BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Berbagai pandangan mencuat
tentang proses penciptaan manusia. Berkenaan dengan hubungan teori
Transformisme dengan ayat-ayat Al-Quran, pertanyaan yang mencuat
adalah apakah kita dapat menyesuaikan teori ini dengan ayat-ayat
Al-Quran yang berhubungan dengan penciptaan manusia? Apakah manusia
memiliki penciptaan yang bersifat derivatif?. Apakah ayat-ayat
Al-Quran memiliki indikasi bahwa ciptaan manusia adalah derivasi
dari makhluk hidup yang lain atau dari Al-Quran hanya dapat
dipahami penciptaan manusia yang bersifat independen?Sebagian
pemikir muslim meyakini bahwa lahiriah sebagian ayat Al-Quran
menyatakan derivasi penciptaan manusia dan mengindikasikan teori
Transformisme dengan cukup tegas. Sementara itu, sekelompok pemikir
muslim yang lain menentang pendapat kelompok pertama dan meyakini
bahwa lahiriah, bahkan penegasan ayat Al-Quran menyatakan
independensi penciptaan manusia. Akan tetapi, ada kelompok pemikir
muslim ketiga yang mengambil langkah dengan lebih hati-hati dan
meyakini bahwa ayat Al-Quran memiliki indikasi lahiriah pada kedua
konsep itu. Paling tidak mereka tidak bisa mengambil kesimpulan
yang bertentangan dengan teori Darwin dari ayat Al-Quran. Atau
mereka memisahkan bahasa Al-Quran dari ruang lingkup bahasa ilmu
pengetahuan dan menyelesaikan kontradiksi yang terjadi antara
keduanya secara mendasar, filosofis, dan lenguistik. Dengan
berbagai pandangan maka penulis akan menyusun serta mengkaji
bagaimana proses pembentukan manusia dilihat dan dikaji dari sisi
teori evolusi dan kajian dari Al-Quran.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat
di rumuskan sebagai berikut :1. Bagaimanakah proses penciptaan
manusia menurut Al-Quran ?2. Bagaimanakah pandangan Al-Quran
tentang teori evolusi ?3. Bagaimanakah hubungan teori evolusi
dengan agama ?4. Ayat ayat mana saja yang memabahas tentang asal
usuk manusia ?C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan ini
sebagai berikut:1. Untuk memenuhi tugas perkuliyahan yaitu mata
kuliyah evolusi.2. Untuk mengetahui proses penciptaan manusia
dikaji dari Al-Quran dan ayat-ayatnya.3. Untuk mengetahui hubungan
teori evolusi dengan agama.4. Untuk mengetahui proses penciptaan
manusia menurut teori evolusi.D. Manfaat Penulisan1. Menambahkan
ilmu bagi pembaca tentang penciptaan manusiadan aspek-aspeknya itu
ditegaskan dalam banyak ayat ayat Al-Quran.2. Agar pembaca
mengetahui proses penciptaan manusia dari sisi Al-Quran dan dari
sisi teori evolusi.3. Agar pembaca dimana sebagai seorang manusia
mengetahui tujuan dan manfaat dari penciptaannya.
BAB IIPENDEKATAN Pendekatan yang digunakan dalam memperoleh
informasi yang digunakan yaitu melalui mencari literatur serta
mengkaji pustaka. Mengkaji buku buku, Al- Quran yang telah
diterjemahkan, mengkaji sumber bacaan yang menyangkut tentang
proses penciptaan atau asal usul penciptaan manusia.
BAB IIIKAJIAN PUSTAKA1. Penciptaan Manusia Menurut Al-Quran
Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh
Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu
konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah dimuka bumi
ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan
mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien,
Shal-shal, dan Sualalah.Al-Quran adalah satu-satunya kitab samawi
yang belum mengalami distorsi dan berada di tangan umat manusia.
Seluruh isi kitab ini sesuai dengan ilmu pengetahuan, hakikat, dan
kemaslahatan. Atas dasar ini, kita jangan memperkenalkan Islam suci
iniyang bertujuan membina seluruh kemampuan manusia untuk mengenal
hakikat alam semesta dan menggapai kesempurnaan dan kebahagiaan
abadisebagai sebuah kumpulan agama yang berisi ajaran khurafat.
Al-Quran menyatakan proses penciptaan manusia mempunyai dua tahapan
yang berbeda, yaitu:Pertama, disebut dengan
tahapanprimordial.Manusia pertama, Adam a.s. diciptakan
darial-tin(tanah),al-turob(tanah debu),min shal(tanah liat),min
hamain masnun(tanah lumpur hitam yang busuk) yang dibentuk Allah
dengan seindah-indahnya, kemudian Allah meniupkan ruh dari-Nya ke
dalamA diri (manusia) tersebut (Q.S, Al Anaam (6):2, Al Hijr
(15):26,28,29, Al Muminuun (23):12, Al Ruum (30):20, Ar Rahman
(55):4).Kedua,disebut dengan tahapanbiologi. Penciptaan manusia
selanjutnya adalah melalui proses biologi yang dapat dipahami
secara sains-empirik. Di dalam proses ini, manusia diciptakan dari
inti sari tanah yang dijadikan air mani (nuthfah) yang tersimpan
dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudiannuthfahitu dijadikan darah
beku (alaqah) yang menggantung dalam rahim. Darah beku tersebut
kemudian dijadikan-Nya segumpal daging (mudghah) dan kemudian
dibalut dengan tulang belulang lalu kepadanya ditiupkan ruh (Q.S,
Al Muminuun (23):12-14). Hadits yang diriwayatkan Bukhari dan
Muslim menyatakan bahwa ruh dihembuskan Allah swt. ke dalam janin
setelah ia mengalami perkembangan 40 harinuthfah, 40 harialaqahdan
40 harimudghah. Penciptaan manusiadan aspek-aspeknya itu ditegaskan
dalam banyak ayat. Beberapa di antaranya sebagai berikut:1.Manusia
tidak diciptakan dari mani yang lengkap, tetapi dari sebagian
kecilnya (spermazoa).2.Sel kelamin laki-lakilah yang menentukan
jenis kelamin bayi.3.Janin manusia melekat pada rahim sang ibu
bagaikan lintah.4.Manusia berkembang di tiga kawasan yang gelap di
dalam rahim.2. Pandangan Islam terhadap EvolusiDalam keyakinan
agama, keseluruhan yang ada digolongkan atas:Khalik, yakni Allah
yang menjadikan (menciptakan), danmakhluk,yaitu segala yang
dijadikan (diciptakan) oleh allah. Dengan demikian, segala macam
makhluk, baik makhluk hidup maupun makhluk tak hidup (benda mati)
terjadi atas kehendak Allah. Terjadinya jenis-jenis makhluk hidup
secara evolusi pun atas kehendak Allah (Widodo,dkk, 2003).Mengenai
kejadian makhluk-makhluk hidup secara evolusi atas kehendak Allah,
bisa timbul pertanyaan : Karena Tuhan itu Maha Kuasa, mengapa Tuhan
tidak menciptakan jenis-jenis makhluk hidup itu secara langsung?
Mengapa harus melewati waktu yang lama? (Widodo, dkk, 2003).Dalam
keyakinan agama, Tuhan itu Maha Esa. Tidak hanya Dzat-Nya, tetapi
juga Sifat-Nya, Cara-Nya menciptakan. Tuhan menciptakan tidak
seperti cara manusia bekerja, sebab Tuhan Maha Kuasa, kuasa
menciptakan segala sesuatu sesuai dengan keagunaganNya. Di dalam
Al-Quran dijelaskan mengenai kuasa Allah menciptakan segala sesuatu
di alam.
Artinya: Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang
Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Asmaaul Husna. Bertasbih kepadaNya
apa yang di langit dan bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.(AQS. Al-Hasyr: 24).
Artinya :Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi)
manusia yang berkembang biak(AQS. Ar-Ruum: 20).
BAB IVPEMBAHASAN
1. Penciptaan Manusia dalam Al-Quran "Al-Quran ini menjadi
rahmat, umumnya bagi semesta alam dan khususnya bagi manusia. Dalam
berbagai ayatnya, Al-Quran banyak memperbincangkan tentang manusia
dan rahasia kehidupannya dalam segala aspek yang berkaitan
dengannya." Al-Quran diturunkan oleh Allah Swt sebagai rahmat bagi
semesta alam. Sebagaimana Rasulullah Saw yang kepadanya diturunkan
Al-Quran adalah rahmat bagi semesta alam. Allah Swt berfirman: Dan
tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam. (QS Al-Anbiya: 107) Al-Quran ini menjadi rahmat,
umumnya bagi semesta alam dan khususnya bagi manusia. Dalam
berbagai ayatnya, Al-Quran banyak memperbincangkan tentang manusia
dan rahasia kehidupannya dalam segala aspek yang berkaitan
dengannya. Misalnya tentang penciptaan manusia, kejiwaan manusia,
tujuan hidup manusia, dan lain sebagainya. Sebagai keutamaan dari
kitab suci Al-Quran, kebenaran dari setiap kata dan kalimat yang
terdapat di dalamnya, dapat dibuktikan secara ilmiah. Para ilmuwan
telah banyak menemukan bukti-bukti ilmiah ini, sehingga dugaan
orang-orang yang menuduh Al-Quran dengan tidak benar dapat
dibantah. Yang akan dibicarakan berikut ini menyangkut salah satu
aspek yang berkaitan dengan manusia, yaitu masalah penciptaan
manusia.Al-Quran telah menegaskan bahwa manusia diciptakan secara
khusus. Allah Swt berfirman: Sesungguhnya Aku akan menciptakan
manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya
dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)-Ku, maka hendaklah kamu
tersungkur dengan bersujud kepadanya. (QS Shaad: 71-72) Dalam ayat
lain, Allah Swt berfirman: Dan Allah menciptakan kamu dari tanah,
kemudian dari air mani (QS Faathir: 11) Kemudian, dalam ayat
Al-Quran, kita mendapatkan bahwa Allah Swt menegaskan penciptaan
manusia ini dengan menggunakan kata Qad yang sebelumnya didahului
dengan lam yang memiliki fungsi penegasan (lm takd). Allah Swt
berfirman: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan
mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya. (QS Qaaf: 16)
Demikianlah, Al-Quran menegaskan kekhususan penciptaan manusia.
