Page 1
TUGAS AKHIR
SISTEM KENDALI SUHU DAN KELEMBAPAN
PADA KUMBUNG JAMUR BERBASIS ZELIO
SMART RELAY
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Teknik pada
Program Studi Teknik Elektro
Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma
disusun oleh:
RISKIAN NURSYAH
NIM: 125114044
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 2
FINAL PROJECT
CONTROL SYSTEM OF TEMPERATURE AND
HUMIDITY ON KUMBUNG JAMUR BASED ON
ZELIO SMART RELAY
In a patial fulfillment of the requirments
for the degree of Sarjana Teknik
Department of Electrical Engineering
Faculty of Science and Technology, Sanata Dharma University
RISKIAN NURSYAH
NIM: 125114044
ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
DEPARTMENT OF ELECTRICAL ENGINEERING
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 3
Pembimbing
WIt artanto, ST
LEMBAR PER,SETUJUAI\I
TUGAS AKHIR
SISTEM KEFIDALI STHT DAN KELEMBAPAN
PADA KUMBUNG JAMTIR BERBASIS ZELIO
SMART RELAY
lll
ffi:tvg67*.
I^
\ 'QG
., M.T. Tanggal: L6 ofub aon
l-1
I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 5
v
LEMBAR PERSEMMBAHAN DAN MOTTO HIDUP
MOTTO :
PERGUNAKANLAH WAKTU SEBAIK MUNGKIN
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
Allah SWT dan Muhammad SAW
Bapak, Isak Kasidi
Kakak, Dadang A & Riswanti
Kakak, Anang R & Eka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 6
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya meny;atakan &ngan sesungguhnya bahwa tugas akhir hi tidak memuat karya
atau bagian karya orang lain, kecuali yang tetah disebutkan dalam lutipan dan daftarpustaka
sebageimea lafknya kanna ilminh.
Yoeyakarta 26,Oktob€r 20 I I%(**"7*
vr
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 7
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLTKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKAIEMTS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa universitas sanata Dhmma:
Nama : Riskian Nursyah
NomorMatrasiswa :725114A44
Demi pengembangat ilmu pengetahuaq saya memberikan karya ilmiah peneltian ini kepada
Perpusatakaan univesitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
SISTEM KENDALI SUHU DAN KELEMBAPAN PADA KUMBUIG
JAMUR TIRAM BERBASIS ZELIO SMART RILAY
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk
media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas,
dan mempublikasikannya di media massa lain, seperti: internet untukkepentingan akadeuris
taapa perlu meminta ijin dari saya maupwr memberikan royalty kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 26 Oktobsr 2018
Riskiaa Nursyah
VII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 8
viii
INTISARI
Potensi alam Indonesia yang begitu besar dimanfaatkan untuk mengelola berbagai
sektor, salah satunya adalah budidaya jamur tiram. Pada penerapannya, keberhasilan
budidaya jamur tiram dipengaruhi berbagai faktor seperti suhu dan kelembapan udara
rumah tanamnya. Namun kondisi cuaca yang berubah-ubah menyebabkan kondisi suhu dan
kelembapan tidak terkendali yang mengakibatkan pertumbuhan jamur tiram tidak maksimal.
Oleh karena itu, dibuatlah sebuah sistem yang dapat mengendalikan suhu dan kelembapan
udara secara otomatis.
Sistem ini menggunakan zelio smart relay sebagai pusat kontrol, dan menggunakan
sensor LM35 untuk mengukur suhu serta sensor HS 1101P untuk mengukur kelembapan
udara didalam rumah jamur. Pengendali suhu dan kelembapan udara di dalam rumah jamur
dipasang pompa air dan pemanas. Nilai pembacaan sensor akan dibandingkan oleh zelio
smart relay dengan data nilai set point yang dimasukkan oleh pengguna. Terdapat indikator
LED pada sistem untuk memudahkan pengguna dalam mengatur nilai setpoint dan LCD
pada zelio smart relay untuk melihat data pengukuran sensor, nilai setpoint dan status dari
keluaran sistem.
Sistem kendali suhu dan kelembapan pada kumbung jamur berbasis zelio smart relay
telah berhasil di implementasikan dan di uji serta dapat berfungsi dengan baik. Sensor suhu
Lm35 mampu mendeteksi suhu pada rumah jamur dengan besar kesalahan 2,45%. Sensor
kelembapan HS 1101P mampu menedeteksi kelembapan didalam kumbung jamur dengan
besar kesalahan 8,7%.
Kata kunci : Rumah tanam, LM 35, HS 1101, Zelio Smart Relay, Suhu, Kelembapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 9
ix
ABSTRACT
The potential of Indonesia's great nature is used to manage various sectors, one of
which is the cultivation of oyster mushrooms. In its application, the success of oyster
mushroom cultivation is influenced by various factors such as temperature and humidity of
the planting house. However, changing weather conditions cause the condition of
temperature and humidity uncontrolled resulting in oyster mushroom growth is not optimal.
Therefore, a system that can control the temperature and humidity automatically.
The system uses zelio smart relay as the control center, and uses sensor Lm35 to
measure temperature and sensor HS 1101 to measure air humidity at mushroom house.
Temperature controllers and humidity inside the mushroom house installed water pumps and
heaters. The sensor reading value will be compared by zelio smart relay with the data set
point value entered by the user. There is an LED indicator on the system to allow the user to
set setpoint and LCD values in zelio smart relay to view sensor measurement data, setpoint
values and the status of the system output.
The control system of temperature and humidity on kumbung jamur based on zeelio
smart relay has been successfully implemented and tested and can function properly. LM 35
temperature sensor is able to detect the temperature inside the mushroom house with a large
error 2,45%. HS 1101P humidity sensor are able to detect the humidity in the mushroom
with a large error 8,7%.
Keywords: LM 35, HS 1101, Zelio Smart Relay, Temperature, Humidity
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 10
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis persembahkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan
karuni-Nya penulis dapat rnenyelesaikan tugas akhir yang berjudul "sistem Kendali Suhu
dan Kelembapan pada Kumbung Jamur Tiram Berbasis Zelio smart relay". Selama proses
perkulihan berlangsung penulis mengalami banyak tantangan dan harrbaan, hingga pada
akhirnya penulis depat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini dengan bantuan dari
beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1 . Orang tua dm keluarga penulis yaug senantiasa mendidik dan mendukung melalui doa,
terkhusus Bapak Isak Kasidi dan Alm Ibu Sri Rejeki.
2. Bapak Petrus Setyo Prabowo dan Bapak Tjendro selaku Ketua dan V/akil Ketua
Program Studi TeknikElekro Universitas Sanata Dharma.
3. BapakMaltanto, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu,
tenaga, solusi, dan saran.
4. Ibu k. Th. PrimaAri setiyani, M.T., Bapak Petrus Setyo Prabowo, S.T., M.T., dan Ibu
B. Wuri Harini, S.T., M.T., sebagai dossn penguji yang telahmemborikan bimbingan
dan masukan selama proses penulisan laporan ini.
5. Selunrh staf dan pengajar Program Studi Teknik Elektro yang telah bersedia
membagikan itnu dan nilai hidup.
6. Teman-teman prodi Teknik Elektro zlz,terkfiusus : Yudhi Acob Fambawa, Adovan
Ginting, I Ketut, Stefanus Raka, Eleonora Anggr, AA manik dan Crista.
1. Teman-tema$ serta seluruh warga di dusm panggang,sirat yang selalu memberi
dukungan padapenulis.
Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bsrmadaat bagi pembaca dan
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, serta dapat menjadi acuan bagi
penelitian-penelitian selanjuhya.
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 11
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL (BAHASA INDONESIA) ................................................................. i
HALAMAN JUDUL (BAHASA INGGRIS) ........................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................................. iv
LEMBAR PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP .......................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .............................................. vii
INTI SARI………………………………………………………………………………...viii
ABSRTACT……………………………………………………….................................... ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………..1
1.1. Latar Belakang………………………………………………………………1
1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………………………………...2
1.3. Batasan Masalah…………………………………………………………….2
1.4. Metode Penelitian…………………………………………………………...3
BAB II DASAR TEORI……………………………………………………………………5
2.1. Jamur Tiram ................................................................................................... 5
2.1.1. Klasifikasi Jamur Tiram .................................................................... 5
2.1.2. Perkembangbiakan Jamur Tiram ....................................................... 6
2.1.3. Syarat Tumbuh Jamur Tiram ............................................................. 6
2.2. Sensor suhu LM 35 ........................................................................................ 7
2.3. Sensor HS 1101 ............................................................................................. 7
2.4. Operasional Amplifire (Op-Amp) ................................................................. 8
2.4.1. Penguat Inverting……………………………………………………8
2.4.2. Penguat Non-Inverting…………………………………………… 9
2.5. IC 555 .......................................................................................................... 10
2.6. Rangkaian Low Pass Filter .......................................................................... 11
2.7. Catu Daya………………………………………………………………… 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 12
xii
2.7.1. Transformator (Trafo/Transformer)………………………………. 12
2.7.2. Rectifier (Penyearah Gelombang)………………………………… 12
2.7.3. Filter (Penyaring)…………………………………………………. 13
2.7.4. Voltage Regulator (Regulator Tegangan)………………………….13
2.8. Zelio Smart Relay………………………………………………………….14
2.8.1. Keunggulan Zelio Smart Relay…………………………………….14
2.8.2. Bagian-bagian dari Zelio Smart relay……………………………...15
2.8.3. FBD (Function Block Diagram)…………………………………... 15
2.9. Pompa air…………………………………………………………………..17
2.10. Pemanas……………………………………………………………......... 18
2.11. Tombol Tekan (Push Button)………………………………………………19
BAB III RANCANGAN PENELITIAN………………………………………………...20
3.1. Model Sistem………………………………………………………………20
3.2. Kebutuhan Perangkat Keras………………………………………………..21
3.3. Perancangan Perangkat Keras Mekanik……………………………………21
3.3.1. Perancangan Pemanas dan Pompa Air……………………………..22
3.4. Perancangan Perangkat Keras Elektronika………………………………...23
3.4.1. Rangkaian Catu Daya…………………………………………….. 23
3.4.2. Rangkaian Sensor LM 35…………………………………............ 23
3.4.3. Perancangan Sensor Kelembapan………………………………… 26
3.5. Perancangan Perangkat Lunak……………………………………………..32
3.5.1. Diagram Alir Program Utama……………………………………...32
3.5.2. Diagram alir Subrutin Nilai Setpoint………………………………33
3.5.3. Diagram Alir Subrutin Kontrol…………………………………… 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………………40
4.1. Bentuk Fisik Kumbung Jamur……………………………………………..40
4.2. Hasil Implementasi Perangkat Elektronika………………………………..40
4.3. Pengujian Sistem…………………………………………………………..41
4.4. Hasil Implementasi Sensor Suhu dan Pengondisi Sinyal………………….46
4.5. Hasil Implementasi Sensor Kelembapan HS 1101P……………………….47
4.6. Hasil Implementasi Perangkat Lunak……………………………………...50
4.6.1. Hasil Implementasi Program…………………………….………... 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 13
xiii
4.6.2. Hasil Implementasi Subrutin Nilai Setpoint……………………...51
4.6.3. Hasil Implementasi Subrutin Batas Atas Suhu...…………………54
4.6.4. Hasil Implementasi Subrutin Batas Bawah Suhu………………...55
4.6.5. Hasil Implementasi Subrutin Batas Atas Kelembapan…………...56
4.6.6. Hasil Implementasi Subrutin Batas Bawah Kelembapan………...57
4.6.7. Hasil Implementasi Subrutin Kontrol…………….………………59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN....……………………………………………..60
5.1. Kesimpulan……………………………………………………………….60
5.2. Saran……………………………………………………………………...60
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….………...61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 14
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Blok Diagram Keseluruhan Sistem……………………………….………....3
Gambar 2.1. Bentuk Fisisk Jamur Tiram [4]….…………………….…………………….5
Gambar 2.2. Siklus Hidup Jamur Tiram [6]……………………………….……………...6
Gambar 2.3. Konfigurasi LM 35 [8]……………………………………………….……...7
