Top Banner
i TUGAS AKHIR PEMODELAN HIDROLOGI MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNETIK DENGAN SOFTWARE MAGPICK DAN MAG2DC PADA DAERAH SEMBALUN, LOMBOK TIMUR Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Teknik Elektro Disusun Oleh: SYAFIQ SAZALI F1B 016 095 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MATARAM 2021
109

tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

Mar 16, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

i

TUGAS AKHIR

PEMODELAN HIDROLOGI MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNETIK

DENGAN SOFTWARE MAGPICK DAN MAG2DC PADA DAERAH SEMBALUN,

LOMBOK TIMUR

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Teknik Elektro

Disusun Oleh:

SYAFIQ SAZALI

F1B 016 095

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MATARAM

2021

Page 2: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

ii

LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS AKHIR

PEMODELAN HIDROLOGI MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNETIK DENGAN

SOFTWARE MAGPICK DAN MAG2DC PADA DAERAH SEMBALUN, LOMBOK TIMUR

Telah diperiksa dan disetujui oleh Tim Pembimbing:

1. Pembimbing Utama

Dr.rer.nat. Teti Zubaidah, S.T., M.T

NIP: 19741119 199903 2 001

Tanggal:

2. Pembimbing Pendamping

Ni Made Seniari, S.T., M.T

NIP: 19700320 199702 2 001

Tanggal:

Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Universitas Mataram

Muhamad Syamsu Iqbal, S.T., M.T., Ph.D

NIP: 19720222 199903 1 002

Page 3: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

iii

TUGAS AKHIR

PEMODELAN HIDROLOGI MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNETIK

DENGAN SOFTWARE MAGPICK DAN MAG2DC PADA DAERAH

SEMBALUN, LOMBOK TIMUR

SYAFIQ SAZALI

F1B 016 095

Telah diujikan didepan Tim Penguji:

Pada Tanggal 20 Januari 2021

dan dinyatakan telah memenuhi syarat mencapai derajat Sarjana S-1

Jurusan Teknik Elektro

Susunan Tim Penguji:

1. Penguji I

Rosmaliati, S.T., M.T

NIP: 19680717 199803 2 002

Tanggal:

2. Penguji II

I Nyoman Wahyu S., S.T., M.Sc., Ph.D.

NIP. 19700908 199802 1 001

Tanggal:

3. Penguji II

Sultan, S.T., M.T

NIP. 19671231 199702 1 001

Tanggal:

Mataram, 27 Januari 2021

Dekan Fakultas Teknik

Universitas Mataram

Akmaluddin, S.T., M.Sc(Eng)., Ph.D

NIP: 19681231 199412 1 001

Page 4: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Syafiq Sazali

Nim : F1B016095

Jurusan/Prodi : Teknik Elektro/ S1 Teknik Elektro

Fakultas : Teknik

Judul :Pemodelan Hidrologi Menggunakan Software MagPick dan

Mag2DC pada Daerah Sembalun, Lombok Timur.

Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir ini benar-benar karya saya sendiri.

Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya yang ditulis atau diterbitkan orang lain

kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang

lazim.

Mataram, Januari 2021

Yang menyatakan,

Syafiq Sazali

F1B 016 095

Page 5: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

v

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat

dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang menjadi

salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi di Teknik Elektro Fakultas Teknik

jenjang Strata-1 Universitas Mataram. Tugas Akhir ini berjudul “Pemodelan Hidrologi

Menggunakan Metode Geomagnetik dengan Software MagPick dan Mag2DC pada

Daerah Sembalun, Lombok Timur”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa sebagai manusia biasa tentunya tidak

akan luput dari kekurangan dan keterbatasan. Maka penulis mengharapkan saran dan

kritik yang dapat meyempurnakan penulisan Tugas Akhir ini sehingga dapat bermanfaat

dan berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Tidak lupa penulis

menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya jika dalam Tugas Akhir ini

terdapat kesalahan dan kekeliruan. Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat

memberi manfaat bagi kita semua.

Terima kasih

Mataram, Januari 2021

Penulis

Page 6: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji sykur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah

memberikan kekuatan sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan berkat bimbingan

dan dukungan ilmiah maupun materil dari berbagai pihak, oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya

kepada :

1. Bapak Akmaluddin, S.T., M.Sc (Eng)., Ph.D., Selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Mataram.

2. Muhamad Syamsu Iqbal., S.T., M.T.,Ph.D. Selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro

Fakultas Teknik Universitas Mataram.

3. Ibu Dr. rer. nat. Teti Zubaidah, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing pertama yang

telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama penyusunan Tugas

Akhir ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

4. Ibu Ni Made Seniari, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing pendamping yang telah

memberikan bimbingan dan arahan selama menyusun Tugas Akhir ini.

5. Ibu Rosmaliati, ST., M.T., I Nyoman Wahyu Satiawan., S.T., M.Sc., Ph.D. dan

Sultan, S.T., M.T. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan-masukan

selama proses penyusunan Tugas Akhir ini.

6. Bapak Budi Darmawan S.T., M.Eng, selaku dosen pembimbing akademik yang

telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama menjalani masa

perkuliahan.

7. Kedua orang tua dan saudara penulis atas segala nasehat, doa, motivasi, perhatian,

arahan, kesabaran dan kasih sayang yang tak terbalaskan.

8. Sri Wulandari yang selalu memberikan do’a, motivasi dan semangat dalam

mengerjakan Tugas Akhir ini.

9. Teman-teman seperjuangan Teknik Elektro khusus angkatan 2016 yang selalu solid

dan mendukung selama proses Tugas Akhir ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan

bimbingan, saran, dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir

ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan imbalan yang setimpal atas bantuan yang

diberikan kepada penulis.

Page 7: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................ ii

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ........................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................................... v

UCAPAN TERIMA KASIH ......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xi

ABSTRAK .................................................................................................................... xii

ABSTRACT ................................................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 2

1.3 Batasan Masalah................................................................................................... 2

1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 3

1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 3

1.6 Sistematika Penulisan .......................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI ............................................... 5

2.1 Tinjauan Pustaka .................................................................................................. 5

2.2 Dasar Teori ........................................................................................................... 7

2.2.1 Air Tanah Sebagai Sumber Daya Air Potensial ........................................... 7

2.2.2 Keterdapatan Air Tanah ............................................................................... 8

2.2.3 Medan Magnet Bumi .................................................................................... 9

2.2.4 Suseptibilitas Kemagnetan ......................................................................... 11

2.2.5 Metode Geomagnetik ................................................................................. 12

2.2.6 Pengolahan Data Magnetik ........................................................................ 13

2.2.7 Surfer .......................................................................................................... 16

2.2.8 MagPick ...................................................................................................... 16

2.2.9 Mag2DC ..................................................................................................... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................... 23

3.1 Metode Penelitian............................................................................................... 23

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................. 25

3.3 Alat dan Bahan Penelitian .................................................................................. 25

Page 8: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

viii

3.3.1 Alat Penelitian ............................................................................................ 25

3.3.2 Bahan Penelitian ......................................................................................... 26

3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................................. 26

3.5 Langkah-langkah Penelitian ............................................................................... 26

3.5.1 Studi Literatur ............................................................................................. 26

3.5.2 Pengolahan Data ......................................................................................... 27

3.5.3 Pemodelan Kontur Bawah Tanah ............................................................... 30

3.5.4 Interpretasi Hasil Pemodelan ...................................................................... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 33

4.1 Pengenalan Data ................................................................................................. 33

4.2 Normalisasi Data ................................................................................................ 34

4.3 Koreksi Harian ................................................................................................... 37

4.4 Koreksi IGRF ..................................................................................................... 38

4.5 Pembuatan Peta Kontur Anomali ....................................................................... 41

4.5.1 Data Timba Gading dengan Base station KDU ......................................... 41

4.5.2 Data Timba Gading dengan Base station NRB .......................................... 43

4.5.3 Data Sembalun Lawang dengan Base station KDU ................................... 44

4.5.4 Data Sembalun Lawang dengan Base station NRB ................................... 45

4.6 Filter Anomali .................................................................................................... 47

4.6.1 Reduksi Kutub (Reduce to Pole) ................................................................ 47

4.6.2 Kontinuasi Keatas (Upward Continuation) ................................................ 50

4.7 Pemodelan Struktur Bawah Tanah ..................................................................... 53

BAB V PENUTUP ...................................................................................................... 63

5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 63

5.2 Saran ................................................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 65

LAMPIRAN .................................................................................................................. 68

Page 9: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Distribusi Air di Bumi ................................................................................ 7

Gambar 2.2 Siklus Hidrologi Alam ................................................................................ 8

Gambar 2.3 Berbagai Sistem Akuifer di Bumi dan Kedudukan Air Tanah ................... 9

Gambar 2.4 Ilustrasi Elemen Medan Magnet Bumi ..................................................... 10

Gambar 2.5 Kontinuasi ke atas dari permukaan Horizontal ......................................... 18

Gambar 2.6 Contoh Model Mag2DC ........................................................................... 19

Gambar 2.7 Rupa Dialog Box Body Properties ............................................................ 20

Gambar 2.8 Tampilan proses memindahkan body ........................................................ 20

Gambar 2.9 Tampilan Plan View .................................................................................. 21

Gambar 2.10 Tampilan Grid on Model ........................................................................ 21

Gambar 2.11 Tampilan Regional Field Removal ......................................................... 22

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian ............................................................................ 24

Gambar 3.2 Diagram Alir Pemodelan .......................................................................... 25

Gambar 3.3 Tampilan awal MagPick ........................................................................... 28

Gambar 3.4 Tampilan setelah memasukkan data ......................................................... 29

Gambar 3.5 Tampilan Pengaturan Kontinuasi keatas ................................................... 29

Gambar 3.6 Tampilan Input Output data ...................................................................... 30

Gambar 3.7 Parameter Model ....................................................................................... 31

Gambar 3.8 Parameter Body ......................................................................................... 31

Gambar 4.1 Titik-titik Lokasi data Sembalun Lawang ................................................. 33

Gambar 4.2 Titik-titik Lokasi data Timba Gading ....................................................... 34

Gambar 4.3 Boxplot data titik 9 lokasi Timba Gading ................................................. 36

Gambar 4.4 Nilai IGRF data titik 9 Timba Gading ...................................................... 39

Gambar 4.5 Perbandingan peta kontur anomali Timba Gading-KDU ......................... 42

Gambar 4.6 Peta Kontur anomali Timba Gading-NRB ................................................ 43

Gambar 4.7 Perbandingan hasil peta kontur data Sembalun Lawang-KDU ................ 44

Gambar 4.8 Perbandingan hasil peta kontur data Sembalun Lawang-NRB ................. 45

Gambar 4.9 Peta Kontur Gabungan KDU .................................................................... 46

Gambar 4.10 Peta Kontur Gabungan NRB ................................................................... 46

Gambar 4.11 Hasil Reduksi Kutub Timba Gading-KDU ............................................. 48

Gambar 4.12 Hasil Reduksi Kutub Timba Gading-NRB ............................................. 48

Gambar 4.13 Hasil Reduksi Kutub Sembalun Lawang-KDU ...................................... 49

Page 10: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

x

Gambar 4.14 Hasil Reduksi Kutub Sembalun Lawang-NRB ....................................... 49

Gambar 4.15 Hasil Kontinuasi keatas Timba Gading-KDU ........................................ 51

Gambar 4.16 Hasil Kontinuasi keatas Timba Gading-NRB ......................................... 51

Gambar 4.17 Hasil Kontinuasi keatas Sembalun Lawang-KDU .................................. 52

Gambar 4.18 Hasil Kontinuasi keatas Sembalun Lawang-NRB .................................. 52

Gambar 4.19 Peta Interpretasi anomali Magnet ........................................................... 54

Gambar 4.20 Pemodelan Tahap 1 ................................................................................. 55

Gambar 4.21 Pemodelan Tahap 2 ................................................................................. 56

Gambar 4.22 Pemodelan Tahap 3 ................................................................................. 57

Gambar 4.23 Hasil akhir pemodelan ............................................................................ 58

Page 11: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Alat yang digunakan saat penelitian ............................................................. 25

Tabel 3.2 Aplikasi yang digunakan saat penelitian ...................................................... 26

Tabel 4.1 Hasil uji normalitas data titik 9 lokasi Timba Gading .................................. 35

Tabel 4.2 Hasil uji normalitas lokasi TG9 Timba Gading setelah outlier .................... 36

Tabel 4.3 Uji normalitas koreksi harian titik 9 ............................................................. 38

Tabel 4.4 Hasil uji normalitas koreksi harian titik 9 setelah outlier ............................. 38

Tabel 4.5 Rangkuman hasil olahan koreksi IGRF dan perbandingan hasil data Timba

Gading ........................................................................................................................... 40

Tabel 4.6 Rangkuman hasil olahan koreksi IGRF dan perbandingan hasil data

Sembalun Lawang ......................................................................................................... 41

Tabel 4.7 Rangkuman hasil pemodelan ........................................................................ 61

Page 12: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

xii

ABSTRAK

Penelitian dilakukan dikawasan Sembalun tepatnya pada daerah Timba Gading dan

Sembalun Lawang. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi keberadaan potensi lapisan

tanah pengandung air (akuifer) pada kawasan Sembalun dengan memanfaatkan sifat

kemagnetan bumi dengan dibantu oleh beberapa aplikasi tertentu.

Pengolahan data dilakukan dengan tahap uji normalitas serta normalisasi, koreksi

harian dengan Base Station Kakadu (KDU) dan Nurul Bayan (NRB), Koreksi IGRF,

Pemetaan anomali total, Filter Reduksi ke Kutub dan Kontinuasi ke atas. Lalu

pemodelan dilakukan dengan data anomali yang telah di Reduksi ke kutub dan

Kontinuasi ke atas pada ketinggian 200 m.

Hasil olahan data penelitian menunjukkan bahwa pada peta anomali total, rentang

anomali Timba Gading 0 sampai -250 nT(KDU) dan 160 sampai -260 nT (NRB), lalu

pada Sembalun Lawang 900 sampai 150 nT (KDU) dan 850 sampai 150 nT (NRB).

Hasil pemodelan 2D menunjukkan bahwa pada kedua daerah penelitian didominasi oleh

3 lapisan batuan (1) suseptibilitas 0,00185 SI jenis batuan pasir (2) suseptibilitas 0,0325

SI jenis batuan beku (3) 0,0012 SI, 0,0014 SI, terakhir 0,0013 adalah jenis batuan

Metamorf.

Dugaan paling kuat sebagai akuifer adalah batuan pasir yang berada di Timba

Gading dengan nilai anomali paling negatif ditambah telah disesuaikan dengan peta

Hidrologi bahwa lokasi Timba Gading menuju kearah Barat memiliki debit air yang

lebih besar daripada di sembalun Lawang.

Kata Kunci: Akuifer, Anomali, Base station, Filter anomali, Suseptibilitas

Page 13: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

xiii

ABSTRACT

This research was conducted in Sembalun, precisely at Timba Gading and

Sembalun Lawang. The aim of this research is to explore the layer of the soil that

potentially has aquifer in Sembalun by utilizing the Earth’s magnetic properties with the

assistance of some applications.

Data processing is conducted by normality testing phase and the normalization,

daily correction of Kakudu’s Base Station (KDU) and Nurul Bayan (NRB), IGRF

correction, total anomaly mapping, filter reduction to the pole and continuity to the

upper. Then, modelling carried on by anomaly data which have been reduced to the pole

and continued to the upper at elevation 200 m.

The processing result shows that on total anomaly map, the range of Timba

Gading’s anomaly is from 0 to -250 nT (KDU) and from 160 to -260 nt (NRB).

Meanwhile, at Sembalun Lawang from 900 to 150 nT (KDU) and from 850 to 150 nT

(NRB). The 2D modelling result shows that at both research areas are dominated by 3

rock layers; (1) the susceptibility 0.00185 SI is sandstone; (2) the susceptibility 0.0325

SI is igneous rock; (3) the susceptibility 0.0012 SI; (4) 0.0014 SI; and lastly (5) 0.0013

is metamorphic rock.

The strongest probability as aquifer is sandstone, located at Timba Gading with the

most negative anomaly value added have been adjusted to hydrology’s map, that the

part area from Timba Gading to the west has more water debit than at Sembalun

Lawang.

Keywords: Aquifer, anomaly, base station, filter anomaly, susceptibility

Page 14: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Kodoatie & Sjarief (2010), air merupakan suatu zat cair yang tidak

mempunyai rasa, bau dan warna dan terdiri dari Hidrogen dan Oksigen dengan rumus

kimia H2O. Air hampir bisa digunakan untuk apa saja, maka air merupakan zat yang

paling penting bagi semua bentuk kehidupan (tumbuhan, hewan dan manusia) sampai

saat ini selain matahari yang merupakan sumber energi.

Berdasarkan hal tersebut, air merupakan suatu elemen penunjang primer dalam

keberlangsungan kehidupan, khususnya manusia, dan harus tersedia. Jika dikaitkan

dengan letak Geografis dari daerah Sembalun yang merupakan daerah dataran tinggi dan

kering, maka di daerah tersebut minim akan air tanah ( sungai dan danau) yang dimana

satu-satunya danau adalah Segara Anak yang berada di Ketinggian Gunung Rinjani yang

tidak pernah termanfaatkan. Sehingga untuk keseharian, masyarakat memanfaatkan air

bawah tanah seperti sumur dangkal dan sumur bor yang titik lapisan air (akuifer) sedikit

dan tidak tersebar.

Untuk beberapa kasus sehari-hari, untuk mendapatkan lapisan tanah yang

mengandung air, cukup diperlukan usaha dalam penggalian pada kedalaman 10 hingga

belasan meter. Namun dikarenakan Sembalun merupakan dataran tinggi dengan susunan

tanahnya lebih tinggi dari daerah lain ditambah lagi merupakan daerah dengan kondisi

geografis yang kering maka diperlukan penggalian pada kedalaman yang lebih jauh lagi.

Terlebih lagi masyarakat lokal daerah sembalun dalam mencari titik sumur resapan yang

bisa dijadikan sumber air tanah dalam menentukan lokasi dugaan akuifer dengan cara

trial and error. Hal ini merupakan suatu permasalahan dikarenakan adanya pemborosan

biaya dan waktu dikarenkan melakukan penggalian tanpa ada survey yang meyakinkan

terdapat adanya akuifer pada titik yang ingin digali. Sehingga cara tersebut kurang efisien

dalam menentukan titik-titik potensi akuifer. Dalam penentuan titik-titik dugaan potensi

adanya akuifer bisa menggunakan berbagai metode yakni metode Geologi, metode

Geolistrik, metode Gravitasi, metode Seismik dan Metode Geomagnetik.