Namun orang-orang sesat yang tidak mau mengakui kebenaran Al-Quran
menuduh Al-Quran bohong, karena menurut mereka, manusia tercipta
sebagai hasil dari evolusi makhluk lainnya. Makhluk yang mendahului
wujud asli manusia ini, mereka sebut sebagai bapak bagi setiap
binatang menyusui. Akan tetapi kebohongan mereka, akhirnya
terbongkar juga. Pada 1986, ketika para ahli arkeologi menemukan
sebuah fosil kera di Afrika, mereka menyimpulkan secara tegas tanpa
ada keraguan, bahwa antara kera dan manusia tidak ada hubungan sama
sekali dalam asal penciptaannya. Lihatlah bagaimana kebenaran
senantiasa unggul di atas kebatilan? Al-Quran sendiri, ketika
menceritakan tentang penciptaan manusia, petunjuk yang terkandung
didalamnya mengandung kebenaran yang dapat dibuktikan secara
ilmiah. Kita perhatikan apa yang dikatakan al-Quran tentang
penciptaan manusia ini. Allah Swt berfirman: Dan Dia (pula) yang
menciptakan manusia dari air. (QS Al-Furqan: 54)Dan Allah
menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari air mani. (QS Faathir:
11)Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami
akan mengembalikan kamu pada kali yang lainnya. (QS Thaaha:
55)Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina? (QS
Al-Mursalat: 20) Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah
dia diciptakan? Dia diciptakan dari air yang terpancar. Yang keluar
dari antara tulang sulbi dan tulang dada. Sesungguhnya Allah
benar-benar kuasa untuk mengembalikannya (hidup sesudah mati). (QS
Ath-Thaariq: 5-8)Dan banyak ayat lainnya yang seluruhnya
menunjukkan bukti ilmiah yang terdapat dalam Al-Quran. Misalnya,
dalam firman-Nya Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air,
Allah Swt menegaskan bahwa asal penciptaan manusia adalah air. Ayat
ini sesuai dengan bukti ilmiah yang mengatakan bahwa kira-kira 75
persen dari berat manusia adalah air. Karenanya air sebagai asal
segala sesuatu yang diciptakan, merupakan unsur terpenting bagi
setiap proses kehidupan. Dalam tubuh manusia, air berfungsi untuk
melunakkah bahan makanan yang masuk ke dalam tubuhnya hingga mudah
untuk dicerna.Mengamati pembahasan Al-Quran tentang penciptaan
manusia, kita mendapatkan sebagian orang yang senantiasa meragukan
kebenaran Al-Quran, menentang apa yang telah disampaikan Al-Quran
tentang penciptaan manusia ini. Yaitu ketika mereka mengatakan
bahwa Al-Quran tidak konsisten dalam menyebutkan asal penciptaan
manusia. Menurut mereka, dalam salah satu ayat dikatakan: Dari bumi
(tanah) itulah Kami menjadikan kamu. Sedangkan dalam ayat lain
disebutkan: Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air.Dan
dalam ayat lain dinyatakan: Sesungguhnya Aku akan menciptakan
manusia dari tanah. Dan dalam ayat lain: Dan Allah menciptakan kamu
dari tanah, kemudian dari air mani. Bagaimana penafsiran atas
beberapa ayat yang saling bertentangan ini?Demikianlah mereka
meragukan kebenaran Al-Quran. Sebelum kami mematahkan argumen
mereka, perlu kami ingatkan hal penting berikut ini: Siapa pun yang
ingin mendapatkan hakikat kebenaran yang menyangkut suatu hal
tertentu, maka pertama kali ia harus melepaskan diri dari penilaian
subyektifnya. Karena bagaimana ia akan berdialog secara jujur dan
obyektif dengan orang lain tentang sesuatu hal yang ia sukai? Jika
ia tidak mau melepaskan subyektifitasnya? Tentunya ia akan
cenderung membenarkan apa yang disukainya. Kemudian bagaimana ia
akan berdialog secara jujur dan obyektif tentang suatu hal yang ia
benci? Jika ia tidak mau melepaskan subyektifitasnya? Tentunya ia
akan cenderung untuk menyalahkan apa yang dibencinya.Dan pada
realitanya, memerhatikan orang-orang yang memusuhi Islam dan
menentang isi Al-Quran, kita hanya mendapatkan sedikit dari mereka
yang mau melepaskan subyektifitas mereka. Sebaliknya, kita
menemukan hati mereka telah dikuasai oleh kedengkian dan kebencian
kepada Islam.Kedengkian yang menutupi mata hati mereka, sehingga
mereka tidak akan dapat menemukan kebenaran sejati yang mereka
idam-idamkan. Namun meski demikian, kami telah siap untuk
mendiskusikan hal ini dengan mereka secara ilmiah dan
obyektif.Memperhatikan Al-Quran melalui ayat-ayatnya yang
membicarakan tentang penciptaan manusia, kita akan mendapatkan
bahwa ia senantiasa menggunakan kata min yang memiliki arti dari
sebagian (juz-iyyah). Ketika Allah Swt berfirman: Dan Dia (pula)
yang menciptakan manusia dari air, maka kalimat dari air berarti
sebagian unsur-unsur yang membentuk manusia, diambil dari air.
Mengenai berapa persen kadar air dalam penciptaan manusia, maka
hakikatnya, hanya Allah Swt yang mengetahuinya. Karena penciptaan
(al-khalqu) merupakan sifat yang hanya dimiliki oleh Allah
Swt.Untuk mempermudah penjelasannya, kami berikan contoh berikut:
misalkan seseorang memliki bahan mentah A, lalu ia mengolahnya
menjadi bahan B, kemudian diubah sehingga menjadi bahan C dan
terakhir menjadi benda D. Tentang penciptaan benda D yang telah
mencapai bentuk jadinya, setelah mengalami beberapa proses
perubahan, kita bisa saja mengatakan bahwa D berasal dari bahan A,
atau bahan B atau dari bahan C.Bagi Allah-lah sifat yang Maha
Tinggi. Dia berfirman: Tiada sesuatu pun yang serupa dengan Dia.
Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS Asy-Syuura:
11)Sebagaimana kalau kita perhatikan ayat lainnya, yang mengatakan
bahwa manusia diciptakan dari tanah (thn)Sesungguhnya Aku akan
menciptakan manusia dari tanahkita mendapatkan hal yang sama, yaitu
penggunaan huruf min yang menunjukkan arti kata sebagian.Dan
seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya, jenis tanah ini atau
thn adalah merupakan perpaduan antara air dan debu (turb). Mengenai
cara pencampurannya dan hakikatnya, serta kadar masing-masing unsur
pembentuk manusia, maka hal itu tidak ada yang mengetahuinya,
kecuali Allah Swt.Sebagian dari musuh Islam, ada juga yang membuat
bantahan atas firman Allah Swt: Dan Allah menciptakan kamu dari
tanah, kemudian dari air mani. Mereka berkata, Dari apa sebenarnya
manusia diciptakan? Apakah dari tanah (debu)? Atau dari air mani?
Jika benar manusia diciptakan dari tanah sekaligus dari air mani,
bagaimana hal itu bisa terjadi?Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
ini, kami katakan, sebagaimana yang telah kami jelaskan sebelumnya,
bahwa manusia tercipta dari gabungan beberapa unsur zat yang
berjumlah 16, jumlah yang sama yang menjadi unsur zat yang
membentuk tanah (turb).Dan manusia mempunyai komposisi khusus dalam
perpaduan antara unsur-unsur ini dalam persentase kadarnya. Tidak
ada seorang pun yang memiliki kesamaan kadar unsur-unsur yang
membentuk tubuhnya. Allah Swt telah mengatur itu semua dengan
kekuasaan dan pengetahuan-Nya. Dia telah menetapkan komposisi
unsur-unsur tanah ini sesuai kehendak-Nya. Inilah tahapan pertama
bagi penciptaan manusia dari unsur tanah.Selanjutnya, unsur-unsur
yang akan membentuk manusia itu sesuai kadar yang telah ditentukan
berubah dalam bentuk janin, ketika dua orang manusia yang berlainan
jenis melakukan hubungan badan, dan terjadi pertemuan antara sperma
laki-laki dengan sel telur perempuan yang kemudian berproses
menjadi janin. Demikianlah Allah Swt menetapkan unsur-unsur tanah
dan air mani, untuk menciptakan seorang manusia.Untuk memudahkan
penjelasannya, kami berikan gambaran berikut ini, seorang ilmuwan,
ketika memiliki keinginan untuk membuat hasil karya tertentu,
terlebih dahulu, ia menetapkan bahan-bahan tertentu sesuai yang ia
butuhkan sebelum ia memulai pekerjaannya. Setelah bahan yang
dibutuhkan tersedia sesuai kuantitas dan kualitas yang diperlukan,
maka ia dengan mudah dapat menghasilkan karyanya. Demikianlah Allah
Swt menentukan unsur-unsur yang digunakan-Nya untuk menciptakan
manusia. Dan bagi-Nya Sifat Yang Maha Tinggi.Sesungguhnya ayat-ayat
Allah Swt yang terdapat dalam Al-Quran, mudah untuk dicerna oleh
akal, karena logis dan sesuai dengan realita. Hanya orang-orang
yang akal dan hatinya tertutupi kedengkian yang tidak mendapatkan
petunjuk-Nya.Selanjutnya dalam ayat lain, Allah Swt menjelaskan
bahwa air yang darinya manusia diciptakan adalah air mani yang
dalam bahasa Arabnya disebut maa-un mahiin atau maa-un hayyin, yang
memiliki arti sebagai air yang mempunyai potensi kehidupan yang
lemah. Dan sebagaimana yang telah kami jelaskan sebelumnya, bahwa
Allah Swt pun telah menciptakan manusia dari air mani (nuthfah).
Nuthfah ini adalah air mani laki-laki atau sperma.Untuk dapat
memahami petunjuk ilmiah yang ada dalam firman Allah Swt: Bukankah
Kami menciptakan kamu dari air yang hina? kita sebaiknya memberikan
penjelasan tentang kelompok binatang bersperma atau
spermatozoon.Spermatozoon, sebagaimana tampak dalam gambar, terdiri
dari bagian kepala, bagian tengah dan bagian ekor. Dengan
menggunakan ekornya ini, binatang ini hidup dalam saluran air mani
yang memberinya makanan. Dan dikarenakan binatang ini merupakan
makhluk hidup, maka tentunya ia juga berasal dari air, sesuai
firman-Nya: Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang
hidup.Namun kekuatan yang dimiliki binatang ini sangat lemah,
sehingga kebanyakan dari spermatozoon ini mati ketika terjadi
pembuahan (fertilisasi). Akan tetapi, dengan kekuasaan Allah,
seseorang ketika mengeluarkan air maninya, jumlah yang ia
keluarkan, bisa mencapai 300 sampai 500 juta spermatozoon. Hal itu
sebagai tanda ke Maha Tahuan Allah, karena dari jutaan spermatozoon
ini akan mati, saat terjadi pembuahan antara sperma laki-laki dan
sel telur perempuan.Meskipun binatang ini lemah, namun binatang
inilah yang menjadi penentu jenis kelamin dari janin yang
dikandung, apakah laki-laki atau perempuan. Pengetahuan ilmiah ini,
secara menakjubkan dijelaskan Al-Quran dalam kata-kata yang singkat
namun padat, ketika Allah Swt berfirman: Bukankah Kami menciptakan
kamu dari air yang hina?Terlebih lagi, jika kita memerhatikan cara
pengungkapan di atas, di mana Al-Quran menyampaikannya dalam bentuk
pertanyaan. Seolah-olah Allah berkata kepada semua manusiabaik yang
beriman kepada-Nya maupun yang tidak beriman dan mengingkari
kekuasan-Nya: Adakan penelitian oleh kalian berdasarkan ilmu
genetika yang telah kalian dapatkan! Lalu periksalah kondisi
spermatozoon ini. Kemudian bandingkan antara penemuan ilmiah yang
kalian dapatkan dengan yang dijelaskan dalam Al-Quran!Jika kalian
mendapatkan kebenaran dalam Al-Quran, maka berimanlah! Dan jika
tidak, maka kalian bebas berbuat apa saja! Demikianlah cara
pengungkapan Al-Quran. Dan pada realistasnya, tidak mungkin akan
terjadi perbedaan antara ilmu pengetahuan dan apa yang terdapat
dalam Al-Quran. Karena Al-Quran sebagai Kitab Suci yang diturunkan
Allah, tidak mungkin di dalamnya terdapat kebohongan dan kebatilan.
Karena yang menurunkannya adalah Allah, yang telah menciptakan
manusia dan alam semesta ini. Bagaimana realitas kehidupan dan
penciptaan akan bertentangan dengan apa yang dikatakan oleh
penciptanya.Selanjutnya, kita akan mencoba menjelaskan tentang
petunjuk ilmiah lainnya, yang terdapat dalam firman Allah Swt: Hai
manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur),
maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari
tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah,
kemudian dari segumpal daging, yang sempurna kejadiannya dan yang
tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu, dan Kami tetapkan
dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah
ditentukan. (QS Al-Hajj: 5)Pada bagian terdahulu, telah dijelaskan
tentang tahapan penciptaan manusia dari air mani, di mana
sebelumnya kadar unsur-unsur tanah bagi penciptaan seorang manusia,
telah ditentukan oleh Allah. Dalam pembahasan berikut ini, kami
akan menjelaskan kelanjutan dari tahapan tersebut, di mana Allah
telah menentukan peta gen tertentu yang mengandung semua sifat
keturunan bagi seorang manusia yang akan diciptakan-Nya. Dalam peta
gen ini, Allah menentukan lokasi dan fungsi dari setiap gen yang
dibawa oleh kromoson-kromoson yang terjalin dalam sebuah
jaringan.Janin pada pertama kalinya terbentuk dari sel yang
dinamakan zygote yang dihasilkan dari pembuahan antara sperma dan
sel telur. Kandungan sifat keturunan yang dimiliki oleh
masing-masing orang tua, yang dibawa melalui kromoson inilah yang
mengarahkan pembentukan janin dan perkembangannya. Peta kromoson
ini, seperti buku panduan yang tidak mungkin ditiru dan disalin
seperti aslinya, meskipun dengan menggunakan ilmu dan teknologi
tinggi. (Perhatikan! Peta kromoson mengatakan dengan pasti akan
kesaksiannya bahwa Tiada Tuhan selain Allah).Namun sebelum proses
pembentukan janin dan perkembangannya, terjadi proses penentuan
jenis kelaminnya dikarenakan adanya perbedaan perkembangan antara
janin laki-laki dan perempuan dan perbedaan anggota tubuhnya. Yang
berfungsi untuk menentukan jenis kelamin ini, adalah nuthfah. Hal
ini sebagaimana dijelaskan oleh Al-Quran secara ringkas dalam
firman Allah: Dan Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari
air mani (nuthfah). (QS Al-Hijr: 26)Setelah penentuan jenis kelamin
janin dan proses pemindahan kandungan sifat keturunan orang tua
yang dibawa oleh kromoson, selanjutnya adalah periode berikutnya
yaitu periode alaqah atau segumpal darah.Al-alaqah dalam bahasa
Arab berarti darah yang membeku. Dan hal ini terbukti setelah
dilakukan pengambilan gambar atas janin pada periode ini dalam
bentuk darah yang membeku, di mana anggota tubuh belum terbentuk.