Gambar 2.4. Sensor HS 1101P [9]………………...............................................................7
Gambar 2.5. Diagram Blok Op-Amp Ideal [10]…………………….………………….…8
Gambar 2.6. Rangakaian Penguat Inverting [10]…………………………………………9
Gambar 2.7. Rangkaian Penguat Non-Inverting [10]……………………………………10
Gambar 2.8. Diagram Blok Internal IC 555 [11]………………………………………..10
Gambar 2.9. Rangkaian Low Pass Filter [12]……………………………………………11
Gambar 2.10. Blok Diagram Adaptor [13]………………………………………………..12
Gambar 2.11. Transformator Step Down [13]…………………………………………….12
Gambar 2.13. Rangkaian Rectifier (Penyearah) [13]……………………………………...13
Gambar 2.14. Filter (Penyaring) [13]……………………………………………………..13
Gambar 2.15. Voltage Regulator [13]…………………………………………………….14
Gambar 2.16. Zelio Smart Relay [14]……………………………………………………..14
Gambar 2.17. Bagian-bagian Zelio Smart Relay SR3B261BD [14]………………………15
Gambar 2.18. Tipe Descret Input [15]…………………………………………………….16
Gambar 2.19. Tipe Analog Input [15]…………………………………………………….16
Gambar 2.20. Jenis Gerbang Logika [15]…………………………………………………17
Gambar 2.21. Simbol Compare In Zone [15]……………………………………………..17
Gambar 2.22. Simbol Cam Block [15]……………………………………………………17
Gambar 2.23. Pompa Air Listrik [16]……………………………………………………..18
Gambar 2.24. Kompor Listrik [17]………………………………………………………..19
Gambar 2.25. Push Button [18]…………………………………………………………...19
Gambar 3.1. Diagram Blok Sistem………………………………………………………20
Gambar 3.2. Desain Kumbung Jamur……………………………………………………22
Gambar 3.3. Perancangan Keluaran Sistem……………………………………………..22
Gambar 3.4. Rangkaian Catu Daya……………………………………………………...22
Gambar 3.5. Rangkaian Penguat Operasional 25 Kali…………………………………..25
Gambar 3.6. Komunikasi Sensor Suhu dengan Zelio……………………………………26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 15
xv
Gambar 3.7. Rangkaian Sensor Kelembapan HS 1101P…………………………..……27
Gambar 3.8. Rangakaian F to V dan LPF……………………………………………….30
Gambar 3.9. Rangkaian Pengondisi Sinyal…………………………...…………………31
Gambar 3.10. Diagram Alir Utama……………………………………………………….32
Gambar 3.11. Subrutin Nilai Setpoint…………………………………………………….33
Gambar 3.12. Subrutin BAS (Batas Atas Suhu)…………………………………………..34
Gambar 3.13. Subrutin Batas Bawah Suhu (BBS)………………………………………...35
Gambar 3.14. Subrutin Batas Atas Kelembapan (BAK)………………………………….35
Gambar 3.15. Subrutin Batas Bawah Kelembapan (BBK)………………………………..36
Gambar 3.16. Subrutin Kontrol………………...…………………………………………37
Gambar 4.1. Kumbung Jamur…………………………………………………………...40
Gambar 4.2. Perangkat Elektronik………………………………………………………41
Gambar 4.3. Pengujian Sistem…………………………………………………………..41
Gambar 4.4. Sensor Suhu dan Pengondisi Sinyal……………………………………….46
Gambar 4.5. Pengujian Rangakaian Suhu……………………………………………….46
Gambar 4.6. Rangakaian Sensor Kelembapan…………………………………………..47
Gambar 4.7. Pengujian Rangakain Kelembapan………………………………………...48
Gambar 4.8. Program Secara Keseluruhan………………………………………………51
Gambar 4.9. Perangkat Tombol Setpoint………………………………………………..51
Gambar 4.10. Perancangan Tombol Enable………………………………………………52
Gambar 4.11. Indikator Tombol Enable…………………………………………………..52
Gambar 4.12. Perancangan Tombol Pilih…………………………………………………53
Gambar 4.13. Perancangan Tombol Up dan Down……………………………………….53
Gambar 4.14. Pengaturan Setpoint Batas Atas Suhu……………………………………...54
Gambar 4.15. Indikator Setpoint Batas Atas Suhu………………………………………..55
Gambar 4.16. Pengaturan Setpoint Batas Bawah Suhu…………………………………...55
Gambar 4.17. Indikator Setpoint Batas Bawah Suhu……………………………………...56
Gambar 4.18. Pengaturan Setpoint Atas Kelembapan…………………………………….56
Gambar 4.19. Indikator Setpoint Batas Atas Kelembapan………………………………..57
Gambar 4.20. Pengaturan Setpoint Batas Bawah Kelembapan…………………………...57
Gambar 4.21. Indikator Setpoint Batas Bawah Kelembapan……………………………..58
Gambar 4.22. Implementasi Subrutin Kendali……………………………………………59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 16
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Rancangan Tegangan………………………………………………… ….24
Tabel 3.2. Rancangan Konversi……………………………………………………….26
Tabel 3.3. Rancangan Konversi……………………………………………………….27
Tabel 3.4. Frekuensi Output dan Relative Humidity………………………………….28
Tabel 3.5. Perancangan F to V………………………….……………………………..28
Tabel 3.6. Perancangan FBD………..………………………………………………...38
Tabel 4.1. Keterangan dari Gambar 4.3……………………………………………….41
Tabel 4.2. Data Pengujian Sistem……………………………………………………..42
Tabel 4.3. Tanggapan Sistem dengan Kelembapan Selalu Hight……………………..43
Tabel 4.4. Tanggapan Sistem dengan Kelembapan Selalu Normal…………………...44
Tabel 4.5. Tanggapan Sistem dengan Kelembapan Selalu Low………………………45
Tabel 4.6. Keterangan dari Gambar 4.5………………………………………….……46
Tabel 4.7. Data Pengujian Rangakaian Sensor Suhu dan Pengondisi Sinyal……....…47
Tabel 4.8. Keterangan dari Gambar 4.7………………………………………….……48
Tabel 4.9. Data Pengujian Sensor Kelembapan………………….……………….…...48
Tabel 4.10. Pengujian Rangkaian F to V…………………………………………….....49
Tabel 4.11. Pengujian Rangkaian Pengondisi Sinyal…………………………………..49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 17
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang begitu pesat saat ini berdampak besar bagi kehidupan
manusia. Dampak yang ditimbulkan sangat beragam, tergantung dari teknologi yang sering
digunakan oleh manusia itu sendiri. Bidang pertanian merupakan salah satu aspek kehidupan
yang erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Pemanfaatan teknologi yang
baik dapat membantu kegiatan bertani di Indonesia. Budidaya jamur tiram merupakan salah
satu bidang pertanian yang mengalami pertumbuhan sangat pesat, ditandai dengan semakin
banyaknya petani pembibit maupun pembesaran jamur yang berbanding lurus dengan
banyaknya jumlah pelaku usaha makanan di bidang jamur. Dalam proses pembesaran jamur
pada kumbung sangat tergantung pada faktor fisik seperti suhu, kelembapan, cahaya, pH
media tanam, aerasi, dan udara. Jamur tiram dapat menghasilkan tubuh buah secara optimum
pada rentang suhu 25-29 °C, kelembapan udara 70-90% dan pH media tanam yang tingkat
kemasamannya 5-6. [1]
Seiring berjalannya waktu para petani mengalami hambatan dalam melakukan
pengendalian suhu dan kelembapan kumbung jamur sehari-hari. Upaya yang mereka
lakukan biasanya adalah dengan menggunakan sprayer yang disemprotkan pada pagi dan
sore setiap harinya. Selain kurang praktis, kelemahan lain yang terjadi dengan metode ini
adalah sulit mengendalikan kondisi suhu dan kelembapan yang selalu berfluktuasi pada
pergantian musim seperti pada saat ini.
Fluktuasi suhu dan kelembaban ini menyebabkan hasil panen para petani jamur
terganggu. Sebagai contoh yang terjadi pada petani jamur di Mojokerto, Sidoarjo, dan
Malang, pada masa penggantian musim kemarau ke hujan saat bulan September 2012
mereka mengalami penurunan panen jamur rata-rata sampai 20-40% perharinya. Akan
menjadi sebuah permasalahan tersendiri apabila para petani harus sepanjang waktu berada
di kumbung jamur untuk melakukan penyemprotan.[1]
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk meciptakan alat yang dapat
membantu para petani jamur tiram untuk menjaga kondisi suhu serta kelembapan pada
kumbung jamur, sehingga dapat meningkatkan kualitas dari hasil panen jamur itu sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 18
2
Alat ini menggunakan sensor suhu dan kelembapan untuk mengambil data suhu dan
kelembapan terkini pada kumbung jamur, sehingga Zelio smart relay dapat mengatur kondisi
suhu dan kelembapan kumbung sesuai dengan yang diharapkan dengan menggunakan media
penyemprotan air dan pemanas.
Pada sistem ini penelitian akan dikonsentrasikan pada bagian sistem kumbung jamur.
Banyak penelitian yang sudah membuat sistem untuk mengontrol suhu pada kumbung
jamur. Salah satu penelitian yang sudah ada dilakukan oleh Mahendra Ega Higuitta bersama
Hendra Cordova, dalam penelitian berjudul “ Perancangan sistem pengendali suhu kumbung
jamur dengan logika Fuzzy ”. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Mahendra Ega Higuitta
bersama Hendra Cordova, plant pada kumbung jamur di kontrol dengan logika fuzzy.
Sehingga ketika alat di jalankan, data sensor secara langsung di proses oleh sistem dengan
setpoint suhu dan kelembaban yang telah dirancang oleh pengguna.[2]
Dengan menggunakan konsep yang sama tetapi dengan metode pengendalian yang
berbeda, sistem dirancang menggunakan Zelio smart relay untuk membaca data sensor dan
mengendalikan pompa air dan pemanas sebagai keluaran sistem.
1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah menciptakan suatu alat yang dapat menjaga kondisi
suhu dan kelembapan pada kumbung jamur dengan media penyemprotan air dan pemanas.
Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Memudahkan petani mengendalikan suhu serta kelembapan kumbung jamur tiram.
2. Mengembangkan sistem pengendalian suhu dan kelembapan kumbung jamur tiram
yang sudah ada.
3. Memberikan sumbangsih bagi perkembangan ilmu pertanian khususnya dalam
budidaya jamur tiram.
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Kumbung jamur yang di kontrol berukuran 1,5m x 1m x 70cm.
2. Batasan suhu yang digunakan sebagai referensi adalah 25-29 °C, dengan kelembapan
udara 70-90%
3. Sensor suhu yang digunakan LM 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 19
3
4. Sensor kelembapan yang digunakan HS 1101P
5. Menggunakan Zelio smart relay sebagai kontrol sistem.
6. Keluaran dari sistem adalah pompa air dan pemanas.
1.4. Metodologi Penelitian
Metodologi penulisan yang digunakan adalah:
a. Studi literatur berupa pengumpulan referensi buku, internet, jurnal dan artikel yang
dibutuhkan dalam menyelesaikan penelitian ini.
b. Studi kasus terhadap alat yang sudah dibuat sebelumnya. Tahap ini dilakukan untuk
memahami prinsip kerja dari alat yang telah dibuat sebelumnya.
c. Perancangan sistem
Perancangan sistem meliputi konsep alat, masukan, dan keluaran yang diperoleh.
d. Perancang perangkat keras dan perangkat lunak
Tahap ini dilakukan untuk mencari model yang optimal dari sistem yang dibuat
dengan mempertimbangkan dari berbagai faktor permasalahan dan kebutuhan yang
telah ditentukan. Gambar 1.1 memperlihatkan blok model yang akan dirancang.
Gambar 1.1. Blok Diagram Keseluruhan Sistem
Zelio smart relay
sensor suhu
LM35
sensor kelembapan
HS 1101P
Tombol
LCD Zelio smart
relay
Pompa air
Pemanas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 20
4
e. Pembuatan perangkat keras dan perangkat lunak
Sistem bekerja apabila, zelio dapat membaca data dari setiap sensor kemudian data
dibandingkan dengan nilai setpoint suhu dan kelembapan yang diatur menggunakan
tombol. Kemudian dari hasil pembandingan itu sistem kendali akan mengendalikan
ON-OFF pompa air dan pemanas untuk mengubah kondisi kumbung jamur seperti
nilai setpoint yang sudah ditetapkan.
f. Uji coba dan pengambilan data
Tahap ini, akan dilakukan pengujian dan pengambilan data dari sistem keseluruhan.
Pengujian meliputi kesesuaian data yang diperoleh dengan data pada rancangan yang
diharapkan. Dari data-data yang diperoleh akan menunjukan tingkat keberhasilan
perancangan.
g. Analisa data dan pengambilan kesimpulan
Analisis data dan pengambilan kesimpulan berupa analisis performa sistem dengan
membandingkan data-data yang diperoleh dari pengujian sistem dengan data hasil
perancangan, serta mengambil hasil kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 21
5
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Jamur Tiram
Jamur tiram atau dalam Bahasa latin disebut Pleurotus ostreatus merupakan salah
satu jenis jamur dari kelompok Basidiomycota yang dapat dikonsumsi, jamur ini biasanya
hidup di daerah yang lembab seperti didaerah lembah dan hutan yang memiliki suhu yang
sejuk. Jamur ini memiliki waktu hidup yang singkat setelah dipetik. Meski demikian
kandungan gizi yang terkandung pada jamur ini kaya akan protein, vitamin dan mineral.
Jamur tiram juga memiliki manfaat kesehatan diantaranya, dapat mengurangi kolesterol,
diabetes, dan anemia. Bagian tubuh buahnya berwarna putih hingga krem serta tudungnya
berukuran 5-20 cm berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian
tengah agak cekung.[3]
Gambar 2.1. Bentuk Fisik Jamur Tiram [4]
2.1.1. Klasifikasi Jamur Tiram
Jamur Tiram dapat diklasifikasikan [3] sebagai berikut:
1. Kingdom : Fungi
2. Filum : Basidiomycota
3. Kelas : Homobasidiomycetes
4. Ordo : Agaricales
5. Family : Tricholomatacea
6. Genus : Pleurotus
7. Spesies : P. ostreatus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 22
6
2.1.2 Perkembangbiakan Jamur Tiram
Jamur tiram berkembangbiak dengan dua cara, yaitu secara aseksual dan seksual.
