BAB IPENDAHULUAN
1.1Latar BelakangKesehatan merupakan hal yang paling penting
untuk setiap manusia. Salah satu penyakit yang sering dialami
manusia adalah diare, yang disebabkan oleh bakteri karena pola
hidup yang kurang baik. Di Indonesia, sebagian besar diare pada
bayi dan anak disebabkan oleh infeksi rotavirus. Rotavirus adalah
virus yang umum dan menular yang menyebabkan muntah dan diare.
Organisme-organisme ini mengganggu proses penyerapan makanan di
usus halus. Dampaknya makanan tidak dicerna kemudian segera masuk
ke usus besar (Hidayat, 2011). Diare bisa disebabkan oleh bakteri.
Beberapa bakteri penyebab diare diantaranya adalah Shigella,
Escherichia coli, Salmonella, atau Campylobacter jejuni, serta
bakteri penyebab iritasi usus seperti Staphylococcus aureus.Obat
diare merk D, yang diproduksi oleh PT SOHO Industri Pharmasi, hadir
di market pasar obat diare sejak 15 Maret 2000. Sejak awal
perkembangannya, Obat D memposisikan diri sebagai obat diare alami.
Komposisi alami obat D terdiri dari ekstrak daun jambu biji,
kunyit, biji Jali, buah Mojokeling, dan kulit buah Delima. Obat D
merupakan salah satu obat herbal terstandar yang diformulasi khusus
oleh perusahaan Indonesia dengan mengutamakan local content dari
bahan herbal Indonesia. Sejak diluncurkan di pasaran, obat D dengan
cepat dapat diterima oleh konsumen Indonesia. Hal ini mungkin
disebabkan karena bahan-bahan alami yang digunakan oleh obat D
sebenarnya merupakan bahan baku tradisional herbal Indonesia yang
telah digunakan secara turun-temurun dan dipercaya telah terbukti
efektif dapat mengatasi masalah diare (Sosrowinoto,
2011).Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa obat
diare merk D merupakan salah satu obat herbal terstandar di
Indonesia yang menggunakan bahan-bahan alami sebagai komposisinya.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengetahui komposisi obat
diare merk D beserta khasiat komposisinya.
1.2Rumusan Masalah1. Bagaimana komposisi dan deksripsi simplisia
dalam obat diare merk D ?2. Apa khasiat dari masing-masing
komposisi obat diare merk D ?
1.3Tujuan Penulisan1. Untuk mengetahui komposisi dan deskripsi
simplisia dalam obat diare merk D sebagai salah satu obat herbal
terstandar di Indonesia2. Untuk mengetahui khasiat dari
masing-masing komposisi obat diare merk D
1.4Manfaat Penulisan1. Memperoleh pengetahuan tentang komposisi
dan deskripsi simplisia dalam obat diare merk D sebagai salah satu
obat herbal terstandar di Indonesia2. Memperoleh pengetahuan
tentang khasiat dari masing-masing komposisi obat diare merk D
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1Obat Diare DObat tradisional adalah bahan atau ramuan yang
berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik
atau campuran dari bahan-bahan tersebut, yang secara tradisional
telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Obat
tradisional dibuat atau diramu dari bahan tumbuh-tumbuhan, bahan
hewan, sediaan sarian (galenik), atau campuran bahan-bahan
tersebut. Obat tradisional secara turun - temurun telah digunakan
untuk kesehatan berdasarkan pengalaman. Obat tradisional telah
digunakan oleh berbagai aspek masyarakat mulai dari tingkat ekonomi
atas sampai tingkat bawah, karena obat tradisional mudah didapat,
harganya yang cukup terjangkau dan berkhasiat untuk pengobatan,
perawatan dan pencegahan penyakit (BPOM, 2005).Obat Herbal
Terstandar merupakan obat tradisional yang disajikan dari ekstrak
atau penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang,
maupun mineral. Untuk melaksanakan proses ini membutuhkan peralatan
yang lebih kompleks dan berharga mahal, ditambah dengan tenaga
kerja yang mendukung dengan pengetahuan maupun keterampilan