Setelah dilakukan pengambilan gambar pada periode selanjutnya,
didapatkan bahwa janin telah berubah dalam bentuk segumpal daging
(mudh-ghoh) yang menampakkan bentuk tubuh yang sempurna dan yang
belum sempurna. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran: kemudian
dari segumpal daging, yang sempurna kejadiannya dan yang tidak
sempurna.Daging ini kemudian menempel di dinding rahim sampai waktu
yang ditentukan-Nya, yaitu waktu kelahiran. Rahim bagi janin adalah
seperti tempat tinggal dimana ia menetap di dalamnya selama
beberapa waktu tertentu sampai saatnya ia keluar ke alam dunia.Dari
penjelasan di atas, apa yang dibuktikan oleh ilmu pengetahuan
modern dengan bantuan teknologi canggih, telah dijelaskan oleh
Al-Quran 14 abad yang lalu. Apakah musuh-musuh Islam, setelah ini,
masih dapat mengatakan bahwa Al-Quran adalah buatan Muhammad
Saw?Sama sekali tidak! Karena sesungguhnya, Al-Quran ini adalah
kalam Allah yang telah berfirman: Dan Kami turunkan (Al-Quran) itu
dengan sebenar-benarnya dan Al-Quran itu telah turun dengan
(membawa) kebenaran. (QS Al-Israa: 17)Coba kita perhatikan firman
Allah Swt berikut ini yang terdapat dalam surah Ath-Thariq: Maka
hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia
diciptakan dari air yang terpancar. Yang keluar dari antara tulang
sulbi dan tulang dada. Sesungguhnya Allah benar-benar kuasa untuk
mengembalikannya (hidup sesudah mati).Dalam ayat di atas, Allah Swt
menyuruh manusia untuk berpikir dan meneliti, bagaimana ia
diciptakan? Dan dari apa dia diciptakan? Jawabannya: Dari air!
Sebagaimana kita jelaskan sebelumnya. Namun dalam kalimat
berikutnya, Allah menyebutkan sifat dari air itu dengan kata
daafiq. Artinya air yang bergerak dan hidup. Dan hal inilah yang
telah dibuktikan oleh ilmu pengetahuan modern. Berdasarkan sains,
spermatozoon bergerak dengan menggunakan ekornya dalam salurah air
mani sehingga bertemu dengan sel telur dan terjadi pembuahan di
antara keduanya.(Republika)Oleh: Dr. Abdul Basith Jamal & Dr.
Daliya Shadiq JamalPandangan Darwin terhadap Adanya TuhanDalam
Widodo, dkk (2003) disebutkan bahwa Darwin tetap mengakui Tuhan
yang menciptakan makhluk-makhluk hidup. Kalimat yang paling akhir
di bukunya The Origin of Spesies by Means of Natural Selection
(1859) adalah:There is grandeur in this view of life, with its
several power, having been originally breathed by the Creator into
a few forms or into one, and that, whilst the planet has gone
cycling on according to the fixed law or gravity, form so simple a
beginning endless most beautiful and most wonderful have been and
are being evolved.Dan dalam bab yang berjudul Kehidupan dan
Pekerjaan Darwin dari buku K.F Vaas Darwinisme dan Ajaran Evolusi
(1956) dapat kita jumpai kutipan dari kalimat-kalimat Darwin yang
artinya sebagai berikut:Adalah sesuatu maksud yang sama agungnya
dari Tuhan Yang Maha Esa asli yang sedikit saja, yang telah
diciptakan olehNya, sudah dapat berkembang terus, daripada untuk
mengira bahwa harus ada tindakan-tindakan penciptaan yang baru
untuk mengisi lowongan-lowongan yang masih terbuka di barisan
makhluk hidup yang terjadi karena hukum-hukum Tuhan (Widodo, dkk,
2003).Dari pernyataan di atas, jelaslah bahwa Darwin mengakui bahwa
segala yang ada di bumi telah diciptakan oleh Sang Pencipta menjadi
beberapa bentuk atau bentuk tunggal. Evolusi tidak mengajak orang
menjadi materialistik dan tidak perlu seseorang menjadi lemah
imannya setelah mempelajari evolusi.
A. Setetes ManiSebelum proses pembuahan terjadi, 250 juta sperma
terpancar dari si laki-laki pada satu waktu dan menuju sel telur
yang jumlahnya hanya satu setiap siklusnya. Sperma-sperma melakukan
perjalanan yang sulit di tubuh si ibu sampai menuju sel telur
karena saluran reproduksi wanita yang berbelok2, kadar keasaman
yang tidak sesuai dengan sperma, gerakan menyapu dari dalam saluran
reproduksi wanita, dan juga gaya gravitasi yang berlawanan. Sel
telur hanya akan membolehkan masuk satu sperma saja.Artinya, bahan
manusia bukan mani seluruhnya, melainkan hanya sebagian kecil
darinya. Ini dijelaskan dalam Al-Quran :Apakah manusia mengira akan
dibiarkan tak terurus? Bukankah ia hanya setitik mani yang
dipancarkan?(QS Al Qiyamah:36-37). B.Segumpal Darah Yang Melekat di
Rahim Setelah lewat 40 hari, dari air mani tersebut, Allah
menjadikannya segumpal darah yang disebut alaqah."Dia telah
menciptakan manusia dengan segumpal darah". (al Alaq/96:2). Ketika
sperma dari laki-laki bergabung dengan sel telur wanita, terbentuk
sebuah sel tunggal yang dikenal sebagai zigot , zigot ini akan
segera berkembang biak dengan membelah diri hingga akhirnya menjadi
segumpal daging. Tentu saja hal ini hanya dapat dilihat oleh
manusia dengan bantuan mikroskop.Tapi, zigot tersebut tidak
melewatkan tahap pertumbuhannya begitu saja. Ia melekat pada
dinding rahim seperti akar yang kokoh menancap di bumi dengan
carangnya.Melalui hubungan semacam ini, zigot mampu mendapatkan
zat-zat penting dari tubuh sang ibu bagi pertumbuhannya.Pada bagian
ini, satu keajaiban penting dari Al Quran terungkap. Saat merujuk
pada zigot yang sedang tumbuh dalam rahim ibu, Allah menggunakan
kata alaq dalam Al Quran.Arti kata alaq dalam bahasa Arab adalah
sesuatu yang menempel pada suatu tempat. Kata ini secara harfiah
digunakan untuk menggambarkan lintah yang menempel pada tubuh untuk
menghisap darah.C.Pembungkusan Tulang oleh Otot Disebutkan dalam
ayat-ayat Al Quran bahwa dalam rahim ibu, mulanya tulang-tulang
terbentuk, dan selanjutnya terbentuklah otot yang membungkus
tulang-tulang ini. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu Kami jadikan tulang-belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta
Yang Paling Baik (QS Al Muminun:14) Para ahli embriologi
beranggapan bahwa tulang dan otot dalam embrio terbentuk secara
bersamaan. Karenanya, sejak lama banyak orang yang menyatakan bahwa
ayat ini bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Namun, penelitian
canggih dengan mikroskop yang dilakukan dengan menggunakan
perkembangan teknologi baru telah mengungkap bahwa pernyataan
Al-Quran adalah benar kata demi katanya. Penelitian di tingkat
mikroskopis ini menunjukkan bahwa perkembangan dalam rahim ibu
terjadi dengan cara persis seperti yang digambarkan dalam ayat
tersebut. Pertama, jaringan tulang rawan embrio mulai mengeras.
Kemudian sel-sel otot yang terpilih dari jaringan di sekitar
tulang-tulang bergabung dan membungkus tulang-tulang ini.D.Saripati
Tanah dalam Campuran Air ManiCairan yang disebut mani tidak
mengandung sperma saja. Ketika mani disinggung di Al-Quran, fakta
yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern, juga menunjukkan bahwa
mani itu ditetapkan sebagai cairan campuran:Dialah Yang menciptakan
segalanya dengan sebaik-baiknya, Dia mulai menciptakan manusia dari
tanah liat. Kemudian Ia menjadikan keturunannya dari sari air yang
hina. (Al-Quran, 32:7-8).2. Asal Usul Manusia Menurut Al- Quran
Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu
menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi
makhluk yang paling sempurna yang memiliki berbagai kemampuan. Oleh
karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia yang telah
diberikan Allah Swt. Manusia menurut pandangan al-Quran, al-Quran
tidak menjelaskan asal-usul kejadian manusia secara rinci. Dalam
hal ini al-Quran hanya menjelaskan mengenai prinsip-prinsipnya
saja. Ayat-ayat mengenai hal tersebut terdapat dalam surat Nuh 17,
Ash-Shaffat 11, Al-Mukminuun 12-13, Ar-Rum 20, Ali Imran 59,
As-Sajdah 7-9, Al-Hijr 28, dan Al-Hajj 5. Al-Quran menerangkan
bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan bermacam-macam
istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah. Hal ini
dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari
bermacam-macam unsure kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun
tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, al-Quran tidak
menjelaskan secara rinci. Manusia yang sekarang ini, prosesnya
dapat diamati meskipun secara bersusah payah. Berdasarkan
pengamatan yang mendalam dapat diketahui bahwa manusia dilahirkan
ibu dari rahimnya yang proses penciptaannya dimulai sejak pertemuan
antara permatozoa dengan ovum. Dengan demikian al-Quran tidak
berbicara tentang proses penciptaan manusia pertama. Yang
dibicarakan secara terinci namun dalam ungkapan yang tersebar
adalah proses terciptanya manusia dari tanah, saripati makanan, air
yang kotor yang keluar dari tulang sulbi, alaqah, berkembang
menjadi mudgah, ditiupkannya ruh, kemudian lahir ke dunia setelah
berproses dalam rahim ibu. Ayat berserak, tetapi dengan bantuan
ilmu pengetahuan dapat dipahami urutannya. Dengan demikian,
pemahaman ayat akan lebih sempurna jika ditunjang dengan ilmu
pengetahuan.
3. Pandangan Al Qur'an terhadap teori evolusi Manusia sering
disebut-sebut sebagai hasil evolusi darikera. Sejak terlontarnya
teori evolusi yang sangat terkenal itu, ilmuan-ilmuan dibarat tak
ada bosannya dalam melakukan penelitian disana-sini. Mereka
membanding-bandingkan bentuk tubuh manusia purba yang satu dan yang
lainnya guna memuktikan teori evolusi tersebut.Padahal Charles
Darwin sendiri tidak mengatakan bahwa manusia adalah keturunan
kera. Teori Darwin mengenai kejadian manusia hanyalah semacam
dugaan atau telaah semata dan selanjutya evolusi evolusi yang telah
ada hanyalah imaginasi dari beberapa ahli paleontology saja. Namun
akibatnya masyarakat pada waktu itu menarik kesimpulan dari teori
Darwin bahwa manusia adalah keturunan kera.Hal ini tentu sangat
bertentangan dengan apa yang tertulis dalam kitab suci. Dalam Kitab
suci kaum Nasrani - Injil tertulis bahwa manusia adalah ciptaan
tuhan dan bukan keturuan kera. Hal ini sangatberbeda dengan apa
yang dikemukakan oleh CharlesDarwinsehingga saat itu orang mulai
berpendapat bahwa makna kitab Injil yang dianggap sebagai the word
of god adalah salah dan mereka mulai bepikir bahwa ilmu pengetahuan
bertentangan dengan agama.Namun masalah tersebut dapat dijawab oleh
Al-Quran melalui ayat-ayat yang terkandung didalamnya. Dr. Mauruce
Bucaille, seorang pakar kedokteran asal perancis pun dalam
penelitiannya pun merujuk pada Al-Quran.Ia berpendapat Al-Quran
berisikan konsep konsep ilmu moderen yang waktu kitab suci tersebut
diturunkan ke bumi dan data data tersebut belum dikenal di timur
maupun di barat. Dalam islam, manusia adalah makhluk yang palin
sempurna, karena ia memiliki akal dan perasaan.Dalam surat Al-
Hijir ayat 28 Allah berfirman Maka apabila Aku telah menyempurnakan
kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka
tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.. Firman Allah dalam
kalimat maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud menandakan
bahwa manusia lebih tinggi derajatnya daripada malaikat sekalipun.
