar dan Dirham di luar Wakalah-wakalah
Dinar dan Dirham, misalnya dijual ke toko emas – toko emas selalu mau membeli Dinar
tetapi pada harga yang mereka kehendaki – yang kadang jauh dibawah harga emas
internasional. Untuk menghindari umat dirugikan dalam nilai tukar kembali ini, dianjurkan
bagi pengguna Dinar dan Dirham untuk tolong menolong sesama pengguna sehingga setiap
Page 10
Dinar & Dirham di-Era Modern Page 10
saat ada yang mau melepas Dinar, dapat diambil oleh jamaah yang lain dengan harga
mengikuti harga emas dunia. Secara luas insyaallah tolong menolong semacam ini antara lain
difasilitasi oleh DinarClub , atau jamaah apabila memiliki kelompok pengguna yang besar
bisa juga membentuk kelompok tolong menolongnya sendiri.
C. OPTIMISME YANG HARUS DIMILIKI OLEH BANGSA
Penerapannya di Indonesia sebenarnya memiliki kesempatan yang besar, karena
Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia memiliki potensi yang sangat
luar biasa. Dalam penerapannya, sebenarnya mudah saja untuk penerapannya, namun masih
perlu waktu untuk memproses implementasi kedua mata uang Islam ini.
Dinar sebagai mata uang yang berfisik emas, memiliki banyak kelebihan, tentu saja lebih
banyak dari emas lantakan yang telah disadur di atas, karena Dinar telah memiliki nilai yang
lebih berharga akibat beberapa faktor, seperti biaya pencetakan yang tinggi. Dinar memiliki
kelebihan-kelebihan, seperti memiliki sifat unit account, yakni mudah dijumlahkan dan dibagi.
Kemudian memiliki nilai dakwah Islamiyah yang tinggi, karena nishab zakat pun bergantung
pada Dinar hakikatnya. Selain itu nilai jualnya kembali tinggi mengikuti harga emas
internasional; hanya dikurangi biaya administrasi dan penjualan sekitar 4 persen dari harga pasar,
jadi jika sepanjang tahun lalu Dinar mengalami kenaikan sebesar 31 persen, maka setelah
dipotong biaya 4 persen, hasil investasi kita masih sekitar 27 persen. Yang terakhir adalah mudah
diperjualbelikan karena tidak ada kendala model dan ukuran.
Di balik itu, Dinar pun juga memiliki kelemahan seperti ongkos cetak yang relatif tinggi,
yaitu berkisar antara 3-5 persen dari nilai barang tergantung dari jumlah pesanan. Selain itu, di
Indonesia Dinar masih dianggap sebagai perhiasan. Penjualnya terkena PPN sebesar 10 persen
sesuai Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 83/KMK.03/2002, bisa
diperhitungkan secara netto antara pajak keluaran dan pajak masukan toko emas maka yang
harus dibayar ‘toko emas’ penjual Dinar adalah 2 persen.
Dengan segala keunggulannya yang melebihi kekurangannya, Dinar dan Dirham
diharapkan dapat diimplementasikan secara riil di tengah masyarakat. Prosesnya memang masih
panjang, namun tak menutup kemungkinan yang sangat besar bahwa Dinar dan Dirham akan
dijadikan sebuah mata uang umat Islam beberapa masa ke depan. Wakalah, yakni pusat
Page 11
Dinar & Dirham di-Era Modern Page 11
penukaran uang kertas dengan Dinar dan Dirham masih hanya terdapat satu buah di Indonesia.
Sudah seharusnya institusi ini diperbanyak dan dimeratakan di daerah, sehingga implementasi
Dinar dan Dirham secara riil dapat segera terlaksana. Semuanya takkan pernah berkembang, jika
umat Islam hanya diam saja dan terus terlena menggunakan uang kertas yang sejatinya tak
bernilai.
D. MANFAAT DINAR & DIRHAM
Manfaat Syiar & Dakwah – Dinar & Dirham merupakan bentuk restorasi mata uang
islam, dimana khazanah ekonomi syariah umat islam banyak mengacu pada satuan dinar
& dirham.
Melindungi nilai secara real - Dinar & Dirham telah terbukti stabil sejak zaman rasulullah
saw. hingga kini. Tergerusnya nilai uang oleh inflasi dapat di jaga dengan menyimpanya
dalam bentuk Dinar & Dirham karena memiliki nilai instrinsik, tidak seperti uang kertas
sekarang.
Menjadi asset investasi – Dinar & Dirham mengalami kenaikan lebih tinggi dibandingkan
nilai kebutuhan-komoditas lain dalam jangka panjang.
Milik sepenuhnya, mudah transaksinya dan minim resikonya – Jual/beli emas dan perak
merupakan transaksi konvensional yang kudah dimengerti oleh siapapun. Dinar &
Dirham dapat diperjualbelikan dengan mudah, dapat dijadikan jaminan, dlsb.
Memiliki sertifikat resmi – Dinar & Dirham dicetak oleh BUMN terbaik di Indonesia dan
bersertifikat resmi, sehingga berlaku kapanpun dan dimanapun.
Page 12
Dinar & Dirham di-Era Modern Page 12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Mata uang dinar merupakan mata uang yang aman untuk dimiliki. Mata uang dinar pernah
diterapkan pada masa Rasulullah dan Khilafah. Karena itu dinar merupakan solusi atas
permasalahan mata uang dan untuk menerapkannya kita harus memiliki sistem yang menerapkan
ekonomi Islam secara menyeluruh dan ini hanya bisa diterapkan dalam Negara yang menjadikan
Islam sebagai porosnya. Indonesia merupakan salah satu Negara yang mayoritas beragama islam
dan sumberdaya alamnya pun besar, sehingga ini memiliki potensi luar biasa dan dapat dijadikan
pijakan awal dalam menerapkan dinar dan dirham ditengah masyarakat demi mewujudkan
kemakmuran bangsa. Yang lebih penting adalah dapat mengundang barakah Allah Swt. Maha
Suci Allah atas ajaran-ajaran Islam yang tidak usang oleh zaman.
B. SARAN
Melihat kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan sebuah saran yang kiranya dapat
bermanfaat bagi birokrasi pemerintah sebagai eksekutor kebijakan, akademisi maupun
masyarakat pada umumnya, yaitu sudah saatnya kita bersama-sama membuka mata dan hati
(sadar) untuk melihat betapa carut marutnya tatanan perekonomian bangsa. Tentu ini bukan
hanya tugas rumah pemerintah , namun kita kaum elit intelektual sudah menjadi sebuah
keniscayaan untuk mewujudkan misi bangsa, dan bersinergi bersama masyarakat guna
mewujudkan indonesia makmur dan sejahtera.
Page 13
Dinar & Dirham di-Era Modern Page 13
DAFTAR PUSTAKA
Fitri Azizah, Irfani. Dinar dan Dirham Sebagai Mata Uang Tunggal Blok Perdagangan Negara-
negara Islam. Yogyakarta: Jurnal Muamalah. 2003
Kahf, Monzer. Ekonomi Islam (Telaah Analitik terhadap Fungsi Sistem Ekonomi Islam). Yogyakarta :
Aditya Media. 2000. Cet II.
Karim, Adiwarman. Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer. Jakarta : Gema Insani Press. 2001
Khan, Adnan. Kapitalisme Di Ujung Tanduk. Bogor: Pustaka Thariqul Izzah. 2008
Iqbal, M. Mengembalikan Kemakmuran Islam Dengan Dinar Dan Dirham. Jakarta: Spiritual Learning
Club. 2009
Islahi, A.A, Konsep Ekonomi Ibnu Taimiyyah, terj. Anshari Thayib. Surabaya :PT. Bina Ilmu. 1997
Yusanto, Ismail. Dinar Emas Solusi Krisis Moneter. Jakarta: Pi-racy SEM Intitute infid. 2001
Majalah Modal. Mari Pakai Emas. No. 6/ I- April 2011
Source:http://geraidinar.com/2008/02/investasi-emas-koin-dinar-emas lantakan.html
Investasi dan Proteksi Nilai, www.GeraiDinar.com, diakses tanggal 08 Oktober 2012