pembuatan ekstrak. Selain proses produksi dengan teknologi maju,
jenis ini telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa
penelitian-penelitian pre-klinik (uji pada hewan) dengan mengikuti
standar kandungan bahan berkhasiat, standar pembuatan ekstrak
tanaman obat, standar pembuatan obat tradisional yang higienis, dan
uji toksisitas akut maupun kronis. Kriteria Obat Herbal Terstandar
antara lain: Aman, Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah atau
pra-linik, bahan baku yang digunakan telah mengalami standarisasi,
dan memenuhi persyaratan mutu.Obat Herbal Terstandar harus memenuhi
kriteria: Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan Klaim
khasiat dibuktikan secara ilmiah/praklinik Telah dilakukan
standardisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi
Memenuhi persyaratan mutu yang berlakuObat D merupakan salah satu
obat herbal terstandar yang diformulasi khusus oleh perusahaan
Indonesia dengan mengutamakan local content dari bahan herbal
Indonesia. Sejak diluncurkan di pasaran, obat D dengan cepat dapat
diterima oleh konsumen Indonesia. Hal ini mungkin disebabkan karena
bahan-bahan alami yang digunakan oleh obat D sebenarnya merupakan
bahan baku tradisional herbal Indonesia yang telah digunakan secara
turun-temurun dan dipercaya telah terbukti efektif dapat mengatasi
masalah diare (Sosrowinoto, 2011).
Khasiat dan kegunaan obat D : Membantu mengurangi frekuensi
buang air besar Mengobati mencret dan memadatkan kembali feses yang
cair Mengatasi rasa mulasAturan Pemakaian : Dewasa dan anak-anak :
sehari 2x @ 2 kapsul Penderita akut : 2x @ 2 kapsul per
jamKomposisi Obat Diare D antara lain : Ekstrak Psidii folium 23,55
% Ekstrak Curcumae domesticate rhizome 12,5% Ekstrak Coix lacrima
jobi semen 18 % Ekstrak Chebulae fructus 23 % Ekstrak Granati
pericarpium 23 %(SOHO, 2014)
2.2Komposisi dan Deskripsi Simplisia dalam Obat Diare
D2.2.1Psidii folium (Daun Jambu Biji)1. Morfologi Tanaman
Nama latin : Psidium folium, L., Psidium guajava, LNama Lokal :
Psidium guajava (Inggris/Belanda), Jambu Biji (Indonesia); Jambu
klutuk, Bayawas, tetokal, Tokal (Jawa); Galiman (Batak); Jambu
klutuk, Jambu Batu (Sunda); Jambu bender (Madura); Sotong
(Bali).Jambu biji (Psidium guajava) tersebar meluas sampai ke Asia
Tenggara termasuk Indonesia, sampai Asia Selatan, India dan
Srilangka. Jambu biji termasuk tanaman perdu dan memiliki banyak
cabang dan ranting, batang pohonnya keras. Permukaan kulit luar
pohon Jambu biji berwarna coklat dan licin. Apabila kulit kayu
Jambu biji tersebut dikelupas, akan terlihat permukaan batang
kayunya basah. Bentuk daunnya umumnya bercorak bulat telur dengan
ukuran yang agak besar. Bunganya kecil-kecil berwarna putih dan
muncul dari balik ketiak daun. Tanaman ini dapat tumbuh subur di
daerah dataran rendah sampai pada ketinggian 1200 meter diatas
permukaan laut. Pada umur 2-3 tahun Jambu biji sudah mulai berbuah.
Bijinya banyak dan terdapat pada daging buahnya. Daun jambu biji
merupakan daun tunggal, bertangkai pendek, panjang tangkai daun 0,5
sampai 1 cm, helai daun berbentuk bundar telur agak menjorong atau
bulat memanjang, panjang 5 - 13 cm, lebar 3 cm 6 cm, pinggir daun
rata agak menggulung ke atas, permukaan atas agak licin, warna
hijau kelabu, kelenjar minyak tampak sebagai bintik-bintik berwarna
gelap dan bila daun direndam tampak sebagai bintik-bintik yang
tembus cahaya, ibu tulang daun dan tulang cabang menonjol pada
permukaan bawah, bertulang (berpenulangan) menyirip, warna putih
kehijauan (Anonim, 1980).2. Klasifikasi TanamanKingdom:
PlantaeDivisi: MagnoliophytaKelas: MagnoliopsidaOrdo:
MyrtalesFamili: MyrtaceaeGenus: Psidium L.Spesies: Psidium guajava,
L.