Jika dalam al-quran malaikat digambarkan sebagai makhluk Allah yang
Indah maka pantaskah manusia manusia purba disebut lebih sempurna
daripada malaikat ? Dalam Al-Quran pun terdapat ayat ayat lain
berkaitan dengan kejadian manusia. dan sesungguhnya kami telah
menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
(Al-Quran 23 : 12) Kami telah menciptakan ,mereka(manusia) dan
menguatkan persendian tubuh mereka, apabila kami menghendaki, kami
sungguh-sungguh mengganti (mereka) dengan orang orang yang serupa
dengan mereka. (Al-Quran 76:28) Jika dia menghendaki niscaya Dia
memusnahkan kamu dan menggantimu dengan apa yang dikehendaki-Nya
setelah kamu (musnah), sebagaimana Dia telah menjadikanmu dari
keturan orang orang lain. (Al-Quran 6:133)Dari ayat-ayat diatas Dr.
Maurice Bucaille menyimpulkan bahwa manusia bukanlah berasal atau
hasil evolusi dari kera. Kelompok manusia purba pernah hidup di
bumi ini dalam bentuk tubuh yang berbeda beda yang semuanya adalah
menurut rencana Tuhan. Kelompok manusia purba hidup dan punah dan
digantikan oleh kelompok lain. Itulah yang dikemukakan Al-Quran.
Akhirnya, Dr. Maurice bucaile dalam bukunya menyatakan bahwa sia
sialah mencari perbedaan dari Al-Quran dan data-data paleontology
atau dengan informasi mengenai evolusi karena sesungguhnya apa yang
disebut evolusi memang tidak pernah ada.4. Hubungan Teori Evolusi
dengan Islam Sebagian umat Islam saat ini banyak yang menolak
dengan keras teori evoulusi. Hal tersebut terjadi karena
kesalahpahaman mereka tentang teori evolusi. Salah satu
kesalahpahaman mereka tentang teori evolusi adalah dengan
menyatakan teori evolusi mempercayai bahwa manusia mempunyai nenek
moyang kera. Hal tersebut adalah satu kesalah yang fatal karena
Darwin sendiri tidak pernah mengatakan bahwa manusia berasal dari
kera. Beberapa dari mereka menyalahkan Darwin dan menganggap Darwin
sebagai biangnya ateisme, padahal Darwin bukanlah ateisme,
melainkan Darwin adalah seorang agnostik. Untuk menjadi muslim
bukanlah berarti harus menolak Darwin. Fakta menarik dari isu
evolusi adalah bahwa justru Islam lah yang telah lama membicarakan
teori evolusi jauh hari sebelum Darwin dilahirkan. Al-Jahiz, Ibnu
Khladun, dan Ibnu Miskawaih merupakan segelintir dari sekian banyak
ilmuwan muslim yang telah mengungkapkan tentang makhluk yang terus
berevolusi jauh sebelum teori evolusi Darwin muncul. Abu Utsman Amr
atau Al-Jahiz, seorang ilmuwan muslim abad 9, dalam Kitab
Al-Hayawan (buku hewan) telah menjelaskan teori survival sebagai
dasar dari mekanisme evolusi dan seleksi alam. Al-Jahiz berpendapat
bahwa suatu spesies akan beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang
berbeda dan akhirnya melahirkan spesies baru. Spesies yang tidak
dapat beradaptasi akan punah, dan yang beradaptasi akan sukses
melanjutkan keturunanannya. Ibnu Miskawayh, seorang ilmuwan muslim
di abad 10, bahkan menjelaskan teori evolusi dengan sangat
mendetail dan mengkombinasikannya dengan metafisika sebagai sebuah
siklus "Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Roojiun/ Sesungguhnya kita dari
Allah dan kepada-Nya kita kembali". Dari Allah, bahwa mula-mula
Allah menciptakan zat, kemudian zat itu berevolusi menjadi gas, gas
berevolusi menjadi air, air berevolusi menjadi mineral, mineral
berevolusi menjadi tumbuhan (teori ini berdasarkan pada surat Nuh),
tumbuhan berevolusi menjadi hewan, hewan berevolusi menjadi
manusia, manusia berevolusi menjadi nabi, nabi berevolusi menjadi
malaikat, dan malaikat akhirnya kembali kepada Allah. Pandangan
mengenai evolusi biologi yang berlanjut ke evolusi spiritual ini
begitu populer di abad pertengahan. Ibnu Khaldun dalam kitab
Muqadimmah yang sangat populer baik di kalangan muslim maupun barat
juga menjesalkan mengenai evolusi. Berawal dari mineral yang
berevolusi menjadi tumbuhan, kemudian hewan, dan manusia. Ibnu
Khaldun menyebut secara eksplisit evolusi manusia dari makhluk yang
lebih rendah yaitu sejenis kera (jadi yang mengatakan manusia
berasal dari kera bukanlah darwin tapi ilmuan muslim masa lalu).
Jika evolusi bertentangan dengan Al-Quran, apakah tidak aneh kalau
para ilmuwan muslim tersebut masih beragama Islam pada saat
itu?
5. Pandangan Islam terhadap Evolusi Dalam keyakinan agama,
keseluruhan yang ada digolongkan atas:Khalik, yakni Allah yang
menjadikan (menciptakan), danmakhluk,yaitu segala yang dijadikan
(diciptakan) oleh allah. Dengan demikian, segala macam makhluk,
baik makhluk hidup maupun makhluk tak hidup (benda mati) terjadi
atas kehendak Allah. Terjadinya jenis-jenis makhluk hidup secara
evolusi pun atas kehendak Allah (Widodo,dkk, 2003).Mengenai
kejadian makhluk-makhluk hidup secara evolusi atas kehendak Allah,
bisa timbul pertanyaan : Karena Tuhan itu Maha Kuasa, mengapa Tuhan
tidak menciptakan jenis-jenis makhluk hidup itu secara langsung?
Mengapa harus melewati waktu yang lama? (Widodo, dkk, 2003).Dalam
keyakinan agama, Tuhan itu Maha Esa. Tidak hanya Dzat-Nya, tetapi
juga Sifat-Nya, Cara-Nya menciptakan. Tuhan menciptakan tidak
seperti cara manusia bekerja, sebab Tuhan Maha Kuasa, kuasa
menciptakan segala sesuatu sesuai dengan keagunaganNya. Di dalam
Al-Quran dijelaskan mengenai kuasa Allah menciptakan segala sesuatu
di alam.
Artinya: Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang
Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Asmaaul Husna. Bertasbih kepadaNya
apa yang di langit dan bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.(AQS. Al-Hasyr: 24).
Artinya :Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi)
manusia yang berkembang biak(AQS. Ar-Ruum: 20). Teori evolusi
biologis mencoba menjelaskan bahwa dalam perkembangan evolusi
makhluk hidup pada suatu ketika tercapai makhluk hidup yang
mempunyai ciri-ciri yang dimilikiAdam.Makhluk hidup demikian oleh
ilmu pengetahuan diberi namaHomo sapiens.Jadi, dapat diartikan
bahwaAdamadalahHomo sapiensyang pertama, dan manusia di zaman ini
dapat disebut keturunanAdamatau termasuk jenisHomo sapiens.Dalam
Al-Quran Surat Nuh ayat 14 :Artinya :Padahal Dia sesungguhnya telah
menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian.(AQS. Nuh:
14).
Ayat di atas ditafsirkan oleh H. Zainuddin Hamidy dan Fachruddin
Hs. (1967) di dalam Tafsir Quran yang disusun keduanya bahwa Allah
menciptakan manusia melalui beberapa tingkatan pertumbuhannya,
mulai dari tanah, air mani, segumpal daging, lahir sebagai bayi,
kanak-kanak, meningkat umur dewasa dan sampai kepada usia yang
sangat tua dan seterusnya meninggal dunia dan dibangkitkan kembali.
Juga berarti menurut keduanya bahwa hidup manusia dari zaman ke
zaman senantiasa berjalan sepanjang evolusinya.
Dijelaskan pula dalam Al-Quran surat Al-Muminun: 12-14Artinya:
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah.
Artinya:Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Artinya: Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal
daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu
Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling
Baik.
Artinya:Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian
benar-benar akan mati.
Artinya:Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan
(dari kuburmu) di hari kiamat. Ayat-ayat di atas menegaskan
Kemahakuasaan Allah. Jikalau Allah menghendaki, Allah kuasa untuk
menjadikan jenis-jenis makhluk hidup secara penciptaan khusus
(Special creation).Tetapi juga karena Allah Maha Kuasa dan kalau
dikehendaki-Nya, maka kuasa juga Allah untuk menciptakan jenis
makhluk hidup secara evolusi.Berhubungan dengan polemik apakah Adam
merupakan manusia pertama atau bukan dan apakah sebelum Adam ada
makhluk serupa Adam yang diciptakan oleh Allah atau tidak, tidak
terlalui dijelaskan secara jelas oleh Al-Quran. Namun, sebenarnya,
bila diperhatikan, pada surat Al-Baqarah, kita dapat sedikit
merenungkan kedudukan Adam sebagai manusia pertama.
Artinya:Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi".
Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di
bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan
darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui".(Al-Baqarah: 30) Ayat-ayat tersebut
memunculkan wacana bahwa seolah-olah malaikat mempunyai pengalaman
mengamat-amati sepak terjang sang khalifah. Tampaknya malaikat
khawatir akan masa depan khalifah baru yang bernama Adam itu,
seandainya perilaku destruktif akan menghancurkan tatanan taqdis
dan tasbih malaikat. Kita hanya bisa menduga-duga kategori khalifah
yang seperti apakah yang telah (dan akan) melakukan perbuatan
tercela itu. Tidak ada keterangan yang jelas perihal khalifah versi
malaikat yang dimaksud. Tampaknya Q.s. al-Baqarah: 30 menghendaki
bahwa penciptaan khalifah berikutnya adalah untuk mereformasi dan
merehabilitasi Adam-Adam sebelumnya. Dengan kata lain, Allah hendak
mengganti khalifah perusak yang tanpa tatanan hukum Allah itu
dengan khalifah baru yang bernama Adam dan anak keturunannya kelak
yang berlandaskan tatanan hukum Allah. Ada riwayat yang
mengasumsikan bahwa iblis atau jin sebagai khalifah sebelum Adam.
Qatadah, Ibnu Umar dan Ibnu Abbas menduga, bahwa khalifah yang
dimaksud adalah khalifah dari golongan jin yang diduga berbuat
kerusakan. Asumsi ini berdasarkan analisis ayat yang menerangkan
bahwa jauh sebelum manusia diciptakan, Allah telah menciptakan jin
(Ibn-Katsir, Qishashul Anbiya, hlm. 2). Benar bahwa jin (dan
malaikat) diciptakan sebelum Adam berdasarkan Q.s. al-Hijr: 26-27,
namun apakah mereka, khususnya para jin berperan sebagai khalifah
di muka bumi? Pendapat para sahabat tersebut tampaknya hanyalah
praduga saja. Lagi pula tidaklah mungkin bumi yang kasat mata ini
diwariskan kepada para jin yang tidak kasat mata. Bentuk
pengelolaan semacam apakah seandainya para jin yang berfungsi
sebagai khalifah di muka bumi ini.Khalifah sebelum Adam dan
khalifah yang hendak diciptakan Allah ini adalah khalifah yang
benar-benar berasal dari golongan manusia. Perhatikan ayat berikut
ini: Dan Dialah yang telah menjadikan kamu khalifah-khalifah di
bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian yang lain
beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya
kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat iqab-Nya dan sesungguhnya
Dia Maha Pengampun dan Maha Penyayang. (Q.S. Al-Anam: 165). Ayat
tersebut kembali menegaskan bahwa sesungguhnya Allah adalah
pencipta para khalifah di muka bumi ini. Dengan mengorelasikan
fakta-fakta arkeologis tentang ragam manusia sebelum Homo Sapiens,
tampaknya selaras dengan karakter destruktif sebagai yang
digambarkan malaikat. Namun, bukankah karakter hominid memang
demikian? Manusia-manusia tersebut mempunyai struktur fisik yang
hampir mirip manusia (kalau tidak ingin dikatakan hampir mirip
kera). Mereka tercipta dengan volume otak yang kecil yang dengan
sendirinya perilakunya pun cenderung tanpa tatanan manusiawi atau
bersifat kebinatangan sehingga mereka disebut sebagai perusak yang
mungkin itulah yang dikhawatirkan oleh malaykat. Mereka tidak layak
disebut sebagai khalifah. Sementara itu, khalifah mempunyai
kedudukan yang terhormat sebagai duta Allah untuk mengelola bumi
ini.6. Efek dan Pengaruh Teori DarwinPandangan dan pemikiran
Darwin, seperti persepsi dan teori Newton, memiliki pengaruh yang
sangat besar terhadap dunia pemikiran yang berkembang di dunia ini.
