Penggunaan Air Asam Tambang sebagai Koagulan dalam Pengolahan Air Run Off Penambangan Batu Bara dengan Koagulasi Dua Tahap ULINNUHA YURI 3310100044 Dosen Pembimbing: Welly Herumurti ST., M.Sc. Tugas Akhir RE-091324 Jurusan Teknik Lingkungan FTSP – ITS 2014.
21
Embed
Tugas Akhir RE-091324 Penggunaan Air Asam Tambang …digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-41045-3310100044-Presentation.pdf · Penggunaan Air Asam Tambang sebagai Koagulan dalam Pengolahan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Penggunaan Air Asam Tambang sebagai Koagulan dalam Pengolahan Air
Run Off Penambangan Batu Bara dengan Koagulasi Dua Tahap
ULINNUHA YURI 3310100044
Dosen Pembimbing:
Welly Herumurti ST., M.Sc.
Tugas Akhir RE-091324
Jurusan Teknik Lingkungan FTSP – ITS 2014.
Latar Belakang
Pertambangan (Sulfida)
Logam (Fe)
Pyrite (FeS2)
Teroksidasi AAT
Removal 97% TSS (Amalia, 2011)
Removal 97% P (Ruhiua, 2011)
FeSO4 & Fe2(SO4)3 (Ruhiua, 2011)
Koagulan
Koagulasi 1 tahap
%removal 2 tahap > 1 tahap
(Zhao et al., 2013)
Koagulasi 2 tahap (AAT-AAT)
Koagulasi 2 tahap (AAT-Clarifix/PAC)
Tujuan Penelitian
Ruang Lingkup
Penelitian A : Laboratorium PT KPC
Sampel AAT Pit Pelikan dan air run off penambangan pit Kangguru PT Pamapersada
Penelitian B : Laboratorium Pemulihan Air
TL FTSP ITS
Sampel dari material PAF dan NAF dari PT Pamapersada
Parameter : pH, TSS,
kekeruhan, Fe dan Mn Variabel : pH awal sampel, perbandingan dosis koagulan
(AAT-AAT, AAT-Clarifix, dan AAT-PAC)
Metode Penelitian
Karakterisasi AAT
NaOH
Kapur
Pengaturan pH (awal – 9)
Analisis: pH TSS
Kekeruhan Fe Mn
Metode Penelitian [2]
Koagulasi Dua Tahap
1 Jenis Koagulan
2 Jenis Koagulan
Pengaturan pH
Analisis: pH TSS
Kekeruhan Fe Mn
AAT – AAT
50:50
75:25
100:0
?
Metode Penelitian [3] Koagulasi Dua Tahap
2 Jenis Koagulan
Pengaturan pH (awal – 9)
Analisis: pH TSS
Kekeruhan Fe Mn
AAT-Clarifix AAT-PAC
75% AAT-Clarifix
50% AAT-Clarifix
75% AAT-PAC
50% AAT-PAC
Metode Penelitian [4]
Analisis Data
2.76
1.43
0.85 0.84
0.44
0.05 0.815
1.95
0 610 620 1000 1050 1190
012345678910
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
2.96 5.93 6.03 7.83 8.41 8.77
Dosis Kapur (mg/L)
(NTU
)
Fe (
mg/
L)
pH menit ke 45
Fe (mg/L) menit ke 45 Kekeruhan menit ke 45 (NTU)
Karakterisasi AAT dengan Kapur
3.02 2.97 2.94
1.52
0.67
0.16 0.15 0.2
71.6
6.8
0 20 23.8 24.3 25.85 25.9 26.1 26.5
0
20
40
60
80
100
120
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
1.69 2.27 3.23 4.46 5.63 7.21 7.33 9.18
Dosis NaOH (mL/L)
(NTU
)
Fe (
mg/
L)
pH menit ke 45
Fe (mg/L) menit ke 45 Kekeruhan (NTU) menit ke 45
Karakterisasi AAT dengan NaOH
AAT-AAT
96,9% TSS 97,9% NTU
25
20
44
24.2
20.4
44.9
15
20
25
30
35
40
45
50:50 75:25 100:0
(mg/
L) -
(N
TU)
Perbandingan Dosis
TSS menit ke 45 (mg/L) Kekeruhan menit ke 45 (NTU)
100
116
144
157 161
168
90
100
110
120
130
140
150
160
170
50:50 75:25 100:0
(mg/
L) -
(N
TU)
Perbandingan Dosis TSS (mg/L) menit ke 45 Kekeruhan (NTU) menit ke 45
86,4% TSS 82,3% NTU
