Page 1
STUDI KARAKTERISTIK SAMPAH RUMAH TANGGA DI
KECAMATAN MEDAN AREA DAN KECAMATAN MEDAN
POLONIA DI KOTA MEDAN
(TIMBULAN, KARAKTERISTIK, DAN NILAI KALOR)
TUGAS AKHIR
RIA ANNISA DALIMUNTHE
12 0407 004
DOSEN PEMBIMBING
Dr. Ir. AHMAD PERWIRA MULIA , M. Sc
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018
Universitas Sumatera Utara
Page 2
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Akhir ini dengan judul:
STUDI KARAKTERISTIK SAMPAH RUMAH
TANGGA DI KECAMATAN MEDAN AREA DAN
KECAMATAN MEDAN POLONIA DI KOTA
MEDAN
(TIMBULAN, KOMPOSISI, KARAKTERISTIK DAN NILAI KALOR) Dibuat untuk melengkapi persyaratan menjadi Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik
Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Tugas Akhir ini telah diujikan pada Sidang
Tugas Akhir pada 7 Februari 2018 dan dinyatakan telah menjadi syarat/sah sebagai Tugas Akhir
pada Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Medan, 2018
Dosen Pembimbing I
Dr. Ir. Ahmad Perwira Mulia , M.Sc
NIP.
Dosen Penguji I Dosen Penguji II
Isra’ Suryati, S.T., M.Si Lies Setyowati S.T., M.T
NIP. 19790622201404 2 001 19660329 199202 2 001
Mengetahui Program Studi/Pelaksana Menyetujui
Koordinator Tugas Akhir
Ir. Netti Herlina., M.T Isra’ Suryati, S.T., M.Si
NIP. 19680425 199903 2 003 NIP. 19790622201402 2 001
Universitas Sumatera Utara
Page 3
i
ABSTRAK
Sampah merupakan salah satu permasalahan yang krusial di Kota Medan. Berdasarkan BPS (Badan Pusat
Statistik) Kota Medan (2016) dengan jumlah penduduk 2.210.624 jiwa menghasilkan timbulan sampah
1.974,74 ton sampah per hari. Salah satu sumber sampah yang paling besar adalah pemukiman. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengukur timbulan, komposisi, dan karakteristik fisika sampah rumah
tangga, serta menghitung nilai kalor sampah rumah tangga di Kecamatan Medan Polonia dan Kecamatan
Medan Area. Metode pengukuran dan sampling sampah menggunakan SNI 19-3964-1994. Hasil
penelitian menunjukkan timbulan rata-rata di Kecamatan Medan Area adalah 0,26 kg/org/hari atau 1,08
l/org/hari, dan di Kecamatan Medan Polonia adalah 0,25 kg/org/hari atau 1,51 l/org/hari. Komposisi
sampah di Kecamatan Medan Area terdiri dari sampah organik 59,28%, plastik 16,12%, kertas 8,71%,
LWTR 2,93%, dan lain-lain 11,17%. Komposisi sampah di Kecamatan Medan Polonia terdiri dari
sampah organik 69,89%, plastik 12,47%, kertas 7,43%, LWTR 2,45%, dan lain-lain 5,58%. Karakteristik
fisika sampah di Kecamatan Medan Area terdiri dari densitas 0,24 kg/liter, kadar air 16,6%, kadar volatil
83,5%, kadar abu 12,3%, serta fixed carbon 0,225%. Kecamatan Medan Polonia terdiri dari densitas 0,17
kg/liter, kadar air 26,70%, kadar volatil 87,7%, kadar abu 16,5%, serta fixed carbon 0,4%. Rata-rata nilai
kalor sampah rumah tangga di Kecamatan Medan Area adalah 3940,96 Kkal/kg, dan di Kecamatan
Medan Polonia adalah 3926,04 Kkal/kg. Sampah di Kecamatan Medan Area dan Medan Polonia
berpotensi untuk dilakukan pengolahan secara termal, pengomposan, dan daur ulang.
Kata kunci : Karakteristik, Kalor, Komposisi, Sampah, Timbulan
Universitas Sumatera Utara
Page 4
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan
rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Studi
Karakteristik Sampah Rumah Tangga Di Kecamatan Medan Area Dan
Kecamatan Medan Polonia Di Kota Medan (Timbulan, Karakteristik, Dan Nilai
Kalor)” sebagai persyaratan kelulusan sarjana pada Program Studi Teknik Lingkungan
Universitas Sumatera Utara.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak
yang telah membantu serta memberikan dukungan dari awal sampai akhir proses
pelaksanaan dan Penyusunan Tugas Akhir ini, khusunya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Ahmad Perwira Mulia, M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, ilmu, masukan, dukungan, waktu dan bantuan kepada
penulis dalam mengerjakan Tugas Akhir ini
2. Ibu Isra’ Suryati S.T., M.Si., selaku dosen penguji I, atas saran dan masukan yang
diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
3. Ibu Lies Setyowati M.T., selaku dosen penguji II, atas saran dan masukan yang
diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. Ibu Ir. Netti Herlina, M.T., selaku ketua Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas
Teknik, Universitas Sumatera Utara
5. Bapak Dr. Amir Husin, S.T., M.T., selaku Sekertaris Jurusan Program Studi Teknik
Lingkungan USU
6. Bapak Hafizhul Khair AM ST., M.T., yang telah memberikan bimbingan dan
masukan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini
7. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan baik materil maupun
spiritual
8. Bapak Zainal selaku staf Dinas Kebersihan Kota Medan yang telah membantu dalam
pengumpulan data sekunder tentang pengelolaan sampah
9. Seluruh dosen Program Studi Teknik Lingkungan USU atas ilmu yang sudah
diberikan.
Universitas Sumatera Utara
Page 5
iii
10. Kak Yani Simamora S.H., ibu Gesti dan Ibu Julian Pono selaku staf Tata Usaha
Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Sumatera Utara yang telah
membantu dalam administrasi keperluan Tugas Akhir ini
11. Cut Nindita P., Hazra Ristia S.T., Addurrun Nafisa L. Hsb. S.T., Dyah Wulandari
S.T., Nur Afifah Rtg. S.T., EvaTiorillys M. Rtg. S.T., Gia Karina P. S.T., Nurul
Mawaddah S.T., Nidya Yuliani P. S.T., Chandra Iramawati S.T. dan Almaidah
Harahap A.md. yang telah memberi dukungan, semangat dan membantu dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini
12. Andika Tri H. S.T., Arif I’tisham, Andre, Nasri, Rawi, Robby, Agustina, Febrian,
Saleha, Rima, Ita dan Asrul yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian di
lapangan
13. Refrina Olivia Silaen S.T., dan Rekan-rekan seperjuangan angkatan 2012 TL USU
yang telah memberikan semangat dalam pengerjaan Tugas Akhir ini.
14. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan FT USU.
15. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu per satu yang turut
membantu penyelesaian Tugas Akhir ini.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati, peneliti berharap semoga Tugas Akhir ini
dapat bermanfaat dan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan balasan atas
kebaikan-kebaikan yang telah diberikan kepada peneliti. Peneliti menyadari bahwa
dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
peneliti mengharapkan saran dan kritikan yang membangun dari pembaca untuk
perbaikan-perbaikan di masa yang akan datang.
Medan, Januari 2018
Penulis
Universitas Sumatera Utara
Page 6
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... viii
DAFTAR PERSAMAAN ................................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. I-1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... I-1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. I-4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................... I-4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................. I-4
1.5 Ruang Lingkup .................................................................................................. I-5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ II-1
2.1 Sampah dan Jenisnya ...................................................................................... II-1
2.1.1 Pengertian Sampah ................................................................................ II-1
2.1.2 Jenis-Jenis Sampah ................................................................................ II-1
2.2 Timbulan Sampah ............................................................................................ II-3
2.2.1 Laju Timbulan Sampah ......................................................................... II-3
2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timbulan Sampah ........................ II-4
2.3 Komposisi Sampah .......................................................................................... II-4
2.4 Karakteristik Sampah ....................................................................................... II-5
2.4.1 Jenis Analisa Karakteristik Sampah ...................................................... II-5
2.5 Metode Pengukuran ......................................................................................... II-8
2.6 Pengelolaan Sampah ...................................................................................... II-10
2.7 Pengolahan Sampah ....................................................................................... II-11
2.8 Gambaran Umum Wilayah Studi ................................................................... II-13
Universitas Sumatera Utara
Page 7
v
2.8.1 Kecamatan Medan Area ......................................................................... II-14
2.8.2 Kecamatan Medan Polonia .................................................................... II-16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... III-1
3.1 Metodologi Penelitian ............................................................................................ III-1
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................................. III-2
3.2.1 Lokasi Penelitian ......................................................................................... III-2
3.2.2 Peta Lokasi Penelitian .................................................................................. III-2
3.2.3 Waktu Penelitian .......................................................................................... III-6
3.3 Populasi dan Sampel .............................................................................................. III-6
3.4 Jenis Data ............................................................................................................... III-8
3.4.1 Data Sekunder .............................................................................................. III-8
3.4.2 Data Primer .................................................................................................. III-8
3.5 Teknik Pengolahan dan Analisa Data .................................................................. III-12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... IV-1
4.1 Timbulan Sampah .................................................................................................. IV-1
4.1.1 Timbulan Sampah Di Kecamatan Medan Area ........................................... IV-1
4.1.2 Timbulan Sampah Di Kecamatan Medan Polonia ....................................... IV-2
4.2 Komposisi Sampah Rumah Tangga ....................................................................... IV-4
4.2.1 Komposisi Sampah Rumah Tangga Di Kecamatan Medan Area ................ IV-4
4.2.2 Komposisi Sampah Rumah Tangga Di Kecamatan Medan Polonia ........... IV-8
4.3 Karakteristik Dan Nilai Kalor Sampah Rumah Tangga ...................................... IV-11
4.3.1 Densitas ...................................................................................................... IV-11
4.3.2 Kadar Air .................................................................................................. IV-12
4.3.3 Kadar Volatil ............................................................................................. IV-13
4.3.4 Kadar Abu .................................................................................................. IV-13
4.3.5Fixed Carbon (Karbon Tetap) .................................................................... IV-14
4.3.6 Nilai Kalor ................................................................................................. IV-15
Universitas Sumatera Utara
Page 8
vi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... V-1
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................. V-1
5.2 Saran ....................................................................................................................... V-2
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
Page 9
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jumlah Contoh Jiwa Dan Kepala Keluarga (KK) ......................................... II-9
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Per Kecamatan Kawasan Wilayah I Kota Medan ......... II-14
Tabel 2.3 Seksi Operasional Becak Pengangkut Sampah Dan Penyapuan Jalan ....... II-15
Tabel 2.4 ritasi pengangkutan sampah di Kecamatan Medan Area ............................ II-15
Tabel 2.5 Seksi Operasional Becak Pengangkut Sampah Dan Penyapuan Jalan ....... II-16
Tabel 2.6 ritasi pengangkutan sampah di Kecamatan Medan Area ............................ II-17
Tabel 3.1 Sebaran Titik Pengambilan Sampah ............................................................ III-7
Tabel 3.2 Sebaran Titik Pengambilan Sampah di Kecamatan Medan Area ................ III-7
Tabel 3.3 Sebaran Titik Pengambilan Sampah di Kecamatan Medan Polonia ........... III-8
Tabel 4.1 Timbulan Sampah Rumah Tangga .............................................................. IV-1
Tabel 4.2 Timbulan Sampah Rumah Tangga .............................................................. IV-3
Tabel 4.3 Komposisi Sampah Di Kecamatan Medan Area ......................................... IV-7
Tabel 4.4 Komposisi Sampah Di Kecamatan Medan Polonia ................................... IV-10
Tabel 4.5 Densitas Sampah Rumah Tangga .............................................................. IV-11
Tabel 4.6 Kadar Air Sampah Rumah Tangga ............................................................ IV-12
Tabel 4.7 Kadar Volatil Sampah Rumah Tangga ...................................................... IV-13
Tabel 4.8 Kadar Abu Sampah Rumah Tangga .......................................................... IV-14
Tabel 4.9 Kadar Fixed Carbon Sampah Rumah Tangga ........................................... IV-14
Tabel 4.10 Nilai Kalor Sampah Rumah Tangga ........................................................ IV-15
Universitas Sumatera Utara
Page 10
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Posisi Bahan Pada Temperatur Pembakaran ............................................. II-6
Gambar 2.2 Tahapan Sistem Pengelolaan Sampah .................................................... II-11
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian Yang Akan Dilaksanakan ......................................... III-1
Gambar 3.2 Peta Kota Medan ...................................................................................... III-3
Gambar 3.3 Peta Kecamatan Medan Area ................................................................... III-4
Gambar 3.4 Peta Kecamatan Medan Polonia .............................................................. III-5
Gambar 3.5 Pengambilan Dan Pengukuran Contoh Timbulan Dan Komposisi Sampah
Perkotaan ................................................................................................ III-9
Gambar 3.6 Pengujian Kadar Air Sampah ................................................................. III-10
Gambar 3.7 Pengujian Kadar Volatil Sampah ........................................................... III-11
Gambar 3.8 Pengujian Kadar Karbon Tetap Sampah ................................................ III-12
Gambar 4.1 Komposisi Sampah High Income (HI) ..................................................... IV-4
Gambar 4.2 Komposisi Sampah Middle Income (MI) ................................................. IV-5
Gambar 4.3 Komposisi Sampah Low Income (LI) ...................................................... IV-6
Gambar 4.4 Komposisi Sampah High Income (HI) ..................................................... IV-8
Gambar 4.5 Komposisi Sampah Middle Income (MI) ................................................. IV-9
Gambar 4.6 Komposisi Sampah Low Income (LI) ...................................................... IV-9
Universitas Sumatera Utara
Page 11
ix
DAFTAR PERSAMAAN
Persamaan 2.1 Persamaan Menghitung % (Persen) Kadar Air .................................... II-6
Persamaan 2.2 Persamaan Menghitung % (Persen) Berat Basah ................................. II-6
Persamaan 2.3 Persamaan Menghitung % (Persen) Volatil ......................................... II-7
Persamaan 2.4 Persamaan Menghitung % (Persen) Berat Kering ................................ II-7
Persamaan 2.5 Persamaan Menghitung Kadar Abu 900o ............................................. II-7
Persamaan 2.6 Persamaan Menghitung Loss-Of-Ignition(Loi) .................................... II-7
Persamaan 2.7 Persamaan Menghitung Jumlah Contoh Jiwa ...................................... II-8
Persamaan 2.8 Persamaan Menghitung Jumlah Contoh Kepala Keluarga (KK) ........ II-9
Persamaan 2.9 Persamaan Menghitung Jumlah Contoh Timbulan Non Perumahan ... II-9
Persamaan 3.1 Persamaan Menghitung Jumlah Contoh Jiwa Wilayah Medan I ......... III-6
Persamaan 3.2 Persamaan Menghitung Jumlah Contoh Kk Wilayah Medan I ........... III-6
Persamaan 3.3 Persamaan Menghitung Berat Sampah .............................................. III-12
Persamaan 3.4 Persamaan Menghitung Berat Sampah Rata- Rata ............................ III-12
Persamaan 3.5 Persamaan Menghitung Volume Sampah ......................................... III-13
Persamaan 3.6 Persamaan Menghitung Volume Sampah Rata- Rata ....................... III-13
Persamaan 3.7 Persamaan Menghitung %(Persen) Berat Sampah Per Komposisi
(Untuk Sisa Makanan Dan Daun-Daunan) ...................................... III-13
Persamaan 3.8 Persamaan Menghitung % Berat Sampah Per Komponen Kertas ..... III-13
Persamaan 3.9 Persamaan Menghitung Berat Sampah Per Komponen Yang Akan
Dikirim Ke Laboratorium ................................................................ III-14
Persamaan 3.10 Persamaan Menghitung % (Persen) Kadar Air ............................... III-14
Persamaan 3.11 Persamaan Menghitung % (Persen) Kadar Volatil .......................... III-14
Persamaan 3.12 Persamaan Menghitung % (Persen) Kadar Abu .............................. III-14
Persamaan 3.13 Persamaan Menghitung % (Persen) Kadar Abu 900oC ................... III-14
Persamaan 3.14 Persamaan Menghitung Nilai Kalor Dengan Menggunakan
Proximate Analysis .......................................................................... III-15
Universitas Sumatera Utara
Page 12
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : SNI 19-3964-1994. Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh
Timbulan dan Komposisi Sampah perkotaan
Lampiran II : Lembar Asistensi Tugas Akhir
Lampiran III : Kuesioner
Lampiran IV : Surat Izin Penelitian
Lampiran V : Data Sekunder
Lampiran VI : Data Primer
Lampiran VII : Foto Dokumentasi
Universitas Sumatera Utara
Page 13
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Kota Medan merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia, dengan jumlah
penduduk 2.210.624 jiwa. Jumlah penduduk sangat berpengaruh pada timbulan sampah
yang dihasilkan, yaitu semakin tinggi jumlah penduduk, maka semakin tinggi jumlah
sampah yang dihasilkan. Dengan jumlah penduduk tersebut, kota Medan menghasilkan
1.974,74 ton sampah per hari (BPS Kota Medan,2016).
Sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia. Sumber sampah yang paling
banyak berasal dari rumah tangga. Ketidakpedulian masyarakat terhadap pengelolaan
persampahan dapat dilihat dari kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan,
tidak melakukan pemilahan sesuai jenis sampah, dan lain- lain. Selain itu pengelolaan
sampah Kota Medan masih menganut pola ‘kumpul- angkut-buang’ yaitu, sampah
dikumpulkan dan diangkut oleh petugas, sebagian sampah langsung diangkut ke TPA
atau disimpan di TPS (Tempat Pembuangan Sementara) sebelum diangkut ke TPA. Di
TPA sampah dibuang secara open dumping.
Berdasarkan Undang – Undang nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah,
pengertian pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penangan sampah. pengurangan
sampah meliputi kegiatan pembatasan sampah, pendauran ulang sampah, dan
pemanfaatan kembali sampah. Sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi
pemilahan sampah, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan tempat pemrosesan
akhir sampah.
Komposisi sampah paling tinggi yang terdapat di pengungsian Suriah, Jordan adalah
sampah organik yaitu 53% dari total keseluruhan sampah, sementara plastik 12,85%,
tekstil 10,22%, serta kertas dan kardus 9% ( Saidan, 2016). Penelitian di Muscat, Oman
menunjukkan bahwa sampah di TPA terdiri dari senyawa organik biodegrable sebesar
43%. Komponen limbah yang dihasilkan adalah plastik (24%), karton (14%), dan sisa
makanan (8%). Penelitian ini merekomendasikan program “limbah menjadi energi”
karena kandungan energi tinggi yaitu >15.000 kj/kg (Baawaain, et al, 2017).