Proses reproduksi aseksualnya terjadi melalui jalur spora berbentuk batang berukuran 8-
11×3-4μm serta miselia yang terbentuk secara endogen pada kantung spora atau
sporangiumnya. Sedangkan proses reproduksi sprora atau basidiospora secara seksual,
terjadi melalui penyatuan dua jenis hifa yang bertindak sebagai gamet jantan dan betina
membentuk zigot yang kemudian tumbuh menjadi primodia dewasa [5].
Gambar 2.2. Siklus Hidup Jamur Tiram [6]
2.1.3. Syarat Tumbuh Jamur Tiram
Pertumbuhan jamur tidak lepas dari pengaruh berbagai faktor, baik biotik maupun
abiotik [6]. Komponen biotik adalah komponen penyusun ekosistem yang terdiri dari seluruh
mahluk hidup (organisme) yang ada di dalamnya. Sedangkan komponen abiotik adalah
komponen penyusun ekosistem yang terdiri dari faktor fisik dan kimia dari sebuah medium
tempat berlangsungnya kehidupan bagi komponen biotik [7]. Pada jamur tiram faktor abiotik
yang mempengaruhi pertumbuhannya adalah suhu, kelembapan, derajat keasaman (pH),
cahaya dan nutrisi medium tanam. Suhu optimum untuk pertumbuhan jamur tiram adalah
adalah 25 – 29 °C dengan kelembapan relatif 70 – 90 %. Intensitas cahaya yang diperlukan
sangat lemah, bukan cahaya sinar matahari langsung. Unsur utama yang diperlukan adalah
karbon ( C ) dan Nitrogen (N), dan unsur-unsur lain seperti P, K, Ca, Mg, Fe dan Zn.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 23
7
Sejumlah vitamin dapat memacu pertumbuhan jamur Titram seperti thiamin, biotin, niacin,
riboflavin dan asam pantotenat [6].
2.2. Sensor Suhu LM 35
Sensor LM35 merupakan komponen elektronika dalam bentuk chip IC dengan 3 kaki
(3 pin) yang berfungsi mengubah besaran fisis, berupa suhu atau temperatur di sekitar sensor
menjadi besaran elektris dalam bentuk perubahan tegangan.[7]
Berikut adalah karakteristik dari sensor suhu LM35 :
1. Terkalibrasi langsung dengan celcius.
2. Bekerja pada rating tegangan 5V – 30V.
3. Pembacaan temperatur berkisar antara °C - °C.
4. Dengan kenaikan temperatur 1°C maka tegangan output akan naik sebesar 10 mV.
5. Impedansi output rendah, 0,1Ω untuk beban 1 mA.
Gambar 2.3 Konfigurasi LM 35
2.3. Sensor Kelembapan HS-1101
Sensor kelembapan adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk membantu dalam
proses pengukuran atau pendefinisian kelembapan uap air yang terkandung dalam udara.
Sensor kelembapan HS 1101 adalah sensor kelembapan berbasis kapasitif yang merubah
besaran kelembapan menjadi tegangan.[8]
Gambar 2.4. Sensor HS-1101
Sfesifikasi sensor HS 1101 adalah :
1. Operating Temperature -40°C to 100°C
2. Storage Temperature -40°C to 125°C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 24
8
3. Supply Voltage 10 V
4. Humidity Operations Range 0% to 100 %
5. Soldering @T=260 °C 10 sekon
2.4. Operational Amplifier (Op-Amp)
Operasinal amplifire atau yang dikenal sebagai op-amp merupakan suatu rangkaian
terintegrasi atau IC yang memiliki fungsi sebagai penguat sinyal. Op-amp sering di
aplikasikan sebagai rangkaian inverter, non-inverter, buffer, adder (penjumlahan), integrator
dan differensial.[9]
Gambar 2.5. Diagram Blok Op-Amp Ideal
Sebagai penguat operasional ideal, operasional amplifire (Op-Amp) memiliki
karakteristik sebagai berikut :
1. Impedansi input (Zi) = ∞ Ω
2. Impedansi output (Z0) = 0 Ω
3. Penguatan tegangan (Av) = ∞
4. Band width respon frekuensi = ∞ Hz
5. Tegangan keluaran (V0) = 0 V, apabila V1=V2
6. Karakteristik operasional amplifire (Op-Amp) tidak tergantung temperatur / suhu.
2.4.1. Penguat Inverting
Penguat inverting merupakan rangkaian elektronika yang berfungsi untuk
memperkuat dan membalik polaritas sinyal masukan. Sehingga apabila masukan rangkaian
adalah tegangan yang berpolaritas positif, maka hasil penguatan adalah tegangan yang
berpolaritas negatif dan begitu pula sebaliknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 25
9
Gambar 2.6. Rangkaian Penguat Inverting
Dari gambar rangkaian penguat inverting diatas dapat diperoleh rumus penguat
adalah sebagai berikut :
IIfIin
Dimana 0I , maka
IinIf (2.1)
Rf
Vout
Rf
Vout
Rf
VinVoutIf
0 (2.2)
Rin
Vin
Rin
Vin
Rin
VVinIin
0_ (2.3)
Substitusi persamaan (2.2) dan (2.3) ke persamaan (2.1) sehingga diperoleh
Rin
Vin
Rf
Vout (2.4)
VinRin
RfVout
(2.5)
2.4.2. Penguat Non-Inverting
Penguat inverting merupakan rangkaian elektronika yang berfungsi untuk
memperkuat sinyal dengan karakteristik dasar sinyal output yang dikuatkan memiliki fasa
yang sama dengan sinyal input. rangkaian penguat Non-Inverting dapat digunakan untuk
memperkuat isyarat AC maupun DC dengan keluaran yang tetap sefase dengan sinyal
inputnya.[9]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 26
10
Gambar 2.7. Rangkaian Penguat Non-Inverting
Dari gambar rangkaian penguat inverting diatas dapat diperoleh rumus penguat
adalah sebagai berikut :
𝐴𝑣 = 𝑉𝑜𝑢𝑡/𝑉𝑖𝑛
𝐴𝑣 = 1 + (𝑅𝑓/𝑅𝑔) (2.6)
2.5. IC 555
IC 555 merupakan chip yang didesain khusus untuk pembangkit pulsa yang dapat
diatur mode kerjanya, sehingga dapat membentuk suatu multivibrator dan timer. Rangkaian
internal pembangkit pulsa IC 555 terdiri dari beberapa blok diantaranya, pembagi tegangan
menggunakan resistor, 2 unit komparator, RS flip-flop, penguat tegangan, dan transitor
discharge. Dengan bagian internal tersebut maka dengan IC 555 dapat dibangun suatu
rangkaian multivibrator ataupun timer dengan sangat sederhana. Rangkaian internal IC 555
seperti tertampil pada gambar diagram blok pada gambar 2.5.[10]
Gambar 2.8. Diagram Blok Internal IC 555
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 27
11
2.6. Rangkaian Low Pass Filter
Rangkaian Low Pass Filter adalah filter yang akan meloloskan frekuensi yang berada
dibawah frekuensi cut off (fc) dan meredam frekuensi diatas fc. Filter aktif low pass adalah
rangkaian filter yang menggunakan penguat operasional (Op-Amp) rangkaian terpadu (IC)
dimana rangkaian filter aktif low pass ini akan meloloskan sinyal input dengan frekuensi
dibawah frekuensi cut off rangkaian dan akan melemahkan sinyal input dengan frekuensi
diatas frekuensi cut-off rangkaian filter aktif low pass.[11]
Gambar 2.9. Rangkaian Low Pass Filter
Frekuensi Cut-Off Low Pass (Fc)
RCfc
2
1 (2.7)
Penguatan Filter Low Pass (AF)
1
21
R
R
Vi
VoAf (2.8)
2.7. Catu daya
Catu daya atau sering disebut dengan power supply merupakan piranti elektronika
yang berfungsi sebagai sumber listrik untuk piranti lain. Adaptor merupakan salah satu jenis
catu daya yang berfungsi untuk mengkonversi aruslistrik dari arus AC menjadi DC,
Rangkaian pada adaptor bisa disusun dari transformator, penyearah (rectifier), filter dan
voltage regulator.[12]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 28
12
Gambar 2.10. Blok Diagram Adaptor
2.7.1 Transformator (Transformer/Trafo)
Transformator (transformer) atau sering disebut dengan trafo yang digunakan untuk
DC Power supply (adaptor) adalah transformer jenis Step down yang berfungsi untuk
menurunkan tegangan listrik sesuai dengan kebutuhan komponen elektronika yang terdapat
pada rangkaian adaptor. Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik
yang terdiri dari 2 bagian utama yang berbentuk lilitan yaitu lilitan primer dan lilitan
sekunder. Lilitan primer merupakan bagian input pada transformator sedangkan lilitan
sekunder merupakan bagian keluaran dari transformator yang masih berbentuk arus AC.[12]
Gambar 2.11. Transformator Step down
2.7.2 Rectifier (Penyearah Gelombang)
Rectifier atau penyearah gelombang merupakan rangkaian elektronika dalam power
supply (catu daya) yang berfungsi untuk mengubah gelombang AC menjadi gelombang DC
setelah tegangan diturunkan oleh Transformator Step down. Rangkaian Rectifier biasanya
terdiri dari komponen Dioda. Terdapat dua jenis rangkaian Rectifier dalam power supply
yaitu “Half wave Rectifier” yang terdisi dari satu komponen diode dan “Full Wave Rectifier”
yang terdiri dari dua atau empat komponen dioda.[12]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 29
13
Gambar 2.12. Rangkain Rectifier (Penyearah)
2.7.3 Filter (Penyaring)
Filter atau penyarin pada rangkaian adaptor digunakan untuk meratakan sinyal arus
yang keluar dari rangkaian Rectifier. Filter ini biasanya terdiri dari komponen kapasitor
(kondensator) yang berjenis Elektrolit atau ELCO (Elektrolyte Capacitor).[12]
Gambar 2.13. Filter (Penyaring)
2.7.4 Voltage Regulator (Regulator tegangan)
Voltage regulator atau regulator tegangan pada umumnya terdiri dari diode Zener,
transistor atau IC( Integrated Circuit). Regulator tegangan berfungsi untuk mengatur
tegangan keluaran dan arus DC tetap dan stabil sehingga tidak terpengaruh oleh suhu dan
arus beban.[12]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 30
14
Gambar 2.14. Voltage regulator
2.8. Zelio Smart Relay
Smart relay adalah suatu alat yang digunakan untuk menggantikan logika dan
pengerjaan sirkuit kontrol relay yang merupakan instalasi langsung pada aplikasi sistem
otomasi sederhana menggunakan software. [13]
Zelio adalah Smart Relay yang dibuat oleh Schneider Telemecanique yang tersedia
dalam dua model, yaitu Model Compact dan Model Modular. Perbedaan dari kedua model
tersebut berada pada extension module. Pada model modular dimungkinkannya
penambahan input dan output. Meskipun demikian penambahan modul tersebut dibatasi
hanya 40 I/O. selain itu model modular juga dapat dimonitor dengan jarak yang jauh dengan
penambahan modul Modbus.[14]
Gambar 2.15. Zelio Smart Relay
2.8.1. Keunggulan Zelio Smart Relay adalah :
1. Pemrograman yang sederhana. Dengan adanya layar LCD dengan backlight yang
memungkinkan dilakukan pemrograman melalui front panel atau menggunakan
software “zelio soft 2” melaui computer.
2. Tersedia modul komunikasi MODBUS siehingga zelio dapat menjadi slave PLC
dalam suatu jaringan PLC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 31
15
3. Dapat deprogram menggunakan Ladder dan FBD (Function Blok Diagram)
4. Open connectivity. Sistem zelio dapat dimonitoring dari jarak jauh dengan
menambahkan extention modul berupa modem.
5. Mudah dalam modifikasi (dengan software).
6. Terdapat fasilitas fast counter hingga 1KHz.
7. Terdapat 16 buah timer (11 macam), 16 buah counter, 8 buah blok fingsi clock setiap
blok fungsi memiliki 4 kanal. Automatic summer/winter time switching, 16 buah
analog comparator.
8. Dapat ditambahkan 1 modul I/O tambahan.[14]
2.8.2. Bagian-bagian dari Zelio Smart Relay SR3B261BD
Gambar 2.16. Bagian-bagian Zelio Smart Relay SR3B261BD
Bagian depan dari Zelio Smart Relay SR3B261BD adalah sebagai berikut :
1. Lubang untuk baut
2. Terminal power supply
3. Terminal untuk koneksi input
4. Lcd display dengan 4 baris dan 18 karakter
5. Slot untuk memori cartridge atau koneksi ke antarmuka computer
6. Tombol untuk pemrograman dan masukan parameter
7. Terminal untuk koneksi output.[14]
2.8.3. FBD (Function Block Diagram)
FBD ( Function Block Diagram ) merupakan salah satu cara untuk membuat dan
merancang program dari sebuah PLC maupun Smart Relay. Fungsi dari FBD sama halnya
seperti Ladder membuat dan merancang sistem kerja dari perangkat PLC dan Smart relay.