Penelitian tentang Geomagnet pada daerah Sembalun terbaru menunjukkan bahwa

dalam penelitian tentang potensi panas bumi bisa dilakukan dengan menggunakan metode

geomagnetik, dengan memanfaatkan olahan data anomali magnet yang telah diolah

sebelumnya menggunakan software tertentu, dan dihasilkan bahwa terdapat sebaran

Page 15: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

2

anomali negatif pada lokasi pengambilan data didaerah Sembalun, di Desa Timba Gading

(Hadi dkk, 2020). Kemudian penelitian untuk mencari potensi panas bumi juga pernah

dilakukan di daerah Sembalun Lawang, maka didapatkan sebaran nilai anomali pada

lokasi penelitian adalah anomali positif (Ukassyah dkk, 2020).

MagPick merupakan sebuah software atau aplikasi penyokong dalam perhitungan

pemantauan anomali magnet. Aplikasi ini dikembangkan oleh Mikhail Tchernychef asal

Rusia. Versi pertama MagPick ini digunakan untuk mengambil lebih dari 1000 anomali

magnetik pada peta area bandara Hamburg. MagPick kemudian digunakan untuk

memproses data area pelabuhan Hamburg yang dikumpulkan selama musim panas-

musim gugur 1997. Beberapa tempat diperiksa oleh penyelam dalam kebanyakan kasus

magnet, sumber ditemukan sekitar 30 cm (di dalam pesawat) dari titik prediksi. Demikian

MagPick terbukti menjadi alat yang baik untuk interpretasi magnetik.

Berdasarkan hal-hal tersebut penulis mengusulkan tugas akhir tentang “Pemodelan

Hidrologi Menggunakan Metode Geomagnetik Dengan Software MagPick Dan Mag2DC

Pada Daerah Sembalun, Lombok Timur”. Analisis Tugas Akhir ini memberikan

pandangan pemetaan dari sebaran potensi sumber air lapisan tanah di daerah Sembalun,

sebagai solusi krisis air pada musim Kemarau di daerah tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan-permasalahan yang dapat diidentifikasi pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana pola anomali magnetik bumi di area daerah Sembalun berdasarkan

metode geomagnetik?

2. Dimana letak wilayah yang di duga berpotensi terdapat air tanah (akuifer) pada area

penelitian berdasarkan data anomali magnetik bumi?

3. Bagaimana bentuk dan jenis struktur bawah tanah setelah dilakukan tahap pemodelan

yang diduga sebagai lapisan tanah yang pengandung air (akuifer) dalam pemetaan

Hidrologi Sembalun?

1.3 Batasan Masalah

Beberapa batasan masalah agar pembahasan penelitan ini menjadi fokus meliputi:

1. Penelitian ini hanya meliputi pemetaan anomali geomagnetik dan pemodelannya

yang berada di lokasi penelitian di area Sembalun saja.

Page 16: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

3

2. Proses penelitian menggunakan data Hadi dkk. (2020) dan Ukassyah dkk. (2020), di

lakukan proses pengolahan data ulang untuk validasi data, lalu akan dimodelkan

menggunakan aplikasi Mag2DC.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitan ini adalah untuk:

1. Mengetahui pola anomali magnetik dan pemodelan dengan metode geomagnetik di

area daerah Sembalun.

2. Untuk mengeksplorasi wilayah di area penelitian yang berpotensi terdapat akuifer

guna memudahkan penelitian selanjutnya.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari output penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa

a) Untuk menambah pengetahuan tentang pemetaan geomagnetik dan hal-hal yang

meliputinya.

b) Untuk mengembangkan kreatifitas dan inovasi dalam bidang pemantauan

geomagnetik baik dalam segi peralatan dan software yang digunakan atau juga dari

metode analisisnya.

2. Bagi Institusi

Menjadi acuan dan rujukan dalam penelitian lanjutan atau pengembangan untuk

masa yang akan datang.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui gambaran ringkas mengenai isi Laporan Tugas Akhir ini dan

untuk mempermudah dalam pemahaman isi Laporan Tugas Akhir, maka pembahasan bab

dibagi menjadi beberapa bab yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN

Bagian ini berisikan singkatan tentang objek Tugas Akhir yang meliputi latar

belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan laporan.

Page 17: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Bagian ini merupakan bagian-bagian yang berisikan teori-teori dasar sebagai

penunjang pembahasan permasalahan yang diperoleh dari literatur yang ada di buku,

jurnal, serta dari internet.

BAB III METODE PENELITIAN

Bagian ini mengenai penjelasan secara lengkap dan terinci tentang langkah- langkah

yang dilakukan dalam melakukan penelitian tugas akhir.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bagian Hasil dan Pembahasan merupakan bagian yang memuat semua temuan ilmiah

yang diperoleh sebagai data hasil penelitian. Selain itu bagian ini akan memuat penjelasan

logis mengenai penelitian yang dilakukan serta alasan yang rasional yang dapat

menjelaskan dari mana didapatkan hasil penelitian tersebut.

BAB V PENUTUP

Memuat tentang kesimpulan penelitian dan saran-saran berdasarkan hasil dan

pembahasan yang telah diperoleh.

Page 18: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Zubaidah dkk. (2005) pernah melakukan penelitian dengan menerapkan metode

geomagnetik, geolistrik, dan VLF-EM yang bertujuan untuk mengkaji lebih rinci dan

terpadu terhadap sumber anomali magnetik yang telah diketahui dari hasil-hasil riset

terdahulu. Penelitian tersebut dilaksanakan pada area seluas 25 x 30 km2 yang meliputi

lokasi puncak-puncak anomali medan magnet bumi yang telah berhasil ditemukan dalam

penelitian terdahulu. Wilayah tersebut mencakup seluruh Kota Mataram dan sebagian

wilayah Kabupaten Lombok Barat. Titik sampel yang di ambil seluruhnya berjumlah 54

titik dan pada masing-masing titik dilakukan pengambilan data sebanyak 5 data. Dari

hasil pengolahan data yang telah di lakukan dapat diketahui bahwa anomali maksimum

yang di peroleh sebesar 11.194,24 nT. Adapun anomali minimum yang diperoleh yaitu

sebesar 558,19 nT yang terletak pada sampel 23 yang berlokasi di Abian Tubuh

(08º35’42,6’’ LS, 116º08’10,9’’ BT). Dari hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa

pada daerah anomali geomagnetik tinggi di duga tidak memiliki banyak kandungan fluida

dan terdapat batuan beku yang konduktivitasnya rendah. Sedangkan pada daerah anomali

geomagnetik rendah nilai rapat arus tinggi yang diduga merupakan daerah uang banyak

mengandung fluida (bersifat akuifer).

Kencana & Basid (2015) melakukan penelitian tentang Aplikasi Geomagnetik untuk

memetakan situs Arkeologi Candi Badut, di Malang, Jawa Timur. Penelitian ini

mengambil data geomagnetik menggunakan PPM pada area penelitian seluas 3025 m2

dengan sebaran titik sebanyak 418 titik. Mereka melakukan interpretasi kuantitatif dan

kualitatif menggunakan software Surfer 10, MagPick dan Mag2DC, Sehingga dugaan

konstruksi candi dapat diketahui dari sebaran variasi nilai anomali.

Hadi dkk. (2020) melakukan penelitian tentang Survei Pemetaan Potensi Energi

Panas Bumi Menggunakan Metode Geomagnet di kawasan Sembalun, Desa Timba

Gading, Lombok Timur.Penelitian ini mengambil data di area penelitian berbentuk grid

(3x11) sehingga total pengambilan data berada di 33 titik. Penelitian ini mengambil data

geomagnetik menggunakan PPM model GSM-19T dan GSM-90T lalu untuk penentuan

titik koordinat dari titik pengambilan data menggunakan GPS (Global Positioning

System) model Garmin GPSmap 76C, pengolahan data menggunakan IGRF generasi 12.

Page 19: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

6

Hasilnya pada daerah tersebut tersebar data anomaly negatif yang merupakan akibat

penurunan sifat kemagnetan karena pengaruh dari panas bumi.

Ukassyah dkk. (2020) melakukan penelitian tentang Interpretasi bawah permukaan

berdasarkan data Geomagnetik pada daerah prospek panas bumi di Desa sembalun

Lawang. Penelitian ini mengambil data geomagnetic menggunakan PPM model GSM-

19T pada 18 titik pengambilan data yang berbentuk grid (6x3), pengolahan data meliputi

koreksi diural dan IGRF (International Geomagnetic Reference Field) dengan

menggunakan software Surfer 13 dan Microsoft Excel. Hasilnya dengan koreksi harian

dan IGRF sebarannya adalah anomaly positif dengan titik tertinggi adalah 923,66 nT dan

terendah adalah 233,49 nT.

Hidayat (2019) melakukan penelitian tentang penerapan metode Geomagnetik untuk

pendugaan potensi air tanah di area Observatorium Geomagnetik Lombok. Penelitian ini

terdiri dari 3 tahap yakni pemetaan area, pengambilan data dan pengolahan data.

Pengambilan data menggunakan alat alat PPM (Proton Precession Magnetometer) GSM-

90 dan GSM-19T , lalu untuk pengolahan data menggunakan aplikasi Surfer dan

Microsoft Excel. Pengambilan data dilakukan tiap titik, dimana satu titik diambil

sebanyak 40 data, dan jarak antar titik adalah 10 meter. Kemudian hasilnya didapatkan

pada area penelitian tersebar anomali magnetik positif dan negatif. Anomali yang bernilai

negatif lebih banyak dibandingkan dengan anomali yang bernilai positif dan nilai anomali

negatif tertinggi yang diperoleh adalah sebesar -433,67 nT. Diketahui juga bahwa wilayah

yang diduga terdapat potensi air tanah adalah wilayah dengan anomali paling negatif yang

ditunjukkan dengan warna biru dengan luas area sekitar 197 m2.

Berdasarkan beberapa Tinjauan Pustaka yang telah disebutkan, terdapat beberapa hal

pada tiap-tiap penelitian yang memiliki hubungan atau keterkaitan antara penelitian yang

telah dilakukan dengan penelitian yang akan dilakukan. Keterkaitan tersebut berupa

menggunakan metode Geomagnet untuk mencari akuifer dengan bantuan aplikasi

MagPick dan Mag2DC di lokasi sembalun Lombok Timur.

Dari beberapa penelitian sebelumnya, terdapat penelitian yang dijadikan sebagai

referensi yaitu penelitian oleh Hadi dkk. (2020) dan Ukassyah dkk. (2020) dimana data

hasil pengukuran medan total dan nilai dari Base station Kakadu dan Nurul Bayan akan

digunakan dan diolah kembali. Letak perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya yang telah disebutkan adalah pada bagian pengembangan penelitian.

Penelitian sebelumnya memiliki cakupan penelitian hanya berada pada pemetaan kontur

Page 20: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

7

anomali 2D lalu diinterpretasikan. Pada penelitian ini akan ada pengembangan lebih

lanjut yaitu dengan menggunakan nilai IGRF yang telah diperbaharui, penambahan

proses filter anomali, lalu memodelkan struktur bawah tanah dalam bentuk 2D kemudian

diinterpretasikan secara kualitatif dan kuantitatif.

2.2 Dasar Teori

2.2.1 Air Tanah Sebagai Sumber Daya Air Potensial

Salah satu sumber daya alam yang sangat penting dan perlu mendapat perhatian

khusus adalah sumber daya air. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk

mendukung kehidupan semua makhluk hidup di bumi khususnya manusia.

Keberadaannya sangat penting untuk aktifitas sehari-hari manusia dan untuk kepentingan

lainnya seperti pada bidang industri, peternakan, pertanian dan lainnya.

Ketersediaan air bersih harus selalu terjaga, maka sumber air harus termanfaatkan

secara baik dan benar berupa air permukaan tanah maupun air bawah tanah. Di antara

berbagai sumber daya air tersebut, yang paling banyak di manfaatkan sebagai sumber air

bersih adalah air tanah (ground water). Air tanah adalah air yang menempati pori-pori

batuan di bawah permukaan tanah pada zona jenuh air (saturated zone). Air tanah

menempati porsi sebesar 20% di antara air tawar yang ada di bumi. Pembagian air di bumi

dan persentase air tanah dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Sumber daya air tanah bersifat dapat di perbarui (re-newable) secara alami, karena

air tanah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam siklus hidrologi di bumi.

Namun demikian, dalam kenyataannya terdapat beberapa faktor yang menjadi

permasalahan yang mempengaruhi pemanfaatannya. Permasalahan potensi air tanah

tersebut selalu terkait dengan karakteristik material penyusun (geologi) di mana air tanah

itu berada. Siklus hidrologi yang menunjukkan kedudukan air tanah terhadap sistem

hidrologi di alam dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2. 1 Distribusi Air di Bumi

(Santosa & Adjie, 2014)

Page 21: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

8

Gambar 2. 2 Siklus Hidrologi Alam

(Santosa & Adjie, 2014)

2.2.2 Keterdapatan Air Tanah

Air tanah terdapat dalam beberapa tipe geologi, dan salah satu yang terpenting adalah

akuifer, yaitu formasi batuan yang dapat menyimpan dan meloloskan/ mengalirkan air

dalam jumlah yang cukup. Pasir tak termampatkan (unconsolidated), kerikil (gravel),

batu pasir, batu gamping dan dolomit berongga-rongga (porous), batuan malihan, dan

plutonik dengan banyak retakan adalah contoh-contoh akuifer . Sifat akuifer untuk dapat

menyimpan air tanah disebut dengan kesarangan atau porositas (porosity), sedangkan

sifat akuifer untuk dapat mengalirkan air tanah disebut dengan permeabilitas

(permeability). Kedua sifat akuifer inilah yang akan berpengaruh terhadap ketersediaan

air tanah pada suatu tingkatan geologi, karena air tanah berada diantara rongga-rongga

dalam lapisan batuan tersebut. Apabila lapisan batuan hanya dapat menyimpan tetapi

tidak dapat mengalirkan air dalam jumlah yang cukup disebut lapisan kedap air

(aquiclude). Lapisan ini mempunyai permeabilitas rendah, biasanya terletak di bawah

atau di atas lapisan dari sistem aliran air tanah. Apabila suatu lapisan batuan tidak dapat

menyimpan dan mengalirkan air atau bersifat kedap air mutlak disebut aquifuge,

sedangkan apabila suatu lapisan dapat dapat meyimpan dan mengalirkan air secara lambat

dari satu akuifer ke akuifer lainnya (dapat mengalirkan air apabila diberikan tekanan)

disebut akuitard (Santosa & Adjie, 2014).

Page 22: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

9

Gambar 2. 3 Berbagai Sistem Akuifer di Bumi dan Kedudukan Air Tanah

(Santosa & Adjie, 2014)

(A) Kedudukan akuifer menggantung terhadap akuifer tidak tertekan (akuifer bebas).

(B) Kedudukan muka air tanah pada akuifer tidak tertekan dan akuifer tertekan.

(C) Kedudukan zona tidak jenuh dan jenuh, serta kandungan airnya.

2.2.3 Medan Magnet Bumi

Sumber medan magnet bumi secara umum dibagi menjadi tiga, yaitu: (1) medan

magnet utama bumi (main field), (2) medan magnet luar (external field) dan (3) medan

magnet anomali (anomaly field). Medan magnet utama bersumber dari dalam bumi.

Medan magnet luar bersumber dari luar bumi yang merupakan hasil ionisasi di atmosfer

yang akibat dari sinar ultraviolet dari matahari. Sedangkan medan magnet anomali

dihasilkan oleh benda magnetik yang terinduksi oleh medan magnet utama bumi,

sehingga benda tersebut memiliki medan magnet sendiri dan ikut mempengaruhi besar

medan magnet total hasil pengukuran. Variasi medan magnetik yang terukur di

permukaan merupakan tujuan dari survei medan magnet anomali (Nuha dkk, 2014).

Bidang geomagnet merupakan bidang vektor, dan dapat digambarkan di permukaan

bumi dengan tiga komponen orthogonal atau elemen magnet X (menunjukkan arah utara

geografis), Y (menunjuk ke arah timur), dan Z (menunjuk ke arah bawah) Gambar 2.4.

Kombinasi komponen horizontal Y dan X menghasilkan komponen H yang mengarah

pada arah jarum kompas. Dengan menambahkan komponen vertikal Z di peroleh

intensitas medan magnet total F. Deklinasi D didefinisikan sebagai sudut antara H dan

arah utara geografis dan inklinasi I adalah sudut antara komponen horizontal.

Page 23: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

10

Gambar 2. 4 Ilustrasi Elemen Medan Magnet Bumi

(Mishra, 2011)

A. Medan Magnet Utama Bumi

Medan magnet utama bumi bersumber dari dalam dan luar bumi. Medan magnet dari

dalam bumi dipercaya dibangkitkan oleh efek dinamo, yakni perputaran aliran arus di

dalam inti bagian luar bumi yang bersifat cair.

Nilai-nilai medan utama magnet bumi perlu diseragamkan karena medan magnet

utama bumi yang berubah terhadap waktu, maka dibuat setandar nilai yang disebut

dengan International Geomagnetic Refrence Field (IGRF). Nilai medan magnet utama

ini ditentukan bedasarkan kesepakatan internasional dibawah pengawasan International

Association of Geomagnetic and Aeronomy (IAGA). Setiap 5 tahun sekali IGRF

diperbaharui, dengan melakukan pengukuran rata-rata pada luasan 1 juta km2 yang

dilakuakan dalam batas waktu satu tahun. IGRF adalah model bola harmonik medan

magnet bumi yang disepakati secara internasional dan direvisi 5 tahun sekali. IGRF

diratifikasi pertama kali oleh IAGA pada tahun 1969. Nilai IGRF merupakan

penggabungan data observasi geomagnetik dan perhitungan berdasarkan formulasi Gauss

pada koefisien harmonic Sferis untuk kasus potensial magnetostatik. Formula Gauss

dinyatakan sebagai berikut (Macmillan, 2011) :

𝑉 (𝑟, 𝜃, Ф, 𝑡) 𝛼 ∑ 𝑁𝑛=1 ∑ (

𝑎

𝑟)

𝑛+1𝑛𝑚=0 [𝑔𝑛

𝑚(𝑡) cos(𝑚𝜙) ℎ𝑛𝑚(𝑡) sin (𝑚𝜙)] 𝑃𝑛

𝑚 (cos 𝜃) .............................(2.1)

Dimana 𝑟 adalah jarak radian dari pusat bumi, 𝑛 adalah tingkat maksimum ekspansi, 𝜑

adalah bujur timur, 𝜃 adalah colatitude (sudut kutub). 𝑔𝑛𝑚 dan ℎ𝑛

𝑚 adalah koefisien Gauss

sedangkan 𝑃𝑛𝑚(cos 𝜃) adalah normalisasi scmidt dalam fungsi Legendre.