Universitas Sumatera Utara
Page 14
I-2
Timbulan sampah domestik rata-rata per hari yang dihasilkan di Kecamatan Tampan
Kota Pekanbaru, sebanyak 1,45 l/org/hr (volume) atau 0,19 kg/org/hr (berat).
Komposisi sampah dominan adalah organik sebesar 93,60% dan anorganik 6,40%.
Untuk karakteristik fisik, berat jenis sampah domestik adalah 0,31 kg/l dengan faktor
pemadatan 0,97. Karakteristik kimia, kadar air 31,37%, kadar volatil 55,62% dan kadar
abu 11,35% (Jaspi, 2015).
Berdasarkan pendapatan, penduduk yang berpendapatan tinggi (High Income/HI)
timbulan sampahnya lebih tinggi dibandingkan dengan yang berpendapatan sedang
(Medium Income/MI) dan berpendapatan rendah (Low Income/LI). Komposisi sampah
dominan adalah organik sebesar 92%. Untuk karakteristik fisik, berat jenis sampah
domestik adalah 0,14 kg/l dan faktor pemadatan 1,15. Karakteristik kimia, kadar air
39%, kadar volatil 52% dan kadar abu 9%. Pengolahan dengan cara komposting,
pembakaran tingkat tinggi (insinerasi), dan proses daur ulang sampah plastik dan kertas,
efektif dilakukan di Kota Bukittinggi (Ruslinda, 2012).
Meningkatnya jumlah sampah di Oman karena meningkatnya kepadatan penduduk, pola
konsumsi, gaya hidup, perkembangan ekonomi, dan lainnya. Sisa makanan (tercampur),
kertas dan kardus, dan sampah plastik merupakan sampah dominan. Persentasi limbah
organik lebih tinggi dibandingkan sampah anorganik. Sampah organik dapat digunakan
secara efektif sebagai pupuk kompos, sedangkan daur ulang dan energy recovery
merupakan pilihan yang tepat untuk pengolahan sampah anorganik (Palanivel and
Sulaiman, 2014).
Kota Medan terbagi dalam dua Kawasan Wilayah yaitu kawasan wilayah Medan I dan
kawasan wilayah medan II. Pembagian wilayah pelayanan ini berdasarkan Surat
Keputusan Walikota Medan untuk mempermudah pengawasan. Kawasan Wilayah
Medan I terdiri dari 10 kecamatan, yaitu Kecamatan Medan Kota, Kecamatan Medan
Area, Kecamatan Medan Polonia, Kecamatan Medan Maimoon, Kecamatan Medan
Johor, Kecamatan Medan Amplas, Kecamatan Medan Denai, Kecamatan Medan Timur,
Kecamatan Medan Perjuangan, dan Kecamatan Medan Tembung.
Universitas Sumatera Utara
Page 15
I-3
Tingkat dan daerah pelayanan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Kota Medan masih terbatas sekitar 80% dan masih difokuskan pada sumber sampah
yang ada disekitar kawasan jalan utama, sementara sumber sampah dari sebagian
kegiatan komersil lainnya dan rumah tangga belum terlayani secara maksimal. Kondisi
sarana dan prasarana yang dimiliki saat ini masih kurang, terutama perwadahan sampah
yang belum merata dimiliki oleh masyarakat (Pemerintah Kota Medan, 2013).
Kecamatan Medan Area memiliki kepadatan penduduk 17.933 jiwa/km2. Tingkat
Pelayanan persampahan sekitar 80%. Kondisi sarana dan prasarana yang ada masih
kurang, seperti TPS (Tempat Pembuangan Sementara) hanya ada 1 dan untuk
pengangkutan sampah hanya dilakukan di sekitar kawasan jalan utama. Sedangkan di
Kecamatan Medan Polonia memiliki kepadatan penduduk 6.210 jiwa/km2. Tingkat
pelayanan 80%. pengangkutan sampah hanya dilakukan di sekitar kawasan jalan utama.
Kecamatan Medan Area dan Medan Polonia belum mempunyai sistem pengelolaan
sampah yang baik.
Oleh karena itu perlu dilakukan perencanaan sistem pengelolaan sampah terpadu yang
akan dimulai dengan melakukan kajian timbulan dan komposisi sampah yang ada di
Kecamatan Medan Polonia dan Medan Area. Peneliti memilih Kecamatan tersebut
untuk mengetahui timbulan, karakteristik dan nilai kalor sampah yang dihasilkan di
kecamatan ini. Karena belum pernah dilakukan penelitian tentang studi timbulan dan
karakteristik sampah di kecamatan tersebut. Sampel yang diambil adalah sampel rumah
tangga. Survey timbulan sampah dari contoh rumah tangga dianggap sudah cukup
memadai karena timbulan sampah dari sebuah kota sebagian besar berasal dari rumah
tangga. Penelitian ini dapat memberikan saran pengolahan sampah yang sesuai untuk
Kecamatan Medan Polonia dan Kecamatan Medan Area.
Universitas Sumatera Utara
Page 16
I-4
1. 2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana timbulan dan komposisi sampah rumah tangga yang dihasilkan di
Kecamatan Medan Area dan Kecamatan Medan Polonia?
2. Bagaimana karakteristik sampah rumah tangga yang dihasilkan di Kecamatan
Medan Area dan Kecamatan Medan Polonia?
3. Berapa nilai kalor sampah rumah tangga di Kecamatan Kecamatan Medan Area dan
Kecamatan Medan Polonia?
1. 3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengukur timbulan sampah rumah tangga di Kecamatan Medan Polonia dan
Kecamatan Medan Area.
2. Mengukur karakteristik sampah rumah tangga di Kecamatan Medan Polonia dan
Kecamatan Medan Area.
3. Menghitung nilai kalor sampah rumah tangga di Kecamatan Medan Polonia dan
Kecamatan Medan Area.
1. 4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
Bagi Peneliti :
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai timbulan,
karakteristik, dan nilai kalor sampah di Kecamatan Medan Polonia dan Kecamatan
Medan Area.
Bagi Pemerintah :
Penelitian ini dapat menjadi masukan dalam pemilihan alternatif pengolahan
sampah di Kecamatan Medan Area dan Medan Polonia.
Penelitian ini dapat menjadi masukan dalam pembuatan kebijakan terkait
pengelolaan sampah di Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
Page 17
I-5
1. 5 Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah:
1. Penelitian dilakukan di Kecamatan Medan Polonia dan Medan Area, Kawasan
Wilayah Medan I.
2. Sampel yang diambil adalah sampah rumah tangga. Pengambilan sampel
dilapangan dilaksanakan berdasarkan metode pengambilan dan pengukuran contoh
timbulan dan komposisi sampah perkotaan (BSN,1995).
3. Sampel ditentukan secara acak proporsional berdasarkan tingkatan/ strata dalam
masyarakat (stratified proportional random sample), yang tersebar di tingkat
wilayah studi. Distribusi sampel didasarkan atas jumlah penduduk.
4. Penelitian dilakukan selama 16 (enam belas) hari dengan pembagian 8 (delapan)
hari di Kecamatan Medan Polonia dan 8 (delapan) hari selanjutnya di Kecamatan
Medan Area.
5. Jumlah sampel yang akan diukur adalah 29 (dua puluh sembilan) KK (Kepala
Keluarga) di Kecamatan Medan Polonia dengan proporsi HI (High In come)
sebanyak 7 (tujuh) KK, MI (Middle Income) sebanyak 9 (sembilan) KK, dan LI
(Low Income) sebanyak 13 KK. Kecamatan Medan Area diambil sampel sebanyak
48 (empat puluh delapan) KK (Kepala Keluarga) dengan proporsi HI (High
Income) sebanyak 12 (dua belas) KK, MI (Middle Income) sebanyak 14 (empat
belas) KK, dan LI (Low Income) sebanyak 22 (dua puluh dua) KK.
6. Penelitian yang akan dilaksanakan adalah pengukuran timbulan sampah (berat dan
volume), komposisi sampah, karakteristik fisika (densitas, kadar air, kadar volatil,
fixed carbon, abu, dan nilai kalor).
7. Uji laboratorium yang digunakan adalah proximate analysis, meliputi kadar air,
kadar volatil, fixed carbon, dan abu.
8. Analisa kalor dihitung menggunakan persamaan Vesilind, dkk (2002) dengan data
dari hasil pengujian laboratorium proximate analysis.
Universitas Sumatera Utara
Page 18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Sampah Dan Jenisnya
2.1.1. Pengertian Sampah
Limbah padat merupakan salah satu bentuk limbah yang terdapat di lingkungan, biasanya
disebut sampah. Bentuk, jenis, dan komposisi limbah padat sangat dipengaruhi oleh tingkat
budaya masyarakat dan kondisi alam (Murtadho dan Sa’id,1988).
Berdasarkan Undang- Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah,
pengertian sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/ atau proses alam yang
berbentuk padat. Sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-
hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesfik. Sampah sejenis rumah
tangga adalah sampah yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan
khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/ atau fasilitas lainnya.
Menurut Darmasetiawan (2004), sampah merupakan produk samping dari aktivitas manusia
sehari-hari, yang apabila tidak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan tumpukan
sampah yang semakin banyak.
2.1.2. Jenis-Jenis Sampah
Sampah berdasarkan sumbernya dapat dikelompokkan atas sampah domestik dan sampah
non domestik. Sampah domestik merupakan sampah yang dihasilkan dari kegiatan atau
lingkungan rumah tangga sedangkan sampah non domestik merupakan sampah yang berasal
dari sampah komersial, industri, institusi, bangunan, dan sampah petanian (Tchobanoglous
dalam Sari, 2015).
Pembagian jenis limbah padat menurut Murtadho dan Sa’id (1988) pada setiap negara
berbeda-beda, tergantung dari kondisi, jenis, bentuk, dan komposisi limbah. Pembagian
jenis limbah padat menurut istilah teknis dapat dibagi menjadi enam (6) kelompok, yaitu:
a. Sampah organik mudah busuk (garbage), yaitu limbah padat yang berupa bahanbahan
organik yang berasal dari sektor pertanian dan makanan. Limbah ini memiliki ciri
Universitas Sumatera Utara
Page 19
II-2
mudah terurai oleh mikroorganisme dan mudah membusuk, karena rantai kimia yang
relative pendek. Contohnya sisa makanan, sampah sayuran dan kulit buah-buahan.
b. Sampah organik tak membusuk (rubbish), yaitu limbah padat organik yang cukup
kering yang sulit terurai oleh mikroorganisme. Hal ini disebabkan karena memiliki
rantai kimia yang panjang dan kompleks. Contohnya adalah selulosa, kertas, plastik,
dan kaca.
c. Sampah abu (ashes), limbah padat yang berupa abu-abuan. Sampah ini mudah terbawa
angin karena ringan, tetapi tidak membusuk. Contohnya abu sisa pembakaran.
d. Sampah bangkai binatang (dead animal), yaitu semua limbah yang berupa bangkai
binatang, seperti tikus, ikan, anjing, dan binatang ternak yang menjadi bangkai.
e. Sampah sapuan jalan (street sweeping), yaitu limbah padat hasil sapuan jalanan, yang
berisi berbagai sampah yang tersebar di jalanan, seperti dedaunan, kertas dan plastik.
f. Sampah industri (industrial waste), yaitu semua limbah yang berasal dari buangan
industri. Semakin banyak industri yang berdiri semakin besar dan beragam limbahnya.
Di negara industri, jenis limbah padat (termasuk sampah) dikelompokkan berdasarkan
sumbernya (Tchobanoglous dalam Damanhuri dan Padmi, 2016), yaitu:
a. Pemukiman, biasanya berupa rumah atau apartemen. Jenis sampah yang ditimbulkan
antara lain sisa makanan, kertas, kardus, plastik, tekstil, kulit, sampah kebun, kayu,
kaca, logam, barang bekas rumah tangga, dan termasuk sampah berbahaya.
b. Daerah komersial, meliputi pertokoan, rumah makan, pasar, hotel, perkantoran, dan
lain- lain. Jenis sampah yang dihasilkan sejenis sampah dari pemukiman
c. Institusi, seperti sekolah, rumah sakit, penjara, pusat pemerintahan, dan lain-lain.
Sampah yang dihasilkan sejenis sampah pada daerah komersial.
d. Puing bangunan, meliputi pembuatan konstruksi, perbaikan jalan, dan lain-lain. Jenis
sampah yang ditimbulkan antara lain kayu, baja, beton, batu, dan lain-lain. Dalam
peraturan di Indonesia, puing bangunan dikelompokkan sebagai sampah spesifik. Di
Indonesia sampah ini belum dianggap sebagai sampah yang perlu penanganan dari
pengelola kota.
e. Fasilitas umum, seperti penyapuan jalan, taman, pantai, tempat rekreasi, dan lainlain.
Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain sampah kering (rubbish), sampah taman,
ranting, daun, dan debu.
Universitas Sumatera Utara
Page 20
II-3
f. Pengolah limbah domestik, seperti instalasi pengolahan air minum, instalasi pengolahan
air buangan, dan incinerator. Jenis sampah yang dihasilkan antara lain lumpur hasil
pengolahan, debu, dan sebagainya.
g. Kawasan industri, jenis sampah yang dihasilkan antara lain sisa proses produksi,
buangan non industri, dan sebagainya
h. Pertanian, jenis sampah yang dihasilkan antara lain daun-daun, sisa bagian tanaman
yang tidak terpakai.
2. 2 Timbulan Sampah
Timbulan sampah yang dihasilkan dari suatu kota pada dasarnya ditentukan oleh seluruh
aktifitas masyarakat di kota tersebut. Meliputi kegiatan perdagangan, perumahan,
perkantoran, perindustrian, pertanian, dan lain- lain (Darmasetiawan, 2004).
2.2.1 Laju Timbulan Sampah
Laju timbulan sampah merupakan banyaknya sampah yang dihasilkan setiap orang per
hari dalam satuan volume (lt/ orang/ hari) maupun satuan berat (kg/ orang/ hari). Istilah
lain laju timbulan sampah adalah laju generasi sampah (waste generation rate).
Timbulan sampah secara nyata diperoleh dari hasil pengukuran langsung di lapangan
dari berbagai sumber (Darmasetiawan, 2004). Pada kenyataannya laju timbulan sampah
berubah-ubah, sehingga persentasi data yang dihasilkan kurang efektif (Peavy, dkk,
1985).
Berdasarkan SNI 19-3983-1995 tentang spesifikasi timbulan sampah untuk kota kecil
dan kota sedang di Indonesia, besaran timbulan sampah berdasarkan klasifikasi kota
adalah:
Kota sedang : 2,75 – 3,25 l/orang/hari atau 0,70 – 0,80 kg/orang/hari
Kota kecil : 2,5 – 2,75 l/orang/hari atau 0,625 – 0,70 kg/orang/hari
Timbulan sampah dari sebuah kota sebagian besar berasal dari rumah tangga, sehingga
survey timbulan sampah dari contoh pemukiman dianggap sudah cukup memadai.
Timbulan sampah tersebut dapat dianggap sudah meliputi sampah yang ditimbulkan oleh
setiap orang dalam berbagai kegiatan dan berbagai lokasi (Damanhuri dan Padmi, 2016)
Universitas Sumatera Utara
Page 21
II-4
2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Timbulan Sampah
Faktor yang mempengaruhi jumlah timbulan sampah adalah kondisi geografi, musim,
frekuensi pengumpulan, sampah dapur, ciri-ciri populasi, tingkat daur ulang, sikap
masyarakat, dan perundang-undangan (Peavy, dkk. 1985).
Menurut Damanhuri(2016), perbedaan timbulan sampah disebabkan oleh:
1) Jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhannya.
2) Makin tinggi tingkat hidup maka makin besar timbulan sampahnya.
3) Musim buah-buahan akan menghasilkan sampah yang lebih banyak.
4) Cara hidup dan mobilitas penduduk.
5) Cara penanganan makanannya.
2. 3 Komposisi Sampah
Komposisi sampah dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan
pilihan pengolahan sampah khususnya daur ulang dan pembuatan kompos serta
kemungkinan penggunaan gas landfill sebagai energi alternatif (Darmasetiawan, 2004).
Satuan yang biasa digunakan adalah %volume-basah (Damanhuri dan Padmi, 2016).
Pengelompokan komposisi sampah di Indonesia yang didasarkan pada SNI 19-3964-
1995 dibagi menjadi 9 (sembilan) jenis, yaitu : sisa makanan, kertas- karton, kayu, karet-
kulit, plastik, kain- tekstil, logam besi- non besi, kaca, dan lain-lain (misalnya tanah,
pasir, batu, keramik).
Menurut Damanhuri dan Padmi (2016), komposisi sampah dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu:
a. Cuaca: di daerah yang kandungan airnya tinggi, kelembaban sampah juga akan cukup
tinggi
b. Frekuensi pengumpulan: semakin sering sampah dikumpulkan maka semakin tinggi
tumpukan sampah terbentuk. Tetapi sampah organik akan berkurang karena
membusuk, dan yang akan terus bertambah adalah kertas dan sampah kering lainnya
yang sulit terdegradasi
c. Musim: jenis sampah akan ditentukan oleh musim buah-buahan yang sedang
berlangsung
Universitas Sumatera Utara
Page 22
II-5
d. Tingkat sosial ekonomi: daerah ekonomi tinggi pada umumnya menghasilkan sampah
yang terdiri atas bahan kaleng, kertas, dan sebagainya
e. Pendapatan perkapita: masyarakat dari tingkat ekonomi rendah akan menghasilkan total
sampah yang lebih sedikit dan homogen dibandingkan tingkat ekonomi lebih tinggi
f. Kemasan produk: kemasan produk bahan kebutuhan sehari-hari juga akan
mempengaruhi. Negara maju cenderung tambah banyak yang menggunakan kertas
sebagai pengemasan, sedangkan Negara berkembang seperti Indonesia banyak
mengggunakan plastik sebagai pengemas.
2. 4 Karakteristik Sampah
Data karakteristik kimia sampah dapat diketahui dengan cara analisa di laboratorium. Data
ini berkaitan dengan komposisi fisik sampah, apabila komposisi organiknya tinggi maka
kandungan airnya tinggi, nilai kalornya rendah, kadar abunya rendah, dan berat jenisnya
tinggi (Darmasetiwan, 2004).
Informasi karakteristik sampah dibutuhkan untuk memperkirakan penanganannya,
pemanfaatan bahan dan energi yang dikandung, jenis pengolahan yang cocok, dan dampak
yang mungkin ditimbulkan.
Langkah karakteristik tersebut dapat digambarkan seperti tercantum dalam Gambar 2.1 dan
dapat dikaitkan dengan proses pengolahannya seperti insinerasi, pengomposan, dan
pengurukan (Damanhuri dan Padmi, 2016).