3. Komposisi Kimia Daun Jambu biji mengandung total minyak 6%
dan Minyak Atsiri 0,365%, Resin 3,15 %, Tannin 8,5%, dan lain-lain.
Komposisi utama minyak atsiri yaitu pinene limonene, menthol,
terpenyl acetate, isopropyl alcohol, longicyclene, caryophyllene,
bisabolene, caryophyllene oxide, copanene, farnesene, humulene,
selinene, cardinene dan curcumene. Minyak atsiri dari daun Jambu
biji juga mengandung nerolidiol, sitosterol, ursolic, crategolic,
dan guayavolic acids (Anonim, 1980).Daun Jambu biji juga mengandung
zat lain kecuali tannin, seperti minyak atsiri, asam ursolat, asam
psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin dan
vitamin. P. guajava secara kimia dicirikan antara lain oleh
kandungan senyawa-senyawa flavonoid, tanin, dan triterpenoid
(Achmad, 2009).4. Khasiat TanamanBagian dari jambu biji yang
digunakan untuk mengobati diare pada umumnya adalah bagian daun.
Daun jambu biji mengandung tannin dan zat lain seperti minyak
atsiri, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam
oleanolat, asam guajaverin dan vitamin. Berbagai penelitian telah
membuktikan bahwa ekstrak daun jambu biji dalam etanol, aseton, dan
air dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab diare yaitu
Staphylococcus aureus dan E. Coli.Hasil penelitian menunjukkan
ekstrak air daun jambu biji memiliki efek anti-diare melalui 3
aktivitas yaitu anti-amoeba, anti-bakteri dan anti-spasmodik.
Ekstrak etanol daun jambu biji juga menunjukkan aktivitas
anti-bakteri terhadap enterobakteria. Ekstrak air, ekstrak heksan
dan ekstrak metanol daun jambu biji semuanya menunjukkan aktivitas
spasmolitik invitro. Ekstrak etanol daun jambu biji menghambat
kontraksi spontan ileum dan menghambat sekresi asetilkolin lambung.
Kandungan kuersetin, dan glikosida kuersetin dalam daun jambu biji
terbukti menghambat kontraksi ileum melalui efek antagonistik
kalsium (Depkes RI, 1995).Daun jambu biji (Psidii folium) secara
turun temurun sudah lama dikenal sebagai obat diare. Cara
penggunaan daun jambu biji sebagai obat diare yaitu daun Jambu biji
segar seberat 30g ditambah segenggam tepung beras dan air 1-2 gelas
direbus, minum airnya 2 kali sehari. Cara lainnya kunyah 3 lembar
daun jambu biji muda yang segar dengan sedikit garam lalu ditelan,
lakukan 2 kali sehari (Depkes RI, 2000)
2.2.2Curcumae domestica rhizomae (Rimpang Kunyit)1. Morfologi
Tanaman
Nama Latin : Curcumae domestica Val., Curcuma domesticae
rhizomaeNama Lokal : Curcuma, indian saffron, yellow ginger
(Inggris); Kunyit (Indonesia); koneng (Sunda); kunir (Jawa); Hunik
(Batak); Kunyi (Makassar)Jenis Curcuma domestica Val, C. domestica
Rumph, C. longa Auct, u C. longa Linn, Amomum curcuma Murs. Ini
merupakan jenis Kunyit yang paling terkenal dari jenis Kunyit
lainnya. Tanaman Kunyit tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100 cm.
Batang merupakan batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang
dengan warna hijau kekuningan dan tersusun dari pelepah daun agak
lunak. Daun tunggal, bentuk bulat telur memanjang hingga 10-40 cm,
lebar 8-12,5 cm dan pertulangan menyirip dengan warna hijau pucat.