Dengan mencetuskan teori naturalistis dan interpretasi vehikularnya
terhadap dunia biologis, Newton telah berhasil mengubah Monoteisme
yang bersandarkan pada ajaran wahyu menjadi Monotoisme Naturalis
atau Deisme. Darwin, dengan teori Evolusinya di dunia biologis,
juga telah berhasil menanamkan efek dan pengaruhnya dalam bidang
agama, akhlak, sosiologi, dan antropologi. Atas dasar ini,
hendaknya kita senantiasa memperhatikan satu poin. Yaitu, meskipun
Darwin dikenal sebagai seorang ahli biologi, akan tetapi teori
Evolusinyayang notabene banyak dipengaruhi oleh aliran pemikiran
logika dan pondasi dasar teori dialektika Hegel, serta dasar-dasar
pemikiran Lamarck dan para pemikir yang lainmemiliki pengaruh yang
sangat luas terhadap mayoritas aliran pemikiran filsafat, teologi,
sosiologi, humanisme, dan biologi.Proses ilmiah ini berhasil
mewujudkan relasi-relasi baru antara bidang-bidang ilmu pengetahuan
dalam kerangka pemikiran manusia. Sebelum Darwin, banyak ilmuwan
dan ahli biologi seperti Boufon, Lamarck, dan lain-lain yang
mengusulkan teori Evolusi dalam bidang ilmu biologi, geologi,
kimia, dan bidang-bidang ilmu pengetahuan yang lain. Akan tetapi,
lantaran beberapa alasan seperti kelemahan argumentasi dan
bukti-bukti yang diajukan, teori mereka tidak berhasil menarik
perhatian dan reaksi masyarakat kala itu, dan para penafsir
kitab-kitab suci dalam usaha memerangi mereka dengan mudah berhasil
menyelamatkan kitab-kitab suci mereka dari kemelut kontradiksi
antara ilmu pengetahuan dan agama dengan sedikit justifikasi dan
penafsiran. Sebagai contoh, ketika David Hume dan August Comte
melontarkan kritik terhadap banyak argumentasi tentang pembuktian
Tuhan seperti argumentasi kekokohan ciptaan alam semesta, mereka
membela argumentasi tersebut dan akhirnya berhasil mempertahankan
opini masyarakat umum.Akan tetapi, kemunculan teori Evolusi Darwin
mewujudkan sebuah gebrakan baru. Penafsiran perubahan alam biologis
dengan unsur pertikaian untuk kekal, unsur pilihan natural,
perpindahan karakteristik akuisitif kepada generasi berikut,
pergantian spicies lama menjadi spicies baru, klaim bahwa makhluk
hidup yang sekarang kita lihat ini terwujud dari makhluk masa lalu
yang bersel tunggal dan manusia memiliki hubungan kefamilian dengan
spicies-spicies makhluk hidup yang lain, danringkasnyausulan teori
Transformisme, semua pondasi dan dasar pemikiran ini berhasil
mendatangkan sebuah pukulan yang sangat telak terhadap pemikiran
religius di dunia Eropa dan imbas ledakan pukulan ini juga
mempengaruhi dunia Islam. Hingga kini, lebih dari satu abad, teori
Darwin berhasil menghadapkan kedua teori pemikiran itu sebagai dua
musuh yang saling berjibaku.7. Kontradiksi Teori Evolusi dengan
Ajaran-Ajaran Agama Sebagian pemikir Barat mengangkat pembahasan
kontradiksi antara teori Evolusi dan ajaran agama ini. Mereka
berasumsi bahwa lahiriah ayat-ayat Kitab Suci Perjanjian Lama,
kitab Kejadian yang menegaskan independensi penciptaan manusia
bertentangan dengan teori Evolusi yang mengklaim gradualisasi
keterwujudan manusia. Sebagai contoh, seorang pendeta yang bernama
Willber Mourie pernah menyerang teori Darwinisme di hadapan
masyarakat Inggris dengan pedas seraya berkata, Konsep pilihan
natural secara mutlak bertentangan dengan firman Tuhan.Dalam
menanggapi kontradiksi ini, para pemikir muslim dan non-muslim
mengambil sikap dan menampakkan reaksi yang beraneka ragam berikut
ini. Reaksi Para Pemikir Barat tentang Penciptaan Manusia1.
Pendapat Charles Hodge
Charles Hodge adalah salah seorang pemikir konservatif
berkebangsaan Amerika yang berasal dari kalangan Seminari
Princeton. Karena keyakinannya yang khusus terhadap Kitab Suci,
Hodge tidak menyerah di hadapan teori Evolusi. Ia membedakan antara
hakikat penting yang telah diberikan kepada para rasul dan
diajarkan kepada umat manusia dan antara keyakinan-keyakinan yang
diyakini masyarakat lantaran sebuah hasil kesepakatan. Akhirnya, ia
membela teori astrologi yang dicetuskan oleh Coppernic. Hal ini
karena meskipun para penulis Kitab Suci meyakini bahwa bumi adalah
pusat alam semesta, akan tetapi mereka tidak pernah memberikan
pengajaran demikian. Hodge tidak menerima teori Evolusi manusia
lantaran teori ini bertentangan dengan ajaran Kitab Suci dan para
rasul.
2. Pendapat James Mccosh
James Mccosh adalah seorang filosof berkebangsaan Skotlandia dan
rektor universitas Princeton. Ia berkata, Tuhan tidak hanya
menentukan program permulaan untuk seluruh jenjang kesempurnaan.
Akan tetapi, setelah itu, Dia juga meneruskan program-Nya melalui
suatu realita yang dalam pandangan kita adalah suatu perkembangan
yang bekerja secara otomatis. Perubahan aksidental yang tidak bisa
dicerna dan dijelaskan oleh Darwin sangat mungkin merupakan sebuah
akibat dari campur tangan dan pilihan bersifat supra natural yang
dimiliki oleh Dzat Pengatur yang sangat berpengaruh. Dzat ini
mengarahkan seluruh perubahan yangpada lahiriahnyabersifat
aksidental sesuai dengan maksud dan kehendak diri-Nya.3. Pendapat
Para Pemikir Fundamentalis
Berbeda dengan kaum konservatif, para pemikir fundamentalis
meyakini kemaksuman Kitab Suci. Mereka juga meyakini bahwa Al-Masih
telah wafat dan akan kembali lagi ke dunia ini. Para pemikir
fundamentalis yang lebih ekstrim tidak hanya menyerang teori
Evolusi habis-habisan. Mereka juga menolak seluruh ilmu pengetahuan
modern dan menganggapnya sebagai sebuah realita materialis dan
atheis.4. Pendapat Aliran Kristen Katholik
Aliran Katholik tidak hanya meyakini bahwa hakikat wahyu
tersembunyi dalam Kita Suci. Aliran ini juga meyakini bahwa
interpretasi gereja yang berlandaskan pada ijtihad juga termasuk
bagian dari hakikat ini. Atas dasar ini, Kristen Katholik memiliki
persepsi bahwa Kitab Suci memiliki tingkatan dan sisi yang beraneka
ragam. Oleh karena itu, agama ini memperkenankan kita menakwilkan
ayat dan ungkapan-ungkapan Kitab Suci yang masih ambigu
(mutasyabih). Meskipun penolakan yang tegas terhadap teori Evolusi
adalah reaksi pertama yang diambil oleh Roma, akan tetapi lama
kelamaan teori ini memperoleh tempat yang semakin luas dalam agama
Katholik. Lantara adanya keyakinan asli dan resmi dalam agama
Katholik tersebut, agama ini terpaksa harus memisahkan ajaran Kitab
Suci dari seluruh persepsi dan keyakinan yang non-resmi dan
sampingan itu, dan lantas memperkenalkan keyakinan kategori kedua
sebagai sebuah keyakinan yang memuat keyakinan ilmiah para penulis
Kitab Suci yang tidak benar.
5. Keyakinan Para Pemikir Modernis
Golongan ini menyatakan bahwa Kitab Suci adalah hasil tulisan
tangan manusia biasa, bukan wahyu Ilahi yang secara langsung
diwahyukan kepada manusia. Artinya, pengalaman suluk dan usaha
manusia untuk mencari Tuhan, perjalanan kesempurnaan ide-ide
(Ilahi), dan kesempurnaan kalbu agamis (dalam dirinya) memaksanya
untuk menulis Kitab Suci tersebut. Menurut keyakinan para pemikir
ini, Kitab Suci bukanlah sebuah kitab ilham atau kita yang ditulis
berdasarkan ilham Ilahi. Meskipun demikian, Kitab Suci dapat
memancarkan ilham. Bab permulaan kitab Keluaran berisi penjelasan
poetikal tentang akidah agama berkenaan dengan kebutuhan manusia
kepada Tuhan dan juga memuat ungkapan literar yang teratur tentang
sistem alam semesta yang lebih bagus. Atas dasar ini, golongan ini
tidak pernah kebingungan menyikapi isu kontradiksi antara ilmu
pengetahuan modern dan ajaran Kitab Suci. Karena hal yang penting
bagi mereka adalah keyakinan terhadap Tuhan dan Makrifatullah,
bukan terhadap teks Kitab Suci.6. Pandangan Sistem Ketuhanan
Moderat
Founder sistem ketuhanan ini adalah Friedrich Schleiermacher,
seorang filosof dan teolog berkebangsaan Jerman. Menurut
keyakinannya, pondasi agama bukan ajaran wahyu seperti diyakini
oleh kaum konvensionalis dan juga bukan akal yang telah
berpengetahuan seperti diyakini oleh sistem ketuhanan natural. Atas
dasar ini, kelompok ini memperkenalkan pengalaman beragama sebagai
pondasi untuk menjustifikasi keyakinan-keyakinan agama.
Kecenderungan pemikiran ini adalah hasil penelitian dan riset yang
pernah dilakukan terhadap Kitab Suci. Hasil penelitian ini
menegaskan bahwa kitab Perjanjian Lama berisi kumpulan
riwayat-riwayat yang berhubungan dengan beberapa periode yang
berbeda-beda dan kitab Perjanjian Baru hanya memuat sejarah
kehidupan Al-Masih dan ditulis setengah abad setelah ia disalib.
Lebih mengutamakan etika dan nilai-nilai etis dalam beragama adalah
satu peristiwa sosial lain yang menyebabkan kemunculan sistem
ketuhanan yang beraliran moderat ini. Dengan seluruh penjelasan
ini, kita dapat memahami persepsi sistem ketuhanan moderat tentang
teori Evolusi. Pemahaman yang moderat dari ajaran Kitab Suci
memberikan peluang yang sangat luas baginya untuk mengutarakan
kesepakatan tanpa syarat dengan bukti-bukti ilmiah teori Evolusi.
Akan tetapi, kesepakatan ini tidak lantas membuahkan kritik yang
fundamental terhadap seluruh keyakinan agama. Hal ini lantaran
kelompok ini hanya mencari landasan ketuhanan dalam relung kalbu,
bukan dalam sistem ketuhanan rasional atau tekstual.7.
Aliran-Aliran Filsafat Natural Beberapa kelompok yang telah
dipaparkan di atas meyakini theisme (khoda-shenasi) agamis dan
logis. Sebagian dari kelompok tersebut sedikit banyak telah
berusaha untuk menyelematkan Kitab Suci dari kehancuran yang sedang
mengancam. Di kalangan masyarakat Barat, terdapat beberapa
interpretasi dan persepsi yangsecara mutlakmengingkari theisme
agamis. Sebagai contoh, Darwin lantaran keyakinan yang ambigu
terhadap sebuah kekuatan yang maha tinggi pada saat menulis buku
Mansha-e Anva tertimpa keyakinan agnostik tentang masalah-masalah
agama. Hackselly lantaran tidak menerima argumentasi kekokohan
ciptaan alam semesta meyakini bahwa manusia adalah hasil ciptaan
kekuatan-kekuatan yang tidak bertujuan. Herbert Spencer menggunakan
agnostisme transformistis dalam membentuk sebuah sistem yang
komprehensif. Dan lebih penting dari semua itu adalah
peluluh-lantakkan nilai-nilai etis yang pernah dilakukan oleh
Friedrich Nitczhe.Reaksi Para Pemikir Muslim tentang Penciptaan
Manusia Di era seratus tahun terakhir ini, para pemikir, penafsir,
dan intelektual muslim juga menampakkan reaksi dan sikap yang
berbeda-beda dalam menanggapi teori Transformisme, khususnya teori
Evolusi Darwin. Berkenaan dengan hubungan teori Transformisme
dengan ayat-ayat Al-Quran, pertanyaan yang mencuat adalah apakah
kita dapat menyesuaikan teori ini dengan ayat-ayat Al-Quran yang
berhubungan dengan penciptaan manusia? Apakah manusia memiliki
penciptaan yang bersifat derivatif (berasal dari yang lain)? Apakah
ayat-ayat Al-Quran memiliki indikasi bahwa ciptaan manusia adalah
derivasi dari makhluk hidup yang lain atau dari Al-Quran hanya
dapat dipahami penciptaan manusia yang bersifat independen?
Sebagian pemikir muslim meyakini bahwa lahiriah sebagian ayat
Al-Quran menyatakan derivasi penciptaan manusia dan mengindikasikan
teori Transformisme dengan cukup tegas. Sementara itu, sekelompok
pemikir muslim yang lain menentang pendapat kelompok pertama dan
meyakini bahwa lahiriah, bahkan penegasan ayat Al-Quran menyatakan
independensi penciptaan manusia. Akan tetapi, ada kelompok pemikir
muslim ketiga yang mengambil langkah dengan lebih hati-hati dan
meyakini bahwa ayat Al-Quran memiliki indikasi lahiriah pada kedua
konsep itu. Paling tidak mereka tidak bisa mengambil kesimpulan
yang bertentangan dengan teori Darwin dari ayat Al-Quran. Atau
mereka memisahkan bahasa Al-Quran dari ruang lingkup bahasa ilmu
pengetahuan dan menyelesaikan kontradiksi yang terjadi antara
keduanya secara mendasar, filosofis, dan lenguistik.Pada kesempatan
ini, kami akan memaparkan beberapa pandangan dan persepsi para
pemikir muslim tersebut.Pandangan Dr. Sahabi dan Ir. Bazargan Dr.
Sahabi dan kemudian diikuti oleh Ir. Bazargan menegaskan bahwa
ayat-ayat Al-Quran tentang penciptaan manusia tidak hanya
kontradiksi dengan teori Evolusi Darwin. Akan tetapi, Islam selalu
sejalan dengan perkembangan-perkembangan ilmiah. Dalam prolog buku
Khelqat-e Insan, Dr. Sahabi menulis, Filsafat materialis memaparkan
teori Darwin dengan tidak benar dan menyatakan bahwa teori ini
mengingkari keberadaan Tuhan. Secara otomatis, pemaparan semacam
ini menimbulkan reaksi keras dari kalangan kaum monotheis dan para
tokoh gereja sehingga mereka memfonis teori evolusi spicies yang
berlangsung secara gradual itu sebagai kafir dan menyesatkan.
Penentangan semacam ini juga merambat ke dunia Islam sehingga teori
Transformisme dianggap sebagai sebuah teori yang menentang
keyakinan dan ajaran agama. Dalam hal ini, keyakinan agama banyak
terpengaruh oleh keyakinan fiktif dan dogmatis Taurat tentang
penciptaan manusia. Padahal, Al-Quran sendiri meyakini penciptaan
makhluk hidup yang berlangsung secara gradual sebagai sebuah sunah
yang telah diterima dalam sistem penciptaan alam semesta.
Mengingkari konsep kebersinambungan seluruh makhluk dan membela
ajaran Taurat yang telah mengalami distorsi adalah sebuah stempel
kebatilan yang telah kita capkan sendiri di atas kebenaran agama
kita. Di bagian pertama bukunya, Dr. Sahabi memaparkan bukti dan
saksi tentang evolusi spicies dan mengkritisi tiga contoh analisa
komparatif, embriologis, dan paleontologis. Sementara itu, di
bagian kedua bukunya, ia memaparkan berbagai ayat Al-Quran tentang
penciptaan manusia dan seluruh makhluk, dan lantas menganalisa tiga
masalah fundamental berikut ini:a. Apakah manusia dan Adam dalam
Al-Quran memiliki satu arti?b. Menurut pandangan Al-Quran, apakah
manusia memiliki penciptaan yang independen?c. Dengan mukadimah
apakah penciptaan Adam terlaksana? Poin-poin utama pandangan Dr.
Sahabi adalah berikut ini: 1. Teori Transformisme; yaitu perubahan
gradual sifat dan karakteristik makhluk hidup, pernah dipaparkan
oleh sebagian ulama Islam. Konsep penciptaan manusia yang bersifat
khusus dan independen adalah sebuah kisah fiktif yang berhasil
menyusup di kalangan para ulama dan mufasir muslim dari riwayat
palsu kitab Taurat dan dogma Israiliyyat tentang penciptaan
manusia. 2. Al-Quran adalah satu-satunya kitab samawi yang belum
mengalami distorsi dan berada di tangan umat manusia. Seluruh isi
kitab ini sesuai dengan ilmu pengetahuan, hakikat, dan
kemaslahatan. Atas dasar ini, kita jangan memperkenalkan Islam suci
iniyang bertujuan membina seluruh kemampuan manusia untuk mengenal
hakikat alam semesta dan menggapai kesempurnaan dan kebahagiaan
abadisebagai sebuah kumpulan agama yang berisi ajaran khurafat. 3.
Pembahasan tentang transformasi dan evolusi makhluk hidup yang
berlangsung secara gradual dan berkesinambungan ini adalah salah
satu ajaran yang tidak mengandung kontradiksi dalam ajaran Al-Quran
dan penemuan-penemuan ilmiah modern. 4. Dalam Al-Quran, kosa kata
insan disebutkan sebagai sebuah arti yang bersifat umum dan kosa
kata Adam hanya disebutkan sebagai sebuah nama khusus. Seperti
dalam surah An-Najm, ayat 39 disebutkan, Manusia tidak menanggung
kecuali apa yang telah ia usahakan, dan ayat, Dan Kami berkata
kepada Adam, Diamlah kamu dan istrimu di surga. Dalam ayat ini,
kosa kata Adam tidak disebutkan dengan menggunakan alif dan lam.8.
Penyebab Teori Evolusi Sulit Ditermia oleh Beberapa Kaum Beragama
Ajaran agama mulai menolak teori evolusi yang dibawa Darwin hanya
karena Darwin mengatakan kehidupan muncul dengan sendirinya melalui
kecelakaan atau kebetulan, padahal inti dari teori evolusi adalah
perubahan suatu organisme secara bertahap. Kontroversi teori
evolusi adalah karena teori dianggap bertentangan dengan agama.
Evolusi dianggap akan mengesampingkan atau bahkan mereduksi ajaran
agama. Beberapa orang dengan dasar agama ingin menjatuhkan teori
evolusi. Padahal mereka sendiri belum paham dengan benar atau
bahkan belum mempelajari secara keseluruhan perkembangan teori
evolusi. Mereka menerbitkan buku dan film yang dapat mempengaruhi
pembaca dan penonton film tersebut untuk membenci teori evolusi dan
menancapkan keyakinan bahwa orang beragama tidak boleh menerima
evolusi karena dengan menerima kebenaran evolusi, mereka dianggap
tidak mempercayai keberadaan Tuhan. Dengan pengemasan bahasa yang
menarik dan mudah dicerna, saat ini banyak masyarakat dunia yang
terpengaruh oleh karya-karya orang-orang tersebut. Beberapa poin
yang mereka jadikan poin untuk menyerang teori evolusi dalam karya
mereka menurut kami, antara lain adalah mereka menyatakan evolusi
tidak pernah di observasi secara langsung, evolusi melanggar Hukum
Kedua Termodinamika, tidak ada fosil transisi, teori evolusi
menyatakan bahwa kehidupan asal dan proses evolusi terjadi oleh
kejadian yang acak, serta mereka menyatakan evolusi hanyalah sebuah
teori, dan hal tersebut tidak pernah dibuktikan. Padahal kelima
poin tersebut adalah pemahaman yang salah (miskonsepsi) mengenai
teori evolusi yang sangat perlu diluruskan agar miskonsepsi tentang
teori evolusi tidak semakin meluas. Namun, sayangnya sudah banyak
masyarakat yang tidak menyadari miskonsepsi tersebut. Biologiwan
mendefinisikan evolusi adalah perubahan gen pool suatu populasi.
Satu contoh adalah suatu serangga/hama yang berubah menjadi
resisten terhadap suatu pestisida setelah manusia menggunakan
pestisida tersebut selama beberapa tahun. Hampir semua kreasonis
mengetahui fakta evolusi tersebut. Munculnya spesies baru dari
proses evolusi sebanarnya sudah diobservasi/diamati oleh beberapa
ilmuwan, baik dalam laboratorium maupun di alam. Andai para ilmuwan
tidak pernah mengamati munculnya spesies secara evolusi dengan
pengamatan langsung, masihlah salah bila dikatakn evolusi itu tidak
pernah teramati. Sesuatu dikatakan bukti bukanlah hanya sebatas apa
yang dilihat dan diamati mata manusia secara langsung. Bukti
evolusi pun dapat dilihat dari temuan fosil, perbandingan anatomi,
sekuens genetic, distribusi geografis makhluk hidup, dan lain
sebagainya. Poin evolusi hanyalah sebuah teori dan belum pernah
dibuktikan merupakan poin yang sering disuarakan oleh para
penentang teori evolusi. Padahal, seperti yang telah kita pelajari
di bangku kuliah, seseorang tidak dengan mudah menciptakan suatu
teori. Teori merupakan kumpulan dari beberapa prinsip, yang mana
prinsip merupakan kumpulan dari beberapa konsep, dan konsep sendiri
kumpulan dari beberapa fakta. Sehingga teori pastinya mengandung
fakta yang terbukti kebenarannya. Dan yang lebih penting di sini
adalah teori evolusi merupakan satu-satunya teori kehidupan yang
telah lolos banyak uji ilmiah hingga saat ini. Beberapa poin lain,
seperti evolusi melanggar hokum termodinamika, ataupun tidak ada
fosil transisi sebenarnya juga merupakan kesalahan konsep yang
perlu diluruskan. Munculnya pernyataan teori evolusi melanggar
hokum kedua termodinamika karena kesalahan pengertian mereka
mengenai makna hokum kedua termodinamika. Sedangkan mengenai fosil
transisi, sebenarnya banyak temuan fosil transisi yang sudah
dipublikasikan di forum ilmiah. Namun, mereka mungkin kurang
mengikuti perkembangan penuman fosil-fosil baru yang ditemukan oleh
para arkeolog. Mungkin saja, mereka juga salah mengartikan
pengertian fosil transisi. Mereka menganggap fosil transisi harus
memberikan gambaran fosil yang bentuknya di antara dua spesies yang
berbeda atau percampuran antara dua spesies. Padahal, perubahan
makhluk hdup yang dipelajari dalam teori evolusi adalah perubahan
yang terjadi dikit demi sedikit, bukanlah perubahan radikal yang
dapat mengakibtkan suatu spesies menghasilkan keturunan yang
bentuknya terlihat jelas berbeda dengannya.Manusia dari Perspektif
Al-Quran dan Al Hadist serta Iptek Menurut Raghib Al Asfahani
seorang pakar bahasa Al-Quran, sebagaimana dikutip Quraish Shihab
memandang kata taqwim pada ayat ini sebagai isyarat tentang
keistimewaan manusia dibandingkan binatang, yaitu akal, pemahaman
dan bentuk fisiknya yang tegak lurus. Jadi, kalimat ahsanu taqwim
berarti bentuk fisik dan psikis yang sebaik-baiknya, yang dapat
melaksanakan fungsinya sebaik mungkin. Allah berbuat demikian
karena Allah ingin menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi.