2.4.1 Jenis Analisa Karakteristik Sampah
Karakterisasi sampah biasanya dibedakan atas 3 (tiga) kategori (Damanhuri dan Padmi,
2016) :
1) Karakteristik fisika: yang paling penting adalah densitas, kadar air, kadar volatile, kadar
tetap (fixed carbon), kadar abu, nilai kalor, kadang analisa ukuran partikel dibutuhkan
(gambar 2.1 merupakan skematis berat bahan)
2) Karakteristik kimia: yang paling sering dilakukan adalah C-organik, Norganik, kadang
total fosfor dibutuhkan
Universitas Sumatera Utara
Page 23
II-6
3) Karakteristik kimia unsur penyusun: menggambarkan susunan kimia sampah yang
terdiri dari C, H, O, N, S, P. Bila diperlukan komponen halogen Cl. Kandungan logam
berat kadang diperlukan bila ingin mengetahui potensi pencemarannya.
1. Kepadatan (densitas) merupakan rasio berat (basah) dan volume (basah). Densitas
sampah berbeda berdasarkan letak geografi, musim, dan lamanya sampah disimpan
(Peavy, dkk. 1985).
2. Kadar air adalah banyaknya kandungan air di dalam sampah yang dapat dinyatakan
dalam persentase terhadap berat kering atau berat basah sampah, namun biasanya
dinyatakan dalam berat basah. Kadar air diperoleh dari penimbangan kehilangan air
pada pemanasan 105oC, setelah berat sampah stabil (Damanhuri dan Padmi, 2016).
Sampah yang memiliki kadar air tinggi sangat cocok untuk dilakukan pengolahan
pengomposan (Sari,dkk, 2015).
100%x kosong(A)cawan Berat (x) isicawan Berat
(y) isicawan Berat (x) isicawan Berat AirKadar %
(2.1)
3. Kadar padatan (solid content) merupakan rasio berat bagian sampah yang telah
dihilangkan air pada 105oC terhadap berat sampah awal. Satuan yang digunakan adalah
% (berat basah) (Damanhuri dan Padmi, 2016) :
Berat kering + kadar air = 100 % berat basah (2.2)
Volatil hilang pada 550oC
Kadar air hilang pada 105oC
Fixed carbon hilang pada 850oC
Karbonat
Gambar 2.1 Posisi Bahan Pada Temperatur Pembakaran
Sumber: Damanhuri, 2010
Berat basah
Berat kering
Abu pada
550oC
Universitas Sumatera Utara
Page 24
II-7
4. Kadar volatil (pada 550oC) adalah materi yang mudah menguap. Semakin tinggi kadar
organik sebuah bahan, semakin mudah bahan bakar tersebut terbakar, dan semakin
tinggi nilai kalornya serta berbanding lurus dengan peningkatan panjang nyala api.
Temperatur yang digunakan adalah 550 – 600oC dan satuannya adalah % (berat
kering). Sebagai rasio berat bagian volatil sampah terhadap kadar padatan sampah
(Damanhuri dan Padmi, 2016).
100%x kosongcawan Berat (x) c 105cawan Berat
(y) c 600cawan Berat (x) c 105cawan Berat VolatilKadar %
0
00
(2.3)
5. Kadar abu (pada 550oC) merupakan bagian sampah yang tidak terbakar. Kadar abu
dinyatakan sebagai persen rasio berat bagian sampah yang tersisa setelah pemanasan
550-600oC terhadap berat (kadar) padatan sampah, sehingga (Damanhuri dan Padmi,
2016) :
Kadar volatil + kadar abu 600oC = 100% berat kering (2.4)
6. Karbon tetap (fixed carbon) atau kadar volatil pada 800-950oC adalah kehilangan berat
pada temperatur 950oC yang digunakan untuk pendekatan perhitungan nilai kalor
sampah, sehingga (Damanhuri dan Padmi, 2016) :
Kadar abu 900oC = kadar abu 600oC – kadar karbon tetap (2.5)
(LoI)= berat kering- kadar volatil 600oC- kadar fixed carbon (2.6)
7. Nilai kalor merupakan besaran untuk menggambarkan kalor yang dikandung dari
sebuah bahan. Semakin tinggi nilai kalor maka semakin mudah terbakar. Menurut
Damanhuri dan Padmi, 2016 terdapat 3 (tiga) cara untuk mendapatkan besaran nilai
kalor, yaitu:
a. pengukuran di laboratorium
b. proximate analysis
c. ultimate analysis
Universitas Sumatera Utara
Page 25
II-8
2. 5 Metode Pengukuran
Timbulan sampah yang dihasilkan dari sebuah kota dapat diperoleh dengan survey
pengukuran atau analisis langsung di lapangan, yaitu:
a. Mengukur langsung satuan timbulan sampah dari sejumlah sampel (rumah tangga dan
non-rumah tangga) yang ditentukan secara random-proporsional di sumber selama 8
hari berturut-turut (SNI 19-3964-1994 dan SNI M 36-1991-03).
b. Load-count analysis: Mengukur jumlah (berat dan/atau volume) sampah yang masuk
ke TPS, misalnya diangkut dengan gerobak, selama 8 hari berturut-turut. Dengan
melacak jumlah dan jenis penghasil sampah yang dilayani oleh gerobak yang
mengumpulkan sampah tersebut, sehingga akan diperoleh satuan timbulan sampah per-
ekivalensi penduduk (Damanhuri dan Padmi, 2016).
c. Weigh-volume analysis: bila tersedia jembatan timbang, maka jumlah sampah yang
masuk ke fasilitas penerima sampah akan dapat diketahui dengan mudah dari waktu
ke waktu. Jumlah sampah harian kemudian digabung dengan perkiraan area layanan,
dimana data penduduk dan sarana umum terlayani dapat dicari, maka akan diperoleh
satuan timbulan sampah per-ekuivalensi penduduk (Damanhuri dan Padmi, 2016).
d. Material balance analysis: merupakan analisa yang lebih mendasar, dengan
menganalisa secara cermat aliran bahan masuk, aliran bahan yang hilang dalam system,
dan aliran bahan yang menjadi sampah dari sebuah sistem yang ditentukan batas-
batasnya (system boundary) (Damanhuri dan Padmi, 2016).
Untuk pengambilan dan pengukuran contoh timbulan sampah dilaksanakan berdasarkan
SNI 19- 3964- 1994, pelaksanaan pengambilan contoh timbulan sampah dilakukan secara
acak dengan jumlah sebagai berikut:
a. Jumlah contoh jiwa dan kepala keluarga (KK) dapat dihitung berdasarkan rumus
berikut:
PsCdS (2.7)
Dimana :
S = jumlah contoh (jiwa)
Cd = koefisien perumahan
Cd = kota besar / metropolitan
Universitas Sumatera Utara
Page 26
II-9
Cd = kota sedang / kecil / IKK
Ps = populasi (jiwa)
N
SK (2.8)
Dimana:
K = jumlah contoh (KK)
N = jumlah jiwa per keluarga = 5
b. Jumlah contoh timbulan sampah dari pemukiman adalah sebagai berikut:
1) Contoh dari perumahan permanen = (S1 x K) keluarga
2) Contoh dari perumahan semi permanen = (S2 x K) keluarga
3) Contoh dari perumahan non permanen = (S3 x K ) keluarga Dimana :
S1 = proporsi jumlah KK perumahan permanen (%) = 25%
S2 = proporsi jumlah KK perumahan semi permanen (%) = 30%
S3 = proporsi jumlah KK perumahan non permanen (%) = 45%
Tabel 2.1 jumlah contoh jiwa dan KK
No. Klasifikasi Kota Jumlah penduduk Jumlah contoh
jiwa (S)
Jumlah KK
(K)
1. Metropolitan 1.000.000-2.500.000 1.000-1.500 200-300
2. Besar 500.000- 1.000.000 700-1.000 140-200
3. Sedang,kecil,IKK 3.000- 500.000 150-350 30-70
Sumber: Badan Standarisasi Nasional, 1995
c. Jumlah contoh timbulan sampah dari non perumahan dapat dihitung berdasarkan rumus
berikut :
TsCdS (2.9)
Dimana :
S = jumlah contoh masing-masing jenis bangunan non perumahan
Cd = koefisien bangunan non perumahan = 1
Ts = jumlah bangunan perumahan
Metode pengukuran contoh timbulan sampah yaitu:
a. Sampah terkumpul diukur volume dengan wadah pengukur 40 liter dan ditimbang
beratnya; dan atau
Universitas Sumatera Utara
Page 27
II-10
b. Sampah terkumpul diukur dalam bak pengukur besar 500 liter dan ditimbang beratnya.
Hasil bak pengukur skala kecil dan bak pengukur skala besar akan berbeda hasilnya,
karena adanya faktor pemadatan; kemudian dipisahkan berdasarkan komponen
komposisi sampah dan ditimbang beratnya.
2. 6 Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas
lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Pengelolaan sampah baik jika
tidak mencemari udara, air dan tanah, tidak menimbulkan bau (tidak mengganggu nilai
estetis), tidak menimbulkan kebakaran dan lainnya (Aswar dalam Ramandhani, 2011).
Dilihat dari keterkaitan terbentuknya limbah, khusunya limbah padat, ada 2 (dua)
pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengendalikan adanya limbah, yaitu (Damanhuri
dan Padmi, 2016):
a) Pendekatan proaktif: upaya agar dalam proses penggunaan bahan dihasilkan limbah
yang seminimal mungkin, dengan tingkat bahaya yang serendah mungkin;
b) Pendekatan reaktif: penanganan limbah yang dilakukan setelah limbah tersebut
terbentuk.
Dalam pengelolaan sampah, kita harus mempertimbangkan sampah mulai dari sumber
hingga ke pembuangan akhir. Sebagaimana terdapat pada gambar 2.2, Pengelolaan sampah
memiliki beberapa tahap proses.
Pada tahap pertama adalah menentukan timbulan sampah. ketika material sudah tidak
memiliki nilai lagi untuk pemiliknya, itu danggap sampah. Setelah itu sampah diproses
dalam beberapa cara. Proses ini meliputi pencucian, pemisahan, penyimpanan untuk di daur
ulang. Selanjutnya tahap pengumpulan dan pengangkutan sampah merupakan fraksi yang
signifikan dari total biaya pengelolaan sampah. Pada proses ini biasanya terjadi
pengurangan berat dan volume sampah. Tahap terakhir adalah pengangkutan dan
pembuangan akhir (Davis dan Masten, 2004).
Universitas Sumatera Utara
Page 28
II-11
Gambar 2.2 Tahapan Sistem Pengelolaan Sampah
Sumber : Davis dan Masten, 2004
2. 7 Pengolahan Sampah
Pengolahan sampah dimaksudkan untuk membuang sampah agar tidak menumpuk atau
berceceran yang akan menimbulkan pencemaran. Sampah diolah sedemikian rupa sehingga
diperoleh manfaat baik berupa gas, panas atau energi lainnya, juga dapat berupa bahan-
bahan tertentu yang berguna misalnya minyak dan bahan- bahan organik untuk pupuk
(Murtadho dan Sa’id,1988).
Teknologi pengolahan sampah skala kota yang secara luas diterapkan di dunia, khususnya
di negara maju, umumnya pengomposan dan insinerasi. Dalam beberapa fasilitas dijumpai
proses biogasifikasi (Damanhuri dan Padmi, 2016).
Timbulan Sampah
Penanganan Sampah dan Penyimpanan di Tempat Sampah
Pengumpul Sampah
Pengangkutan ke Fasilitas Pusat
Fasilitas Pengolahan
Pemanfaatan Produk
Pembuangan Akhir
Universitas Sumatera Utara
Page 29
II-12
1. Teknologi Pengomposan
Proses pengomposan adalah proses dekomposisi yang dilakukan oleh mikroorganisme
terhadap bahan organik biodegradable. Tujuan pengomposan adalah untuk mengubah
bahan organik yang biodegradable menjadi bahan yang secara biologi bersifat stabil,
dengan demikian mengurangi volume atau massanya. Proses alamiah ini menguraikan
materi organik menjadi humus dan bahan mineral (Damanhuri dan Padmi, 2016).
Prinsip dasar pengomposan adalah menurunkan atau mendegradasi bahan secara terkontrol
dengan mempergunakan aktifitas mikroorganisme, baik berupa bakteri, jamur, khamir, atau
yang lainnya. Agar pertumbuhan mikroorganisme optimum maka diperlukan beberapa
kondisi diantaranya suhu, kelembaban udara dan ada atau tidaknya oksigen. Kelembaban
udara umumnya berkisar antara 40 – 60%, sedang yang optimum berkisar antara 50 – 60%.
Pengomposan dapat dilakukan secara aerobik maupun anaerobik (Murtadho dan
Sa’id,1988).
2. Biogasifikasi
Gasbio, dengan komponen utama gas metan (CH4) dan gas asam (CO2), akan selalu
dihasilkan di alam, termasuk oleh kegiatan manusia. Semua limbah yang dapat membusuk
tanpa udara, bila kondisinya memungkinkan, akan menuju pembentukan gasbio yang dapat
dimanfaatkan. Beban pencemar yang dikandung dalam limbah organik dikonversi menjadi
gasbio (Damanhuri dan Padmi, 2016).
Proses degradasi secara anaerob ini akan berhasil karena adanya mikroorganisme yang
berperan untuk menjadikan kandungan organik tersebut sebagai sumber makanan dan
sumber energinya. Kemampuan mengurangi massa sampah dari teknologi ini adalah yang
paling rendah, karena massa yang biodegradable (C-organik) saja yang dapat dikurangi
(Damanhuri dan Padmi, 2016).
3. Teknologi Insinerasi
Insinerasi merupakan proses pengolahan limbah combustible dengan cara oksidasi
(pembakaran) pada temperatur yang sangat tinggi (>8050C). Insinerator yang baik dapat
mengurangi volume sampah sampai 80-95%, sedangkan pengurangan berat dapat mencapai
70-80%, tergantung pada kualitas dan tipe tungku yang digunakan. Nilai kalor (LHV)
sampah Indonesia biasanya sulit mencapai angka 1.300 Kkal/kg-kering dibandingkan
Universitas Sumatera Utara
Page 30
II-13
dengan sampah dimana teknologi insinerator itu banyak digunakan, yaitu paling tidak
2.000-2.500 kkal/kg-kering (Damanhuri dan Padmi, 2016).
Kekurangan dari metoda ini diantaranya yaitu mahalnya investasi, mahalnya tenaga kerja
yang dibutuhkan, mahalnya perbaikan dan pemeliharaan dan masih perlu membuang residu,
serta menghasilkan gas yang akan mencemari udara seperti debu atau partikulat, CO, CO2,
NOx, SOx, dan dioxin (Murtadho dan Sa’id,1988).
4. Pirolisis dan Gasifikasi
Di luar proses pembakaran sampah dengan insinerator, maka proses lain yang banyak
digunakan dalam konversi biomas secara termal adalah pirolisis dan gasifikasi, yaitu proses
destruksi menggunakan panas tanpa kehadiran oksigen atau sedikit oksigen :
a. Pirolisis : berlangsung tanpa kehadiran oksigen sama-sekali, menggunakan sumber
energi dari luar untuk menggerakkan reaksi pirolisis yang bersifat endotermis;
b. Gasifikasi : bersifat self-sustaining, menggunakan udara atau oksigen yang terbatas
untuk pembakaran sebagian dari biomas
Produk akhir yang dapat disimpan seperti gas, minyak atau arang. Salah satu persyaratan
input untuk pirolisis dan gasifikasi adalah harus cukup kering (kadar air < 20-25%) dan
berukuran yang relatif homogen. Pirolisis dan gasifikasi biasa bekerja pada rentang
temperatur 350-8000C (Damanhuri dan Padmi, 2016).
2. 8 Gambaran Umum Wilayah Studi
Kota Medan terbagi dalam dua Kawasan Wilayah yaitu kawasan wilayah Medan I dan
kawasan wilayah medan II. Pembagian wilayah pelayanan ini berdasarkan Surat Keputusan
Walikota Medan untuk mempermudah pengawasan. Kawasan Wilayah Medan I terdiri dari
10 kecamatan, yaitu Kecamatan Medan Kota, Kecamatan Medan Area, Kecamatan Medan
Polonia, Kecamatan Medan Maimoon, Kecamatan Medan Johor, Kecamatan Medan
Amplas, Kecamatan Medan Denai, Kecamatan Medan Timur, Kecamatan Medan
Perjuangan, dan Kecamatan Medan Tembung. Kawasan Wilayah Medan I terdiri dari 10
kecamatan dengan jumlah penduduk 1.016.446 jiwa, dengan jumlah masing-masing
penduduk per Kecamatan seperti terlihat pada tabel 2.2 berikut.
Universitas Sumatera Utara
Page 31
II-14
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Per Kecamatan Kawasan Wilayah I Kota Medan
No. Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa)
1. Kecamatan Medan Kota 74.439
2. Kecamatan Medan Area 98.992
3. Kecamatan Medan Denai 146.061
4. Kecamatan Medan Maimun 40.663
5. Kecamatan Medan Polonia 55.949
6. Kecamatan Medan Timur 111.420
7. Kecamatan Medan Amplas 123.850
8. Kecamatan Medan Perjuangan 95.882
9. Kecamatan Medan Tembung 137.178
10. Kecamatan Medan Johor 132.012
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2016
2.8.1 Kecamatan Medan Area
Kecamatan Medan Area memiliki luas 5,52 km2 dengan jumlah penduduk 98.992 jiwa.
Dengan kepadatan penduduk per km2 sebesar 17.933 jiwa/km2. Kecamatan ini terdiri dari
12 kelurahan yaitu kelurahan Sukaramai II, Sei Rengas II, Sei Rengas Permata, Pandau
Hulu II, Sukaramai I, Kota Matsum I, Kota Matsum II, Kota Matsum IV, Pasar Merah
Timur, Tegal Sari I, Tegal Sari II, dan Tegal Sari III. Kecamatan ini terletak di wilayah
Tenggara Kota Medan dengan batas-batas sebagai berikut:
a. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Kota
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Denai
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Kota
d. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Perjuangan
Pengelolaan persampahan di Kecamatan Medan Area hanya ada 1 (satu) TPS bak container
dari yang seharunya ada 3 (tiga) TPS bak container di kecamatan ini, yaitu terletak di Jln.
Asia Pasar Ramai. 1 (satu) TPS bak arm roll di Thamrin Plaza. Pengangkutan sampah di
kecamatan ini menggunakan beberapa armada pengangkutan seperti typper truck, arm roll
truck 7 m3, dan compactor truck. Kecamatan Medan Area memiliki 74 bestari (becak
pengangkut sampah) dan 41 melati (penyapuan jalan), seperti terlihat pada tabel 2.3. Ritasi
pengangkutan sampah dengan armada pengankutan typper truck dan compactor truck yaitu
sebanyak 2 ritasi/hari, sedangkan untuk arm roll 7 m3 truck yaitu sebanyak 4 ritasi/hari,
Universitas Sumatera Utara
Page 32
II-15
dapat dilihat pada tabel 2.4. Persentase pelayanan persampahan di Kecamatan Medan Area
yaitu 80% (Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan, 2016).