Port input atau masukan FBD pada zelio smart relay terbagi dua penerimaan data yaitu I1
sampai I9 merupakan integer input, dan IA sampai dengan IG merupakan digital input.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 32
16
Pemrograman sistem kerja zelio menggunakan FBD dibantu dengan adanya
beberapa fitur, diantaranya :
1. Descret Input
Descret input merupakan jenis input yang tersedia di semua tipe smart relay. Descret
input ini membaca dan mengenali dua kondisi input yaitu 1 untuk On dan 0 untuk
Off. Descret input memiliki beberapa jenis yang dapat dipilih sesuai parameter yang
akan digunakan dan akan tertampil pada tampilan edit program.
Gambar 2.17. Tipe Descret input
2. Analog Input
Analog Input merupakan jenis input di smart relay untuk masukkan tegangan DC.
Analog Input mengkonversi input tegangan analog (0 sampai 10 V) ke digital 8 bit
yaitu dengan keluaran antara 0 sampai 255. Tipe dari analog input dapat dipilih
sesuai parameter yang ingin digunakan.
Gambar 2.18. Tipe Analog input
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 33
17
3. Gerbang Logika
Gerbang logika pada FBD digunakan untuk membantu merancang sistem kerja
program.
Gambar 2.19. Jenis Gerbang Logika
4. Compare in Zone
Compare in zone merupakan fitur yang berfungsi untuk membandingkan nilai dasar
(value) dengan interval yang telah ditetapkan dengan mengatur nilai batas atas (max)
dan batas bawahnya (min). nilai interval dapat diatur dan disetting pada pembuatan
program.
Gambar 2.20. Simbol Compare in zone
5. Cam Block (Cam Programmer)
Cam block atau sering disebut Cam Programer berfungsi untuk mengendalikan satu
set dari 8 roda cam built-in. 8 roda yang dimaksudkan mewaliki 8 keluaran yang
keadaannya sesui dengan posisi poros roda.
Gambar 2.21 Simbol Cam Block
2.14. Pompa Air
Pompa adalah suatu alat pengangkut untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat
ke tempat lain dengan memberikan gaya tekan terhadap zat yang akan dipindahkan. Pada
dasarnya gaya tekan yang diberikan untuk mengatasi friksi yang timbul karena mengalirnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 34
18
cairan di dalam pipa saluran karena beda evevasi (ketinggian) dan adanya tekanan yang
harus dilawan. Perpindahan zat cair dapat terjadi menurut ara horizontal maupun vertical,
seperti zat cair yang berpindah secara mendatar akan mendapatkan hambatan berupa gesekan
dan turbulensi, sedangkan pada zat cair dengan perpindahan ke arah vertical, hambatan yang
timbul terdiri dari hambatan-hambatan yang diakibatkan dengan adanya perbedaan tinggi
antara permukaan isap (suction) dan permukaan tekan (discharge).[15]
1. Pompa Air Listrik
Pompa air listrik merupakan pompa air yang sudah banyak beredar dipasaran
dengan menggunakan teknologi yang berbeda-beda. Namun teknologi yang umum
dikenal dengan centrifugal pumps yaitu pompa air yang bekerja berdasarkan daya
centrifugal yang dihasilkan oleh impeller (kipas) yang diputar oleh motor listrik.
Karena daya centrifugal ini air tersedot (dari sumur) dan terdorong keluar secara
kontinyu melalui sirip-sirip impeller.
Gambar 2.22. Pompa Air Listrik
2.15. Pemanas
Pemanas adalah sebuah objek yang memancarkan panas atau menyebabkan tubuh
lain untuk mencapai suhu yang lebih tinggi. Jenis pemanas yang akan digunakan dalam
perancangan alat ini adalah kompor listrik. Kompor listrik merupakan kompor yang sumber
panasnya berasal dari energi di dalam arus listrik, sedangkan pembangkit panasnya tercipta
ketika aliran arus listriknya dihambat. Arus listrik yang pertahankan akan terakumulasi dan
melepaskan energy dalam bentuk panas pada media penghambat. benda yang dipanaskan
harus berada dekat dengan pada media penghambat arus listrik (biasanya kawat wolfram).
[16]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 35
19
Gambar 2.23. Kompor Listrik
2.15. Tombol Kontrol (Push Button)
Push button switch merupakan perangkat / saklar sederhana yang berfungsi untuk
menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik dengan sistem kerja tekan unlock (
tidak mengunci). Sebagai device penghubung dan pemutus, push button switch memiliki dua
kondisi yaitu kondisi On dan Off ( 1 dan 0). Istilah On dan Off menjadi sangat penting. [17]
Gambar 2.24. push button
Berdasarkan fungsi kerjanya, push button switch memiliki dua tipe kontak yaitu NC
( Normally Close) dan NO (Normally Open).
1. NO (Normally Open), merupakan kontak terminal yang kondisi normalnya terbuka
( aliran arus listrik tidak mengalir). Dan ketika tombol saklar ditekan, kontak akan
menutup dan mengalirkan atau menghubungkan arus listrik. KOntak NO digunakan
sebagai penghubung atau menyalakan sitem circuit ( Push Button On).
2. NC (Normally Close), merupakan kontak terminal yang kondisi normalnya tertutup
(mengalirkan arus listrik). Dan ketika tombol saklar ditekan, kontak akan menjadi
terbuka (open) sehingga memutus aliran arus listrik. Kontak NC digunakan sebagai
pemutus atau mematikan sistem circuit ( Push Button Off).[17]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 36
20
20
BAB III
RANCANGAN PENELITIAN
3.1. Model Sistem
Secara umum, proses kerja dari sistem pada kumbung jamur ditunjukkan pada
gambar diagram blok dibawah ini.
Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem
Sistem pada kumbung jamur tiram ini dikendalikan sepenuhnya oleh zelio smart
relay, sehingga user dapat mengawasi kondisi suhu dan kelembapan pada kumbung jamur
dengan melihat nilai yang tertampil pada layar LCD zelio smart relay. Selain itu user juga
dapat merubah nilai setpoint suhu dan kelembapan yang akan digunakan pada sistem
menggunakan beberapa tombol push botton yang telah disediakan.
Tombol Push Button yang terpasang pada piranti ini dihubungkan pada port input
zelio smart relay yang merupakan port digital yang membaca 0 dan 1. Tombol yang
terpasang pada perangkat diantaranya tombol enable, tombol pilih, tombol naik dan tombol
turun. Tombol Enable merupakan salah satu tombol push button pada perangkat yang
Sensor LM 35
Tombol Naik
Tombol Pilih
Tombol Turun
Sensor
HS1101
Pengondisi
signal
Pengondisi
signal
Tombol Enable
Pompa Air
Pemanas
Zelio Smart Relay
Sensor Kelembapan
Sensor Suhu
IF
IG
I3
I1
I4
I5
I2
01
02
Port Input Port Ouput
LCD
Sprayer
Kumbung Jamur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 37
21
digunakan untuk mengkatifkan kerja dari tombol pengaturan nilai setpoint. Tombol piilih
pada perangkat akan digunakan untuk memilih pengaturan Nilai setpoint mulai dari jenis
setpoint, batas atas dan batas bawah setpiont yang akan digunakan. Tombol Naik pada
perangkat digunakan untuk mengatur dan menaikkan nilai setpoint dan Tombol Turun
digunakan untuk mengatur dan menurunkan nilai setpoint. Pengaturan nilai setpoint yang
telah dimasukkan akan digunakan sebagai acuan untuk mengendalikan ON-OFF dari
keluaran sistem dengan membandingkan antara data yang dikirim oleh sensor dengan data
setpoint yang telah ditetapkan.
3.2. Kebutuhan Perangkat Keras
Dalam pembuatan sistem pada kumbung jamur ini, digunakan beberapa perangkat
keras sebagai berikut.
1. Kumbung jamur
2. Rangkaian Catu daya
3. Sensor suhu LM35
4. Sensor kelembaban HS 1101
5. Rangkaian pengondisi signal
6. Tombol Push Button
7. Zelio Smart Relay
8. Pompa air
9. Pemanas
10. Sprayer
3.3. Perancangan Perangkat Keras Mekanik
Perancangan ini merupakan desain kumbung jamur tiram yang akan dibuat dengan
bentuk gambar 3 dimensi, yang nantinya akan menjadi panduan untuk membuat alat yang
sebenarnya. Pada gambar 3.2 ditunjukkan desain untuk kumbung jamur tiram dengan ukuran
panjang x lebar x tinggi adalah 1,5m x 1m x 70cm. Kumbung jamur ini nantinya akan
menggunakan bilik bamboo sebagai bagian dindingnya dan mika untuk bagian atapnya.
Didalam kumbung jamur akan terpasang sensor suhu dan kelembapan, pemanas serta sistem
pengairan yang akan dipasang tergantung untuk media penyemprotan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 38
22
Pompa air akan diletakkan diluar kumbung jamur yang ditunjukkan pada gambar 3.2
dan pemanas akan diletakan di bawah sensor di dalam kumbung jamur. Sementara untuk
meletakkan pusat kontrol akan dibuatkan kotak di depan kumbung jamur seperti pada
gambar 3.2. kotak ini nantinya akan digunakan untuk meletakkan zelio smart relay,
rangkaian catu daya, rangkaian sensor suhu dan kelembapan. Dari pusat kontrol yang
terdapat di depan kumbung nantinya akan ditarik kabel untuk menghubungkan ke keluaran
sistem, kedua sensor yang terdapat didalam kumbung serta untuk menghubungkan ke
komputer sehingga dapat terjadi komunikasi antara zelio dengan personal komputer.
Gambar 3.2 Desain Kumbung Jamur
3.3.1. Perancangan Pemanas dan Pompa Air
Perancangan keluaran sistem akan dihubungkan ke supply AC 220 V dan ke port
output zelio smart relay, dimana port output zelio akan berfungsi sebagai saklar ON-OFF
untuk keluaran sistem baik pemanas maupun pompa air.
Gambar 3.3. Perancangan Keluaran Sistem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 39
23
3.4. Perancangan Perangkat Keras Elektronika
3.4.1. Rangkaian Catu Daya
Rangkaian catu daya dibutuhkan untuk memberikan sumber tegangan ke penguat
operasional, XR2206, LM35 dan sumber pembagi tegangan yang digunakan dalam sistem
pada kumbung jamur. Sehingga rangkaian ini dapat beroperasi selama sistem berjalan.
Sebelum didistribusikan ke piranti lainya, tegangan keluaran dari catu daya ini harus
disesuaikan dengan piranti lainnya.
Karena piranti yang akan didistribusikan hanya memerlukan tegangan 10V dan 12V,
maka akan dirancang catu daya untuk keluaran 10V dan 12V.
Gambar 3.4. Rangkaian Catu Daya
Gambar 3.8 merupakan rangkaian regulator tegangan yang menggunakan komponen
IC regulator 78xx unuutk meregulasi tegangan output. Berdasarkan datasheet, komponen
7812 dan 7810 memiliki arus output atau Io sebesar 500mA. Nilai kapasitor C2 sesuai
dengan datasheet agar tegangan keluaran lebih stabil.
3.4.2. Rangkaian sensor LM35
Berdasarkan datasheet, tegangan keluaran dari sensor LM35 adalah 10mV untuk tiap
kenaikan 1°C, karena suhu yang digunakan sebagai acuan berkisar antara 25-29°C maka
apabila suhu 25°C maka tegangan keluaran sensor adalah 0.25V dan untuk suhu 29°C
tegangan keluaran dari sensor adalah 0.29V sehingga output pada level tegangan 0.25 - 0.29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 40
24
volt. Tegangan ini terlalu kecil apabila dikirimkan sebagai input analog pada zelio smart
relay yang memiliki rentang tegangan 0 – 10 volt. Oleh karena itu dibutuhkan rangkaian
penguat operasional agar perubahan tegangan dapat dibaca oleh zelio smart relay.
a. Rangkaian Pengondisi Signal
Perancangan pengondisi signal akan menggunakan rangkaian penguat operasional
yang akan digunakan sebagai pembangkit tegangan keluaran LM35 sehingga dapat dibaca
oleh analog input zelio, perancangan ini akan berpacu pada table 3.1.
Tabel 3.1. Rancangan Tegangan
Suhu °C Tegangan keluaran LM35 (V) Tegangan input ke zelio (V)
0 0 0
20 0.2 5
40 0.4 10
Dengan berdasar table 3.1 akan di atur saat sensor suhu membaca 0°C dengan
tegangan keluaran sensor 0V, tegangan yang masuk ke port input Zelio Smart Relay adalah
0V. Dan Apabila sensor membaca suhu 40°C dengan tegangan keluaran sensor 0.4 V,
tegangan yang masuk ke Port input Zelio Smart Relay adalah 10 V. Dengan berdasarkan hal
tersebut maka dibutuhkan pengondisi signal dengan penguatan tegangan sebesar 25 kali,
sehingga perancangan penguat operasional (Op-Amp) akan menggunakan rangkaian Non-
Inverting.