Page 24: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

11

B. Medan Magnet Luar Bumi

Medan magnet bumi juga dipengaruhi oleh medan magnet dari luar bumi. Medan ini

merupakan hasil ionisasi pada atmosfer yang ditimbulkan oleh sinar ultraviolet dari

matahari. Sumber medan magnet luar ini erat kaitannya dengan arus listrik yang mengalir

dalam lapisan terionisasi pada atmosfer, sehingga perubahannya terhadap waktu jauh

lebih cepat. Adapun sumber medan magnet luar antara lain:

1. Perubahan konduktivitas listrik pada lapisan atmosfer dengan siklus 11 tahun.

2. Variasi harian (diurnal variation) dengan periode 24 jam yang berhubungan dengan

pasang surut matahari dan mempunyai jangkau 30 nT.

3. Variasi harian (diurnal variation) dengan periode 25 jam yang berhubungan dengan

pasang surut bulan dan mempunyai jangkau 2 nT.

4. Badai magnetik (magnetic storm) yang bersifat acak dan mempunyai jangkau sampai

1000 nT.

C. Anomali Medan Magnet

Anomali magnet adalah variasi medan magnetik yang terukur di permukaan bumi.

Anomali magnet disebabkan oleh benda magnetik yang telah terinduksi oleh medan

magnet utama bumi, sehingga memiliki medan magnet sendiri dan dapat mempengaruhi

besarnya medan magnet total hasil dari pengukuran. Besarnya anomali magnet bisa

mencapai ratusan sampai dengan ribuan nano-Tesla, bahkan ada juga yang lebih dari

100.000 nT yang berupa endapan magnetik. Sebagian besar anomali ini disebabkan oleh

medan magnet remanen dan medan magnet induksi. Adanya Anomali magnetik

mengakibatkan perubahan medan magnet total bumi dan dapat dituliskan sebagai berikut:

HT = H0 + HL + HA ...................................................................................................... (2.2)

dimana HT adalah medan magnet total bumi, H0 adalah medan magnet utama bumi, HL

adalah medan magnet luar bumi, dan HA adalah medan magnet anomali.

2.2.4 Suseptibilitas Kemagnetan

Intensitas magnetik pada batuan disebabkan oleh induksi magnet bumi dan

disebabkan juga oleh adanya magnetisasi permanen. Intensitas dari induksi magnetik

bergantung pada suseptibilitas magnetik batuan dan gaya magnetnya, serta intensitas

permanennya di dapat dari sejarah geologi suatu batuan.

Page 25: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

12

Suseptibilitas magnetik dapat diartikan sebagai derajat kemagnetan suatu benda.

Kemudahan suatu benda magnetik untuk dimagnetisasi ditentukan oleh suseptibilitas

kemagnetan k yang dapat dirumuskan dengan persamaan berikut:

I = k H .......................................................................................................................... (2.3)

Besaran yang tidak berdimensi ini merupakan parameter dasar yang digunakan dalam

metode magnetik. Nilai suseptibilitas magnetik pada ruang hampa sama dengan nol, hal

ini dikarenakan hanya benda yang berwujud yang dapat termagnetisasi. Berdasarkan

harga suseptiilitas k, benda-benda magnetik dapat dikategorikan sebagai diamagnetik,

paramagnetik, dan ferromagnetik.

Nilai suseptibilitas beberapa batuan dan mineral dapat dilihat pada Tabel Nilai

Suseptibilitas Magnetik Bebatuan di lampiran.

2.2.5 Metode Geomagnetik

Metode geomagnetik adalah suatu metode geofisika yang mengukur intensitas medan

magnet total di suatu tempat. Analisis anomali medan magnet digunakan untuk

menginterpretasi suseptibilitas struktur geologi yang menonjol pada daerah penelitian (Kahfi

dan Yulianto, 2008).

Lalu geomagnetik sendiri yaitu metode pengukuran medan magnet bumi dengan

memanfaatkan sifat kemagnetannya. Dasar teori dari metode geomagnetik adalah Gaya

Coulumb, dimana jika dua buah benda atau kutub magnetik terpisah pada jarak r dan

muatannya masing-masing m1 dan m2 maka gaya magnetik yang dihasilkan adalah :

𝐹 =𝑝1 𝑝2

𝜇0𝑟2 �⃗� ............................................................................................................... (2.4)

Dimana F adalah gaya yang Coulomb dalam dyne dengan kuat kutub magnet p1 dan p2

(dalam Ampere), 𝜇0 adalah permeabilitas medium yang melingkupi kedua magnet

(4𝜋 𝑥 10−7 N/A2), r adalah jarak kedua kutub p1 (kuat kutub magnet 1) dan m2 adalah

kuat kutub magnet 2 dalam satuan meter.

A. Kuat Medan Magnetik

Kuat medan magnetik pada suatu titik dengan jarak r dari muatannya dapat

dirumuskan sebagai berikut :

𝐻 =𝑚1

µ𝑟2 𝑟1 (𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎) ..................................................................................................... (2.5)

Page 26: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

13

B. Induksi Magnetik

Suatu bahan magnetik yang diletakkan dalam medan luar H akan menghasilkan

medan tersendiri M yang meningkatkan nilai total medan magnetik induksi 𝐵 bahan

tersebut. Medan magnet induksi dirumuskan sesuai persamaan:

𝐵 = 𝐻 + 𝑀 = 𝜇0(𝑘 + 1) ............................................................................................ (2.6)

Satuan B dalam cgs adalah Gauss sedangkan dalam geofisika eksplorasi dipakai satuan

gamma dan dalam SI dalan tesla (T) atau nanotesla (nT). Medan magnetik yang terukur oleh

magnetometer di permukaan bumi adalah medan magnet induksi termasuk efek magnetisasi

yang diberikan oleh persamaan (2.6).

Sehingga B sebanding dengan H , dengan dan disebut sebagai permeabilitas relatif dari

suatu benda magnetik. Dalam ruang hampa dimana tidak ada materi termagnetisasi, sehingga

k = 0, dan 𝝁 = 𝝁𝟎 disebut permeabilitas ruang hampa yaitu sebesar 4π x 10-7 Wb/Am

(Griffiths, 1999).

B = µ0 µr H .................................................................................................................. (2.7)

Persamaan 2.7 menunjukkan bahwa jika medan magnetik remanen dan luar bumi

diabaikan maka medan magnet total yang teukur oleh magnetometer di permukaan bumi

adalah penjumlahan dari medan magnet utama bumi dan variasinya (M). Dimana M

adalah medan magnet anomali yang dapat diperoleh melalui survey geomagnetik.

2.2.6 Pengolahan Data Magnetik

Dalam tahap pengolahan data, masih terdapat beberapa proses yang dilakukan, hal

ini dikarenakan pada saat pengambilan data di lokasi, data anomali magnet masih dalam

kondisi tidak seperti yang diinginkan. Anomali magnet masih dipengaruhi oleh berbagai

hal seperti magnet inti bumi dan magnet luar bumi, bahkan jika sudah didapatkan maka

anomali tersebut harus disekat atau dibedakan dengan cara melakukan koreksi serta

melakukan berbagai metode pengolahan data geomagnetik untuk mendapat olahan data

yang lebih baik dan akurat dalam tahap olahan data selanjutnya.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas yang dimaksud adalah mengetahui sebaran dari data-data penelitian

sudah terdistribusi normal atau belum. Distribusi normal atau juga bisa disebut distribusi

Gauss merupakan salah satu jenis distribusi dengan menggunakan data yang memiliki

karakteristik variable acak dan kontinyu. Secara Teoritis persamaan dari Distribusi

Normal dapat dituliskan sebagai berikut:

Page 27: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

14

𝑓 (𝑥) = 1

√2𝜋𝑒−

1

2 (

𝑥−𝜇

𝜎)2

................................................................................................ (2.8)

f(x) = Distribusi normal

= Standar deviasi (simpangan baku)

e = Konstanta bilangan Euler (2,178…)

= Konstanta Pi (3,142857…)

x = Nilai dari variabel acak

Lalu Standar Deviasi digunakan untuk menunjukkan kesamaan (homogen) dari suatu

kelompok data. Standar deviasi akan menggambarkan bagaimana sebaran data dalam

sampel serta hubungannya dengan rata-rata (mean) dari suatu sampel. Secara teoritik,

persamaan dari standar deviasi dapat dituliskan sebagai berikut:

𝜎 = √∑ (𝑥𝑖−𝜇)2𝑛

𝑖=1

𝑛 .......................................................................................................... (2.9)

Dimana : 𝜎 = Standar deviasi

n = Jumlah data

xi = Nilai dari tiap populasi

𝜇 = Nilai Rata-rata populasi

Data yang didapatkan pada penelitian harus dilakukan uji distribusi normal. Salah

satu uji yang dapat digunakan untuk menguji kecocokan antara distribusi frekuensi data

dengan hasil model-model yang dikembangkan adalah Uji Kolmogorov-Smirnov.

(Algifari, 1997)

Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika signifikansi di bawah

0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data

normal baku, berarti data tersebut tidak normal. Lebih lanjut, jika signifikansi di atas 0,05

maka berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara data yang akan diuji dengan

data normal baku, artinya data yang kita uji normal.(Azwanda dkk,2017)

Dalam melakukan uji Kolmogorov-Smirnov bisa menggunakan aplikasi pendukung

data statistika yang paling sering digunakan yaitu SPSS (Statistical Product and Service

Solution) dikarenakan User Interface yang mudah digunakan dan dipahami.

Kolmogorov-Smirnov sering digunakan dalam uji normalitas dikarenakan K-S tidak

memerlukan data yang berkelompok, bisa mengolah data dengan sampel kecil dan lebih

fleksibel.

Page 28: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

15

2. Koreksi Harian (Diurnal Correction)

Koreksi harian merupakan penyimpangan medan magnetik bumi akibat adanya

perbedaan waktu dan efek radiasi matahari dalam satu hari. Tujuan utama dilakukannya

koreksi ini yaitu untuk menghilangkan pengaruh medan magnet luar. Dalam melakukan

koreksi harian yang perlu diperhatikan adalah menyesuaikan waktu yang ada pada data

pengukuran di ruang variometer terhadap waktu pada titik pengukuran. Koreksi harian

diperoleh dari pengurangan nilai baseline terhadap nilai medan magnet pada base station

setiap waktu. Setiap Observatorium Geomagnetik memiliki ketetapan nilai baseline yang

berbeda-beda sesuai dengan pengaturan yang diberikan. Persamaan untuk menghitung

nilai koreksi harian dapat dituliskan dalam persamaan 2.7.

Fu(t) - Fu = Fs(t) - Fs̅̅̅, sehingga

Fu = Fu(t) – [Fs(t)- Fs̅̅̅] ............................................................................................. (2.10)

dimana,

Fu(t) : Medan magnet bumi hasil pengukuran fungsi waktu (nT)

Fu : Medan magnet bumi hasil pengukuran setelah dikoreksi harian (nT)

Fs(t) : Medan magnet bumi pada server fungsi waktu (nT)

Fs̅̅̅ : Rata-rata medan magnet bumi pada server (nT)

Karena pada setiap titik terdapat 40 data sehingga nilai rata-rata koreksi harian dapat

dihitung dengan persamaan:

Fu̅̅ ̅ = ∑ 𝐹𝑢(𝑖)𝑛

𝑖=1

𝑛 .......................................................................................................... (2.11)

Dimana,

Fu̅̅ ̅ : Rata-rata medan magnet bumi hasil pengukuran setelah dikoreksi harian (nT)

Fu(i) : Data medan magnet bumi hasil pengukuran ke-i

n : Jumlah data medan magnet bumi hasil pengukuran setelah direduksi

3. Koreksi IGRF

Medan magnet utama merupakan nilai terbesar yang ikut terukur pada saat

pengukuran dengan metode geomagnet. Medan magnet utama ini tidak lain adalah nilai

IGRF. Tujuan utama melakukan koreksi IGRF adalah untuk menghilangkan variasi

medan magnet internal bumi sehingga diperoleh medan magnet anomali. Persamaan

koreksi IGRF dapat dituliskan dalam persamaan 2.9.

FIGRF = 𝐅𝐮̅̅̅̅ – IGRF ................................................................................................................. (2.12)

Dimana

FIGRF: nilai medan setelah dilakukan koreksi IGRF atau anomali magnet (nT)

Page 29: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

16

𝐅𝐮̅̅̅̅ : medan magnet hasil pengukuran setelah dilakukan koreksi harian (nT)

IGRF : yaitu acuan untuk nilai medan magnet utama bumi (nT)

2.2.7 Surfer

Surfer merupakan suatu software komputer berbasis grid yang menginterpolasi data

XYZ yaitu data medan menuju arah utara geografis (X), kearah timur (Y) dan ke arah

bawah (Z) secara berurutan yang tak beraturan menjadi grid yang berjarak secara teratur.

Maksudnya yaitu nilai dari data XYZ akan dilakukan plotting menjadi lembar-lembar

titik segi empat (grid) yang beraturan berdasarkan nilai pada tiap titik-titik koordinatnya.

Grid adalah serangkaian garis vertikal dan horizontal berbentuk segi empat. Grid ini

berfungsi menghasilkan berbagai macam bentuk peta seperti peta kontur, vektor, gambar,

dan permukaan tiga dimensi.

Surfer telah digunakan sejak tahun 1984 oleh para peneliti dari berbagai disiplin ilmu.

Kemampuan gridding dan konturing surfer yang baik menjadikan surfer sebagai software

pilihan dalam mengerjakan berbagai macam peta kontur (Hadi dkk., 2020).

2.2.8 MagPick

MagPick merupakan suatu aplikasi ciptaan Mikhail Tchernychev yang pada saat ini

digunakan untuk melakukan filtrasi data yang kebanyakan berupa medan magnet dan

gravitasi. Menurut Tchernychev (1998), pengembangan MagPick dimulai pada tahun

1996. Ide awalnya adalah untuk menyediakan alat sederhana yang mengunakan operasi

dasar sebagai penerjemah hal-hal seperti:

a) Peta magnetik dilihat dengan penyesuaian dinamis dari skala warna sesuai dengan

grid data minimum dan maksimum. Interval data juga bisa dipersempit sesuai yang

diinginkan.

b) Zoom peta dari bagian yang berbeda dan sekarang dalam jendela terpisah, Perubahan

otomatis skala warna untuk menyesuaikan berbagai data dalam jendela tertentu.

c) Menyederhanakan magnetic picking, hal ini dilakukan dengan memungkinkan

pengguna untuk memilih dua titik dengan mouse dan menyimpannya dalam file.

Dalam banyak kasus lokasi benda magnetik memiliki medan magnet minimum dan

maksimum, karena itu dua poin yang diperlukan untuk memperkirakan lokasi.

d) Advanced magnetic picking. Pengguna dapat memilih daerah minimum dan

maksimum, dan program akan secara otomatis menemukan posisi yang tepat.

Page 30: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

17

e) Pilihan penghapusan untuk menghapus picks yang telah dibuat. Pengembangan lebih

lanjut dari MagPick dilanjutkan pada November-Januari tahun 1997-1998. Banyak

fitur baru yang diterapkan:

1. Medan magnet regional diperhitungkan sebagai fungsi linear koordinat. Hal ini

memungkinkan penggunaan program langsung pada medan magnet yang terukur,

tanpa mengurangi medan utama bumi.

2. Hasil inversi disajikan sebagai tabel elektronik (lembar kerja). Beberapa bentuk

sederhana manipulasi seperti penghapusan, pembacaan, penghancuran, dan lain-

lain dilaksanakan.

3. Informasi tambahan dalam bentuk garis, poligon, titik yang dilengkapi dengan

keterangan, klip dapat ditarik di atas peta magnetik.

4. Penjelasan medan oleh kontur dilengkapi dengan keterangan.

5. Pembalikan berdasarkan profil dapat dilakukan. Ini berarti bahwa semua (atau

sebagian) dari profil yang melintasi jendela dapat digunakan untuk

memperkirakan posisi sumber magnetik. Kurva yang diplot dihitung dan diamati

untuk melihat kualitas dari solusi.

6. Tanda titik pada grafik atau tampilan peta profil ditambahkan. Tanda pada profil

secara otomatis muncul pada tampilan peta dan visa versa. Dengan demikian

lokasi ruang poin yang menarik dapat dengan mudah ditemukan.

7. Percetakan / preview pada printer postscript dilaksanakan.

MagPick kemudian digunakan untuk mengolah data daerah pelabuhan Hamburg

yang dikumpulkan selama musim panas - musim gugur tahun 1997.Beberapa tempat

diperiksa oleh penyelam, sebagian besar kasus sumber magnetic ditemukan sekitar 30 cm

(dalam pesawat) dari titik diprediksi. Jadi MagPick terbukti menjadi alat yang baik untuk

interpretasi magnetik. Beberapa koreksi yang dapat dilakukan dalam pengoperasian

menggunakan magPick adalah:

1. Reduksi ke kutub

Data anomali medan magnet total akan di-filter, metode filtrasi salah satu yang

akan digunakan adalah reduksi kutub. Tujuan dari melakukan Reduksi Kutub adalah

agar dapat melokalisasi daerah-daerah dengan anomali maksimum tepat berada di atas

tubuh benda penyebab anomali, sehingga dapat memudahkan dalam melakukan

interpretasi. Reduksi ke kutub dilakukan dengan cara mengubah sudut inklinasi

Page 31: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

18

menjadi 90° dan deklinasinya 0°. Karena pada kutub magnetik, medan magnet bumi

dan induksi magnetisasinya berarah ke bawah. Dari data hasil reduksi ke kutub ini,

sudah dapat dilakukan interpretasi secara kualitatif. Reduksi ini dapat dilakukan

dengan menggunakan program Magpick (Nurdiyanto dkk, 2004)

2. Kontinuasi ke atas

Kontinuasi ke atas merupakan suatu metode filter data untuk mendapatkan data

keluaran dengan hasil yang lebih baik dengan maksud kontinuasi itu adalah dengan

menaikkan ketinggian pengamat terhadap medan magnet satu langkah demi satu

langkah. Metode ini dilakukan terhadap data anomali medan magnet total di bidang

datar. Secara umum kontinuasi ini sangat berguna dan merupakan operasi filter.