Tabel 2.3 Seksi Operasional Becak Pengangkut Sampah Dan Penyapuan Jalan
No. Kelurahan Bestari Melati
1. Sukaramai II 9 4
2. Sei Rengas II 10 5
3. Sei Rengas Permata 6 3
4. Pandau Hulu II 10 3
5. Sukaramai I 4 5
6. Kota Matsum I 6 2
7. Kota Matsum II 6 2
8. Kota Matsum IV 5 4
9. Pasar Merah Timur 4 4
10. Tegal Sari I 8 3
11. Tegal Sari II 4 3
12. Tegal Sari III 2 3
Jumlah 72 41
Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan, 2016
Tabel 2.4 ritasi pengangkutan sampah di Kecamatan Medan Area
No. Armada Pengangkut Jumlah Armada (unit) Jumlah Ritasi/hari
1. Typper Truck 14 2
2. Arm Roll Truck 7 m3 4 1
3. Arm Roll Truck 12 m3 0 0
4. Compactor Truck 1 2
5. Dump Truck 0 0
Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan, 2016
Universitas Sumatera Utara
Page 33
II-16
2.7.2 Kecamatan Medan Polonia
Kecamatan Medan Polonia memiliki luas 9,01 km2 dengan jumlah penduduk 55.949 jiwa.
Dengan kepadatan penduduk per km2 sebesar 6.210 jiwa/km2. Kecamatan ini terdiri dari 5
kelurahan yaitu kelurahan Polonia, Anggrung, Madras Hulu, Sarirejo dan Suka Damai.
Kecamatan ini memliki batas -batas wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Baru
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Maimun
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Johor
d. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Petisah
Kecamatan Polonia memiliki 1 (satu) TPS bak container, yaitu terletak di Jln. Mangku
Bumi. 2 (dua) TPS bak arm roll, yaitu terletak di RS. Elizabet dan Lanud Suwondo.
Pengangkutan sampah di kecamatan ini menggunakan beberapa armada pengangkutan
seperti typper truck dan arm roll truck 7 m3. Kecamatan Medan Polonia memiliki 19 bestari
(becak pengangkut sampah) dan 24 melati (penyapuan jalan), seperti terlihat pada tabel 2.5.
Ritasi pengangkutan sampah dengan armada pengangkutan typper truck yaitu sebanyak 2
ritasi/hari, sedangkan untuk arm roll truck 7 m3 yaitu sebanyak 7 ritasi/hari,dapat dilihat
pada tabel 2.6. Persentase pelayanan persampahan di Kecamatan Medan Polonia yaitu 80%
(Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan, 2016).
Tabel 2.5 Seksi Operasional Becak Pengangkut Sampah Dan Penyapuan Jalan
No. Kelurahan Bestari Melati
1. Polonia 2 2
2. Suka Damai 6 4
3. Anggrung 3 4
4. Sarirejo 2 2
5. Madras Hulu 6 12
Jumlah 19 24
Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan, 2016
Universitas Sumatera Utara
Page 34
II-17
Tabel 2.6 ritasi pengangkutan sampah di Kecamatan Medan Polonia
No. Armada Pengangkut Jumlah Armada (unit) Jumlah Ritasi/hari
1. Typper Truck 5 2
2. Arm Roll Truck 7 m3 1 7
3. Arm Roll Truck 12 m3 0 0
4. Compactor Truck 0 0
5. Dump Truck 0 0
Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan, 2016
Universitas Sumatera Utara
Page 35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metodologi Penelitian
Tahapan penelitian memperhatikan alur tahapan secara sistematis dan struktural.
Tahapan kegiatan penelitian yang akan dijalankan adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian Yang Akan Dilaksanakan
Mulai
Penentuan Judul
Studi Literatur
Penentuan Lokasi Sampling
Data Primer:
Analisa Timbulan dan komposisi Sampah
Analisa Proximate untuk Karakteristik Fisika dan
Nilai Kalor Sampah
Data Sekunder:
Data Kondisi Eksisting Pengelolaan Sampah
Peta Administratif Wilayah
Data Penduduk Wilayah 1 Kota Medan
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Universitas Sumatera Utara
Page 36
III-2
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kawasan Wilayah Medan I Kota Medan, yaitu di Kecamatan
Medan Polonia dan Medan Area, Kota Medan.
Sedangkan untuk uji laboratorium akan dilaksanakan di Laboratorium Teknik Kimia
Fakultas Teknik dan Laboratorium Ilmu Dasar Kimia Fakultas MIPA Universitas
Sumatera Utara
3.2.2 Peta Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.2 wilayah pelayanan persampahan di
Kota Medan, Gambar 3.3 peta Kecamatan Medan Area, dan Gambar 3.4 peta
Kecamatan Medan Polonia.
Universitas Sumatera Utara
Page 37
III-3
Universitas Sumatera Utara
Page 38
III-4
Universitas Sumatera Utara
Page 39
III-5
Universitas Sumatera Utara
Page 40
III-6
3.2.3 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2017. Pengambilan contoh sampel,
pengukuran, dan perhitungan mengacu pada SNI 19-3964-1994. Pengukuran timbulan
dilakukan selama 8 hari berturut- turut untuk masing-masing kecamatan. Kemudian
dilanjutkan dengan pengujian di laboratorium untuk uji karakteristik fisika sampah.
3.3 Populasi Dan Sampel
Dalam penelitian ini, populasi yang akan diteliti adalah rumah tangga (Kepala
Keluarga/KK) yang berada di Kecamatan Medan Polonia dan Medan Area. Populasi
terdiri dari tiga kelompok, yaitu pemukiman dengan pendapatan tinggi (High
Income/HI), pendapatan menengah (Middle Income/MI), dan pendapatan rendah (Low
Income/LI).
Menurut SNI 19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan Dan Pengukuran Contoh
Timbulan Dan Komposisi Sampah Perkotaan, pengambilan contoh timbulan sampah
dilakukan secara acak untuk setiap kelompok dengan jumlah sebagai berikut:
1. Jumlah contoh dan KK jika populasi Wilayah Medan I (Ps) = 1016446 jiwa dan
nillai Cd = 1, maka jumlah jiwa diambil adalah:
PsCdP . (3.1)
1016446.1P
1008P
Untuk jumlah KK, jika jumlah jiwa per keluarga (N)= 5, maka jumlah sampel yang
akan diambil adalah:
202
5
1008kk KK (3.2)
Wilayah studi untuk kawasan Medan Wilayah I yaitu Kecamatan Medan Area,
Kecamatan Medan Polonia, Kecamatan Medan Johor, dan Kecamatan Medan Tembung.
Proporsi penyebaran penduduk di Kawasan Wilayah Medan I dihitung berdasarkan SNI
19-3964-1994 , maka dapat ditentukan sebaran sampel seperti pada tabel 3.1.
Universitas Sumatera Utara
Page 41
III-7
Tabel 3.1 Sebaran Titik Pengambilan Sampah
Kecamatan Jumlah
sampel(jiwa)
Jumlah
sampel (KK)
Sampel (KK)
HI MI LI
Medan Area 240 48 12 14 22
Medan Polonia 144 29 7 9 13
Jumlah 384 77 19 23 35
Sumber: Perhitungan, 2017
Proporsi penyebaran penduduk di Kecamatan Medan Area dihitung berdasarkan SNI
19-3964-1994 , maka dapat ditentukan sebaran sampel seperti pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Sebaran Titik Pengambilan Sampah di Kecamatan Medan Area
No Kelurahan Jumlah
Sampel
Sampel
HI MI LI
1. Sukaramai II 3 1 1 1
2. Sei Rengas II 3 1 1 1
3. Sei Rengas Permata 3 1 1 1
4. Pandau Hulu II 4 1 1 2
5. Sukaramai I 4 1 1 2
6. Kota Matsum I 6 1 2 3
7. Kota Matsum II 4 1 1 2
8. Kota Matsum IV 5 1 1 3
9. Pasar Merah Timur 5 1 2 2
10. Tegal Sari I 4 1 1 2
11. Tegal Sari II 3 1 1 1
12. Tegal Sari III 4 1 1 2
Jumlah 48 12 14 22
Sumber: Perhitungan, 2017
Proporsi penyebaran penduduk di Kecamatan Medan Polonia dihitung berdasarkan SNI
19-3964-1994 , maka dapat ditentukan sebaran sampel seperti pada tabel 3.3.
Universitas Sumatera Utara
Page 42
III-8
Tabel 3.3 Sebaran Titik Pengambilan Sampah Di di Kecamatan Medan Polonia
No. Kelurahan Jumlah
Sampel
Sampel
HI MI LI
1. Polonia 7 1 2 4
2. Suka Damai 3 1 1 1
3. Anggrung 3 1 1 1
4. Sarirejo 13 3 4 6
5. Madras Hulu 3 1 1 1
jumlah 29 7 9 13
Sumber: Perhitungan, 2017
3.4 Jenis Data
3.4.1 Data sekunder
Data sekunder yang digunakan pada penelitian ini adalah:
1. Jumlah Penduduk, data jumlah penduduk digunakan untuk menentukan jumlah
sampel yang akan diambil. Data penduduk diperoleh dari Badan Pusat Statistik
(BPS) Kota Medan tahun 2016
2. Data fasilitas pengumpulan dan pengangkutan sampah di wilayah Medan I,
diperoleh dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan tahun 2017.
3. Kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan sampah, diperoleh dari Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan tahun 2017
4. Peta administrasi diperoleh dari Kantor Camat Medan Area dan Medan Polonia
tahun 2017.
3.4.2 Data primer
Data primer penelitian ini diperoleh dengan cara pengambilan dan pengukuran contoh
timbulan dan komposisi sampah langsung di lapangan, pembagian kuisioner, dan
karakteristik fisika sampah di laboratorium. Tata cara pengambilan dan pengukuran
contoh sampah dilakukan sesuai dengan SNI 19-3964-1994 tentang metode
pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah perkotaan (BSN,
1995), sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Page 43
III-9
Gambar 3.5 Pengambilan Dan Pengukuran Contoh Timbulan Dan Komposisi Sampah
Perkotaan
Sumber: Badan Standarisasi Nasional, 1995
Adapun peralatan yang harus disiapkan dalam pengambilan dan pengukuran contoh
sampah, antara lain:
1. Timbangan digital 50 kg;
2. Timbangan 2 kg;
3. Kotak pengukur 20cm x 20cm x 100cm;
4. Penggaris/ meteran;
5. Sarung tangan, dan masker.
Dibagikan kantong plastik yang sudah diberi tanda kepada sumber
penghasil sampah sehari sebelum dikumpulkan
Dicatat jumlah unit penghasil sampah
Dikumpulkan kantong plastik yang sudah terisi sampah
Diangkut ke tempat pengukuran
Ditimbang kotak pengukur
Dituang secara bergiliran ke kotak pengukur 40 l
Dihentak 3 kali kotak contoh setinggi 20 cm
Diukur dan dicatat volume sampah (Vs)
Ditimbang dan dicatat berat sampah (Bs)
Dipilah contoh berdasarkan komposisi sampah
Ditimbang dan dicatat berat sampah
Universitas Sumatera Utara
Page 44
III-10
Untuk mengetahui karakteristik fisika setiap komponen sampah dilakukan uji di
laboratorium, yaitu:
1. Kadar air, yaitu penimbangan kehilangan air pada suhu 105oC selama 1 jam (Peavy
et al, 1985). Adapun cara pengujian kadar air adalah sebagai berikut:
Gambar 3.6 Pengujian Kadar Air Sampah
2. Kadar volatil, yaitu penimbangan banyaknya materi yang hilang saat sampah
dipanaskan pada suhu 600oC (Damanhuri dan Padmi, 2016). Adapun cara
pengujian kadar volatil adalah sebagai berikut:
Dimasukkan cawan kosong ke dalam oven selama 1 jam
dengan suhu 105oC
Didinginkan dalam desikator selama 15 menit kemudian
ditimbang (A gram)
Dimasukkann sampel ke dalam cawan yang telah ditimbang
beratnya (x gram)
Panaskan cawan isi di dalam oven selama 1 jam
Dinginkan di dalam desikator selama 15 menit
Timbang dan catat beratnya (y gram)
Universitas Sumatera Utara
Page 45
III-11
Gambar 3.7 Pengujian Kadar Volatil Sampah
3. Kadar Abu, yaitu persen berat sampah yang tersisa setelah pemanasan 600oC.
4. Karbon tetap (fixed carbon), yaitu kehilangan berat pada suhu 900oC. Adapun cara
pengujian kadar karbon tetap (fixed carbon) adalah sebagai berikut:
Sampel sampah kering hasil penetapan kadar air digerus
sampai halus
Ditimbang cawan kosong yang sudah dipanaskan selama
1 jam dengan suhu 600oC (A gram)
Ditimbang dan dimasukkan sampel ±4 gr ke dalam
cawan, kemudian dicatat (x gram)
Dimasukkan cawan ke dalam furnace 600oC 2 jam
Dimatikan furnace, biarkan dingin, kemudian masukkan
ke dalam desikator
Timbang dan catat beratnya (y gram)
Universitas Sumatera Utara
Page 46
III-12
Gambar 3.8 Pengujian Kadar Karbon Tetap Sampah
5. Nilai kalor, yaitu dihitung menggunakan persamaan Vesilind, dkk (2002) dengan
menggunakan data hasil uji di laboratorium.
3.5 Teknik Pengolahan Dan Analisa Data
a) Menghitung Berat Sampah (SNI 19-3964-1994)
Dalam menghitung berat sampah digunakan rumus sebagai berikut :
Berat timbulan sampah = u
Bskg/orang (3.3)
Dalam menghitung berat sampah rata-rata digunakan rumus sebagai berikut :
Berat sampah u
Bsrata-rata =
sampeljumlah
uBsn
uBs
uBs .....21
kg/orang/hari (3.4)
Sampel sampah kering hasil penetapan kadar air digerus
sampai halus
ditimbang cawan kosong yang sudah dipanaskan selama
1 jam dengan suhu 600oC (A gram)
Ditimbang dan dimasukkan sampel ±4 gr ke dalam
cawan, kemudian dicatat (x gram)
Dimasukkan cawan ke dalam furnace 900oC 2 jam
Dimatikan furnace, biarkan dingin, kemudian
masukkan ke dalam desikator
Timbang dan catat beratnya (y gram)
Universitas Sumatera Utara
Page 47
III-13
Dimana:
Bs = Berat sampah yang diukur (kg)
u = Jumlah unit penghasil sampah (orang)
n = Jumlah sampel
b) Menghitung Volume Sampah (SNI 19-3964-1994)
Dalam menghitung volume sampah digunakan rumus sebagai berikut:
Volume sampah = u
Vs liter/orang (3.5)
Dalam menghitung volume sampah rata-rata digunakan rumus sebagai berikut:
Volume sampah u
Vs rata-rata = sampeljumlah
uVsn
uVs
uVs .....21
liter/orang/hari (3.6)
Dimana:
Vs = Volume sampah yang diukur (liter)
u = Jumlah unit penghasil sampah (orang)
n = Jumlah sampel
c) % Berat Sampah per Komposisi (SNI 19-3964-1994)
Dalam menghitung berat sampah per komposisi digunakan rumus sebagai berikut:
1. Untuk sisa makanan dan daun-daunan (Or) yaitu:
Or= %100.........21
xBBS
BBB organiknorganikorganik (3.7)
2. Untuk kertas (Kr)
Kr= %100.........21 x
BBS
BBB krnkrkr (3.8)
Universitas Sumatera Utara
Page 48
III-14
Dimana :
Borganik = berat sampah organik (kg)
Bkr = berat sampah kertas (kg)
BBS = berat sampah yang diukur dalam bak (kg)
3. Digunakan rumus yang sama untuk menghitung komponen lainnya
d) Berat sampah yang dikirim ke laboratorium = 2, 0 kg untuk pengujian karakteristik
sampah
e) Perhitungan berat sampah per komponen yang diambil untuk dikirim ke
laboratorium, yaitu:
1. Berat sampah untuk sisa makanan dan daun-daunan dengan rumus:
Or= )(log/ker
2
kacaamplastikkaretkulitkainkayutasorganik
kgxorganik
(3.9)
2. Digunakan rumus yang sama untuk menghitung berat sampah untuk komponen
yang lainnya.
f) Kadar air, dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
100%x kosong(A)cawan Berat (x) isicawan Berat
(y) isicawan Berat (x) isicawan Berat AirKadar %
(3.10)
g) Kadar volatil, dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
100%x kosongcawan Berat (x) c 105cawan Berat
(y) c 600cawan Berat (x) c 105cawan Berat VolatilKadar %
0
00
(3.11)
h) Kadar abu, dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
%Abu =100% - % Kadar volatil (3.12)
i) Karbon tetap (fixed carbon), dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Kadar abu 900oC = kadar abu 600oC – kadar karbon tetap (3.13)
Universitas Sumatera Utara
Page 49
III-15
j) Nilai kalor (Damanhuri dan Padmi, 2016) :
Proximate analysis berdasarkan data kadar volatile dan fixed carbon Untuk
menghitung nilai kalor (HHV/ High Heating Value) digunakan persamaan:
HHV dalam kkal/kg = 44,40A + 80, 48B (3.14)
Dimana: A = % volatil hilang pada pemanasan 550oC
B = % fixed carbon
Universitas Sumatera Utara
Page 50
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Timbulan Sampah
Untuk mengetahui besaran timbulan sampah rumah tangga di Kecamatan Medan Area
dan Kecamatan Medan Polonia, telah dilaksanakan pengambilan sampel di lapangan
pada 29 Agustus – 13 September 2017. Total jumlah sampel penelitian adalah 77 rumah
tangga yaitu 48 rumah tangga di Kecamatan Medan Area dengan jumlah penduduk 240
jiwa dan 29 rumah tangga di Kecamatan Medan Polonia dengan jumlah penduduk 144
jiwa. Sesuai dengan metodologi penelitian pada BAB III, sampel tersebut dibagi
menjadi (3) kategori sampel, yaitu High Income /HI (pendapatan tinggi), Middle
Income/MI (pendapatan sedang), dan Low Income/LI (pendapatan rendah). Untuk lokasi
penelitian dan pembagian sampel berdasarkan kategori pendapatan dapat dilihat pada
BAB III yaitu pada Gambar 3.3 untuk Kecamatan Medan Area dan Gambar 3.4 untuk
Kecamatan Medan Polonia. Foto dokumentasi penelitian dapat dilihat pada Lampiran
VII.
4.1.1 Timbulan Sampah di Kecamatan Medan Area
Timbulan sampah rumah tangga dihitung berdasarkan satuan berat (kg) dan satuan
volume (liter). Perhitungan rata-rata besaran timbulan sampah rumah tangga di
Kecamatan Medan Area dapat diihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Timbulan Sampah Rumah Tangga
Kategori Berat Sampah (kg/org/hari) Volume Sampah
(l/org/hari)
Hi (High Income) 0,25 1,18
Mi (Middle Income) 0,23 1,13
Li (Low Income) 0,29 0,94
Rata-Rata 0,26 1,08
Sumber : Perhitungan,2017
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa rata-rata besaran timbulan sampah rumah
tangga di Kecamatan Medan Area sebesar 0,26 kg/org/hari atau 1,08 l/org/hari.
Timbulan sampah di Kecamatan Medan Area tidak dipengaruhi oleh pendapatan.
Universitas Sumatera Utara
Page 51
IV-2
Dimana timbulan sampah paling tinggi adalah kategori pendapatan rendah (LI). Hal ini
disebabkan karena waktu yang dihabiskan oleh penghuni rumah untuk tinggal di dalam
rumah. Intensitas waktu penghuni di dalam rumah memiliki aktivitas tertentu yang
dapat menghasilkan sampah. Semakin lama waktu yang dihabiskan di dalam rumah
maka semakin banyak pula sampah yang dihasilkan (Ramandhani,2011). Berdasarkan
hasil kuesioner, responden dari kategori LI sebanyak 40% tidak bekerja sehingga
menghabiskan waktu di dalam rumah, sedangkan kategori HI 75% responden bekerja di
luar rumah.
Berdasarkan BSN,1995 besaran timbulan sampah berdasarkan berat di kota besar adalah
0,40 – 0,60 kg/org/hari atau 2,00-2,50 l/org/hari. Sementara, besaran timbulan sampah
rumah tangga berdasarkan berat (kg) di beberapa kota antara lain di Depok 0,279
kg/org/hari atau 1,87 l/org/hari (Ramandhani, 2011), di Bukittinggi 0,20 kg/org/hari
atau 1,49 l/org/hari (Ruslinda, 2012), di Pekanbaru 0,19 kg/org/hari atau 1,45 l/org/hari
(Jaspi, 2015), serta di Kecamatan Medan Area 0,26 kg/org/hari atau 1,08 l/org/hari.
Dengan demikian dapat diketahui besaran timbulan sampah berdasarkan satuan berat
(kg) dan satuan volume (l) di beberapa kota di Indonesia nilainya lebih kecil daripada
nilai yang ditetapkan di SNI 19-3964-1995. Berdasarkan diskusi terbuka dengan
responden, hal ini dipengaruhi oleh banyaknya masyarakat yang merasa segan untuk
membuang semua jenis sampah ke dalam wadah sampel yang sudah disediakan oleh
peneliti selama sampling di lapangan, contohnya sampah popok dan pembalut, serta
sampah sisa makanan.
4.1.2 Timbulan Sampah Rumah Tangga di Kecamatan Medan Polonia
Timbulan sampah rumah tangga dihitung berdasarkan satuan berat (kg) dan satuan
volume (liter). Perhitungan rata-rata besaran timbulan sampah rumah tangga di
Kecamatan Medan Polonia dapat diihat pada Tabel 4.2.
Universitas Sumatera Utara
Page 52
IV-3
Tabel 4.2 Timbulan Sampah Rumah Tangga
Kategori Berat Sampah (kg/org/hari) Volume Sampah
(l/org/hari)
Hi (High Income) 0,23 1,86
Mi (Middle Income) 0,27 1,45
Li (Low Income) 0,24 1,22
Rata-Rata 0,25 1,51
Sumber : Perhitungan,2017
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa rata-rata besaran timbulan sampah rumah
tangga di Kecamatan Medan Polonia sebesar 0,25 kg/org/hari atau 1,51 l/org/hari.
Timbulan sampah di Kecamatan Medan Polonia tidak dipengaruhi oleh pendapatan.
Dimana timbulan sampah paling tinggi adalah kategori pendapatan menengah (MI). Hal
ini disebabkan karena waktu yang dihabiskan oleh penghuni rumah untuk tinggal di
dalam rumah. Intensitas waktu penghuni di dalam rumah memiliki aktivitas tertentu
yang dapat menghasilkan sampah Semakin lama waktu yang dihabiskan di dalam rumah
maka semakin banyak pula sampah yang dihasilkan (Ramandhani,2011). Berdasarkan
hasil kuesioner, responden dari kategori MI sebanyak 67% tidak bekerja sehingga
menghabiskan waktu di dalam rumah, sedangkan kategori HI 57% responden bekerja di
luar rumah.
Berdasarkan BSN,1995 besaran timbulan sampah berdasarkan berat di kota besar adalah
0,40 – 0,60 kg/org/hari atau 2,00-2,50 l/org/hari. Sementara, besaran timbulan sampah
rumah tangga berdasarkan berat (kg) di beberapa kota antara lain di Depok 0,279
kg/org/hari atau 1,87 l/org/hari (Ramandhani, 2011), di Bukittinggi 0,20 kg/org/hari
atau 1,49 l/org/hari (Ruslinda, 2012), di Pekanbaru 0,19 kg/org/hari atau 1,45 l/org/hari
(Jaspi, 2015), serta di Kecamatan Medan Polonia adalah 0,25 kg/org/hari atau 1,51
l/org/hari. Dengan demikian dapat diketahui besaran timbulan sampah berdasarkan
satuan berat (kg) dan satuan volume (l) di beberapa kota di Indonesia nilainya lebih
kecil daripada nilai yang ditetapkan di SNI 19-3964-1995. Berdasarkan diskusi terbuka
dengan responden, hal ini dipengaruhi oleh banyaknya masyarakat yang merasa segan
untuk membuang semua jenis sampah ke dalam wadah sampel yang sudah disediakan
oleh peneliti selama sampling di lapangan, contohnya sampah popok dan pembalut,
serta sampah sisa makanan.
Universitas Sumatera Utara
Page 53
IV-4
4.2. Komposisi Sampah Rumah Tangga
Dalam menghitung komposisi sampah rumah tangga, awalnya sampel sampah yang
telah ditimbang berat dan volumenya dikelompokkan berdasarkan kategori sampel
(High Income/HI, Middle Income/MI, dan Low Income/LI). kemudian dipilah
berdasarkan jenisnya. Setelah itu, sampah yang telah terpilah berdasarkan jenisnya
tersebut ditimbang dan dicatat beratnya. Data komposisi sampah rumah tangga dari tiap
kategori sampel pada masing-masing kelurahan yang telah diperoleh, kemudian
digabungkan berdasarkan kategori sampelnya dan dicari nilai rata-ratanya untuk
memperoleh gambaran komposisi sampah rumah tangga. Komposisi sampah dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan kelayakan pengolahan
sampah yang akan diterapkan, khususnya diarahkan untuk daur ulang dan
pengomposan.
4.2.1. Komposisi Sampah Rumah Tangga di Kecamatan Medan Area
Data komposisi sampah rumah tangga dari tiap kategori sampel pada masing-masing
kelurahan yang telah diperoleh, kemudian digabungkan berdasarkan kategori sampelnya
dan dicari nilai rata-ratanya. Komposisi sampah rumah tangga berdasarkan pendapatan
dapat dilihat pada Gambar 4.1 untuk kategori HI, Gambar 4.2 untuk kategori MI, dan
Gambar 4.3 untuk kategori LI.
Gambar 4.1 Komposisi Sampah High Income (HI)
Sumber: Pengolahan Data,2017
Universitas Sumatera Utara
Page 54
IV-5
Berdasarkan Gambar 4.1 persentase komposisi sampah di Kecamatan Medan Area
untuk kategori HI yang paling tinggi adalah 72% sampah organik yang terdiri dari
sampah sisa makanan, sampah pekarangan dan dedaunan. Selanjutnya 13% plastik, 7%
kertas, 6% lain-lain (termasuk pembalut dan popok), serta logam dan LWTR (kulit,
kayu, kain dan karet) masing-masing 1%.
Gambar 4.2 Komposisi Sampah MiddleIncome (MI)
Sumber: Pengolahan Data,2017
Berdasarkan Gambar 4.2 persentase komposisi sampah di Kecamatan Medan Area
untuk kategori MI yang paling tinggi adalah 57% sampah organik yang terdiri dari
sampah sisa makanan, sampah pekarangan dan dedaunan. Selanjutnya 16% plastik, 14%
lain-lain (termasuk pembalut dan popok), 10% kertas, LWTR (kulit, kayu, kain dan
karet) 2%, dan kaca 1%.
Universitas Sumatera Utara
Page 55
IV-6
Gambar 4.3 Komposisi Sampah Low Income (LI)
Sumber: Pengolahan Data,2017
Berdasarkan Gambar 4.3 persentase komposisi sampah di Kecamatan Medan Area
untuk kategori LI yang paling tinggi adalah 48% sampah organik yang terdiri dari
sampah sisa makanan, sampah pekarangan dan dedaunan. Selanjutnya 20% plastik, 13%
lain-lain (termasuk pembalut dan popok), 10% kertas, 6% LWTR (kulit, kayu, kain dan
karet), serta bahan inert, logam dan kaca masing-masing 1%.
Komposisi sampah di Kecamatan Medan Area yang paling tinggi adalah sampah
organik yaitu 59,28%. Komposisi sampah paling rendah adalah sampah bahan inert dan
alumunium yaitu 0,3%. Untuk lebih jelas komposisi sampah di Kecamatan Medan Area
dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Universitas Sumatera Utara
Page 56
IV-7
Tabel 4.3 Komposisi Sampah di Kecamatan Medan Area
KOMPOSISI Komposisi (%)
Rata-Rata (%) HI (High
Income)
MI (Middle
Income)
LI (Low
Income)
Organik 72,11 57,43 48,29 59,28
Plastik 12,6 15,63 20,12 16,12
Kertas 7,23 9,44 9,45 8,71
LWTR 0,89 1,86 6,04 2,93
Kaca 0 0,46 1,31 0,59
Logam 0,79 0,43 0,58 0,6
Alumunium 0,33 0,15 0,44 0,3
Bahan Inert 0,03 0,22 0,65 0,3
Lain - lain 6,02 14,38 13,12 11,17
Sumber:Pengolahan Data,2017
Komposisi sampah rumah tangga di beberapa kota di Indonesia seperti di Depok terdiri
dari sampah sisa makanan 72,69%, plastik 11,3%, kertas 7,38%, tekstil 6,26%, kaca
0,88%, loga. 0,44%, karet 0,3%, dan sampah lainnya 0,69% (Ramandhani,2011), di
Bukittinggi terdiri dari sampah sisa makanan 50,77%, plastik 16,69%, kertas 14,90%
(Ruslinda,2012), dan di Pekanbaru terdiri dari sampah sisa makanan 50,06%, sampah
plastik 20,06%, kertas 14,74%, tekstil 8,27%, karet 0,13% dan halaman 1,02%
(Jaspi,2015). Dari data beberapa kota tersebut dapat diketahui jika persentase sampah
organik merupakan jenis sampah yang paling tinggi di beberapa kota di Indonesia.
Rentang komposisi sampah domestik menurut Tchobanoglous dalam Ruslinda (2012),
yaitu untuk sisa makanan 50-85%, kertas 1-10%, plastik 1-5%, kaca 1-10%, logam 1-
5%, kulit 1-5%, kayu 1-5%, tekstil 1-5%, dan sampah lain-lain 1-40%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua komposisi sampah Kecamatan Medan Area
berada pada rentang komposisi sampah domestik negara berkembang menurut
Tchobanoglous dalam Ruslinda, dkk (2012), kecuali sampah plastik.
Tingginya persentase sampah plastik di Kecamatan Medan Area disebabkan terjadinya
peningkatan aktivitas yang menggunakan plastik. Berdasarkan hasil kuesioner, terdapat
sebanyak 52% yang tidak pernah membawa wadah saat belanja dan 14,7% yang
membawa wadah saat belanja, sehingga terjadi peningkatan penggunaan plastik.
Kurangnya kesadaran masyarakat akan upaya 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle) juga
Universitas Sumatera Utara
Page 57
IV-8
menyebabkan tingginya komposisi kertas. Berdasarkan kuesioner, di Kecamatan Medan
Area sebanyak 81,3% responden menjawab tidak mengetahui tentang 3R.
Menurut Damanhuri (2016), berdasarkan komposisi sampah di Kecamatan Medan Area,
dapat dilihat penanganan sampah maksimum yang dapat diolah secara biologi adalah
67,99%, maksimum sampah yang dapat diolah dengan proses termal adalah 87,04%,
dan maksimum yang dapat didaur-ulang adalah 28,66%.
4.2.2. Komposisi Sampah Rumah Tangga di Kecamatan Medan Polonia
Data komposisi sampah rumah tangga dari tiap kategori sampel pada masing-masing
kelurahan yang telah diperoleh, kemudian digabungkan berdasarkan kategori sampelnya
dan dicari nilai rata-ratanya. Komposisi sampah rumah tangga berdasarkan pendapatan
dapat dilihat pada Gambar 4.4 untuk kategori HI, Gambar 4.5 untuk kategori MI, dan
Gambar 4.6 untuk kategori LI.
Gambar 4.4 Komposisi Sampah High Income (HI)
Sumber: Pengolahan Data,2017
Berdasarkan Gambar 4.4 persentase komposisi sampah di Kecamatan Medan Polonia
untuk kategori HI yang paling tinggi adalah 71% sampah organik yang terdiri dari
sampah sisa makanan, sampah pekarangan dan dedaunan. Selanjutnya 11% plastik, 9%
kertas, 6% lain-lain (termasuk pembalut dan popok), serta alumunium, kaca dan LWTR
(kulit, kayu, kain dan karet) masing-masing 1%.
Universitas Sumatera Utara
Page 58
IV-9
Gambar 4.5 Komposisi Sampah Middle Income (MI)
Sumber: Pengolahan Data,2017
Berdasarkan Gambar 4.5 persentase komposisi sampah di Kecamatan Medan Polonia
untuk kategori MI yang paling tinggi adalah 67% sampah organik yang terdiri dari
sampah sisa makanan, sampah pekarangan dan dedaunan. Selanjutnya 12% plastik, 8%
lain-lain (termasuk pembalut dan popok), 7% kertas, kaca dan LWTR (kulit, kayu, kain
dan karet) masing-masing 2%, serta alumunium dan bahan inert msing-masing 1%.
Gambar 4.6 Komposisi Sampah Low Income (LI)
Sumber: Pengolahan Data,2017
Universitas Sumatera Utara
Page 59
IV-10
Berdasarkan Gambar 4.4 persentase komposisi sampah di Kecamatan Medan Polonia
untuk kategori LI yang paling tinggi adalah 71% sampah organik yang terdiri dari
sampah sisa makanan, sampah pekarangan dan dedaunan. Selanjutnya 15% plastik, 6%
kertas, 4% LWTR, 3% lain-lain (termasuk pembalut dan popok), dan 1% kaca.
Komposisi sampah di Kecamatan Medan Polonia yang paling tinggi adalah sampah
organik yaitu 69,89%. Sedangkan paling rendah adalah sampah bahan inert yaitu
0,21%. Untuk lebih jelas komposisi sampah di Kecamatan Medan Area dapat dilihat
pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Komposisi Sampah di Kecamatan Medan Polonia
Komposisi Komposisi (%)
Rata-Rata (%) HI(High
Income)
MI (Middle
Income)
LI(Low
Income)
Organik 71 67,43 71,25 69,89
Plastik 10,44 12,21 14,76 12,47
Kertas 8,66 7,32 6,32 7,43
LWTR 1,25 2,32 3,77 2,45
Kaca 1,27 1,52 1,13 1,31
Logam 0,24 0,36 0,14 0,25
Alumunium 0,74 0,47 0,02 0,41
Bahan Inert 0 0,47 0,17 0,21
Lain - lain 6,4 7,9 2,44 5,58
Sumber:Pengolahan Data,2017
Rentang komposisi sampah domestik menurut Tchobanoglous dalam Ruslinda (2012),
yaitu untuk sisa makanan 50-85%, kertas 1-10%, plastik 1-5%, kaca 1-10%, logam 1-
5%, kulit 1-5%, kayu 1-5%, tekstil 1-5%, dan sampah lain-lain 1-40%. Hasil penelitian
komposisi sampah Kecamatan Medan Polonia sama dengan komposisi sampah
Kecamatan Medan Area, yaitu semua komposisi sampah berada pada rentang komposisi
sampah domestik negara berkembang menurut Tchobanoglous dalam Ruslinda, dkk
(2012), kecuali sampah plastik.
Tingginya persentase sampah plastik di Kecamatan Medan Polonia disebabkan
terjadinya peningkatan aktivitas yang menggunakan plastik. Dari 29 responden terdapat
sebanyak 79,3% yang tidak pernah membawa wadah saat belanja dan 6,9 yang
membawa wadah saat belanja, sehingga terjadi peningkatan penggunaan plastik.
Kurangnya kesadaran masyarakat akan upaya 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle) juga
Universitas Sumatera Utara
Page 60
IV-11
menyebabkan tingginya komposisi kertas. Berdasarkan kuesioner, di Kecamatan Medan
Polonia sebanyak 82,7% responden menjawab tidak mengetahui tentang 3R.
Menurut Damanhuri (2016), berdasarkan komposisi sampah di Kecamatan Medan
Polonia, penanganan sampah maksimum yang dapat diolah secara biologis adalah
77,32%, maksimum sampah yang dapat diolah dengan proses termal adalah 92,24%,
dan maksimum yang dapat didaur-ulang adalah 23,01%.
4.3. Karakteristik dan Nilai Kalor Sampah Rumah Tangga
Karakteristik sampah rumah tangga yang dianalisis dalam penelitian ini adalah
karakteristik fisika sampah. Karakteristik fisika sampah yang diteliti terdiri dari
densitas, kadar air, kadar volatil, kadar abu dan nilai kalor. Penentuan karakteristik
fisika sampah ini berguna dalam pemilihan sistem pengolahan sampah.
Untuk pengujian karakteristik sampah, sampah dikelompokkan menjadi dua yaitu
organik dan anorganik. Sampah organik terdiri dari sampah sisa makanan, sampah
pekarangan, dedaunan dan kayu. Sampah anorganik terdiri dari sampah plastik, kertas,
kain, karet,dan lain-lain.
4.3.1. Densitas
Densitas merupakan rasio antara berat material sampah dengan volume sampah dengan
satuan kg/liter. Pengukuran densitas sampah rumah tangga dibutuhkan untuk
merencanakan sistem pengelolaan sampah, seperti penyimpanan, pengangkutan, serta
pembuangan. Densitas sampah rumah tangga di Kecamatan Medan Area dan Medan
Polonia dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Densitas Sampah Rumah Tangga
Kategori Densitas (kg/l)
Medan Area Medan Polonia
Hi (High Income) 0,21 0,12
Mi (Middle Income) 0,2 0,19
Li (Low Income) 0,31 0,2
Rata-Rata 0,24 0,17
Sumber:Pengolahan Data, 2017
Universitas Sumatera Utara
Page 61
IV-12
Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui rata-rata densitas sampah di Kecamatan Medan Area
adalah 0,24 kg/l dan di Kecamatan Medan Polonia adalah 0,17 kg/l. Rynk dalam Rini,
dkk (2016) menyatakan densitas yang optimal untuk pengomposan yaitu kurang dari
0,6256 kg/l. Sehingga sampah di Kecamatan Medan Area dan Medan Polonia telah
memenuhi ketentuan densitas optimal untuk pengomposan.
4.3.2. Kadar Air
Data-data kadar air sampah diperlukan untuk menentukan frekuensi pengumpulan dan
pengangkutan sampah ke TPA. Pengukuran kadar air sampah dilakukan di
laboratorium LIPI. Data kadar air sampah rumah tangga di Kecamatan Medan Area dan
Medan Polonia dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Kadar Air Sampah Rumah Tangga
Komposisi Kadar Air (%)
Medan Area Medan Polonia
Sampah Organik 17,32 38,02
Sampah Anorganik 15,87 15,39
Rata- Rata 16,60 26,70
Sumber : Analisa Laboratorium dan Perhitungan,2017
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat rata-rata kadar air sampah di Kecamatan Medan Area
16,60%. Sedangkan di Kecamatan Medan Polonia adalah 26,70%.
Kadar air sampah di Kota Bukittinggi yaitu 40% (Ruslinda,2012), dan di Kota
Pekanbaru adalah 31,37% (Jaspi, 2015). Nilai kadar air sampah di Kota Bukittinggi,
Kota Pekanbaru, Kecamatan Medan Area dan Medan Polonia berada pada rentang
kadar air dari literatur Tchobanoglous dalam Ruslinda (2012) yaitu 15%-40%. Menurut
Damanhuri, 2016, kadar air yang optimum untuk pengomposan sebaiknya berada pada
rentang 50-65%. Sehingga sampah di Kecamatan Medan Area dan Medan Polonia
perlu penambah air agar memenuhi kriteria pengomposan. Menurut Haug dalam Rini
(2016), dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme dipengaruhi oleh kadar air
dan kandungan organik.
Universitas Sumatera Utara
Page 62
IV-13
4.3.3. Kadar Volatil
Pengukuran kadar volatil sampah bertujuan untuk mengetahui efektifitas reduksi
sampah dengan menggunakan metoda pembakaran berteknologi tinggi (insinerator).
Data kadar volatil sampah rumah tangga di Kecamatan Medan Area dan Medan
Polonia dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Kadar Volatil Sampah Rumah Tangga
Komposisi Kadar Volatil (%)
Medan Area Medan Polonia
Sampah Organik 74,5 85
Sampah Anorganik 92,5 90,4
Rata-Rata 83,5 87,7
Sumber : Analisa Laboratorium dan Perhitungan, 2017
Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui bahwa rata-rata kadar volatil sampah di Kecamatan
Medan Area adalah 83,5%. Sedangkan untuk Kecamatan Medan Polonia adalah 87,7%.
Berdasarkan penelitian sebelumnya nilai kadar volatil sampah di Kota Bukittinggi
adalah 52% (Ruslinda,2012), di Kota Pekanbaru kadar volatil sampah adalah 55,62%
(Jaspi,2015). Kadar volatil sampah di beberapa daerah tersebut masuk dalam rentang
kadar volatil menurut Tchobanoglous (dalam Ruslinda,2012) yaitu 40%-60%.
Semakin tinggi kadar volatil akan menyebabkan pembakaran yang lebih mudah.
Semakin besar kadar volatil maka semakin tinggi nilai kalor pada sampah
(Damanhuri,2016). Dengan kandungan rata-rata kadar volatil 83,5% dan 87,7%, maka
sampah di Kecamatan Medan Area dan Medan Polonia dapat tereduksi dengan baik
dengan proses pembakaran pada suhu tinggi.
4.3.4. Kadar Abu
Penentuan kadar abu sampah hampir sama tujuannya dengan kadar volatil sampah
yaitu untuk mengetahui keefektifitasan reduksi volume dengan pembakaran. Data kadar
abu sampah rumah tangga di Kecamatan Medan Area dan Medan Polonia dapat dilihat
pada Tabel 4.8.
Universitas Sumatera Utara
Page 63
IV-14
Tabel 4.8 Kadar Abu Sampah Rumah Tangga
Komposisi Kadar Abu (%)
Medan Area Medan Polonia
Sampah Organik 15 25,5
Sampah Anorganik 9,6 7,5
Rata-Rata 12,3 16,5
Sumber : Analisa Laboratorium dan Perhitungan, 2017
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa rata-rata kadar abu sampah di Kecamatan
Medan Area adalah 12,3%. Sedangkan rata-rata kadar abu sampah di Kecamatan Medan
Polonia adalah 16,5%.
Menurut Sekar, dkk (2016), kadar abu yang kecil menunjukkan bahwa pembakaran
terhadap sampel bekerja cukup sempurna sehingga nilai kalor yang dimiliki cukup
tinggi. Menurut Damanhuri (2016), kadar abu untuk pengolahan sampah dengan
insinerator adalah dibawah 60%. Sehingga di Kecamatan Medan Area dan Medan
Polonia telah memenuhi kriteria untuk insinerasi.
4.3.5. Fixed Carbon (Karbon Tetap)
Fixed carbon (karbon tetap) digunakan untuk pendekatan perhitungan nilai kalor
sampah. Data kadar fixed carbon sampah rumah tangga di Kecamatan Medan Area dan
Medan Polonia dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Kadar Fixed Carbon Sampah Domestik Wilayah Medan I
Komposisi Kadar Fixed Carbon (%)
Medan Area Medan Polonia
Sampah Organik 0,38 0,55
Sampah Anorganik 0,07 0,25
Rata-Rata 0,225 0,4
Sumber : Analisa Laboratorium dan Perhitungan, 2017
Berdasarkan Tabel 4.9 diketahui presentase kadar fixed carbon di Kecamatan Medan
Area untuk sampah organik adalah 0,38% dan sampah anorganik adalah 0,07%, dengan
rata-rata adalah 0,225%. Sedangkan di Kecamatan Medan Polonia untuk sampah
organik adalah 0,55% dan sampah anorganik adalah 0,25%, dengan rata-rata adalah
0,4%.
Universitas Sumatera Utara
Page 64
IV-15
4.3.6. Nilai Kalor
Nilai kalor merupakan karakteristik utama yang harus diketahui bila akan mengolah
sampah dengan proses termal, khususnya insinerasi. Nilai kalor menyatakan banyaknya
panas yang dihasilkan pada pembakar sempurna. Data nilai kalor sampah rumah tangga
di Kecamatan Medan Area dan Medan Polonia dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Nilai Kalor Sampah Rumah Tangga
Komposisi Nilai Kalor (Kkal/kg)
Medan Area Medan Polonia
Sampah Organik 3495,94 3818,22
Sampah Anorganik 4385,99 4033,86
Rata-Rata 3940,96 3926,04
Sumber : Analisa Laboratorium dan Perhitungan, 2017
Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui nilai kalor di Kecamatan Medan Area untuk sampah
organik adalah 3495,94 Kkal/kg dan sampah anorganik adalah 4385,99 Kkal/kg, dengan
rata-rata adalah 3926,04 Kkal/kg. Sedangkan di Kecamatan Medan Polonia untuk sampah
organik adalah 3818,22 Kkal/kg dan sampah anorganik adalah 4033,86 Kkal/kg, dengan
rata-rata adalah 3926,04 Kkal/kg. Pengolahan sampah dengan teknologi insinerasi dapat
diterapkan bila nilai kalor sampah >2000 Kkal/kg (Damanhuri,2016). Sehingga sampah
di Kecamatan Medan Area dan Medan Polonia telah memenuhi kriteria untuk
insinerasi.
Pemilihan alternatif pengolahan sampah rumah tangga perlu untuk dipertimbangkan
kembali karena beberapa kekurangan dari pengolahan ini, seperti mahalnya investasi,
mahalnya perbaikan dan pemeliharaan, dan masih perlu membuang residu, serta
menghasilkan gas buang yang akan mencemari udara seperti debu, CO, CO2, NOx,
SOx, dan dioxin.
Universitas Sumatera Utara
Page 65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisa yang telah diuraikan, didapatkan beberapa
kesimpulan, antara lain :
1. Rata-rata besaran timbulan sampah rumah tangga di Kecamatan Medan Area adalah
0,26 kg/org/hari atau 1,08 l/org/hari, dan di Kecamatan Medan Polonia adalah 0,25
kg/org/hari atau 1,51 l/org/hari.
2. Komposisi sampah rumah tangga di Kecamatan Medan Area terdiri dari sampah
organik 59,28%, plastik 16,12%, kertas 8,71%, LWTR 2,93%, dan lain-lain 11,17%.
Di Kecamatan Medan Polonia terdiri dari sampah organik 69,89%, plastik 12,47%,
kertas 7,43%, LWTR 2,45%, dan lain-lain 5,58%.
3. Karakteristik fisika sampah rumah tangga di Kecamatan Medan Area terdiri dari
densitas 0,24 kg/liter, kadar air rata-rata 16,60%, kadar volatil rata-rata 83,5%, kadar
abu rata-rata 12,3%, serta fixed carbon rata-rata 0,225%. Di Kecamatan Medan
Polonia terdiri dari densitas 0,17 kg/liter, kadar air rata-rata 26,70%, kadar volatil
rata-rata 87,7%, kadar abu rata-rata 16,5%, serta fixed carbon rata-rata 0,4%
4. Rata-rata nilai kalor sampah rumah tangga di Kecamatan Medan Area adalah
3940,96 Kkal/kg, dan di Kecamatan Medan Polonia adalah 3926,04 Kkal/kg.
Universitas Sumatera Utara
Page 66
V-2
5.2 Saran
1. Sebaiknya Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan menghitung timbulan,
komposisi, karakteristik sampah secara keseluruhan.
2. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam pembuatan
kebijakan terkait pengolahan sampah.
3. Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk menghitung timbulan sampah non
domestik juga, sedangkan untuk pengujian nilai kalor dengan Proximate analysis
dilakukan untuk masing-masing komposisi atau sebaiknya menggunakan bomb
calorimeter, sehingga data yang diperoleh lebih representatif.
Universitas Sumatera Utara
Page 67
DAFTAR PUSTAKA
Baawain, M; Al-Mamun, A; omidvarborna, H. 2017. “Ultimate Composition Analysis
of Municipal Solid Waste in Muscat”. Journal of cleaner production 148
(2017) 355- 362.
Badan Pusat Statistik Kota Medan 2016
Damanhuri, E dan Padmi, T. 2010. “Diktat Kuliah TL-3104 Pengelolaan Sampah”.
Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil Dan Lingkungan,
Institut Teknologi Bandung.
Damanhuri, E dan Padmi, T.2016. “Pengelolaan Sampah Terpadu”. Bandung :
Penerbit ITB.
Darmasetiawan, martin. 2004. “Sampah dan Sistem pengelolaannya”. Jakarta :
Ekamitra Engineering.
Davis, Mackenzie L dan Masten Susan J. 2004. “Principles of Environmental
Engineering and Science”. Singapore : Mc Graw Hill, Higher Education.
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan 2017
Jaspi, K; Yenie, E; dan Elystia S. 2015. “Studi Timbulan, Komposisi, dan
Karakteristik Sampah Domestik Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru.” Jom
FTEKNIK Volume 2 No. 1 Februari 2015
Murtadho, D dan Sa’id, E G. 1988. “ Penanganan dan Pemanfaatan Limbah Padat.”
Jakarta : PT. Mediyatama Sarana Perkasa.
Palanivel, T. M and Sulaiman, H. 2014. “Generation and Composition of Municipal
Solid Waste (MSW) in Muscat, Sultanate of Oman.” APCBEE Procedia 10
(2014) 96-102.
Peavy, Howard S; Rowe , Donald R ; dan Tchobanoglous, G. 1985. “Enviromental
Engineering.” United State of Amerika : Mc Graw Hill Book Company.
Pemerintah Kota Medan. 2013. “Kajian Model Pengelolaan Sampah Dan SDM
Kebersihan Di Kota Medan’’
Ruslinda, Y; Indah, S ; dan Laylani, W. 2012. “Studi Timbulan, Komposisi Dan
Karakteristik Sampah Domestik Kota Bukittinggi”. Jurnal Teknik
Lingkungan UNAND 9 (1) : 1 – 12
Ramandhani, Tri A. 2011. “Studi Timbulan Dan Komposisi Sampah Rumah Tangga
Di Kelurahan Mekar Jaya (Depok) Dihubungkan Dengan Tingkat
Pendapatan-Pendidikan-Pengetahuan-Sikap-Perilaku Masyarakat”. Program
Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia.
Rini, Diah I; Priscila, Elisabeth; Handayani, Dwi S; dan Samudro, Ganjar. 2016.
“Penentuan Metode Pengolahan Sampah Berdasarkan Timbulan, Komposisi
Dan Karakteristik Sampah Di Universitas Diponegoro (Studi Kasus:
Fakultas Kedokteran Dan FPIK)". Prosiding SNST Ke-7 Tahun 2016.
Fakultas Teknik Universitas Wahid Hsyim Semarang.
Saidan, Motasem N. 2017. “Solid Waste Composition Analysis and Recycling
Evaluation : Zaatari Syruan Refugees Camp, Jordan.” Waste Management
xxx (2017) xxx- xxx.
SNI 19-3694- 1994 Metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan
komposisi sampah perkotaan.
Undang – Undang nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
Universitas Sumatera Utara
Page 68
KATA PENGANTAR
Perihal : Permohonan .
Pengisian Angket
Kepada Yth : Bapak/Ibu/Sdr/i
Dengan hormat.
Dalam rangka penelitian yang sedang saya lakukan mengenai peran serta masyarakat
dalam mengelola sampah secara sendiri, maka saya memohon bantuan dan kerjasama
kepada Bapak/Ibu/Sdr/i berkenan untuk mengisi angket yang telah saya sediakan. Saya
menjamin informasi yang diberikan hanya untuk tujuan penelitian semata, maka dari itu
Bpk/Ibu/Sdr/i tidak perlu ragu-ragu dalam memberikan jawaban yang sejujurnya.
Artinya semua jawaban yang diberikan oleh Bpk/Ibu/Sdr/i adalah benar, dan jawaban
yang diminta adalah sesuai dengan kondisi yang dirasakan selama ini. Setiap jawaban
diberikan merupakan bantuan yang tidak ternilai harganya bagi peneliti ini.
Atas perhatian dan bantuannya, saya mengucapkan terima kasih.
Medan, September 2017
Hormat saya,
Ria Annisa Dalimunthe
120407004
Program Studi Teknik Lingkungan
Universitas Sumatera Utara
Email: [email protected]
Universitas Sumatera Utara
Page 69
Petunjuk: Harap silang (x) jawaban yang sesuai
Jenis kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan
Kecamatan : a. Medan Polonia b. Medan Area
A. Sikap Dan Pandangan Terhadap Pengelolan Sampah
1. Berapakah sampah yang dihasilkan per hari?
a. Dibawah 3 kg (1 plastik kecil) c. 5-8 kg (1 plastik besar) e. lain-lain
b. 3-5 kg (1 plastik sedang) d. 8-10 kg (1 karung beras)
2. Biasanya sampah di buang ke?
a. Tempat Sampah kemudian diangkut oleh petugas c. Dibakar e. Lain-lain
b. Tempat pembuangan sampah sementara d. Sungai
3. Seberapa sering sampah diangkut?
a.Setiap hari c.1-2 minggu sekali e.Tidak diangkut
b.2-3 kali seminggu d. 1 kali sebulan
4. Apakah anda melakukan pemilahan sampah sebelum dikumpulkan?
(misalnya: pemisahan sampah sisa makanan, plastik, kertas dan lain-lain)
a. Selalu c. Ragu-ragu e. Tidak pernah
b.Melakukan pemilahan d. Kadang-kadang
5. Bagaimana pendapat anda tentang pengelolaan sampah di lingkungan Anda?
a. Sangat baik c. Tidak baik e. Tidak tahu
b. Baik d. Sangat tidak baik
6. Bagaimana kondisi sarana dan prasarana pengelolaan sampah di daerah tempat
tinggal anda?
a. Sangat baik c. Tidak baik e. Tidak tahu
b. Baik d. Sangat buruk
7. Apakah saudara sudah puas dengan pengelolaan sampah tersebut?
a. Sangat puas c. Ragu-ragu e. Sangat tidak puas
b. Puas d. Tidak puas
8. Apakah yang harus dibenahi dari sistem pengelolaan sampah di daerah anda?
a. Lokasi tempat pembuangan sampah sementara yang lebih baik
b. Jadwal pengangkutan sampah rutin dan teratur
c. Biaya retribusi
d. Ketersediaan sarana daur ulang sampah
e. Lain-lain
9. Berapakah biaya retribusi sampah yang ideal menurut anda setiap bulan?
a. Dibawah Rp10.000 c. Rp21.000-Rp30.000,- e. Diatas Rp40.000,-
b. Rp10.000 – Rp20.000 d. Rp31.000-Rp40.000,-
10. Apakah biaya retribusi sampah memberatkan saudara ?
a. Sangat tidak memberatkan c. Ragu-ragu e. Sangat memberatkan
b. Tidak memberatkan d. memberatkan
11. Apakah anda mengetahui tentang sistem 3R ?
a. Sangat mengetahui c. Ragu-ragu e. Sangat tidak mengetahui
Universitas Sumatera Utara
Page 70
b. Mengetahui d. tidak mengetahui
12. Apakah Anda bersedia memilah sampah di rumah ?
a. Sangat bersedia c. Ragu-ragu e. Sangat tidak bersedia
b. Bersedia d. Tidak bersedia
13. Jika anda berbelanja, apakah anda membawa tas/wadah sendiri sebagai tempat
belanjaan anda ?
a. Selalu c. Ragu-ragu e. Tidak pernah
b. Membawa d. Kadang-kadang
14. Apakah anda bersedia ikut serta dalam komunitas yang bergerak dalam bidang
persampahan. Misalnya bank sampah?
a. Sangat bersedia c. Ragu-ragu e. Sangat tidak bersedia
b. Bersedia d. Tidak bersedia
15. apakah anda terbiasa membuang sampah pada tempat sampah?
a. Selalu c. Ragu-ragu e. Tidak pernah
b.Terbiasa d. Kadang-kadang
B. Data Responden
1. Berapa Usia anda?
a. Dibawah 20 tahun c. 30-40 tahun e. Lebih dari 50 tahun
b. 20-30 tahun d. 40-50 tahun
2. Berapa jumlah anggota keluarga ?
a. 1-2 orang c. 4 orang e. Lebih dari 6 orang
b. 3 orang d. 5 orang
3. Tingkat pendidikan terakhir anda?
a. SD c. SMA/sederajat e. Magister/doktor
b. SMP d. Diploma/Sarjana
4. Mata pencaharian anda?
a. PNS/karyawan swasta c. Ibu rumah tangga e. Lain-lain
b. Wirausaha d. Nelayan/petani
5. Jenis rumah ?
a. Permanen b. Semi permanen c. Non permanen
6. Berapah ukuran luas rumah anda?
a. Dibawah 21m2 (tipe 21) c. 46m
2-55m
2 e. Diatas 120m
2
b. 21m2-45m
2 d. 56m
2-120m
2
7. Berapa kira-kira pendapatan anda per bulan?
a. Dibawah 1 juta c. 3-4 juta e. Diatas 5 juta
b. 1-3 juta d. 4-5 juta
8. Berapa kira-kira pengeluaran (konsumsi makanan, minuman, pakaian, air, listrik &
gas) per bulan?
a. Dibawah 1 juta c. 3-4 juta e. Diatas 5 juta
b. 1-3 juta d. 4-5 juta
Universitas Sumatera Utara
Page 71
DA
TA
PR
IME
R
1.