Berbunga majemuk yang berambut dan bersisik dari pucuk batang semu,
panjang 10-15 cm dengan mahkota sekitar 3 cm dan lebar 1,5 cm,
berwarna putih atau kekuningan. Ujung dan pangkal daun runcing,
tepi daun yang rata. Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan,
daging buah merah jingga kekuning-kuningan (Syamsuhidayat dan
Hutapea, 1991).2. Klasifikasi TanamanKingdom: PlantaeDivisi:
SpermatophytaKelas: MonocotyledoneaeOrdo: ZingiberalesFamili:
ZingiberaceaeGenus: CurcumaSpesies: Curcuma domestica Val
3. Komposisi KimiaKunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat
yang disebut kurkuminoid. Kurkuminoid terdiri atas :- Kurkumin : RI
= R2 = OCH3 dengan kandungan 10 %- Desmetoksikurkumin : R1 = OCH3,
R2 = H dengan kandungan 1-5%- Bisdesmetoksikurkumin : R1 = R2 = H,
berupa minyak atsiri (terdiri dari keton sesquiterpan, turmeron,
tumeon 60%, zingiberen 25%, feladeren, sabinen, borneol, dan
sineil). Selain itu, kunyit juga mengandung lemak 13%, karbohidrat
3%, protein 30%, pati 8%, vitamin C 45 %55%, garam-garam mineral
(zat besi, fosfor, kalsium), saponin, flavanoid, damar, tanin, dan
poliferol.Beberapa kandungan kimia dari rimpang kunyit yang telah
diketahui yaitu minyak atsiri sebanyak 6% yang terdiri dari
golongan senyawa monoterpen dan sesquiterpen (meliputi zingiberen,
alfa dan beta-turmerone), zat warna kuning yang disebut kurkuminoid
sebanyak 5% (meliputi kurkumin 50-60%, monodesmetoksikurkumin dan
bidesmetoksikurkumin), protein, fosfor, kalium, besi dan vitamin C.
Dari ketiga senyawa kurkuminoid tersebut, kurkumin merupakan
komponen terbesar. 4. Khasiat TanamanDi daerah Jawa, Kunyit banyak
digunakan sebagai ramuan jamu karena berkhasiat menyejukkan,
membersihkan, mengeringkan, menghilangkan gatal, dan menyembuhkan
kesemutan. Manfaat utama tanaman kunyit, yaitu: sebagai bahan obat
tradisional, bahan baku industri jamu dan kosmetik, bahan bumbu
masak, peternakan. Di samping itu rimpang tanaman Kunyit itu juga
bermanfaat sebagai antiinflamasi, antioksidan, antimikroba,
pencegah kanker, antitumor, dan menurunkan kadar lemak darah dan
kolesterol, serta sebagai pembersih darah (Syamsuhidayat dan
Hutapea, 1991).Beberapa penelitian secara in vitro dan in vivo
menunjukkan, kunyit memunyai aktivitas sebagai antiinflamasi
(antiperadangan), aktivitas terhadap peptic ulcer, antitoksik,
antihiperlipidemia, dan aktivitas antikanker. Ekstrak kurkuma juga
dapat mencegah hepatotoksisitas yang diinduksi senyawa kimia CCl4
(karbontetraklorida) dengan mekanisme berikatan dengan protein dan
reseptor pada permukaan membran sel menggantikan senyawa toksik dan
mencegah kerusakan sel. Ekstrak kurkuma dapat menurunkan semua
komposisi lipid (trigliserida, pospolipid dan kolesterol) pada
aorta, dan kadar trigliserida pada serum secara ex vivo. Kurkumin
dapat menghambat agregasi platelet (PAF) yang distimulasi mediator
endogen seperti faktor agregasi platelet dan asam arakhidonat
melalui penghambatan produksi tromboxan (TXA2) dan memblok
pelepasan second messenger Ca2+. Kunyit dapat mencegah kanker usus
dengan cara menginhibisi enzim-enzim lipid peroksidase dan
siklooksigenase-2 yang merupakan implikasi perkembangan kanker dan
menginduksi enzim glutation S-transferase. Induksi
siklooksigenase-2 dihubungkan dengan produksi prostaglandin (hormon
pengatur gerakan otot). Kunyit juga menunjukkan aktivitas sebagai
