Top Banner
FENOL MONOVALEN stuktur rumus molekul : C 6 H 5 OH BM : 94,11 Pemerian : hablur bentuk jarum atau massa hablur; tidak berwarna atau merah jambu, bau khas; kaustik. Kelarutan : larut dalam 12 bagian air; mudah larut dalam etanol, kloroform, eter, gliserol, dan dalam minyak lemak. Identifikasi: Pada 10 ml larutan 2 % 1 tetes larutan besi (III) klorida; terjadi warna violet. Pada larutan 0,1 % b/v tambahkan larutan brom; terbentuk endapan putih yang segera larut dan mengendap kembali jika ditambahkan pereaksi yang berlebih. Penyimpaan : Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk. Indikasi : Antiseptikum ekstern DERIVAT FENOL MONOVALEN 1. VANILIN Struktur
52

Tugas Bu Budi

Dec 09, 2015

Download

Documents

De angelo

analisis
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Tugas Bu Budi

FENOL MONOVALEN

stuktur

rumus molekul : C6H5OH

BM : 94,11

Pemerian : hablur bentuk jarum atau massa hablur; tidak berwarna atau merah

jambu, bau khas; kaustik.

Kelarutan : larut dalam 12 bagian air; mudah larut dalam etanol, kloroform, eter,

gliserol, dan dalam minyak lemak.

Identifikasi :

Pada 10 ml larutan 2 % 1 tetes larutan besi (III) klorida; terjadi warna violet.

Pada larutan 0,1 % b/v tambahkan larutan brom; terbentuk endapan putih yang

segera larut dan mengendap kembali jika ditambahkan pereaksi yang berlebih.

Penyimpaan : Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di

tempat sejuk.

Indikasi : Antiseptikum ekstern

DERIVAT FENOL MONOVALEN

1. VANILIN

Struktur

Nama Resmi :  VANILLINUM

Nama Lain : Vanillin; 4-Hidroksi-3-metoksibenzaldehida (121-33-5)

Rumus Molekul : C8H8O3

Berat Molekul : 152,5

Page 2: Tugas Bu Budi

Pemerian :  Hablur halus berbentuk jarum, putih hingga agak kuning, rasa dan

bau khas, dipengaruhi cahaya, larutan bereaksi asam terhadap lakmus

Kelarutan : Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, kloroform, Dallam

eter dan dalam larutan alkali hidroksida tertentu, larut dalam gliserin dan dalam air panas

Identifikasi : Spektrum serapan inflamerah zat yang didispersikan dalam kalium

bromide p menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama seperti

pada vanillin BPFI

Komposisi : Vanillin 5 gram

Asam sulfat : ad 100 ml

Penyimpanan :  Dalam wadah tertutup baik.

2. NIPAGIN

Nipagin memiliki nama lain metil parabenzoat.

Struktur:

Identifikasi:

• Pemerian : Zat ini berbentuk serbuk halus, berwarna pitih. Zat ini hamper tidak

berbau, tidak mempunyai rasa, agak membakar, diikuti rasa tebal. Zat ini bersifat

anastetik.

• Kelarutan : Larut dalam air, air mendidih, etanol, dan aseton. Mudah larut dalam

eter dan larutan alkali hidroksida.

Reaksi :

• Jika 10 mg zat ditambahkan 10 ml H2O, kemudian dididihkan setelah itu didinginkan,

dan tambahkan 0,05 ml FeCl3, maka akan berwarna ungu kemerahan.

• Jika 100 mg zat dilarutkan dalam 2 ml etanol, kemudian dididihkan, setelah itu

didinginkan, dan ditambahkan 0,5 ml Hg(NO3)2 maka akan terbentuk endapan dengan

cairan di atas berwarna merah.

• Jika direaksikan dengan pereaksi Molisch maka akan berwarna kuning kehijauan.

• Jika zat ditambahkan HNO3 maka akan berwarna kekuningan.

• Akan terjadi rekristalisasi dengan Aceton-Air.

Page 3: Tugas Bu Budi

• Jika zat direaksikan dengan NaOH, ditambahkan asam pekat, lalu ditambahkan aq.

Brom maka akan terbentuk endapan putih.

• Jika zat direaksikan dengan NaOH, ditambahkan asam pekat, lalu ditambahkan

NH4OH berlebih, kemudian diuapkan, sisa dalam air ditambahakn CuSO4, maka bila

dilihat di bawah mikroskop akan terbentuk jarum-jarum berwarna biru.

3. NIPASOL

Nipasol memiliki nama lain p-oxybenzoas propylicus, propil hidroksi benzoate, propel

paraben, propagin.

Struktur:

Identifikasi

• Pemerian : Kristal putih, titik didih 270 ºC, titik lebur 96-97 ºC

• Kelarutan : Larut dalam air, alkohol, eter, dan air panas.

Reaksi :

• Jika direaksikan dengan FeCl3 kuning + K2Cr2O7 kuning jingga.

• Jika direaksikan dengan pereaksi Millon merah intensif

• Zat dibasakan dengan NaOh , diasamkan, ditambahkan NH4¬OH berlebih, dipanaskan

diatas penangas air, ditambahkan CuSO4 menghasilkan endapan biru muda berbentuk

jarum.

• Jika direaksikan dengan air, dipanaskan menghasilkan tetesan minyak.

• Jika direaksikan dengan HNO3 encer dan dipanaskan, maka akan menghasilkan cairan

kuning.

Page 4: Tugas Bu Budi

4. NAPTHOL

α-napthol memiliki nama lain Napth-1-ol.

Struktur :

Identifikasi :

• Pemerian: Zat ini berbentuk serbuk hablur putih, memiliki bau yang khas. Titik lebur

93-96 ºC.

• Kelarutan: Larut dalam etanol.

• Sisa pemijaran: tidak lebih dari 0,005 %

Reaksi :

• Jika direaksikan dengan FeCl3 akan menghasilkan warna hijau kemudian akan terjadi

endapan violet.

• Fluorescensi: biru muda, dalam NaOH tidak terjadi reaksi.

• Jika direaksikan dengan pereaksi Marquis akan menghasilkan warna coklat.

• Jika direaksikan dengan pereaksi Loco Millon akan menghasilkan warna merah terang.

• Dalam NaOH dan laritan Iod akan enghasilkan larutan keruh berwarna violet.

• Jika larutan zat ditambah dengan NaHCO3 jenuh, KCN 10%, dan cupri sulfat 1% akan

menghasilkan warna violet.

• Jika direaksikan dengan pereaksi Aqua Brom berlebih akan menghasilkan warna violet.

• Jika direaksikan dengan pereaksi Aqua Brom berlebih akan menghasilkan endapan

putih.