Data
Tim
bu
lan
Sa
mp
ah
Di K
eca
mata
n M
ed
an
Area
HI (H
igh
Inco
me)
hari ke - ( K
G)
Jum
lah
Jiwa/K
K
hari ke - ( K
G)
no
.samp
el h
ari 1
h
ari 2
h
ari 3
h
ari 4
h
ari 5
h
ari 6
h
ari 7
h
ari 8
h
ari 1
hari 2
h
ari 3
hari 4
h
ari 5
hari 6
h
ari 7
hari 8
7
0,9
7 2
,1 0
,44
0,6
9 0
,79
0,6
2 2
,32
0,7
4
0,2
42
5 0
,52
5 0
,11
0,1
72
5 0
,19
75
0,1
55
0,5
8 0
,17
5
8
0,6
1,0
9 0
,59
1,1
0,7
8 1
,33
0,9
1,5
5
0,1
2 0
,21
8 0
,11
8 0
,22
0,1
56
0,2
66
0,1
8 0
,3
10
0
,9 0
,5 0
,77
1,2
1,0
3 1
,3 1
,06
1,6
5
0,1
8 0
,1 0
,15
4 0
,24
0,2
06
0,2
6 0
,21
2 0
,32
11
0
,8 1
,4 0
,5 0
,9 1
,2 2
1
,4 1
4
0
,2 0
,35
0,1
25
0,2
25
0,3
0,5
0,3
5 0
,25
15
1
,15
2,4
5 1
,2 2
,5 1
,61
1,4
8 1
,05
3,9
6
0,1
92
0,4
1 0
,2 0
,41
66
0,2
68
33
0,2
46
66
7 0
,17
5 0
,65
18
0
,98
2,5
4 2
,2 1
,45
0,3
2,4
4 1
,2 3
,2 6
0
,16
3 0
,42
0,3
66
6 0
,24
16
67
0,0
5 0
,40
66
67
0,2
0,5
33
33
3
27
1
,93
3,9
5 2
,1 1
,92
1,2
8 1
,07
1,6
2,6
6
0,3
22
0,6
6 0
,35
0,3
2 0
,21
33
33
0,1
78
33
3 0
,26
66
67
0,4
33
33
3
29
2
,56
3,0
3 0
,5 1
,33
1,0
1 0
,72
1,3
0,3
5 6
0
,42
7 0
,50
5 0
,08
33
33
0,2
21
66
7 0
,16
83
33
0,1
2 0
,21
66
67
0,0
58
33
3
30
1
,2 0
,25
0,2
8 2
,12
1
0,8
7 1
,02
2,4
7 5
0
,24
0,0
5 0
,05
6 0
,42
4 0
,2 0
,17
4
0,2
04
0,4
94
36
1
,21
0,4
1,4
4 0
,96
1,3
7 2
,42
1,2
5 0
,9 5
0
,24
2 0
,08
0,2
88
0,1
92
0,2
74
0,4
84
0,2
5 0
,18
40
0
,12
0,1
0,2
0,1
5 0
,08
0,1
3 0
,07
0,1
2
0,0
6 0
,05
0,1
0,0
75
0,0
4 0
,06
5 0
,03
5 0
,05
48
0
,65
0,8
0,6
3 1
,3 1
,8 3
,71
1,0
8 1
,3 4
0
,16
0,2
0,1
57
5 0
,32
5 0
,45
0,9
27
5 0
,27
0,3
25
Total
58
2
,55
3,5
68
2,1
08
5 3
,07
35
2,5
23
5 3
,78
31
67
2,9
39
33
3 3
,76
9
Universitas Sumatera Utara
Page 72
MI(M
idd
le In
com
e) h
ari ke - (Kg)
Jum
lah
Jiwa/K
K
hari ke - (K
g)
no
.samp
el h
ari 1
h
ari 2
h
ari 3
h
ari 4
h
ari 5
h
ari 6
h
ari 7
h
ari 8
h
ari 1
hari 2
h
ari 3
hari 4
h
ari 5
hari 6
h
ari 7
hari 8
2
0,8
0,2
0,3
4 0
,31
0,3
7 0
,45
0,2
0,4
5 3
0
,26
66
67
0,0
66
66
7 0
,11
3 0
,10
33
33
0,1
23
33
3 0
,15
0,0
66
66
7 0
,15
12
1
,3 1
,3 2
1
,5 1
,4 2
,1 2
,03
1,6
6
0,2
16
66
7 0
,21
66
67
0,3
33
0,2
5 0
,23
33
33
0,3
5 0
,33
83
33
0,2
66
66
7
13
0
,95
1,2
5 0
,22
1,3
8 2
,22
3,2
1 1
,65
1,9
5 5
0
,19
0,2
5 0
,04
4 0
,27
6 0
,44
4 0
,64
2 0
,33
0,3
9
14
0
,9 0
,49
0,9
9 1
,46
1,8
6 2
,84
2,8
3 1
,98
6
0,1
5 0
,08
16
67
0,1
65
0,2
43
33
3 0
,31
0,4
73
33
3 0
,47
16
67
0,3
3
24
0
,6 0
,42
0,3
6 0
,5 0
,64
0,2
2 0
,52
0,3
2 3
0
,2 0
,14
0,1
2 0
,16
66
67
0,2
13
33
3 0
,07
33
33
0,1
73
33
3 0
,10
66
67
25
1
,55
0,7
8 0
,68
1,0
1 1
,33
0,6
3 1
,16
0,5
5 5
0
,31
0,1
56
0,1
36
0,2
02
0,2
66
0,1
26
0,2
32
0,1
1
26
1
,5 1
,09
0,8
9 0
,94
0,7
9 0
,54
1,2
9 0
,75
5
0,3
0,2
18
0,1
78
0,1
88
0,1
58
0,1
08
0,2
58
0,1
5
31
1
,2 1
,44
1,3
1,5
0,8
1 1
,4 1
,7 1
,55
5
0,2
4 0
,28
8 0
,26
0,3
0,1
62
0,2
8 0
,34
0,3
1
32
0
,53
2,2
6 0
,23
0,0
5 0
,28
0,0
95
0,4
8 0
,35
4
0,1
32
5 0
,56
5 0
,05
75
0,0
12
5 0
,07
0,0
23
75
0,1
2 0
,08
75
33
0
,96
0,6
2 0
,85
1,6
4 0
,75
0,3
4 1
,62
0,7
4
0,2
4 0
,15
5 0
,21
25
0,4
1 0
,18
75
0,0
85
0,4
05
0,1
75
39
0
,34
0,2
2 0
,47
0,1
4 0
,02
0,2
0,3
8 0
,35
2
0,1
7 0
,11
0,2
35
0,0
7 0
,01
0,1
0,1
9 0
,17
5
41
1
,65
1,9
6 3
,71
2,1
5 1
,9 2
,05
1,5
0,4
5 6
0
,27
5 0
,32
66
67
0,6
18
0,3
58
33
3 0
,31
66
67
0,3
41
66
7 0
,25
0,0
75
43
1
,48
1,4
5 2
,38
1,1
1 1
,02
3,1
4 1
,88
2,5
8 6
0
,24
66
67
0,2
41
66
7 0
,39
7 0
,18
5 0
,17
0,5
23
33
3 0
,31
33
33
0,4
3
49
0
,75
1,0
3 0
,54
0,8
4 0
,82
1,6
5 1
,04
0,8
2 4
0
,18
75
0,2
57
5 0
,13
5 0
,21
0,2
05
0,4
12
5 0
,26
0,2
05
Total
64
3
,12
5 3
,07
28
33
3,0
05
2,9
75
16
7 2
,86
91
67
3,6
88
91
7 3
,74
83
33
2,9
60
83
3
LI (Low
h
ari ke - (Kg)
Jum
lah
hari ke - (K
g)
Universitas Sumatera Utara
Page 73
Inco
me)
Jiwa/K
K
no
.samp
el h
ari 1
h
ari 2
h
ari 3
h
ari 4
h
ari 5
h
ari 6
h
ari 7
hari 8
h
ari 1
hari 2
h
ari 3
hari 4
h
ari 5
hari 6
h
ari 7
hari 8
3
0,1
6 0
,78
0,6
6 0
,75
0,9
0,0
3 2
,1 0
,99
3
0,0
53
0,2
6 0
,22
0,2
5 0
,3 0
,01
0,7
0,3
3
4
0,2
7 0
,1 0
,68
0,7
1,1
8 0
,24
1,0
2 0
,23
2
0,1
35
0,0
5 0
,34
0,3
5 0
,59
0,1
2 0
,51
0,1
15
5
0,9
3 1
,05
1,1
0,5
1,0
5 0
,65
0,2
0,4
2
0,4
65
0,5
25
0,5
5 0
,25
0,5
25
0,3
25
0,1
0,2
6
0,5
5 1
,09
0,3
0,8
2 0
,14
0,5
8 0
,15
0,3
7 2
0
,27
5 0
,54
5 0
,15
0,4
1 0
,07
0,2
9 0
,07
5 0
,18
5
9
1,3
8 0
,2 0
,6 0
,55
0,3
9 0
,42
0,6
1,0
6 2
0
,69
0,1
0,3
0,2
75
0,1
95
0,2
1 0
,3 0
,53
16
0
,4 0
,84
0,4
2 0
,5 0
,6 1
,08
0,4
2 1
,2 3
0
,13
3 0
,28
0,1
4 0
,16
66
67
0,2
0,3
6 0
,14
0,4
17
0
,75
0,9
8 0
,81
1,2
0,9
5 1
,3 1
,95
4,0
5 5
0
,15
0,1
96
0,1
62
0,2
4 0
,19
0,2
6 0
,39
0,8
1
19
1
,1 0
,7 0
,3 1
,04
0,0
9 1
,24
0,9
4 0
,34
2
0,5
5 0
,35
0,1
5 0
,52
0,0
45
0,6
2 0
,47
0,1
7
20
2
,15
0,9
1,2
0,6
9 0
,51
0,6
4 0
,82
1,2
4
0,5
37
5 0
,22
5 0
,3 0
,17
25
0,1
27
5 0
,16
0,2
05
0,3
21
3
,35
2,6
0,7
0,7
0,1
8 1
,38
0,8
4 1
,71
6
0,5
58
0,4
33
0,1
16
66
7 0
,11
66
67
0,0
3 0
,23
0,1
4 0
,28
5
22
2
,83
1,9
9 1
,38
2,7
0,4
5 1
,47
1,5
4 0
,55
6
0,4
72
0,3
32
0,2
3 0
,45
0,0
75
0,2
45
0,2
56
66
7 0
,09
16
67
23
2
,55
2,6
0,9
5 1
,37
3,3
7 0
,96
0,6
3 2
,08
6
0,4
25
0,4
33
0,1
58
33
3 0
,22
83
33
0,5
61
66
7 0
,16
0,1
05
0,3
46
66
7
28
2
,45
2,6
2,0
5 2
,2 0
,64
1,4
3 3
,47
4,8
1 6
0
,40
8 0
,43
3 0
,34
16
67
0,3
66
66
7 0
,10
66
67
0,2
38
33
3 0
,57
83
33
0,8
01
66
7
34
0
,87
0,5
1,3
0,8
1,3
4 0
,82
1,2
0,8
2 3
0
,29
0,1
67
0,4
33
33
3 0
,26
66
67
0,4
46
66
7 0
,27
33
33
0,4
0,2
73
33
3
35
1
,22
0,2
6 0
,15
1,5
1,1
9 0
,54
0,6
6 1
,2 3
0
,40
7 0
,08
7 0
,05
0,5
0,3
96
66
7 0
,18
0,2
2 0
,4
37
0
,96
1
0,7
7 1
,24
0,8
0,4
4 1
,28
2,9
8 4
0
,24
0,2
5 0
,19
25
0,3
1 0
,2 0
,11
0,3
2 0
,74
5
38
0
,07
0,8
4 1
,51
1,0
6 2
,08
0,4
4 1
,26
0,8
7 4
0
,01
7 0
,21
0,3
77
5 0
,26
5 0
,52
0,1
1 0
,31
5 0
,21
75
42
0
,14
0,4
5 1
,18
1,2
2,1
4 4
,85
0,3
6 0
,83
5
0,0
28
0,0
9 0
,23
6 0
,24
0,4
28
0,9
7 0
,07
2 0
,16
6
44
0
,9 0
,78
1,4
8 0
,4 0
,29
0,9
1,0
1 1
,03
3
0,3
0,2
6 0
,49
33
33
0,1
33
33
3 0
,09
66
67
0,3
0,3
36
66
7 0
,34
33
33
45
0
,9 1
,67
1,1
0,9
2 1
,64
0,5
1 0
,42
0,8
2 3
0
,3 0
,55
67
0,3
66
66
7 0
,30
66
67
0,5
46
66
7 0
,17
0,1
4 0
,27
33
33
46
1
,05
0,4
3 0
,68
0,7
8 0
,6 0
,65
0,7
0,5
6 3
0
,35
0,1
43
0,2
26
66
7 0
,26
0,2
0,2
16
66
7 0
,23
33
33
0,1
86
66
7
47
1
,17
1,6
1 1
,06
0,8
8 0
,28
0,6
4 1
,5 1
,45
4
0,2
92
0,4
02
5 0
,26
5 0
,22
0,0
7 0
,16
0,3
75
0,3
62
5
Total
81
7
,07
71
67
6,3
28
5 5
,79
96
67
6,2
97
5 5
,92
05
5,7
18
33
3 6
,38
2 7
,53
26
67
Universitas Sumatera Utara
Page 74
2.