antioksidan yang dihubungkan dengan mekanisme pemadaman singlet O2
yang dapat merusak DNA, namun sifat antioksidan ini bukan sebagai
penghambatan superoksida anion atau radikal bebas hidroxil.Serbuk
kunyit yang diberikan secara oral pada 116 pasien dengan kondisi
dispepsia, flatulen, dan asam lambung menunjukkan respon yang
membaik secara signifikan dibanding kelompok kontrol. Pasien
menerima 500 mg serbuk obat empat kali sehari selama tujuh hari,
uji klinik yang diukur adalah efek obat pada tukak peptik yang
menunjukkan, rimpang kunyit meningkatkan penyembuhan tukak dan
menurunkan sakit pada bagian perut.Secara tradisional, kunyit
sering digunakan sebagai obat diare dan sakit perut. Cara
penggunaannya yaitu : Mencret : Rimpang kunyit 1/2 jari; Rasuk
angin 1/2 sendok teh; Ketumbar 3 biji; Buah kayu ules 1 biji; daun
trawas 1 helai, Campuran ditumbuk; ditambah air 115 ml dan
dididihkan; kemudian disaring, Diminum pagi dan sore; tiap kali
minum 100 ml Sakit perut : Kunyit dibakar 1 jari; Kulit batang
pulosari 1 jari; Ketumbar 7 biji; Seluruh tanaman patikan cina 1
genggam; Air 1 cangkir, Campuran ditumbuk; ditambah air dan
dididihkan sampai diperoleh secangkir; disaring, Bayi umur 5-7
bulan; 1 sendok teh/jam; Anak umur 1-2 tahun; diminum 2 kali
sehari; 2 sendok makan; Dewasa; sehari minum 3 kali; 1/2 cangkir
(Depkes RI, 2000)
2.2.3Coix lacrima jobi semen (Biji Jali)1. Morfologi Tanaman
Nama latin : Coix lacryma-jobi L., Semen coicisNama lokal : Coix
seed, adlay, job's tears (Inggris); Yi yi ren (China); Jali
(Indonesia); cingkeru, lingkih-lingkih, anjalai bareh, sipiluit,
jelim, lahya, togua (Sumatra); hanyere, hanjeli, jali-jali, jali
watu (Jawa); kemangge (Nusa Tenggara); jelei, luwong (Kalimantan);
bukehang (Sulawesi)Jali (Coix lacryma-jobi L.), merupakan sejenis
tumbuhan biji-bijian (serealia) tropika dari suku padi-padian atau
Poaceae. Asalnya adalah Asia Timur dan Malaya namun sekarang telah
tersebar ke berbagai penjuru dunia. Beberapa varietas memiliki biji
yang dapat dimakan dan dijadikan sumber karbohidrat dan juga obat.
Bulir yang masak terbungkus struktur yang keras, berbentuk oval dan
berwarna putih. Jali telah banyak dibudidayakan, tetapi dapat
ditemukan tumbuh liar di hutan, sawah, ladang, dan tanah kosong
yang terlantar. Tumbuh pada tanah lembap dan terkena cahaya
Matahari dari dataran rendah sampai 1.000 m dpl. Bagian yang sering
digunakan adalah biji. Bentuk biji jali bbulat atau elips panjang,
panjang 4-8 mm, lebar 3-6 mm. Bagian luar berwarna putih, lembut,
dengan testa berwarna kuning coklat. Permukaan dorsal :
bergelombang. Permukaan ventral : luas dengan alur longitudinal
yang dalam tekstur keras, putih, mengandung amilum, berbau, sedikit
berasa manis (Dalimartha, 2008).2. Klasifikasi TanamanKingdom:
PlantaeDivisi: MagnoliophytaKelas: LiliopsidaOrdo: PoalesFamili:
PoaceaeGenus: CoixSpesies: Coix lacrima-jobi
3. Komposisi KimiaBiji mengandung mengandung sitosterol, coixol,
coixonelide, coicin, coixan, vit A, vit B, vit C, asam amino,
trigliserida, dan sakarida.Akar mengandung coixol, asam palmitate,
asam stearat, stigmasterol, dan sitosterol, potassium chlorida,
glukosa, asam amino, tajin, phytin, dan vitamin B. Daun mengandung
alkaloid.4. Khasiat TanamanJali sudah lama dikenal sebagai tanaman
obat. Kegunaan Jali antara lain diindikasikan untuk tumor pada
saluran cerna, kanker paru, serviks, dan korioepitelioma. Juga
diindikasikan untuk pengobatan bengkak (edema), beri-beri, diare
karena limpa lemah, abses paru, bronkitis, pleuritis (radang
pleura), hidrotoraks (penimbunan cairan dalam rongga pleura),
radang usus buntu (apendikitis akut), reumatism seperti sakit otot
(mialgia), sakit tulang (ostalgia), sakit sendi (arthralgia), kutil
(warts) dan eksim.Cara penggunaan biji Jali secara tradisional
yaitu Rebus 10--30 g biji jali, kemudian minum air rebusan
sekaligus. Lakukan selama 2--4 minggu (Dalimartha,
2008).2.2.4Granati pericarpium (Kulit Buah Delima)1. Morfologi
Tanaman
Nama Latin : Punica granatum, L; Granati pericarpiumNama Lokal :
Pomegranate (Inggris); Delima (Indonesia); Glima (Aceh); Dalimo
(Batak); Delima (Jawa); Dhalima (Madura).Buah delima berbentuk
bulat, diameter 5-12 cm, warna kulitnya seragam seperti hijau
keunguan, putih, coklat kemerahan, atau ungu kehitaman. Kadang
terdapat bercak-bercak yang agak menonjol berwarna lebih tua.
Dikenal 3 macam Delima yaitu Delima putih, Delima merah, dan Delima
ungu. Berasal dari Timur Tengah, tersebar di daerah sub tropik
sampai tropik, dari dataran rendah sampai di bawah 1.000 m. Tanaman
ini menyukai tanah gembur yang tidak terendam air, dengan air tanah
yang tidak dalam (Raina, 2011).2. Klasifikasi TanamanKingdom:
PlantaeDivisi: SpermatophytaKelas: DicotyledonaeOrdo:
MyrtalesFamili: PunicaceaeGenus: PunicaSpesies: Punica granatum,
L
3. Komposisi KimiaDalam 100g buah delima mengandung 12% vitamin
C dan 16% vitamin K, serta polyphenols, seperti ellagitannins dan
flavonoids. Biji buah delima mengandung banyak serat dan
mikronutrien. Selain itu, buah delima mengandung punicic acid
(65.3%), palmitic acid (4.8%), stearic acid (2.3%), oleic acid
(6.3%), and linoleic acid (6.6%). Tanin mengandung kurang lebih 20%
alkaloida yang terdiri dari peletrina, metil-peletrina,
psudo-peletrina, metil iso-peletrina, iso-peletrina.4. Khasiat
TanamanKhasiat buah delima untuk kesehatan sudah dikenal sejak
dulu. Menurut American Journal of Clinical Nutrition (2003)
seseorang yang minum 200 ml/hari selama satu minggu berturut-turut
akan meningkatkan aktivitas antioksidan sekitar 9%. Zat ini sangat
bermanfaat untuk mencegah dan mengobati berbagai jenis penyakit
kanker. Majalah Time edisi Desember 2003 juga pernah mengupas habis
khasiat biji Delima. Dalam 100 g biji buah Delima terkandung 259 mg
kalium, 63 kal energi metabolis dan 30 mg Vitamin C. Disebutkan
pula kalau buah ini memiliki kandungan Flavonoid yang cukup tinggi.
Flavonoid merupakan jenis antioksidan kuat, yang amat berperan
dalam menurunkan radikal bebas, sehingga bisa memberi perlindungan
terhadap penyakit jantung dan kanker kulit. Khasiat sari buah
Delima selain mengobati penyakit kanker juga untuk mengobati
penyakit cacing dan diare (kulit akar dan kulit batangnya
mengandung Alkaloid peliterin). Kulit akar, kulit batang, kulit
buah mengandung zat penyamak tannin yang berkhasiat mengecilkan
pori-pori, antiseptik, dan hemostatik atau keputihan. Kadar tannin
tertinggi terdapat pada kulit akar 28 %, sedangkan kulit buah 26 %
(Anggi, 2008).2.2.5Chebulae fructus (Buah Mojokeling)1. Morfologi
Tanaman
Nama Latin : Chebulae fructusNama Lokal : Ke Zi (China); Buah
Maja, Buah Majakeling, Buah Mojokeling (Indonesia).Sifat sifat :
Pahit, asam dan sedikit berasa, netral secara alami, tropistic
terhadap paru-paru terbuka dan saluran usus besar, menjadi asam dan
astringent (Anggi, 2008).
Indikasi :1. Pengobatan batuk dengan mengurangi pori pada
paru-paru. Sering digunakan bersama herbal yang mengobati batuk
seperti Radix Codononsis Pilosulae, Radix Astragali seu Hedysari,
Radix Ophiopogonis, Fructus Schisandrae, Semen Armeniacae Amarum.2.
Diare yang kronis dan disentri untuk tipe penurunan limfa dan
ginjal. Sering digunakan dengan herbal Radix Codonpsis Pilosulae,
Rhizoma Atractylodis Macrocephalae, Cortex Cinnamomi. Untuk diare
kronik digunakan bersama herbal seperti Radix Aucklandiae, Rhizoma
Coptidis (Anggi, 2008).
.
BAB IIIPENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKAAchmad, S. A., Hakim E.H., Makmur L., Syah Y.M.,
Juliawati. L.D.,Mujahidin. D. 2009, Tumbuh-Tumbuhan Obat Indonesia,
Jilid I, ITB, Bandung.Anonim, 2012, ISO Indonesia, volume 46,
Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, Jakarta.Anonim, 1980, Materia
Medika Indonesia, Jilid IV, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, JakartaAnonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV,
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik IndonesiaAnonim, 2009,
Tabloid Wanita Indonesia, edisi 995, Tanggal
09-Februari-2009.Azwar, S. 2005, Metode Penelitian, Yogyakarta:
Pustaka PelajarBudiyanto, K.A.M.H., 2004, Mikrobiologi Terapan,
Edisis I, Cetakan ketiga, Universitas Muhammadiyah,
Malang.Dalimartha, S. 2008, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid 5,
Pustaka Bunda, Jakrta.Hidayat, A.A.A., 2008, Ilmu Kesehatan Anak,
Slemba medika, Surabayahttp://anggi05.wordpress.com/category/obat/,
15:17, Diakses Tanggal 28 Januari 2012Irianto, K. 2008,
Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme, Jilid 1, Yrama Widya,
Bandung Jawetz, Melnick, dan Adelberg, 2008, Mikrobiologi
Kedokteran, Edisi revisi, EGC, JakartaNotoatmodjo dan Sukidjo,
2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: PT. Rineka
CiptaRaina, M.H. 2011, Tanaman Obat Untuk Kesehatan, absolut,
Yogyakarta.Syamsulhidayat, S.S. dan Hutapea, J. R., 1991,
Investaris Tanaman Obat Indonesia, Jilid I, Badan Litbangkes,
Depkes Republik Indonesia, JakartaSoetarto, E.S., Suharti, S.Y.,
Nastiti dan Sembiring L, 2008, Buku Petunjuk Praktikum Mikrobiologi
Dasar, Universitas Gadjah Mada, YogyakartaSosrowinoto, P.R., 2011,
Jurnal Analisa Variabel Demografi di dalam Pemasaran Obat
Anti-Diare Diapet dalam Kompetisi Industri Obat Anti-Diare Di
Indonesia, Universitas Gadja Mada, Yogyakarta.Waluyo, L. 2005,
Mikrobiologi Umum, Edisi I cetakan kedua, Universitan Muhammadiyah,
MalangWijoyo, S. D., Kustriyanto, dan Rachmawati, Y.T., 2008,
Jurnal Pemanfaatan Ekstrak Bongkol Pisang Klutuk (Musa
brachycarpa), Universitas Gadjah Mada, YogyakartaDepartemen
Kesehatan Republik Indonesia. (1995) : Materi Medika Indonesia,
Jilid VI. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan
Makanan.Depkes RI 2000. Acuan Sediaan Herbal. Jakarta: PT.
Indofarma20