Oleh karenanya Allah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk,
sehingga tidak ada satu makhlukpun yang lebih tinggi derajatnya
dari manusia. Selayaknya ilmu perakitan komputer, maka Allah telah
merakit manusia dengan sistem hardware dan software, lengkap,
berkualitas tinggi dan multifungsi. Kesemua perangkat ini bekerja
secara sinergis dan dinamis agar manusia bisa menjalankan fungsinya
sebagai khalifah Allah di bumi. Manusia diciptakan Allah sebagai
makhluk berpribadi, sebagai makhluk yang hidup bersama-sama dengan
orang lain, sebagai makhluk yang hidup di tengah-tengah alam dan
sebagai makhluk yang diciptakan dan diasuh oleh Allah. Manusia
sebagai makhluk berpribadi, mempunyai fungsi terhadap diri
pribadinya. Manusia sebagai anggota masyarakat mempunyai fungsi
terhadap masyarakat. Manusia sebagai makhluk yang hidup di
tengah-tengah alam, berfungsi terhadap alam. Manusia sebagai
makhluk yang diciptakan dan diasuh, berfungsi terhadap yang
menciptakan dan yang mengasuhnya. Selain itu manusia sebagai
makhluk pribadi terdiri dari kesatuan tiga unsur yaitu : unsur
perasaan, unsur akal, dan unsur jasmani. Al-Qur'an menggambarkan
manusia sebagai makhluk pilihan Tuhan, sebagai khalifah-Nya di muka
bumi, serta sebagai makhluk semi-samawi dan semi duniawi, yang di
dalam dirinya ditanamkan sifat-sifat : mengakui Tuhan, bebas,
terpercaya, rasa tanggungjawab terhadap dirinya maupun alam
semesta, serta karunia keunggulan atas alam semesta, langit dan
bumi. Manusia dipusakai dengan kecenderungan jiwa ke arah kebaikan
maupun kejahatan. Kemaujudan mereka dimulai dari kelemahan dan
ketidakmampuan, yang kemudian bergerak ke arah kekuatan. Tetapi itu
tidak akan menghapuskan kegelisahan psikis mereka, kecuali jika
mereka dekat dengan Tuhan dan selalu mengingat-Nya.8. Tujuan dan
Fungsi Penciptaan Manusia Tujuan utama penciptaan manusia adalah
agar manusia itu mengabdi kepada Allah artinya sebagai hamba Allah
agar menuruti apa saja yang diperintahkan oleh Allah swt.Sedangkan
fungsi dari penciptaan manusia ini secara global kami menyebutkan
tiga kalsifikasi, yaitu:1.Manusia sebagai Khalifah Allah di muka
bumi Khalifah disini maksudnya menjadi penguasa untuk mengatur dan
mengendalikan segala isinya. Sebagai pedoman hidup manusia dalam
melaksanakan tugas itu, Allahmenurunkan agama-Nya.Agama menjelaskan
dua jalan yaitu jalan yang bahagia dan jalan yang akan
membahayakannya. Perbedaan tingkat yang akan diadakan oleh Allah di
dalam masyarakat manusia,bukanlah suatu kesempatan bagi si kuat
untuk menganiaya si lemah atau si kaya tidak memperdulikan si
miskin,melainkan suatu penyusunan masyarakat ke arah kebaikan hidup
bersama melalui tolong menolong.2.Manusia sebagai Warosatul Anbiya
Kehadiran Nabi Muhammad saw. di muka bumi ini mengemban misi
sebagai Rahmatal lil Alamiin yakni suatu misi yang membawa dan
mengajak manusia dan seluruh alam untuk tunduk dan taat pada
syariat-syariat dan hukum-hukum Allah swt. guna kesejahteraan
perdamaian, dan keselamatan dunia akhirat.Misi tersebut berpijak
pada trilogy hubungan manusia, yaitu:Hubungan manusia dengan Tuhan,
karena manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya.Hubungan manusia dengan
masyarakat, karena manusia sebagai anggota masyarakat.Hubungan
manusia dengan alam sekitarnya, karena manusia selaku pengelola,
pengatur, serta pemanfaatan kegunaan alam.3.Manusia sebagai Abd
(Pengabdi Allah)Fungsi ini mengacu pada tugas-tugas individual
manusia sebagai hamba Allah swt. Tugas ini diwujudkan dalam bentuk
pengabdian ritual kepada Allah swt. dengan penuh keikhlasan. Secara
luas konsep abd ini meliputi seluruh aktivitas manusia dalam
kehidupannya. Semua yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupannya
dapat dinilai sebagai ibadah jika semua yang dilakukan (perbuatan
manusia) tersebut semata-mata hanya untuk mencari ridha Allah swt.
9. Ayat-ayat yang Menjelaskan Asal-usul ManusiaAyat-ayat yang
menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari tanah, umumnya dipahami
secara lahiriah. Hal ini itu menimbulkan pendapat bahwa manusia
benar-benar dari tanah, dengan asumsi karena Tuhan berkuasa , maka
segala sesuatu dapat terjadi. Akan tetapi ada sebagian umat islam
yang berpendapat bahwa Adam bukan manusia pertama. Pendapat
tersebut didasarkan atas asumsi bahwa:Ayat-ayat yang menerangkan
bahwa manusia diciptakan dari tanah tidak berarti bahwa semua
unsure kimia yang ada dalam tanah ikut mengalami reaksi kimia. Hal
itu seperti pernyataan bahwa tumbuh-tumbuhan bahan makanannya dari
tanah, karena tidak semua unsur kimia yang ada dalam tanah ikut
diserap oleh tumbuh-tumbuhan, tetapi sebagian saja. Oleh karena itu
bahan-bahan pembuk manusia yang disebut dalam al-Quran hanya
merupakan petunjuk manusia yang disebut dalam al-Quran , hanya
merupakan petunjuk dimana sebenarnya bahan-bahan pembentuk manusia
yaitu ammonia, menthe, dan air terdapat, yaitu pada tanah, untuk
kemudian bereaksi kimiawi.Jika dinyatakan istilah Lumpur hitam yang
diberi bentuk (mungkin yang dimaksud adalah bahan-bahan yang
terdapat pada Lumpur hitam yang kemudian diolah dalam bentuk reaksi
kimia). Sedangkan kalau dikatakan sebagai tembikar yang dibakar ,
maka maksudnya adalah bahwa proses kejadiannya melalui oksidasi
pembakaran. Pada zaman dahulu tenaga yang memungkinkan terjadinya
sintesa cukup banyak dan terdapat di mana-mana seperti panas dan
sinar ultraviolet.Ayat yang menyatakan ( zahir ayat ) bahwa jika
Allah menghendaki sesuatu jadi maka jadilah ( kun fayakun ), bukan
ayat yang menjamin bahwa setiap yang dikehendaki Allah pasti akan
terwujud seketika. Dalam hal ini harus dibedakan antara kalimat kun
fayakun dengan kun fa kana. Apa yang dikehendaki Allah pasti
terwujud dan terwujudnya mungkin saja melalui suatu proses. Hal ini
dimungkinkan karena segala sesuatu yang ada didunia juga mengalami
prosi yang seperti dinyatakan antara lain dalam surat al-Ala 1-2
dan Nuh 14.Jika diperhatikan surat Ali Imran 59 dimana Allah
menyatakan bahwa penciptaan Isa seperti proses penciptaan Isa
seperti proses penciptaan Adam, maka dapat menimbulkan pemikiran
bahwa apabila isa lahir dari sesuatu yang hidup, yaitu maryam, maka
Adam lahir pula dari sesuatu yang hidup sebelumnya. Hal itu karena
kata tsumma yang berarti kemudian, dapat juga berarti suatu
proses.Berdasarkan ungkapan pada surat al-Baqarah 30 terlihat suatu
gambaran bahwa Adam bukanlah manusia pertama, tetapi ia khalifah
pertama. Dalam ayat tersebut, kata yang dipakai adalah jaailun dan
bukan khaaliqun. Kata khalaqa mengarah pada penciptaan sesuatu yang
baru, sedang kata jaala mengarah pada sesuatu yang bukan
baru,dengan arti kata memberi bentuk baru. Pemahaman seperti ini
konsisten dengan ungkapan malaikat yang menyatakan apakah engkau
akan menjadikan di bumi mereka yang merusak alam dan bertumpah
darah? ungkapan malaikat tersebut memberi pengertian bahwa sebelum
adam diciptakan, malaikat melihat ada makhluk dan jenis makhluk
yang dilihat adalah jenis yang selalu merusak alam dan bertumpah
darah. Adanya pengertian seperti itu dimungkinkan, karena malaikat
tidak tahu apa yang akan terjadi pada masa depan, sebab yang tahu
apa yang akan terjadi dimasa depan hanya Allah.3.Perbandingan
Asal-usul Manusia Menurut Al-Quran dan Ilmu DuniaPerbedaan pendapat
tentang apakah adam manusia pertama atau tidak, diciptakan langsung
atau melalui suatu proses tampaknya tidak akan ada ujungnya karena
masing-masing akan teguh pada pendiriannya. Jika polemik ini
senantiasa diperpanjang, jangan-jangan hanya akan menghabiskan
waktu dan tidak sempat lagi memikirkan tentang status dn tugas yang
telah ditetapkan Allah pada manusia al-Quran cukup lengkap dalam
memberikan informasi tentang itu.Untuk memahami informasi tersebut
secara mendalam, ahli-ahli kimi, biologi, dan lain-lainnya perlu
dilibatkan, agar dalam memahami ayat-ayat tersebut tidak secara
harfiah. Yang perlu diingatkan sekarang adalah bahwa manusia oleh
Allah, diharapkan menjadi khalifah ( pemilih atau penerus ajaran
Allah ). Status manusia sebagai khalifah , dinyatakan dalam
al-baqarah 30. kata khalifah berasal dari kata khalafa yakhlifu
khilafatan atau khalifatan yang berarti meneruskan, sehingga kata
khalifah dapat diartikan sebagai pemilih atau penerus ajaran Allah.
Kebanyakan umat Islam menerjemahkan dengan pemimpin atau pengganti,
yang biasanya dihubunkan dengan jabatan pimpinan umat islam sesudah
Nabi Muhammad saw wafat , baik pimpinan yang termasuk
khulafaurrasyidin maupun di masa Muawiyah-Abbasiah.Perlu diingat
bahwa istilah khalifah pernah dimunculkan Abu bakar pada waktu
dipercaya untuk memimpin umat islam. Pada waktu itu beliau
mengucapkan inni khalifaur rasulillah, yang berarti aku adalah
pelanjut sunah rasulillah. Dalam pidatonya setelah diangkat oleh
umat islam, abu bakar antara lain menyatakan selama saya menaati
Allah, maka ikutilah saya, tetapi apabila saya menyimpang , maka
luruskanlah saya. Jika demikian pengertian khalifah, maka tidak
setiap manusia mampu menerima atau melaksanakan kekhalifahannya.
Hal itu karena kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua orang mau
memilih ajaran Allah.Sejarah asal mula manusia menurut Islam dan
teori evolusi menurut para ahli. Begitu banyak penemuan manusia
dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, tapi masih ada satu
permasalahan yang hingga kini belum mampu dijawab dan dijabarkan
oleh manusia secara eksak dan ilmiah. Masalah itu ialah masalah
tentang asal usul kejadian manusia.Banyak para ahli mempercayai
bahwa, kehidupan manusia berawal dari terpisahnya sebuah spesies
hominid dari garis evolusi primata yang akan menurunkan simpanse
dan gorila. Kemudian, hominid ini berkembang dan menurunkan manusia
modern, Homo sapiens. pernyataan ini dipengaruhi oleh teori evolusi
yang dikemukakan olehCharles Darwin.Teori evolusiadalah suatu teori
yang menyatakan bahwa makhluk hidup pada masa lampau, beradaptasi
dan mengalami perubahan bentuk bagian-bagian tubuhnya. biasanya,
proses ini terjadi dalam waktu yang sangat lama. Proses ini
disebutevolusi.Teori evolusi mengatakan bahwa manusia merupakan
keturunan dari hominid.Hominidadalah makhluk hidup yang memiliki
ciri-ciri diantara manusia dan kera. Banyak fosil-fosil hominid ini
tersebar di seluruh bagian dunia. Fosil hominid tertua yang pernah
ditemukan adalah Australopithecus africanus. Hominid ini ditemukan
di Afrika. Australopithecus memiliki kapasitas otak sebesar 450 cc.
Hominid ini sudah bisa berjalan dengan posisi tegak. Posisi tegak
ini sangat penting karena, posisi ini memberikan beberapa
keuntungan bagi hominid ini. Contohnya hominid ini sudah bisa
melihat benda dalam jarak yang jauh dan ia sudah bisa memindahkan
berat ke tangan.Sekitar 2 juta tahun yang lalu, muncullahHomo
habilis, spesies ini diperkirakan merupakan keturunan
dariAustralopithecus africanus. Homo habilis sudah memiliki
kemampuan untuk membuat peralatan-peralatan kasar dari batu-batuan
dan tulang hewan. Mereka bertahan hingga sekitar 1,5 juta tahun
yang lalu. Kemudian, mereka digantikan oleh Homo Erectus.Homo
erectusadalah jenis hominid yang kemungkinan besar merupakan
keturunan dari Homo Habilis. Homo erectus memiliki kapasitas otak
yang lebih besar daripada Homo habilis. Mereka sudah mamou membuat
peralatan yang lebih halus dan rapi dari bebatuan dan tulang
hewan.Kemudian, Homo erctus menurunkanHomo Neanderthalensis. Homo
Neanderthalensis hidup di gua-gua dan telah bisa mengubur orang
mati. Di beberapa wilayah, mereka mampu bertahan sampai 40.000
tahun yang lalu. Akan tetapi, mereka punah dan digantikan Homo
sapiens, manusia modern.Itulah sejarah asal mula manusia menurut
teori evolusi, Akan tetapi, hal ini sangat bertolak belakang dengan
apa yang telah tertulis dalam Al-Qur'an. Allah berfirman dalam
(QS> Al Hijr (15): 28-29) yang artinya :Dan (ingatlah) ketika
Tuhanmu berfirman kepada para malaikat : Sesungguhnya Aku akan
menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal)
dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah
menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh
(ciptaan)-ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud" (QS.
Al Hijr (15) : 28-29)Di dalam Al Quran dijelaskan bahwa Adam
diciptakan oleh Allah dari tanah yang kering kemudian dibentuk oleh
Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh
Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal ini
ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya : "Yang membuat sesuatu
yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan
manusia dari tanah". (QS. As Sajdah (32) : 7) "Dan sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang
berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk". (QS. Al Hijr (15) :
26) Disamping itu Allah juga menjelaskan secara rinci tentang
penciptaan manusia pertama itu dalah surat Al Hijr ayat 28 dan 29 .
Di dalam sebuah Hadits Rasulullah saw bersabda : "Sesunguhnya
manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari
tanah". (HR. Bukhari) Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan
oleh Allah di dunia ini selalu dalam keadaan berpasang-pasangan.
Demikian halnya dengan manusia, Allah berkehendak menciptakan
lawanjenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri). Hal ini
dijelaskan oleh Allah dalam salah sati firman-Nya : "Maha Suci
Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari
apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa
yang tidak mereka ketahui" (QS. Yaasiin (36) : 36) Adapun proses
kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam surat An
Nisaa ayat 1 yaitu : "Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada
Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari
padanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah
memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang sangat banyak..."
(QS. An Nisaa (4) : 1) Di dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan
oleh Bukhari dan Muslim dijelaskan : Sebagai bukti yang konkrit di
dalam penelitian ilmu genetika (janin) bahwa selama embriyo berada
di dalam kandungan ada tiga selubung yang menutupinya yaitu dinding
abdomen (perut) ibu, dinding uterus (rahim), dan lapisan tipis
amichirionic (kegelapan di dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan
kegelapan dalam selaput yang menutup/membungkus anak dalam rahim).
Hal ini ternyata sangat cocok dengan apa yang dijelaskan oleh Allah
di dalam Al Quran "...Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu
kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan (kegelapan dalam perut,
kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup
anak dalam rahim)..." (QS. Az Zumar (39) : 6).
1.Surat As-Sajdah ayat7-9 alladzii ahsana kulla syay-in
khalaqahu wabada-a khalqaal-insaani minthiinin[32:7]Yang membuat
segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai
penciptaan manusia dari tanah. Ayat ini menerangkan bahwa Tuhan
yang menciptakan, mengatur dan mengurus langit dan bumi serta
segala yang ada padanya itu, adalah Tuhan Yang Maha Mengetahui. Dia
Maha Mengetahui segala yang gaib, yang tersembunyi dalam hati, yang
akan terjadi, yang telah terjadi, mengetahui segala yang dapat
dilihat dan yang tidak dapat dilihat oleh mata. Dialah Tuhan Yang
Maha Kuasa, Maha kekal rahmat-Nya dan Dia pulalah Yang menciptakan
seluruh makhluk dengan bentuk yang baik, serasi serta dengan faedah
dan kegunaan yang hanya Dia saja yang mengetahuinya. Jika
diperhatikan seluruh makhluk yang ada di alam ini sejak dari yang
besar sampai kepada yang sekecil-kecilnya akan timbul dugaan bahwa
di antara makhluk itu ada yang besar faedahnya dan ada pula yang
dirasa tidak berfaedah dan tidak berguna sama sekali, bahkan dapat
menimbulkan bahaya kepada manusia, seperti ular berbisa, hama-hama
penyakit menular, tanaman yang mengandung racun dan sebagainya.
Dugaan ini akan timbul jika masing-masing makhluk itu dilihat
secara terpisah,tidakdalam satukesatuanalamsemestaini.
Tetapi jika makhluk-makhluk itu dilihat dalam satu kesatuan alam
semesta, yang antara satu dengan yang lain mempunyai hubungan erat,
akan terlihat bahwa semua makhluk itu ada faedahnya dan kegunaannya
dalam menjaga keseimbangan dan kelestarian alam ini. Bahkan
terlihat dengan nyata bahwa usaha-usaha sebagian manusia baik
secara sengaja atau tidak yang merusak dan membunuh sebagian
makhluk hidup, menimbulkan pencemaran alam ini, sehingga
kelestariannya terganggu pula. Salah satu contoh ialah dengan
adanya obat pembunuh hama, banyak cacing dan bakteri yang musnah.
Akibatnya proses pembusukan sampah menjadi terganggu pula. Padahal
bakteri dan cacing itu dianggap binatang yang tidak ada gunanya
sama sekali. Penggundulan gunung dan penebangan hutan mengakibatkan
tanah menjadi kurus, banyak terjadi banjir di musim hujan, dan
tanah menjadi ke musim kemarau.Berdasarkan hal yang di atas
nyatalah bahwa segala sesuatu yang diciptakan Allah, ada faedahnya,
tetapi banyak manusia yang tidak mau memperhatikannya.Kemudian ayat
ini menerangkan bahwa Dia menciptakan manusia dari tanah. Maksudnya
ialah Allah menciptakan Adam dari tanah kemudian menciptakan anak
cucu Adam dari saripati tanah yang diperoleh oleh ayah dan ibu dari
makanan berupa hewan dan tumbuh-tumbuhan yang semuanya berasal dari
tanah.tsumma ja'ala naslahu min sulaalatin min maa-in
mahiinin[32:8]Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati
air yang hina. Ayat ini menerangkan bahwa Allah SWT mengadakan
keturunan manusia yang pertama itu beranak dengan adanya nutfah
yang berasal dari pertemuan sel sperma laki-laki dengan sel telur
perempuan. tsumma sawwaahu wanafakha fiihi min ruuhihi waja'ala
lakumualssam'a waal-abshaara waal-af-idata qaliilan
maatasykuruuna[32:9]Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke
dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali
bersyukur Surah As Sajdah 9 (9) Kemudian di dalam rahim wanita,
Allah menyempurnakan kejadian nutfah itu, sehingga berbentuk
manusia. Kemudian ditiupkan roh ke dalamnya. Dengan demikian
bergeraklah bayi yang kecil itu. Setelah nyata kepadanya
tanda-tanda hidup, Allah menganugerahkan kepadanya pendengaran,
penglihatan, akal, perasaan dan sebagainya. Manusia pada permulaan
hidupnya di dalam rahim ibunya, sekalipun telah dianugerahi mata,
telinga, otak, tetapi ia belum lagi dapat melihat, mendengar dan
berpikir. Hal itu baru diperolehnya setelah ia lahir, dan semakin
lama pancainderanya itu dapat berfungsi dengan sempurna. Hanya
sedikit manusia yang mau mensyukuri nikmat Allah yang telah
dilimpahkan kepadanya itu.
Tafsir / Indonesia / Jalalain / Surah As Sajdah 9 (9)
(Kemudian Dia menyempurnakannya) menyempurnakan penciptaan Adam
(dan meniupkan ke dalam tubuhnya sebagian dari roh-Nya) yakni Dia
menjadikannya hidup dapat merasa atau mempunyai perasaan, yang
sebelumnya ia adalah benda mati (dan Dia menjadikan bagi kalian)
yaitu anak cucunya (pendengaran) lafal as-sam'a bermakna jamak
sekalipun bentuknya mufrad (dan penglihatan serta hati) (tetapi
kalian sedikit sekali bersyukur) huruf maa adalah huruf zaidah yang
berfungsi mengukuhkan makna lafal qaliilan, yakni sedikit
sekali.
2.Surat Al-Mukminun ayat 4-8waalladziina hum lilzzakaati
faa'iluuna[23:4]dan orang-orang yang menunaikan zakat, waalladziina
hum lifuruujihimhaafizhuuna[23:5]dan orang-orang yang menjaga
kemaluannya,illaa'alaaazwaajihim aw maamalakat aymaanuhum
fa-innahum ghayru maluumiina[23:6]kecuali terhadap isteri-isteri
mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka
dalam hal ini tiada tercela. famani ibtaghaawaraa-adzaalika
faulaa-ika humual'aaduuna[23:7]Barangsiapa mencari yang di balik
itumaka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.waalladziina
hum li-amaanaatihim wa'ahdihim raa'uuna[23:8]Dan orang-orang yang
memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.3.Surat Al
Haj ayat 5-6 yaaayyuhaaalnnaasu in kuntum fii raybin minaalba'tsi
fa-innaakhalaqnaakum min turaabin tsumma min nuthfatin tsumma min
'alaqatin tsumma min mudhghatin mukhallaqatin waghayri
mukhallaqatin linubayyina lakum wanuqirru fiial-arhaami maanasyaau
ilaaajalin musamman tsumma nukhrijukumthiflan tsumma litablughuu
asyuddakum waminkum man yutawaffaawaminkum man yuraddu
ilaaardzalial'umuri likaylaaya'lama min ba'di 'ilmin syay-an
wataraaal-ardha haamidatan fa-idzaaanzalnaa'alayhaaalmaa-a ihtazzat
warabat wa-anbatat min kulli zawjin bahiijin [22:5]Hai manusia,
jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka
(ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah,
kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian
dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak
sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam
rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan,
kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan
berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara
kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang
dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi
sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi
ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya,
hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam
tumbuh-tumbuhan yang indah.dzaalika bi-annaallaaha huwaalhaqqu
wa-annahu yuhyiialmawtaawa-annahu 'alaakulli syay-in qadiirun
[22:6]Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang
haqdan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan
sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu,4.Surat Al Furqon
ayat 54 wahuwaalladzii khalaqa minaalmaa-i basyaran faja'alahu
nasaban washihran wakaana rabbuka qadiiraan [25:54]Dan Dia (pula)
yang menciptakan manusia dari air lalu dia jadikan manusia itu
(punya) keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhanmu Maha
Kuasa.Surat Al Furqon ayat 54 : Tentang tafsir ayat ini, Ibnu Abbas
berkata,"Allah menciptakan air mani berwarna putih, lalu
meletakkannya di sulbi Adam. Setelah itu, ia dipindahkan ke sulbi
Syaits, lalu ke sulbi Anusy, sulbi Qainan, dan terus berpindah dari
sulbi orang-orang mulia ke rahim wanita-wanita suci sampai Allah
menjadikan(nya) berada di sulbi Abdul Mutalib. Dia lalu membaginya
menjadi dua, sebagian diletakkan di sulbi Abdullah dan yang lain di
sulbi Abu Thalib. dari mereka, lahirlah Muhammad saw dan Ali. Makna
'mushaharah' adalah Fathimah binti Muhammad dan Muhammad adalah
bagian dari Ali, hasan, dan Husin."
Jabir bin Ja'fi meriwayatkan dari Ikrimah, dari ibnu Abbas
tentang penafsiran ayat ini," Allah menciptakan Adam dan
menciptakan mani, lalu Dia menitipkannya di sulbi orang-orang suci,
hingga Ibrahim, kemudian sampai ke sulbi Abdul Muthalib. Allah lalu
memecah cahaya itu menjadi dua, salah satunya diletakkan untuk
Abdullah yang kemudian melahirkan Muhammad, dan yang lain untuk Abu
Thalib, yang kemudian melahirkan Ali. Setelah itu, Allah
mendekatkan keduanya dengan hubungan pernikahan, iaitu dengan cara
menikahkan Fathimah dengan Ali."5.Surat Al Alaq ayat
2khalaqaal-insaana min 'alaqin [96:2]Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah Dalam ayat ini Allah mengungkapkan cara
bagaimana ia menjadikan manusia, yaitu manusia sebagai makhluk yang
mulia dijadikan Allah dari sesuatu yang melekat dan diberinya
kesanggupan untuk menguasai segala sesuatu yang ada di bumi ini
serta menundukkannya untuk keperluan hidupnya dengan ilmu yang
diberikan Allah kepadanya. Dan Dia berkuasa pula menjadikan insan
kamil di antara manusia, seperti Nabi SAW. yang pandai membaca
walaupun tanpa belajar.6.Surat Al Insan ayat 2
innaakhalaqnaaal-insaana min nuthfatin amsyaajin nabtaliihi
faja'alnaahu samii'an bashiiraan[76:2]Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampuryang Kami
hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami
jadikan dia mendengar dan melihatSurat Al-Insan ayat 2 : Selain
itu,ayatlain yang tak kalah pentingnya adalah surat Al-insan ayat
2. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani
yang bercampur ang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan
larangan), karena itu Kami jadikan Dia mendengar dan melihat.
Ayat-ayat di atas kemudian disokong dan diperkuat oleh hadis nabi,
dialah yang benar dan dibenarkan. Sesungguhnya seorang diantara
kamu dikumpulkannya pembentukannya (kejadiannya) dalam rahim ibunya
(embrio) selama empat puluh hari. Kemudian selama itu pula (empat
puluh hari) dijadikan segumpal darah.