Data
Tim
bu
lan
Sa
mp
ah
Di K
eca
mata
n M
ed
an
Polo
nia
HI (H
igh
Inco
me)
hari k
e - ( KG
) jlh
jiw
a h
ari ke - ( KG
)
no.sam
pel
hari
1
hari
2
hari
3
hari
4
hari
5
hari
6
hari
7
hari
8
hari 1
h
ari 2
hari 3
h
ari 4
hari 5
h
ari 6
hari 7
h
ari 8
1
1,0
5
0,7
5
1,5
0
,3 0
,08
0,4
1,2
0,4
7 3
0
,35
0,2
5 0
,5 0
,1 0
,02
66
67
0,1
33
33
3 0
,4 0
,15
66
67
3
0,6
5
1,0
5
0,7
5
0,6
7 0
,49
1,2
1,1
0,4
5 4
0
,16
25
0,2
62
5 0
,18
75
0,1
67
5 0
,12
25
0,3
0,2
75
0,1
12
5
6
0,6
5
0,6
0,7
6
0,1
4 0
,19
0,4
9 0
,6 0
4
0
,16
25
0,1
5 0
,19
0,0
35
0,0
47
5 0
,12
25
0,1
5 0
7
1,3
1,1
5
2,8
6
0,6
9 1
,18
0,7
5 2
,65
0,6
9 4
0
,32
5 0
,28
75
0,7
15
0,1
72
5 0
,29
5 0
,18
75
0,6
62
5 0
,17
25
11
3
2,0
5
2,6
5
0,7
1,5
1 0
,65
1,0
5 1
,43
5
0,6
0,4
1 0
,53
0,1
4 0
,30
2 0
,13
0,2
1 0
,28
6
12
1,2
0,3
0,3
5
2,4
2 0
,85
1,0
2 1
,5 0
,64
5
0,2
4 0
,06
0,0
7 0
,48
4 0
,17
0,2
04
0,3
0,1
28
13
0,7
5
0,7
5
1,2
2
0,2
5 1
,85
0,2
1,3
1,3
4 5
0
,15
0,1
5 0
,24
4 0
,05
0,3
7 0
,04
0,2
6 0
,26
8
Total
30
1
,99
1,5
7 2
,43
65
1,1
49
1,3
33
66
7 1
,11
73
33
2,2
57
5 1
,12
36
67
Universitas Sumatera Utara
Page 75
MI(M
idd
le In
com
e) h
ari ke - (Kg)
Jum
lah
Jiwa/K
K
hari ke - ( K
G)
no
.samp
el h
ari 1
h
ari 2
h
ari 3
h
ari 4
h
ari 5
h
ari 6
h
ari 7
h
ari 8
h
ari 1
hari 2
h
ari 3
hari 4
h
ari 5
hari 6
h
ari 7
hari 8
15
0
,5 0
,89
1,5
1 0
,52
0,9
1,2
1,1
8 1
,2 4
0
,12
5 0
,22
25
0,3
77
5 0
,13
0,2
25
0,3
0,2
95
0,3
16
0
,65
2,6
5 0
,64
0,8
1,7
5 1
,05
1,6
1 1
,73
5
0,1
3 0
,53
0,1
28
0,1
6 0
,35
0,2
1 0
,32
2 0
,34
6
17
0
,46
0,6
7 1
,55
1,2
7 1
,4 1
0
,6 0
,5 4
0
,11
5 0
,16
75
0,3
87
5 0
,31
75
0,3
5 0
,25
0,1
5 0
,12
5
21
1
0
,5 1
,72
1,9
0,5
1,0
6 0
,82
0,6
4 4
0
,25
0,1
25
0,4
3 0
,47
5 0
,12
5 0
,26
5 0
,20
5 0
,16
22
0
,5 0
,3 0
,5 0
,9 0
,85
0,2
5 0
,3 0
,5 3
0
,16
66
67
0,1
0,1
66
66
7 0
,3 0
,28
33
33
0,0
83
33
3 0
,1 0
,16
66
67
23
2
,05
1,3
5 0
,5 2
,16
1,4
5 1
,2 1
,09
1,6
8 5
0
,41
0,2
7 0
,1 0
,43
2 0
,29
0,2
4 0
,21
8 0
,33
6
24
2
,05
4,2
4,1
5 3
,33
1,5
1,3
5 1
,87
1,5
7 6
0
,34
16
67
0,7
0,6
91
66
7 0
,55
5 0
,25
0,2
25
0,3
11
66
7 0
,26
16
67
26
0
,15
0,7
9 1
,5 0
,15
0,5
2,5
0,5
3 0
,74
3
0,0
5 0
,26
33
33
0,5
0,0
5 0
,16
66
67
0,8
33
33
3 0
,17
66
67
0,2
46
66
7
29
2
,45
0,1
5 0
,99
0,6
8 1
,15
3,1
5 1
,53
1,4
8 5
0
,49
0,0
3 0
,19
8 0
,13
6 0
,23
0,6
3 0
,30
6 0
,29
6
Total
39
2
,07
83
33
2,4
08
33
3 2
,97
93
33
2,5
55
5 2
,27
3,0
36
66
7 2
,08
43
33
2,2
38
Universitas Sumatera Utara
Page 76
LI (Low
In
com
e) h
ari ke - (Kg)
Jum
lah
Jiwa/K
K
hari ke - ( K
G)
no
.samp
el h
ari 1
h
ari 2
h
ari 3
h
ari 4
h
ari 5
h
ari 6
h
ari 7
h
ari 8
h
ari 1
hari 2
h
ari 3
hari 4
h
ari 5
hari 6
h
ari 7
hari 8
32
0
,95
1,2
5 0
,79
0,7
0,2
4 0
,71
1,4
0,9
4
0,2
37
5 0
,31
25
0,1
97
5 0
,17
5 0
,06
0,1
77
5 0
,35
0,2
25
37
2
,95
3,9
5 1
,5 2
,52
2,2
9 2
,92
3,4
4 2
,4 6
0
,49
16
67
0,6
58
33
3 0
,25
0,4
2 0
,38
16
67
0,4
86
66
7 0
,57
33
33
0,4
38
2
,8 1
,8 3
,8 0
,45
0,8
5 1
,2 0
,48
3,8
9 5
0
,56
0,3
6 0
,76
0,0
9 0
,17
0,2
4 0
,09
6 0
,77
8
39
0
,7 0
,32
0,5
7 0
,35
0,1
3 0
,81
0,6
5 1
,23
4
0,1
75
0,0
8 0
,14
25
0,0
87
5 0
,03
25
0,2
02
5 0
,16
25
0,3
07
5
41
0
,9 1
2
,05
0,5
5 1
,21
0,8
8 1
,35
2,7
4 6
0
,15
0,1
66
66
7 0
,34
16
67
0,0
91
66
7 0
,20
16
67
0,1
46
66
7 0
,22
5 0
,45
66
67
44
1
,1 0
,15
0,6
0,3
5 0
,46
4,8
1,2
3 0
,3 5
0
,22
0,0
3 0
,12
0,0
7 0
,09
2 0
,96
0,2
46
0,0
6
46
0
,84
1
3,2
4 0
,7 0
,82
1,9
3 2
,3 2
,2 5
0
,16
8 0
,2 0
,64
8 0
,14
0,1
64
0,3
86
0,4
6 0
,44
47
1
,3 0
,65
0,4
3 0
,41
0,3
4 0
,4 0
,61
0,1
3
0,4
33
33
3 0
,21
66
67
0,1
43
33
3 0
,13
66
67
0,1
13
33
3 0
,13
33
33
0,2
03
33
3 0
,03
33
33
48
0
,15
0,8
5 0
,3 0
,4 1
,03
1,1
9 0
,25
1,6
6 5
0
,03
0,1
7 0
,06
0,0
8 0
,20
6 0
,23
8 0
,05
0,3
32
49
0
,3 2
,1 1
,44
1,6
0,4
8 0
,74
1,7
2 2
,59
3
0,1
0,7
0,4
8 0
,53
33
33
0,1
6 0
,24
66
67
0,5
73
33
3 0
,86
33
33
50
0
,35
0,2
8 1
,7 0
,1 0
,06
0,3
7 0
,46
0,3
5 4
0
,08
75
0,0
7 0
,42
5 0
,02
5 0
,01
5 0
,09
25
0,1
15
0,0
87
5
51
0
,4 0
,56
1,4
0,0
7 0
,08
0,3
2 0
,43
0,6
8 5
0
,08
0,1
12
0,2
8 0
,01
4 0
,01
6 0
,06
4 0
,08
6 0
,13
6
53
0
,45
0,7
1
0,3
2 0
,09
0,2
9 0
,94
2
5
0,0
9 0
,14
0,2
0,0
64
0,0
18
0,0
58
0,1
88
0,4
Total
60
2
,82
3 3
,21
61
67
4,0
48
1,9
27
16
7 1
,63
01
67
3,4
31
83
3 3
,32
85
4,5
19
33
3
Universitas Sumatera Utara
Page 77
3.
Data
Ku
esio
ner d
i Keca
mata
n M
ed
an
Area
No
mo
r Samp
el p
1
p2
p
3
p4
p
5
p6
p
7
p8
p
9
p1
0
p1
1
p1
2
p1
3
p1
4
p1
5
1
4
5
4
5
5
4
4
5
4
4
4
4
1
4
5
2
5
5
5
1
5
4
4
1
4
4
2
4
1
4
4
3
1
5
5
1
3
4
4
2
4
5
2
2
1
4
4
4
4
5
4
2
5
4
4
4
4
4
2
4
1
4
5
5
4
4
4
1
5
4
3
4
4
4
2
3
1
4
4
6
3
5
3
1
3
5
5
4
5
4
1
2
2
4
4
7
4
5
4
1
5
1
1
5
4
4
2
4
1
4
5
8
5
5
4
1
5
4
4
5
5
4
2
2
1
4
4
9
2
5
4
1
5
4
4
4
5
5
2
4
2
4
4
10
5
4
3
1
5
4
4
4
4
4
2
2
1
4
4
11
4
5
4
2
5
4
4
4
4
4
2
4
2
4
4
12
4
4
4
1
4
4
3
4
5
4
2
4
1
2
4
13
3
5
4
1
5
4
4
4
4
4
2
2
2
4
4
14
4
5
3
1
1
4
1
4
5
4
2
2
1
3
4
15
4
5
4
4
3
5
4
2
4
4
2
4
2
4
4
16
5
4
4
1
3
4
4
4
5
4
4
4
4
2
4
17
3
5
3
1
3
5
5
4
5
4
1
2
2
4
4
18
5
5
4
1
4
3
3
4
4
4
2
3
1
4
5
19
5
5
4
1
4
3
3
4
4
4
2
3
1
2
4
20
4
5
4
1
4
3
3
4
4
4
4
4
1
4
4
21
4
5
4
1
5
4
4
4
5
4
2
2
4
4
4
22
3
5
4
1
5
3
3
4
4
4
2
2
4
4
2
23
5
3
1
1
5
3
3
5
4
4
2
2
4
4
1
24
4
5
4
2
5
4
4
4
4
4
4
2
1
2
4
Universitas Sumatera Utara
Page 78
Lan
jutan
tabel k
uesio
ner d
i Kecam
atan M
edan
Area
25
4
5
4
4
3
5
4
2
4
4
2
4
2
4
4
26
3
4
3
2
5
4
4
4
4
4
2
2
2
2
4
27
3
5
4
1
3
5
5
4
5
4
2
2
1
4
4
28
4
4
1
1
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
29
5
5
3
1
3
4
4
4
5
4
2
4
2
3
5
30
4
5
4
1
5
4
4
4
4
4
2
4
2
4
4
31
4
4
4
1
5
4
1
4
5
4
2
2
3
2
5
32
4
5
4
1
1
4
4
4
4
4
2
3
2
4
4
33
3
5
5
2
4
3
3
1
5
3
2
3
1
4
5
34
5
4
1
1
3
4
4
5
4
4
4
2
2
4
5
35
5
4
1
4
1
5
5
4
5
4
5
5
4
5
4
36
5
4
4
4
5
4
4
4
4
4
2
4
3
2
4
37
3
5
3
2
5
4
4
4
5
4
2
2
2
4
4
38
5
4
4
1
4
2
3
5
4
4
2
3
1
4
4
39
4
4
4
2
5
4
4
4
5
4
2
2
2
3
4
40
4
5
3
1
5
4
4
3
5
4
2
5
1
4
4
41
4
5
4
1
5
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
42
3
4
1
4
4
3
3
4
3
4
2
4
1
2
4
43
4
5
3
1
4
3
3
4
5
4
2
2
1
4
4
44
5
4
1
1
4
3
3
5
4
4
2
2
1
2
4
45
4
4
1
1
4
3
3
4
5
4
4
4
1
2
4
46
3
5
3
1
4
3
3
4
4
4
2
2
1
2
4
47
2
5
4
4
1
5
3
4
5
4
2
3
5
4
4
48
3
4
1
1
4
3
3
4
5
4
2
2
1
2
2
Universitas Sumatera Utara
Page 79
4.
Data
Ku
esio
ner d
i Keca
mata
n M
ed
an
Polo
nia
no
mo
r samp
el P
1
P2
P
3
P4
P
5
P6
P
7
P8
P
9
P1
0
P1
1
P1
2
P1
3
P1
4
P1
5
1
5
5
4
1
1
4
3
4
3
4
2
4
1
4
5
2
2
5
5
2
5
4
4
5
4
4
5
4
1
4
4
3
3
5
4
1
4
3
3
4
4
2
2
2
4
3
4
4
3
4
1
1
4
3
3
5
4
4
2
2
1
4
4
5
5
4
1
1
4
3
3
5
4
4
2
1
1
4
4
6
5
5
5
1
4
2
3
4
4
4
2
3
1
1
4
7
4
5
4
1
5
4
4
2
3
5
4
4
1
4
4
8
5
4
1
2
5
4
4
5
4
4
2
3
2
4
4
9
5
5
5
1
3
4
4
2
4
4
2
3
1
4
5
10
5
3
1
1
4
3
3
5
4
4
2
4
1
4
2
11
4
5
5
1
4
3
3
4
4
4
4
2
1
2
4
12
4
5
4
1
5
3
3
5
4
4
2
3
1
3
4
13
3
5
4
1
5
3
3
4
4
4
4
2
1
3
4
14
3
5
5
1
3
4
4
4
4
5
2
1
1
4
5
15
2
3
3
1
2
3
4
5
5
4
2
4
1
5
4
16
3
5
5
1
3
4
4
4
4
5
2
1
1
4
5
17
3
4
5
1
4
3
3
4
3
4
2
4
1
4
4
18
3
4
4
2
5
4
4
4
5
4
2
3
1
3
4
19
3
4
5
1
5
3
1
4
5
3
2
4
2
5
4
20
4
3
1
1
4
3
3
4
4
4
2
2
1
2
5
Universitas Sumatera Utara
Page 80
Lan
jutan
tabel k
uesio
ner d
i Kecam
atan M
edan
Polo
nia
21
5
4
5
2
5
4
4
4
5
4
4
2
4
4
4
22
5
4
4
5
5
4
4
1
5
5
1
1
2
4
4
23
5
5
5
1
4
2
3
4
4
4
2
3
1
3
4
24
2
3
4
4
4
3
3
2
4
4
2
4
2
4
4
25
5
4
1
1
4
3
3
5
4
4
2
1
1
4
4
26
5
4
1
1
4
3
3
5
4
4
2
1
1
4
4
27
2
3
3
1
2
3
4
5
5
4
2
4
1
4
4
28
1
5
5
4
5
3
3
5
3
4
2
4
1
4
4
29
5
4
1
1
4
3
3
5
4
4
2
1
1
4
4
Universitas Sumatera Utara
Page 81
KUESIONER
A. Data Responden
Data responden yang diperoleh meliputi data jenis kelamin, usia,
pendidikan, pekerjaan, jenis rumah serta pendapatan.
1. Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah responden (orang)
Medan Area Medan Polonia
Laki-laki 10 3
Perempuan 38 26
Total 48 29
2. Usia Responden
Usia Responden Jumlah (orang)
Medan Area Medan Polonia
Diatas 50 tahun 8 6
40-50 tahun 13 7
30-40 tahun 14 10
20-30 tahun 9 4
Dibawah 20 tahun 4 2
Total: 48 29
3. Tingkat Pendidikan Terakhir Responden
Tingkat pendidikan
Responden
Jumlah (orang)
Medan Area Medan Polonia
Magister/ doktor 0 0
Diploma/ Sarjana 11 6
SMA/ sederajat 28 12
SMP 8 0
SD 1 11
Total: 48 29
Universitas Sumatera Utara
Page 82
4. Pekerjaan Responden
Pekerjaan responden Jumlah
Medan Area Medan Polonia
PNS/karyawan swasta 7 6
Wirausaha 17 4
Nelayan/Petani 2 0
Ibu rumah tangga 17 10
Lain-lain 5 9
Total 48 29
5. Jenis Rumah
Jenis Rumah Jumlah (orang)
Medan Area Medan Polonia
Permanen 21 17
Semi Permanen 16 4
Non Permanen 11 8
Total: 48 29
6. Pendapatan Responden
Pendapatan
Responden
Jumlah
Medan Area Medan Polonia
Diatas 5 juta 5 2
4-5 juta 5 3
3-4 juta 4 4
1-3 juta 20 14
Dibawah 1 juta 14 6
Total 48 29
B. Sikap Dan Pandangan Terhadap Pengelolaan Sampah
Tabel berikut merupakan jawaban responden terhadap kuesioner yang
dibagikan saat penelitian di lapangan.
Universitas Sumatera Utara
Page 83
Distribusi Jawaban Responden Di Kecamatan Medan Area
No. Pertanyaan
Distribusi jawaban
A B C D E
f % f % f % f % f %
1 Berapakah sampah yang
dihasilkan per hari 13 27,1 21 43,8 11 22,9 2 4,2 1 2,1
2 Biasanya sampah dibuang
kemana 31 64,6 16 33,3 1 2,1 - - - -
3 Seberapa sering sampah
diangkut 3 6,3 27 56,3 10 20,8 - - 8 16,7
4
Apakah anda melakukan
pemilahan sampah sebelum
dikumpulkan
1 2,1 6 12,5 - - 7 14,6 34 70,8
5
Bagaimana pendapat anda
tentang pengelolaan sampah
di lingkungan anda
23 47,9 12 25,0 9 18,8 - - 4 8,3
6
Bagaimana kondisi sarana
dan prasarana pengelolaan
sampah di tempat anda
7 14,6 27 56,3 12 25 1 2,1 1 2,1
7
Apakah saudara puas
dengan pengelolaan sampah
tersebut
4 8,3 25 52,1 16 33,3 - - 3 6,3
8
Apakah yang perlu dibenahi
dari sistem pengelolaan
sampah di daerah anda
7 14,6 35 72,9 1 2,1 3 6,3 2 4,2
9
Berapakah biaya retribusi
sampah yang ideal menurut
anda
20 41,7 27 56,3 1 2,1 - - - -
10 Apakah biaya retribusi
sampah memberatkan anda 2 4,2 45 93,8 1 2,1 - - - -
11 Apakah anda mengetahui
tentang sistem 3R 1 2,1 8 16,7 - - 37 77,1 2 4,2
12 Apakah anda bersedia
memilah sampah di rumah 2 4,2 18 37,5 7 14,6 21 43,8 - -
13
Jika berbelanja, apakah anda
membawa tas/wadah sendiri
sebagai tempat belanjaan
1 2,1 6 12,5 2 4,2 14 29,2 25 52,1
14
Apakah anda bersedia ikut
serta dalam komunitas yang
bergerak dalam bidang
persampahan
1 2,1 32 66,7 3 6,3 12 25,0 - -
15
Apakah anda terbiasa
membuang sampah pada
tempat sampah
9 18,8 36 75 - - 2 4,2 1 2,1
Universitas Sumatera Utara
Page 84
Distribusi Jawaban Responden Di Kecamatan Medan Polonia
No. Pertanyaan
Distribusi jawaban
A B C D E
f % f % f % f % f %
1 Berapakah sampah yang
dihasilkan per hari 12 41,4 4 13,8 8 27,6 4 13,8 1 3,4
2 Biasanya sampah dibuang
kemana 13 44,8 11 37,9 5 17,2 - - - -
3 Seberapa sering sampah
diangkut 11 37,9 8 27,6 2 6,9 - - 8 27,6
4
Apakah anda melakukan
pemilahan sampah sebelum
dikumpulkan
1 3,4 2 6,9 - - 4 13,8 22 75,9
5
Bagaimana pendapat anda
tentang pengelolaan sampah
di lingkungan anda
10 34,5 13 44,8 3 10,3 2 6,9 1 3,4
6
Bagaimana kondisi sarana
dan prasarana pengelolaan
sampah di tempat anda
- - 10 34,5 17 58,6 2 6,9 - -
7 Apakah saudara puas dengan
pengelolaan sampah tersebut - - 11 37,9 17 58,6 - - 1 3,4
8
Apakah yang perlu dibenahi
dari sistem pengelolaan
sampah di daerah anda
12 41,4 13 44,8 - - 3 10,3 1 3,4
9
Berapakah biaya retribusi
sampah yang ideal menurut
anda
6 20,7 19 65,5 4 13,8 - - - -
10 Apakah biaya retribusi
sampah memberatkan anda 4 13,8 23 79,3 1 3,4 1 3,4 - -
11 Apakah anda mengetahui
tentang sistem 3R 1 3,4 4 13,8 - - 23 79,3 1 3,4
12 Apakah anda bersedia
memilah sampah di rumah - - 10 34,5 6 20,7 6 20,7 7 24,1
13
Jika berbelanja, apakah anda
membawa tas/wadah sendiri
sebagai tempat belanjaan - - 2 6,9 - - 4 13,8 23 79,3
14
Apakah anda bersedia ikut
serta dalam komunitas yang
bergerak dalam bidang
persampahan
1 6,9 19 65,5 5 17,2 2 6,9 1 3,4
15
Apakah anda terbiasa
membuang sampah pada
tempat sampah
5 17,2 23 79,3 - - 1 3,4 - -
Universitas Sumatera Utara
Page 85
FOTO DOKUMENTASI
1. Foto Alat
Timbangan Digital
Timbangan 2 kg
Bak Ukur 40 liter
Universitas Sumatera Utara
Page 86
2. Dokumentasi Lapangan
Sampel Sampah
Pemilahan Sampel
Universitas Sumatera Utara
Page 87
3. Dokumentasi Penelitian Di Laboratorium
Penimbangan Sampel Uji
Sampel Hasil Uji Laboratorium
Universitas Sumatera Utara