1. Penguatan 25 kali
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐 (3.1)
𝑚 =10−0
0,4−0=
10
0,4= 25 (3.2)
Masukkan nilai y=0, x=0 dan persamaan (3.2) pada persamaan (3.1)
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐
0 = 25.0 + 𝑐
𝑐 = 0 (3.3)
Masukkan persamaan (3.2) dan (3.3) pada persamaan (3.1)
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐
𝑦 = 25𝑥 + 0
𝑦 = 25𝑥 (3.4)
Dengan berdasarkan persamaan (3.4), maka akan dirancang pengondisi sinyal
dengan penguatan sebesar 25, berikut perhitungan rangkaian :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 41
25
𝑉𝑜𝑢𝑡 = 25 𝑉𝑖𝑛 (3.5)
𝐴𝑣 =𝑉𝑜𝑢𝑡
𝑉𝑖𝑛= 25 (3.6)
𝐴𝑣 = 1 +𝑅2
𝑅1 (3.7)
25 = 1 +𝑅2
𝑅1
𝑅2
𝑅1= 24 (3.8)
𝑅2 = 24𝑅1 (3.9)
Ditetapkan nilai R1 = 1KΩ, masukkan nilai R1 pada persamaan (3.9)
𝑅2 = 24 × 1𝐾Ω
𝑅2 = 24𝐾Ω (3.10)
Gambar 3.5 Rangkaian Penguat Operasional 25 kali
b. Perancangan komunikasi LM35 dengan Zelio Smart Relay
Penelitian mengenai alat ini mengutamakan pengiriman data dan penerimaan data,
data yang akan dikirim salah satunya merupakan data dari sensor suhu LM35. Oleh karena
itu agar data suhu dapat dikirimkan, maka keluaran sensor yang telah melewati rangkaian
penguat operasional akan di hubungkan ke input analog pada Zellio Smart Relay. Sehingga
pada program Zelio soft2 dirancang program menggunakan FBD language.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 42
26
Gambar 3.6 Komunikasi Sensor Suhu dengan Zelio
3.4.3. Perancangan Sensor Kelembapan
Perancangan sensor kelembapan akan dibuat dengan menggunakan sensor HS 1101,
dan di dasarkan pada tabel 3.2. Sensor HS 1101 merupakan komponen semi konduktor yang
sangat peka pada perubahan nilai kapasitansi apabila dikenali perubahan nilai kelembapan
seperti tertampil pada tabel 3.2.
Table 3.2. Rancangan Konversi
Sensor HS 1101 Capasitansi
Kelembapan (%) (pF)
0 160
50 180
100 200
Data yang tertampil pada tabel 3.2 merupakan data yang tertera pada datasheet sensor
kelembapan HS1101. Dengan menggunakan data tersebut maka akan dirancang rangkaian
untuk mengubah perubahan nilai kelembapan menjadi frekuensi.
𝑓𝑜𝑢𝑡 =1,44
𝐶 %(𝑅3+2∗𝑅2) (3.11)
Ditetapkan nilai R3= 47kΩ, R2= 560kΩ
1. Kelembapan = 0%
𝑓𝑜𝑢𝑡 =1,44
160𝑝𝐹(47𝐾Ω+2∗560𝐾Ω)
𝑓𝑜𝑢𝑡 = 7,57 𝐾𝐻𝑧
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 43
27
2. Kelembapan = 100%
1. 𝑓𝑜𝑢𝑡 =1,44
160𝑝𝐹(47𝐾Ω+2∗560𝐾Ω)
𝑓𝑜𝑢𝑡 = 6,17 𝐾𝐻
Gambar 3.7. Rangkaian Sensor Kelembapan HS1101
Tabel 3.3. Rancangan Konversi
Sensor HS 1101 Zelio input
Kelembapan (%) (V)
0 0
50 5
100 10
Dengan berdasarkan pada tabel 3.3, rangkaian untuk sensor kelembapan akan diatur
dan mengkonversi masukkan ke tegangan, dibuat ketetapan apabila sensor membaca
kelembapan di ruangan adalah 0%, maka tegangan yang akan terbaca oleh zelio smart relay
adalah 0 Volt, dan apabila kelembapan diruangan yang terbaca oleh sensor adalah 50%,
maka tegangan yang akan terbaca oleh zelio smart relay adalah 5 Volt. serta apabila
kelembapan yang terbaca oleh sensor adalah 100%, maka tegangan yang dibaca oleh zelio
smart relay adalah 10 Volt. Dengan perencanaan ini maka akan digunakan rangkaian
pengondisi signal dan low fast filter sesuai dengan data sheet sensor HS1101.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 44
28
Tabel 3.4. Frekuensi Output dan Relative Humidity
Relative Humidity (%)
Frekuensi Output (KHz)
0 7,351
10 7,224
20 7,100
30 6,976
40 6,853
50 6,728
60 6,600
70 6,468
80 6,330
90 6,186
100 6,033
Tabel 3.4 merupakan data yang terdapat pada datasheet yang menunjukkan keluaran
dari rangkaian sensor adalah frekuensi, maka perancangan akan dilanjutkan dengan
membuat rangkaian konversi dari frekuensi ke tegangan (F to V). Perancangan F to V akan
dirancang seperti pada tabel 3.5
Tabel 3.5. Perancangan F to V
Frekuensi Input (KHz)
Tegangan (Volt)
7,351 7,351
7,224 7,224
7,100 7,100
6,976 6,976
6,853 6,853
6,728 6,728
6,600 6,600
6,468 6,468
6,330 6,330
6,186 6,186
6,033 6,033
Pada tabel 3.5 menunjukkan perancngan konfersi dari frekuensi ke tegangan yang
akan dibuat untuk mempermudah sistem membaca masukkan kelembapan dari sensor HS
1101P. Perhitungan akan dibahas seperti di bawah.
Ditetapkan bahwa,
Vcc = 10 V
Vdc = δ . Vcc
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 45
29
f max = 10 KHz
δ = 100 %
𝑇𝑝 = 𝛿 𝑥1
𝑓𝑚𝑎𝑥 (3.12)
Masukkan nilai Fmax dan duty cicle pada persamaan (3.12)
𝑇𝑝 = 100% 𝑥1
10𝐾𝐻𝑧
𝑇𝑝 = 100𝜇𝑠 (3.13)
𝑉𝑑𝑐 = 𝑇𝑝 𝑥 𝑓𝑚𝑎𝑥 𝑥 𝑉𝑐𝑐 (3.14)
𝑉𝑑𝑐 = 100𝜇𝑠 𝑥 10𝐾𝐻𝑧 𝑥 10 𝑉
𝑉𝑑𝑐 = 10 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝑉𝑑𝑐 = 𝑉𝑜𝑢𝑡 (3.15)
Masukkan variasi Frekuensi Input (f in) pada persamaan (3.14)
1. Frekuensi = 6 KHz
𝑉𝑑𝑐 = 100𝜇𝑠 𝑥 6𝐾𝐻𝑧 𝑥 10 𝑉
𝑉𝑑𝑐 = 6 𝑉𝑜𝑙𝑡
2. Frekuensi = 7,5KHz
𝑉𝑑𝑐 = 100𝜇𝑠 𝑥 7,5𝐾𝐻𝑧 𝑥 10 𝑉
𝑉𝑑𝑐 = 7,5 𝑉𝑜𝑙𝑡
Perancangan LPF
𝑑𝑖𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛, 𝑐 = 100𝑛𝐹 & 𝑅 = 4,7𝐾Ω
𝑓𝑐 =1
2𝜋𝑅𝐶 (3.16)
𝑓𝑐 =1
2𝜋×(4,7.103)×(100.10−9)
𝑓𝑐 =1
94𝜋.10−5
𝑓𝑐 = 338,628𝐻𝑧 (3.17)
Perancangan akan diberi tambahan rangkaian LPF (Low Pass Filter) Inverting untuk
mengurangi ripple dan mengubah tegangan yang dikeluarkan rangkaian F to V menjadi
negatif. Sehingga rangkain akan seperti ditampilkan pada gambar 3.8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 46
30
Gambar 3.8. Rangkain FtoV & LPF
Pada gambar 3.8 Frekuensi yang dikeluarkan dari rangkaian sensor HS 1101 akan
masuk ke rangkaian F to V pada titik Fin. Tegangan yang dihasilkan dari rangkaian F to V
adalah linier dengan masukkan 10 KHz akan dikonversi menjadi tegangan 10 V, sedangkan
keluaran dari rangkaian sensor berbanding terbalik yaitu dengan kondisi kelembapan 0%
maka frekuensi yang dhasilkan adalah 7,4 KHz dan apabila ukuran kelembapan adalah 100%
maka frekuensi yang di keluarkan adalah 6 KHz seperti tertampil pada tabel 3.3.
Perancangan untuk sensor kelembapan akan ditambahkan rangkaian pengondisi signal untuk
membuat ADC input pada zelio menerima data yang koherensi dengan kelembapan yang
diukur.
Perhitungan Pengondisi signal
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐 (3.18)
𝑚 =10−0
7,351−6,033=
10
1,38= 7,587 (3.19)
Masukkan nilai y=10, x=(-6) dan m=7,587 pada persamaan (3.18)
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐
10 = (7,587 × (−6)) + 𝑐
10 = (−45,5) + 𝑐
𝑐 = 55,5 (3.20)
Masukkan nilai m dan c pada persamaan (3.19) dan (3.20) untuk menemukkan nilai
persamaan rangkaian pengondisi sinyal pada persamaan (3.18).
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐
𝑦 = 7,587𝑥 + 55,5 (3.21)
𝑉𝑜 = 𝑅𝑓
𝑅𝑖𝑉𝑖𝑛1 +
𝑅𝑓
𝑅𝑖2𝑉𝑖𝑛2 (3.22)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 47
31
Dengan berdasarkan persamaan (3.22) maka akan dirancang nilai komponen untuk
bisa disesuaikan dengan komponen yang ada dipasaran.
𝑐 =𝑅𝑓
𝑅𝑖2𝑉𝑖𝑛2 (3.23)
𝑚𝑥 = 𝑅𝑓
𝑅𝑖𝑉𝑖𝑛1 (3.24)
Ditetapkan nilai Vin2 = 5V dan Ri2 = 1 KΩ, masukkan pada persamaan (3.23)
55,5 =𝑅𝑓
1𝐾Ω× 5
𝑅𝑓 = 11,1 𝐾Ω (3.25)
Masukkan nilai Rf pada persamaan (3.24)
7,587 × 𝑉𝑖𝑛1 = 11,1 𝐾Ω
𝑅𝑖 × 𝑉𝑖𝑛1
𝑅𝑖 = 1,46𝐾Ω (3.26)
Perancangan pengondisi signal akan dilanjutkan dengan perancangan penguat
inverting 1 kali untuk membalikkan kembali nilai output pengondisi sinyal, supaya tegangan
yang masuk ke input ADC zelio smart relay adalah positif.
Gambar 3.9 Ragkaian Pengondisi Sinyal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 48
32
3.7. Perancangan Perangkat Lunak
3.7.1. Diagram Alir Program Utama
Diagram alir program utama ditunjukkan pada gamabar 3.10. Diagram alir tersebut
menunjukkan proses sistem pada kumbung jamur secara keseluruhan. Mulai dari program
melakukan pengaturan nilai setpoint sampai program kontrol. Proses pengambilan data dan
status keluaran dapat dilihat pada LCD zelio dan dilakukan secara langsung dan terus
menerus setelah sistem di hidupkan. Setelah data terbaca, sistem FBD pada zelio smart relay
akan memeriksa dan membandingkan data suhu dan kelembapan yang masuk dengan
setpoint yang dimasukkan untuk mengatur ON-OFF dari keluaran sistem.
Gambar 3.10. Diagram Alir Utama
Mulai
Sub rutin Nilai
Setpoint
Sub rutin Kontrol
Selesai
While ?
Ya
Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 49
33
3.7.2. Diagram Alir Subrutin Nilai Setpoint
Gambar 3.11. Subrutin nilai setpoint
Mulai
Kembali
Tombol
Enable
ditekan ?
Tekan Tombol Pilih
Tombol
pilih = 1
?
Tombol
pilih = 2
?
Tombol
pilih = 3
?
Tombol Pilih = 4
Subrutin
Setpoint
BAS
Subrutin
Setpoint
BBS
Subrutin
Setpoint
BAK
Subrutin
Setpoint
BBK
Ya
Tidak
Ya Ya Ya
Tidak
Tidak Tidak
Ambil data
tombol pilih
Ambil data
tombol Enable
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 50
34
Pengaturan nilai setpoint pada sistem kumbung jamur akan menggunakan bantuan
tombol push button dan LCD zelio smart relay untuk mempermudah user saat merubah dan
memantau nilai setpoint sesuai dengan yang diharapkan. Tombol push button yang terpasang
pada perangkat ada empat macam, yaitu tombol Enable, tombol Pilih, tombol Up dan tombol
Down. Perancangan sistem untuk mengatur dan memilih nilai setpoint ditunjukkan seperti
pada gambar 3.11. Tombol Enable di fungsikan sebagai saklar pengaktif untuk tombol yang
lain, sedangkan tombol pilih di gunakan untuk memilih jenis pengaturan setpoint yang
memiliki empat macam yaitu BAS ( Batas Atas Suhu), BBS (Batas Bawah Suhu), BAK
(Batas Atas Kelembapan), dan BBK (Batas Bawah Kelembapan). Untuk memasukkan nilai
setpoint pada sistem Tombol UP dan Tombol Down digunakan untuk mengatur ukuran nilai
setpoint yang diinginkan. Tombol Up digunakan untuk menaikkan nilai yang setpoint dan
tombol Down digunakaan untuk mengurangi nilai setpoint, seperti ditunjukkan pada gambar
3.12 untuk Subrutin BAS serta bebrapa Subrutin lainnya sepert pada gambar 3.13 untuk
Subrutin BBS, gambar 3.14 untuk Subrutin BAK dan pada gambar 3.15 untuk Subrutin
BBK. Pengaturan nilai setpointnya memiliki kesamaan yaitu menggunakan tombol Up dan
tombol Down.