• Jika direaksikan dengan pereaksi Molisch: zat direaksikan dengan sedikit alkohol dan 1

cc larutan encer gula tebu, lalu ditambah dengan H2SO4 pekat, bila dilihat lapisan

bawahnya akan menghasilkan cincin ungu.

• Jika ditambah dengan KOH 50% berlebih, lalu ditambah CHCl3 berlebih akan

menghasilkan warna biru.

Page 5: Tugas Bu Budi

5. KRESOL

Struktur:

Identifikasi:

• Kresol adalah campuran tiga isomer yaitu p-kresol, m-kresol, dan o-kresol, dimana

jumlah terbanyak adalah m-kresol (50%)

• Kresol diperoleh dari ter batubara

• Khasiat: Antiseptikum eksternal, desinfektan (untuk oembersih lantai)

• Organoleptis: cairan, hampir tidak berwarna sampai kuning kecoklatan pucat, lama

kelamaan atau karena pengaruh udara warna menjadi tua; bau seperti fenol atau ter, rasa

larutan dalam air getir.

• Kelarutan: sangat mudah larut dalam lebih kurang 50 bagian air; mudah larut dalam

etanol (95%) P, dalam klorofom P, dalam eter P, dalam gliserol P, dalam minyak lemak

dan dalam minyak atsiri.

Reaksi:

• Reaksi warna azo:

Pereaksi : Diazo A: asam sulfanilat, HCl, NaOH

Diazo B: NaNO2 dalam air

Reaksi:

Zat+diazo A : diazo B (4:1) larutan warna merah

Larutan warna merah + amil alkonol merah tertarik (larut dalam amil alcohol)

• Zat + FeCl3 biru violet (campur)

o-kresol : ungu, biru keruh

m-kresol : ungu keruh 

p-kresol : biru keruh, putih

• Reaksi Fehling :

Larutan zat dalam spiritus + Fehling A : Fehling B (1:1) + NaOH, panaskan tidak

terbentuk endapan merah bata.

Fehling A : CuSO4.5H2O , H2SO4(p)

Fehling B : K-Na Tartrat , NaOH

Page 6: Tugas Bu Budi

• Zat + aqua brom: 

o-kresol: endapan putih

m-kresol: larutan kuning

p-kresol: endapan putih

• Reaksi Marquis (inti aromatis) :

Pereaksi: Formalin 3 tetes + H2SO4 pekat 3ml

Reaksi: zat + pereaksi Marquis merah

6. EUGENOL

Struktur

Nama IUPAC : 4-Alil-2-metoksifenol [97-53-0]

Rumus Struktur : C10H12O2

Berat Molekul : 164,20

Pemerian : Cairan tidak berwarna atau kuning pucat; bau cenkeh kuat dan menusuk; rasa

pedas; tidak memutar bidang polarisasi. Bila terpapar udara warna menjadi lebih tua dan

mengental.

Kelarutan : Sukar larut dalam air; bercampur dengan etanol, dengan kloroform, dengan

eter dan dengan minyak lemak. Kelarutan dalam etanol 70% Satu bagian volume larut

dalam 2 bagian volume etanol.

Bobot Jenis : Antara 1,064 dan 1,070

Indeks Bias : Antara 1,540 dan 1,542 pada suhu 200

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya (Farmakope Indonesia

ed IV, 1995).

Reaksi : Kocok 1ml zat dengan 20ml air suling. Pada 5 ml pengikat, tambahkan FECL3,

Terjadi warna hijau keabu-abuan

7. TYMOL

Page 7: Tugas Bu Budi

Struktur

Pemerian : Kristal tak berwarna

Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam ethanol 96%, mudah

larut dalam minya kmineral esensial, agak sukar larut dalam gliserin.

Inkompatibilitas : Tidak dapat campur dengan iodin, alkali, danoksidator. Aktivitas anti

mikrobanya dapat berkurang karena keberadaan protein.

Stabilitas : Tidak stabil terhadap paparan cahaya dan udara.

Reaksi :

a. Thymol +menthol + kamfer digerus

b. Larutkan sedikit dalam 1ml asam asetat glasial, tambahkan 6 tetes H2SO4 pekatdan

asam nitrat pekat --- Warna hijau

c. Msukkan 1gr ke tabung reaksi, tambah 5 ml laruta NaOH, Panaskan di tangas air,

Larutan jadi jernih, dan tak berwarna

8. KARVAKROL

Struktur

Pemerian : Cairan ta berwarna, Berbau seperti cenghkeh dan harum

Khasiat : Antiseptik, desinfektan, dan jamur

Indikasi : Sebagai obat antiseptik untuk menghilangkan bau mulut dan keputihan

Termasuk golongan fenol terpenoid dan feol monovalen

Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, lebih mudah larut dalam alkohol, dan eter

Analisis : Dengan Kromatografi dan klasifikasi alkaloid

II. FENOL POLIVALEN

1. HYDROCHINON

Page 8: Tugas Bu Budi

Hydrochinon memiliki nama lain p-dioxybenzena. Hydrochinon memiliki titik lebur 172 ºC

dan BM sebesar 110,1.

Struktur: 

Identifikasi:

• Pemerian: Padatan berwarna putih.

• Kelarutan: larut dalam air, etanol, eter

• Titik leleh: 172 ºC, titik didih: 287 ºC.

Reaksi:

• Hydrochinon bisa mereduksi larutan Ag-ammoniakal yang akan menghasilkan warna

hijau bila direaksikan selama 2 jam, dan jika direaksikan lebih lama lagi akan berubah

warna hitam.

• Bila direndam dalam larutan aqua calcis selama satu malam akan menghasilkan warna

kuning kecoklatan.

• Bila direaksikan dengan PbAc dan NH4OH akan menghasilkan endapan berwarna abu-

abu hijau.

• Bila dimasak dengan FeCl3 1,4-benzokinon + 2HCl + FeCl2 (biru).

• Bila direaksikan dengan FeCl3 berlebih akan menghasilkan jarum-jarum metal glans

yaitu chinon. Hydrochinon chinhydron chinon.

• Jika dilakukan spot test dengan FeCl3 akanmenghasilkan warna hijau yang akan segera

berubah menjadi warna kuning kecoklatan.

• Saat direaksikan dengan Aq Br akan menghasilkan warna kuning kecoklatan.

• Bila direaksikan dengan NH4OH akan menghasilkan warna merah kecoklatan.

2. PYROGALLOL

Pyrogallol memiliki nama lain 1,2,3-Trihidroksilbenzen, 1,2,3-Tryhydrobenzen atau 1,2,3-

Benzenotriol. Memiliki BM: 126,1.

Page 9: Tugas Bu Budi

Struktur:

Identifikasi:

• Pemerian: Merupakan senyawa kristal tak berwarna dan mengkilap.