AAT-AAT (pH Optimum)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0
5
10
15
20
25
30
35
40
6.18 7.16 7.43 7.86
(NTU
)
(mg
TSS/
L)
pH Akhir (menit ke 45)
TSS menit ke 45 Kekeruhan menit ke 45
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
3.12 4.37 6.15 6.46
(NTU
)
(mg
TSS/
L)
pH Akhir (menit ke 45)
TSS menit ke 45 Kekeruhan menit ke 45
7,86 6 - 6,5
Perbandingan Dosis terhadap Perubahan pH
6.31
6.51
6.51
5.5
5.7
5.9
6.1
6.3
6.5
6.7
6.9
15 30 45
pH
Menit ke-
100:0 75:25 50:50
AAT-Clarifix
0
10
20
30
40
50
60
70
0.04 0.06 0.08 0.1 0.15 0.2
(mg/
L) -
(N
TU)
Dosis Clarifix (mL/L)
Kekeruhan menit ke 45 (NTU)TSS menit ke 45 (mg/L)
0
5
10
15
20
25
30
0.01 0.02 0.03 0.04 0.06 0.08 0.1 0.15 0.2
(mg/
L) -
(N
TU)
Dosis Clarifix (mL/L)
Kekeruhan menit ke 45 (NTU)
TSS menit ke 45 (mg/L)
98,6% TSS 98,4% NTU
100% TSS 99,3% NTU
AAT-Clarifix (pH Optimum)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
0
5
10
15
20
25
30
6.7 7.74 7.58 8.69
NTU
mg
TSS/
L
pH menit ke 45
TSS menit ke 45 Kekeruhan menit ke 45
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
0
1
2
3
4
5
6
6.97 7.59 7.83 8.13
(NT
U)
(mg
TSS/
L)
pH Akhir (menit ke 45)
TSS menit ke 45 Kekeruhan menit ke 45
6,5 - 7,5
AAT-PAC
0
2
4
6
8
10
12
14
5 10 15 20 25 30 35
(mg/
L) -
(N
TU)
Dosis PAC (mg/L)
Kekeruhan menit ke 45 (NTU)
TSS menit ke 45 (mg/L)
0
5
10
15
20
25
5 10 15 20 25 30 35
(mg/
L) -
(N
TU)
Dosis PAC (mg/L)
Kekeruhan menit ke 45 (NTU)
TSS menit ke 45 (mg/L)
100% TSS 99,8% NTU
100% TSS 99,8% NTU
AAT-PAC (pH Optimum)
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
00.10.20.30.40.50.60.70.80.9
1
3.63 6.42 7.03 7.48
(NTU
)
(mg
TSS/
L)
pH Akhir (menit ke 45)
TSS menit ke 45 Kekeruhan menit ke 45
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
00.10.20.30.40.50.60.70.80.9
1
3.29 6.11 6.92 7.13
(NTU
)
(mg
TSS/
L)
pH Akhir (menit ke 45)
TSS menit ke 45 Kekeruhan menit ke 45
6 - 7,5
Kesimpulan
• Koagulasi flokulasi dua tahap (AAT-AAT) untuk AAT dengan pH 3,04 pada perbandingan 75:25, mampu menyisihkan TSS dan kekeruhan masing-masing adalah 99,4% dan 99,6% pada pH optimum 7,86.
• Koagulasi 75% AAT-0,04 mL/L clarifix mampu menyisihkan TSS dan kekeruhan masing-masing hingga 99,7% dan 96,3%, pH optimum pada pH 6,5-7,5.
• Koagulasi 75% AAT-20 mg/L PAC mampu menyisihkan TSS dan kekeruhan masing-masing hingga 100% dan 99,8%, pH optimum pada pH 6-7,5.
Jenis AAT berpengaruh signifikan terhadap efisiensi TSS dan kekeruhan pada koagulasi AAT-AAT. Pada koagulasi AAT-clarifix, perbandingan dosis AAT
berpengaruh lebih besar dibandingkan dengan variasi dosis clarifix. Sedangkan pada koagulasi AAT-PAC, dosis PAC berpengaruh lebih besar dibandingkan
dengan variasi perbandingan AAT.
Saran • Penelitian lanjutan mengenai jenis AAT yang digunakan
dan pengaruhnya terhadap proses koagulasi flokulasi.
• Penelitian lanjutan mengenai koagulasi dua tahap satu koagulan dengan variasi perbandingan dosis yang lebih beragam.
• Penelitian lanjutan mengenai perbandingan penggunaan koagulan lainnya selain clarifix dan PAC.