Gambar. 3.12. Subrutin BAS (Batas Atas Suhu)
Mulai
Tombol Up
ditekan ?
Tombol Down
ditekan ?
Nilai BAS +1 Nilai BAS -1
Kembali
Tidak Tidak
Ya Ya
Baca data tombol
Up/Down
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 51
35
Gambar 3.13. Subrutin Batas Bawah Suhu (BBS)
Subrutin Batas Bawah Suhu dirancang untuk mengatur nilai setpoint suhu terendah
yang akan digunakan pada sistem dengan mengatur ukuran nilai setpoint dengan bantuan
tombol Up untuk menaikan nilai setpoint dan tombol down untuk mengurangi nilai setpoint.
Gambar 3.14. Subrtin Batas Atas Kelembapan (BAK)
Mulai
Tombol Up
ditekan ?
Tombol Down
ditekan ?
Nilai BBS +1 Nilai BBS -1
Kembali
Tidak Tidak
Ya Ya
Baca data tombol
Up/Down
Mulai
Tombol Up
ditekan ?
Tombol Down
ditekan ?
Nilai BAK +1 Nilai BAK -1
Kembali
Tidak Tidak
Ya Ya
Baca data tombol
Up/Down
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 52
36
Subrutin Batas atas kelembapan pada gambar 3.14 dirancang untuk mengatur nilai
setpoint kelembapan tertinggi yang akan digunakan pada sistem. Pengaturanbesar kecilnya
nilai setpointnya menggunakan bantuan tombol up dan tombol down.
Gambar 3.15. Subrutin Batas Bawah Kelembapan (BBK)
Subrutin Batas bawah kelembapan pada gambar 3.15 dirancang untuk mengatur
besar nilai setpoint kelembapan terendah yang akan digunakan pada sistem untuk
dibandingkan dengan data kelembapan yang terbaca. Pengaturan nilai setpoint Batas bawah
kelembapan (BBK) menggunakan bantuan tombol up untuk memperbesar nilai dan tombol
down untuk mengurangi nilai setpointnya.
Mulai
Tombol Up
ditekan ?
Tombol Down
ditekan ?
Nilai BBK +1 Nilai BBK -1
Kembali
Tidak Tidak
Ya Ya
Baca data tombol
Up/Down
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 53
37
3.7.3. Diagram Alir Subrutin Kontrol
Gambar 3.16. Subrutin Kontrol
Mulai
Baca data Suhu
dan
Kelembapan
Baca data Setpoint
Suhu dan
Kelembapan
Suhu >
BAS?
Suhu <
BBS?
Kelembapan
> BAK ?
Kelembapan
< BBK ?
Kembali
Pompa Air ON Pemanas ON
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Pompa Air OFF
dan Pemanas OFF
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 54
38
Diagram alir subrutin kontrol ditunjukkan pada gambar 3.16. Pada Perancangan
sistem kendali / kontrol pada zelio smart relay akan menggunakan FBD (Function Block
Diagram). Perancangan akan beracuan pada nilai setpoint suhu dan kelembapan sesuai
dengan batasan masalah. Sistem kendali berfungsi untuk mengatur ON-OFF keluaran sistem
dengan membandingkan data suhu dan kelembapan yang tebaca oleh sensor dengan nilai
setpoint yang ditentukkan dan dimasukkan oleh user. Data nilai setpoint yang akan atur
dibagi menjadi empat macam, yaitu BAS (Batas Atas Suhu) yang merupakan batas suhu
maksimal pada setpoint suhu dan BBS (Batas Bawah Suhu) yang merupakan batas suhu
minimal yang user masukkan pada setpoint suhu. Untuk setpoint kelembapan terdapat dua
pengaturan yaitu BAK (Batas Atas Kelembapan) yang merupakan batas kelembapan
maksimal pada pengaturan setpoint kelembapan kumbung serta BBK (Batas Bawah
Kelembapan) yang merupakan batas kelembapan minimal yang dimasukkan oleh user untuk
mengatur kelembapan pada kumbung jamur tiram. Tabel 3.6 dibuat untuk mempermudah
dalam merancang sistem kendali yang berdasar pada batasan masalah. Tabel 3.6 terdiri dari
dua masukkan yaitu suhu dan kelembapan serta memiliki dua keluaran yaitu untuk pompa
air dan pemanas. Kondisi yang diharapkan adalah N (Normal) atau sama dengan nilai
setpoint, sedang kondisi H (High) adalah kemungkinan apabila nilai sensor yang terbaca
lebih besar dari nilai setpoint yang ditentukkan dan kondisi L (Low) adalah kemungkinan
apabila nilai sensor yang terbaca lebih kecil dari nilai setpoint yang ditentukkan. Perubahan
dari kombinasi beberapa kondisi akan mengatur status ON/OFF pompa air dan pemanas.
Table 3.6. Perancangan FBD
Suhu Kelembapan Status Keluaran
H N L H N L Pompa air (x) Pemanas (y)
A B C D E F
1 0 0 1 0 0 OFF OFF
1 0 0 0 1 0 ON OFF
1 0 0 0 0 1 ON OFF
0 1 0 1 0 0 OFF ON
0 1 0 0 1 0 OFF OFF
0 1 0 0 0 1 ON OFF
0 0 1 1 0 0 OFF ON
0 0 1 0 1 0 OFF ON
0 0 1 0 0 1 ON ON
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 55
39
Tabel 3.3 menunjukkan hubungan antara masukkan dengan keluaran sistem yang
akan dirancang. Pada sistem FBD akan dirancang persamaan Aljabar Boolean dengan
bantuan panel gerbang logika yang merujuk pada tabel 3.3.
Perancangan persamaan akan menggunakan status keluaran pada saat hidup (ON)
atau bernilai 1.
1) Pompa air
Pompa air di implementasikan sebagai “x” untuk mempermudah pembacaan.
X = AE + AF + BF + CF
X = AE + (A + B + C).F (3.26)
Setelah dihitung dan dibuat aljabar Boolean untuk output sistem ( Pompa air ), maka
pada perancangan FBD akan dibuat rangkaian dengan bantuan panel gerbang logika sesuai
dengan perhitungan yang telah didapatkan pada persamaan (3.26).
2) Pemanas
Pemanas atau output kedua sistem kumbung jamur di Implementasikan sebagai “y”
untuk mempermudah perancangan dalam perhitungan aljabar Boolean.
Y = BD + CD + CE + CF
Y = BD + ( D + E + F ).C (3.27)
Setelah didapatkan persamaan aljabar Boolean untuk output pemanas, maka pada FBD
akan dirancang sesuai dengan perancangan menggunakan bantuan gerbang logika pada
persamaan (3.27).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 56
40
40
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi gambar fisik hardware yang dibuat, pembahasan tentang pembagian
hardware, hasil dari pengujian rangkaian, hasil pengambilan data, pembahasan tentang data
yang diperoleh, dan pembahasan tentang program yang digunakkan pada zelio smart relay.
Data yang akan dibahas terdisi dari data pengambillan sensor dan data yang dikirimkan ke
zelio smart relay. Hasil pengujian berupa data-data yang diperoleh akan memperlihatkan
proses kerja dari hardware dan software yang telah dirancang. Berdasarkan data yang
diperoleh akan dilakukan alnalisis tehadap proses kerja alat yang kemudian dapat digunakan
untuk menarik kesimpulan akhir.
4.1. Bentuk Fisik Kumbung Jamur
Bentuk fisik kumbung jamur yang akan digunakan sebagai prototype pada sistem
kendali kelembapan kumbung jamur berbasis zelio smart relay ditunjukkan pada Gambar
4.1. Kumbung jamur menggunakan green house yang sudah tidak terpakai di lab tugas akhir
yang berukuran 80cm x 70cm x 60cm.
Gambar 4.1. Kumbung jamur
4.2. Hasil Implementasi Perangkat Elektronik
Hasil implementasi perangkat elektronik ditunjukkan pada gambar 4.2 yang terdiri
dari sensor suhu, rangkaian pengondisi sinyal sensor suhu, rangkaian sensor kelembapan,
rangkaian FtoV dan rangkaian pengondisi sinyal sensor kelembapan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 57
41
Gambar 4.2. Perangkat elektronik
4.3. Pengujian sistem
Pengujian sistem dilakukan untuk melihat tanggapan atau respon dari sistem dengan
membandingkan data suhu dan kelembapan di dalam ruangan terhadap nilai setpoint suhu
dan kelembapan yang telah dimasukkan oleh user untuk mengendalikan ON-OFF aktuator
dalam menjaga suhu serta kelembapan udara sesuai dengan setpoint yang diharapkan.
Pengujian sistem pada kumbung jamur seperti ditunjukkan pada gambar 4.3
Gambar 4.3. Pengujian sistem
Tabel 4.1 Keterangan dari gambar 4.3
Tanda Keterangan
A Tampilan data suhu kumbung
B Tampilan data suhu pad thermometer
A B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 58
42
Tabel 4.2 Data Pengujian sistem
Data Error data (%)
Status keluaran Setpoint
Suhu Setpoint
kelembapan
suhu(zelio) Thermometer Pompa
air Pemanas Ta Tb Ha Hb
32 31.8 0.63 0 1 34 0 0 0
32 31.5 1.59 0 1 34 0 0 0
32 31.5 1.59 0 1 34 0 0 0
32 31.5 1.59 0 1 34 0 0 0
33 31.5 4.76 0 1 34 0 0 0
32 31.5 1.59 0 1 34 0 0 0
33 31.5 4.76 0 1 34 0 0 0
34 33.1 2.72 0 1 34 0 0 0
34 33.4 1.80 0 1 34 0 0 0
34 33.4 1.80 0 1 34 0 0 0
34 33.4 1.80 0 1 34 0 0 0
34 33.2 2.41 0 1 34 0 0 0
35 33.4 4.80 0 0 34 0 0 0
Rata-rata 2.45
Pada pengujian sistem seperti ditunjukkan pada tabel 4.2 data perubahan suhu dan
kelembapan udara akan dibandingkan dengan data setpoint yang telah dimasukkan oleh user.
Data nilai kelembapan udara yang dibaca oleh sistem di buat selalu pada ukuran 72% atau
melebihi batas setpoint untuk mempermudah percobaan respon sistem. Sehingga data suhu
akan dijadikan tolak ukur utama dalam melihat respon sistem.
Data suhu yang terbaca oleh sistem akan dibandingkan dengan data suhu pada alat
ukur thermometer. Perbandingan data suhu yang terbaca memiliki nilai error sebesar 2,45%,
error data nilai suhu tidak mempengaruhi sistem kendali yang dibuat, seperti ditunjukkan
pada tabel 4.2.
Status keluaran sistem yang berupa pemanas pada posisi awal menyala karena nilai
kelembapan udara yang terbaca lebih tinggi dari nilai setpoint kelembapan dan status pompa
air OFF. Status pemanas yang menyala menyebabkan kondisi suhu di ruangan menjadi
tinggi, Ketika nilai suhu yang terbaca oleh sistem melebihi nilai batas atas suhu (Ta), sistem
langsung merespon dengan mengubah status pemanas menjadi OFF yaitu pada saat suhu
ruangan terbaca 35°C.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 59
43
Percobaan pengujian respon sistem dalam mengendalikan ON-OFF kedua aktuator
dengan mengubah dan memvariasi kondisi suhu serta kelembapan udara pada kumbung
jamur di tunjukkan dalam beberapa tabel yaitu pada tabel 4.3, 4.4 dan 4.5.
Tabel 4.3 Tanggapan sistem dengan Kelembapan selalu hight
No Tampilan LCD Keterangan
setpoint
1. Batas atas suhu (Ta) = 28
Batas bawah suhu (Tb) = 20
Batas atas kelembapan (Ha) = 76
Batas bawah kelembapan (Hb) = 58
Temperatur = 30
Humidity = 85
Pompa air = 0
Pemanas = 0
Setpoint
2. Batas atas suhu (Ta) = 40
Batas bawah suhu (Tb) = 35
Batas atas kelembapan (Ha) = 76
Batas bawah kelembapan (Hb) = 58
Temperatur = 30
Humidity = 80
Pompa air = 0
Pemanas = 1
Setpoint
3. Batas atas suhu (Ta) = 34
Batas bawah suhu (Tb) = 28
Batas atas Kelembapan (Ha) = 76
Batas bawah kelembapan (Hb) = 58
Temperatur = 29
Humidity = 85
Pompa air = 0
Pemanas = 1
Pada tabel 4.3 pengujian respon sistem dilakukkan untuk melihat perubahan status
kedua aktuator dengan mengkondisikan nilai kelembapan udara selalu lebih tinggi dari batas
atas setpoint kelembapan udara dan memvariasi kondisi suhu terhadap setpoint suhu.