Tujuan dari kontinuasi ke atas ini untuk menghilangkan pengaruh lokal yang masih

terdapat pada data dan mencari pengaruh dari anomali regionalnya. Semakin tinggi

kontinuasi data, maka informasi lokal semakin hilang dan informasi regional semakin

jelas. Kontinuasi ke atas ini dilakukan dengan menggunakan progam MagPick

(Nurdiyanto dkk, 2004)

Prinsip dasar dari kontinuasi ke atas yaitu suatu medan potensial dapat dihitung

pada setiap titik di dalam suatu daerah berdasarkan sifat medan magnet pada

permukaan yang melingkupi daerah tersebut. Konsep dasar dari transformasi ini

berasal dari identitas ketiga teorema Green. Teorema ini menjelaskan jika suatu fungsi

adalah harmonik, kontinyu, dan mempunyai turunan yang kontinyu di sepanjang

daerah R, maka nilai U pada suatu titik P di dalam daerah R (Gambar 4) dapat

dinyatakan dengan persamaan (Blakely, 1996):

𝑈 (𝑃) = 1

4𝜋∫ (

1

𝑟

𝜕𝑈

𝜕𝑛− 𝑈

𝜕

𝜕𝑛

1

𝑟)

𝑠𝑑𝑆 ............................................................ (2.13)

Gambar 2. 5 Kontimuasi ke atas dari permukaan Horizontal

(Blakely, 1996)

Page 32: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

19

Dengan S menunjukkan permukaan daerah R , n menunjukkan arah normal keluar,

dan r adalah jarak dari titik P ke suatu titik permukaan S.

2.2.9 Mag2DC

Mag2DC adalah software untuk memodelkan magnetic, resistivity dan gravity data.

Cara kerja dari aplikasi Mag2DC yaitu membantu pemodelan dengan dilakukan proses

kecocokan kurva dari data anomali magnet dengan kurva respon yang bisa berubah-ubah

berdasarkan perubahan yang dilakukan pada aplikasi tersebut seperti parameter-

parameter yang bisa dirubah adalah bentuk, panjang,kedalaman dan nilai suseptibilitas

dari body. Mag2DC memiliki kelebihan dan kekurangan seperti:

- Kelebihan:

1. Software ini sangat sederhana dan mudah digunakan.

2. Memungkinkan dalam pemodelan magnetic, resistivity dan gravity data secara cepat.

-Kekurangan:

1. Kurang fleksibel.

2. Merupakan software tua dan bukan ter-update

3. Mudah crash, atau bentrok dengan software lain dalam satu komputer.

Adapun langkah-langkah pengunaan mag2DC adalah:

1. Mag2DC untuk Windows dapat melakukan forward modelling dan inversion data

magnetik. Penekanan diberikan pada hal kemudahan penggunaan program. Mag2DC

dapat menampilkan data-data seperti suseptibilitas, data sayatan, nilai medan magnet

dan kedalamannya. Model ditunjukkan di bawah ini:

Gambar 2. 6 Contoh Model Mag2DC

(Cooper, 1997)

Page 33: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

20

2. Mag2DC mampu menampilkan body penyusun dari model yang memiliki kepekaan

atau c xz susceptibilities. Warna pada model menyesuaikan dengan nilai

suseptibilitas yang dimiliki model, warna-warna gelap dingin mewakili nilai yang

rendah, sedangkan warna-warna terang panas mewakili nilai yang tinggi. Skala

warna abu-abu kadang juga dipakai. Bearing dari profil ditunjukkan oleh kompas

yang terletak di sudut kanan atas monitor.

Gambar 2. 7 Rupa Dialog Box Body Properties

(Cooper, 1997)

3. Memindahkan, menyalin, atau memutar body dilakukan secara interaktif dengan cara

men-doubleClick dengan mouse di target. Misalnya, memilih opsi Pindah (move)

maka akan memunculkan dialog brikut:

Gambar 2. 8 Tampilan proses memindahkan body

(Cooper, 1997)

4. Nomor dari body ditunjukkan di kiri atas dialog box. Untuk mengubah properti dari

body sebelum/sesudah body yang ditampilkan saat ini, tekan tombol spin.

5. Ada beberapa jalan untuk merubah body properties. Sebagai contohnya, untuk

merubah kepekaan, masukkan nilai yang baru kemudian tekan tombol calculate.

Page 34: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

21

Sehingga, model akan dihitung dan digambar kembali. Cara lain adalah dengan,

menekan spinbutton kemudian nilai suseptibilitas akan bertambah, pertambahan

tersebut terlihat pada box di samping suseptibilitas, kemudian dilakukan proses

kalkulasi dan membaharui model. Pengurangan suseptibilitas dan pembaharuan model

dapat dilakukan dengan menggunakan cara yang sama. Kenaikan atau penurunan

jumlah dapat diubah sesuai dengan keinginan pengguna.

6. Cara lain dalam modifikasi suseptibilitas yaitu dengan tombol Invert, maka

suseptibilitas dimodifikasi secara matematis sehingga diperoleh data yang lebih baik.

Hal ini suatu proses perulangan, dan IinversionI akan diproses sebanyak 10 kali iterasi.

7. Ada beberapa cara dalam menampilkan bentuk dari hasil pemodelan, yaitu dengan

- Plan View

Gambar 2. 9 Tampilan Plan View

(Cooper, 1997)

- Grid on Model, Sebuah kisi dapat ditindih pada model, untuk membantu

penempatan tubuh. Jika diperlukan, simpul tubuh dapat 'dikunci' ke titik kisi.

Gambar 2. 10 Tampilan Grid on Model

(Cooper, 1997)

Page 35: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

22

8. Mag2DC juga mendukung dalam proses memodifikasi medan magnet regional, medan

regional linier dapat dihapus dari data. Gunakan tombol kiri mouse untuk mengatur

nilai bidang di sisi kiri profil, dan tombol kanan untuk mengatur nilai di sisi kanan.

Gambar 2. 11 Tampilan Regional Field Removal

(Cooper, 1997)

Page 36: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka pemodelan pada wilayah yang memiliki

potensi di area sekitaran daerah Sembalun Kabupaten Lombok Timur, sebagai suatu

solusi untuk mengatasi keresahan masyarakat akan krisisnya air bila musim kemarau tiba

dengan cara mencari potensi-potensi lapisan tanah yang mengandung air (akuifer).

Penelitian ini menggunakan data-data dari penelitian sebelumnya dengan metodologi

yang diperbaiki, lalu dilakukan pengolahan data ulang untuk tujuan validasi data dari data

sebelumnya, lalu pemodelan dan dilakukan interpretasi serta dianalisis.

Penelitian ini menggunakan metode geomagnetik dengan memanfaatkan sifat

kemagnetan lapisan tanah bumi, lalu dalam pengolahan data menggunakan aplikasi-

aplikasi tertentu dari pengambilan data yang didapat. Penelitian ini terdiri dari tiga tahap

dasar penelitian, yakni pemetaan lokasi penelitian, kemudian pengambilan data

menggunakan peralatan Magnetometer dimana dua tahap awal ini telah dilakukan oleh

peneliti sebelumnya, dan yang terakhir adalah pengolahan data yang didapat

menggunakan suatu PC ( Personal Computer ) yang sudah dilengkapi dengan software

pengolahan data untuk mendapatkan kontur magnetik dan anomali didaerah tersebut serta

pemodelannya juga.

Metode penelitian ini meliputi lokasi dan waktu penelitian, alat dan bahan penelitian,

teknik pengumpulan data, pengolahan data serta langkah-langkah penelitian dan diagram

alir penelitian. Secara detail dijelaskan pada BAB III berikutnya.

Page 37: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

24

Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian

Interpretasi kualitatif dan

kuantitatif

Kesimpulan

Selesai

Reduksi ke kutub & Kontinuasi ke atas

Peta anomali

residual 2D

Pemodelan

Studi Literatur dari:

-(Zubaidah, 2005)

-(Kencana & Basid, 2015) -(Hadi, 2020)

-(Ukassyah, 2020)

-(Hidayat, 2019)

- Data sekunder medan magnet total sebelum

diolah oleh (Hadi, 2020) dan (Ukassyah, 2020) - Peta Statigrafi Lava (Zubaidah, 2010)

- Peta Hidrologi (BWSNT, 2020)

Koreksi harian

(menggunakan server Kakadu dan Nurul Bayan)

Koreksi IGRF

(diakses pada web: ngdc.noaa.gov atau bmkg.co.id)

Peta anomali

medan total 2D

Mulai

Page 38: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

25

Gambar 3.2 Diagram Alir Pemodelan

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi pengambilan data berada di Sembalun Lombok timur, lalu proses pengolahan

data berada di Fakultas Teknik, Universitas Mataram. Proses survei lokasi penelitian dan

penentuan titik pengambilan data dilakukan pada bulan Maret 2019 dan proses

pengambilan data medan magnet dilaksanakan pada bulan April 2019 ( Hadi dkk., 2020)

dan ( Ukassyah dkk., 2020). Lalu pengolahan data dilakukan oleh peneliti pada bulan Juli

2020 dan Pemodelannya dilaksanakan pada bulan Agustus 2020.

3.3 Alat dan Bahan Penelitian

3.3.1 Alat Penelitian

Peralatan penelitian yang digunakan dibedakan menjadi dua kelas, yakni piranti

keras ( Hardware ) dan piranti lunak ( software ) dimana dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3. 1 Alat yang Digunakan saat Penelitian

Nama Alat Jumlah Fungsi

Laptop ACER tipe 4736G

dengan prosessor Intel®

Core™ 2Duo T6500 @

2,10GHz, RAM 4GB,

Windows 7 Ultimate, 32-bit

Operating System

1 Berfungsi dalam proses perekapan

data yang diambil serta pengolahan

dan pemodelan data magnetik

setelahnya

Mulai

Slicing

Inisialisasi awal body dan

nilai suseptibilitas

kurva data

sesuai dengan

kurva respon ?

Selesai

Merubah body dan nilai

Suseptibilitas

Tidak

Ya

Page 39: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

26

Tabel 3. 2 Aplikasi yang Digunakan saat Penelitian

Nama Aplikasi Fungsi

Microsoft Excel 2013 Berfungsi memudahkan perekapan data medan yang

sudah diambil di lokasi penelitian

SPSS Berfungsi untuk normalisasi dan filtrasi data yang

sudah didapat dari lokasi penelitian.

Surfer 14 Berfungsi untuk pengolahan data medan magnetik

dalam bentuk kontur anomali 2D bahkan 3D (dimensi).

MagPick Berfungsi untuk pengolahan data geomagnetik dengan

berbagai metode pengolahan untuk menentukan secara

akurat posisi-posisi dan batas-batas anomali.

Mag2DC Berfungsi untuk pemodelan struktur bawah tanah yang

dicocokkan dengan data Statigrafi Lava

3.3.2 Bahan Penelitian

Sumber data penelitian ini menggunakan data-data pengukuran variasi medan

magnet bumi di daerah penelitian di Desa Timba Gading (Hadi dkk., 2020) dan Sembalun

Lawang (Ukassyah dkk., 2020), Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur. Selain

itu data yang digunakan adalah data medan magnet utama bumi yang telah di standarisasi

oleh International Geomagnetic Reference Field (IGRF), data variasi harian (koreksi

diurnal), Peta Hidrologi untuk wilayah Sembalun (BWSNT, 2020) dan Data Statigrafi lava

yang pernah dilakukan pada daerah Sembalun (Zubaidah, 2010).

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data diperoleh melalui beberapa metode :

Metode literatur yakni mengumpulkan data dengan membaca literatur yang berkaitan

dengan penelitian yang sedang di kerjakan. medan magnet yang diukur oleh Stasiun

Nurul Bayan, proses pengolahan data dan pemodelan anomali geomagnetik.

3.5 Langkah-langkah Penelitian

Langkah-langkah penelitian dapat dilihat sebagai berikut:

3.5.1 Studi Literatur

Pada tahap ini penulis mempelajari serta mengumpulkan jurnal-jurnal yang sudah

dilakukan sebelumnya yang saling berkaitan dengan penelitian yang dilakukan dan teori-

teori penunjang penelitian meliputi ruang lingkup metode geomagnetik dan kaitannya

dengan potensi keberadaan air, Teori tentang Medan Magnet bumi dan anomali,

Suseptibilitas magnet yang berkaitan dengan jenis lapisan tanah yang terkandung, serta

Page 40: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

27

proses pengolahan data dari didapatkannya nilai anomali sampai pemodelan 2D untuk

menentukan kawasan yang berpotensi terdapat akuifer.

3.5.2 Pengolahan Data

Pengolahan data diawali dari data mentah (belum diolah sama sekali) agar mudah

direkap menggunakan suatu software Microsoft Excel 2013, data tersebut masih berupa

intensitas magnet total di lokasi pengambilan data. Untuk mendapatkan data anomali

maka ada tahap pemrosesan data berdasarkan koreksi harian dan koreksi IGRF yang

nantinya akan diproses oleh suatu aplikasi SPSS.

Koreksi harian diperoleh dari pengurangan nilai baseline terhadap nilai medan

magnet pada base station setiap waktu, Base station yang dijadikan acuan adalah Base

Station NRB Nurul Bayan. Tujuan utama melakukan koreksi harian adalah untuk

menghilangkan pengaruh medan magnet luar.

Setelah didapatkan nilai koreksi harian, maka dilanjutkan kepada koreksi IGRF

(International Geomagnetics Reference Field) yang bertujuan untuk menghilangkan

pengaruh medan magnet utama bumi. Koreksi IGRF bersifat umum dan global (general)

yang berarti setiap titik lokasi pengukuran medan di bumi bisa menggunakan koreksi

IGRF. Untuk mendapatkan koreksi IGRF perlu untuk mengunjungi website

http://www.ngdc.noaa.gov/geomagweb/#igrfwmm atau juga bisa dari kalkulator IGRF

yang disediakan oleh BMKG yang bisa diakses secara online. Nilai koreksi IGRF akan

didapatkan setelah memasukkan data titik koordinat lokasi penelitian dan waktu saat

pengukuran. Kemudian didapatkan anomali medan magnet total yang nantinya akan

diolah selanjutnya.

𝐻 = 𝐻𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 ± ∆𝐻ℎ𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝐻𝐼𝐺𝑅𝐹 ................................................................................ (3.1)

H = Anomali medan magnet (nT)

Htotal = Nilai medan magnet total (nT)

∆Hharian = Koreksi harian (nT)

HIGRF = Koreksi IGRF (nT)

Selanjutnya setelah didapatkan anomali medan magnet total, maka tahap selanjutnya

adalah data tersebut di olah menggunakan software Surfer 14, sehingga hasil dari olahan

data menggunakan aplikasi tersebut berbentuk pemetaan kontur anomali 2D dan

berbentuk grid di titik –titik lokasi pengambilan data. Lalu nantinya peta 2D dari software

Page 41: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

28

Surfer 14 akan di-filter menggunakan MagPick dengan metode Reduksi ke kutub dan

Kontinuasi ke Atas.

Metode Reduksi ke Kutub dilakukan dengan mengubah arah medan dari dipol

menjadi monopol dengan cara mengubah sudut inklinasi benda dengan tujuan utama

yakni memperjelas anomali medan magnet. Dengan demikian anomali medan magnet

yang didapatkan berasal dari sumber yang sama. Setelah itu, data yang sudah direduksi

kutub diolah lagi dengan metode Kontinuasi Keatas dengan tujuan untuk memisahkan

dan memperjelas anomali medan Regional dan anomali medan Residual. Hasil akhir dari

metode ini adalah didapatkannya peta kontur anomali Regional dan anomali Residual:

Langkah-langkah dalam melakukan filter Reduksi Kutub dan Kontinuasi ke atas adalah

sebagai berikut:

a) Buka aplikasi MagPick, pilih tab File lalu pilih Open Grid File

Gambar 3. 3 Tampilan awal MagPick

b) Cari lokasi data kontur magnet yang telah di grid sebelumnya, lalu masukkan sebagai

data masukan.

Gambar 3. 4 Tampilan setelah memasukkan data

c) Untuk reduksi kutub pilih tab Operations, lalu pilih Reduction to the pole

Page 42: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

29

d) Lalu atur sudut inklinasi sebesar dan sudut deklinasi, dan tentukan lokasi

penyimpanan data yang telah di-reduksi kutub.

e) Buka kembali data yang telah direduksi, lalu dilanjutkan dengan proses kontinuasi

keatas. Pilih tab Operations lalu klik Upward Continuation. Lalu atur titik ketinggian

yang ingin diamati, dan tentukan lokasi penyimpanan data yang telah kontinuasi

keatas.

Gambar 3. 5 Tampilan pengaturan Kontinuasi keatas

3.5.3 Pemodelan Kontur bawah Tanah

Setelah data selesai sampai metode Kontinuasi Keatas dengan aplikasi MagPick,

maka data tersebut akan diolah kembali di Surfer 14 yakni Anomali Residual untuk

membuat sayatan di body untuk melanjutkan ke tahap pemodelan. Sayatan dilakukan

pada kontur yang menunjukkan klosur yang berdekatan (dipilih dua klosur yang paling

mendominasi daerah di lokasi pengambilan data) pada anomali tersebut. Hasil sayatan

tersebut berupa jarak sayatan dan nilai anomali medan magnet. Data hasil sayatan tersebut

kemudian digunakan untuk melakukan pemodelan.

Pemodelan dilakukan dengan menggunakan suatu aplikasi bernama Mag2DC.

Aplikasi ini dapat melakukan pemodelan 2D. Data yang awalnya berupa sayatan (slice)

dari hasil aplikasi Surfer digunakan sebagai data input pada aplikasi Mag2DC untuk

Page 43: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

30

melakukan pemodelan. Hasil dari sayatan yang dilakukan adalah data intensitas magnet

dan jarak sayatan. Baru dari hal ini dilakukan pemodelan dan hasilnya kita dapat

mengetahui kandungan struktur bawah permukaan titik-titik dari lokasi penelitian.

Langkah-langkah dari pemodelan adalah sebagai berikut:

a) Melakukan sayatan (slicing) pada Surfer, dengan cara buka data kontur anomali telah

difilter yang ingin disayat, lalu pilih tab Map Tools >> Digitize.

b) Lalu pilih titik mana saja yang ingin disayat, dengan cara klik membentuk garis. Lalu

simpan data sayatan tersebut.

c) Kemudian pilih tab Grids >> slice, kemudian masukkan file kontur anomali dan file

sayatan, lalu tentukan nama file output dalam 2 jenis file (.dat dan .bln).

Gambar 3. 6 Tampilan Input Output data

d) Buka aplikasi Mag2DC dan pilih tab System Options >> Begin a new model. Lalu

pilih file output dari aplikasi Surfer sebelumnya.

e) Masukkan parameter yang dibutuhkan dalam pemodelan, seperti IGRF, kedalaman

body dan panjang sayatan, deklinasi, inklinasi serta satuan yang digunakan.

Page 44: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

31

Gambar 3.7 Parameter model

f) Tentukan dalam bentuk kolom jenis data koordinat longitude dan latitude serta

besaran anomali magnetnya.

g) Untuk menggambar body menggunakan mouse, klik kiri untuk menambah corner

dan klik kanan untuk menyelesaikan bentuk body.

h) Untuk merubah parameter body bisa dengan klik dua kali pada body yang diubah.