• Titilk leleh: 133 ºC

Reaksi:

• Jika direaksikan dengan FeCl3 akan menghasilkan warna merah kecoklatan.

• Jika direaksikan dengan NaOh akan menghasilkan warna merah kecoklatan.

• Bila direndam dalam larutan dalam larutan aqua calcis akan menghasilkan warna ungu

yang lama kelamaan berubah warna menjadi coklat.

• Jika direndam dalam larutan Fehling pada suhu kamar akan terjadi proses reduksi.

• Direndam dalam larutan marquis akan menghasilkan warna merah, dan jika dipanaskan

kemudian didiamkan akan menghasilkan warna merah tua.

• Jka direaksikan dengan Pb-acetat akan menghasilkan warna merah rosa (basis).

• Jika dilakukan spot test dengan cara melarutkan 50 mg pyrogalol dalam 25 cc air dan

ditambahkan 1 tetes phloroglucin selama 30 menit akan menghasilkan warna pink

keunguan.

• Bila terkena udara akan menjadikan suasana basa dan selanjutnya menghasilkan warna

biru tua terkdang hitam.

• Mereduksi Ag ammoniakal dalam kondisi dingin.

• Bila pyrogallol ditambahkan dengan formalin dan H2SO4 akan menghasilkan warna

merah.

3. RESORCIN

Resorcin memiliki nama lain 1,3- dihydroxybenzena.

Page 10: Tugas Bu Budi

Struktur: 

Identifikasi:

• Pemerian: Kristal putih tidak berwarna, berjarum-jarum, memiliki rasa manis diikuti

rasa pahit, oleh pengaruh sinar matahari/udara dapat berubah warna menjadi merah

muda.

• Kelarutan: mudah larut dalam air, etanol, eter, gliserol, sukar larut dalam kloroform.

• Titik lebur: 110 ºC-113 ºC.

Reaksi:

• Jika direaksikan dengan FeCl3 akanmenghasilkan warna ungu.

• Jika direaksikan dengan Ag-amoniakal akan berwarna hijau-kuning yang lama

kelamaan akan berubah menjadi coklat.

• Identifikasi dengan reaksi marquis akan menghasilkan larutan berwarna merah

keunguan dengan bagian ats berwarna putih seperti susu.

• Jika Resorcin dilarutkan dalam air ditambahkan dengan NaOH 2N dan 1 tetes CHCl3

kemudian dipanaskan akan menghasilkan warna merah muda dan jika ditambahkan

dengan suatu larutan asam encer lama kelamaan akan hilang.

• Jika 50 mg resorcin direaksikan dengan 100 mg asam tartarat ditambah dengan 10 tetes

H2SO4 pekat kemudian dipanaskan akan berubah warna menjadi merah tua. 

• Jika dipanaskan dengan Formalin dan H2SO4 kemudian dipanaskan akan meghasilkan

warna merah.

5. PIROKATEKIN

Pemerian : Cairan tak berwarna, berbau harum

Kelarutan : Larut dalam air, alkohol, dan eter

Page 11: Tugas Bu Budi

Reaksi : Zat ditambahkan asam oksalat kemudian dipanaskan 160oC terjadi 

warna biru

Khasiat : Untuk pencegah kanker dan penyakit kardiovaskular, antiinflamasi,

antibakteri, antioksidan dan untuk hepatitis akut sehingga sangat potensial untuk

dikembangkan sebagai kandidat obat.

Page 12: Tugas Bu Budi

III. DERIVAT FENOL

1. TIOKOL

Sinonim : Kalii Sulfoguaiacolas / Kalium Sulfoguaiakolat

Rumus Kimia : C7H7KO5S.12

H2O

Rumus Struktur :

Berat Molekul : 251,30

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur; putih; bau agak aromatik; rasa agak pahit

Kelarutan : Mudah larut dalam air; praktis tidak larut dalam etanol (95%) P dan

eter P.

Identifikasi :

Larutan Tiokol 1% b/v + 2 tetes larutan FeCl3 terbentuk warna biru violet

Larutan Tiokol 5% b/v dengan beberapa tetes kalium yang tertera pada reaksi

identifikasi

Larutan Tiokol 10% b/v didihkan, dengan beberapa tetes asam nitrat; larutan

menunjukkan reaksi sulfat yang tertera pada reaksi identifikasi

Sulfat

10 ml larutan Tiokol b/v + 5 tetes larutan BaCl2 + HCl bereaksi asam dan tidak

terjadi kekeruhan dalam waktu 1 menit.

Logam berat

Tiokol tidak lebih dari 20 bpj: pengujian dilakukan menggunakan 25 ml

larutan yang dibuat dengan melarutkan 1 gram zat dalam 1 ml asam asetat dan

air secukupnya hingga 25,0 ml.

2. GUAIAKOL KARBONAT

Sinonim : Duotol

Rumus kimia : C15H14O5

Page 13: Tugas Bu Budi

Rumus struktur :

Berat Molekul : 274,28

Pemerian : Serbuk hablur putih atau tidak berwarna atau hablur jarum; tidak berbau

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, sangat sukar larut dalam air, dalam

etanol (95%) dan dalam eter; mudah larut dalam kloroform.

Identifikasi :

Larutan guaiakol karbonat 200mg dalam cawan porselen, panaskan di atas

tangas air dalam campuran 5 ml etanol (95%) dan 5 mllarutan kalium

hidroksida. Uapkan etanol selama 2 sampai 3 menit. Tambahkan 5 ml asam

sulfat encer terjadi gas karbon dioksida dan cairan berminyak yang berbau

guaiakol. Kocok sempurna dengan eter dalam corong pisah, buang lapisan

eter, uapkan eter. Larutkan sisa dalam etanol (95%), tambahkan 1 tetes larutan

FeCl3 terjadi warna hijau biru yang berubah menjadi hijau dan coklat

kehijauan.

Page 14: Tugas Bu Budi

IV. ASAM

1. ASAM ASETAT

Struktur

Rumus Molekul : CH3COOH

Berat Molekul : 60,05 g/mol

Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, bau khas, menusuk, rasa asam yang

tajam.

Sifat Fisika

Kelarutan : larut dalam air, etanol dan gliserol, tidak larut dalam

karbondisulfida.

Titik beku : 16,6˚C

Titik didih : 118,1˚C

Kerapatan : 1,051 gr/cm3

Sifat kimia : asam asetat mengandung tidak kurang dari 36% b/b dan tidak

lebih dari 37% b/b C2H4O2. Mudah menguap di udara terbuka,

mudah terbakar dan dapat menyebabkan korosif pada

logam. Asam asetat larut dalam air dengan suhu 20˚C, etanol

(9,5%) pekat, dan glisero pekat. Asam asetat jika diencerkan

tetap bereaksi asam. Penetapan kadar asam asetat biasanya

menggunakan basa natrium hidroksida, dimana 1ml natrium

hidroksida 1N setara dengan 60,05 mg CH3COOH.