Status pemanas berubah menjadi hidup (ON) ketika suhu pada ruangan yang terbaca
oleh sistem berada pada posisi normal atau berada dalam rentang nilai setpoint suhu dan
kondisi ketika suhu pada kumbung lebih rendah dari nilai setpoint suhu yang telah
ditetapkan. Pada saat kondisi suhu di ruangan lebih tinggi dari nilai setpoint yang ditetapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 60
44
status pemans menjadi mati (OFF). Berbeda dengan pemanas perubahan nilai suhu ruangan
terhadap nilai setpoint suhu tidak mempengaruhi status dari pompa air yang selalu dalam
kondisi mati/OFF.
Tabel 4.4. Tanggapan sistem dengan Kelembapan selalu normal
Tampilan LCD Keterangan
Setpoint
Batas atas suhu (Ta) = 28
Batas bawah suhu (Tb) = 20
Batas atas kelembapan (Ha) = 76
Batas bawah kelembapan (Hb) = 58
Temperatur = 31
Humidity = 66
Pompa air = 1
Pemanas = 0
Setpoint
Batas atas suhu (Ta) = 40
Batas bawah suhu (Tb) = 35
Batas atas kelembapan (Ha) = 76
Batas bawah kelembapan (Hb) = 58
Temperatur = 31
Humidity = 73
Pompa air = 0
Pemanas = 1
Setpoint
Batas atas suhu (Ta) = 34
Batas bawah suhu (Tb) = 28
Batas atas kelembapan (Ha) = 76
Batas bawah kelembapan (Hb) = 58
Temperatur = 30
Humidity = 69
Pompa air = 0
Pemanas = 0
Pada tabel 4.5 pengujian respon sistem dilakukkan untuk melihat perubahan status
kedua aktuator dengan mengkondisikan nilai kelembapan udara yang selalu berada pada
kondisi normal yaitu diantara batas bawah setpoint dan batas atas setpoint kelembapan udara
dan memvariasi kondisi suhu pada ruangan terhadap nilai setpoint suhu.
Pada saat nilai suhu diruangan lebih tinggi dari nilai setpoint suhu, status pompa air
menjadi hidup (ON) sedangkan status pemanas dalam kondisi mati (OFF). Status pemanas
berubah menjadi hidup (ON) dan pompa air mati (OFF) ketika suhu yang terbaca pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 61
45
ruangan berada pada posisi normal yaitu berada dalam rentang nilai batas bawah dan batas
atas dari setpoint suhu yang telah masukkan. Ketika nilai suhu yang terbaca oleh sistem
berada dibawah nilai setpointnya kedua keluaran sistem yaitu pompa air dan pemanas
kondisinya berubah menjadi mati/OFF.
Tabel 4.5. Tanggapan sistem dengan Kelembapan selalu Low
Tampilan LCD Keterangan
setpoint
Batas atas suhu (Ta) = 28
Batas bawah suhu (Tb) = 20
Batas atas kelembapan(Ha) = 76
Batas bawah kelembapan (Hb) = 58
Temperatur = 31
Humidity = 45
Pompa air = 1
Pemanas = 0
setpoint
Batas atas suhu (Ta) = 40
Batas bawah suhu (Tb) = 35
Batas atas kelembapan (Ha) = 76
Batas bawah kelembapan (Hb) = 58
Temperatur = 29
Humidity = 53
Pompa air = 1
Pemanas = 1
Setpoint
Batas atas suhu (Ta) = 34
Batas bawah suhu (Tb) = 28
Batas atas kelembapan (Ha) = 76
Batas bawah kelembapan (Hb) = 58
Temperatur = 30
Humidity = 52
Pompa air = 1
Pemanas = 0
Tabel 4.6 menunjukkan pengujian respon sistem untuk melihat perubahan status
keluaran sistem yaitu pompa air dan pemanas dengan mengkondisikan nilai kelembapan
udara yang selalu berada lebih rendah dari nilai setpoint kelembapan udara yang di
masukkan dan memvariasi beberapa nilai suhu pada ruangan terhadap nilai setpoint suhu.
Pada saat nilai suhu diruangan lebih tinggi dari nilai setpoint suhu dan saat nilai suhu
berada diantara nilai setpoint suhu yang telah ditetapkan, status pompa air menjadi hidup
(ON) sedangkan status pemanas dalam kondisi mati (OFF). Status pemanas dan pompa air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 62
46
keduanya dalamkondisi hidup (ON) ketika suhu yang terbaca lebih rendah dari nilai setpoint
suhu.
Percobaan sistem yang telah dilakukan seperti ditunjukkan pada tabel 4.3, 4.4 dan
4.5 membuktikan bahwa sistem telah berhasil dibuat dan sudah sesuai dengan perancangan
sistem pada tabel perancangan 3.6.
4.4. Hasil Impementasi Sensor Suhu dan Pengondisi Sinyal
Rangkaian Sensor suhu dan pengondisi sinyal yang telah dibuat ditunjukkan seperti
pada gambar 4.3, rangkaian sensor suhu dan pengondisi sinyal berfungsi untuk mengambil
data pengukuran nilai suhu pada ruangan kumbung jamur dan mengirim data nilai suhu
tersebut ke zelio smart relay sebagai pusat sistem.
Gambar 4.4. Sensor suhu dan Pengondisi sinyal
Gambar 4.5. Pengujian rangkaian suhu
Tabel 4.6. Keterangan dari gambar 4.4
Tanda Keterangan
A Data pembacaan sensor LM 35
B Data keluaran Pengondisi sinyal
C Data Suhu Yang dibaca sistem
D Data Suhu pada termometer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 63
47
Gambar 4.4 menunjukkan pengujian rangkaian sensor suhu dan pengondisi sinyal
dalam proses pembacaan data suhu pada ruangan kumbung jamur dan proses pengiriman
data suhu ke zelio sebagai pusat pengolah data. Data hasil pengujian ditunjukkan seperti
pada tabel 4.4
Tabel 4.7. Data pengujian rangkaian sensor suhu dan pengondisi sinyal
No LM 35 op.amp gain
Error (%) input(v) output(v) alat perancangan
1 0.3364 8.59 25.536 25 2.14
2 0.3379 8.63 25.54 25 2.16
3 0.3403 8.69 25.536 25 2.15
4 0.3422 8.74 25.54 25 2.16
5 0.3432 8.76 25.52 25 2.1
Rata-rata 25.53 25 2.14
Data pengujian rangkaian sensor suhu dan pengondisi sinyal memiliki error sebesar
2,14% seperti ditunjukkan pada tabel 4.2. Error yang terjadi dapat disebabkan karena jenis
resistor yang digunakan pada rangkaian memiliki toleransi sebesar 5%, sehingga error pada
rangkaian yang dibuat masih dianggap baik karena masih berada di bawah nilai toleransi
resistor.
4.5. Hasil Implementasi Sensor Kelembapan HS1101
Rangkaian sensor kelembapan HS 1101 yang telah dibuat seperti ditunjukkan pada
gambar 4.5, rangkaian ini difungsikan untuk mengukur dan mengirimkan data kelembapan
udara pada miniatur kumbung jamur dan mengirimkan data tersebut ke zelio smart relay.
Gambar 4.6. Rangkaian Sensor Kelembapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 64
48
Gambar 4.7. Pengujian Rangkaian Kelembapan
Tabel 4.8. Keterangan dari gambar 4.7
Tanda Keterangan
A Data Keluaran Pengondisi sinyal
B Data Keluaran rangkaian sensor
C Data Kelembapan Yang dibaca sistem
D Data Kelembapan ruangan pada alat ukur
Gambar 4.6 menunjukkan pengujian dari rangkaian sensor kelembapan dalam
mengirimkan data nilai kelembapan udara ke zelio sebagai pusat pengolah data. Data
kelembapan yang dikirimkan ke zelio melalui beberapa proses, yaitu dari pembacaan sensor
HS 1101P kemudian dimasukkan pada rangkaian f to v dan terakhir dilewatkan pada
rangkaian pengondisi sinyal. hasil pengujian ditunjukkan seperti pada tabel 4.6.
Tabel 4.9. Data pengujian rangkaian sensor kelembapan
Data Error data
(%)
Status keluaran Setpoint
Suhu kelembapan
Kelembapan (zelio)
Thermometer Pompa
air Pemanas Ta Tb Ha Hb
79 69 14.5 0 1 34 27 76 63
78 69 13.04 0 1 34 27 76 63
77 69 11.6 0 1 34 27 76 63
76 69 10.14 0 1 34 27 76 63
68 69 1.45 0 0 34 27 76 63
68 69 1.45 0 0 34 27 76 63
Rata-rata 8.7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 65
49
Data pengujian rangkaian sensor kelembapan dalam mengirimkan data nilai
kelembapan ruangan memiliki error data sebesar 8,7%. Error yang terjadi disebabkan oleh
pemasangan kabel penghubung beberapa rangkaian dan penyolderan komponen pada
rangkaian. seperti di tampilkan pada tabel 4.6 data dapat berubah secara drastis menyamai
data alat ukur dan pada suatu waktu data nilai kelembapan berubah menjauhi data alat ukur.
Sehingga error pada rangkaian masih dianggap baik karena masih berada dibawah 10%.
Tabel 4.10. Pengujian rangkaian F to V
F to V Error (%)
Perancangan alat
6.0 7.14 18.35
6.1 7.19 17.87
6.19 7.25 17.2
6.33 7.31 15.48
6.56 7.43 13.25
6.69 7.65 14.36
6.81 7.76 13.86
7.3 8.24 12.1
Rata-rata 15.31
Data pengujian rangkaian f to v seperti ditunjukkan pada tabel 4.7, rangkaian f to v
memiliki nilai error data sebesar 15,31%. Nilai error terjadi disebabkan karena terdapatnya
nilai toleransi pada beberapa komponen, sehingga menimbulkan nilai keluaran f to v tidak
sesuai dengan perancangan.
Tabel 4.11. Pengujian rangkaian pengondisi sinyal
Pengondisi sinyal Error (%)
Perancangan alat
10 10.11 1.1
9.6 9.63 0.31
9 9.07 0.78
8 7.99 0.125
6.3 6.34 0.63
5.2 5.3 1.92
4.3 4.37 1.63
0 0.1 0,99
Rata-rata 0.93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 66
50
Data pengujian rangakain pengondisi sinyal kelembapan memiliki nilai error sebesar
0,99%. Nilai error pada rangkaian disebabkan karena komponen resistor yang digunakan
memiliki nilai toleransi 5%, sehingga nilai error pada rangkaian dianggap masih baik karena
kurang dari nilai toleransi resistor.
Pengujian rangkaian sensor kelembapan seperti ditunjukkan pada gambar 4.6,
menunjukkan penggabungan dari rangkaian sensor kelembapan, rangkaian f to v dan
rangkaian pengondisi sinyal. Sehingga tingkat keberhasilan dalam mengirim data nilai
kelembapan ke zelio juga dipengaruhi oleh rangkaian f to v dan pengondisi sinyal.
Pada saat semua rangkaian digabungkan dan di lakukan pengujian, tegangan
keluaran pada rangakaian pengodisi sinyal berjalan dengan baik tetapi nilai tegangan
keluaran dari rangakaian f to v hanya bergerak diantara nilai 5V sampai 5,21V.
Permasalahan pada rangakaian f to v tersebut tidak mempengaruhi data kelembapan yang
dikirmkan ke zelio smart relay, sehingga data tetap dapat dibaca oleh sistem untuk kemudian
diolah dan digunakan untuk mengendalikan aktuator sebagai keluaran dari sistem.
4.6. Hasil Implementasi Perangkat Lunak
Hasil implementasi perangkat lunak yang dibuat meliputi dua bagian utama, yaitu
perancangan program yang dibuat dalam bentul FBD (Function Block Diagram) dan
perancangan komunikasi port input dan output.
4.6.1. Hasil Implementasi Program
Hasil implementasi program merupakan hasil implementasi dari diagram alir
program utama, yang di fungsikan untuk mengendalikan keluaran sistem yang berupa pompa
air dan pemanas dengan mengolah dan membandingkan data nilai suhu serta kelembapan
pada ruangan kumbung jamur yang dikirimkan oleh sensor dengan data nilai setpoint yang
dimasukkan oleh user seperti ditunjukkan pada gambar 4.7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 67
51
Gambar 4.8 Program secara kesluruhan
4.6.2. Hasil Implementasi Subrutin Nilai Setpoint
Implementasi dari subrutin nilai setpoint diawali dengan membuat / merancang
sistem tombol yang digunakan untuk mengatur masukkan nilai setpoint. Tombol yang
digunakan ada 4 macam yaitu tombol enable, tombol pilih, tombol up dan tombol down
seperti ditunjukkan pada gambar 4.8.
Gambar 4.9. Perangkat Tombol Setpoint
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 68
52
Tombol setpoint yang digunakan seperti ditunjukkan pada gambar 4.8, terdapat satu
tombol yang difungsikan sebagai tombol pengaktif tombol setpoint yang lainnya yaitu
tombol enable. Tombol enable dalam perancangan FBD di hubungkan dengan tombol
setpoint yang lainnya dengan menambahkan Gerbang AND seperti ditunjukkan pada gambar
4.9, sehingga fungsi dari tombol enable sebagai tombol pengaktif tombol setpoint yang lain
dapat diaplikasikan.