Gambar 3. 8 Parameter Body

Page 45: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

32

3.5.4 Interpretasi Hasil Pemodelan

Setelah dilakukannya pemodelan dan didapatkan modelnya, maka tahap terakhir

yang dilakukan adalah Interpretasi data hasil. Interpretasi data ini meliputi Interpretasi

Kualitatif dan Kuantitatif yang berarti peneliti memaparkan lokasi-lokasi dari area

penelitian yang berpotensi adanya lapisan tanah yang mengandung air (akuifer) serta

detail-detail dari lokasi akuifer tersebut seperti panjang, kedalaman dan nilai

suseptibilitas lapisan berdasarkan hasil dari pemetaan sampai pemodelan yang telah

dilakukan.

Page 46: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengambilan Data

Pada tahap ini data yang nanti akan diolah sebanyak 2 data sekunder yakni yang telah

dilakukan proses akuisisi data oleh Hasmil Hadi dan Haqullah Nur Ukassyah yang

dimana lokasi penelitiannya masing-masing berada di Desa Timba Gading dan Sembalun

Lawang yang lokasi keduanya berada di kecamatan sembalun, Kabupaten Lombok

Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Data milik Hasmil Hadi berada di Desa Timba

Gading yang titik-titik pengambilan data tersebar di koordinat 8°21'21.85"S

116°31'50.72"E sampai ke 8°21'24.73"S 116°31'52.14"E yang berbentuk grid dengan

dimensi 3x11 titik yang menjadikannya ada 33 titik pengukuran. Jarak antar titik

pengukuran bisa berkisar antara 8-12 meter, dengan luas area penelitian berkisar 1.983

m2. Lalu data milik Haqullah Nur Ukassyah berada di Desa Sembalun Lawang yang

dimana titik-titik pengukurannya tersebar di titik koordinat 8°21'44.04"S 116°32'33.94"E

sampai ke 8°21'45.27"S 116°32'35.14"E. bentuk titik-titik pengambilan data juga

berbentuk grid dengan dimensi titik 3x6, jarak antar titik berkisar antara 9-12 meter

dengan luas area 991 m2. Kondisi geografis di lokasi kedua data yaitu dataran persawahan

milik warga.

Gambar 4. 1 Titik-titik lokasi data Sembalun Lawang

Page 47: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

34

Gambar 4. 2 Titik-titik lokasi data Timba Gading

4.2 Normalisasi Data

Dalam pengambilan data yang diambil adalah intensitas medan magnet total pertitik,

lalu dalam satu titik diambil data lebih dari sekali, sehingga rata-rata dari data medan total

tersebut merupakan nilai medan total dari satu titik tersebut. Namun ada hal-hal yang

harus diperhatikan dalam pengambilan rata-rata nilai medan total pada titik penelitian

tersebut, yaitu nilai standar deviasi (sd) dan nilai signifikansi (sig). Nilai standar deviasi

menggambarkan simpangan baku pada data tersebut yang berkorelasi dengan sebaran

distribusi datanya, lalu nilai signifikansi tersebut merupakan tingkat kepercayaan bahwa

data yang telah diambil memiliki tingkat kepercayaan data yang diambil benar dalam satu

titik.

Tahap normalisasi data sepenuhnya menggunakan bantuan aplikasi IBM SPSS, tahap

awal dalam proses ini yakni uji normalitas dengan mempertimbangkan dua hal tersebut

(standar deviasi dan signifikansi) dengan menggunakan tools di SPSS yaitu One Sample

Kolmogorov-Smirnov.Jika data setelah melewati tahap ini dinyatakan normal, maka bisa

dipastikan bahwa rata-rata dari total medan dalam satu titik tersebut sudah normal. Jika

data yang diuji dinyatakan tidak normal, maka langkah yang dilakukan pada aplikasi ini

adalah metode Outlier. Metode ini prinsipnya adalah menekan agar data masih berada

dalam kawasan syarat data untuk normal dengan cara eliminasi banyaknya sampel data

dalam satu titik pengukuran yang diuji hingga didapatkan syarat data normal tersebut.

Syarat data normal pada penelitian ini ada dua faktor, yaitu nilai signifikansi dari uji

Page 48: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

35

normalitas tersebut tidak kurang dari 0,05 yang dimana hal ini mengindikasikan bahwa

persentase tingkat kebenaran dari data tersebut adalah 95%, lalu faktor kedua adalah

standar deviasi yang tidak boleh lebih dari 2 nT yang dimana hal ini berkaitan dengan

simpangan baku data yang merujuk ke kualitas data itu dan jumlah data pada tiap titik

pengukuran. Dalam satu titik pengukuran setelah dilakukan normalisasi rata-rata sampel

berkisar sebanyak 30 lebih sampel. Sehingga standar deviasi yang sesuai dengan sampel

sebanyak itu adalah 2 nT.

Tabel 4.1 Hasil uji normalitas data Titik 9 lokasi Timba Gading

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

N 52

Normal Parameters Mean 44698.4554

Std. Deviation 0.56778

Most Extreme Differences Absolute 0.143

Positive 0.099

Negative -0.143

Test Statistic 0.143

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.010c

Pada Tabel 4.1 dapat dilihat hasil uji normalitas pada titik 9 (TG9) didapatkan standar

deviasi masih dibatas kenormalan yaitu < 2 nT yakni sebesar 0,56 nT, sedangkan nilai

signifikansinya kurang dari syarat (> 0,05) yakni sebesar 0,01 sehingga perlu dilakukan

proses normalisasi dengan menggunakan metode Outlier. Tahap awal yang dilakukan

adalah menampilkan Boxplot dari sebaran datanya, lalu setelah itu berdasarkan Boxplot

tersebut eliminasi data yang ekstrim lalu di uji kembali dengan One sample Kolmogorov

Smirnov Test, jika data sudah memenuhi syarat dari standar deviasi dan nilai signifikansi

tersebut maka bisa dikatakan bahwa data tersebut sudah normal.

Berdasarkan hasil Boxplot dari titik 9 diperlihatkan bahwa yang memiliki nilai

ekstrim pada titik 9 adalah data pada baris 1,3,6,2 dan 4 yang diurutkan dari data yang

paling ekstrim dan terus mendekati peta sebaran normalnya.

Page 49: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

36

Gambar 4.3 Boxplot data titik 9 lokasi Timba Gading

Tabel 4.2 Hasil uji normalitas lokasi TG9 Timba Gading setelah Outlier

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

N 47

Normal Parameters Mean 44698.5770

Std. Deviation 0.44728

Most Extreme Differences Absolute 0.103

Positive 0.079

Negative -0.103

Test Statistic 0.103

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.200c,d

Setelah dapat disimpulkan bahwa data tersebut sudah normal dan dijadikan sebagai

nilai medan total pada titik tersebut. Untuk data di lokasi Sembalun Lawang proses

normalisasi data dan tahapan-tahapan yang dilakukan sama persis seperti yang dilakukan

di lokasi Timba Gading. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel

Rangkuman hasil normalisasi data titik 9 Lokasi Timba Gading di lampiran.

Untuk data-data yang pada suatu titik yang telah ter-eliminasi dalam proses

normalisasi data dengan menggunakan metode outlier maka untuk tahap selanjutnya tidak

masuk dalam proses pengolahan, seperti dalam koreksi harian dan koreksi IGRF

nantinya, hal ini berlaku pada data yang berlokasi di Timba Gading milik Hasmil Hadi

maupun di Sembalun Lawang milik Haqullah Nur Ukassyah.

Page 50: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

37

4.3 Koreksi Harian

Setelah melakukan proses normalisasi data, tahap yang selanjutnya dilakukan adalah

koreksi harian. Koreksi harian yang dimaksudkan adalah kita berupaya untuk

menghilangkan pengaruh medan magnet luar dari intensitas medan magnet yang terukur

pada titik-titik pengukuran. Prinsip dari koreksi harian adalah dengan cara mengurangkan

nilai medan baseline, yaitu nilai medan rata-rata dari base station dengan medan yang

terbaca pada base station setiap satuan waktu yang ditentukan, lalu hasil pengurangan

tersebut dikurangi terhadap medan magnet yang terukur pada titik lokasi penelitian.

Pada penelitian kali ini base station yang menjadi referensi pengolahan medan

magnet dalam koreksi harian ada 2, yakni Kakadu (KDU) yang berada di Australia dan

Nurul Bayan (NRB) yang berada di Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa

Tenggara Barat yang dimana 2 base station ini berlaku untuk 2 data yang akan diolah

(Timba Gading dan Sembalun Lawang). Untuk base station KDU memiliki nilai baseline

sebesar 𝐹𝑠̅̅ ̅ = 46196 nT, sedangkan untuk NRB memiliki baseline sebesar 𝐹𝑠̅̅ ̅ = 44840,28

nT. Nilai baseline yang berbeda pada masing-masing station dikarenakan perbedaan nilai

medan per satuan waktu yang terbaca pada masing-masing station yang nantinya dirata-

ratakan terlebih dahulu.

Untuk perhitungannya menggunakan perhitungan matematis yang telah dicantumkan

di persamaan 2.8, yang dimana contoh perhitungannya dimisalkan dengan menggunakan

data Timba Gading di titik 9 dengan base station KDU pada jam 8:28 UTC (Universal

Time Coordinate):

Fu = Fu(t) – [Fs(t)- Fs̅̅̅]

Fu = 44697,41 - [ 46192,22 – 46196]

Fu = 44697,41 - [ -3,78 ]

Fu = 44701,19 nT

Dengan demikian, nilai 44701,19 nT merupakan hasil nilai medan magnet pada titik 9

Timba Gading saat jam 8:28 yang telah dilakukan koreksi harian. Untuk rangkuman

perhitungan lengkap pada titik 9 Timba Gading dapat dilihat pada Tabel Rangkuman hasil

koreksi harian titik 9 lokasi Timba Gading di lampiran.

Kolom-kolom tabel hasil olahan data yang kosong mengindikasikan tidak ada proses

olahan data lanjutan karena data intensitas medan hasil olahan aplikasi SPSS telah

dieliminiasi. Setelah didapatkan medan yang telah dikoreksi harian, maka langkah

selanjutnya yaitu normalisasi kembali dengan memprioritaskan 2 syarat normal yaitu

Page 51: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

38

standar deviasi dan signifikansi, mencari rata-rata dari nilai medan yang sebagai

perwakilan dalam nilai medan pada titik 9 Timba Gading yang telah dikoreksi harian.

Proses serupa pun dilakukan pada data Sembalun Lawang yang hasil rangkuman koreksi

harian akan ditampilkan pada Tabel Rangkuman hasil koreksi harian LW1 lokasi

Sembalun Lawang di lampiran.

Tabel 4.3 Uji normalitas koreksi harian titik 9

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

N 47

Normal Parameters Mean 44699.952978723406

Std. Deviation .797340042733183

Most Extreme Differences Absolute 0.148

Positive 0.148

Negative -0.074

Test Statistic 0.148

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.011c

Setelah melihat pada Tabel 4.3 uji normalitas One Sample Kolmogorov Smirnov,

dapat dilihat jika mengacu pada dua standar normal bahwa standar deviasi sudah masuk

syarat normal sedangkan nilai signifikansi masih belum, maka dilanjutkan dengan proses

outlier. Hasil uji normalitas setelah dilakukan perbaikan nilai signifikansi data medan

yang telah dikoreksi harian pada titik 9 lokasi Timba Gading dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil uji normalitas koreksi harian titik 9 setelah outlier

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

N 36

Normal Parameters Mean 44699.94861111112

Std. Deviation .642575156718068

Most Extreme Differences Absolute 0.142

Positive 0.142

Negative -0.086

Test Statistic 0.142

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.066c

4.4 Koreksi IGRF

Koreksi IGRF dilakukan dengan maksud menghilangkan pengaruh medan internal

bumi, sehingga hasil akhir didapatkan anomalinya saja.. Koreksi IGRF dilakukan dengan

mengurangkan hasil medan yang telah dikoreksi harian terhadap nilai IGRF. Nilai IGRF

Page 52: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

39

bisa diakses pada bagian Magnetic Calculator Field yang berada di website

www.ngdc.noaa.gov, yang dimana untuk mendapatkannya diharuskan mengisi informasi

koordinat latitude dan longitude serta elevation (ketinggian) daerah pengamatan, lalu

setelah itu didapatkan nilai IGRF untuk daerah tersebut.

Gambar 4.4 Nilai IGRF data titik 9 Timba Gading

Anomali = 𝐹𝑢̅̅̅̅ − 𝐼𝐺𝑅𝐹

Anomali = 44699,94861 – 44788,3

Anomali = -88,35 nT

Didapatkan nilai anomali magnet titik TG9 adalah anomali negatif -88,35 nT.

Untuk perhitungan koreksi IGRF terdapat perbedaan nilai yang didapat pada titik-titik

yang sama, antara hasil olahan peneliti dengan yang telah dilakukan oleh Hasmil Hadi

dan Ukassyah, hal ini dikarenakan berbedanya generasi tipe sistem IGRF yang

digunakan, dimana mereka masih menggunakan IGRF versi 2019 yang diolah pada tahun

2019, sedangkan peneliti menggunakan versi 2020 merupakan versi terbaru. Rangkuman

hasil perhitungan koreksi IGRF di titik yang lain serta perbandingannya dengan hasil

olahan peneliti sebelumnya akan ditampilkan pada Tabel 4.5 dan 4.6 masing-masing

untuk data Timba Gading dan Sembalun Lawang.

Page 53: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

40

Tabel 4.5 Rangkuman hasil olahan koreksi IGRF dan perbandingan hasil data

Timba Gading

Titik

ke-

Peneliti Hasmil Hadi

Koreksi

harian (nT)

IGRF

(nT)

Anomali

(nT)

Koreksi

harian (nT)

IGRF

(nT)

Anomali

(nT)

1. 44778.71 44788.1 -9.39 44778.90 44715.50 63.40

2. 44769.85 44788.2 -18.35 44769.85 44715.60 54.25

3. 44720.31 44788.3 -67.99 44720.31 44715.70 4.61

4. 44671.43 44788.3 -116.87 44671.17 44715.80 -44.63

5. 44696.91 44788.3 -91.39 44697.19 44715.70 -18.51

6. 44739.72 44788.3 -48.58 44739.72 44715.70 24.02

7. 44706.01 44788.4 -82.39 44715.12 44715.8 -0.68

8. 44708.56 44788.3 -79.74 44708.56 44715.7 -7.14

9. 44699.95 44788.3 -88.35 44699.95 44715.7 -15.75

10. 44708.71 44788.6 -79.89 44708.70 44716.0 -7.30

11. 44731.97 44788.3 -56.33 44731.97 44715.7 16.27

12. 44743.84 44788.2 -44.36 44743.91 44715.6 28.31

13. 44783.47 44788.6 -5.13 44783.47 44715.9 67.57

14. 44778.93 44788.4 -9.47 44778.52 44715.7 62.82

15. 44663.52 44788.5 -124.98 44747.65 44715.8 31.85

16. 44662.83 44788.5 -125.67 44662.82 44715.8 -52.98

17. 44735.44 44788.5 -53.06 44735.44 44715.8 19.64

18. 44773.32 44788.5 -15.18 44773.39 44715.8 57.59

19. 44725.62 44788.5 -62.88 44702.70 44715.9 -13.20

20. 44645.83 44788.4 -142.57 44629.57 44715.7 -86.13

21. 44588.69 44788.5 -199.81 44559.76 44715.8 -156.04

22. 44563.74 44788.6 -224.86 44563.74 44715.9 -152.16

23. 44571.34 44788.5 -217.16 44572.06 44715.8 -143.74

24. 44610.94 44788.6 -177.66

25. 44542.82 44788.6 -245.78

26. 44589.62 44788.6 -198.98 44564.04 44715.9 -151.86

27. 44611.51 44788.6 -177.09 44589.51 44716.0 -126.49

28. 44640.19 44788.6 -148.41 44640.41 44715.9 -75.49

29. 44633.69 44788.6 -154.91 44624.77 44715.8 -91.03

30. 44630.24 44788.6 -158.36 44630.24 44716.0 -85.76

31. 44639.84 44788.7 -148.86 44630.97 44716.0 -85.03

32. 44640.17 44788.6 -148.43 44629.23 44716.0 -86.77

33. 44636.73 44788.6 -151.87 44622.38 44715.9 -93.52

Page 54: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

41

Tabel 4.6 Rangkuman hasil olahan koreksi IGRF dan perbandingan hasil data

Sembalun Lawang

Titik

ke-

Peneliti Haqullah Nur Ukassyah

Koreksi

harian KDU

(nT)

IGRF

(nT)

Anomali

(nT)

Koreksi

harian KDU

(nT)

IGRF

(nT)

Anomali

(nT)

1. 45421.61 44791.4 630.21 45421.61 44718.7 702.91

2. 45344.34 44791 553.34 45344.31 44718.4 625.91

3. 45226.55 44790.8 435.75 45226.57 44718.1 508.47

4. 45132.97 44790.5 342.47 45132.97 44717.9 415.07

5. 45022.48 44790.5 231.98 45022.48 44717.9 304.58

6. 44956.56 44790.5 166.06 44956.56 44717.8 238.76

7. 44989.74 44790.5 199.24 44989.86 44717.8 272.06

8. 45055.46 44790.6 264.86 45055.42 44717.8 337.62

9. 45165.85 44790.5 375.35 45166.03 44717.8 448.23

10. 45231.82 44790.6 441.22 45231.82 44717.9 513.92

11. 45353.15 44790.9 562.25 45352.68 44718.2 634.48

12. 45558.22 44791 767.22 45558.06 44718.3 839.76

13. 45658.31 44791 867.31 45660.68 44718.3 942.38

14. 45425.57 44790.9 634.67 45425.45 44718.2 707.25

15. 45298.28 44790.6 507.68 45299.81 44717.8 582.01

16. 45234.07 44790.5 443.57 45234.09 44717.8 516.29

17. 45117.11 44790.5 326.61 45116.8 44717.8 399.00

18. 45038.32 44790.4 247.92 45038.32 44717.7 320.62

4.5 Pembuatan Peta Kontur Anomali

Setelah mendapatkan nilai anomali semua titik pada data Timba Gading dan

Sembalun Lawang, maka langkah selanjutnya adalah pembuatan peta kontur berdasarkan

data anomali tersebut. Pembuatan peta kontur ini menggunakan sebuah software yaitu

Surfer yang berfungsi untuk menampilkan kontur dengan meng-input data koordinat dan

besaran anomalinya. Berdasarkan peta kontur yang nantinya didapat akan digambarkan

bahwa anomali tinggi berwarna terang panas dan anomali rendah dengan warna gelap

dingin.

4.5.1 Data Timba Gading dengan Base station KDU

Pada data Timba Gading memiliki 33 titik pengukuran yang dimana semua data yang

dibutuhkan dari data base station KDU lengkap, sehingga tidak ada kendala berarti dalam

proses pengolahan kontur anomali. Hal yang pertama dilakukan adalah mengisi data-data

yang dibutuhkan seperti titik koordinat, dan nilai anomali dan data tambahan yang

mendukung penyempurnaan hasil kontur. Data yang menjadi tolak ukur komparasi data

Page 55: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

42

(perbandingan) adalah data yang diolah oleh Hasmil Hadi sebagai acuan perbandingan

data peneliti.

Gambar 4. 5 Perbandingan peta kontur anomali Timba Gading-KDU

Berdasarkan perbandingan peta kontur data Timba Gading hasil olahan peneliti dan

hasil olahan Hasmil Hadi (Gambar 4.5) terdapat peta kontur yang bentuknya tidak terlalu

beda, rentang nilai anomali tertinggi dan terendah yang didapat peneliti adalah dari 0

sampai -250 nT sedangkan yang diperoleh Hasmil Hadi dari 70 sampai -160 nT. Jika

diamati indikator nilai anomali terdapat perbedaan pada bagian tersebut, dimana pada

peta kontur olahan peneliti didominasi oleh anomali negatif sedangkan hasil olahan

Hasmil Hadi terdapat anomali positif dan negatif. Hal ini bisa terjadi karena perbedaan

versi nilai IGRF yang digunakan, dimana Hasmil Hadi menggunakan versi 2019

sedangkan peneliti menggunakan versi 2020.

Page 56: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

43

4.5.2 Data Timba Gading dengan Base station NRB

Tahapan pengolahan yang dilakukan pada data Timba Gading dengan base station

NRB sama dengan tahapan pada KDU. Jumlah titik yang akan di konturisasi juga sama

yaitu sebanyak 33 titik, tetapi terdapat suatu permasalahan saat menggunakan base station

NRB. Permasalahannya yaitu NRB tidak merekam data untuk semua titik-titik penelitian

pada data Timba Gading yang dikarenakan gangguan internal, sehingga membuat ada

beberapa titik pengukuran tidak memiliki data medan magnet untuk proses anomali.

Sehingga untuk menutupi kekurangan data titik tersebut, maka data yang kosong tersebut

akan diisi dengan data titik yang sama namun dengan base station yang berbeda, yaitu

KDU. Pada data dengan base station NRB dapat dilihat bahwa rentang nilai anomali

terbesar hingga terendah adalah dari 160 sampai -260 nT, dimana anomali tertinggi

berada pada titik TG25 dan TG28 sedangkan nilai anomali terendah berada pada titik

TG22 dan TG23.

Gambar 4.6 Peta kontur anomali Timba Gading-NRB

Page 57: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

44

4.5.3 Data Sembalun Lawang dengan Base station KDU

Gambar 4.7 Perbandingan hasil peta kontur data Sembalun Lawang-KDU

Berdasarkan pada Gambar 4.7 terdapat perbandingan hasil olahan peta kontur antara

peneliti yang disebelah kiri dan Haqullah Nur Ukassyah berada disebelah kanan dengan

basis Base station KDU. Dilihat bahwa bentuk peta kontur antara kedua peneliti hampir

serupa, namun jika ditelaah dalam lagi terdapat perbedaan yaitu pada relief anomali yang

tercantum pada peta. Terdapat perbedaan nilai anomali antar kedua peneliti namun

dengan rentang beda yang konstan, hal ini dikarenakan karena perbedaan versi IGRF yang

digunakan. Pada data grid hasil olahan peneliti didapatkan rentang nilai anomali

geomagnet tertinggi dan terendah adalah dari 900 sampai 150 nT sedangkan hasil olahan

Haqullah Nur Ukassyah dari 950 sampai 200 nT. Hasil yang berbeda ini bisa diakibatkan

oleh perbedaan versi dan nilai IGRF yang digunakan oleh keduanya.

Page 58: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

45

4.5.4 Data Sembalun Lawang dengan Base station NRB

Gambar 4.8 Perbandingan hasil peta kontur data Sembalun Lawang-NRB

Hasil peta kontur pada data Sembalun Lawang antar kedua peneliti dengan basis

NRB tidak ditemukan permasalahan data yang kosong pada titik-titik pengukuran seperti

yang terjadi pada data Timba gading dengan basis NRB. Jika ditelaah lebih dalam, hasil

olahan peta kontur pada kedua peneliti hampir sama, dan terdapat perbedaannya hanya

pada rentang nilai anomali yang disebabkan oleh versi IGRF yang digunakan masing-

masing peneliti. Serta jika dibandingkan hasil peta kontur dengan basis KDU, didapatkan

hasil yang tidak terlalu jauh berbeda rupa peta konturnya. Pada data Sembalun Lawang

menggunakan base station NRB hasil olahan penulis didapatkan rntang anomali tertinggi

menuju terendah adalah 850 sampai 150 nT dengan anomali tertinggi berada pada titik

LW13 dan anomali terendah berada pada titik LW7 dan LW6. Sedangkan data Sembalun

Lawang dengan NRB hasil olahan Haqullah Nur Ukassyah anomalinya berada pada

rentang 950 sampai 200 nT. Dimana anomali tertinggi berada pada titik LW13 juga dan

anomali terendah berada pada titik LW7 dan LW6 namun dengan cakupan area yang lebih

luas.

Page 59: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

46

Gambar 4.9 Peta Kontur Gabungan KDU

Gambar 4.10 Peta Kontur Gabungan NRB

Gambar 4.9 dan 4.10 merupakan gambar hasil gabungan peta kontur dari data Timba

Gading dan Sembalun Lawang masing-masing menggunakan stasiun KDU (Gambar 4.9)

dan stasiun NRB (Gambar 4.10). Data Timba Gading berada di pojok atas kiri gambar

sedangkan data Sembalun Lawang berada di pojok kanan bawah gambar. Secara

keseluruhan pada data NRB dan KDU tidak terdapat perbedaan peta kontur yang

signifikan, hanya saja pada NRB relief-relief anomali magnetic terlihat lebih jelas. Jika

dilihat secara keseluruhan lagi, nilai anomali pada kawasan Timba Gading lebih rendah

Page 60: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

47

daripada nilai anomali dikawasan data Sembalun Lawang. Hal ini dikarenakan jika

mengacu pada kondisi geografis kedua titik (Gambar 4.1 dan Gambar 4.2), dimana pada

Timba Gading merupakan kawasan dataran persawahan sedangkan pada Sembalun

Lawang merupakan titik perbatasan persawahan dengan perbukitan, sehingga anomali

magnet yang didapat pada daerah Sembalun Lawang lebih tinggi.

4.6 Filter Anomali

Setelah mendapatkan kontur anomali dari kedua data, maka tahap selanjutnya yaitu

filter anomali, yang dimaksudkan yaitu suatu upaya untuk meningkatkan kualitas dari

anomali yang didapat. Pada tahap ini ada dua metode yang dilakukan, yaitu reduksi kutub

(Reduce to pole) dan kontinuasi keatas (Upward continuation) menggunakan software

MagPick.

4.6.1 Reduksi ke Kutub ( Reduce to Pole )

Reduksi kutub berfungsi untuk memperhalus tampilan anomalinya dengan

menyamakan arah anomali dengan cara merubah sudut inklinasi dan deklinasi. Metode

RTP diolah dengan bantuan Software MagPick dengan data inputan peta kontur anomali

2D sebelumnya pada aplikasi Surfer. Sudut inklinasi diubah menjadi 0° dan deklinasi

diubah menjadi 1,7°, dengan begitu disimulasikan bahwa anomali berada pada titik

khatulistiwa bumi, sehingga dengan begitu bisa dikatakan telah mengurangi pengaruh

dari kutub medan yang lain. Berdasarkan pada Gambar 4.11 dan 4.12 yaitu data Timba

Gading dengan base station KDU dan NRB terdapat perbedaan hasil olahan reduksi kutub

antara sebelum dan sesudah diolah. Perbedaan tersebut adalah terjadi pergeseran klosur

anomali negatif tinggi yang awalnya berada sekitar TG25 kini bergeser ke arah utara yang

ditunjukkan pada peta bagian atas berada sekitar titik TG20 dan TG24. Lalu rentang nilai

anomali juga terjadi perubahan dimana sebelum dilakukan reduksi kutub rentang anomali

0 sampai -250 nT lalu setelah diolah rentangnya bergeser turun -80 sampai -260 nT.

Sedangkan pada data Sembalun Lawang yang ditunjukkan pada Gambar 4.13 dan 4.14

klosur anomali positif tinggi mengalami pergeseran yang awalnya berada sekitar LW12

dan LW13 kini bergeser ke arah utara menuju ke tengah titik-titik pengukuran. Lalu

terjadi pergeseran nilai anomali yang awalnya berkisar pada 150 sampai 900 nT kini

setelah dilakukan reduksi kutub bergeser dari 340 sampai 680 nT.

Page 61: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

48

Gambar 4.11 Hasil Reduksi Kutub Timba Gading-KDU

Gambar 4.12 Hasil Reduksi Kutub Timba Gading-NRB

Page 62: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

49

Gambar 4.13 Hasil Reduksi Kutub Sembalun Lawang-KDU

Gambar 4.14 Hasil Reduksi Kutub Sembalun Lawang-NRB

Page 63: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

50

4.6.2 Kontinuasi Keatas (Upward Continuation)

Metode kontinuasi ke atas berfungsi untuk memisahkan anomali, karena anomali

pada umumnya masih gabungan antara anomali regional dan lokal. Anomali regional

merupakan anomali yang terkandung pada lokasi tersebut, sedangkan anomali lokal

merupakan anomali pengaruh dari jenis bebatuan yang terkandung dalam tanah.

Kontinuasi keatas yang dilakukan pada ketinggian 200,400,600,800 dan 1000 meter dari

atas permukaan tanah yang dimulai dari ketinggian 200 m bertahap menuju yang

tertinggi. Kemudian didapatkan 2 jenis anomali (regional dan lokal), yang akan diambil

sebagai pokok tujuan dalam penelitian ini adalah anomali lokal. Anomali Lokal

dipengaruhi oleh jenis-jenis lapisan bawah tanah dalam kedalaman beberapa meter untuk

pencarian lapisan tanah mengandung air.

Pada proses ini menggunakan software MagPick dengan memilih tab Operation lalu

pilih metode Upward Continuation kemudian masukkan pada ketinggian yang ingin di

kontinuasi. Data yang dimasukkan dalam proses kontinuasi keatas adalah hasil dari proses

reduksi kutub sebelumnya. Setelah dilakukan kontinuasi pada 5 titik ketinggian tersebut,

yang diambil untuk diolah lebih lanjut adalah pada ketinggian 200 m. Hal ini dikarenakan

hasil kontinuasi pada 5 titik tersebut sudah tidak ada perbedaan yang signifikan, sehingga

yang dipilih adalah titik yang terendah yaitu pada titik 200 meter.

Page 64: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

51

Gambar 4.15 Hasil Kontinuasi keatas Timba Gading-KDU

Gambar 4.16 Hasil Kontinuasi keatas Timba Gading-NRB

Page 65: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

52

Gambar 4.17 Hasil Kontinuasi keatas Sembalun Lawang-KDU

Gambar 4.18 Hasil Kontinuasi keatas Sembalun Lawang-NRB

Page 66: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

53

Berdasarkan empat jenis data yang telah dilakukan filter masing-masing pada

Gambar 4.15 sampai Gambar 4.18 bahwa anomali sebelum dilakukan proses filter dan

setelah dilakukan kedua filter data, dilihat hasilnya bahwa terdapat perbedaan nilai

anomali dan beberapa pergeseran klosur anomali pada peta kontur. Pada data Timba

Gading setelah dilakukan filter didapatkan nilai anomalinya meningkat sedangkan pada

data Sembalun Lawang nilai anomalinya menurun. Hal tersebut disebabkan karena pada

data Timba Gading jenis anomali yang ingin dipisahkan yaitu anomali regional mayoritas

bernilai negatif sehingga membuat anomali lokal data Timba Gading meningkat.

Sedangkan pada data Sembalun Lawang nilai anomali regionalnya mayoritas bernilai

positif sehingga membuat anomali lokal data sembalun Lawang menurun.

4.7 Pemodelan struktur bawah tanah

Pemodelan struktur bawah tanah yang dimaksudkan adalah menggambar dan

membentuk lapisan-lapisan bawah tanah dari lokasi penelitian dalam bentuk dua dimensi

(panjang dan kedalaman) serta akan diketahui juga nilai suseptibilitas dari lapisan-lapisan

tersebut. Jenis dari pemodelan ini adalah pemodelan visual, dengan telah diketahui bentuk

kurva anomali residual sebelumnya, dapat digambarkan bentuk dari lapisan-lapisan

penyusun bawah tanah tersebut sampai didapatkan model (bentuk, panjang, kedalaman

dan nilai suseptibilitas) yang sesuai dengan kurva anomali residual lokasi penelitian.

Proses memodelkan lapisan bawah tanah dilakukan dengan metode trial and error

sehingga terdapat banyak perulangan proses sampai didapatkan hasil yang paling

mendekati data acuan.

Pada tahap awal pemodelan adalah melakukan sayatan (slicing) pada data anomali

yang telah di-filter dengan metode RTP dan Kontinuasi keatas. File keluaran dari hasil

sayatan dengan menggunakan aplikasi Surfer akan dimodelkan dengan aplikasi Mag2DC.

Sayatan yang dilakukan hanya pada lokasi titik penelitian Sembalun Lawang dan Timba

Gading. Sedangkan jarak antar kedua lokasi tidak dilakukan sayatan sehingga data

anomali jarak antar lokasi penelitian tidak akan muncul dalam interpretasi data. Sayatan

yang dilakukan pada lokasi Sembalun Lawang pada baris memanjang dengan titik-titik

yang berurutan dari arah selatan ke utara ( LW6, LW5, LW4, LW3, LW2, LW1). Lalu

sayatan pada Timba Gading berada pada baris dengan titik-titik yang berurutan dari arah

selatan ke utara (TG1, TG6, TG7, TG12, TG13, TG18, TG19, TG24, TG25, TG30,

TG31)

Page 67: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

54

Pada Gambar 4.19 dapat dilihat skema sayatan yang akan dilakukan, dimana pada

garis merah disebelah kiri atas gambar adalah lokasi penelitian Timba Gading sedangkan

garis merah yang berada dibawah kanan gambar adalah Sembalun Lawang. Garis kuning

menghubungkan kedua lokasi penelitian dengan jarak antar kedua lokasi adalah ±1404,6

meter, panjang sayatan Timba Gading adalah 110 meter dan sembalun Lawang adalah 60

meter sehingga panjang total sayatan adalah 1574,6 meter.

Gambar 4.19 Peta Interpretasi Anomali Magnet

Sayatan tersebut digunakan untuk mempresentasikan bagaimana bentuk anomali

medan magnet yang berada disepanjang sayatan dalam bentuk grafik. Kemudian mampu

dimodelkan body struktur bawah tanah sepanjang sayatan penelitian serta dengan nilai

suseptibilitasnya, sehingga hasil akhirnya kita mampu mengetahui struktur bawah tanah

yang menyebabkan terjadinya anomali magnet. Digunakan metode pendekatan

kecocokan bentuk kurva anomali dengan kurva respon yang diubah parameter-parameter

tertentu untuk menentukan struktur bawah tanah penyebab anomali . Sayatan dilakukan

dari titik B (Sembalun Lawang) dari arah selatan sebagai titik awal dilanjutkan menuju

kearah Barat Laut ke titik A (Timba Gading) dengan begitu pada aplikasi Mag2DC titik

awal dimulai dari sebelah kiri menuju ke kanan.

Page 68: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

55

Gambar 4.20 Pemodelan tahap 1

Page 69: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

56

Gambar 4. 21 Pemodelan tahap 2

Page 70: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

57

Gambar 4. 22 Pemodelan tahap 3

Page 71: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

58

Gambar 4. 23 Hasil akhir pemodelan

Page 72: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

59

Keempat gambar tersebut (Gambar 4.20 sampai Gambar 4.23) merupakan suatu

kesatuan dalam satu rangkaian garis besar tahapan pemodelan yang dilakukan.

Pemodelan dilakukan dengan mencocokkan kurva anomali dengan kurva respon yang

dimana kurva respon harus menyerupai kurva anomali. Bentuk dari kurva respon bisa

diubah-ubah dengan mengatur berbagai macam parameter yang telah ditentukan.

Parameter-parameter tersebut bisa seperti bentuk body struktur bawah tanah, kandungan

nilai suseptibilitasnya, kedalaman dan panjang body. Pada aplikasi Mag2DC akan

dimasukkan data anomali magnet yang telah di-filter dan telah dilakukan sayatan sebagai

data pokok pada aplikasi Mag2DC. Setelah itu masukkan berbagai parameter yang

digunakan sebagai batasan dalam pemodelan ini seperti nilai IGRF, panjang sayatan,

sudut inklinasi dan deklinasi yang digunakan, serta kedalaman bawah tanah yang ingin

dimodelkan lengkap dengan satuan yang digunakan. Pada penelitian kali ini, digunakan

nilai IGRF pada sampel satu titik pengukuran sebesar 44788,1 nT, panjang sayatan

sepanjang 1574,6 meter. Lalu sudut inklinasi dan deklinasi yang akan digunakan yaitu

sudut yang sesuai dengan lokasi penelitian yakni di pulau Lombok dengan ketetapan

sudut inklinasi -33,75° dan deklinasi sebesar 1.7° serta visualisasi kedalaman model

mencapai 2500 meter ke bawah tanah.

Dalam tahap pemodelan, data yang dijadikan acuan adalah data anomali magnet yang

telah disayat, data Statigrafi yang dilakukan di pulau Lombok (Zubaidah, dkk. 2010) dan

Peta Hidrologi (BWSNT, 2020). Dengan adanya data statigrafi tersebut maka didapatkan

kisaran nilai suseptibilitas lapisan-lapisan tanah di sekitar lokasi sayatan. Pada Gambar

4.20 merupakan pemodelan yang menyesuaikan data dengan data statigrafi dengan sama

persis.

Pada Mag2DC terdapat 2 bagian tampilan utama, bagian pertama dibagian atas

merupakan bagian yang menampilkan kurva anomali dan kurva responnya disertai

dengan besaran nilai medan positif maupun negatif, kurva anomali ditandai dengan garis

hijau putus-putus sedangkan untuk kurva respon ditandai dengan garis hitam. Lalu bagian

kedua berada dibawah menampilkan bentuk struktur bawah tanah disertai dengan nilai

suseptibilitas, panjang dan lebarnya bahkan kedalaman body. Warna daripada body

menandakan tingkat suseptibilitasnya, semakin terang warna body maka semakin tinggi

nilai suseptibilitasnya dan semakin gelap warna maka suseptibilitas semakin rendah. Pada

gambar body struktur bawah tanah dapat dilihat bahwa ada bagian yang diarsir dan tidak

diarsir. Bagian yang diarsir merupakan body dari data anomali hasil interpolasi pada

Page 73: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

60

proses olahan sebelumnya sedangkan data yang tidak diarsir merupakan body dari data

anomali yang ada yakni A(Sembalun Lawang) dan B (Timba Gading).

Lalu hasilnya adalah jika dilihat pada kurva anomali, grafik anomali pada Timba

Gading lebih negatif daripada data Timba Gading yang dimana ditandai dengan nilai pada

kurva dimulai dengan nilai tinggi dari sebelah kiri (A) dan terus menurun hingga menjadi

anomali negatif menuju ke kanan (B) yang berakhir pada data Timba Gading.

Pada Gambar 4.20 merupakan tahap pertama pemodelan diawali dengan

menggambar body dua dimensi dengan bentuk yang cukup sederhana terlebih dahulu.

Posisi dan kedalamannya diselaraskan dan diperkirakan dengan data statigrafi (terlampir)

serta nilai suseptibilitas jenis batuannya disamakan persis dengan data statigrafi. Setelah

hal tersebut dilakukan, maka hal yang diperhatikan adalah tingkat kecocokan kurva

anomali dengan kurva respon, yang bisa diketahui dengan melihat secara langsung kedua

grafik tersebut atau dengan melihat nilai Misfit. Misfit yaitu nilai yang mengindikasikan

tingkat kecocokan kurva dimana jika nilainya semakin kecil maka kecocokan kurva

semakin mendekat dan jika nilai Misfit menjauh maka semakin menjauh. Data Sembalun

Lawang berada diujung kiri kurva dan data Timba Gading berada diujung kanan kurva

sedangkan untuk data yang ditengah yaitu penghubung kedua data sebelumnya yang

terhubung dengan metode pendekatan interpolasi pada aplikasi Surfer.

Pada pemodelan tahap satu, didapatkan nilai misfit 733,04 yang menandakan antara

kedua kurva masih belum ada kecocokan dengan bentuk body yang sederhana dan nilai

suseptibilitas yang sama persis dengan data statigrafi. Karena belum ada kecocokan

kurva, maka langkah yang harus dilakukan adalah dengan memodelkan kembali struktur

bawah tanah tersebut dengan merubah bentuk dari beberapa body dan merubah sedikit

nilai suseptibilitas seperti yang terlihat pada pemodelan tahap 2 pada Gambar 4.21. Lalu

hasilnya terlihat ada perbaikan dari bentuk kurva respon yang sudah mengikuti pola kurva

data anomali serta nilai misfit mengalami penurunan menjadi 700,1. Karena model masih

dianggap belum mewakili bentuk dari kurva data anomali, maka terjadi perbaikan

kembali dengan langkah yang sama dan terus dilakukan perulangan langkah (iterasi)

hingga dianggap layak mewakili bentuk kurva anomali.

Pada tahap tiga pada Gambar 4.22 bentuk dari body diubah agar lebih menyerupai

dengan keadaan disesungguhnya, lalu nilai suseptibilitas diubah dengan memperhatikan

toleransi perubahan tiap body. Setelah dilakukan perubahan kecocokan kurva semakin

baik dapat dilihat dengan nilai misfit semakin menurun yaitu 651,16. Lalu dilakukan

Page 74: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

61

kembali iterasi pemodelan dengan menambahkan lagi corner pada body dan diatur posisi

dari beberapa corner tersebut serta nilai suseptibilitas juga dirubah namun tetap tidak

sampai melewati batas nilai toleransi perubahan. Lalu didapatkan nilai Misfit sudah

mencapai 454,14. Jika diperhatikan nilai misfit dan bentuk kurva, sudah terdapat

kecocokan pada kurva dan nilai misfit ditetapkan peneliti agar berada dibawah 500 karena

nilai misfit tersebut sudah dianggap mampu mempresentasikan dari kecocokan kurva

anomali dan responnya.

Pada penelitian ini kebanyakan misfit hasil pemodelan didapatkan masih besar

dikarenakan berbagai faktor. Faktor diantaranya adalah penelitian ini menggunakan

metode Invers modelling yang berarti model yang dibuat harus berdasarkan dengan data

yang sudah ada, yaitu model harus menyesuaikan dengan nilai suseptibilitas serta

kedalaman body dengan data statigrafi, sehingga dengan begitu ada batasan-batasan

dalam proses pemodelan. Serta ada faktor lainnya yaitu pada penelitian ini menggunakan

anomali lokal yang berarti anomali pada titik yang dangkal saja yang terbaca sedangkan

dalam pemodelan dilakukan pemodelan 2D sampai pada kedalaman 2500 m sehingga

dalam pemodelan akan kurang maksimal dan dalam penggambaran body akan sulit

dikarenakan skala ukuran yang kecil dan nilai misfit akan sulit turun.

Tabel 4.7 Rangkuman hasil pemodelan

Nomor Body Kedalaman

(m)

Panjang Body

(m)

Suseptibilitas

(S.I)

Litologi

1 ±1-1000 ±1570 0,0185 Batuan pasir

2 ±500-1700 ±1470 0,0325 Batuan beku

3 ±1800-2500 ±1290 0,0012 Metamorf (Schiss)

4 ±400-2500 ±200 0,0014 Metamorf (Schiss)

5 ±1870-2500 ±40 0,0013 Metamorf (Schiss)

Berdasarkan pemodelan yang telah dilakukan dapat dilihat pada lapisan paling

dangkal berada disepanjang sayatan memiliki nilai suseptibilitas 0,0185 SI berada pada

kisaran kedalaman antara 5 m sampai 1 km. Begitu pula untuk body dengan suseptibilitas

0,0325 dan 0,0012 SI berada disepanjang jarak yang memisahkan anomali Timba Gading

dan Sembalun Lawang dan untuk body lain dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Pada daerah Sembalun Lawang memliki nilai anomali yang lebih tinggi daripada

Timba Gading dibuktikan dengan adanya lapisan batuan yang berukuran lebih besar dan

memiliki suseptibilitas lebih tinggi yakni 0,0014 SI daripada yang berada di Timba

Page 75: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

62

Gading dengan ukuran lebih kecil dan suseptibilitas sebesar 0,0013. Untuk mencari

dugaan potensi lapisan tanah pengandung air dengan memanfaatkan sifat kemagnetan

dengan memanfaatkan nilai anomali magnet yang paling negatif di lokasi penelitian. Pada

penelitian ini daerah yang memiliki anomali paling negatif adalah titik Timba Gading

yang berada didaerah utara. Sedangkan daerah Sembalun Lawang memiliki anomali yang

lebih tinggi, sehingga mampu dikatakan bahwa daerah Timba Gading lebih berpotensi

untuk mendapatkan potensi sumber air daripada Timba Gading.

Jika dilihat pada nilai suseptibilitas dari beberapa body yang didapat, body pertama

memiliki suseptibilitas 0,0185 SI. Dengan nilai tersebut diduga pada body tersebut jika

melihat jenis bebatuan berdasarkan suseptibilitasnya pada Tabel 2.1 yang terkandung

adalah jenis bebatuan pasir. Batuan pasir ini diduga sebagai lapisan yang mengandung

air, dikarenakan memiliki karakteristik berpori sehingga berpotensi menyerap dan

mengandung air tanah. Sepanjang sayatan di lapisan terdangkal merupakan batuan pasir,

sehingga lokasi yang paling berpotensi dalam eksplorasi akuifer adalah pada daerah

Timba Gading dengan mencari titik anomali paling negatif. Kemudian sedikit anjuran

dalam melakukan pengeboran adalah sedikit bergeser menuju ke arah barat karena

berdasarkan peta Hidrologi dari BWSNT yang diperlihatkan bahwa debit air pada arah

barat dari Timba Gading semakin membesar sehingga potensi keberadaan akuifer pada

Timba Gading menuju ke arah barat semakin meningkat pula.

Page 76: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

63

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisa pengolahan sampai dengan pemodelan data yang telah dilakukan

maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Pada lokasi Timba Gading memiliki pola anomali positif dan negatif yang tersebar

dimana anomali positif cenderung berkumpul disisi tengah menuju bagian utara lalu

untuk anomali negatif berkumpul dibagian tengah. Sembalun Lawang hanya memiliki

anomali positif saja, anomali tinggi berada pada bagian tengah menuju kearah ujung

selatan titik penelitian lalu untuk anomali rendah berada pada bagian tengah menuju

ke arah ujung utara titik penelitian.

2. Lokasi penelitian yang paling berpotensi tentang keberadaan lapisan yang

mengandung air berada di Timba Gading dengan rentang anomali yang rendah 0

sampai -250 nT dengan lokasi dengan anomali negatif berada pada titik TG22, TG23,

TG25, TG26 dan TG27.

3. Model struktur bawah tanah kedua titik lokasi penelitian terdapat beberapa body

lapisan yang tersusun pada bawah tanah dengan bentuk dan nilai suseptibilitas

berbeda-beda. Potensi keberadaan akuifer ditandai dengan salah satu body yang

memiliki nilai 0,0185 SI sebagai bebatuan pasir yang berada pada lapisan paling

dangkal sepanjang sayatan berada pada kedalaman 9,12 m yang berada di Timba

Gading.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan untuk hal perbaikan dan pengembangan dalam penelitian

selanjutnya adalah:

1. Diharapkan bisa melakukan penelitian yang serupa namun dengan lokasi yang

berdekatan dengan lokasi sebelumnya agar didapatkan data anomali pada daerah lain

disekitar Sembalun yang masih belum tereksplorasi yang diduga lebih berpotensi

adanya akuifer.

2. Dalam pengolahan data diharapkan bisa menggunakan aplikasi yang teraktual

sehingga didapatkan kualitas data dan teknik pengolahan yang lebih baik lagi dari

penelitian sebelumnya.

Page 77: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

64

3. Untuk menentukan titik pengeboran sumur dalam eksplorasi lapisan tanah pengandung

air maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut (seperti dengan menggunakan metode

geolistrik) dengan mengacu pada hasil penelitian ini.

4. Dalam menggunakan data titik koordinat diharapkan menggunakan titik koordinat

yang berbasis UTM, dikarenakan beberapa aplikasi yang digunakan tidak bisa

membaca koordinat dengan sistem long/lat (Longitude/Latitude).

Page 78: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

65

DAFTAR PUSTAKA

Algifari.1997. Analisis Regresi, Teori, Kasus dan Solusi. Edisi Pertama. Yogyakarta:

BPFE Universitas Gadjah Mada.

Azwanda, Refeyanni, M., Candra, M. 2017. Evaluasi Nilai Waktu Perjalanan Penjual

Pasar Tradisional. Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar,

3(2), 73-83.

Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara. 2020. Peta Ketersediaan WS Lombok 2019/2020.

http://alokasiair-bwsnt1.com /page/detail/hidrologi-dan-neraca-air- (diakses pada 7

Juli 2020 18:20)

Blakely, R.J. (1996). Potential Theory in Gravity and Magnetic Applications.

Edinburgh: Cambridge University Press.

Cooper, G.R.J. 1997. Aspects of The Theory of Inversion As Applied to Geophysical

Problems. Disertasi. Johannesburg: Fakultas Sains, Universitas Witwatersrand.

Griffith, D. & Reed College. 1999. Introduction to Electrodynamics (3rd ed). United

States of America : Upper Saddle River New Jersey.

Hadi, H., Zubaidah, T., Adnyani, I.A.S., Paniran, P., Kanata, B., Ratnasari, D. 2020.

Survey of Geothermal Energy Potential using Geomagnetic Method in Sembalun

Timba Gading, Lombok. Proceedings International Conference on Science and

Technology (ICST), Vol.1(Juni 2020), 42-47.

Hidayat, M.T. 2019. Penerapan Metode Geomagnet Untuk Pendugaan Potensi Air Tanah

Di Area Observatorium Geomagnetik Lombok. Skripsi. Mataram: Fakultas Teknik,

Universitas Mataram.

Page 79: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

66

Kahfi, R.A. & Yulianto, T. 2008. Identifikasi Struktur Lapisan Bawah Permukaan

Daerah Manifestasi Emas Dengan Menggunakan Metode Magnetik Di

Papandayan Garut Jawa Barat. Berkala Fisika,11(4): 127-135.

Kencana, D. W. & Basid, A. 2015. Aplikasi Metode Geomagnetik Untuk Memetakan Situs

Arkeologi Candi Badut Malang Jawa Timur. Neutrino, 7(2), 103-111.

Kodoatie, R.J. & Roestam, Sjarif. 2010. Tata Ruang Air. Yogyakarta: Andi.

Macmillan, S., & Finlay, C. 2011. The International Geomagnetic Reference Field.

Geomagnetic Observations And Models, 265-276.

Mishra, D.C. 2011. Gravity and Magnetic Methods for Geological Studies. BS

Publications

Nuha, ABA M.U., Yulianto, T., Harmoko, U. 2014. Interpretasi Bawah Permukaan

Daerah Sumber Air Panas Diwak-Derekan Berdasarkan Data Magnetik. Youngster

Physics Journal, 3(2), 129-134.

Nurdiyanto, B., Wahyudi, W. Suyanto,I.. 2004. Analisis Data Magnetik untuk

Mengetahui Struktur Bawah Permukaan Daerah Manifestasi Airpanas di Lereng

Utara Gunungapi Ungaran.Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan ke 29 Himpunan

Ahli Geofisika Indonesia;Yogyakarta,5-7 Oktober 2004.Yogyakarta: Himpunan

Ahli Geofisika Indonesia.36- 45.

Santosa, L.W. & Adji, T.N.2014. Karakteristik Akuifer dan Potensi Airtanah Graben

Bantul.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Takaeb, Y., Sutaji, H.I., Bernandus, B. 2018. Interpretasi Jenis Batuan Menggunakan

Metode Geomagnetik Pada Daerah Terakumulasinya Air Tanah di Bena

Amanuban Selatan. Jurnal Fisika Sains dan Aplikasinya, 3(2), 126-131.

Tchernychev, Mikhail.2014. Manual MagPick User Guide Book. USA: Geometrics Inc.

Page 80: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

67

Telford, W.M., Geldart, L. P., Sheriff, R.E. 2004. Applied Geophysics. United Kingdom:

Cambridge University Press.

Ukassyah, H.N., Paniran, P., Zubaidah, T., Ramadhani, C., Rosmaliati, R., Misbahuddin,

M. 2020. Interpretation of Subsurface Based on Magnetic Data in the Geothermal

Prospect Area of Sembalun Lawang, Lombok. Proceedings International

Conference on Science and Technology (ICST), Vol.1(Juni 2020), 249-254.

Zubaidah, T., Kanata, B., Utama, W., Warnana, D.D. 2005. Pengukuran Resistivitas

Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis Pada Lokasi Anomali Magnetik

Rendah di Kota Mataram. Mataram

Zubaidah, T.2010. Spatio-temporal characteristics of the geomagnetic field over the

Lombok Island, the Lesser Sunda Islands region: New geological, tectonic, and

seismo-electromagnetic insights along the Sunda-Banda Arcs transition. Scientific

Technical Report of GFZ, STR10/07, ISSN 1610-0956, doi: 10.2312/GFZ.b103-

10079.

Page 81: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

68

LAMPIRAN

Page 82: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

69

LAMPIRAN 1

Rangkuman hasil Normalisasi data medan dengan IBM SPSS

1. Timba Gading

Titik Medan total

(nT)

Standar Deviasi

(nT)

Metode

Normalisasi

Total Data

TG1 44796.1278 1.82382 - 49

TG2 44792.9452 1.96608 Outlier 50/52

TG3 44737.0306 0.29290 - 53

TG4 44693.4922 0.63097 - 51

TG5 44716.5411 0.86401 - 55

TG6 44738.1744 1.94227 Outlier 45/52

TG7 44729.0686 1.98321 Outlier 35/45

TG8 44702.9184 0.76244 - 56

TG9 44698.577 0.44728 Outlier 47/52

TG10 44708.8805 0.77485 Outlier 41/48

TG11 44732.65 0.31385 - 47

TG12 44765.7378 1.08646 - 49

TG13 44801.0211 1.43513 - 56

TG14 44795.4046 1.98949 Outlier 41/47

TG15 44769.0189 0.35746 - 47

TG16 44690.6071 1.87371 Outlier 45/47

TG17 44766.5051 0.3643 Outlier 43/47

TG18 44794.9236 0.75621 Outlier 42/47

TG19 44740.0394 1.93654 - 48

TG20 44664.4691 0.54044 Outlier 47/49

TG21 44595.895 1.23151 Outlier 46/47

TG22 44568.9834 0.59123 - 47

TG23 44571.363 1.98053 Outlier 40/47

TG24 44618.3793 1.94759 Outlier 46/48

TG25 44549.1608 1.58529 - 48

TG26 44579.5402 1.63588 Outlier 45/47

TG27 44622.3908 0.93070 Outlier 53/54

TG28 44657.1792 1.74191 - 48

TG29 44624.9777 1.30109 - 47

TG30 44637.2224 0.29116 - 46

TG31 44646.8375 0.62085 - 48

TG32 44646.9885 0.45886 - 47

TG33 44796.1278 1.3554 Outlier 46/47

Page 83: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

70

2. Sembalun Lawang

Titik Medan Total

(nT)

Standar Deviasi

(nT)

Metode

Normalisasi Total Data

LW1 45410.72 1.15264 - 47

LW2 45335.66 0.90093 - 47

LW3 45217.31 0.74525 - 47

LW4 45125.2 0.47694 - 47

LW5 45034.16 1.27158 - 48

LW6 44974.16 1.97821 Outlier 40/50

LW7 44993.41 1.70408 - 47

LW8 45051.56 0.28126 Outlier 40/47

LW9 45160.38 0.69669 Outlier 42/47

LW10 45223 0.80811 - 47

LW11 45343.91 1.97829 Outlier 32/47

LW12 45549.3 1.16865 Outlier 45/48

LW13 45664.26 1.06847 Outlier 40/46

LW14 45445.22 1.29423 Outlier 44/47

LW15 45317.86 0.89575 - 48

LW16 45259.08 1.12243 Outlier 46/47

LW17 45139.92 1.97060 Outlier 35/47

LW18 45057.5 0.87227 - 49

Page 84: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

71

LAMPIRAN 2

Hasil Koreksi Harian

1. Timba Gading

Titik

ke-

Base Station

Kakadu (KDU) Nurul Bayan (NRB)

Hasil koreksi harian Hasil koreksi harian

TG1 44778.71437

TG2 44769.8508

TG3 44720.30925

TG4 44671.42804

TG5 44696.9075

TG6 44739.72133

TG7 44706.01375

TG8 44708.55607

TG9 44699.94861

TG10 44708.71

TG11 44731.97149

TG12 44743.83804

TG13 44783.47268

TG14 44778.9339 44762.9175

TG15 44663.51684

TG16 44662.83158 44639.29786

TG17 44735.43977 44720.57569

TG18 44773.31714 44751.1195

TG19 44725.62083 44702.63205

TG20 44645.83487 44629.68

TG21 44588.68804 44559.7363

TG22 44563.73957 44539.87375

TG23 44571.33947 44542.025

TG24 44610.9387 44592.66346

TG25 44542.81542 44860.297

TG26 44589.62289 44564.01929

TG27 44611.50723 44589.62041

TG28 44640.19108 44950.51

TG29 44633.69021 44624.69156

TG30 44630.23609 44623.83083

TG31 44639.84091 44630.96646

TG32 44640.16682 44629.22511

TG33 44636.72976 44622.47571

Page 85: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

72

2. Sembalun Lawang

Titik

ke-

Base Station

Kakadu (KDU) Nurul Bayan (NRB)

Hasil koreksi harian Hasil koreksi harian

LW1 45421.60702 45415.16818

LW2 45344.33814 45334.41109

LW3 45226.55348 45214.28638

LW4 45132.96957 45119.93

LW5 45022.48021 45021.60313

LW6 44956.56025 44951.15324

LW7 44989.7383 44966.43319

LW8 45055.463 45047.23525

LW9 45165.85474 45161.69357

LW10 45231.82383 45227.2183

LW11 45353.15125 45343.59844

LW12 45558.21911 45542.37711

LW13 45658.30875 45637.81605

LW14 45425.56939 45411.12659

LW15 45298.28167 45271.95417

LW16 45234.07022 45217.93195

LW17 45117.10667 45104.43222

LW18 45038.31673 45029.48327

Page 86: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

73

LAMPIRAN 3

Nilai IGRF

1. Timba Gading

Titik

ke-

Longitude

Latitude

Ketinggian

(m)

IGRF

(nT)

TG1 116.53093 -8.35599 1153 44788.1

TG2 116.53084 -8.35603 1148 44788.2

TG3 116.53075 -8.35607 1145 44788.3

TG4 116.53077 -8.35616 1149 44788.3

TG5 116.53087 -8.35612 1146 44788.3

TG6 116.53096 -8.35609 1145 44788.3

TG7 116.53097 -8.35618 1144 44788.4

TG8 116.53089 -8.35623 1147 44788.3

TG9 116.5308 -8.35626 1148 44788.3

TG10 116.53084 -8.35636 1138 44788.6

TG11 116.53091 -8.35633 1149 44788.3

TG12 116.53099 -8.35627 1152 44788.2

TG13 116.53101 -8.35635 1139 44788.6

TG14 116.53093 -8.3564 1146 44788.4

TG15 116.53084 -8.35642 1145 44788.5

TG16 116.53087 -8.35651 1147 44788.5

TG17 116.53096 -8.35647 1146 44788.5

TG18 116.53104 -8.35644 1144 44788.5

TG19 116.53106 -8.35653 1145 44788.5

TG20 116.53098 -8.35659 1149 44788.4

TG21 116.53088 -8.3566 1145 44788.5

TG22 116.53091 -8.35669 1145 44788.6

TG23 116.53101 -8.35667 1148 44788.5

TG24 116.53108 -8.35661 1143 44788.6

TG25 116.53111 -8.3567 1146 44788.6

TG26 116.53103 -8.35676 1147 44788.6

TG27 116.53093 -8.35677 1147 44788.6

TG28 116.53096 -8.35686 1149 44788.6

TG29 116.53105 -8.35682 1146 44788.6

TG30 116.53113 -8.3568 1146 44788.6

TG31 116.53115 -8.35687 1144 44788.7

TG32 116.53107 -8.35691 1148 44788.6

TG33 116.531 -8.35694 1150 44788.6

Page 87: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

74

2. Sembalun Lawang

Titik

ke-

Longitude

Latitude

Ketinggian

(m)

IGRF

(nT)

LW1 116.5431 -8.36258 1118 44791.4

LW2 116.54308 -8.36251 1132 44791

LW3 116.54305 -8.36245 1142 44790.8

LW4 116.54301 -8.36234 1149 44790.5

LW5 116.54298 -8.36225 1148 44790.5

LW6 116.54295 -8.36217 1147 44790.5

LW7 116.54287 -8.36219 1144 44790.5

LW8 116.54288 -8.3623 1144 44790.6

LW9 116.54292 -8.36238 1149 44790.5

LW10 116.54295 -8.36246 1149 44790.6

LW11 116.54301 -8.36255 1136 44790.9

LW12 116.54304 -8.36263 1136 44791

LW13 116.54294 -8.36264 1133 44791

LW14 116.54292 -8.36256 1137 44790.9

LW15 116.54288 -8.36248 1149 44790.6

LW16 116.54283 -8.3624 1150 44790.5

LW17 116.54279 -8.36232 1150 44790.5

LW18 116.54276 -8.36223 1152 44790.4

Page 88: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

76

LAMPIRAN 4

Peta Kontur Anomali Magnet 2D

1. Timba Gading

Page 89: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

77

2. Sembalun Lawang

Page 90: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

78

LAMPIRAN 5

Reduce to Pole Filter ( Reduksi Kutub )

1. Kakadu (KDU)

Page 91: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

79

2. Nurul Bayan (NRB)

Page 92: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

80

LAMPIRAN 6

Upward Continuation Filter ( Kontinuasi keatas )

1. Kakadu (ketinggian 200 m)

Page 93: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

81

2. Nurul Bayan (Ketinggian 200 m)

Page 94: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

82

LAMPIRAN 7

Peta garis sayatan pemodelan

Page 95: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

83

LAMPIRAN 8

1. Pemodelan tahap 1

Page 96: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

84

2. Pemodelan tahap 2

Page 97: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

85

3. Pemodelan tahap 3

Page 98: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

86

4. Pemodelan akhir

Page 99: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

87

LAMPIRAN 9

Data Statigrafi Lava ( Zubaidah, dkk :2010)

Sembalun Lawang

Timba Gading

Page 100: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

88

No. Lapisan Gambar Informasi

1. Udara D=2670, S=0

2. Qhv

D=2670, S=0.05, M=0.8, MI=34, MD=2

3.

D=2400, S=0.001, M=0.001, MI=34, MD=2

4.

D=2750, S=0.03, M=0.001, MI=12, MD=2

5. Qvl-L/R

D=750, S=0.038, M=1.35, MI(L)=12,

MI(R)=-12, MD=2

6. TQb

D=2800, S=0.038, M=2, MI=0, MD=2

TQp

D=2670, S=0.038, M=2, MI=28, MD=2

7.

D=2850, S=0.001, M=0.001, MI=-12, MD=2

8. Reservoir #1

D=2740, S=0.07, M=0.4, MI=0, MD=2

9. Reservoir #2

D=2740, S=0.001, M=0.001, MI=-12, MD=2

10. Reservoir #3

D=2740, S=0.03, M=0.4, MI=-34, MD=2

11. Batuan Sedimen

Rendah

D=2500, S=0.01, M=2, MI=52, MD=2

12. D=2900, S=0.001, M=0.001, MI=52, MD=2

13. Laut dangkal

D=1030, S=0

14. Laut dalam D=2740, S=0

15. Saluran Magma D=2950, S=0

16. Batuan Basemen

D=2760, S=0.001

* ‘S’ adalah notasi untuk nilai Suseptibilitas.

Page 101: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

89

LAMPIRAN 10

Peta Ketersediaan air (BWSNT, 2020)

Page 102: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

90

Peta Ketersediaan air daerah Sembalun

Timba Gading

Sembalun Lawang

Page 103: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

91

LAMPIRAN 11

Nilai Suseptibilitas Magnetik Bebatuan (Telford dkk, 1990)

Jenis Kisaran (x10-3) Rata-rata (x10-3)

Sedimen

Dolomite 0-0,9 1

Limestone 0,3 0,3

Sandstone 0-20 0,4

Shales 0,01-15 0,6

Rata-rata 48 Batuan Sedimen 0-18 0,9

Metamorf

Amphibolite 0,7

Sekis 0,3-3 1,4

Filit 1,5

Gneiss 0,1-25

Kuarsa 4

Serpentinit 3-17

Slate 0-35 6

Rata-rata 61 batuan Metamorf 0-70 4,2

Batuan Beku

Granit 0-50 2,5

Rhiolit 0,2-35

Dolorit 1-35 17

Augit-syenit 30-40

Olivin-Diabas 25

Diabas 1-160 55

Porphiri 0,3-200 60

Gabbro 1-90 70

Basalt 0,2-175 70

Diorit 0,6-120 85

Pyroxenit 125

Peridotit 90-200 150

Andesit 160

Rata-rata batuan beku asam 0-80 8

Rata-rata batuan beku basa 0,5-97 25

Mineral

Graphite 0,1

Kuarsa -0,01

Batu Garam -0,01

Anhydrite, gypsum -0,01

Kalsit (-0,001)-(-0,01)

Coal 0,02

Lempung 0,2

Chalcopyrite 0,4

Page 104: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

92

LAMPIRAN 12

Rangkuman hasil normalisasi data titik 9 lokasi Timba Gading

No. Waktu

(permenit)

Fu(t)

(nT)

Keterangan

5. 8:26 44697.43 diterima

7. 8:28 44697.41 diterima

8. 8:29 44697.57 diterima

9. 8:30 44697.83 diterima

10. 8:31 44697.83 diterima

11. 8:32 44698.18 diterima

12. 8:33 44698.22 diterima

13. 8:34 44698.36 diterima

14. 8:35 44698.47 diterima

15. 8:36 44698.64 diterima

16. 8:37 44698.55 diterima

17. 8:38 44698.56 diterima

18. 8:39 44698.46 diterima

19. 8:40 44698.34 diterima

20. 8:41 44698.24 diterima

21. 8:42 44698.28 diterima

22. 8:43 44698.27 diterima

23. 8:44 44698.39 diterima

24. 8:45 44698.44 diterima

25. 8:46 44698.45 diterima

26. 8:47 44698.54 diterima

27. 8:48 44698.53 diterima

28. 8:49 44698.74 diterima

29. 8:50 44698.78 diterima

30. 8:51 44698.84 diterima

31. 8:52 44698.88 diterima

32. 8:53 44699.19 diterima

33. 8:54 44699.38 diterima

34. 8:55 44699.29 diterima

35. 8:56 44699.11 diterima

36. 8:57 44699.35 diterima

37. 8:58 44698.95 diterima

38. 8:59 44698.91 diterima

39. 9:00 44698.74 diterima

40. 9:01 44698.82 diterima

41. 9:02 44698.84 diterima

42. 9:03 44698.82 diterima

43. 9:04 44698.72 diterima

Page 105: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

93

44. 9:05 44698.64 diterima

45. 9:06 44698.72 diterima

46. 9:07 44698.47 diterima

47. 9:08 44698.68 diterima

48. 9:09 44698.73 diterima

49. 9:10 44698.91 diterima

50. 9:11 44698.88 diterima

51. 9:12 44699.01 diterima

52. 9:13 44698.73 diterima

Data yang diseleksi dalam tahap normalisasi data

Baris data ke- Waktu

(permenit)

Fu(t)

(nT)

Keterangan

1. 8:22 44697.26 Tereliminasi

2. 8:23 44697.33 Tereliminasi

3. 8:24 44697.3 Tereliminasi

4. 8:25 44697.37 Tereliminasi

6. 8:27 44697.3 Tereliminasi

Page 106: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

94

LAMPIRAN 13

Rangkuman hasil koreksi harian titik 9 lokasi Timba Gading

No. Waktu

(menit)

Fu(t)

(nT)

Fs(t) KDU

(nT) Fs(t)-𝐹𝑠̅̅ ̅

(nT)

Fu(t)-[ Fs(t)-𝐹𝑠̅̅ ̅]

(nT)

Ket.

1. 8:22 44697.26 x

2. 8:23 44697.33 x

3. 8:24 44697.3 x

4. 8:25 44697.37 x

5. 8:26 44697.43 46192.06 -3.94 44701.37 √

6. 8:27 44697.3 x

7. 8:28 44697.41 46192.22 -3.78 44701.19 √

8. 8:29 44697.57 46192.33 -3.67 44701.24 √

9. 8:30 44697.83 46192.55 -3.45 44701.28 √

10. 8:31 44697.83 46192.83 -3.17 44701 √

11. 8:32 44698.18 46193.09 -2.91 44701.09 √

12. 8:33 44698.22 46193.24 -2.76 44700.98 √

13. 8:34 44698.36 46193.38 -2.62 44700.98 √

14. 8:35 44698.47 46193.69 -2.31 44700.78 √

15. 8:36 44698.64 46193.74 -2.26 44700.9 √

16. 8:37 44698.55 46194.06 -1.94 44700.49 √

17. 8:38 44698.56 46194.04 -1.96 44700.52 √

18. 8:39 44698.46 46193.84 -2.16 44700.62 √

19. 8:40 44698.34 46193.81 -2.19 44700.53 √

20. 8:41 44698.24 46193.76 -2.24 44700.48 √

21. 8:42 44698.28 46193.96 -2.04 44700.32 √

22. 8:43 44698.27 46194 -2 44700.27 √

23. 8:44 44698.39 46194.03 -1.97 44700.36 √

24. 8:45 44698.44 46194.11 -1.89 44700.33 √

25. 8:46 44698.45 46194.22 -1.78 44700.23 √

26. 8:47 44698.54 46194.37 -1.63 44700.17 √

27. 8:48 44698.53 46194.49 -1.51 44700.04 √

28. 8:49 44698.74 46194.71 -1.29 44700.03 √

29. 8:50 44698.78 46194.71 -1.29 44700.07 √

30. 8:51 44698.84 46195.09 -0.91 44699.75 √

31. 8:52 44698.88 46195.11 -0.89 44699.77 √

32. 8:53 44699.19 46195.54 -0.46 44699.65 √

33. 8:54 44699.38 46195.64 -0.36 44699.74 √

34. 8:55 44699.29 46195.63 -0.37 44699.66 √

35. 8:56 44699.11 46195.79 -0.21 44699.32 √

36. 8:57 44699.35 46195.74 -0.26 44699.61 √

37. 8:58 44698.95 46195.68 -0.32 44699.27 √

38. 8:59 44698.91 46195.61 -0.39 44699.3 √

39. 9:00 44698.74 46195.42 -0.58 44699.32 √

40. 9:01 44698.82 46195.58 -0.42 44699.24 √

41. 9:02 44698.84 46195.71 -0.29 44699.13 √

42. 9:03 44698.82 46195.7 -0.3 44699.12 √

Page 107: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

95

43. 9:04 44698.72 46195.78 -0.22 44698.94 √

44. 9:05 44698.64 46195.62 -0.38 44699.02 √

45. 9:06 44698.72 46195.68 -0.32 44699.04 √

46. 9:07 44698.47 46195.7 -0.3 44698.77 √

47. 9:08 44698.68 46195.71 -0.29 44698.97 √

48. 9:09 44698.73 46195.66 -0.34 44699.07 √

49. 9:10 44698.91 46195.87 -0.13 44699.04 √

50. 9:11 44698.88 46195.92 -0.08 44698.96 √

51. 9:12 44699.01 46196.02 0.02 44698.99 √

52. 9:13 44698.73 46195.89 -0.11 44698.84 √

Page 108: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

96

LAMPIRAN 14

Rangkuman hasil koreksi harian LW1 lokasi Sembalun Lawang

No. Waktu

(menit)

Fu(t)

(nT)

Fs(t) KDU

(nT) Fs(t)-𝐹𝑠̅̅ ̅

(nT)

Fu(t)-[ Fs(t)-𝐹𝑠̅̅ ̅]

(nT)

Ket.

1. 7:53 45411.74 46185.42 -10.58 45422.32 √

2. 7:54 45411.78 46185.41 -10.59 45422.37 √

3. 7:55 45411.8 46185.3 -10.7 45422.5 √

4. 7:56 45411.76 46185.42 -10.58 45422.34 √

5. 7:57 45411.92 46185.91 -10.09 45422.01 √

6. 7:58 45412.01 46185.92 -10.08 45422.09 √

7. 7:59 45411.25 46185.71 -10.29 45421.54 √

8. 8:00 45411.17 46185.51 -10.49 45421.66 √

9. 8:01 45410.98 46185.42 -10.58 45421.56 √

10. 8:02 45410.78 46185.38 -10.62 45421.4 √

11. 8:03 45410.84 46185.53 -10.47 45421.31 √

12. 8:04 45411.39 46185.89 -10.11 45421.5 √

13. 8:05 45411.25 46185.85 -10.15 45421.4 √

14. 8:06 45410.6 46185.57 -10.43 45421.03 √

15. 8:07 45410.77 46185.41 -10.59 45421.36 √

16. 8:08 45410.65 46185.49 -10.51 45421.16 √

17. 8:09 45410.06 46185.1 -10.9 45420.96 √

18. 8:10 45409.17 46184.26 -11.74 45420.91 √

19. 8:11 45408.62 46183.68 -12.32 45420.94 √

20. 8:12 45408.2 46183.09 -12.91 45421.11 √

21. 8:13 45407.99 46182.72 -13.28 45421.27 √

22. 8:14 45408.44 46183.02 -12.98 45421.42 √

23. 8:15 45408.8 46183.11 -12.89 45421.69 √

24. 8:16 45409.02 46183.14 -12.86 45421.88 √

25. 8:17 45409.2 46183.29 -12.71 45421.91 √

26. 8:18 45409.7 46183.73 -12.27 45421.97 √

27. 8:19 45410 46184.14 -11.86 45421.86 √

28. 8:20 45409.75 46184.33 -11.67 45421.42 √

29. 8:21 45409.83 46184.49 -11.51 45421.34 √

30. 8:22 45410.08 46184.38 -11.62 45421.7 √

31. 8:23 45410.22 46184.6 -11.4 45421.62 √

32. 8:24 45410.79 46184.94 -11.06 45421.85 √

33. 8:25 45411.14 46185.62 -10.38 45421.52 √

34. 8:26 45410.98 46185.47 -10.53 45421.51 √

35. 8:27 45411.02 46185.62 -10.38 45421.4 √

36. 8:28 45411.24 46185.79 -10.21 45421.45 √

37. 8:29 45411.38 46185.79 -10.21 45421.59 √

38. 8:30 45411.28 46185.82 -10.18 45421.46 √

39. 8:31 45411.25 46185.81 -10.19 45421.44 √

40. 8:32 45411.52 46186 -10 45421.52 √

41. 8:33 45411.67 46186.04 -9.96 45421.63 √

42. 8:34 45411.72 46186.05 -9.95 45421.67 √

Page 109: tugas akhir - Perpustakaan Fakultas Teknik

97

43. 8:35 45411.82 46186.25 -9.75 45421.57 √

44. 8:36 45411.92 46186.34 -9.66 45421.58 √

45. 8:37 45412.01 46186.1 -9.9 45421.91 √

46. 8:38 45412.17 46186.31 -9.69 45421.86 √

47. 8:39 45412.33 46186.31 -9.69 45422.02 √