Identifikasi dan Reaksi :

Baunya khas dan ikut tedestilasi uap air

Reaksi esterifikasi dengan cara etanol + H2SO4 timbul bau etil asetat

Reaksi ionisasi

Page 15: Tugas Bu Budi

CH3COOH CH3COO- + H+

2. ASAM FORMIAT

Struktur

Rumus Molekul : HCOOH

Berat Molekul : 46,03 g/mol

Pemerian : cairan tidak berwarna, berbau tajam menyengat

Sifat Fisika

Kelarutan : mudah larut dalam air, dan beberapa pelarut organik, sedikit larut

dalam benzene, toluene, tidak larut dalam karbon alifatik.

Titik Beku : 8,3˚C

Titik Didih : 101˚C

Titik Leleh : 8˚C

Rapatan :1,2 g/ml pada suhu 20˚C

Sifat Kimia : asam formiat dapat bercampur sempurna dalam air, Sedikit larut

dalam benzene, karbon tetraklorida, toluene, tidak larut dalam hidrokarbon alifatik.

Dapat melarutkan nilon, poliamida. Asam paling kuat dari asam-asam karboksilat

Identifikasi dan Reaksi :

Reaksi ionisasi

HCOOH HCOO- + H+

Reaksi dengan FeSO4 dan NaOH menghasilkan larutan hijau kekuningan

HCOOH+FeSO4   Fe(COOH)2+H2SO4

3. ASAM SINAMAT

Struktur :

Page 16: Tugas Bu Budi

Rumus Kimia : C9H8O2

BM : 148.17 g/mol

Pemerian : kristal putih

Sifat Kimia :

Memiliki kelarutan rendah

Bersifat antioksidan

Mudah diisolasi

Bersifat polar

Mengandung gugus benzena dalam strukturnya

Heterosiklik

Bersifat amorf

Dapat dibuat dari proses hidrolisa oleh H2SO4

Dapat dioksidasi menjadi asam benzoat

Sifat Fisika :

Titik leleh: 133°C

Titik didih : 300°C

Keasaman (PKa): 4,44

Densitas : 1.2475 g/cm3

Kelarutan : sedikit larut dalam air (0.4 g/L); kelarutan dalam kloroform 0,93 M, etanol

0,86 M, metanol 1,1 M.

Identifikasi :

Oksidasi oleh KMnO4 1% (asam sinamat + KMnO4 + H2SO4, dipanaskan), bau

benzaldehid.

Zat + KMnO4 + Na2CO3 warna cokelat.

Reaksi kristal dengan sublimasi.

Larutan + CaCO3/MgO berlebih, saring filtratnya, tambahkan MnSO4 putih, lama-

lama kristal kuning.

Page 17: Tugas Bu Budi

4. ASAM FLATAT

Struktur :

Rumus Kimia : C8H6O4

BM : 166,13 g/mol

Pemerian : serbuk hablur tidak berwarna atau putih

Kelarutan : larut dalam etanol dan dalam metanol; sukar larut dalam air; praktis

tidak larut dalam kloroform.

Identifikasi :

Larutan + FeCl3 warna kuning merah.

Larutan + resorsin + H2SO4, dipanaskan , encerkan dengan air + NaOH, lalu sinari

dengan sinar biasa, warna kuning atau coklat (Reaksi Umbelliferon).

Zat + Co(NH)3 + pereaksi tiup dengan amonia, warna ungu (Reaksi Parri)

Larutan + etanol + H2SO4 , bau enak ester ftalat (Esterifikasi).

5. ASAM LAKTAT

Struktur

Rumus Moleul : C3H6O3

BM/berat molekul : 90,08 g/mol

Pemerian : cairan kental, tidak berwarna atau agak kuning, tidak berbau

atau berbau lemah, tidak enak;larutan encer berasa asam; higroskopis.

Sifat fisika

Titik lebur : 16,8oC

Titik leleh : 82oC pada 0,5 mmHg, 122oC pada 14 mmHg

Page 18: Tugas Bu Budi

Titik didih : 52,7-52,80C.

Kelarutan : mudah larut dalam air, etanol 95%, dan dalam eter. Tapi tidak

larut dalam benzene dan kloroform.

Sifat kimia : Asam laktat merupakan asam karboksilat dengan rumus

molekul. memiliki gugus hidroksil berdekatan dengan gugus

asam karboksilat,sehingga membentuk sebuah alpha hydroxyl

acid(AHA). Dalam larutan dapat melepaskan sebuah proton

dari gugus asam yang menghasilkan ion lactate CH3(OH)COO

dan memiliki dua isomer optikal yaitu L(+)-lactic acid dan

D(-)_lactic acid.

Identifikasi :

Zat dengan larutan NaOH berlebih dalam tabung reaksi (panaskan) + Larutan

iodium terbentuk kristal iodium

Dalam tabung reaksi, zat dilarutkan + resorsin+H2SO4 pekat (panaskan)

warna merah

5. ASAM BENZOAT

struktur

Rumus Molekul : C7H6O2

BM/ berat molekul : 122,12 g/mol

Pemerian : hablur bentuk jarum atau sisik, putih; sedikit berbau, biasanya

bau benzaldehida atau benzoin. Agak mudah menguap pada suhu hangat. Mudah

menguap dalam uapair.

Sifat fisika&kimia : bau menyenangkan,Titik leleh 122,4oC (252,3F); Titik

nyala ,121oC (249,80F); Titik didih 249oC (480,6F); Tekanan uap 1 @ 96oC (205F);

Berat jenis uap relatif 4,2 (udara=1); Berat jenis (air=1) 1,2659; Sedikit/sulit larut dalam

air dingin; Kelarutan dalam air 2,9% @ 20oC.

Identifikasi :

Page 19: Tugas Bu Budi

asam benzoat diatas cawan porselen (panaskan) , perlahan akan meleleh dan

menyublim

dalam tabung reaksi, 10 mg zat dilarutkan dalam 5 ml air (panaskan). Setelah dingin

disaring. Filtrat + 4-5 tetes FeCl3 terbentuk endapan coklat kemerahan + HCl

endapan larut kembali.

Reaksi esterifikasi: 10 mg asam benzoat+0,5 ml etanol+1 ml H2SO4 pekat

(panaskan), dinginkan, encerkan dengan air terbentuk tercium bau etil benzoat.

6. ASAM SALISILAT

stuktur

Rumus molekul :(C7H6O3)

Asam salisilat mengandung tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih dari 101,0 %

C7H6O3, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

BM 138,12

Pemerian hablur putih; biasanya berbentuk jarum halus atau serbuk hablur halus putih;

rasa agak manis, tajam dan stabil diudara. Bentuk sintesis warna putih dan tidak berbau.

Jika dibuat dari metil salisilat alami dapat berwarnakekuningan atau merah jambu dan

berbau lemah mirip mentol.

Kelarutan sukar larut dalam air dan dalam benzene; mudah larut dalam etanol dan dalam

eter; larut dalam air mendidih; agak sukar larut dalam kloroform.

Asam salisilat (asam ortohidroksibenzoat) merupakan asam yang bersifat iritan lokal,

yang dapat digunakan secara topikal. Terdapat berbagai turunan yang digunakan sebagai obat

luar, yang terbagi atas 2 kelas, ester dari asam salisilat dan ester salisilat dari asam organik.

Di samping itu digunakan pula garam salisilat. Turunannya yang paling dikenal asalah asam

asetilsalisilat. Salisilat umumnya bekerja melalui kandungan asamnya. Hal tersebut

dikembangkan secara menetap ke dalam salisilat baru. Selain sebagai obat, asam salisilat juga

merupakan hormon tumbuhan.

Asam salisilat merupakan turunan dari senyawa aldehid. Senyawa ini juga biasa

disebut o-hidroksibensaldehid, o-formilfenol atau 2-formilfenol. Senyawa ini stabil, mudah

terbakar dan tidak cocok dengan basa kuat, pereduksi kuat, asam kuat, dan pengoksidasi kuat.

Page 20: Tugas Bu Budi

Turunan yang terpenting dari asam salisilat ini adalah asam asetil salisilat yang lebih dikenal

sebagai asetosal atau aspirin.Berbeda dengan asam salisilat, asam asetil salisilat memiliki

efek analgesik antipiretik dan anti inflamasi yang lebih besar jika dibandingkan dengan asam

salisilat. Penggunaan obat ini sangat luas di masyarakat dan digolongkan ke dalam obat

bebas. Selain sebagai prototip, obat ini juga digunakan sebagai standar dalam menilai efek

obat sejenis.

Salisilat termasuk dalam golongan obat anti inflamasi nonsteroid ( AINS).Mekanisme kerja

adalah menghambat sintesis Prostaglan-din dengan menghambat kerja enzim siklo oksigenase pada

pusat termoregulator dihipothalamus dan perifer. Salisilat digunakan sebagai analgetik ,antipiretik,

anti inflamasi, antifungi.

Sifat-sifat fisik dari asam salisilat

1 Penampakan Tidak berwarna menjadi kuning pada larutan dengan bau kenari

pahit

2 Titik lebur 1-2 0C

3 Titik didih 197 0C

4 Kerapatan 4,2

5 Tekanan uap 1 mmHg pada 33 0C

6 Daya ledak 1,146 g/cm3

7 Titik nyala 76 0C

Sifat-sifat lain yang dimiliki oleh asam salisilat adalah sebagai berikut:

1. Panas jika dihirup, di telan dan apabila terjadi kontak dengan kulit.

2. Iritasi pada mata

3. Iritasi pada sauran pernafasan

4. Iritasi pada kulit

Asam salisilat bebas hanya memiliki efek antipiretik dan analgetik yang rendah.

Karena timbulnya ransangan pada mukosa lambung akibat diperlukannya dosis tinggi, maka

asam salisilat hanya dipergunakan dalam bentuk garamnya. Turunannya yang terpenting

adalah asam asetil salisilat yang aktivitas analgetik, antipiretik tetapi juga antiflogistiknya

besar. Asam salisilat dapat diperoleh menurut cara Kolbe-Schmitt dengan hasil hampir

kuantitatif melalui reaksi natrium fenolat dan karbondioksida pada 1250C dan 4-7 bar dan

kemudian dihidrlolisis. Asam asetilsalisilat diperoleh dengan cara asetilasi asam salisilat

dengan katalisis proton.

Analisis Kualitatif

Page 21: Tugas Bu Budi

Kolorimetri Dengan FeCl3 larutan berwarna merah ungu.

Reaksi yang terjadi pada sintesis asam salisilat:

 

7. ASAM GLIKOLAT

Struktur:

Rumus molekul

BM:

Sifat kimia:

Kelarutan di dalam air : (20 °C) larut

Titik leleh : 10 °C

Densitas : 1.26 g/cm3 (20 °C)

Angka pH : 0.5 (H2O)

Titik didih : 112 °C (1013 hPa)

Tekanan uap : 27.5 hPa (25 °C)

Asam glikolat (atau asam hidroksiasetat) adalah yang terkecil asam α-hidroksi

(AHA). Ini tidak berwarna, tidak berbau, dan higroskopis kristal padat sangat larut dalam air.

Hal ini digunakan dalam berbagai produk perawatan kulit. Asam glikolat ditemukan di

beberapa gula-tanaman.

Page 22: Tugas Bu Budi

Ada beberapa rute sintesis asam glikolat yang dipraktekkan saat ini . Mayoritas

pasokan asam glikolat dibuat dalam reaksi dikatalisis formaldehida dengan gas sintesis

( karbonilasi formaldehida). Hal ini juga disiapkan oleh reaksi asam kloroasetat dengan

natrium hidroksida diikuti dengan re - pengasaman . Reaksi bersihnya dapat diringkas

sebagai berikut :

    ClCH2COOH + NaOH → HOCH2COOH + NaCl

Dengan cara ini , beberapa juta kilogram yang dihasilkan setiap tahunnya . Metode

lain , tidak tampaknya digunakan , termasuk hidrogenasi asam oksalat dengan hidrogen baru

lahir dan hidrolisis sianohidrin berasal dari formaldehida . Beberapa asam glikolat saat ini

adalah asam format bebas . Asam glikolat dapat di isolasi dari sumber alami , seperti tebu ,

gula bit , nanas , melon, dan buah anggur mentah.

Asam glikolat juga dapat dibuat menggunakan proses biokimia enzimatik yang

menghasilkan kotoran lebih sedikit dibandingkan dengan sintesis kimia tradisional ,

memerlukan lebih sedikit energi dalam produksi dan menghasilkan lebih sedikit co - produk .

Setiap rute dapat dievaluasi untuk biaya dan manfaat relatif .

8. ASAM OKSALAT

struktur :

Rumus molekul : H2C2O4

berat molekul :126 gr/mol

pemerian : hablur, tidak berwarna

kelarutan : larut dalam air dan etanol

9. ASAM TRATAT

struktur :

Page 23: Tugas Bu Budi

Rumus molekul :C4H6O6 (Basic formula)

HO2CCH(OH)CH(OH)CO2H(Structural formula

berat molekul : 150.087 g/mol

pemerian : hablur,tidak berwarna atau bening atau serbuk hablur halus sampai

granul, warna putih, tidak berbau, rasa asam dan stabii diudara

kelarutan : sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol

identifikasi :

.menunjukkan reaksi tartrat seperti pada uji identifikasi umum

jika dipijarkan perlahan-lahan terurai, bau seperti gula terbakar.

9. ASAM SUKSINAT

struktur:

Sinonim : asam butanadinoat, asam batu ambar, assuccin

rumus molekul : C4H6O4

BM : 118.09 g/mol

 Pemerian : 

• Kristal tak berwarna atau kekuningan

• Bau minyak batu ambar

Sifat kimia :

Temperatur penyalaan : 470 °C

Kelarutan di dalam air : 58 g/l (20 °C)

Titik leleh : 185 - 190 °C

Densitas : 1.56 g/cm3 (20 °C)

Page 24: Tugas Bu Budi

Bulk density : 940 kg/m3

Angka pH : 2.7 (10 g/l, H2O, 20 °C)

Titik didih : 235 °C (1013 hPa)

Titik nyala :206 °C

Reaksi : Larutan zat + H2SO4 +resorein dinginkan, encerkan dengan air dan

basakan dengan NH4OH

Identifikasi :

Dengan sinar biasa : kuning

Sinar UV : hijau muda

V. KARBOHIDRAT

1. LACTOSUM

Nama Resmi : Lactosum

Page 25: Tugas Bu Budi

Sinonim : Laktosum / Saccharum lactis

Rumus Molekul : C12H22O11.H2O

Rumus Bangun :

BM : 36,30 gr/mol

Pemerian : Serbuk hablur; putih; tidak berbau; tidak berbau; rasa agak manis

Kelarutan : Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih; sukar

larut dalam etanol (95%) P;   praktis tidak larut dalam kloroform Pdan dalam eter P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Khasiat : Zat tambahan

2. AMILUM

Pati terbentuk lebih dari 500 molekul monosakarida. Merupakan polimer dari glukosa.

Pati terdapat dalam umbi-umbian sebagai cadangan makanan pada tumbuhan. Jika dilarutkan

dalam air panas, pati dapat dipisahkan menjadi dua fraksi utama, yaitu amilosa dan

amilopektin. Perbedaan terletak pada bentuk rantai dan jumlah monomernya. Amilosa adalah

polimer linier dari α-D-glukosa yang dihubungkan dengan ikatan 1,4-α. Dalam satu molekul

amilosa terdapat 250 satuan glukosa atau lebih. Amilosa membentuk senyawa kompleks

berwarna biru dengan iodium. Warna ini merupakan uji untuk mengidentifikasi adanya pati.

Sinonim : Amilum (C6H10O5)n, n = 300-1000

Pemerian : Serbuk halus, putih, tidak berbau dan tidak berasa

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin dan etanol 95% dingin. Amilum

mengembang cepat dalam air pada suhu 37°C.

Penggunaan : Pengisi tablet; penghancur tablet (3-15% b/b); pengikat tablet (5-25%

b/b); glidan

Stabilitas : Amilum dalam keadaan kering dan tidak dipanaskan stabil jika

terlindung dari kelembaban tinggi. Larutan atau pasta amilum yang dipanaskan tidak

Page 26: Tugas Bu Budi

stabil secara fisik dan mudah ditumbuhi mikroorganisme. Harus disimpan dalam wadah

kedap udara pada tempat kering dan sejuk.

MALTOSA

Struktur :

Rumus molekul : C12H22O11

Berat molekul : 342,32 g/mol

Pemerian : kristal, putih, rasa manis, dan tidak ada di alam bebas.

Kelarutan : larut dalam air dan etanol, tidak larut dalam eter

Identifikasi dan reaksi :

Hidrolisis maltose

Page 27: Tugas Bu Budi

Setelah hidrolisis, glukosa yang terbentuk akan mengalami proses fermentasi.

Reaksi fermentasi berlangsung menurut persamaan berikut :

C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP

Hasil fermentasi ini berupa gelembung-gelembung CO2 dan bau alkohol

BOLUS ALBA (KAOLIN)

Struktur Kimia :

Rumus Kimi : Al2H4O9Si2

Nama Kimi : Hydrated aluminum silicate

Pemerian : serbuk ringan; putih; tidak berbau; bebas dari butiran kasar; tidak

memmpunyai rasa; licin.

Berat Molekul : 258.16

Page 28: Tugas Bu Budi

Kaolin adalah aluminium silikat hidrat alam yang telah dimurnikan dengan pencucian

dan telah dikeringkan . Mengandung bahan pendispersi.

Identifikasi :

Lebur 1 g dengan 2 g natrium karbonat anhidrat P, hangatkan sisa dengan 10 ml air,

saring , cuci penyaring dengan 5 ml air, kumpulkan filtrat dan cairan cucian.

Larutkan sisa dalam 10 ml asam klorida P, larutan menunjukkan reaksi aluminium

yang tertera pada reaksi identifikasi. Pada kumpulan filtrat dan cairan cucian

tambahkan 3 ml asam klorida P: terbentuk endapan menyerupai gelatin.

Gerus 2 g dengan 2 ml air; campuran dapat mengalir.

TALKUM (TALK)

Struktur Kimia:

Rumus Kimia : H2Mg3O12Si4

Nama Kimia : Magnesium silikat hidrat

Pemerian : Serbuk hablur sangat halus, putih atau putih kelabu. Berkilat, mudah

melekat pada kulit dan bebas dari butiran.

Kelarutan : Tidak larut dalam hampir semua pelarut.

Identifikasi : Campur 500 mg dengan lebih kurang 200 mg natrium karbonat

anhidrat P dan 2 g kalium karbonat anhidrat P, pindahkan ke dalam krus platina atau krus

nikel, panaskan hingga melebur sempurna , dinginkan. Pindahkan ke dalam cawan

dengan pertolongan lebih kurang 50 ml air panas. Tambahkan asam klorida P hingga

pembuihan berhenti, tambahkan lagi10 ml asam klorida P. Uapkan di atas tangas air

hingga kering, dinginkan. Tambahkan 20 ml air, didihkan, saring: sisa adalah silica. Pada

filtrate tambahkan lebih kurang2 g ammonium klorida P dan 5 ml ammonia encer P, jika

terjadi endapan, saring, tambahkan larutan natrium fosfat P; terjadi endapan hablur putih

ammonium magnesium fosfat.

XYLOSE

Struktur :

Page 29: Tugas Bu Budi

Xylose xylose chair xylose linear

Rumus molekul : C5H10O5 

Berat molekul : 150,13 g/mol

Pemerian : Serbuk hablur putih atau bentuk jarum tidak berwarna,rasa agak

manis

Kelarutan : larut dalam kurang 1 bagian air, larut dalam etanol hangat (95%)

Identifikasi :

Lakukan kromatografi lapis tipis yang tertera pada kromatografi, menggunakan zat

penyerap suspense silica gel GP 0,5% b/v dalam larutan natrium asetat P dan semprotkan

sehingga merupakan lapisan setebal 0,5 mm. sebagai fase bergerak gunakan campuran 6

bagian volume kloroform P, 7 bagian volume asam asetat glasial P dan 1 bagian volume

air. Totolkan terpisah pada lempeng kromatografi , masing-masing 2 ul larutan berikut

(1) 5 % zat uji b/v; (2) 5% b/v xilosa PK dan (3) campuran volume sama larutan (1) dan

(2). Eluasi selama lebih kurang 4 jam. Angkat lempeng, buang pelarut dengan aliran air

hangat semprot dengan larutan dalam aseton P yang mengandung 1 % b/v difenilamin P,

1 % anilin P dan 1 % asam fosfat P, panaskan pada suhu 1300 selama 10 menit. Bercak

utama yang di peroleh dari larutan ( 1) sesuai dengan yang di peroleh dari larutan (2) dan

bercak utama yang diperoleh dari larutan (3) terlihat kompak dan tuggal.

GLUKOSA

Sinonim : Dextrosum/Desktrosa

Rumus Struktur :

Rumus molekul :  C6H12O6 atau H-(C=O)-(CHOH)5-H

Page 30: Tugas Bu Budi

Berat Molekul : C6H12O6 = 198,17

Anhidrat = 180,16

Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau serbuk granul putih; tidak

berbau; rasa manis.

Kelarutan : Mudah larut dalam air; sangat mudah larut dalam air mendidih; larut

dalam etanol ..mendidih; sukar larut dalam etanol

Identifikasi : Tambahkan beberapa tetes larutan (1 dalam 20) pada 5ml tembaga

(II) tartrat alkali ..LP panas: terbentuk endapan merah tembaga oksida

GALAKTOSA

Rumus Struktur

Rumus Molekul : C6H12O6

Berat Molekul : 180,2

Pemerian : Serbuk

Kelarutan : Kurang larut dalam air

RHAMNOSA

Struktur

RHAMNOSA

Rumus molekul : C6H12O5

Berat molekul : 182,2

Pemerian : serbuk hablur, berwarna putih.

Page 31: Tugas Bu Budi

Suhu lebur : lebih kurang 960

Identifikasi : -

MANOSA

Struktur

Rumus kimia : C 6 H 12 O 6

BM : 180

Sifat kimia :Massa molar 180.156 g / mol

Sintesis :Dimerisasi aldol alfa-oksialdehida mengharuskan aduk aldol, yang

sendiri merupakan aldehida, bersifat inert untuk reaksi aldol lebih lanjut.[47] Kajian awal

menunjukkan bahwa aldehida yang membawa substituen alfa-alkiloksi atau alfa-sililoksi

cocok untuk reaksi ini, sedangkan aldehida yang membawa gugus penarik elektron seperti

asetoksi tidak reaktif. Produk eritrosa yang terlindungi dapat kemudian diubah menjadi

empat jenis gula yang dimungkinkan dengan adisi aldol Mukaiyama, diikuti dengan

pembentukan laktol. Ini memerlukan diastereokontrol yang tepat pada adisi aldol

Mukaiyama dan mengharuskan produk ion sililoksikarbenium memiliki preferensi untuk

bersiklisasi daripada mengalami reaksi aldol lebih lanjut. Pada akhirnya, glukosa,

manosa, dan alosa berhasil disintesis:

Page 32: Tugas Bu Budi

SELULOSA

Struktur:

Rumus molekul : (C6H10O5)n

Berat molekul : sangat bervariasi 50.000-2.500.000

Pemerian : serbuk hablur, sangat halus, putih, tidak berbau

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, dalam asam encer dan dalam

kebanyakkan pelarut organik, sukar larut dalam larutan natrium hidroksida encer p

Identifikasi : campur 30g dengan 270ml air dalam pengocok mekanik kecepatan

tinggi , 18.000ptm selama lima menit. Pindahkan 100ml campuran ke dalam gelas. Ukur

100ml, biarkan selama 3jam, terjadi dispersi bebas gelembung, opak, putih yang tidak

membentukcairan bening pada permukaan

DEKSTRIN

Page 33: Tugas Bu Budi

Struktur :

Rumus molekul : (C12H22O11)

BM : sekitar 50.000

Kelarutan : sangat larut dalam air panas atau dingin dan dapat diendapkan

dengan alkohol

Identifikasi :

dekstrin bereaksi denngan iodin memberikan warna biru dan larut dalam alkohol 25%

(disebut amilodekstrin) sedang yang lainnya berwarna coklat-kemerahan dan larut dalam

alkohol 55% (disebut eritrodekstrin) dan yang lainnya tidak membentuk warna dengan

iodin serta larut dalam alkohol 70 (disebut akhrodekstrin), yang juga diidentifikasi

sebagai desktrosa ekuivalen (DE) . DE yang tinggi menunjukkan adanya depolimerisasi

pati yang besar. Maltodekstrin adalah produk dengan DE rendah.

 Dekstrin biasanya dibentuk melalui dua tahap proses:

1. Tahap Hidrolisis.

Pada tahap pertama asam dan air ditambahkan dalam granula pati kering yang akan

memecah polimer pati dalam reaksi hidrolisis dan molekul air ditambahkan ke dalam

polimer pati. Sebagai hasil hidrolisis maka viskositas pati akan berkurang.Derajad

hidrolisis tergantung pada jumlah asam yang ditambahkan dan lamanya waktu

pencampuran dengan pati

Page 34: Tugas Bu Budi

gambar1

1. Tahap Kondensasi.Dalam tahap kedua pati yang dihidrolisis dikeringkan dengan panas dan

vakum sampai kelembabapn di bawah 3%. Pada saat pengeringan mencapai level ini maka

hidrolisis dihentikan dan air dibebaskan dari polimer pati. Viskositas pati akan meningkat

selama proses kondensasi ini. Kemudian terjadi transglukosidasi atau dekstrinisasi yang

merupakan pembentukan kembali glukosa dalam ikatan glukosa dengan dan antar polimer.

Ikatan alfa 1-4 dan alfa 1-6 dapat bertukar. Selama trnasglukosidasi viskositas desktrin secara

substansi tidak berubah.

gambar 2

gambar 3

Dekstrin kemudian didinginkan dan pH dekstrin dapat dinetralkan dengan

menambahkan amonia. Netralisasi akan menjadikan dekstrin lebih stabil dalam penyimpanan.

Page 35: Tugas Bu Budi

Dekstrin larut dalam air dingin dalam berbagai derajat tergantung pada kekuatan

hidrolisisnya. Desktrin ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan.Dektrin dapat dibuat

dari berbagai sumber pati seperti tapioka dan kentang ataupun jagung. Sifat viskositas yang

rendah dari dekstrin menjadikan dekstrin sering dipakai dalam pembuatan jelli sebagai

sumber padatan yang menstabilkan tekstur permen.

Siklo dekstrin

Struktur siklis ligomer glukosa (disebut siklodekstrin) diperoleh dari pemecahan pati oleh

bakteri Bacillus macerans. Unit glukosa diikat dengan ikatan 1,4. Umumnya siklodekstrin

adalah alfa meskipun adapula yang merupakan beta dan gama sikoldekstrin masing-

masing secara berurutan dengan 6, 7 dan 8 unit glukosa. Sikoldekstrin banyak

dimanfaatkan dalam bidang farmasi dan pembuatan tablet herbisida dan pestisida.

Pembuatan Dekstrin

Pembuatan Secara Enzimatis

Mula-mula pati dengan konsentrasi 30% diatur pada pH 5,2 kemudian ditambahkan

enzim alfa-amilase. Suspensi kemudian diliquifikasi pada suhu 950C sambil diaduk

terus selama 3 jam. Proses inaktivasi enzim dilakukan dengan pendinginan pada

suhu -40 selama 1 jam. Dekstrin cair yang diperoleh dituang ke dalam loyang yang

sudah dilapisi plastik kemudian dikeringkan. Setelah kering dekstrin tersebut

dihaluskan dengan blender dan diayak.

Pembuatan Secara Asam

Suspensi pati 30% ditambah HCl 0,5%. Suspensi kemudian diliquifikasi pada suhu

950C dan diaduk. Setelah proses liquifikasi selesai lakukan penetralan. Dekstrin yang

diperoleh dituang dalam loyang dan dikeringkan, diblender dan diayak.

Pembuatan Secara Kering

Tepung tapioka dsangrai selama 3 jam. Penyangraian pertama pada suhu 800C

kemduian disemprot dengan HCl 0,4 N dengan tetap diaduk. Suhu dinaikkan sampai

1200C selama 2 jam. Dekstrin kering diangin-anginkan kemudian

dilakukanpengayakan dan dikemas.

INULIN

Page 36: Tugas Bu Budi

Struktur :

Rumus molekul : C6nH10n+2O5n+1

BM : 6179.35808000012

Pemerian : serbuk berwarna putih

Kelarutan : sukar larut dalam air dingin dan pelarut organik seperti etanol,

sebaliknya inulin mudah larut dalam air panas.

Identifikasi : uji kualitatif inulin dapat dilakukan dengan resorsinol. Inulin dengan

resorsinol dalam larutan HCl menghasilkan warna merah. Warna ini

terbentuk karena reaksi fruktosa dan resorsinol

FRUKTOSA

Struktur Terbuka

Struktur Siklis

Page 37: Tugas Bu Budi

IUPAC name : D-Fructose [ACD/IUPAC Name],  (3S,4R,5R)-1,3,4,5,6-

Pentahydroxy-2-hexanon

Nama Lain : Fruit sugar,levulose, D-fructofuranose, D-fructose, D-arabino-

hexulose

Sumber : Buah-buahan

Rumus Molekul : C6H12O6

Berat Molekul : 180,16 gram/mole

Sifat Fisika dan Kimia:

Titik leleh : 103°C

Pemerian : Fruktosa murni rasanya sangat manis, warnanya putih, berbentuk

kristal padat.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air (pelarut polar).

Identifikasi Fruktosa :

Uji benedict bertujuan untuk mengidentifikasi gula pereduksi menghasilkan warna

merah bata;

Pereaksi Molish membentuk cincin berwarna ungu

Uji barfoed menghasilkan merah bata;

Uji Selliwanoff menghasilkan warna bening atau warnanya tidak berubah;

Fruktosa suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke

kiri disebut juga levulosa.

ARABINOSA

Page 38: Tugas Bu Budi

IUPAC name : D- Arabinose, L-Arabinose

Nama dagang : Pectinose

Rumus Molekul : C5H10O5

Berat Molekul : 150.13 gram/mole

Sifat Kimia dan Fisika: Titik leleh 158 - 160 °C; Angka pH 6.5 - 7.0 (100 g/l, H2O,

20 °C);

Pemerian : Arabinosa bersumber dari Getah Arab , Plum, dan Getah Ceri; dan

berupa kristal putih

Kelarutan : Larut dalam air 200C; gliserol namun tidak larut dalam alkohol dan

eter.

Identifikasi Arabinosa : Arabisa dalam reaksi Orsinol-HCl memberi warna : Violet,

Biru, dan Merah, dengan membei Floroglusional-HCl.

REAKSI TAUBER

Reaksi positif terhadap pentosa dan negative terhadap heksosa • Reagen tauber berisi

larutan 4% benzidin dalam asam asetat glacial • Reaksi: pentosa dihidrolisis oleh

asam asetat glacial menjadi furfural. Furfural yang terbentuk akan bereaksi dengan

4% benzidin membentuk kompleks senyawa berwarna merah anggur.

Arabinosa + asam asetat glacialfurfural + 3 H2O

Furfural + benzidin warna merah anggur

Arabinosa termasuk pentosa (aldopentosa) sehingga memberi reaksi positif terhadap

reagen Tauber, sedang glukosa dan fruktosa termasuk heksosa sehingga reaksinya

negatif.

REAKSI HIDROLISIS GUMMI ARABIKUM

Hidrolisis gummi arabikum oleh asam menghasilkan arabinosa. Arabinosa termasuk

gula pentosa. Gummi arabikum dicampur HCl dan dilakukan pemanasan. HCl

berfungsi sebagai asam yang akan menghidrolisis gummi arabikum. Pemanasan

bertujuan untuk memecah molekul menjadi lebih kecil sehingga mudah dihidrolisis

menjadi arabinosa. Pendinginan dengan air ledeng dan penetralan dengan NaOH

Page 39: Tugas Bu Budi

bertujuan untuk menghentikan proses hidrolisis, sehingga campuran tersebut tidak

kehilangan sifat gulanya. Pentosa bila ditambah dengan asam dan dipanaskan akan

terbentuk furfural, sehingga bila diberi reagen tauber akan bereaksi positif, yaitu

timbulnya warna merah karena terjadi kondensasi antara furfural dengan benzidin

yang ada dalam reagen tauber. Hasil hidrolisis gummi arabikum ini juga

menunjukkan reaksi positif terhadap reagen benedict, sebab arabinosa memiliki

gugus karbonil bebas.