Gambar 4.10. Perancangan Tombol enable
Tombol enable sangat penting peranannya karena menjadi tombol pengaktif tombol
setpoint yang lainnya. Sehingga untuk mempermudah pengguna dalam melihat status dari
tombol enable ditambahkan indikator berupa lampu led yang dihubungkan pada port output
zelio (Q3) seperti ditunjukkan pada gambar 4.9.
Gambar 4.11. Indikator tombol enable
Perancangan tombol pilih dilakukan dengan menambahkan fitur Camblock yang
difungsikan untuk mempermudah dalam memilih kondisi atau jenis setpoint yang akan
diatur. Perancangan untuk tombol pilih ditunjukkan seperti pada gambar 4.10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 69
53
Gambar 4.12. Perancangan Tombol Pilih
Seperti ditunjukkan pada gambar 4.10, parameter camblock yang digunakan dibuat
dalam 5 kondisi, kondisi tersebut digunakan untuk memilih pengaturan nilai setpoint.
Kondisi awal untuk kalibrasi, kondisi kedua yaitu memilih setpoint batas atas suhu, kondisi
ke tiga memilih setpoint batas bawah suhu, kondisi ke empat memilih setpoint batas atas
kelembapan dan kondisi ke lima memilih setpoint batas bawah kelembapan.
Pengaturan tombol up dan tombol down digunakan untuk mengatur nilai setpoint
suhu dan kelembapan yang akan digunakan oleh sistem. Perancangan tombol up dan down
dikombinasikan dengan keluaran cam block, sehingga pengaturan nilai setpoint dapat teratur
sesuai pemilihan dari cam block. Perancangan tombol up dan down ditunjukkan seperti pada
gambar 4.11.
Gambar 4.13. Perancangan tombol up dan down
Perancangan tombol up dan down seperti ditunjukkan pada gambar 4.11,
menunjukkan komunikasi antara tombol up dan down dengan keluaran dari cam block
dengan dipasangnya Gerbang AND, yang di maksudkan untuk mengatur nilai dari salah satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 70
54
setpoint yang akan digunakan dalam sistem. Keluaran dari kedua gerbang AND yang di
fungsikan untuk pengaturan nilai setpoint, keduanya dihubungkan ke up/down counter yang
digunakan untuk mengatur besar kecilnya nilai setpoint yang akan digunakan dalam sistem.
4.6.3. Hasil Implementasi Subrutin Batas Atas Suhu
Implementasi untuk subrutin batas atas suhu atau pengaturan nilai setpoint suhu atas
menggunakan bantuan tombol untuk memilih dan memasukkan nilainya. Pada saat tombol
pilih pengaturan untuk batas atas suhu dipilih dan mengatur nilai setpoint yang akan
digunakan dengan tombol up dan down, seperti ditunjukkan pada gambar 4.12.
Gambar 4.14. Pengaturan setpoint Batas atas suhu
Pengaturan setpoint batas atas suhu seperti ditunjukkana pada gambar 4.12,
menunjukkan proses pengaturan nilai setpoint yang akan digunakan. Tombol pilih mengatur
pilihan dengan bantuan camblock, pada saat pengaturan telah dipilih garis/ wairing diagram
akan berubah menjadi warna merah yang menandakan bahwa garis tersebut aktif. Kemudian
data nilai dapat dimasukkan dengan mengatur tombol up dan down.
Lampu indikator setpoint batas atas suhu dibuat seperti ditunjukkan pada gambar
4.13, yang berfungsi untuk mempermudah pengguna dalam mengatur pemilihan setpoint
yang akan digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 71
55
Gambar 4.15. Lampu Indikator setpoint batas atas suhu
4.6.4. Hasil Implementasi Subrutin Batas Bawah Suhu
Implementasi dari subrutin batas bawah suhu ditujukkan seperti pada gambar 4.14.
Pengaturan nilai setpoint batas bawah suhu pada LCD zelio tertera sebagai (Tb), dan pada
camblock pemilihan untuk pengaturan nilai setpoint batas bawah suhu dimasukkan pada
kondisi ke tiga. Pengaturan pemasukkan nilai setpoint menggunakan tombol up dan down
serta memanfaatkan gerbang AND tersendiri sehingga berbeda dengan gerbang AND yang
digunakan untuk mengatur nilai setpoint batas atas suhu.
Gambar 4.16. Pengaturan Setpoint Batas bawah suhu
Dalam proses pengaturan nilai setpoint batas bawah suhu, dipasang sebuah indikator
yang menandakan sistem sedang mengatur nilai setpoint batas bawah suhu. Indikator
tersebut berupa lampu led yang dipasang pada port output, seperti ditunjukkan pada gambar
4.15.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 72
56
Gambar 4.17. Indikator setpoint batas bawah suhu
4.6.5. Hasil Implementasi Subrutin Batas Atas Kelembapan
Implementasi dari subrutin setpoint batas atas kelembapan menggunakan dua buah
gerbang AND tersendiri untuk mengatur nilai setpoint yang akan digunakan, gerbang AND
tersebut berfungsi sebagai tombol up dan down seperti ditunjukkan pada gambar 4.16.
Gambar 4.18. Pengaturan Setpoint Batas atas kelembapan
Pengaturan nilai setpoint batas atas kelembapan pada LCD zelio terbaca sebagai (Ha)
dan terdapat indikator lampu LED sendiri untuk mempermudah pengguna dalam mengatur
atau memasukkan nilai setpoint kelembapan yang akan digunakan seprti ditunjukkan pada
gambar 4.17.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 73
57
Gambar 4.19. Indikator Setpoint Batas atas kelembapan
4.6.6. Hasil Implementasi Subrutin Batas Bawah Kelembapan
Implementasi dari subrutin pengaturan nilai setpoint batas bawah kelembapan
ditunjukkan seperti pada gambar 4.18. Pengaturan nilai setpoint menggunakan bantuan dua
buah Gerbang AND tersendiri yang berfungsi sebagai tombol up dan down untuk mengatur
besar nilai setpoint yang akan digunakan dalam sistem. Pengaturan nilai batas bawah
kelembapan pada LCD terbaca sebagai (Hb) dan memiliki indikator berupa lampu LED yang
berfungsi untuk mempermudah pengguna dalam melihat pengaturan nilai setpoint batas
bawah kelembapan, seperti ditunjukkan pada gambar 4.19.
Gambar 4.20. Pengaturan nilai setpoint batas bawah kelembapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 74
58
Gambar 4.21. Indikator Pengaturan setpoint Batas bawah kelembapan
4.6.7. Hasil Implementasi Subrutin Kontrol
Implementasi dari subrutin kendali / kontrol ditunjukkan seperti pada gambar 4.20.
Gambar 4.22. Implementasi subrutin kendali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 75
59
Impelementasi dari subrutin kendali seperti ditunjukkan pada gambar 4.20, dimulai
dengan membuat tiga kondisi yaitu untuk kondisi atas( hight), kondisi normal dan kondisi
rendah (Low). Kondisi atas (hight) mengindikasikan bahwa data yang masuk berada diatas
/ melebihi nilai data setpoint yang telah dimasukkan, data kondisi atas menggunakan data
nilai batas atas baik suhu maupun kelembapan.
Data kondisi rendah (low) merupakan indikator bahwa data yang masuk ke program
dibaca berada dibawah data nilai setpoint yang telah dimasukkan, data kondisi rendah (low)
menggunakan data nilai batas bawah suhu dan kelembapan. Sedangkan untuk data kondisi
normal merupakan indikasi bahwa data yang masuk berada pada rentang nilai setpoint yang
telah dimasukkan, sehingga data yang masuk tergolongkan aman karena berada pada rentang
batas atas dan batas bawah setpoint. Data kondisi nilai normal pada sistem dibuat dengan
menggunakan bantuan dari fitur comparationt min max untuk pembanding antara data yang
masuk dengan nilai setpoint yang di masukkan.
Data kondisi ini dibuat untuk mengimplementasikan tabel perancangan 3.6. Data
yang telah terpilih kemudian akan dimasukkan ke rangkaian Boolean yang telah di rancang
sesuai dengan perancangan yang telah direncanakan yaitu pada persamaan 3.26 dan 3.27.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 76
60
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pengujian dan pengambilan data pada sistem kendali suhu dan kelembapan
kumbung jamur berbasis zelio smart relay, didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Sistem kendali suhu dan kelembapan pada kumbung jamur telah di implementasikan
dan diuji serta dapat bekerja sesuai dengan perancangan yaitu dapat membaca data
sensor dan data setpoint serta dapat mengolah data sensor dan data setpoint untuk
mengendalikan keluaran sistem.
2. Program kendali sistem dalam bentuk FBD pada zelio smart relay sudah berhasil di
implementasikan dan di uji serta dapat bekerja sesuai dengan perancangan.
3. Pengujian sistem dalam menjaga kodisi suhu dengan rentang suhu antara 0–34°C
telah berhasil dilakukan dengan persentase error sebesar 2,45%.
4. Pengujian rangkaian sensor kelembapan dalam mengirimkan data dengan menjaga
kondisi kelembapan udara 63-76% telah berhasil dilakukan dan memiliki persentase
error sebesar 8,7%. Persentase kesalahan yang besar pada rangkaian sensor
kelembapan disebabkan oleh rangkaian f to v yang memiliki persentase error sebesar
15,31%.
5.2. Saran
Saran-saran dari sistem kendali suhu dan kelembapan pada kumbung jamur ini
selanjutnya adalah :
1. Penambahan piranti kendali tambahan sehingga dapat dilakukan pengendalian dan
monitoring dari jarak jauh.
2. Membuat ranngkaian f to v yang lebih baik sehingga error pada rangkaian sensor
kelembapan dapat di minimalisir.
3. Penambahan data base sehingga dapat menyimpan data.
4. Penelitian dapat dikembangkan untuk mengendalikan jenis-jenis tanaman lainnya.
5. Pengembangan pada kumbung jamur yang lebih besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 77
61
61
DAFTAR PUTAKA
[1]. Susilawati Raharjo, budi.2010. Budidaya jamur Tiram yang Ramah Lingkungan.
Report No 50. STE Final. Palembang. diakses 20 November 2015
[2]. http://ejurna;.its.ac.id/index.php/teknik/article/viewFile/3703/994. diakses 20
Novemver 2015
[3]. -------,---------, Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jamur,http: http://www.
etanihebat. com/2014/01/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-jamur.html, diakses
26 November 2015.
[4]. http://i0.wp.com/www.satujam.com/satujam/wpcontent/uploads/2015/04/ekonom
i.kompasiana.com_.jpg?resize=640%2C457, diakses 8 Januari 2016.
[5]. Ekowati, Nuraeni., 2014, Tinjauan Biologi Jamur Tiram,https://www.google.co.id/
search?q=tinjauan+biologi+jamur+tiram+pdf&espv=2&biw=1680&bih=987&sur
ce=lnms&sa=X&ved=0ahUKEwjBmNjM_LbKAhXHj44KHTmRBSoQ_AUIBS
gA&dpr=1,diakses 25 November 2015
[6]. Pandu, ken., Dewi Syahfitri, Lianda., Pandu Negara, Ken., Rahayu Ningtyas,
Intan., 2015, 2 Komponen Penyusun Ekosistem, http://www.ebiologi.com/2015/
06/ 2-komponen-penyusun-ekosistem-biotik.html, diakses 24 November 2015.
[7]. http://e-belajarelektronika.com/bentuk-dan-karakteristik-sensor-suhu-lm35/
diakses 25 November 2015
[8]. Data sheet sensor kelembapan HS 1101 www.uvm.edu/~cricksat/documents/HS
1101.pdf hs1101, diakses tanggal 21 maret 2016
[9]. https://www.academia.edu/5735430/Sinyal_Keluaran_Operating_Amplifier_Op_
Amp_pada_Inverting_dan_Non_Inverting. diakses 27 November 2015
[10]. IC 555, http://elektronika-dasar.web.id/pembangkit-pulsa-ic-555/, diakses tanggal
21 maret 2016
[11]. Rangkaian Low Pass Filter, http://elektronika-dasar.web.id/filter-aktif-low-pass-
lpf/, diakses tanggal 21 maret 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 78
62
[12]. http://teknikelektronika.com/prinsip-kerja-dc-power-supply-adaptor/ diakses 21
Maret 2016
[13]. http://www.kajianpustaka.com/2012/10/zelio-smart-relay.html diakses 22 Maret
2016
[14]. lte.ftuniskakediri.ac.id/images/praktikum/download_modul/modul%20praktikum
% 20PLC%20(zelio)fix1.pdf modul praktikum plc. diakses 22 Maret 2016
[15]. Pengertian pompa air, http://www.prosesindustri.com/2014/12/pengertian-pompa-
dan-jenis-jenis-pompa.html, diakses 22 maret 2016
[16]. Pemanas dan kompor listrik, http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-dan-
jenis-kompor/, diakses tanggal 22 maret 2016
[17]. http://blog.unnes.ac.id/antosupri/pengertian-push-button-switch-saklar-tombol-
tekan/, diakses tanggal 15 september 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI